Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Motor bakar pada
Disusun oleh :
MALANG
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh untuk
dikatakan sempurnah, maka oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, kritik
dan saran dari para pembaca, sekalipun tentunya sangat diharapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan terhadap penulisan pada masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ........................................................................................ 7
B. Fungsi .............................................................................................. 7
C. Tipe Koil ......................................................................................... 5
D. Konstruksi Ignition Coil.................................................................. 6
E. Prinsip Kerja Ignition Coil................................................................ 8
F. Perbedaan Koil Injeksi dengan Karburator....................................... 9
G. Masalah Pada Koil............................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Motor
Bakar dengan materi Kumparan atau Koil. Dan juga agar dapat memahami
komponen-komponen dalam kelistrikan khususnya Kumparan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem
kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari baterai kendaraan
bemotor menjadi tegangan sekunder sebesar 15000 - 30000 volt yang cukup kuat
untuk membantu pengapian motor.
B. Fungsi
Ignition coil berfungsi merubah arus listrik 12 V yang diterima dari baterai
menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga
api yang kuat pada celah busi.Pada ignition coil,kumparan primer dan sekunder di
gulung pada suatu inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikan tegangan
yang deterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi dengan cara
induksi panas.
C. Tipe Koil
1. Single Coil
Jenis single coil atau coil tabung menjadi komponen yang populer untuk sistem
pengapian konvensional dan sistem pengapian transistor. Sesuai namanya, coil ini
hanya berjumlah satu untuk mensuplai energi listrik bertegangan tinggi ke
masing-masing busi.
5
menghasilkan induksi elektromagnetic. Tegangan yang dihasilkan bisa mencapai
10 hingga 20 KV.
Individual coil pack, digunakan pada sistem pengapian DLI (Distributor less
Ignition) yang populer saat ini. Bentuk coil ini lebih kecil dan berjumlah sesuai
jumlah silinder.
Meski memiliki bentuk yang lebih kecil, tegangan sekunder yang dihasilkan lebih
besar daripada coil biasa. Output yang dihasilkan bisa mencapai 40 KV.
Dual coil pack, memiliki bentuk yang lebih kecil dibandingkan coil jenis tabung.
Dual coil pack hampir sama dengan individual coil pack namun jumlah coil pada
dual coil pack berjumlah dua buah yang bekerja secara bergantian.
Sehingga saat salah satu coil bekerja, maka akan menghasilkan output yang
dikirimkan ke dua silinder. Sehingga dua busi akan bekerja bersama saat langkah
kompresi dan langkah buang.
Didalam sebuah ignition coil terdapat dua komponen utama yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder.
1. Kumparan Primer
6
Kumparan primer memiliki kawat kumparan dengan diameter yang lebih
kecil daripada kawat kumparan sekunder yaitu berkisar 0,5-1,0 mm.
Untuk jumlah lilitan, kumparan primer memiliki jumlah lilitan kawat lebih
sedikit dibandingkan jumlah lilitan kawat kumparan sekunder. Didalam
ignition coil, kumparan primer terletak diluar kumparan sekunder. Hal ini
akan membuat induksi elektromagnetik lebih maksimal.
Kumparan primer memiliki dua buah terminal yaitu terminal positive dan
terminal negative. Terminal positif terhubung dengan arus listrik yang
berasal dari baterai, sementara terminal negative terhubung dengan kontak
point (platina).
2. Kumparan Sekunder
Komponen kedua didalam ignition coil adalah Kumparan sekunder.
Komponen ini terletak didalam kumparan primer karena akan menerima
medan magnet dari kumparan primer. Kumparan sekunder memiliki
jumlah lilitan yang lebih banyak mencapai 15.000 lilitan dengan diameter
kawat lebih kecil dibandingkan kawat kumparan sekunder. Sesuai dengan
fungsinya, untuk menaikan tegangan dibutuhkan kumparan sekunder
dengan lilitan lebih banyak.
didalam kumparan sekunder terdapat sebuah inti besi yang berfungsi untuk
memaksimalkan medan magnet yang tercipta.
3. Komponen Penyekat
Pada ignition coil biasa atau tabung, terdapat isolator penyekat berupa
kertas khusus yang terletak diantara kedua kumparan. Kertas ini berbahan
khusus sehingga dapat menahan terjadinya hubungan arus listrik pada
tegangan yang tinggi.
7
Sedangkan pada ignition coil modern, model lilin lebih populer digunakan
sebagai penyekat. Karena lebih fleksibel dan dapat memenuhi ruangan
kosong pada coil yang berbentuk lebih kecil.
Cara kerja ignition coil dimulai ketika arus listrik positive dari baterai masuk
kedalam terminal input ignition coil. Hal itu akan menyebabkan kedua
kumparan baik kumparan primer atau kumparan sekunder mendapatkan suplai
arus listrik.
8
Saat ini, sebenarnya sudah terjadi terjadi proses induksi elektromagnetik
didalam coil. Namun besarannya masih kecil sehingga output yang dihasilkan
tidak mampu memercikan bunga api.
Saat mesin mulai bekerja, maka platina juga akan mulai membuka dan
menutup. Saat platina terbuka, arus listrik dari terminal negative coil juga
terputus. Sehingga terjadi pergerakan medan magnet pada coil sebelum
akhirnya menghilang.
Saat paltina kembali terhubung, maka arus primer juga terhubung kembali
dengan masa. Sehingga medan magnet pada coil akan kembali terbentuk.
Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup.
9
Perbedaan paling menonjol terletak di tahanan. Kalau di koil untuk motor CDI,
biasanya tahanannya berkisar di bawah 1,5 ohm. Sedangkan untuk motor injeksi,
tahanannya bermain sekitar 2 ohm.
Perbedaan besaran tahanan ini, terkait cara kerja yang berbeda dari komponen
pengantar percikan api ke busi itu.
Di koil tipe CDI, output yang keluar dari CDI dilipatgandakan lagi oleh koil.
Misalnya, dari output yang keluar sekitar 200 volt, maka oleh koil
dilipatgandakan menjadi 20.000 volt.
Masalah pada koil mobil selain koil tersebut rusak atau mati dan tidak bisa
menghasilkan listrik tegangan tinggi untuk melakukan pembakaran pada mesin
adalah terjadi kebocoran pada koil akibat panas dan muncul retakan pada body
koil.
Retak retak pada koil tersebut yang akan mengurangi aliran listrik ke busi, akibat
listrik mengalir ke dinding silinder head di sekitar koil.
10
Satu cara pasti untuk menemukan koil pengapian adalah dengan mencari
distributor dan ikuti kabel yang tidak terhubung dengan busi.
Sebelum memulai, pastikan Anda mengenakan kacamata pengaman atau
pelindung mata lain dan Anda memiliki alat-alat yang terisolasi (terutama
tang) untuk melindungi dari kejutan listrik.
Lepas satu kabel busi dari businya. Berikutnya, lepas salah satu kabel busi dari
businya. Biasanya kabel ini membentang dari tutup distributor ke masing-masing
busi. Untuk mencegah cidera, berhati-hatilah saat mengerjakan sistem kelistrikan
kendaraan Anda. Gunakan sarung tangan dan alat-alat yang terisolasi pada setiap
saat.
Lepas busi dengan menggunakan soket busi. Setelah Anda melepaskan kabel
busi, lepaskan businya. Hal ini mudah dilakukan dengan kunci soket khusus yaitu
soket busi.
Pasang kembali busi ke kabel busi. Pasang kembali busi ke kabelnya dengan
hati-hati. Anda seharusnya menyisakan busi yang terhubung dengan distributor,
tetapi tidak ditempatkan di lubangnya. Pegang busi dengan tang yang terisolasi
untuk menghindari kemungkinan kejutan listrik.
11
Kontakkan bagian berulir busi terhadap logam yang terekspos pada mesin.
Berikutnya atur busi (kabelnya masih menempel) sehingga kepala berulir busi
berkontak dengan sebagian logam mesin. Hal ini bisa berupa bagian logam padat
dari blok mesin dan mesin itu sendiri.
Sekali lagi pegang busi dengan hati-hati menggunakan tang yang terisolasi
(dan sarung tangan jika memungkinkan). Jangan ambil risiko terjadinya
kejutan listrik dalam beberapa langkah berikutnya dengan mengabaikan
tindakan pengamanan yang mudah ini.
Lepas relai pompa bahan bakar atau sekring. Sebelum Anda menstater mesin
untuk mengetes busi, Anda harus mematikan pompa bahan bakar. Setelah hal ini
dilakukan, mesin tidak akan menyala sehingga Anda bisa mengetes koil untuk
percikan api.
Tidak melepas relai pompa bahan bakar berarti silinder yang dites tidak
akan mengeluarkan percikan karena tidak ada busi. Namun, silinder akan
tetap dibanjiri oleh bahan bakar yang bisa menyebabkan kerusakan yang
serius.
Periksa buku manual Anda untuk mencari relai pompa bahan bakar.
Suruh teman untuk menstater mesin. Suruh teman atau asisten untuk memutar
kunci pada pengapian kendaraan. Hal ini akan memberikan daya ke sistem
kelistrikan kendaraan dan ke busi yang Anda pegang (dengan asumsi koil
pengapian Anda berfungsi).
Cari percikan api biru. Jika koil pengapian Anda berfungsi dengan semestinya
saat teman Anda menstater mesin, Anda seharusnya akan melihat percikan api
biru terang yang melompati celah busi. Percikan api biru ini akan tampak jelas di
siang hari. Jika Anda tidak melihat percikan api biru, koil pengapian Anda
kemungkinan tidak berfungsi dan perlu diganti.
Percikan api jingga merupakan pertanda buruk. Hal ini berarti koil
pengapian tidak menyuplai cukup listrik ke busi (dengan berbagai alasan
seperti selubung koil retak, arus listrik yang lemah, sambungan yang
rusak, dan lain-lain).
Kemungkinan terakhir yang Anda bisa amati adalah tidak terjadinya
percikan api. Hal ini biasanya merupakan pertanda koil pengapian benar-
benar tidak berfungsi, satu atau lebih sambungan listrik rusak, atau Anda
melakukan kesalahan dalam pengetesan.
12
Pasang kembali busi dengan hati-hati dan sambungkan kembali kabelnya.
Ketika Anda sudah selesai mengetes, pastikan kendaraan dimatikan sebelum
mengulang langkah-langkah persiapan di atas dalam urutan terbalik. Lepas busi
dari kabelnya, masukkan kembali busi ke dalam lubangnya, dan sambungkan
kembali kabel.
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
Pelajarilah sistem pengapian salah satunya koil lebih dalam karena sistem
ini perkembanganya sangat pesat dibandingkan dengan sistem yang lain pada
kendaraan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15