MEKANIKA BATUAN
Massa Batuan
Disusun Oleh :
MUHAMAD RIDHO
NIM:
DBD 113 102
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Massa Batuan.
.
dari
bentuk penyusunan
maupun
materinya. Kritik
konstruktif
dari
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
I.
Latar Belakang
Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama diperkenalkan
sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan
penyanggaan
menggunakan
penyangga
baja.
Kemudian
klasifikasi
BAB II
Pembahasan
I. Perilaku Batuan
Perilaku batuan ada 2 yaitu perilaku batuan statik yang terdiri dari elastik, plastik dan
elastoplastik dan perilaku batuan Dinamik yang terdiri dari viskous (Newtonian),
visko-elastik (Maxwell),firmo viscous (Kelvin) dan kompleks (Burger).
1. Statik
elastik
plastik
elastoplastik
a. Elastik adalah perilaku batuan apabila tidak ada deformasi permanen pada saat
tegangan dihilangkan (dibuat nol).
b. Plastik adalah Plastik sempurna tidak terjadi deformasi, jika < 0. Terjadi
deformasi permanen jika = 0, tidak mampu menyangga > 0.
c. Elasto Plastik adalah Perilaku plastik batuan dapat dicirikan dengan adanya
deformasi (regangan) permanen yang besar sebelum batuan runtuh atau hancur
(failure).
1
Et
Es
2
2
2
Awal terjadi
fracture
Propagasi Fracture tak stabil
Tahapan :
1. Tahap awal dikenai gaya kurva landai non linier
2. Menjadi linier sampai batas elastik E
3. Terbentuk fracture baru dengan perambatan stabil kurva tetap linier
4. Batas elastik terlewati fracture takstabil /kurva tidak linier hancur
5. Titik hancur c menyatakan kekuatan batuan
Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan terowongan.
Saat ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti pemboran dan
merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR dan
Q-system
RQD didefinisikan sebagai persentasi dari perolehan inti bor (core) yang secara
tidak langsung didasarkan pada jumlah bidang lemah dan jumlah bagian yang lunak
dari massa batuan yang diamati dari ini bor (core).
Data masukan untuk Rock Quality Designation (RQD) berupa panjang inti bor
(core) sepanjang pengeboran (core run) diukur langsung di lapangan bersamaan
dengan kegiatan core orienting dilakukan. Pengukuran dilakukan sesaat setelah inti
bor (core) dikeluarkan dari core barrel.
sedangkan teknik pengukuran RQD yang dipergunakan adalah teknik pengukuran
RQD yang diusulkan oleh Call & Nicholas, Inc (CNI).
Data masukan untuk perhitungan RQD adalah inti bor (core) yang memiliki
panjang lebih besar dari dua kali diameter dan panjang total perolehan (core
recovery) inti bor (core) dalam satu interval (run) pengeboran.
Penentuan Nilai Rock Quality Designation (Rqd)
Nilai RQD ditentukan untuk setiap interval (run) pengeboran.pengeboran
dilakukan dengan interval (run) 3 m dengan menggunakan mata bor berdiameter
61.11 mm.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat, akan
tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu, material
pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan massa
batuan yang sebenarnya.
b. Teknik Sipil
- Terowongan dan lain sebagainya
- Fondasi bendungan
Motode ini merupakan metode pertama untuk menentukan klasifikasi massa batuan
yang komplit setelah diperkenalkannya klasifikasi massa batuan oleh Terzaghi 1946.
Konsep RSR ini selangkah lebih maju dibandingkan konsep-konsep yang ada
sebelumnya. Pada konsep RSR terdapat klasifikasi kuantitatif dibandingkan dengan
Terzaghi yang hanya klasifikasi kulitatif saja. Pada RSR ini juga terdapat cukup
banyak parameter yang terlibat jika dibandingkan dengan RQD yang hanya
melibatkan kualitas inti terambil dari hasil pemboran saja. Pada RSR ini juga terdapat
klasifikasi yang mempunyai data masukan dan data keluaran yang lengkap tidak
seperti Lauffer yang hanya menyajikan data keluaran yang berupa stand-up time dan
span.
RSR merupakan penjumlahan rating dari parameter-parameter pembentuknya yang
terdiri dari 2 katagori umum, yaitu:
Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang lemah, sesar,
geseran,
dan
lipatan,
sifat
material;
pelapukan,
dan
alterasi.
6. Q-system
Q-system diperkenalkan oleh Barton et al pada tahun 1974. Nilai Q didefinisikan
sebagai:
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah
SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn merepresentasikan struktur massa batuan
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan diantara bidang kekar
BAB III
Penutup
I. Kesimpulan
Perilaku Batuan terbagi 2 yaitu:
1. Statik
2. Dinamik
elastik
plastik
elastoplastik
viskous (Newtonian)
visko-elastik (Maxwell)
firmo viscous (Kelvin)
kompleks (Burger)
Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal dan digunakan saat ini adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
2. Klasifikasi stand-up time
3. Rock Quality Designation (RQD)
4. Rock Structure Rating (RSR)
5. Rock Mass Rating (RMR)
6. Q-system