Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

OPERASI TEKNIK KIMIA


I

APLIKASI TRANSFORTASI PADATAN PADA INDUSTRI KELAPA


SAWIT

Dosen Pengampu : Dr. Hamsina,ST.,M.Si

DISUSUN OLEH

Juliandari Arruan
Bone (4521044003)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Operasi
Teknik Kimia I. Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Dr. Hamsina,ST.,M.Si
yang telah membantu dengan meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu
kepada kami baik secara moral maupun materi.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa
maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 28 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1. Definisi screw conveyor.........................................................................3
2.2. Komponen screw conveyor....................................................................7
2.3. Cara Kerja screw conveyor..................................................................10
2.4. Fungsi screw conveyor.........................................................................11
2.5. Kelebihan screw conveyor...................................................................11
2.6. Kekurangan screw conveyor................................................................12
2.7. Flow Sheet Pada industry Kelapa Sawit……………………………..
2.8. Perhitungan Pada screw conveyor........................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1. Simpulan...............................................................................................15
3.2. Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Jenis-Jenis Flight................................................................................3


Gambar 2.2. Screw Conveyor.................................................................................4
Gambar 2.3. Screw Conveyor Coupling.................................................................5
Gambar 2.4. Wadah Screw Conveyor.....................................................................5
Gambar 2.5. Screw Conveyor Hanger.....................................................................6
Gambar 2.6. Screw Conveyor Box And..................................................................6
Gambar 2.7. Lay Out Screw Conveyor...................................................................7
Gambar 2.8. Bagian-Bagian Screw Conveyor........................................................7
Gambar 2.9. Through...............................................................................................8
Gambar 2.10. Hanger Screw....................................................................................9
Gambar 2.11. Screw.................................................................................................9
Gambar 2.12. Kopling............................................................................................10
Gambar 2.13. Sket Screw Conveyor......................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah industri, transportasi produk (material padatan)


merupakan salah satu komponen vital. Oleh karena itu diperlukan suatu
mekanisme yang baik dalam sistem transportasi produk ini. Dalam
pemilihan alat pengangkut tersebt tentu diperlukan berbagai pertimbangan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor
yang berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri yang berbentuk
padat.
Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan
antara lain tergantung pada : kapasitas yang ditangani, jarak perpindahan
material, kondisi pengangkutan (horizontal, vertical, inklinasi), ukuran,
bentuk, dan sifat material, harga peralatan tersebut. Adapun jenis-jenis
conveyor adalah sebagai berikut: Belt Conveyor, Chain Conveyor , Scraper
Conveyor, Apron Conveyor, Bucket Conveyor, Bucket Elevator, Screw
conveyor, Pneumatic Conveyor.
Dalam makalah ini akan dilakukan pembahasan mengenaii screw
conveyor pada industry kelapa sawit yang mana befungsi untuk
mentransfer material atau memindahkan buah maupun ampas kelapa sawit,
yang didalam alat ini terdapat continous spiral flight yang terikat dalam
suatu shaft dan dimasukkan dalam pipa.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Screw conveyor?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada screw conveyor?
3. Bagaimana cara kerja screw conveyor?
4. Apa kegunaan screw conveyor?
5. Apa kelebihan dan kekurangan screw conveyor?
6. Bagaimana Flow Sheet Industri Kelapa Sawit?
7. Bagaimana rumus perhitungan pada screw conveyor

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ada;ah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Screw conveyor
2. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada screw conveyor
3. Mengetahui cara kerja screw conveyor
4. Mengetahui kegunaan screw conveyor
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan screw conveyor
6. Mengetahui rumus perhitungan pada screw conveyor
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Screw conveyor


Pada dasarnya screw conveyor terbuat dari pisau yang berpilin
mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin
ini disebut flight. Mekanisme ini biasanya terdapat dalam suatu tabun. Screw
conveyor digunakan dalam banyak industry terutama industri pertanian.
Screw conveyor dalam industri modern sering digunakan secara horizontal
atau sedikit miring sebagai cara yang efisien untuk memindahkan bahan
semi- padat, termasuk sisa makanan, serpihan kayu, agregat, biji-bijian
sereal , pakan ternak, boiler abu, daging dan tepung tulang, padat perkotaan
limbah , dan banyak lainnya.
Adapun jenis-jenis flight adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Jenis-jenis flight

Konveyor berfiight section (Gambar 2.2-a) dibuat dari pisau-pisau


pendek yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara
disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga
akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros (Gambar 2.2-b). Untuk membentuk suatu

2
konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros
yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.
Flight khusus adalah flight yang digunakan untuk menangani produk-
produk khusus. Cast flight digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan
tinggi. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor
(Gambar 2.2-c).
Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.2-d).
Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.2-e). Flight pengaduk ini
dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa
lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan
murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor
pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang
disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor pendek
mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor
pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah
konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi
(Gambar 2.3).

Gambar 2.2 Screw conveyor : a. Sectional; b. Helicoid;

3
c. Cast Iron; d. Riboon; e. Cut Fligh

Gambar 2.3. Screw conveyor Coupling

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar 2.4),


Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling
sederhana (Gambar 2.4-a) hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah
lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari
kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah
pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Gambar 2.4-b
menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat
dari besi.

Gambar 2.4. Wadah Screw conveyor

4
Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada
persambungan yang tetap sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada
ujung wadah, dan sepanjang wadah harus tetap ada hanger atau penahan,
Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian.
Gambar 2.5 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr 2.5-a
menunjukkan tipe paling sederhana dan paling murah. Gbr 2.5-b
menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan terpisah dan ditempatkan
di wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang
dapat disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik.
Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan
persambungan hanger, seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai
karena akan mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh
minyak. 0leh karena itu, wadah dalam hanger dibuat dari besi putih cor (Gbr
2.5-c) sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun tanpa pelumas.

Gambar 2.5. Screw conveyor Hanger

Ujung dari wadah konveyor disebut box ends . Umumnya box ends
awal berbeda konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki
roda gigi (gears) bevel untuk memutar poros konveyor.

Gambar 2.6. Screw conveyor Box End

5
2.2. Komponen Screw conveyor

Gambar 2.7 Lay out Screw Conveyor

Gambar 2.8. Bagian – bagian Screw Conveyor

Keterangan :
1. Screw conveyor drive, motor mount, V – belt drive dan guard.
2. End plate untuk screw conveyor drive.
3. Palung dengan fitted discharge spout.
4. Trough / Palung

6
5. End plate untuk ball bearing.
6. Seal plate, flanged ball bearing unit dan tail shaft.
7. Screw.
8. Screw dengan bare pipe at discharge end.
9. Hanger dengan bearing dan coupling shaft.
10. Flanged cover with inlet.
11. Flanged covers with buttstrap.

Trough
Troughs (U) atau palung berfungsi sepenuhnya sebagai wadah/rumah yang
menyertakan bahan dan disampaikan dengan bagian-bagian yang berputar
(screw conveyor).

Gambar 2.9. Through

Hanger
Hanger berfungsi memberikan dukungan, mempertahankan allignment dan
bertindak sebagai permukaan bantalan.

7
Gambar 2.10.Hanger Screw

Screw Press
Screw Press ini berputar dengan halus memutar materi kesampingdidalam
palung atau troughs ( U ).

Gambar 2.11. Screw

Kopling
Kopling dan Poros menghubungkan dan mengirimkan motion untuk screw
conveyors berikutnya.

8
Gambar 2.12. Kopling

2.3. Cara Kerja Screw conveyor


Alat ini terdiri dari baja yang memiliki spiral atau helical fin yang
tertancap pada shaft dan berputar dalam suatu saluran berebentuk U
(through) tanpa menyentuhnya sehingga helical fin mendorong material ke
trough. Shaft digerakkan oleh motor gear. Conveyor dibuat dengan ukuran
panjang 8-12 ft yang dapat bersatu untuk memperoleh panjang tertentu.
Diameternya bervariasi dari 3 sampai 24 in.
Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh
kayu atau baja. Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk penempatan as
dan drive end yang kemudian dihubungkan dengan alat penggerak.
Elemen screw conveyor disebut flight . bentuknya helical atau dengan
modifikasi tertentu. Untuk helicoids flight bentuknya berupa pita
memanjang dan dengan alat penyangga pada masing-masing belitan dan
berakhir pada as sentral.
Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan
mekanik serta membutuhkan biaya yang sedikit. Material bercampur saat
melewati conveyor. Pada umumnya srew conveyor dipakai untuk
mengangkut bahan secara horizontal. Namun bila diinginkan dengan elevasi
tertentu bisa juga dipakai dengan mengalami penurunan kapasitas 25-45%
dari kapasitas horisontalnya. Elevasi 100 terjadi penurunan kapasitas 15%,

9
Elevasi 150 terjadi penurunan kapasitas 20% dan Elevasi 200 terjadi
penurunan kapasitas 40%.
2.4. Fungsi Screw conveyor
Bahan yang dapat dipindahkan dengan screw conveyor terbatas pada
bahan curah yang ukurannya tidak terlalu besar (butiran kecil) sampai bahan
yang berbentuk serbuk maupun cair. Screw conveyor tidak dapat digunakan
untuk pemindahan bahan bongkah besar (large-lumped), mudah hancur
(easily-crushed), abrasive, dan material mudah menempel (sticking
materials). Beban yang berlebihan akan mengakibatkan kemacetan, merusak
poros, dan screw berhenti. Screw conveyor digunakan untuk memindahkan
material kecil seperti butiran, aspal, batubara, abu, kerikil dan pasir. Tipe
khusus yaitu ribbon conveyor dimana tidak ada pusat helical fin, cocok
digunakan untuk lem, cairan kental seperti molasses, tas panas dan gula.
Screw conveyor banyak dipakai pada indutri seperti :
 Industry kimia seperti Titanium dioxide, carbon black, calcium
carbonate, powdered lime, rubber, detergent powders and
sulphur dan lain-lain.
 Makanan seperti Cake mixes, soup mixes, gravy mixes, cocoa
powder, keju, permen, susu bubuk, frozen or raw vegetables, fruits
and nuts.
 Kosmetik dan obat-obatan seperti bedak, titanium dioxide, zinc
oxide, clay, calcium carbonate.

2.5. Kelebihan Screw conveyor


Adapun kelebihan dari screw conveyor adalah sebagai berikut:
a. Dapat digunakan sebagai pencampur bahan disamping fungsi utamanya
sebagai pemindah bahan
b. Dapat mengeluarkan material pada beberapa titik yang dikehendaki. Hal
ini penting bagi material yang berdebu (dusty) dan material panas,
material yang berbau.

10
2.6. Kekurangan Screw conveyor

Adapun kekurangan screw conveyor adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah besar (large-


lumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan material mudah
menempel (sticking materials). Beban yang berlebihan akan
mengakibatkan kemacetan, merusak poros, dan screw berhenti.
b. Screw pada conveyor ini mengakibatkan adanya gesekan material
terhadap screw dan through yang berakibat pada konsumsi daya yang
tinggi. Oleh karena itu screw conveyor digunakan untuk kapasitas rendah
sampai sedang (sampai 100 m3/jam) dan panjang biasanya 30 sampai 40
m.

2.7. Flow sheet pada industry kelapa sawit

1) Penebahan/perontokan

Buah Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa
sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di
tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah
11
rebus. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan
kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan

12
ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk
didistribusikan ke tiap unit-unit digester.
Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di
dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada
pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan
diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3
kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung
selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian
dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).

2) Pengepresan/pengempaan
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada
tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C
sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang
viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan
ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker
conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar
dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).

3) Pemurnian Minyak
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih
lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan
kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.
Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk
memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain
yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan
bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan
2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah
memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude
oil tank dan suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki
pemisah (continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar.
Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki
pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan
kedalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai
berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui
lubang bawah. Untuk mempermudah pemisah, suhu dipertahankan 95 C dengan
system injeksi uap Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung
dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus
minyak.
Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storege Tank).

4) Proses Pengolahan lnti Sawit


Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam Depericaper
13
melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian
kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan
proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji.
Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji
tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C
selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut
Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang
disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut
Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator
(Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus,
biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk
ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti
dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar
airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam
waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui
Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik
pemproses berikutnya.

2.8. Perhitungan pada Screw conveyor

Gambar 2.13. Sket Screw conveyor

ds = diameter screw
(inchi) dp = diameter poros
(inchi)

Untuk menentukan pitch screw (p) dapat dihitung dengan rumus berikut:
1 𝛼
𝑝 = 𝑑 𝑡𝑔
2 2
𝛼
𝑝 = 2𝑑 𝑡𝑔
2
14
Bila panjang poros penggerak adalah l (inchi) maka banyaknya screw (n)
adalah:
1
𝑛=
𝑝

Sedangkan kecepatan dorong muatan adalah:

𝑝𝑥𝑛
𝑣=
6000

Dimana n adalah putaran poros penggerak conveyor (rpm)


Kapasitas screw conveyor dalam ft3/jam rpm (CEMA-screw conveyor,
1971:25)

𝐶
= 0.7854(𝐷𝑠 − 𝐷𝑝 )𝑃 𝐾 60
2 2

𝑟𝑝𝑚 1728

Dimana:
C = Kapasitas screw conveyor dalam ft3/jam
Ds = diameter screw conveyor (inchi)
Dp = diameter pipa (inchi)
P= pitch dariscrew conveyor (inchi)
K = prosentase dari pembebanan tabung (%)

Kecepatan screw conveyor dapat dihitung dengan rumus (CEMA-screw


conveyor, 191:25)

𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


𝑁(𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑙𝑖𝑟) =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑦𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑝𝑚

Daya untuk memutar screw conveyor

15
Daya yang dibutuhkan adalah daya total dari gesekan conbveyor (HPf) dan
daya untuk memindahkan material pada ukuran terrtentu (HPm) dikalikan
dengan factor beban lebih (FO) dan dibagi efisiensi penggerak total (e)
(CEMA-screw conveyor 1971:36):

𝐿𝑠 𝑁 𝐹𝑑
𝐻𝑃𝑓 =
𝐹𝑏
100000

Dimana:
L = panjang dari conveyor dalam ft
N = kecepatan screw conveyor dalam
rpm Fd = diameter conveyor factor
Fb = hanger bearing factor

𝐶 𝐿𝑠 𝑊 𝐹𝑓 𝐹𝑚 𝐹𝑝
𝐻𝑃𝑚 =
100000

Dimana:
C = Kapasitas screw conveyor dalam ft3/jam
W = berat jenis material dalam lbs/ft3
Ff = Flight factor
Fm = Material factor
Fp = Paddle factor

(𝐻𝑃𝑓 + 𝐻𝑃𝑚)𝐹𝑜
𝐻𝑃 =
𝑒
Dimana:
Fo = over load factor
E= efisiensi penggerak
(%)
HPm= daya untuk memindahkan material (HP)
HPf = daya total karena gesekan conveyor (HP)

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Screw conveyor terdiri dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu
sehingga bentuknya mirip sekrup
2. Screw conveyor digunakan untuk mengangkut beban padat, semi cair,
dan nahkan cair
3. Screw conveyor tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah
besar (large-lumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan
material mudah menempel (sticking materials).
4. Digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai 100 m3/jam)
dan panjang biasanya 30 m sampai 40 m.

3.2. Saran
Adapun saran-saran adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya screw conveyor tidak digunakan untuk load dengan kapasitas
yang besar
2. Sebaiknya screw conveyor tidak digunakan untuk mengangkut load
yang mudah lengket, besar, mudah hancur dan abrasive.

17
Daftar Pustaka

http://dianape.wordpress.com/conveyors, diakses pada hari sabtu, 28


Oktober 2023.
http://laskarkalong.wordpress.com/2013/04/30/prinsip-kerja-screw-
conveyor/, diakses pada hari sabtu, 28 Oktober 2023.
http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/
wiki/Screw_conveyor&prev=search, diakses pada hari sabtu, 28 Oktober 2023.
http://www.foodnetworksolution.com/wiki/word/0945/screw-conveyor-
%E0%B9%80%E0%B8%81%E0%B8%A5%E0%B8%B5%E0%B8%A2%E0%B
8%A7%E0%B8%A5%E0%B8%B3%E0%B9%80%E0%B8%A5%E0%B8%B5%
E0%B8%A2%E0%B8%87, diakses pada hari sabtu, 28 Oktober 2023.
https://habibiezone.wordpress.com/2010/10/04/pengolahan-kelapa-sawit/
https://anekametalindustri.com/artikel/fungsi-screw-conveyor-pada-
pengolahan-kelapa-sawit/,

18

Anda mungkin juga menyukai