Anda di halaman 1dari 33

Faktor Keserasian Kerja

(Match Factor/MF)
&
System Dispatch

Pertemuan 11
Match Factor (MF)

•Sejumlah alat angkut (truck) bekerja melayani


sejumlah alat muat.

Serasi apabila :
Produksi alat muat = produksi alat angkut (Truk).
60
• Produksi alat–alat muat = n L XK B
C l ( satuswing )

nL = Jumlah alat muat


KB = Kapasitas Bucket
Cl = Waktu edar (cycle time) satu swing)
• Produksi Truck = n T ( 60 X K t )
CT
NT = Jumlah Truck
KT = Kapasitas bak truck
CT = Waktu edar (cycle time) Truck

• Dengan penjabaran, produksi alat muat =


produksi Truck, maka
1 = Pr od. Truck , 1 = match
Pr od. Alat Muat
NT x CL
• Sehingga Rumus MF =
n L x CT

KT
CL = KB
x C L (satu swing)

CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 (satu) bak Truk


Kegunaan Match Factor
• Menentuan jumlah alat angkut atau gali
muat sehingga tercapai efektivitas yang
optimal

• Untuk mendapatkan hubungan kerja yang


serasi antara alat gali muat dan alat angkut,
maka produksi alat gali muat harus sesuai
dengan produksi alat angkut
•MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari
100%, sedang alat angkut bekerja 100% sehingga
terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena
menunggu alat angkut yang belum datang
•MF = 1 , artinya alat gali muat dan alat angkut
bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu tunggu
dari kedua jenis alat tersebut
•MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%,
sedangkan alat angkut bekerja kurang dari 100%
sehingga
terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
Grafik match factor dan faktor kerja
Aplikasi MF Shovel dengan berbagai ukuranTruck
Akan dilakukan kombinasi (sinkronisasi) antara shovel dengan truck dengan ketentuan :
• Material yang akan digali/diangkut = jenis good common earth
• ukuran dipper Power shovel = ¾ cu yd
• angle swing = 90o
• cycle time = 21 detik.
• dipper dan truck bekerja dengan heaped capacity, maka karena swelling effect dari
tanah akan berubah menjadi struck capacity ( cu yd bank measure ).

Dengan pilihan truck (ukuran berdasarkan struck capacity dan harga) sebagai berikut :
a. Truck 3 cu yd, $ 3,000.-
b. Truck 6 cu yd, $ 5,000.-
c. Truck 15 cu yd, $ 10,000
Waktu untuk travel cycle dari ketiga macam truck dianggap sama (tidak termasuk waktu
untuk loading) yakni = 6 menit

Catatan :
Jika waktu untuk travel cycle setiap jenis truck tidak sama, maka harus dihitung dulu
travel cycle setiap truck.
Pertanyaannya :

Pilihlah truck dengan kapasitas berapa dan berapa jumlahnya


harus dibeli untuk melayani ¾ cu yd power shovel (berikan
alasan-alasannya).
Penyelesaian :
a. Untuk truck 3 cu yd
•Banyaknya dipper dari power shovel untuk memuatkan isinya pada
truck adalah :
= 3 cu yd : ¾ cu yd/dipper
= 4 dipper
•Cycle time dari power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang
diperlukan shovel untuk mengisi penuh truck adalah
= 4 x 21 = 84 detik
=84detik : 60 detik/menit
= 1.4 menit.
•Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
= 6 menit + 1.4 menit = 7.4 menit

•Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani ¾ cu yd shovel adalah :


= 7.4 menit : 1.4 menit/truck
= 5.3 truck, misal dipilih 6 truck
Alasan :
Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck = 1.4 menit
bila ada 6 truck dibutuhkan waktu = 6 x 1.4 menit
= 8.4 menit
Round-trip cycle truck = 7.4 menit
kehilangan waktu (lost time)/truck = 8.4 menit – 7.4 menit = 1 menit
Operating factor truck = (7.4 : 8.4) x 100 %
= 88 %
Lost time/truck = 1/8.4 x 100 %
= 12 %
Operating factor shovel = 100 %

Operating factor merupakan faktor pengukur apakah suatu alat PTM bekerja
secara terus menerus atau tidak. Apabila nilai operating factor suatu alat PTM 100
%, maka alat PTM tersebut bekerja terus menerus selama waktu kerjanya.
b. Untuk “truck” 6 cu yd
•Banyaknya dipper dari power shovel untuk memuatkan isinya pada
truck adalah :
= 6 cu yd : ¾ cu yd/dipper
= 8 dipper.
•Cycle time dari power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang
diperlukan shovel untuk mengisi penuh truck adalah
= 8 x 21 = 168 detik
= 168 detik : 60 detik/menit
= 2.8 menit
•Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
= 6 menit + 2.8 menit = 8.8 menit
•Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani ¾ cu yd shovel adalah :
= 8.8 menit : 2.8 menit/truck = 3.15 truck.

Dalam hal demikian, maka akan lebih menguntungkan apabila dipilih atau
dipakai 3 truck saja dan membiarkan power shovel menunggu kedatangan
truck
Alasan :

Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck = 2.8 menit


bila ada 3 truck dibutuhkan waktu = 3 truck x 2.8 menit/truck = 8.4 menit.
Round-trip cycle truck = 8.8 menit
kehilangan waktu (lost time)/truck = 8.8 menit – 8.4 menit
= 0.4 menit
Lost time shovel = (0.4 : 8.8) x 100 %
= 4.5 %
Operating factor shovel = (8.4 : 8.8) x 100 %
= 95.5 %
Operating factor truck = (8.8 : 8.8) x 100 %
= 100 %
Apabila dpakai 4 buah
waktu yang dibutuhkan untuk memuati 4 buah truck = 4 x 2.8 menit/
= 11.2 menit.
Round-trip cycle truck = 8.8 menit
lost time/truck = 11.2 – 8.8
= 2.4 menit.
Lost time truck = (2.4 : 11.2) x 100 %
= 21.4 %
Operating factor truck = (8.8 : 11.2) x 100 %
= 78.6 %
Operating factor shovel = 100 %
c. Untuk “truck 15 cu yd
•Banyaknya dipper dari power shovel untuk memuatkan isinya pada
truck adalah :
= 15 cu yd : ¾ cu yd/dipper
= 20 dipper.
•Cycle time dari power shovel adalah 21 detik, maka waktu yang
diperlukan shovel untuk mengisi penuh truck adalah : = 20 x 21 =
420 detik
= 420 detik : 60 detik/menit
= 7 menit.
•Travel cycle truck adalah 6 menit, maka minimum round-trip cycle
truck adalah :
= 6 menit + 7 menit = 13 menit.
•Jumlah truck yang diperlukan untuk melayani ¾ cu yd shovel adalah
:
= 13 menit : 7 menit/truck = 1.85 truck  2 truck.
Alasan :

Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 truck = 1.4 menit


bila ada 2 truck dibutuhkan waktu = 2 x 7 menit = 14 menit.
Operating factor truck = (13 : 14) x 100 %
= 93 %
Lost time setiap truck = 1/14 x 100 %
=7%
Operating factor shovel = 100 %.
Dari penyelesaian a, b, dan c di atas maka :

1. Apabila dipakai truck 3 cu yd :


operating factor truck = 88 %
operating factor shovel =100 %, dan
jumlah truck =6
2. Apabila dipakai truck 6 cu yd
operating factor truck = 100 %,
operating factor shovel = 95%, dan
Jumlah truck =3
3. Apabila dipakai truck 6 cu yd
operating factor truck = 78.6 %,
operating factor shovel = 100%, dan
jumlah truck =4
4. Apabila dipakai truck 15 cu yd
operating factor truck = 93 %,
operating factor shovel = 100 %, dan
jumlah truck =2

Kalau harga truck adalah :


a. “Truck” 3 cu yd, $ 3,000.-
b. “Truck” 6 cu yd, $ 5,000.-
c. “Truck” 15 cu yd, $ 10,000.-
Berdasarkan operating factor truck akan dipilih truck kapasitas 3 cu
yd, untuk ini dibeli 6 truck dengan investasi 6 x $ 3,000 = $ 18,000.

Apabila dipakai 3 buah truck kapasitas 6 cu yd :


•operating factor truck tersebut 100 %, dan
•investasi untuk pembelian truck lebih murah ( 3 x $ 5,000 = $ 15,000),
tetapi karena pada truck tersebut tidak ada waktu nganggur
(operating factor truck 100%), sehingga kemungkinan kerusakan lebih
besar, dan biaya perawatan relatif lebih besar.

Apabila dipilih 4 buah truck kapasitas 6 cu yd :


•operating factor truck tersebut 78.6 %, dan
•investasi pembelian truck 4 x $ 5,000 = $ 20,000.

Apabila dipilih 2 buah truck 15 cu yd :


•operating factor truck tersebut 93 %, dan
•investasi pembelian truck 2 x $ 10.000 = $ 20,000.
Dalam hal ini berdasarkan perhitungan di atas,
sebaiknya dipakai atau dipilih truck dengan ukuran
6 cu yd sebanyak 4 buah, dengan alasan :

1. Penanaman modalnya tidak terlalu besar


dengan mempertimbangkan biaya perawatan
yang relatif kecil.
2. Biaya perawatan yang relatif kecil ini
disebabkan pemakaian truck yang tidak terus
menerus (operating factor 78.6 %).
3. Suku cadangnya (spare parts) mudah
didapatkan di pasaran (dibandingkan dengan
truck 15 cu yd).
Aplikasi Kemajuan Tambang dan Match Factor
Untuk Penjadwalan Alat (Truck)
Endapan batubara :
• Tebal = 20,20 m,
• Berbentuk = tabular dengan arah N 900E Dip 900
• Densitas insitu = 1 Ton/BCM atau 1 Ton/1,25 LCM.
• Swell Factor = 0,8
• Ukuran panjang = 5 Km
• Kedalaman = 100 m dari permukaan topografi yang datar.
• Ditambang dengan = sistem tambang terbuka metode
• Berjenjang sudut jenjang tunggal = 600
• Sudut jenjang menyeluruh = 450
• Sasaran produksi = 600.000 Ton/tahun,
• Percent losses akibat penggalian & pengangkutan = 6 %.
• Tinggi jenjang =5m

Dalam penggalian, disisakan 0,10 M pada masing-masing kedua sisi lapisan batubara yg
berbatasan dengan overburden (high wall dan low wall).
Alat gali muat digunakan Backhoe PC 200 :
kapasitas bucket = 1 M3 Bucket
Factor =1
Jangkauan penggalian maksimum (Max.digging Radius) =5M
Jangkauan ketinggian maksimum (Max.digging height) = 5 M.
Swing time = 10 detik
pola muat = double side back up
digging time = 20 detik
pola penggalian = frontal cut.
Penggalian batubara dilakukan pada satu frontmeskipun penggunaan Backhoe (BH)
lebih dari 1 (sebuah),

Alat angkut truck Fuso FM 120 :


kapasitas bak = 8 M3,
travel cycle time = 8 menit
jarak angkut dari ujung Pit ke stockpile = 4 Km
Satu tahun = 300 hari kerja
1 hari kerja = 2 shift
1 Shift = 7 jam kerja
Eff. Kerja = 0,8
travel cycle time bertambah 20 detik setiap kemajuan penggalian batubara 100 M.
Ditanyakan :

1. Apabila keseluruhan endapan batubara dapat ditambang,


hitung Umur Tambang ?
2. Berapa jumlah Backhoe yang diperlukan pada penggalian
batubara untuk memenuhi sasaran produksi 600.000
ton/tahun ?
3. Berapa jumlah Truck yang diperlukan untuk melayani
Backhoe dari pertanyaan nomor 2 (dua) diatas, pada saat
awal penggalian endapan batubara yang dimulai dari
ujung endapan batubara, apabila penjadwalan
penempatan truck dilakukan setiap bulan (agar tidak
mengganggu sasaran produksi batubara) ?
4. Berapa jumlah truck yg melayani Backhoe-backhoe tsb
pada bulan ke 6 (enam) ?
Jawab :
1. Akan dihitung umur tambang
Cad. BB = (20,20 – 0,20) M x 5000 M x 100 M
= 10.000.000 BCM
= 10 juta BCM
Batubara yg harus digali setiap hari :
Sasaran Produksi = 600.000 Ton/tahun dengan kehilangan 6 %.
2. Akan dihitung Produksi satu backhoe (BH) per hari pada penggalian
batubara.
Prod.BH/hari = Jmlh swing/jam x 14 jam/hari x Eff.Kerja
x Kap.Bucket x Bucket Factor
= (π r 2 x 3600 detik/jam ) x 14 jam/hr x 0,8 x 1 LCM x 1
(30 detik/swing)
= 1.344 LCM/hari x 0,8
= 1.075,2 BCM/hari ~ 1.075 Ton/hari

Luas bid.penggalian = ½ Keliling Rad.gali X tinggi penggalian


= (3,14 x 5) X 5 M2
= 78,5 M2

Prod. BH/hari = 1.344 LCM/hari x 0,8


= 1.075,2 BCM/hari
Meskipun menggunakan 2 BH, karena bekerja dalam satu front, maka kemajuan
penggalian kedua BH sama yaitu = 13,82 M/hari.

Akan dihitung jumlah truck dilapangan yg melayani 2 BH.


Utk itu diasumsikan MF = 1
Rumus :

Jumlah truck yg diperlukan untuk melayani 2 BH :

NT = nL x CtT
CtL
NT = 2 x 12 menit
4 menit/truck
= 6 truck
3. Akan dihitung jumlah truck utk penjadwalan 1 bulan (30 hari)
Kemajuan penggalian selama 30 hr =30 x 13,82 = 414,6 M

Menyebabkan tambahan travel time

Sehingga pd hari ke 30  CtT30 = 12 menit + 1,33 menit = 13,33 menit


Jumlah Truck untuk penjadwalan 1 bulan :

Catatan: Rumus waktu tunggu truck (WtT)

NT x CtL > nL x CtT


nL x CtT < NT x CtL
4. Akan dihitung jumlah truck yang melayani 2 Backhoe pada bulan ke 6
Kemajuan penggalian 6 bln (6 x 30 hari) =180 x 13,82
= 2487,6 M

menyebabkan tambahan travel time

Sehingga pd bulan ke 6  CtT180 = 12 menit + 8,3 menit = 20,3 menit

Jumlah Truck utk penjadwalan bulan ke 6


System Dispatch
Sistem Dispatch dari sisi operasional adalah suatu sistem yang
digunakan untuk meningkatkan produktivitas alat angkut dengan
cara mengatur distribusi truk, sehingga pemakaian truk tersebut
dapat seefektif mungkin.

Selain itu sistem ini juga merekam semua data dan informasi aktual
yang terjadi sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai data
produksi alat. Dari sistem ini dapat dihitung jumlah material yang
telah dipindahkan atau yang telah digali/dibongkar untuk diangkut
dengan truck.

Dalam sistem dispatch semua pengontrolan dilakukan secara “real


time” yang artinya setiap perubahan distribusi truk, penugasan alat,
pemindahan alat dilakukan berdasarkan situasi, kondisi dan
kepentingan yang terjadi pada saat itu, bukan berdasarkan data
kemarin atau data kondisi yang sudah lalu tetapi berdasarkan
hitungan data beberapa menit yang lalu.
Fungsi Sistem Dispatch

1. Dispatch sebagai pit database


menerima data, mengambil data, dan menyimpan data. Data yang
digunakan berupa data real time dan data historical untuk update
record, membuat keputusan pekerjaan, dan sebagai laporan. Data
yang akan diambil untuk perhitungan produktivitas alat angkut
adalah data jumlah total aktual material yang telah dipindahkan
setiap bulannya, data ketersediaan alat, waktu kerja, cycle time alat
angkut dan lain-lain.

2. Dispatch sebagai data collector


Data yang disimpan pada “Pit Database” ditampilkan dalam bentuk
gambar pit/tambang yang terus menerus direvisi sesuai data
terbaru yang diterima oleh dispatch. Data yang terdapat dalam Pit
Database digunakan langsung untuk menyelesaikan permasalahan
operasional misalnya pemberian tugas untuk setiap peralatan.
Didalam pit database terdapat informasi tentang profil jalan angkut
tiap bulannya, jarak pengangkutan, grade jalan dan kecepatan yang
digunakan.
Istilah-Istilah pada Sistem Dispatch
 Call Points
merupakan batas atau suatu titik yang dibuat untuk membedakan
suatu elevasi atau perubahan elevasi suatu jalan
 Beacon
adalah daerah call points yang diberi radius, dengan tujuan untuk
dapat menentukan titik dimana truck itu sampai (datang atau tiba)
ketika memasuki radius beacon.
 Assignment Beacon
adalah merupakan waktu tiba truck pada daerah call points,
biasanya assignment beacon ini diletakkan pada dumping area,
atau pada percabangan jalan dengan maksud untuk dapat
memberikan perintah penugasan pada truck melalui layer Goic
pada truck ketika truck tiba di radius dumping area atau pada
lingkaran kuning pada pit grafik dispatch sehingga operator dapat
mengetahui kearah mana ia akan dimuati dan di dumping.
Waktu Edar (Cycle Time)
Sistem Dispatch
Spotting adalah waktu yang dihitung mulai dari full truck
sebelumnya hingga truck mendapatkan muatan pertamanya.
Loading time adalah waktu yang dihitung mulai dari truck
dimuati sampai selesai dimuati.
Loaded haul adalah waktu yang dihitung dari truck telah
selesai dimuati hingga truck sampai di dumping area.
Dumping time adalah waktu yang dihitung mulai dari truck
sampai di dumping area hinggga truck telah selesai
menumpahkan muatannya (kosong).
Empty haul adalah waktu yang dihitung mulai dari truck
kosong hingga truck sampai di shovel untuk dimuati.
Queuing time adalah waktu yang dihitung mulai dari truck
samapi di shovel hingga full truck sebelumnya.
Tugas :
Menghitung kemajuan penambangan terkait
dengan penjadwalan truck

Anda mungkin juga menyukai