Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

A. Rock Mass Rating (RMR)


Rock Mass Rating adalah terbitan rincian klasifikasi massa batuan menurut
Bieniawski (1973) yang disebut dengan Geomekanika. Sistem Rock Mass Raing
ini di kembangkan oleh Bieniawski yang didasarkan oleh pengalamannya pada
saat di terowongan yang dangkal Pada batuan sedimen. Metode yang dilakukan
oleh Bieniawski ini sudah terkenal dan tersebar luaskan hingga banyak
diaplikasikan pada lokasi yang berbeda tempat. Lokasi tersebut yaitu bisa pada
daerah tambang pada batuan kuat, terowongan, kestabalian lereng, dan
kestabilan pondasi. Metode ini telah dikerjakan secara bertahun-tahun dan system
ini selalu disempurnakan. Hal tersebut dapat menjadi catatan bagi seorang
pembaca yang telah menyadari adanya perubahan pada system Rock Mass
Rating dalam penilaian untuk parameter yang berbeda.
Tujuan dilakukannya system ini oleh Bieniawski, yaitu sebagai komunikasi
para ahli yang akan menyelesaikan permasalahannya mengenai geoteknik.
Masalah yang diselesaikan oleh para ahli tersebut bisa dalam hal sifat-sifat dari
massa batuan, dan kestabilitas terowongan atau lereng. Selain itu untuk
mengetahui bagaimana resiko pada daerah penelitian yang akan terjadi selama
kontruksi pertambangan dilakukan. Dengan mengetahui hal apa yang menjadi
resiko pada daerah penelitian tersebut dapat diusahakan bagaimana metode.yang
baik dan tepat untuk mencegah resiko tersebut
Klasifikasi geomekanik system Rock Mass Rating adalah penentuan
pembobotan dari suatu massa batuan dengan menggunakan metode empiris yang
digunakan sebagi evaluasi ketahanan pada suatu massa batuan dan digunakan
untuk menentukan kemiringan lereng maksimum yang bisa diaplikasikan untuk
pembuatan terowongan (Bieniawski, 1973).
Menurut Bieniawski, terdapat klasifikasi yang digunakan untuk massa batuan
dengan menggunakan system Rock Mass Rating. Yaitu sebagai berikut:
1. Kuat tekan uniaksial material batuan
Penentuan kuat tekan batuan utuh dapat dilakukan dengan menggunakan
pukulan palu geologi dan/atau pisau lipat pada batuan, kemudian
dibandingkan dengan nilai kuat tekan batuan secara teori dari hasil uji sifat
mekanik PLI (point load index) dan/atau UCS. (Bieniewski,1989).

Sumber: Anonim, 2016


Gambar 1
Klasifikasi Kekuatan Batuan

2. Rock Quality Designation


Rock Quality Designatioln adalah penilaian kualitas pada suatu batuan
secara kuantitatif yang didasarkan oleh adanya kerapatan kekar.

Sumber: Anonim, 2016


Gambar 2
Pengukuran dan Perhitungan RQD

Sedangkan menurut Deere et al, (1967, dalam Hoek, 1995) adalah suatu
pedoman secara kuantitatif berdasarkan perolehan inti yang mempunyai
Panjang 100 mm atau lebih tanpa rekahan kualitas dari suatu massa pada
batuan dapat dinilai dari harga RQD nya. Selain itu RQD dapat didefinisikan
sebagai presentase dari Panjang core yang utuh yang Panjang nya lebih dari
100 mm terhadap Panjang total core run.
Sumber: Bayu Laoli, 2014
Gambar 3
RQD (Bieniawski, 1989)

3. Jarak Diskontinuitas
Diskontinuitas adalah suatu bentuk massa batuan yang ketidakmenerusan
seperti kekar, bediing, dll. Jarak diskontinuitas merupakan jarak rekahan dari
suatu bidang yang tidak sejajar dengan bidang-bidang yang lemah. Jarak
spasi diskontinuitas adalah jarak yang diukur secara tegak lurus antar bidang
diskontinuitas.

Sumber: Anonim, 2016


Gambar 4
Klasifikasi Jarak Diskontinuitas

4. Kondisi Diskontinuitas

Sumber: Anonim, 2016


Gambar 5
Kondisi Diskontinuitas
Pada kondisi diskontinuitas, terdapat 5 parameter yang terdiri dari:
a. Kemenurusan bidang diskontinuitas (persistence)
b. Lebar rekahan bidang diskontinuitas (aperture)
c. Kekerasan permukaan bidang diskontinuitas (roughness)
d. Material Pengisi bidang diskontinuitas (infilling)
e. Tingkat Pelapukan dan permukaan bidang diskontinuitas (weathered)
5. Kondisi Air tanah
Dalam lubang bukaan suatu terowongan, air tanah merupakan hal yang
sangat penting dan sangat berpengaruh. Karena debit aliran pada tanah
akan berpengaruh pada kekuatan massa batuan.

Sumber: Anonim, 2016


Gambar 6
Kondisi Air Tanah

6. Orientasi Diskontinuitas
Orientasi diskontinuitas adalah strike/dip diskontinitas yang sangat
berpengaruh dalam kestabilan lubang bukaan terowongan. Hal tersebut
berpengaruh karena apabila ada gaya deformasi yang menyebabkan suatu
kuat geser pada massa batuan berkurang.Orientasi bidang diskontinuitas
dapat diukur dengan mengukur strike/dip. Dan untuk lintasan terowongan
nya diukur dengan mengukur azimuth.

B. Q – System
Seorang ahli yang bernama Barton (1974) telah mengembangkan Q –
System untuk menentukan bagaimana karateristik dari massa batuan dan apa saja
yang dibutuhkan dalam penyanggan terowongan. Q – System ini terdapat 6
parameter penilaian yang didasarkan pada penilaian kuantitatif dari rock mass
quality. Yaitu sebagai berikut:
1. RQD
2. Number of joint set.
3. Kekasaran diskontunitas.
4. Tingkat alterasi.
5. Kondisi aliran air tanah.
6. Kondisi stress.
Dari ke 6 parameter tersebut, dibagi menjadi 3 grup yang meliputi
keselurahan dari Rock Mass Quality:
RQD Jr Jw
Q= × ×
Jn Ja SRF
Keterangan:
RQD : Rock Quality Designation
Jn : Join Set Number
Jr : Join Set Roughness Number
Ja : Join Set Alteration Number
Jw : Join Water Reduction Number
SRF : Strees Reduction Factor
RQD
: Menyatakan ukuran dari blok batuan
Jn
Jr
: Menyatakan kondisi kekasaran dan kondisi geseran dari dinding
Ja
joint
Jw
SRF
: Menyatakan stress aktif yang ada pada batuan

Untuk mengetahui hubungan nilai Q dan kebutuhan penyanggan


terowongan, terdapat rumus yang disebut dengan Eqivalent Dimension dari suatu
penggalian. Yaitu sebagai berikut:
Excavation, Span, Diameter/Height (Meter)
Eqivalent Dimension =
ESR
KESIMPULAN

Rock Mass Rating adalah metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
dari suatu massa batuan. Metode ini biasanya dilakukan pada lokasi tambang
batuan kuat, terowongan, tambang batubara, kestabilan lereng, dan kestabilan
pondasi. Tujuan dilakukannya system ini oleh Bieniawski, yaitu sebagai
komunikasi para ahli yang akan menyelesaikan permasalahannya mengenai
geoteknik. Masalah yang diselesaikan oleh para ahli tersebut bisa dalam hal sifat-
sifat dari massa batuan, dan kestabilitas terowongan atau lereng.
Tujuan klasifikasi massa batuan yaitu untuk mengetahui data kuantitatif dan
acuan untuk desain Teknik, membagi massa batuan dalam kelompok,
menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan dan masih
banyak lagi.
Terdapat klasifikasi yang digunakan untuk massa batuan dengan
menggunakan system Rock Mass Rating. Yaitu kuat tekan uniaksial material
batuan, RQD, Jarak diskontinuitas, kondisi diskontinuitas, kondisi air tanah, dan
orientasi diskontinuitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2016. “Rock Mass Rating (RMR) Penilaian Terhadap Batuan”


ilmubatugeologi.com. Diakses pada tanggal 16 April 2021 pukul
06.30 WIB

2. Bieniawski, Z.T., 1989. “Engineering Rock Mass Classification” The


Pennsylvania State University, America.

3. Laoli Bayu, 2014. “Makalah Sistem Klasifikasi Massa Batuan dengan


Metode RMR” academia.edu. Diakses pada tangga 16 April 2021
pukul 05.00 WIB

4. Modul Praktikum Geologi Struktur, 2021. “Analisis Struktur Geologi”


Laboratorium Geologi, Prodi Teknik Pertambangan, Universitas
Islam Bandung
FORM PENILAIAN RESUME

Format (10) Isi (70) Kesimpulan (15) Dapus (5)

TOTAL NILAI

Anda mungkin juga menyukai