Anda di halaman 1dari 137

PERALATAN PENGANGKAT

TEKNIK MESIN KILANG TINGKAT I

TOEGAS SOEGENG SOEGIARTO


PESAWAT PEMINDAH BEBAN
Pesawat Pemindah Beban.
adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk
memindahkan material/bahan/benda kerja (beban) dari
suatu tempat ke tempat yang lain dengan jarak terbatas
(Pesawat Pengangkat) maupun tidak terbatas (Pesawat
Pengangkut).
Pesawat Pengangkat sebagai Fasilitas Transport dan
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
• Peralatan Pengangkat;
• Mesin Pengangkat.
Pesawat Pengangkut adalah peralatan transportasi darat,
laut dan udara (Bus, Trailer, Kapal Laut, Pesawat
Terbang).
PERALATAN PENGANGKAT BEBAN
Peralatan Pengangkat Beban.
adalah semua peralatan mekanis yang tidak berpesawat
digunakan sebagai alat untuk mengangkat beban,
memindahkan beban dalam jarak relatif dekat dan
digerakan dengan tangan (manual).

Sebagai contoh:
• Dongkrak (Jacks): Gear Jacks, Screw Jacks, Hydraulic
Jacks;
• Sistem Puli (Hoist);
• Lir Tangan (Hand Whinces).
MESIN PENGANGKAT BEBAN
Mesin Pengangkat Beban.
adalah peralatan mekanis yang diberikan pesawat
(mekanisme) untuk mengangkat beban, memindahkan
beban dalam jarak relatif terbatas dan digerakan dengan
mesin (motor diesel, motor listrik, dan sebagainya).

Sebagai contoh:
• Dongkrak ( Jacks): Electric Jacks, Pneumatic Jacks;
• Lir Bermesin;
• Crane;
• Elevators;
• Eskalator.
FASILITAS TRANSPORT
Fasilitas Transport pada Pesawat Pengangkat
(Hoisting Equipment).
Adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk kelancaran
proses produksi, konstruksi, pemeliharaan, perbaikan dan
sebagainya dalam hal pemindahan beban didalam suatu
Departemen/Antar Departemen Perusahaan/ Industri.
Fasilitas Transpor Antar Departemen (Intra
Department)
adalah peralatan pengangkat untuk memindahkan beban di
antara departemen ke departemen lainnya.
Fasilitas Transpor Dalam Departemen(Inter
Department)
adalah peralatan pengangkat untu memindahkan beban di
antara bagian didalam departemennya.
FASILITAS TRANSPORT ANTAR DEPARTEMEN

DEP. SELEKSI DEP. GUDANG DEP.


BAHAN BAKU BAHAN BAKU PENGECORAN
LOGAM

DEP.
PERLAKUAN DEP.
DEP. INSPEKSI
PANAS PABRIKASI

DEP. GUDANG
PRODUK JADI
FASILITAS TRANSPORT INTER DEPARTEMEN

BAG. GUDANG BAG. MESIN BAG. MESIN


BAHAN BAKU BUBUT FRAIS

BAG. PENG. BAG. MESIN BAG. MESIN


KUALITAS GERINDA BOR

BAG. GUDANG
PRODUK JADI
DASAR PEMILIHAN PESAWAT PENGANGKAT BEBAN

Pertimbangan Faktor Teknis dan


Faktor Ekonomis.
Faktor Teknis, meliputi:
• Jenis dan sifat beban yang dilayani;
• Kapasitas per-jam yang dibutuhkan;
• Arah dan jarak pemindahan beban;
• Cara menyusun bebanpada tempat asal, akhir dan
antara;
• Karakteristik proses produksi: produksi masal, produksi
party, produksi pesanan;
• Kondisi lokal yang spesifik, seperti permukaan tanah
yang daya dukung kuat, gembur;
• Perkembangan perusahaan/industri.
DASAR PEMILIHAN PESAWAT PENGANGKAT BEBAN

Pertimbangan Faktor Teknis dan


Faktor Ekonomis.
Faktor Teknis, meliputi:
• Jenis sumber energi yang tersedia;
• Jangka waktu penggunaannya ( permanen, temporer);
• Keselamatan dan kenyamanan kerja.
Faktor Ekonomis, meliputi:
• Biaya investasi seperti biaya peralatan, pemasangan,
pengangkutan, instalasi dan perancangan;
• Biaya operasional seperti biaya upah, gaji, tunjangan,
listrik, pemeliharaan, perbaikan.
SIFAT DAN SYARAT MENGGUNAKAN PESAWAT
PENGANGKAT BEBAN

Sifat dan Syarat Pesawat Pengangkat Beban:


• Mengusahakan mekanisasi setinggi mungkin, sehingga
cukup dilayani oleh sedikit operator, termasuk
pemeliharaan dan pekerjaan tambahan;
• Memberikan pelayanan aman dalam operasinya;
• Tidak merusak beban yang dipindahkan;
• Mewujudkan kelancaran lalu lintas di dalam
pabrik/perusahaan dan tidak menghambat jalannya
proses produksi;
• Membuat kondisi kerja pekerja/operator yang lebih
baik.
SPESIFIKASI TEKNIS PESAWAT PENGANGKAT
BEBAN

Spesifikasi Teknis:
• Kapasitas angkat beban ( lifting capacity);
• Bobot mati pesawat angkat (dead weight);
• Kecepatan gerakannya;
• Tinggi angkat beban (lifting height);
• Ukuran geometris pesawat angkat seperti bentangan,
jangkauan dan sebagainya.
KARAKTERISTIK BEBAN YANG DIPINDAHKAN

Hubungan antara Pemilihan Pesawat


Pengangkat Pemindah Beban terhadap Jenis
Bebannya (Bulk Loads dan Unit Loads).
Bulk Loads.
Beban curah itu memiliki ciri-ciri banyak partikel atau
gumpalan homogen sebagai misal batu bara, bijih besi,
semen, tanah, gula pasir, batu, dan sebagainya;

Unit Loads.
Beban satuan dapat berbeda dalam bobot dan
bentuknya, sebagai misal pipa, pompa, kompresor,
vessel, mesin bubut, mesin sekrap dan sebagainya.
KLASIFIKASI PESAWAT PEMINDAH BEBAN

Dasar mengklasifikasikan Pesawat Pemindah


Beban:
- Perencanaannya; - Tujuan penggunaannya;
- Jenisnya; - Pergerakannya.
Ada tiga macam klasifikasi Pesawat Pemindah
Beban.
• Pesawat Pengangkat Beban (Hoisting Equipment),
• Pesawat Pemindah Beban (Conveying Equipment),
• Pesawat Permukaan dan Overhead (Surface and
Overhead Equipment).
PESAWAT PENGANGKAT BEBAN
(HOISTING EQUIPMENT)
Pesawat Pengangkat Beban:
adalah kelompok mesin pengangkat yang bertujuan
untuk memindahkan beban biasanya dalam bentuk satu
partai (Batch) dan jenis bebannya adalah satuan (Unit
Loads).
Yang termasuk dalam kelompok mesin ini adalah :
• Mesin pengangkat (hoisting machinery);
• Kran (crane), dan ;
• Elevator.
Dalam hal ini pembahasan dikhususkan pada Peralatan
Pengangkat Beban (Hoisting Machinery) yang
merupakan bagian dari Pesawat Pengangkat Beban
(Hoisting Equipment)
MESIN PENGANGKAT (HOISTING MACHINERY)
Mesin Pengangkat
adalah kelompok mesin yang mempunyai gerakan
periodik ditujukan untuk mengangkat, memindahkan
atau sebagai unit peralatan mekanis yang ditempatkan
pada kran atau elevator. Yang termasuk dalam
kelompok mesin antara lain:
• Dongkrak;
• Puli;
• Alat pengangkat tangan tetap;
• Alat pengangkat troli tangan;
• Alat pengangkat yang tetap;
• Alat pengangkat yang dapat bergerak;
• Tepler satu rel untuk tujuan tertentu;
• Mesin derek dan ;
• Troli kran.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak:
adalah sebuah alat pengangkat untuk mengangkat
beban berat yang digerakkan tangan (manual). 
Fungsi dongkrak adalah untuk mempermudah
kerja manusia, seperti halnya untuk:
• Mengangkat mobil pada waktu pemasangan jek stand
agar memudahkan pada saat mengganti ban mobil;
• Melakukan inspeksi atau perbaikan sistem
pengereman sewaktu perbaikan mobil;
• Perbaikan dan pemeliharaan pada berbagai macam
jenis kendaraan, seperti kereta, sepeda motor atau
yang lainnya.
DONGKRAK (JACKS)
Klasifikasi Dongkrak:
Klasifikasi dongkrak bila ditinjau sistem gayanya
adalah Dongkrak Mekanik dan Dongkrak Hidraulik.
Yang termasuk dalam dongkrak mekanik, antara lain:
• Dongkrak roda gigi (Rack & Pinion Jacks), yang mana
gaya akan diteruskan dan diperbesar lewat roda gigi
(pinion) ke batang bergigi (rack).
• Dongkrak ulir (Screw jacks), gaya akan diteruskan
dan diperbesar lewat roda gigi (pinion) ke batang
berulir (screw).
Yang termasuk dalam dongkrak hidraulik, antara lain
dongkrak hidraulik tuas panjang (lever jacks) dan
dongkrak hidraulik tuas pendek, yang mana gaya akan
diteruskan dengan perantara zat cair.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Roda Gigi (Rack & Pinion Jacks):
Kontruksi dari dongkrak roda gigi terdiri dari susunan:
• Batang bergigi yang bagian atasnya dilengkapi dengan
paltform untuk menumpu beban;
• Mekanisme roda gigi, ada yang berpenularan tunggal
dan ada yang berpenularan rangkap yang berfungsi
untuk mentransmisikan daya dan putaran yang tepat
dari tuas pemutar sampai pada roda gigi terakhir
yang berpasangan langsung dengan batang bergigi,
sehingga terjadi penerusan daya oleh gigi-gigi roda
gigi yang berkaitan sampai ke batang bergigi dan juga
perubahan gerak putaran dari roda gigi menjadi gerak
translasi pada batang bergigi).
• Tuas pemutar pada poros roda gigi sebagai penggerak
awal roda gigi.
DONGKRAK (JACKS)
Kelebihan Dongkrak Roda Gigi:
• Penerusan daya lebih bervariasi dan lebih kompak;
• Sistem transimisi lebih ringkas, putaran lebih tinggi
dan daya yang besar;
• Sistem yang kompak sehingga konstruksinya
sederhana;
• Kemampuan menerima beban lebih tinggi;
• Efisiensi pemindahan dayanya tinggi
karena faktorterjadinya slip lebih kecil;
• Kecepatan transmisi roda gigi dapat
ditentukan sehingga dapat digunakan
dengan pengukuran yang kecil dan daya
yang besar.
Kekurangan Dongkrak Roda Gigi
• Operasinya berisik
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Roda Gigi Berpenularan Tunggal:
Kontruksi dari dongkrak roda gigi berpenularan tunggal
(Dongkrak Roda Gigi Ringan) terdiri dari susunan:
• Batang bergigi yang bagian atasnya dilengkapi dengan
paltform untuk menumpu beban;
• Mekanisme roda giginya hanya satu buah
roda gigi saja yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran yang
tepat dari tuas pemutar sampai pada
batang bergigi dan juga terjadi perubahan
gerak putaran dari roda gigi menjadi gerak
translasi pada batang bergigi).
• Tuas pemutar pada poros roda gigi sebagai penggerak
awal roda gigi.
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Roda Gigi Berpenularan
Tunggal:
• Setelah tuas berputar satu kali, kerja gaya:
P x π x 2 a;
• Roda gigi langsung membuat satu putaran, jarak yang
dialihkan sebesar keliling roda gigi, yaitu:
π x 2 r;
• Oleh karena batang bergigi langsung digerakan oleh
roda gigi , maka batang bergigi terangkat sebesar
alihan roda gigi, yaitu:
π x 2 r;
• Kerja beban, yaitu:
L x π x 2 r;
• Kerja beban = Kerja gaya, didapatkan:
P = (( L x r )/ a) x (1/η ) Ket: η = Efisiensi
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Roda Gigi Berpenularan
Tunggal:
• Bila radius roda gigi (r) diperkecil, maka gaya P tuas
pemutar akan berkurang;
• Bila panjang tangkai pemutar (a) diperpanjang, maka
gaya P tuas pemutar juga akan berkurang;
• Suatu alat pengangkat, gaya yang dibutuhkan harus
sekecil-kecilnya untuk mengangkat beban yang
seberat-beratnya. Jadi untuk mengangkat beban
yang berat dengan memakai gaya yang ringan maka
radius roda gigi (r) harus diperkecil atau tangkai
pemutarnya diperpanjang (a)
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Roda Gigi Berpenularan Rangkap:
Kontruksi dari dongkrak roda gigi berpenularan
rangkap, terdiri dari susunan:
• Batang bergigi yang bagian atasnya
dilengkapi dengan paltform untuk
menumpu beban;
• Mekanisme roda giginya terkonstruksi
3 buah roda gigi;
• Roda gigi A (penggerak) beradius ( r1)
menggerakan roda gigi B beradius (r2);
• Roda gigi C beradius (r3) terpasang
pada satu poros dengan roda gigi B;
• Roda gigi C berpasangan dengan batang bergigi;
• Tuas pemutar pada poros roda gigi sebagai penggerak
awal roda gigi A.
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Roda Gigi Berpenularan
Rangkap:
• Setelah tuas berputar satu kali, kerja gaya:
P x π x 2 a;
• Roda gigi A juga membuat satu putaran;
• Roda gigi B dan roda gigi C membuat:
(r1/r2) x putaran
• Roda gigi C membuat satu putaran:
π x 2 r3
• Akan tetapi roda gigi C membuat (r1/r2) x putaran;
maka: (π x 2 r3 x r1) / r2
• Kerja beban, yaitu:
L x π x 2 r3 x r1) / r2;
• Kerja beban = Kerja gaya, didapatkan:
P = (( L x r3 x r1 )/(r2 x a)) x (1/η) ; η : Efisiensi
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Roda Gigi Berpenularan
Rangkap:
Atau:
• Jumlah gigi roda gigi A (t1), jumlah gigi roda gigi B
(t2) dan jumlah gigi roda gigi C (t3);
• Jarak antara dua buah gigi/pitch ( s );
• Keliling roda gigi adalah jumlah gigi dikalikan dengan
jarak antara dua buah gigi roda gigi A:
π x 2 r1 = t1 x s atau r1 = (t1 x s)/( 2 π )
• Roda gigi B:
π x 2 r2 = t2 x s atau r1 = (t2 x s)/( 2 π )
• Gaya P pemutar tuas:
P = (L x r3 x t1 x s x 2 π)/ (a x t2 x s x 2 π )
P = ((L x r3 x t1) / (a x t2))x(1/η); η: Efisiensi
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Ulir Berpenularan Tunggal:
Kontruksi dari dongkrak ulir berpenularan tunggal,
terdiri dari susunan:
• Batang berulir yang bagian atasnya dilengkapi dengan
paltform untuk menumpu beban;
• Mekanisme ulir pada tuas pemutar juga dilengkapi
pengunci (pawls) dan roda bergigi (ratchets),yang
berpasangan dengan batang berulir;
• Tuas pemutar mentransmisikan daya
ke batang berulir sehingga terjadi
gerakan naik/turun
• Untuk menjaga tidak terjadi gerakan
kembali/turun maka pengunci
dipasangkan pada roda bergigi(ratchet)
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Ulir Berpenularan Tunggal:
• Setelah tuas berputar satu kali, kerja gaya:
P x π x 2 a;
• Bila tiap tiap putaran ulir mengalihkan sejauh
kisar uliran (s)roda gigi, maka Kerja beban,
yaitu: L x s;
• Kerja beban = Kerja gaya, didapatkan:
P = (( L x s )/( π x 2a )) x (1/η);
η :Efisiensi
• Bila radius kisar ulir (s) diperkecil, maka
gaya P tuas pemutar akan berkurang;
• Bila panjang tangkai pemutar (a) diperpanjang,
maka gaya P tuas pemutar juga akan berkurang;
• Suatu alat pengangkat, gaya yang dibutuhkan harus
sekecil-kecilnya untuk mengangkat beban lebih berat
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Ulir Berpenularan
Tunggal:
Tinjauan terhadap gerakan naik/gerakan turun pada
Uliran.
L : Beban
N : Gaya Normal
W
Kn
N W :KnGaya pada uliran
s
L
Kn: Gaya pemutar untuk
Ø θ melawan beban
π.d
d : Diameter batang uliran
s : Kisar uliran
θ : Sudut uliran
Ø : Sudut gesekan
DONGKRAK (JACKS)
• Besar gaya pemutar untuk melawan beban:
Kn = L x Tg (θ ± Ø)
• Usaha yang dilakukan batang pemutar:
Uk = P x 2 x π x a
• Usaha gaya batang pemutar pada uliran:
UKn= Kn x 2 x π x r = L x Tg (θ ± Ø)x 2 x π x r
• Usaha batang pemutar = Usaha batang pemutar pada
uliran:
P = L x Tg (θ ± Ø) x (r/a)
Untuk gerak keatas:
P = L x Tg (θ + Ø) x (r/a)
Untuk gerak kebawah:
P = L x Tg (θ - Ø) x (r/a)
Bila tidak ada gesekan maka Ø = 0, maka didapatkan:
Po= L x Tg θ x (r/a)
DONGKRAK (JACKS)
• Efisiensi (η):
P/Kn = Tg θ / Tg (θ ± Ø)
• Bila batang pemutar melakukan 1 putaran, maka
beban akan naik setinggi (s).
• Besar gaya batang pemutar:
P = (( L x s)/(2 x π x a)) x (1/η)
Bila kerugian gesekan total 10%, maka efisiensi total
ηtotal = Tg θ / (1,10 x Tg (θ ± Ø))
Sehingga gaya batang pemutar:
P = ((L x s)/(2 x π x a)) x(1,10 x Tg (θ ± Ø))/Tg θ
atau:
P = ((L x r)/a)) x (1,10 x Tg (θ ± Ø))
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Ulir Berpenularan Rangkap
(Dongkrak Inggris):
Kontruksi dari dongkrak ulir berpenularan rangkap,
terdiri dari susunan:
• Batang berulir yang bagian atasnya dilengkapi dengan
paltform untuk menumpu beban;
• Mekanisme dua roda gigi payung;
• Tuas pemutar mentransmisikan daya
ke roda gigi payung B, sehingga roda
gigi payung C juga ikut berputar;
• Pada bagian dalam roda gigi payung C
terdapat ulir dalam yang berpasangan dengan batang
berulir luar, sehingga batang berulir bergerak naik/
turun tergantung arah putaran roda gigi payung C.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Ulir Berpenularan Rangkap:
• Kelebihannya gaya tuas pemutar lebih kecil;
• Kerugiannya dengan adanya roda gigi payung
menyebabkan putaran tuas pemutar lebih banyak;
• Untuk mengangkat/menurunkan beban tidak
menggunakan tuas pemutar tetapi menggunakan roda
gigi payung.
Kerja Gaya Dongkrak Inggris.
• Jika panjang tuas pemutar (a) maka tiap tiap putaran
gaya P mengalihkan sejauh:
πx2a
• Maka kerja gaya pada roda gigi payung B:
Pxπx2a
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Inggris.
• Jika jumlah gigi roda gigi payung B (t1) dan jumlah
gigi roda gigi payung C (t2), untuk setiap satu
putaran roda gigi payung B maka jumlah putaran roda
gigi payung C adalah:
(t1/t2) x putaran
• Jika pergerakan batang berulir setiap putaran
dinamakan (s), maka beban L akan dipindahkan:
(t1/t2) x s
• Kerja beban adalah:
L x (t1/t2) x s
• Kerja gaya = Kerja beban, sehingga didapatkan besar
gaya P adalah:
P = (( L x s x t1)/( π x 2 a x t2))x (1/η)
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Inggris dengan Berpenghantar Roda
Gigi Berganda.
• Prinsip kerjanya sama dengan cara kerja dongkrak
inggris biasa, perbedaannya terletak pada konstruksi
roda gigi ganda yang terpasang pada tuas pemutarnya
• Roda gigi tambahan terletak pada poros yang sama
dengan tuas pemutarnya;
• Roda gigi tambahan lainnya juga
terletak pada poros yang sama dengan
roda gigi payung pertama;
• Kelebihannya adalah kebutuhan gaya
pada tuas pemutar jauh lebih kecil;
• Kerugiannya adalah semakin banyaknya
putaran yang dilakukan oleh tuas pemutar.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Inggris dengan Berpenghantar Roda
Gigi Berganda.
• Tuas pemutar digerakan maka roda gigi tambahan B
akan berputar, kemudian putaran tersebut diteruskan
ke roda gigi tambahan C karena roda gigi tambahan B
saling berpasangan dengan roda gigi tambahan C;
• Oleh karena roda gigi payung D juga ikut berputar
karena terletak pada satu poros dengan roda gigi
tambahan C;
• Roda gigi payung E juga berputar karena berpasangan
dengan roda gigi payung D;
• Pada bagian dalam roda gigi payung E terdapat ulir
dalam yang berpasangan dengan batang berulir
sehingga batang berulir akan bergerak naik/turun
tergantung dari arah putaran roda gigi payung E.
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Inggris dengan
Berpenghantar Roda Gigi Berganda.
• Jika jumlah gigi roda gigi tambahan B (t1), jumlah
gigi roda gigi tambahan C (t2), jumlah gigi roda gigi
payung D (t3) dan jumlah gigi roda gigi payung E (t4);
• Panjang tuas pemutar (a) setelah melakukan satu kali
putaran, maka gaya P bergerak sesuai dengan besar:
πx2a
• Kerja gaya adalah:
Pxπx2a
• Jika roda gigi tambahan B membuat satu putaran,
maka putaran roda gigi tambahan C adalah:
(t1/t2) x putaran
• Putaran roda gigi payung D juga sama banyaknya
dengan putaran roda gigi tambahan C;
DONGKRAK (JACKS)
Kerja Gaya Dongkrak Inggris dengan
Berpenghantar Roda Gigi Berganda.
• Demikian juga untuk roda gigi payung E juga membuat
putaran sebanyak: ((t1/t2) x (t3/t4)) x putaran
• Pada setiap putaran, maka beban akan berpindah:
((t1/t2) x (t3/t4)) x s
• Sehingga kerja beban menjadi:
L x ((t1/t2) x (t3/t4)) x s
• Kerja gaya = Kerja beban, maka besar gaya P:
P = (( L x t1 x t3 x s)/( π x 2 a x t2x t4))x(1/η)
• Besar gaya P akan semakin kecil untuk mengangkat
beban jika jumlah gigi roda gigi B dan jumlah gigi
roda gigi D lebih sedikit, atau panjang lengan tuas
pemutar lebih panjang, atau jumlah gigi roda gigi C
dan jumlah gigi roda gigi E lebih banyak.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Stand
• Dongkrak yang bersifat mati atau tidak dapat naik turun
kecuali di setel secara manual dan posisinya tidak
dapat dinaik turunkan tanpa memindahkan beban
terlebih dahulu;
• Dinamakan 'Stand Jack', biasanya digunakan untuk
menahan beban dalam posisi terangkat
untuk kurun waktu yang cukup lama,
atau ada keperluan pekerjaan di sektor
kolongan sehingga perlu ada operator
yang berkerja di bawahnya;
• Dongkrak ini akan menahan beban
dengan sempurna tanpa khawatir
bebannya akan ambruk.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Gunting:
• Dongkrak gunting atau juga disebut dongkrak
ketupat, dongkrak jembatan termasuk kelompok
dongkrak ulir mekanis;
• Disebut dongkrak gunting karena bentuknya hampir
menyerupai gunting;
• Cara menggunakan dongkrak ini adalah dengan
memutar poros ulir searah jarum jam, dan memutar
ke arah sebaliknya untuk  mengendorkan;
• Kelebihan dongkrak gunting adalah harganya murah,
perawatan mudah, parktis dan tidak banyak
memakan tempat;
• Kelemahan dongkrak gunting adalah membutuhkan
banyak tenaga untuk mengangkat mobil.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Gunting:

Keterangan:
1. Kaki penyangga 6. Poros berulir
2. Lengan bawah 7. Pins
3. Mur 8. Handle
4. Lengan atas
5. Penyangga atas
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Hidrolik:
• Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi dari
Hukum Pascal“Tekanan yang diberikan pada suatu
fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah sama rata”;
• Prinsip kerja dongkrak hidrolik, sewaktu pengisap
kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan
diteruskan oleh fluida (minyak) yang terdapat di
dalam pompa. Akibatnya,
minyak dalam dongkrak akan
menghasilkan gaya angkat pada
pengisap besar dan dapat
mengangkat beban di atasnya.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Hidrolik:
• Dongkrak hidrolik terdiri dari dua tabung yang
berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda
ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi cairan
pelumas;
• Apabila tabung yang permukaannya kecil ditekan ke
bawah, maka setiap bagian cairan juga ikut tertekan;
• Besarnya tekanan yang diberikan oleh tabung yang
permukaannya kecil diteruskan ke seluruh bagian
cairan. Akibatnya, cairan menekan pipa yang luas
permukaannya lebih besar hingga pipa terdorong ke
atas;
• Luas permukaan pipa yang ditekan kecil, sehingga
gaya yang diperlukan untuk menekan cairan juga
kecil;
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Hidrolik:
• Akan tetapi karena tekanan (Tekanan= gaya / satuan
luas) diteruskan seluruh bagian cairan, maka gaya
yang kecil tadi berubah menjadi sangat besar ketika
cairan menekan ke pipa yang luas permukaannya
besar;
• P1 adalah tekanan pada tabung kecil, dan P2 adalah
tekanan pada tabung besar;
• Dengan mengetahui gaya berat beban maka dapat
dihitung gaya minimal yang diberikan pada pompa
hidrolik untuk mengangkat beban tersebut;
• Semakin besar gaya berat beban yang diangkat maka
semakin besar luas permukaan keluaran (A2) dari
dongkrak hidrolik. Minimal gaya keluaran (F2) yang
dihasilkan oleh dongkrak hidrolik harus lebih besar/
sama dengan gaya berat benda yang diangkat.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Hidrolik Buaya:
• Kontruksinya panjang dan beralaskan roda berbahan
besi;
• Cara kerjanya dengan memompa, memampatkan
udara yang nantinya akan mendorong oli;
• Oli tersebut akan mendorong pengungkit dan
mangkok di ujung satunya, sehingga
beban akan terangkat naik;
• Pada saat pengungkit dan mangkok
naik, maka terlihat seperti buaya
yang sedang terbuka mulutnya;
• Kekurangannya adalah sil-sil karet
dapat rusak sehingga menyebabkan
kebocoran udara dan/atau oli;
• Kelebihannya dapat mudah diservis.
DONGKRAK (JACKS)
Dongkrak Hidrolik Botol :
• Kontruksi bentuknya menyerupai botol;
• Cara kerja dari dongkrak ini menggunakan sistem
hidrolis;
• Sewaktu dipakai untuk mengangkat beban, maka
dilakukan pemompaan dengan menggunakan tuas
yang tersedia;
• Jika untuk menurunkan beban
maka lakukan pengendoran katupnya;
• Kelebihannya adalah menggunakan
sistem hidrolis, sehingga saat
digunakan untuk mengangkat beban
terasa lebih ringan dari pada
menggunakan dongkrak mekanis;
• Kekurangannya harga lebih mahal, sering bocor
silnya, sehingga daya angkat menjadi berkurang.
DONGKRAK (JACKS)
Operasional dan Perbaikan Dongkrak Hidrolik:

Operasi Dongkrak Botol.mp4

Perbaikan Dongkrak Botol.mp4

Perbaikan Dongkrak Buaya.mp4


TALI (ROPE)
Tali (Rope).
• Termasuk alat penarik beban yang dapat difungsikan
sebagai komponen utama mesin pengangkat dan alat
bantu angkat beban;
• Bahan tali ada yang terbuat dari bahan tumbuhan,
sintetis dan logam baja karbon;

Tali Bahan Serat Tumbuhan:


• Serat tumbuhan manila, sabut kelapa;
• Konstruksinya, bila terdiri dari 3 serat disebut plain
laid rope dan untuk
3 kumpulan serat tali d
(strands) dinamakan
cable laid rope.
Keterangan:
a = Plain Laid Rope ; b = Cable Laid Rope
TALI (ROPE)
Kelebihan dan kekurangan Tali Serat
Tumbuhan:
• Panjang serabut talinya terbatas;
• Kekuatannya tidak menentu;
• Mudah berubah bentuk, rusak akibat gesekan dengan
permukaan yang kasar, tajam, lembab, perubahan
suhu;
• Tidak tahan terhadap bahan kimia,minyak, air;
• Baik untuk pengikatan simpul tali, pemakaian pada
takel sederhana yang digerakan secara manual;
• Kemampuan secara praktis posisi lurus untuk tali
manila sudah termasuk faktor keamanan 5:
SWL (Safe Working Load) = c x c x 20 ( Lbf )
Keterangan:
c = Bilangan pembilang untuk bilangan penyebut
bernilai 8 dari diameter nominal tali (inchi)
TALI (ROPE)
Tali Bahan Serat Sintetis:
• Serat bahan dasar plastik;
• Panjang serat tali tidak terbatas dan diameter serat
tali seragam dan berbagai macam ukuran
Kelebihan dan Kekurangan Tali Serat
Sintetis:
• Kekuatan lebih besar, dan merata;
• Cukup baik untuk pengikatan simpul tali;
• Tidak tahan terhadap beban kejut, suhu cukup tinggi,
permukaan kasar, bahan kimia;
• Pemakaian pada pemindahan beban agak cukup berat
seperti pada lier, takal yang digerakan manual;
• Kemampuan secara praktis posisi lurus untuk tali
sintetis sudah termasuk faktor keamanan 5:
Bahan Polyethylene.
TALI (ROPE)
Tali Bahan Serat Sintetis:
Bahan Polypropelene:
SWL (safe Working Load) = c x c x 40 ( Lbf )

Bahan Polyester.
SWL (Safe Working Load) = c x c x 60 ( Lbf )

Bahan Nylon.
SWL (Safe Working Load) = c x c x 60 ( Lbf )

Keterangan:
c = Bilangan pembilang untuk bilangan
penyebut bernilai 8 dari diameter nominal
tali (inchi).
TALI (ROPE)
Tali Bahan Serat Logam:
• Umumnya dari bahan logam baja karbon;
• Panjang serat tali tidak terbatas dan diameter serat
tali seragam dan berbagai macam ukuran;
• Konstruksinya terdiri dari serat tali (wires), kumpulan
serat tali yang dipilin (strands), inti kumpulan serat
tali yang dipilin (center wire),dan inti tali (wire
rope cores).
TALI (ROPE)
Konstruksi Tali Bahan Serat Logam:
• Wires adalah kawat-kawat tali;
• Strands adalah untaian atau pilinan kawat kawat tali;
• Center wires adalah inti untaian kawat kawat tali;
• Wire rope cores adalah inti seutas tali;
• Wire ropes adalah seutas tali
Contoh Klasifikasi Tali Bahan Logam Baja
Contoh: 6 x 7 Bright Wire with Fibre Core, artinya:
• Jumlah kumpulan pilinan kawat baja (strands) = 6 buah;
• Jumlah kawat baja dalam strands = 7 buah;
• Inti tali baja dari bahan serat tumbuhan.
Contoh: 6 x 7 Galvanized with Fibre Core, artinya:
• Jumlah kumpulan pilinan kawat baja (strands) = 6 buah;
• Jumlah kawat baja dalam strands = 7 buah;
• Inti tali baja dari bahan serat tumbuhan;
• Tali baja dilapisi dengan zinc.
TALI (ROPE)
Kelebihan dan Kekurangan Tali Bahan Serat
Logam:
• Kekuatannya sangat besar dan merata pada serat tali;
• Cukup baik untuk pengikatan simpul tali;
• Tidak tahan terhadap beban kejut, suhu tinggi,minyak
permukaan yang kasar, tajam, maupun bahan kimia;
• Pemakaian sebagai komponen utama mesin pada
mesin pengangkat dan alat pengangkat maupun alat
bantu angkat beban.
• Kemampuan secara praktis posisi lurus untuk tali
baja karbon sudah termasuk faktor keamanan 5:
SWL (Safe Working Load) = d x d x 8 ( Tonf )
Keterangan:
d = diameter tali baja dalam satuan inchi.
TALI (ROPE)
Pemakaian Tali Bahan Logam Baja Karbon:
• Kekuatan tali: Kelas, Jumlah kawat pada strand, Jenis
untaian, Bentuk pintalan dan Jenis inti talinya;
• Bahan tali: Plow Steel, Improve Plow Steel, Extra
Improve Plow Steel;
• Inti tali: Independent wire rope core, fibre core,
steel strand core;
• Konstruksi tali: Ordinary, Seale, Warrington, Filler;
• Pintalan tali: Cross Lay Rope, Equal Lay Rope;
• Untaian tali: Round, Flattened, Locked Coil, Concentric
Non Rotating Rope;
• Pemeriksaan tali: Harian, Mingguan, Bulanan;
• Pemeliharaan tali;
• Penyimpanan tali.
TALI (ROPE)
Kekuatan Tali Logam Baja:
Harus memiliki kekuatan untuk menerima beban maksimum
dengan memperhitungkan faktor keamanan 5 untuk barang
dan faktor keamanan 10 untuk manusia;
Kekuatan tali baja tergantung pada:
- Bahan;
- Kelas atau grade;
- Jenis pilinan tali;
- Bentuk pilinan tali;
- Jenis inti tali;
- Jumlah dan susunan kawat kawat pada strand.
Bahan Tali Logam Baja:
Bahan dari sebuah tali logam baja dapat dilihat pada
Masing masing kawat yang terdapat pada strands dan yang
terbaik dari bahan baja yang berkualitas tinggi seperti
kelas 180 dan 200.
TALI (ROPE)
Bahan Tali Logam Baja:
Jenis bahan tali logam baja: Mild Plow Steel , Plow Steel,
Improve Plow Steel, dan Extra Improve Plow Steel.
Dengan Daya Regang sebagai berikut:
• Kekuatan bahan tali Mild Plow Steel untuk kelas atau
grade 90/100, artinya daya regang 90/100 Kgf/mm2;
• Kekuatan bahan tali Plow Steel untuk kelas atau grade
100/110, artinya: daya regang 100/110 Kgf/mm2;
• Kekuatan bahan tali Improve Plow Steel untuk kelas
atau grade 110/120 artinya daya regang 110/120
Kgf/mm2
• Kekuatan bahan tali Extra Improve Plow Steel untuk
kelas atau grade 180/200 artinya daya regangnya
180/200 Kgf/mm2
TALI (ROPE)
Kemampuan Bahan Tali Logam Baja:
TALI (ROPE)
Jenis Pilinan Tali Logam Baja:
Ada empat jenis pintalan kawat kawat baja pada setiap
strands yaitu bersilang (cross lay), sejajar (lang lay),
alternate lay dan herringbone lay.

Pilinan Kawat Baja Bersilang (Cross Lay)


adalah arah pintalan kawat kawat baja berlawanan dengan
arah pilinan talinya didalam strands. Jika arah pilinan kawat
kawat baja kearah kanan dinamakan dengan Right Cross Lay
atau Right Regular Lay dan bila arah pilinannya kekiri
dinamakan Left Cross Lay atau Left Regular Lay.
TALI (ROPE)
Kelebihan dan Kekurangan Pilinan Kawat Baja
Bersilang:
• Tidak cenderung berputar kembali dari pilinannya;
• Lebih kaku;
• Jika tali jenis ini dilintaskan pada puli/tromol maka
tegangan bengkok yang terjadi lebih besar;
• Tidak tahan terhadap keausan oleh karena luas kontak
permukaan kawat baja lebih sedikit;
• Dipakai pada komponen utama mesin pengangkat, alat
• pengangkat maupun alat bantu angkat beban.
Pilinan Kawat Baja Bersejajar (Lang Lay)
adalah arah pintalan kawat kawat searah dengan arah pilinan
talinya didalam strands. Jika arah pilinan kawat
kawat baja kearah kanan dinamakan dengan Right Lang Lay
atau Right Lang Lay dan bila arah pilinannya kekiri
dinamakan Left Lang Lay atau Left Lang Lay.
TALI (ROPE)
Kelebihan dan Kekurangan Pilinan Kawat Baja
Bersejajar:
• Cenderung untuk berputar sehingga pilinan mudah terbuka;
• Lebih luwes;
• Tahan aus karena luas permukaan kawat bajanya lebih
banyak bersinggungan pada alur puli atau drum;
• Tegangan bengkok lebih kecil jika jenis tali ini dilintaskan
pada alur puli atau drum;
• Dipakai pada alat pengangkat yang memiliki alur sebagai
lintasan dari tali bajanya.
TALI (ROPE)
Alternate Lay.
Tiga untaian dengan kawat kawatnya arahnya kekanan
(searah). Tiga untaian (strands) arah pintalan kekanan tetapi
kawat kawatnya kekiri (berlawanan) jumlahnya enam
untaian yang searah tetrapi kawat kawat pada tiga untaian
berlawanan.

Herringbone Lay.
Tali kawat baja yang mempunyai kombinasi dari empat
untaian Right Hand Lang Lay (RHLL) dan satu untaian Right
Hand Regular Lay (RHRL)
TALI (ROPE)
Bentuk dan Proses Pabrikasi Tali Bahan Baja:
Ada dua macam bentuk dan proses pabrikasi tali baja, yaitu:
Preformed/Non Preformed Ropes dan Galvanized/Un
Galvanized Ropes.
• Preformed Ropes, adalah suatu jenis proses untuk memasti
kan bahwa pilinan kawat kawat (strands) telah
dibentuk dengan memintalnya dari ujung
yang satu ke ujung yang lainnya;
• Non Preformed Ropes, adalah suatu jenis proses untuk
memastikan bahwa pilinan kawat kawat
telah dibentuk tidak dengan memintalnya
dari ujung yang satu keujung yang lainnya;
• Galvanized Ropes, adalah tali kawat baja yang diproses
dengan lapisan seng;
• Un Galvanized Ropes, adalah tali kawat baja yang diproses
tidak dilapisi dengan seng ( Bright Wire Ropes).
TALI (ROPE)
Bentuk Pilinan Kawat Tali Bahan Baja (Strands):
Ada lima macam bentuk pilinan kawat tali baja, yaitu:
Ordinary, Seale, Warrington, Filler dan Non Rotating Ropes.
• Ordinary, adalah semua kawat kawat tali baja didalam
strands sama ukurannya;
• Seale, adalah semua kawat kawat tali baja yang ukurannya
lebih besar dipasang pada lapisan luar strands karena untuk
mencegah goresan dari kawat kawat baja yang kecil;
• Warrington, adalah kedua macam ukuran kawat kawat tali
baja yang besar dan yang kecil dikombinasikan untuk
mendapatkan kelenturan/luwes dan tahan goresan;
• Filler, adalah kawat kawat baja yang kecil diisikan disela
sela kawat kawat yang besar didalam strands;
• Non Rotating Ropes, adalah arah pilinan lapisan satu
dengan arah pilinan lapisan dibuat saling berlawanan arah,
agar saling mengunci sehingga tidak terjadi terpelintir.
TALI (ROPE)
Bentuk Pilinan Kawat Tali Bahan Baja (Strands):
• Ordinary (Regular); - Non Rotating Ropes
• Seale;
• Warrington;
• Filler.

Dikatakan satu pilinan tali (Lay


Lenght) adalah jarak memanjang
dimana satu untaian (strands)
berputar satu putaran penuh
mengelilingi inti tali.
TALI (ROPE)
Klasifikasi Untaian Kawat Kawat (Strands):
Penggolongan tali kawat baja menurut bentuk untaiannya
adalah: round, flattened, locked coil, dan concentric.
• Round Strands adalah untaian tali kawat baja bulat;
• Flattened Strands adalah untaian tali kawat baja rata;
• Locked Coil Strands adalah untaian tali kawat baja gulung
mengikat;
• Concentric Strands adalah untaian tali kawat baja konsen
tris.
TALI (ROPE)
Jenis Inti Tali Bahan Baja (Wire Rope Cores):
Inti tali bahan baja adalah bagian pusat dari tali baja yang
berfungsi untuk mengikat dan memperkuat untaian (strands).
Ada tiga macam inti tali baja, yaitu: Independent Wire Rope
Cores, Fibre Cores,Steel Strand Core, Armouted
• Independent Wire Rope Cores (IWRC) adalah
inti tali yang terbuat dari tali kawat baja;
• Fibre Cores adalah inti tali yang terbuat dari
bahan serat tumbuhan;
• Steel Strands Cores adalah inti tali
yang jumlah dan ukuran serat tali pada
inti talinya sama dengan strandnya;
• Armouted Cores, adalah inti tali yang dibentuk
lapisan terluar fibre dari diameter kawat yang sama
Keterangan:
Inti tali IWRC lebih kuat 10% sampai 11% dari inti Fibre Core pada setiap
kawat tali baja berdiameter yang sama.
TALI (ROPE)
Jumlah dan Susunan Kawat pada Strands:
• Semakin banyak jumlah kawat kawat pada ukuran strand
yang sama, maka ukuran diameter kawat kawatnya semakin
lebih kecil sehingga kerenggangan antara kawat kawatnya
semakin kecil dan memiliki kekuatan yang lebih besar serta
lebih luwes;
• Apabila kerenggangan antara kawat-kawat diisikan dengan
kawat-kawat maka strands menjadi masif, lebih kuat dan
kurang luwes;
• Lapisan kawat terluar berdiameter lebih besar dari pada
lapisan kawat bagian dalam maka strands memiki sifat
kelenturan yang baik;
• lapisan kawat terluar disusun dua macam ukuran kawat
yang berbeda dan dikombinasikan, maka strands memiliki
sifat lentur dan tahan goresan.
TALI (ROPE)
Identifikasi Tali Kawat Baja.
Untuk mengetahui secara jelas data seutas tali kawat baja
sesuai pemakaiannya maka harus memahami benar,
membaca identifikasi yang tercantum pada label tali kawat
bajanya, sebagai contoh:
2000 Ft x ½ “ x 8 x 19 IWRC-RHRL Spin Resistant
Keterangan:
• 2000 ft = panjang tali kawat baja;
• ½” = diameter nominal tali kawat baja;
•8 = jumlah untaian kawat tali baja (strandts);
• 19 = Jumlah kawat dalam satu strands;
• IWRC = inti tali terbuat dari kawat kawat baja;
• RHRL = untaian strands putaran kanan, dan kawat kawat
lilitannya kearah kiri;
• Spin Resistant = tahan plintiran.
TALI (ROPE)
Pengukuran Diameter Tali Kawat Baja.
• Gunakan alat ukur mistar ingsut (vernier caliper);
• Masing masing satu strands bersandar pada rahang tetap
dan rahang bergerak;
• Lakukan pembacaan ukuran pada mistar utama dan skala
nonius sehingga diperoleh ukuran diameter nominal tali
kawat baja.
TALI (ROPE)
Kekuatan Putus Tali Baja Standar API:
TALI (ROPE)
Kekuatan Putus Tali Baja Standar API:
TALI (ROPE)
Faktor Keamanan Tali Kawat Baja:
Tanggungjawab pabrikan yang membuat tali kawat tadalah
mengeluarkan sertifikat kelaikan (kemampuan dan kekuatan)
Serta memberikan keterangan mengenai Faktor Keamanan
dari masing masing ukuran tali kawat baja dan beban kerja
aman (safe working load). Tabel kemampuan dan kekuatan
tali kawat baja disampaikan kepada konsumen agar
mengetahui secara pasti kemampuan dan kekuatan dari tali
kawat baja yang dipakainya.

Safety Factor (SF).


SF = (Catalog Breaking Strenght of the Rope)/
(Maximum Safe Working Load)
Catatan: Faktor keamanan tali untuk memindahkan bukan
manusia adalah 5, sedangkan untuk memindahkan
manusia adalah 10.
TALI (ROPE)
Alasan Memperhitungkan Faktor Keamanan Tali
Kawat Baja:
• Penurunan kemampuan/kekuatan tali kawat baja sampai
dibawah kekuatan putus yang tercantum pada katalog
karena aus, lelah bahan, berkarat, kesalahan pakai,
kualitas tali kawat baja;
• Ujung fitting dan pintalan tidak kuat dan tidak sebanding
dengan kekuatan tali kawat baja;
• Kelebihan beban mendadak (tambahan) oleh percepatan
dan perlambatan: start, stop, swing, hentakan beban;
• Bertambahnya tarikan dengan beban pada tali kawat baja
akibat gesekan tali baja melintasi alur puli;
• Tidak teliti dalam menentukan berat beban yang
dipindahkan maupun kemampuan tali kawat baja ;
• Berkurangnya kekuatan tali kawat baja karena melengkung
diatas puli.
TALI (ROPE)
Pemeriksaan Tali Kawat Baja.
• Pemeriksaan tali kawat baja pada setiap mesin pengangkat,
alat pengangkat dan alat bantu angkat beban sangat
penting untuk menjaga tali kawat baja dalam keadaan
aman bila digunakan;
• Tali kawat baja yang dipakai setiap hari dan rutin harus
diperiksa pada setiap minggu;
• Pemeriksaan secara menyeluruh dari setiap tali kawat baja
harus dilakukan sekurang kurangnya sekali dalam sebulan;
• Pemeriksaan kondisi tali baja sebelum dipakai untuk tali
kawat baja yang jarang dipakai dalam sebulan atau lebih;
• Pemeriksaan tali kawat baja oleh yang berwenang dan
ditunjuk oleh perusahaan;
• Hasil pemeriksaan dibuatkan dalam laporan.
TALI (ROPE)
Hal yang Diperhatikan dalam Pemeriksaan Tali
Kawat Baja.
• Kawat kawat putus dan tali harus diganti:
- 6 kawat atau lebih yang putus dalam satu pilinan;
- 3 kawat atau lebih yang putus dalam satu strand pada
satu pilinan;
- 3 kawat atau lebih yang putus dalam satu pilinan pada
permukaan yang sama.
TALI (ROPE)
Hal yang Diperhatikan dalam Pemeriksaan Tali
Kawat Baja.
• Kawat kawat putus pada socket fitting dan segera ganti
socket fittingnya;

• Keausan pada permukaan kawat strands(aus 1/3 bagian


tiap kawat sebelah luar strands ;

• Mengecilnya ukuran tali kawat baja;


TALI (ROPE)
Hal yang Diperhatikan dalam Pemeriksaan Tali
Kawat Baja.
Berkurangnya diameter tali kawat baja melebihi dari:
• 1/16 “ pada diameter tali baja sampai 5/16”
• 1/32” pada diameter tali baja 3/8” sampai ½”
• 3/64” pada diameter tali baja 9/16” sampai ¾”
• 1/16” pada diameter tali baja 7/8” sampai 1 1/8”
• 3/32” pada diameter tali baja 1 ¼” sampai 1 ½”
TALI (ROPE)
Hal yang Diperhatikan dalam Pemeriksaan Tali
Kawat Baja.
• Bertambah panjang dari ukuran awal tali kawat baja;

• Berkarat;

• Berubah bentuk atau terpelintir;


TALI (ROPE)
Hal yang Diperhatikan dalam Pemeriksaan Tali
Kawat Baja.
• Untaian meninggi;

• Sarang burung;

• Tergencet, memipih, macet;


TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan Tali Kawat Baja dan
Penyebabnya.
TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan Tali Kawat Baja dan
Penyebabnya.
TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan Tali Kawat Baja dan
Penyebabnya.
TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan Tali Kawat Baja dan
Penyebabnya.
TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan pada Tali Kawat Baja
TALI (ROPE)
Jenis Kerusakan pada Serat Tali Kawat Baja.
TALI (ROPE)
Penanganan dan Pemeliharaan Tali Kawat Baja.
• Yakinkan bahwa pemakaian tali baja harus sesuai dengan
spesifikasi pabrikan;
• Pemeriksaan secara teratur sesuai petunjuk dan
rekomendasi pabrikan;
• Hindari kelebihan beban;
• Hindari beban kaget yang membuat terjadinya tegangan
yang berlebihan pada tali baja;
• Hindari beban mendadak;
• Lindungi tali baja dari bagian yang bersudut tajam;
• Jangan diseret;
• Jangan dijatuhkan dari tempat ketinggian;
• Simpanlah tali baja ditempat yang bersih dan kering;
• Jangan memakai tali yang sudah terpotong, terplintir dsb;
• yakinkan drum, puli berdiameter yang tepat;
TALI (ROPE)
Penanganan dan Pemeliharaan Tali Kawat Baja.
• Hindari tekukan balik;
• Perbaiki roll pengarah yang rusak;
• Yakinkan puli puli adalah lurus sudut kemiringan tepat;
• Gantilah puli yang alur permukaannya aus atau tergores;

• Periksa keadaan yang tidak normal dan getaran pada tali


kawat tunggal (fast line);
TALI (ROPE)
Penanganan dan Pemeliharaan Tali Kawat Baja.
• Periksa keadaan yang tidak normal dan getaran pada tali
kawat tunggal (fast line);
• Yakinkan gulungan tali kawat pada drum adalah tepat;
• Jangan menggulung tali kawat baja melampaui daya
tampung tiap tiap drum;
• Yakinkan bahwa ujung tali kawat baja terikat dengan benar;
• Yakinkan bahwa tali kawat baja tidak terjepit dalam puli;
• Puli yang sesuai dengan alur yang tepat akan mendukung
tali kawat baja sampai radius 135- 150 derajat.
Pelumasan Tali Kawat Baja.
Pelumasan awal tali kawat baja diberikan sewaktu proses
pemilinan tali kawat baja di pabrik, gunanya sebagai bekal
pelumasan awal dan tahap permulaan dari lama masa pakai
tali kawat baja. Tambahan pelumasan diberikan secara
teratur dan sesuai petunjuk pabrikan.
TALI (ROPE)
Akibat Tidak Teraturnya Pelumasan Tali Kawat
Baja.
• Berkarat dan bintik bintik yang terjadi akan menyebabkan
kehilangan daerah besinya dan kehilangan kekuatannya;
• Kawat kawat menjadi rapuh akibat korosi berlebihan;
• Lobang kecil kecil pada individu kawat baja beerakibat
cacat dan kehilangan kekuatannya;
• Terjadinya kelembaban, merembes kedalam merusak inti
tali dan kawat kawat bajanya.

Catatan:
Jangan sekali kali menggunakan oli bekas sebagai pelumasan
karena oli bekas mengandung partikel partikel logam yang
dapat menggores kawat kawat tali baja.
TALI (ROPE)
Ciri ciri Pelumasan Tali Kawat Baja yang Baik.
• Menolak rembesan air;
• Memiliki kemampuan penetrasi yang baik;
• Bebas bahan kimia;
• Tahan terhadap korosi;
• Tahan terhadap panas;
• Memiliki lapisan plastik;
• Merekat pada besinya.
Catatan:
Tali kawat baja harus bersih dan kering sebelum diberikan oli
pelumas, oleh karena pelumasan efektif hanya terjadi bila oli
pelumas meresap dan menempel bergabung dengan seluruh
rongga/permukaan besinya. Sasaran mendasar untuk
melumasi bagian luar dan dalam tali kawat baja adalah
mengisi rongga rongga diantara strands sehingga tali kawat
baja terisi penuh dengan lapisan pelindung.
TALI (ROPE)
Cara Membersihkan Grease yang Lama pada Tali
Kawat Baja.
• cara biasa memakai sikat kawat baja yang halus;
• Sikat baja yang digerakan oleh motor listrik, udara
bertekanan yang cukup. Lakukan sebelumnya pembersihan
dengan cairan (jangan pakai bensin, kerosene) agar kotoran
kotoran dan grease terlepas pada permukaan tali kawat
baja.
TALI (ROPE)
Cara Memberikan Pelumasan pada Tali Kawat Baja.
• Celupan tali kawat baja bergerak melalui bak berisi oli
pelumasan;
• Dituangkan dan gunakan kain lap.
•Disemprotkan;
• Gunakan kuas;
TALI (ROPE)
Cara Mengeluarkan Tali Kawat Baja dari Reel/Coil.
TALI (ROPE)
Cara Menggulung Tali Kawat Baja dari Reel ke Drum.
TALI (ROPE)
Cara Menyimpan Tali Kawat Baja.
• Tali kawat baja yang sudah dilumasi disimpan didalam ruang
yang bersih dan kering;
• Jika penyimpanan tali kawat baja diluar ruangan maka
lakukan pembungkusan permukaan tali kawat baja agar tidak
lembab atau hal hal yang dapat merusak tali kawat baja;
• Jika tali kawat baja masih cukup lama dipakai maka lakukan
pemeriksaan dan pelumasan secara teratur.
PULI (PULLEY)
Puli (Pulley).
Adalah roda piringan yang memiliki alur pada bagian diameter
luarnya sebagai tempat lintasan alat penarik (tali atau rantai)
dan berputar pada porosnya.
Bila puli dirangkai menjadi kesatuan dengan alat penarik maka
akan menjadi Peralatan Pengangkat Beban dan disebut Katrol.

Fungsi Katrol.
Katrol berguna untuk mengangkat beban atau menarik suatu
beban. Pada prinsipnya, katrol merupakan  pengungkit karena
memiliki titik tumpu, gaya, dan beban.

Klasifikasi Katrol.
Katrol digolongkan menjadi empat, yaitu Katrol Tetap, Katrol
Bebas, Katrol Ganda (Takal), dan Blok Katrol.
PULI (PULLEY)
Klasifikasi Katrol
PULI (PULLEY)
Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya puli tidak berubah
pada saat digunakan dan cara menariknya dari bawah.

Keuntungan Mekanik.
• Gaya tarik benda sama besar dengan gaya berat
benda;
• Dapat mengubah arah gaya ke bawah atau
samping untuk mengangkat benda;
• Arah kuasa (gaya) searah dengan gaya berat
benda.

Contoh peralatan yang menggunakan katrol tetap adalah tiang


bendera, kerekan timba sumur , dan kerekan sangkar burung.
PULI (PULLEY)
Katrol Bebas.
Katrol bebas yaitu katrol yang posisinya selalu berubah dan
tidak dipasang pada tempat tertentu.
Katrol jenis ini biasanya ditempatkan
di atas tali yang kedudukannya dapat
berubah. Salah satu ujung tali diikat pada
tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya
ditarik maka katrol akan bergerak.

Keuntungan Mekanik
Pada katrol bebas, panjang lengan kuasa sama dengan dua kali
panjang lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada
katrol tetap adalah gaya yang diperlukan untuk menarik benda
lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan katrol tetap.
Katrol jenis ini sering digunakan tukang bangunan untuk
mengangkat barang-barang pada bagunan bertingkat tinggi.
PULI (PULLEY)
Katrol Ganda /Takal
Katrol ganda merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol
bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali.
Pada katrol ganda, beban dikaitkan pada katrol
bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada
penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang
lainnya ditarik maka beban akan terangkat
serta bergeraknya ke atas.

Keuntungan Mekanik
Menggunakan katrol ganda memerlukan gaya yang lebih kecil
dibandingkan dengan katrol bebas dan katrol tetap. Namun
katrol ganda bergantung pada banyaknya tali yang dipergunakan
untuk mengangkat beban.
PULI (PULLEY)
Blok katrol
Blok katrol adalah gabungan dari beberapa katrol yang dipasang
secara berdampingan atau kebawah. Dengan blok katrol ini
gaya yang dikeluarkan untuk memindahkan
beban semakin kecil.

Makin banyak roda blok katrol, makin kecil


gaya yang dibutuhkan untuk pemindahan beban.
Blok katrol biasanya dipergunakan pada
mesin-mesin penggerak.

Dalam keseharian, blok katrol sering digunakan


untuk mengangkat benda berat,
misalnya peti kemas di pelabuhan.
PULI (PULLEY)
Bahan Puli
Ada beberapa macam bahan puli yang mempunyai kemampuan
berbeda, yaitu: Cast Steel 45, Steel Chrom 5, Grey Cast
Iron 15-32. Proses pembuatannya dituang, dimesin dan
dibersihkan dari kotoran-kotorannya.

• Cast steel 45, kekuatan tarik 60-72 Kgf/mm2, kekuatan yield


27 Kgf/mm2, kekuatan putus 20 Kgf/mm2, dan kekerasan
130-170 BHN;

• Steel Chrom 5, kekuatan tarik 50-60 Kgf/mm2, kekuatan yield


29 Kgf/mm2, kekerasan 130-170 BHN;

• Grey Cast Iron 15-32, kekuatan tarik 15 Kgf/mm2 dan


kekerasan 163-229 BHN.
PULI (PULLEY)
Katrol dan Jumlah Tali yang Dipasang.
Ukuran dari Katrol, Tali Kawat Baja dan Jumlah Puli pada
katrol harus ditentukan dalam hubungan dengan beban
maksimum yang diangkat dan gaya tarik yang terdapat pada
tali kawat baja utama yang kesemuanya disesuaikan dengan
spesifikasi dari alat pengangkat bebannya.

Perkalian Sistem Jumlah Tali Kawat Baja.


Adalah sebuah alat mekanis yang oleh gaya tarik pada tali
kawat baja utama dapat melipatgandakan beban yang
diangkat. Jadi berhasil memperoleh keuntungan mekanis dari
banyaknya jumlah tali kawat baja yang melewati sejumlah
pulinya. Daya gunanya tidak akan mencapai 100% oleh karena
ada sejumlah gesekan yang terjadi pada sistem Katrolnya.
PULI (PULLEY)
Perkalian Sistem Jumlah Tali Kawat Baja.
Setelah beban yang tergantung mulai bergerak, maka terjadi
gaya tarik pada tali kawat baja utama dan pergesekan mulai
terjadi.
Dengan berputarnya puli dan tali kawat baja, pada puli mulai
terjadi pergesekan.
Beban tambahan dibutuhkan untuk
mengatasi pergesekan dan tetap
menjaga agar beban tetap bergerak.
Keterangan:
F = gaya gesek yang arahnya berla
wanan dengan arah putaran
pulinya dan hubungannya
langsung dengan berat yang
diterima puli.
PULI (PULLEY)
Keuntungan Mekanis Katrol Banyak Puli.
Hubungan ini dinamakan dengan Ketepatgunaan atau Efisiensi
yang dinyatakan dalam Persen (%).
• Katrol dengan susunan puli dan tali kawat baja
yang banyak memiliki keuntungan mekanis yang
besar namun kehilangan gesekannya cukup
besar dan efisiensinya menurun;
• Katrol dengan susunan puli dan tali kawat baja
yang sedikit memiliki keuntungan mekanis yang
rendah, kehilangan gesekan rendah namun
efisiensinya tinggi;
• Keuntungan mekanis dari setiap sistem
perkalian jumlah tali kawat baja yang melewati katrol puli,
selamanya sama dengan jumlah tali kawat baja yang
mendukung travelling block (blok bergerak) dan bebannya.
PULI (PULLEY)
Menghitung Beban Bergerak dan Tidak Bergerak .
Dalam menaikan kemampuan dalam mengangkat beban
biasanya disertai dengan penurunan yang
Sesuai dalam kecepatan jalannya katrol.
Tali kawat baja harus berpindah 4 kali lebih
Cepat dari beban untuk keuntungan mekanis
dari 4 line tali kawat bajanya.
Perjalanan tali kawat baja utama dibagi
perjalannan dari beban adalah juga satu
Ukuran dari keuntungan mekanis.
Sewaktu beban tidak bergerak:
P = beban pada setiap tali kawat baja
P = Beban/Jumlah Tali Kawat Baja
P = 6000 Lbf/4 = 1500 Lbf
Untuk beban bergerak, maka: P = 1500 Lbf + F ( Gaya Gesekan)
X=x.Y=4.Y ( x = Jumlah tali kawat baja)
PULI (PULLEY)
Menghitung Beban pada Beberapa Puli.
Beban pada tali kawat baja A adalah:
A = 6000 Lbf/4 = 1500 Lbf
Gaya gesekan pada puli yang berhubungan
dengan tali kawat baja A:
F1= 10% dari A = 10% x 1500 Lbf= 150 Lbf
Beban pada tali kawat baja B adalah:
B = A + F1 = 1500 Lbf + 150 Lbf= 1650 Lbf
Gaya gesekan pada puli yang berhubungan
dengan tali kawat baja B:
F2= 10% dari B = 10% x 1650 Lbf= 165 Lbf
Beban pada tali kawat baja C adalah:
C = B + F2 = 1650 Lbf + 165 Lbf= 1815 Lbf
Gaya gesekan pada puli yang berhubungan dengan tali kawat
Baja C adalah:
F3 = 10% dari C = 10% x 1815 Lbf = 181,50 Lbf
PULI (PULLEY)
Menghitung Beban pada Beberapa Puli.
Beban pada tali kawat baja D adalah:
D = C + F3 = 1815 Lbf + 181,50 Lbf = 1996,50 Lbf
Gaya gesekan pada puli yang berhubungan dengan tali kawat
baja D:
F4= 10% dari D = 10% x 1996,50 Lbf= 199,65 Lbf
Beban pada tali kawat baja E adalah beban tali kawat baja
utama:
E = D + F4 = 1996,50 Lbf + 199,65 Lbf= 2196,15 Lbf

Daya Gesek pada 3 Jenis Bantalan.


Sewaktu beban terangkat, masing masing puli menghasilkan
daya gesekan sebanding dengan 10%, 5% atau 3% dari beban
yang diangkat tergantung dari kondisi bantalan puli dan
seberapa mudah/halusnya putaran dari puli itu.
PULI (PULLEY)
Daya Gesek pada 3 Jenis Bantalan.
Pada tabel berikut dapat dihitung
faktor dari pergesekan bantalan
puli yang sederhana atau
pemeliharaan yang tidak baik
dari bushing bahan kuningan.

Daya gesekan dari bantalan


sederhana dengan pemeliharaan
yang tidak baik adalah 10%.

Untuk menyederhanakan dapat


Dipakai tabel berikut:
Beban tali kawat baja Utama (E):
E = Load to be Lifted x (F/Parts of Line) atau (Load/R)
= 6000 Lbf x (1,46/4) = 2190 Lbf.
PULI (PULLEY)
Daya Gesek pada 3 Jenis Bantalan.
Pada tabel berikut dapat dihitung
faktor dari pergesekan puli
Yang mempunyai bushing bahan
Kuningan dan puli yang memiliki
Roller bearing (bantalan roll)
Yang kaku.

Daya gesekan dari adalah 5 %.


Untuk menyederhanakan dapat
Dipakai tabel berikut:
Beban tali kawat baja Utama (E):
E = Load to be Lifted x (F/Parts of Line) atau (Load/R)
= 6000 Lbf x (1,22/4) = 1830 Lbf.
Atau
E = 6000 Lbf/ 3,28 = 1830 Lbf
PULI (PULLEY)
Daya Gesek pada 3 Jenis Bantalan.
Pada tabel berikut dapat dihitung
faktor dari pergesekan puli
yang mempunyai Roller bearing
(bantalan roll) yang kondisnya baik.

Daya gesekan dari adalah 3 %.


Untuk menyederhanakan dapat
Dipakai tabel berikut:
Beban tali kawat baja Utama (E):
E = Load to be Lifted x (F/Parts of Line) atau (Load/R)
= 6000 Lbf x (1,13/4) = 1695 Lbf atau 6000/3,54= 1695 Lbf
PULI (PULLEY)
Gambar grafik berikut adalah dari nilai R dalam tabel, dan
jumlah tali kawat baja dari katrol mulai tali kawat baja tunggal
sampai 20 jumlah tali kawat dalam satu katrol.

Gambar grafik ini menunjukan


pengaruh dari jumlah tali kawat
baja dalam satu katrol dan
keuntungan mekanis yang
sebenarnya yang benar benar
mempertimbangkan gesekan.

Sebagai contoh untuk satu sistem


Pengangkatan memiliki bantalan
Puli sederhana dengan 4 jumlah
Tali kawat baja pada katrol.
PULI (PULLEY)
Grafik menunjukan bahwa keuntungan mekanis yang
sebenarnya hanya 2,74 bukan 4.

Grafik keuntungan mekanis yang pasti, lawan jumlah tali


kawat baja pada katrol.

Keuntungan mekanis yang sebenarnya tersebut diatas


disebabkan adanya pergesekan puli telah mengurangi
keuntungan dari tambahan jumlah tali kawat baja pada
katrol.

Perlu diingat bahwa pemeliharaan yang kurang atau


pelumasan yang tidak baik untuk jenis bantalan roll dan
bushing kuningan dapat mengakibatkan beban gesekan
jauh lebih tinggi dari nilai yang tercantum pada tabel
diatas.
PULI (PULLEY)
Tiga Cara Perhitungan sebelum Pengangkatan.
Tiga cara ini adalah sangat penting untuk diketahui oleh
setiap operator peralatan pengangkatan beban dan rigger
sebelum mengadakan pengangkatan beban, yaitu:

• Menentukan jumlah tali kawat baja yang dibutuhkan


untuk satu pengangkatan;
• Menetapkan beban maksimum yang dapat diangkat
dengan memberikan jumlah susunan tali yang melewati
puli katrol;
• Menentukan kekuatan tarik tali kawat baja utama, jika
berat beban dan jumlah tali kawat baja pada puli
katrol.
PULI (PULLEY)
Perhitungan Pertama.
Tentukan SWL maksimum dari tali kawat bajanya dan
berat beban yang akan diangkat.
R = Load to be Lifted/Rope SWL
Contoh.
Sebuah puli katrol untuk tali kawat baja, memiliki
bantalan roll yang dirawat dengan baik dengan
kemampuan angkat peralatan angkatnya 50 Tonf, dan
SWL tali kawat bajanya adalah 8,60 Tonf , maka nilai R
adalah:
R = 50 Tonf/8,60 Tonf = 5,80
Dengan melihat tabel untuk puli, menggunakan bantalan
roll, nilai R-nya diantara 5,69 dan 6,30, sedangkan nilai R
hasil perhitungan adalah 5,80. Dalam hal ini diambil nilai
R yang tertinggi yaitu R = 6,30 kemudian jika ditarik garis
lurus dibutuhkan 8 jumlah tali kawat baja untuk 50Tonf.
PULI (PULLEY)
Perhitungan Kedua.
Sebuah katrol memiliki 4 jumlah tali yang melewati puli
dan mempunyai puli dengan bantalan yang sederhana.
Diameter tali manila yang digunakan dnom= 5/8 inchi
yang memiliki nilai SWL tali sebesar 880 Lbf. Tetapi
beban maksimum yang dapat diberikan ke tali utama
hanya sebesar 400 Lbf.
Beban Maksimum= Load Line Pull x R

Dari tabel didepan untuk bantalan sederhana untuk 4


jumlah tali pada katrol didapatkan R = 2,74, maka beban
maksimum yang bisa diangkat dengan dnom tali 5/8 inchi
bahan manila dengan 4 tali yang melewati katrol:
Beban maksimum= 400 Lbf x 2,74 = 1095 Lbf
Nilai diatas adalah beban maksimum yang dapat diangkat
PULI (PULLEY)
Perhitungan Ketiga.
Sebuah katrol memiliki 6 jumlah tali yang melewati puli
dan mempunyai puli dengan bantalan bushing kuningan.
Berat beban yang diangkat 27.000 Lbf.
Line Pull= Load Weight/R

Dari tabel didepan untuk bantalan bushing kuningan dan


untuk 6 jumlah tali pada katrol didapatkan R = 4,48,
maka tenaga tarikan untuk tali kawat baja utama:
Line Pull= 27.000 Lbf/4,48 = 6.027 Lbf

Nilai diatas adalah tali utama hoist winch harus mampu


dengan tenaganya untuk menarik/menahan sebesar
6.027 Lbf. Yakinlah bahwa tarikan tali utama yang
dibutuhkan tidak melebihi batasan beban kerja aman
(SWL) dari tali kawat bajanya.
PULI (PULLEY)
Hubungan Dead End dengan Katrol Puli.
Dead end atau Anchor atau Becket Connection ada dua
macam bahan yang digunakan pada sistem puli, yaitu
bahan dari tali kawat baja dan bahan dari tali fibre.

Pemasangan dead end harus diperhatikan dengan benar


pada katrol puli sewaktu memasukan dan mengatur
jumlah talinya. Untuk katrol puli yang menggunakan tali
kawat baja dead end nya memakai 2 macam penahan
yang mempunyai kekuatan dan keamanannya bisa sampai
80% SWL, yaitu:
• Wedge Socket dan
• Cable Clips.
PULI (PULLEY)
Efisiensi Pengikatan pada
Wedge Socket dan Clips Crossby
PULI (PULLEY)
Jumlah Clips dan Pemasangan Clips pada
Clips Crossby
PULI (PULLEY)
Dead End Tali Fibre.
Pada katrol menggunakan tali fibre hanya memakai
Becket Hitch untuk menjaga anchornya (Dead End).

Dua Tali Terpasang pada Katrol.


Menggunakan dua buah katrol dengan puli tunggal, yaitu
stationary block dan travelling block. Untuk Dead End
nya terpasang pada Stationary Block.
Tiga Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap dua puli dan katrol bergerak
satu puli. Dead End nya terpasang pada Travelling Block.
PULI (PULLEY)
Empat Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap dua puli dan katrol bergerak
dua puli. Dead End nya terpasang pada Stationary Block.
Lima Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap tiga puli dan katrol bergerak
dua puli. Dead End nya terpasang pada Travelling Block.
Enam Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap tiga puli dan katrol bergerak
tiga puli. Dead End nya terpasang pada Stationary Block.
Tujuh Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap empat puli dan katrol bergerak
dua puli. Dead End nya terpasang pada Travelling Block.
Delapan Tali Terpasang pada Katrol.
Menggunakan katrol tetap empat puli dan katrol bergerak
empat puli. Dead End nya terpasang di Stationary Block.
PULI (PULLEY)
Konstruksi Pemasangan Dead End pada Sistem Katrol

1 2 3 4 5 6 7
1. 2 Tali pada Katrol 5. 6 Tali pada Katrol
2. 3 Tali pada Katrol 6. 7 Tali pada Katrol
3. 4 Tali pada Katrol 7. 8 Tali pada Katrol
4. 5 Tali pada Katrol
PULI (PULLEY)
Konstruksi Sistem Puli pada Katrol
• Disusun dengan konstruksi hanya katrol dan puli
tunggal saja dan sebagai katrol tetap. Katrol jenis ini
tidak stabil sewaktu beban dinaikan/diturunkan dan
gaya yang dibutuhkan lebih besar ;
• Ada yang disusun dengan
konstruksi katrol tetap
yang memiliki satu atau
beberapa puli dan katrol
bergerak yang memiliki
satu atau beberapa puli.
Katrol jenis ini lebih
stabil sewaktu beban
dinaikan/diturunkan dan gaya yang dibutuhkan lebih
kecil untuk beban lebih berat, gerakan naiknya lambat.
PULI (PULLEY)
Pemasangan Tali Kawat Baja yang Simetris pada
Katrol.
Jenis pemasangan tali kawat baja yang simetris pada
katrol menghasilkan gerakan katrol lebih mulus.
Jika sebuah sistem katrol mempunyai jumlah puli yang
banyak melebihi yang dibutuhkan maka pastikan bahwa
pemasangan tali kawat bajanya pada katrol harus
Simetris dengan pembagian susunan tali kawat bajanya
yang merata pada puli, agar beban lebih seimbang dan
mencegah terjadinya katrol terguling.

Pemasangan Tali Kawat Baja yang Tidak


Simetris pada Katrol.
Konstruksi pemasangan tali kawat bajanya pada puli tidak
teratur, bertumpu pada satu sisi menyebabkan katrol
miring, berjalan tidak mulus dan terguling.
PULI (PULLEY)
Konstruksi Pemasangan Tali Kawat Baja pada Katrol
(Simetris dan Tidak Simetris)

1. Tali Kawat Baja Tidak Simetris


terpasang pada Katrol.
- Posisi katrol miring;
- Katrol terguling;
- Operasional tidak halus.
2. Tali Kawat Baja Simetris
terpasang pada Katrol.
- Posisi katrol tegak;
- Katrol simetris;
1 2 - Operasional halus
PULI (PULLEY)
Tekukan Tali Kawat Baja pada Katrol.
Tekukan (bend) adalah perubahan tali dari kondisi lurus
berubah bengkok atau sebaliknya setelah melalui puli.
Jumlah bengkokan dihitung terhadap jumlah titik tekukan
pada puli dimana tali kawat baja masuk dan keluar.
Bila tekukan pada hubungan antara dua puli
memiliki arah putaran yang sama, maka
setiap titik tekukannya (tali kawat baja
masuk/keluar puli) dihitung sebanyak
satu tekukan (single bend).
Bila tekukan pada hubungan antara dua puli
memiliki arah putaran yang berlawanan,
maka setiap salah satu titik tekukannya
(tali kawat baja masuk/keluar puli)
dihitung sebanyak dua tekukan (double bend).
PULI (PULLEY)
Rasio Diameter Puli dan Diameter Tali Kawat
Baja pada Katrol.
Dimensi diameter puli erat kaitannya dengan jumlah
tekukan dan diameter nominal tali kawat bajanya.
Semakin banyak jumlah tekukan tali baja yang
melintasi puli maka tali kawat baja akan cepat lelah
dan akan berakibat berkurangnya kemampuan tali
kawat bajanya. Untuk mengatasi kelelahan tersebut
maka radius pulinya harus diperbesar sesuai dengan
ketentuan seperti pada tabel dibawah ini:
PULI (PULLEY)
Dimensi Diameter Puli dan Diameter Tali Kawat Baja
Dimensi diameter puli juga dipengaruhi oleh jenis peralatan
pengangkat, mesin pengangkat, tenaga penggerak, kondisi
operasi pemindahan beban, faktor keamanan, dan jenis
konstruksi talinya.

Untuk peralatan pengangkat beban pada puli menggunakan


tali fibre, maka diameter pulinya adalah:
D ≥ 10 x d

Untuk mesin pengangkat beban pada puli menggunakan tali


bukan fibre, maka diamete pulinya adalah:
D ≥ e1 x e2 x d
Keterangan:
D = diameter puli; e1 = faktor pengangkat,pelayanan beban
d = diameter nominal tali; e2= faktor konstruksi tali baja.
PULI (PULLEY)
FAKTOR KEAMANAN PENGANKAT DAN KONDISI PELAYANAN BEBAN
BAJA.
PULI (PULLEY)
FAKTOR KONSTRUKSI TALI KAWAT BAJA.
PULI (PULLEY)
EFISIENSI PULI
PULI (PULLEY)
Dimensi Puli untuk Tali Kawat Baja
PULI (PULLEY)
Toleransi Alur Puli untuk Tali Kawat Baja
PULI (PULLEY)
Cara Kerja dari Katrol dengan Alat Penarik
Rantai.
• Menggunakan gigi untuk melipat-gandakan kekuatan;
• Sewaktu katrol dioperasikan dengan tangan, membutuhkan
operator untuk menarik rantai lingkaran kecil disebelahnya
Ini ternyata mekanisme gigi dalam untuk mengubah katrol
rantai katrol;
• Ketika katrol ini berubah, itu menimbulkan rantai beban
yang biasanya memiliki pengait di ujungnya akan bergerak
naik/turun;
• Dengan menarik rantai lingkaran kecil, katrol manual
sebenarnya mampu meningkatkan kekuatan yang sedang
bebankan oleh rantai beban.Hal ini disebabkan oleh rasio
gigi dalam manual katrol rantai;
• Pekerjaan mekanik yang dilakukan oleh operator adalah
PULI (PULLEY)
Pemeliharaan dan Perawatan Katrol
Pemeliharaan dan perawatan katrol harus dilakukan agar
katrol dapat digunakan setiap saat, awet, tidak kesulitan
pada waktu digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merawat katrol :
1. Katrol harus sering dibersihkan dan dilumasi dengan
minyak pelumas;
2. Jika membersihkan pakailah dengan minyak tanah,katrol
dibuka dilepas masing-masing bagian untuk dibersihkan;
3. Gesekan pada katrol pasti terjadi dan menimbulkan
suara berdenyit. Gesekan itu terjadi antara tali dan
keping, antara keping dengan Bis, antara bis kurang
minyak pelumas, atau terjadi adanya keausan perlu
diganti.
4. Untuk kontrol dan service perlu terus dilakukan agar
katrol dapat digunakan setiap saat.
PULI (PULLEY)
Cara Kerja dan Perakitan Katrol

How its work chain block.mp4

How its Work Ratchet Lever Hoist.mp4

Manual Chain Hoist Assembly Operations.mp4

Anda mungkin juga menyukai