Anda di halaman 1dari 87

Bandar Udara

Internasional
Soekarno–Hatta
bandar udara di Tangerang, Banten,
Indonesia

Bandar Udara Internasional Soekarno–


Hatta (bahasa Inggris: Soekarno–Hatta
International Airport) (IATA: CGK, ICAO:
WIII) disingkat SHIA[7] atau Soetta atau
Bandar Udara Cengkareng (bahasa
Inggris: Cengkareng Airport) (dengan
IATA penunjuk "CGK"), merupakan sebuah
bandar udara utama yang melayani
penerbangan untuk Jakarta, Indonesia.
Bandar udara ini diberi nama sesuai
dengan nama dwitunggal tokoh
proklamator kemerdekaan Indonesia,
Soekarno dan Mohammad Hatta, yang
sekaligus merupakan Presiden dan Wakil
Presiden Indonesia pertama. Nama
populer dalam masyarakat adalah
Bandara Cengkareng oleh karena
berdekatan dengan wilayah Cengkareng,
Jakarta Barat, meskipun secara
geografis berada di Kecamatan Benda,
Kota Tangerang.
Bandar Udara Internasional
Soekarno–Hatta
Soekarno–Hatta International Airport

IATA: CGK • ICAO: WIII • WMO: 96749

Informasi

Jenis Publik

Pemilik Pemerintah Indonesia


Pengelola PT Angkasa Pura II
Melayani Jakarta Area

Lokasi Tangerang, Banten,


Indonesia.

Dibuka 01 Mei 1985

Maskapai Batik Air


penghubung Cardig Air
Citilink
Garuda Indonesia
Indonesia AirAsia
Lion Air
Nam Air
Sriwijaya Air

Ketinggian dpl 32 kaki / 10 m

Koordinat 6°07′32″S 106°39′21″E


/ 6.12556°S
106.65583°E

Situs web http://www.soekarnohatta-


airport.co.id/

Peta

Jawa daerah di Indonesia

CGK

Lokasi bandara
di Banten /
Indonesia
Menampilkan peta Jakarta metropolitan area
Menampilkan peta Jawa
Menampilkan peta Indonesia
Menampilkan peta Southeast Asia
Tampilkan semua

Landasan pacu

Arah Panjang Permukaan

kaki m

07R/25L 12.008 3.660 Beton

07L/25R 11.811 3.600 Beton

06/24 8.202 2.500 Aspal Beton


(Dibuka (diperluas
pada menjadi
agustus 3.000m
2019) pada
Kuartal
ke-4
2.019)
Statistik (2018)
Penumpang 66.908.159 ▲ 6,2%
[1]

Pergerakan Pesawat 447.390 ▲ 8%

Kargo (per ton) 953.606 ▲ 16,73%


[2]

Ekonomi & Dampak $5,1 miliyar & 705


sosial ribu[3]

Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di


Indonesia,[4] Passenger and Aircraft
Movements from ACI[5]
Cargo from Angkasa Pura II Airports
Company[6]

Bandara ini mulai beroperasi pada


tanggal 1 Mei 1985, menggantikan
Bandar Udara Kemayoran (penerbangan
domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim
Perdanakusuma di Jakarta Timur.
Bandar Udara Kemayoran telah ditutup,
sementara Bandar Udara Internasional
Halim Perdanakusuma masih beroperasi,
melayani penerbangan charter dan
militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal
11 Mei 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km²,


memiliki 2 landasan paralel yang
dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang
2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal
utama: Terminal 1 untuk semua
penerbangan domestik kecuali
penerbangan yang dioperasikan oleh
Garuda Indonesia dan Terminal 2
melayani semua penerbangan
internasional kecuali penerbangan
Garuda.

Terminal 1 adalah terminal pertama yang


dibangun, selesai pada tahun 1985.
Terletak di sisi selatan bandara, di
seberang Terminal 2. Terminal 1 memiliki
3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi
dengan 25 loket check-in, 5 loket bagasi
dan 7 Gerbang. Ini memiliki kapasitas
untuk menangani 9 juta penumpang per
tahun. Setiap bangunan terminal dibagi
menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B,
dan 1C. digunakan (kebanyakan) untuk
penerbangan domestik oleh maskapai
lokal. Terminal 1A melayani penerbangan
oleh Lion Air (Kecuali Sumatra dan Bali),
Dan Wings Air. Terminal 1B melayani
penerbangan Lion Air (Khusus Sumatra
Dan Bali). Sedangkan terminal 1C
melayani penerbangan oleh Batik Air
Domestik dan Citilink Domestik. Gerbang
di Terminal 1 memiliki awalan A, B Dan C.
Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-
C7. Dalam rencana baru, Terminal 1 akan
memiliki kapasitas meningkat menjadi 18
juta penumpang per tahun

Terminal 2D dan 2E digunakan untuk


melayani semua penerbangan
internasional kecuali Garuda Indonesia.
Terminal 2D untuk semua maskapai
asing yang dilayani oleh PT Jasa
Angkasa Semesta, salah satu kru darat
bandara. Terminal 2E dan 2F untuk
penerbangan internasional untuk
maskapai lokal.

Terminal 3 selesai dibangun pada


tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini akan
dipergunakan sementara oleh Maskapai
penerbangan berbiaya murah. Saat ini
ada 2 Maskapai penerbangan yang
menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia
AirAsia dan Mandala Airlines. Dan
direncanakan dapat didarati pesawat
model Airbus A380. SHIA melakukan
pendaratan perdana pesawat A380 (SQ-
232) pada tanggal 4 Mei 2012 walaupun
status pendaratan sendiri adalah divert
landing. Ketika penyelesaian Terminal 3
telah dibuka,seluruh penerbangan Garuda
Indonesia akan berpindah ke Terminal 3
dan maskapai pengguna lama akan
kembali tempat semula.

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek


Prancis Paul Andreu, yang juga
merancang Bandar Udara Charles de
Gaulle di Paris, Prancis. Salah satu
karakteristik besar bandara ini adalah
gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis
di antara lounge tempat tunggu.

Bandar Udara Internasional Soekarno-


Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk
(check-in counter), 42 pengklaiman
bagasi, dan 45 gerbang. Setiap sub-
terminal (A-F, terminal 1-2) memiliki 25
gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi
(8 di 2D-2E) dan 7 gerbang. Terminal 3
memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6
pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.

PT Angkasa Pura II sedang


merencanakan pembangunan terminal
baru dengan fitur desain yang modern.
Terdapat sebuah rencana besar untuk
membangun 5 terminal penumpang + 1
terminal haji dan 4 landasan pacu.
Bandar udara ini membebankan pajak
sebesar Rp. 150.000 (US$15) untuk
setiap penumpang internasional dan Rp.
40.000 (US$4) untuk setiap penumpang
domestik.

Sejarah
Latar belakang

Antara 1928–1974, Bandar Udara


Kemayoran yang ditujukan untuk
penerbangan domestik dianggap terlalu
dekat dengan basis militer Indonesia,
Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Penerbangan sipil di area tersebut
menjadi sempit, sementara lalu lintas
udara meningkat cepat, yang mana
mengancam lalu lintas internasional.
Pada awal 1970-an, dengan bantuan
USAID, delapan lokasi potensial
dianalisis untuk bandar udara
internasional baru, yaitu Kemayoran,
Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug,
Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara.
Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan
ditandai juga Jonggol dapat digunakan
sebagai bandara alternatif. Sementara
itu, pemerintah memulai upgrade
terhadap Bandar Udara Halim
Perdanakusumah untuk melayani
penerbangan domestik.

Antara 1974-1975, sebuah konsorsium


konsultan Kanada mencakup Aviation
Planning Services Ltd., ACRESS
International Ltd., dan Searle Wilbee
Rowland (SWR), memenangi tender untuk
proyek bandara baru. Pembelajaran
dimulai pada 20 Februari 1974 dengan
total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1
tahun tersebut disetujui oleh mitra dari
Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi.
Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini
menyetujui rencana pembangunan 3
landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan
terminal internasional, 3 terminal
domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal
domestik bertingkat 3 dibangun antara
1975-1981 dengan biaya US$465 juta
dan sebuah terminal domestik termasuk
apron dari 1982-1985 dengan biaya
US$126 juta. Sebuah proyek terminal
baru, diberi nama Jakarta International
Airport Cengkareng (kode: JIA-C),
dimulai.

Tahap pengerjaan proyek


Waktu Aksi

Unt uk membuka lahan dan mengat ur perbat asan provinsi dibut uhkan wakt u.
Schiphol Amst erdam dit anyai pendapat nya yang mana menurut mereka agak mahal
dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sist em desent ralisasi.
1975- Sist em sent ralisasi menjadi yang t erbaik.
1977
Tim t ersebut masih menggunakan sist em desent ralisasi. Sist em awal Bandar Udara
Orly West , Lyon Sat olas, Hanover-Langenhagen dan Kansas Cit y digunakan karena
sederhana dan efekt if.

12
Nov Undangan Tender kepada konsult an Prancis dengan pemenangnya Aeroport de Paris.
'76

Kont rak akhir dit andat angani ant ara Pemerint ah Indonesia dengan Aeroport de
Paris dengan biaya 22.323.203 Franc dan Rp177.156.000 yang ekuivalen dengan
2.100.000 Franc. Wakt u yang dibut uhkan unt uk pekerjaan t ersebut adalah 18 bulan,
dan pemerint ah menunjuk PT Konavi sebagai mit ra lokal.

Hasilnya adalah:
18 Mei 1. 2 landasan pacu t ermasuk taxiway
'77 2. Jalan aspal: 1 di t imur, yang lainnya di barat unt uk layanan bandara. Jalan barat
dit ut up unt uk publik.

3. 3 t erminal yang dapat menangani 3 jut a penumpang per t ahun

4. 1 t erminal unt uk penerbangan int ernasional dan 2 unt uk domest ik

5. Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.

20 Mei Pekerjaan dimulai dengan biaya unt uk 4 t ahun. Sainrapt et Brice, SAE, Colas bersama
'80 PT Waskit a Karya sebagai pembangun.

Pemerint ah Indonesia menandat angani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan


1 Des
pembangun. Biaya st rukt ur t ersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN,
'80
1.223.457 Franc disumbang oleh Prancis, dan US$15,898,251 dari pemerint ah.

1 Des
Bandar udara ini secara fisik selesai.
'84

1 Mei
Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992.
'85

23
Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kont rol udara dan darat an di sekit ar Bandar
Des
Udara Soekarno-Hat t a dikeluarkan.
'86
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta

Tahap Tahun Deskripsi Status

Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 jut a penumpang


I 1985 Selesai
per t ahun

Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 jut a penumpang


II 1992 Selesai
per t ahun

Pembangunan Terminal 3 t ahap I yang dapat menangani 22 jut a


III 2008 Selesai
penumpang per t ahun

Revit alisasi Terminal 1 yang dapat menangani 31 jut a penumpang per


Selesai
t ahun
2012
Revit alisasi Terminal 2 yang dapat menangani 41 jut a penumpang per
Selesai
t ahun

Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 jut a


Selesai
penumpang per t ahun
IV
2013 Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasit as 1,5 jut a t on per
Selesai
t ahun

Pembangunan gedung t erint egrasi sepenuhnya Selesai

Pembangunan landas pacu 3 Selesai


2014 Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 jut a penumpang
Dit unda
per t ahun

Statistik lalu lintas


penumpang
Pada tahun 2009, Bandara Internasional
Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22
bandara tersibuk di dunia. Semenjak
tahun 2010, Bandara Internasional
Soekarno-Hatta adalah bandara yang
melayani penumpang terbanyak di Asia
Tenggara dan menempati posisi ke-16 di
dunia. Pada tahun 2011, Bandara
Internasional Soekarno-Hatta melayani
penumpang terbanyak ke-4 di Asia
setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan
Hongkong, serta menduduki ranking 12 di
dunia.[8]

SIN (878 km)


PKU (930 km)
PNK (728 km)
PDG (910 km)
PLM (418 km)

CGK
SUB (692
DPS (983
km)
km)
Kargo Pergerakan
Tahun Penumpang Persentase
(ton) Pesawat

2001 11.818.047 281.765 123.540 ▲3,4%


2002 14.830.994 306.252 144.765 ▲25,3%
2003 19.702.902 310.131 186.695 ▲31,8%
2004 26.083.267 322.582 233.501 ▲24,4%
2005 27.947.482 336.113 241.846 ▲7,1%
2006 30.863.806 384.050 250.303 ▲10,4%
2007 32.458.946 473.593 248.482 ▲5,1%
2008 32.172.114[9][10] 465.799 248.482 ▼1,8%
2009 37.143.719[11][12] 538.314 287.868 ▲11,5%
2010 44.355.998[13] 633.391 338.711 ▲13,8%
2011 47.513.248[8] 699.257 367.894 ▲1,1%
2012 57.772.762 342.473 369.740 ▲
2013 60.137.347 345.923 369.740 ▲
2014 57.221.169 403.994 391.750

2015 54.291.366 351.741 249.974

2016 58.195.484 415.824 274.969

Sumber: Airports Council International

Terminal
Bandara yang memiliki tanah seluas
18 km² ini memiliki 2 landasan pacu
paralel utama masing-masing sepanjang
3,66 km yang terhubung oleh 2 taxiway
silang. Ada 3 bangunan terminal utama
yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik
saja), Terminal 2 (penerbangan
internasional dan penerbangan
domestik), dan Terminal 3 Ultimate (Air
Asia internasional , Citilink Internasional
dan Garuda Indonesia semua rute). Ada
juga terminal angkutan untuk kargo
domestik dan kargo internasional.

Gerai Pengambilan
Terminal Gerbang
lapor-masuk bagasi

1A 25 5 7

1B 25 5 7

1C 25 5 7

2D 25 8 7

2E 25 8 7

2F 25 5 7

3 244 13 28

Tot al 394 49 70
Terminal 1

Terminal 1 adalah terminal pertama dari


Bandara Internasional Soekarno-Hatta
yang mengoperasikan penerbangan
domestik kecuali Garuda Indonesia
karena mereka mengoperasikan
penerbangan domestik di Terminal 2.
Terminal ini selesai pada tanggal:
1 Mei 1985
dan terletak sebelah selatan bandara, di
seberang Terminal 2. Terminal ini
memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-
terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5
pengambilan bagasi, dan 7 gerbang.
Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan
huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah A1-
A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1
memiliki kapasitas sebesar 9 juta
penumpang per tahun dan akan
dikembangkan menjadi 18 juta
penumpang per tahun.

Terminal 2

Terminal yang selesai pada tanggal


11 Mei 1992
terletak di sisi utara bandara,
berseberangan dengan Terminal 1.
Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal,
masing-masing dilengkapi dengan 25
gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi
(8 unit di subterminal D dan E), dan 7
gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki
awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya
adalah D1-D7, E1-E7, dan F1-F7. Saat ini
Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9
juta penumpang per tahun dan akan
dikembangkan menjadi 19 juta
penumpang per tahun.

Pada 28 November 2011, Garuda


Indonesia dan Angkasa Pura II membuat
nota kesepahaman tentang pengelolaan
Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya
digunakan oleh Garuda Indonesia untuk
mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy
pada tahun 2015. Terminal 2E akan
digunakan untuk perjalanan internasional
dan Terminal 2F untuk penerbangan
domestik. Garuda Indonesia mengatakan
bahwa ia akan berbagi menggunakan
Terminal Internasional-nya dengan
anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda
Indonesia efektif bergabung pada tahun
2014. Prediksi waktu transfer domestik
adalah 30 menit untuk domestik dan
tidak lebih dari 45 menit untuk
penumpang internasional. Saat ini Sky
Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak
semua dari mereka telah terbang ke
Indonesia.

Terminal 3

Tahap pertama dari terminal 3, yang


terdiri dari yang pertama dari 2 tahap
pengembangan yang direncanakan,
dibuka pada tanggal
15 April 2009.
Terminal ini mengadopsi desain yang
berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu
dengan menggunakan konsep eco-
friendly dan modern. Terminal 3 ini
berada di sebelah timur Terminal 2. Saat
ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air
Asia, Mandala Airlines, dan Lion Air.
Dengan kapasitas 4 juta penumpang per
tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30
gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi,
dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal
3 akan dirancang berbentuk 'U' dengan
kapasitas total 25 juta penumpang per
tahun.
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk
penerbangan internasional pada tanggal
15 November 2011 ketika Indonesia
AirAsia mulai menggunakan Terminal 3,
karena itu ini telah menjadi basis baru
untuk penerbangan internasional
bersama-sama dengan penerbangan
AirAsia domestik dan internasional.
Transfer antar Terminal akan
diminimalkan. Lion Air memulai
menggunakan Terminal 3 ini terhitung
sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah
rute yang akan dilayani dari Terminal 3
oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju
Denpasar, Bima, Tambolaka, Maumere,
Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan
sebagian penerbangan tersebut
disebabkan adanya permintaan dari
penumpang Lion Air. Sementara, PT
Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik
sarana bandara, akhirnya mengizinkan
Lion Air menempati Terminal 3. Pada
tanggal 9 Agustus 2016 pukul 00.00
Terminal 3 Ultimate dibuka. Seluruh
penerbangan Garuda Indonesia baik
Keberangkatan maupun Kedatangan
Domestik dipindah operasionalnya dari
Terminal 2 ke Terminal 3.

Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5


untuk mendeteksi bom, sebuah Airport
Security System (ASS) yang dapat
mengendalikan hingga 600 CCTV untuk
mendeteksi wajah-wajah yang tersedia di
register keamanan, Intelligence Building
Management System (IBMS) yang dapat
mengendalikan penggunaan Air dan
listrik (ecogreen), sistem air hujan untuk
menghasilkan air bersih dari hujan,
sistem air daur ulang untuk menghasilkan
air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol
teknologi iluminasi untuk menerangi
terminal tergantung pada cuaca di
sekitar terminal. Terminal 3 akan bisa
melayani 60 pesawat dari 40 pesawat
saat ini.

Terminal 4

Rencananya, Terminal 4 akan berada di


utara Terminal 3, dan berada sebelah
timur-laut Terminal 2 yang masih berada
di sebelah utara bandara. Terminal 4
akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal
ini akan dirancang berbentuk 'H' dan
menggunakan desain eco-friendly dan
modern, sama seperti desain Terminal 3.
Pembangunan Terminal 4 akan dimulai
pada tahun 2021 dengan diawali dengan
pembebasan lahan di sekitar wilayah
utara bandara.

Terminal Kargo

Terminal kargo terletak di sisi timur


Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk
menangani kargo di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo
domestik maupun kargo internasional.
Dalam perencanaannya yang terbaru,
Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi
barat Terminal 2 dengan kapasitas yang
lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo
yang sekarang ini.

Maskapai Penerbangan
Terminal Penumpang
Maskapai Tujuan

Air China Beijing—Ibu Kota

All Nippon Tokyo—Haneda, Tokyo—


Airways Narita

Asiana
Seoul—Incheon
Airlines

Johor Bahru, Kuala Lumpur—


AirAsia
Internasional, Penang

Batik Air Ambon, Balikpapan, Banda


Aceh, Bandar Lampung,
Banjarmasin, Batam,
Bengkulu, Denpasar/Bali,
Gorontalo, Guilin, Jambi,
Jayapura, Kendari, Kunming,
Kupang, Labuan Bajo,
Lubuklinggau, Luwuk,
Makassar, Malang, Mamuju,
Manado, Manokwari, Muara
Bungo, Mataram—Lombok,
Medan, Padang,
Palangkaraya, Palembang,
Palu, Pangkal Pinang,
Pekanbaru, Penang, Phnom
Penh, Phuket, Pontianak,
Samarinda, Semarang,
Sibolga, Silangit, Singapura,
Sorong, Surabaya,
Surakarta/Solo, Taipei–
Taoyuan, Tanjung Pandan,
Tanjung Pinang, Tarakan,
Ternate, Timika,
Yogyakarta–Adisutjipto,
Yogyakarta–Internasional
Charter: Haikou
Cathay Hong Kong
Pacific

Cebu Pacific Manila

China
Taipei—Taoyuan
Airlines

China
Eastern Shanghai—Pudong
Airlines

China
Southern Guangzhou, Shenzhen
Airlines

Citilink Banjarmasin, Banyuwangi,


Batam, Bengkulu,
Denpasar/Bali, Jambi,
Jayapura, Kuala Lumpur–
Internasional, Kupang,
Labuan Bajo, Lubuklinggau,
Makassar, Malang, Manado,
Mataram—Lombok, Medan,
Merauke, Padang,
Palangkaraya, Palembang,
Pangkal Pinang, Pekanbaru,
Penang, Phnom Penh,
Phuket, Pontianak,
Samarinda, Semarang,
Sibolga, Silangit, Surabaya,
Surakarta/Solo, Tanjung
Pandan, Tanjung Pinang,
Yogyakarta–Adisutjipto

Emirates Dubai—Internasional

Ethiopian
Addis Ababa1
Airlines

Etihad
Abu Dhabi
Airways
EVA Air Taipei—Taoyuan

Flynas Charter: Jeddah

Garuda Ambon, Balikpapan, Banda


Indonesia Aceh, Bandar Lampung,
Bangkok—Suvarnabhumi,
Banjarmasin, Banyuwangi,
Batam, Bengkulu, Biak,
Denpasar/Bali, Guangzhou,
Gunung Sitoli, Hong Kong,
Jambi, Jayapura, Jeddah,
Kendari, Kuala Lumpur–
Internasional, Kupang,
Labuan Bajo, Madinah,
Makassar, Malang, Manado,
Mataram—Lombok, Medan,
Melbourne, Merauke,
Nagoya–Centrair, Osaka—
Kansai, Padang,
Palangkaraya, Palembang,
Palu, Pangkal Pinang,
Pekanbaru, Perth, Pontianak,
Samarinda, Semarang,
Shanghai—Pudong, Sibolga,
Silangit, Singapura, Sorong,
Surabaya, Surakarta/Solo,
Sydney, Tanjung Pandan,
Tanjung Pinang, Tarakan,
Ternate, Tokyo–Haneda,
Yogyakarta–Adisutjipto,
Yogyakarta–Internasional
Charter: Pulau Natal

Indonesia Bangka–Belitung, Bangkok–


AirAsia Don Mueang, Denpasar/Bali,
Johor Bahru, Kuala Lumpur—
Internasional, Kupang,
Mataram–Lombok, Penang,
Phuket, Semarang,
Singapura, Sorong, Surabaya,
Tanjung Pandan,
Yogyakarta–Adisutjipto

Japan
Tokyo—Narita
Airlines

Jet Asia
Bangkok–Suvarnabhumi
Airways

Jetstar Asia
Singapura
Airways

Amsterdam, Kuala Lumpur–


KLM
Internasional

Korean Air Seoul—Incheon

Lion Air Ambon, Balikpapan, Bandar


Lampung, Banda Aceh,
Banjarmasin, Batam,
Bengkulu, Denpasar/Bali,
Jambi, Jayapura, Kendari,
Kuala Lumpur—Internasional,
Kupang, Makassar, Malang,
Manado, Mataram—Lombok,
Medan, Padang,
Palangkaraya, Palembang,
Palu, Pangkal Pinang,
Pekanbaru, Pontianak,
Samarinda, Semarang,
Singapura, Surabaya,
Surakarta/Solo, Tanjung
Pandan, Tanjung Pinang,
Tarakan, Ternate,
Yogyakarta–Adisutjipto
Charter: Sanya

Malaysia Kuala Lumpur—Internasional


Airlines

Malindo Air Kuala Lumpur—Internasional

Banyuwangi, Bengkulu,
Lubuklinggau, Muara Bungo,
Padang, Palangkaraya,
Palembang, Pangkal Pinang,
Pangkalan Bun, Pontianak,
NAM Air
Sampit, Semarang, Sorong,
Surabaya, Surakarta/Solo,
Tanjung Pandan, Tanjung
Pinang, Yogyakarta–
Internasional

Oman Air Muskat

Philippine
Manila
Airlines

Qantas Sydney
Qatar Doha
Airways

Royal Brunei
Bandar Seri Begawan
Airlines

Saudia Jeddah, Madinah, Riyadh

Scoot Singapura

Shenzhen
Shenzhen
Airlines

Singapore
Singapura
Airlines

SriLankan
Kolombo–Bandaranaike
Airlines

Sriwijaya Air Balikpapan, Bandar


Lampung, Batam,
Denpasar/Bali, Jayapura,
Jambi, Makassar, Malang,
Manado, Medan, Padang,
Palangkaraya, Palembang,
Pangkal Pinang, Pontianak,
Semarang, Sibolga, Silangit,
Surabaya, Surakarta/Solo,
Tanjung Pandan, Tanjung
Pinang, Yogyakarta–
Adisutjipto
Charter: Haikou, Zhangjiajie

Thai AirAsia Phuket

Thai
Bangkok—Suvarnabhumi
Airways

Thai Lion Air Bangkok—Don Mueang

Trigana Air
Pangkalan Bun
Service

Turkish Istanbul
Airlines
Ukraine
International Kiev–Boryspil
Airlines

Uzbekistan Kuala Lumpur–Internasional,


Airways Tashkent

Vietnam
Kota Ho Chi Minh
Airlines

Xiamen
Fuzhou, Xiamen
Airlines

^1 Transit di Bangkok.

Terminal Kargo
Maskapai Tujuan

ANA Cargo Tokyo—Narita

Asialink Cargo
Pangkal Pinang
Airlines

Hanoi, Shenzhen,
Cardig Air
Singapura

Cargolux Luxembourg

Cathay Pacific Hanoi, Hong Kong,


Cargo Penang

China Airlines Singapura, Taipei—


Cargo Taoyuan

China Southern
Guangzhou
Airlines Cargo

Guangzhou, Kota Ho Chi


FedEx Express
Minh, Singapura

K-Mile Air Bangkok—Suvarnabhumi


Korean Air Kota Ho Chi Minh,
Cargo Penang, Seoul—Incheon

Kuala Lumpur—
MASkargo
Internasional

Balikpapan, Semarang,
My Indo Airlines
Singapura

Qantas Freight Sydney

Kuala Lumpur—
Raya Airways
Internasional

Singapore
Singapura
Airlines Cargo

Tri-MG Intra Batam, Kuala Lumpur—


Asia Airlines Internasional, Singapura

Lounge
Terdapat 4 lounge kelas utama dan
bisnis di Lounge Transit di area
keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta
(JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang
kelas utama dan bisnis Qantas,
Lufthansa, EVA Air, Saudi Arabian Airlines,
Singapore Airlines dan Cathay Pacific.

Pura Indah Lounge, tersedia untuk


penumpang kelas utama dan bisnis
Singapore Airlines (hanya kelas utama),
KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific
dan China Airlines.

Lounge kelas utama eksekutif


Aerowisata Catering Services (ACS),
tersedia hanya untuk penumpang
internasional Garuda Indonesia. Lounge
ini juga menerima pemegang kartu GECC.

Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk


penumpang domestik kelas utama dan
bisnis dan pemegang kartu GECC.

Transportasi dari dan ke


Bandara
Bus

Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat


kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir
dan terminal lain. Juga tersedia bus
untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3
termasuk juga terminal
keberangkatan/kedatangan
internasional. Rute rute yang dilayani oleh
Bus dari Bandar Udara International
Soekarno-Hatta :
Bus Bandara Internasional Soeka
Jam
Bus Tujuan Tarif berangk
pertam

Rp
Primajasa Bandung 23:30
115.000

Primajasa Rp
Bandung 23:15
Rws 170.000
RedWhite Rp
Bandung 23:15
Star 170.000
Rp
Cipaganti Bandung 00:45
125.000
Rp
Cipaganti Bandung 01:00
125.000
Rp
Cipaganti Bandung 01:00
125.000
Rp
Cipaganti Bandung 01:00
125.000
Rp
Cipaganti Bandung 01:30
125.000
Rp
120.000
(umum)
X-Trans Bandung 07.45
Rp
110.000
(khusus)
Rp
Cititrans Bandung 04.45
120.000
Rp 45.000
(umum)
X-Trans Bintaro 05.15
Rp 40.000
(khusus)
X-Trans Serpong Rp 45.000 05.15
(umum)
Rp 40.000
(khusus)
Hiba
Depok Rp 40.000 02.00 W
Utama

Sinar JayaCileungsi Rp 40.000 00.00 W

Agra Mas Cililitan Rp 30.000 07.00 W

Rp 45.000
(Executive)
Bekasi via
Damri Rp 60.000 04.00 W
Bekasi Barat
(Royal
Class)
Bekasi via
Damri Rp 45.000 04.00 W
Bekasi Timur

Damri Blok M Rp 40.000 04.00 W

Damri Bogor Rp 55.000 04.00 W


(Executive)
Rp 75.000
(Royal
Class)

Damri Cibinong Rp 55.000 04.00 W

Damri Ciawi Rp 55.000 02.00 W

Damri Cikarang Rp 50.000 04.00 W

Damri Gambir Rp 40.000 04.00 W

Kampung
Damri Rp 40.000 04.00 W
Rambutan

Damri Kemayoran Rp 40.000 04.00 W


Kota
Damri Harapan Rp 45.000 04.00 W
Indah

Damri Lebak Bulus Rp 40.000 04.00 W

Damri Mangga Dua Rp 40.000 04.00 W

Pasar
Damri Rp 40.000 04.00 W
Minggu

Green
Damri Rp 40.000 04.00 W
Pramuka City

Damri RawamangunRp 40.000 04.00 W

Damri Merak Rp 60.000 06.00 W


Damri Pulo Gebang Rp 40.000 04.00 W

Damri Lippo Village Rp 50.000 04.00 W

Damri Tanjung Priok Rp 40.000 04.00 W

Damri Karawang Rp 65.000 04.00 W

Damri Purwakarta Rp 65.000 02.00 W

Kemang
Damri Rp 50.000 04.00 W
Pratama

Damri Serpong Rp 40.000 04.00 W


Damri Thamrin City Rp 40.000 04.00 W

Damri Citra Raya Rp 50.000 03.00 W

JA Kelapa
Rp 35.000 06.00 W
Connexion Gading
JA Mal Taman
Rp 30.000 05.00 W
Connexion Anggrek
JA Plaza
Rp 25.000 06.15 W
Connexion Senayan
JA ITC Cempaka
Rp 35.000 05.45 W
Connexion Mas
Lotte
JA
Shopping Rp 25.000 05.00 W
Connexion
Avenue
JA Pondok
Rp 25.000 05.00 W
Connexion Indah
JA Tanah Abang Rp 25.000 05.00 W
Connexion

JA Kebon
Rp 25.000 05.00 W
Connexion Kacang

Kereta api

Pada Juli 2011, pemerintah telah


memberi tugas kepada PT Kereta Api
Indonesia untuk membangun kereta api
yang menghubungkan Stasiun Manggarai
ke Bandara melalui Tangerang dengan
biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur
sepanjang 7 km akan dibangun untuk
menghubungkan stasiun kereta komuter
di Tangerang dan bandara selain untuk
mempercepat kinerja kereta api. Jalur
tunggal yang ada di komuter antara
Manggarai dan Batuceper akan diperluas
menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan
menghubungkan stasiun Manggarai,
Sudirman Baru, Duri, Batuceper dan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pemerintah juga menawarkan jalur
ekspress sepanjang 33 KM antara
Stasiun Manggarai dan bandara melalui
Angke dan Pluit kepada investor sebagai
Public Private Partnership (PPP). Pada
Maret 2012, pemerintah memutuskan
untuk mempercepat pembangunan kereta
api komuter jalur ganda yang diprediksi
akan mulai beroperasi pada pertengahan
2013. Sekarang PT KAI sedang
mempelajari titik masuk di bandara,
ketika kereta akan memasuki bagian
belakang bandara melalui gerbang M1
atau berjalan berdampingan dengan
koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum
memasuki bandara. Per 26 Desember
2017, kereta api bandara sudah
dioperasikan dari Stasiun BNI City menuju
Bandara Soekarno-Hatta dan telah
diresmikan oleh Presiden Joko Widodo
pada 2 Januari 2018.

Taksi

Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue


Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka
Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird
(VIP), dll), Express Grup (Express,
Express VIP), Transcab, Yellow Cab,
Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi,
Primajasa ,Putera, dll.

Dikenakan biaya surcharge berkisar


antara Rp9.000 - 11.000 untuk setiap
taksi yang keluar dari bandara. Perlu
diperhatikan bahwa banyak taksi yang
beroperasi tidak menggunakan argo
melainkan tawar-menawar langsung
dengan pengemudinya, pastikan bahwa
argo menyala sebelum taksi mulai
berjalan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Sewa mobil

Ada banyak pilihan jasa persewaan mobil


ketika kita tiba di terminal kedatangan.
Beberapa agen jasa sewa mobil di
antaranya adalah TRAC, Primajasa
RedWhite Star, Hertz, Avis, Cipaganti, dan
masih ada banyak agen sewa mobil
lainnya.

Taksi gelap

Taksi gelap yang dioperasikan


perorangan juga banyak ditemui ketika
keluar dari terminal kedatangan baik
domestik maupun internasional. Taksi
gelap ini menawarkan harga yang konon
lebih murah dibanding dengan taksi
resmi, tetapi tentunya belum tentu lebih
murah dan tidaklah dianjurkan karena
keselamatan tidak terjamin. Tetapi
kebanyakan terdapat taksi gelap yang
menawarkan tarif belasan bahkan
puluhan kali lipat lebih mahal
dibandingkan dengan taksi resmi.

Jalan Raya dan Jalan Tol

Bandara Soekarno Hatta terkoneksi


dengan Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo
menuju ke Jakarta.

Bandara ini menghubungkan dengan


Jalan Raya Soekarno Hatta ke Jakarta
dan Jalan Jenderal Sudirman ke
Tangerang.

Kereta Cepat

Kereta cepat akan terkoneksi dengan


Bandara Soekarno Hatta.

LRT

Light Rail Transit (LRT) akan terkoneksi


dengan Bandara Soekarno Hatta.

MRT

Mass Rapid Transit (MRT) akan


terkoneksi dengan Bandara Soekarno
Hatta.

Permasalahan
Bandara Soekarno-Hatta telah
mengalami banyak permasalahan, di
antaranya adalah:

Jumlah penumpang yang meningkat

Di Terminal 1, bandara sering mengalami


kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini
membuat para penumpang untuk
mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara
Soekarno-Hatta sudah melayani lebih
dari 50 juta penumpang per tahunnya,
sementara bandara ini hanya dirancang
untuk menangani sekitar 22 juta
penumpang per tahunnya.

Banjir

Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir


telah melumpuhkan ribuan penumpang di
bandara. Satu-satunya jalan ke bandara
kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa
bepergian di jalan raya, kecuali truk dan
bus. Saat ini, adanya solusi untuk
masalah ini terletak pada PT Jasa Marga
Tbk. Solusinya adalah dengan
membangun sebuah jembatan di atas
tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya
tidak akan banjir lagi. Kelihatannya,
"jembatan" yang diusulkan sekarang ini
menjadi seperti proyek bendungan. Pada
bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi
dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah
banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.

Premanisme

Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI)


yang mengaku ketakutan saat berurusan
di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang,
Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke
Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi
IX DPR mendapat laporan dari ratusan
pelaut asal Indonesia yang takut pulang
karena khawatir bakal dikerjai oknum-
oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[15]
Kriminalitas

Kriminalitas yang tinggi seperti


pencopetan, perampokan, pencurian,
penukaran tas, pencongkelan bagasi dan
lain-lain telah membuat penumpang di
Bandara Soekarno-Hatta menjadi
resah.[16][17]

Perencanaan

Grand Design SHIA


Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru,
Bandara Internasional Soekarno-Hatta
akan meningkatkan kapasitasnya dari 22
juta penumpang per tahun menjadi 62
juta per tahun pada tahun 2014
mendatang. Bandara ini akan
menggunakan tema "Bandara Modern
Dengan Sentuhan Tradisional" untuk
megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II
sebagai operator merancang Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan
memiliki 3 terminal penumpang, terminal
kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah
bangunan yang terintegrasi pada 2014.
Juga akan ada peningkatan kapasitas
apron dari 125 pesawat menjadi 174
pesawat terbang. Sebuah kereta menuju
bandara dari Stasiun Manggarai dan
People Mover System dirancang untuk
transportasi darat dari, ke, dan di dalam
bandara juga dalam perencanaan.
PT Angkasa Pura II akan menghabiskan
dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta)
untuk mengubah Bandara Internasional
Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara
Berkelas Dunia' yang akan disebut
Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3
terlebih dahulu yang akan dikembangkan,
selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2
akan dikembangkan dan diintegrasikan
dengan dinding hijau dan bandara akan
memiliki ruang konvensi, pusat
perbelanjaan, hotel, taman bermain,
fasilitas rekreasi dan area parkir untuk
20.000 kendaraan. Juga akan
terintergrasi dengan commuter line.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah
penumpang, pemerintah sedang
mempersiapkan untuk meletakkan
landasan pacu nomor 3. Ini ditargetkan
akan selesai pada 2017. Jika bandara
memiliki 3 landasan pacu, maka
kapasitas layanan akan meningkat
menjadi 623.420 pergerakan per tahun
dan akan dapat mengantisipasi
pertumbuhan setidaknya sampai dekade
2030-an. Perluasan lahan tersebut akan
menggunakan 1.000 hektaree dari 10
desa di Teluk Naga dan Kosambi.
Rencana ekspansi telah ditolak oleh
Pemkab Tangerang karena penduduk
yang tinggal di sekitar bandara tidak
akan mampu untuk mendapatkan
penghasilan untuk keluarga mereka.
Pemerintah daerah menawarkan lokasi
lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris
perusahaan PT Angkasa Pura II
mengatakan bahwa membangun bandara
baru tidak akan menjadi tugas yang
mudah, karena membutuhkan kajian yang
menyeluruh.
Karena kurangnya ruang untuk membuat
landasan pacu ketiga di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah
berencana untuk membangun bandara
baru pada 2013 sekitar Cikarang dan
Karawang. Bandara ini akan
diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan
internasional yang sedang direncanakan,
yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya
di Karawang. Studi kelayakan masih
berjalan dan akan selesai pada akhir
2011 atau awal 2012. Pembangunan
bandara internasional baru di sekitar
Cikarang dan Karawang akan dilakukan
mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka
panjang untuk meningkatkan kapasitas
penumpang dan pergerakan pesawat di
Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2
bandara internasional.

Objek grand design


Objek Pekerjaan Sebelum Sesudah

Terminal 1 Revit alisasi 9 jut a penumpang/t ahun 18 jut a penumpang/t ahun

Terminal 2 Revit alisasi 9 jut a penumpang/t ahun 19 jut a penumpang/t ahun

Terminal 3 Penyelesaian 4 jut a penumpang/t ahun 25 jut a penumpang/t ahun

Terminal 4 Pembangunan Belum ada 25 jut a penumpang/t ahun

Drop-off zone Pelebaran 4 lajur 6 lajur

Apron Penambahan 125 parking stand 174-234 parking stand

Cargo village Pembaruan 500 kilot on/t ahun 1.500 kilot on/t ahun

Pergerakan pesawat Opt imalisasi 64 kali/jam (2 runway) 72-90 kali/jam (2 runway)

Landas pacu Penambahan 2 buah 3 buah

Tangki air bersih Penambahan 3 buah 4 buah

Main power station Penambahan 1 buah, 35 MW 2 buah, 55 MW

Juga termasuk:
1. Penutupan pintu M1 pada jam sibuk
(07:00-18:00 WIB).
2. Pembangunan people mover
system, integrated building berlantai
7 di antara T1 dan T2, commercial
area, shelter bus.
3. Penataan parkir kendaraan T1 dan
T2.
4. Pembuatan centralized check-in dan
automatic baggage handling
system.
5. Pemudahan akses masuk/keluar
bandara.
6. Pembenahan manajemen arus lalu
lintas udara.

Opsi perluasan yang ditawarkan

Lahan seluas 400 hektaree yang


berada di Kecamatan Teluknaga.
Lahan seluas 1.200 hektaree yang
berada di Kecamatan Pakuhaji.
Pulau reklamasi seluas 9.000 hektaree
yang sedang dalam proses
pembuatan.[18]
Opsi landas pacu 3

Keputusan landas pacu 3 akan


diputuskan pada bulan Maret 2014[19].

Cross parallel runway: landas pacu 3


dibangun pada jarak beberapa meter di
sebelah utara landas pacu 2, tanpa
membangun Terminal 4 (T4).
Independent runway: landas pacu 3
dibangun pada jarak 1 km di sebelah
utara landas pacu 2, serta membangun
Terminal 4 (T4).

Galeri
Pintu masuk utama (KM 32,9-33,0 Jalan
Tol Prof. Dr. Sedyatmo)

Drop-off zone
Gerai lapor-masuk Terminal 2

Terminal 2E
Pengambilan bagasi T2

Terminal kedatangan 2F
Menara ATC

Bangunan terminal dengan kebun


Ruang tunggu

Terminal I dilihat dari landasan pacu


Terminal 3 (1)

Loket tiket Garuda Indonesia


Area pertokoan

Lihat pula
Daftar bandar udara di Indonesia
Daftar bandar udara tersibuk di
Indonesia

Referensi
1. ^ "Preliminary world airport traffic
rankings released" .
2. ^ "Annual Report 2018" (PDF).
3. ^ "Soekarno–Hatta International
airport – Economic and social
impacts" . Ecquants. Diakses
tanggal 14 September 2013.
4. ^ (Persero), PT Angkasa Pura II.
"Bandara Changi Terbaik, Soetta
Berkembang Pesat - PT Angkasa
Pura II" . www.angkasapura2.co.id.
Diakses tanggal 18 March 2017.
5. ^ "Preliminary 2012 World Airport
Traffic and Rankings" . Airports
Council International. 26 March
2013.
6. ^ PT Angkasa Pura II (Persero).
"Halaman Tidak Ditemukan – PT
Angkasa Pura II" . PT Angkasa Pura
II (Persero). Diakses tanggal 18
August 2015.
7. ^ "Bandara Soekarno Hatta Raih Dua
Penghargaan" . Media Indonesia.
May 17, 2011. Diarsipkan dari versi
asli tanggal May 22, 2011.
8. ^ a b Airports.org
9. ^ ATW Online
10. ^ Airports.org
11. ^ ATW Online
12. ^ Airport.org
13. ^ Airports.org
14. ^ DAMRI
15. ^ JPNN
16. ^ Suara Pembaruan
17. ^ Kompas
18. ^ Tempo
19. ^ Rencana landasan ketiga bandara
Soekarno-Hatta diputuskan Maret

Bacaan lanjutan
Riwayat Penerbangan Cengkareng.
Angkasa edisi 4 Januari 2002

Pranala luar
(Indonesia) Informasi bandar udara
World Aero Data untuk WIII
(Indonesia) Sejarah kecelakaan ASN
untuk CGK
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Bandar_Udara_Internasional_Soekarno–
Hatta&oldid=16066642"

Terakhir disunting 10 hari yang lalu oleh Mohd Zaenuri

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai