Anda di halaman 1dari 12

ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.3, No.

Analisis Beban Runtuh dan Evaluasi Lubang Bukaan


Berdasarkan Metode Rock Mass Rating dan Q-System pada
TambangBawahTanah CV. Bara Mitra Kencana, Kota
Sawahlunto, SumateraBarat.

Pendahuluan keselamatan pekerja, kemajuan penambangan dan


Metode penambangan endapan mineral dan batubara peralatan tambang.
secara garis besar dibagi atas dua metode yaitu metode Untuk mengidentifikasi karakteristik massa batuan
tambang terbuka dan metode tambang bawah tanah. pada suatu lubang bukaan dapat dilakukan dengan
Tambang batubara di Sawahlunto dilakukan dengan beberapa metode analisis. Salah satunya analisis
tambang terbuka dan tambang bawah tanah. tambang geomekanika seperti analisis RMR ( Bieniawski 1989)
bawah tanah seperti dijumpai diantaranya pada tambang dan Q-Sistem ( Barton, Leem & lunde,1974) Analisis
CV. Bara Mitra Kencana. ini menyatakan bahwa kestabilan lubang bukaan pada
Lapisan batubara CV. Bara Mitra Kencana berada tambang bawah tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
pada formasi Sawahlunto berumur Eosen di dalam yaitu sifat-sifat fisik dan mekanik batuan sebagai
cekungan Ombilinyang terdiri dari tanah material penyusun atap dan dinding lubang bukaan,
penutupperselingan serpih karbonan, batulanau, kondisi struktur geologi, tekanan air bawah tanah, dan
batupasir, sisipan konglomerat dan batubara. Di lokasi bidang-bidang lemah yang terdapat pada lubang bukaan
penelitian batuan yang dijumpai ialah tersebut.
siltstone(batulanau) dan batubara. Sedangkan untuk Maka dari itu, perlu dilakukan pengamatan terhadap
penyanggaan yang diterapkan perusahaan yaitu kondisi lubang bukaan dan berbagai uji laboratorium
menggunakan penyangga kayu dan penyangga beton terhadap sampel massa batuan sebagai penyusun lubang
pada canopy. bukaan tersebut. Analisis ini dapat digunakan untuk
Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada batuan di menentukan kelas massa batuan dan jenis
sekitar lubang bukaan tambang bawah tanah groundsupport yang akan digunakan untuk memperkuat
membutuhkan penanganan khusus, terutama batuan agar tidak runtuh
perancangan penyanggaan untukmenjamin 1. DasarTeori
Kebanyakan terowongan sekarang dibangun dengan berkembangnya studikasusyangtersedia dan
berdasarkan beberapa metode metode sistem klasifikasi, disesuaikan dengan standar danprosedur
yang terdiri dari metode empiris, motode analitik dan yang berlaku secara internasional)[2].
metode observasi. Klasifikasi massa batuan adalah salah Dalam mengklasifikasikan massa batuan berdasarkan
satu metode pendekatan yang dapat digunakan untuk sistem Klasifikasi RMR, Bieniawski menggunakan enam
membuat desain lubang bukaan bawah tanah. Dalam parameter utama yang dijumlahkan untuk memperoleh nilai
penelitian ini metode klasifikasi massa batuan yang total RMR,yaitu:
digunakan adalah metode Rock Mass RattingSystem
1. Kuat tekan uniaksial batuanutuh
( RMR-System)[1]. 2. Rock Quality Designation(RQD)
3. Spasi bidangdiskontinyu
1.1 Sistem Rock Mass Rating(RMR)
4. Kondisi bidangdiskontinyu
Rock Mass Rating atau dikenal dengan 5. Kondisi air tanah
GeomechanichsClassification dikembangkan 6. Orientasi bidangdiskontinu
olehBieniawski pada tahun 1973, 1976, Masing-masing dari parameter di atas memiliki nilai
dan1989.Metode klasifikasi ini dengan pembobotan yang dibuat berdasarkan pengalaman di
menggunakanrattingyangbesarannya didasarkan berbagai lokasi tambang. Bobot-bobot nilai dari setiap
padapengalamanBieniawski dalam mengerjakan proyek parameter tersebut akan dijumlahkan untuk memperoleh
proyekterowongandangkal. Metode ini telah bobot total massa batuan. Berikut ini penjelasan mengenai
dikenal luas dan banyak diaplikasikan keenam parameter klasifikasi RMR sistem :
pada keadaan dan lokasiyangberbeda- beda seperti
tambang pada batuankuat,terowongan, tambang 1.1.1 Kuat Tekan Batuan Utuh (UCS) dan Point
batubara, kestabilan lereng,dankestabilan pondasi. Load Test(PLI)
Metode ini dikembangkanselamabertahun- tahun seiring Kuat tekan batuan utuh dapat diperoleh dari uji kuat
1
tekan uniaksial, Uniaxial Compressive Strength (UCS) Pada tahun 1967 D. U. Deere memperkenalkan Rock
dan uji point load, Point Load Test (PLI). Quality Design (RQD) sebagai sebuah petunjuk untuk
Tabel 1. Identifikasi kekuatan material batuan utuh memperkirakan kualitas dari massa batuan secara
PLI UCS kuantitatif. RQD didefinisikan sebagai presentase dari
(MPa) (MPa) Deskripsi Kualitatif bagian inti yang utuh dengan panjang lebih dari 100 mm
> 10 > 250 Sangat kuat sekali terhadap total kedalaman lubang bor (corerun)[3].
4 – 10 100 – 250 Sangat kuat (very strong)
2–4 50 – 100 Kuat (strong) Sedangkan Priest dan Hudson (1976) memberikan
1–2 25 – 50 Sedang (average) hubungan antara nilai RQD dengan jarak antar bidang
5 – 25 Lemah (weak) diskontinyu yang ada didalam massa batuan atau joint
1–5 Sangat lemah (very weak) spacing (Js) dengan persamaan sebagaiberikut[4]:
Sangat lemah sekali
<1 (extremelyweak) 𝑅𝑄𝐷 = 100𝑒 -0.1𝜆 (0.1𝜆+1) (1)
1.1.2 Rock Quality Design(RQD)
𝜆 adalah rasio antara jumlah kekar denganpanjang
scanline (kekar/meter).

Gambar 1. Prosedur pengukuran frequensi kekar dengan


menggunakan scan line
1.1.3 SpasiDiskontinuitas
Spasi bidang diskontinuitas didefinisikan sebagai jarak
tegak lurus antara dua diskontinuitas berurutan
sepanjang garis pengukuran yang dibuat sembarang.
1.1.4 Kondisi BidangDiskontinu
Ada beberapa parameter yang digunakan oleh
Beniawski dalam memperkirakan kondisi permukaan
bidang diskontinu, yaitu : kemenerusan (persistence),
rekahan (separation) kekasaran permukaan bidang
diskontinu (roughness), material pengisi (infiling),
pelapukan(weathering)
1.1.5 Kondisi AirTanah
Kondisi air tanah ditentukan dengan mengamati atap
dan dinding terowongan secara visual. Kemudian
kondisi air tanah yang ditemukan dapat dinyatakan
sebagai keadaan umum seperti kering, lembab, basah,
terdapat tetesan air, atau terdapat aliranair.
1.1.6 Orientasi BidangDiskontinu
Koreksi RMR selanjutnya dilakukan berdasarkan arah
penggalian terowongan dan orientasi bidang diskontinu
yang ada pada lokasi tersebut. Orientasi bidang
diskontinu dianggap menguntungkan jika berarah tegak
lurus terhadap sumbu terowongan dan akan merugikan
jika searah dengan sumbu terowongan. Arah umum
biasanya dinyatakan dalam strike/dip atau
dip/dipdirection. Kedua nilai ini diperoleh dengan
pengukuran menggunakan kompas geologi[5].

2
Tabel 2. Ringkasan Pembobotan Rock Mass Rating System (Bieniawski, 1989)
CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS
Parameter Range of values
Point-load >10 MPa For this low range
Strengt strength 4-10 MPa 2-4 MPa 1-2 MPa uniaxial compressive
h of index test is preferred
intact 5-
Uniaxial
rock 25 1-5 <1
comp. >250 MPa 100-250 50-100 MPa 25-50 MPa
materia M MPa MPa
Strength MPa
l P
a
Rating 15 12 7 4 2 1 0
Drill core quality RQD 90%-100% 75%-90% 50%-75% 25%-50% < 25%
Rating 20 17 13 8 3
Spacing of discontinuities >2 m 0.6-2 m 200-600 60-200mm < 60 mm
mm
Rating 20 15 10 8 5
Slighty Slickenside
Slighty
Very rough rough surfaces
rough Split gauge > 5 mm
surfaces surfaces or
Condition of surfaces thick
Not continous Separation Gauge < 5mm
discontinuities Separation < Or
No sparation < 1mm thick
(see E) 1mm Separation > 5 mm
Unweathered Highly or
Slighty continuous
walll rock weathered Separation1-5
weathered walls mmcontinuous
walls
Rating 30 25 20 10 0
Inflow per 10
m
None < 10 10-25 25-125 > 125
Tunnel length
(l/m)
Grou
(Joint water
nd
press)/
water 0 < 0.1 0.1-0.2 0.2-0.5 >0.5
(Mayor
principal σ)
General Completely
Conditions dry Damp Wet Dripping Flowing
Rating 15 10 7 4 0
ATING ADJUSTMENT FOR DISCONTINUITY ORIENTATIONS (See F)
Very
ke and dip orientations favourable Favourable Fair Unfavourable Very unfavourable
Tunnels
0 -2 -5 -10 -12
and
Rating mines
Foundations 0 -2 -7 -15 -25
Slopes 0 -5 -25 -30
ROCK MASS CLASSES DETERMINED FROM TOTAL RATINGS
ng 100-81 80-61 60-41 40-21 < 21
ss number I II III IV V
Very good
cription rock Good rock Fair rock Poor rock Very poor rock
MEANING OF ROCK CLASSES
ss number I II III IV V
20 yrs for I year for 10 1 week for 10 hrs for 2.5
rage stand-up time span 30 min for 1 m span
15 5 m
m span m span span
ession of rock mass (kPa) > 400 300-400 200-300 100-200 < 100
tion angle of rock mass
) > 45 35-45 23-35 15-25 < 15
UIDELINES FOR CLASSIFICATION OF DISCONTINUITY conditions
continuity length
< <1 3-10 10-20 > 20 m
sistence)
1 4 2 1 0
ng
m
6
aration (aperture) None < 0.1 mm 0.1-1.0 mm 1-5 mm >5
ng 6 5 4 1 0
Slight
ghness Very rough Rough Smooth Slickensided
y
ng 6 5 1 0
rough
3
lling (ga Hard Hard filling Soft Soft filling>5mm
ng 6 filling<4mm > 5mm filling<5mm 0
Berdasarkan identifikasi 6 parameter diatas, maka Keterangan:
dengan penjumlahan bobot setiap parameter
𝛾 = densitas batuan (ton/m3)
digabungkan dalam penilaian sistem RMR (Tabel
3). Hasil dari penjumlahan bobot masing-masing 1.2 Analisis Kestabilan Lubangbukaan
parameter RMR kemudian digunakan untuk
menentukan kelas batuannya berdasarkan tabel Analisis kestabilan lubang bukaan dilakukan untuk
klasifikasi massa batuan.. mendapatkan nilai faktor keamanan (FK) dari
lubang bukaan tersebut. Dalam tambang bawah
Tabel 3. Kualitas Massa Batuan tanah FK ditentukan dengan menghitung
Parameter Bobot perbandingan antara kekuatan beban untuk
Nilai 81- 41- 21-
RMR 100 61-80 60 40 <20 menahan dari suatu penguatan (penyangga) dengan
Nomor beban batuan yangg disangganyaa. Metode analitik
kelas I II III IV V merupakan salah satu dari pendekatan kestabilan
RMR lubang bukaan atau terowongan dengan
Kualitas menggunakan program-program komputer sebagai
Sangat Seda Buru Sangat
massa Baik
batuan
baik ng k buruk alat atau tools untuk mempermudah pengerjaan
data. Dalam penelitian ini program komputer yang
1.1.7 Stand UpTime digunakan adalah Dips danUnwedge.
Kriteria analisis kestabilan terowongan dapat 1.2.1 ProgramDips
dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara
RMR terhadap roof span untuk mengetahui nilai Program Dips banyak digunakan untuk membantu
stand-up time dan mengetahui kondisi kestabilan mengidentifikasi arah kekar atau joint, dari semua
terowongan. Parameter stand-up time dalam joint –joint yang ada. Data joint ini akan
mekanika batuan dan desain terowongan dikelompokkan menjadi family berdasarkan
mempengaruhi keputusan dalam pemilihan metode kesamaan arah tegasan nya[7]
perkuatan batuan, dan waktu untuk memasang 1.2.2 AnalisisUnwedge
penyangga batuan. Stand up time bukan merupakan
fungsi dari bobot nilai (rating) batuan dan dapat Bentuk dan ukuran baji dalam massa batuan dan
ditentukan dengan memplot nilai RMR dan span sekitar bukaan nya tergantung pada ukuran, bentuk
pada garafik interpolasi stand up time geomekanik dan orientasi bukaan (azimuth tunnel) serta pada
dari grafik yang dapat dilihat pada Gambar 2. orientasi joint set yang signifikan. Geometri tiga
dimensi dari masalah permodelan baji memerlukan
perhitungan yang efisien dengan memanfaatkan
program komputer yang teah tersedia. Salah satu
contoh dari program komputer tersebut adalah
UNWEDGE yang dikembangkan khusus untuk
digunakan dalam penambangan bawah
tanah.Dengan mempertimbangkan massa batuan
dimana terdapat beberapa kumpulan bidang
diskontinu (joint set) akan menghasilkan
kemungkinan kombinasi joint set yang berpotensi
membentuk baji. Data yang diperlukan ialah dip
dan dip direction dari setiap joint set yang telah
diukur.
1.3 Rekomendasi SistemPenyanggan
Rekomendasi sistem penyanggan/penguatan massa
Gambar 2. Grafik hubungan antara Stand-Up Time batuan dapat menentukan seberapa panjang
dengan Span berdasarkan nilai RMR. terowongan yang aman tanpa disangga dengan
Berdasarkan hasil klasifikasi geomekanik waktu swasangganya. Selain itu, Bieniewski juga
sistem RMR, tinggi runtuh (ht) dan beban runtuh menentukan jenis, diameter, dan panjang dari baut
(Prmr) yang akan diterima oleh penyangga dapat batuan (rockbolt), jejaring besi (steel set), beton
ditentukan dengan rumus sebagaiberikut[6]: tembak (shotcrete), dan beton cor (concrete)
seperti yang dijelaskan pada Tabel3[8]
(100−𝑅𝑀𝑅) 𝑥𝐵 (2) 100
Ht=
Keterangan 𝐵 = lebar terowongan (m)
(100−𝑅𝑀𝑅)
PRMR= 100 𝑥𝛾𝑥𝐵 (3)

1732
Tabel 4. Rekomendasi Penyangga

1.4 Rock Mass Quality (Q) –System


pendekatan terhadap penyelesaian permasalahan
NGI (the Norwegian Geotechnical Institute) adalah yang timbul.
yang pertama kali memperkenalkan metode 3.1 Jenis Penelitian
klasifikasi massa batuan ini berdasarkan ±200
kasus tentang terowongan dan goa dengan Berdasarkan jenis data yangakan diperoleh maka
persamaan: penelitian ini tergolong kedalam penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
𝑄= [𝑅𝑄𝐷] [𝐽𝑟][ 𝐽𝑤 ] (4) merupakan salah satu jenis penelitianyang
𝐽𝑛 𝐽𝑎 𝑆𝑅𝐹 spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
Keterangan: terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya[9].
RQD/Jn = Ukuran blok
3.2 Teknik PengumpulanData
Jr/Ja = Kuat geser blok utuh
Metode teknik pengumpulan data yang digunakan
Jw/SRF = Tegangan aktif dalam penelitian ini adalah metode observasi yaitu
Pembobotan Q-Sistem ini didasarkan atas metode pengumpul data yang dilakukan dengan
penaksiran numerik kualitas massa batuan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
menggunakan 6 parameter berikut: gejala-gejala yang diselidiki[10]. Observasi
dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu
1. RQD sehingga dapat diulangi kembali oleh penelitidan
2. Jumlah setkekar hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
3. Kekasaran kekar atau kekarutama ditafsirkan secarailmiah.
4. Derajat alterasi/pengisian sepanjang kekar yang
palinglemah 3.3 Teknik PengolahanData
5. Aliranair Setelah dilakukan pengambilan data, selanjutnya
6. Faktor reduksitegangan data tersebut akan diolah dengan proses sebagai
Kualitas tegangan dapat berkisar dari Q = 0,001 berikut:
sampai Q = 1000 pada skala logaritmik kualitas 1. PengolahanData
massa batuan. 2. AnalisisData
3. Kesimpulan
3. METODE PENELITIAN
3.4 LokasiPenelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggabungkan
antara teori dan kenyataan yang terdapat di 3.4.1 Deskripsi Umum CV. Bara Mitra
lapangan.Dari kedua hal itu maka dapat ditarik Kencana
CV. Bara Mitra Kencana merupakan perusahaan 4.1.3 Uji Point Load Index atau BebanTitik
bergerak dibidang pertambangan dan perdagangan
batubara. CV. Bara Mitra Kencana berdiri pada Tabel 6. Hasil Pengujian Point Load
hari selasa tanggal 19 Januari 2007 di Kota IndexSilstone( Batulanau)
Sawahlunto. No Conto Point Load Index
(Is)
3.4.2 Struktur Organisasi CV. Bara Mitra 1. Sampel 1 2,03Mpa
Kencana 2. Sampel 2 2,26 Mpa
Kegiatan penambangan di CV. Bara Mitra Kencana 3. Sampel 3 2,0 MPa
dalam menjalankan dan mencapai tujuannya Rata-rata 2,1 Mpa
dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
dibantu oleh Wakil Direktur, Kepala Teknik 4.1.4 Parameter pembobotan Kelas Massa
Tambang,Wakil Kepala Teknik Tambang dan Batuan RMR
Pengawas Operasional dan Teknis yang Tabel 7. Tabel Pembobotan RQD
membawahi KepalaLubang.
3.4.3 Keadaan Umum LokasiPenambangan

Lokasi tambang tersebut dapat dicapai dengan


menggunakan kendaraan roda empat dari Kota
Padang jaraknya ±117 Km ke kota Sawahlunto
serta menuju ke lokasi tambang dengan jarak
tempu ±13 Km selebihnya±3.

4. HASIL DANPEMBAHASAN
4.1 Uji Sifat Fisik dan MekanikBatuan
Dari perhitungan didapatkan nilai rata-rata uji sifat
fisik batuan pada lokasi penelitian yang disajikan
pada Tabel 5 berikut ini[11]:
4.1.1 Data Uji SifatFisik Dari hasil penelitian mapping geoteknik yang
telah dilakukan diperoleh informasi bahwa pada
Tabel 5. Nilai Rata-rata Uji Sifat Fisik Batuan lokasi penelitian memiliki panjang rata-rata
No Parameter Siltstone Batubara kemenerusan berkisar <1 meter dengan lebar
1 Bobot isi asli (gr/cm3) 1.98 1,1
bukaan kecil dari 0,1-1 mm. Tingkat kekasaran
2 Bobot isi jenuh 2.03 1,19
(gr/cm3)
bidang diskontinuitas berada pada kelas halus
3 Bobot isi kering 2.48 1.01 sampai agak kasar. Untuk isian (gouge) saat
(gr/cm3) pengujian di lapangan tidak terdapat pengisi pada
4 Berat jenis asli 1.82 1.01 rongga. Pelapukan batuan tergolong kedalam
5 Berat jenis semu 2.3 1,18 (moderately weather) cukup lapuk.Maka
6 Kadar air asli (%) 9.4 18 berdasarkan Tabel pembobotan, untuk kondisi
7 Kadar air jenuh (%) 10.8 22 bidang diskontinu diperoleh bobot total sebesar22.
8 Derajat kejenuhan (%) 86.3 94,03
9 Porositas (%) 19.6 16.13 Tabel 8. Pembobotan untuk Kondisi BidangDiskontinu
10 Angka pori 0.5 0,51

4.1.2 Uji Bobot Isi Batubara menggunakan


Gelas ukur
Hasil pengujian bobot isi batubara menggunakan
gelas ukur dilakukan tiga kali percobaan dan
didapatkan rata-rata nya yaitu 1,21 gr/ml untuk
bobot isi asli dan 1,27 untuk Bobot isi jenuh nilai
bobot isi inilah yang akan digunakan untuk
pengolahan data sebagai parameter Input di
perangkat lunak Roclab.

Dari hasil mapping geoteknik dan pengolahan


data RQD yang telah dilakukan diperoleh nilai
RQD rata-rata pada lokasi penelitian sebesar 92.52 2. Orientasi Bidang Diskontinu
%, untuk pembobotan penulis menggunakan data
RQD yang terkecil dengan nilai sebesar 90.97 jika Orientasi strike and dip pada bidang diskontinu
di input kedalam Tabel pembobotan Rock Mass merupakan kedudukan relatif dari bidang
Rating System diperoleh bobot sebesar 13. diskontinu terhadap sumbu lintasan lubang bukaan.
Dalam menentukan orientasi strike and dip peneliti
1. Kondisi AirTanah menggunakan kompas geologi. Pada penelitian ini,
Pada penelitian ini kondisi air tanah ditentukan penentuan arah umum orientasi strike and dips dari
dengan cara mengamati atap dan dinding setiap join set penulis menggunakan software dips
terowongan secara visual. Berdasarkan hasil dariroccience.
pengamatan yang dilakukan disetiap kemajuan Penyesuaian orientasi kekar setelah diolah dengan
pada pada lubang BMK 34 khusus pada batubara software Dip V.50 arah kekar dominannya berada
digolongkan kedalam menetes dengan bobot adalah pada N109⁰E dengan nilai dip rata-rata sebesar
4, sedangkan Silstone tergolong kering.. 440dan arah lubang bukaan N2100E. Hal ini berarti
arah kekar berpotongan dengan arah lubang bukaan
dan berlawanan arah dengan dips. Berdasarkan
Tabel 8, jurus dengan kemiringan 20-450tergolong
ke kondisi tidak menguntungkan dengan bobot-10.

Gambar 3. Kekar Dominan pada Batuan Dinding


Kekar dominannya berada pada dindingN115⁰E
dengan nilai dip rata-rata sebesar 440dan arah
lubang bukaan N2100E. Hal ini berarti arah kekar
berpotongan dengan arah lubang bukaan dan
berlawanan arah dengan dips. Berdasarkan Tabel
13, jurus dengan kemiringan 45-900tergolong ke
kondisi tidak menguntungkan dengan bobot -10
Tabel 9.Pembobotan RMR Batuan Atap

Berdasarkan pembobotan menurut parameter


Bieniawski disimpulkan bahwa untuk batubara di
BMK 34 tergolong kedalam batuan kelas III
dengan bobot total 48. Nilai 48 terletak pada range
41-60 yang termasuk kedalam batuan kelas
Tabel 10.Pembobotan RMR Batuan Dinding sedang.Sedangkan siltstone yang diukurtergolong
90.97 4 0.66
kedalam batuan kelas II dengan bobot 60. Nilai 60 Q-Sistem= x x = 13.5
terletak pada range range 41-60 yang termasuk 9 0.782.5
kedalam batuan kelas sedang. EquivalentDimension=
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛

𝐸𝑆𝑅 ( 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑠𝑜𝑟𝑡𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)
Tabel 11. Perhitungan Q-System batuan dinding
3
(batubara)Perhitungan Q-System Batuan =3
dinding (Batubara)
=1
Dari hasil perhitungan Q-System batubara
didapatakan nilai Q-System Sebesar 14 dan nilai
Equivalent Dimension sebesar 1 , nilai ini akan di
input Pada grafik Q-System untuk mendapatkan
nilai Ground Support rekomendasion berdasarkan
Q-System.

90.97 4 0.66
Q-Sistem= x x = 13.5
9 0.782.5
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
EquivalentDimension=
𝐸𝑆𝑅 ( 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑠𝑜𝑟𝑡𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)

3
=3
=1
Dari hasil perhitungan Q-System batubara
didapatakan nilai Q-System Sebesar 14 dan nilai
Equivalent Dimension sebesar 1 , nilai ini akan di Gambar 4. Nilai Q System Batuan Dinding
input Pada grafik Q-System untuk mendapatkan 4.4 Arah UmumJoint
nilai Ground Support rekomendasion berdasarkan
Q-System. Kondisi umum dari penyebaranarahjoint pada
Perhitungan Q-System Batuan dinding (Batubara) lubang penambanganBMK-34.

Gambar 5. Arah Umum Joint N1760E/680berdasarkan


Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa
ada tiga arah umum joint set yangberpotensi
terjadinya runtuhan bajidengan nilai strike/dip
sebesar: N1510E/720, N1400E/350,
direction/dipN2270E/34,0N2390E/690,N2660E/880.
Arah umum yang diperoleh dari analisis program
program dips dengan dip dips akan digunakan pada program Unwedgeuntuk
mengetahui possible wedge (baji) yang memiliki 4.6 Nilai Span Maximun dan Stand Up
safety of factor lebih kecil dari 1,5 Time
4.5 Prediksi Beban Runtuh Menggunakan
SoftwareUndwedge

Gambar 8. Stand Up Time


Tabel 12.Spam maximum dan stand up time
Span
Gambar 6. Baji hasil pengolahan software Undwedge RMR maximu Stand up time (jam)
m(m)
6 50
5 90
48 4 100
3 170
2 300
4.7 Rekomendasi PenyanggaKayu
4.7.1 Tegangan padaCap

Gambar 7. Baji hasil pengolahan software Undwedge


Tamapak Depan
Baji yang terbentuk pada lokasi Penelitian
memiliki safety factor terendah yaitu 2,442 pada
dinding kanan dan stabil sehingga tidak perlu
diberi perkuatan lebih karena berada pada kondisi
aman dimana nilai safety of factor lebih besar dari
1,5.

Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh besar


tegangan yang timbul adalah 240,76433Kg/cm2.
Berdasarkan perhitungan tersebut rekomendasi
penyangga kayu (cap) adalah dengan menggunakan
kayu kelas IV dengan kuat tekan 250 Kg/cm2.
4.7.2 Tegangan pada SidePost
Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh besar 2. Berdasarkan metode RMR sistem diperoleh
tegangan yang timbul dari batuan yang runtuh massa batuan pada lokasi penelitian berada
(absolut) adalah 221,788 Kg/cm2. Berdasarkan pada kelas III (fair rock) dengan nilai RMR
perhitungan tersebut rekomendasi penyangga kayu batubarasebesar 48, dan Silstone dengan nilai
(side post) adalah dengan menggunakan kayu kelas sebesar 60, Berdasarkan Q-System diperoleh
IV dengan kuat tekan 221,788Kg/cm2. nlai sebesar 14 pada kelas II untuk batubara dan
Keterangan: 4 Kelas III untuk Sillstone.
3. Berdasarkan Pengolahan Software Undwedge
σt= Tekanan pada atap (Kg/cm 2) h dan Dips Potensi runtuhan baji pada lokasi
= Tinggi penampang kayu (m) l = penelitian terdapat pada tiga arah umum joint
set dengan nilai strike/dip sebesar N1510E/720,
Panjang cap/side post(m) N1400E/350, N1760E/680dimana nilai FKnya
a = Jarak antar penyangga (m) terendah adalah 1,907 dan baji tersebut untuk
saat ini masihstabil.
d = Diameter penampang kayu (cm) 4. Rekomendasi penyanggaan berdasarkan
α = Sudut yang terbentuk(0) klasifikasi RMR-sistem didapatkan nilai untuk
span maximum adalah 3 m dengan wakturuntuh
ω = Bucklingfactor 110 jam dan nilai beban runtuh 1,56 ton/m2.
qt = Beban persatuan panjang (Kg/m) 5. Berdasarkan pengolahan Software Undwedge
terjadi kenaikan nilai FK untuk ke dua metode,
Rb = Reaksi tumpuan(Kg) Berdasarkan GroundSupport RMR dari 1,907
Rk = Reaksi kolom(Kg) menjadi 2,939 dan Berdasarkan GroundSupport
Q-System dari 1,907 menjadi2,078.
F = Perhitungan luas alas (cm)
Mmax=Momenmaksimal(Kgcm) 5.2 Saran
3
W = Modulus tampang(m ) Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan
dengan pelaksanaan penelitian skripsi ini adalah
σb= Kuat tekan batuan runtuh (Kg/cm2)

5. SIMPULAN DANSARAN 1. Pemasangan groundsupport yang


direkomendasikan diusahakan seperti desain
5.1 Kesimpulan atau model yang telah dirancang berdasarkan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang rekomendasi RMR atauQ-System.
telah dilakukan maka didapatkan beberapa 2. Penelitian pada skripsi ini dilakukan terbatas,
kesimpulan diantarasnya : oleh sebab itu diperlukan penyelidikan
lanjutan karena sewaktu-waktu formasi dan
1. Berdasarkan Uji Point Load Index batuan jenis batuan dapatberubah.
dilokasi penelitian BMK 34 didapatkanNilai
rata-rata sebesar 1,34 MPa untuk batubara dan
siltstone sebesar 2,1 MPa, kondisi batuan pada DAFTAR PUSTAKA
lokasi penelitian tingkat pelapukan cukup lapuk [1]
Astawe, Made R, dkk. Mekanika Batuan.
(moderatelyweather).
Bandung : ITB (2010)
[2]
Bieniawski, Z.T.Rock Mass Clasifications in
Rock Engineering., Proceeding Symposium
on Exploration for Rock Engineering, Ed. Z.T.
Bieniawski, A.A. Balkema, Rotterdam, p.97-
106(1976)
[3]
Hoek, E.Practical Rock Enginering. RocScience
(2007)
[4]
Hudson J. A. Rock Mechanics Principles in
Engineering Practice. London: CIRIA (1940)
[5]
Ika Desmawita. Analisis Kestabilan Lubang
Bukaan Berdasarkan
Klasifikasi Geomekanika, CV.
Tahiti Coal, Sawahlunt. Padang: Universitas
Negeri Padang(2017)
[6]
Bieniawski, Z.T.Rock Mechanics Design in
Mining and Tunnelling. The Pennsylvania
State University, A.A. Balkema, Rotterdam,
p. 272(1984)
[7]
Rocscience. DIPS User’s Guide.Toronto USA
: Rocscience inc (2013)
[8]
Faisal Akbar, dkk.Kajian Geoteknik Terhadap
Rancangan Penambangan Batubara Bawah
Tanah Metode Shortwall di CV. Artha
Pratama Jaya, Kutai Kertanegara. Jurnal
Teknologi Pertambangan. Vol. 1, No. 1: 37-45
9 (2015)
[9]
Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
danR&D.Bandung:Alfabeta(2010)
[10]
Supardi. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi
aksara (2003)-10
[11]
Sumarya. Panduan Praktikum Mekanika Batuan.
Padang: Universitas Negeri Padang (2014)

Anda mungkin juga menyukai