Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KONSENTRASI YEAST SERBUK (RAGI TAPE) DALAM

PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN MOLASES


SEBAGAI SUMBER KARBON

Wulan Yulia Eka Saputri¹⁾*, Gita Ayu Lestari²⁾, Daniel Azhari³⁾

¹Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Jl. Raya Dukuh Waluh, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia

Telp; (0281) 636751 ext 130. Fax. (0281) 637239

email : saputriw432@gmail.com

ABSTRAK

Kehidupan manusia di dunia ini terus bergantung pada energi, kebutuhan akan energi
semakin meningkat. Namun, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti
minyak bumi, semakin menipis. Indonesia yang masih bergantung pada bahan bakar fosil,
menghadapi tantangan lingkungan dan potensi habisnya cadangan minyak. Oleh karena
itu, penelitian ini mengkaji potensi bioetanol sebagai sumber energi terbarukan,
dihasilkan melalui fermentasi molases dengan ragi tape. Penelitian ini mendalami
pengaruh penambahan konsentrasi yeast serbuk pada kadar etanol dan densitas dalam
produksi bioetanol. Metode penelitian mencakup fermentasi, analisis etanol,
refraktometri, dan pengukuran densitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan konsentrasi ragi tape menyebabkan peningkatan produksi etanol dan
densitas. Produksi bioetanol yang optimal tercapai pada konsentrasi ragi tape 5%,
menghasilkan kadar etanol sebesar 5,33%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
penambahan ragi tape secara signifikan memengaruhi kadar etanol dan densitas, dengan
kondisi optimal terlihat pada konsentrasi ragi tape 0,5%.

Kata – kata kunci : Ketergantungan Energi, Bioetanol, Fermentasi, Konsentrasi Yeast,


Kadar Etanol

ABSTRACT

Human life in this world continues to depend on energy, the need for energy is increasing.
However, non-renewable natural resources, such as petroleum, are running low.
Indonesia, which still relies on fossil fuels, faces environmental challenges and the
potential for oil reserves to run out. Therefore, this research examines the potential of
bioethanol as a renewable energy source, produced through fermentation of molasses
with tape yeast. This research explores the effect of adding powdered yeast concentration
on ethanol content and density in bioethanol production. Research methods include
fermentation, ethanol analysis, refractometry, and density measurements. The results
showed that increasing the concentration of tape yeast caused an increase in ethanol
production and density. Optimal bioethanol production was achieved at a tape yeast
concentration of 5%, producing an ethanol content of 5.33%. This research concluded
that the addition of tape yeast significantly influenced ethanol content and density, with
optimal conditions seen at a tape yeast concentration of 0.5%.

Key words: Energy Dependence, Bioethanol, Fermentation, Yeast Concentration, Ethanol


Content
Pendahuluan

Saat ini Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
batubara dan gas. Bahan bakar fosil di Indonesia digunakan oleh 95% penduduk
maupun pelaku industri, dengan konsumsi energi meningkat 7% setiap tahunnya.
Bahan bakar fosil ini tidak dapat diperbarui sehingga akan habis jika terus
menerus digunakan oleh manusia. Penggunaan bahan bakar fosil ini juga turut
menyumbang emisi CO₂ yang mengakibatkan meningkatnya pemanasan global
dan perubahan iklim. Oleh karena itu Indonesia harus menggeser penggunaan
energi fosil menjadi energi terbarukan (renewble energy) yang jauh lebih bersih
dan ramah lingkungan. Sumber-sumber energi terbarukan jumlahnya jauh lebih
banyak dibandingkan bahan bakar fosil, namun belum dimanfaatkan secara
optimal. Energi terbarukan seperti bioetanol dianggap sebagai energi alternatif
(Novelia et al., 2022)

Bioetanol telah membuktikan dirinya sebagai pengganti bahan bakar konvensional


khususnya bensin dan dapat digunakan secara langsung atau sebagai campuran.
Hal ini mempunyai manfaat ganda, yaitu pengurangan emisi dan konsumsi bensin
yang merupakan sumber energi tak terbarukan. Kekhawatiran global terhadap
emisi gas rumah kaca dan pemanasan global telah menekankan perlunya sumber
energi berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menggantikan bahan bakar
fosil. Biofuel berpotensi berkontribusi terhadap pencapaian tujuan lingkungan dan
permintaan energi. Dunia mengalami krisis bahan bakar pada tahun 1970an yang
memicu kekhawatiran serius terhadap pasokan energi bagi banyak negara
terutama produsen non-minyak. Penggunaan biofuel seperti bioetanol dapat
membatasi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti yang dapat digunakan
pada mesin pembakaran internal. Bioetanol diproduksi melalui fermentasi
mikroba dari gula yang dapat difermentasi, seperti glukosa, menjadi etanol. Bahan
baku yang paling banyak digunakan untuk produksi bioetanol mencakup bahan
baku generasi pertama seperti biji-bijian sereal, tebu, dan bit gula. Lainnya adalah
generasi kedua seperti lignoselulosa sedangkan bahan baku generasi ketiga
termasuk biomassa alga. (Jeremiah et al., 2022)

Dari penelitian ini akan menyajikan tentang pengaruh penambahan konsentrasi


yeast serbuk (ragi tape) yang dapat mempengaruhi kadar ethanol dan densitas
yang dihasilkan.

Metode Penelitian

2.1 Alat dan Bahan penelitian


Dalam penelitian ini, bahan – bahan yang digunakan yaitu Ragi Tape,
Etanol Urea, NPK dan Molases.

Alat yang digunakan pada penelitian pembuatan bioetanol adalah Gelas


beaker, Gelas ukur, Pipet, Tabung reaksi, Botol percobaan, Piknometer dan
Refraktometer

2.2 Fermentasi Bioethanol

Tahap pertama yaitu mensterilkan alat-alat yang akan dipakai dengan


ethanol 70%. Kemudian tambakan air mendidih 500mL pada beaker glass. Dan
menambahkan sumber karbon (molases) sebanyak 50 gram diaduk hingga
homogen.
Tahap Selanjutnya yaitu memasukkan sumber nitrogen yaitu NPK sebanyak
5 gram dan urea sebanyak 5 gram, diaduk hingga homogen dimasukkan campuran
tersebut ke dalam erlemeyer, lalu tutup dengan kapas dan penyumbat leher angsa,
dan leher angsa diisi dengan air. Kemudian ditambahkan juga ragi tape sebanyak
5 gram. Setelah larutan dingin dilakukan fermentasi selama 4 hari dan diamati ada
tidaknya gelembung pada hari ke 4, diamati warna kultur (keruh apa jernih, dll)
Kemudian menganalisis respon ethanol yang dihasilkan yaitu: kadar
ethanol dengan metode refractometer dan analisis densitas menggunakan
piknometer. Analisis kadar ethanol yang dengan cara membuat kurva baku
konsentrasi ethanol vs indeks bias menggunakan refractometer dari larutan induk
99% ethanol. Larutan yang dianalisis menggunakan konsentrasi 0,5%; 1%; 2%
dan 5%.

2.3 Analisis Bioethanol

Analisis bioethanol yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis


kadar ethanol, analisis refraktor, serta analisis densitas pada bioethanol

2.3.1 Kadar Ethanol

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu yang pertama membuatan larutan induk
ethanol. Tahapan pembuatannya adalah mempipet 25 ml ethanol 96% yang
kemudian dilarutkan ke dalam labu ukur, dan ditambahkan air suling lalu kocok
hingga homogen pada labu ukur. Kemudian membuat larutan standar. Caranya
adalah dengan memasukkan air ke labu ukur dan kemudian membuat deret standar
alkohol. Setelah itu menyiapkan alat refractometer untuk mengetahui indeks bias.
Cara penggunaannya yaitu refraktometer dibersihkan dengan tissue mengarah ke
bawah, lalu pada bagian prisma refraktometer ditetesi dengan cairan sampel.
Cairan yang dituangkan harus melapisi seluruh permukaan prisma. Kemudian
ditutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi awal.
Dan untuk mendapatkan hasil salinitas, dilihat ke dalam ujung bulat refraktometer
lalu terlihat satu angka skala atau lebih, dari 0 di dasar skala hingga 50
diujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih dan biru

2.3.2 Densitas

Densitas dilakukan dengan menimbang botol piknometer 5 ml yang kosong.


Kemudian memasukkan sampel sampai penuh kedalam piknometer dan dilakukan
penimbangan kembali. Densitas dihitung dengan menggunakan persamaan:

ρ=m. Vp

Dimana:

m = massa (piknometer + sampel) – massa

𝜌 = piknometer kosong

Vp = Volume piknometer (5ml)

Hasil dan Pembahasan

Bioethanol merupakan hasil fermentasi dari molases yang menggunakan bantuan


yeast serbuk (ragi tape). Molases sebagai sumber karbon berpengaruh dalam
pembuatan bioethanol ini. Yeast serbuk yang digunakan yaitu ragi tape yang
mengandung bakteri Saccharomyces cerevisiae yang berperan dalam mengubah
gula menjadi ethanol. Pengaruh konsentrasi ragi tape sangat berpengaruh terhadap
kadar ethanol yang dihasilkan. Dari penelitian kita memperoleh data sebagai
berikut:

Tabel 1 menunjukan presentase ragi tape terhadap kadar etanol dan densitas yang
dihasilkan dalam pembuatan bioethanol .

Dari tabel 1 dapat menunjukkan bahwa konsentrasi ragi tape yang semakin tinggi
maka kadar etanol yang dihasilkan semakin tinggi. Tinggi rendahnya konsentrasi
bioetanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pH, tinggi rendahnya konsentrasi glukosa sebagai subtrat,
konsentrasi kultur starter dan suhu fermentasi (Arnata dan Anggreni, 2013). Pada
analisa ini menunjukkan pada penambahan konsentrasi 0,5% ragi tape
menghasilkan 0,36% kadar etanol. Dan pada konsentrasi ragi tape 1% kadar
etanol menjandi 0,97%. Kemudian pada konsentrasi ragi tape 2% kadar etanol
meningkat sangat pesat juga menjadi 4,85%. Dan pada konsentrasi 5% ragi tape
meningkat menjadi 5,33% kadar etanol. Hal ini terjadi karena semakin rendah
konsentrasi ragi tape menyebabkan kurangnya kadar optimal yang mana dapat
mengurangi kecepatan fermentasi yang menyebabkan kadar etanol yang sedikit.

Pengaruh konsentrasi ragi tape terhadap kadar etanol

Grafik 1 menyajikan tentang pengaruh konsentrasi terhadap kadar etanol yang dihasilkan.

Dapat dilihat pada grafik 1 bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi ragi
tape maka kadar ethanol yang dihasilkan juga semakin banyak. Hal ini terjadi
karena semakin besar konsentrasi ragi maka nutrisi yang diperlukan
saccharomyces cerevisiae untuk melewati fase lag (fase adaptasi) semakin
menurun dan pada akhirnya saccharomyces cerevisiae mampu dengan cepat
memproduksi bioetanol dari gula dan menyebabkan pembentukan kadar bioetanol
yang semakin banyak karena pemanfaatan glukosa yang optimal maka pada
penelitian ini kadar bioetanol yang paling tinggi diperoleh pada konsentrasi ragi
tape 5% yaitu sebesar 5,33%. Sedangkan pada presentase 0,5%, 1%, dan 2%
menghasilkan kadar etanol yang lebih rendah karena nutrisinya sedikit yang
menyebabkan rendahnya gula yang dihasilkan menjadi alkohol. Dan juga apabila
terhambatnya pertumbuhan ragi akan menyebabkan aktivitas dari ragi tersebut
akan berkurang maka akibatnya enzim yang dihasilkan akan berkurang dan etanol
yang dihasilkan pun akan berkurang juga.

Pengaruh konsentrasi ragi tape terhadap densitas


Grafik 2 menyajikan terkait pengaruh konsentrasi ragi tape terhadap densitas yang
dihasilkan

Densitas adalah massa dari suatu zat dalam setiap satuan volume (Nasrun, 2015).
Densitas ini diukur menggunakan alat piknometer. Dilihat pada tabel 1
bahwasanya densitas tertinggi pada presentase 5% dan 2% yang memungkinkan
karena semakin banyak konsentrasi ragi yang ditambahkan maka densitas yang
dihasilkan akan tinggi juga. Penambahan konsentrasi ragi pada saat fermentasi
sangat berpengaruh terhadap densitas bioetanol yang dihasilkan yang mana
kondisi bakteri lebih aktif bekerja untuk mengubah glukosa menjadi bioetano.
Dari grafik diatas penambahan konsentrasi 0,5% dan 1% menghasilkan densitas
sebesar 2,03. Dan pada konsentrasi 2% dan 5% menghasilkan densitas 2,04.
Densitas yang dihasilkan hampir sama antara konsenttrsi 0,5%, 1%, 2% dan 5%
yang artinya densitas dari bioethanol dipengaruhi oleh massa pikno yang
digunakan. Meningkatnya jumlah mikroba yang semakin banyak, maka jumlah
karbohidrat yang terurai menjadi ethanol semakin besar.

Dari data yang diperoleh analisis kadar etanol dan densitas sangat dipengaruhi
oleh konsentrasi ragi tape yang digunakan. Semakin tinggi kadar etanol maka
konsentrasi ragi tape kjuga semakin tinggi, begitu pula dengan densitas yang
mana densitas sangat dipengaruhi oleh massa dari bioethanol yang dihasilkan
setelah fermentasi. Sesuai standar baku mutu bioetanol maksimal sebesar 0,8215
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) maka yang paling optimum
yaitu pada 0,5%.

Kesimpulan

Penambahan konsentrasi ragi tape sebagai yeast serbuk sangat


berpengaruh terhadap kenaikan kadar etanol dan densitas. Dari penelitian ini
mendapatkan bioetanol dengan kenaikan kadar etanol tertinggi pada
penambahan konsentrasi ragi tape 5%. Dan untuk densitas didapatkan sebesar
2,04 pada konsentrasi ragi tape 2% dan 5%. Kesamaan hasil densitas ini
dipengaruhi oleh massa saat pengukuran dengan piknometer. Dan yang paling
optimum dalam pembuatan bioethanol yaitu pada konsentrasi ragi tape 0,5%
yaitu sebesar 0,36. (Tambahkan perbandingan hasil percobaan ini dengan
penelitian sebelumnya/bisa diambil dari jurnal yang saya kirim untuk
menambah daftar pustaka)

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Universitas


Muhammadiyah Purwokerto dan juga dosen pendamping yang membantu
kelompok PKM ini sehingga penelitian ini selesai dengan lancar.

Kontribusi Penulis

Daftar Pustaka (perbaiki format daftar pustaka)

Jeremiah, M., Kabeyi, B., & Olanrewaju, O. A. (2022). Sugarcane Molasses to Energy
Conversion for Sustainable Production and Energy Transition.

Novelia, D., Putra, A. Y., & Sari, Y. (2022). Pemanfaatan Berbagai Macam Limbah
Menjadi Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif. JURNAL KIMIA
MULAWARMAN, 20(1), 39. https://doi.org/10.30872/jkm.v20i1.1130
Wandira Putri, A., Ulina Surbakti, S., & Trisakti, B. (2016). PENGARUH
KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PEMBUATAN
BIOETANOL DARI BIJI CEMPEDAK (Artocarpus champeden spreng). In
Jurnal Teknik Kimia USU (Vol. 5, Issue 2).

Click or tap here to enter text.

Lampiran 3. Kontribusi ketua, anggota, dan dosen pendamping


No. Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Kontribusi
1. Wulan Yulia Eka Penulis pertama Teknik
Saputri Kimia
2. Penulis Kedua Teknik
Kimia
3. Penulis ketiga Teknik
Kimia
4. Dr. Endar Penulis terakhir Teknik Pengarah dan
Puspawiningtiyas, Kimia desain
S.T., M.T. kegiatana
serta
penyelaras
akhir
manuskrip

Anda mungkin juga menyukai