NPM :055121029
Mata Kuliah : Mekanika Batu Dan Tanah
A. Pengertian
Massa batuan adalah susunan blok-blok material
batuanyang dipisahkan oleh berbagai tipe ketidak menerusan
geologi.
Deskriptif kuantitatif memiliki prospek dimasa
mendatang → seluruh karakter material batuan dan ketidak
menerusan geologi akan dinyatakan dalam bentuk bobot (nilai)
sehingga dapat mudah dihitung.
Tujuan dari pengklasifikasian massa batuan antara lain:
• Dapat mengelompokkan batuan dan mengetahui
jenis, karakter atau data-data lain mengenai batuan
tersebut.
• Mengidentifikasi parameter-parameter yang
mempengaruhi kelakuan/sifat massa batuan.
• Membagi massa batuan ke dalam kelompok-
kelompok yang mempunyai kesamaan sifat dan
kualitas.
• Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat
karakteristik setiap kelas massa batuan.
• Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi
massa batuan di suatu tempat dengan kondisi massa
batuan di tempat lain.
• Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
• Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara
geologist dan enginee
B. Jenis – jenis Klasifikasi Massa Batuan
Perkembangan – perkembangan klasifikasi massa batuan:
c. Discontinuitas Spacing
Jarak antar (spasi) bidang diskontinu didefinisikan sebagai
jarak tegak lurus antara dua diskontinuitas berurutan sepanjang garis
pengukuran yang dibuat sembarang. Menurut ISRM, jarak antar
(spasi) diskontinuitas adalah jarak tegak lurus antara bidang
diskontinu yang berdekatan dalam satu setdiskontinuitas.
Gambar 4. Scanline
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah
SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn Menunjukkan struktur massa batuan.
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan
diantara bidang kekar stsu material pengisi.
Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja.
Berdasarkan nilai Q kemudian dapat ditentukan jenis
penyanggaan yang dibutuhkan untuk terowongan.
7. Discontinuity condition
Lima karakteristik diskontinuitas yang masuk dalam pengertian
kondisi diskontinuitas menurut Bieniawski 1989, meliputi :
1. Kemenerusan (persistence)
Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar dengan
mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan.Pengukuran ini
masih sangat kasar dan belum mencerminkan kondisi kemenerusan
kekar sesungguhnya. Seringkali panjang jejak kekar pada suatu bukaan
lebih kecil dari panjang kekar sesungguhnya, sehingga kemenerusan
yang sesungguhnya hanya dapat ditebak. Jika jejak sebuah kekar pada
suatu bukaan berhenti atau terpotong kekar lain atau terpotong oleh
solid/massive rock, ini menunjukkan adanya kemenerusan.