Jadi, hasil nilai RDQ yang diperoleh ialah 99,64% dengan bobot nilai 20.
4.2.3. Jarak Spasi Bidang Kekar
Pengukuran jarak spasi bidang kekar dilakukan secara langsung pada lokasi
survey dengan cara melakukan pengukuran jarak antara 2 (dua) kekar berdekatan
yang termasuk dalam bagian scanline. Hasil perngukuran jarak spasi bidang kekar
yang didapatkan bervariasi dengan rata-rata 1.14 meter (lihat LAMPIRAN 1),
dengan demikian nilai yang didapat berada pada selang nilai 0,6 – 2 m. Nilai
bobot Rock Mass Ratings (RMR) untuk parameter jarak spasi bidang kekar
adalah 15.
Tabel 4.1 Hasil bobot nilai RMR untuk parameter kondisi kekar.
KEKASARA
KONDISI DISKONTINUITAS KEMENERUSAN BUKAAN ISIAN PELAPUKAN
N
NILAI 4.57 3.65 2.59 4.18 5.04
NILAI TOTAL 20.03
Kondisi air tanah yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung pada
lokasi survey yaitu berupa keadaan air yang kering (lihat LAMPIRAN 1). Nilai
bobot Rock Mass Rating (RMR) untuk parameter kondisi air tanah yaitu 15.
Dari Tabel 4.2 kita dapat mengetahui bahwa nilai bobot total klasifikasi
massa batuan dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) bernilai
77,03. Nilai tersebut berada pada selang nilai 61 – 80 dan tergolong dalam kelas II
dengan deskripsi batuan baik.
4.5. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
Melalui survey dan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
- Analisis terhadap lereng dikawasan Lhoong, Aceh Besar dengan
menggunakan metode RMR menghasilkan nilai sebesar 77,03 dengan
interpretasi terhadap lereng yaitu lereng termasuk dalam kategori kelas II
dengan kualitas batuan yang cukup baik dan stabil.
- Analisis kinematika terhadap lereng menerangkan adanya keterdapatan 2
jenis longsoran (failure) yang berpotensi untuk terjadi, yaitu, longsoran baji
pada joint set 1 dan 2, serta longsoran bidang pada joint set 3.
- Metode perkuatan yang direkomendasikan berdasarkan rekomendasi
yang dikembangkan oleh Romanda (1985) untuk sampel lereng berupa
pembuatan paritan, pemasangan pagar atau jaring, dan pemasangan baut pada
batuan. Tetapi, untuk sampel lereng ini sudah dilakukannya pembuatan
paritan, sehingga jika terjadi longsoran lereng pada kawasan tersebut sudah
tergolong aman.
5.2. Saran
Dari hasil yang di teliti pada praktikum geoteknik tambang, lereng yang di teliti
masih dapat dikategorikan aman dikarenakan sudah dibuat paritan. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bisa terjadi longsor yang mengakibatkan kecelakaan pada
pengendara yang melintas sehingga lereng tersebut perlu dilakukannya monitoring
secara berkala.