Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

2, Januari 2013 (65-69)

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN


MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL
Muhammad Igbal
M.D.J. Sumajouw, Reky S. Windah, Sesty E.J. Imbar
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: igbalfab@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku geser balok beton bertulang, kuat geser dan
besar perbedaan antara sengkang vertikal dengan sudut bengkokkan kait 135°, 90° dan sengkang
vertikal model “U” pada konstruksi balok beton bertulang. Benda uji berupa balok dengan lebar
10 cm, tinggi 15 cm dan panjang 60 cm. Variasi jarak sengkang: 50 mm, 100 mm dan 150 mm.
Total sampel benda uji berjumlah 27 buah, tiap variasi dibuat 3 sampel.
Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa pada kelompok sampel dengan jarak sengkang
100 mm, beban geser maksimal dan kuat geser terbesar terjadi pada balok uji yang menggunakan
sengkang vertikal dengan sudut bengkokkan kait 90°. Pada kelompok sampel dengan jarak
sengkang 50 mm dan 150 mm, beban geser maksimal dan kuat geser terbesar terjadi pada balok
uji yang menggunakan sengkang vertikal dengan sudut bengkokkan kait 135°. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa sengkang vertikal dengan sudut bengkokkan kait 135° lebih kuat dibandingkan
sengkang vertikal dengan sudut bengkokkan kait 90° dan sengkang vertikal model “U”.
Kata kunci : Sengkang vertikal, Sudut bengkokkan kait, Sengkang model “U”, Kekuatan
geser, Balok beton bertulang.

PENDAHULUAN lurus terhadap sumbu batang balok). Hal ini


dikarenakan perilaku beban geser balok akan
Beton banyak mengalami perkembangan, menyebabkan terjadinya keretakan geser.
baik dalam pembuatan campuran maupun Keretakan geser akan menyebabkan terbelah-
dalam pelaksanaan konstruksinya. Salah satu nya balok menjadi dua bagian yang dipisahkan
perkembangan beton yaitu pembuatan oleh garis keretakan geser tersebut, yaitu
kombinasi antara material beton dan baja bagian bawah retak geser dan bagian atas retak
tulangan menjadi satu kesatuan konstruksi geser
yang dikenal sebagai beton bertulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Beton bertulang sebagai elemen balok apakah pemilihan tipe sengkang konvensional
harus diberi penulangan yang berupa tersebut berpengaruh terhadap kuat geser balok
penulangan lentur dan penulangan geser beton bertulang.
(sengkang). Ada beberapa macam tulangan Penelitian dilakukan untuk mempelajari:
geser pada balok, yaitu tulangan sengkang 1) Perilaku geser sengkang vertikal segi empat
vertikal, sengkang spiral, sengkang miring. dengan sudut bengkokan kait sengkang
Ketiga macam tulangan ini sudah sangat lazim 135°, 90° dan sengkang vertikal model “U”.
diterapkan dan sudah sangat dikenal dalam 2) Beban geser maksimal yang dapat ditahan
dunia konstruksi, sehingga dapat dikenal balok menggunakan sengkang vertikal segi
sebagai tulangan sengkang konvensional. empat dengan sudut bengkokan kait
Tulangan sengkang konvensional yang sengkang 135°, 90° dan sengkang vertikal
telah dikenal selama ini dalam konsep model “U”.
perhitungannya dengan memperhitungkan 3) Besarnya perbedaan beban yang ditahan
bahwa bagian tulangan sengkang yang balok menggunakan sengkang vertikal segi
berfungsi menahan beban geser adalah bagian empat dengan sudut bengkokan kait 135°,
tulangan sengkang pada arah vertikal (tegak 90° dan sengkang vertikal model “U”.

65
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (65-69)

BETON BERTULANG sebagai kelanjutan proses retak lentur yang


telah mendahuluinya.
Beton bertulang merupakan material .
komposit yang terdiri dari beton dan baja Bentang geser
tulangan yang ditanam didalam beton. Sifat Bagian bentang tempat
utama beton adalah sangat kuat di dalam terjadinya geser tinggi
menahan beban tekan (kuat tekan tinggi) tetapi
lemah dalam menahan gaya tarik. Baja Retak miring
tulangan di dalam beton berfungsi menahan (retak geser)
gaya tarik yang bekerja.

KUAT GESER BALOK


Gambar 2. Retak miring pada balok beton bertulang
Komposisi tegangan-tegangan tersebut di (Sumber: Dipohusodo, 1994)
suatu tempat akan menyesuaikan diri secara
alami dengan membentuk keseimbangan PERENCANAAN PENULANGAN
tegangan geser dan tegangan normal GESER
maksimum dalam suatu bidang yang
membentuk sudut kemiringan terhadap sumbu Perencanaan geser untuk komponen-
balok. Dengan menggunakan lingkaran Mohr komponen struktur terlentur didasarkan pada
dapat ditunjukkan bahwa tegangan normal anggapan bahwa beton menahan sebagian dari
maksimum dan minimum akan bekerja pada gaya geser, sedangkan kelebihannya atau
dua bidang yang saling tegak lurus satu sama kekuatan geser di atas kemampuan beton untuk
lainnya. Bidang-bidang tersebut dinamakan menahannya dilimpahkan kepada tulangan
bidang utama dan tegangan-tegangan yang baja geser. Untuk komponen-komponen
bekerja disebut tegangan-tegangan utama (lihat struktur yang menahan geser dan lentur saja
Gambar 1.). (SNI-03-2847-2002), memberikan kapasitas
0,707 V kemampuan beton (tanpa penulangan geser)
untuk menahan gaya geser adalah Vc,
1
v=V 𝑉𝑐 = 6 𝑓 ′ 𝑐 𝑏𝑤 𝑑 ................................... (1)
A
atau dengan menggunakan Persamaan yang
0,707 V
lebih terperinci sebagai berikut:
𝑉 𝑑 𝑏𝑤 𝑑
v=V 1,4141 𝑉𝑐 = 𝑓 ′ 𝑐 + 120 𝜌𝑤 𝑀𝑢 7
......... (2)
0,707 V 𝑢
0,707 V dimana Mu adalah momen terfaktor yang tejadi
T = 1,414 V bersamaan dengan gaya geser terfaktor
A
maksimum Vu pada penampang kritis,
v = tegangan geser sedangkan batas atas faktor pengali dan Vu
V = gaya geser adalah sebagai berikut:
T = gaya tarik 𝑉𝑢 𝑑
𝑀
≤ 1,0 ................................................... (3)
𝑢
Gambar 1. Tegangan pada balok terlentur
𝑉𝑐 ≤ 0,3 𝑓 ′ 𝑐 𝑏𝑤 𝑑 ...................... (4)
(Sumber: Dipohusodo, 1994)
dengan:
Kejadian geser pada beton tulangan, Vc = kuat geset beton (N)
kerusakan umumnya terjadi di daerah f’c = kuat tekan beton (N/mm2)
sepanjang kurang lebih tiga kali tinggi efektif bw = lebar efektif penampang balok (mm)
balok, dan dinamakan bentang geser. Retak ρw = rasio luas tulangan lentur dengan luad
miring akibat geser di badan balok beton penampang balok
bertulang dapat terjadi tanpa disertai retak Mu = momen akibat beban luar yang bekerja
akibat lentur di sekitarnya, atau dapat juga (Nmm)

66
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (65-69)

Berdasarkan SNI 03-2847-2002, dasar perhitungan dan pembuatan tabel, gambar serta
perencanaan tulangan geser adalah: kurva. Analisis meliputi perhitungan tentang
φVn ≥ Vu .................................................. (5) pemeriksaan kualitas bahan-bahan penelitian,
Vn = Vc + Vs ............................................. (6) perhitungan kuat tekan dan perhitungan kuat
Sehingga: Vu ≤ φVc + φVs .................... (7) geser sengkang balok beton bertulang yang
dengan: semuanya disesuaikan dengan rumus-rumus
Vu = beban geser terfaktor (N) serta peraturan peraturan yang berlaku
φ = faktor reduksi kuat geser
Vc = kuat geser beton (N) HASIL DAN PEMBAHASAN
Vn = kuat geser ideal atau nominal (N)
Vs = kuat geser nominal yang dapat Hasil Pengujian
disediakan oleh tulangan geser (N) 1) Pemeriksaan berat berat volume beton pada
Untuk sengkang vertikal, Vs dapat dihitung umur 1 hari berkisar 2094 sampai 2222
dengan menggunakan persamaan (58) SNI 03- kg/m3. Maka semua jenis beton dalam
2847-2002. penelitian ini termasuk beton dalam jenis
𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑 beton berbobot normal.
𝑉𝑠 = ............................................. (8)
𝑆 2) Hasil pengujian kuat tekan beton ditunjuk-
Kuat tulangan geser nominal yang diperlukan kan pada Tabel 1.
(Vs) dapat ditentukan dari diagram gaya geser
terfaktor Vu. Tabel 1. Kuat Tekan Rata-Rata Beton
Vu ≤ φVc + φVs ..................................... (9) Kode Kuat Tekan Rata-Rata Beton, fcr
Selanjutnya diperoleh: sampel [MPa]
𝑉 − 𝜑 𝑉𝑐
Vs perlu = 𝑉𝑠 ≤ 𝑢 ...................... (10) MIX 1 22,28
𝜑
𝑉𝑢
MIX 2 27,37
Vs perlu = 𝑉𝑠 ≤ − 𝑉𝑐 ................... (11) MIX 3 24,96
𝜑
MIX 4 28,01
METODE PENELITIAN MIX 5 29,28
MIX 6 28,78
Diagram Alir Penelitian MIX 7 23,43
MIX 8 25,46
Mulai MIX 9 29,28
Sumber: Hasil Penelitian
Persiapan bahan dan alat penelitian
3) Tabel 2 memperlihatkan hasil pengujian
Pemeriksaan sifat fisik material beban geser maksimal

Perencanaan komposisi Tabel 2. Beban Geser Maksimum Balok


campuran Beton Bertulang
Pembuatan benda uji Beban geser rata-rata
Kode
maksimum [P]
Sampel
(kN)
Pemeriksaan benda uji
A – 15 cm 23.12
 Pengujian kuat tekan beton A – 10 cm 21,52
 Pengujian kuat geser sengkang A – 5 cm 34,41
B – 15 cm 21,34
Analisa data B – 10 cm 25.24
Gambar 4. Bagan alir penelitian B – 5 cm 31,20
C – 15 cm 18,74
Metode Analisis Data C – 10 cm 23,42
Analisis data menggunakan bantuan C – 5 cm 30.00
Program MS-Excel untuk melakukan Sumber: Hasil Penelitian

67
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (65-69)

= 133 mm
Keterangan :
Besarnya kekuatan beton menahan gaya geser
A = sengkang vertikal dengan sudut
adalah:
bengkokkan kait 135° 1 1
B = sengkang vertikal dengan sudut Vc = 6 𝑓 ′ 𝑐 𝑏𝑤 𝑑 = 6 22,28 x100 x 133
bengkokkan kait 90° = 10463,44 N
C = sengkang vertikal model “U” = 10,46 kN
Analisis Data Perhitungan Vs pada balok uji untuk Vu rata-
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan rata hasil pengujian adalah:
beton dan beban geser, maka secara analisis Vu ≤ φVc + φVs
dapat dijabarkan keruntuhan balok beton φVs = Vu - φVc
bertulang sebagai berikut: Vu − φVc
Vs = φ
(faktor reduksi, φ = 1)

P/2 P/2
Untuk Vu = 23,12
23,12 –(1 x 10,46)
Maka : Vs =
1
15 cm = 12,66 kN

21 cm
10 cm Hasil perhitungan secara lengkap yang
51 cm diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4..
4,5 cm 4,5 cm

60 cm Tabel 3. Hasil Perhitungan Vu Maksimal


Vu maksimal rata-rata
Gambar 5. Struktur balok beton bertulang Kode Sampel
(kN)
dengan pembebanannya A – 15 cm 23.12
A – 10 cm 21,52
Diketahui:
A – 5 cm 34,41
Berat jenis beton = 2145 kg/m3
B – 15 cm 21,34
Berat baja profil = 8,44 kg = 0,0844 kN
Berat sendiri beton (q) adalah 0,3218 kN/m B – 10 cm 25.24
B – 5 cm 31,20
Reaksi perletakan, RA = RB = 22,62 kN C – 15 cm 18,74
Sehingga besarnya gaya geser maksimal pada C – 10 cm 23,42
balok uji (Vu max) adalah sebesar 22,62 kN. C – 5 cm 30.00
Sumber: Hasil Penelitian
10 mm
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kuat Geser
Sengkang (Vs)
h = 15 cm
Kuat Geser Sengkang
Kode
(Vs)
10 mm Sampel
(kN)
b = 10 cm A – 15 cm 23.12
A – 10 cm 21,52
Gambar 6. Tulangan balok beton A – 5 cm 34,41
B – 15 cm 21,34
Diameter tulangan sengkang = 4 mm B – 10 cm 25.24
Diameter tulangan lentur = 6 mm B – 5 cm 31,20
Tebal selimut beton = 10 mm
C – 15 cm 18,74
fc’= 22,28 MPa
ds = ds’ = 10 mm + 4 mm + (0,5 x 6 mm) C – 10 cm 23,42
= 17 mm C – 5 cm 30.00
d = h – ds = 150 mm – 17 mm Sumber: Hasil Penelitian

68
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (65-69)

PENUTUP
25
Kesimpulan
23 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
21 keretakan yang terjadi pada benda uji dominan
Kuat geser sengkang (kN)

19 merupakan keretakan geser lentur.


17 Pada kelompok sampel dengan jarak
sengkang 50 mm dan 150 mm, kuat geser
15
sengkang terbesar terjadi pada balok uji
13
menggunakan sengkang vertikal dengan sudut
11 bengkokkan kait 135°. Untuk kelompok
9 sampel dengan jarak sengkang 100 mm, kuat
7 geser sengkang terbesar terjadi pada balok uji
5
menggunakan sengkang vertikal dengan sudut
5 10 15
bengkokkan kait 90°.
Jarak sengkang (cm) Perbedaan kekuatan (selisih kekuatan)
antara ketiga jenis sengkang tersebut sangat
sengkang dengan kait 135° signifikan. Sehingga secara umum dapat
sengkang dengan kait 90°
sengkang model "U"
dinyatakan bahwa sengkang vertikal dengan
sudut bengkokkan kait 135° lebih kuat
Gambar 7. Grafik hubungan kuat geser dibandingkan sengkang vertikal dengan sudut
sengkang dan jarak sengkang bengkokkan kait 90° dan sengkang vertikal
model “U”.
Berdasarkan Gambar 7 perbedaan kekuatan
(selisih kekuatan) antara ketiga jenis sengkang Saran
tersebut sangat signifikan, diperoleh angka Untuk mendapatkan hasil penelitian yang
berkisar 15,50%-23,03% untuk sengkang jauh lebih baik, sampel yang digunakan perlu
vertikal dengan sudut bengkokkan kait 135° lebih banyak lagi agar didapatkan data yang
dan sengkang vertikal dengan sudut lebih bervariatif. Selain itu pemilihan benda uji
bengkokkan kait 90°. Untuk sengkang vertikal diupayakan merupakan perwakilan dari tiap
dengan sudut bengkokkan kait 135° dan tipe sampel yang hasilnya ingin dibandingkan.
sengkang vertikal model “U”, dari hasil Penelitian ini juga dapat dikembangkan
perhitungan diperoleh angka berkisar 23,95 % pada balok tinggi, yaitu balok beton yang
- 39,52%. Sedangkan untuk sengkang vertikal cenderung menahan pembebanan geser yang
dengan sudut bengkokkan kait 90° dan lebih dominan dibandingkan dengan beban
sengkang vertikal model “U”, diperoleh angka lentur. Sehingga diperlukan tinggi penampang
berkisar 10,00 % - 21,28 %. yang besar dibandingkan lebar penampangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki dan Nurul Hidayati. 2006. “Tinjauan Kuat Geser Sengkang Alternatif dan Sengkang
Konvensional Pada Balok Beton Bertulang”. UMS. Surakarta.
Dept. PU. 2002. “SNI 03-2847-2002: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung”. Yayasan LPMB. Bandung.
Dipohusodo, I. 1994. “Struktur Beton Bertulang “. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

69

Anda mungkin juga menyukai