Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Konstruksi Seiring dengan
makin memasyarakatnya penggunaan alat berat ini maka perlu diketahui secara
mendalam hal-hal yang berhubungan dengan peralatan berat, yang meliputi
perhitungan biaya pemilikan dan operasi serta produktifitas peralatan tersebut.
Jika hal ini tidak diperhatikan maka investasi peralatan akan merugikan. Bagi
seorang kontraktor yang akan menginvestasikan modalnya dalam industri
pemindahan tanah, pembersihan serpihan bekas bangunan ,dan pemilihan
menggunakan alat berat tidak hanya sekedar dapat Modul PTM dan Alat Berat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui Biaya Kepemilikan Alat Berat.?

2. Bagaimana cara mengetahui Biaya Pengoperasian Alat Berat.?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara mngerjakan Biaya Kepemilikan Alat Berat

2. Untuk mengetahui cara mngerjakan Biaya Pengoperasian Alat Berat

1
BAB II
PEMBAHASAN

Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat


berasal dari bermacam-macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh
kontraktor, alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa
oleh kontraktor.
a. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor
Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah
biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara
optimal. Dilihat dari segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat
merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-kadang pemilik proyek
melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya.

b. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor


Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat
umumnya dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka
waktu yang lama. Sewa-beli maksudnya adalah karena jangka waktu penyewaan
yang lama maka pada akhir jasa penyewaan alat tersebut dapat dibeli oleh pihak
penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat tersebut,
namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat berat.

c. Alat berat yang disewa oleh kontraktor


Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari lamanya
penyewaan. Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak
lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak
akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu yang singkat.

A. Biaya Kepemilikan Alat Berat


Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor.

2
1. Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut.
Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka
akan ada biaya terhadap bunga pinjaman.
2. Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada penurunan
nilai alat.
3. Pajak
4. Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat
5. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat
berat
Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan,
pengurangan, dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk
mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu.
Selain itu bagi pemilik alat, dengan mengitung depresiasi alat tersebut maka
pemilik dapat memperitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat suda
tidak dapat digunakan dan alat baru arus dibeli.
Dalam pelaksanaannya depresiasi juga dipakai untuk mengitung biaya
perawatan alat berat. Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung
depresiasi alat berat. cara tersebut adala sebagai berikut:
1. Metode Garis Lurus (Straigt Line Method)
Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi.
Hampir semua perhitungan depresiasi menggunakan metode ini. Untuk
menghitung depresiasi per taun digunakan rumus berikut:

Dk merupakan depresiasi per tahun yang tergantung pada arga alat pada saat
pembelian (P, present value), nilai sisa alat (F, future value). Nilai Dk pada
metode ini selalu konstan. Nilai buku (B, book value) dari alat dihitung dengan
rumus:
Bk = Bk-1 - Dk

3
Contoh 1:
Suatu alat berat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai
sisa 75 juta rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah
nilai alat tersebut pada kisaran umur ekonomis alat berat tersebut!
Pembahasan:
Depresiasi per tahun

2. Metode Penjumlaan Taun (Sum of the Years Method)


Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nila depresiasinya akan
lebih besar daripada depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus. Pertama
kali yang harus dihitung adalah nilai SOY (Sum of Years) dengan menggunakan
rumus:

4
Contoh 2:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun!

Pembahasan:

- Bk=2 = Bk=1 - Dk=2


= 358.333.333 -113.333.333 = Rp245.000.000

5
- Dst……..

3. Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method)


Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan mengalikan nilai buku
pada akhir tahun dengan suatu factor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar
Daripada dengan dua metode sebelumnya. Factor percepatan (R) tersebut berkisar
abtara 1,25 per umur alat sampai 2,00 per umur alat. Metode ini disebut sebagai
metode penurunan seimbang ganda (double declining-balance method).
- Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rumus:
Dk = R(1-R)k-1 x P
- Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat.
Nilai buku akhit tahun ke-k dihitung dengan rumus:
Bk = (1-R)k x P

Pada perhitungan depresiasi dengan metode ini tidak memperhitungkan nilai


sisa alat.Akan tetapi pada akhir perhitungan nilai buku tidak boleh kurang dari
perkiraan nilai sisa alat.

Contoh 3:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang
ganda!

Pembahasan:
ü Factor percepatan ditetapkan antara 1,25 sampai dengan 2,00, apabila ditetapkan
2,00 diperoleh

6
Dk = R(1-R)k-1 x P
Dk=1 = 0,4(1-0,4)k=1-1 x 500.000.000
= Rp200.000.000

Dk=2 = 0,4(1-0,4)k=2-1 x 500.000.000


= Rp120.000.000
Dst………

Bk = (1-R)k x P
Bk=1 = (1-0,4)1 x 500.000.000 = Rp300.000.000
Bk=2 = (1-0,4)2 x 500.000.000 = Rp180.000.000
Dst……..

Secara sederhana, untuk menentukan nilai buku ke-k tahun, dapat dilakukan
dengan rumus:
Bk = Bk-1 - Dk >> Bk=0 = harga awal pembelian (P)
- Bk=1 = Bk=0 - Dk=1
= 500.000.000 -200.000.000 = Rp300.000.000
- Bk=2 = Bk=1 - Dk=2
= 300.000.000 -120.000.000 = Rp180.000.000
- Dst……..

7
Keterangan:
- Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang
didapat nilai buku yang kurang dari perkiraan nilai sisa, pada tahun tersebut
sebenarnya diperoleh Dk = Rp43.200.000 sehingga nilai buku menjadi kurang dari
Rp75.000.000. Dengan demikian depresiasi yang diperbolehkan adalah
Rp33.000.000 agar diperoleh nilai buku = nilai sisa.
- Pada tahun kelima, untuk menjaga nilai buku tetao seperti perkiraan nilai sisa
maka depresiasinya adalah 0.

Dari penggunaan ketiga metode di atas untuk perhitungan depresiasi,


diperoleh perbandingan sebagai berikut:

8
Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan memperhitungkan bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya
kepemilikan per tahun ditentukan dengan rumus:
a. Dengan memperhitungkan bunga
Tidak memperhitungkan nilai sisa
- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)
A = P (A/P,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.
- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)

Dengan memperhitungkan nilai sisa


- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)
A = P (A/P,i,n) – F (A/F,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.
- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)

b. Tanpa memperhitungkan bunga


Perhitungan biaya kepemilikan rata-rata tanpa memperhitungkan bunga
ditentukan dengan rumus:

9
Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai Arata-rata dengan umur
ekonomis alat.

B. Biaya Pengoperasian Alat Berat


Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya
pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan
dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang menggerakkan alat
juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.
a. Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda. Rata-rata alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06
gallon per hourse-power (hp) per jam, sedangkan alat berat yang menggunakan
bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon per hourse-power (hp)
per jam.. nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan factor pengoperasian.
b. Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam biasanya berdasarkan waktu operasi
dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya dihitung dengan rumus:

c. Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler
berbeda. Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat
sedangkan ban mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat.

10
Contoh 4:
Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti
di bawah ini:
- Mesin diesel 160 hp
- Kapasitas crankcase 6 gal
- Pelumas diganti setiap 100 jam
- Factor pengoperasian 0,6
- Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa
- Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
- Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
- Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20%
- BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter
- Harga pelumas @Rp120.000/ liter
- Harga gemuk Rp5.000/ kg
- Biaya operator = Rp12.500/ jam
- Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan
perbaikan ban 15% dari depresiasi ban.

Pembahasan:
1) Biaya kepemilikan per jam:
- Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga
A = P (A/P,i,n)
Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5)
diperoleh = 0,334380, sehingga:
A = 400.000.000 x 0,334380
= Rp133.752.000/ tahun
= 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam

11
-

- Biaya perawatan alat berat per jam


Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metode garis
lurus)
= 400.000.000 / 5 = Rp80.000.000/ tahun
= Rp80.000.000/ 1400
= Rp57.143
- Biaya perawatan ban per jam
Biaya perawatan dan pemeliharaan ban diasumsikan 15% dari depresiasi ban
(metode garis lurus) = 25.000.000 : 5000 x 0,15 = Rp750/ jam

12
Secara keseluruhan biaya alat berat per jam adalah sebagai berikut:

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan dan pemakaian


peralatan adalah berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk peralatan
mekanis. Biaya dimaksud adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli
peralatan (owning cost) dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan
peralatan tersebut (operating cost).

Dengan mengetahui biaya pemilikan (owning cost) serta biaya operasi


(operating cost) akan dapat membantu mengetahui berapa keuntungan yang bisa
diperoleh setelah menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dengan pencatatan yang akurat atau teliti atas biaya pemilikan dan biaya
operasi peralatan ini juga akan banyak membantu dalam perhitungan perencanaan
biaya pekerjaan berikutnya.

Biaya pemilikan dan biaya operasi peralatan persatuan waktu, misalnya


per jamnya untuk suatu peralatan tertentu akan berbeda-beda, antara lain harga
bahan bakar, harga peralatan setempat (bisa berbeda karena biaya angkutan yang
berbeda), bunga uang dan sebagainya.

B. Saran

Dalam menentukan suatau pekerjaan dan pemilihan suatu alternative


perkerjaan, haruslah dengan baik sebab bisa mempengaruhi kinerja lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://yunus-ptb.blogspot.com/2012/01/biaya-kepemilikan-dan-
pengoperasian.html

15

Anda mungkin juga menyukai