Anda di halaman 1dari 18

PEMANFAATAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS

SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN


BIOETHANOL MELALUI PROSES HIDROLISIS
DAN FERMENTASI.

FEBRIYANTI NANNA SAMPE TONDOK


(4521044007)
BAHAN KAJIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang,Rumusan Masalah, Tujuan serta Manfaaat Penelitian yang diambil.

TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada saat penelitian.


01 PENDAHULUAN
Latar belakang dan rumusan masalah penelitian
yang diambil.
LATAR 1 BELAKANG

Saat ini 85% dari kebutuhan energi dunia berasal dari bahan bakar minyak. Indonesia berupaya
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat mensubsitusi
transportasi minyak mentah diperoleh dari biomassa berupa bahan bakar bioetanol.

Beras merupakan kebutuhan pokok primer sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebelum dikonsumsi, beras
dicuci dengan air dua sampai tiga kali. Air bekas cucian beras ini (Air lira) dibuang dan menjadi limbah rumah tangga.

Biomassa termasuk beras dimanfaatkan untuk pengembangan bioetanol menggantikan bahan bakar
minyak. Karbohidrat merupakan komponen utama beras yang terdiri dari 85–90% pati. Air cucian beras yang mengandung
karbohidrat dapat diubah menjadi etanol.
RUMUSAN MASALAH

1. 2.
Bagaimana tingkat atau kadar maksimal etanol yang
Bagaimana kondisi optimum pembuatan bioetanol dari
air bekas cucian beras? didapatkan dari pembuatan bioetanol dari air bekas
cucian beras?
Tujuan Penelitian

1. Untuk memahami kondisi optimum dalam pembuatan bioetanol dari air


bekas cucian beras.

2. Untuk mengetahui tingkat atau kadar maksimal etanol yang didapatkan


dari pembuatan bioetanol dari air bekas cucian beras.
MANFAAT PENELITIAN

2. Bagi mahasiswa 3. Manfaat bagi masyarakat


Memberikan manfaat Hasil penelitian ini
1. Bagi Peneliti
sebagai bahan referensi diharapkan dapat
Memberikan pemahaman
dan informasi bagi bermanfaat bagi
mengenai kondisi optimum
mahasiswa program studi masyarakat luas sebagai
dalam pembuatan
teknik kimia tentang sumber informasi
bioetanol dari air bekas
pemanfaatan limbah air bagaimana pemanfaatan
cucian beras.
bekas cucian beras limbah air bekas cucian
sebagai bahan baku beras sebagai bahan baku
pembuatan bioetanol. pembuatan bioetanol.
02 TINJAUAN
PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
• Kata “beras” adalah bagian bulir padi • Kandungan nutrisi beras merupakan sumber
(gabah) yang telah dipisah dari sekam. karbohidrat utama di dunia.Sebagian
Sekam (Jawa merang) secara anatomi terbesar karbohidrat dalam beras ialah pati
disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan hanya sebagian kecil pentosan,
dan 'lemma' (bagian yang menutupi). selulosa, hemiselulosa, dan gula. Antara
85% hingga 90% dari berat kering beras
• Sifat-sifat fisikokimia beras sangat berupa pati. Kandungan pentosan berkisar
menentukan mutu tanak dan mutu 2,0-2,5% dan gula 0,6-1,4% dari berat beras
rasa nasi yang dihasilkan. Lebih pecah kulit. Dengan demikian jelaslah
khusus lagi, mutu ditentukan oleh bahwa sifat fisikokimiawi beras teutama
kandungan amilosa, kandungan ditentukan oleh sifat-sifat patinya, karena
protein, dan kandungan lemak. penyusun utamanya adalah pati. Secara
umum kandungan amilosa pada beras
adalah 18 %, kandungan amilopektin 82 %,
TINJAUAN PUSTAKA
• Limbah air cucian beras yang banyak
terdapat dihampir seluruh rumah penduduk
Indonesia memiliki kandungan nutrisi yang
berlimpah, diantaranya karbohidrat berupa
pati 85-90 %, lemak, protein gluten, selulosa,
hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi.
Air cucian beras mengandung vitamin seperti
niacin, riboflavin, piridoksin dan thiamin, serta
mineral seperti Ca, Mg dan Fe yang
diperlukan untuk pertumbuhan jamur (Astuti,
2013)
• Biomassa termasuk beras dimanfaatkan untuk
pengembangan bioetanol menggantikan bahan
bakar minyak. Karbohidrat merupakan
komponen utama beras yang terdiri dari 85–
90% pati. Air cucian beras yang mengandung
karbohidrat dapat diubah menjadi etanol.
TINJAUAN PUSTAKA
• Bioetanol adalah bahan kimia berupa cairan berasal dari
hasil fermentasi karbohidrat (pati) dengan bantuan
mikroorganisme. Karena pembuatannya melibatkan proses
biologis maka produk ethanol yang di hasilkan diberi
nama bioethanol.

• Pada pembuatan bioetanol dengan bahan baku


sumber pati, prosesnya lebih panjang dibanding
dengan bahan baku sumber gula. Pati diubah dulu
menjadi glukosa melalui hidrolisis asam ataupun
enzimatik untuk menghasilkan glukosa kemudian
gula difermentasi untuk menghasilkan etanol.
03. METODE
PENELITIAN
Apa saja metode yang digunakan?
ALAT & BAHAN
Alat-alat yang digunakan :
Bahan-bahan yang digunakan :
- Labu ukur -Labu leher tiga - Thermometer
- Statif dan klem - Erlenmeyer • Air leri
- Labu destilasi - Hot plate • HCl
- Tabung reaksi - Botol fermentasi • NaOH
- Selang - Pipet tetes • Aquades
- Beaker glass - Pipet ukur • Ragi
- Timbangan analitik - Gelas ukur • Urea (nutrisi)
- Density meter - pH meter
- pH universal - Batang pengaduk
PROSEDUR PENELITIAN

2. Tahap 3. Tahap 4. Tahap 5. Tahap


1. Tahap hidrolisis Netralisasi Fermentasi Distilasi
persiapan sampel
Prosedur penelitian
1) Tahap persiapan sampel :
• Air leri yang telah terkumpul diukur pH awalnya.
• Air leri sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam labu ukur (1000 ml).
• Tambahkan larutan HCl 10 ml dengan konsentrasi 10% dan 20% hingga mencapai kondisi pH 1-2 lalu aduk hingga
homogen.

2) Proses Hidrolisis
• Masukkan sampel pada tempat pemanas untuk dihidrolisis.
• sampel dipanaskan hingga mencapai suhu 60°C.
Prosedur penelitian
3) Proses Netralisasi
• Sampel hasil hidrolisis dinetralisasi dengan NaOH hingga pH berkisar 4-4,5.

4) Proses Fermentasi
• Sampel difermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan variasi 5% w/v, 8 w/v dan 10% w/v.
• Setelah itu tambahkan 2 gram urea sebagai nutrisi.
• Sampel difermentasi selama 2 hari dan 4 hari pada suhu antara 25°C hingga 30°C.

5) Proses Destilasi
• Sampel yang telah difermentasi selanjutnya didistilasi hingga mendapatkan hasil. Destilasi dilakukan sebanyak satu kali.
Dengan menggunakan destilasi sederhana selama 5-6 jam.
Thank You Zàijiàn
(Xièxiè 谢谢 )
再见
Daftar Pustaka
In, F. T ., & Water, M. B. F. R. W. (2019). PENGARUH KONSENTRAT ASAM KLORIDA, KOMPOSISI YEAST DAN
WAKTU FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR LERI. Jurnal Ilmiah Teknik
Kimia, 3(2).

Oktavia, H. T. (2013). Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Padat Secara
Fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae. Jurnal Teknik Lingkungan, 2(1), 1-8.

Sari, N. K. (2018). Pembuatan bioetanol dari rumput gajah dengan distilasi


batch. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 8(3), 94-103.

Visca, R., Dewi, M. N., Sinaga, M., & Nurcahyati, S. (2020). Optimasi Dosis Enzim Glukoamilase dan
Waktu Fermentasi dalam Produksi Bioetanol dari Air Cucian Beras. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 7(3),
101-107.

Wusnah, W., Bahri, S., & Hartono, D. (2020). Proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang kepok
(Musa acuminata BC) secara fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 8(1), 48-56.

Anda mungkin juga menyukai