SEMESTA TEKNIKA
Vol. 22, No.1, 31-40, Mei 2019
DOI: 10.18196/st.221234
Analisis Kapasitas Apron dan Ruang Tunggu Keberangkatan Penumpang Pesawat pada
New Yogyakarta International Airport
(Analysis Airport Capacity of Apron and Passenger Departure Lounge in New Yogyakarta International Airport)
DANNY SETIAWAN
ABSTRAK
ABSTRACT
In anticipating the occurrence of limited land area and passenger capacity such as
at Adisutjipto Airport, it is necessary to analyze land area requirements in the
coming year, especially the flight activities at the apron (airside) and airport
passenger departure lounge (landside) for the New Yogyakarta International
Airport (NYIA). The method used in this research is ICAO (International Civil
Aviation Organization) and forecasting methods. The results of the study show that
the apron capacity is planned to accommodate 37 aircraft by 2046, with
optimization steps through the application of Gate Occupancy Time (GOT) of 30-40
minutes. The need for NYIA departure lounge area in 2046 with a capacity of
24,163,371 passengers is 10,706 m², the number of seats needed is 2,212 units, the
needs of the gate hold room area required area is 13,272 m² with the number of
gates reaching 39 units.
Keywords: Airport, Apron, Passenger Departure Lounge, New Yogyakarta
International Airport
penumpang yang besar setiap tahunnya dikarenakan agar pesawat domestik maupun
mengakibatkan Bandar Udara Adisutjipto tidak internasional dapat melakukan aktivitas
dapat lagi menampung seluruh penumpang, hal penerbangan di bandar udara NYIA.
ini dikarenakan luasan bandar udara yang Pembangunan bandar udara NYIA saat ini
terbatas yaitu berdiri dengan lahan seluas sedang berlangsung dan diperkirakan akan
88,690 m², terminal eksisting hanya dapat selesai serta dapat digunakan penerbangan
menampung 1,72 juta pax/tahun sedangkan pada tahun 2021. Untuk mengantisipasi
trafik penumpang sudah mencapai 7,21 juta terjadinya kasus serupa seperti pada Bandar
pax/tahun, jumlah apron yang hanya dapat Udara Adisutjipto yaitu berupa keterbatasan
menampung 11 pesawat, dan Bandar Udara luas lahan serta daya tampung penumpang
Adisutjipto merupakan enclave civil sehingga yang terbatas, maka pada bandar udara NYIA
runway digunakan bersamaan dengan TNI-AU perlu dilakukan analisis kebutuhan luas lahan
dimana hal ini mengakibatkan adanya limitasi sesuai rencana induk pembangunan bandara
untuk penerbangan komersial, layout Bandar yaitu tahap pertama dari 2018-2026, tahap
Udara Adisutjipto dapat dilihat pada Gambar kedua adalah dari 2027-2036, dan tahap ketiga
2. Kondisi ini menyebabkan pelayanan pada adalah dari 2037-2046, khususnya bagi
Bandar Udara Adisutjipto tidak lagi kondusif aktivitas penerbangan yaitu pada apron (air
untuk menampung penumpang pesawat, maka side) dan airport passenger departure lounge
diperlukan bandar udara pengganti. Pemerintah (land side). Sehingga didapatkan analisis
Indonesia saat ini mempersiapkan bandar kebutuhan kapasitas ruang tunggu penumpang
udara pengganti yaitu bernama New dan jumlah pesawat yang dapat ditampung
Yogyakarta International Airport (NYIA) yang pada bandar udara NYIA. Hasil dari penelitian
berlokasi di Kabupaten Kulonprogo, Daerah ini dapat memberikan manfaat kepada
Istimewa Yogyakarta (Koordinat: Pemerintah sebagai regulator dalam
7° 54′ 26.85″ S, 110° 3′ 16.13″ E), bandar pembuatan kebijakan serta terhadap PT.
udara ini berjarak ±45 km dari pusat Kota Angkasa Pura I – Yogyakarta, selaku
Yogyakarta, peta lokasi bandar udara dapat operator/perusahaan yang mengelola proses
dilihat pada Gambar 3 (Setiawan, 2018). penerbangan di Yogyakarta, dan sebagai
Bandar Udara NYIA didesain untuk pesawat referensi penelitian terkait evaluasi dan
dengan tipe terbesar yaitu Boeing 777, hal ini perencanaan bandar udara baru.
GAMBAR 1. Pertumbuhan Penumpang Pesawat Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta Tahun 2008-2017 (PT.
Angkasa Pura I – Yogyakarta, 2018)
Group Aircraft
S F-28, B737
M B-707-320, A300, L-1011, DC-10
L B-747 SP, B-747
LL B-747 11(future aircraft)
(Source: ICAO, 1987)
pesawat dikarenakan pergantian penggunaan rata penumpang berada diruang tunggu selama
runway yang digunakan untuk penerbangan 20-60 menit.
komersil dan serta adanya kegiatan militer di
Analisis jumlah pergerakan pesawat pada jam
Bandar Udara Adisutjipto.
sibuk dilakukan untuk menemukan rasio jam
Berdasarkan pengamatan di Bandar Udara sibuk dengan menggunakan metode Pignataro.
Adisutjipto, diketahui rata-rata penumpang Rasio jam sibuk dihitung mengacu pada kondisi
datang 1,5 jam sebelum keberangkatan, waktu pergerakan pesawat pada tahun 2017 karena
tersebut digunakan oleh penumpang untuk tahun dengan penumpang terbanyak dalam
melakukan check-in tiket, pemeriksaan periode 2008-2017 (Tabel 8). Dengan
keamanan dan menunggu diruang menggunakan persamaan 5, persamaan 6, dan
keberangkatan. Sementara itu penumpang persamaan 7, berdasarkan data Tabel 8
pesawat melakukan boarding 30 menit sebelum diperoleh besarnya nilai R month arrivals
penerbangan. Sehingga total rata-rata adalah 0,092, R month departures adalah
penumpang pesawat melakukan aktivitas di 0,0092, R day arrivals adalah 0,0038, R day
terminal keberangkatan adalah 1 jam, atau rata- departures adalah 0,037, R hour arrivals adalah
0,074, R hour departures adalah 0,089.
Analisis jumlah penumpang pesawat pada jam Dalam menghitung kebutuhan luasan apron dan
sibuk dengan menggunakan data peak hour ruang tunggu di bandara NYIA di tahun
penumpang pesawat pada Bandara Adisutjipto mendatang, maka digunakan data historis
dari tahun 2008-2017 (PT Angkasa Pura I – Bandar Udara Adisutjipto dalam bentuk data
Yogyakarta, 2018) dan dianalisis dengan pertumbuhan penumpang pesawat (Gambar 1)
metode forecasting regresi linier sehingga dan pergerakan pesawat (Gambar 4) tahun
didapatkan data peak hour hingga tahun 2046 2008-2017. Dengan menggunakan metode
sebagaimana Tabel 9. forecasting regresi linier, hasil perhitungan
39
D. Setiawan /Semesta Teknika, Vol. 22, No. 1, 31-40, Mei 2019
hingga tahun 2046 didapatkan seperti pada (GOT) merupakan langkah optimalisasi
Tabel 9. Dengan menggunakan Persamaan 1, pertama yang dapat dilakukan oleh pihak
Persamaan 2, Persamaan 3, dan Persamaan 4 bandar udara bekerja sama dengan maskapai
didapatkan hasil kebutuhan luasan ruang tunggu penerbangan untuk mengantisipasi masalah
keberangkatan Bandar Udara NYIA pada tahun kapasitas apron. Semakin besar nilai GOT,
2046 dengan kapasitas 24.163.371 penumpang maka semakin lama pesawat berada di parking
adalah 10.706 m², jumlah tempat duduk yang stand yang artinya akan menurunkan kapasitas
dibutuhkan adalah sebesar 2.212 unit, dinamis dari apron dan sebaliknya.
kebutuhan luas gate hold room area yang Pengurangan waktu GOT dapat dicapai jika
dibutuhkan adalah 13.272 m² dengan jumlah kinerja dari pihak bandar udara dan maskapai
gate mencapai 39 sebagaimana pada Tabel 10. penerbangan telah optimal. Pihak bandar udara
diharapkan meningkatkan kualitas kerja ATC
Dalam memperkirakan jumlah pergerakan
(air traffic control), AMC (apron movement
pesawat tahun rencana untuk kondisi peak hour
control) dan ground handling service. ATC
dengan menggunakan Persamaan 8 didapatkan
yang betugas mengatur pergerakan pesawat
N peak arrivals di tahun 2046 adalah 59
baik di runway, taxiway maupun apron.
pesawat, N peak departures di tahun 2046
Runway, taxiway dan apron merupakan suatu
adalah 69 pesawat. Jika dilihat dari rencana
rangkaian yang saling terhubung, jika salah
induk NYIA Pembangunan bandara
satunya bermasalah maka menimbulkan
direncanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
keterlambatan pada pergerakan pesawat. AMC
pertama dari 2018-2026, tahap kedua adalah
yang bertugas untuk mengatur apron dari
dari 2027-2036, dan tahap ketiga adalah dari
tempat parkir pesawat maupun mengawasi
2037-2046. Tahapan pembangunan bandar
daerah apron jika ada permasalahan. Ground
udara NYIA yang telah direncanakan
handling service merupakan pelayanan yang
difungsikan agar dapat melayani penerbangan,
diberikan oleh pihak pengelola bandar udara
dengan fasilitas apron yang dapat menampung
untuk mengatur jadwal kegiatan pesawat mulai
pesawat; pada tahap pertama kapasitas apron
dari persiapan tangga sampai menyalakan
yang direncanakan untuk menampung 23
mesin. Selain itu, pihak maskapai penerbangan
pesawat (21 pesawat domestik dan 2 pesawat
juga diharapkan dapat menjaga kondisi pesawat
internasional), di tahap kedua sebanyak 31 (27
agar tetap bisa terbang dan mengoptimalkan
pesawat domestik dan 4 pesawat internasional),
jadwal penerbangan yang biasanya menjadi
dan pada tahap ketiga 37 pesawat direncanakan
penyebab adanya delay jadwal keberangkatan.
(31 pesawat domestik dan 6 pesawat
Rekomendasi yang diberikan dalam penerapan
internasional). Jika dilihat dari kapasitas apron
GOT adalah sebesar 30-40 menit sebagaimana
yang direncanakan dan hasil perhitungan N
yang disyaratkan oleh masing-masing
peak, maka perlu dilakukan perhitungan
maskapai, sehingga berdampak pada semakin
optimalisasi Bandar Udara NYIA.
rendahnya R hour. Untuk itu pihak maskapai
Saat kapasitas apron suatu bandar udara sudah juga perlu melakukan kontrol agar sistem
melebihi kapasitasnya, maka perlu dilakukan operasional yang diberlakukan sesuai dengan
optimalisasi untuk mengembalikan kemampuan standar perencanaan. Serta perluasan apron
apron melayani pergerakan pada jam puncak. merupakan langkah optimalisasi kapasitas
Adapun langkah optimalisasi yang dapat apron yang mencangkup penambahan luasan
dilakukan untuk meningkatkan kapasitas apron apron dan parking stand serta penambahan
antara lain; pengurangan gate occupancy time fasilitas penunjang lainnya
TABEL 10. Hasil Perhitungan Luas pada Departure Lounge, Seat, Gate, dan Gate Hold Room
Year Departure Lounge (m²) Seat Gate Gate Hold Room (m²)
2008 1715 354 6 2226
2017 3745 774 14 4842
2026 6016 1243 22 7458
2036 8361 1728 30 10365
2046 10706 2212 39 13272
40
D. Setiawan /Semesta Teknika, Vol. 22, No. 1, 31-40, Mei 2019
DAFTAR PUSTAKA
Danny Setiawan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains
BPS. (2018). Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Teknologi, Universitas Teknologi
Province in Figures 2018, ISSN: 0215-
Yogyakarta, Jalan Glagahsari No. 63, Kampus
2185, Catalog: 1102001.34, Yogyakarta.
2 UTY, Yogyakarta
Direktur Jenderal Perhubungan Udara. (2005).
Email: danny.setiawan@staff.uty.ac.id
Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor
SKEP/77//VI/2005 Tentang Persyaratan
Teknis Pengoperasian Fasilitas Bandar
Udara, Jakarta.
Federal Aviation Administration (FAA).
(2001). Forecasting Aviation Activity by
Airport. Washington, DC.