Anda di halaman 1dari 6

FARAH AIDAH SUWARSO

21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

Geser Pada Beton Prategang


Pada analisa beton prategang diagram momen dan diagram geser merupakan satu kesatuan
yang saling berkaitan dan interaksi keduanya dalam merespon beban luar dapat memberikan efek
pada struktur balok. Kekuatan geser balok perlu didesain secara seksama agar dapat memikul
gaya geser akibat beban luar. Keruntuhan geser bersifat tiba-tiba dan sulit diprediksi. Keruntuhan
ini merupakan hasil dari gaya tarik diagonal pada badan balok yang ditimbulkan oleh tegangan
geser dan tegangan normal arah memanjang. Tegangan geser pada balok biasanya disebabkan
oleh kombinasi momen dan beban eksternal, bukan akibat geser langsung ataupun torsi murni.
Gambar 1 menunjukkan distribusi tegangan lentur dan tegangan geser yang terjadi pada
penampang beton.

Gambar 1. Distribusi Tegangan untuk Balok Persegi Panjang


Pada beton prategang terdapat 3 pola retak, yaitu flexural failure, web shear cracking dan
flexural-shear cracking. Flexural failure terjadi pada daerah dengan momen lentur terbesar,
dimulai dari daerah yang tertarik dengan arah tegak lurus terhadap sumbu balok. Web shear
cracking terjadi pada badan beton prategang bermula dari daerah dengan gaya lintang besar dan
luas penampang yang kecil dengan sudut retak mencapai 45o. Meskipun geser eksternal
maksimum terjadi di tumpuan, namun lokasi kritis tegangan utama maksimum tarik tidak di
lokasi tersebut. Di penampang tersebut tegangan utama sangat berkurang karena adanya gaya
tekan besar yang diberikan oleh tendon prategang, selain juga gaya tekan vertikal yang berasal
dari reaksi balok di tumpuan. Inilah alasan mengapa retak diagonal yang stabil terjadi di lokasi
yang lebih jauh masuk ke arah bentang, dengan nilai rata-rata sekitar seperempat bentang di
balok prategang bersayap. Flexural-shear cracking bermula dari retak lentur dibarengi dengan
tegangan geser beton yang meningkat, dan melebihi kekuatan tarik beton. Gaya prategang akan
memperlambat terbentuknya ketiga jenis retak tersebut serta memberikan kontribusi terhadap
pengurangan sudut retak akibat gaya geser pada beton menjadi lebih landai terhadap bidang
horizontal.
FARAH AIDAH SUWARSO
21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

Gambar 2. Tinjauan Balok dengan 2 elemen kecil A1 dan A2


Tinjaulah dua elemen yang sangat kecil A1 dan A2 dari balok persegi panjang dalam
Gambar 2. Tegangan normal tarik ft dan tegangan geser v adalah nilai-nilai di elemen A 1 pada
bidang a1-a1 pada jarak y dari sumbu netral. Dari prinsip mekanika bahan, tegangan normal f dan
tegangan geser v dapat ditulis dengan persamaan :
My
f= …(1)
I
VS
v= …(2)
bI
dimana :
M dan V = momen lentur dan gaya geser pada potongan a1-a1
y = jarak dari elemen yang ditinjau ke sumbu netral
I = momen inersia penampang
S = momen statis bagian penampang
b = lebar balok

(a) (b)
FARAH AIDAH SUWARSO
21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

(c) (d)
Gambar 3. Kondisi Tegangan pada Elemen A1 dan A2. (a) Kondisi Tegangan
di Elemen A1. (b) Representasi Lingkaran Mohr, elemen A1. (c) Kondisi
Tegangan di Elemen A2. (d) Representasi Lingkaran Mohr, elemen A2.
Gambar 3 menunjukkan tegangan yang bekerja di elemen kecil A1 dan A2 yaitu tegangan
geser dan tegangan beton prategang. Dengan menggunakan lingkaran Mohr dalam Gambar 3(b),
tegangan utama untuk elemen A1 di zona tarik dibawah sumbu netral adalah :
ft ft 2 2
ft(maks) = + ( ) +v
2 2 √ tarik utama (3a)

ft f 2
fc(maks) =
2
v

- ( t ) +v 2
2
tekan utama (3b)

tan 2θmaks = (3c)


f t /2
Retak terjadi apabila nilai tegangan utama sama dengan tegangan geser hancur beton.
Tegangan tekan fc di elemen A2 dalam Gambar 3(b) diatas sumbu netral mencegah retak, karena
tegangan utama maksimum di elemen tersebut berupa tegangan tekan. Untuk elemen A 1 yang
terletak dibawah sumbu netral, tegangan utama maksimum adalah tarik sehingga retak dapat
terjadi.
Untuk penampang yang semakin mendekati tumpuan, momen lentur dan tegangan f t
berkurang, yang diikuti dengan bertambahnya tegangan geser. Tegangan utama f t(maks) tarik
bekerja pada bidang sekitar 45o terhadap normal penampang di dekat karena kuat tarik beton
rendah, maka retak diagonal timbul di bidang yang tegak lurus dengan bidang tegangan tarik
utama, itu sebabnya retak tersebut disebut retak tarik diagonal. Untuk mencegah terbukanya
retak tersebut, penulangan tarik diagonal khusus harus digunakan. Jika ft di dekat tumpuan
diasumsikan sama dengan nol, maka elemennya akan mendekati keadaan geser murni, dan
tegangan tarik utama, dengan menggunakan persamaan 3b, akan sama dengan tegangan geser v
di bidang 45o. Tegangan tarik diagonal inilah yang menimbulkan retak miring.
Dalam perhitungan komponen prategang, nilai Vc diperbolehkan diambil yang terkecil
antara nilai Vci dan Vcw. Cara perhitungan Vci dan Vcw secara rinci dijabarkan dalam SNI
2847:2019 tentang Persyaratan beton struktural untuk banunan gedung dan penjelasan.
1. Gaya geser yang mengakibatkan Flexure Shear Cracks (Vci)
FARAH AIDAH SUWARSO
21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

Dalam SNI 2847: 2019 dikatakan bahwa Vci adalah Kekuatan geser nominal yang
disediakan beton retak diagonal dihasikan dari kombinasi geser dan momen. Retak miring yang
stabil pada jarak d/2 dari retak lentur yang terjadi pada taraf beban retak pertama secara geser
lentur ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pertumbuhan retak geser lentur (a) Jenis pola retak. (b) Diagram geser akibat
beban eksternal dengan ordinat gaya geser friksi Vcr di potongan 2. (c) Diagram momen
dengan ordinat momen retak pertama Mcr di potongan 2.
Jika tinggi efektif adalah dp, maka tinggi dari serat tekan ke pusat berat baja prategang
longitudinal, maka perubahan momen antara potongan 2 dan 3 adalah
V dp
M- M cr = (4)
2
M cr
Atau V=
M /V −d p /2
(5)
dimana V adalah geser di penampang yang ditinjau. Banyak hasil pengujian yang menunjukkan

1
bahwa tambahan gaya geser vertikal sebesar bwdp√ fc ' dibutuhkan untuk secara penuh
20
menimbulkan retak miring di dalam Gambar 4. Jadi, geser vertikal total yang bekerja di bidang 2
dalam Gambar 4 adalah :
M cr 1
Vci = + bwdp √ fc ' + Vd (6)
M /V −d p /2 20
FARAH AIDAH SUWARSO
21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

dimana Vd adalah geser vertikal akibat berat sendiri. Komponen vertikal Vp dari gaya prategang
karena kecilnya diabaikan dalam Persamaan 6 di sepanjang bentang dimana tendon prategang
tidak terlalu curam.
Nilai kekuatan lentur-geser Vci harus diambil yang terbesar dari persaamaan (7) dan (8)
sesuai dengan SNI 2847:2019, yaitu :
Vi
Vci = 0,05λ √ fc ' bwdp + Vd + ( M cr ) (7)
M maks
Vci = 0,14λ √ fc ' bwdp (8)
dimana :
Nilai dp diambil terbesar dari dp dan 0,8h
λ = 1,0 untuk beton berbobot normal
= 0,85 untuk beton berbobot ringan pasir
= 0,75 untuk beton berbobot ringan
Vd = gaya geser di penampang akibat beban mati tak terfaktor
Vci = kuat geser nominal yang diberikan oleh beton pada saat terjadi retak tarik
diagonal akibat gabungan gaya geser vertikal dan momen
Vi = gaya geser terfaktor di penampang akibat beban eksternal yang terjadi secara
simultan dengan Mmaks
Persamaan untuk Mcr yaitu momen yang menyebabkan retak lentur akibat beban eksternal
dinyatakan dengan :
Ic
M cr = (0,5 λ √ fc ' + fpe – fd) (9)
yt
Di dalam standar ACI, fce dinyatakan dengan fpe
dimana :
fpe = tegangan tekan beton akibat tekanan efektif sesudah terjadinya kehilangan di
serat ekstrim penampang dimana tegangan tarik ditimbulkan oleh beban
eksternal, dalam satuan psi. Di pusat berat fce = f́ c
fd = tegangan akibat beban mati tak terfaktor di serat ekstrim penampang yang
ditimbulkan oleh berat sendiri saja dimana tegangan tarik diakibatkan oleh beban
eksternal, psi.
yt = jarak dari sumbu berat ke serat tarik ekstrim
Mcr = bagian dari momen akibat beban hidup yang bekerja yang menimbulkan retak.

2. Gaya Geser yang Mengakibatkan Web Shear Cracks (Vcw)


FARAH AIDAH SUWARSO
21010117120021
TUGAS 2 RESUME PERILAKU GESER PADA BETON PRATEGANG

Dalam SNI 2847 dikatakan bahwa Vcw adalah kekuatan geser nominal yang disediakan oleh
beton bila retak diagonal yang dihasilkan dari tegangan tarik utama yang tinggi terjadi dalam
badan beton. Kekuatan geser badan (Vcw) dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Vcw = (0,29 λ √ fc ' +0,3 fpc) bwdp + Vp (10)

dimana :
fpc = tegangan tekan pada beton (setelah memperhitungkan semua kehilangan prategang)
pada titik berat penampang yang menahan beban luar atau pada pertemuan antara
badan dan flens, jika titik berat terletak pada flens.
Vp = komponen vertikal dari prategang efektif di penampang yang berkontribusi dalam
menambahkan kekuatan lentur.
dp = jarak dari serat tekan ekstrim ke pusat berat baja prategang, atau 0,8 h, manapun yang
terkecil.
Sebagai alternatif gaya geser Vcw dapat dihitung untuk memikul beban mati ditambah beban
hidup yang menghasilkan tegangan tarik utama sebesar :
Vcw = 0,33 λ √ fc ' (11)

Persamaan (11) hanya dapat pada lokasi berikut:


a) Ketika sumbu sentroid (centroidal axis) penampang prategang terletak di badan, maka
tegangan tarik utama harus dihitung di sumbu sentroid
b) Ketika sumbu sentroid (centroidal axis) penampang prategang terletak di sayap, maka
tegangan tarik utama harus dihitung di titik potong antara sayap dan badan.

Anda mungkin juga menyukai