Anda di halaman 1dari 24

UNP

Universitas Negeri Padang

Dr. Ari Syaiful Rahman Arifin, ST, MT


OUTLINE

1. Pendahuluan
2. Sumber Alat Berat
3. Biaya Alat Berat
PENDAHULUAN
Bonafiditas* suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset yang dimilikinya. Salah satunya adalah alat
berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam
memenangkan tender proyek konstruksi dan menyelesaikan proyek yang dikerjakannya. Akan tetapi dalam
kepemilikan alat berat perlu suatu pertimbangan apakah perusahaan akan menggunakannya secara kontinu
atau tidak.

*Bonafiditas : dapat dipercaya baik dari segi kejujuran maupun kemampuannya (kbbi)
Foto : wallpapercave.com
Hal ini berkaitan dengan biaya pengadaan alat berat yang tinggi. Jika alat digunakan secara terus menerus
maka kepemilikan alat akan optimal, namun jika alat tidak digunakan secara terus menerus maka kepemilikan
alat akan menjadi beban perusahaan. Sehingga perusahaan konstruksi perlu melakukan analisis untuk melihat
apakah lebih menguntungkan jika memiliki suatu alat atau bermacam-macam alat atau mengadakan alat dari
pihak luar.

Foto : wallpapercave.com
SUMBER ALAT BERAT
Di dalam dunia konstruksi alat-alat berat yang dipakai dapat berasal dari bermacam-
macam sumber yaitu :

1. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor


2. Alat berat yang disewa-beli
3. Alat berat yang disewa

Foto : pixabay.com
1. Alat Berat yang dibeli oleh Kontraktor
Perusahaan konstruksi dapat membeli alat berat sebagai aset perusahaan tetapi membutuhkan
dana investasi yang besar. Keuntungannya adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika
alat tersebut digunakan secara optimal. Keuntungan lain adalah meningkatnya bonafiditas
perusahaan konstruksi di mata pemilik proyek (owner) karena dalam proses tender pemilik
proyek (owner) melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya.

Foto : www.prweb.com
2. Alat Berat yang disewa-beli (leasing) oleh Kontraktor
Pengadaan alat juga dapat berasal dari perusahaan leasing alat berat.
Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat tersebut
berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Yang dimaksud dengan sewa beli adalah pengadaan alat dengan
pembayaran pada perusahaan leasing dalam jangka waktu yang lama
dan diakhir masa sewa beli tersebut alat menjadi milik pihak penyewa.
Istilah sederhananya adalah pembelian secara kredit. Biaya pemakaian
umumnya lebih tinggi dari memiliki alat tersebut, namun terhindar dari
resiko investasi yang besar diawal.

Foto : pmrpressrelease.com
3. Alat Berat yang disewa oleh Kontraktor
Perusahaan konstruksi juga dapat mengadakan alat berat dari perusahaan penyewaan. Alat berat
yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa
adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada
waktu yang singkat. Pada metoda ini perusahaan konstruksi terbebas dari biaya investasi alat yang
cukup besar.

Foto : www.thecea.org.uk
BIAYA ALAT BERAT
Biaya alat berat dibagi didalam dua kategori yaitu :
1. Biaya kepemilikan alat berat
2. Biaya pengoperasian alat berat.
Kontraktor yang memiliki alat berat harus menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat
(ownership cost). Pada saat alat berat dioperasikan maka akan ada biaya pengoperasian (operation cost).

Foto : azbigmedia.com
BIAYA KEPEMILIKAN ALAT BERAT
Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor, yaitu :

Biaya investasi pembelian alat. Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli
alat tersebut maka akan ada biaya bunga pinjaman.

Depresiasi atau penurunan nilai alat yang disebabkan bertambahnya umur alat.

Pajak

Biaya pembayaran asuransi

Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat berat

Foto : www.quoteinspector.com
DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan nilai alat dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan dan harga pasaran alat.
Penurunan nilai alat berkaitan dengan semakin meningkat umur alat atau out of date. Perhitungan depresiasi
diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu
dapat membantu pemilik untuk memperhitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat sudah tidak dapat
digunakan lagi dan alat baru harus dibeli. Depresiasi juga dikenal dengan istilah penyusutan.

Foto : www.pinterest.fr
PERHITUNGAN DEPRESIASI
Perhitungan depresiasi dengan metoda garis lurus (straight line method). Metoda ini merupakan
metoda termudah dalam perhitungan depresiasi. Hampir semua perhitungan depresiasi
menggunakan metoda ini.
Rumus :
Dk = (P - S) / n
Bk = P - KDk

dimana :
Dk : depresiasi per tahun
Bk : nilai buku per tahun
P : nilai alat sekarang
S : nilai sisa
n : umur ekonomis
Contoh 1
Suatu alat dibeli dengan harga Rp 500 jt dengan perkiraan nilai sisa Rp 75 jt. Alat
tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah depresiasi per tahun dan
nilai buku alat tersebut!
Penyelesaian
Diketahui :
P = Rp. 500.000.000,-
S = Rp. 75.000.000,-
n = 5 tahun K P (Rp) Dk (Rp) Bk (Rp)
Ditanya :
Depresiasi pertahun & nilai buku ? 0 0 0 500.000.000
jawab 1 500.000.000 85.000.000 415.000.000
Dk = (P – S) / n 2 415.000.000 85.000.000 330.000.000
Dk = (Rp. 500.000.000 – Rp.75.000.000) / 5
3 330.000.000 85.000.000 245.000.000
Dk = Rp. 85.000.000 pertahun
4 245.000.000 85.000.000 160.000.000

5 160.000.000 85.000.000 75.000.000


BIAYA PENGOPERASIAN ALAT BERAT
Biaya pengoperasian alat berat akan timbul saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian terdiri dari :

Bahan bakar. Jumlah bahan bakar untuk alat berat (bensin atau solar).

Pelumas

Roda

Pemeliharaan dan perawatan alat

Mobilisasi dan demobilisasi alat

Foto : www.thoughtco.com
PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL ALAT BERAT
Jumlah bahan bakar untuk alat berat menggunakan bensin atau solar berbeda-beda.
Rumus penggunaan bahan bakar per jam
Rumus Bahan Bakar Rumus Pelumas
Bensin : BBM = 0,06 gal x hp x eff 𝒇 𝒙 𝒉𝒑 𝒙 𝟎,𝟎𝟎𝟔 𝒄
Qp = +
Solar : BBM = 0,04 gal x hp x eff 𝟕,𝟒 𝒕

dimana :
hp : horse power (tenaga alat)
Eff/f : faktor perngoperasian
Qp : konsumsi pelumas per jam Rumus Biaya Kepemilikan
C : kapasitas 𝒊 𝟏+𝒊 𝒏
t : waktu A=𝑷 × ( )
𝟏+𝒊 𝒏−𝟏
P : harga alat saat ini
i : tingkat suku bunga
n : umur ekonomis
Contoh 2
Hitung biaya perjam alat beroda crawler dengan ketentuan seperti dibawah ini :
• Mesin diesel 160 hp
• Kapasitas cranckcase 6 gal
• Pelumas diganti setiap 100 jam
• Faktor pengoperasian 0,6
• Harga alat Rp. 400.000.000,- tanpa nilai sisa alat
• Pemakaian gemuk perjam 0,25 kg
• Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
• Bunga pinjaman, pakak, asuransi 20%
Penyelesaian
Diketahui :
hp : 160 hp
Eff/f : 0,6
C : 6 gal
t : 100 jam
P : Rp. 400.000.000,-
i : 20 % = 0,2
n : 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
Untuk harga BBM, Pelumas dan gemuk diasumsikan sendiri.
Ditanya : Biaya perjam alat..?
Jawab

• Konsumsi BBM Perjam


Karena mesin yang digunakan mesin diesel maka kita gunakan rumus BBM Solar
Solar : BBM = 0,04 x hp x eff
BBM = 0,04 x 160 x 0,6 = 3,9 gal
• Konsumsi pelumas Perjam
𝒇 𝒙 𝒉𝒑 𝒙 𝟎,𝟎𝟎𝟔 𝒄
Qp = +
𝟕,𝟒 𝒕
𝟎,𝟔 𝒙 𝟏𝟔𝟎 𝒙 𝟎,𝟎𝟎𝟔 𝟔
Qp= +
𝟕,𝟒 𝟏𝟎𝟎

Qp= 𝟎, 𝟏𝟑𝟖 𝒈𝒂𝒍


• Biaya kepemilikan perjam
𝒊 𝟏+𝒊 𝒏
A=𝑷 × ( 𝒏 ) Catatan :
𝟏+𝒊 −𝟏 Dibagi 1/1400 karena dari tahun kita jadikan menjadi dalam satuan jam.
Untuk cara cepat, bisa juga kita gunakan tabel bunga.

𝟎,𝟐 𝟏+𝟎,𝟐 𝟓 𝟏
A = 𝑹𝒑 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 ×
𝟏+𝟎,𝟐 𝟓−𝟏
×
𝟏𝟒𝟎𝟎

A = 𝑹𝒑 𝟗𝟓. 𝟓𝟑𝟕

• Biaya perawatan per jam


Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metoda garis lurus)
Dk = (P – S) / n
Dk = (Rp. 400.000.000 – 0) / 5
Dk = Rp. 80.000.000 pertahun
Dk = Rp. 80.000.000 : 1400 (dijadikan kedalam jam – lihat soal)
Dk = Rp. 57.143
Uraian Rp/jam

Pemeliharaan dan perawatan 57.413

BBM 3,9 gal (diasumsikan harga Rp.2500/gal) 9.750

Pelumas 0,138 gl (diasumsikan harga Rp.60.000/gal) 8.280

Gemuk 0.25 kg (diasumsikan harga Rp.2000/kg) 500

Biaya Pengoperasian Per Jam 75.673

Biaya total/Jam = Biaya kepemilikan + Biaya pengoperasian


= Rp 95.537 + Rp 75.673
= Rp 171.210

Catatan : ini hanya contoh, asumsi harga dan biaya real terkini dan dilapangan bisa berbeda
Asumsi berasal dari harga perkiraan kita sendiri.
REFERENSI
[1] F. Zulkarnain, Pemindahan Tanah Mekanis dan Peralatan Konstruksi, Cetakan 1. Medan: UMSU
Press, 2020.
[2] D. Wilopo, Metode Konstruksi dan Alat-Alat Berat, Cetakan 20. Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 2011.
[3] S. F. Rostiyanti, Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
[4] LDPTSSI, Pemindahan Tanah Mekanis, 1st ed. Bogor: Indonesia, Lokakarya Dosen Perguruan Tinggi
Swasta Seluruh, 1997.
[5] A. Kholil, Alat Berat, Cetakan 2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2014.
[6] P. Prodjosumanto, Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung, 2000.
[7] H. Y. Wigroho and H. Suryadharma, Pemindahan Tanah Mekanis, Cetakan 8. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1993.
[8] Literatur lainnya yang relevan…

Foto : www.americanthermoform.com


(Mohammad Hatta, 1902-1980)
Foto : blueskydentistry.com

Anda mungkin juga menyukai