BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum publik yang menyelenggarakan program jaminan sosial kepada
seluruh tenaga kerja Warga Negara Indonesia (WNI). BPJS Ketenagakerjaan memberikan rasa aman bagi
seluruh pekerja dari berbagai bahaya yang mengancam jiwa selama melakukan aktivitas pekerjaan.
Terlebih lagi, BPJS Ketenagakerjaan ini memiliki premi yang terbilang murah, dan sebagian ditanggung oleh
pihak perusahaan tempat peserta bekerja. Meski murah, manfaat yang diberikan sangatlah lengkap, termasuk
santunan kecelakaan kerja dan meninggal dunia.
Namun, untuk mendapatkan proteksi yang lebih luas lagi, tidak ada salahnya bagi Anda untuk membeli produk
asuransi jiwa dari perusahaan swasta. Salah satu contoh keunggulan asuransi jiwa adalah memberikan Uang
Pertanggungan (UP) yang lebih besar dengan premi fleksibel. Berbeda dengan BPJS Ketenagakerjaan yang
sudah dipatok sekian persen dari penghasilan.
Jaminan penyebab kematian yang ditanggung beragam, mulai dari meninggal alami, sakit, atau
kecelakaan. Bahkan, beberapa asuransi jiwa menanggung cacat tetap total
Beberapa produk seperti asuransi jiwa seumur hidup atau pengembalian premi memberikan santunan
hari tua
Uang Pertanggungan (UP) jauh lebih besar ketimbang BPJS Ketenagakerjaan. Beberapa produk
asuransi jiwa ada yang dibanderol dengan premi ratusan ribu tetapi UP hingga ratusan juta, bahkan
miliaran rupiah
Sedangkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bisa memberikan manfaat santunan bagi pekerja yang mengalami
kecelakaan saat menjalani aktivitas pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya, simak manfaat program-program
BPJSTK berikut ini:
Program JKK menjamin perlindungan terhadap risiko kecelakaan yang terjadi pada saat kerja ataupun terkait
dengan pekerjaan.
Manfaat Pertanggungan
BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Kematian
Lihat
Program Jaminan Kematian (JKM) memberikan manfaat berupa uang tunai yang diberikan kepada ahli waris
ketika peserta mengalami kematian bukan diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
Manfaat Pertanggungan
BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Hari Tua
Lihat
Program Jaminan Hari Tua (JHT) memberikan manfaat uang tunai dari nilai akumulasi iuran yang
ditambahkan dari hasil pengembangan.
Manfaat Pertanggungan
Hasil pengembangan JHT paling sedikit sebesar rata-rata bunga deposito counter rate bank
pemerintah
Sebelum usia 56 tahun dapat diambil sebesar 10 persen dari total saldo sebagai persiapan pensiun
Diambil maksimal 30 persen dari total saldo untuk kredit rumah
Jika mencapai usia 56 tahun akan dibayarkan saat peserta berhenti bekerja
Saldo pengembangan akan diinformasikan setidaknya satu tahun sekali
Ahli waris akan mendapatkan manfaat JHT jika peserta meninggal dunia
JHT kurang bayar menjadi tanggung jawab perusahaan
BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Pensiun
Lihat
Program Jaminan Pensiun (JP) memberikan manfaat bagi peserta di hari tua agar tetap mendapatkan kehidupan
yang layak. Jika peserta meninggal dunia, maka manfaat akan diberikan kepada ahli waris.
Manfaat Pertanggungan
Manfaat uang tunai bulanan, jika telah memenuhi masa iuran selama 15 tahun
Manfaat pensiun cacat, jika peserta mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hingga tidak bisa bekerja
kembali
Manfaat berupa santunan tunai hingga peserta meninggal dunia
Manfaat pensiun janda/duda, yaitu ahli waris; pasangan yang ditinggalkan peserta
Manfaat pensiun anak, yaitu uang tunai bulanan yang diberikan kepada ahli waris; dua orang anak
yang didaftarkan hingga usianya mencapai 23 tahun/sudah bekerja/menikah
Manfaat pensiun orang tua, yaitu ahli waris; orang tua dari peserta lajang/belum menikah dan
memiliki anak
Manfaat lumpsum, berupa manfaat uang bulanan berupa akumulasi iuran dan tambahan hasil
pengembangan sesuai dengan ketentuan
Jaminan Kecelakaan Santunan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja + pertanggungan biaya
Kerja (JKK) perawatan penyakit akibat pekerjaan
Jaminan Kematian (JKM) Santunan meninggal dunia karena sebab selain kecelakaan kerja
Jaminan Hari Tua (JHT) Dana pensiun yang bisa dicairkan sekaligus
Jaminan Pensiun (JP) Dana pensiun bulanan + santunan meninggal dunia dan cacat tetap
Pekerja Penerima Upah adalah pekerja yang mendapatkan upah, gaji, atau imbalan dari pemberi kerja
(perusahaan). Contohnya adalah PNS, TNI/POLRI, karyawan perusahaan swasta, karyawan BUMN/BUMD,
karyawan yayasan dan perusahaan yang didirikan oleh dua perusahaan atau lebih seperti karyawan perusahaan
rintisan (joint venture).
Iuran JKK dan JKM dibayarkan oleh pemberi kerja, sementara iuran JHT dan JP ditanggung bersama oleh
pemberi kerja dan penerima upah kerja.
Pekerja Bukan Penerima Upah adalah pekerja yang mendapatkan penghasilan secara mandiri baik itu dengan
menawarkan jasa atau barang. Contohnya seperti pekerja profesional, dokter, pengacara, bahkan pekerja kecil
seperti pedagang, petani, sopir angkot hingga pengemudi taksi dan ojek online.
Program yang bisa diikuti oleh pekerja Bukan Penerima Upah, yaitu:
Iuran untuk semua program tersebut ditanggung sendiri oleh pekerja Bukan Penerima Upah secara mandiri.
Pekerja Jasa Konstruksi adalah pekerja yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pekerjaan serta
pengawasan proyek konstruksi baik itu pekerja kontrak atau pekerja harian dengan dana pengerjaan proyek
yang bersumber dari APBN/APBD, dana luar negeri, swasta, perorangan dan sumber dana lainnya.
Sumber iuran sepenuhnya harus dibayarkan oleh pemberi kerja atau kontraktor.
Pekerja Migran Indonesia adalah warga negara Indonesia yang melakukan pekerjaan serta menerima upah dari
luar wilayah Republik Indonesia. Pekerja Migran Indonesia termasuk yang berencana berangkat ke luar negeri
untuk memulai bekerja atau masih dalam tahap perencanaan.
Program yang bisa diikuti oleh Pekerja Migran Indonesia, yaitu:
Iuran berasal dari peserta dan bukan dari pemberi upah di luar negeri sehingga PMI wajib menyisihkan dana
sendiri untuk mendapatkan perlindungan JKK, JKM atau JHT. PMI bisa membayarkan ketiga program
BPJSTK tadi sekali setahun atau setiap bulannya.
Kini masyarakat bisa melakukan pengajuan klaim secara online atau yang disebut e-klaim. Jadi, peserta bisa
melakukan permohonan klaim pencairan saldo di mana pun dan kapan pun, tanpa perlu repot-repot datang ke
kantor cabang BPJSTK.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk klaim JHT secara online adalah sebagai berikut:
Prosedur klaim jika kartu BPJS Ketenagakerjaan hilang harus dilampirkan dokumen atau surat kehilangan
resmi dari pihak kepolisian setingkat polsek atau polres. Pastikan Anda mengetahui nomor kartu peserta
BPJSTK dan dicantumkan di dalam surat kehilangan tersebut.
Dengan syarat bukti surat kehilangan tersebut, Anda tetap bisa mencairkan atau mengurus klaim JHT BPJSTK
Anda dengan baik.
Alamat BPJS Ketenagakerjaan Pusat: Jl. Jendral Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia
12930
Telepon BPJS Ketenagakerjaan Pusat: (021)520-7797
Fax: (021)520-2310
Email: care@bpjsketenagakerjaan.go.id
Tanya BPJSTK: 175
WhatApp (WA): +62 811-9115910 dan +62 855-1500910 (khusus pekerja imigran Indonesia di luar
negeri)