Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERANCANGAN MEKANIK UMUM 1

“BELT CONVEYOR”

Disusun oleh :

Nama : Evanita Cahyani


Kelas : 2 PcM B

Pengajar :
M.Haritsah A.,S.S.T.,M.Eng.

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI


BANGKA BELITUNG
TAHUN 2022
Lembar Pengesahan

Nama : Evanita Cahyani

Kelas : 2 PCM B

NPM : 0022039

Prodi : D-III Teknik Perancangan Mekanik

Jurusan : Teknik Mesin

Semester : 4 (Genap)

Pengajar : M.Haritsah A.,S.S.T.,M.Eng.

Pengajar, Mahasiswi,

M.Haritsah A.,S.S.T.,M.Eng. Evanita Cahyani


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Laporan Praktikum Perencanaan Mekanik Umum” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Perencanaan Mekanik Umum. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak M.


Haritsah Amrullah, S.S.T., M.Eng. selaku Dosen perencanaan mekanik
Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Sungailiat, 15 April 2022

Evanita Cahyani
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam rangka memenuhi persyaratan penilaian selama kuliah di Jurusan Teknik Mesin
Program Studi DIII Teknik Perancangan Mekanik Politeknik Manufaktur Negeri Bangka
Belitung, setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktikum. Salah satu praktikum
yang wajib diikuti ialah Perancangan Mekanik Umum. Adapun praktikum ini sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi penilaian selama kuliah di setiap semesternya serta
mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya dalam menghitung
dan merancang.

Pada praktikum kali ini dimana materinya membahas tentang salah satu kontruksi yaitu
Belt Conveyor. Dengan mengikuti dasar teori-teori yang didapat selama praktikum serta
sumber referensi yang didapat dari internet dan buku mata kuliah elemen mesin.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana merencanakan belt conveyor.
2. Komponen apa saja dalam kontruksi tersebut.
3. Bagaimana merencanakan perhitungan belt conveyor.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk lebih memahami perancangan dan
cara kerja dari belt conveyor, serta mengetahui cara menghitung sesuai metode
perancangan dan mendesain sesuai dengan perhitungan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Belt conveyor

Belt conveyor adalah alat atau mesin untuk memindahkan material dengan sabuk. Belt
conveyor adalah perangkat yang sangat sederhana yang digunakan untuk mengangkut unit
berkapasitas besar dan material curah. Perangkat ini terdiri dari sabuk yang dapat menahan
pengangkutan padatan. Sabuk yang digunakan dalam konveyor ini bisa dari berbagai jenis.
Sabuk konveyor pada dasarnya adalah perangkat yang sangat sederhana. Perangkat ini terdiri
dari sabuk yang dapat menahan pengangkutan padatan. Belt conveyor dapat dibuat dari
berbagai bahan seperti karet, plastik dan kulit. Penggunaan sabuk jenis ini tergantung pada
jenis dan sifat bahan yang diangkut.
Sabuk konveyor digerakkan oleh motor listrik yang dilengkapi dengan perangkat yang
dapat mengubah putaran tinggi menjadi putaran rendah. Sebuah gigi yang dapat mengubah
gigi yang dapat diubah dari putaran tinggi ke putaran rendah. Perangkat ini, juga dikenal
sebagai peredam (roda gigi) , dilengkapi dengan roller, sistem ballast, pembersih, rangka dan
penutup, serta sistem pengaman pada ban berjalan.

2.2 Komponen Belt conveyor


Dalam kontruksi belt conveyor terdapat beberapa komponen, yaitu:

1. Belt

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung roda
gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya lain dapat di terapkan
dimana sebuah sabuk luwes dibelitkan sekeliling pully atau sprocket pada poros.
Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk,
transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud khusus.

2. Idler

Berfungsi untuk menahan atau menyangga belt.


Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi :
 Idler atas yang digunakan untuk menahan belt.
 Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan di tempat pemuatan..
 Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari
jalur yang seharusnya.
 Idler bawah idler balik yaitu berguna untuk menahan belt kosong.

3. Unit penggerak (drive unit)

Pada belt konveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh adanya gesekan antara
belt dengan pully penggerak (drive pully), karena belt melekat disekeliling pully
yang diputar oleh motor.
Driving unit terdiri dari :
 Motor
 Poros
 Hunsen reducer (gear box).

4. Pemberat (takes up)

Yaitu komponen untuk mengatur tegangan belt dan untuk mencegah terjadinya selip
antara belt dan pully penggerak dengan cara menarik idler pully menjauhi terminalnya dengan
kabel yang dibebani melalui sebuah kabel, karena bertambah panjangnya belt.

5. Pembersih belt (belt cleaner)

Setiap belt konveyor biasanya dilengkapi dengan belt cleaner yang letaknya
paralel dengan pully penggerak. Belt cleaner ini berfungsi sebagai pembersih belt.
6. Skirts

Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan
(loading point) yang terbuat dari logam dan dipasang tegak atau miring yang gunanya
untuk mencegah terjadinya ceceran material pada saat beroperasi.

7. Holdback

Adalah suatu alat untuk mencegah agar belt konveyor yang membawa muatan ke
atas tidak berputar kembali ke bawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan.

8. Kerangka (frame) dan cover

Frame adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt konveyor
dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang berada di atasnya
tidak terganggu. Sedangkan cover adalah penutup yang berfungsi menghindari
serangan alam terhadap belt maupun material yang sedang di angkut. Serangan alam
yang terjadi misalnya hujan dan angin yang keras.

9. Motor penggerak

Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakan drive pulley. Tenaga (HP) dari
motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
 menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan antara idler dengan
komponen lain.
 Menggerakkan muatan secara mendatar.
 Mengangkut muatan secara vertikal.
 Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
 Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu waktu diperlukan.

10. Carrying roller


Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah beltyang membawa muatan.
Berfungsi sebagai penumpu beltdan sebagai landasan luncuryang dipasang dengan
jarak tertentu agar belt tidak meluncur ke bawah.

11. Reducer gear


Berguna untuk mereduksi kecepatan motor listrik agar sesuai yang diinginkan
2.3 Jenis-jenis conveyor
Ada beberapa jenis conveyor dalam industri, yaitu:

1. Belt Conveyor
2. Apron Conveyor
3. Flight Conveyor
4. Bucket Conveyor
5. Scraper Chain Conveyor
6. Pallet Conveyor
7. Overhead Conveyor
8. Drag Chain Conveyor
9. Screw Conveyor
10. Roller Conveyor
11. Oscilating Conveyor
12. Vibrating Conveyor
BAB III
PERANCANGAN BELT CONVEYOR

3.1 Spesifikasi Belt Conveyor


Berikut data-data yang digunakan dalam merancang belt konveyor:
 Kapasitas angkut : 30 ton/jam
 Panjang lintasan : 50m
 Sudut tanjakan : 0°
 Kecepatan : 0,8 m/s
 Berat tiap kemasan : 20kg

3.2 Perhitungan perencanaan


3.2.1 Pemilihan belt

Material yang akan dibawa memiliki ukuran 400cm x 190cm, jadi menggunakan belt yang
berukuran 2000.

3.2.2 Daya motor listrik (PM)


𝑃𝑇
𝑃𝑀 =
𝑦

𝑃𝑇 = 𝑃1 + 𝑃2
𝐶𝐵.𝑣+Q 126.0,8+30
𝑃1 = =
𝐶𝑙.𝑘ƒ 167.1
𝐻.Q 100.30
𝑃 = = = 8,17 𝑘𝑤
2 367 367

𝑃𝑇 = 0,78 + 8,17 = 8,95 𝑘𝑤


8,95
𝑃𝑀 = = 9,9 𝑘𝑤
0,9

Dipilih daya motor 20% dari nilai teoritis yaitu 15 kw untuk menghindari adanya kesalahan
operasional.
3.2.3 Perencanaan bearing
Beban yang diterima bantalan berupa beban radial murni maka dapat dipilih jenis Deep
Grove Ball bearing DIN 625. Dimensi yang sesuai dengan diameter poros dan memiliki umur
relatif lama adalah bantalan dengan nomor 6004.

 Menghitung umur bantalan


(ref.SKFhandbook bearing)

Diameter dalam (d) = 20 mm


Diameter luar (D) = 42 mm
Lebar bantalan (B) = 12 mm
Beban dasar (C) = 453,60 kg
Beban radial (Pr) = 16,79 kg
Beban aksial (Pa) =0
Beban ekuivalen (P = Pr) = 16,79 kg

Umur bantalan
106 𝐶
( ) = 23.230,11 j𝑎𝑚
3
𝐿ℎ =
(60. 𝑛) 𝑝

3.2.4 Perencanaan roda gigi cacing


Diketahui :
D1(diameter ulir cacing) = 200 mm
Modul =4
Z1 (ulir cacing) =1
Z2 (jumlah roda gigi cacing) = 50 buah

 Perencanaan worm/ ulir cacing


- Pitch worm (kisar)
𝑃𝑤 = 𝑧1 × 𝑚 × 𝜋 = 1 × 4 × 3,14 = 12,56𝑚𝑚
- Tinggi kepala gigi (ulir)
ℎ𝑎 = 1 × 𝑚
ℎ𝑎 = 1 × 4 = 4𝑚𝑚

- Tinggi kaki gigi


ℎƒ = 1,66 × 4
ℎƒ = 4,664𝑚𝑚

- Tinggi gigi (ulir)


ℎ = ℎ𝑎 + ℎƒ
ℎ = 4 + 4,66 = 8,664𝑚𝑚

- Diameter tusuk 1
𝐷𝑡1 = 𝐷1 − (2 × ℎ𝑎)
𝐷𝑡1 = 200 − (2 × 4) = 192𝑚𝑚

- Panjang minimal ulir cacing

𝐿 = 2 × 𝑚(1 + √50) = 64,568𝑚𝑚

- Diameter kaki ulir cacing


𝐷ƒ1 = 𝑑i𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑢𝑙i𝑟 𝑐𝑎𝑐i𝑛𝑔 − (2 × ℎƒ)
𝐷ƒ1 = 200 − (2 × 8,664) = 182,712𝑚𝑚

 Perencanaan roda gigi cacing


- Diameter tusuk
𝐷𝑡2 = 𝑧2 × 𝑚
𝐷𝑡2 = 50 × 4 = 200𝑚𝑚
- Diameter kepala
𝐷𝑘2 = 𝐷𝑡2 + (2 × ℎ𝑎)
𝐷𝑘2 = 200 + (2 × 4) = 208𝑚𝑚

- Jari –jari kepala gigi cacing


𝐷𝑡1
𝑟𝑘 = ( ) − ℎ𝑎
2
192
𝑟𝑘 = ( ) − 4 = 92𝑚𝑚
2

- Diameter luar roda gigi cacing


𝐷𝑡1
𝑟ƒ = ( ) − ℎƒ
2

𝑟ƒ = 91,336𝑚𝑚 = 91mm

- Diameter luar roda gigi cacing (sudut chamfer 45°)


𝐷𝑎 = 𝐷𝑘2 + (𝑟𝑘(1 − cos 45°))
𝐷𝑎 = 208 + (92(1 − cos 45°))
𝐷𝑎 = 234,946𝑚𝑚 = 235 mm

- Lebar minimum ujung yang disisakan chamfer kanan dan kiri 45°
𝑏 = 2 × 𝑟ƒ × sin 𝑐ℎ𝑎𝑚ƒ𝑒𝑟
𝑏 = 2(91,336)(sin 45°) = 129,168𝑚𝑚 = 130 mm

- Lebar roda gigi cacing


𝐵 = 𝑏 + (0,25 × 𝑃𝑤)
𝐵 = 129,168 + (0,25 × 12,56) = 132,308𝑚𝑚 = 132 mm
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa kegiatan Praktik Peranncan Mekanik
Umum 1 sangat bermanfaat untuk mahasiswa. Selain itu kegiatan Praktik juga menjadi salah
satu sarana untuk mengasah keterampilan khususnya dalam hal penguasaan software aplikasi
desain dimana mereka bisa belajar lebih dalam mengenai fitur-fitur yang ada dalam aplikasi dan
juga dapat merencanakan salah satu komponen elemen mesin dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah yangberlaku.

4.2 Saran
Untuk melengkapi laporan ini penulis akan menyampaikan beberapa saran yang mungkin
bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, antara lain sebagai berikut :
1. Mempelajari terlebih dahulu mengenai perancangan belt conveyor.
2. Gunakan waktu sebaik mungkin.
3. Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.

Anda mungkin juga menyukai