Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG KOIL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Motor bakar pada

semester I yang diampu oleh Bapak Yuniarto

Disusun oleh :

HERSANDA ADITYA PANGESTU (1941220067)

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa


yang telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya, sehingga penulisan makalah ini
yang berjudul “KOIL” pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik, walaupun
kami yakin masih banyak kekurangannya. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya materi “KOIL” yang
berhubungan erat denganteknik listrik otomotif, sehingga meteri-materi ini yang
akan dibahas atau di pelajari oleh kita semua, dan materi yang akan kami bahas
disini adalah “KOIL”.

Dan kami mengharapkan semoga semua mahasiswa jurusan pendidikan


teknik mesin khususnya prodi teknik otomotif elektronik dapat memahami,
memperdalam ilmu tentang KOIL , sesuai dengan jurusan pendidikan teknik
mesin tersebut.Dalam kesempatan ini ijinkan kami menyampaikan rasa
terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan
dorongan, arahan dan sekaligus dukungannya hingga pada akhirnya kami dapat
meyelesaikan penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh untuk
dikatakan sempurnah, maka oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, kritik
dan saran dari para pembaca, sekalipun tentunya sangat diharapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan terhadap penulisan pada masa yang akan datang.

Malang, 3 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ........................................................................................ 7
B. Fungsi .............................................................................................. 7
C. Tipe Koil ......................................................................................... 5
D. Konstruksi Ignition Coil.................................................................. 6
E. Prinsip Kerja Ignition Coil................................................................ 8
F. Perbedaan Koil Injeksi dengan Karburator....................................... 9
G. Masalah Pada Koil............................................................................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kelistrikan mobil banyak sekali komponen-komponen penting yang


harus di pelajari, dalam kasus ini penulis akan membahas tentang Kumparan.
Kumparan atau Koil merupakan salah satu bagian dari komponen kelistrikan yang
memiliki peran penting dalam pengapian otomotif. Penulis ingin mengetahui lebih
banyak mengenai kumparan tersebut agar Penulis dapat mengerti bagaimana
kumparan itu sebenarnya. Mulai dari pengertian, klasifikasi penggunaan dan cara
kerjanya. Pembuatan makalah ini juga di latar belakangi sebagai salah satu tugas
dari mata kuliah Motor Bakar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan siapapun yang mempelajari tentang kumparan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kumparan?


2. Sebutkan jenis-jenis Kumparan?
3.Bagaimana penggunaan Kumaran dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Motor
Bakar dengan materi Kumparan atau Koil. Dan juga agar dapat memahami
komponen-komponen dalam kelistrikan khususnya Kumparan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem
kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari baterai kendaraan
bemotor menjadi tegangan sekunder sebesar 15000 - 30000 volt yang cukup kuat
untuk membantu pengapian motor.

B. Fungsi

Ignition coil berfungsi merubah arus listrik 12 V yang diterima dari baterai
menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga
api yang kuat pada celah busi.Pada ignition coil,kumparan primer dan sekunder di
gulung pada suatu inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikan tegangan
yang deterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi dengan cara
induksi panas.

C. Tipe Koil

1. Single Coil

Jenis single coil atau coil tabung menjadi komponen yang populer untuk sistem
pengapian konvensional dan sistem pengapian transistor. Sesuai namanya, coil ini
hanya berjumlah satu untuk mensuplai energi listrik bertegangan tinggi ke
masing-masing busi.

Coil pack menggunakan dua kumparan yang terletak berdekatan untuk

5
menghasilkan induksi elektromagnetic. Tegangan yang dihasilkan bisa mencapai
10 hingga 20 KV.

2. Individual Coil Pack

Individual coil pack, digunakan pada sistem pengapian DLI (Distributor less
Ignition) yang populer saat ini. Bentuk coil ini lebih kecil dan berjumlah sesuai
jumlah silinder.

Meski memiliki bentuk yang lebih kecil, tegangan sekunder yang dihasilkan lebih
besar daripada coil biasa. Output yang dihasilkan bisa mencapai 40 KV.

3. Dual Coil Pack

Dual coil pack, memiliki bentuk yang lebih kecil dibandingkan coil jenis tabung.
Dual coil pack hampir sama dengan individual coil pack namun jumlah coil pada
dual coil pack berjumlah dua buah yang bekerja secara bergantian.

Sehingga saat salah satu coil bekerja, maka akan menghasilkan output yang
dikirimkan ke dua silinder. Sehingga dua busi akan bekerja bersama saat langkah
kompresi dan langkah buang.

D. Konstruksi Ignition Coil

Didalam sebuah ignition coil terdapat dua komponen utama yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder.

1. Kumparan Primer

Didalam ignition coil, kita akan menemukan komponen kumparan primer


yang berfungsi untuk menciptakan medan magnet disekeliling kumparan.

6
Kumparan primer memiliki kawat kumparan dengan diameter yang lebih
kecil daripada kawat kumparan sekunder yaitu berkisar 0,5-1,0 mm.

Untuk jumlah lilitan, kumparan primer memiliki jumlah lilitan kawat lebih
sedikit dibandingkan jumlah lilitan kawat kumparan sekunder. Didalam
ignition coil, kumparan primer terletak diluar kumparan sekunder. Hal ini
akan membuat induksi elektromagnetik lebih maksimal.

Kumparan primer memiliki dua buah terminal yaitu terminal positive dan
terminal negative. Terminal positif terhubung dengan arus listrik yang
berasal dari baterai, sementara terminal negative terhubung dengan kontak
point (platina).
2. Kumparan Sekunder
Komponen kedua didalam ignition coil adalah Kumparan sekunder.
Komponen ini terletak didalam kumparan primer karena akan menerima
medan magnet dari kumparan primer. Kumparan sekunder memiliki
jumlah lilitan yang lebih banyak mencapai 15.000 lilitan dengan diameter
kawat lebih kecil dibandingkan kawat kumparan sekunder. Sesuai dengan
fungsinya, untuk menaikan tegangan dibutuhkan kumparan sekunder
dengan lilitan lebih banyak.

Kumparan sekunder juga memiliki dua buah terminal. Terminal positive


terhubung dengan terminal positive kumparan primer. Sehingga saat arus
listrik mengalir ke ignition coil, secara otomatis kedua kumparan akan
mendapatkan pasokan arus listrik. Sedangkan terminal negative terhubung
dengan busi sebagai output pengapian.

didalam kumparan sekunder terdapat sebuah inti besi yang berfungsi untuk
memaksimalkan medan magnet yang tercipta.

3. Komponen Penyekat

Kedua kumparan baik kumparan sekunder terletak secara berlapis, untuk


mencegah terjadinya hubungan singkat arus listrik maka harus disertakan
komponen isolator yang akan bertahan pada tegangan tinggi.

Pada ignition coil biasa atau tabung, terdapat isolator penyekat berupa
kertas khusus yang terletak diantara kedua kumparan. Kertas ini berbahan
khusus sehingga dapat menahan terjadinya hubungan arus listrik pada
tegangan yang tinggi.

7
Sedangkan pada ignition coil modern, model lilin lebih populer digunakan
sebagai penyekat. Karena lebih fleksibel dan dapat memenuhi ruangan
kosong pada coil yang berbentuk lebih kecil.

E. Prinsip kerja Ignition Coil

Ignition Coil bekerja berdasarkan prinsip trafo step up menggunakan induksi


elektromagnetic. Hubungan antara medan magnet didalam kumparan, sudah
dikemukakan oleh Michele Faraday dalam hukum Faraday.

Menurutnya semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang


diinduksi semakin besar.

Cara kerja ignition coil dimulai ketika arus listrik positive dari baterai masuk
kedalam terminal input ignition coil. Hal itu akan menyebabkan kedua
kumparan baik kumparan primer atau kumparan sekunder mendapatkan suplai
arus listrik.

Di kumparan primer, arus mengalir dari terminal positive menuju kumparan


dan keluar melalui terminal negative, selanjutnya arus listrik tersebut
diteruskan ke masa melalui platina karena mesin belum bekerja, maka platina
dalam posisi tertutup atau tersambung.

Sehingga, terjadi Garis Gaya Magnet disekitar kumparan primer. Sesuai


dengan prinsip induksi elektromagnet ketika arus listrik mengaliri sebuah inti
besi, maka terjadi kemagnetan dengan arah tertentu.

Sementara pada kumparan sekunder, arus listrik mengalir dari terminal


positive menuju kumparan sekunder dan keluar sampai ke busi. Dikarenakan
busi memiliki celah, maka arus dari kumparan sekunder tidak diteruskan ke
masa dan menyebabkan tidak ada kemagnetan yang keluar dari kumparan
primer.

8
Saat ini, sebenarnya sudah terjadi terjadi proses induksi elektromagnetik
didalam coil. Namun besarannya masih kecil sehingga output yang dihasilkan
tidak mampu memercikan bunga api.

Untuk memperbesar output yang dihasilkan, maka perlu mengarahkan garis


gaya magnet ke dalam kumparan sekunder dengan waktu yang cepat.

Saat mesin mulai bekerja, maka platina juga akan mulai membuka dan
menutup. Saat platina terbuka, arus listrik dari terminal negative coil juga
terputus. Sehingga terjadi pergerakan medan magnet pada coil sebelum
akhirnya menghilang.

Pergerakan itu diarahkan menuju kumparan sekunder berkat desain


penempatan coil yang berlapis. Sehingga saat arus primer terputus medan
magnet akan bergerak kedalam mengenai kumparan sekunder dengan cepat
sebelum menghilang.

Saat kumparan sekunder terkena pergerakan medan magnet dari kumparan


primer, maka akan menghasilkan lonjakan tegangan pada kumparan sekunder.
Loncakan tegangan tersebut bisa berkisar 10 sampai 30 KV.

Dengan listrik yang mencapai puluhan KV, memungkinkan terjadinya


percikan bunga api pada busi. Karena sifat arus akan selalu mendekati masa.

Saat paltina kembali terhubung, maka arus primer juga terhubung kembali
dengan masa. Sehingga medan magnet pada coil akan kembali terbentuk.
Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup.

F. Perbedaan koil injeksi dengan karburator

9
Perbedaan paling menonjol terletak di tahanan. Kalau di koil untuk motor CDI,
biasanya tahanannya berkisar di bawah 1,5 ohm. Sedangkan untuk motor injeksi,
tahanannya bermain sekitar 2 ohm.

Perbedaan besaran tahanan ini, terkait cara kerja yang berbeda dari komponen
pengantar percikan api ke busi itu.

Di koil tipe CDI, output yang keluar dari CDI dilipatgandakan lagi oleh koil.

Misalnya, dari output yang keluar sekitar 200 volt, maka oleh koil
dilipatgandakan menjadi 20.000 volt.

G. Masalah pada koil

Masalah pada koil mobil selain koil tersebut rusak atau mati dan tidak bisa
menghasilkan listrik tegangan tinggi untuk melakukan pembakaran pada mesin
adalah terjadi kebocoran pada koil akibat panas dan muncul retakan pada body
koil.

Retak retak pada koil tersebut yang akan mengurangi aliran listrik ke busi, akibat
listrik mengalir ke dinding silinder head di sekitar koil.

Ciri-ciri masalah pada koil:

1. Mesin merebet terasa jelas saat stationer atau langsam


2. Mesin merebet terasa saat di gas atau akselerasi, tidak terasa merebet atau
getaran saat langsam
3. Mesin merebet saat di pakai jalan, tidak terasa getaran atau merebet saat
langsam atau di gas saat mobil diam, tetapi mesin merebet saat mobil di
pakai jalan beberapa kilometer kemudian hilang lagi, saat merebetnya
kadang disertai nyala cek engine kemudian cek engine mati sendiri.

Cara cek koil:

Matikan kendaraan dan buka kapnya. Seperti kebanyakan jenis pemeliharaan


kendaraan, Anda harus memulai tes dengan kendaran di jalan dan dengan mesin
yang sudah mati. Buka kap untuk mencari koil pengapian. Walaupun lokasi
tepatnya bisa beragam untuk setiap kendaraan, umumnya koil pengapian terletak
di dekat spatbor atau dipasang dengan baut pada braket di dekat distributor. Perlu
dicatat bahwa pada kendaraan tanpa distributor, busi akan dihubungkan secara
langsung dengan koil.

10
 Satu cara pasti untuk menemukan koil pengapian adalah dengan mencari
distributor dan ikuti kabel yang tidak terhubung dengan busi.
 Sebelum memulai, pastikan Anda mengenakan kacamata pengaman atau
pelindung mata lain dan Anda memiliki alat-alat yang terisolasi (terutama
tang) untuk melindungi dari kejutan listrik.

Lepas satu kabel busi dari businya. Berikutnya, lepas salah satu kabel busi dari
businya. Biasanya kabel ini membentang dari tutup distributor ke masing-masing
busi. Untuk mencegah cidera, berhati-hatilah saat mengerjakan sistem kelistrikan
kendaraan Anda. Gunakan sarung tangan dan alat-alat yang terisolasi pada setiap
saat.

 Jika kendaraan Anda telah berjalan untuk beberapa waktu, komponen-


komponen internalnya kemungkinan besar akan sangat panas. Kendaraan
yang dikendarai sedikitnya selama 15 menit bisa memanaskan mesin
hingga sekitar 200 derajat. Biarkan kendaraan selama sejam agar dingin
untuk mencegah cidera yang signifikan.
 Untuk menghemat waktu dan menghindari kerusakan pada busi Anda,
pertimbangkan untuk menggunakan tester busi. Daripada memasang
kembali busi ke kabel, pasang tester busi ke kabel. Tanahkan penjepit
buaya kemudian langsung beralih dan minta teman Anda menstater mesin
serta lihat percikan api pada celah tester.
 Menggunakan tester busi juga berarti Anda tidak akan mengekspos ruang
pembakaran terhadap kotoran.

Lepas busi dengan menggunakan soket busi. Setelah Anda melepaskan kabel
busi, lepaskan businya. Hal ini mudah dilakukan dengan kunci soket khusus yaitu
soket busi.

 Dari sini sampai seterusnya, berhati-hatilah agar tidak menjatuhkan


apapun ke dalam lubang kosong yang ditinggalkan busi. Meninggalkan
kotoran di dalam lubang ini bisa menyebabkan kerusakan pada mesin saat
kendaraan berjalan sehingga lebih baik mencegah agar hal ini tidak terjadi
karena akan sulit untuk membersihkan apapun dari lubang ini.
 Tutup lubang dengan kain atau handuk bersih untuk mencegah kotoran
masuk ke ruang pembakaran.

Pasang kembali busi ke kabel busi. Pasang kembali busi ke kabelnya dengan
hati-hati. Anda seharusnya menyisakan busi yang terhubung dengan distributor,
tetapi tidak ditempatkan di lubangnya. Pegang busi dengan tang yang terisolasi
untuk menghindari kemungkinan kejutan listrik.

11
Kontakkan bagian berulir busi terhadap logam yang terekspos pada mesin.
Berikutnya atur busi (kabelnya masih menempel) sehingga kepala berulir busi
berkontak dengan sebagian logam mesin. Hal ini bisa berupa bagian logam padat
dari blok mesin dan mesin itu sendiri.

 Sekali lagi pegang busi dengan hati-hati menggunakan tang yang terisolasi
(dan sarung tangan jika memungkinkan). Jangan ambil risiko terjadinya
kejutan listrik dalam beberapa langkah berikutnya dengan mengabaikan
tindakan pengamanan yang mudah ini.

Lepas relai pompa bahan bakar atau sekring. Sebelum Anda menstater mesin
untuk mengetes busi, Anda harus mematikan pompa bahan bakar. Setelah hal ini
dilakukan, mesin tidak akan menyala sehingga Anda bisa mengetes koil untuk
percikan api.

 Tidak melepas relai pompa bahan bakar berarti silinder yang dites tidak
akan mengeluarkan percikan karena tidak ada busi. Namun, silinder akan
tetap dibanjiri oleh bahan bakar yang bisa menyebabkan kerusakan yang
serius.
 Periksa buku manual Anda untuk mencari relai pompa bahan bakar.

Suruh teman untuk menstater mesin. Suruh teman atau asisten untuk memutar
kunci pada pengapian kendaraan. Hal ini akan memberikan daya ke sistem
kelistrikan kendaraan dan ke busi yang Anda pegang (dengan asumsi koil
pengapian Anda berfungsi).

Cari percikan api biru. Jika koil pengapian Anda berfungsi dengan semestinya
saat teman Anda menstater mesin, Anda seharusnya akan melihat percikan api
biru terang yang melompati celah busi. Percikan api biru ini akan tampak jelas di
siang hari. Jika Anda tidak melihat percikan api biru, koil pengapian Anda
kemungkinan tidak berfungsi dan perlu diganti.

 Percikan api jingga merupakan pertanda buruk. Hal ini berarti koil
pengapian tidak menyuplai cukup listrik ke busi (dengan berbagai alasan
seperti selubung koil retak, arus listrik yang lemah, sambungan yang
rusak, dan lain-lain).
 Kemungkinan terakhir yang Anda bisa amati adalah tidak terjadinya
percikan api. Hal ini biasanya merupakan pertanda koil pengapian benar-
benar tidak berfungsi, satu atau lebih sambungan listrik rusak, atau Anda
melakukan kesalahan dalam pengetesan.

12
Pasang kembali busi dengan hati-hati dan sambungkan kembali kabelnya.
Ketika Anda sudah selesai mengetes, pastikan kendaraan dimatikan sebelum
mengulang langkah-langkah persiapan di atas dalam urutan terbalik. Lepas busi
dari kabelnya, masukkan kembali busi ke dalam lubangnya, dan sambungkan
kembali kabel.

13
BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang ada penulis menyimpulkan bahwa KOIL pada


mesin kendaraan merupakan sistem yang sangat penting dalam dunia otomotif
sehingga mempelajarinya merupakan keharusan. Beberpa hal yang harus
diketahui dari sistem pengapian diantaranya:

· Nama komponen koil

· Fungsi komponen koil

· Cara kerja koil

· Gangguan – gangguan yang terjadi dalam sistem pengapian, penyebab serta


perbaikannya.

· Pemeliharaan sistem pengapian.

2. SARAN

Pelajarilah sistem pengapian salah satunya koil lebih dalam karena sistem
ini perkembanganya sangat pesat dibandingkan dengan sistem yang lain pada
kendaraan.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai