PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Konstruksi Seiring dengan
makin memasyarakatnya penggunaan alat berat ini maka perlu diketahui secara
mendalam hal-hal yang berhubungan dengan peralatan berat, yang meliputi
perhitungan biaya pemilikan dan operasi serta produktifitas peralatan tersebut.
Jika hal ini tidak diperhatikan maka investasi peralatan akan merugikan. Bagi
seorang kontraktor yang akan menginvestasikan modalnya dalam industri
pemindahan tanah, pembersihan serpihan bekas bangunan ,dan pemilihan
menggunakan alat berat tidak hanya sekedar dapat Modul PTM dan Alat Berat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut.
Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka
akan ada biaya terhadap bunga pinjaman.
2. Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada penurunan
nilai alat.
3. Pajak
4. Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat
5. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat
berat
Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan,
pengurangan, dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk
mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu.
Selain itu bagi pemilik alat, dengan mengitung depresiasi alat tersebut maka
pemilik dapat memperitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat suda
tidak dapat digunakan dan alat baru arus dibeli.
Dalam pelaksanaannya depresiasi juga dipakai untuk mengitung biaya
perawatan alat berat. Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung
depresiasi alat berat. cara tersebut adala sebagai berikut:
1. Metode Garis Lurus (Straigt Line Method)
Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi.
Hampir semua perhitungan depresiasi menggunakan metode ini. Untuk
menghitung depresiasi per taun digunakan rumus berikut:
Dk merupakan depresiasi per tahun yang tergantung pada arga alat pada saat
pembelian (P, present value), nilai sisa alat (F, future value). Nilai Dk pada
metode ini selalu konstan. Nilai buku (B, book value) dari alat dihitung dengan
rumus:
Bk = Bk-1 - Dk
3
Contoh 1:
Suatu alat berat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai
sisa 75 juta rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah
nilai alat tersebut pada kisaran umur ekonomis alat berat tersebut!
Pembahasan:
Depresiasi per tahun
4
Contoh 2:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun!
Pembahasan:
5
- Dst……..
Contoh 3:
Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang
ganda!
Pembahasan:
ü Factor percepatan ditetapkan antara 1,25 sampai dengan 2,00, apabila ditetapkan
2,00 diperoleh
6
Dk = R(1-R)k-1 x P
Dk=1 = 0,4(1-0,4)k=1-1 x 500.000.000
= Rp200.000.000
Bk = (1-R)k x P
Bk=1 = (1-0,4)1 x 500.000.000 = Rp300.000.000
Bk=2 = (1-0,4)2 x 500.000.000 = Rp180.000.000
Dst……..
Secara sederhana, untuk menentukan nilai buku ke-k tahun, dapat dilakukan
dengan rumus:
Bk = Bk-1 - Dk >> Bk=0 = harga awal pembelian (P)
- Bk=1 = Bk=0 - Dk=1
= 500.000.000 -200.000.000 = Rp300.000.000
- Bk=2 = Bk=1 - Dk=2
= 300.000.000 -120.000.000 = Rp180.000.000
- Dst……..
7
Keterangan:
- Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang
didapat nilai buku yang kurang dari perkiraan nilai sisa, pada tahun tersebut
sebenarnya diperoleh Dk = Rp43.200.000 sehingga nilai buku menjadi kurang dari
Rp75.000.000. Dengan demikian depresiasi yang diperbolehkan adalah
Rp33.000.000 agar diperoleh nilai buku = nilai sisa.
- Pada tahun kelima, untuk menjaga nilai buku tetao seperti perkiraan nilai sisa
maka depresiasinya adalah 0.
8
Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan memperhitungkan bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya
kepemilikan per tahun ditentukan dengan rumus:
a. Dengan memperhitungkan bunga
Tidak memperhitungkan nilai sisa
- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)
A = P (A/P,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.
- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada
(table suku bunga)
9
Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai Arata-rata dengan umur
ekonomis alat.
c. Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler
berbeda. Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat
sedangkan ban mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat.
10
Contoh 4:
Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti
di bawah ini:
- Mesin diesel 160 hp
- Kapasitas crankcase 6 gal
- Pelumas diganti setiap 100 jam
- Factor pengoperasian 0,6
- Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa
- Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
- Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
- Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20%
- BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter
- Harga pelumas @Rp120.000/ liter
- Harga gemuk Rp5.000/ kg
- Biaya operator = Rp12.500/ jam
- Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan
perbaikan ban 15% dari depresiasi ban.
Pembahasan:
1) Biaya kepemilikan per jam:
- Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga
A = P (A/P,i,n)
Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5)
diperoleh = 0,334380, sehingga:
A = 400.000.000 x 0,334380
= Rp133.752.000/ tahun
= 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam
11
-
12
Secara keseluruhan biaya alat berat per jam adalah sebagai berikut:
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pencatatan yang akurat atau teliti atas biaya pemilikan dan biaya
operasi peralatan ini juga akan banyak membantu dalam perhitungan perencanaan
biaya pekerjaan berikutnya.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://yunus-ptb.blogspot.com/2012/01/biaya-kepemilikan-dan-
pengoperasian.html
15