Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan Bioetanol dengan Proses Fermentasi Nira Aren Menggunakan

Saccharomyces cereviceae dengan Variasi pH Awal dan Waktu Fermentasi

Tri Ariyani1,Chairul2, Sri Rezeki Muria2


1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km. 12,5 Pekanbaru 28293
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km. 12,5 Pekanbaru 28293
Telp.082383832202; ariyanitri@gmail.com

ABSTRACT

Bioethanol is an alternative fuel that produced from plant materials containing starch, sugar,
and cellulose through a process of fermentation, and also bioethanol is environmentally
friendly and renewable natural resources. Palm juice is one of potential materials to be
processed into bioethanol. Availability of sugar palm land in Indonesia makes sugar palm
juice has the potential to be processed into bioethanol. Fermentation process using yeast
Saccharomyces cereviceae, glucose is converted into bioethanol and carbon dioxide. This
research was observed the effect of variation in pH 4,5; 5,0; 5,5; 6,0 and variations of
fermentation time of 24, 36, 48, 60 dan 72 hours. Fermentation took place at room temperature
(25 - 30 0C) and stirring speed of 200 rpm. Ethanol concentrations were analyzed using
alcoholmeter. The optimum fermentation process was shown on the pH 4,5 fermentation time
of 72 hours with ethanol concentrations obtained 7% (v / v) or 55,25 mg / ml.

Keyword : Bioethanol, fermentation, Palm juice, Saccharomyces cereviceae.


1. Pendahuluan palma yang multifungsi, karena seluruh
Kebutuhan bioetanol di dunia untuk bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.
berbagai penggunaan semakin bertambah Produk yang bernilai ekonomis dari tanaman
beberapa tahun belakangan ini. Pada tahun aren adalah air sadapannya yaitu nira.Akan
2010, konsumsi etanol di dunia diperkirakan tetapi pemanfaatan dan pemahaman
mencapai 82,13 juta liter dan ditahun 2015 masyarakat setempat tentang produksi nira
diperkirakan meningkat 171,23 juta liter. aren sebagai bahan bakubioetanol sebagai
[Tim Molindo Industrial, 2010]. pengganti BBM masih sangat terbatas.
Pertumbuhan ini dikarenakan banyaknya Selain itu tanaman aren bukan merupakan
negara di dunia yang mendorong bahan pangan pokok, sehingga tanaman aren
penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar. dapat dengan leluasa digunakan sebagai
Di Indonesia, industri bioetanol mengalami bahan baku pembuatan bioetanol tanpa harus
perkembangan yang cukup pesat, hal ini khawatir terjadi persaingan untuk bahan
didukung oleh tersedianya bahan baku pangan pada tanaman aren (Wahongan dan
tumbuh-tumbuhan yang melimpah berupa: Gosal, 2013).Dalam keadaan segar nira
bahan berpati seperti umbi-umbian, bahan berasa manis, berbau khas nira dan tidak
bergula seperti molasses (tetes tebu), nira berwarna. Nira aren mengandung beberapa
tebu, nira aren, nira kelapa, nira nipah dan zat gizi antara lain karbohidrat, protein,
lain-lain, serta bahan berselulosa seperti lemak dan mineral. Rasa manis pada nira
limbah kayu, jerami padi, dan batang pisang disebabkan karena kandungan gulanya
Menurut Effendi [2010], aren adalah mencapai 11,18%[Rumokoi, 1990]. Hasil
salah satu tumbuhan yang memiliki potensi analisa komposisi kimia nira aren segar
sebagai sumber bahan baku pembuatan disajikan pada Tabel 1.
bioetanol. Tanaman aren termasuk jenis

JOM FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 1


Tabel 1. Komposisi Kimia Aren 2.2 Metode Penelitian
Komponen Kandungan (%) 2.2.1 Persiapan Bahan Baku
Karbohidrat : 11,18 Bahan baku yang digunakan dalam
- Glukosa 3,70 penelitian ini adalah nira aren. Untuk
- Fruktosa 7,48 menjaga kemurnian nira aren ini maka pada
Protein 0,28 saat penyadapan diusahakan tidak ada
Lemak kasar 0,01 sampah, kotoran atau bahan lainnya yang
Abu : 0,35 masuk. Selain itu agar nira tidak terkonversi
- Kalsium (Ca) 0,06 oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang
- Posfor (P2O5) 0,07 menyebabkan asam pada nira aren maka
Vitamin C 0,01 dijaga pada kondisi tetap dingin. Setelah itu
Air 89,23 nira aren dianalisa kadar gula awalnya
Sumber : [Rumokoi, 1990]. dengan metode Nelson-Somogyi
Nira aren selanjutnya akan menggunakan alat Spektrofotometer Sinar
dikembangkan menjadi bahan baku Tampak.
pembuatan bioetanol dengan cara di 2.2.2Persiapan Inokulum Yeast
fermentasi menggunakan mikroorganisme. Pembuatan inokulum yeast bertujuan
Fermentasi adalah perubahan gula yang untuk mengadaptasikan sel yeast terhadap
terkandung di dalam substrat menjadi media fermentasi. Dengan adanya adaptasi
alkohol dan karbon dioksida oleh mikroba, diharapkan fase lambat sebagai tahap awal
terutama oleh Saccharomyces cereviceae. fermentasi dilewati.Tahapan persiapan
Saccharomyces cereviceae tumbuh optimum inokulum yeast dapat dilihat pada Gambar 1.
pada suhu 25-30oC dan maksimum pada 35-
47oC.pH pertumbuhan yang baik antara 4-6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
fermentasi untuk menghasilkan etanol
adalahpH, temperatur, konsentrasi glukosa di
dalam substrat, nutrisi, jenis yeast yang
digunakan, aerasi, dan agitasi.

2. Bahan dan Metodologi Gambar 1.(a) Pembuatan inokulum yeast


2.1 Bahan dan Peralatan dan (b) inokulum di shaker
Bahan baku utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nira aren yang diperoleh Saccharomyces cereviceae dari ragi
dari Kec. Batang Gansal, Kabupaten kemasan diinokulasidalam 200 ml
Indragiri Hulu. Yeast yang digunakan yaitu medium(0,4 gr/L (NH2)2CO; 1 gr/L yeast
Saccharomyces cereviceae dari ragi kemasan extract; 0,5 gr/L NH4H2PO4 dan nira aren)
merk Saf-Instan yang diperoleh dari toko dalam erlenmeyer 500 ml. Sebelum
sembako. Serta bahan-bahan kimia lain diinokulasi, medium disterilisasi uap dalam
seperti (NH2)2CO (Urea), NH4H2PO4 (NPK), autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit,
yeast extract, aquades, H2SO4 dan NaOH. kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
Peralatan yang digunakan adalah reaktor Setelah dingin 20 gr/Lyeast dimasukan ke
dua liter berpengaduk, autoclave, shaker, dalam medium lalu diaduk dengan
timbangan analitik, cuvet, gelas kimia, menggunakan shaker selama 24 jam. Fungsi
tabung reaksi, gelas ukur, pH meter, corong, shaker adalah mempermudah difusi oksigen
erlenmeyer, pipet tetes,kain kasa, kapas, ke dalam medium dan campuran menjadi
alkoholmeter, sentrifugasi, spektrofotometer, homogen.
dan rotary evaporator.

JOM FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 2


2.2.3 Persiapan Medium Fermentasi hasil fermentasi dari pengotornyaberupa
Medium fermentasi yang digunakan sisa-sisa nutrisi, biomassa dan lain-lain.
berupa nira aren. Selanjutnya ditambahkan Bioetanol yang dihasilkan diukur kadarnya
nutrisi yang terdiri dari 1 g/L gramyeast menggunakan alat alkoholmeter.Konsentrasi
extract; 0,4 g/L (NH2)2CO (Urea) dan 0,5 bioetanol yang diperoleh pada masing
g/L NH4H2PO4 (NPK) kedalam medium masing variabel penelitian dapat dilihat pada
fermentasi. Kemudian divariasikan pHnya Gambar 3 berikut ini.
4,5; 5,0;5,5; dan 6,0. Selanjutnya medium
fermentasi disterilkan dalam autoclave pada
suhu 121oC selama 15 menit, lalu dinginkan
sampai suhu kamar.
2.2.4 Proses Fermentasi
Proses fermentasi dimulai dengan
menambahkan sejumlah inokulum yeast ke
dalam medium fermentasi (nira aren).
Fermentor yang digunakan adalah reaktor
berukuran dua liter.Kemudian fermentasi
dilakukan pada temperatur kamar dengan Gambar 3.Kurva Hubungan Antara pH
kecepatan pengadukan 200 rpm. Waktu Awal dan Waktu Fermentasi Terhadap
fermentasi selama 96 jam dan divariasikan Konsentrasi Bioetanol
waktu pengambilan sampel pada 24, 48, 72
dan 96 jam untuk mengamati konsentrasi Hasil konsentrasi bioetanol pada pH awal
gula substrat, pengaruh variasi pH awal,dan 4,5menghasilkan kadar bioetanol yang
waktu fermentasi terhadap bioetanol yang tertinggi yaitu 7 %(v/v) pada jam ke-72.
dihasilkan. Untuk pH 5,0 diperoleh konsentrasi
bioetanol tertinggi pada waktu 72 jam yaitu
sebesar 6 % (v/v). Untuk pH 5,5 diperoleh
konsentrasi bioetanol tertinggi pada waktu
72 jam yaitu sebesar 6 % (v/v). Sedangkan
untuk pH 6,0 diperoleh konsentrasi bioetanol
tertinggi pada waktu 72 jam yaitu sebesar 5
% (v/v). Dari Gambar 4.1 dapat dilihat waktu
terbaik pada proses fermentasi adalah 72 jam
dan terjadi pada semua variasi penelitian ini,
sehingga dapat dikatakan bahwa waktu
optimum dari kinerja enzim dan
Gambar 2. Proses Fermentasi Nira Aren yeastSaccharomyces cereviceae adalah pada
waktu ke-72 jam. Hal ini menjelaskan bahwa
3. Hasil dan Pembahasan Saccharomyces cereviceae berada pada fase
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui eksponensial pada jam tersebut. Fase
kondisi optimum proses fermentasi dari nira eksponensial adalah fase dimana sel akan
aren menjadi bioetanolmenggunakan Yeast tumbuh dan membelah diri hingga mencapai
Sacharomyces cereviceae dengan variabel jumlah maksimum. Ketika waktu fermentasi
berubah yaitu pH awal dan waktu fermentasi. melebihi 72 jam terjadi penurunan
Variasi pH awalfermentasi yang digunakan konsentrasi bioetanol yang dihasilkan,
yaitu 4,5; 5,0; 5,5; dan 6,0. Kondisi optimum sehingga dapat dikatakan pada waktu 96 jam
fermentasi nira aren ini diukur setelah Saccharomyces cereviceaesudah mengalami
melalui proses pemisahan menggunakan alat fase stasioner dimana unsur nutrisi sudah
rotary evaporator untuk memisahkan cairan mulai habis. Kadar bioetanol yang tertinggi

JOM FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 3


pada waktu fermentasi 72 jam sebesar 7 % bioetanol semakin rendah (Putra dan Amran,
(v/v) pada pH awal fermentasi 4,5, karena 2009). Hal tersebut dikarenakan pH
adanya aktivitas yeast Saccharomyces mempengaruhi efektivitas enzim yang
cereviceae yang bekerja secara optimal serta dihasilkan mikroorganisme dalam
kegiatan enzim yang tidak terhambat. membentuk kompleks enzim substrat.
Pada awal fermentasi, kadar alkohol Sedangkan pada pH yang lebih tinggi,
yang dihasilkan masih rendah, dengan adaptasi yeast lebih rendah dan aktivitas
bertambahnya waktu fermentasi, maka kadar fermentasinya juga menurun (Putra dan
alkohol yang dihasilkan semakin meningkat. Amran, 2009).
Waktu fermentasi berpengaruh terhadap
hasil bioetanol karena semakin lama 4. Kesimpulan
waktufermentasi akan meningkatkan kadar Adapun kesimpulan yang di dapat dari
bioetanol. Namun bila fermentasi terlalu penelitian ini adalah:
lama maka nutrisi didalam substrat akan 1. Waktu fermentasi berpengaruh
habis dan yeast Saccharomyces cereviceae terhadap hasil bioetanol. Namun bila
tidak bekerja secara optimal untuk fermentasi melebihi waktu optimum
mengkonversi gula karena yeast kekurangan maka nutrisi dalam substrat akan habis
makanan dan mengakibatkan kinerjanya dan yeast tidak lagi dapat
menurun sehingga kadar bioetanol yang memfermentasi gula.
dihasilkan tidak mengalami peningkatan 2. Derajat keasaman (pH) juga berperan
(Setyawati dan Nanik, 2010). Selain itu pada proses fermentasi, karena semakin
konsentrasi bioetanol yang menurun bisa tinggi pH maka akan mempengaruhi
disebabkan oleh bioetanol yang dihasilkan konsentrasi bioetanol yang dihasilkan.
terkonversi menjadi asam asetatkarena 3. Kondisi optimum untuk proses
adanya reaksi oksidasi bioetanol (Purwoko, fermentasi nira aren menggunakan
2007). Saccharomyces Cereviceae adalah
Perlakuan tingkatkeasaman berpengaruh pada pH 4,5 dan waktu 72 jam.
terhadap konsentrasi bioetanol yang Konsentrasi bioetanol yang diperoleh
dihasilkan. Gambar 4.1 memberikan yaitu sebesar 7 % atau 55,25 mg/ml.
informasi bahwa pH 4,5 menghasilkan 4. Nira aren dengan konsentrasi gula
konsentrasi bioetanol tertinggi yaitu sebesar sebanyak 133,97 mg/ml berpotensi
7 %. Hal ini terjadi karena pada pH 4,5 untuk dijadikan bahan baku pembuatan
adaptasi yeast lebih tinggi dan aktivitas bioetanol.
fermentasinya meningkat. Perubahan pH
pada fermentasi dapat menyebabkan 5. Saran
terjadinya proses denaturasi (proses yang Untuk memperoleh ketelitian dari analisa
menyebabkan gangguan terhadap aktivitas kadar bioetanol yang diperoleh dari proses
sel dan kemungkinan kematian sel) sehingga fermentasi nira aren, sebaiknya analisa kadar
menurunkan aktivitas enzim.Pada proses bioetanol dilakukan dengan menggunakan
fermentasi, Saccharomyces cereviceae alat GC (Gas Chromatography).
menghasilkan enzim zimase dan invertase.
Enzim zimase berfungsi sebagai biokatalis 6. Ucapan Terimakasih
yang dapat mengubah glukosa dan fruktosa Penulis mengucapkan terimakasih kepada
menjadi alkohol dan CO2, sedangkan enzim dosen pembimbing yang membantu peneliti
invertase berfungsimengubah sukrosa selama penelitian ini.Terima kasih kepada
menjadi gula invert (glukosa dan fruktosa) kedua orang tua dan keluarga yang telah
(Poedjiadi dan Titin, 2006). memberikan dukungan dan motivasi selama
Pada pH dibawah 4,5 aktifitas enzim ini. Terima kasih kepadarekan-rekan Teknik
akan terhambat sehingga kemampuan Kimia Angkatan 2010 yang telah banyak
mikroba untuk mengurai gula menjadi membantu penulis dalam skripsi ini.

JOM FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 4


Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Daftar Pustaka Industri, Institut Teknologi Nasional,
Bandung.
Effendi, D. S. 2010. Prospek Pengembangan
Sodiq, M. 2012. Fermentasi Nira Nipah
Tanaman Aren (Arenga Pinnata MERR)
Skala Pilot Menjadi Bioetanol
Mendukung Kebutuhan Bioetanol di
menggunakan Saccharomyces
Indonesia.Jurnal Perspektif (9)1: 36-46.
cerevceae.Skripsi Sarjana, Fakultas
Poedjiadi,A dan Titin, S. (2006). Dasar-
Teknik,Universitas Riau : Pekanbaru.
Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Tim Molindo Industrial. 2010. IPO Update
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi
Molindo Raya Industrial. Mega Capital
Aksara: Jakarta
Indonesia
Putra, A.E. dan Amran H. 2009. Pembuatan
Wahongan, C. R. S. dan P. H. Gosal.2013.
Bioetanol Dari Nira Siwalan Secara
Aplikasi Bioetanol Sebagai Hasil
Fermentasi Fase Cair Menggunakan
Fermentasi Nira Aren untuk Penerangan
Fermipan. Jurusan Teknik Kimia,
Rumah Tinggal Pedesaan di Minahasa
Universitas Diponegoro : Semarang.
Tenggara.Jurnal Media Matrasain10:3.
Rumokoi, M. 1990. Manfaat tanaman aren
(Arenga pinnata Merr). Buletin Balitka
No. 10: 21-28. Balai Penelitian Kelapa,
Manado.
Setyawati, H. 2012. Bioetanol dari Kulit
Nenas dengan Variasi Massa
Saccharomyces Cereviceae dan Waktu
Fermentasi.Skripsi Sarjana, Jurusan

JOM FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 5

Anda mungkin juga menyukai