ANALISIS BAHAN BAKAR BIOETANOL E100 DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS
TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR MATIC 4 LANGKAH
Moch Aldino Manako Putra
Abstrak
Bahan bakar merupakan komponen utama dalam proses pembakaran di ruang bakar kendaraan. Untuk meminimalisir
penggunaanbahan bakar fosil yang semakin meningkat maka diperlukan bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Bioetanol
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Bioetanol adalah cairan tak berwarna yang memiliki nilai
oktan108 yang hasil pembakarannya minim nilai gas HC yang dihasilkan serta terbuat dari bahan nabati seperti air cucian beras
(air leri) sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar
bioetanol terhadap daya dan torsi serta Specific FuelConsumption (SFC). Variabel bebas pada penelitian adalah putaran mesin
dimulai dari 4000 RPM, 4500 RPM, 5000 RPM, 5500 RPM, 6000 RPM, 6500 RPM. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
performa mesin yaitu daya, torsi dan SFC. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang melakukan pengujian
secara langsung terhadap objek kajian dalam periode tertentu dan melakukan pencatatan secara sistematis pada hal hal yang diuji.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari penggunaan bahan bakar bioetanol yang memiliki kadar 96% pada variasi
putaran mesin. Daya maksimal yang dihasilkan sebesar 8,28 Hp pada putaran mesin 6500 rpm dan torsi maksimal 9,07 Nm pada
putaran mesin 4250 rpm serta SFC sebesar 0,86 kg/Hp.jam.
Kata kunci : bioetanol, etanol, air leri, bahan bakar alternatif
I. PENDAHULUAN judul “Analisis Bahan Bakar Bioetanol E100 dari Limbah Air
Permasalahan lingkungan yang terjadi mengenai menipisnya Cucian Beras Terhadap Performa Mesin Sepeda Motor Matic
bahan bakar fosil dan pemanasan global salah satunya 4 Langkah” untuk mengetahui pengaruh bioetanol dari limbah
disebabkan oleh penggunaan berlebih bahan bakarfosil. Oleh air cucian beras terhadap performa motor bensin 4 langkah 119
karena itu saat perlu dilakukan usaha observasi dan cc dan mengatahui konsumsi bahan bakar dari penggunaan
pengembangan teknologi mengenan bahan bakar alternatif.
Salah satu bahan bakar alternatif pengganti BBM adalah etanol. II. METODOLOGI PENELITIAN
Etanol merupakan zat cair tidak berwarna, mudah menguap, Metode pengambilan data yang digunakan adalah penelitian
dan dapat terbakar. Karena etanol terbuat dari bahankimia yang eksperimental yang merupakan penelitian kuantitatif analisis data
berbahaya bagi lingkungan maka digunakanlahbioetanol yang dengan pengamatan secara langsung perubahan performa mesin dengan
berasal dari bahan nabati dan dapat mengurangisampah yang menggunakan bioetanol dengan etanol yang kemudian dilakukan
tidak terpakai oleh masyarakat untuk mengurangipencemaran pengujian performa kendaraan menggunakan dynamometer yang akan
lingungan akibat sampah rumah tangga. Salah satu bahan mengeluarkan feedbackberupa grafik daya dan torsi yang dihasilkan.
pembuat bioetanol adalah air dari cucian beras. Aircucian beras Pengujian performa mesin pada kendaraan empat langkah satu silinder
mengandung bahan yang diperlukan untuk menhasilkan 119 cc dengan ratio kompresi 13:1 menggunakan metode P- Max Full
bioetanol yaitu karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral Open Throttle pada putaran 3000 rpm – 8000 rpm.
lainnya. Karbohidrat yang terkandung dalam air cucianberas Air dari hasil cucian beras diukur pH awalnya menggunakan pH meter
dapat dihidrolisis untuk menghasilkan glukosa. Glukosa digital sehingga dapat diketahui pH awal air cucian beras yaitu 6,68
kemudian difermentasi menjadi bioetanol menggunakan yang merupakan pH netral.
mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae. Berdasarkan dari
permasalahan itu, maka peneliti mengadakan penelitian dengan
22
Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Manufaktur Vol. 01 Desember 2021 | e-ISSN 2809-5588
Berdasarkan pH awal tersebut, maka sebelum proses fermentasi lama menyebabkan timbulnya bau tidak sedap ini dikarenakan
perlu dilakukan proses peningkatan derajat keasaman dengan bioetanol yang dihasilkan belum maksimal karena pertumbuhan
menambahkan HCL sehingga pH turun menjadi 1 – 2 secara mikroorganisme Saccharomuces cerevisiae belum tumbuh secara baik
hidrolisis. karena waktu fermentasi yang relatif singkat. Berdasarkan hasil
penelitian ini waktu fermentasi dan jumlah ragi memiliki pengaruh
terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Jumlah ragi yang semakin
banyak dan waktu yang semakin lama maka semakin besar pula kadar
bioetanol yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak ragi
tape yang ditambahkan, maka semakin banyak pula khamir yang
dihasilkan. Waktu fermentasi yang digunakan lama, maka semakin
banyak mikroorganisme Saccharomyces cevisiae yangberkembang biak
sehingga kadar etanol yang dihasilkan semakin banyak. Karena sifat
dari bakteri semakin aktif dan semakin banyak jumlahnya, sehingga
mempunyai kemampuan memecah substrat semakin tinggi.
Selanjutnya dilakukan destilasi untuk memisahkan bioetanol dengan
zat lain yang terkadung didalam hasil fermentasi. Destilasi pada
penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali dengan menggunakan
destilator sederhana dengan pengatur suhu pada 80°C, pada proses
destilasi yang pertama bioetanol yang dihasilkan memiliki kadar
sebesar 55,5%. Olehkarena itu untuk mendapatkan kadar yang lebih
tinggi dilakukan destilasi berulang sebanyak empat kali. Setelah
didestilasi bahan baku yang pada awalnya berwarna putih keruh
Gambar 1 Grafik perbandingan pH sebelum dan setelah hidrolisis menjadi jernih dan tercium aroma alkoholnya.
Berdasarkan Gambar 1, nilai pH sampel turun setelah
dihidrolisis. pH yang awal sebesar 6,68 turun menjadi 1,13
dikarenakan proses pemecahan zat pati secara hidrolisis
menggunakan asam kuat HCl. Penambahan asam akan
mempengaruhi pH (Machbubatul, 2008).
23
Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Manufaktur Vol. 01 Desember 2021 | e-ISSN 2809-5588
24
Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Manufaktur Vol. 01 Desember 2021 | e-ISSN 2809-5588
0.2 0.2
Torsi (Nm)
4000 0.2 0.1 Putaran Mesin
Bioetanol Etanol
0.1 0.1
0.1 0.1
2.4 2.2 4000 0.1 0.05
4500 2.5 2.25 0.1 0.1
25
0.797424 0.792143
Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Manufaktur (SNRTM) 2021 - JTM Polinema
0.58865 0.792143
6000
Tabel diatas menunjukkan torsi yang dihasilkan pada 0.993992 0.869597
penggunaan bahan bakar etanol dan bioetanol pada pengujian
kendaraan dengan dynotest. 0.866076 0.855514
0.642868 0.688636
6500
1.077901 0.938249
26
Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Manufaktur (SNRTM) 2021 - JTM Polinema
V. SARAN
Berdasarkan hasil dan pengolahan data yang telah dilakukan,
dapat diambil saran sebagai berikut:
1. Untuk proses destilasi dapat dilakukan dengan
menggunakan destilator bertingkat untuk mengurangi
proses destilasi berulang yang banyak.
2. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan
menambahkan variasi ragi yang berbeda untuk
menghasilkan kadar alkohol yang berbeda juga.
3. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar masih perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut lagi untuk mendapat hasil
yang lebih baik.
REFRENSI
[1] Abiskusna, S., B, Sugiarto, RmMonasari, R.Aditya, and D.Hendrawan.
(2017). Performance Analysis (WHP and Torque) on SI Engine Fueled
with LowGrade Bioethanol and Oxygenated Fuel Additive. IOP
Conference Science : Earth and Environmental Science, 105, pp. 1-7.
[2] Aiman, S. Perkembangan Teknologi dan Tantangan Dalam Riset
Bioethanol di Indonesia. Jurnal Kimia Terapan Indonesia (16:108-117).
[3] Boedoyo, M.S., 2014. Prospek Pemanfaatan Bioethanol Sebagai
Pengganti BBM di Indonesia 10.
[4] Irawan, Bambang. (2017). “Perhitungan Energi Pembakaran Bahan Bakar
di Dalam Silinder Mesin Bensin”. Jurnal SNTT 3, 13-16.
[5] Oktavia Tri Hervina, Sumiyati Sri, Sutrisno Endro. 2012. Pemanfaatan
Limbah Air Cucian Beras Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol
Padat Secara Fermentasi Oleh Saccharomyces Cerevisiae, hal. 6.
[6] Sebayang, A. H., H. H. Masjuki., Hwai Chyuan Ong., S. Dharma., A. S.
Silitonga., F. Kusumo., Jassinnee Milano. (2017). Prediction of Engine
Performanceand Emissions with Manihot Glaziovii Bioethanol-Gasoline
Blended Using Extreme Learning Machine. Journal of Fuel, 210, pp. 914-
921.
[7] Manihot Glaziovii Bioethanol-Gasoline Blended Using Extreme Learning
Machine. Journal of Fuel, 210, pp. 914-921.
[8] Winoko, Agus, Y., Kasijanto., Santoso. (2018). Pengujian Daya dan
Emisi Gas Buang (Edisi Revisi). Malang : Polinema Press.
[9] Wulandari, Anindita Etri. 2011. Pemanfaatan Sampah Buah Menjadi
Bioetanol Dengan Proses Fermentasi. Skripsi Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.
[10] I.S. Jacobs and C.P. Bean, “Fine particles, thin films and exchange
anisotropy,” in Magnetism, vol. III, G.T. Rado and H. Suhl, Eds. New
York: Academic, 1963, pp. 271-350.
[11] K. Elissa, “Title of paper if known,” belum dipublikasikan.
[12] R. Nicole, “Title of paper with only first word capitalized,” J. Name Stand.
Abbrev., in press.
27