Oleh:
Nadhiratur Rahmi (2004108010002)
Zahra Rahna Sukma (2004108010004)
Mahira Adilah Yasmin (2004108010006)
Andrean Ariansya (2004108010010)
Gerissa Balqis Edrin (2004108010012)
Penyusun
A. Konsep Pengertian Longsoran Guling
Suatu lereng batuan yang kemiringannya berlawanan dengan
kemiringan bidang-bidang lemahnya, dapat menyebabkan terjadinya
longsoran guling. Keadaan tersebut dapat digambarkan dengan balok-balok
yang diletakkan diatas sebuah bidang miring (Hoek & Bray, 1981). Dibawah
ini terdapat grafik yang dibuat oleh yang menggambarkan kapan terjadinya
longsoran tersebut.
Gambar 1.1
Posisi Balok Pada Longsoran Guling
Dari gambar tersebut maka dapat disimpulkan : Jika ψ > φ dan b/h <
Tan φ, maka balok akan meluncur dan mengguling. Namun, jika ψ < φ dan
b/h > Tan φ, maka balok akan langsung mengguling. Longsoran tersebut
dapat berbentuk blok atau bertingkat. Sudut geser dalam dan kemiringan
bidang luncurnya akan menentukan kondisi balok akan menggelincir atau
meluncur. Tinggi balok dan lebar balok terletak pada bidang miring. Namun
demikian, seringkali suatu tipe longsoran yang tidak beraturan (raveling
failure) atau disebut tipe longsoran kompleks merupakan tipe longsoran yang
bergabungan dari beberapa longsoran utama
sehingga seakan-akan membentuk suatu tipe longsoran.
Gambar 1.2
Longsoran Guling (Hoek & Bray, 1981)
⚫ Flexural toppling
⚫ Block-flexure toppling
2) Porositas batuan
τ = c + (σ + μ) tg φ
Dimana :
• τ = kuat geser batuan (ton/m2)
• c = kohesi (ton/m2) • σ = tegangan normal (ton/m2)
• μ = tekanan air pori (ton/m2)
• φ = sudut geser dalam (derajat)
a2 = Δx.tan (α - θu)
b = Δx.tan (β - α)
θ
Punca
k
Berdasarkan model tersebut, terlihat ada 3 grup blok yang mempunyai
tingkat kemantapan berbeda:
Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar pembagian kemantapan menurut
(Hoek & Bray, 1981) berikut:
Kondisi Untuk Tergelincir Atau tergulingnya sebuah blok di atas bidang
miring (Hoek & Bray, 1981)
Dari Gaya-ga G a y a yang bekerja di setiap batas untuk gulingan dan gelinciran
(Hoek & Bray, 1981)
gambar tersebut terlihat bahwa gaya-gaya yang bekerja didasar blok ke n adalah Rn
dan Sn, sedangkan gaya yang bekerja di interface (dengan blok terdekat) adalah Pn, Qn,
Qn-1, dan Pn-1. Konstanta Mn, Ln dan Kn di dapat dari:
Qn = Pn-1 tanø
Rn = Wn cosα + (Pn - Pn-1 )tanø
Di mana Wn = yn .∆x
untuk blok ke-n yang terguling, dicirikan dengan yn / ∆x > cotα bila θ > α ,
maka :
Amati area sekitar lereng dengan mengacu kepada standar kerja yang ada seperti
di antaranya :
- Tinggi lereng maks 15m (lereng tunggal)
- kemiringan lereng maksimum 45o untuk lereng tunggal dan 30o untuk lereng
keseluruhan
- Sistem drainase
- Retakan
- Pembebanan berlebih dll (faktor keamanan lereng harus > dari 1.2
~ 1.5)
- Waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng
- Waspada pada saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama
- Hindari air dari atas dan bawah yang mempengaruhi lereng
- Pembangunan ditch/selokan adalah suatu keharusan.
DAFTAR PUSTAKA