Anda di halaman 1dari 14

Perhitungan Produktivitas, Biaya

Pengoperasian, Biaya Kepemilikan, dll dari


Alat Berat “Bulldozer”
Dosen Tugas : Ir. Oscar Hans Kaseke, MT

Disusun oleh : Ayub Giovano Yong

Manado

Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Utara


Fakultas Teknik 2017

1. Perhitungan Biaya Kepemilikan Alat Berat

Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari
bermacam-macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang
disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor.
a.      Alat berat yang dibeli oleh kontraktor
Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah biaya
pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat dari
segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting
karena kadang-kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat
yang dimilikinya.

b.      Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor


Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya
dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-
beli maksudnya adalah karena jangka waktu penyewaan yang lama maka pada akhir jasa
penyewaan alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih
tinggi daripada memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat
berat.

c.       Alat berat yang disewa oleh kontraktor


Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari lamanya penyewaan.
Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat
berat sewa adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan
dilakukan pada waktu yang singkat.

A.      Biaya Kepemilikan Alat Berat


Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor.
1)      Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut. Jika pemilik
meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka akan ada biaya terhadap bunga
pinjaman.
2)      Depresiasi alat,  sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada penurunan nilai alat.
3)      Pajak
4)      Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat
5)      Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat berat

Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan,
dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah
pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu bagi pemilik alat, dengan
mengitung depresiasi alat tersebut maka pemilik dapat memperitungkan modal yang akan
dikeluarkan di masa alat suda tidak dapat digunakan dan alat baru arus dibeli.
Dalam pelaksanaannya depresiasi juga dipakai untuk mengitung biaya perawatan alat berat.
Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung depresiasi alat berat. cara tersebut adala
sebagai berikut:
1.       Metode Garis Lurus (Straigt Line Method)
Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi. Hampir semua
perhitungan depresiasi menggunakan metode ini. Untuk menghitung depresiasi per taun
digunakan rumus berikut:

Dk merupakan depresiasi per tahun yang tergantung pada arga alat pada saat pembelian
(P, present value), nilai sisa alat (F, future value). Nilai Dk pada metode ini selalu konstan. Nilai
buku (B, book value) dari alat dihitung dengan rumus:
Bk = Bk-1 - Dk

Contoh 1:
Suatu alat berat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 juta
rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah nilai alat tersebut pada
kisaran umur ekonomis alat berat tersebut!
Pembahasan:
Depresiasi per tahun

2.       Metode Penjumlaan Taun (Sum of the Years Method)


Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nila depresiasinya akan lebih besar
daripada depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus. Pertama kali yang harus dihitung
adalah nilai SOY (Sum of Years) dengan menggunakan rumus:

Contoh 2:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun!

Pembahasan:
-          Bk=2 = Bk=1 - Dk=2
            = 358.333.333 -113.333.333 =  Rp245.000.000
-          Dst……..

Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah:

3.       Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method)


Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan mengalikan nilai buku pada akhir
tahun dengan suatu factor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar Daripada dengan dua
metode sebelumnya. Factor percepatan (R) tersebut berkisar abtara 1,25 per umur alat sampai
2,00 per umur alat. Metode ini disebut sebagai metode penurunan seimbang ganda (double
declining-balance method).
-          Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rumus:
Dk = R(1-R)k-1 x P
-          Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat. Nilai buku akhit
tahun ke-k dihitung dengan rumus:
Bk = (1-R)k x P

Pada perhitungan depresiasi dengan metode ini tidak memperhitungkan nilai sisa alat.Akan
tetapi pada akhir perhitungan nilai buku tidak boleh kurang dari perkiraan nilai sisa alat.

Contoh 3:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang ganda!

Pembahasan:
ü  Factor percepatan ditetapkan antara 1,25 sampai dengan 2,00, apabila ditetapkan 2,00 diperoleh

               Dk = R(1-R)k-1 x P


Dk=1 = 0,4(1-0,4)k=1-1 x 500.000.000
         = Rp200.000.000

Dk=2 = 0,4(1-0,4)k=2-1 x 500.000.000


       = Rp120.000.000
Dst………
  
  Bk = (1-R)k x P
Bk=1 = (1-0,4)1 x 500.000.000 = Rp300.000.000
Bk=2 = (1-0,4)2 x 500.000.000 = Rp180.000.000
Dst……..

Secara sederhana, untuk menentukan nilai buku ke-k tahun, dapat dilakukan dengan rumus:
Bk = Bk-1 - Dk       >> Bk=0 = harga awal pembelian (P)
-          Bk=1 = Bk=0 - Dk=1
             = 500.000.000 -200.000.000 = Rp300.000.000
-          Bk=2 = Bk=1 - Dk=2
            = 300.000.000 -120.000.000 =  Rp180.000.000
-          Dst……..

Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah:

Keterangan:
-          Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang didapat nilai buku
yang kurang dari perkiraan nilai sisa, pada tahun tersebut sebenarnya diperoleh D k =
Rp43.200.000 sehingga nilai buku menjadi kurang dari Rp75.000.000. Dengan demikian
depresiasi yang diperbolehkan adalah Rp33.000.000 agar diperoleh nilai buku = nilai sisa.
-          Pada tahun kelima, untuk menjaga nilai buku tetao seperti perkiraan nilai sisa maka
depresiasinya adalah 0.

Dari penggunaan ketiga metode di atas untuk perhitungan depresiasi, diperoleh


perbandingan sebagai berikut:
Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
memperhitungkan bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya kepemilikan per tahun
ditentukan dengan rumus:
a.       Dengan memperhitungkan bunga
Tidak memperhitungkan nilai sisa
-          Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)
A = P (A/P,i,n)  >> i = persen bunga, n = umur alat.
-          Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

Dengan memperhitungkan nilai sisa


-          Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)
A = P (A/P,i,n) – F (A/F,i,n)    >> i = persen bunga, n = umur alat.
-          Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga )
b.      
      Tanpa memperhitungkan bunga
Perhitungan biaya kepemilikan rata-rata tanpa memperhitungkan bunga ditentukan dengan rumus:

Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai Arata-rata dengan umur ekonomis
alat.
2. Biaya Pengoperasian Alat Berat

Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian
alat berat meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta alat
penggerak atau roda. Operator yang menggerakkan alat juga termasuk dalam biaya
pengoperasian alat.
a.       Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar berbeda-beda.
Rata-rata alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 gallon per hourse-power (hp)
per jam, sedangkan alat berat yang menggunakan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan
bakar 0,04 gallon per hourse-power (hp) per jam.. nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan
factor pengoperasian.
b.      Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam biasanya berdasarkan waktu operasi dan
lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya dihitung dengan rumus:

 c. Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler berbeda.
Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat sedangkan ban
mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat.

Contoh 4:
Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti di  bawah ini:
-          Mesin diesel 160 hp
-          Kapasitas crankcase 6 gal
-          Pelumas diganti setiap 100 jam
-          Factor pengoperasian 0,6
-          Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa
-          Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
-          Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
-          Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20%
-          BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter
-          Harga pelumas @Rp120.000/ liter
-          Harga gemuk Rp5.000/ kg
-          Biaya operator = Rp12.500/ jam
-          Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi
ban.

Pembahasan:
1)      Biaya kepemilikan per jam:
-          Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga
A = P (A/P,i,n)
Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5)
diperoleh = 0,334380, sehingga:
A = 400.000.000 x 0,334380
   = Rp133.752.000/ tahun
   = 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam
3. Biaya Perawatan Alat Berat Bulldozer

-          Biaya perawatan alat berat per jam


Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metode garis
lurus)
= 400.000.000 / 5              = Rp80.000.000/ tahun
                                                = Rp80.000.000/ 1400
                                                = Rp57.143
-          Biaya perawatan ban per jam
Biaya perawatan dan pemeliharaan ban diasumsikan 15% dari depresiasi ban
(metode garis lurus)            = 25.000.000 : 5000 x 0,15 = Rp750/ jam
4. Daftar Harga dari Beberapa Jenis Buldoser Dari merk Caterpillar
melalui penyalur PT. Trakindo
5. Perhitungan Produktivitas

Anda mungkin juga menyukai