Anda di halaman 1dari 19

Tugas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Perkembangan Kebijakan Lingkungan Hidup di Indonesia

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


ALI MISBAHUL M.

DBD 113 081

MUHAMAD RIDHO

DBD 113 102

BILLY ARMANDO

DBD 113 140

HENDRA F. SAPUTRA

DBD 113 155

RUDI CAHYONO

DBD 113 160

ADE PUTRA JIGA

DBD 113 164

RAIS AL JAMIL

DBD 113 180

AIS TURADIAH

DBD 113 193

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/ PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur

ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga

makalah ini

pada waktunya. Makalah

tepat

penulis dapat
ini

menyusun

membahas tentang

Perkembangan Kebijakan Lingkungan Hidup di Indonesia.


Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya

kepada

semua

pihak

yang telah

membantu

dalam

penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal


dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari

pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.


Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Palangkaraya, 14 Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1

BAB II

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................

1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................

KAJIAN PUSTAKA.........................................................................

2.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia ...........................

BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................

3.1. Pengertian Lingkungan Hidup .............................................

3.2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup ..........................

3.3. Tujuan Pembangunan Lingkungan Hidup ............................

11

3.4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup ......

12

3.5. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berwawasan Lingkungan .....

13

BAB V PENUTUP

....................................................................................

15

5.1

Kesimpulan............................................................................

15

5.2

Saran ....................................................................................

15
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara yang

memiliki banyak akan kekayaan alamnya yang sangat beragam, meliputi tanah,
air, dan ada lagi yang lebih terkenal saat ini yaitu tanah galian yang biasa di sebut
oleh banyak

pengusaha sebagai pertambangan. Mulai dari tambang emas,

tembaga, perak, minyak , batu bara, gas bumi, industri semen dan masih banyak
lagi yang lainya. Dalam rangka menuju tahap industrialisasi di indonesia, menjadi
bagian untuk pelaksanaan pembangunan, dengan tujuan pemenuhan taraf hidup
dan kesejahteraan seluruh rakyat, serta untuk cadagan pembangunan masa yang
akan datang. Tak lepas dari itu semua tentunya banyak dampak yang di timbulkan
dari kegiatan penambangan tersebut. Untuk itu pelu adanya kaidah dasar yang
menjadi landasan untuk pembangunan dan melindungi linkungan hidup.
Kewenangan dan tugas pemerintah untuk melindungi sumber insani di
negara indonesia demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan UU.No.23/1997 di
jelaskan bahwa lingkunagan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda,

daya,

keadaan

makhluk

hidup,

diantaranya

manusia

beserta

perilakunya,yang dapat mempengarui kelagsungan kehidupan dan kesejahteraan


manusia itu sendiri, dan makhluk hidup lainya. Lingkungan hidup di indonesia
mempunyai sebuah sistem yang meliputi lingkungan sosial , lingkungan alam,
lingkungan buatan dari ke tiga sistem tersebut saling berkaitan atau saling
mempengaruai atara satu sistem dengan sistem yang lainya. Ketahanan dai
masing-masing subsitem akan berpengaruh pada kondisi keseimbangan
lingkungan hidup itu sendiri. Demi ntuk menjamin kelangsungan lingkungan
hidup kondisi inilah yang perlu di jaga dengan tujuan mampu memberikan
peningkatan kualitas kehidupan semua makhluk yang ada di dalamnya.
Ada sebuah filosofi yang akan dicapai dalam hal pengelolaan sumber daya
alam yang didasarkan pada sebuah prinsip Otonomi Daerah, diantaranya yaitu
1

masyarakat yang tinggal di daerah seharusnya mendapatkan manfaat yang nyata


dari keberadaan sumber daya alam yang di miliki daerahnya. Namun hal ini akan
terwujud dengan efektif apabila pelaksanaan pengelolaaan lingkungan hidup
didasarkan pada prinsip otonomi daerah, dan itupun dapat di laksanakan di
antaranya oleh aparatur pemerintah daerah, berbagai dunia usaha, serta
masyarakat. Berbagai cara telah di terapkan, namun masih saja tetap muncul
berbagai problem yang di sebabkan oleh kurangnya pengelolaan lingkungan
hidup. Kini setatus dan kualitas dari llingkungan hidup, serta SDA di indonesia
dalam keadaan buruk dan menurun hal itu akan membahayakan kehidupan
manusia.
1.2
1)
2)
3)
4)
5)

Rumusan Masalah
Apa definisi dari lingkungan hidup?
Bagaimana kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di indonesia?
Apa tujuan dari pembangunan lingkungan hidup?
Apa saja program pengendalian pencemaran lingkungan hidup?
Apa prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan?

1.3
1)
2)
3)
4)
5)

Tujuan Penulisan
Mengetahui definisi dari lingkungan hidup.
Mengetahui kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di indonesia.
Mengetahui tujuan dari pembangunan lingkungan hidup.
Mengetahui program pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Mengetahui prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia


Pengelolaan serta pembangunan lingkungan hidup yang ada di Indonesia

berlangsung belum lama dan itupun baru dirintis saat menjelang Pelita III. Oleh
karena itu, dalam kurun

waktu yang tidak lama Indonesia telah banyak


2

melakukan tindakan untuk mulai menangani lingkungan hidup di sekitarnya. Hal


ini dapat di lihat dari hasil utama pengembangan lingkungan hidup yang nampak
dengan munculnya kepedulian dan kesadaran di kalangan masyarakat. Selain itu
juga nampak dalam peningkatan upaya swadaya masyarakat, seperti tercermin
dalam kegiatan nyata keikutsertaan masyarakat umum dalam memecahkan
problem, terkait dengan pencemaran yang ada di lingkungan maupun di
daerahnya. Melihat 20 tahun sebelumnya, bahwa istilah lingkungan hidup itu
sendiri belum di kenal luas oleh masyarakat.
Semenjak munculnya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) pertama
kalinya konsep dan kebijakan lingkungan hidup itu mengalami perkembagan yang
begitu berarti. Selama Pelita III di bidang lingkungan hidup diatasi oleh Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan
memprioritaskan pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan membangun tanpa
merusak, hal itu dengan tujuan supaya lingkungan serta pembangunan tidak lagi
di permasalahkan atau di pertentangkan. Pada tahap Pelita IV, kini bidang
lingkungan hidup berada di bawah naungan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (Men-KLH), dengan lebih memprioritaskan pada keserasian
antara kependudukan dan lingkungan hidup. Pada tahap Pelita V kebijaksanaan
lingkungan hidup sebelumnya di amandemen dengan mempertimbangkan
keterkaitan antara tiga unsur, yaitu lingkungan hidup, kependudukan dan
pembangunan guna untuk mewujudkan konsep pembangunan seterusnya.
Pembangunan itu pun hanya berlanjut pada generasi ke generasi, dan
apabila dalam penanganan dari ketiga bidang tersebut di lakukan secara seimbang
maupun serasi pastinya akan bisa mencapai apa yang jadi tujuan negara tesebut.
Bila penduduk tidak bisa di dukung oleh lingkungan dan sumber daya alam serta
menunjang sumber daya manusia, maka dari itu bisa di mungkinkan dapa
berjalan, namun tidak lepas dari timbulnya ancaman yang ada pada kualitas dan
daya dukung dari lingkungan tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakuknya,
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
4

makhluk hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam pengertian
ekologi tidaklah mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun wilayah
administratif, akan tetapi jika lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya
maka harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaan tersebut. Lingkungan
hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari lingkungan sosial
(sociosystem),

lingkungan

buatan

(technosystem)

dan

lingkungan

alam

(ecosystem) dimana ke-tiga sub sistem ini saling berinteraksi (saling


mempengaruhi). Ketahanan

masing-masing subsistem ini akan meningkatkan

kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi ini akan
memberikan jaminan suatu yang berkelanjutan yang tentunya akan memberikan
peningkatan kualitas hidup setiap makhluk hidup di dalamnya.
3.2

Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu, demi kpentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sndiri. Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut publik policy. Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung, selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama. Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern,
kebijakan dari pemerintah atau negara, bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka, namun opini dari
publik atau biasa di sebut publik opinion.
Hal itu tidak kalah penting dalam mempertimbangkan pengambilan
kebijakan pemerrintah. Dalam setiap pengabilan kebijakan harus senantiasa
berorientasi pada publik. (Islami. 2003). Berdasarkan jenisnya kebijakan
pemerintah atau publik policy, di bedakan menjadi dua jenis yaitu, kebijakan yang
berbentuk peraturan pemerintah yang tertulis

seperti halnya

peraturan

perundangan, dan peraturan pemerintah yang tidak tertulis yang di sepakati


bersama, ialah berbentuk konvensi. (Nugroho, 2002) Kebijakan pemerintah
meliputi suatu program kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di
rencanakan (pleaning) sebelumnya. Sehingga perumusan suatu kebijakan
mempunyai nilai (value) perbedaan serta persmaan dalam pengambilan keputusan.

Dengan demkian pembentukan kebijakan dapat dilakukan melalui pemilihan


alternatif yang sifatnya berlangsung secara terus-menerus, (Tjokroamidjojo,
1981).
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan,
namun program dan rencana serta, peran dari berbagai pihak ternyata masih saja
muncul permaslahan terkait dengan sumber daya alam, dan lingkungan hidup
belum juga berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi. Sehubungan dengan hal
demikian,

kementrian

Lingkungan

Hidup

telah

mendorong

untuk

menyempurnakan kebijakan, progran serta rencana yang ada. Dalam menyusun


kebijakan ini digunakan perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap
kebijakan, rencana dan program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Secara substansial, KLS merupakan
suatu upaya sistematis dan logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui
proses pengambilan keputusan yang berwawasan lingkungan. Dari beberapa
kebijakan pemerintah di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, terdapat
kebijakan di bidang air dan energi, yang dapat dipedomani dan disinergikan
dengan kebijakan-kebijakan pembangunan lingkungan hidup di daerah.

Adapun pokok-pokok kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan


lingkungan hidup bidang air adalah:
1. Kebijakan pelestarian air perlu menempatkan sub sistem produksi air, distribusi
air, dan konsumsi air dalam satu kesatuan yang meyeluruh dan terkait untuk
menuju pada pencapaian pola keseimbangan antar sub sistem tersebut.
2. Kebijakan sub sistem Produksi Air, meliputi (1) Konservasi ekosistem DAS dan
sumber air untuk menjamin pasokan air; (2) Mencegah dan memulihkan
kerusakan lingkungan terutama pada ekosistem DAS, (3) Mengendalikan

pencemaran untuk menjaga dan meningkatkan mutu air; (4) Optimalisasi


pemanfaatan air hujan.
3. Kebijakan konsumsi air yang hemat dan efisien untuk mendukung pelestarian air.
4. Kebijakan sub sistem distribusi air, meliputi (1) merencanakan peruntukan air
5.

permukaan dan air tanah (2) meningkatkan infrastruktur yang memadai.


Kebijakan penataan ruang, meliputi (1) Menetapkan rencana tata ruang sesuai
daya dukung dan daya tampung lingkungan (2) Konsistensi pemanfaatan ruang;

6.

(3) pengawasan penataan ruang, (4) Meningkatkan akses informasi.


Kebijakan kelembagaan, meliputi (1) membentuk lembaga pengelola air, (2)
mekanisme penyelesaian sengketa air (3) Valuasi ekonomi, (4) insentif ekonomi.
Pokok-pokok kebijakan sumber daya alam dan lingkungan hidup di bidang
energi adalah:

1. Kebijakan pencegahan pencemaran; Baku Mutu Limbah Cair penambangan batu


bara, Baku Mutu kualitas udara ambient dan emisi gas buang kendaraan bermotor,
dan pelaksanaan AMDAL pada setiap kegiatan penambangan.
2. Kebijakan produksi dan penyediaan energi yang ramah lingkungan.
3. Kebijakan penguatan security of supply, dengan upaya penyediaan bahan bakar
campuran BBM seperti gahosol, biodisel, dll.
4. Kebijakan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.
5. Kebijakan pemanfaatan energi tak terbarukan dengan efisien dan hemat.
6. Kebijakan pemenfaatan energi terbarukan, dengan dorongan investasi dan inovasi
teknologi.
Dengan kondisi dan status lingkungan hidup di Indonesia, Pemerintah juga
telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Nasional, dengan sasaran yang ingin dicapai adalah membaiknya sistem
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tujuannya untuk mencapai
keseimbangan antara aspek pemanfaatan sumber daya alam sebagai modal
pertumbuhan ekonomi (kontribusi sektor perikanan, kehutanan, pertambangan dan
mineral terhadap PBD) dengan aspek perlindungan terhadap kelestarian fungsi
lingkungan hidup sebagai penopang sistem kehidupan secara luas. Adanya
keseimbangan tersebut berarti menjamin keberlanjutan pembangunan. Untuk itu,
pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) di seluruh sektor, baik di pusat maupun di daerah,
menjadi suatu keharusan.

Yang dimaksud dengan sustainable development adalah upaya memenuhi


kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang
akan datang. Seluruh kegiatannya harus dilandasi tiga pilar pembangunan secara
seimbang, yaitu menguntungkan secara ekonomi (economically viable), diterima
secara sosial (socially acceptable) dan ramah lingkungan (environmentally
sound). Prinsip tersebut harus dijabarkan dalam bentuk instrumen kebijakan
maupun investasi pembangunan jangka menengah di seluruh sektor dan bidang
yang terkait dengan sasaran pembangunan sumber daya alam dan lingkungan
hidup, seperti di bawah ini:
A. Bidang Pengairan
1. Meningkatnya kualitas air sungai khususnya di seluruh DAS kritis disertai
pengendalian dan pemantauan secara kontinyu;
2. Terjaganya danau dan situ, khususnya di Jabodetabek, dengan kualitas air yang
memenuhi syarat;
3. Berkurangnya pencemaran air dan tanah di kota kota besar disertai pengendalian
dan pemantauan terpadu antar sektor;
4.

Terkendalinya kualitas air laut melalui pendekatan terpadu antara kebijakan

konservasi wilayah darat dan laut;


5. membaiknya kualitas udara perkotaan khususnya di Jakarta, Surabaya, Bandung,
dan Medan, didukung oleh perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota
6.

yang ramah lingkungan;


Berkurangnya penggunaan bahan perusak ozon (ODS/Ozone Depleting

Substances) secara bertahap dan sama sekali hapus pada tahun 2010; (7)
7. Berkembangnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim global;
8. Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan sesuai pedoman IBSAP
9.

2003-2020 (Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan);


Meningkatnya upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam manajemen

persampahan untuk mengurangi beban TPA;


10. Regionalisasi pengelolaan TPA secara profesional untuk mengantisipasi
keterbatasan lahan di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya;
11. Mengupayakan berdirinya satu fasilitas pengelolaan limbah B3 yang baru di
sekitar pusat kegiatan induatri;
12. Tersusunya aturan pendanaan lingkungan yang inovatif sebagai terobosan untuk
mengatasi kecilnya pembiayaan sektor lingkungan hidup;
13. Sosialisasi berbagai perjanjian internasional kepada para pengambil keputusan di
8

tingkat pusat dan daerah;


14. Membaiknya sistem perwakilan Indonesia di berbagai konvensi internasional
untuk memperjuangkan kepentingan nasional; dan
15. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
B. Bidang Kehutanan
1.
Tegaknya hukum, khususnya dalam pemberantasan illegal loging dan
penyelundupan kayu;
2. Pengukuhan kawasan hutan dalam tata ruang seluruh propinsi di Indonesia,
setidaknya 30 persen dari luas hutan yang telah ditata batas;
3. Optimalisasi nilai tambah dan manfaat hasil hutan dan kayu;
4. Meningkatnya hasil hutan non kayu sebesar 30 persen dari produksi (2004);
5. Bertambahnya hutan tanaman industri (HTI), seluas 3 juta hektar, sebagai basis
6.

pengembangan ekonomi hutan;


Konservasi hutan dan rehabilitasi lahan di 141 DAS prioritas untuk menjamin

pasokan air dari sistem penopang kehidupan lainnya;


7. Desentralisasi kehutanan melalui pembagian wewenang dan tangghung jawab
yang disepakati oleh Pusat dan Daerah;
8. Berkembangnya kemitraan antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam
pengelolaan hutan lestari; dan
9. Penerapan iptek yang inovatif pada sektor kehutanan.
C. Bidang Kelautan
1. Berkurangnya pelanggaran dan perusakan sumber daya kelautan;
2. Membaiknya pengelolaan ekosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara
terpadu;
3. Selesainya batas laut dengan negara tetangga; dan
4. Serasinya peraturan perundang di bidang kelautan.
D. Bidang Pertambangan dan Sumber Daya Mineral
1.
Optimalisasi peran migas dalam penerimaan negara guna menunjang
pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatnya cadangan, produksi, dan ekspor migas;
3. Terjaminnya pasokan migas dan [produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri;
4. Terselesaikannya Undang undang Pertambangan sebagai pengganti Undang
5.

undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok Pokok Pertambangan;


Meningkatnya investasi pertambangan dengan perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha;
9

6. Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan; (7)


7. Terjadinya alih teknologi dan kompetensi tenaga kerja;
8. Meningkatnya kualitas industri hilir yang berbasis sumber daya mineral,
9. Meningkatnya keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; dan
10. Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI).
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, arah kebijakan yang akan
ditempuh meliputi perbaikan manajemen dan sistem pengelolaan sumber daya
alam, optimalisasi manfaat ekonomi dan sumber daya alam termasuk jasa
lingkungannya, penegakan hukum, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber
daya

alam,

dan

pengendalian

pencemaran

lingkungan

hidup.

Sasaran

pembangunan di atas dibuat agar sumber daya alam dapat tetap mendukung
perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa
mengorbankan daya dukung dan fungsi lingkungan hidupnya, agar kelak tetap
dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
3.3 Tujuan Pembangunan lingkungan hidup
1. Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
ke seluruh bidang pembangunan;
2. Koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat nasional dan daerah;
3. Meningkatkan upaya penegakan hukum secara konsisten kepada pencemar
4.

lingkungan;
Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup baik di tingkat

5.

nasional maupun daerah; dan


Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan
berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup.
Untuk menterjemahkan sasaran pembangunan dan arah kebijakan di atas,
maka pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup jangka menengah
2004-2009 akan mencakup program-program sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Program Pemantapan dan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;


Program Pengelolaan Sumber Daya Hutan;
Program Pembinaan Usaha Pertambangan Migas;
Program Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara;
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam;
Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;

10

8.

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup;
9. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup.
Dari kesembilan program tersebut, dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan
yang merupakan rencana aksi, yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan dari
pilihan kebijakan pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
3.4

Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup


Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup

dalam upaya mencegah perusakan atau pencemaran lingkungan hidup yang di


darat, perairan tawar dan laut, maupun udara sehingga masyarakat memperoleh
kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Adapun kegiatan pokok yang
tercakup dalam program ini meliputi:
1. Pemantauan kualitas udara dan badan air secara kontinyu dan terkoordinasi antar
daerah dan antar sektor;
2. Peningkatan fasilitas laboratorium lingkungan di tingkat propinsi;
3. Penyelesaian kasus pencemaran lingkungan secara hukum;
4. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor transportasi dan energi
5.

dalam upaya megurangi polusi udara perkotaan;


Spsialisasi penggunaan teknologi bersih dan ekoefisiensi di berbagai kegiatan

manufaktur dan transportasi;


6. Perbaikan sistem perdagangan dan impor bahan perusak lapisan ozon (ODS)
7.

hingga akhir tahu 2007 dan penghapusan ODS pada tahun 2010;
Pengkajian mendalam terhadap dampak perubahan iklim global pada sektor

sektor tertentu;
8. Adaptasi dampak perubahan iklim pada rencana strategis sektor maupun rencana
pembangunan daerah;
9. Peningkatan produksi dan penggunaan pupuk kompos yang berasal dari sampah
perkotaan;
10. Peningkatan peran sektor informal khsususnya pemulung dan lapak dalam upaya
pemisahan sampah dan 3 R;
11. Pengkajian pendirian perusahaan TPA regional di beberapa kota besar, khususnya
Jabodetabek dan Bandung;
12. Upaya pendirian satu fasilitas pengelola B3 baru;
13. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif terhadap kegiatan-kegiatan yang
berpotensi mencemari lingkungan seperti industri dan pertambangan;

11

14. Penetapan dana alokasi khusus (DAK) sebagai kompensasi daerah yang memiliki
dan menjaga kawasan lindung;
15. Pengintegrasian biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi termasuk
pengembangan pajak progresif dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
16. Pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan, termasuk teknologi
tradisional dalam pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan limbah, dan
teknlogi industri yang ramah lingkungan, serta;
17. Perumusan aturan dan mekanisme pelaksanaan tentang alternatif

pendanaan

lingkungan seperti DNS (Debt for nature swap), CDM (Clean Development
Mechanism), retribusi lingkungan, dan sebagainya.
3.5

1.

Prinsip-Prinsip Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Program lingkungan PBB (UNEP) mengidentifikasikan lima tujuan pokok

pembangunan berkelanjutan, yaitu :


Membantu kaum miskin karena konon, maka tak punya pilihan untuk bertahan

selain merusak lingkungan;


2. Pembangunan atas kekuatan sendiri yang dipagari oleh daya dukung lingkungan;
3. Pembangunan dengan biaya efektif dan menggunakan parameter ekonomi non
konvensional;
4. Perbaikan lingkungan kesehatan, penyediaan air bersih dan tempat tinggal untuk
setiap manusia;
5. Pembangunan yang bersifat pada inisiatif rakyat (people centered development).
Agenda 21, program aksi PBB yang dihasilkan KTT Bumi Rio De Janeiro
1992, pernyataan tentang prinsio-prinsip kehutanan, konvensi tentang perubahan
iklim dan konvensi tentang kekanekaragaman hayati. Sustainable development
dalam terminologi ekonomi, diartikan sebagai suatu pembangunan yang tidak
pernah punah development that last, pearce and barbier (Adiningsih, 2002:5).
Secara lebih spesifik dapat diartikan sebagai suatu pembangunan ekonomi yang
memakimumkan kualitas kehidupan generasi sekarang yang tidak menyebabkan
penurunan kualitas kehidupan generasi mendatang. Kualitas hidup tidak hanya
mencakup aspek kebutuhan ekonomi namun juga kebutuhan akan alam yang
bersih, sehat dan tingkat kehidupan sosial yang diinginkan.

12

Dapat dikatakan pembangunan yang berindikator pada keberhasilan eknomi,


social, budaya dan kesehatan saja adalah sebuah kegagalan sebab harus di ukur
dari keberhasilan pelestarian lingkungan hidup yang menjamin kelangsungan
hidup generasi mendatang untuk dapat disebut sebagai pembangunan yang
berhasil. Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Lingkungan Hidup di Rio De
Janeiro Brasil tahun 1992 menghasilkan sejumlah prinsip-prinsip Pembangunan
Berkelanjutan yang harus bisa dilaksanakan oleh setiap negara peserta dan
penandatanganan Deklarai Bumi terdapat 5 (lima) prinsip yang sangat penting
dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Prinsip keadilan inter dan antar generasi;


Prinsip kehati-hatian;
Prinsip internalisasi dampak lingkungan eksternal yang ditimbulkan;
Prinsip keberlanjutan pemanfaatan;
pencemar membayar.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Perkembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia,

menunjukkan kemajuan yang yang cukup signifikan. Perundang-undangan yang


terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup meningkat, baik dari jumlah dan
materi cakupan. Dengan demikian, akan semakin lengkap kebijakan publik
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Namun demikian kebijakan dan

13

pengelolaan lingkungan hidup yang ada di Indonesia masih banyak permasalahan


dan kendala yang didapatkan. Sehingga pemerintahan kita saat ini masih berusaha
untuk memperbaiki kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup. Begitu juga
dengan masyarakat

yang mulai memperhatikan lingkungan yang ada di

sekitarnya. Dengan kebijakan yang diambil oleh pemeritahan negara untuk


lingkungan yang lebih baik lagi sangat dibutuhkan bagi kita sebagai masyarakat
untuk menjaga lingkungan hidup yang ada disekitar kita. Karena kelestarian
lingkungan hidup semua ada pada kita tinggal bagaimana kita meliharanya.
Dengan hambatan dalam pemerintah menjalankan kebijakan dan pengelola
lingkungan ini, pemerintah akan tetap berusaha.
4.2

Saran
Bagi Pemerintah dalam mengambil kebijakan dan pengelolan lingkungan

hidup sebaiknya harus diperhatikan lagi secara baik dan benar sehingga keputusan
yang tetapkan tidak ada lagi ada hambatan dalam menjalankan kebijakan tersebut.
Permasalaan yang ada juga harus diperhatikan secara teliti sehingga dapat dilihat
dimana letak dari faktor pecemaran lingkungan

yang ada. Jika solusi telah

didapatka pemerintah sebaiknya bersosialisasi dengan masyarakat untuk bersamasama menjaga lingkungan kita. Sehingga masyarakat lambat-laun akan lebih
memperhatikan lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Sebaiknya juga,
pemerintah harus membuat peraturan bagi masyarakat yang tidak memperhatikan
lingkungan dan masih menggangap hal ini sepele harus diberi sansi bagi yang
melanggar sehingga masyarakat benar-benar memperhatikan masalah ini.

14

DAFTAR PUSTAKA

www.menlh.go.id/sejarah-kementerian-lingkungan-hidup/

http://antoniuspamungkas.blogspot.co.id/2012/05/perkembangan-lingkunganhidup-dalam.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/09/kebijaakan-lingkungan-diindonesia.html
http://desyarfa.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kebijakan-dan-pengelolaan.html
15

16

Anda mungkin juga menyukai