Anda di halaman 1dari 23

TUGAS DESIGN DAN

PERENCANAAN V-BELT PADA MESIN PENEPUNG

Dosen Pengampun :

ALI ACHMADI S.T,M.T

Disusun Oleh:

Nama : Yudistira Prihaseno

NIM : 15350561

Jurusan : Teknik Mesin

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI RONGGOLAWE CEPU
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT Atas Segala Limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya Atas Terselesaikannya Tugas ini, Walaupun Sekiranya Masih jauh dari Tahap
Kesempurnaan.

Dalam Tugas ini, penulis mencoba Menganilisis V-Belt Pada Sebuah Mesin Penepung
dengan Daya Motor dan Putaran Tertentu. Dalam Analisis Belt ini Penulis Mengambil
Literatur dari Berbagai Buku-Buku Mesin, Mencari Referensi Lewat Internet dan Masukan
dari Teman-Teman Serta Dosen.

Penulis Hendak Mengucapkan Banyak Terima Kasih kepada Bapak dosn Pengampu
Yang Sudah Membantu Serta Menjadi Pembimbing dalam Penyusunan Tugas . Serta Kepada
Rekan-Rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Tehnik Ronggolawe (STTR)

Akhir Kata Penulis Mengharapkan Adanya Sumbang Saran Yang Dapat Bermanfaat
Bagi Penulis untuk Memperbaiki Isi Analisis Ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cepu ,12 Februari 2020

( Yudistira Prihaseno)

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................. 3

2.1 Belt ........................................................................................................................................ 3

2.2 Rangkaian Sabuk Dan Puli .................................................................................................. 6

2.3 Perencanaan ....................................................................................................................... 10

BAB III PERHITUNGAN ........................................................................................................ 13

3.1 Data..................................................................................................................................... 13

3.2 Analisis ............................................................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 18

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 18

4.2 saran .................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... Error! Bookmark not defined.

iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki komoditas pertanian yang cukup
melimpah. Sehingga komoditas ini cukup menjanjikan untuk masa depan mengingat
pertanian merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, berbeda dengan
sumber daya lain. Misal minyak bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya.

Walaupun komoditas disektor pertanian indonesia cukup menjanjikan, namun pada


kenyataannya kekayaan tersebut tidak bisa dinikmati secara langsung oleh para
petani. Sehingga sebagian besar petani cukup kesulitan dalam masalah ekonomi.
Penjualan hasil pertanian terkadang tidak mampu menutupi besarnya kenaikan harga
pupuk dan biaya pengolahan pertanian. Walaupun disisi lain harga komoditas
pertanian cenderung naik, namun dampaknya kurang berpengaruh terhadap petani.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing para petani selain memperbaiki
mutu hasil pertanian mereka juga harus mampu menangani hasil pertanian menjadi
komoditas yang memiliki harga jual tinggi. Dengan kata lain mereka harus menguasai
teknologi penanganan pasca panen. Salah satu teknologi tersebut ialah menjadikan
hasil pertanian tersebut menjadi tepung ( tepung beras, tepung gandum dan tepung
kedelai). Karena bahan-bahan tepung tersebut merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan kue, susu kedelai dan aneka jenis makanan lainnya.

Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan alat-alat teknologi
yang diciptakan untuk mengolah hasil pertanian, misal Mesin Penepung. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian supaya
lebih mudah, cepat, murah dan harga jual jauh lebih tinggi.

Dalam kehidupan di era modern ini, suatu alat-alat permesinan merupakan alat yang
penting dan vital untuk menunjang peralatan-peralatan yang berbasis keteknikan.
Dikarenakan V-Belt merupakan komponen mesin yang sangat vital dan berpengaruh
besar terhadap kinerja suatu mesin penepung, maka dalam hal perencanaan suatu
VBelt pada mesin penepung haruslah tepat, ini dimaksudkan untuk mendapatkan
Kinerja V-belt yang efektif, maksimal, ekonomis dan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan. V-belt sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja suatu alat
permesinan oleh karena itu ide-ide pengembangan serta inovasi penggunaannya harus
selalu ada, setidaknya kalaupun itu sulit seorang engineer harus dapat merancang dan
membuat V-belt supaya dapat bekerja dengan efektif dan maksimal.

1
1.2 Tujuan
Dikarenakan dalam sebuah perencanaan suatu elemen mesin haruslah akurat dan teliti,
maka dalam analisis V-belt pada Mesin Penepung ini terdapat beberapa tujuan yang
hendak dicapai, antara lain:
a. Dapat mengetahui Kekuatan Belt
b. Dapat mengetahui Material Belt

1.3 Batasan Masalah


Dalam Analisis suatu Belt pada Mesin Penepung Yang Harus diketahui adalah:
a. Panjang Belt (L)
b. Kecepatan Sabuk (V)
c. Sudut Kemiringan (α)
d. Sudut Kontak (θ)
e. Tegangan Maksimum Sabuk (F)

2
BAB II DASAR TEORI

2.1 Belt

Sabuk (Belt) adalah suatu elemen mesin yang terbuat dari bahan fleksibel yang dapat
digunakan dengan mudah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu
komponen ke komponen lainnya, dimana belt tersebut dililitkan dengan puli yang
melekat pada poros yang akan berputar.
(http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belttransmisi-sabuk)

Sabuk atau yang sering disebut Belt merupakan suatu komponen Mesin Yang
Termasuk Vital, dimana belt ini nantinya akan meneruskan sebuah gaya yang
diterima dari puli untuk kemudian diteruskan pada gaya gerak mekanik. Dan apabila
sebuah sabuk atau belt mempunyai kualitas yang jelek dan tidak sesuai standar maka
umur kerja dari sebuah belt atau sabuk akan relatif pendek. (Ahmad Zaenuri, 2010)

Sabuk berfungsi untuk memindahkan tenaga melalui kontak antara belt dengan puli
yang digerakkan, kemampuan belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada
faktor-faktor berikut:
- Tegangan Belt Terhadap Puli
- Gesekan antara Puli dan Belt
- Sudut Kontak antara Puli dan Belt
- Kecepatan Belt
Dan harus diperhatikan, untuk sabuk datar jarak maksimum antar poros tidak boleh
lebih dari 10 meter dan jarak minimumnya tidak boleh kurang dari 3-5 kali diameter
puli terbesar. (mumu komaro,2008)

- Macam-Macam Sabuk

Sabuk disebut juga ban mesin (Belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Belt Datar atau Rata (Flat Belt)

Belt jenis ini biasanya terbuat dari Leather Rubberized Fabric dan Cord. Flat Belt
jarang digunakan karena membutuhkan puli yang lebih besar, tempat yang luas
dan kurang fleksibel. Jenis belt ini umumnya digunakan di industri dengan daya
yang cukup besar dan jarak antar puli pun biasanya sampai 10 m. (R.S. khurmi &
J.K. Gupta, 2005)

3
2. Belt Bentuk V (V-Belt)

Banyak digunakan untuk memindahkan beban antar puli yang berjarak pendek.
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005). Gaya jepit yang ditimbulkan oleh bentuk alur
V mempengaruhi gaya tarik atau load yang lebih besar sehingga menghasilkan
gaya jepit belt yang kuat. Efisiensi jenis belt ini mampu mencapai 45%.

3. Belt Bentuk Bundar (Circular Belt)


Jenis belt ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai untuk
mentransmisikan daya yang kecil, dan jarak antar puli sampai 5 meter. Batas
maksimum kecepatan sabuk gilir (bentuk bundar) kurang lebih 35 m/s dan
daya yang dapat ditransmisikan adalah sampai 60 Kw. (R.S. khurmi & J.K.
Gupta, 2005)

Gb.2.1 jenis belt (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

V-Belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari bahan karet dan mempunyai
penampang berbentuk Trapesium, tenunan teteron dan semacamnya yang terdapat di
dalam kontruksi belt digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa atau menyalurkan
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula, bagian
sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk
yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk V jika dibandingkan dengan
sabuk rata (flat belt). (Sularso & Kiyokatsu Suga 1979)

4
Berikut Kelebihan Transmisi Belt jika dibandingkan Dengan Jenis Transmisi Lain (Rantai
dan Roda Gigi) antara lain: (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

- Harganya murah
- Perawatan mudah
- Tidak berisik

Dengan beberapa kelebihan tersebut, V-Belt lebih banyak digunakan untuk


mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar (± 500 Kw). Dan ini sering kita jumpai dalam
mesin-mesin industri rumah tangga. Misal pada mesin penepung. (Sularso & Kiyokatsu Suga
1979)

Gb. 2.2 V-belt pada mesin penepung


Selain mempunyai kelebihan, transmisi Belt juga mempunyai Kekurangan jika dibandingkan
dengan transmisi rantai dan roda gigi, diantaranya: (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

- Umurnya Pendek (Mudah Aus)


- Sering terjadi Sliding
- Efisiensi Rendah
- Kapasitas Daya Kecil
- Tidak bisa mentransmisikan daya yang jarak antar poros puli lebih dari 10 m (daya
yang ditransmisikan akan lebih kecil sehingga tidak efisien).

5
2.2 Rangkaian Sabuk Dan Puli
Puli Belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan
daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat dengan
ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros. Puli pada umumnya
dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada juga yang terbuat dari baja.
(http://academia.edu/V-BELT_V-Belt)

Secara umum rangkaian sabuk dan puli dapat digolongkan menjadi:

a. Sabuk Terbuka
b. Sabuk Silang
c. Sabuk Seperempat Putaran
d. Sabuk Dengan Puli Pengencang
e. Sabuk Kompon
f. Sabuk Bertingkat
g. Sabuk Dengan Puli Pelepas

• Sabuk Terbuka
Sabuk V terbuka (open belt drive) seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini
digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar yang berputar dengan arah yang
sama. Jarak kedua sumbu poros besar, sehingga sisi kencang sabuk harus ditempatkan di
bagian bawah.http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Gb.2.3 sabuk terbuka


(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

6
Sabuk Silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive), disebut juga sabuk puntir digunakan untuk dua
poros yang sejajar dengan putaran berlawanan arah. Perlu diperhatikan, bahwa terjadi
persinggungan sabuk yang akan menimbulkan pengikisan sabuk satu sama lain. Untuk
menghindarinya poros-poros harus mempunyai jarak maksimum 20x lebar sabuk, dengan
kecepatan dibawah 15 m/s.

• Sabuk Seperempat Putaran


Sabuk seperempat putaran (quarter turn belt drive), digunakan untuk poros tegak lurus
dan berputar pada suatu arah tertentu. Jika dikehendaki arah lain perlu dipasang puli
pengarah (guide pulley). Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli
harus lebih besar atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.

Gb.2.4 sabuk seperempat putaran dan sabuk silang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

7
Sabuk Dengan Puli Pengencang
Sabuk dengan puli pengencang, digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak yang
kecil.

Gb.2.5 sabuk dengan puli pengencang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

• Sabuk Kompon
Sabuk kompon (compound belt drive) digunakan untuk meneruskan daya dari suatu poros
ke poros lainnya melalui beberapa puli.

• Sabuk Bertingkat
Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakan
pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.

Gb.2.6 sabuk bertingkat


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

8
Sabuk Dengan Puli Pelepas
Sabuk dengan puli pelepas digunakan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan
poros mesin tanpa mempengaruhi puli penggerak.
Puli yang terpasang pada mesin disebut fast pulley, dan puli yang berputar bebas disebut
loose pulley. http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Berikut Kontruksi bahan V-Belt:

Gb.2.7 kontruksi v-belt


(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

Macam dan Tipe V-Belt

Gb.2.8 ukuran penampang belt

(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

9
2.3 Perencanaan

Gb.2.9 sistem terbuka (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

x =Jarak Antar Poros (mm)

r1,r2 = Jari-Jari Puli 1 dan 2 (mm)

α = Sudut Kemiringan ( 0 )

θ = Sudut Kontak ( Rad)

Panjang Belt Keseluruhan :

L=[ (𝑟1−𝑟2) 2
𝜋(r2 +r1)+2x+
𝑥
]. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Kecepatan Linier Sabuk :

𝜋𝑑𝑁
V = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..(2.2)
60

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

10
Sudut Kemiringan (Sin α) :

(𝑟1−𝑟2)
Sin α = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
𝑥

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Sudut kontak (θ) :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)

T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)

V = Kecepatan Sabuk (m/s)

Daya Yang di Transmisikan :

(𝑇1−𝑇2)𝑉
P= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
75

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

11
Rasio Tegangan :

T
2,3 Log 1 = μθ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
T2

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

μ = Koefisien Gesek antara Puli dengan Belt

θ = Sudut Kontak (Rad)

Luas Penampang Sabuk :

A= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Tegangan Tarik Sabuk :

F . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

12
BAB III PERHITUNGAN

3.1 Data

Penepung
Penggerak

Analisis Data Dari Mesin Penepung (HONDA GX 160 H1)

1. Daya (P) : 6 Hp
2. Putaran Mesin (N) : 1600 Rpm
3. Diameter puli Penggerak (d2) : 180 mm
4. Diameter puli Penepung (d1) : 82 mm
5. Jarak poros antar pully (X) : 600 mm
6. Jari-jaripuli (r2) : 90 mm
7. Jari-jaripuli (r1) : 41 mm
8. JenisBelt : Mitsubhosi A-67

13
3.2 Analisis

a) Panjang Belt

L = π (R1+R2) + 2X +

= 3,14 ( 41+ 90) + 2 (600) +

= 3,14 (131) + 1600 +


= 411,34 + 1600 + 10,69
= 1622,03 mm
= 1622 cm

b) Kecepatan Sabuk

= 15,072 m/s

c) Sudut Kemiringan

=
=

= 0,082

= 6,060

14
d) Sudut kontak
θ =

= 2.928rad

e) Daya Yang Ditransmisikan

5,5

= 12,17 Kg

15
f) Rasio Tegangan

2,3 log = µ.

2,3 log = 0,3 × 2,893

Log =

= 2,365 kg
= 2,365 ×

= 22,72

2,365 = 22,72

= 9,606 Kg

= 2,365 ×

= 2,365 × 22,72

= 53,73 Kg

g) Luas Penampang Sabuk

=9×8

16
= 72 mm2

h) Tegangan Tarik Sabuk

= 0,316 Mpa

Material Yang Digunakan Ialah Jenis Rubber Dengan Tegangan Tarik Maksimal 16 Mpa
(Tabel 3 Lampiran Material Belt), Sehingga Belt Yang Digunakan Pada Mesin Penepung
Tersebut Dipastikan Aman.

17
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari Analisis Tersebut Dapat Diketahui Tegangan Tarik Belt Pada Mesin Penepung
Sebesar 2,77 Mpa. Dan Material Yang Digunakan Adalah Jenis Rubber Dengan Batas
Maksimum Tegangan Tariknya 16 Mpa, Sehingga V-Belt Yang Digunakan Dapat
Dipastikan Aman.

4.2 saran
Mengingat Belt Merupakan Elemen Mesin Yang Vital Untuk Mendukung Kinerja Suatu
Mesin Penepung, Maka Dalam Perencanaan Belt Pada Suatu Mesin Penepung Disarankan
Agar Menggunakan Sabuk (Belt) Dengan Kualitas Yang Baik Dan Sesuai Dengan
Standart Yang Sudah Ditetapkan. Hal Ini Bertujuan Untuk Menghasilkan Kinerja Mesin
Yang Maksimal Dan Efisien.

18
19

Anda mungkin juga menyukai