Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.7.1 Belt Conveyor

Belt conveyor atau conveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang digunakan
untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah
horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu
kesistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang menggunakan
sabuk sebagai penghantar muatannya. Belt Conveyor pada dasarnya merupakan
peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap
pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat
dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam
yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut (Zainuri, ST, 2006).
Belt Conveyor (conveyor sabuk) memiliki komponen utama berupa sabuk
yang berada diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak
melalui suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau
miring tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas
sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pada pengoperasiannya konveyor
sabuk menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda
gigi yang dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller
akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan puli
penggerak
Ada beberapa pertimbangan yang mendasari dalam penelitian pesawat
pengangkut :
1. Karakteristik pemakaian, hal ini menyangkut jenis dan ukuran material,
sifat material, serta kondisi medan atau ruang kerja alat.
2. Proses produksi, mengangkut kapasitas perjam dari unit, kontinuitas
pemindahan, metode penumpukan material dan lamanya alat beroperasi.
3. Prinsip-prinsip ekonomi, meliputi ongkos pembuatan, pemeliharaan,
pemasangan, biaya operasi dan juga biaya penyusutan dari harga awal
alat tersebut.
5
6

Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilihnya belt conveyor sebagai


pesawat pengangkut yang paling sesuai untuk mengangkut material pasir kedalam
bak truk.

2.7.2 Kelebihan dan Kelemahan Belt Conveyor

2.7.1 Kelebihan belt conveyor

1) Mampu membawa beban berkapasitas besar.


2) Kecepatan sabuk dapat diatur untuk menetapkan jumlah material yang
dipindahkan persatuan waktu.
3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan operator yang
mengoperasikannya.
4) Memerlukan daya yang lebih kecil, sehingga menekan biaya operasinya.
5) Tidak mengganggu lingkungan karena tingkat kebisingan dan polusi yang
rendah.
6) Lebih ringan dari pada konveyor rantai maupun bucket conveyor.
7) Aliran pengangkutan berlansung secara terus menerus/kontinu
Belt conveyor adalah mesin pemindah yang paling universal karena

kapasitas cukup besar (500 s.d 5000 m3 /jam atau lebih), sanggup

memindahkan material pada jarak relative besar (500 s.d 1000 m atau
lebih),desain yang sangat sederhana dan pengoperasian yang baik
(http://www.hksystems.com,conveyor). Belt conveyor dapat digunakan untuk
memindahkan berbagai unit material sepanjang arah horizontal atau pada suatu
kemiringan tertentu pada berbagai industri. Contohnya pada industry pengecoran
logam, tambang batu bara, produksi beton, industry makanan dan lain-lain.

2.7.1.2.2 Kelemahan belt conveyor


7

1) Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar, misalnya timbul kerusakan pada
pinggir dan permukaan belt, sabuk bisa robek karena batuan yang keras dan
tajam atau lepasnya sambungan sabuk.
2) Biaya perawatannya sangat mahal.
3) Jalur pemindahan (transfer line). Karena untuk satu unit belt conveyor hanya
bisa dipasang untuk jalur lurus.
4) Kemiringan/sudutinklinasi yang terbatas.

2.7.3 Geometri Belt Conveyor

Geometri dari belt conveyor dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan
lintasan dari belt conveyor.

Gambar 2.1 Geometri belt conveyor


Sudut kemiringan terhadap garis horizontal () tergantung pada factor gesekan
antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari
tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas belt.

2.7.4 Komponen-Komponen Utama Pada Belt Conveyor

2.7.1 Belt

Belt terbuat dari bahan tekstil, baja lembaran atau jalinan kawat baja. Belt
yang terbuat dari tekstil berlapis karet paling banyak ditemukan dilapangan.
Syarat-syarat belt:
1) Tahan terhadap beban tarik.
8

2) Tahan beban kejut.


3) Perpanjangan spesifik rendah.
4) Harus fleksibel.
5) Tidak menyerap air.
6) Ringan.
Belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa tipe seperti bulu
unta, katun dan beberapa jenis belt tekstil berlapis karet. Belt harus memenuhi
persyaratan, yaitu kemampuan menyerap air rendah, kekuatan tinggi, ringan,
lentur, regangan kecil, ketahanan pemisahan lapisan yang tinggi dan umur pakai
panjang. Untuk persyaratan tersebut, belt berlapis karet adalah yang terbaik. Belt
tekstil berlapis karet terbuat dari beberapa lapisan yang dikenal dengan plies.
Lapisan-lapisan tersebut dihubungkan dengan menggunakan (vulkanisasi) atau
dengan karet alam maupun sintetis. Belt dilengkapi dengan cover karet untuk
melindungi tekstil dari kerusakan-kerusakan. Karena beberapa jenis material yang
dibawa mempunyai sifat abrasif. Bentuk penampang belt diperlihatkan pada
Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Penampang belt


1 : lapisan
2 : cover
b : tebal belt
1 : bagian yang dibebani
2 : bagian pembalik
9

2.7.1.4.2 Idlers

Belt disangga oleh idler. Jenis idler yang digunakan kebanyakan adalah
rolleridler. Gambar susunan idler dapat dilihat pada Gambar 2.3. Sudut idler dapat
divariasikan sesuai keperluan.

Gambar 2.3 Idler bagian atas


Idler menyangga belt yang membawa beban. Idler bisa merupakan idler
tunggal atau tiga idler.
Idler dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar pasang. Ini
dimaksudkan untuk memudahkan perawatan. Jika salah satu komponen idler
rusak, dapat dilakukan penggantian secara cepat. Kontruksi idler dapat dilihat
pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Kontruksi roller Idler


Komponen-komponen roller idler diatas adalah:
1) selubung bagian luar, yang langsung berfungsi untuk menopang belt.
2) Selubung bagian dalam.
3) Bantalan.
10

4) Karet perlindung, yang berfungsi untuk melindungi bantalan dari debu atau
kotoran lainnya.
5) Pengunci bantalan.
6) Poros idler.
7) Baut.
8) Bantalan
Dalam perancangan, panjang idler Lid dibuat lebih panjang 100 s/d 200 mm
dari lebar belt. Untuk saluran pemasangan komponen belt conveyor dapat dilihat
pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Susunan Idler pada belt conveyor

Training idler berfungsi untuk menjaga agar belt berjalan lurus dan efektif
jika dipasang pada belt conveyor yang panjangnya lebih dari 50 meter.

2.7.1.4.3 Unit penggerak

Daya penggerak pada belt conveyor ditransmisikan kepada belt melalui


gesekan yang terjadi antar belt puli penggerak yang digerakkan dengan motor
listrik. Unit penggerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu puli, motor serta roda
11

gigi transmisi antara motor dan puli. Tipe-tipe susunan puli penggerak untuk belt
conveyor dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Susunan puli penggerak belt conveyor a dan b puli


tunggal; c dan d system dua puli; e dan f menggunakan
bagian penekan
Gambar a dan b menunjukkan pulli penggerak tunggal (single pulley drive)
dengan sudut = 180 dan 2100 s.d 2300. Peningkatan sudut kontak seperti
Gambar b dapat diperoleh jika idler pembalik diletakkan lebih keatas dan jarak
dengan puli penggerak lebih dekat. Gambar c dan d menunjukan dua puli
penggerak dengan sudut kontak 3500 dan 4800. Pada gambar e dan f
diperlihatkan puli penggerak khusus, dan digunakan pada conveyor yang panjang
serta beban yang berat. Susunan puli penggerak pada gembar e menggunakan
pegas tekan pada gambar f menggunakan beban take-up (Metriadi, 2005). Tetapi
dalam aplikasi dilapangan, konstruksi seperti pada Gambar 2.6 (b) lebih banyak
digunakan.
Untuk kondisi tak ada slip antara belt dengan puli seperti pada Gambar 2.8,
diperoleh persamaan berikut :
St Ss1 e
Keterangan notasi :
St = gaya tarik pada sisi belt yang kencang
12

Ss1 = gaya tarik pada sisi belt pembalik


= koefisien gesekan antara belt dengan puli
= sudut lilit
e 2,718
Gaya tarik keliling Wo pada puli penggerak, dengan mengabaikan losses pada
puli penggerak dengan mengacu pada kekuatan belt, diberikan oleh persamaan :
Sehingga:
Wo = St Ss1
Wo = St Ss1 Ss1 e Ss1
= Ss1 (e 1)
e
Atau; Wo - 1

Sumber : Bell, Idler An Pulley Catalogue


Dari persamaan di atas, besar gaya tarik yang dapat ditransmisikan oleh puli
penggerak ke belt meningkat dengan penambahan sudut kontak, koefisien gesek
dan tegangan belt. Besar koefisien gesek tergantung pada permukaan puli dan
sudut kontak. Yaitu hubungan antara sudut kontak dan bagaimana belt dililitkan
pada puli. Tegangan belt tergantung dari kekuatan belt. Sedangkan kekuatan belt
ditentukan lebar dan jumlah lapisan belt.
Puli penggerak terbuat dari besi cor atau baja lembaran (sheet steel) yang
dibuat menggunakan proses pengelasan. Permukaan puli harus lebih besar 100 s.d
200 mm dari lebar belt. Diameter puli Dp ditentukan oleh jumlah lapisan belt
yang diberikan oleh persamaaan berikut :
Dp> Kp . i, mm
Dimana :
Dp = diameter puli, mm
Kp = faktor proporsional
i = jumlah lapisan belt
13

Harga Kp adalah 125 s.d 150 Kp = 150 untuk I = 8 s/d 12). Diameter puli
dihitung dari persamaan diatas dan dibulatkan ke diameter terdekat yaitu: 250,
320, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250, dan 1600 mm.

2.7.1.4.4 Pengencang Belt (take up)

Pengencang belt dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu screw take up dan gravity
take up, atau sering juga disebut pengencang horizontal dan vertical. Gravity take
up terdiri dari tiga puli seperti pada gambar 2.7.

a. Horizontal Gravity type b. Vertical Gravity type c. Screw type


Gambar 2.7 Berbagai cara pengencangan sabuk/belt

2.7.1.4.5 Penekuk Belt

Belt ditekuk dengan puli atau roller pembelok. Penggunaan roller pembelok
adalah untuk merubah kemiringan sistem seperti dari arah horizontal menjadi
seperti miring. Tekukan belt dapat dibedakan atas dua macam yaitu tekukan
kearah pembalik (Gambar 2.10a) dan tekukan kearah pembebanan (Gambar
2.10b), kedua jenis tekukan tersebut mempunyai jari-jari tekukan minimum yang
berbeda.
14

a. Tekukan kearah pembalik b. Tekukan kearah pembebanan


Gambar 2.8 Pembelokan belt
Harga jari-jari kelengkungan minimum (Rmin) diberikan pada persamaan
berikut :
S
Rmin qb K1 (m)

Dimana :
S = Gaya tarik belt pada akhir lengkungan (kg)
qb = Berat beban tiap meter panjang belt (kg/m)
K1 = Factor numerik (K1 = 1 untuk 7, K1 =1,05 untuk = 8-25
dan K1 = 1,1 untuk = 16-20)
Diameter dan panjang idler yang digunakan untuk penekuk belt sama dengan
digunakan untuk sistem horizontal.

2.7.1.4.6 Conveyor Frame

Struktur penyangga (frame) terbuat dari susunan baja batangan atau besi siku
yang disambung dengan menggunakan las listrik. Frame dibuat kaku (rigit).
Atruktur tersebut terbuat dari batangan membujur, tegak dan menyilang. Tinggi
dari frame biasanya 400 s/d 500 mm dan jarak batang tegak/tiang adalah 2 s/d 3,5
meter.
15

2.7.5 Komponen-komponen Pendukung

Dalam pengoperasian belt conveyor dilapangan, ada beberapa komponen


pendukung yang ditambahkan pada sistim tersebut seperti :
1) Hopper, berfungsi untuk mencurahkan bebas keatas belt conveyor. Kapasitas
beban dapat diatur dari curahan hopper tersebut.
2) Peralatan pembongkar (discharging device), berfungsi untuk membongkar
muatan belt conveyor.
3) Rem penahan otomatis (automatic hold back brakes) berfungsi untuk
mematikan sistem seketika jika ada gangguan.
4) Pembersih belt, yang dipasangkan pada puli bagian depan. Alat ini dipasang
untuk conveyor yang membawa material basah dan lengket
5) Feeder, sebagai pengumpan dari hopper ke belt, feeder ini memiliki dua
bentuk yaitu sudu dan screw.

2.7.6 Perhitungan Belt Conveyor

Dalam merancang belt conveyor, ditetapkan data awal perancangan. Kemudian


dipilih belt dan motor penggerak yang sesuai.

2.7.1 Data Awal Perhitungan

Untuk merancang dimensi utama dan daya motor yang diperlukan untuk belt
conveyor diperlukan data awal sebagai dasar perancangan. Seperti karakteristik
material, kapasitas perjam, geometri belt dan kondisi operasi dari belt conveyor.

2.7.1.6.2 Lebar Belt

Untuk beban tumpukan, lebar belt ditentukan berdasarkan kapasitas conveyor


dan ukuran material yang dibawa atau sebaliknya. Untuk material aliran bebas
seperti gambar 2.9
16

Gambar 2.9 Tumpukan bulk material diatas belt


Luas penampang irisan aliran material pada gambar 2.9 dibagian atas (A)
adalah luas segitiga :
bh
C
A1 = 2 1

0,8 x 0,4 C 1 tan 1


= 2

2.7.1.6.3 Penentuan Tahanan Gerak Belt

Untuk belt yang dijalankan diatas idler, losses (rugi-rugi) tahanan disebabkan
gesekan pada bantalan idler, belt slip diatas roller dan tekukan dari idler. Gaya
dari tahanan belt conveyor ditentukan dari persamaan berikut:
Untuk belt yang membawa beban :
W1 = (q + qb + qp) L cos (q + qb) L sin
= (q + qb + qp) Lhor cos (q + qb) H (kg)
Dan untuk belt pembalik :
W1 = (qb + qp) Lhor cos qb H (kg)
Arti notasi : q = berat beban (kg/m)
qb= berat belt (kg/m)
qp= berat bagian berotasi pada idler beban (kg/m)
q = berat bagian berotasi pada idler pembalik (kg/m)
17

= sudut kemiringan kontruksi conveyor, ()


L= Panjang lintasan conveyor (m)
Lhor= Panjang proyeksi horizontal lintasan conveyor, (m)
H = beda ketinggian awal dan akhir conveyor
= koefisien tahanan belt
Pada persamaan diatas, tanda plus berarti gerakan naik dan tanda minus
berarti gerakan turun. Berat idler tergantung pada disainnya. Jika berat bagian
berotasi untuk satu idler adalah Gp maka berat permeter dari bagian berotasi idler
dari persamaan berikut :
Gp
q p = I (kg/m)

Gp
q p = I2 (kg/m)

Arti notasi :
I = jarak idler yang menahan beban (m)
I2 = jarak idler pembalik (m)
Tahanan gerak puli penekuk diberikan oleh persamaan berikut dengan harga
faktor K = 1.05 untuk sudut lilit = 180 dan K = 1.07 untuk sudut lilit = 180

Gambar 2.10 Sudut Lilit Pada Puli


Wcury = (K 1) St, kg
Atau: Sst = K.St, kg
Sedangkan tahanan untuk puli penggerak (Wdr) adalah:
18

Wdr = (0,03 s/d 0,05)(Sst + Sst), kg


Tahanan untuk peralatan pembongkar (Wpt) adalah :
Wpt 2.7 qB, kg

2.7.1.6.4 Penentuan Daya Motor Penggerak

Pada belt conveyor , tegangan dari titik-titik yang terpisah pada sistem dapat
diketahui dari persamaan berikut :
Si = S1-1 = W(i-1).1 , kg
Arti notasi : i = 1,2,3
S = gaya tarik, kg
W = tahanan gerak (kg)
Gaya tarik efektif pada belt adalah :
Wo = St Ssl, kg

Jika efisiensi transmisi adalah g maka daya motor penggerak yang

dibutuhkan adalah :
W ov
N = 75 g (HP)

W ov
= 102 g (KW)

Faktor tahanan total dari beltconveyor adalah :


270
= QL

Daya spesifik motor adalah :



N' = 270

N
= QL
19

2.7 Poros

Poros merupakan salah sesuatu bagian yang terpenting dalam pemesinan. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros transmisi
sepertiitu di pegang oleh poros.
Menurut pembebanannya, poros untuk meneruskan daya yang dapat diklasifikasi
sebagai berikut :

2.7.1 Macam-MacamPoros
1. Poros transmisi
Poros ini mendapatkan beban punter atau daya lentur. Daya yang
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pully, sabuk
dan sproket.
2. Spidel
Yaitu poros yang relative pendek, seperti poros utama perkakas,
dimana beban utamannya berupa puntiran. Syarat yang harus di penuhi
poros ini adalah deformasinnya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda kereta barang tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,
gander ini hanya akan mendapatkan beban lentur kecuali jika digerakan
mula dimana akan mengalami beban punter juga.

2.7.1.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Suatu Poros

Untuk merancang sebuah poros, hal-hal yang perlu diperhatikan antara


lain :
1. Kekuatan Poros
Sebuah poros transmisi dapat mengalami beban tarik, tekan, puntir,
lentur, atau gabungan antara beban punter dan lentur. Kelelahan,
tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertingkat) atau bila poros mempunyai alur pasak,
harus diperhatikan sebuah poros harus direncanakan sehingga cukup
kuat untuk menahan beban-beban diatas.
20

2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi
jika lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suar. Karena itu
disamping kekuatan poros, kekakuannya harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

2.8 Bantalan

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalanya itu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan
harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik.

2.8.1.2 Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelindin gseperti bola, rol,
dan rol bulat.
2. Berdasarkan arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
b. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c. Bantalan gelinding khusus


21

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen
memilih bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan
bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Gambar 2.11Jenis jenis bantalan gelinding


(Sumbe, Sularso, Ir. Suga, 1991, Dasar Perencanaandan Pemeliharaan,
Elemen Mesin. Hal 129)

Anda mungkin juga menyukai