Anda di halaman 1dari 6

INDUSTRIAL POLLUTION CONTROL TECHNOLOGY ASSIGNMENT

This review was made to fulfill assignments in the course


(Industrial Pollution Control Technology)
Supporting lecturer:
Ust. Ilham Mufandi, S.T., M.Eng.

Arranged by:
Raka Wyztyo Alana Prathista (412020621013)

AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY DEPARTMENT


FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
DARUSSALAM GONTOR UNIVERSITY
2021/2022
Writer Hendri Iyabu, Ishak Isa
Publication Year 2019
Reviewer Raka Wyztyo Alana Prathista
Journal Title Biokonversi Limbah Tongkol Jagung Menjadi Bioetanol Sebagai
Bahan Bakar Alternatif Terbarukan
Publisher Jambura Journal of Chemistry
Research purposes - Mengubah limbah tongkol jagung menjadi bioetanol sebagai
bahan bakar

Methodology Kuantitatif
Discussion result - pada saat pengukuran kadar glukosa, yang memiliki kadar
glukosa paling banyak terdapat pada hidrolisis menggunakan
larutan 0,3M sehingga hasil hidrolisis dengan menggunakan
larutan H2SO4 0,3 M inilah yang paling bagus digunakan
untuk proses fermentasi.
- fermentasi hari ke 3 (2%), hari ke 5 dan ke 7 (5%), dan pada
hari ke 9 (3%). Kadar bioetanol yang terukur dengan
menggunakan alkoholmeter, hasil perhitungan kadar bioetanol
dapat dilihat pada tabel

- fermentasi hari ke 3 mikroba yang tumbuh hanya sedikit (1,9


x 106 CFU/mL) dikarenakan Saccharomyces cerevisiae masih
dalam fase lag.
- Pada saat fermentasi 9 hari (1,2 x 106 CFU/mL) mikroba
sudah mulai berkurang karena banyak yang mati, hal ini
disebabkan karena ketersediaan nutrisi pada medium sudah
mulai berkurang sehingga mikroba mengubah bioetanol
menjadi asam asetat yang mengakibatkan penurunan kadar
bioetanol.
Conclusion Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa, kadar glukosa terbanyak terdapat pada
sampel yang dihidrolisis menggunakan H2SO4 0,3 M yaitu 0,161%.
Kadar bioetanol terbanyak dihasilkan pada fermentasi hari ke 5 dan
fermentasi hari ke 7. Kadar bioetanol yang dihasilkan pada fermentasi
hari ke 3 (2,08%), fermentasi hari ke 5 (5,21%), fermentasi hari ke 7
(5,21%), dan fermentasi hari ke 9 (3,13%).

Writer Refid Ruhibnur, Nur Aida, Anto Susanto, Tardi Kurniawan,


Rosmalinda
Publication Year 2019
Reviewer Raka Wyztyo Alana Prathista
Journal Title Optimalisasi Limbah Tongkol Jagung pada Pembuatan Bioetanol dan
Karakteristiknya dengan Perlakuan Periode Fermentasi dan
Konsentrasi Ragi
Publisher JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI
Research purposes Pemanfaatan tongkol jagung menjadi bioetanol
Methodology Eksperimental faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Discussion result Kadar Etanol
Hasil uji lanjut (p < 0,05) menunjukkan nilai rata-rata kadar etanol
tertinggi berada pada konsentrasi penambahan ragi 15% dengan
periode lama penyimpanan 7 hari dengan nilai kadar etanol 34.53 v/v.
Peningkatan penambahan ragi dengan periode lama simpan yang
semakin lama cenderung menyebabkan kenaikan nilai kadar etanol
secara linier (p < 0,05) dengan persamaan Y= 8,55x+11.52, koefisien
determinasi (R2 ) sebesar 74%.

Pada Tabel menunjukan bahwa pada perlakuan periode lama


fermentasi 5 dan 10 hari dengan penambahan ragi 10% (P2K2, dan
P3K2), memiliki nilai kadar etanol tertinggi, dengan nilai 34,53 v/v
dan 34,23 v/v. Hal ini diduga bahwa masa optimum pembentukan
etanol dari gula (karbohidrat), terjadi pada saat fermentasi 5 hari, dan
akan terjadi penurunan pada fermentasi 10 hari

pH.

Pada Tabel 3 menunjukan bahwa kecenderungan nilai angka pH pada


semua perlakuan hampir sama, semua perlakuan memiliki nilai pH
rendah (asam), dengan rentang antara pH 3,27 - 3,77. Bila nilai pH
bahan bakar bioetanol < 6,5, dapat terjadi aus pada injektor bahan
bakar dan silinder mesin, serta pompa bahan bakar dapat gagal
bekerja. Jika nilai pH > 9,0 maka bagian plastik dari pompa bahan
bakar bisa rusak. Berbagai dampak buruk tersebut dapat dikurangi
bila kadar bioetanol yang dicampur dengan bensin sekitar 10%-v.
nilai viskositas sebesar 77% dipengaruhi oleh penambahan
konsentrasi ragi dan periode lama penyimpanan. Nilai rata-rata
viskositas bioetanol perlakuan periode lama penyimpanan (P) dengan
perlakuan konsentrasi ragi (K) yang ditambahkan pada berbagai
perlakuan

Viskositas

Tabel menunjukan bahwa interaksi antara perlakuan periode lama


fermentasi dengan perlakuan konsentrasi ragi berpengaruh sangat
nyata terhadap nilai viskositas bioetanol tongkol jagung yang
dihasilkan. Dengan meningkatnya konsentrasi y = -0.4975x + 4.5817
R² = 0.7726 y = -0.12x + 3.3317 R² = 0.6726 y = -0.1675x + 3.365 R²
= 0.7724 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 P1 P2 P3 Nilai Viskositas (ppt)
Lama Simpan (Hari) Linear (K1) Linear (K2) Linear (K3) 90
penambahan ragi dan semakin lama periode simpan, maka nilai
viskositas bioetanol cenderung akan semakin menurun/berkurang.
Pada Tabel 4. menunjukan bahwa nilai angka viskositas bioetanol
berada di kisaran antara 2,92 ppt sampai 4,24 ppt. Nilai viskositas
terendah pada perlakuan lama fermentasi 7 hari dengan penambahan
ragi 15% (P3K3), dan tertinggi pada perlakuan lama fermentasi 3 hari
dengan penambahan ragi 5% (P1K1).

Kenampakan Visual Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna,


berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur
dalam air dengan segala perbandingan. Secara visual, hasil bioetanol
yang dihasilkan tidak berwarna/jernih, dengan bau khas bioetanol
tongkol jagung, dan tidak terdapat endapan.
Conclusion Dari hasil penelitian yang terbaik berdasarkan parameter nilai kadar
etanol, pH, maupun viskositas bioetanol yang dihasilkan yaitu
perlakuan P2K2 (penambahan konsentrasi ragi 10% dengan lama
waktu fermentasi 5 hari), dengan nilai bioetanol yang dihasilkan
memiliki nilai kadar etanol sebesar 34.57 (% v/v), pH sebesar 3.5,
nilai viskositas sebesar 3,00 ppt, nilai kadar gula 0 % brix, dan
memiliki warna secara visual jernih.

Writer Purwono Nugroho, Rasmus Daramean, Hadi Prasetyo


Publication Year 2016
Reviewer Raka Wyztyo Alana Prathista
Journal Title Pembuatan Bioetanol Dari Bonggol Jagung
Publisher Jurnal Inovasi Proses
Research purposes - Mempelajari pengaruh waktu hidrolisis, suhu hidrolisis,
penambahan ragi pada starter dan pengaruh waktu fermentasi
terhadap kadar alkohol.
- Menghitung kadar bioetanol dari hasil distilasi.
- Memberikan informasi tentang pemanfaatan bonggol jagung
sebagai bioetanol
Methodology Metode Kuantitatif Deskriptif
Discussion result Proses pembuatan bioetanol dari bonggol jagung ini melalui 3 proses,
yaitu hidrolisis dengan asam (H2SO4 0,5N), fermentasi dengan ragi
roti (fermipan), dan destilasi pada suhu 100 C. Penelitian dilakukan
dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pemanas,pengaduk, dan
pendingin balik.
Dengan menggunakan 40 gram serbuk tongkol jagung, pada proses
hidrolisis dengan volume H2SO4 0,5N 300mL,dan pengadukan
140rpm dengan variasi waktu hidrolisis (0,5 jam, 1 jam,1,5 jam, 2
jam, dan 2,5 jam) dan suhu (80 C, 90 C, 100 C, 110 C, dan 120 C).
Lalu pada proses fermentasi, dilakukan penambahan ragi sebanyak 3
gram dan urea 0,1 gram. Dengan lama fermentasi 2 hari.Lalu di
destilasi dengan suhu 100 C selama 2-3 jam. Dalam penelitian ini
juga mempelajari pengaruh penambahan ragi dan waktu fermentasi
terhadap kadar etanol. Penambahan ragi (fermipan) 1–5 gram
sedangkan waktu fermentasi 1-5 hari.
Hasil analisis kadar etanol dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut, dengan waktu hidrolisis 0,5 jam dan suhu 100 C
kadar etanol 0,056%. Dengan waktu hidrolisis 1 jam dan suhu 100 C
kadar etanol 0,101%. Dengan waktu hidrolisis 1,5 jam dan suhu
100oC kadar etanol 0,18%. Dengan waktu hidrolisis 2 jam dan suhu
100oC kadar etanol 0,26%. Dengan waktu hidrolisis 2,5 jam dengan
suhu 100oC kadar etanol 0,22%. Dengan waktu 2 jam dan suhu 80 C
kadar etanol 0,83%. Dengan waktu 2 jam dan suhu 90 C kadar etanol
0,99%. Dengan waktu hidrolisis 2 jam dan suhu 100 C kadar etanol
1,01%. Dengan waktu hidrolisis 2 jam dan suhu 110 C kadar etanol
0,94%. Dengan waktu hidrolisis 2 jam dan suhu 120 C kadar etanol
0,9%.Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimal penambahan ragi
diperoleh dengan kadar 0,43% yaitu pada penambahan ragi 3 gram
sedangkan waktu fermentasi yang optimal dengan kadar etanol 0,66%
dengan waktu fermentasi 3 hari
Conclusion - Waktu hidrolisis berpengaruh pada hasil kadar etanol. Dan
waktu optimal pada Hidrolisis diperoleh pada waktu 2 jam.
dengan kadar etanol sebesar 0,26%
- Suhu hidrolisis berpengaruh pada hasil kadar etanol. Dan suhu
optimal pada hidrolisis diperoleh pada suhu 1000 C.
- Proses optimal terjadi pada waktu hidrolisis 2 jam dengan
suhu 1000 C dengan kadar etanol sebesar 1,01%.
- Penambahan ragi yang optimal dengan kadar etanol 0,43%
berada pada penambahan ragi 3 gram
- Waktu fermentasi yang optimal dengan kadar etanol 0,66%
berada pada waktu fermentasi 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai