MEKANIKA BATUAN
Massa Batuan
Disusun Oleh :
Rudi Cahyono
NIM:
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Massa Batuan.
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama diperkenalkan
sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan
penyanggaan menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi
dikembangkan untuk penyangga non-baja untuk terowongan, lereng, dan
pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa digunakan untuk penggalian pada
batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang paling banyak
digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan metode empiric.
Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang
timbul di lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi
analitik, observasi lapangan, pengukuran, dan engineering judgement.
Tujuan dari klasifikasi massa batuan adalah untuk:
Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi
kelakuan/sifat massa batuan.
Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang
mempunyai kesamaan sifat dan kualitas.
Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap
kelas massa batuan.
Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di
suatu tempat dengan kondisi massa batuan di tempat lain.
Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
Menyediakan dasar acuan untuk komuniukasi antara geologist dan
engineer.
Keuntungan dari digunakannya klasifikasi massa batuan:
Meningkatkan kualitas penyelidikan lapangan berdasarkan data
masukan sebagai parameter klasifikasi.
Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain.
Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi
yang lebih efektif pada suatu proyek.
Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha
untuk mencari hubungan antara desain galian batu dengan parameter massa
batuan. Banyak dari metode-metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang
lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk penelitian awal atau bahkan
untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal saat ini
adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
2. Klasifikasi stand-up time
3. Rock Quality Designation (RQD)
4. Rock Structure Rating (RSR)
5. Rock Mass Rating (RMR)
6. Q-system
BAB II
Pembahasan
I. Perilaku Batuan
Perilaku batuan ada 2 yaitu perilaku batuan statik yang terdiri dari elastik, plastik dan
elastoplastik dan perilaku batuan Dinamik yang terdiri dari viskous (Newtonian),
visko-elastik (Maxwell),firmo viscous (Kelvin) dan kompleks (Burger).
1. Statik elastik
plastik
elastoplastik
2. Dinamik viskous (Newtonian)
visko-elastik (Maxwell)
firmo viscous (Kelvin)
kompleks (Burger)
1 2
Et 1
2
Es
2 2
V a 2
Propagasi Fracture tak 1
stabil 2
1
Propagasi Fracture stabil
r
Awal terjadi fracture
Penutupan cracks
Tahapan :
1. Tahap awal dikenai gaya kurva landai non linier
2. Menjadi linier sampai batas elastik E
3. Terbentuk fracture baru dengan perambatan stabil kurva tetap linier
4. Batas elastik terlewati fracture takstabil /kurva tidak linier hancur
5. Titik hancur c menyatakan kekuatan batuan
II. Klasifikasi Massa Batuan
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
Metode ini diperkenalkan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946. Merupakan
metode pertama yang cukup rasional yang mengevaluasi beban batuan untuk desain
terowongan dengan penyangga baja. Metode ini telah dipakai secara berhasil di
Amerika selama kurun waktu 50 tahun. Akan tetapi pada saat ini metode ini sudah
tidak cocok lagi dimana banyak sekali terowongan saat ini yang dibangun dengan
menggunakan penyangga beton dan rockbolts.
6. Q-system
Q-system diperkenalkan oleh Barton et al pada tahun 1974. Nilai Q didefinisikan
sebagai:
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah
SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn merepresentasikan struktur massa batuan
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan diantara bidang kekar
stsu material pengisi
Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja
Berdasarkan nilai Q kemudian dapat ditentukan jenis penyanggaan yang
dibutuhkan untuk terowongan.
BAB III
Penutup
I. Kesimpulan
Perilaku Batuan terbagi 2 yaitu:
1. Statik elastik
plastik
elastoplastik
2. Dinamik viskous (Newtonian)
visko-elastik (Maxwell)
firmo viscous (Kelvin)
kompleks (Burger)
Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal dan digunakan saat ini adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
2. Klasifikasi stand-up time
3. Rock Quality Designation (RQD)
4. Rock Structure Rating (RSR)
5. Rock Mass Rating (RMR)
6. Q-system