Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359718955

PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL


MENGGUNAKAN METODE TERZAGHI DAN METODE MEYERHOF DALAM
APLIKASI GEOTEKNIK

Article · April 2022

CITATIONS READS
0 1,815

1 author:

Aliyuddin Jamil
Universitas Padjadjaran
77 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Student Creativity Proposal View project

PERHIMAGI Mengabdi Jabagbar Region View project

All content following this page was uploaded by Aliyuddin Jamil on 04 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL
MENGGUNAKAN METODE TERZAGHI DAN METODE MEYERHOF
DALAM APLIKASI GEOTEKNIK

Aliyuddin Jamil1, Pritha Karina Parwez1


1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang

Korespondensi : aliyuddin19001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Daya dukung tanah dalam pembangunan suatu fondasi sangat dibutuhkan, baik pada
fondasi dangkal maupun fondasi dalam. Dalam geoteknik, perencanaan fondasi dangkal perlu
dilakukan agar tidak terjadi kegagalan geser (shear failure) dan penurunan fondasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teori daya dukung tanah dalam perancangan
geoteknik dengan menggunakan metode Terzaghi dan Meyerhof. Metodologi penelitian yang
digunakan adalah studi literatur dengan membandingkan dua perhitungan daya dukung tanah
untuk mengetahui tipe bangunan yang direkomendasikan. Metode Meyerhof memiliki nilai
yang relatif lebih tinggi yaitu 34,708 T/m2 dengan beban batas fondasi (Qu) 520,621 ton,
serta beban izin (Qa) 173,540 ton dengan daya dukung yang diizinkan (qa) sebesar 11,569
T/m2 karena adanya perbedaan faktor daya dukung yang tidak diperhatikan dalam metode
Terzaghi.

Kata kunci : Daya dukung tanah, fondasi dangkal, geoteknik

ABSTRACT

Soil bearing capacity in the construction of a foundation is needed, both on shallow


foundations and deep foundations. In geotechnical engineering, shallow foundation design is
necessary to prevent shear failure and foundation settlement. This study aims to determine
the application of soil bearing capacity theory in geotechnical design by using Terzaghi and
Meyerhof method. The research methodology used is literature study by comparing two
calculation of soil bearing capacity to determine the recommended building type. Meyerhof
method has a relatively higher value, which is 34.708 T/m2 with ultimate load (Qu) of 520.621
tons, also allowable load (Qa) of 173,540 tons with the bearing capacity (qa) of 11,569 T/m2
due to differences in the bearing capacity factor that is not considered in the Terzaghi
method.

Key words : soil bearing capacity, shallow foundation, geotechnical

1
PENDAHULUAN dengan metode yang digunakan oleh
peneliti. Pada penelitian ini, penulis akan
Fondasi adalah bagian terendah membandingkan bagaimana hasil
dari konstruksi bangunan yang dirancang perhitungan daya dukung tanah untuk
untuk mentransfer beban langsung dari fondasi dangkal dengan menggunakan
struktur bangunan ke lapisan tanah di metode Terzaghi dan metode Meyerhof.
bawahnya. Menurut Zakaria (2006), suatu
fondasi harus memenuhi beberapa TINJAUAN PUSTAKA
persyaratan dasar berikut:
a) Harus memiliki faktor keamanan Fondasi Dangkal
(biasanya 2 atau 3) yang dirancang Definisi fondasi dangkal menurut
untuk melindungi dari kemungkinan Terzaghi (1943) dalam Das (2004):
keruntuhan geser. Pada faktor ● Bila kedalaman fondasi kurang dari
keamanan 2 m, kekuatan yang atau sama dengan lebar fondasi, maka
diizinkan dari tanah yang menopang fondasi tersebut termasuk dalam
fondasi yaitu sebesar dua kali daya fondasi dangkal
dukung maksimum. ● Pendapat bahwa distribusi tegangan
b) Jika penurunan fondasi terjadi, konstruksi fondasi pada tanah lapisan
penurunan harus dalam batas yang penyangga yang lebih kecil atau sama
dapat diterima, yang berarti jumlah dengan lebar fondasi untuk lapisan
penurunan masih dalam batas normal. tanah yang ada di bawahnya lebih
c) Penurunan sebagian (differential kecil atau sama dengan lebar fondasi
subsidence) tidak boleh merusak atau
mempengaruhi struktur bangunan
secara serius.

Saat merancang fondasi, kekuatan


tanah dihitung untuk menentukan daya
dukung tanah. Beban pada struktur
bangunan harus diketahui sehingga tidak
melebihi daya dukung tanah suatu
konstruksi bangunan.
Gambar 1. Fondasi dangkal (Koerner, 1984)
Berbagai jenis fondasi dapat dipilih
berdasarkan jenis lapisan tanahnya. Ketika Menurut Hardiyatmo (2002),
lapisan tanah tersebut keras maka daya fondasi dangkal terbagi ke dalam beberapa
dukung tanah cukup besar untuk menahan jenis:
beban yang ada. Sebaliknya, bila tanah ● Fondasi telapak, yaitu fondasi yang
yang ada merupakan tanah lunak maka berdiri sendiri dengan menopang
diperlukan perlakuan khusus melalui sebuah kolom.
serangkaian metode agar dapat memiliki ● Fondasi memanjang, umumnya
daya dukung yang baik. digunakan untuk menyangga
rangkaian kolom yang berdekatan
Daya dukung tanah dapat diketahui
sehingga sisi-sisinya sejajar satu sama
melalui serangkaian uji lapangan sesuai
lain

2
● Fondasi rakit (raft foundation/mat kekuatan geser, semakin besar gaya
foundation), dapat digunakan untuk kohesif batuan. Nilai kohesi (c) diperoleh
menopang suatu bangunan yang dari uji laboratorium yaitu uji kuat geser
terletak di atas tanah lunak. langsung (direct shear test) dan uji
triaksial (triaxial test). Sudut geser dalam
menunjukkan ketahanan terhadap slip
antar partikel (Bowles, 1977) Semakin
tinggi sudut geser dalam, semakin besar
ketahanan material terhadap tegangan
Gambar 2. Jenis-jenis fondasi dangkal dalam. Menurut Hardiyatmo (2002), sudut
(Hardiyatmo, 2002) geser dalam (ɸ) pasir sangat dipengaruhi
oleh berat jenisnya. Nilai kerapatan relatif
Daya Dukung Tanah berkisar antara 280 – 450 (biasanya
Menurut Zakaria (2016), daya diasumsikan sekitar 300 – 400). Umumnya
dukung tanah adalah besarnya tekanan bernilai 300 untuk loose sand dan 350
atau kapasitas tanah yang dikenai beban untuk pasir keras.
luar untuk menstabilkan tanah. Terzaghi
salah satunya yang menetapkan formula METODE
untuk daya dukung tanah. Ini dihitung
dalam hal daya dukung akhir. Dengan kata Metode yang dilakukan dalam
lain, bangunan akan runtuh ketika penelitian ini adalah metode komparasi
batasnya telah terlampaui. Oleh karena itu, dengan menggunakan beberapa
kapasitas beban yang diizinkan harus lebih pendekatan perhitungan daya dukung
kecil dari kapasitas beban akhir. Daya tanah dari beberapa peneliti serta studi
dukung maksimum lantai di bawah beban literatur yang mendukung.
fondasi (qult, daya dukung maksimum;
Teori Terzaghi (1943)
kg/cm2, t/m2) tergantung pada kekuatan
Teori yang menjelaskan
geser (shear). Daya dukung yang diijinkan
perhitungan daya dukung beban fondasi
(qa) dari tanah struktur fondasi juga
dangkal dikembangkan oleh Terzaghi
mencakup karakteristik kekuatan dan
(1943) yang lebih dikenal sebagai ultimate
deformasi. Nilai qa juga berkaitan dengan
bearing capacity. Perhitungan daya
faktor keamanan (F). Secara umum nilai F
dukung beban batas fondasi dangkal
yang dipilih adalah 2 – 5, sehingga nilai
menurut teori didasarkan pada asumsi.
kapasitas beban yang diizinkan adalah:
Fondasi memiliki kekerasan seperti yang
𝑞𝑎 = 𝑞𝑢 / 𝐹 ditunjukkan pada gambar di bawah.
Bidang runtuh dapat dideskripsikan
Dalam penentuan daya dukung sebagai pergerakan partikel material tanah
tanah terdapat beberapa parameter yang yang didorong oleh tekanan (beban) ke
dibutuhkan, diantaranya adalah kohesi (c), bawah. Area runtuh di bawah fondasi
sudut geser dalam (Ф), dan berat isi tanah tergantung pada geometri berikutnya yang
(γ). Gaya kohesif adalah gaya tarik kemudian dibagi menjadi 3 zona, antara
menarik antar partikel batuan yang lain zona I merupakan segitiga tepat di
dinyatakan dalam satuan berat per satuan bawah fondasi yang dikatakan tetap dalam
luas (Bowles, 1997). Semakin tinggi

3
keadaan keseimbangan elastis, zona II pasif atau disebut sebagai zona geser
yaitu zona geser radial, dan zona III adalah linear.
segitiga yang merupakan zona tekanan

Gambar 3. Bidang runtuh dalam tanah dibawah fondasi dangkal (Hakam, 2008).

Dengan melakukan analisis


kesetimbangan gaya pada sistem fondasi
tanah, persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut:

dimana,
c = kohesi tanah
D = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
γ = berat volume tanah

Untuk kondisi local failure,


perhitungannya dapat menggunakan
persamaan:
Tabel 1. Faktor bentuk pada teori Terzaghi

Nc, Nq, Nγ adalah faktor kapasitas daya


dukung tanpa satuan (non dimensional)
yang didapatkan hanya dari nilai sudut
geser dalam tanah, φ.
Selain itu, Kpγ adalah koefisien
Nilai faktor kapasitas daya dukung tekanan tanah pasif Terzaghi, nilai tipikal
Nc, Nq, dan Nγ selanjutnya dapat dihitung dari koefisien untuk nilai sudut geser
dengan menggunakan persamaan berikut: tertentu dapat diperoleh (setelah dihitung
ulang oleh Bowles (1988) dari tabel yang
diterbitkan oleh Terzaghi. Selanjutnya,

4
nilai-nilai tersebut diplot pada grafik dengan Qa adalah beban batas ultimat dan
seperti pada Gambar 4. SF adalah faktor keamanan (FoS).

Teori Meyerhof

Setelah Terzaghi, ada banyak


peneliti yang mengajukan teori
perhitungan daya dukung beban dari
fondasi dangkal, salah satunya adalah
Meyerhof. Secara umum teori-teori
tersebut masih menerapkan dasar dari teori
Terzaghi. Namun, beberapa perubahan
telah dilakukan pada faktor daya dukung
sehingga Meyerhof menyusun formula
baru untuk tiga (3) faktor daya dukung.
Sedangkan, peneliti lainnya seperti Hansen
dan Vesic hanya meningkatkan faktor
kapasitas beban yaitu Nγ. Hal ini
disebabkan oleh formulasi Terzaghi
dianggap terlalu rumit dan mengandung
banyak nilai koefisien yang tidak jelas.
Misalnya, koefisien Kpγ tidak memiliki
rumus pasti dan sama sekali tidak sama
dengan nilai Kp menurut teori Rankine.
Gambar 4. Nilai dan grafik faktor daya
dukung Terzaghi Berikut adalah formulasi daya
dukung dari Teori Meyerhof (1965) :
Menurut Hakam (2008), untuk
menghitung beban batas (ultimate) yang qult = c.Nc (sc.dcic) + q’.Nq (sq.dq.iq) + ½
mampu ditahan oleh fondasi dapat γ.B.Nγ(sγ.dγ.iγ)
digunakan persamaan berikut :
dengan Nc, Nq, Nγ adalah faktor kapasitas
𝑄𝑢 = (𝐵 . 𝐿) 𝑞𝑢 daya dukung Meyerhof tanpa satuan (non
dimensional) yang didapatkan hanya dari
Serta untuk menghitung beban izin nilai sudut geser dalam tanah (φ). Untuk
(allowable) yang boleh diberikan pada perhitungan faktor bentuk (s= shape),
fondasi harus memperhatikan faktor kedalaman (d= depth) dan sudut beban (i=
keamanan sebagai pembagi dari nilai inclination) disampaikan pada Tabel 3.
beban batas ultimat yang telah diperoleh. Nilai Kp yang digunakan Meyerhof
Berikut adalah persamaannya: merupakan nilai dari Rankine.
𝑄𝑢
𝑄𝑎 = 𝑆𝐹

5
Tabel 2. Faktor bentuk, kedalaman, dan sudut beban pada teori Meyerhof

Nilai faktor kapasitas daya dukung


Nc, Nq, Nγ dari Meyerhof selanjutnya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:

𝑁𝑐 = [ 𝑁𝑞 – 1 ] 𝑐𝑜𝑡 φ
π 𝑡𝑎𝑛 φ
𝑁𝑞 = 𝑒 . 𝐾𝑝
𝑁γ = [ 𝑁𝑞 – 1 ] 𝑡𝑎𝑛(1. 4 φ)

Tabel 3. Nilai faktor daya dukung


Meyerhof, Hansen, dan Vesic.
Gambar 5. Grafik faktor daya dukung
Meyerhof, Hansen, dan Vesic.

Hasil perhitungan koefisien


kapasitas beban menurut rumus Meyerhof
ditunjukkan pada Tabel 4 kemudian diplot
pada Gambar 5. Gambar tersebut juga
menyertakan hasil perhitungan faktor daya
dukung menggunakan teori Hansen dan
Vesic.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Hasil perhitungan faktor daya
dukung pada metode Meyerhof
Berdasarkan data yang diperoleh
melalui uji triaksial, diketahui nilai kohesi
Nc Nq Nγ
(c) sebesar 0,293 kg/cm2 dan φ sebesar
6,789o. Selain itu, diketahui pula berat 7,086 1,846 0,142
volume tanah (γ) sebesar 1,557 gr/cm3.
sc sq sγ
Nilai faktor daya dukung tanah dengan
metode Terzaghi didapatkan melalui 1,152 1,076 1,076
interpolasi, di antaranya Nc yaitu 7,160, Nq
yaitu 1,580, dan Nγ yaitu 0,305. Lalu dc dq dγ
diasumsikan bentuk pondasi menerus 1,152 1,076 1,076
dengan kedalaman pondasi 2,03 m dan
lebar pondasi 3 m.
Berdasarkan hasil perhitungan daya
Menurut hasil perhitungan dengan
dukung tanah dengan asumsi dimensi
metode Terzaghi, daya dukung tanah
kedalaman dan lebar pondasi yaitu 2,03 m
bernilai 19,692 T/m2 dengan keruntuhan
dan 3 m, serta diberikan beban vertikal
geser lokal karena φ < 30o. Keruntuhan ini
sehingga didapatkan nilai 34,708 T/m2.
biasa terjadi pada tanah dengan penyusun
Kemudian, dilakukan perhitungan beban
berbentuk tidak padat atau lunak sehingga
ultimit, beban izin (allowable) dan qu
penurunan beban yang terjadi relatif cepat.
berurutan adalah 520,621 ton; 173,540 ton;
Biasanya, keruntuhan ini terjadi sebelum
dan 11,569 ton.
keseimbangan plastis tanah termobilisasi.
Kemudian dicari beban batas yang mampu
ditahan oleh pondasi dengan rumus: Tabel 5. Data yang diperoleh
𝑄𝑢 = (𝐵. 𝐿) 𝑞𝑢
𝑄𝑢 = (3. 5) 19, 692
𝑄𝑢 = 295, 382 𝑡𝑜𝑛

Setelah itu, kapasitas beban yang


diizinkan (Qa) dihitung dengan asumsi
faktor keamanan 3, sehingga diketahui
bernilai 98 ton dengan daya dukung yang
diizinkan (qa) sebesar 6,564 T/m2.

Terdapat data pendukung lain yang


digunakan pada metode Meyerhof (1999)
yaitu nilai Kp sebesar 1,268, serta kohesi,
φ, dan γ yang sama. Tabel berikut
merupakan nilai faktor daya dukung pada
metode Meyerhof.

7
Gambar 6. Plotting nilai Nc, Nq, dan Nγ untuk persamaan Terzaghi

Gambar 7. Plotting nilai Nc, Nq, dan Nγ untuk persamaan Meyerhof.

8
REKOMENDASI BANGUNAN Tabel 7. Perhitungan beban hidup
merata minimum bangunan
Berdasarkan nilai Qa, Qu, dan qu
yang telah dihitung dengan 2 metode, Lt. Ruangan Beban Jml Total
diperoleh bahwa bobot bangunan yang (kN/m2) Beban
diizinkan setelah dibagi dengan faktor SF
1 Ruang kantor 2,4 2 4,8
menurut Terzaghi adalah 98,461 ton,
sedangkan menurut Meyerhof adalah Lobi 4,79 1 4,79
173,540 ton. Jika diasumsikan akan
Ruang mesin 1,33 1 1,33
dibangun suatu gedung konsultan bernama
elevator
AP Megah Jaya di suatu daerah, maka
dapat dibuat beberapa fondasi inti (yang 2 Ruang kantor 2,4 3 7,2
berukuran besar) dan fondasi lainnya
(yang berukuran kecil) menyesuaikan Ruang arsip 4,79 1 4,79
dengan bobot serta beban bangunan yang Koridor di 3,83 1 3,83
sesuai dengan fondasi, terutama fondasi atas lt. 1
dangkal. Apabila gedung tersebut
bertingkat (lebih dari 1 lantai), maka harus Ruang mesin 1,33 1 1,33
elevator
dilakukan perhitungan kembali serta
rekayasa pemasangan fondasi yang sesuai Jalur 4,79 1 4,79
agar beban fondasi dapat terdistribusi penyelamatan
secara merata hingga ke dalam tanah. kebakaran

Tabel 6. Nilai qa, Qa, dan Qu pada metode Atap datar 0,96 1 0,96
Terzaghi dan Meyerhof
Total Beban 33,82

Terzaghi Meyerhof

Qu 295,382 ton Qu 520,621 ton Gedung konsultan AP Megah Jaya


dirancang dengan ukuran 25 x 15 m
Qa 98,461 ton Qa 173,540 ton dengan 5 pondasi utama yang terletak di
tiap sudut dan di tengah bangunan. Beban
qa 6,564 T/m2 qa 11,569 T/m2
hidup pada gedung 2 lantai berjumlah
33,82 kN/m2 dengan rincian beban merata
Gedung konsultan AP Megah Jaya minum yang mengacu pada SNI
dibangun dengan total 7 fondasi utama dan 1727:2013. Namun perlu diperhatikan
6 fondasi tambahan yang mendukung bahwa perhitungan beban pada tabel 7
pondasi utama. Daya dukung fondasi yang masih belum mencukupi beban-beban
diizinkan jika menggunakan 7 pondasi lainnya seperti beban gempa, beban angin,
pada metode Terzaghi dan Meyerhof yaitu beban banjir, beban air hujan, dll.
321,64 kN/m2 dan 566,90 kN/m2. Tabel di
bawah ini menggambarkan beban hidup Berdasarkan metode Meyerhof,
yang bekerja di gedung konsultan AP nilai daya dukung tanah yang diizinkan
Megah Jaya. (qa) dengan 5 pondasi utama lebih besar
dari total beban hidup perancangan gedung

9
2 lantai, sehingga dapat disimpulkan karena adanya perbedaan faktor daya
bahwa perancangan gedung konsultan AP dukung yang tidak diperhatikan dalam
Megah Jaya masih dapat menahan beban metode Terzaghi. Nilai daya dukung yang
gedung bertingkat lebih dari 2 lantai, diizinkan (qa) menggunakan metode
bahkan 3 - 4 lantai dengan catatan tidak Meyerhof lebih besar dari total beban
melebihi nilai daya dukung tanah yang hidup bangunan sebesar 33,82 kN/m2 yang
diizinkan. sudah dirancang dengan mengacu pada
SNI 1727:2013, sehingga dapat
disimpulkan bahwa gedung konsultan AP
Megah Jaya dapat dibangun lebih dari dua
lantai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan


kepada seluruh dosen yang telah memberi
Gambar 8. Sketsa fondasi gedung kami kesempatan untuk belajar lebih
konsultan AP Megah Jaya banyak mengenai daya dukung tanah
untuk fondasi dangkal, terutama dari
Laboratorium Geologi Teknik Universitas
SIMPULAN Padjadjaran, rekan-rekan, serta seluruh
pihak yang telah membantu penelitian ini.
Fondasi adalah bagian terendah
dari konstruksi bangunan yang dirancang DAFTAR PUSTAKA
untuk mentransfer beban langsung dari
struktur bangunan ke lapisan tanah di Almizan, M., Zakaria, Z., Sophian, R.
bawahnya. Dalam penentuan daya dukung (2019). Hubungan Sifat Fisik dan
tanah terdapat beberapa parameter yang Mekanik Tanah dengan Nilai Daya
dibutuhkan, diantaranya adalah kohesi (c), Dukung Tanah Fondasi Dangkal di
sudut geser dalam (Ф), dan berat isi tanah Kecamatan Cibiru dan Sekitarnya,
(γ). Saat menghitung daya dukung fondasi Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
vertikal, persegi, persegi panjang dan Padjadjaran Geoscience Journal Vol
lingkaran dengan beban sentripetal, 3:2, 220-232.
terdapat beberapa metode yang dapat
diterapkan, seperti metode Terzaghi atau Bowles, J. (1997). Analisis dan Desain
metode Meyerhof. Hasil perhitungan daya Fondasi. Jilid 1;Edisi Keempat.
dukung beban menggunakan dua metode Penerbit Erlangga. Jakarta.
ini menunjukkan bahwa metode Meyerhof
cenderung memiliki nilai yang relatif lebih Das, B, M. (2004). Principles Of
tinggi dengan nilai 34,708 T/m2, beban Foundation Engineering. Third
batas fondasi (Qu) 520,621 ton; beban Edition. PWS Publishing Company.
allowable (Qa) 173,540 ton; dan daya Boston.
dukung yang diizinkan (qa) 11,569 T/m2

10
View publication stats

Hakam, A. (2008). Rekayasa Fondasi :


Untuk Mahasiswa dan Praktisi.
Bintang Grafika. Padang.

Hardiyatmo, H, C. (2002). Mekanika


Tanah II, Edisi Kedua. Gramedia.
Jakarta

Koerner, R. M. (1984). Construction &


Geotechnical Methods in Foundation
Engineering. McGraw - Hill Book Co.
New York.

Martini (2009). Analisis Daya Dukung


Tanah Fondasi Dangkal Dengan
Beberapa Metode. Majalah Ilmiah
Mektek Vol. 9:2, 75-87.

Pratikso. (2015). Fondasi Dangkal. Tidak


diterbitkan.

Standar Nasional Indonesia 1737:2013


tentang Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.

Zakaria, Z. (2009). C dan Φ Untuk Daya


Dukung Tanah Fondasi Dangkal.
Laboratorium Geologi Teknik. Jurusan
Geologi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Padjadjaran. Sumedang.

11

Anda mungkin juga menyukai