Anda di halaman 1dari 8

Politeknik Negeri

Malang Tahun: 2019

Matkul: Motor Bakar Tune Up Nama :Hersanda Aditya.P


Tanggal: 22-11-2019 Kelas : 1B/D-IV TOE
Waktu : 60 menit NIM :1941220067
1. Kompetensi
a. Identifikasi komponen komponen dalam sitem kelistrikan engine
b. Melakukan perawatan pada komponen komponen kelistrikan engine
c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan pada sistem pengapian engine .
2. Tujuan
Setelah mengikuti paraktek siswa diharap :
a. Melaksanakan Tune Up dengan baik dan benar. 
3. Alat dan Bahan
Tool Box Tune up
4. Langka kerja
A. Baterai
1)      Lepas pole baterai (terminal (-) terlebih dahulu.
2)      Angkat baterai (posisikan tangan dibawah kotak baterai)
3)      Periksa kotak, dari kemungkinan retak, menggelembung.
Hasil :
Keterangan :
4)      Periksa berat jenis elektrolit, dengan menggunakan hidrometer (kondisi baik bila
pada skala diantara 1250 - 1270)
HASIL
No. 1 No. 2 No. 3 No.4 No. 5 No.6
1250 1300 1250 1250 1245 1275
Keteranagan : Aki dalam kondisi baik
5)      Mengukur tegangan baterai dengan avo meter
Tegangan Baterai
Hasil 12 volt
Keterangan Baterai dalam keadaan baik dan layak dipakai
B. COIL
1. Memeriksa primary coil
 Dengan Balas
Mengukur tahanan Primer coil dengan balas pada posisi avometer pada 1x ohm.
Kabel merah diarahkan ke positif coil dan kabel hitam diarah kan ke negatif coil
 Tanpa Balas
Mengukur tahanan Primer coil tanpa balas pada posisi avometer pada 1x ohm.
Kabel merah diarahkan ke positif Balas dan kabel hitam diarah kan ke negatif coil
Memeriksa primary coil
Standart Hasil keterangan
Dengan Balast 1,5-1,9Ω 1,8Ω Koil masih dalam keadaan
baik karena tidak melebih
atau kurang dari standart
Tanpa Balast 1,3-1,6Ω 1,5Ω Koil masih dalam keadaan
baik karena tidak melebihi
atau kuran dari standart

2.  Memeriksa secondary coil


1. Dengan Balas
Mengukur tahanan secondary coil dengan balas pada posisi avo meter pada 1Kx
ohm. Kabel merah diarahkan keterminal positif coil dan kabel hitam di arahkan ke
terminal tegangan tinggi coil.
2. Tanpa Balas
Mengukur tahanan secondary coil dengan balas pada posisi avo meter pada 1Kx
ohm. Kabel merah diarahkan keterminal positif Balas dan kabel hitam di arahkan
ke terminal tegangan tinggi coil.

Memeriksa secondary coil


Standart Hasil keterangan
Dengan Balast 13,7-18,5kΩ 14,2kΩ Koil masih dalam keadaan
baik karena tidak melebih
atau kurang dari standart
Tanpa Balast 10,7-14,5kΩ 13kΩ Koil masih dalam keadaan
baik karena tidak melebihi
atau kuran dari standart
C. Pendingin
1)      Tes kebocoran sistem pendingin (menggunakan radiator tester beri tekanan
sampai 1,2 Kg/Cm2)
a)      periksa slang radiator
b)      periksa klem
c)      periksa kebocoran sirip-sirip
Hasil                 : Bocor
Keterangan       : Sistem pendingin ada kebocoran
2) Pemeriksaan tutup radiator (menggunakan radiator cup tester beri tekanan 0,6 –
1,2 Kg/Cm2)
Hasil : Bocor
Keterangan : Tutup radiator dalam keadaan bocor

D. Busi dan Kabel Busi


Memeriksa kualitas busi
Warna busi Abu-Abu muda     : dalam keadaan baik
Putih                                         : tingkat panas terlalu rendah (over heating)
Hitam basah                             : minyak pelumas masuk keruang bakar
Hitam kering                            : pembakaran tidak sempurna
Hasil : Busi no 1-4 berwarna abu-abu muda
Keterangan : Semua busi dalam keadaan baik
Standar celah busi : 0,70-0,80 mm
HASIL
Busi No. 1 No. 2 No. 3 No. 4
mm 0,80 0,75 0,75 0,75
kondisi Baik baik baik baik
Keterangan :
Standar tahanan kabel busi : < 25 KΩ
 
HASIL
Kabel busi No.1 No. 2 No. 3 No. 4
KΩ O,5K 1,2K 0,8K 0,9K

Keterangan : Kabel busi dalam keadaan normal karena tidak melebihi 25KΩ
e.    Kabel Coil 0,2 KΩ
Keterangan: Berfungsi dengan baik

E. Prosedur penyetelan katup


Langkah-langkah penyetelan katup yaitu:
a)      Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan keperluan
b)      Buka tutup kepala silinder dengan menggunakan kunci ring 16-17
c)      Atur tab (putaran poros engkol) pada posisi 0 0 jika top 1 dan 4. Jika top 2 dan
3 putar poros engkol pada posisi 1800
d)     Atur katup menggunakan filler gauge, kunci 16-17, dan obeng (-)
e)      Untuk standart nya EX : 0,30 mm       IN : 0,20 mm
a. TOP 1 :
- Silinder 1 : IN & EX
- Silinder 2 : IN
- Silinder 3 : EX
- Silinder 4 : ~
b. TOP 2 :
- Silinder 1 : EX
- Silinder 2 : IN & EX
- Silinder 3 : ~
- Silinder 4 : IN
c. TOP 3 : IN 35 dan EX 45
- Silinder 1 : IN
- Silinder 2 : ~
- Silinder 3 : IN & EX
- Silinder 4 : EX

d. TOP 4 :
- Silinder 1 : ~
- Silinder 2 : EX
- Silinder 3 : IN
- Silinder 4 : IN & EX

F. Penyetelan Platina
⁕ Standart Ukuran Celah Platina, yaitu 0,45 mm
⁕ Langkah-langkah Menyetel Platina :
a. Pertama, buka tutup distributor.
b. Kedua, putar Pulley hingga celah platina terbuka penuh atau terbuka secara
maksimal.
c. Ketiga, masukkan feeller gauge ke celah platina dengan ukuran 0,45 mm sesuai
standart yang telah ditentukan.
d. Jika celah platina saat di masuki oleh feeller gauge terlalu lebar atau terlalu
rapat, maka lakukan penyetelan celah platina sampai celah platina terbuka sesuai
standart yang telah ditentukan,
e. Jika ukuran celah platina tidak sesuai standart atau terlalu rapat, maka lakukan
penyetelan dengan mengendorkan dua sekrup pengikat atau pengunci platina
menggunakan obeng (+) maupun obeng (-).
f. Pada distributor terdapat 2 tonjolan dan pada platina terdapat coakan yang
digunakan untuk melakukan penyetelan, lalu masukkan obeng (-) diantara
tonjolan dan coakan tersebut.
g. Setelah itu, gerakkan obeng (-) hingga celah platina bergerak dan terbuka.
h. Berikutnya, gerakkan celah platina dan mulai masukkan feeller gauge dengan
ukuran 0,45 mm. Hingga ditemukan ukuran celah platina yang sesuai dengan
standart, yaitu 0,45 mm.
i. Setelah di atur dan di stel celah platina, kencangkan kembali dua sekrup
pengikat atau pengunci platina menggunakan obeng (-) maupun obeng (+). Dan
saat merapatkan celah platina tidak boleh bergerak sedikitpun, karena dapat
merubah ukuran yang telah diukur atau disetel sebelumnya.
j. Terakhir, tutup kembali tutup distributor.
 Catatan : dalam mengatur celah platina jangan sampai terlalu raat atau terlalu
longgar. Jika terlalu rapat maka mesin akan susah untuk hidup, jika terlalu longgar
mesin tidak stasioner

Hasil : Mesin mudah hidup


Keterangan : Penyetelan celah platina sudah pas
G. Cek Vakum Advancer
Vacum advancer yaitu untuk memajukan saat pengapian berdasarkan kevakuman
intake manifold. Cara memeriksanya yaitu isaplah selang yang ke vakum
advancer dan perhatikan dudukan platina maka kelihatan ada gerakan. Apabila
tidak berarti ada kebocoran atau terjadi kemagnetan padaplat rumah platina.
Hasil : Dudukan platina bergerak, yang menandakan vakum advancer dalam
keadaan baik
H. Tes Kompresi Silinder
i. Lepas semua kabel busi
ii. Lepas semua ke-4 busi-nya
iii. Pasang alat pengukur tekanan kompresi ke tempat busi
iv. Putar gas hingga maksimal dengan 1x putar saja
v. Saat diputar gas, starter mobil hingga jarum infornasi pada alat pengukur
tekanan stabil
vi. Amati hasilnya
1. Silinder 1: 150 Psi
2. Silinder 2: 145 Psi
3. Silinder 3: 148 Psi
4. Silinder 4: 152 Psi
Keterangan : Silinder no 1-4 tidak ada kebocoran
I. Sudut Dwell
Sudut Dwell yaitu suatu sudut antara platina mulai menutup dan sampai
membuka. Untuk mesin 4 silinder CDA 520 ± 60 . pada saat melakukan tune-up
periksalah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas  dan kalau 
terlalu kecil kemagnean primer coil akan kecil dan induksi sekunder juga kecil.
Arahkan selector ke warna orange arah 4, kabel merah diarahkan keterminal
negative coil, dan kabel hitam diarahkan ke massa
Hasil  : 500
Keterangan : Sudut pengapian sudah pas
J. Penyetelan Putaran Idle
Cara penyetelan putaran idle yaitu :
1)      Hidupkan mesin hingga temperature tinggi
2)      Putar baut penyetelan campuran ( rpm tinggi maksimal)
3)      Putar baut penyatelan putaran idling (idle speed adjusting screw ) hingga putaran idle
tercapai.mesin type K putaran idle 750 Rpm. Arahkan selector ke warna hijau muda,
kabel merah diarahkan keterminal negative coil, dan kabel hitam diarahkan ke maasa
Hasil : 750 RPM

Anda mungkin juga menyukai