1.Kuat Geser :
Balok yang mengalami lentur akan mengalami tegangan lentur dan tegangan
geser pada saat bersamaan
Pada struktur beton bertulang apabila gaya geser yang bekerja sangat
besar sehingga beton tidak mampu menahan, maka perlu dipasang baja
tulangan tambahan untuk menahan gaya geser tersebut.
Beberapa ketentuan :
1. Tegangan geser dan lentur timbul di sepanjang komponen struktur
dimana bekerja gaya geser dan momen lentur.
Mc
f
I
f f2
f pr v2
2 4
di mana : fpr = tegangan utama
v = tegangan geser (τ)
f = tegangan lentur (σ)
Arah atau orientasi bidang utama dihitung dengan (pers 4) :
Pengamatan pada satuan elemen tepat pada garis netral (f = 0), didapat :
a. Berdasar prinsip keseimbangan, tegangan geser vertikal pada dua muka
vertikal berseberangan akan sama besar tetapi dengan arah kerja
berlawanan
b. Untuk menjaga keseimbangan maka dibutuhkan tegangan geser yang
bekerja pada permukaan horisontal yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan terhadap tegangan geser vertikal.
V M
v k1 f k2 2
bd bd
dimana k1 dan k2 adalah konstanta nilai banding
Tegangan tarik utama merupakan fungsi perbandingan f terhadap v, sehingga
berdasar persamaan (5) dan (6) didapat hubungan sebagai berikut :
f k2 M M
k3
v k1Vd Vd
f a
Apabila bentang geser : a M , akan didapat : k3
V v d
Dari hasil eksperimen didapat bahwa nilai banding bentang geser (a)
terhadap tinggi efektif (d) merupakan faktor yang berpengaruh dan penting
dalam penetapan kekuatan geser suatu balok
2.Perilaku Balok Tanpa penulangan Geser :
Tegangan tarik dengan variasi besar dan kemiringan, sebagai akibat geser
saja atau kombinasi geser dan lentur akan timbul di setiap tempat
disepanjang balok
Retak miring akibat geser di badan balok beton bertulang dapat terjadi
tanpa disertai retak akibat lentur di sekitarnya ”retak geser badan”
Retak miring yang terjadi sebagai proses kelanjutan dari retak lentur yang
terjadi sebelumnya disebut ”retak geser lentur”
Dapat dijumpai pada balok beton bertulang biasa maupun prategang
Proses retak :
1. merambat dimulai dari tepi masuk ke dalam blok dengan arah hampir
vertikal (”retak lentur”).
2. berlanjut tanpa mengakibatkan berkurangnya tegangan
3. ketika tercapai kombinasi kritis tegangan lentur dan geser pada ujung
salah satu retak terdalam dimana terjadi tegangan geser cukup besar
maka akan terjadi ”retak miring”.
Vu
vu
bwd
di mana : vu = tegangan geser rencana rata-rata nominal total (MPa)
Vu = gaya geser rencana total karena beban luar (kN)
Φ = faktor reduksi kuat bahan (utk geser 0,60)
bw = lebar balok, untuk penampang persegi = b (cm)
d = tinggi efektif balok (cm)
Pada garis netral penampang, nilai tegangan geser sama dengan tegangan
tarik diagonal, sehingga untuk pendekatan perencanaan tegangan geser dapat
dipakai sebagai alat ukur untuk mengukur tegangan tarik diagonal yang
terjadi.
1
Vc f c ' bw d
6
Atau dengan persamaan yang lebih terperinci :
1 Vu d
Vc f c '120 w bw d
7 Mu
Vu d
1,0
Mu
Vc 0,30 f c ' bwd
catatan :
1. nilai Vc (kuat geser) diatas adalah kuat geser ideal (nominal) maka
sesuai SK SNI T-15-1991-03 ps 3.2.2 kuat geser beton didapat :
” Φ Vc “
dimana Φ adalah faktor reduksi kekuatan
Vu ≤ Φ Vc + Φ Vs
Dengan konsep tegangan geser dan memberi beberapa substitusi, maka
didapat:
Vu Vc Vs
tegangan geser
bw d bw d
Persamaan dapat ditulis menjadi :
Vc Vs
tegangan geser
bw d bw d
Kelebihan tegangan geser
Kapasitas tegangan geser beton diatas kapasitas beton
yang harus ditahan oleh
baja tulangan geser
Vs
1,414sbw
bw d
Komponen vertikal gaya tarik diagonal :
Vs Vs s
0,7071,414sbw
Vs
sbw
bw d bw d d
Av fy adalah kapasitas tarik ultimit sengkang. Karena ke arah vertikal
maka harus terjadi kesetimbangan, maka :
Vs s Av f y d
Av f y sehingga didapat : Vs
d s
dengan cara yang sama, untuk tulangan sengkang miring sesuai dengan
persamaan 3.4-18 SK SNI T-15-1991-03 , didapat :
d
Vs Av f y sin cos
s
Perencanaan tulangan sengkang pada umumnya adalah menghitung jarak
sengkang yang akan dipasang, karena pada umumnya Av telah ditentukan
terlebih dahulu. Berdasar persamaan 3.4-17 dan 3.4-18 dapat dilakukan
perencanaan jarak sengkang yang diperlukan :
Av f y d
Untuk sengkang vertikal s perlu
Vs
Av f y d
Untuk sengkang miring s perlu 1,414
Vs
Apabila balok beton bertulang terlentur juga menahan momen torsi
(puntiran), dimana momen torsi terfaktor Tu melebihi Φ (1/24√fc’Σx2y),
maka kuat geser Vc adalah :
Vc
1
6 fc ' bw d
2
T
1 2,50Ct u
Vu
Contoh Soal :
Balok beton bertulang persegi dengan perletakan sederhana, panjang
bentang bersih = 10 m, lebar b = 300 mm, tinggi efektif d = 610 mm,
menahan beban rencana total (termasuk berat sendiri) wu = 46 kN/m’ ; mutu
bahan fy = 240 MPa dan fc’ = 20 MPa.
Diminta merencanakan penulangan gesernya.
menggambar diagram gaya geser Vu :
Vu maksimum = ½ wu l = ½ (46) (10) = 230 kN.
DIAGRAM Vs
Menghitung panjang bagian bentang yang memerlukan sengkang :
Kebutuhan tulangan sengkang diperhitungkan pada tempat dimana Vu =
½ΦVc = 40,92 kN, dengan kedudukan (pada diagram Vu) sebesar :
(230-40,92)
------------- = 4,11 m dari tumpuan
46
Apabila digunakan tulangan sengkang D10 (As = 78,5 mm2), akan didapat
Av = 2 (78,5) = 157 mm2, maka spasi yang dibutuhkan untuk penampang
kritis (spasi paling rapat) dapat dihitung dengan :
menghitung Vs pada penampang kritis :
Vs = 246,93 – 610(76,67)(10)-3 = 200,16 kN.
menentukan spasi/jarak sengkang paling rapat :
Av fy d (157)(240)(610)(10)-3
s = ---------- = ------------------------ = 114,8 mm
Vs 200,16
diambil harga s = 110 mm, nilai ini adalah harga terbesar yang boleh
digunakan pada bagian balok sepanjang d diantara tumpuan dan penampang
kritis.
catatan : - nilai tersebut berdasar atas kuat geser yang disediakan oleh
baja tulangan geser terpasang
- bila didapat hasil perhitungan s < 50 mm maka dapat dicoba
penggunaan sengkang dengan diameter lebih besar atau
sengkang rangkap
Menghitung spasi maksimum yang dibutuhkan :
Kriteria 1 :
Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (1/3√fc’)bwd :
(1/3√fc’)bwd = (1/3√20)(300)(610)(10)-3 = 272,8 kN
Vs pada penampang kritis = 200,16 kN.
karena 200,16 < 272,8, maka digunakan ketentuan bahwa spasi maksimum
adalah nilai terkecil dari : a. ½ d = ½ (610) = 305 mm
b. 600 mm
spasi maksimum diambil harga terkecil 305 mm
Kriteria 2 :
Sesuai ketentuan pasal 3.4.5 ayat 5 SK SNI T-15-1991-03 maka perlu
memperhatikan persyaratan luas penampang tulangan minimum, dengan
meninjau :
1 bw s 3 Av fy 3(157)(240)
Av = -- ------- sehingga didapat s maks = -------- = -------------- = 376,8 mm
3 fy bw 300
Dari kedua kriteria tersebut diambil harga s maks terkecil = 305 mm untuk
keseluruhan panjang balok
Menentukan jarak spasi yang dibutuhkan berdasarkan pada kuat
geser :
1. Pola pada keseluruhan panjang balok diatur dengan berbagai variasi
spasi sesuai dengan kebutuhan sengkang untuk setiap titik sejak dari
tumpuan.
2. Pengaturan lebih mudah dilakukan dengan membagi menjadi beberapa
kelompok sengkang berdasarkan jarak spasinya.
3. Penentuan jumlah lokasi di tempat mana dilakukan perhitungan spasi
perlu merupakan fakor yang harus diperhitungkan dan merupakan
fungsi dari diagram Vs.
tabel
1. pada tempat dimana nilai smaks = 305 mm dilampaui tidak perlu dihitung
besarnya spasi sengkang.
2. spasi maksimum 305 mm dapat dimulai pada tempat berjarak 2240 mm
dari tumpuan.
Ketentuan lain :
Tulangan sengkang pertama ditempatkan kira-kira berjarak separoh dari
spasi yang diperlukan untuk penampang kritis (spasi terapat) terhadap
muka bentang bersih.