Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REVIEW JURNAL

KESTABILAN LERENG
“Penerapan kurva stabilitas lereng saptono pada analisis
stabilitas lereng di penambangan tuff Gunungsari, Daerah
Istemewa Yogyakarta”
Judul
Penerapan kurva stabilitas lereng saptono pada analisis stabilitas lereng
Jurnal di penambangan tuff Gunungsari, Daerah Istemewa Yogyakarta
Identitas Jurnal Kestabilan Lereng
Jurnal
Peneliti : Singgih Saptono, Vellia Fatimah, Mohammad Rival, Bagus
Wiyono, Peter Eka Rosadi
Tujuan Menunjang kelancaran dalam kegiatan penambangan tambang terbuka tuff
Jurnal perlu diketahui kestabilan lereng penambangan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kestabilan lereng adalah kekuatan massa batuan dan
menerapkan kurva stabilitas lereng Saptono (2012) umtuk menentukan
kekuatan massa batuan sehingga mendapatkan FK lereng unggal tuff..
Latar Peneliatian ini merupakan penerapan Metode Grafis pada analisis
Belakang stabilitas lereng khususnya untuk massa batuan lunak. Metode Grafis
untuk analisis stabilitas lereng dapat mempercepat perhitungan FK dari
lereng tambang yang dibuat di penambangan massa batuan tuff. Adapun
parameter untuk penentuan kekuatan geser kohesi dan sudut gesek dalam
pada Metode Grafis Saptono (2012) menggunakan parameter kuat tekan
uniaksial dan RMR( Bieniawski, 1989). Lokasi penambangan tuff di
daerah Gunung sari, Sambirejo, Prambanan, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan uniaksial termasuk
batuan lunak (UCS = 3,8 Mpa) dengan kelas massa batuan buruk
(Bieniawski,1989) Hasil penambangan berupa blok batuan digunakan
untuk : Batu Hias, Bahan Dasar Pembuatan Patung.

Metodologi
Beberapa metode grafis telah dikembangkan oleh para peneliti terdahulu
seperti metode grafis Hoek dan Bray (1981), metode grafis Li dkk (2002)
dan khusus untuk daerah tropik batuan lunak adalah metode grafis
Saptono (2012). Sebelum metode grafis Li dkk (2002), metode grafis
Hoek dan Bray (1981) menggunakan pendekatan penentuan kekuatan
geser menggunakan hasil parameter uji laboratorium. Sementara Li dkk
(2002) telah menggunakan parameter kekuatan geser massa batuan,
penentuankekuatan geser massa batuan yang digunakan dengan
menggunakan parameter geological strength index (GSI), konstanta massa
batuan (mb, a dan s) dan parameter ketergangguan akibat peledakan (D),
yang kesemuanya diusulkan oleh Hoek dan Brown (2002). Selanjunya
metode grafis Saptono (2012) dikembangkan dari penelitian mengenai
analisis stabilitas lereng tambang batubara di Kalimantan Selatan,
Indonesia dengan klasifikasi massa batuan termasuk batuan lunak (UCS <
25 MPa). Adapun parameter untuk penentuan kekuatan geser kohesi dan
sudut gesek dalam pada metode Grafis Saptono menggunakan parameter
kuat tekan uniaksial dan RMR (Bieniawski, 1989).

Pada penelitian ini merupakan penerapan metode analisis stabilitas lereng


grafis Saptono (2012) untuk menghitung faktor keamanan lereng tambang
yang dibuat di penambangan massa batuan Tuff. Tahapan awal dari
penelitian ini yaitu menentukan kuat tekan uniaksial (UCS), diperoleh
nilai UCS sebesar 3,80 MPa termasuk batuan lunak (Bienawski, 1989),
dan tahapan berikutnya adalah melakukan karakterisasi massa batuan
dengan sistem Rock Mass Rating (RMR) dan tahapan akhir adalah
menggunakan parameter UCS dan RMR untuk menentukan kekuatan
massa batuan yang diusulkan oleh Saptono (2012). Hasil yang didapat
adalah kekuatan geser massa batuan tuff yaitu kohesi, dan sudut gesek
dalam massa batuan yaitu Nilai Kohesi (c) dan Sudut Gesek Dalam (ϕ).
Dari parameter tersebut dan ditambah parameter dimensi jenjang dengan
tinggi 10 m dengan sudut 60 o dengan densitas tuff sebesar 18,5 kN/m3
Hasil Uji Sayatan Tipis
Hasil sayatan tipis batuan piroklastik, warna cokelat cerah, ukuran butir 0,05-0,4
mm, derajad pembundaran menyudut, derajad pemilahan terpisah sedang, kemas
tertutup, disusun oleh 35% gelas, 32% plagioclas, 14% hornblende, 11% Piroksen,
dan 8% Mineral opak. Berdasarkan kompoisisi tersebut didapatkan nama batuan
yaitu Crystal Vitric Tuff (Pettijohn,1975).
Uji Sifat Fisik
Pengujian sifat fisik merupakan pengujian yang tidak merusak atau non
destructive test. dalam pengujian kali ini digunakan sampel batu tuff dari hasil
pengeboran inti. Tabel 1 menunjukkan hasil uji sifat fisik.

Tabel 1. Hasil Uji Sifat Fisik Batu Tuff


Bobot isi
Derajat
Nama Kadar air Porositas Void ratio
(gr/cm3) Berat jenis kejenuhan
Sampel (%) (%) (%)
(%)
Asli Kering Jenuh
Tuff 1 1.58 1.32 1.79 2.5 19.67 55.05 47.19 0.89
Tuff 2 1.69 1.38 1.85 2.58 22.39 66.8 46.35 0.86
Tuff 3 1.64 1.35 1.81 2.53 21.93 62.95 46.88 0.88
Tuff 4 1.69 1.37 1.83 2.53 23.29 69.96 45.69 0.84
Tuff 5 1.6 1.14 1.7 2.57 40.04 82.02 55.63 1.25

Uji Kuat TekanUniaksial


Tabel 2. Hasil UCS Batu Tuff
Batas
No. Nama Kuat Tekan, σ c Modulus Young, E Nisbah Elastik, σ
Poison, 
E
Sampel (MPa) (MPa) (MPa)
1 Tuff 1 3,68 1600 0,33 3,38
2 Tuff 2 3,69 1025 0,26 3,38
3 Tuff 3 4,04 1409 0,29 3,73

RockQualityDesignation
Tabel 3. Hasil RQD dan Bobot RQD
Panjang
Nama Jumlah Scanline Spasi Kekar RQD Kualitas Bobot
Rata-Rata (%)
Sampel Kekar (meter) Batuan RMR
52,7
Tuff 31 14 0,064 0 Sedang 10,20

GSI
Nilai Geological Strength Index diperoleh dari hasil deskripsi geologi dengan
berdasarkan struktur dan kondisi permukaan struktur. Nilai GSI dapat juga
didekati dari nilai RMR yang diperoleh dari klasifikasi massa batuan menurut
Bieniawski (1989) dengan persamaan GSI=RMR-8. Sedangkan GSI menurut
Saptono (2012) diperoleh dengan GSI= RMR- 8, pada tabel 3.9 didapatkan nilai
GSI Saptono(2012) dan GSI Hoek&Brown (1980).

Tabel 4. Nilai GSI Saptono dan Hoek & Brown


Nilai GSI
Nilai Nilai GSI Saptono
Nama Hoek&Brown
RMR (2012)
Sampel (1980)
Tuff 36.6 28.6 31.6
Penentuan Nilai Kohesi (c) dan Sudut Gesek Dalam (ϕ) Metode Saptono
(2012)

Gambar 1.
Penentuan Kohesi Massa Batuan vs, RMR dan σc (1-25 Mpa) pada Batu Tuff 1

Penentuan sudut gesek dalam pada tuff adalah sebagai berikut:


a. menarik garis vertikal dari nilai RMR hingga berpotongan pada garis
kurva.,
b. Menarik garis horizontal dari titik perpotongan tersebut hingga
berpotongan dengan sumbu vertikal sudut gesek dalam (pada sumbu
ordinat).

Gambar 2. Penentuan Sudut Gesek Dalam Massa Batuan vs. RMR pada Batu Tuff

Penentuan Kohesi (c) dan Sudut Gesek Dalam (ϕ)berdasarkan persamaan


Hoek & Brown (2002)
Untuk menganalisis kestabilan lereng di lokasi penelitian didasarkan pada kriteria
keruntuhan Hoek & Brown (2002), parameter yang digunakan untuk mendapatkan
nilai kohesi (ϲ) dan sudut gesek dalam ϕ yaitu nilai GSI, mi, kuat tekan batuan dan
faktor kerusakan (disturbance factor). Hasil perhitungan pada tuff 1 diperoleh nilai
kohesi (ϲ) 0,08 MPa dan sudut gesek dalam (ϕ) 42.5.
Penentuan nilai FK Saptono (2012)
Perhitungan nilai FK berdasarkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam hasil
pengeplotan dari grafik yang dikembangkan Saptono (2012) lihat Gambar 5.9.
 Batu Tuff 1
ϲ/ 𝛾ℎ tan 𝜙 = 0,202 𝑀𝑃𝑎/ 0,0210 𝑀𝑁/𝑚3.10𝑚.𝑡𝑎𝑛37˚
= 1,27
𝑇𝑎𝑛 𝜙 𝐹𝐾 = 0,13;
FK = 5,79

Gambar 3.Grafik Penentuan Stabilitas Lereng Tuff

Penentuan nilai FK Hoek & Bray (1981)


ϲ /𝛾ℎ tan 𝜙 = 0,202 𝑀𝑃𝑎 /0,0210 𝑀𝑁/𝑚3.10𝑚.𝑡𝑎𝑛37˚
= 1,27
𝑇𝑎𝑛 𝜙/ 𝐹𝐾 = 0,14
𝐹𝐾 = 5,38
Grafik penentuan nilai faktor keamanan tuff1 menggunakan grafik stabilitas
lereng nomor 1 Hoek & Bray (1981) dapat dilihat pada Gambar 4.

Simulasi Penentuan Nilai Kestabilan Lereng dengan Bantuan Program


Untuk memastikan bahwa grafik stabilitas lereng dapat diterapkan di lapangan
yaitu dengan cara melakukan validasi. Hasil perhitungan FK dengan metode
keseimbangan batas berdasarkan parameter persamaan Saptono (2012) dengan
menggunakan kriteria runtuh Mohr-Coulumb.
Gambar 4. Grafik Penentuan Stabilitas Lereng Tuff 1
Tabel 5. Nilai Faktor Keamanan Berdasarkan Hasil Pemodelan Saptono (2012) dan Metode
Keseimbangan Batas.

Persamaan FK Tuff
Saptono (2012) 5,790
Metode Keseimbangan Batas 5,376

Hasil nilai FK pada tuff dan batu andesit dengan menggunakan persamaan
Saptono (2012) dan dengan metode keseimbangan batas tidak jauh berbeda, pada
batu tuff dengan nilai FK Tuff
Saptono(2012) 5,79; FK kesetimbangan batas 5,376. Dari keseluruhan nilai FK yang
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kondisi lereng tersebut aman/stabil
(FK>1).
Hasil validasi menunjukkan bahwa perhitungan FK metode perhitungan dengan
FK grafik stabilitas lereng Saptono (2012) tidak jauh berbeda, dengan tingkat
perbedaan perhitungan tidak lebih dari 10%, FK pada tuff adalah 7%.
Kesimpula
1. Pembobotan Rock Mass Rating dan nilai kuat tekan uniaksial batuan
n
sangat berpengaruh untuk menentukan kohesi dan sudut gesek dalam
menggunakan grafik Saptono (2012). Pada batu tuff di dapatkan nilai
UCS(average) = 3,8 MPa dan RMR= 36,6
Gambar 5. Model Analisis Lereng Material Saptono (2012) pada Tuff

2. Nilai faktor keamanan dengan menggunakan persamaan Saptono(2012),


metode Hoek & Bray (1981) dan metode keseimbangan batas(perangkat
lunak) tidak jauh berbeda, pada tuff dengan nilai Fk Saptono 5,79; FK
Hoek&Bray 5,38; FK keseimbangan batas 5,376. Dari keseluruhan nilai FK yang
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kondisi lereng tersebut
aman/stabil (FK>1).
3. Hasil validasi kestabilan lereng dengan metode keseimbangan batas
untuk batuan lunak memberikan perbedaan yaitu pada batu tuff 7 %

Daftar 1. Bieniawski Z. T., 1989, “Engineering Rock Mass Clasifications”, John


Pustaka Wiley & Sons, Inc., New York, U.S.A.
2. Brown E.T., 1981, “Rock characterization
testing and monitoring”, ISRM Suggested
Methods, Royal School of Mines, London.
3. Astawa R, Made, Kramadibrata, S., Wattimena, R.K.,. 2012. “Mekanika
Batuan”, Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung.
4. Hoek, E. and Bray, J.W. 1981, Rock Slope Engineering Revised
3rdEdition, The Institution of Mining and Metallurgy, London.
5. Saptono, S. , 2012, “Pengembangan Metode Analisis Stabilitas Lereng
Berdasarkan Karakterisasi Batuan di Tambang Terbuka
Batubara”, Disertasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
6. Hoek, E. and Brown, E.T. 1980. “Empirical strength criterion for rock
masses”. J. Geotech. Engng Div. ASCE. 106, 1013-1035.
7. Hoek,E., Carranza-Torres. C,T., and Corkum, B, .2002, “Hoek-Brown
failure criterion-2002 edition”. Proc. North America Rock Mechanics
Society meeting, Toronto.

Anda mungkin juga menyukai