Sedangkan menurut Deere et al, (1967, dalam Hoek, 1995) adalah suatu
pedoman secara kuantitatif berdasarkan perolehan inti yang mempunyai
Panjang 100 mm atau lebih tanpa rekahan kualitas dari suatu massa pada
batuan dapat dinilai dari harga RQD nya. Selain itu RQD dapat didefinisikan
sebagai presentase dari Panjang core yang utuh yang Panjang nya lebih dari
100 mm terhadap Panjang total core run.
Sumber: Bayu Laoli, 2014
Gambar 3
RQD (Bieniawski, 1989)
3. Jarak Diskontinuitas
Diskontinuitas adalah suatu bentuk massa batuan yang ketidakmenerusan
seperti kekar, bediing, dll. Jarak diskontinuitas merupakan jarak rekahan dari
suatu bidang yang tidak sejajar dengan bidang-bidang yang lemah. Jarak
spasi diskontinuitas adalah jarak yang diukur secara tegak lurus antar bidang
diskontinuitas.
4. Kondisi Diskontinuitas
6. Orientasi Diskontinuitas
Orientasi diskontinuitas adalah strike/dip diskontinitas yang sangat
berpengaruh dalam kestabilan lubang bukaan terowongan. Hal tersebut
berpengaruh karena apabila ada gaya deformasi yang menyebabkan suatu
kuat geser pada massa batuan berkurang.Orientasi bidang diskontinuitas
dapat diukur dengan mengukur strike/dip. Dan untuk lintasan terowongan
nya diukur dengan mengukur azimuth.
B. Q – System
Seorang ahli yang bernama Barton (1974) telah mengembangkan Q –
System untuk menentukan bagaimana karateristik dari massa batuan dan apa saja
yang dibutuhkan dalam penyanggan terowongan. Q – System ini terdapat 6
parameter penilaian yang didasarkan pada penilaian kuantitatif dari rock mass
quality. Yaitu sebagai berikut:
1. RQD
2. Number of joint set.
3. Kekasaran diskontunitas.
4. Tingkat alterasi.
5. Kondisi aliran air tanah.
6. Kondisi stress.
Dari ke 6 parameter tersebut, dibagi menjadi 3 grup yang meliputi
keselurahan dari Rock Mass Quality:
RQD Jr Jw
Q= × ×
Jn Ja SRF
Keterangan:
RQD : Rock Quality Designation
Jn : Join Set Number
Jr : Join Set Roughness Number
Ja : Join Set Alteration Number
Jw : Join Water Reduction Number
SRF : Strees Reduction Factor
RQD
: Menyatakan ukuran dari blok batuan
Jn
Jr
: Menyatakan kondisi kekasaran dan kondisi geseran dari dinding
Ja
joint
Jw
SRF
: Menyatakan stress aktif yang ada pada batuan
Rock Mass Rating adalah metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
dari suatu massa batuan. Metode ini biasanya dilakukan pada lokasi tambang
batuan kuat, terowongan, tambang batubara, kestabilan lereng, dan kestabilan
pondasi. Tujuan dilakukannya system ini oleh Bieniawski, yaitu sebagai
komunikasi para ahli yang akan menyelesaikan permasalahannya mengenai
geoteknik. Masalah yang diselesaikan oleh para ahli tersebut bisa dalam hal sifat-
sifat dari massa batuan, dan kestabilitas terowongan atau lereng.
Tujuan klasifikasi massa batuan yaitu untuk mengetahui data kuantitatif dan
acuan untuk desain Teknik, membagi massa batuan dalam kelompok,
menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan dan masih
banyak lagi.
Terdapat klasifikasi yang digunakan untuk massa batuan dengan
menggunakan system Rock Mass Rating. Yaitu kuat tekan uniaksial material
batuan, RQD, Jarak diskontinuitas, kondisi diskontinuitas, kondisi air tanah, dan
orientasi diskontinuitas.
DAFTAR PUSTAKA
TOTAL NILAI