Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ALFIEN FACHRYANSYAH LUBIS

NIM : 152011713050 / D3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tugas Mandiri

Seorang pedagang kaki lima bernama Andri ingin mendaftar sebagai peserta BP Jamsostek.
dia bergabung dengan asosiasi PK5.

1. Program apa saja yang dapat diikuti oleh Andri?

2. Berapa iuran yang harus dia bayar untuk Program tersebut?

3. Jika Andri mengalami kecelakaan saat pulang dari warungnya dan mengalami patah kaki
kanan mulai dari lututnya. Apa saja dan berapa yang akan diterima oleh Andri?

JAWABAN

1. Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) adalah pekerja yang melakukan kegiatan atau
usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau
usahanya. Program jaminan yang dapat diikuti andri meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja

JKK adalah program perlindungan risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja
atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan lingkungan kerja. Contohnya jika andri
mengalami kecelakaan kerja dalam perjalanan pulang. Maka hal tersebut termasuk Jaminan
Kecelakaan Kerja.

Berikut ini manfaat yang diterima adalah:

 Perawatan tanpa batas biaya


 Santunan upah selama tidak bekerja sebesar 100% selama 12 bulan pertama, bulan
selanjutnya 50%
 Santunan kematian akibat kecelakaan kerja sebesar 48x upah yang dilaporkan
perusahaan atau peserta
 Bantuan beasiswa anak untuk dua orang maksimal sebesar Rp174 juta
 Bantuan untuk kesiapan kembali bekerja.
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba
kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

Bentuk manfaatnya dapat berupa:

1. Pelayanan kesehatan (perawatan dan pengobatan),mulai dari pemeriksaan dasar


dan penunjang, perawatan tingkat pertama dan lanjutan, perawatan intensif (HCU,
ICCU, ICU) sampai dengan pelayanan khusus, alat kesehatan dan implant serta
rehabilitasi medik, dll.

2. Santunan berbentuk uang, yang meliputi:

3. a) Penggantian biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan


kerja/penyakit akibat kerja, ke rumah sakit dan/atau kerumahnya, termasuk biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan;

4. b) Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB);

5. c) Santunan Kecacatan;

6. d) Santunan kematian dan biaya pemakaman bila pekerja meninggal dunia akibat
kecelakaan kerja.

7. Program Kembali Bekerja (Return to Work)berupa pendampingan kepada peserta


yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi
mengalami kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan di rumah sakit sampai
peserta tersebut dapat kembali bekerja.

8. Kegiatan Promotif dan Preventifuntuk mendukung terwujudnya keselamatan dan


kesehatan kerja sehingga dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.

9. Rehabilitasiberupa alat bantu (orthese) dan/atau alat ganti (prothese) bagi Peserta
yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat Kecelakaan Kerja untuk
setiap kasus.

10. Beasiswa pendidikan anak bagi setiap peserta yang meninggal dunia atau mengalami
cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp12.000.000,- (dua belas juta
rupiah) untuk setiap peserta.

b. Jaminan Kematian

Jaminan Kematian (JK) memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris
ketika peserta meninggal bukan akibat kecelakaan. Besaran iuran yang harus dibayarkan
pekerja bukan penerima upah: Rp 6.800. Manfaat yang diterima dari Jaminan Kematian
antara lain:

 Santunan kematian
 Santunan berkala 24 bulan
 Biaya pemakaman
 Bantuan beasiswa 2 orang anak
c. Jaminan Hari Tua

Ini adalah manfaat yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan berupa uang tunai yang
besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan dari BPJS
Ketenagakerjaan. Jaminan Hari Tua atau JHT diberikan ketika peserta hendak memasuki
masa pensiunnya. Jaminan Hari Tua sebagaimana diatur dalam PP No. 46 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Program Hari Tua, adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus
pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total
tetap.Tiga manfaat JHT selain uang pensiun antara lain:

 Peserta mencapai usia 56 tahun


 Meninggal dunia
 Cacat total tetap

Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, jaminan hari tua dibayarkan kepada janda
atau duda, atau anak yatim piatu. Besarnya jaminan hari tua adalah keseluruhan iuran yang
telah disetor beserta hasil pengembangannya. Tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 (lima
puluh lima) tahun tetapi masih tetap bekerja, dapat memilih untuk menerima pembayaran
jaminan hari tuanya pada saat usia 55 (lima puluh lima) tahun atau pada saat tenaga kerja
yang bersangkutan berhenti bekerja.

2. Dasar Penghasilan Penetapan Manfaat yaitu sebesar Rp 1.000.000,-


Pada program jaminan kecelakaan kerja, pekerja bukan penerima upah seperti andri
wajib membayar iuran sebesar 1% atau Rp 10.000,- dari upah yang andri laporkan.
Pada program jaminan kematian, pekerja bukan penerima upah seperti andri wajib
membayar iuran sebesar Rp 6.800,00
Pada program jaminan hari tua, pekerja bukan penerima upah seperti andri wajib
membayar iuran sebesar 2% atau Rp 20.000,-dari upah yang telah dilaporkan andri.

3. Andri mengalami kecelakaan saat pulang dari warungnya dan mengalami patah kaki
kanan mulai dari lututnya. Kejadian ini akan ditanggung program jaminan kecelakaan
kerja. Apa saja dan berapa yang diterima oleh andri meliputi
- Biaya pengangkutan darat maksimum Rp 1.000.000,-
- Biaya pengobatan dan perawatan yang sesuai kebutuhan medis Andri
- Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) selama 6 bulan pertama yaitu
100% x upah sebulan atau Rp 1.000.000,- , 6 bulan kedua 75% x upah sebulan
atau Rp 750.000,- , 6 bulan ketiga dan seterusnya 50% x upah sebulan atau Rp
500.000,-. Upah sebulan ini dari yang andri laporkan atau Dasar Penghasilan
Penetapan Manfaat
- Santunan cacat berupa cacat sebagian fungsi yang dibayarkan dengan %
berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 80 x upah sebulan.
- Rehabilitasi berupa alat bantu (Orthese) dan atau alat ganti (Prothese).
- Program Kembali Bekerja (Return to Work), Program kembali bekerja berupa
pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang berpotensi mengalami kecacatan, mulai dari peserta masuk
perawatan di rumah sakit sampai peserta tersebut dapat kembali bekerja.
- Kegiatan Promotif dan Preventif untuk mendukung terwujudnya keselamatan
dan kesehatan kerja sehingga dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai