PRODUKTIVITAS 1

BAB II
PRODUKTIVITAS BULLDOZER
2.1 DEFINISI PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.

Contoh : bcm/jam, ton/jam, m2/jam, dan lain-lain.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS

BULLDOZER (DOZING)

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh bulldozer dipengaruhi oleh :

a. Blade Capacity (ukuran blade)

Semakin besar ukuran blade maka volume material yang terambil setiap cycle akan
semakin besar.

b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat /
bank (Bcm) menjadi volume gembur / loose (Lcm).

c. Blade Factor
Persentasi / porsi blade yang terisi material terhadap total kapasitas blade.

d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses dozing.
Cycle time unit bulldozer saat dozing meliputi waktu :
- Forward / Digging-dozing (gerakan maju / penggalian & pendorongan material)
- Reverse (gerakan mundur)
- Gear shifting (pemindahan gear transmission)

e. Grade factor
Faktor kelandaian permukaan tanah saat bulldozer melakukan dozing.

f. Job Efficiency Factor

Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang
sebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan
kondisi operasi yang sebenarnya.
PT DARMA HENWA BULLDOZER
BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 2

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CYCLE TIME

BULLDOZER (DOZING)

Cycle time bulldozer dipengaruhi oleh :

a. Jarak Dozing
Semakin jauh jarak dozing, cycle timenya semakin lambat.

b. Kecepatan Digging-Dozing dan Reverse (mundur)

Semakin cepat kecepatannya, maka cycle time bulldozer akan semakin cepat.

c. Kemudahan dalam Pemindahan Gear Transmission

Semakin mudah proses pemindahannya, maka cycle timenya akan semakin cepat.

d. Ketrampilan Operator
Semakin bagus ketrampilan operator dalam mengoperasikan unit, maka cycle time
akan semakin cepat.

2.4 PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER (DOZING)

Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan produktivitas bulldozer adalah :

60
Q = q x
Cm
x e x E

Dimana :

Q = Produktivitas atau produksi per-jam (m3/jam)

q = Produksi per-cycle (m3)
Cm = Cycle time (menit)
e = Grade faktor atau faktor kelandaian
E = Job efficiency atau faktor efisiensi

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 3

2.4.1 PRODUKSI PER-CYCLE ( q )

Adapun produksi per-cycle (q) bulldozer dihitung berdasarkan rumus :

q = q1 x a

Dimana :

q = Produksi per-cycle (m3)

q1 = Blade capacity / Kapasitas blade (m3)
a = Blade factor

Tabel 6 : Standard Blade Capacity

Blade Capacity (m3)

No. Type Unit
Straight- Angle-dozer Semi U-tiltdozer &
tiltdozer U-tiltdozer
1 Komatsu D65E-12 5,12 4,8 6,8
2 Komatsu D65P-12 4,8 - -
3 Komatsu D85E-21 7,3 5,6 9,8
4 Komatsu D85P-21 8,4 - -
5 Komatsu D155A-2 - 6,3 13,2 – 13,5
6 Komatsu D375A-3 - - 24,0 – 26,3
7 Komatsu D475A-3 - - 35,9 – 42,3
8 Komatsu D575A-2 - - 46,7
Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

Tabel 7 : Blade Factor

Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 4

2.4.2 CYCLE TIME (Cm )

Cm = t1 + t2 + t3
= D/v1 + D/v2 + t3

Dimana :
Cm = Cycle time (menit)
t1 = Waktu maju / “forward” (menit)
t2 = Waktu mundur / “reverse” (menit)
t3 = Waktu pemindahan gear transmission / “gear shifting” (menit)
D = Jarak yang ditempuh unit saat maju atau mundur (meter)
v1 = Kecepatan unit saat maju (km/jam)
v2 = Kecepatan unit saat mundur (km/jam)

Tabel 8 : Waktu pemindahan gear transmission / “gear shifting (t3)

Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

Tabel 9 : Spesifikasi kecepatan unit Bulldozer

KECEPATAN TYPE UNIT

NO
(KM / JAM) D65 D85 D155 D375 D475 D575
1 KEC. MAJU
F1 3.9 3.8 3.7 3.8 3.5 3.7
F2 6.8 6.8 6.8 6.8 6.3 6.8
F3 10.9 11.8 11.8 11.8 10.9 12.0
2 KEC. MUNDUR
R1 5.0 4.9 4.5 5.1 4.5 4.5
R2 8.6 8.5 8.2 9.2 8.2 8.0
R3 13.7 14.3 13.7 15.8 14.3 13.8
Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 5

2.4.3 GRADE FACTOR (e)

Faktor kelandaian permukaan tanah saat unit dioperasikan.

Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

2.4.4 JOB EFFICIENCY (E )

Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang sebenarnya.
Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang
sebenarnya.
Tabel 10 : Job Efficiency (Dozing)

Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.

2.4.5 PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER (DOZING)

BERDASARKAN GRAFIK STANDARD PRODUKTIVITAS

Q = qS x E x e
Dimana :

Q = Produktivitas atau produksi per-jam (m 3/jam).

qs = Standard produktivitas dozing (m3/jam).
E = Job efficiency atau faktor efisiensi (dozing)
E = Grade factor

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 6

Standard Produktivitas

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 7

2.4.6 PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER (RIPPING)

BERDASARKAN GRAFIK STANDARD PRODUKTIVITAS

Tabel 11 : Job Efficiency (Ripping)

Q = qS x E

Dimana :

Q = Produktivitas atau produksi per-jam

(m3/jam).
qs = Standard produktivitas ripping
(m3/jam).
E = Job efficiency atau faktor efisiensi
(ripping).

Standard Produktivitas Ripping

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 8

2.4.7 CONTOH PERHITUNGAN

Hitunglah produktivitas Bulldozer D155A-2 dalam (bcm/jam) dengan data-data sebagai

berikut :

Jarak digging dan mundur (D) = 15 meter = 0,015 km

Kecepatan maju (v1) / F1
Kecepatan mundur (v2) / F2
Kapasitas blade (semi U-tiltdozer) (q )
1
Blade fill factor (a)
Material yang digali
Faktor effisiensi (E)
Unit beroperasi pada grade / kemiringan (-5%) ----- (e = 1,1) lihat grafik hal. 18
Sistem pemindah tenaga : TORQFLOW
= 3,7 km/jam = 3,7/60 = 0,0617 km/menit
= 8,2 km/jam = 8,2/60 = 0,1367 km/menit
= 13,2 m3
= 0,9
= Clay, (Swell factor (f) = 1.43))
= 0,75 (rata-rata / average)

Jawaban :

Cycle Time (Cm) = t1 + t2 + t3 = D/v1 + D/v2 + t3

= (0,015/0,0617) + (0,015/0,1367) + lihat tabel 8
= 0,243 + 0,109 + 0,05
= 0,402 menit

Produksi D155 / cycle (q) = q1 x a = 13,2 x 0,9 = 11,88 m3

Produktivitas D155 (Q) = q x 60 x e x E

Cm
= 11,88 x 60 x 1,1 x 0,75 = 1462,84 m3 / jam (loose)
0,402
Produktivitas D155 dalam (bcm/jam) = Q / f = 1462,84 / 1,43 = 1022,96
~ 1023 bcm / jam

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 9

1.2.3 JENIS-JENIS ATTACHMENT & SHOE BULLDOZER

a. Blade

No Type Figure Aplikasi

1. Straight-  Tidak dapat membentuk sudut.
tiltdozer  Blade hanya dapat distel pada salah satu sisinya
saja.
 Cocok untuk pekerjaan dorong/gali yang
memerlukan power yang besar
2. Angle  Dapat dipergunakan untuk posisi lurus juga untuk
Dozer membentuk sudut.
 Blade dapat disetel pada kedua sisi.
 Cocok untuk pekerjaan pembuatan jalan dan
penimbunan arah gusuran.
3. Dual  Pada kedua sisi blade dilengkapi hydraulic tilt
tiltdozer cylinder
 Kemiringan blade dapat dengan mudah disetel
dengan hydraulic control.
 Sangat efektif untuk membentuk sudut galian.

4. Semi  Bentukkonstruksinya menyerupai straight blade

U-tiltdozer dengan penambahan sayap pada kedua ujung
end bit, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan kapasitas produksi penggalian.
5. U-tiltdozer  Kapasitas blade jauh lebih besar dibanding
straight blade karena pada saat menggusur sayap
pada kedua sisinya dapat berfungsi untuk
meminimize tumpahan material
 Cocok untuk menggusur material dengan jarak
yang lebih jauh

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 10

b. Ripper

N Type Figure Aplikasi

o

1. Variable angle  Memiliki komponen arm, beam & shank yg

Giant Ripper diperkuat untuk pekerjaan ripping yg lebih
berat.
 Sudut dan kedalaman penetrasi shank dapat
diatur dari dalam kabin operasi.
 Aplikasi untuk batuan keras serta methoda
ripping di daerah tebing.

2. Multi shank  Konstruksi linkage dan arm sejajar.

ripper (Rigid)  Shank hanya dapat turun naik dgn sudut yg
tetap.
 Aplikasi untuk batuan lunak dan
berfragmentasi.
 Jumlah shank yang digunakan dapat
disesuikan dengan kekerasan material.

3. Multi shank  Sudut gali dapat dirubah samapi 30 derajat.

ripper  Untuk membongkar bongkah batu yg
(Variable) terpendam.
 Untuk memecahkan lapisan aspal.
 Untuk membongkar akar dan tonggak pohon.

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 11

c. Shoe

N Type Figure Aplikasi

o

1. Single  Type shoe yang dapat membentuk traksi

Grouser besar yang dirancang untuk daerah
Shoe operasi kasar dan berbatu.
 Sering disebut sebagai “Extreme service
shoe” sehingga lebih tahan terhadap
keausan dan tidak mudah bengkok

2. Scoria  Dibuat dari baja mangan tahan panas.

Disposal  Dapat dioperasikan pada suhu yang
Shoe tinggi.

3. Rockbed  Dipergunakan untuk medan kerja berbatu.

Shoe  Didesain khusus dengan penulangan
untuk menghindari slip ke samping.

4. Swamp  Digunakan untuk medan kerja berlumpur.

Shoe  Shoe berbentuk segitiga yang mempunyai
bidang kontak dengan tanah yang lebih
lebar, sehingga memiliki daya apung yang
lebih besar.

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT
 PRODUKTIVITAS 12

PT DARMA HENWA BULLDOZER

BENGALON COAL PROJECT
TRAINING DEPARTMENT