Anda di halaman 1dari 37

BAB VI

ANALISIS KAPASITAS GESER


DAN DISAIN TULANGAN GESER BALOK
Pertemuan ke 13 - 14

Maidiawati, Dr.Eng
PENGANTAR

Mengajarkan bagaimana cara melakukan perhitungan kebutuhan


Tujuan pembelajaran :
tulangan geser pada elemen balok dan kolom.

PEMBAHASAN:
•Perilaku balok akibat gaya geser.
Kerangka Pembahasan : •Analisa Kapasitas geser balok
•Persyaratan perencanaan tulangan geser
•Perencanaan tulangan geser balok

•Mahasiswa dapat menghitung kapasitas geser balok beton


bertulang
Capaian Pembelajaran:
•Mahasiswa dapat menghitung dan merencanakan penulangan
geser balok beton bertulang
1. Pendahuluan
Bentuk keruntuhan geser pada Balok

Dari percobaan yang telah dilakukan


diketahui bahwa keruntuhan akibat gaya
geser bersifat brittle/getas atau tidak
bersifat daktail/liat, sehingga
keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal
ini karena kekuatan menahan geser lebih
banyak dari kuat tarik dan tekan beton
dibandingkan oleh tulangan gesernya.
Pada struktur beton yang menahan momen
maka keruntuhannya bisa diatur apakah
akan bersifat daktail atau tidak, tergantung
pada jumlah tulangan yang dipakai.
Bentuk keruntuhan pada Balok
Retak pada struktur beton balok, yaitu
•Retak akibat lentur/momen
•Retak akibat geser

Retak akibat lentur ditahan dengan tulangan


lentur atau tulangan longitudinal
(memanjang) karena letak retak yang terletak
vertikal ke atas.
Retak akibat geser ditahan oleh tulangan
geser.

Karena sifat beton yang tidak tahan Tarik,


maka retak-retak pada balok bila tidak
ditahan dengan tulangan akan mengakibatkan
keruntuhan.
Akibat beban luar, pada balok akan terjadi gaya dalam momen lentur dan gaya geser

a a

Gambar 6.1: Bidang gaya momen dan geser pada Balok


2. Tegangan Geser pada Balok
V .S
Tegangan geser (t) t =
b.I

Distribusi tegangan geser pada balok penampang persegi dan T

y
3V
τ max =
l 2bh

B
Ada 3 (tiga) jenis retak pada balok, yaitu:

1. Retak lentur (flexural crack): terjadi pada daerah yang mempunyai harga momen lentur besar. Arah retak
hampir tegak lurus pada sumbu balok.
2. Retak geser lentur (flexure shear crack): terjadi pada bagian balok yang sebelumnya telah terjadi
keretakan lentur. Jadi retak geser lentur merupakan perambatan retak miring dari retak lentur yang sudah
terjadi sebelumnya.
3. Retak geser pada badan balok (web shear crack): Keretakan miring jenis ini biasanya terjadi pada daerah
garis netral penampang dimana gaya geser maksimum dan tegangan aksial (akibat lentur) sangat kecil.
3. Ragam Keruntuhan pada Balok
Ragam keruntuhan balok yang mungkin terjadi :

1. Keruntuhan lentur (flexure failure)


2. Keruntuhan tarik diagonal (diagonal tension failure)
3. Keruntuhan tekan geser (shear compression failure)

Jenis Balok berdasarkan kelangsingan


Kelangsingan Balok
Ragam
Jenis Balok Beban terpusat Beban merata
Keruntuhan
(a/d) (Ic/d)
Ramping Lentur > 5,5 >16

Sedang Tarik diagonal 2,5 – 5,5 11 – 16

Tinggi Tekan geser 1 – 2,5 1–5


3. Ragam Keruntuhan pada Balok
1. Keruntuhan lentur (flexural failure)

Terjadi pada balok dengan nilai a/d > 5,5 (beban terpusat) atau a

Ic/d > 16 (beban terbagi rata). Pada jenis keruntuhan ini, arah
d
retak adalah vertikal didaerah tengah bentang (sepanjang kurang
lebih 1/3 bentang). Retak halus vertikal sudah terbentuk di
lc
tengah bentang pada tingkat beban kira-kira 50% dari beban
keruntuhan lentur. Dengan meningkatnya beban, retak
menyebar didaerah tengah bentang dan retak awal melebar dan
merambat ke arah garis netral serta ditandai dengan
meningkatnya lendutan. Keruntuhan jenis ini memberikan
peringatan yang cukup sebelum balok runtuh.
2. Keruntuhan tarik diagonal (diagonal tension failure)
a
Terjadi pada balok dengan nilai 2,5 < a/d < 5,5 (beban terpusat)
atau 11 < Ic/d > 16 (beban terbagi rata). Keruntuhan jenis ini h/2
d
akan terjadi segera setelah terjadi retak miring tanpa peringatan
h
yang cukup, apabila kekuatan tarik diagonal lebih kecil daripada
kekuatan lentur. Retak dimulai dengan terbentuknya retak lentur lc

(vertikal) di tengah bentang, bila beban ditingkatkan maka retak


lentur akan menyebar ke daerah dengan momen yang lebih kecil
dan gaya geser yang lebih besar sehingga terjadi retak geser
lentur (flexural shear crack). Dengan meningkatnya gaya geser,
retak akan melebar dan merambat sampai menembus sisi atas
dari balok dan balok runtuh. Keruntuhan ini sangat getas
(brittle) dan memerlukan lendutan yang relatif kecil pada saat
terjadi keruntuhan.
3.Keruntuhan tekan geser (shear compression failure)
a
Terjadi pada balok dengan nilai 1,0 < a/d < 2,5 (beban terpusat)
atau 1 < lc/d < 5 (beban terbagi rata). Setelah terjadi flexural
d
shear crack, akan menyusul retak yang merambat ke belakang
sepanjang tulangan lentur. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh dowel action. Retak ini akan melepaskan lekatan tulangan lc

memanjang ini, balok akan berperilaku seperti busur dua sendi


yang kemudian diakhiri dengan keruntuhan tarik diagonal.
Keruntuhan ini relatif kurang getas karena terjadi redistribusi
tegangan, tetapi secara umum masih digolongkan keruntuhan
getas dengan peringatan yang terbatas sebelum runtuh, sehingga
hal ini harus dihindari. Caranya dengan menggunakan tulangan
geser dengan jumlah yang cukup dan peneMPatan yang tepat.
4 Mekanisme Transfer Geser
4.1. Penampang tanpa Tulangan Geser

Komponen gaya geser dalam (transfer gaya geser) yang


terjadi pada penampang balok :

- Komponen gaya geser pada daerah blok tekan Vcz

- Komponen gaya geser antar permukaan retak (interface


shear transfer) Vay

- Komponen gaya aksi pasak (dowel action) oleh tulangan


memanjang Vd

- Komponen gaya pelengkung (arch action) pada balok V = Vcz + Vd + Vay (6.2)

tinggi, Sehingga:
Jumlah ketiga komponen diatas disebut “komponen gaya geser yang ditahan oleh beton (Vc)”. Karena
keruntuhan balok tanpa tulangan geser (sengkang) terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda yang
cukup dimana hal ini tidak diinginkan terjadi, maka peraturan-peraturan beton yang ada mensyratkan
sedapat mungkin pemakaian sengkang. Hal ini dilakukan dengan menetapkan penggunaan tulangan geser
minimum, yaitu untuk keadaan dimana ( 0,5 Vc < Vu < Vc), maka pada balok harus dipasang tulangan
sengkang minimum seluas:

bw s 3 Av . f y
AV ,min = s=
3fy bw
4.2. Penampang dengan Tulangan Geser

Pada penampang beton dengan tulangan geser, selain gaya-gaya seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat satu
komponen gaya tambahan sebagai sumbangan dari baja tulangan geser yaitu Vs.

Vn = Vcz + Vd + Vay

dengan Vc = Vcz + Vd + Vay

maka Vn = Vc + Vs
Sengkang dapat meningkatkan kekuatan balok karena :

1. Sengkang menahan sebagian gaya geser.

2. Sengkang menahan perkembangan lebar retak tarik diagonal sehingga mempertahankan adanya interface
shear transfer (Vay).

3. Sengkang dengan spasi yang sesuai persyaratan akan mengikat tulangan memanjang dan memotong retak
miring yang terjadi sehingga meningkatkan dowel capacity.

Gaya geser yang dipilkul oleh tulangan geser didefenisikan sebagai Vs. Dengan asumsi n jumlah tulangan geser
yang melewati retak, S spasi tulangan geser dengan sudut retak 45º dan tulangan geser sudah leleh, maka dapat
dituliskan.

d Av . f y . d
n= Vs = n. Av . f y =
s s
5 Tulangan Geser
q Bentuk Tulangan Geser

a. Sengkang yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur.

b. Jaring kawat baja las dengan kawat yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen
struktur.

c. Spiral, sengkang ikat bundar atau persegi

d. Sengkang yang membuat sudut 45 atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal (sengkang miring).

e. Tulangan longitudinal dengan bagian yang ditekuk untuk membuat sudut (≥30 ) terhadap tulangan
tarik longitudinal.

f. Kombinasi sengkang dan tulangan longitudinal yang ditekuk.

q Kuat leleh rencana tulangan geser fy ≤ 400 MPa (kecuali jaring kawat baja las fy ≤ 550 MPa).
6 Penampang Geser
Perhitungan gaya geser Vu harus dilakukan pada penampang kritis/letak penampang kritis ditentukan sebagai
berikut:
7 Perencanaan Balok terhadap Geser
Perilaku balok beton bertulang pada keadaan runtuh karena geser sangat berbeda dengan keruntuhan karena
lentur. Balok dengan keruntuhan geser umumnya tanpa adanya peringatan awal. Untuk perilaku kegagalan
getas (brittle) ini, penampang harus dirancang cukup kuat untuk memikul beban geser luar rencana. Gaya geser
secara bersama ditahan oleh sengkang/tulangan geser and beton. Terdapat dua jenis sengkang yang digunakan
yaitu sengkang vertikal dan sengkang miring/tulangan miring.

Menurut SK SNI 03-2847-2002 pasal 13, perencanaan terhadap tulangan geser harus didasarkan pada kriteria
berikut:

∅"# ≥ "% Vu : adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau

Vn : adalah kuat geser nominal

.Vn = Vc + Vs Vc : adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton

Vs : adalah kuat geser nominal yang yang disumbangkan oleh tulangan geser
7.1 Kuat Geser Nominal yang Disumbangkan oleh Beton.

Kuat geser nominal balok yang disumbangkan oleh beton, Vc, dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur berlaku

æ f'c ö
Vc = ç ÷b d
ç 6 ÷ w
è ø

atau dengan perhitungan lebih rinci


ç
Vc = ç f'c + 120ρ w

Vu d ö
Mu ø
( )
÷÷b w d < 0,3 f'c b w d

As Vud
ρw = dan < 1,0
bwd Mu
2. Untuk komponen struktur yang hanya dibebani tekan aksial

æ N ö
( )
Vc = ç1 + u ÷ f'c /6 b w d
ç 14A ÷ atau dengan perhitungan lebih rinci
è g ø

æ V dö
( )
Vc = 1/7çç f'c + 120ρ w u ÷÷b w d < 0,3 f'c b w d 1 +
Mm ø
0,3N u
Ag
è

Mm = Mu – 1/8Nu (4h – d)

Vu d boleh lebih besar dari 1,0


Mu
3. Untuk komponen struktur yang dibebani gaya aksial tarik yang cukup besar.

æ f'c ö æ 0,3N u ö
Vc = ç ÷ × b × d ç1 - ÷
ç 6 ÷ w ç Ag ÷
è ø è ø
7.2 Kuat Geser yang Disumbangkan Tulangan Geser

Bila gaya geser terfaktor Vu > fVc, maka kelebihan gaya geser (Vu - fVc) ditahan oleh tulangan geser

Vs = Vu - fVc.

Besarnya Vs dihitung sebagai berikut :

1. Tulangan sengkang tegak lurus sumbu komponen

d
Vs = A vf y
s
2. Tulangan sengkang dengan kemiringan a terhadap sumbu omponen

d
Vs = A vf y (sin a + cos a )
s
7.3 Batas jarak tulangan geser s dan luas minimum tulangan geser
7.4 Prosedur Perhitungan Sengkang pada Balok.

1. Ditetapkan besaran tegangang leleh baja fy, kekuatan tekan beton fc', gaya lintang nominal maksimum Vn

mak, jarak antara V0 dengan tumpuan lv, lebar b dan tinggi h, serta tinggi efektif (d).

2. Menentukan tebal selimut beton dc dan diameter sengkang dv.

pd 2v
3. Menghitung luas ganda sengkang Av : Av =
2
3A v f y
4. Menghitung jarak/spasi maksimum dari persamaan : s mak =
b

5. Mengambil harga terkecil diantara smak, d/2 dan 600 mm untuk jarak maksimum sengkang.

6. Mengambil harga terkecil diantara smak, d/4 dan 300 mm. Lalu memasukkan ke dalam variabel smax_b.
7. Menghitung kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton fVc dengan persamaan

æ1 ' ö 1æ V ö
fVc = fç f c ÷bd atau fVc = f çç f c' + 120r w u ÷÷bd
è6 ø 7è Mu ø

8. Menentukan nilai fVs = fA v f y d sebagai fungsi s.


s

9. Menyamakan persamaan fVc + fVs = Vu

10. Pada penampang kritis Vu = (Vu )kritis = fVc + fVs dan dihitung jarak sengkang s.

11. Jarak sengkang s bagi Vu di beberapa lokasi, seperti di ¼ bentang dihitung berdasarkan nilai

Vu = (Vu ) 1 bentang = fVc + fVs


4

12. Hal serupa dapat dilakukan pada posisi penampang lainnya.


Contoh Perencanaan Tulangan Geser Balok
U = 1,2 DL+1,6 LL
Rencanakan penulangan geser suatu
balok sederhana di atas dua tumpuan
dengan bentang 8,0 m, dengan
penampang seperti gambar di bawah
ini. Balok memikul beban mati Vnmak (+ V=0
)
(merata) termasuk berat sendiri balok,
(-) Vnmin
Dl = 20 kN/m’ dan beban hidup
lv lv
(merata), LL = 40 kN/m’. Mutu beton
fc’ = 25 MPa dan mutu baja fy=320
MPa, b=400 mm, dan d=560 mm.
Penyelesaian:

a. Pertama, tentukan kuat geser akibat beban terfaktor pada penampang kritis balok:

Beban terfaktor: U=1,2 DL + 1,6 L L= 1,2 (20) + 1,6 (40) = 88 kN/m’


Gaya geser terfaktor (ultimit) pada tumpuan: Vu,t

Vu,t = 1/2.U.L = 1/2. (88 kN/m’). (8.m) = 352 kN

4000 − 560
!".$ = . 352 = 302.72 ./
4000

Gaya geser terfaktor pada daerah lapangan


(sejarak L/4 dari tumpuan)

4000 − 2000
!".0/2 = . 352 = 176 ./
4000
b. Tentukan kuat geser nominal dari beton, Vc

Untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur, berlaku:

√%"& √25
!" = . )* . + = 400.560. 0 = 186670 0 = 186.67 40
6 6

c. Cek apakah : persyatan tulangan sengkang

f0,5.Vc = 0,75 . 0,5x186,67 kN = 70 kN è Vu,d > f0.5Vc , è harus pakai sengkang

Vu,d> fVc = 0,75. 186,67 = 140 kN è tidak pakai Sengkang minimum

56 78, 56 ;6
Periksa: fVc + )* .d = 0,75 x 186,67 kN + 400.560
:;<< :;<<

= 140 kN + 70000 N = 210 kN < Vu,d è syarat jarak sengkang tidak pada zona tersebut
!", DE
Periksa : fVc + %& .d = 0,75 . 186,67 kN + 400.560 = 140 kN+ 373333N = 513 kN > Vu,d
$ $

!",
Karena Vu,d < fVc + %& .d è tentukan jarak sengkang yang diperlukan sesuai untuk zona tersebut;
$

Jika digunakan tulangan geser vertical dengan diameter 10 mm, maka

Av = 2. (0,25). (3.14). 102 = 157 mm2

Jarak spasi tualangan geser/sengkang:

)*. ,- . . 157. 320. 560


s ≤ / = = 129.68 @@
0.1
− 45 302.72 $
∅ − 186.67 . 10
0.75
d
S ≤ = 280 @@
2
S ≤ 600 mm.

Maka digunakan tulangan geser/sengkang f10 – 125 mm ATAU f10 – 100 mm


d. Untuk tulangan geser di daerah lapangan

4000 − 2000
!".%⁄& = . 352 = 176 12
4000

√536 √25
!3 = . 78 . 9 = 400.560. 2 = 186670 2
6 6
= 186.67 12

fVc = 0,75. 186,67 = 140 kN

;< =>, ;< A<


fVc + 78 .d = 0,75 x 186,67 kN + 400.560 = 140 kN + 70000 N = 210 kN
@ABB @ABB

;< =>,
Vu,L/4 < fVc + @ABB
78 .d d è maka, pakai sengkang minimum
!" #$,
Karena Vu,L/4 < fVc + )* .d d è Jarak sengkang
&'((

3. /0 . 12 3. 320. 157
S≤ = ≤ 377 ::
)* 400

d
S ≤ = 280 ::
2

S ≤ 600 mm.

Untuk daerah lapangan sejauh L/4 dari tumpuan dapat dipasang tualangan sengkang dengan : 10 – 250 mm
Bentuk Tulangan Geser
Bentuk Tulangan Balok
Bentuk Tulangan Geser

Pemasangan Tulangan Sengkang yang tidak sesuai SNI


Bekisting Balok

Anda mungkin juga menyukai