ABSTRACT
4,8
dilakukan aktivasi, hal ini mengindikasikan
bahwa proses aktivasi yang dilakukan 4,6 ZTA
diperkirakan merusak struktur alumina dan 4,4 ZTB
silika dari zeolit yang dapat memperkecil luas 4,2
permukaannya. Selain itu suhu kalsinasi yang
4
tinggi juga membuat luas permukaan zeolit 0 100 200 300
semakin kecil, karena kalsinasi ditujukan untuk Ukuran Pori Zeolit (mesh)
mendapatkan kristalinitas yang baik. Semakin
tinggi suhu kalsinasi, semakin baik kristalnya, Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Ukuran
semakin besar pula ukurannya sehingga Pori Zeolit terhadap Peningkatan
menurunkan luas permukaan efektifnya. Kadar Bioetanol
atau kotoran
Dari grafik dapat di atas dapat dilihat No. Bioetanol Warna Bau
bahwa peningkatan kadar bioetanol dengan 3 ZTA; 200 Jernih dan Khas
menggunakan zeolit alam teraktivasi basa lebih mesh terang, tidak etanol,
rendah dibandingkan peningkatan kadar ada endapan tidak asam
bioetanol menggunakan zeolit alam tanpa atau kotoran
aktivasi. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya 4 ZTB; 60 Jernih dan Khas
luas permukaan zeolit setelah proses aktivasi mesh terang, tidak etanol,
yang menyebabkan menurunnya kemampuan ada endapan tidak asam
penyerapan air oleh zeolit sehingga kenaikan atau kotoran
kadar bioetanolnya juga rendah. 5 ZTB; 100 Jernih dan Khas
Pada proses distilasi-adsorsi dengan variasi mesh terang, tidak etanol,
ukuran pori zeolit peningkatan kadar bioetanol ada endapan tidak asam
mengalami kenaikan sesuai dengan semakin atau kotoran
kecilnya ukuran pori zeolit. Hal ini sesuai 6 ZTB; 200 Jernih dan Khas
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin mesh terang, tidak etanol,
besar luas permukaan adsorben akan ada endapan tidak asam
menyebabkan kontak antara zeolit dengan air atau kotoran
akan semakin besar sehingga hasil penyerapan Warna dan bau bioetanol yang dihasilkan
etanol semakin banyak. dari hasil pemurnian menggunakan zeolit
Adsorben berukuran kecil dengan luas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
permukaan yang besar akan memberikan Kualitas Bioetanol yang dapat digunakan
jumlah partikel yang lebih banyak dari sebagai bioetanol untuk campuran bahan bakar
adsorben berukuran besar untuk massa yang (gasohol) [SNI 7390-2008].
sama [Lee, 2003]. Semakin besar luas
permukaan adsorben maka semakin banyak 3.5.2Densitas, Viskositas, dan pH Bioetanol
pori yang dimiliki per satuan partikel adsorben. Hasil uji densitas, viskositas, dan pH
Hal ini menyebabkan etanol yang diserap bioetanol dari proses distilasi-adsorpsi dapat
semakin banyak [Prayitno, dkk., 2009 ]. dilihat pada tabel 3.4 berikut.
3.5 Karakteristik Sifat Fisika Bioetanol Tabel 3.4 Densitas, Viskositas, dan pH
Karakteristik sifat fisika bioetanol hasil Bioetanol Hasil Proses Distilasi-Adsorpsi
pemurnian dengan proses distilasi-adsorpsi Densitas Viskositas pH
meliputi penampakan fisik berupa warna, bau, No. Bioetanol (g/ml) (Cp)
densitas, viskositas, dan pH. H S H S H S
ZTA; 60
1 0,80 1,08 6,7
3.5.1 Warna dan Bau Bioetanol mesh
Hasil penampakan fisik dan bau ZTA; 100
2 0,77 0,90 6,6
bioetanol yang dihasilkan dari proses distilasi- mesh
ZTA; 200
adsorpsi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. 3 0,81 1,09 6,5
mesh 6,5-
Tabel 3.3 Warna dan Bau Bioetanol Hasil 0,79 1,17
ZTB; 60 9,0
Proses Distilasi-Adsorpsi 4 0,76 1,07 6,6
mesh
No. Bioetanol Warna Bau ZTB; 100
5 0,82 1,09 6,5
1 ZTA; 60 Jernih dan Khas mesh
mesh terang, tidak etanol, ZTB; 200
6 0,82 1,08 6,5
ada endapan tidak asam mesh
atau kotoran Keterangan:
2 ZTA; 100 Jernih dan Khas H: Hasil uji
mesh terang, tidak etanol, S: Standar
ada endapan tidak asam
Densitas dan viskositas bioetanol hasil Agusetiani L, Pardoyo, Subagio A, 2012.
proses distilasi-adsorpsi mendekati nilai Pembuatan Nanozeolit Dari Zeolit
densitas dan viskositas etanol teknis standar. Alam Secara Top Down Menggunakan
Nilai pH bioetanol hasil proses distilasi- High Energy Dan Aplikasinya Untuk
adsorpsi memenuhi nilai standar pH bioetanol Penyerapan Ion Fe3+. Skripsi. Fakultas
sesuai dengan SNI 7390 tahun 2008. Sains dan Matematika, Universitas
Diponegoro. Semarang
4. Kesimpulan Badan Pusat Statistik, 2012, Produksi Buah-
Kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian buahan Menurut Provinsi,
ini sebagai berikut. Http://www.bps.go.id/produksi, diakses
1. Fermentasi dari kulit nanas dapat pada 10 Juni 2013, pukul 15.00 WIB.
menghasilkan bioetanol yang memenuhi Condon JB. 2006. Surface Area and Porosity
standar SNI untuk uji fisik dan kadar Determinations by Physisorption
etanol measurements and theory. Amsterdam.
2. Proses yang paling efektif untuk Elsevier.
pemurnian etanol adalah proses distilasi- Junaidi, B.A, Abdullah, dan Gunawan. (2012).
adsorbsi dengan adsorben zeolit alam Kajian Produksi Biodiesel dan
tanpa aktivasi dengan ukuran pori 200 Bioetanol Berbasis Mikroalga Secara
mesh. Simultan, Laporan Penelitian, Fakultas
MIPA, Universitas Lampung,
5. Saran Lampung.
Pada produksi bioetanol dari kulit nanas Khairani, R. 2007. Tanaman jagung sebagai
selanjutnya direkomendasikan untuk bahan bio-fuel.
melakukan analisa komposisi kimia bioetanol http://www.macklintmip-unpad.net/Bio-
hasil pemurnian sesuai dengan standar fuel/Jagung/Pati.pdf, diakses pada 25
pengujian yang tercantum pada SNI tahun Juli 2013, pukul 15.00 WIB.
2008. Lee, Y.,J., Kim, J.,H., Kim, S.,H., Hong, S.,B.,
& Seo, G. (2008). Nanocrystalline Beta
6. Ucapan Terimakasih Zeolite : An Efficient Solid Acid
Penulis mengucapakan terimakasih kepada Catalyst For The Liquid Phase
Bapak Said Zul Amraini, ST., MT dan Bapak Degradation of High-Density
Chairul ST., MT yang telah membimbing dan Polyethylene. Apllied Catalyst B :
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat Enviromental 83 (2008) 160-167.
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian Oktaviani, R. 2013. Produksi Etanol dari
ini. Mama, papa dan adik-adik tersayang, Limbah Kulit Nanas dengan Metode
terima kasih atas doa dan kasih sayangnya Solid State Fermentation (SSF)
selama ini. Terhadap Variasi Waktu dan Variasi
Ukuran Partikel Substrat. Laporan
Daftar Pustaka Penelitian, Fakultas Teknik, Universitas
Ackley, M.W., Rege, S.U., Saxena, H., 2003, Riau, Pekanbaru.
Application of Natural Zeolites in The Prihandana, R. (2007). Bioetanol Ubi Kayu
Purification and Separation of Gases, Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta:
Journal Microporous and Mesoporous Agromedia.
Materials 61, 25-42. Prayitno, Umi S, 2009, Penentuan Kecepatan
Aditya, F. L. 2011. Pembuatan Bioetanol dari Adsorpsi Boron Dalam Larutan
Nira Sorgum menggunakan Bakteri Zirkonium Dengan Zeolit, Prosiding
Zymomonas mobilis dengan Variasi Seminar Nasional V Sdm Teknologi
Volume Inokulum, Laporan Penelitian, Nuklir, Sttn Batan, Yogyakarta, Issn
Teknik Kimia Universitas Riau, 1978 – 0176.
Pekanbaru.
Rahmatullah DKA, Wiradini G, Ariyanto NP.
2007. Pembuatan adsorben dari zeolit
alam dengan karakteristik adsorben
properties untuk kemurnian bioetanol.
Laporan akhir. Bandung. Fakultas
teknologi industri. Institut teknologi
bandung.
SNI 7390-2008. Standar Nasional Indonesia
Kualitas Bioetanol. Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
Teresa M. M., Antonio A. M. dan Caetano,
N.S. 2010. Microalgae for Biodiesel
Production and Other Applications: A
Review, Renewable and Sustainable
Energy, 14 217-232.
Yuliusman , Widodo W.P, Yulianto S.N,Yuda
P. 2010. Preparasi Zeolit Alam
Lampung Dengan Larutan Hf, Hcl Dan
Kalsinasi Untuk Adsorpsi Gas CO.
Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Universitas Indonesia. Depok
Zuhaidha, N. 2012. Zeolit Alam Teraktivasi
Basa Untuk Pemurnian Bioetanol.
Skripsi, Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.