Di Susun Oleh:
431202362
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, serta
bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Evaluasi Penerapan
Keselamatan dan kesehatan Kerja ( K3 ), Studi Kasus di PT. Indokon Raya” sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusun skripsi juga mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Bapak Dr. Mulyanto Nugroho, MM. CMA. CPAI. Selaku Rektor Universitas 17
Agustus 1945.
2. Bapak Dr.Ir Sajivo, M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik universitas 17 Agustus
1945 surabaya.
3. Bapak Ir. Herry Widhiarto, M.Sc selaku Dosen pembimbing skripsi yang berkenan
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan pengarahan bagi
terselesaianya tugas akhir ini.
4. Bapak Budi Witjaksana, ST.MT selaku Dosen wali dan terimah kasih atas bantuan
memberikan masukan dan arahan serta motivasi untuk skripsi saya.
5. Seluru Dosen jurusan teknik sipil Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah
memberikan waktu dan ilmu selama penulis menyelesaiakan studi.
6. Orang Tua tercinta atas doa, dorongan dan bantuanya yang diberikan selama ini
kepada penulis.
7. Teman-teman semuanya dan semua pihak atas bantuan yang diberikan kepada
penulis sampai terselesainya tugas akhir ini.
Semoga Allah yang Maha Kuasa melalui Yesus Kristus Putranya, melimpahkan berkah-Nya
sebagai imbalan atas budi baik atas bantuan kepada semua yang turut membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang memerlukan. Penulis masih menyadari penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu perlu kritik dan saran dari pembaca guna kebaikan bersama kelak dikemudian hari.
ii
EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATANKERJA (k3)
N.B.I : 431202362
ABSTRAK
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan
cara perbandinagan. Instrumen yangdigunakan yaitu instrumenyang berasal dari Peraturan Menteri
Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980. Penelitian ini dilakukan pada proyek yang berada di
Jawa Timur.
Hasil dari penelitian ini masih banyak terdapat beberapa penerapan Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang kurang memenuhi standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980). Khususnya terkait tentang
tempat kerja dan alat-alat kerja, tentang konstruksi dibawah tanah, tentang penggalian, tentang
pekerjaan lainya.
iii
EVALUATION OF APPLICATION OF WORK SAFETY AND HEALTH (k3)
N.B.I : 431202362
ABSTRACT
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
konstruksi adalah di PT. Indokon Raya. PT. Indokon Raya merupakan salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak dibidang konstruksi. Melihat karakterisitk pekerjaan yang dimiliki oleh PT.
Indokon Raya yang sangat beresiko tinggi, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk melihat
pelaksanaan manajemen K3 perusahaan, selanjutnya dibandingkan dengan standar Sistem Manajemen
K3 Indonesia (Peraturan Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.4. Penyusunan Program K3 dengan OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)
Penyusunan program K3 harus mendokumentasikan data terdiri atas :
a. Siapa yang menyusun dan bertangung jawab terhadap program K3
b. Apa isi program K3 yang akan dilaksanakan
c. Bagaimana dan kapan harus mencapai tujuan program K3
d. Peninjauan program baik keberhasilan dan kegagalan secara berkala
e. Selalu melakukan inovasi- inovasi terhadap program yang suda dibuat
f. Implemntasi program yang terukur
g. Tujuan dan sasran K3 memiliki jadwal yang tepat, biaya ekonmis, serta hasil
pencapaian yang teratur
h. Struktur organisasi K3 dalam perusahaan.
e. Pemasangan peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja Banyak sekali factor bahaya
yang di temui di tempat kerja, pada kondisi tertentu tenaga kerja atau pengunjung tidak
menyadari adanya faktor bahaya yang ada di tempat kerja, untuk menghindari
terjadinya kecelakaan maka perlu di pasang rambu-rambu peringatan berupa papan
peringatan, poster, batas area aman dan lain sebagainya.
harus dilengkap dengan penerangan yang cukup semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang
cukup.
Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per.01/men/1980 pada umumnya
peraturan ini menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja pada pekerja konstruksi bangunan, yaitu tentang tempat kerja dan alat-alat kerja, perancang
(scaffold), tangga dan tangga rumah, alat-alat angkat, kabel baja, tambang, rantai, peralatan bantu,
mesin-mesin, peralatan konstruksi bangunan, konstruksi dibawah tanah, penggalan, pekerja
memancang, pekerja beton, pembongkaran, dan pekerja lainya, serta pengunaan perlengkapan
penyelamatan dan perlindungan diri.
5) Dipantau
6) Ditnjau secara berkalah
7) Diterbitkan ulang bilamana perlu
2. Organisasi untuk pengimplementasikan kebijakan tersebut harus mencantumkan:
a. Nama direktur beserta tanggung jawab menyeluruh untuk kesehatan dan keselamatan
kerja
b. Nama para anggota penanggung jawab lainya
c. Tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap anggota oergansasi
d. Tanggung jawab para manejer setempat dalam menyiapkan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja
e. Hubungan dengan serikat pekerja
f. Jalur-jalur konsultais tentang masalah-masalah keselmatan dan kesehatn kerja
g. Tanggung jawab khusus untuk nasehat, pelatihan, pemantaun kebijakan, keamanan
3. Tertib untuk mencapai tujuan kebijakan harus meliputi:
a. Daftar dan aturan prosedur keselmatan kerja yang disetujui beserta uraian singkatnya
b. Sistem-sistem keselmatan kerja yang suda ada
c. Klausul pemeliharaan yang aman
d. Prosedur untuk melakukan penilaian resiko
e. Prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja
f. Kendali penggunaan substansi kima secara aman
g. Tertib penanganan keadaan darurat termasuk evakuasi
h. Metode penyebaran informasi
i. Fasilitas pelatihan
j. Prosedur untuk konsultasi bersama termasuk pertemuan-pertemuan komite keselamatan
kerja
k. Pendistribusian dan pemakaian alat pelindung diri
l. Langka-langka yang diambil untuk melindungi lingkungan
m. Tertib fasilitas dan kenyamanan
n. Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang
khusus untuk organisasi bersangkutan
(John Rodley)
6. Ditempat kerja harus selalu terdapat pekerjaan yang suda terlatih dan/atau bertanggun
jawab dalam pertolngan pertama pada kecelakaan (P3K).
7. Untuk kegiatan swakelola, perlu ada penentuan tentang:
a. Pihak yang berperan sebagai penyelenggara langsung
b. Pihak yang berperan sebagai pengendali.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Pengumpulan Data
Evaluasi Data
Rekomendasi
Selesai
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perbandingan Tingkat Kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek
Konstruksi di PT. Indokon Raya dengan Standar Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko,
dan penentuan pengendaliannya. Tanpa perencanaan, sistem manajemen K3 tidak akan berjalan
dengan baik. Dalam melakukan hal tersebut, harus dipertimbangkan berbagai persyaratan
perundangan K3 yang berlaku bagi organisasi serta persyaratan lainnya seperti standar, kode, atau
pedoman perusahaan terkait atau yang berlaku bagi bagi organisasi. Dalam hal ini peraturan
perundangan yang digunakan sebagai acuan adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per.01/Men/1980.
Tabel 4.1
Tinjauan Kondisi Lapangan terkait Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.01/Men/1980
BAB, Keterangan
Pasal Isi Peraturan Kondisi di Lapangan
(Ayat)
BAB II Disetiap Pintu masuk dan
pasal 5 tempat kerja keluar proyek hanya
(1) harus satu pintu saja baik
dilengkapi untuk matrial
dengan sarana maupun tamu
untuk (kendaraan pribadi)
keperluan
keluar masuk
dengan aman
Kendaraan pribadi
masuk di lokasi
proyek, tanpa ada
parkir khusus
kendaraan pribadi
16
BAB, Keterangan
Pasal Isi Peraturan Kondisi di Lapangan
(Ayat)
BAB Tenaga kerja Petugas di lapangan
XIII yang tanpa dilengkapi
Pasal 86 melakukan APD (Alat
pekerjaan di Pelindung Diri)
atas atap harus
dilengkapi
dengan alat
pelindung diri
yang sesuai
Di tempat direksi
untuk keet tampak hanya
menjamin agar tersedia helm proyek
mereka tidak
jatuh dari atap
atau dari
bagian-bagian
atap yang
rapuh.
Pekerja las kerangka
atap baja tidak
dilengkapi dengan
kacamata las (APD)
dan tidak memakai
tali pengaman
BAB, Keterangan
Pasal Isi Peraturan Kondisi di Lapangan
(Ayat)
Para pekerja
memasang penutup
atap tanpa tali
pengaman, bahaya
terjatuh/ terpeleset
BAB, Keterangan
Pasal Isi Peraturan Kondisi di Lapangan
(Ayat)
harus
dilengkapi
dengan
penerangan
yang cukup
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
BAB IX Di tempat
Pasal 65 kerja atau di
(1) tempat yang
selalu harus
disediakan
penerangan
yang cukup
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku
BAB II Semua Galian untuk pipa
Pasal 8 peralatan sisi- drainase
sisi lantai yang sembarangan, tidak
terbuka, di amankan ditutup
lubang-lubang sementara
di lantai yang
terbuka, atap-
atap atau
panggung yang
dapat
dimasuki, sisi-
sisi tangga
yang terbuka,
semua galian-
galian dan
lubang-lubang
yang dianggap
berbahaya
harus diberi Pekerja di atas atap
pagar atau tanpa tali pengaman,
tutup tidak ada pagar
pengaman sekelilingnya
yang kuat.
19
BAB, Keterangan
Pasal Isi Peraturan Kondisi di Lapangan
(Ayat)
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi di PT. Indokon
Raya khususnya pada pelaksanaan Pembangunan Gedung Rest Area Suramadu Sisi Barat
Kaki Jembatan Surabaya-Madura dapat dikatakan belum terealisasikan dengan baik.
2. Masih terdapat beberapa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang kurang
memenuhi standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980), khususnya terkait tentang tempat kerja dan
alat-alat kerja, tentang alat-alat angkat, tentang konstruksi di bawah tanah, tentang
penggalian, tentang pekerjaan lainnya, dan tentang pembongkaran.
5.2 Saran
1. Diharapkan agar perusahaan kontraktor dapat lebih meningkatkan program K3 pada setiap
proyek pembangunan agar para pekerja lebih merasa aman dan nyaman khususnya lebih tegas
terhadap pekerja yang tidak membiasakan diri untuk menggunakan APD saat bekerja
karena disamping untuk keselamatan pekeerja, perusahaan juga diuntungkan dari segi
produktifitas dan biaya yang dikeluarkan saat terjadi kecelakaan kerja.
2. Diharapkan agar perusahaan kontraktor harus lebih lagi mensosialisasikan program K3 untuk
meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan
komitmen pekerja terhadap perusahaan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonims, 2009. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Lingkungan dan Mutu Denpasar
Sewerage Development Project II Package ICB 1. PT. Waskita Karya
Endroyo, B. 1989. Keselamatan Kerja Untuk Teknik Bangunan. IKIP Semarang Press : Semarang
Endroyo, B. 1998. Peranan Manajemen K3 Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi. Jurnal
Teknik Sipil, Volume III, No. 1. Januari 2006: 8 - 15
Ervianto, Wulfram I.2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Gaspersz,Vincent. 2003. ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Gramedia, Jakarta.
Husen, A. 2009, Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi Offset.
ILO (International Labour Organization) 1989
Kemenaker RI, Undang-Undang Nomor 1 Tahun1970 tentang Keselamatan Kerja.
Lioniesa Susilo, Dida. 2012. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 Pada
PT. Tata Mulia Nusantara Indah (Studi Kasus : Proyek Westin Ubud, Kengetan, Gianyar),
Fakuktas Teknik, Universitas Udayana.
Naibaho, Dwi Friska G. 2012. Evaluasi Kepatuhan Kontraktor Terhadap Penerapan Peraturan-
Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Bangunan Instalasi.
Peraturan menteri PU nomor 9 tahun 2008 pasal 4 dijelaskan tentang ketentuan penyelenggaraan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi.
Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. per.01/men/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
Permenaker nomor : per.50/men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Putra , A.A. Bayu Maha Kesuma, Widhiawati, Ida Ayu Rai, Adnyana, & Ida BagusRai. (2012).
Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Lingkungan, dan Mutu (K3LM)
Proyek Kontruksi Pada PT Waskita Karya(Studi Kasus Pada Proyek DSDP II ICB 1). Bali.
Ridley, J., 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rudi Suardi .2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta.
Setiawan, A., Nasfryzal C., dan Hendri GP.
Silalahi, Bennett, 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman P,
Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J., 1994. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : HIPSMI
Soehatman R. 2013. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. OSHAS 18001. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
Sucipto, C. D. 2014. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta :Gosyen Publishing
Suma'mur. P. K. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung.
Undang-undang nomor 23 tahun1992, pasal 3 tentang kesehatan kerja
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentanng keselamatan kerja
http://ridwanrudy.blogspot.com/2012/10/alat pelindungdiri.html
http://www.ilmusipil.com/alat-pemadam-kebakarangedung