¹Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Jl. Raya Dukuh Waluh, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
email : saputriw432@gmail.com
ABSTRAK
Kehidupan manusia di dunia ini terus bergantung pada energi, kebutuhan akan energi
semakin meningkat. Namun, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti
minyak bumi, semakin menipis. Indonesia yang masih bergantung pada bahan bakar fosil,
menghadapi tantangan lingkungan dan potensi habisnya cadangan minyak. Oleh karena
itu, penelitian ini mengkaji potensi bioetanol sebagai sumber energi terbarukan,
dihasilkan melalui fermentasi molases dengan ragi tape. Penelitian ini mendalami
pengaruh penambahan konsentrasi yeast serbuk pada kadar etanol dan densitas dalam
produksi bioetanol. Metode penelitian mencakup fermentasi, analisis etanol,
refraktometri, dan pengukuran densitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan konsentrasi ragi tape menyebabkan peningkatan produksi etanol dan
densitas. Produksi bioetanol yang optimal tercapai pada konsentrasi ragi tape 5%,
menghasilkan kadar etanol sebesar 5,33%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
penambahan ragi tape secara signifikan memengaruhi kadar etanol dan densitas, dengan
kondisi optimal terlihat pada konsentrasi ragi tape 0,5%.
ABSTRACT
Human life in this world continues to depend on energy, the need for energy is increasing.
However, non-renewable natural resources, such as petroleum, are running low.
Indonesia, which still relies on fossil fuels, faces environmental challenges and the
potential for oil reserves to run out. Therefore, this research examines the potential of
bioethanol as a renewable energy source, produced through fermentation of molasses
with tape yeast. This research explores the effect of adding powdered yeast concentration
on ethanol content and density in bioethanol production. Research methods include
fermentation, ethanol analysis, refractometry, and density measurements. The results
showed that increasing the concentration of tape yeast caused an increase in ethanol
production and density. Optimal bioethanol production was achieved at a tape yeast
concentration of 5%, producing an ethanol content of 5.33%. This research concluded
that the addition of tape yeast significantly influenced ethanol content and density, with
optimal conditions seen at a tape yeast concentration of 0.5%.
Saat ini Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
batubara dan gas. Bahan bakar fosil di Indonesia digunakan oleh 95% penduduk
maupun pelaku industri, dengan konsumsi energi meningkat 7% setiap tahunnya.
Bahan bakar fosil ini tidak dapat diperbarui sehingga akan habis jika terus
menerus digunakan oleh manusia. Penggunaan bahan bakar fosil ini juga turut
menyumbang emisi CO₂ yang mengakibatkan meningkatnya pemanasan global
dan perubahan iklim. Oleh karena itu Indonesia harus menggeser penggunaan
energi fosil menjadi energi terbarukan (renewble energy) yang jauh lebih bersih
dan ramah lingkungan. Sumber-sumber energi terbarukan jumlahnya jauh lebih
banyak dibandingkan bahan bakar fosil, namun belum dimanfaatkan secara
optimal. Energi terbarukan seperti bioetanol dianggap sebagai energi alternatif
(Novelia et al., 2022)
Metode Penelitian
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu yang pertama membuatan larutan induk
ethanol. Tahapan pembuatannya adalah mempipet 25 ml ethanol 96% yang
kemudian dilarutkan ke dalam labu ukur, dan ditambahkan air suling lalu kocok
hingga homogen pada labu ukur. Kemudian membuat larutan standar. Caranya
adalah dengan memasukkan air ke labu ukur dan kemudian membuat deret standar
alkohol. Setelah itu menyiapkan alat refractometer untuk mengetahui indeks bias.
Cara penggunaannya yaitu refraktometer dibersihkan dengan tissue mengarah ke
bawah, lalu pada bagian prisma refraktometer ditetesi dengan cairan sampel.
Cairan yang dituangkan harus melapisi seluruh permukaan prisma. Kemudian
ditutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi awal.
Dan untuk mendapatkan hasil salinitas, dilihat ke dalam ujung bulat refraktometer
lalu terlihat satu angka skala atau lebih, dari 0 di dasar skala hingga 50
diujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih dan biru
2.3.2 Densitas
ρ=m. Vp
Dimana:
𝜌 = piknometer kosong
Tabel 1 menunjukan presentase ragi tape terhadap kadar etanol dan densitas yang
dihasilkan dalam pembuatan bioethanol .
Dari tabel 1 dapat menunjukkan bahwa konsentrasi ragi tape yang semakin tinggi
maka kadar etanol yang dihasilkan semakin tinggi. Tinggi rendahnya konsentrasi
bioetanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pH, tinggi rendahnya konsentrasi glukosa sebagai subtrat,
konsentrasi kultur starter dan suhu fermentasi (Arnata dan Anggreni, 2013). Pada
analisa ini menunjukkan pada penambahan konsentrasi 0,5% ragi tape
menghasilkan 0,36% kadar etanol. Dan pada konsentrasi ragi tape 1% kadar
etanol menjandi 0,97%. Kemudian pada konsentrasi ragi tape 2% kadar etanol
meningkat sangat pesat juga menjadi 4,85%. Dan pada konsentrasi 5% ragi tape
meningkat menjadi 5,33% kadar etanol. Hal ini terjadi karena semakin rendah
konsentrasi ragi tape menyebabkan kurangnya kadar optimal yang mana dapat
mengurangi kecepatan fermentasi yang menyebabkan kadar etanol yang sedikit.
Grafik 1 menyajikan tentang pengaruh konsentrasi terhadap kadar etanol yang dihasilkan.
Dapat dilihat pada grafik 1 bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi ragi
tape maka kadar ethanol yang dihasilkan juga semakin banyak. Hal ini terjadi
karena semakin besar konsentrasi ragi maka nutrisi yang diperlukan
saccharomyces cerevisiae untuk melewati fase lag (fase adaptasi) semakin
menurun dan pada akhirnya saccharomyces cerevisiae mampu dengan cepat
memproduksi bioetanol dari gula dan menyebabkan pembentukan kadar bioetanol
yang semakin banyak karena pemanfaatan glukosa yang optimal maka pada
penelitian ini kadar bioetanol yang paling tinggi diperoleh pada konsentrasi ragi
tape 5% yaitu sebesar 5,33%. Sedangkan pada presentase 0,5%, 1%, dan 2%
menghasilkan kadar etanol yang lebih rendah karena nutrisinya sedikit yang
menyebabkan rendahnya gula yang dihasilkan menjadi alkohol. Dan juga apabila
terhambatnya pertumbuhan ragi akan menyebabkan aktivitas dari ragi tersebut
akan berkurang maka akibatnya enzim yang dihasilkan akan berkurang dan etanol
yang dihasilkan pun akan berkurang juga.
Densitas adalah massa dari suatu zat dalam setiap satuan volume (Nasrun, 2015).
Densitas ini diukur menggunakan alat piknometer. Dilihat pada tabel 1
bahwasanya densitas tertinggi pada presentase 5% dan 2% yang memungkinkan
karena semakin banyak konsentrasi ragi yang ditambahkan maka densitas yang
dihasilkan akan tinggi juga. Penambahan konsentrasi ragi pada saat fermentasi
sangat berpengaruh terhadap densitas bioetanol yang dihasilkan yang mana
kondisi bakteri lebih aktif bekerja untuk mengubah glukosa menjadi bioetano.
Dari grafik diatas penambahan konsentrasi 0,5% dan 1% menghasilkan densitas
sebesar 2,03. Dan pada konsentrasi 2% dan 5% menghasilkan densitas 2,04.
Densitas yang dihasilkan hampir sama antara konsenttrsi 0,5%, 1%, 2% dan 5%
yang artinya densitas dari bioethanol dipengaruhi oleh massa pikno yang
digunakan. Meningkatnya jumlah mikroba yang semakin banyak, maka jumlah
karbohidrat yang terurai menjadi ethanol semakin besar.
Dari data yang diperoleh analisis kadar etanol dan densitas sangat dipengaruhi
oleh konsentrasi ragi tape yang digunakan. Semakin tinggi kadar etanol maka
konsentrasi ragi tape kjuga semakin tinggi, begitu pula dengan densitas yang
mana densitas sangat dipengaruhi oleh massa dari bioethanol yang dihasilkan
setelah fermentasi. Sesuai standar baku mutu bioetanol maksimal sebesar 0,8215
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) maka yang paling optimum
yaitu pada 0,5%.
Kesimpulan
Kontribusi Penulis
Jeremiah, M., Kabeyi, B., & Olanrewaju, O. A. (2022). Sugarcane Molasses to Energy
Conversion for Sustainable Production and Energy Transition.
Novelia, D., Putra, A. Y., & Sari, Y. (2022). Pemanfaatan Berbagai Macam Limbah
Menjadi Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif. JURNAL KIMIA
MULAWARMAN, 20(1), 39. https://doi.org/10.30872/jkm.v20i1.1130
Wandira Putri, A., Ulina Surbakti, S., & Trisakti, B. (2016). PENGARUH
KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PEMBUATAN
BIOETANOL DARI BIJI CEMPEDAK (Artocarpus champeden spreng). In
Jurnal Teknik Kimia USU (Vol. 5, Issue 2).