Yang dimaksud data sekunder adalah segala informasi yang berkaitan dengan studi yang
sedang dilaksanakan, yang diperoleh secara tidak langsung atau oleh pihak lain. Data-data
sekunder dapat berupa catatan, hasil wawancara, hasil analisis yang diperoleh oleh suatu instansi
atau tim studi, juga buku-buku laporan proyek dan peraturan kebijaksanaan daerah. Penyusunan
Rencana Tindak Darurat Bendungan Lodan memerlukan tersedianya data sekunder
Jenis data sekunder yang akan dikumpulkan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data
fisik dan data sosial ekonomi. Data fisik yang berkaitan dengan studi ini meliputi prasarana dan
sarana, sumberdaya lahan, hidroklimatologi, geografi fisik, dan lingkungan yang diperlukan pada
lokasi studi. Sedangkan data sosial ekonomi meliputi kelembagaan, kependudukan, sosial, ekonomi,
dan budaya. Data sekunder yang telah dikumpulkan sampai dengan penyusunan Laporan Antara
data sekunder yang telah berhasil dikumpulkan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini.
RB.011
RB.011a RB.013
RB.001a
R8 Kaliori RB.015Mudal
RB.014 Sedan
RB.002
RB.015a
R4 Sulang
Tahun
Nama
Data Hujan
Stasiun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
50,000
40,000
PEIL (m)
30,000 Limpas
Rencana
20,000 Realisasi
10,000
0,000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
MINGGU
50,000
40,000
PEIL (m)
30,000 Limpas
Rencana
20,000 Realisasi
10,000
0,000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
MINGGU
45,000
40,000
35,000
PEIL (m)
30,000
25,000 Limpas
Rencana
20,000
Realisasi
15,000
10,000
5,000
0,000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
MINGGU
Berdasarkan data grafik elevasi muka air waduk Lodan di atas dapat diketahui bahwa air pada
waduk Bendungan Lodan dari tahun 2012 s.d. 2014 tidak pernah melimpas ( spill).
Data dan informasi rencana tata ruang wilayah dapat diwujudkan dalam bentuk peta-peta hasil
rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi kompilasi data dan analisis data wilayah . Beberapa
data peta tata ruang wilayah Kabupaten Rembang tahun 2011-2031 yang diperoleh diantaranya adalah
peta tutupan lahan, peta kelerengan, peta jenis tanah, peta geologi, peta curah hujan, dan peta
ketinggian dengan skala gambar masing-masing 1:50.000.
Bendungan
Lodan
Bendungan
Lodan
Bendungan
Lodan
Bendungan
Lodan
Dalam lingkup regional yang lebih sempit khususnya pada bendungan, catchment area dan
daerah terdampak Bendungan Lodan secara geologi dareah tersebut tersusun atas batuan berusia
Miocene (sedimentary facies) dan Pliocene (sedimentary facies).
Bendungan
Lodan
Bendungan
Lodan
Tabel 3. 3 Ringkasan Hasil Kegiatan Survai, Investigasi dan Desain Perbaikan Embung Lodan
1. Sosial Ekonomi
No Objek Metode Hasil/Data
1 Tataguna Lahan Mengumpulkan data sekunder/dari referensi (Kecamatan Luas lahan di sekitar kawasan Bendungan Lodan adalah
Dalam Angka, Data Demografi Desa) 2.402,320 Ha
2 Kependudukan Mengumpulkan data sekunder/dari referensi (Kecamatan Jumlah penduduk dari 4 (empat) desa tersebut adalah 9.174
Dalam Angka, Data Demografi Desa) jiwa dengan kepadatan 2,83 Jiwa/Ha.
Desa yang ditinjau adalah lodan Wetan, Lodan Kulon,
Jambangan, Pelang.
4 Sosial Ekonomi Mengumpulkan data sekunder/dari referensi (Kecamatan Sumber pendapatan penduduk di sekitar kawasan
Dalam Angka, Data Demografi Desa). Bendungan Lodan adalah dari sektor pertanian dan sektor
non-pertanian.
Pendapatan perkapita penduduk desa di sekitar Bendungan
Lodan sebesar Rp. 87.500,-
5 Persepsi penduduk Wawancara/konsultasi dengan warga dan aparat setempat Sebagian besar penduduk setuju terhadap rencana
terhadap perbaikan rehabilitasi Bendungan Lodan, dengan syarat bendungan
Bendungan Lodan dibangun secara baik dan aman, karena sebagian penduduk
masih trauma akibat banjir yang disebabkan oleh runtuhnya
bendungan pada tahun 1998 lalu.
2. Geologi
No Objek Metode Hasil/Data
1 Lokasi Fondasi Embung Pemboran inti, sumur uji, dan uji sampel di Laboratorium Lapisan batuan terdiri dari jenis batulempung, pasir
gampingan, dan pasir kwarsa.
2 Fondasi saluran pelimpah Pemboran inti, sumur uji, dan uji sampel di Laboratorium Lapisan batuan terdiri dari jenis batulempung, pasir
gampingan, dan pasir kwarsa.
3 Tanah timunan Tubuh Pemboran inti dan uji sampel di Laboratorium Jenis tanah lempung, lanau, agak berpasir, dan kondisi
Embung lunak.
4 Pasir dan Kerikil Uji sampel di Laboratorium Properties pasir: Gs = 2,73-2,85 ; n = 2,00 gr/cm3 ; ω = 1,04-
2,54%; kadar organik = 3%.
5 Bahan Batu Uji sampel di Laboratorium Jenis Andesit; Gs= 2,26-2,68; Abrasi = 23,75%
3. Hidrologi
No Objek Metode Hasil/Data
1 Daerah Tangkapan Air Penetapan DTA berdasarkan peta topografi skala 1:50.000 Daerah Tangkapan Air (DTA) Bendungan Lodan seluas
(US Army,1944) 12,04 km2
2 Curah Hujan Rancangan Analisis probabilitas frekuensi dengan metode E.J Gumbel Nilai hujan PMP terkoreksi sebesar 482 mm.
3 Banjir rancangan Hidrograf satuan Gamma-1 Puncak hidrograf sebsar 1,2 m3/dt
Hidrograf banjir rancangan Q-2 s.d. Q-1000 Debit puncak Q-1000 sebesar 240 m3/dt ; Q-PMF sebesar
388 m3/dt
4. Desain Perbaikan
No Objek/Struktur Kondisi Awal Usulan Hasil Desain
1 Pelimpah, peluncur dan Puncak pelimpah elevasi +46,50; lebar pelimpah = 11,00 m; Puncak pelimpah elevasi +46,50; lebar pelimpah 40,00 m;
peredam energi lantai hulu elv = +42,50 m. lantai hulu elvasi +37,00.
Letak pelimpah di sandaran kanan segaris dengan as Letak pelimpah menjorok ±35 m dari as embung.
embung. Pelimpah direncanakan untuk kapasitas Q-PMF (388
Pelimpah direncanakan untuk kapasitas Q-1000 (240 m3/dt). m3/dt).
2 Pondasi pelimpah Lantai peluncur langsung menumpu pada tanah pondasi. Pada pondasi ditambahi dinding penahan rembesan
(cutoff wall) dan drainasi bawah peluncur.
3 Puncak embung Puncak embung elevasi +48,50 Puncak embung elevasi +49,25
5. Instrumentasi
No Objek/Struktur Kondisi Setelah Kejadian Perbaikan
1 Piezometer Electric Piezometer berjumlah 5 buah, yang terletak di tubuh Jenis piezometer yang dipasang adalah Stand Pipe
embung. Piezometer.
Setelah keruntuhan Embung Lodan piezometer tidak Jumlah piezometer yang dipasang 6 buah.
berfungsi.
2 Monumen Survai (BM) BM berjumlah 2 buah terletak di sandaran kanan & kiri. BM yang dipasang berjumlah 2 buah.
Setelah keruntuhan Embung Lodan BM tidak berfungsi.
3 Titik Monitoring Jumlah 2 buah terletak di tubuh embung. Titik Monitoring yang dipasang berjumlah 5 buah yang
40
30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAMPUNGAN (MCM)
Pelaksanaan Audit Lingkungan dimaksudkan untuk dapat dipakai sebagai alat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang bersifat internal dan
juga untuk dapat memberikan informasi mengenai upaya selanjutnya untuk memanfaatkan embung bagi kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan Audit
Lingkungan Pembangunan Embung Lodan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 1997 oleh C.V. SIDODADI SAKTI. Hasil pelaksanaan pekerjaan audit
tersebut diuraikan secara singkat pada tabel berikut.
46
45
5,384,940 cu.m
4,858,900cu.m
44
43
STORAGE
42
Elevation (m)
EFFECTIVESTORAGE
41
GROSS
40
39 DWL +38.68
530,040 cu.m
38
37
DEAD STORAGE
36
35
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
RESERVOIR CAPACITY in MCM 12 10 8 6 4 2 0
AREA in 10⁵ sq.m
Berdasarkan area capacity curve Bendungan Lodan di atas dapat diketahui bahwa Bendungan Lodan mempunyai volume tampungan ( gross storage)
5,388,940 m3 (5,388 MCM), volume tampungan efektif 4,858,900 m 3 (4,858 MCM), dan volume tampungan mati ( dead storage) 530,040 m3. Sedangkan
untuk kondisi elevasi muka air di atas mercu bendungan dan besar debit limpasan dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3. 5 Tabel Hubungan Tinggi Air di atas Mercu dan Debit Pelimpah
Elevasi Tinggi Air Debit Air Elevasi Tinggi Air Debit Air
Muka Air Diatas Melimpah Muka Air Diatas Melimpah
(m) Mercu (m) (m³/det) (m) Mercu (m) (m³/det)
46,50 0 0 47,55 1,05 130,20
46,55 0,05 1,38 47,60 1,10 139,49
46,6 0,10 3,90 47,65 1,15 148,97
46,65 0,15 7,12 47,70 1,20 158,71
46,70 0,20 10,95 47,75 1,25 168,66
46,75 0,25 15,30 47,80 1,30 178,71
46,80 0,30 20,10 47,85 1,35 188,94
46,85 0,35 25,32 47,90 1,40 199,44
46,9 0,40 30,91 47,95 1,45 210,12
46,95 0,45 36,87 48,00 1,50 220,98
47,00 0,50 43,17 48,05 1,55 231,91
47,05 0,55 49,80 48,10 1,60 243,11
47,10 0,60 56,71 48,15 1,65 254,47
47,15 0,65 63,89 48,20 1,70 265,75
47,20 0,70 71,37 48,25 1,75 277,43
47,25 0,75 79,11 48,30 1,80 289,14
47,30 0,80 86,95 48,35 1,85 300,42
47,35 0,85 95,19 48,40 1,90 312,54
47,40 0,90 103,61 48,45 1,95 324,80
47,45 0,95 112,26 48,50 2,00 337,22
47,50 1,00 121,13
Sumber: O&P Bendungan Lodan-Jawa Tengah
Elevasi muka air di atas mercu ditampilkan dengan skala kenaikan elvasi muka setiap 0,05 m dengan elevasi terendah adalah +46,05 dan elevasi
tertinggi +48,50. Apabila elevasi muka air berada pada +46,50 menandakan bahwa tinggi air di atas mercu adalah 0 m dengan debit melimpah 0 m³/det,
sedangkan jika elevasi muka air berada pada +48,50 maka menandakan bahwa tinggi muka air di atas mercu adalah 2 m dengan debit melimpah 337,22
m³/det. Hubungan antara tinggi muka air di atas mercu dengan besaran debit melimpah Bendungan Lodan dapat dilihat pada Gambar 3.15 berikut ini.
1,8
1,6
1,2
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Debit Melimpah
Gambar 3. 15 Grafik Hubungan Tinggi Air di atas Mercu dan Debit Pelimpah Bendungan Lodan
(Sumber: O&P Bendungan Lodan-Jawa Tengah)
Pemanfaaatan air Bendungan Lodan diatur melalui pintu pengambilan dan valve pada masing-masing pipa pengambilan. Pintu intake yang terdapat
pada Bendungan Lodan ada 3 buah, yaitu pintu intake no.1, pintu intake no.2, dan pintu air baku. Sedangkan katup atau valve ada 6 macam yaitu slide bulk
head valve, butterfly valve no.1, butterfly valve no.2, butterfly valve no.3, check valve no.1, dan check valve no.2. Semua pintu dan valve tersebut
mempunyai fungsi mengatur skema pemanfaatan air Bendungan Lodan seperti yang dapat dilihat pada gambar skema pemanfaatan air di bawah ini.
Bendungan Lodan
5,388,940,00 m3
Air Baku/PDAM
20 L/det, 5 jam/hr
Valve
0.863m3/det
House
Impact
Box
0.773
m3/det, Saluran Sekunder Lodan Kiri
340 ha 0.090 m3/det, 40 ha
Sungai
Main Lodan
Canal
Saluran Sekunder Lodan
Kanan
0.416 m3/det, 184 ha Bangunan
Pembagi
BLD.1
KETUA
SATGAS
Suranto, ME
Struktural
Sedangkan ruang lingkup dokumen Rencana Tindak Darurat Bendungan Lodan antara lain adalah:
1. Pengenalan keadaan darurat, pengkajian akibat yang mungkin ditimbulkan dan uraian
pencegahannya.
2. Pemberitahuan kepada pejabat terkait dan koordinasi berdasar tahapan kegiatan yang
dikaitkan dengan tanggung jawab instansi.
3. Penjelasan mengenai tempat memperoleh tenaga listrik, peralatan dan bahan material yang
diperlukan
4. Petunjuk komunikasi.
5. Pengenalan peta genangan dan daerah bahaya.
6. Rencana evakuasi pengungsian dan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengevakuasian.
7. Kriteria pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjutnya.
A. Data Bendungan
1 Volume Tampungan 5,3 juta m3 5 juta m3 5,388 juta m3 5,388 juta m3
2 Luas Genangan 103 Ha 100 Ha 111 Ha 111 Ha
3 Tinggi Bendungan 26,5 m 17,5 m 23,10 m 26,50 m
4 Panjang Bendungan 143 m 148,5 m 179,60 m 179,60 m
5 HWL +48,51 m +47,78 m +47,741 +47,741
B. Kondisi Bendungan
1 Crest Dam Kondisi rusak - -
2 Lereng Kondisi rusak - -
3 Pelimpah Kondisi rusak - -
4 Intake Kondisi rusak - -
C. Pelengkap/Instrument
1 Piezometer 6 buah - - 32 buah
2 V-Notch 3 buah - - 3 buah
3 Patok geser 5 buah - - -
4 BM 2 buah - - -
5 Sumur Observasi 15 buah - - 20 buah
6 Papan Duga 1 buah - - 2 buah
D. Data Pemanfaatan
1 Air Baku 100 l/dt 100 l/dt 20 l/dt 20 l/dt
2 Irigasi 36 l/dt, ±15 Ha 400 Ha 863 l/dt, 380 Ha 863 l/dt, 380 Ha
Keterangan :
1) PT Indra Karya 2) CV Sido Dadi Sakti 3) PT Indra Karya 4)Nippon Koei Co. Ltd
LAPORAN UTAMA
Rencana Tindak Darurat Bendungan Lodan
Gambar 3. 21
Denah Arah
Memanjang
(Sumber: BBWS
Pemali Juana)
Luas wilayah Kecamatan Sarang 9.133 Ha Kecamatan Sarang terdiri dari 23 desa yang luas
wilayahnya 9.133 Ha. Daftar Desa, jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk di Kecamatan
Sarang dapat dilihat pada Tabel 3.7.
penggunaan lahan Kecamatan Sarang didominasi Tegalan, sawah (teknis, semi teknis dan tadah
hujan) dan Hutan Negara. Jenis penggunan lahan Kecamatan Sarang sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 3. 8 Penggunaan Lahan Kecamatan Sarang
Luas
No. Jenis penggunaan lahan
(Ha)
1 Permukiman 742
2 Sawah 2.413
3 Tegalan 3.488
4 Hutan Negara 2.068
5 Tambak 97
6 Lainlain 355
Jumlah 9.133
Sumber : Kabupaten Rembang dalam Angka 2014
Kondisi sosial ekonomi Kecamatan Sarang dapat dilihat dari fasilitas umum (sekolah,
fasilitas kesehatan, masjid, musholla, pasar dan fasilitas lainnya) yang ada dan dari tingkat
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan prasarana pendidikan yang ada, di wilayah Kecamatan
Sarang terdapat 96 sekolah, dengan jumlah kelas sebanyak 392 dan murid sejumlah 12.711 siswa.
Tingkatan pendidikan yang ada di Kecamatan Sarang terdiri berbagai tingkatan, meliputi TK, SD/MI,
SLTP/MTs dan SLTA/MA.
Tabel 3. 9 Prasarana Pendidikan Di Kecamatan Sarang
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Kelas Jumlah Murid
1 Taman Kanakkanak 47 50 2.237
2 Sekolah Dasar 29 212 5.022
3 Madrasah Ibtidaiyah 6 36 715
4 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3 31 1.471
5 Madrasah Tsanawiyah 8 32 1.791
6 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1 7 167
7 Madrasah Aliyah 2 24 1.308
Jumlah 96 392 12.711
Sumber : Kecamatan Sarang Dalam Angka 2014
Sarana perekonomian yang terdapat di Kecamatan Sarang berupa pasar, warung, warung
makan, kios dan KUD (Koperasi Unit Desa). Jumlah pasar umum di Kecamatan sarang adalah 2
lokasi berada desa Lodan Wetan dan Sendangmulyo. Pasar ikan TPI 1 buah berada di desa Sarang
Meduro. Pasar tanpa bangunan tetap sebanyak 2 buah di Desa Kalipang dan Nglojo. Sarana olah
raga berupa lapang sepak bola, lapangan volley dan sebagainya. Hampir setiap desa memiliki
lapangan sepak bola, kecuali desa Karangmanu, Bajing Meduro dan Sarangmeduro. Sarana
Kesehatan di Kecamatan Sarang berupa puskesmas berada di Desa Sendangmulyo dengan
fasilitas rawat inap sebanyak 28 tempat tidur. Fasilitas Apotik tersedia 1 buah berada di Desa
Sarang Meduro. Jumlah dokter praktek sebanyak 4 orang di Desa Kalipang (1 orang),
Sendangmulyo (2 orang) dan Sarang meduri (1 orang). Jumlah Bidan di Kecamatan Sarang 26
orang. Hampir setiap desa terdapat seorang bidan.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Sarang dapat dilihat berdasarkan
pentahapan keluarga sejahtera.