Anda di halaman 1dari 33

Karakteristik Fasilitas Pesawat

Terbang pada Bandara Internasional


Yogyakarta
Anggota Kelompok :
 EWALDO KHANSA CHANDRA PRATAMA - 21010118120047
 IFAN GUSTIVIAN DIWANGKARA – 21010118120045
 H. A ULYA – 21010118130107
 ERNI WIDIYANTI – 21010117120014
 SITI MULYATI – 21010117120013
 FARAH NAURAH PUTRIAGSARI – 21010118130109
 FATHI RIZQI ANANDA – 21010118130097
 BAYU FARRASTAMA - 21010118130091
Pokok Pembahasan

01 02
Pendahuluan
 Latar Belakang Tinjauan Pustaka
 Rumusan Masalah
 Tujuan Penelitian

03 04
Isi Kesimpulan
 Penentuan Data Peramalan
 Deskripsi karakteristik Runway
 Perencanaan Kapasitas Taxiway
 Evaluasi Kapasitas Apron
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Bandar udara memiliki peran yang sangat penting dalam kelancaran aktivitas
transportasi udara dan menjadi simpul dalam jaringan transportasi udara. Selain itu
bandar udara juga menjadi pendorong serta penunjang kegiatan industri,
perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan
nasional, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya.
Yogyakarta International Airport merupakan bandar udara baru di Yogyakarta
yang menggantikan Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta karena kepadatan
penumpang yang terus bertambah dan tidak diiringi dengan pengembangan dan
penambahan kapasitas bandara. Bandara yang berdiri di tanah seluas 645
hektar dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun ini kini menjadi hub atau
pusat penyebaran penumpang maupun kargo yang menghubungkan kawasan
Indonesia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik runway Bandara Internasional Yogyakarta saat ini?
2. Bagaimana perencanaan taxiway pada Bandara Internasional Yogyakarta saat ini?
3. Bagaimana kapasitas apron pada Bandara Internasional Yogyakarta saat ini?
4. Bagaimana kapasitas sisi udara pada Bandara Internasional Yogyakarta dalam
melayani jumlah penumpang dari tahun 2020- 2060 ?
Tujuan Penelitian
1. Melakukan pengamatan terhadap karakteristik runway pada Bandara
Internasional Yogyakarta saat ini
2. Melakukan pengamatan terhadap perencanaan kapasitas taxiway pada Bandara
Internasional Yogyakarta saat ini.
3. Melakukan evaluasi kapasitas apron pada Bandara Internasional Yogyakarta
saat ini.
4. Menentukan kebutuhan fasilitas sisi udara pada Bandara Internasional
Yogyakarta tahun 2020 - 2060 berdasarkan peramalan peningkatan volume
lalu lintas udara.
02
Tinjauan Pustaka
Untuk evaluasi tingkat pelayanan sisi udara dilakukan
peramalan permintaan akan pelayanan penerbangan pada masa
depan. Horonjeff dan McKelvey (2010) mengatakan bahwa
peramalan merupakan faktor yang sangat penting dari perencanaan
dan proses kontrol. Peramalan merupakan penyeimbangan antara
kebutuhan (demand) dan penyediaan (supply). Hal penting pada
peramalan ini adalah diketahuinya pola permintaan pada masa yang
akan datang sehingga dapat diantisipasi penyediaannya mulai dari
waktu sedini mungkin. Dengan demikian tingkat pelayanan yang
diharapkan dan direncanakan dapat mencapai target.
03
Isi
Penentuan Data
Peramalan
Peramalan jumlah penumpang diperlukan sebagai upaya untuk
mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang di suatu bandara. Selain itu,
peramalan jumlah penumpang juga digunakan untuk menganalisis kebutuhan
fasilitas bandara seperti terminal, dll.

Penelitian peramalan jumlah penumpang pada bandara New Yogyakarta


International Airport pernah dilakukan dengan metode Triple Exponential
Smoothing. Data yang digunakan untuk peramalan jumlah penumpang tersebut
adalah data penumpang dari tahun 2007-2016. Data tersebut kemudian diolah
untuk dilakukan peramalan jumlah penumpang yang akan terjadi pada tahun
2017-2040 pada bandara New Yogyakarta International Airport tersebut.
Tabel 1 Hasil peramalan jumlah penumpang

Sumber : TA-Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport, Deanty Putri
Maritsa, 2017.
Tabel 2 Pertumbuhan Pergerakan Penumpang
Tahun 2017-2040

Gambar 1 Grafik Hasil Peramalan Jumlah Penumpang

Berdasarkan hasil peramalan diatas, dapat dilihat


pertumbuhan pergerakan penumpang di Bandara
Yogyakarta International Airport pada tahun 2017-2040.
Dapat dilihat bahwa pertumbuhan penumpang
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,90 %.

Sumber : TA-Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New


Yogyakarta International Airport, Deanty Putri Maritsa, 2017.
Deskripsi
Runway
Yogyakarta International Airport dilengkapi dengan sistem deteksi dini untuk gempa
bumi, tsumami, dan kejadian cuaca ekstrim. Bandara ini dapat menahan gempa dengan
kekuatan hingga 8,8 skala richter dan gelombang pasang setinggi 12 m. Pada
pengembangan tahap pertama, Yogyakarta International Airport memiliki kapasitas hingga
15 juta penumpang pertahun.
Di Yogyakarta International Airport pesawat tidak perlu langsung brake (mengerem)
sampai ke ujung landasan. Tingkat kekerasan atau PCN (Pavement Classification Number)
Runway YIA yaitu 93/F/C/X/T. Dimensi runway adalah 3250 m x 45 m dan shoulder (bahu
runway) 15 m di setiap sisi.Kualifikasi ini memungkinkan pesawat terberat melintas, yakni
pesawat komersil berbadan lebar seperti Airbus A380 serta Boeng 747 dan 777.
Pesawat kargo charter Antonov Internasional AN 124-100 yang merupakan pesawat terbesar
kedua di dunia berhasil mendarat dan lepas landas di Yogyakarta International Airport
Perencanaan
Kapasitas
Taxiway
Taxiway adalah suatu area/jalan yang dibangun untuk jalan keluar
masuk pesawat dan dimaksudkan sebagai sarana penghubung
antara beberapa fasilitas seperti aircraft stand taxiline, apron
taxiway, dan rapid exit taxiway. Di pelabuhan udara yang sibuk
dimana lalu lintas pesawat taxi diperkirakan bergerak sama
banyak dari 2 arah, maka harus dibuat paralel taxiway terhadap
landasan untuk taxi 1 arah. Rutenya dipilih jarak terpendek dari
bangunan terminal menuju ujung landasan.
Proses yang digunakan didalam landasan adalah untuk
menemukan paralel taxiway ke tengah landasan agar pendaratan
pesawat keluar dari runway lebih cepat dan mengurangi
penundaan pesawat lain yang menunggu untuk menggunakan
runway
Perencanaan Taxiway

Perhitungan panjang Taxiway yang dibutuhkan adalah :


Ukuran Taxiway
Bandara Internasional Yogyakarta

Sumber : Direktoral Jenderal Perhubungan Bandar Udara (Kementerian Perhubungan Republik


Indonesia)
Evaluasi
Kapasitas
Apron
Perhitungan Kapasitas Apron

Jumlah pergerakan pesawat udara maksimum dalam waktu Tahun Peak Hour

tertentu disebut peak hour aircraft movement, peak hour


2015 16
aircraft movement sendiri akan meningkat karena dipengaruhi
jumlah pergerakan pesawat udara yang terus meningkat. 2016 17

Data Peak Hour terlihat pada tabel 2017 17

2018 18

2019 17
Kapasitas apron adalah jumlah pesawat maksimum yang dapat ditampung oleh pintu yang
tersedia pada suatu Bandar udara. Sehingga dapat dihitung melalui rumus:
Data yang didapat dari PT Angkasa Pura I
menunjukan bahwa data pesawat udara di Bandar
Udara Internasional Adisujipto oleh pesawat dengan
tipe narrow body sehingga tidak ada perbandingan
nilai rasio antara pesawat udara dengan tipe wide
body maka R adalah 1,0 dengan waktu tambat rata-
rata di Yogyakarta Internasional Airport adalah 60
menit.

Setelah mendapatkan R maka G* dapat ditentukan


menggunakan grafik Hourly Gate Capacity Base
seperti pada Gambar
Berdasarkan gambar rasio grafik Hourly Gate Capacity Base R=1,0
dan dengan menggunakan waktu tambat sebesar 60 menit, diperoleh
G* sebesar 2 Hourly gate capacity base, dengan cara menarik garis
dari waktu tambat sebesesar 60 menit menuju kurva percent non-
widebody aircraft, setelah itu dilanjutkan menuju hourly gate
capacity base.

Bandar Udara Internasional Adisujipto 100% jenis pesawat udara


narrow Body maka percent non-widebody aircraft dipilih 100 dan
nilai S akan didapat dengan cara menarik garis dari angka 100 pada
percent non-widebody aircraft menuju atas dan ditarik ke Gate Size
Factor, dan didapat hasil 1,0.
Nilai N adalah jumlah dari parking stand yang tersedia pada Yogyakarta
Internasional Airport yaitu 22 parking stand. Sehingga nilai yang telah di
dapat berdasarkan gambar dari ketentuan perhitungan FAA adalah:

G*= 2
S=1
N = 22 parking stand

Jadi, nilai yang di peroleh berdasarkan grafik ketentuan FAA dimasukan


kedalam rumus sebagai berikut Hourly Capacity = G* x S x N =2 x 1 x 22
=44 operasi/jam.
Peramalan Pergerakan Pesawat Udara
Peramalan dilakukan dengan cara menganalisis data histori jumlah pergerakan pesawat
udara domestik dan internasional Bandar Udara Internasional Adisujipto yang sudah
tersedia menggunakan regresi eksponensial dari Microsoft Excel dengan persamaan
sebagai berikut:
Data data kemudian dimasukkan ke Microsoft Excel dan dibuat grafik untuk mendapatkan
persamaan exponensialnya, lalu dengan persamaan exponensial bisa diprediksikan nilai
Peak Hour untuk tahun tahun yang akan datang
Hasil Perhitungan

Didapat bahwa pada tahun 2058 Bandara Yogyakarta


International Airport akan mengalami kejenuhan, yaitu
dimana peak hour sudah menyamai hourly capacity.

Maka, Bandara YIA perlu dilakukan penambahan


kapasitas atau pengaturan jam penerbangan pada tahun
2058 untuk memaksimalkan kenyamanan penumpang.
04
Kesimpulan
 Yogyakarta International Airport merupakan bandar udara baru di Yogyakarta
yang menggantikan Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dengan
kapasitas 20 juta penumpang per tahun
 Taxiway yang dipakai pada Bandara Internasional Yogyakarta adalah
41F/B/X/T : 105m x 30m
 Didapat bahwa pada tahun 2058 Bandara Internasional Yogyakarta akan
mengalami kejenuhan, yaitu dimana peak hour sudah menyamai hourly
capacity.
 Maka, Bandara Internasional Yogyakarta perlu dilakukan penambahan kapasitas
atau pengaturan jam penerbangan pada tahun 2058 untuk memaksimalkan
kenyamanan penumpang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai