Gambar 5.1
1. Tahanan geser beton yang didasarkan pada penampang yang masih utuh, belum retak, Vz
Kuat geser nominal, Vn dari balok beton bertulang dengan tulangan geser, sebagian disumbangkan
oleh kuat geser beton, Vc, dan sebagian disumbangkan oleh kuat geser tulangan geser, Vs. Vn = Vc + Vs
Gaya geser Vu yang dihasilkan oleh beban terfaktor harus kurang atau sama dengan kuat geser
nominal dikalikan dengan faktor reduksi , atau : Vu < Vn = (Vc + Vs)
Besarnya gaya geser pada suatu balok atau kolom pada umumnya bervariasi sepanjang bentang,
sehingga besarnya tulangan geser juga bervariasi sepanjang bentang.
Retakan tersebut jika tidak ditahan dengan tulangan akan mengakibatkan keruntuhan,
mengingat sifat beton tidak mampu menahan gaya tarik.
Retak akibat lentur ditahan dengan tulangan lentur atau tulangan memanjang atau membujur
karena letak retaknya terletak vertikal ke atas. Sedangkan retakan akibat geser ditahan dengan
tulangan geser.
Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga penempatan tulangan geser yang paling
efektif adalah tulangan geser miring/diagonal yang tegak lurus arah retak, sehingga tulangan tersebut
hanya menahan gaya tarik retak saja, namun tentu saja hal ini metode ini akan menghabiskan banyak
uang dan pemasangan. yang lebih sulit.
Demikian pula dengan tulangan geser spiral, meskipun efektif dalam menahan gaya geser,
namun sulit dipasang dan pada saat yang sama lebih mahal.
Dalam hal ini yang paling disukai dan paling banyak digunakan dalam perencanaan struktur
adalah tulangan geser vertikal.
Pada umumnya elemen-elemen pada struktur beton bertulang tidak dapat dihindarkan dari
pengaruh gaya geser. Komponen gaya ini biasanya bekerja secara bersamaan dengan momen lentur,
beban aksial, dan bisa juga momen puntir (torsi). Penjalaran gaya geser pada beton sangat tergantung
pada kuat tarik dan kuat tekan beton. Hal ini berakibat fenomen gagal geser pada beton terjadi secara
tidak daktail sehingga harus diusahakan perkuatan guna menghindari terjadinya kegagalan geser pada
struktur beton bertulang karena sangat dimungkinkan gagal geser terjadi secara mendadak sehingga
sangat membahayakan. Konsep ini diterapkan secara tegas dalam perencanaan bangunan tahan gempa
yang sangat mengutamakan daktilitas struktur, pada perencanaan ini harus dipastikan bahwa tidak
akan terjadi kegagalan geser pada setiap elemennya. Penerapan konsep klasik tentang tegangan geser
pada material elastis, homogen, dan isotropis sampai saat ini masih dapat diterima dalam penyelesaian
masalah geser pada elemen beton bertulang meskipun telah banyak pula dilakukan berbagai penelitian
untuk mendapatkan formulasi yang lebih sesuai berkaitan dengan terbentuknya retakan dan kekuatan
beton bertulang dalam menerima pengaruh gaya
Jenis-jenis tulangan geser yang dapat digunakan sebagai tulangan geser terdiri dari:
b) jaring kawat baja las dengan kawat-kawat yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial
komponen struktur,
Untuk komponen struktur non-pratekan, tulangan geser dapat juga terdiri dari:
a) sengkang yang membuat sudut 45° atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal.
b) tulangan longitudinal dengan bagian yang dibengkokkan untuk membuat sudut sebesar 30° atau
lebih terhadap tulangan tarik longitudinal.
d) spiral
b) Jika 0,50.ϕ.Vc ≤Vu ≤ ϕ.Vc (5-26) untuk kasus ini diperlukan tulangan geser minimum, kecuali untuk
pelat, pondasi telapak, dan balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
mm, 2,5 kali tebal sayap, atau 0,5 kali lebar badan. Perkuatan geser yang diperlukan untuk kasus ini
sebesar:
bw . S
luas tulangan geser minimum A y=
3. fy
staffnew.uny.ac.id