KANTOR PUSAT
Graha Angkasa Pura I, Jalan Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav. 2, RW.10,
Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
BUKU
Proyek :
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan Area
Parkir Beserta Fasilitas Penunjangnya di Bandara El Tari – Kupang
ARSITEKTUR
INTERIOR
STRUKTUR & INFRASTRUKTUR
STRUKTUR
INFRASTRUKTUR
MEP
MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
ELEKTRONIKA BANDARA
LANSEKAP
disampaikan oleh:
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
DAFTAR ISI
BAB - 1 Persyaratan
Umum.......................................................................................................... I - 01
1.1. Ketentuan Umum
1.2. Lingkup Pekerjaan
1.3. Kondisi Lapangan
1.4. Bahan Bangunan Dan Mutu Pekerjaan
1.5. Program / Jadwal Kegiatan
1.6. Gambar - Gambar
1.7. Pekerjaan Sementara Di Lapangan
1.8. Fasilitas Sementara untuk PT. Angkasa Pura I dan Pengawas
1.9. Tes Dan Pengujian
BAB I
PERSYARATAN UMUM
1.1. UMUM
1.1.1. DEFINISI
A. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah PT. Angkasa Pura I, dalam pelaksanaan sehari-hari
dilimpahkan kepada Manajer Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura II yang mengundang pelelangan pekerjaan
ini dan akan menunjuk calon Kontraktor sebagai pemenang dalam pelelangan
yang diselenggarakannya dan menjadi wakil resmi atas nama PT. Angkasa Pura
I sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.
B. Perencana
Perencana adalah bagian Kontraktor yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I
sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.
C. Pengawas
Pengawas adalah seseorang/team yang diberi limpahan wewenang secara
tertulis dan mempunyai uraian pekerjaan (job description) dan ditetapkan oleh
PT. Angkasa Pura I.
D. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perusahaan yang telah memenangkan
pelelangan dan penawarannya telah diterima oleh PT. Angkasa Pura I, dan telah
menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak).
satu sama lain. Semua referensi yang dipakai dalam Spesifikasi ini merupakan
referensi-referensi terhadap pasal atau sub-pasal itu sendiri, kecuali jika
secara tegas dinyatakan lain.
tersebut di atas. Patok atau titik lain yang ada disekitar lokasi tidak ditunjukkan
dalam gambar. Jika diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan kepada
Kontraktor sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan.
1.1.8. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor
harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada
biaya tambahan yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi
sebagai akibat dari kesalahan dalam ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar
tambahan, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut
dengan menggunakan satuan ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh
Pengawas sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi
yang diajukan tidak sesuai dengan ukuran standard yang telah ditetapkan, maka
dapat diganti dengan standard lain yang sesuai dan yang telah disetujui oleh
Pengawas. Tidak ada pembayaran tambahan yang dapat diberikan untuk
perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa ada persetujuan khusus
dari Pengawas.
A. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, kabel telepon, dan
sistim perpipaan yang terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam
Dokumen Tender. Usaha untuk memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait
sehubungan dengan informasi tersebut diatas akan dilakukan oleh PT. Angkasa
Pura I atau Pengawas. Gambar atau informasi lain yang dapat menunjukkan
adanya jaringan kabel dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan diberikan
pada Kontraktor.
C. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak diduga yang diketemukan
oleh Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus
dirundingkan kembali oleh Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan
PT. Angkasa Pura I Dalam hal ini Kontraktor harus mengikuti instruksi yang
diberikan oleh PT. Angkasa Pura I atau Pengawas.
D. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal
tersebut diatas harus disampaikan secara tertulis oleh PT. Angkasa Pura I (atau
Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan
rintangan tersebut harus diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang disepakati
oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut berada dilengkapi
dengan struktur-struktur sementara dan/atau rambu-rambu peringatan yang
sesuai yang telah disetujui oleh Pengawas.
1.4.2. Standard
A. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di
bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung di Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI).
- merican Society for Testing and Material (ASTM).
- Marble Institute of America (MIA).
B. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja
harus berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang
dijadikan pedoman dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard
maupun manual lainnya yang sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini.
Standard dan Manual yang dianggap menentukan adalah standard yang berlaku
dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda tangani. Apabila ada standard atau
manual selain dari Standard Nasional maka standard ini dapat diusulkan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.
C. Standard di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy
Standard maupun Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini
dan/atau standard Nasional atau standard lain yang telah disetujui, dan sebagai
tambahan, juga harus disiapkan di lapangan Standard dan Manual tentang
peralatan dan material yang digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai
dalam pekerjaan ini. Standard ini harus selalu tersedia untuk sewaktu-waktu
diperiksa oleh Pengawas.
E. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi
yang berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka
mutu material, peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus
mempunyai mutu yang setara dengan yang tercantum dalam spesifikasi. Beban
biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk dapat mengajukan
usul penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai
pengganti harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria desain dan
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan minimal seperti di bawah ini yang akan dijadikan
bahan pertimbangan Pengawas sebelum menyetujui penggantian material,
peralatan atau bagian peralatan, maupun cara konstruksinya :
ini dan ketentuan- ketentuan atau standard-standard lain yang diterbitkan oleh
produsen dan sesuai untuk digunakan dalam proyek.
1.6. GAMBAR-GAMBAR
1.6.1. Gambar Kontrak
Gambar-gambar Konstruksi tercantum dalam Dokumen Kontrak dan pada
prinsipnya menunjukkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus
mengajukan pernyataan tertulis kepada Pengawas dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya perubahan gambar-gambar tersebut. Dalam hal ini Kontraktor harus,
jika perlu, menyerahkan kembali gambar dan perhitungan tersebut, dalam 2 copy
kepada Pengawas sebagai tambahan pertimbangan.
1.7.2. Lokasi, tata Letak dan Perencanaan Jalan Sementara dan Fasilitas Lainnya
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan
setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
detail, spesifikasi, dan semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan
konstruksi struktur bangunan, konstruksi jalan, jaringan utilitas, dan
perlengkapan lainnya, termasuk segala sesuatu perlengkapan yang memang
harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
pasal ini untuk mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum material tersebut
dipesan atau pekerjaannya dilaksanakan.
1.8.2. Furniture, Perlengkapan dan Peralatan yang perlu untuk kantor pengawas
Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik
Pemberi Tugas.
1.9.2. Inspeksi
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban
mulai dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang
kurang sempurna atau rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu
Pengawas. Pengawas harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus
diperbaiki atau tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki
kembali , maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
menggantinya dengan biaya dari Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada
perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk penggantian komponen-
komponen ini, kecuali telah disetujui oleh Pengawas secara tertulis. Kontraktor
harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi Pengawas.
BAB - II
SPESIFIKASI UMUM
b. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Manajemen
Konstruksi dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton.
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat
dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang
perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan
dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-19771.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Manajemen Konstruksi.
c. Cara Pengadukan :
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Manajemen Konstruksi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan
adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran Beton :
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Manajemen
Konstruksi.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split
yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian, harus diperbaiki dengan segera
tanpa tambahan biaya.
3. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang
serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain
yang lazim diperlukan untuk fabrikasi.
4. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
b. Sambungan.
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Hanya diperkenankan satu sambungan.
2. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (trial erection).
Bila dipandang perlu oleh Manajemen Konstruksi, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh Manajemen Konstruksi. Pemasangan percobaan
tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Manajemen Konstruksi.
d. Pengecatan.
1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Sebelum di cat semua permukaan
baja harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan
harus dilakukan dengan sikat besi mekanis ( mechanical wire brush ).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate produk Kansai/ICI/propan. Pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan
ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint) produk
Kansai/ICI/propan. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di lapangan
sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (final erection).
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus
dalam keadaan baik. Bagian-bagian di mana tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi
lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Manajemen Konstruksi.
e. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PKKI tahun
1961) , PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
g. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang
digunakan.
i. Accessories :
1. Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
2. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai
ketebalan 2 mm.
j. Bahan-bahan Pengawet :
Tabel 1 : Golongan bahan pengawet yang dapat dipakai :
e. Hasil pemasangan bahan insulasi ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari
pabrik bahan yang digunakan, berikut seluruh kelengkapannya serta petunjuk-
petunjuk dari Manajemen Konstruksi.
f. Insilasi ini dipasang pada area R. Genset dan Bagian Atap Bangunan.
yang sudah dilarutkan dengan air (konsentrasi 1%) per meter panjang pondasi
pada setiap sisinya.
b. Perlakuan calon lantai
Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan Bahan Antirayap
dengan dosis applikasi 4 liter per meter persegi dengan konsentrasi 1%. Segera
setelah selesai penyemprotan, permukaan calon lantai ditaburi pasir yang akan
digunakan sebagai dasar lantai.
c. Perlakuan komponen kayu
Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang komponen kayu tersebut
diberikan perlakuan pengolesan dan atau spraying dengan dosis 200 cc larutan
per meter persegi permukaan dengan konsentrasi seperti perlakuan kayu.
d. Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama
Indonesia) dan telah memperoleh Ijin Operasi Pengendalian Rayap (Termite
Control) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Selain itu juga harus mempunyai
Ijin Penggunaan pestisida terbatas pemakaian Bahan Antirayap yang dikeluarkan
oleh Komisi Pestisida. Kontraktor harus mendapatkan surat jaminan pengadaan
barang sesuai dengan jumlah termitisida yang diperlukan yang akan
dipergunakan pada proyek ini dari distributor resmi yang ditunjuk oleh produsen
termitisida.
e. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam keadaan
tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor atau
pabrik guna mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
f. Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti Uraian dan Syarat Pekerjaan, petunjuk
dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk Manajemen
Konstruksi.
g. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang mendapat ijin
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mengindahkan semua peraturan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja.
h. Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerjanya diperhatikan,
dengan penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi persyaratan (helm,
masker, sepatu dan lain-lain).
i. Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan
pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T-05-1990-F Bab II.
j. Kontraktor harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja dan pelindung
diri yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Departemen Tenaga Kerja seperti :
seragam kerja berlengan panjang, respirator, sepatu boot karet, sarung tangan
tahan bahan kimia dan kacamata atau masker.
k. Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman untuk disentuh manusia
adalah kewajiban Kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan
terhadap diri manusia di sekitarnya.
l. Penyemprotan dilakukan dengan alat power spray sebelum dan sesudah
pengurugan level.
BAB III
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
3.2.1. Umum
Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan (pressure)
yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain yang
diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
a. Umum :
Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna, bahan
- bahan anti udara ( air-entraining agents ), akselerator, penghambat, bahan -
bahan penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.
Campur dan aduk dengan rata material-material yang mengandung semen, air
dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang memenuhi standard SNI
yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.
3.2.4. PELAKSANAAN
a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan
(shale) yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30
gram per 1,94 meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang
menjamin setiap unit pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi
permukaannya kering pada saat ditempatkan.
a. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari
pola ikat permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan
bukaan yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya.
Hindarkan penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut dan
tempat manapun yang memungkinkan.
c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :
a. Pengisi Partisi/Panil :
Digunakan Gypsum Board dengan tebal 9 mm dengan lapisan finish Cat Acrilyc
Emultion Paint yang dilakukan untuk kedua sisi permukaan dinding. Gypsum
dan Finishing Cat yang akan digunakan harus disetujui oleh Perencana.
b. Accessories :
c. Bahan finishing.
1. Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar dengan
anodize tebal 10 micron.
2. Warna natural.
d. DIAMOND LATH pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, misalkan
pertemuan kolom beton-dinding gypsum, plat beton-dinding gypsum, kolom baja
yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak rambut,
pemasangan LATH haruslah dimulai dari as pertemuan bahan dan dikencangkan
kearah luar sampai menutup ± 10 cm kearah kiri / kanan dari as tersebut.
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
f. Disain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari
Manajemen Konstruksi dan sesuai gambar.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik pembuatnya.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan
lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang diizinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).
k. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini
kepada Manajemen Konstruksi.
l. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
m. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan gambar dalam hal ini type dan lay
out. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai.
n. Semua pekerjaan rangka partisi aluminium harus sesuai persyaratan dan cara
pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan kosen rangka aluminium.
1. Semua panil partisi harus terpasang rapi dan kuat mengikuti petunjuk-petunjuk
gambar.
2. Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti detail-detail yang
tergambar. bilamana belum dijelaskan dalam gambar wajib ditanyakan kepada
Manajemen Konstruksi/Pengawas.
3. Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-sambungan dengan
material yang lain atau serupa.
4. Bekas lubang-lubang sekrup dan penguat lain harus tidak terlihat dan semua
penguat harus terpasang baik sehingga bisa menjamin kekuatan partisi berdiri.
o. Finishing rangka dipakai dari jenis yang telah disebutkan dalam RKS dan disetujui
oleh Perencana dan Manajemen Konstruksi. Pengerjaannya mengikuti
persyaratan dari pabrik.
spesifikasi.
b. Accessories :
Silicone Sealant untuk Aluminium Frame Curtain Wall, yaitu tipe (Structural
Glazing). Lebar permukaan sealant yang melekat dengan mullion / transom
ditentukan berdasarkan kalkulasi struktur (Structural Calculation), sehingga dapat
diperoleh Structural Bite (minimum 6 mm), serta kalkulasi pergerakan sambungan
(Joint Movement Calculation) sehingga diperoleh Minimum Joint Width.
e. Pekerjaan diatas yang menggunakan seal, gasket, pengikat, dsb harus memenuhi
persyaratan, sedemikian rupa sehingga pekerjaan yang terselesaikan minimal
akan sama atau melebihi kebutuhan yang disyaratkan pada Spesifikasi dan
maksud rancangan Arsitek.
f. Kontraktor Façade akan memasok seluruh komponen struktur, braket, ties, cleats,
dan pengikat lainnya yang diperlukan termasuk door & window seal.
g. Proposal preliminary design harus diajukan dan harus sejalan dengan rancangan
rinci Arsitek dan memenuhi seluruh persyaratan. Untuk menjamin kualitas
pekerjaan Kontraktor Façade harus menerapkan suatu sistem QA (quality
assurance) yang melingkupi rancangan, fabrikasi dan pemasangan curtain wall.
h. Kontraktor Façade harus menyediakan gambar rinci dan gambar kerja, hitungan,
contoh dan mock-up sebagai bukti rancangannya.
i. Kontraktor Façade harus menyerahkan bukti dokumenter bahwa prosedur Quality
Control baik di pabrik dan di lapangan akan dilaksanakan untuk menjamin
terpenuhinya integritas rancangan dan performance dari sistem curtain wall yang
dipasang.
j. Kontraktor Façade harus memiliki tenaga ahli yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan kebutuhan dalam spesifikasi ini.
Pilihan cenderung akan diberikan kepada installer yang terlatih dalam
pemasangan sistem yang akan dipasang.
k. Pekerjaan ini dilakukan dengan memperhatikan Pekerjaan (Kosen, Pintu dan
Jendela) serta Pekerjaan (Kaca dan Cermin).
warna, workmanship yang akan dilakukannya pada proyek ini. Mock-up tersebut
bisa digunakan untuk spesimen test.
b. Semua jenis kaca, bahan, komponen dan juga sub-assembly harus terwakilkan
dalam mockup untuk review and assessment untuk kualitas dan workmanship dari
sistem yang diajukan. Spesimen test harus dipasang dengan metode dan bahan
konstruksi yang sama dengan yang akan dipakai di proyek.
c. Ukuran mock-up akan dibicarakan namun kira-kira selebar 3 modul dan setinggi 2
lantai.
l. Kondisi Struktural
Semua komponen harus mampu menahan semua pergerakan akibat adanya
perubahan temperatur/suhu tanpa menimbulkan : suara/berisik, tekukan,
penyimpangan, pecah, kegagalan segel sambungan, tekanan yang
membahayakan terhadap kaca dan kelengkapannya pada temperatur permukaan
5o C sampai 80o C.
m. Ukuran dalam gambar berdasarkan temperatur 20o C
memenuhi standar BS 4255 untuk karet ekstrusi, memenuhi ASTM - C509 untuk
gasket cellular, atau memenuhi standar setara. Gasket harus bergaransi selama
15 tahun.
i. Fasteners dan fixings : Semua sekrup, baut, mur, ring dan semua pengikat,
termasuk yang dipakai untuk mengikat hardware, harus dari stainless steel tipe
304, 316 atau H30 dan sesuai dengan BS 1449: Part 2.
j. Braket dan Ankur : dari bahan aluminium ekstrusi atau stainless steel tipe 430,
304 dan 316 atau dari mild steel dengan finish seperti pada galvanising section
dibawah.
k. Menggunakan sealant sesuai type/ Structural sealant (Warna ditentukan
kemudian) atau produk lain yang setara. Kontraktor Facade harus menyerahkan
Laporan Testing yang menyatakan bahwa testing sealant telah dilakukan untuk
memastikan sealant menempel dengan baik dan tidak "staining" pada saat kontak
dengan bahan lainnya seperti coating alumunium, coating kaca, backer road, dsb.
l. Sealant dan pemasangannya harus dijamin kekuatannya (bergaransi) selama 20
tahun. Semua material sealant termasuk dempul, cat dasar, material pengisi
sambungan (joint filler) dan perubahan panas yang diijinkan harus sesuai dengan
yang direkomendasikan oleh Pabrik Selant. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
m. Polyester Powder Coating : disyaratkan garansi dari applicator, 10 tahun untuk
warna dof (matt) dan 5 tahun untuk warna gloss.
n. Galvanis : mild steel, rangka struktural dan braket harus di-hot dip galvanis sesuai
dengan BS EN ISO 1461, dengan tebal lapisan minimum sesuai Tabel 2 standard
tersebut. Lembaran mild steel, light straps, clips dan sejenisnya harus di-hot dip
galvanis sesuai BS EN ISO 1461 dengan ketebalan minimum sesuai Tabel 2 tapi
tidak kurang dari 45 mikron.
o. Powder Coating System ketebalan 20 – 32 micron, mengacu pada AAMA 2604,
warna ditentukan kemudian. Frame aluminium dilindungi protective tape pada
waktu pengiriman ke lapangan.
p. Friction Stay dan Kunci Jendela : produk dan tipe yang sesuai dengan bentuk,
beban dan ukuran jendela.
q. Kaca :
1. Vision Glass :
a. Bahan kaca untuk Curtainwall dari sisi udara (Air Side), samping kanan dan
samping kiri dengan kaca Laminated Glass (Low E 8mm + PVB 0.76 mm +
FL 6mm ).
b. Kaca untuk sisi depan (land side) dengan Laminated Glass (Tinted 8mm +
PVB 0.76 mm + FL 6mm ).
c. Kaca untuk Partisi kaca Frameless dengan 12mm tempered, sedangkan
3.6.5. Testing
a. contoh dari facade harus dites sesuai dengan standard ASTM standard sebagai
berikut :
1. ASTM E 283-91 Standard test method for determining the rate of air leakage
through exterior windows, curtain walls, and doors under specified preasures
differences across the specimen.
2. ASTM E 330-90 Standard test method for structural performance of exterior
windows, curtain walls, and doors by uniform static air pressure difference.
3. ASTM E 331-86 Standard test method for water penetration of exterior
windows, curtain walls, and doors by uniform static air pressure.
b. Test yang digunakan adalah, dengan urutan test sbb :
1. Kebocoran udara : 200 Pascal
2. Kebocoran air : 240 Pascal
3. Beban angin : (+ 800) (- 800) pascal
4. Ulang kebocoran air : 240 Pascal
5. Beban angin : (- 1.200) (+ 1.200) (proof load)
6. Lateral movement (seismic test)
c. Besarnya kebocoran udara yang diijinkan dan defleksi yang diijinkan harus
mengikuti butir 3. Performance Criteria dan Design Conditions
d. Testing bisa dilakukan di : PSB – Singapura, WinWall – Singapura, atau setara.
3.6.6. Setting and Erection
a. Keakuratan pemasangan curtain wall : curtain wall harus terpasang sesuai dengan
dimensi yang tertera dalam gambar, dengan deviasi ijin sebagai berikut :
1) Garis: +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, atau selebar satu bay lebar struktur,
dan secara keseluruhan +/- 5mm.
2) Level (waterpass) +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, atau selebar satu bay
lebar struktur, dan secara keseluruhan +/- 5mm.
b. Sistem cladding yang terpasang harus betul-betul akurat baik dalam level
(waterpass) nya, ke-vertikalannya (unting-unting), sudut-sudutnya dan bidang
datarnya. Deviasi ijin ketika diukur dari arah manapun terhadap suatu garis lurus
atau bidang datar adalah berupa formasi gelombang panjang dengan gelombang
sepanjang minimum 20 meter, dengan tingkat perubahan tidak lebih dari 1 : 1000,
dengan amplitudo 3mm ketika diukur dari suatu garis referensi menggunakan
sinar laser.
a. Daun pintu dan partisi cubicle terbuat dari bahan Phenolic Board tebal 10mm.
Pintu dan partisi toilet ini mengunakan lengkap dengan acessoriesnya.
b. Built in Fittings sudah termasuk pekerjaan partisi cublicle Phenolic Board, yang
meliputi accessories, yaitu :
1. Engsel, Surface Mounted Hinges
2. Kunci, Door Knob
3. Bracket dan Bolt
4. Pedestal stainless steel
c. Segala peralatan pelengkap (sekrup, angkur) harus terbuat dari bahan stainless
steel, atau sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
BAB - IV
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), plesteren dinding beton, pengisi dan perekat pada
pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 - 2,0 mm.
e. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran kedap air
dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan, agar dapat
diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).
g. Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan sebagainya
untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5 mm dan
dalamnya 3 mm.
h. Untuk pelindung sudut dinding kolom pada seluruh area servis dan parkir basement,
digunakan besi siku 50.50.5 mm diangkur kedalam sudut kolom beton.
i. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton –
bata atau balok beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.
j. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.
k. Mortar :
Penggunaan mortar (sêmen instan) untuk plesteran harus Berbahan dasar semen,
pasir silika, filler dan aditif yang tercampur secara homogen. Bahan Plaster Semen
Instan yang direkomendasikan adalah Produksi dari Mortar Utama – MU 301 atau
setara.
Data Teknik :
Bentuk : Powder
Warna : Abu-abu muda
Tebal Aplikasi : ± 10 mm untuk plaster.
Perekat : Semen Portland
Agregat : Pasir silika dengan besar butiran maksimum 3
mm
Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangiporositas bahan adukan.
Bahan tambahan (Additive) : Bahan larutan air guna meningkatkan
kelecakan / workability dan daya rekat
Kebutuhan air : 7,5 – 8,0 liter / sak 50 kg
Kepadatan (density)
ASTM C 185 : Kering = 1,7 kg / liter
: Basah = 1,9 kg / liter
Compressive strength
ASTM C 109 : 2 - 6 N / mm2 @ 28 hari
Water rententition
BS 4551 : > 95 %
Drying shrinkage
ASTM C 531 : < 0,1 %
Daya Sebar Plaster : Bata Merah : ± 2,4 m2 / sak 50 kg / 10 mm
Bata Ringan : ± 2,6 m2 / sak 50 kg / 10 mm
b. Pada dinding batu bata trasraam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC :
3 pasir (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan
bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Manajemen Konstruksi.
e. Semen Portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Manajemen Konstruksi. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 mm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Manajemen Konstruksi.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan
lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dan dalam 5 mm,
kecuali bila ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.
BAB - V
PEKERJAAN LANTAI
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung diatas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
a. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
c. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79 / 0087-75 /
0075-75.
d. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan
NZS-3121/1974.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Manajemen Konstruksi.
c. Pekerjaan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1:3:5.
b. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat beton, bawah lantai, tangga
serta untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil
produk yang disetujui Manajemen Konstruksi serta memenuhi syarat- syarat
dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11
dan SII 0404-80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan
NZS 3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
NI-2, NI-8 dan PUBI 1982.
b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat
beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.
d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain,
yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian
e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai
yang ditentukan oleh Manajemen Konstruksi, dari adukan 1 PC : 5 pasir.
Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan lain,
bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang karpet dan bahan finishing
lainnya.
f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air, supaya agregate muncul dan memberi
ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton
menjadi kasar dengan cara yang disetujui Manajemen Konstruksi. Setelah
dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis cairan
semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
a. Bahan
b. Mutu Bentuk-bentuk ukuran, warna dan texture yang pada gambar dinyatakan
sama, harus benar-benar sama.
c. Tidak ada bagian yang sambung, retak atau cacat lain yang telah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Naad diisi dengan bahan tile grout atau sejenisnya berupa tepung, warna sesuai
warna homogenous tile yang terpasang.
b. Harus diperhatikan ketinggian peil dari lantai yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Setelah unit-unit Homogenous tile terpasang, kedudukan naad harus kuat, serta
membentuk pula seperti pada gambar. Bidang permukaan lantai harus
rata/waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, bidang permukaannya
padat, tanpa cacat. Kemiringan bidang lantai untuk di teras harus diperhatikan.
d. Pola pemasangan plint Homogenous tile harus sesuai dengan gambar detail atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas dengan memperhatikan siar-siar
Homogenous tile bertemu siku dengan siar lantai.
e. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna). Warna
harus sesuai dengan warna homogenous tile yang dipasang dan harus mendapat
persetujuan sebelumnya dari Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Homogenous tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan granite tile hingga betul-betul bersih.
i. Apabila terjadi peledakan lantai homogenous tile tiba-tiba pada suatu saat yang
dikarenakan tidak mengikuti aturan pemasangan di atas yang timbul sesudah
masa pemeliharaan, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan dari bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan
layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapisan penutup lantai
beton (nonmetalik floor hardener) sebagaimana ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan ditentukan disini.
5.4.2. Bahan
d. Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan
kekuatan tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.
e. Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua ruangan kecuali gudang 3 kg/m2
1. Jenis/Warna : Natural
2. Bentuk : Campuran bentuk bubuk, terdiri atas semen, pasir silica
bahan kimia lain berbentuk bubuk.
3. Fungsi : Sebagai Lapisan Tipis yang melindungi beton tumbukan
dan resapan cairan. Dibentuk dengan cara menaburkan
dan merapikannya pada waktu beton masihbasah agar
monolit dan abadi.
Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan color finish floor hardener yang
dipilih oleh Direksi Pengawas
5.4.3. Pelaksanaan
a. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam spesifikasi teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus
diusahakan untuk mendapatkan profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan
sudut perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa dicapai kepadatan
maksimal.
b. Persiapan Permukaan
Aplikasikan bahan floor hardener pada saat permukaan beton mulai mengering,
dengan perkiraan bila permukaan beton diinjak dengan kaki ringan meninggalkan
bekas sedalam kurang lebih 3 mm. Air yang keluar dari adukan beton harus
diuapkan.
c. Finish Akhir
Penyelesaian finish akhir permukaan bisa dilakukan pada saat beton mulai
mengeras dengan menggunakan alat mekanis (power driven trowels), teruskan
penghalusan hingga menghasilkan permukaan finish yang tidak mengandung
tanda-tanda penghalusan, uniform dalam tekstur.
d. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.
e. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan
cucilah permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya
sebelum inspeksi terakhir.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Contoh harus diberikan untuk persetujuan, material special akan ditentukan oleh
pemberi tugas. Jenis Waterprofing yang digunakan:
c. Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan coating digunakan diatas area lantai beton
2. System pelapisan beton langsung screed atau plesteran tambahan beton.
3. Pelaksanaan harus sesuai dengan instruksi dari pabrik. Pekerjaan
4. Waterprofing harus dikerjakan oleh orang-orang spesialis dalam pemakaian
type lantai ini.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Contoh harus diberikan untuk persetujuan, material special akan ditentukan oleh
pemberi tugas. Jenis Waterprofing yang digunakan adalah :
Cementitious :
1. Jenis/Warna : Cementitious Flexible Waterproofer
2. Bentuk : Terdiri atas 2 komponen, bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas
semen, filler dan plasticiser bubuk. Cairan terdiri atas acrylic
bermutu tinggi, air dan bahan kimia lain berbentuk cairan.
3. Fungsi : Jika kedua komponen di atas diaduk dan setelah itu
dioleskanke atas beton, setelah kering akan menjadi lapisan
kedap air yang fleksibel dan tidak mudah retak atau putus
meski beton di bawahnya retak.
4. Dosis : ±1.5 kg/m2
5. Kemasan : 10 kg cairan x 25 kg bubuk
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan coating digunakan diatas area lantai beton
2. System pelapisan beton langsung screed atau plesteran tambahan beton.
3. Pelaksanaan harus sesuai dengan instruksi dari pabrik.
4. Pekerjaan Waterprofing harus dikerjakan oleh orang-orang spesialis dalam
pemakaian type lantai ini.
BAB VI
PEKERJAAN PLAFOND
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafon Gypsum ini dikerjakan meliputi area sesuai yang tertera dalam
gambar perencanaan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
ini.
l. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai
yang disyaratkan.
d. List plafond menggunakan wall angle dari bahan alumunium type V ukuran
1,5cmx1,5cm sesuai gambar, alumunium yang digunakan semutu dengan
pekerjaan alumunium pada RKS ini.
e. Accessories :
1. Angker, sekrup dan baut harus digalvanis.
2. Pelat penyiku dan penyambung yang digunakan dari jenis yang disetujui
Manajemen Konstruksi, tebal 2 mm.
3. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran
bahan yang digunakan.
f. Bahan finishing penutup plafond :
1. Finishing penutup langit-langit yang digunakan adalah cat Emulsi, produk
sebagaimana dinyatakan dalam Pekerjaan Pengecatan. Sebelum pengecatan
semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus.
2. Warna dan corak akan ditentukan kemudian.
h. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
i. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering).
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
(tidak terlalu cepat keringnya).
c. Pengikat berupa paku, mur, baut, sekrup, paku rivet, clamp, holow dan lain-lain
harus sesuai dengan metode pemasangan dari pabrikan. Adapun peralatan
lain-lain sesuai shop drawing yang telah disetujui Manajemen Konstruksi.
BAB VII
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
y. Untuk jenis yang dapat dirakit, harus dilaksanakan di work shop dan siap dipasang
di lapangan. Jika tidak dapat maka dapat prarakit, akan tetapi sudah siap dirakit di
lapangan atau dipasang pada bangunan (struktur yang ada).
z. Semua sambungan harus dikerjakan dengan mesin, rapih, kokoh dan dengan
bentuk sambungan yang sesuai standar toleransi. Untuk ambungan yang tahan air
harus diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.
aa. Accessories
Sekrup dari galvanized steel mutu hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plat tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinchromate tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.
b. Submittals
1) Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
penyelesaian (finishing)
2) Shop Drawing
Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
3) Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang
sudah sesuai dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan
api seperti yang terlihat pada skedule pintu yang berlaku.
c. Penanganan Produk
a. Pengiriman
b. Penyimpanan
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering
dan bersirkulasi udara baik serta aman dari benturan-benturan yang
dapat mengakibatkan kerusakan.
7.2.2. Bahan
a. Bahan
1) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
2) Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai
kelembaban maksimum 12 %.
4) Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak. Kayu mutu Kelas A.
b. Standard Pekerjaan
1) Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish
lakukan pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas
sampai halus hingga siap untuk finishing.
2) Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kukuatan
geser 14 kg/ cm².
3) Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari"
atau "rusuk".
4) Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan
terhadap kebakaran dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan
ini.
5) Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan
untuk mendapat persetujuan dari MK.
c. Ukuran dan Jarak
Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak
yang normal agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi
adanya perubahan temperatur udara.
Ukuran pintu solid :
100x220 cm (untuk pintu unit)
60x160 cm (pintu panel unit)
d. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan
didaerah Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan.
e. Perlengkapan lain
Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/Perancang.
7.2.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1) Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/Konsultan
Pengawas.
2) Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk
yang telah disetujui oleh perancang atau Pengawas.
b. Fabrikasi
1) Umum
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan
sudut siku yang tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang
direncanakan.
2) Rangka
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk
kebutuhan dari setiap jenis pintu.
3) Ukuran
Perhatikan ukuran lebar, tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.
c. Pemasangan
1) Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-
benar 90 derajat.
2) Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
3) Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau
ada bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen,
maka daun pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang
baik/memenuhi persyaratan.
4) Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
5) Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen
didaerah tersebut telah selesai dan kering.
d. Pengamanan
1) Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus
diamankan dari cacat-cacat dan noda-noda.
2) Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu
harus dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.
3) Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas
seluruh permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan
pengaruh atau kerusakan-kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
4) Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban
kontraktor.
7.3.3. Produk
Pintu besi harus dari kwalitas yang baik dan sesuai dengan standard yang berlaku
diantaranya :
1) Fabrikasi Umum
Fabrikasikan satuan metal berongga menjadi kekar, rapi dan bebas dari
kerusakan, pelintiran atau tekukan. Bentuklah metal dengan cermat sesuai
dengan ukuran dan profil yang disyaratkan. Las sambungan yang terbuka
secara menerus harus digurinda, dan diselesaikan dan buatlah
permukaannya menjadi halus, rata dan tak terlihat. Penggunaan bahan
pengisi metalik digunakan untuk menyembunyikan cacat tidak akan diterima.
Kecuali apabila diindikasikan lain, sediakan type kepala yang rata
(countersunk) untuk baut dan sekrup yang terbuka.
Persiapkan satuan metal berongga untuk menerima finish hardware,
termasuk pemotongan, penulangan, pemboran dan penutupan yang sesuai
dengan daftar finish hardware dan cetakan yang disediakan oleh pemasok
hardware.
Tempatkan finish hardware seperti terlihat pada gambar kerja akhir sesuai
dengan lokasi yang dinyatakan.
2) Penolakan
Rangka dan pintu metal berongga yang cacat, memiliki pemotongan hardware
dari ukuran atau lokasi yang tidak tepat, atau yang mengganggu pemasangan
yang benar pada pintu, hardware atau pekerjaan lainnya, harus disingkirkan
dan diganti dengan yang baru tanpa biaya tambahan dari Pemilik.
7.3.4. Acuan
Gambar kerja :
1) Ajukan semua gambar kerja kepada Direksi Pengawas untuk diperiksa sesuai
dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
2) Gambar kerja harus diperlihatkan dalam skala besar, profil, ukuran dan
penulangan dan pengangkuran serta untuk mengamankan bahan disekitarnya.
3) Masukkan daftar, tabel kualitas dari setiap jenis dan tipe dari ‘buck’, rangka, lis
dan pintu, ukuran pintu dan rangkanya, bukaan, kisi-kisi, pemotongan, lokasi
dan persyaratan label serta bukaan untuk pemasangan panel kaca.
7.3.5. Pelaksanaan
Periksalah area dan keadaan dimana pintu dan rangka baja harus dipasang dan
beritahukan kepada Direksi Pengawas kondisi yang mengganggu untuk
menyelesaikan proyek dengan tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan
hingga kondisi yang tidak memuaskan tersebut telah diperbaiki untuk
memungkinkan instalasi/pemasangan pekerjaan yang benar.
sebagian atau keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari gumpilan tepi (tonjolan
pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan
gelombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan awan serta goresan dan
bebas dari lengkungan.
e. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dengan persetujuan
Manajemen Konstruksi.
f. Semua sisi kaca bekas pemotongan dan sisi-sisi yang lain, harus digurinda
sampai licin, rata dan halus.
g. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang khusus yang telah
berpengalaman dalam bidang pemasangan pintu frameless dan hasil
pemasangan harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat berfungsi
dengan baik.
h. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan
yang lain dan terlindung dari segala benturan serta diberi tanda pengaman yang
dapat mudah dikenalnya.
7.5. PEKERJAAN PINTU GESER OTOMATIS & PINTU KACA (AUTOMATIC DOOR)
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti
yang dinyatakan dalam gambar sehingga mencapai hasil yang baik dan
sempurna.
3. Optional.
- Electrical Lock.
- Manual Opening Device (untuk LK).
- Emergency Baterry + Electronic Card.
- Position Switch.
- Radar Motion Detector.
c. Kelengkapan Pengaman :
1. Pembuka otomatis darurat yang dioperasikan dengan bateray.
2. Kunci elektronik dan mekanis.
3. System pembuka manual.
4. Auto reverse control.
5. Tombol darurat yang dapat diletakkan jauh dari sistem pintu.
d. Semua alat penggerak dan alat-alat mekanik harus terbuat dari logam ringan (light
alloy) yang tahan terhadap gesekan (wear resistant)
e. Kecepatan buka/tutup dapat diatur mulai 30 cm/detik hingga 70 cm/detik dengan
waktu tunda dari 0 - 30 detik.
f. Pintu sorong otomatis harus terpasang kokoh dan siku sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan dan disetujui Manajemen
Konstruksi.
g. Cara pemasangan dan accessories pintu yang dibutuhkan sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.
h. Setelah pintu terpasang, selama 3 x 24 jam harus bebas dari pengaruh pekerjaan
lain dan sentuhan-sentuhan keras serta lalu lalang sampai cukup kokoh berdiri di
tempatnya.
i. Toleransi pintu maximal 2 mm dari bawah dan 1,5 mm dari atas.
j. Setiap daun pintu harus terpasang lengkap sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan serta disetujui Manajemen Konstruksi.
k. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
l. Daun pintu harus dapat dibuka dengan lancar dan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
m. Permukaan/rangka dari pintu harus dibersihkan diratakan dan dihaluskan sebelum
diberi finishing.
BAB VIII
PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI
3. Pintu Swing Besi Single Type - PB1 ( 0,8 x 2,15 ) Fire Door R. Panel
- Lever Handle 306 SS
- Lockcase 55mm SS
- Double Cylinder 60mm Nickel
- Hinges BB 4"x3'x3 mm SS
- Door Closer HO
4. Pintu Swing Besi Single Type - PB2 (1,1 x 2,15 ) Fire Door
R. Tangga Darurat
- Panic Bar 379/855 BKSS
- Lockcase 35/65 SS
- Double Cylinder 40mm Nickel
- Hinges BB 4,5"x4"x3 mm SS
- Door Closer HO
BAB - IX
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela) serta (Pekerjaan
Curtain Wall).
5. Untuk Entrance Canopy & Basement pada area skylight menggunakan kaca
Laminated dengan tebal 8mm clear + PVB 0,76 mm + 0,6 mm clear, atau sesuai
perhitungan.
c. Toleransi
1. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
2. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
3. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan
Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetjui Manajemen Konstruksi dan
Konsultan Perencana.
e. Cacat - cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
3. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
4. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
5. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
6. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
7. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
8. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
9. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
c. Semua bahan cermin sebelum dan sesudah pemasangan harus mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi sesuai pengarahan dan saran dari Konsultan Perencana.
d. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
f. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant /
tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
i. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca
khusus.
h. Rangka kayu memakai bahan kayu kamper. ukuran, dan cara pemasangan kedinding
sesuai petunjuk gambar yang disekrupkan dengan fisher plastik ke dalam dinding.
Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus diserut halus dan waterpas
i. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang dipasang dengan
rapih dan kuat.
j. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan gambar.
BAB X
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
BAB XI
PEKERJAAN FINISHING
B. Standard
a) NI - 3, NI – 4
Warna
Type
tahap-tahap pelapisan
D. Penanganan Bahan
1) Pengiriman
2) Penyimpanan
11.2.2. Bahan
A. Produk
Standard produk untuk cat sistem lainnya, (Warna Putih, tipe ditentukan
kemudian).
B. Bahan
1) Black Antique Paint (PT-3b)
a) 1 lapis Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49014 atau 1 lapis
Red Oxide Primer A 540 – 49014
11.2.3. Pelaksanaan
A. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan
pernyataan bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
B. Pengecatan
1) Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
cat akhir.
2) Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus
digunakan meni khusus :
3) Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan
seperlunya oleh spesialis.
C. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan
selama 1/2 jam.
B. Standard
1) NI - 3, NI – 4
Warna
Type
tahap-tahap pelapisan
D. Penanganan Bahan
1) Pengiriman
2) Penyimpanan
11.3.2. Bahan
A. Produk
Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan;
B. Bahan
1) Transparan PT-2b Melamine
11.3.3. Pelaksanaan
A. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan
pernyataan bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
B. Pengecatan
1) Persyaratan teknis pengecatan dengan warna/cat harus mengikuti aturan
pengecatan dari petunjuk pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk
menghasilkan akhiran sesuai dengan efek akhiran dari Bone Coat limewash.
2) Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran
Impra/setara yang disetujui perencana.
5) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas
terbaik yang disetujui perencana.
C. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan
selama 1/2 jam.
BAB XII
PEKERJAAN TANGGA DAN RAILLING
c) Persiapan
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan
terlebih dahulu wajib membuat shop drawing untuk mendapat
persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan dimulai.
Tipe dari tampak untuk masing-masing jenis kosen.
Detail-detail sambungan (exterior & interior), detail angkur.
Pemasangan sealant, gasket dan kaca.
Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
d) Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar
rencana dan shop drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas
dan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai tenaga
ahli dibidang pekerjaan ini.
Pada kegiatan pabrikasi, pemotongan bahan dan pelaksanaan
pembuatan profil kosen harus dilaksanakan dengan mesin-mesin
khusus (mesin bending, mesin potong dengan laser, alat las dan lain
sebagainya).
Untuk pekerjaan pengelasan menggunakan TIG Welding berikut
Argon Gas Shelding dilaksanakan dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapih
untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar,
serta tidak menyebabkan deformasi material.
Bagian sambungan, disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet dan angkur harus cocok.
Bahan angkur-angkur rangka dibuat dari galvanized steel plate : tebal
minimal diameter 0,05 inch dan ditempatkan dengan jarak interval 60
cm.
Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless
steel.
Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
angin.
Detail-detail pada setiap pertemuaan harus rapih, halus dan rata,
bersih dari goresan-goresan/cacat.
Pelaksanaan treatment untuk permukaan kosen pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya: diberi lapisan finish dari laquer yang jernih/protection
type.
Pada setiap pertemuan stainless steel dengan beton, dinding dan
sebagainya harus diberi lapisan kedap air yang memakai seal elastis
ex. Silicon GE, Dow Corning dan Toshiba.
Komponen railling harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai
dengan petunjuk pemasangan dari pabriknya.
1. Contoh Bahan
Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki kosen yang rusak/cacat/kena
noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas
dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas . Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan
perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
2. Pengamanan
Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap
permukaan kosen, kaca dan accesories yang sudah terpasang.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan sampai Serah Terima II.
Sambungan Las
Toleransi : tidak terlihat pada bagian yang terlihat langsung oleh mata.
Accessories
12.2.3 Submittal
A. Contoh bahan
B. Produk Data
12.2.5 Produk
A. Material:
B. Fastener:
Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama
dengan bahan utama, baut type countersunk, rata permukaan; untuk
pekerjaan tersembunyi digunakan galvanized.
C. Pengelasan:
Bahan Baku: besi solid ukuran 16/16 dan 38/38 dan Plal ukuran
8mm
B. Fasteners:
C. Angkur:
12.2.7 Fabrikasi
A. Persiapan
B. Pembuatan
C. Finishing/pengecatan
a. Umum
a. Umum:
BAB XIII
PEKERJAAN ATAP
13.1.2. Pemasangan
1) Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat beton,
beton harus dicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis
water proofing.
13.1.4 Pembersihan
Semua pekerjaan metal bila selesai harus dibersihkan secara menyeluruh
terhadap semua cairan-cairan, potongan-potongan dan kotoran. Pada area
yang luas, hal ini harus dikerjakan sebagaimana tiap bagian dari pekerjaan
diselesaikan. Cairan yang berkelebihan harus dinetralkan dengan mencuci
dengan 5 % sampai 10 % soda cuci. Sesudah pembersihan, metal harus
dicuci dengan air yang jernih.
Untuk Eksternal Roof menggunakan tipe Clip Lock dan disetujui Perencana dan
Manajemen Konstruksi.
Tipe ini menggunakan bahan dasar baja kualitas G550 (minumum yield strength
300 Mpa) Tebal nominal 0,50 – 0.65 mm BMT, yang dilapisi paduan Aluminium-
Zinc dan lapisan cat. Coating class Alumunium-Zinc menggunakan AZ150
(150gr/m2). Lapisan cat menggunakan Polyester dan lapisan cat PVDF
standard teknologi paint system terbaru , EON Paint System. Warna
menyesuaikan finishing rangka / panel aluminium, sebagaimana dinyatakan
dalam Pekerjaan 5.1.
Untuk Inner Liner Roof menggunakan tipe SPANDEK Tipe ini menggunakan
bahan dasar baja kualitas G550 (minumum yield strength 550 Mpa) Tebal
nominal 0,35mm BMT dan lebar Efektif 935mm, yang dilapisi paduan Aluminium-
Zinc. Coating class Alumunium-Zinc menggunakan AZ100 (100gr/m2) tanpa
warna (natural)
i. Sapulah seluruh permukaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan
perhatian khusus pada daerah-daerah dimana pengeboran atau penggergajian
telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang.
j. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi
kebocoran.
k. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti
persyaratan dari pabrik, berikut penggunaan bahan kelengkapannya, serta
mengikuti petunjuk- petunjuk Manajemen Konstruksi.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mencapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan Canopy, rangka dan
semua perlengkapannya, sesuai yang ditunjukkan/ disebutkan dalam detail gambar
serta sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.
a. Standard Bahan :
Bahan canopy, rangka dan segala perlengkapannya harus sesuai standar dan
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan serta telah mendapatkan persetujuan dari
Manajemen Konstruksi.
1. Bahan Rangka :
* Rangka menggunakan baja WF (masuk Pekerjaan Struktur)
* Bahan yang diproses fabrikasi harus diseleksi sesuai dengan bentuk, kesikuan,
yang telah disyaratkan.
* Rangka canopy ini dibungkus dengan alumunium composite/alumunium panel
setara Alucobond dengan system cladding
* Penggantung (Trekstang) dari bahan baja minimal 16 mm (lihat Pekerjaan
Struktur), dilengkapi dengan wartel moor untuk penyetelan (adjusting).
3. Perlengkapan (Accessories).
* Rangka penjepit kaca terbuat dari anodised aluminium yang dirancang dan
dilengkapi dengan gutter system.
* Bahan pengisi (sealant) digunakan Silicone Rubber Sealant struktural.
* Peralatan lain yang digunakan sesuai persyaratan dari pabrik yang disesuaikan
pula terhadap ukuran rangka, pola dan bahan yang akan dipasangnya.
4. Material lain yang belum disyaratkan dalam pekerjaan ini namun dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian dalam bagian pekerjaan, harus dari kualitas terbaik.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai spesifikasi pabrik.
f. Seluruh bahan yang datang di site supaya dilengkapi lapisan pelindung dan baru
diperkenankan dibuka setelah mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS INTERIOR
DIVISI 2 DINDING
Bab 02 Pekerjaan Aluminium Composite Panel
Bab 03 Pekerjaan Dinding Kaca
Bab 04 Pekerjaan Plint Stainless Steel
DIVISI 3 PLAFOND
Bab 05 Pekerjaan Plafond Gypsum
Bab 06 Pekerjaan Plafond Metal Ceiling
Bab 07 Pekerjaan Plafond GRC
DIVISI 4 FURNITURE
Bab 08 Furniture Fabrikasi
Bab 09 Furniture
Bab 10 Pekerjaan Solid Surface
DIVISI 5 SIGNAGE
Bab 11 Pekerjaan Signage
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
BAB 1
PERSYARATAN UMUM
1. UMUM
1.1. DEFINISI
A. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah PT. Angkasa Pura I Persero, dalam pelaksanaan sehari-hari dilimpahkan
kepada Manajer Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Angkasa
Pura I (Persero), yang mengundang pelelangan pekerjaan ini dan akan menunjuk calon
Kontraktor sebagai pemenang dalam pelelangan yang diselenggarakannya dan menjadi wakil
resmi atas nama PT. Angkasa Pura I (Persero) sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.
B. Perencana
Perencana adalah bagian Kontraktor yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) sesuai
definisi dalam Syarat-syarat Kontrak, yang dalam hal ini adalah bagian dari PT. Indulexco.
C. Pengawas
Pengawas adalah seseorang / team yang diberi limpahan wewenang secara tertulis dan
mempunyai uraian pekerjaan (job description) dan ditetapkan oleh PT. Angkasa Pura I
(Persero).
D. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perusahaan yang telah memenangkan pelelangan dan
penawarannya telah diterima oleh PT. Angkasa Pura I (Persero), dan telah menandatangani
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak).
Jika ada perbedaan informasi yang terdapat dalam Gambar dengan yang terkandung dalam
Spesifikasi Teknis ini, maka ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dinyatakan yang berlaku dan
mengikat. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dan Bill of Quantity (BQ), maka yang
dilaksanakan adalah yang mempunyai kualitas tertinggi atau pilihan paling baik.
Persyaratan Umum 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
1. 4. LOKASI PEKERJAAN/PROYEK
Lokasi pekerjaan ini terletak di Bandar Udara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lokasi
proyek ditunjukkan dalam gambar.
Kontraktor dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas memasuki
tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-tempat dimana
pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-mesin diperoleh untuk
digunakan dalam proyek ini dan Kontraktor harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk
mendapatkan hak memasuki daerah-daerah tersebut. Kontraktor harus mengurusnya sendiri
dan mengajukan usulan mengenai pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut
melalui kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) maupun Pengawas. Tidak ada fasilitas
tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Pengawas.
Semua elevasi dalam satuan meter dengan ketepatan 3 desimal dengan titik acuan "Chart
Datum". Apabila tidak terdapat titik acuan maka Kontraktor harus menetapkan sendiri
berdasarkan LWS. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan didasarkan atas data-data tersebut di atas. Patok atau titik lain yang ada disekitar
lokasi tidak ditunjukkan dalam gambar. Jika diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan
kepada Kontraktor sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan.
Data sebagai informasi tentang ketinggian permukaan dan dimensi tentang proyek
ditunjukkan dalam gambar-gambar. Detail-detail, jika tidak disebutkan, akan ditentukan oleh
Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
1.8. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang disebutkan
secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor harus memeriksa semua
ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada biaya tambahan yang akan dibayarkan
untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam ukuran dimensi.
Apabila diperlukan gambar tambahan, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar
tambahan tersebut dengan menggunakan satuan ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh
Pengawas sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan
tidak sesuai dengan ukuran standard yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan
standard lain yang sesuai dan yang telah disetujui oleh Pengawas. Tidak ada pembayaran
tambahan yang dapat diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa
ada persetujuan khusus dari Pengawas.
Persyaratan Umum 2
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang akan adanya
kegiatan operasi yang penting kepada Pengawas dalam jangka waktu yang cukup sebelum
operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada Pengawas untuk
mengaturnya karena mungkin Pengawas memandang perlu melakukan inspeksi atau untuk
maksud-maksud yang lain. Kontraktor dilarang melakukan kegiatan operasi yang penting
tersebut tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pengawas.
A. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, kabel telepon, dan sistim perpipaan
yang terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam Dokumen Tender. Usaha untuk
memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait sehubungan dengan informasi tersebut diatas
akan dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau Pengawas. Gambar atau informasi lain
yang dapat menunjukkan adanya jaringan kabel dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan
diberikan pada Kontraktor.
C. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak didiuga yang diketemukan oleh Kontraktor
di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus dirundingkan kembali oleh
Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan PT. Angkasa Pura I (Persero). Dalam hal ini
Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau
Pengawas.
D. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal tersebut
diatas harus disampaikan secara tertulis oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) (atau Pengawas) dan
harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan rintangan tersebut harus
diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang disepakati oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan
rintangan tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut
Persyaratan Umum 3
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
Persyaratan Umum 4
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan renovasi dan pengembangan Proyek Bandar Udara El Tari dengan ukuran sesuai
dengan yang tertera pada dokumen gambar dan meliputi pekerjaan Arsitektur dan Interior
yang dilaksanakan secara bertahap. Pentahapan dan kelompok Paket Pekerjaan mengikuti
jadwal dan pentahapan yang ditentukan oleh panitia Tender.
3. KONDISI LAPANGAN
Data hydrografi termasuk peil banjir dapat diberikan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau
Pengawas apabila dikehendaki.
Kontraktor harus mengurus semua hal yang perlu untuk menetapkan letak maupun memilih
dan memproses bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan jauh
hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, harus menyerahkan contoh-contohnya kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, informasi yang lengkap tentang lokasi sumber
bahan material yang diusulkannya. Persetujuan yang diberikan Pengawas sehubungan dengan
lokasi tersebut tidak dapat diartikan bahwa semua material yang berasal dari tempat tersebut
telah disetujui. Sebelum melakukan pemesanan bahan atau peralatan yang akan digunakan
dalam proyek ini, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas untuk disetujui nama-
nama pemasok dan produsennya termasuk negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan
oleh produsen, mutu barang, berat, kekuatan, dan keterangan-keterangan lainnya tentang
bahan maupun peralatan yang akan dipesan tersebut. Kontraktor harus menyerahkan satu
salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan dan salinan tersebut akan selalu
disimpan oleh Pengawas. Tidak boleh ada barang/bahan yang dipesan atau diperoleh oleh
Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang belum disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
4.2. STANDARD
A. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung di Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- Marble Institute of America (MIA)
A. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja harus
berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan pedoman dalam
penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard maupun manual lainnya yang sesuai untuk
Persyaratan Umum 5
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
diterapkan dalam pekerjaan ini. Standard dan Manual yang dianggap menentukan adalah
standard yang berlaku dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda tangani. Apabila ada
standard atau manual selain dari Standard Nasional maka standard ini dapat diusulkan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.
B. Standard Di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standard maupun
Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau standard Nasional atau
standard lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus disiapkan di lapangan
Standard dan Manual tentang peralatan dan material yang digunakan atau mutu kerja yang
harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standard ini harus selalu tersedia untuk sewaktu-waktu
diperiksa oleh Pengawas.
D. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara dengan
yang tercantum dalam spesifikasi. Beban biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan
untuk dapat mengajukan usul penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai pengganti
harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria desain dan ketentuan-ketentuan
lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan minimal
seperti di bawah ini yang akan dijadikan bahan pertimbangan Pengawas sebelum menyetujui
penggantian material, peralatan atau bagian peralatan, maupun cara konstruksinya :
Peralatan yang dirancang berdasarkan standard Indonesia yang diakui dan memenuhi kriteria
desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan disini dapat diterima. Tanggung
jawab untuk membuktikan bahwa standard tersebut memang setara adalah tanggung jawab
Persyaratan Umum 6
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
A. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang, yang tidak difabrikasi di lapangan
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Proyek (komponen-komponen siap pasang)
harus dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan ketentuan-ketentuan atau standard-
standard lain yang diterbitkan oleh produsen dan sesuai untuk digunakan dalam proyek.
Persyaratan Umum 7
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan jadwal rencana
kerjanya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas. Jadwal tersebut harus disajikan dalam
kegiatan mingguan yang menunjukkan rencana operasi untuk seluruh pekerjaan lengkap
dengan rencana masing-masing komponen pekerjaan, sehingga tampak dengan jelas kapan
suatu kegiatan akan dimulai dan kapan akan selesai. Program kegiatan tersebut sekurang-
kurangnya harus mengandung informasi berikut ini :
a. Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing-masing kelompok seperti golongan
supervisor, pelaksana, buruh kasar dan pembantu lainnya yang direncanakan dalam
program.
b. Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam proyek ini
termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan tempat dimana peralatan
tersebut direncanakan akan digunakan.
c. Volume atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan yang
direncanakan akan digunakan di proyek ini.
Dengan disetujuinya program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat Pengawas jumlah personel, peralatan
dan bahan bangunan yang telah disetujui dalam jadwal tersebut ternyata tidak mencukupi
untuk dapat mencapai target waktu yang telah ditetapkan, maka Pengawas dapat
memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya untuk menghindarkan terjadinya
keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari penambahan personel, peralatan
maupun material tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja berikut ini kepada Pengawas untuk mendapat
persetujuannya, jika memang perlu sesuai dengan pasal-pasal yang relevan, menyerahkan
juga:
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing) dalam skala yang tepat yang mengindikasikan
ukuran-ukuran khusus dan metode-metode pemasangan sesuai dengan gambar-gambar
petunjuk yang disediakan oleh Pengawas dengan aplikasi dan lokasi yang dispesifikasikan
dalam proyek.
Persyaratan Umum 8
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
c. Gambar kerja dan perhitungan-perhitungan dari semua pekerjaan sementara yang perlu
untuk proyek ini.
d. Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada dalam
persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif lengkap dengan
gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan gambar dari pekerjaan yang dilaksanakan (as-built) kepada
Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan secara resmi terutama dari gambar detail struktur
yang dibangun. Oleh karena gambar tersebut akan disimpan sebagai gambar dokumentasi
yang permanen, maka gambar tersebut harus dibuat di atas kertas yang dapat dicetak
kembali, dengan mutu kertas yang baik dan juga dalam bentuk file Autocad Format CD dan
disetujui Pengawas.
Gambar dan perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuat dan diserahkan sesuai
dengan ketentuan di bawah ini :
a. Semua gambar yang menunjukkan bagian-bagian dari seluruh pekerjaan harus dibuat
dengan jelas dan lengkap. Skala yang digunakan dalam gambar-gambar kontrak pada
umumnya harus dipakai. Skala yang disarankan dalam satuan ukuran meter adalah 1:200,
1:100, 1:50, 1:10, 1:5, tergantung pada jenis dan/atau detail yang digambar. Ukuran kertas
gambar harus sama dengan standard ukuran kertas seperti yang dipakai pada dokumen
Kontrak
b. Jika perlu mendapat persetujuan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan 2 copy dari
setiap gambar dan perhitungan yang dibuatnya.Dalam waktu 2 minggu sejak
diserahkannya gambar-gambar tersebut oleh Kontraktor, Pengawas harus sudah
mengembalikan kepada Kontraktor 1 copy dari gambar dan perhitungan tersebut di atas
lengkap dengan persetujuannya atau dengan komentar-komentar yang harus diperhatikan
oleh Kontraktor untuk dapat disetujui
c. Perubahan dan/atau komentar yang dibuat oleh Pengawas pada gambar dan perhitungan
yang dibuat oleh Kontraktor harus segera dicantumkan dan diajukan kembali dalam 2 copy
sampai mendapat persetujuan dari Pengawas
d. Dari gambar dan perhitungan yang telah disetujui, harus diserahkan kembali kepada
Pengawas 4 copy untuk setiap setnya
e. Semua biaya yang berkaitan dengan penyerahan gambar-gambar dan perhitungan
tersebut di atas kepada Pengawas harus sudah termasuk dalam Bills of Quantities untuk
pekerjaan mobilisasi
f. Dimulainya kegiatan pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan hanya diizinkan setelah
gambar dan perhitungannya disetujui oleh Pengawas
g. Persetujuan gambar dan perhitungan oleh Pengawas termasuk perubahan yang dibuat
oleh Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya dalam
Proyek ini, sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan pekerjaan yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak
h. Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus mengajukan
pernyataan tertulis kepada Pengawas dalam waktu 7 hari setelah diterimanya perubahan
gambar-gambar tersebut. Dalam hal ini Kontraktor harus, jika perlu, menyerahkan kembali
Persyaratan Umum 9
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
gambar dan perhitungan tersebut, dalam 2 copy kepada Pengawas sebagai tambahan
pertimbangan.
Kontraktor harus mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara semua utilitas
dan fasilitas pelayanan lain, jalan konstruksi dan sebagainya, dimana Direksi Pengawas,
Kontraktor dan para pimpinan maupun personel termasuk insinyur lain yang memerlukannya
baik di lapangan maupun di dekat lapangan yang secara langsung atau tidak berhubungan
dengan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam dokumen spesifikasi ini, namun tidak termasuk
perumahan untuk Pengawas dan/atau Wakilnya. Kontraktor harus memenuhi kewajibannya
seperti yang tercantum dalam pasal ini dan disetujui oleh Pengawas. Tidak kurang dari 14 hari
sebelum memulai kegiatan dari bagian pekerjaan ini, Kontraktor, jika diminta, harus
mengajukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, gambar-gambar yang
lengkap mengenai bangunan sementara yang mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk
melaksanakan bagian.
7.2. LOKASI, TATA LETAK DAN PERENCANAAN JALAN SEMENTARA DAN FASILITAS LAINNYA
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan setelah
pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar detail, spesifikasi, dan
semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan konstruksi struktur bangunan, konstruksi
jalan, jaringan utilitas, dan perlengkapan lainnya, termasuk segala sesuatu perlengkapan yang
memang harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal
ini untuk mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum material tersebut dipesan atau
pekerjaannya dilaksanakan.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara atas
tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan, penjaga keamanan, pagar dan
pengawasan lainnya dimana dan jika memang diperlukan atau diminta oleh Pengawas atau
Persyaratan Umum 10
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
oleh lembaga resmi yang berwenang dalam masalah tersebut untuk melindungi proyek ini
atau demi keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak ketiga lainnya. Kontraktor harus
menyediakan fasilitas sementara seperti yang disebutkan dalam Sub Bab ini, dan pekerjaan
sementara ini harus dianggap sebagai bagian dari fasilitas Kontraktor di lapangan.
Kontraktor harus menjaga agar keadaan selalu bersih dan rapi, memelihara, mencat kembali,
memperbaharui dan memperbaiki seluruh bangunan yang didirikan, dipasang, dioperasikan
atau disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini. Semua struktur dan
layanan termasuk apa saja yang dibangun, disediakan, dioperasikan atau dipasang oleh
Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini adalah tanggung jawab dan resiko yang
harus ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya walaupun penggunaannya dipakai oleh pihak-
pihak lain dan tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Syarat-syarat
Kontrak saja. Pada akhir masa pemeliharaan, kantor dengan segala perlengkapan, furniture,
peralatan, layanan dan sebagainya harus dikembalikan kepada Kontraktor.
Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh Pengawas. Desain
papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama . Angkasa Pura I Persero, nama
Konsultan Perencana, nama Konsultan Supervisi dan perusahaan Konsultan-konsultan yang
lain yang terlibat dalam proyek ini beserta nama Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat,
harus disetujui oleh Pengawas setelah berkonsultasi dengan PT. Angkasa Pura I (Persero)
sebelum dipasang.
Persyaratan Umum 11
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
Kontraktor harus menyiapkan empat (4) set dari 100 lembar foto berwarna berukuran 125 x 90
mm yang dipasang didalam album-album sebagai catatan tentang kemajuan pekerjaan setiap
bulan dengan menunjukkan kemajuan secara umum dari proyek dan detail-detail struktur atau
kegiatan yang diarahkan oleh Pengawas. Di samping foto-foto tersebut di atas, Kontraktor
harus juga melakukan pengambilan rekaman dengan video untuk menunjukkan kemajuan
pekerjaan secara umum tentang proyek ini dan detail-detail struktur atau kegiatan yang
diarahkan oleh Pengawas. Setelah pekerjaan selesai, seluruh klise film dari foto-foto tersebut
dan rekaman video yang berisi catatan tersebut harus diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I
(Persero).
8.1. RUANG KANTOR UNTUK PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DAN PENGAWAS
Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan seluas ± 150 m² untuk PT. Angkasa Pura I
(Persero) dan Pengawas. Kantor tersebut harus berdekatan dengan kantor lapangan
Kontraktor dan harus mempunyai fasilitas seperti yang tercantum dalam daftar terlampir.
Kantor tersebut harus mempunyai lantai yang kokoh dengan dinding dan pintu-pintunya dapat
dikunci, dan mempunyai jendela yang dapat ditutup. Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi
dengan dinding partisi yang penuh sampai ke plafond dan cukup kedap suara. Kontraktor juga
harus melengkapinya dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik, serta persediaan kopi,
teh dan minuman ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk kantor Pengawas. Kontraktor
harus mengurus agar kantor dibersihkan setiap hari dan Kontraktor juga harus menyediakan
keperluan rumah tangga lain seperti sabun, handuk dan kain lap dan lain-lain. Ruang kantor
dan perlengkapannya termasuk tenaga listrik dan suplai air harus sudah tersedia dalam waktu
30 hari setelah pekerjaan dimulai. Ruang kantor dilengkapi dengan Air Conditioning (AC)
seperti yang tercantum dalam Rencana Daftar Anggaran Biaya lengkap dengan semua
penunjang dan tenaga listrik yang diperlukannya. Kantor lapangan juga harus dilengkapi
dengan pelataran parkir, paling sedikit untuk 8 kendaraan. Kontraktor harus mengatur
sedemikian rupa agar jalan masuk ke kantor lapangan tidak pernah terganggu. Kontraktor
harus mengurus ke PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) untuk mendapatkan sambungan
telepon ke kantor Pengawas agar dapat berhubungan dengan pihak luar dan menyediakan dan
memelihara adanya sambungan telepon internal (extensions) untuk keperluan di dalam
kantor. Kontraktor harus membayar semua rekening yang ditagih sehubungan dengan
sambungan telepon tersebut termasuk keperluan untuk pembicaraan lokal maupun
internasional. Kontraktor harus mengajukan rencana tata-letak fasilitas kantor tersebut
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan
kantor tersebut.
Persyaratan Umum 12
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
8.2. FURNITURE, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN YANG PERLU UNTUK KANTOR PENGAWAS
Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik Pemberi
Tugas.
9.1. LABORATORIUM
Semua contoh-contoh, jika diminta, harus diuji di laboratorium yang diusulkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Pengawas. Urusan dengan pegawai laboratorium untuk prosedur
pengujiannya akan diselenggarakan oleh Kontraktor atau oleh Pengawas. Biaya yang berkaitan
dengan adanya ketentuan dalam pasal ini harus sudah termasuk dalam harga Kontrak.
9.2. INSPEKSI
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna atau
rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu Pengawas. Pengawas harus memutuskan
bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak
dapat diperbaiki kembali, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu
untuk menggantinya dengan biaya dari Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan
waktu yang akan diberikan untuk penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui
oleh Pengawas secara tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi
Pengawas.
Persyaratan Umum 13
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
BAB 2
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
(ACP)
1. UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanaan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang ditunjukan dalam gambar perencanaan dan spesifikasi teknis sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standard dan spesifikasi dari pabrik.
1.03. KOMPONEN
a. Bracket / angkur dari material hollow tebal 1,2 mm, finished zinchromate
b. Rangka vertical dan horizontal dari material hollow tebal 1,2 mm, finished zinchromate
c. Rangka tepi panel dan system pemasangan panel adalah dengan system infill non
sealant joint dengan reinforce pada sekeliling panel composite menggunakan aluminium
extrusion.
d. Infill dari bahan aluminium extrusion
e. Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan colour chart dari pabrik.
- Lokasi sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.
2. PRODUK
2.01. BAHAN-BAHAN
1. Aluminium Composite Panel tebal 4 mm (aluminium 2 x 0,3 mm, mineral core 3mm)
finishing Polyvinylidene Difluoride ( PVDF ) dan berlapis coating Nano technology anti
stain/ anti noda dengan lebar panel standar 1,220 mm atau lebar ukuran khusus
1000mm dan 1575mm ex alcolite/setara (treatment dinding), alumunium alloy 3003.
2. Alumunium Composite panel tebal 4mm (alumunium 2 x 0,21 mm) finishing polyester
dengan lebar standar panel 1,220 mm ex Decobond atau setara, alumunium alloy 1100.
3. Berat 6-7kg/m2
6. Rangka aluminium extrussion system infill non sealant joint atau mengikuti standar
fabrikan yang dipakai
7. Joint Sealer dan Back Up Rod pada kondisi – kondisi khusus apabila ditentukan oleh
konsultan perencana
8. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
9. Bahan yang digunakan harus merupakan produksi pabrikan / industry manufaktur yang
bersertifikat mutu yang diakui resmi pemerintah Negara pembuat atau asosiasi
produsen internasional terkait.
10. Kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan supply yang dikeluarkan oleh distributor
resmi, dan didukung oleh pihak pabrik ( principal ) yang mencantumkan nama proyek
dan perkiraan volumenya.
11. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
12. Toleransi dimensi mill finished :
- Lebar : - 0/ + 4mm
- Panjang s/d 4meter : -0/ + 6mm
13. Aluminium Composite Panel Type Fire Retardant / FR yang digunakan harus sudah
pernah digunakan pula pada bangunan bandara internasional lainnya ( tingkat dunia ).
1. Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan aluminium composite panel yang dipilih
2. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
3. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam saja
4. Pelaksanaan pembuatan motif ornamen khusus pada aluminium composite panel (motif
Etnik dan motif khusus lainnya sesuai persyaratan konsultan perencana) harus dilakukan
di pabrik supplier dan harus menggunakan mesin khusus dengan system CNC Cutting &
Grooving ( Menggunakan mesin merk I-Groove / setara ) agar dicapai keseragaman dan
ketepatan hasil produksi motif etnik tersebut
5. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya
6. Rangka-rangka pemegang aluminium composite panel harus dipersiapkan dengan teliti
Dikirim dalam keadaan kemasan asli pabrik, belum dibuka dan mencantumkan nama produk
dan tipenya.
Lindungi Alumunium Composite Panel (ACP) dari benturan atau gangguan lain yang dapat
merusak permukaan finishing, perbaiki kerusakan atau ketidak sempurnaan sistem
pemasangan, bersihkan permukaan finishing dari kotoran, debu, dll.
BAB 3
PEKERJAAN DINDING KACA
I. UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan dinding kaca ini dikerjakan pada backdrop check in counter lantai dasar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
1. Jenis : Glasstone ex. Himalaya atau merk lain yang setara dan disetujui
Direksi Pengawas/MK
2. Warna : Light grey
3. Ketebalan : 5 mm
4. Ukuran : 3048 x 2134 mm/ pola cutting mengacu pada gambar
5. Toleransi ukuran panjang dan lebar sesuai dengan PUBI – 1082 tidak boleh melampaui 2
mm untuk kaca tebal 5 mm atau 6 mm atau sesuai dengan yang ditentukan oleh produsen.
6. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada
Direksi Pengawas/MK.
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola kaca yang
disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Kaca yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
3. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung ( ruang - ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
4. Bidang permukaan pasangan dinding kaca harus benar-benar rata.
5. kaca ditempelkan pada dasar kayu lapis ketebalan 9mm jenis MR yang di sekrup pada
rangka besi hollow ukuran 4cm x 4cm dan 2 cm x 4 cm.
6. perekatan kaca pada cermin menggunakan double tape dan lem sealent.
7. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus di gurinda /
dihaluskan.
8. Pemotongan unit-unit kaca harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan kaca atau hal-hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
10. Kaca yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan
kaca hingga betul-betul bersih menggunakan cairan pembersih kaca yang di
rekomendasikan oleh produsen kaca.
2.01. SEALANT
A. Semua sambungan yang ditutup dengan sealant sebagai bagian dari prosedur fabrikasi
atau pemasangan harus ditutup dengan sealant silikon yang disetujui dengan warna yang
sesuai dengan permukaan yang berdampingan, atau yang mungkin disyaratkan oleh
Direksi Pengawas.
B. Dalam menggunakan sealant yang khusus, selidiki dengan benar instruksi tertulis dari
pabrik sealant dalam hal ukuran sambungan, batasan-batasan 'back-up rod', campuran,
pembersihan, persiapan permukaan, pengecatan dasar dan penerapannya. Pengecatan
dasar harus dilaksanakan kecuali instruksi tertulis menyarankan lain.
C. Tindakan hati-hati harus diterapkan untuk menjamin terhadap "Daya Rekat terhadap tiga
bidang". Pemecah ikatan sambungan (bond breaker) harus disediakan jika diperlukan.
D. Kontraktor harus menyediakan sertifikasi dari pabrik sealant dimana pabrik sealant telah
mempelajari semua detail sealant dan memperoleh hasil yang sama yang sesuai dengan
tujuannya dan cocok dengan permukaan di tempat hal tersebut diterapkan.
BAB 05
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM
1. UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan Direksi Pengawas/MK.
7. Pola pemasangan plafon gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.
9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
10. Pemasangan gypsum pada rangka dgn galvanize "self tapping screw" berjarak 30 cm.
11. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik yang
sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.
12. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.
BAB 06
PEKERJAAN PLAFOND METAL CEILING MODULAR
1. UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan plafon metal ceiling modular ini dikerjakan meliputi area komersial lantai satu.
1. Jenis : Metal ceilng modular ex. JOFmetal atau merk lain yang setara dan disetujui
Direksi Pengawas/MK.
2. Material : Prepainted galvalum
3. Tebal : + 0,43 mm
4. Warna : Putih/silver, spray paint, powder coating
5. Design : Polos/ lihat gambar perencanaan.
6. Rangka : snap in bar, hollow 2 x 4 cm, list C.
7. Penggantung :Metal ceiling modular digantung menggunakan rod drat diameter 5 mm.
8. Semua bahan harus disesuaikan dengan beban/yang direkomendasikan distributor
(spesialis rangka terkait) dan disetujui direksi Pengawas/ MK.
1. Pola pemasangan plafon metal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK
3. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan di
Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya
4. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish)
5. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini
6. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna
7. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan Direksi Pengawas/MK
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm
9. Pekerjaan metal ceiling modular yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
10. Apabila terjad kerusakan-kerusakan pada permukaan metal ceiling, kontraktor diharuskan
memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah dipersyaratkan tanpa
adanya biaya tambahan.
Pekerjaan Plafon GRC 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
BAB 08
PEKERJAAN FURNITURE FABRIKASI
1. UMUM
Meliputi pengadaan dan pemasangan lounge chair/waiting chair secara lengkap sesuai dokumen
kontrak.
1.02. SUBMITTAL
A. Produk Data : Penjelasan tentang komponen bahan, karakter, dan instruksi pemasangan
serta perawatan
B. Sertifikat : Hasil pengujian laboratorium atas sifat, kualitas, kekuatan, dan performance.
C. Garansi : Garansi atas kerusakan barang untuk waktu selama 3 tahun.
Dikirim dalam keadaan kemasan asli pabrik, belum dibuka dan mencantumkan nama produk dan
tipe.
2. PRODUK
1. Kursi Tunggu : Ex Vivente atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.
3. PELAKSANAAN
3.01. PEMASANGAN
A. Umum :
Kerjakan seperti yang disyaratkan pabrik pembuat, kerjakan dengan benar-benar rata, tegak
lurus, kuat dan kaku, tidak mengalami pembengkokan atau melendut dalam batas-batas
toleransi.
3.02. PENGUJIAN
Lindungi furniture fabrikasi dari benturan atau gangguan lain yang dapat merusak permukaan
finishing, perbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan sistem pemasangan, bersihkan permukaan
finishing dari kotoran, debu, dll.
BAB 09
PEKERJAAN FURNITURE
1. UMUM
A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up/contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.
1.04. STANDAR
1.05. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan :
1. Kayu lapis (plywood) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
2. Kunci sesuai spesifikasi perencana.
3. Finishing mempergunakan HPL ex. Taco atau atau merk lain yang setara dan
disetujui Direksi Pengawas/MK
4. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
Pekerjaan Furniture 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
2. BAHAN
2.01. MATERIAL
C. Perekat :
Aica Aibon 321 SN atau setara.
Rakol Express atau setara.
Herferin atau setara.
D. Kunci :
Ex Yale atau setara.
Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak kunci
minimum 2 bh.
E. Engsel :
Engsel sendok ex Import atau setara.
G. Handle :
Ex Jado atau setara.
Warna dan bentuk ditentukan kemudian.
H. Plint:
Plat stainless steel 201
Lihat gambar
I. Akrilik:
Tebal 3 mm
Warna putih susu
Pekerjaan Furniture 2
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
3. PELAKSANAAN
A. Pembuatan Kayu :
1. Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari mata
kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak diinginkan.
2. Semua serutan harus rata permukaannya,lurus (tidak melenting) dan tidak
mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3. Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama ukurannya.
4. Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak ataupun tidak
harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5. Penguat–penguat tertentu dapat ditambahkan untuk
memperkuat/memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu
penempilan tampak luar & sepengetahuan perencana.
6. Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti persyaratan teknis
pabrik, dilem serta dipress secara merata pada seluruh permukaan,penggunaan
sekrup ataupun penjepit harus dilakukan dengan sebaik – baiknya,rapih, kuat dan
tahan terhadap air.
7. Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri permukaan
kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk – bentuk furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
8. Pekerjaan permukaan lengkung/bundar harus sesuai gambar kerja dengan hasil
akhir yang kuat dan rapih.
B. Penyelesaian Kayu :
1. Setelah kayu diserut kemudian diperhalus dengan amplas dengan grade 150
s/d 400.
1. Semua pinggiran dan sudut kayu harus diperhalus.
2. Sebelum difinishing semua pekerjaan kayu harus diteliti kembali kekuatan, ke-
raihan dan kehalusan bidang bidang pertemuan,sambungan pinggiran,sudut siku
maupun sudut – sudut lain sesuai dengan gambar perencanaan.
C. Pelapisan HPL :
1. Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak berpori
dengan menggunakan sending sealer.
2. Tahapan pelapisan HPL harus sesuai dengan persyaratan teknis dan aturan
pemakaian dari pabrik.
3. Contoh pelapisan harus disetujui dahulu oleh perencana.
Pekerjaan Furniture 3
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
2. Paku: ukuran/dimensi paku yang akan dipasang harus sesuai dengan kekuatan
kayu yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan teknis.
3. Base elevation screw,dipasang pada kursi / meja sehingga apabila permukaan
lantai kurang rata dapat dengan mudah dikoreksi.
Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan Furniture 4
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
BAB 10
PEKERJAAN SOLID SURFACE
1. UMUM
Meliputi pemakaian produk solid surface pada furniture check in counter, immigration
counter, dan, boarding gate.
A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up / contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.
1.03. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan
1. Profil solid surface sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
Bahan dibawa ke lokasi dalam kemasan asli dari pabrik pembuat, dilengkapi dengan
identifikasi lengkap dan dengan cetakan/bentuk yang telah ditentukan.
Simpan di tempat yang aman dan bersih Kontraktor bertanggung jawab langsung atas
kerusakan dan perlindungan dari gangguan.
2. PRODUK
2.01. Material
A. Solid Surface ex billionite atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK
B. Karakteristik :
1. Density
2. Flexural modulus
3. Flexural strength
4. Elongation at break
5. Compressive strength
6. Impact resistance (spring load)
7. Impact resistance (ball drop)
8. Surface hardness
9. Resistance to surface wear
3. PELAKSANAAN
1. Semua solid surface harus benar – benar terpilih dan dalam kondisi tanpa cacat.
2. Semua permukaan solid surface harus rata satu dengan yang lain, lurus, dan
sama ukurannya.
3. Penguat–penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat/memperkokoh
kontruksi solid surface asalkan tidak menggangu penempilan tampak luar &
sepengetahuan perencana.
4. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk–bentuk pada furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
5. Pekerjaan permukaan lengkung/bundar harus sesuai gambar perencanaan dengan
hasil akhir yang kuat dan rapih.
6. Metode pemasangan diserahkan sepenuhnya kepada kontraktor dan dapat
dipertanggung jawabkan.
BAB 11
PEKERJAAN SIGNAGE
1. UMUM
A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up/contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.
1.04. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan :
1. Alumunium Composite Panel sebagai base panel
2. Sticker scotlite warna sesuai perencanaan
3. laser cut acrylic bening 10mm
4. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
2. BAHAN
2.01. MATERIAL
Pekerjaan Signage 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur
3. PELAKSANAAN
A. Pembuatan Signage :
Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan Signage 2
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang
BAB 1
PEKERJAAN PERSYARATAN UMUM STRUKTUR
1.3. Gudang
1) Material dan perlatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik,
bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya. Peyediaan Barang/Jasa wajib
membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki sirkulasi udara
yang baik.
2) Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang
baik dan mudah terjangkau baik dari luar maupun dala proyek.
3) Gudang tersebut harus dibongkar setelah proyek selesai dilaksanakan.
Proyek. Jalan kerja harus diberi pembatas secara jelas dan dibuat sedemikian
rupa agar tidak bersinggungan dengan pemakai lainnya.
1.8. Laporan-laporan
1) Laporan Berkala.
Kontraktor bersama-sama dengan Konsultan MK wajib membuat laporan
berkala sesuai dengan yang disepakati dan dijelaskan di dalam spesifikasi
administrasi. Laporan tersebut berisi berbagai hal yang terjadi di dalam
pelaksanaan pekerjaan, baik laporan harian, mingguan maupun bulanan dan
hal-hal lain yang merupakan rekaman kejadian selama periode tersebut yang
akhirnya akan menjadi Laporan Final Proyek. Laporan tersebut setelah
disetujui oleh Konsultan MK harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Laporan yang diserahkan terdiri dari 5 (lima) set Laporan mingguan, 5 (lima)
set laporan bulanan, 5 (lima) set laporan kualitas dan 5 (lima) set laporan
khusus.
BAB 2
PEKERJAAN TANAH
tanah tersebut harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/banjir pada
lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik
agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian Dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dilakukan cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi
galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1
: 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton yang
diikat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum adukan
beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air
seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari
hujan maupun sinar matahari.
8. Perlindungan Benda yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dilindungi
selama pekerjaan galian berlangsung. Kecuali disetujui untuk dipindahkan,
benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang
terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai
pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya atau menyesuaikan metode
yang disetujui oleh MK.
10. Hasil Pekerjaan Yang Dapat Diterima.
Hasil pekerjaan dapat diterima jika telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dan Konsultan MK harus membuat
berita acara yang menyatakan bahwa basil pekerjaan sudah dapat diterima
dengan melampirkan seluruh persyaratan yang ditetapkan.
dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan
membuat sump pit pada tempat tertentu.
4. Tanah Disekitar Pasir Urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan
pasir urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor
wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Hasil Pekerjaan yang Dapat Diterima
Hasil pekerjaan dapat diterima jika telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dan Konsultan MK harus membuat
berita acara yang menyatakan bahwa hasil pekerjaan sudah dapat diterima
dengan melampirkan seluruh persyaratan yang ditentukan.
BAB 3
PEKERJAAN TIANG PANCANG
3.1. UMUM
a) Spesifikasi ini berhubungan dengan pekerjaan pembuatan tiang pancang
antara lain mobilisasi-demobilisasi peralatan, pengukuran. pembuatan
pemancangan, serta pengujian beban (loading test) sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi yang terkait.
b) Kontraktor harus menunjuk Kontraktor khusus untuk melaksanakan pekerjaan
ini. Untuk itu Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan
personil berpengalaman yang dikuatkan dengan Daftar Riwayat Hidup. Selain
itu Kontraktor harus membuat Surat Pernyataan yang menjamin bahwa
personil tersebut akan selalu berada di proyek selama pekerjaan berlangsung.
c) Kontraktor harus membuat Metode Pelaksanaan dengan memperhatikan
kondisi tanah dan air tanah, sifat dan jenis tanah dengan menggunakan
peralatan dan perlengkapannya yang sesuai dengan kondisi lapisan tanah
setempat.
d) Kontraktor harus melampirkan referensi proyek yang sudah dan sedang
dikerjakan utamanya referensi proyek yang memiliki kondisi tanah yang
sejenis dengan proyek ini.
e) Kontraktor harus melampirkan piling records yang biasa digunakannya untuk
proses pencatatan pembuatan tiang pancang. Piling records tersebut
merupakan suatu formulir yang berisi hal-hal yang berhubungan proses
pemancangan tiang pancang seperti terurai dalam spesifikasi ini.
f) Tiang Pancang yang digunakan adalah Tiang Pancang Spun Pile Dimensi
500 mm dengan kedalaman 20 m.
g) Kedalaman tiang pancang yang tercantum dalam gambar struktur merupakan
indikasi bagi Kontraktor dalam memperkirakan akhir pemancangan yang
diperoleh berdasarkan basil penyelidikan tanah. Dengan kedalaman rencana
ini ditentukan daya dukung izin pondasi. Kontraktor wajib melaksanakan
pemancangan tiang sehingga memperoleh Daya Dukung Izin sesuai dengan
yang disyaratkan.
i) Evaluasi Percobaan
Hasil percobaan pemancangan akan dievaluasi oleh Direksi/Konsultan MK
untuk menentukan dan melihat daya dukung rencana tiang pancang dengan
hasil daya dukung lapangan yang diperoleh.
Atas dasar hasil tersebut, Direksi/Konsultan MK akan mengambil keputusan
akan perlu tidaknya mengadakan perubahan-perubahan dimensi/panjang
tiang pancang dan rencana semula. Hasilnya akan disampaikan kepada
Pemborong.
Bilamana memang diperlukan, Direksi/Konsultan MK akan mengadakan
perubahan-perubahan dimensi yang dipandang perlu dari rencana asli.
Semua biaya akibat perubahan penambahan/pengurangan dan rencana
semula akan diperhitungkan kemudian oleh Direksi/Konsultan MK bersama-
sama Pemborong yang didasarkan pada volume tambah/kurang, harga
satuan bahan dan upah yang telah disampaikan Pemborong pada waktu
Penawarannya.
j) Toleransi Ukuran
Ukuran panjang dan tiang pancang beton tidak boleh kurang dan panjang
yang telah ditetapkan. Ukuran penampang tiang pancang beton tidak boleh
menyimpang dan ketentuan; tidak boleh kurang dan ukuran penampang yang
telah ditetapkan dalam gambar kerja dan tidak boleh lebih besar 6 mm dan
ukuran tersebut.
Permukaan sisi tiang tidak boleh cekung, cembung dan lain sebagainya lebih
dan 6mm untuk tiap 3 meter panjang dan dalam segala hal sumbu
memanjang tiang pancang tidak boleh lebih dan 12 mm terhadap sumbu garis
lurus yang ditarik dan kedua ujungnya. Direksi/Konsultan MK berhak menolak
hasil ukuran diluar ketentuan di atas.
k) Masa Pengerasan dan Perawatan Beton
Setelah pengecoran selesai, Pemborong harus melindungi adukan yang
belum mengeras dari :
Penyinaran Iangsung matahari
Gangguan-gangguan, beban yang dapat merusak beton yang belum
mengeras.
Hujan.
Beton harus dilindungi sebagaimana telah disebutkan. Sebelum beton
mencapai kekuatan T28 (beton umur 28 hari), tiang pancang tersebut tidak
masih berupa tulisan tangan harus turut dilampirkan pula. Secara umum dapat
diisyaratkan bahwa Kontraktor harus memperoleh persetujuan Direksi MK
sebelum memulal hal-hal sebagai berikut :
1) Pengangkatan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
2) Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
3) Penghentian Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
4) Pengujian Tiang Pancang Beton Pra-Cetak (Loading test).
5) Penggambaran Kembali lokasi tiang terpancang, untuk pengecekan
terhadap melesetnya titik pancang terhadap Rencana.
o) As Built Drawing
Tahapan terakhir adalah melakukan pengukuran atas kedalaman tiang
pancang yang sudah dibuat. Hasil pengukuran harus dibuat dan disetujui oleh
Konsultan MK dalam bentuk As Built Drawing (ABD).
p) Pengujian Beban/Loading Test
Kontraktor harus melaksanakan percobaan pengujian beban (loading test)
pada pondasi yang jumlahnya ditentukan di dalam BQ. Cara pengujian yang
ditawarkan adalah dengan PDA dengan beban sesuai dengan spesifikasi
teknis ini.
Pekerjaan tiang pancang baru dapat dimulai setelah semua hasil pengukuran
dan gambar kerja disetujui dan disahkan oleh Konsultan MK.
2) Piling Records
Sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus mendiskusikan piling
records yang bentuk dan isinya harus disetujui oleh Konsultan MK. Piling
record tersebut berisi antara lain tentang :
a. Lokasi dan penomoran titik tiang pancang termasuk posisi boring
penyelidikan tanah.
b. Ukuran tiang pancang.
c. Elevasi atas dan dasar tiang pancang dan level muka air tanah.
d. Jenis tanah, pada masing-masing kedalaman.
e. Waktu pelaksanaan dan lamanya pelaksanaan masing-masing tahap.
f. Pergeseran vertikal dan lateral, termasuk kelurusan dari tiang pancang.
g. Volume pancang teoritis dan volume pancang aktual.
h. Kedalaman rencana dan kedalaman aktual.
i. Lain-lain yang menjelaskan tentang hal spesifik yang mempengaruhi tiang
pancang tersebut.
3) Pemancangan Tiang
Selama melakukan pemancangan, Pemborong harus memperhatikan dan
menghindarkan segala penyimpangan yang mungkin terjadi, menyimpang dan
rencana, seperti yang ditentukan dalam gambar. Apabila terjadi
penyimpangan dan titik rencana, rotasi dan lain-lain, pemborong harus segera
melakukan usaha untuk koreksi agar tiang pancang terjamin secara teliti
dipancang pada posisi dan rencana yang benar.
Bilamana kepala tiang mengalami kerusakan pada waktu pemancangan,
Pemborong harus segera melaporkannya pada Direksi/Konsultan MK untuk
menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan Pemborong selanjutnya.
Pada waktu pemancangan, Pemborong harus melindungi kepala tiang
pancang dengan pile cap dan cushion block untuk menjaga agar kepala tiang
tidak rusak pada waktu pemancangan. Ukuran pile cap dan cushion block
harus direncanakan sedemikian sesuai dengan ukuran tiang yang akan
dipancang.
Pile cap dibuat dari pelat baja tebal 15 mm sedangkan cushion block dan kayu
keras yang baik dengan ketebalan minimum 5 cm tarus secara teratur diganti
dengan yang baru.
5) Kalendering/Driving Records
Selama pemancangan Pemborong harus melakukan pencatatan
pemancangan (kalendering) untuk masing-masing tiang, yang disampaikan
kepada Direksi/Konsultan MK untuk dievaluasi.
Pencatatan meliputi :
a. Nomor tiang
b. Panjang (meter)
c. Ukuran penampang (cm x cm atau cm)
d. Type Hydrolic
e. Berat Ram
f. Elevasi dasar tanah pada titik pancang
g. Tiang masuk tanpa dipukul
h. Final set per interval jumlah pukulan atau seMedan Baruknya (jumlah
pukulan per 100 cm, 50 cm, 25 cm)
i. Total set (benaman M cm)
j. Rebound (cm)
k. Tinggi jatuh Hammer (m)
l. Penyimpangan posisi/kemiringan tiang dan rencana
m. Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan.
n. Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula.
6) Penghentian Pemancangan (Refusal)/Penekanan dengan Jack
Kecuali ditentukan lain atas dasar percobaan pembebanan dan/atau perintah
tertulis dan Direksi/Konsultan MK, Pemborong baru boleh menghentikan
pemancangan apabila telah dicapai final set akhir (Refusal) S-1 = 0,15 cm per
penekanan. S (Final set) dihitung, setelah dilakukan 3 seri penekanan @ 10
kali tekanan (S-I 0) dan harga masing-masing satu sama lain perbedaannya
tidak lebih 10%,maka harga S-I adalah harga rata-rata final set untuk satu
pukulan dan S-10 yang terkecil.
Ketentuan S-1 tersebut adalah atas dasar bila peralatan Hammer yang dipakai
mempunyai ketentuan seperti pada ayat 14. Bila dipakai Hammer dengan
berat Ram, tinggi jatuh (stoke) dan besar rebound (elastic compression) yang
berbeda beda, harga S-1 dapat berubah lebih besar atau lebih kecil. Segala
perubahan harus berdasarkan analisa atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Konsultan Peñgawas.
Akhir penekanan dengan sisitim Jack harus dilakukan dengan minimal 3 kali
penahanan agar diperoleh posisi ujung tiang pada lapisan yang memadai,
saat penahan sisitim hidrolik tidah ada yang bocor manometer tekanan dalam
kondisi maksimum kapasitas tekan alat, penurunan yang dicapai di akhir
penekanan maksimum 6 mm, 3 kali penahan ini terrekap dalam grafik.
Untuk itu sebelum, sewaktu dan setelah pemancangan/Jack, pemborong
harus senantiasa berhubungan dengan Direksi/Konsultan MK untuk mendapat
petunjuk-petunjuknya.
7) Pemancangan yang Tidak Selesai
Apabila pemancangan ini tidak sesuai dengan standard ketentuan karena
sesuatu alasan maka tiang pancang ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi
dan Kontraktor harus mengganti tiang pancang tersebut dengan tiang
pancang baru yang letaknya akan ditentukan. Semua risiko akibat hal ini
adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk mencegah hal tersebut maka
Kontraktor sudah harus, dapat memperkirakan jumlah volume tiang pancang
yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengantinya.
8) Volume Tiang Pancang
Apabila temyata volume aktual yang terpancang lebih kecil dari volume
teoritis, maka Kontraktor wajib mencari penyebabnya agar dapat dipastikan
kualitas tiang pancang tersebut. Bila diperlukan, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pengujian kualitas tiang pancang sehingga diperoleh
kepastian. Bila tidak diperoleh kesepakatan tentang penyebabnya, dan jika
hasil pengujian tidak dapat diterima, maka Kontraktor wajib mengganti tiang
pancang tersebut dengan tiang pancang pengganti dengan biaya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sedangkan biaya pengujian menjadi
tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil uji yang diperoleh.
9) Ketidaksesuaian dengan Persyaratan
sumbu memanjang tiang. Ram jack hidrolis harus diletakkan sentris pada
test plate dengan suatu bearing plate baja diantara bidang atas jack ram
dan bidang dasar test beam. Bearing plate harus mempunyai ukuran
cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar test
beam sebaik-baiknya.Pompa Jack hidrolis harus mempunyai pengatur
otomatis untuk menjaga tetapnya besar beban pada waktu terjadi
penurunan tiang.
e) Beban Percobaan
Beban percobaan harus ditempatkan secara baik dan simetris terhadap
tiang yang akan diuji. Beban percobaan yang disediakan harus lebih besar
10% dari beban maksimum rencana. Beban tersebut dapat terbuat dari
blok-blok beton, tiang pancang atau material lain.
f) Dial Gauge
Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran penurunan yang terjadi
pada saat beban bekerja pada tiang Pancang. Dial Gauge harus
dikalibrasi untuk memastikan bahwa alat tersebut layak digunakan untuk
pengujian. Kapasitas Dial Gauge yang digunakan minimum 50 mm
dengan ketelitian 0.01 mm. Posisi dial gage harus ditempelkan pada tiang
Pancang yang diuji dan dihubungkan dengan balok referensi. Minimum
digunakan 4 buah Dial Gauge yang dipasang pada 4 posisi yang berbeda
dan tegak lurus satu terhadap lainnya (posisi Utara-Selatan-Timur-Barat).
3) Pengujian Dengan Pile Driving Analysis (PDA)
Pengujian dengan metode ini merupakan suatu alternatif dan dilaksanakan
jika disetujui oleh MK dengan catatan pengujian dengan Axial Proving Test
tetap harus dilakukan dalam jumlah yang ditentukan oleh MK. pengujian ini
dilakukan untuk membuktikan daya dukung dari tiang pancang dengan
menggunakan bantuan peralatan elektronik/komputer. Kontraktor harus
menyajikan laporan secara lengkap dan detail hasil uji dengan metode ini.
4) Pencatatan Hasil Pengujian
Hasil pengujian harus disampaikan kepada Konsultan MK dalam waktu 24 jam
setelah pengujian selesai. Hasil-hasil tersebut harus mengikuti sertakan data-
data sebagai berikut :
Nomor Referensi Tiang Pancang.
Kedalaman ujung Tiang Pancang.
Nomor referensi Tiang Pancang penyelidikan tanah terdekat.
Tanggal pembuatan tiang Pancang.
BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG
4.1.2. Peraturan-Peraturan
Sebagai dasar pelaksanaan untuk pekerjaan beton bertulang adalah peraturan sebagai
berikut :
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-
2012)
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI- 1 982)INI'-3.,
Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/N1-8.
Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
Baja Tulangan Beton (SI 10 136-84).
Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SI1 0784-83). American Society for
Testing and Material (ASTM).
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SK131-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624,04).
Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump
yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan
vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya volume
pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator
cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat
pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok-kolom, dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat
dan rumit, maka Kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan MK paling lambat 3
hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dipadatkan Kembali sesuai
dengan rekomendasi Konsultan MK dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan Kembali agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Agar dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan teriadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban
yang bekerja.
9. Temperatur Beton Segar
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala -5 s/d 100 °C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut
sedalam 100 mm. Dan temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur
tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 °C.
10. Perawatan Beton
a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal, dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan
sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter, dan
perbedaan temperatur dapat dikontrol.
Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan
beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar
temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang beton.
Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus
diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding
pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,
demikian juga pada bagian atasnya.
g. Retak Di luar Toleransi
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang
diizinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang
berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut
komposisi campuran yang digunakan, kepada Konsultan MK untuk dievaluasi
lebih lanjut.
Kontraktor tidak diizinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
12. Adukan Beton yang Dibuat Di tempat (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
Semen diukur menurut berat.
Agregat kasar diukur menurut berat.
Pasir diukur menurut berat.
Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant).
Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang berarti dimulai.
dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
Konsultan MK, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
14. Pemasangan Alat-alat Di dalam Beton/Sparing
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat
lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M&E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi
akibat perubahan disain harus diinformasikan segera kepada Konsultan MK
untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang
atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika
diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan MK.
b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing
dan sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan MK.
c. Perbatasan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika belum
tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut
kepada Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaiannya.
15. Beton Kedap Air
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka
waktu yang lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang
disyaratkan oleh pemasok bahan kedap air/waterproofing, termasuk cara
pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/shop
4.2.2. Acuan/Bekisting
1. Analisa Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa. sehingga
mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa
mengalami deformasi yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat
stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap
kemungkinan beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti
kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua analisa dan
perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen
tertentu seperti bentuk/profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur
juga harus diperhitungkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gradasi Halus
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm 02
Ayakan 1.00 mm 10
Ayakan 0.25 mm 80 95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor
wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan MK. Agregat harus
disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
4. Air Untuk Campuran Beton Dan Alat Kerja
Air yang digunakan untuk campuran beton maupun air kerja harus bersih tidak
boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya
dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan MK. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk
digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
5. Besi Beton
a) Besi beton menggunakan besi beton ulir (deformed bars) mutu BJTD 40. Besi
beton tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
Mutu sesuai dengan yang ditentukan.
Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
b) Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Besi beton harus berasal dari
satu pabrik. Tidak dibenarkan untuk menggunakan merek besi beton yang
berlainan untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill
certificate. Sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta
tanggal pembuatan besi beton tersebut.
c) Untuk besi tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dari ASTM
A706 dengan ketentuan maksimum 420 Mpa.
6. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman dengan mutu U-50 yang digunakan untuk tulangan
pelat biasa/non flat-slab sesuai dengan ASTM A185.
7. Admixture Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara
10. Acuan
a. Acuan Dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata
yang diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan
kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan
untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan MK. Acuan yang
terbuat dari Multipleks yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus
digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multipleks 4 – 12mm.
Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk/ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari
baja lebih disukai, walau penggunaan material penyanggah dari kayu dapat
diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan MK. Untuk pekerjaan beton yang langsung
berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton
fc’10 (K 120). Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat
menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui
oleh Konsultan MK. Untuk beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
b. Release Agent
Release agent berfungsi untuk menghindari lekatan antara acuan dan beton
yang dapat merusak permukaan baton. Untuk itu release agent harus
merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
Cream emulsion
Neat oil dengan ditambahkan surfactant
Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.
Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang
digunakan cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika
permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut beton exposed
maka Kontraktor harus memastikan W~ permukaan beton yang dihasilkan
sesuai dengan rencana. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent
tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi beton.
fc fcr
2
S
N 1
test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya pengujian ini menjadi
tanggungjawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan
secara khusus dengan melihat kasus per kasus.
5) Pengujian Besi Beton
Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi
beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100cm sesuai
dengan diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji
besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan MK sebanyak
2 buah untuk setiap 100 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji
besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan MK. Contoh besi beton yang diambil untuk
pengujian tanpa disaksikan Konsultan MK tidak diperkenankan dan hasil
uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-
lain data yang perlu dicatat.
Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan. maka
Konsultan MK berhak untuk Meminta pengambilan contoh benda uji lebih
besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
Laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan MK dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton
tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
BAB 5
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
5.1. UMUM
5.1.1. Lingkup pekerjaan
Tenaga Kerja, Material Dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan
tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan
penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran Lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti
hasil pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala
penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar kerja diperlukan
penyesuaian.
Tenaga Ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi
pekerjaan, sehingga dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di
lapangan secara cepat dan benar.
Gambar Kerja Shop Drawings
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail, sebelum pekerjaan
dimulai, termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai
mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.
Gambar Terlaksana As Buill Drawings
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.
5.1.2. Ketentuan/Persyaratan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
5.2. PRODUK/BAHAN
5.2.1. Material
a) Bentuk, dimensi, berat dan detail-detail lainnya harus sesuai dengan gambar
dan standard yang berlaku.
Toleransi dimensi material baja yang digunakan harus mengikuti ketentuan
ASTM A53.
b) Baut dan mur yang digunakan untuk pemasangan dan penyetelan konstruksi
baja harus sesuai gambar rencana dan dari jenis baut hitam, mutu baja BJ 37.
c) Grouting antara pedestal dan base plate memakai grouting produk MBT type
Masterflow 830.
d) Cat dasar primer dan cat finish
Seluruh material baja harus dilindungi dengan Cat primer anti korosi satu
komponen dengan bahan dasar resin Alkyd yang mengandung pigmen zinc
phosphate serta tidak mengandung pigmen dengan dasar Lead dan
Chromate yang membahayakan lingkungan maupun beracun. Untuk warna
cat finish akan ditentukan oleh MK Arsitektur dan jika tidak disebutkan harus
mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.
e) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib mengajukan contoh material
yang akan digunakan.
f) Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah digunakan dan bilamana dirasa perlu, Konsultan
Pengawas berhak meminta sertifikat pengiriman dari pabrik.
5.2.3. Toleransi
a) Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi
sesuai dengan yang tertera di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam
pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan dengan
dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan
sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75mm) atau 5% dari dimensi
rencana.
b) Toleransi panjang
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap
lainnya, toleransi panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50mm) untuk
elemen dengan panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci
(3.00mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
c) Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik
tumpunya dan harus sesuai dengan syarat toleransi yang ditentukan pada
Peraturan yang berlaku di Indonesia.
5.2.5. Pengecatan
Primer
Cat primer anti korosi dua komponen dengan bahan dasar resin Epoxy yang
mengandung pigmen zinc phosphate serta tidak mengandung pigmen dengan
dasar Lead dan Chromate yang membahayakan lingkungan maupun beracun.
Warna: Red Oxide
DFT: 50 microns.
Produk: INTERGARD 251 atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 10 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus
dibawah 85% dan suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 220 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan
peralatan spray. Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan
bagian A Ke Bagian B Secara Proporsional sesuai dengan ratio perbandingan.
Sebelum dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian
tambahkan bagian B sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya cukup tinggi, pastikan endapan didasar kaleng sudah
teraduk dengan sempurna. Perhatikan waktu pot life atau usia pakai cat setelah
proses pencampuran , ketika cat sudah dicampur harus segera diaplikasikan.
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0, 38 – 0, 53 mm (15 – 21 thou).
Total output fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 155 kg/cm2
Drying dan interval
Setelah terekspose cuaca, Intergard 251 harus kering dan bersih dari semua
kontaminan sebelum lapisan berikutnya.
Temperatur Coating Primer
Over coating with
recommended
top
Temperature Touch Dry Hard Dry
coat
Min Max
25 degre C 45 minutes 3 hours 3 hours extended
40 degre C 30 minutes 2 hours 2 hours extended
Intermediate
Cat Intermediate dua komponen dengan bahan dasar high build Epoxy, yang tersedia
dengan pigmen konvensional atau bisa dipigmentasikan dengan micaceous iron oxide.
Warna: Light Grey
DFT: 150 microns
Produk: INTERGARD 475 HS atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 10 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus dibawah 85% dan
suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 007 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan
peralatan spray.Pengadukan: Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan
bagian A Ke Bagian B Secara proporsional sesuai dengan ratio perbandingan. Sebelum
dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian tambahkan bagian B
sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya tinggi, pastikan endapan didasar kaleng sudah teraduk
dengan sempurna. Perhatikan waktu potlife atau usia pakai cat stelah proses
pencampuran, ketika sudah dicampur harus segera di applikasikan.
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0, 53 – 0, 63 mm (21 – 25 thou). Total output
2
fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 190 kg/cm
Drying dan interval
Setelah terekspose cuaca, Intergard 475 HS harus kering dan bersih dari semua
kontaminan sebelum lapisan berikutnya.
Temperatur Coating Intermediate
Finish
Cat finish dua komponen dengan bahan dasar Acrylic Polyurethane dengan tingkatan
kilau tinggi (high gloss level). Dan memiliki specular gloss 88 % - 92% (60® Geometry)
Warna: Beragam
DFT: 50 microns.
Produk: INTERTHANE 990 atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 5 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus dibawah 85%
dan suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 733 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan peralatan
spray. Pengadukan: Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan bagian
A Ke Bagian B Secara Proporsional sesuai dengan ratio perbandingan. Sebelum
dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian tambahkan bagian B
sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya sedang, pastikan endapan didasar kaleng sudah teraduk dengan
sempurna. Perhatikan waktu pot life atau usia pakai cat setelah proses pencampuran,
ketika cat sudah dicampur harus segera diapplikasikan
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0,533 – 0, 45 mm (13 – 18 thou). Total
2
output fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 155 kg/cm .
Temperature Coating Finish
Min Max
25 degre C 1.5 hours 6 hours 6 hours extended
40 degre C 1 hours 3 hours 3 hours extended
timbul distorsi dan tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang
dilas. Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat seperti
pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih
dari satu kali) maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu harus dibersihkan dahulu kerak-kerak las/slag dan percikan-
percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau
rusak harus dibuang sama sekali.
Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan
yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus
dilakukan di bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan harus
seijin tertulis dari Konsultan MK.
Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan
(field weld), dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga
dapat dengan mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang baik
tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk
mengetahui apakah :
persiapan pengelasan sudah di lakukan dengan baik (bersih, gap
yang cukup dan lain-lain).
las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-
cacat lain.
ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus
dilakukan "Liquid Penetrant Test” sesuai dengan AWS D LI-90.
Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan MK.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK atau apabila ada keraguan
terhadap hasil "Liquid Penetrant Test” tersebut, maka Konsultan MK
dapat meminta pada Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test
sesuai dengan A WS D 1.1-90. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus
mendapat persetujuan Konsultan MK dan semua biaya pengujian las
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
e) Baut penyambung dan angkur
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada Laboratorium
yang disetujui oleh Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut
Diameter Torsi
(inc) (mm) (lbs.ft) (kg.m)
1/2 12 90 12,454
5/8 16 180 24,908
3/4 19 320 44,287
7/8 22 470 65,038
1 25 710 98,249
1 1/8 28 960 132,844
1 1/4 62 1.35 186,872
1 1/2 38 2.58 357,018
5.3.4. Pengecatan
1) Persiapan pengecatan
Pembersihan Abrasive blast sampai Sa 2 1/2 (ISO 8501 – 1:1988) or SSPC –
SP10, jika terjadi oksidasi antara blasting dan aplikasi pengecatan,
permukaan harus di reblast sampai visual standard yang dianjurkan.
Kesalahan permukaan (Surface defect) dibuka dengan proses blasting,
ditumpulkan, diisi, atau ditangani dengan penanganan yang tepat.
Semua permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas
dari kontaminasi. Sebelum aplikasi pengecatan semua permukaan harus
diuji dan dites sesuai dengan ISO 8501-1 dan ISO 8502.
Minyak dan gemuk harus dihilangkan sesuai SSPC-SP1 solvent cleaning.
Pembersihan Abrasive blast sampai Sa 2 1/2 (ISO 8501 – 1:1988) or SSPC –
SP10, jika terjadi oksidasi antara blasting dan aplikasi pengecatan,
permukaan harus di reblast sampai visual standard yang dianjurkan.
Kesalahan permukaan (Surface defect) dibuka dengan proses blasting,
ditumpulkan, diisi, atau ditangani dengan penanganan yang tepat.
Kedalaman profile permukaan antara 40 – 75 microns (1.5 – 3.0 mils)
adalah yang direkomendasikan.
a. Selang penyuplai udara
Selang ini membawa udara dari kompresor ke unit blasting. Umumnya
selang udara yang lebih lebar, lebih baik, tidak lebih kecil dari 1.25 in.
(31mm) diameter internalnya (ID) adalah yang direkomendasikan. Ukuran
yang direkomendasikan harus 3 sampai 4 kali ukuran lubang nozzle. Pada
selang yang lebih panjang dari 100ft (30m), selang ID nya harus 4 kali
ukuran lubang nozzle blasting. Ukuran yang lebar mengurangi hilangnya
tekanan udara melalui selang udara karena gesekan.
2) Prosedur pengecatan
a. Metode aplikasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk aplikasi cat Protective
Coating untuk keperluan industri termasuk :
Kuas
Tangan
Rol
Semprot (conventional spray, airless spray atau modifikasi dari kedua
diatas).
Aplikasi dengan cara spray mungkin sangat banyak digunakan untuk
protective coating industri.
b. Aplikasi spray
Umumnya, aplikasi spray adalah metode terbaik untuk mempercepat
aplikasi pada area yang luas, dan untuk keseragaman aplikasi yang
sangat tinggi pada kebanyakan coating. Pada garis besarnya ada dua
jenis peralatan aplikasi spray :
Conventional air spray
Cat disemprotkan dengan aliran udara bertekanan dan terbawa pada
suatu permukaan pada sebuah aliran udara. Keduanya (cat dan
c. Kondisi cuaca
Aplikasi cat selama kondisi cuaca yang buruk memungkinkan untuk
menghasilkan kualitas lapisan cat yang lebih buruk, dan mengurangi
fungsi proteksinya. Quality Control di lapangan harus memonitor
Kelembaban, temperature titik embun (dew point) dan temperature
permukaan yang dicat, untuk menghindari problem problem dengan sbb :
Cat diaplikasi di atas permukaan yang basah
Cat yang baru diaplikasikan menjadi terpengaruh oleh kelembaban
(moisture) segera setelah aplikasi.
Cat yang diaplikasikan ketika temperature terlalu rendah untuk reaksi
pengeringan terjadi.
Cat yang diaplikasikan ketika temperature terlalu tinggi, dan proses
pembentukan lapisan cat jadi terganggu.
Thinner cat yang tidak mampu menguap, karena terlalu tingginya
tekanan penguapan parsialnya (contoh : tingginya jumlah uap air di
udara).
Sebagai tuntunan umum, sebuah spec memungkinkan untuk menuntut
kondisi kondisi sebagai berikut :
Temperature udara lebih besar dari 5°C (40ºF)
Permukaan yang dicat harus kering
Kelembaban relaitif udara kurang dari 85%
Temperature permukaan pelat tidak kurang dari 3ºC (5ºF) diatas
temperature titik embun (dew point).
Jika beberapa kondisi ini tidak sesuai, aplikasi cat tidak boleh dilakukan.
d. Peraturan umum aplikasi pengecatan
Berikan perhatian yang utama untuk item berikut selama aplikasi,
hentikan pengecatan (kecuali ada permintaan khusus) jika :
Suhu permukaan pelat atau cat tidak kurang 3 derajat C
dibawah dew point temperature atau kelembaban relative diatas 85%.
Ketika suhu permukaan pelat lebih tinggi dari 40 derajat C
(kecuali cat disuplai sesuai specifikasinya)
Ketika suhu udara kurang dari 5 derajat
Menetapkan sebelumnya cuaca buruk dalam 2 jam ketika overcoating
diluar ruangan.
Ketika moisture terbentuk di permukaan dari struktur ketika hujan,
DAFTAR ISI
SPESIFIKASI UMUM
BAB I
UMUM
PASAL Halaman
BAB 2
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
BAB 3
PEMBONGKARAN
BAB 4
PEKERJAAN TANAH
BAB 5
GALIAN STRUKTUR
BAB 6
DRAINASE
BAB 7
SUBGRADE
BAB 8
LAPIS PONDASI AGREGAT (SUBBASE)
BAB 9
PERKERASAN
BAB 10
STRUKTUR BETON
BAB 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN
BAB 13
PENCAHAYAAN, LAMPU LALU LINTASDAN PEKERJAAN LISTRIK
LAMPIRAN
BAB - 1
U M U M
S1.01 SINGKATAN-SINGKATAN
S1.02 MATERIAL
S1.02 (1) Kecuali bila ditetapkan lain dalam Kontrak ini, seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik
untuk tujuan yang dimaksudkan.
Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini setiap keterangan mengenai
peralatan, material, barang atau proses paten, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau
kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan;
dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,
barang atau proses, yang atas penilaian Pemimpin Proyek, sesuai dengan
keterangan itu. Kecuali bila ditentukan lain, seluruh material paten itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
S1.02 (2) Bila diminta oleh Pemimpin Proyek, sebelum memesan material atau
barangbarang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan tetap,
Kontraktor harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan,
mengenai butir-butir material itu, nama-nama perusahaan yang
memperoleh marerial itu, dan daftar material yang akan dipesan dari
perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-
dokumennya untuk meminta persetujuan.
S1.03 (1) Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar
sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.
S1.03 (2) Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
S1.03 (3) Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
ke samping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga
gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus
ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpan tidak lebih dari 5 (lima)
meter.
S1.04 ROYALTI
Damija adalah bidang tanah yang diperlukan untuk jalan. Lebar damija
seperti tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar
sesungguhnya akan ditentukan oleh Pemimpin Proyek.
Tanah milik Pemerintah atau milik pribadi, sebelum dipakai untuk keperluan
pelaksanaan proyek, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari
Pemimpin Proyek.
Bila bangunan utilitas air, listrik, drainase dan lain-lain yang melewati
tempat kerja itu akan terganggu oleh pekerjaan, maka Kontraktor atas
biaya sendiri, harus mencari alternatif terbaik sesuai dengan aturan
pekerjaan sehingga memuaskan pemilik utilitas dan Pemilik Proyek,
sebelum memotong atau memindahkannya.
(j) Selama jangka waktu penuh dari Waktu Kontrak, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas penerangan dan instalasinya. Sebuah
pembangkit listrik yang siap pakai dari kapasitas minimum 2200 watt
harus disediakan ditempat kerja pada setiap saat oleh Kontraktor
untuk menjaga aliran listrik bilamana karena sesuatu hal terjadi
kerusakan pada aliran utama.
(k) Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran di
dalam semua barak, Kantor, gudang dan bengkel.
(l) Kontraktor harus menyediakan sarana komunikasi : telepon,
facsimile, radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
(m) Kontraktor harus menyediakan air bersih yang dapat diminum setelah
dimasak, sarana gas dan peturasan.
(n) Di luar kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam pasal ini ayat (a)
sampai dengan (m), Kontraktor harus menyediakan sebuah
bangunan Direksi Kit yang berada di lapangan pekerjaan (job site)
untuk kepentingan pengawasan pekerjaan Proyek. Operasional
penggunaan bangunan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Kontraktor.
(b) Bengkel harus dikelola oleh seorang mandor kepala yang memenuhi
syarat untuk perbaikan mekanis dan mempunyai sejumlah tenaga
montir terampil yang cukup.
Kantor dan fasilitas lapangan yang diuraikan dalam Pasal ini harus dibayar
menurut pembayaran lump sum untuk Mobilisasi dimana jumlah tersebut
akan dianggap sebagai pembayaran penuh untuk pembangunan,
perlengkapan, dan juga termasuk pemeliharaan, pembersihan dan
pembongkaran semua bangunan yang sifatnya sementara pada waktu
penyelesaian pekerjaan.
S1.10 LABORATORIUM
Kelompok 1
Kelompok 2
Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk
pemeriksaan yang ditentukan dalam Kontrak ini harus disediakan oleh
Kontraktor dan dipasang dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak
lebih dari 30 hari setelah dikeluarkannya Perintah Mulai Kerja (Notice to
Proceed) Kontraktor harus mengajukan daftar semua peralatan yang akan
disediakan dan rinciannya, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bila material atau pembuatannya telah ditentukan oleh salah satu diantara
pemeriksaan tersebut di atas, maka dibolehkan adanya metoda
pemeriksaan alternatif. Metoda-metoda yang dipakai untuk menentukan
kesesuaian dengan Spesifikasi ini merupakan wewenang mutlak Konsultan
Pengawas. Keputusan Konsultan Pengawas bersifat final, dan setiap
tuntutan terhadap keputusan Konsultan Pengawas atas metoda
pemeriksaan yang diperkenankan akan ditolak.
Selain dari laboratorium yang dijelaskan dalam Pasal ini, Kontraktor juga
harus menyediakan Laboratorium lapangan di lokasi yang ditentukan oleh
Pemimpin Proyek, agar Pemimpin Proyek dapat mengontrol dan
mengawasi material yang dipergunakan untuk perkerasan aspal dan
operasi dari bituminous mixing plants, sebagaimana ditentukan dalam Bab
9 dari Spesifikasi ini.
S1.11 (2) Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor
harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas
S1.11 (3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang
(cross section) kepada Konsultan Pengawas sebagaimana ditentukan oleh
Pasal S4.02. Konsultan Pengawas akan mengesahkan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor.
S1.11 (4) Biaya dari upaya memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk
dalam Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.
S1.12 (1) Pekerjaan tetap harus selalu disertai persetujuan Pemimpin Proyek
sebelum dikerjakan. Sebelum mulai melaksanaan pekerjaan, Kontraktor
harus menyerahkan penjelasan lengkap secara tertulis kepada Pemimpin
Proyek, agar Pemimpin Proyek dapat mengatur waktu untuk
pemeriksaan/inspeksi.
S1.12 (2) Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
S1.13 KESELAMATAN
S1.13 (1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas keselamatan umum yang
melewati lokasi pekerjaan. Segala penggalian, bangunan dan hal-hal lain
yang mungkin berbahaya bagi umum harus dipagari dan dilengkapi tanda
peringatan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Kontraktor
harus menyediakan penjaga untuk menjamin keselamatan umum setiap
saat. Jalan yang sudah ada harus
S1.13 (3) Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini tidak akan dibayar
langsung, tetapi dianggap sudah termasuk dalam Harga Penawaran untuk
mata pembayaran dalam Kontrak ini.
S1.14 (1) Kontraktor harus mengadakan, memelihara dan membongkar kembali, bila
pekerjaan yang memerlukannya telah selesai, semua jalan sementara, dan
jalan setapak, jembatan darurat di atas jalan umum, penyeberangan
sementara di atas saluran air atau tanah yang labil, jalan tambahan atau
jalan kerja, dan harus menjamin kesesuaiannya dalam segala hal untuk
melaksanakan pengangkutan construction plant yang diperlukan untuk
pekerjaan. Untuk menyediakan jalan bagi lalu lintas Kontraktor sendiri dan
orang lain, atau untuk berbagai tujuan lainnya. Jalan-jalan sementara
tersebut harus dibangun sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas,
tetapi Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala kerusakan yang
terjadi pada atau disebabkan oleh lalu lintas yang melewati jalan
sementara tersebut.
S1.14 (3) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan gambar rencana jalan
sementara untuk memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas. Gambar
detail tersebut harus mencakup alinemen, penampang melintang dan
memanjang, konstruksi perkerasan, drainase, rambu-rambu, lampu-lampu
dan masa dipakainya jalan/ jembatan sementara.
S1.14 (4) Kontraktor harus menyelesaikan segala persiapan yang diperlukan untuk
lintasan di sepanjang bagian jalan yang bersangkutan dengan Kontrak ini,
bagi segala Construction Plant, material dan tenaga kerja dari kontraktor
lain yang terlibat dalam pembuatan rentang jalan yang berdekatan. Untuk
keperluan itu, maka Kontraktor dan kontraktor-kontraktor lain yang
berkepentingan dalam pembuatan jalan yang berdekatan itu sampai titik
mereka akan berpapasan, dalam waktu selambat-lambatnya 15 hari dan
apabila perlu, meminta ijin dari Pemimpin Proyek untuk melintas dan harus
menyerahkan jadwal pelintasan itu.
S1.16 (1) Agar supaya memungkinkan lalu lintas berjalan melalui atau berada dalam
daerah pekerjaan, atau bila diperintahkan oleh Pemimpin Proyek,
Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalu lintas,
lampu, suar, rintangan kerucut karet (rubber cone) dan fasilitas lainnya,
pada tempat-tempat yang ditentukan di lokasi kerja dan tempat yang
berdekatan, sebagaimana yang diminta oleh Konsultan Pengawas untuk
mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas.
S1.16 (2) Bila diminta atau diperintahkan oleh Pemimpin Proyek atau Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas
pemberi isyarat (flagmen) yang tugasnya adalah mengatur lalu lintas yang
terjadi di lokasi kerja.
S1.16 (3) Selain ketentuan (1) dan (2) di atas, Kontraktor harus menyediakan dan
memasang rambu-rambu petunjuk dan rambu-rambu peringatan tertentu
dalam atau di sekitar lokasi proyek, sebagaimana diminta Pemimpin
Proyek atau Konsultan Pengawas.
S1.16 (4) Untuk memperkecil gangguan terhadap arus lalu lintas maka Kontraktor
harus memasang pagar sementara di sekeliling tempat kerjanya untuk
menunjukkan batas yang dapat dilihat antara tempat kerja dan lalu lintas di
dekatnya. Batas pagar itu harus setinggi 2.0 m, dan lalu-lalang manusia,
material dan para pekerja ke dalam dan ke luar dari daerah pagar harus
diatur oleh petugas isyarat (flagmen).
S1.16 (5) Pembayaran untuk pekerjaan pengaturan lalu lintas ditetapkan dalam
Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu lintas".
Kontraktor harus bekerja sama dengan petugas atau instansi terkait dalam
hal pengaturan lalu lintas dan semua detail harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.
Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah
termasuk ke dalam mata pembayaran 1.19 (Pemeliharaan dan
Perlindungan Lalu Lintas).
Kontraktor harus selalu menjaga jalan dan jalur pejalan kaki, yang terkena
oleh pekerjaannya, agar selalu bebas/bersih dari tanah dan tumpahan
material.
S1.20 (1) Bila di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bid Schedule) tercantum mata
pembayaran untuk “Mobilisasi” maka pembayaran yang dimaksud adalah
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Pengangkutan peralatan konstruksi (Constructional Plant) berdasarkan
daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama Penawaran, dari
tempat pembongkarannya di Indonesia ke lokasi di mana alat itu akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kontrak ini, dan instalasi dari
alat-alat itu.
b) Pembangunan Kantor, perumahan/barak, tempat kerja (base camp),
bengkel, gudang dan lain-lain;
c) Penyediaan, instalasi dan pemeliharaan kendaraan, barak, kantor,
alat-alat laboratorium, ruang laboratorium, bengkel, gudang, fasilitas
komunikasi dan lain-lain; dan
d) Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum dan
Spesifikasi Khusus dan termasuk ke dalam "Mobilisasi".
S1.20 (2) Pekerjaan juga akan meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh Kontraktor
pada akhir Kontrak, termasuk pembongkaran semua instalasi, instalasi
konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah, serta pemulihan
tempat kerja pada kondisi semula sebelum permulaan pekerjaan.
S1.20 (3) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari dari Perintah Mulai Kerja (Notice
to Proceed), Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan kemudian disetujui Pemimpin
Proyek dan akan dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan
berlakunya Kontrak. Mobilisasi ini harus diselesaikan dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari. Apabila beberapa instalasi atau butir peralatan
S1.21 (1) Bila, menurut Pemimpin Proyek, pembuatan jalan sementara tidak
memungkinkan, maka pekerjaan konstruksi pada jalan umum yang sudah
ada harus dilaksanakan separuh lebar jalan. Panjang setiap konstruksi
separuh lebar itu harus sependek mungkin.
S1.21 (2) Bila konstruksi separuh lebar diperlukan, maka pekerjaan gorong-gorong
yang dimulai pada musim kemarau harus sudah selesai dan badan jalan
yang berdekatan harus sudah selesai sehingga paling tidak sebagian lebar
jalan tersebut bisa digunakan oleh lalu lintas umum pada musim hujan.
S1.21 (3) Bila diperlukan lalu lintas satu jalur pada panjang tertentu dari jalan yang
sedang dikerjakan atau yang berdekatan maka untuk memelihara arus lalu
lintas, Kontraktor harus menyediakan jalan satu lajur dengan lebar
curah hujan untuk mendapatkan hari kerja yang effektif dalam pelaksanaan
dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
S1.26 (1) Kontraktor harus mengambil semua langkah yang perlu untuk
mengeringkan daerah pekerjaan jika Konsultan Pengawas berpendapat
bahwa hal ini adalah perlu demi kelangsungan dan kelancaran dari
pekerjaan yang sedang berlangsung, dan untuk perlindungan bagi
pekerjaan yang sudah selesai. Pemompaan air harus dilaksanakan dimana
perlu untuk menjamin bahwa air tidak menggenangi lokasi pekerjaan.
S1.26 (2) Bila suatu penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari
untuk pelaksanaan pekerjaan yang layak, maka Kontraktor, setelah
pekerjaan diselesaikan, harus menimbun kembali semua penggalian
tersebut sampai kepermukaan tanah asal atau dasar sungai dengan
bahan-bahan yang disetujui Konsultan Pengawas.
S1.26 (3) Dimana stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dari Kontrak
akan menghalangi tanpa dapat dihindari seluruh atau sebagian saluran air
yang ada, maka saluran air tersebut harus dipindahkan untuk menjamin
aliran yang tak terhalang oleh pekerjaan pada ketinggian aliran biasa.
S1.26 (4) Pemindahan saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian lantai
dasar saluran yang ada dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan gerusan yang merusak baik pada pekerjaan maupun
pada tanah milik yang berdampingan.
S1.26 (6) Terkecuali untuk pembayaran tambahan dalam Bab 5 dari Spesifikasi ini
S1.26 (7) Pembayaran lump sum tersebut dianggap sebagai kompensasi untuk
semua pengeluaran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan perkiraan
Kontraktor harus didasarkan pada penelitian menyeluruh terhadap
pekerjaan terkait dan dianggap mencakup biaya pekerjaan dalam segala
musim pada tahun itu dan untuk pekerjaan dalam aliran air bah maupun air
kotor.
S1.26 (8) Pembayaran lump sum akan dilaksanakan dalam angsuran sesuai dengan
pertimbangan Pemimpin Proyek, dan didasarkan pada jumlah total
pekerjaan tersebut dalam Kontrak.
S1.29 (1) Kontraktor harus menyediakan mal lengkung dari logam secukupnya untuk
dipergunakan oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas untuk
memeriksa permukaan struktur jalan yang sudah diselesaikan. Mal
lengkung tersebut harus diserahkan/diajukan kepada Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya. Mal lengkung yang dipergunakan untuk
memeriksa pekerjaan harus terjaga selalu dalam kondisi baik untuk
menjamin ketepatan ukuran penampang melintang dan harus diperiksa
secara teratur, dan bila perlu, diperbaiki atau disetel sebagaimana petunjuk
Konsultan Pengawas.
S1.29 (2) Kontraktor juga harus menyediakan mal datar secukupnya, termasuk satu
mal datar putar (rolling straigtedges), untuk memeriksa keratan permukaan
jalan dan permukaan bagian lainnya.
S1.29 (3) Penyediaan mal lengkung dan mal datar tidak akan dibayar langsung,
tetapi dianggap sudah tercakup kedalam berbagai mata pembayaran yang
terkait dari Daftar Kuantitas dan Harga.
S1.31 (1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disediakan
menurut Pasal-pasal dalam Spesifikasi, atau seperti tampak dalam
Gambar, atau pada gambar-gambar pelengkap atau penjelas, atau sesuai
perintah Pemimpin Proyek, harus mencakup dan merupakan :
(a) kompensasi atas biaya untuk tenaga kerja, material, alat-alat
konstruksi, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya
sewa, pajak, biaya penjagaan hasil kerja, pembayaran kepada pihak
ketiga atas pemakaian tanah, atau atas kerusakan barang milik
seseorang, biaya lain yang diperlukan dalam proyek ini, pekerjaan-
pekerjaan insidentil yang ditentukan disini untuk penyempurnaan
hasil kerja yang tidak dibayar terpisah;
(b) drainase sementara untuk melindungi pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan, biaya angkutan, peralatan, bahan peledak dan material
untuk peledakan, penempatan material yang telah ditentukan di sini
atau bila nanti diperintahkan;
(c) sheeting, shoring, staging centering dan penopangan (supporting)
yang tidak dibayar terpisah;
(d) dan semua pembiayaan yang perlu atau lazim demi pelaksanaan
pekerjaan secara semestinya.
S1.31 (2) Dalam hal dimana "dasar pembayaran", Pasal atau bagian dari Pasal
dalam Spesifikasi ini yang berkenaan dengan mata pembayaran
S1.32 BENGKEL
S1.33 GAMBAR
S1.36 SPESIFIKASI
Bila material atau peralatan yang ditentukan harus sesuai dengan standar
yang bukan Indonesia, hal itu berarti secara otomatis harus diganti dengan
yang setara dengan SII (Standar Industri Indonesia) bila memang sudah
ada pada waktu penawaran.
Bila pemakaian SII ternyata tidak memadai menurut segi teknis pada tahap
pelaksanaan, Pemimpin Proyek akan melakukan langkah-langkah
semestinya berdasarkan pada rekomendasi Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus membuat salinan dari seluruh SII, yang relevan dengan
Kontrak dan relevan dengan material atau peralatan yang disyaratkan dan
memberi terjemahannya dalam bahasa Inggris.
S1.37 TOLERANSI
S1.38
BAB - 2
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
(a) Umum
Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan seluruh pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain
yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor harus menjaga semua
jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
bersih. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang
sampai habis dan bersih.
Kontraktor berhak memanfaatkan kayu-kayu (bila ada ijin tertulis dari badan
Pemerintah yang berwenang) untuk tujuan-tujuan yang berkenaan dengan
Kontrak, dengan syarat Kontraktor telah memenuhi ketentuan-ketentuan dari
badan Pemerintah yang berwenang.
BAB - 3
PEMBONGKARAN
S3.01 PEMBONGKARAN
(a) Umum
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran, pada dan di
sekitar badan jalan, pada daerah milik jalan sebagaimana tampak pada
gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua
material yang diperoleh dari pembongkaran akan tetap menjadi milik
Pemberi Tugas, kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak ini.
Semua material yang laku dijual harus dipindahkan tanpa mengalami
kerusakan, dalam bentuk potongan yang mudah diangkut, dan harus
disimpan oleh Kontraktor pada tempat khusus di lokasi proyek
sebagaimana petunjuk Pemimpin Proyek. Basement atau lubang-lubang
yang terjadi akibat pembongkaran bangunan harus diurug dengan
material yang semestinya sampai setarap dengan permukaan tanah di
Kecuali bila ditentukan lain, bangunan bawah dari bangunan air yang ada
harus dibongkar sedemikian sehingga permukaannya lebih rendah dari
dasar aliran semula dan bagian-bagian di luar aliran harus dipindahkan
sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan.
Bila ada bagian bangunan yang seluruhnya atau sebagian berada dalam
batas daerah yang diperuntukkan bagi bangunan baru, maka harus
dipindahkan sedemikian rupa agar mempermudah pembuatan bangunan
yang dimaksudkan. Bila hanya sebagian saja dari bangunan itu yang akan
dibongkar, Kontraktor harus mengerjakannya sedemikian rupa agar
bagian yang tidak akan dibongkar tidak rusak. Seluruh detail dari metoda
kerja Kontraktor harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.
Jumlah yang akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi atau perintah Konsultan
Pengawas, adalah meter kubik atau meter persegi atau meter linier tergantung
pada sifat bangunan dan rintangan yang dibongkar dan diterima sebatas
perintah Konsultan Pengawas.
BAB - 4
PEKERJAAN TANAH
S4.02 UMUM
S4.02 (1) Informasi Tanah
Informasi mengenai sifat tanah yang tercantum dalam Gambar atau dari
hasil pembicaraan Kontraktor dengan Konsultan Pengawas tidak boleh
dijadikan satusatunya dasar bagi Harga Penawaran dari Kontraktor.
Kuantitas pekerjaan dari berbagai jenis galian dan timbunan yang harus
diukur untuk pembayaran dalam Kontrak, didasarkan pada garis-garis pada
profil memanjang dan penampang melintang yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik tanah,
Konsultan Pengawas dapat menentukan sudut kemiringan galian dan
timbunan atau pembentukan lereng bertangga (bench) pada saat pekerjaan
berlangsung.
Material galian yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Bab 5, “Galian
Struktur” dan memenuhi persyaratan dari Spesifikasi ini, harus digunakan
untuk daerah timbunan atau harus disimpan untuk timbunan selanjutnya.
Kuantitas pekerjaan tanah yang akan dibayar adalah jumlah meter kubik
material, diukur dan dihitung dengan metoda formula prismoidal.
Pemindahan atau pengalihan aliran air harus dibayar menurut Pasal S1.26
Spesifikasi ini dan tak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan tersebut
dalam Bab 4 ini.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pengeringan,
atau untuk menyalurkan atau mengalihkan aliran air bila diperlukan untuk
melaksanakan dan melindungi pekerjaan atau bila diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.
Seluruh material galian yang memenuhi syarat, yang digali dalam batas dan
lingkup proyek, kecuali bila ada ketentuan lain, harus digunakan seefektif
mungkin untuk membentuk timbunan badan jalan (embankment). Material
yang berlebihan dari kebutuhan, atau material yang secara tertulis
dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Konsultan Pengawas, harus
dipindahkan oleh Kontraktor ke luar daerah milik jalan atau sesuai dengan
perintah Konsultan Pengawas menurut ketentuan Spesifikasi ini, dan harus
tunduk pada ketentuan dalam Pasal S4.06.
Pekerjaan penggalian saluran air ini dianggap sebagai Galian Biasa dan
dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran tersebut,
dan harus tunduk ketentuan Pasal S4.03 Spesifikasi ini.
S4.02 (11) Tanah Gembur atau Batuan Lepas, Longsoran Tanah, Bench, dan
Melandaikan Lereng Talud Timbunan
Batuan lepas atau tanah gembur harus disingkirkan dari lereng talud bila
Konsultan Pengawas memerintahkannya. Ia juga dapat memerintahkan
pemindahan segala material yang berasal dari longsoran tanah, pembuatan
bench pada atau di atas lereng talud, atau bila menurutnya setelah digali
lereng tidak stabil, maka lereng talud harus dilandaikan.
Bila saluran yang ada harus dialihkan dari daerah timbunan atau pekerjaan
lainnya, maka saluran aslinya harus dibersihkan dari segala tumbuh-
tumbuhan dan endapan tanah lunak, serta diurug hati-hati dengan material
galian biasa, dipadatkan sesuai ketentuan Pasal S4.05 Spesifikasi ini.
Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 merupakan bagian dari Pasal S4.03
"Galian Biasa" ini.
Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut Pasal
ini harus dipergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan
permanen menurut Pasal S4.05, atau material galian dianggap sebagai
material buangan (waste) bila Konsultan Pengawas menentukan demikian
dan diperlakukan sesuai ketentuan Pasal S4.07.
Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada
daerah galian atau di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas untuk dibuang, maka tanah bekas galian tersebut harus
dipadatkan, sampai kedalaman 30 cm, minimum dari kepadatan kering
maksimum menurut AASHTO T99. Pembayaran untuk pekerjaan
pemadatan ini sudah harus tercakup dalam Harga Satuan untuk pekerjaan
Galian Biasa.
Jumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material yang telah
disetujui untuk digali. Material harus diukur didasarkan pada posisi semula
pada tanah asli, setelah pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja (Bab 2) dan
Pembongkaran (Bab 3).
Volume material yang digali untuk pengalihan jalan sementara yang dibuat
Kontraktor, tidak akan diukur untuk berdasarkan Pasal ini (S4.03), karena
pekerjaan ini dibayar menurut ketentuan dalam Pasal S1.19 "Pemeliharaan
dan Perlindungan Lalu Lintas"
Jumlah pekerjaan galian biasa itu harus dibayar dalam Harga Satuan
Kontrak per meter kubik sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga dan pembayaran itu merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan galian, meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan,
penempatan, penambahan / pengurangan kadar air, pemadatan, atau
pembuangan dan penggalian badan jalan; untuk pekerjaan membentuk dan
menyelesaikan permukaan, dan untuk penyediaan tenaga kerja, material
pendukung, peralatan, perlengkapan, dan keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Gambar dan
ditentukan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini meliputi timbunan badan jalan dan pengurugan kembali yang
tidak diatur dengan ketentuan lain, dengan penyediaan, penempatan,
pemadatan dan pengolahan material dengan mutu yang dapat diterima,
yang diperoleh dari sumber yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang seperti tampak dalam Gambar dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Material untuk timbunan badan jalan harus material yang memenuhi syarat
sesuai S4.05 (3) dan disetujui Konsultan Pengawas, digali menurut
ketentuan Pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini. Borrow material hanya
digunakan menurut ketentuan Pasal S4.05 Material yang berlebih harus
diperlakukan sesuai dengan ketentuan Pasal S4.02 (8) dan Pasal S4.05.
Material yang berasal dari sumber yang berbeda dan mempunyai sifat yang
berbeda tidak boleh dicampur-adukkan dalam satu lokasi kerja.
(iii) Bila badan jalan terletak pada lereng bukit, atau timbunan baru
harus dihampar dan dipadatkan pada badan jalan lama, atau
timbunan harus dilakukan setengah lebar badan jalan, maka
lereng bukit atau badan jalan lama atau timbunan setengah lebar
yang pertama itu harus dipotong sedemikian rupa sehingga
memudahkan penggunaan peralatan pemadatan pada waktu
urugan timbunan baru diletakkan berupa lapisan horisontal, dan
material hasil pemotongan tersebut tidak dapat dicampurkan dan
dipadatkan dengan urugan baru.
iii) Stabilitas
Kontraktor bertanggung jawab atas stabilitas seluruh timbunan,
dan harus mengganti bagian yang rusak atau longsor, atau erosi,
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas akibat kecerobohan
Kontraktor, atau akibat alamiah seperti banjir. Kontraktor tak
bertanggung jawab atas kerusakan akibat yang tidak dapat
dihindarkan dari gerakan tanah asli dimana timbunan tersebut
dibuat, yang tidak atas kesalahan Kontraktor.
Material urugan ini harus batu pecah (wellgraded crushed gravel), rockfill
(batu kerikil), pasir alam, atau campuran bahan-bahan tersebut. Persyaratan
gradasi material adalah sebagai berikut :
Lolos saringan 2” .......................... 100 %
Lolos saringan 4,75 mm ................ 25 – 90 %
Lolos saringan 0,075 mm............... 0 – 10 %
Indeks Plastisitas ............................ 6maks.
Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari
15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering
maksimum menurut ketentuan AASHTO T 180.
Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari
metoda kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan
urugan material berbutir atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi ini
yang memerintahkan penggalian pada zona pengaruh, maka pengurugan
galian harus dengan material berbutir, dan pekerjaan akan diukur untuk
pembayaran berdasarkan ketentuan Pasal ini.
Jumlah urugan material berbutir yang diukur seperti di atas akan dibayar
sesuai Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan
pada Pasal ini, meliputi penyediaan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan material.
Komponen utama pasangan batu kosong (blinding stone) haruslah batu kali
atau batu pecah yang seragam, dengan ukuran maksimal sesuai dengan
ketebalan blinding stone sebagaimana tampak pada Gambar. Tinggi minimal
batu harus 7 cm. Batu harus ditempatkan dan diatur secara rapat dengan
tangan kemudian ditumbuk dengan mesin penumbuk (mechanical hammer).
Batu pecah yang lebih kecil dengan ukuran minimum 3 mm harus
dihamparkan di antara batu-batu yang lebih besar sebagaimana tampak
pada gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.
Permukaan yang telah diselesaikan itu harus dipadatkan dengan mesin
penumbuk atau vibrating hammer, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Volume pasangan batu kosong (blinding stone) akan diukur dan dibayar
menurut jumlah meter kubik batu yang selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan dan dihitung dengan menggunakan ukuran sebagaimana
tampak pada Gambar atau menurut instruksi Konsultan Pengawas.
BAB - 5
GALIAN STRUKTUR
Galian Struktur harus dibatasi hanya pada galian untuk tembok penahan tanah,
gorong-gorong kotak (box culvert), tembok sayap (wing wall) dan struktur
bangunan lainnya, kecuali yang tidak ditunjukkan dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali dengan
material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas; dan menggunakan material
lebih dari daerah urugan sebagaimana dijelaskan pada Pasal S4.05;
pembuangan bahan-bahan sisa dan penggunaan semua bahan dan peralatan
lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air
permukaan. Pekerjaan membuang air permukaan tidak diatur pada Pasal ini
melainkan pada Pasal S1.26 dari Spesifikasi ini.
(a) Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor harus segera mengambil langkah-langkah sebagaimana
(b) Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung atau dekat dengan air
permukaan, maka air ini tidak merupakan air tanah dan akan dianggap
sebagai kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai Pasal
S1.26 dari Spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran
menurut Bab 5 ini. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau
air tanah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi
memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini
tidak dinilai sebagai air tanah.
(c) Bila tinggi muka air tanah di atas elevasi dasar galian, maka harus
digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus
menunjukkan Gambar mengenai metode pembuatan cofferdam yang
dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung, dengan segala
pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai
pekerjaan substruktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga
tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan.
Parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur (footing), harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan pondasi
atau alas pondasi (footing) sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian
dinding/sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana
tampak pada Gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan
untuk menjamin pondasi yang kokoh.
Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tidak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
Bila menurut Konsultan Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat
semata-mata karena kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya
pada Pasal S1.26 atau S5.01 (3), maka Kontraktor harus :
a) membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya
sendiri, atau
b) menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.
Bila digunakan pondasi tiang pancang, galian lubang pondasi harus selesai
sebelum dilakukan pekerjaan pemancangan dan penghamparan pasangan
batu blinding stone baru dikerjakan bila pemancangan telah diselesaikan. Akan
tetapi, bila ternyata tak mungkin pemancangan dilakukan setelah galian, maka
pemancangan dilakukan pada permukaan tanah asli, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas. Kelebihan panjang tiang pancang tidak akan diukur untuk
mendapat pembayaran tambahan.
Bila struktur telah selesai dikerjakan, maka lubang bekas galian harus diurug
dengan material yang disetujui sampai setinggi permukaan tanah asal atau
tanah dasar.
Urugan kembali yang membentuk bagian timbunan harus dipadatkan sampai
Semua material yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Pasal ini harus
dipergunakan untuk membentuk dasar timbunan atau, jika Konsultan
Pengawas memerintahkan, harus dianggap sebagai material buangan (waste)
dan diperlukan menurut Pasal S4.07.
Galian struktur tidak akan diukur untuk pembayaran apabila pada suatu mata
pembayaran menyatakan bahwa pekerjaan galian struktur tersebut telah
tercakup pada mata pembayaran itu.
Untuk galian struktur di dalam air tidak akan diberikan pembayaran tambahan,
kecuali bila Konsultan Pengawas merasa yakin bahwa air tersebut adalah air
tanah. Pembayaran yang berkenaan dengan air permukaan diatur menurut
Pasal S1.26 pada Spesifikasi ini.
Jumlah galian struktur yang akan dibayar diukur dengan satuan meter kubik
dari material yang tergali diukur pada keadaan aslinya dan dihitung sebagai
berikut :
Volume tanah atau batu yang akan diukur untuk galian struktur terdiri dari suatu
prismoid menurut batasan berikut :
a) bidang atas: bidang horisontal proyeksi batas tepi dasar struktur dan
sampai permukaan tanah asli atau tanah yang tergali sekeliling batas tepi
tersebut; di atas batas itu galian dianggap sebagai galian biasa dan harus
diukur dan dibayar sesuai dengan ketentuan yang bersangkutan.
b) bidang bawah : bidang horisontal pada dasar pondasi yang akan digunakan
sebagai permukaan bawah beton struktur, lantai kerja atau blinding stone
sebagaimana tercantum pada Gambar atau sesuai dengan instruksi
Konsultan Pengawas.
Kecuali sebagaimana yang dijelaskan di atas pada Pasal S5.01 (4) dari
Spesifikasi ini, pengukuran untuk galian struktur tidak mencakup pemindahan
material di bawah bidang alas pondasi dan di luar batas tertentu galian untuk
mengkompensasi terjadinya muai atau naiknya muka tanah yang terjadi selama
pemancangan atau bahan-bahan tambahan yang ditimbulkan oleh longsoran,
endapan atau urugan baik karena terjadi sendiri maupun karena pelaksanaan
Kontraktor.
Volume galian struktur di tempat yang mengandung air tanah akan diukur untuk
keperluan pembayaran tambahan, jika galian dikerjakan sampai kedalaman
lebih dari 20 cm di bawah permukaan konstan air tanah pada lubang pondasi.
BAB - 6
DRAINASE
S6.02 UMUM
Pekerjaan galian saluran seperti ditunjuk dalam Gambar untuk pekerjaan galian
saluran harus dilaksanakan sesuai dengan tipe dan bentuk penampang saluran
untuk galian tanah, pembentukan saluran tanah sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas .
(b) Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bab 5 “Galian
Struktur”, S4.03 ”Galian Biasa” (Common Excavation) dan ketentuan-
ketentuan yang relevan pada Pasal S6.05.
(c) Pondasi
Pondasi harus dipersiapkan sesuai dengan syarat Pasal S4.11. Bila tidak
ditentukan lain pada Gambar pekerjaan pondasi ini harus menggunakan
beton kelas E, dan pekerjaan ini harus sesuai dengan Pasal S10.01
Spesifikasi ini serta mengikuti butir (a) di atas dengan toleransi bila diukur
dengan mal 3 meter tidak boleh ada deviasi lebih dari 5 mm.
(d) Pelaksanaan pekerjaan selokan-U, inlet, outlet, headwall dan joint harus
dilakukan dengan sangat hati-hati karena permukaan atasnya harus tepat
dengan elevasi yang diminta sesuai Gambar. Konsultan Pengawas dapat
menolak jenis pekerjaan yang diatur dengan Pasal ini, jika permukaan atas
Kecuali bila ditentukan lain, sambungan beton precast harus dibuat secara
cermat dengan menggunakan mortar semen dengan campuran 1 bagian
semen dan 2 bagian pasir, agar dapat mencegah kebocoran. Beton yang
cetak di tempat yang akan digunakan untuk saluran air, selokan drainase,
joint box, lubang got, headwall pipa, inlet dan saluran keluar air (outlet),
harus dilaksanakan menurut ketentuan Pasal S10.01 dan S10.02 dari
Spesifikasi ini. Struktur-struktur tersebut harus tepat, cermat dan rapih
sebagaimana tampak pada Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Kuantitas selokan, manhole, inlet, outlet, headwall pipa dan joint box yang telah
diselesaikan dan dinilai telah sesuai dengan Gambar, persyaratan dan petunjuk
Konsultan Pengawas, akan diukur sebagai berikut :
(i) Kuantitas setiap tipe selokan yang akan dibayar merupakan jumlah meter
linier yang diukur sepanjang garis pusat selokan yang sudah selesai dibuat.
Panjangnya akan diukur kearah sisi bagian luar dari inlet atau manhole.
(ii) Jumlah manhole, inlet dan outlet, yang akan dibayar, merupakan jumlah
bulat dari masing-masing struktur yang dipasang selengkapnya, selesai di
tempatnya dan diakui sesuai dengan Gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas. Pengukuran headwall pipa dan pasangan batu mortar
(mortared rubble) termasuk dalam pembayaran inlet atau outlet.
(iii) Pengukuran untuk selokan, inlet dan manhole tidak ditentukan oleh
BAB - 7
SUBGRADE
lainnya yang berada di bawah posisi tanah dasar, termasuk urugan yang
dipadatkan, harus sudah selesai sebelum pekerjaan penyiapan tanah
dasar dimulai. Parit-parit, saluran, outlet drainase, dan headwall untuk
gorong-gorong harus sudah berada dalam kondisi siap berfungsi agar
drainase bekerja efektif dan untuk mencegah kerusakan terhadap
subgrade karena air permukaan.
Dalam hal pembayaran, tidak ada perbedaan antara tanah dasar di daerah
galian atau timbunan. Kuantitas yang seperti ditentukan dalam Pasal S7.01.3
akan dibayar berdasarkan mata pembayaran di bawah ini. Pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh atas seluruh tenaga kerja, peralatan,
perlengkapan dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
termasuk penggalian, pengulangan pekerjaan, penyiraman atau pengeringan,
pemadatan, proofrolling, pembentukan dan penyelesaian, pemeliharaan,
pengujian dan pekerjaan-pekerjaan insidentil lainnya sebagaimana diuraikan
dalam Pasal ini.
BAB - 8
LAPIS PONDASI AGREGAT (SUBBASE)
(ii) Apabila lapis pondasi agregat akan ditempatkan langsung pada suatu
perkerasan jalan atau bahu jalan yang ada, maka permukaan yang ada
harus terlebih dahulu digaru atau diperkasar secukupnya agar tembus
air.
(b) Penghamparan
(i) Kontraktor harus mengajukan metoda penghamparan lapis pondasi
agregat (sub-base) kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Bila
Konsultan Pengawas tidak puas dengan metoda penghamparan yang
dilakukan Kontraktor, Konsultan Pengawas dapat memindahkan
pemakaian spreader box tanpa pembayaran tambahan.
(ii) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa kebadan jalan sebagai campuran
yang merata dan harus dihampar pada suatu kadar air optimum dalam
batas antara yang ditetapkan dalam Pasal S8.01.3 (c). Kelembaban
material tersebut harus merata secara keseluruhan.
(iv) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan suatu
metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan adanya pemisahan
dari partikel-partikel agregat halus dan kasar. Bahan yang terpisah
harus diperbaiki atau dibuang dan harus diganti dengan material yang
bergradasi baik.
(v) Alat penghampar mekanis (spreader box) yang bergerak sendiri harus
dilengkapi dengan sebuah batang antar (screed) yang mencetak dan
mendistribusikan material pada lebar dan toleransi permukaan yang
diperlukan. Lebar setiap hamparan harus tidak kurang dari pada
sebuah lebar jalur lalu lintas. Batang antar harus dapat disesuaikan
dengan penampang melintang yang diperlukan dan tidak
meninggalkan gelombang-gelombang, pelekukan-pelekukan atau
tanda-tanda lainnya yang tidak dapat dihilangkan dengan penggilasan.
(c) Pemadatan
(ii) Pemadatan akan dilaksanakan hanya bila kadar air material berada
dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum sampai 1%
lebih dari pada kadar air optimum, dimana kadar air optimum tersebut
adalah sebagaimana ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh AASHTO T 180, Metoda D.
(iv) Permukaan yang tidak rata atau melesak harus diperbaiki dengan
membongkar material pada tempat itu dan menambah atau
menyingkirkan material sampai permukaan halus dan rata. Daerah-
daerah yang tidak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
tamper atau pemadat lain yang disetujui, sampai rata dan halus. Bila
kerataan permukaan tidak sesuai dengan ketentuan toleransi,
Kontraktor harus membongkar dan mengganti lapis pondasi agregat
(subbase) sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, tanpa ada
pembayaran tambahan.
(d) Pengujian
(i) Jumlah data pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mengenai kualitas material harus sesuai dengan yang diperintahkan
Konsultan Pengawas sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili
(V) Penggalian lubang uji (test holes) dan pengurugannya kembali dengan
material yang disetujui dan pemadatannya kembali harus dikerjakan
oleh Kontraktor dengan pengawasan Konsultan Pengawas dan
dengan biaya Kontraktor sendiri.
(b) Lapis pondasi agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, yang
berkenaan dengan batas-batas kadar air sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal S8.01.3
(f) Lapis pondasi agregat yang menjadi jenuh karena air hujan atau banjir atau
sebaliknya setelah material tersebut telah cukup dipadatkan berkenaan
dengan Spesifikasi ini pada umumnya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asalkan saja sifat-sifat materialnya dan keseragaman
permukaannya memenuhi persyaratan-persyaratan dari Spesifikasi ini.
(g) Perbaikan dari lapis pondasi agregat yang tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan kepadatan atau sifat-sifat material dari Spesifikasi ini harus
sesuai dengan yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggaruan yang disusul dengan
penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan
penggantian material, atau penambahan tebal.
(ii) Dalam hal lapis pondasi agregat digunakan dalam bahu jalan, dimana
tebal bahu jalan yang ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri
dari bahan baru tetapi meliputi beberapa bahan yang ada yang
dikerjakan kembali, maka volume untuk pembayaran hanya
didasarkan pada volume yang dipadatkan dari bahan baru yang
ditempatkan. Hal ini akan dihitung dari penampang-penampang
melintang yang diambil oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
BAB - 9
PERKERASAN
S9.01 UMUM
Instalasi Timbangan
Timbangan harus mempunyai ketelitian sampai 0,5 % dari beban yang
ada dan peka terhadap setengah gradasi minimum yang tidak lebih
dari 3,5 kg. Alat keseimbangan (poise) harus dapat dikunci pada tiap-
tiap posisi untuk mencegah perubahan posisi yang tidak dinginkan.
Sebagai pengganti timbangan konvensional, Kontraktor dapat
menyediakan suatu alat timbangan dengan printer otomatis yang
disetujui, yang akan mencetak berat material yang dikirim. Sistem
tersebut dapat merupakan rangkaian sistem pengendali penakaran
dan pencampur otomatis (automatic batching and mixing control
system) yang disetujui. Berat material yang diserahkan tersebut diatas
harus disertai bukti tiket penimbangan untuk setiap muatan. Peralatan
timbangan umum dapat digunakan bila telah diperiksa dan diuji oleh
instansi yang berwenang dan disetujui Konsultan Pengawas.
Saringan (screens)
Saringan harus mampu menyaring semua agregat dengan ukuran dan
proporsi tertentu, serta mempunyai kapasitas normal yang lebih besar
dari pada kapasitas pencampur (mixer).
Penampung (Bins)
Instalasi harus mempunyai tempat penyimpanan material dengan
kapasitas cukup untuk memasok material ke pencampur ketika
beroperasi penuh. Tempat penyimpanan harus dipisahkan sekurang-
kurangnya menjadi 3 bagian dan disusun sehingga cukup untuk
masingmasing fraksi agregat. Juga harus ada tempat penyimpanan
material kering untuk filler atau kapur dan instalasi ini harus dilengkapi
dengan alat pemasok atau corong-curah material ke pencampur atau
bak penimbang. Setiap tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
pipa pelimpah luapan dengan ukuran secukupnya dan terletak
sedemikian rupa untuk mencegah luapan material ke dalam bagian
(kompartemen) yang lain. Pada masing-masing ruang penyimpanan
harus dilengkapi katup pembuangan yang tidak akan bocor waktu
ditutup. Katup harus dapat menutup dengan cepat dan sempurna.
Tempat penyimpanan harus dibuat sedemikian rupa agar mudah untuk
pengambilan sample. Tempat penyimpanan juga harus dilengkapi
dengan alat petunjuk posisi agregat sampai titik yang paling bawah.
Peralatan Termometer
Instalasi harus dilengkapi termometer (armoud termometer) yang
diletakkan didekat katup pengisi pada unit mixer. Juga harus ada
thermometer dia-scale, mercury-actuated thermometer, pyrometer
listrik, atau alat termometrik lainnya yang ditempatkan pada katup
pengeluaran pada drier untuk mengukur secara otomatis agregat
Keselamatan
Pada setiap bagian yang diperlukan, harus diletakkan tangga yang
aman dan memadai, seperti menuju bagian lain pada alat distributor
itu, menuju mixer platform dan tempat sampling. Untuk naik ke bagian
atas truk, harus tersedia alat yang memadai agar Konsultan Pengawas
dapat mengambil sample dan data suhu campuran. Juga harus
disediakan alat pengerek/katrol untuk mengangkat alat kalibrasi
timbangan, alat sampling dan alat lainnya dari dan ke mixer platform.
Semua roda gigi, katrol, rantai, gigi jentera dan peralatan lainnya yang
berbahaya harus dijaga dan dilindungi. Pada bagian-bagian tertentu
dari mixer harus disediakan tempat-tempat untuk melakukan
pemeriksaan (platform). Disekitar tempat pemuatan truk harus dibuat
jalan tempat lewat yang bebas dari gangguan, ataupun tumpahan
material dari alat pencampur (mixer).
Laboratorium lapangan
Kontraktor harus membuat bangunan untuk digunakan sebagai
laboratorium lapangan oleh Konsultan Pengawas. Strukturnya harus
memiliki tempat/ruang yang memadai untuk ruang test, dilengkapi
145° - 155°C.
Mixer
Alat ini mencakup mixer berantai (continuous mixer) dengan tipe yang
(f) Rollers
Rollers (mesin gilas) harus beroda baja dan beroda tekanan angin
(pneumatic tyre), kondisinya bagus, bisa bergerak mundur dengan baik,
dan harus dioperasikan dengan kecepatan rendah untuk memperkecil
kemungkinan retaknya material bitumen. Jumlah dan berat rollers harus
cukup untuk memadatkan material campuran dengan kepadatan tertentu.
Peralatan tidak boleh digunakan sampai menghancurkan agregat secara
berlebihan.
Kecuali bila ditentukan dibagian lain atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas,
semua pekerjaan material bitumen harus sesuai dengan ketentuan berikut :
(a) Cuaca
Material bitumen tidak boleh dihamparkan pada waktu hujan atau berkabut
dan, kecuali bila ditentukan lain di dalam Spesifikasi ini, permukaan yang
akan dihampari harus bersih dan kering. Jangan mengerjakan pekerjaan
bila cuaca tidak memungkinkan pekerjaan selesai dengan semestinya.
pepohonan dan lain-lain di sekitar daerah itu harus dilindungi agar tidak
terperciki material.
(d) Pengukuran
Bila pembayaran berdasarkan berat, perhitungan menggunakan tiket
(karcis) pengangkutan material untuk pekerjaan permanen yang sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi. Berat material tercatat pada tiket yang
menunjukkan truk pengangkut dan tanggal dibuatnya. Untuk pemeriksaan,
bagian samping truk harus diberi nomor pengenal yang mudah dibaca oleh
pemeriksa atau wakil Konsultan Pengawas.
Plant-Mix
Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji
Bituminous Spray
Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaran-
lembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu,
dihamparkan diatas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen dan
ditimbang lagi setelah penyemprotan material bitumen. Kontraktor harus
menyediakan material untuk pemeriksaan ini dan menyemprot lagi daerah
yang tadi tertutupi kertas.
(a) Cuaca
Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas, yang juga akan menentukan kualitas bitumen yang
harus digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak
lembab, dan suhu udara saat itu di tempat teduh di atas 13 °C dengan
kecenderungan naik atau di atas 15 °C dengan kecenderungan turun.
(b) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S9.01 (2).
Jumlah lapis resap pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini.
Material pengering tidak akan dibayar langsung tetapi merupakan kewajiban
Kontraktor yang tercakup dalam Harga Satuan Kontrak.
(a) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S9.01 (2).
Jumlah lapis pengikat yang akan dibayar merupakan jumlah kilogram material
bitumen yang disiramkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan
Pengawas.
Jumlah bitumen lapis pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran
ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini.
(a) Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat dan aspal (bitumen) pada
instalasi pencampur, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan
yang telah dipersiapkan menurut Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis,
kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
(b) Jenis campuran aspal panas harus seperti yang ditentukan dalam Pasal ini
atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Dalam hal ini
campurancampuran aspal yang dipakai untuk keperluan pekerjaan
perkerasan adalah asphalt treated base (ATB), dan asphalt concrete
wearing course.
(c) Bagian-bagian yang relevan dari Pasal S9.01 (2) dan S9.01 (3) merupakan
25,0 70 – 90 100 –
19,0 – 95 – 100 100
12,5 45 – 70 68 – 86 95 – 100
9,5 – 56 – 78 74 – 92
4,75 25 – 50 38 – 60 48 – 70
2,36 17 – 40 27 – 47 33 – 53
1,18 – 18 – 37 22 – 40
0,600 7 – 22 11 – 28 15 – 30
0,300 – 6 – 20 10 – 20
0,075 0–6 0–8 4–9
Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis
campuran aspal tertentu. Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-
mix formula yang pasti dan memberitahukannya secara tertulis kepada
Kontraktor.
nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 50 sesuai dengan AASHTO
T 176, tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran.
(d) Filler
Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur, cement portland
atau bahan mineral non-plastis lainnya dari sumber yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang
tidak dikehendaki, mengalir lancar, dan ketika ditest dengan pengayakan
di laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :
Tabel 9.07(2)
Metode
Sifat Aspal Unit Min Maks
Pengujian
(a) Peralatan
Instalasi pencampur dan alat pengangkut dan penghampar campuran
aspal harus memenuhi ketentuan Pasal S9.01(2). Kontraktor harus
melakukan pemeliharaan yang tepat agar alat-alat kecil selalu bersih dari
material bitumen yang melekat. Juga harus tersedia selalu penutup atau
terpal, bila diperintahkan Konsultan Pengawas, untuk keadaan darurat
seperti hujan, angin dingin, atau bila harus ada penundaan, untuk menutupi
atau melindungi material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.
(d) Pencampuran
Agregat yang sudah kering harus dicampurkan ke dalam mixer dengan
jumlah setiap fraksi agregat sesuai dengan ketentuan job-mix formula.
Material bitumen harus diukur dan dimasukkan ke dalam mixer dengan
ketentuan yang sama dengan job mix formula.
(f) Pemadatan
(i) Setelah campuran aspal dihamparkan, ditempa dan permukaan yang
tidak rata diperbaiki, maka harus dipadatkan secara merata dengan
digilas. Specific gravity sesuai ketentuan AASHTO T 230, tidak boleh
kurang dari 95% specific gravity material contoh laboratorium yang
tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama pula.
(ii) Jumlah, berat dan jenis roller harus memadai untuk menghasilkan
(vi) Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang
tepat, tidak memungkinkan terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak
atau bergeser.
Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk mesin
gilas beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup
lambat untuk menghindari terjadinya perpindahan (displacement)
campuran panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah dengan tiba-
tiba begitu pula arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba,
(viii) Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir
dan bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu (centre line)
jalan ke arah puncak cembungan jalan. Setiap gilasan roller harus
overlapping (tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar
setengah lebar roller. Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver
(finisher) yang bersamaan (berbaris) atau berbatasan dengan lajur
yang telah dikerjakan terlebih dahulu, sambungan longitudinal harus
digilas dulu lalu diikuti dengan cara penggilasan biasa. Pada
lengkung superelevasi, penggilasan harus dimulai pada sisi yang
rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan overlapping gilasan
longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan (centre line). Roller
harus bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda
penggerak berada di depan (ke arah jalannya pekerjaan
penghamparan).
(ix) Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disiram air atau
air dicampur sedikit detergen atau material lain yang disetujui, agar
campuan tidak melekat pada roda roller.
(x) Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran
atau kerusakan lain, harus dibongkar dan diganti dengan campuran
baru yang panas, lalu dipadatkan agar setarap dengan daerah
sekelilingnya. Daerah-daerah yang kelebihan atau kekurangan
material bitumen harus dibongkar dan diganti. Sebelum 12 jam
setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada lalu lintas memasuki
perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin Konsultan Pengawas.
Tepi atau pinggiran lapisan yang menonjol dipotong sampai sesuai dengan
garis yang ditentukan. Material sisa pemotongan tepi lapisan atau material
lain yang tak terpakai harus disingkirkan dari permukaan jalan, dan dibuang
oleh Kontraktor sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bila bahan
digunakan untuk lebih daripada jalur, maka harus diperhatikan sambungan
(iv) Agar Pemberi Tugas dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan
dalam jangka waktu yang panjang, maka Konsultan Pengawas dari
waktu ke waktu harus mengarahkan Kontraktor untuk menyerahkan
hasil-hasil pengujian penetrasi dan titik lembek dari contoh-contoh
bitumen yang digunakan.
(v) Pengontrolan kualitas campuran, pengambilan sampel dan pengujian
material harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang
dipakai dan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.
Material aspal beton akan diukur dengan satuan ton sebagaimana ketentuan
Pasal S9.01 (3) (d).
Kuantitas asphalt treated base, binder dan wearing course yang akan dibayar
merupakan berat material aspal beton yang sudah dikerjakan dikurangi
kuantitas semen aspal, yang akan dibayar tersendiri. Untuk variasi kuantitas
akibat perbedaan specific gravity, tidak ada penyesuaian Harga Satuan
Kontrak. Kuantitas semen aspal yang akan dibayar adalah berdasarkan
Jumlah asphalt treated base, concrete binder course, asphalt concrete wearing
course, dan aspal semen, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per ton
menurut masing-masing butir pembayaran dibawah ini, yang sudah selesai di
tempat dan disetujui. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh
untuk pekerjaan dalam Pasal ini, termasuk biaya ekstra untuk penyesuaian
permukaan atau pelapisan ulang perkerasan jalan existing.
Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) dan S10.02 (Baja Tulangan)
merupakan bagian dari Pasal ini.
(a) Agregat
Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan
Pasal S10.01 (2), kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah.
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang untuk
memasang dowel. Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu
lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk
sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila
boleh digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus
dikencangkan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.
(f) Beton
(a) Umum
Peralatan batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer) harus
sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (3) dari Spesifikasi ini. Kapasitas
batching plant harus dapat memasok kebutuhan alat slipform concrete
paver sedemikian rupa sehingga alat terus bergerak tanpa terhenti akibat
kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton
dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat
pengangkut campuran.
Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar
minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler
track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi
(level control sensors) masing-masing depan dan belakang pada kedua
sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor) yang seluruh
sensor ini dikendalikan secara komputer (computerized control).
beton yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat;
- super smoother / float pan finisher – penempa akhir yang menghaluskan
– meratakan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi;
- tie bar inserter (penyisip tulangan) secara otomatis pada jarak tertentu
menyisipkan tie bar pada sambungan memanjang
Alat ini dapat dilengkapi dengan dowel bar inserter untuk menyisipkan
dowel secara otomatis ke dalam perkerasan beton yang sedang dalam
proses penyebaran pemadatan pada interval jarak yang diinginkan dan
sejajar dengan arah pergerakan mesin.
(c) Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
memungkinkan mesin slipform concrete paver beroperasi maka setelah
disetujui Konsultan Pengawas digunakan alat berikut ini :
(e) Acuan
Acuan ini digunakan bilamana pekerjaan dengan mesin slipform tidak
dimungkinkan. Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagian
dengan panjang tidak kurang dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya
mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa
sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari
kedalamannya. Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan
radius yang memadai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0
m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan (fleksibel) atau lengkung
harus dibuat sedemikian dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan
harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan
pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat
menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan
getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens (flange braces)
harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan
yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak
boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm
sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak
berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada
ujung-ujung bagian yang bersambungan.
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang
ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak
kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan
pengisi.
(a) Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)
Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti
yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan
longitudinal memakai alat mekanik tie bar inserter atau jika alat ini tidak
dimungkinkan untuk digunakan sebagaimana dalam Pasal 9.08 (4)(c)
dapat dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang
disetujui, untuk mencegah perubahan tempat. Batang-batang (tie bars)
tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau material lain atau
dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya. Bila
tertera dalam Gambar dan bila lajur perkerasan yang berdekatan
dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk
"keyway" (takikan) sepanjang sambungan konstruksi. Tie bars, kecuali
yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus
acuan dari lajur yang dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi
tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai
pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang tie bar
yang disambung (two-piece connectors).
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena
pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan
garis sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan
kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu
atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler
tetap pada garis dan alinemen yang semestinya, selama penghamparan
dan finishing beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih
dari 5 mm pada alinemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler di
pasang berupa bagian-bagian, maka diantara unit-unit yang berdekatan
tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada
sumbatan atau gumpalan beton.
(a) Umum
Sebelum memulai pekerjaan beton semua pekerjaan pondasi Agregat,
ducting dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui
Konsultan Pengawas. Kecuali untuk daerah yang tercakup dan sesuai
Pasal S9.08 (6) (f), semua beton harus dihamparkan merata, dipadatkan
dan diselesaikan dengan mesin.
Beton harus dipadatkan secara merata, pada tepi dan sepanjang acuan,
dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator
yang dibenamkan ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh
langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh
digunakan lebih dari 5 detik pada setiap titik, dan masing-masing titik
berjarak ± 25 cm.
dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Juga bisa dipakai pemadat vibrasi
berbalok ganda dengan daya yang sama. Bila ketebalan beton melebihi
200mm, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, untuk
menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan
pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan
beton dipadatkan, balok vibrasi harus mengulang lagi dengan pelan-pelan
pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk menghaluskan
permukaan.
sampai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16”
(1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau
mekanik, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3mm dan
masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm, yang disetujui Konsultan
Pengawas.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m ataupun kurang dari
lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran
pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0
m, harus ikut dibongkar dan diganti.
Setelah pekerjaan finishing selesai dan kerusakan pada beton tak akan
terjadi, seluruh permukaan beton tersebut harus segera dilapisi penutup,
dapat berupa karung goni, dan dirawat dengan metode tertentu sesuai
dengan Pasal S10.01 (4)(g). Bila gagal menyediakan bahan penutup dan
air yang cukup untuk perawatan yang memadai dan memenuhi
persyaratan lainnya dengan semestinya, maka pekerjaan beton harus
dihentikan.
lajur. Bagian yang tersisa kurang dari 2.5 meter harus ikut dibongkar dan
diganti, kecuali retakan progresif yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas disebabkan oleh turunnya timbunan badan jalan.
(c) Kesinambungan
Alat ini harus beroperasi tanpa boleh berhenti sebelum rencana produksi
padas hari yang bersangkutan. Alat ini baru boleh mulai beroperasi bila
campuran beton yang dipasok ke lapangan sudah cukup untuk menjamin
alat ini tidak berhenti karena kekurangan atau keterlambatan pasokan.
Kesinambungan penghamparan – pemadatan harus benar-benar dijaga
secara terus menerus tanpa terhenti. Penghentian penghamparan –
pemadatan hanya dibenarkan bila alat mendadak mogok atau karena
sudah selesai produksi sesuai rencana produksi pada hari tersebut.
Pasal 9.08 (6) (a), (j), (k), (l) masih berlaku untuk penggunaan alat slipform.
rata dari ketiga core itu. Bila tebal rata-rata itu kekurangan-ketebalannya tidak
lebih dari 5 mm dari ketebalan yang ditentukan, maka akan dibayar penuh.
Bila kekurangan-ketebalannya lebih dari 5 mm tetapi tidak lebih dari 25 mm,
harga satuan yang disesuaikan sebagaimana ditentukan dalam sub-Pasal
S9.08 (12)(b) akan dibayarkan untuk bagian perkerasan tersebut.
Jumlah yang akan dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini
adalah jumlah meter persegi perkerasan beton yang telah selesai dan
disetujui, pada pekerjaan permanen. Lebar yang diukur adalah lebar
perkerasan yang tertera pada penampang melintang rencana, daerah-daerah
tambahan seperti jalur ramp dan toll plaza, atau sebagaimana petunjuk tertulis
Konsultan Pengawas. Panjang akan diukur oleh Konsultan Pengawas, yaitu
sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Sambungan dan baja tulangan
yang diperlukan dalam pekerjaan dari Pasal ini tidak akan diukur untuk
pembayaran tersendiri. Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang
dilaksanakan di luar daerah pekerjaan permanen tak akan diukur untuk
pembayaran tersendiri.
(a) Umum
Jumlah perkerasan beton hasil pengukuran tersebut di atas akan dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak per meter persegi. Harga dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
penempatan material, termasuk beton klas P, baja tulangan, acuan,
dowel, tie bar, dan material sambungan, penghamparan percobaan,
pengambilan core untuk penentuan harga; dan seluruh material, tenaga
kerja, peralatan dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan menurut Gambar.
Bila lean concrete ini ditentukan untuk lapis perata (leveling course), maka
sebelum dilaksanakan, permukaan dasar harus bersih dari kotoran, lumpur,
batu lepas, atau bahan asing lainnya. Lean concrete diperiksa kepadatannya,
kerataan finishing dan permukaannya oleh Konsultan Pengawas. Daerah yang
tidak memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau
direkonstruksi sebagaimana perintah Konsultan Pengawas. Tidak ada
pembayaran langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan, atau
rekonstruksi ini, karena merupakan tanggung jawab Kontraktor.
S9.09 (3) Lapis Pondasi Bawah (Subbase) dan Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Pelebaran
Pelaksanaan Lean Concrete sebagai lapis pondasi bawah dan lapis alas
pelebaran, ketebalannya harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. Bila
lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka lean concrete
itu harus diletakkan di atas dasar yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4
cm. Pasir alam yang tertahan (tidak lolos) saringan No. 200 dan yang fraksi
halusnya non-plastis, dapat digunakan, dengan tetap mengacu kepada
persyaratan material filter, D15/D85 < 5. Pasir dengan kadar air yang memadai
dihamparkan di atas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata ini harus
dapat dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum
pengerjaan lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.
Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01(2) dalam
Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan
disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian lean concrete, dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
ketentuan kuat tekan beton menurut Pasal ini, dan untuk menjaga konsistensi
campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang dari 1 : 24.
Lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau
kayu secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.
Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, lean
concrete harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak ada permukaan
yang lebih rendah atau pun tekstur yang terbuka. Uji kerataan permukaan
dilakukan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-edge) sesuai
dengan Pasal S9.09(14).
Lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka
waktu tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan
dengan salah satu metoda berikut :
Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton (compressive
strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton
material lean concrete yang diambil di lapangan. Satu silinder mewakili 50 m
lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus
dibuat setiap hari.
Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group)
contoh (spesimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak
boleh kurang dari 70 kg/cm2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari
satu kelompok di antara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang 30
kg/cm2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan
Konsultan Pengawas, sampai hasilnya menunjukkan bahwa campuran
tersebut memenuhi syarat.
cacat atau rusak, serta daerah yang tidak memenuhi ketentuan kerataan
permukaan. Material tersebut harus dibongkar sampai seluruh ketebalan
lapisan, dan diganti dengan material campuran yang baru sesuai dengan
Spesifikasi. Pembongkaran harus dilakukan dalam bentuk segi empat
dengan sisi-sisi sejajar dan tegak lurus sumbu jalan, dan potongan ke
bawah harus tegak dengan tepi bongkaran minimum berjarak 30 cm dari
tepi kerusakan.
(c) Perbaikan dengan cara penambalan permukaan tidak boleh dilakukan.
Lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai
dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana.
Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3
cm dari elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga, tidak
boleh lebih dari 1 cm pada mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan
sejajar dengan dan tegak lurus dari garis sumbu (centre line) badan jalan.
Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap ½ dari panjangnya. Total
toleransi kerataan untuk lapisan perata (levelling course) antara dua titik
dalam jarak 20 m, tidak boleh lebih dari 1,5 cm.
S9.09(15) Pemeliharaan
Lean concrete harus dijaga agar tidak retak pada waktu penghamparan
lapisan berikutnya. Kerusakan lean concrete akibat apa pun harus diperbaiki
dengan mengganti lapisan pada daerah itu.
Jumlah lean concrete untuk lapis pondasi bawah, pelebaran dan lapis
perata(levelling course) akan dibayar berdasarkan jumlah luas masing-
masing dalamsatuan meter persegi, yang telah diselesaikan dan disetujui
sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang
sudah selesai dan disetujui. Untuk penambahan kandungan semen atau
untuk kelebihan ketebalan lapisan dari ketebalan minimum tidak ada
tambahan pembayaran.
Jumlah lean concrete untuk lapis pondasi bawah dan pelebaran jalan, yang
telah ditentukan di atas, akan dibayar menurut Harga Kontrak untuk masing-
masing butir pembayaran di bawah ini, sesudah dikurangi pengurangan
pembayaran sehubungan dengan kekurangan terhadap kekuatan dan
ketebalan. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
seluruh tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan, termasuk
pembuatan lapisan alas, alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan,
penghamparan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan
pekerjaan lain yang diperlukan, sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi
dan petunjuk Konsultan Pengawas.
BAB - 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN
S10.01(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu untuk penahan tanah baik
daerah galian maupun timbunan, dan di tempat lain sebagaimana tercantum
pada Gambar Rencana atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu
harus dibuat di atas fondasi yang sudah dipersiapkan sesuai dengan
Spesifikasi, serta sesuai dengan garis, kelandaian, penampang dan ukuran
pada Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas.
S10.01(2) Material
(a) Batu
Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan
cuaca. Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Kekuatan batu harus memenuhi
ketentuan pada Gambar, harus rata, berbentuk baji atau lonjong.
Permukaan base (alas) tidak boleh kurang dari 1/16 dari permukaan
depan, dan panjang permukaan base yang terpendek harus lebih dari
1/10 bagian yang terpanjang. Standar jumlah batu per meter persegi
adalah 14, atau menurut perintah Konsultan Pengawas.
(b) Mortar
Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau instruksi Konsultan
Pengawas maka, mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04
"Mortar Semen".
(c) Beton
Beton kelas D untuk pondasi dan beton kelas E untuk sandaran harus
memenuhi ketentuan Bab 10 (Struktur Beton).
(a) Penggalian
Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi, dan
garis yang tercantum pada Gambar, dan dilakukan setelah pematokan
diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bila metoda dan ukuran
penggalian tidak ditentukan, Kontraktor dapat memilih sendiri metoda
yang akan dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Penggalian dan pengurugan harus memenuhi ketentuan Bab 5 dari
Spesifikasi ini.
(b) Pondasi
Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan secara
mekanis ataupun manual. Pasir untuk pondasi dihampar dan dipadatkan
sesuai ketentuan pada Gambar. Apabila tidak ditentukan lain dalam
Gambar, pondasi telapak berupa beton kelas D dibuat dengan ukuran
menurut Gambar.
(d) Penempatan
Pelaksanaan pasangan batu penahan tanah tidak boleh di mulai sebelum
pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air. Sebelum batu lain
diletakkan, pada sisi-sisi batu yang berdekatan harus disebarkan alas
(g) Sambungan
Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20 meter,
lebar sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding termasuk
beton pondasi telapak dan beton sandaran (backing). Batu yang
digunakan pada sambungan harus yang cocok untuk pembuatan
sambungan vertikal dengan ukuran di atas.
(i) Perawatan
Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari
sinar matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3 hari
setelah pekerjaan selesai.
(a) Jumlah yang akan dibayar adalah meter kubik untuk tiap tipe pasangan
batu penahan tanah, sesuai dengan Spesifikasi ini. Dalam menghitung
jumlah yang akan dibayar, ukuran yang akan digunakan harus sesuai
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu kali (1 : 3),
beton kelas D dan kelas E sebagaimana diperinci dalam Gambar tidak
akan diukur untuk pembayaran tersendiri.
Pada pasangan batu penahan tanah tidak akan ada pengurangan untuk
lubang cucuran, pipa drainase, atau lubang lainnya yang luasnya kurang
dari 0.10 meter persegi, dan tidak diadakan penambahan untuk alas
(footing) beton. Kepala dinding sudah tercakup ke dalam pengukuran dan
dianggap sebagai bagian pekerjaan ini.
(b) Apabila tidak termasuk dalam mata pembayaran lain, maka pasangan
batu kali (1 : 3) akan diukur tersendiri dalam meter kubik sesuai dengan
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
Jumlah yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.
S10.02(1) Uraian
(a) Umum
Pekerjaan ini meliputi persiapan dan penyediaan mortar yang sesuai
dengan Spesifikasi, untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan
insidental lainnya.
(b) Komposisi
Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar untuk
pekerjaan pasangan batu harus tersusun dari satu bagian semen
Portland dan tiga bagian agregat halus (pasir) berdasarkan perbandingan
volume.
S10.02(2) Material
Agregat halus harus memenuhi ketentuan AASHTO M 45. Kualitas air harus
memadai untuk pekerjaan beton dari Spesifikasi ini.
dibuang.
(b) Permukaan yang akan menerima mortar harus dibersihkan dari setiap
tanah liat, atau material-material yang tak terpakai lainnya dan dijenuhkan
seluruhnya sebelum mortar digunakan.
Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar secara terpisah, tapi merupakan
kewajiban dari Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan
material mortar tersebut.
S10.03 DELINEATOR
S10.03(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan delineator pada lokasi
yang telah ditentukan dalam Gambar atau sesuai pengarahan Konsultan
Pengawas.
S10.03(2) Material
Pabrik pembuat dan bentuk/tipe dari semua delineator harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum ada instruksi untuk pemasangan. Semua
detail-detail dari delineator harus sesuai dengan standard JIS atau AASHTO
yang relevan.
Kuantitas yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah jumlah dari delineator
yang disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan Gambar dan
sebagaimana yang diarahkan Konsultan Pengawas.
Pekerjaan yang diukur seperti disebut diatas harus dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak untuk setiap tipe delineator seperti dibawah ini.
S10.06(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe 1 dan tipe
2 serta rumble strip pada perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan
Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.
S10.06(2) Material
(a) Marka jalan tipe 1 harus berupa material thermoplastic bercampur glass
beads dan memenuhi persyaratan AASHTO M 249 atau yang setaraf.
(b) Marka jalan tipe 2 adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi
persyaratan AASHTO M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe 1 maupun tipe 2 harus sesuai
dengan persyaratan AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang setaraf.
(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari
butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting
out) dari marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
(d) Material tipe 2 harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi
dengan penggerak mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan
guidelines (batang penuntun) yang mempunyai selubung logam atau air
blasts (semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan
garis marka terputus-putus. Banyaknya material marka yang
2
disemprotkan tidak boleh kurang dari 40 liter/100 m . Di daerah yang tidak
terjangkau dengan mesin,
Konsultan Pengawas dapat mengijinkan penerapan marka jalan
dilakukan secara manual.
(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe 1 dan tipe 2 segera
setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau
2
disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m .
(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi
Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya
tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang
tidak rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu
siang dan malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan
biaya sendiri.
Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka
jalan dan rumble strips yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai
dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per meter persegi luas marka jalan dan rumble strips untuk
setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini.
S10.07(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan kerb beton dengan berbagai bentuk dan
pada lokasi sesuai Gambar atau instruksi Pemimpin Proyek.
S10.07(2) Material
Kerb beton dapat berupa beton precast atau beton cast-in-place. Beton untuk
kerb precast atau kerb bertulang harus beton kelas C, untuk kerb tidak
bertulang harus kelas D dan pondasi atau base harus memakai beton kelas E
atau sesuai ketentuan pada Gambar. Semua beton harus memenuhi
ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
Filler sambungan ekspansi untuk sambungan kerb harus terdiri dari bitumen
(bituminous) sesuai dengan ketentuan AASHTO M.33.
Bila pada persimpangan jalan masuk atau untuk alasan lain, dimana pada
Gambar menunjukkan bagian transisi kerb, atau Pemimpin Proyek
memerintahkannya, Kontraktor harus menyediakan kerb beton yang telah
dimodifikasi seperlunya.
Kerb precast harus dicor pada cetakan logam yang cukup keras sehingga kerb
tidak bisa berubah bentuk. Kerb precast harus dibongkar dari cetakan
secepatnya dan harus tetap basah selama sekurang-kurangnya 7 hari.
Selama jangka waktu ini beton harus terlindung dari angin dan sinar matahari.
Beton kerb yang retak, lembek atau rusak pada tepiannya atau permukaannya
harus tidak diterima.
Kerb harus diangkat, diangkut dan diletakkan dengan hati-hati agar tidak
rusak. Kerb yang rusak, retak atau cacat selama peletakan harus ditolak.
Mortar untuk alas dan sambungan untuk kerb precast harus memenuhi
ketentuan Pasal S12.04.
Panjang setiap kerb precast (satu buah) tidak boleh lebih dari 80 cm. Untuk
radius lengkung kurang dari 5 m harus dibuat kerb dengan ukuran khusus.
Konstruksi atau pekerjaan kerb harus dikerjakan menurut toleransi yang
ditentukan.
Kerb beton dengan tipe seperti pada Gambar harus diukur menurut meter
panjang muka kerb.
Untuk kerb yang dibuat pada lengkungan, tidak ada pembayaran tambahan.
Tida ada pengurangan panjang untuk struktur drainase yang dipasang pada
Jumlah pekerjaan kerb beton yang diukur secara tersebut di atas, harus
dibayar menurut Harga Satuan Kontrak, per meter panjang kerb yang sudah
selesai di tempat. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh
untuk pekerjaan kerb sesuai ketentuan pada Gambar, termasuk penggalian,
base pondasi, material sambungan ekspansi, mortar untuk alas dan
penyambungan kerb precast, urugan dan pembuangan kelebihan material
dan seluruh material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Nomor dan Mata Pembayaran Satuan Pengukuran
S10.08(1) Uraian
S10.08(2) Material
(a) Bahan concrete block/paving block dari produk yang bermutu baik ex
Conblock Indonesia atau dari produk yang setara dan disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
(b) Bahan harus memenuhi ketentuan dari Australian Standard for Metric
3
Concrete Building Block, AS 1500 - 1974, dengan berat jenis 2200 kg/m ,
2
dengan kuat tekan karakteristik interblock = 450 kg/cm . Kadar semen
3
minimum 300 kg/m . Ukuran agregat maksimum = 13 mm.
(c) Type sesuai dengan ketentuan Gambar, dengan ukuran 21x10,5x10 cm
(panjang x lebar x tebal) dengan bentuk dan warna yang disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas, dan dipasang sebagai lapisan
finishing pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar.
(d) Lapisan dibawah Paving Block merupakan lapisan pasir ekstra beton
tebal 5 cm, bermutu baik, warna kehitam-hitaman, bebas lumpur, serta
telah dipadatkan, sesuai spesifikasi terdahulu.
(a) Lapisan paving block dipasang di atas lapisan pasir batu yang telah
dipadatkan.
(b) Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat 0,5 cm atau
sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, selanjutnya
naat atau sela-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan
mata ayakan maksimum 1 mm.
(c) Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya
diratakan dengan menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau
sesuai dengan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini.
(d) Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak
atau yang ada cacat-catat lain.
(e) Hasil pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang pada
permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi genangan air.
(f) Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan dengan
detail-detail Gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis warnanya.
(g) Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/retak/rengat pada permukaannya.
Paving Block yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi atau buah yang
telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi,
dan petunjuk Konsultan Pengawas.
S10.08(5) Dasar Pembayaran
Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan
pondasi, kolom, panel beton, kawat duri dan penyediaan tenaga kerja,
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam Pasal ini.
BAB - 11
PENGALIHAN DAN PERLINDUNGAN UTILITAS YANG ADA
(b) Lokasi instalasi yang terlihat pada Gambar adalah perkiraan, lokasi dan
rute yang tepat akan ditentukan kemudian oleh Instansi Berwenang.
Pekerjaan Insatalasi Elektrikal pada proyek ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
sistem penyediaan, distribusi/ instalasi, sistem pengoperasian/pemakaian, testing dan
commissioning dari peralatan dalam keadaan normal, darurat dan kebakaran.
Pekerjaan ini harus dapat beroperasi dengan aman, andal, hemat energi sesuai kebutuhan
dan fungsinya.
Pekerjaan kabel tegangan rendah untuk suplai daya ke MVMDP, Trafo dan
kabel tegangan rendah dari Trafo ke LVMDP dan panel TR lainnya.
Pekerjaan panel sub distribusi (SDP), panel penerangan dan panel-panel
tenaga (catu daya peralatan Mekanikal)
Pekerjaan pentanahan pengamanan
Pekerjaan testing dan commissioning untuk seluruh jenis pekerjaan diatas dan
lain-lain yang terkait dengan pekerjaan Elektrikal.
2. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran seluruh skope pekerjaan maka seluruh bidang kegiatan harus
terkoordinasi agar satu bidang dengan bidang lain tidak saling terbentur dalam
pelaksanaannya. Andaikan kalau terpaksa kontraktor harus membongkar, membobok,
menggali tembok, lantai atau apa saja untuk pemasangan instalasi daya, maka
kontraktor harus mengembalikannya ke keadaan semula dengan lebih dahulu
mengkonsultasikannya dengan Pemilik/Wakilnya.
Koordinasi yang dimaksud adalah dengan pekerjaan struktur, arsitek/finishing, dan
mekanikal (plumbing dan VAC).
b. Ketentuan
1. Standar dan Peraturan
Seluruh pekerjaan yang dilakukan harus mengacu kepada standard dan peraturan yang
terdapat di :
Standar ICAO
Standar Nasional Indonesia, SNI-0225-2011 tentang Persyaratan Umum
Jika ternyata terdapat pertentangan antara gambar dengan spesifikasi teknis maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis paling tinggi.
2. Tenaga Ahli Pelaksana
Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi teknis maka
kontraktor wajib menyediakan seorang tenaga ahli dibidang elektrikal dengan
pendidikan minimum sarjana muda dan sudah berpengalaman dibidangnya minimal 5
(lima) tahun. Tenaga ahli ini akan ditempatkan di site secara terus menerus (full timer)
dan yang bersangkutan harus menyatakan secara resmi sebagai tenaga ahli penuh dari
kontraktor tersebut. Tenaga ahli ini mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan-keputusan teknik, bertanggung jawab penuh dalam menerima instruksi-
instruksi, petunjuk dan perintah secara langsung.
Untuk pemasangan peralatan/komponen maka kontraktor wajib menyertakan ahli yang
ditunjuk pabrik/agen dari peralatan tersebut.
3. Skedule Pelaksanaan
Segera setelah kontraktor menerima surat perintah kerja (SPK) kontraktor harus
membuat skedule pekerjaan dan menyerahkannya kepada Pengawas/MK untuk
disetujui.
4. Bahan dan Perlengkapan Peralatan
Bahan dan perlengkapan peralatan harus merupakan "standard products" dari pabrik
yang menghasilkannya. Dalam pengajuan maka kontraktor harus menyertakan brosur,
katalog, ukuran, warna atau keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik yang akan
dinilai oleh pihak Pengawas/MK apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
Sebelum pemesanan barang tertentu sesuai persetujuan maka kontraktor harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan. Semua peralatan yang ditawarkan
harus terjamin pengadaannya beserta sparepartsnya dalam waktu yang cukup lama
dengan menunjukkan surat jaminan dari agen tunggalnya. Juga harus ditunjukkan
bahwa pemakaian barang atau perlengkapan yang disebutkan sudah disetujui instansi
yang berwenang untuk itu.
5. Nama Pabrik/Merk yang disebutkan
Jika dalam spesifikasi ini disebutkan nama pabrik atau merk sesuatu jenis komponen/
peralatan maka kontraktor dapat mengajukan merk tersebut atau merk lain yang setara
dengan merk terdahulu dan disetujui oleh Pengawas/MK.
6. Klasifikasi Kontraktor.
Kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini harus memiliki pas instalasi PLN minimum
golongan C yang masih berlaku pada tahun berjalan disamping pas lain yang
diperlukan untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.
7. Testing dan Commissioning
Kontraktor harus menyediakan peralatan, ahli serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pengujian terhadap peralatan serta instalasinya.
9. Garansi dan Training
Garansi bahan/peralatan yang diinstalsi berlaku, selama 180 hari setelah penyerahan
pertama
Training operator dilakukan sesuai prosedur pabrik.
10. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar yang ada menunjukkan sistem dari pekerjaan, juga menunjukkan tata
letak dari peralatan yaitu seperti panel-panel, kabel, atau peralatan-peralatan lainnya.
c. Penyerahan
1. Petunjuk Pemeliharaan, Petunjuk Pengoperasian dan Suku Cadang diserahkan/
disampaikan kepada Pemilik dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pemakaian oleh
Pemilik.
* Petunjuk Pemeliharaan
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan :
Detail spesifikasi teknis
Petunjuk operasi start
Rekomendasi tahapan pengoperasian & pemeliharaan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan.
* Petunjuk Pengoperasian
Hal ini menyangkut uraian prinsip operasi dan diagram instalasi. Cara operasi
diletakkan pada peralatan atau bersama dengan wiring diagram kontrol pada
ruang peralatan tersebut.
* Suku Cadang
Semua suku cadang yang diperlukan suatu peralatan harus dapat diperoleh
dalam waktu kurang dari 8 jam dan dijamin keberadaannya secara kontinyu.
2. Daftar Material
Pada waktu pengajuan peralatan yang akan digunakan maka kontraktor harus
melampirkan "Daftar Material" yang lebih terinci dari semua peralatan yang akan
dipasang. Harus disebut pabrik, merek, type yang disertai brosur atau katalog dengan
data spesifikasi yang jelas dan telah diberi tanda.
d. Pengamanan Pekerjaan
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan
peralatan sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu
dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.
Selain daripada hasil pekerjaannya, kontraktor juga harus memperlakukan perlindungan
terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau terganggu oleh akibat kegiatan
pelaksanaannya.
Kerusakan yang terjadi sebelum serah terima pertama pekerjaan adalah tanggung
jawab kontraktor. Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa diminta dan dengan tanpa
tambahan biaya.
e. Uraian Sistem
1. Sistem Pemasok Daya Listrik
Suplai listrik dari sistem kawasan bandara yakni suplai daya antara PLN dan genset..
A. Distribusi Daya.
Pekerjaan yang dimaksud adalah panel MVMDP, Trafo, LVMDP panel-panel penerangan,
panel-panel tenaga, instalasi pengkabelan tegangan rendah .
1. Pekerjaan Transformator
a. Lingkup Pekerjaan.
Tipe/jenis
Transformeter yang digunakan adalah Transformator Oil (Oil Immerse) ,
untuk penggunaan didalam gedung.
Jika peralatan sudah tiba di proyek tetapi belum mendapat persetujuan dari
pemilik/konsultan MK maka barang tersebut masih tanggung jawab penuh
kontraktor. Serah terima ke I dianggap selesai jika kondisi operasi yang
diinginkan telah tercapai dengan pengetesan operasi tanpa beban dan
dengan beban disaksikan pihak pemilik/konsultan MK.
Frequency : 50 Hz.
e. Kondisi Pelayanan.
Kelembaban : 100%
f. Standard
Transformator ini harus sesuai dengan standard IEC 76, dan IEC 144 dan
IEC 726.
g. Data-data Teknis
3. Inti besi transformer harus terlindungi terhadap korosi dengan resin coat
yang tebalnya tidak kurang dari 1 mm. Semua bagian-bagian besi dari
transformer kecuali inti besi harus digalvanisasi panas (hot galvanized).
Impedance : 5-7%
7. Komponen pelengkap
Termometer.
Terminal pengangkat.
Terminal pentanahan.
9. Garansi.
Pabrik pembuat transformator harus memberikan garansi terhadap
transformator yang akan dipasang. Sertifikat pengetesan dari
transformator yang dikeluarkan pabrik harus diberikan sebelum
pengetesan/pengujian disertakan pada penyerahan transformator
tersebut. Sertifikat tersebut harus menunjukkan bahwa transformator
tersebut telah sesuai dengan standard yang direkomendasi.
Seandainya transformator tersebut mengalami kegagalan dalam
pengetesan maka kontraktor bertanggung jawab kepada pemberi
tugas, untuk dapat mengganti transformator tersebut.
h. Pengujian Transformator.
2. Pekerjaan Panel
Yang dimaksud dengan pekerjaan panel adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyediaan rumah/box panel & komponen-komponen seperti,
fuse, switch, CB, kontaktor dan lain-lain.
Humidity : 100%
Frequency : 50 Hertz
Arus normal busbar : 1000 A
dari ruangan busbar dengan penutup yang dapat dilepas dengan mur/skrup
dan dapat dibuka dengan handel setelah switchgear dimatikan/ditanahkan.
Interlock Pintu
Pintu tidak dapat dibuka bila switch dalam posisi tertutup dan
bila switch pentanahan dalam posisi terbuka.
Pintu tidak dapat ditutup bila switch pentanahan dalam keadaan
terbuka.
Test Routine.
Media Insulasi.
Media insulasi yang digunakan adalah SF-6 (sulphur hexafluride) yang
memakai standard IEC (Sealed for life). Tekanan relatif untuk load breack
switch sebesar 0.5 bar dan circuit breacker sebesar 1,5 bar.
Satu buah load break switch, 1000 A, 20 KV, 500 MVA, 3 pole
yang dapat dioperasikan dengan tangan atau secara otomatis
dengan media isolasi : SF-6. Lood breaker switch ini harus
dilengkapi dengan pegas (spring stored energy) sehingga
dapat bekerja secara cepat pada waktu menutup dan
membuka.
Metering Cubicle.
Kubikel ini terdiri dari :
Garansi :
Pemborong wajib menyerahkan surat jaminan dari pembuat pabrik
berupa sertifikat pengujian yang menyatakan bahwa panel dibuat
sesuai standard.
Bila panel dibuat tidak memenuhi standard maka Pemborong
bertanggung jawab untuk penggantian sampai panel tersebut lulus
pengujian. Dokumen-dokumen harus diserahkan dalam rangkap tiga
untuk persetujuan pemberi tugas/konsultan MK mengenai : data-data
teknis, gambar-gambar konstruksi, sertifikat pengujian dari pabrik dan
petunjuk-petunjuk operasionil.
a. Tipe/Jenis.
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) ini harus dari tipe "free standing
metal enclosed", FULLY TYPE TESTED FORM 4b, untuk pemasangan di
dalam ruangan. Komponen harus tahan terhadap cuaca lembab dan panas
dan harus bersifat tropois dan sesuai dengan standard.
b. Sistem dan Kondisi Pelayanan.
Tegangan kerja : 380/220 Volt, 3 phasa, 4 kawat.
Frequency : 50 Hz.
Temperatur : 45oC
Humidity : 95% max.
Ketinggian : 60 m.
Tegangan uji : 3000 V.
Kemampuan arus : 30 KA hubung singkat.
Kotak panel diproses cat dasar tahan karat dibagian luar dan dalam
sebelum di cat akhir.
Panel harus sesuai dengan sistem 3 phase 5 kawat dan 5 bus bar
dimana busbar pentanahan diletakkan terpisah di bawah. Busbar
netral dan pentanahan diletakkan berseberangan (atas dan bawah).
Semua komponen panel harus dipasang kokoh dan harus bebas dari
gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
Panel dibuat dari pelat baja tebal 2 mm dengan penguat besi. Cat dasar
anti karat dibagian luar dan dalam sebelum cat akhir dengan cat oven
abu-abu. Pintu panel mempunyai kunci dua buah sistem plug in berpegas
diatas dan dibawah dan tuas rata permukaan. MCB dengan arus hubung
singkat untuk group lampu 6 KA untuk group kotak kontak 15 KA. CB terdiri
dari type moulded plastic, tiga phase quick break dengan range minimum
seperti di gambar. Konstruksi panel dan komponen-komponen yang
digunakan untuk panel lampu sesuai yang telah diuraikan di atas.
Semua bagian/plat besi dari peralatan harus di cat dengan cat anti
karat.
3. Pelaksanaan Pemasangan Instalasi
Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa ataupun tidak harus
diusahakan tidak nampak dari luar (tertutup).
1. Umum.
Sistem Penangkal Petir bangunan ini dimaksudkan untuk melindungi
bangunan/peralatan dari kemungkinan adanya sambaran petir.Sistem
Pentanahan Pengaman dalam spesifikasi ini adalah semua usaha untuk
melindungi peralatan dari bahaya akibat adanya tegangan sentuh baik
langsung/tidak langsung.
2. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan terdiri dari : pengadaan bahan dan alat, dalam hal ini
konduktor batang penerima (penangkap petir) penyalur muatan listrik,
penyangga konduktor, pipa instalasi, sambungan-sambungan, elektroda
pembumian dan perlengkapan lain-lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
Kecuali pipa instalasi dan box test semua bahan/alat harus dari bahan yang
sama dengan konduktor.
Adapun lingkup pekerjaan ini sebagai berikut :
pemasangan
pengujian-pengujian
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan.
3. Pemasangan.
Pemasangan harus sesuai petunjuk pada gambar dimana konduktor diletakkan
pada shaft sebagai petunjuk saja. Penyesuaian letak dan cara pemasangan
harus di sesuaikan dengan keadaan lapangan, karena keadaan lokasi
sebenarnya yang kemudian dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Konduktor dan semua alat bantunya harus kokoh secara
listrik maupun mekanik.
4. Persyaratan Teknis.
a. Konduktor.
Konduktor yang akan dipakai sebagai penyalur muatan listrik ke bumi
2. Penyambungan
Dalam menyambung kabel tidak diperbolehkan ada kabel yang telanjang dan
harus memakai konektor yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen, bakelit atau PVC yang diameternya disesuiakan dengan diameter
kabel.
b. Konduit.
Untuk instalasi tanpa ceiling digunakan saluran penghantar (konduit) yang di-klem
pada langit-langit/plat lantai sedang instalasi dengan ceiling gantung konduit
dipasang pada tray atau diklem pada langit-langit/plat lantai. Instalasi diluar
bangunan memakai pipa galvanized dan jika ada belokan-belokan dilengkapi
dengan hand-hole. Konduit dalam bangunan memakai pipa PVC high impact
2. Pengujian
Sebelum dan sesudah dipasang maka dilakukan pengujian sebagai berikut : test
insulasi, test kontinuitas dan test tahanan pengetanahan.
d. Rak Kabel
Rak kabel dari jenis Standard Cable Ladder.
Rak kabel yang digunakan untuk menyangga kabel-kabel instalasi daya dan kabel-
kabel instalasi penerangan. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat
diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi dengan ukuran yang sesuai
(standard pabrik). Semua bagian rak kabel dan penggantungnya harus di cat meni
tahan karat dan di cat finish sesuai dengan proses pabrikasinya. Penggantung rak
kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk
menyangga rak kabel beserta isinya serta harus pula untuk menahan gangguan-
gangguan mekanis lainnya.
1.4. PELAKSANAAN.
a. Persiapan.
Kontraktor harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau bobokan yang
dilakukan pada konstruksi bangunan, yang disebabkan pekerjaan-pekerjaan instalasi
elektrikal. Untuk menghindari sejauh mungkin pekerjaan pembobokan maka semua
inserts, sleeves, receways atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam
tahap pekerjaan konstruksi (Arsitek).
2. "Splice"/Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung
yang bisa dicapai.
Sambungan pada kabel cabang harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara
elektris, dengan cara-cara "Solderless Connector".
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan konektor yang terbuat dari tembaga yang di-isolasi dengan
porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuai-kan dengan
diameter kabel.
3. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk Splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, isolasi tegangan dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan Manufacurer.
Produk yang digunakan "3M" atau setara.
4. Penyambungan Kabel.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan PVC/ Protolen
yang khusus untuk listrik.
Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran selama pengecoran.
Setiap saluran kabel dalam bangunan diletakkan dalam pipa conduit dengan
diameter minimum 5/8 diameter kabel atau di atas kabel ladder. Setiap pencabangan
ataupun pengambilan ke luar harus menggunakan junction box yang sesuai dan
sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction
box.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket/Lock Nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak
ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus di klem ke
bangunan atau rak kabel pada setiap jarak 30 - 50 cm.
6. Pemasangan Kabel Dalam Tanah.
Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan cetakan beton
cor dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.
Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi pipa galvanized.
Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan,
ditutup dengan pasir setebal 15 cm dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan
akhirnya ditutup dengan tanah urug.
Kabinet dengan kabel-kabel "Trought Feeder" harus diatur sedemikian, sehingga ada
saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap
kabinet harus dilengkapi disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem Master
key.
Semua kabinet harus di cat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel board listrik, harus dibuat tahan karat
dengan cara "Electro Galvanized". Selain yang tersebut di atas, harus dilapisi dengan
lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
* Bagian dalam dari box dan pintu.
* Bagian luar dari box yang galvanisir atau cadmium plating tak perlu di cat kalau
seluruhnya terpendam, kalau dipakai Zink Cromate Primer harus di cat dengan cat
bakar.
2. Panel-Panel Distribusi.
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjukkan pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel Distribusi
Utama dari jenis indoor type terbuat dari plat baja (metal clad). Konstruksi harus terbuat
dari rangka baja struktur baku, yang bisa mempertahan-kan strukturnya oleh stress
mekanis pada waktu hubungan singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada
bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvre
untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan
PUIL/LMK/VDE untuk peralatan yang tertutup. Semua material dan tombol transfer
yang dipersyaratan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang
tersembunyi.
3. Plat Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breeker) harus dilengkapi dengan plat nama dan dapat
dibaca dengan mudah dari jarak 2 meter.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus
daya atau alat-alat yang disambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam shop drawings.
4. Bus-Bar/Rel.
Bus-bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapisi dengan lapisan
perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus (150% dari arus beban
terpasang) yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No. 630-
D1D4/PUIL 1987). Semua bus-bar/rel di cat dipegang oleh isolator dengan kuat dan
baik pada kerangka panel.
Semua bus-bar/rel harus di cat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan
pada PUIL. Cat tersebut harus tahan sampai temperature 75 Celcius.
Bus-bar disusun untuk penempatan isolator dengan baik untuk sistem 3 phase 4 kawat
seperti ditujukkan dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang
diisolir terhadap tanah, sebuah bus pentanahan yang selanjutnya di klem dengan kuat
pada frame panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan dari peralatan di
kemudian hari.
5. Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup dengan
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang divernikel
(stainless) dengan ring tembaga.
6. Cadangan Penyambungan Dikemudian Hari.
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya,
untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus-bar, panel
kayu, switch, circuit breaker dan lain-lain.
7. Alat-Alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter
adalah dari type "Moving Iron Vane Type" khusus untuk panel, dengan skala sirkuit,
flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144x144 mm atau
96x96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5% Posisi dari sakalar putar untuk
voltmeter (Voltmeter selector switch) harus ditandai dengan jelas.
8. Transformator Arus.
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standard-
standard VDE. Pemasangan arus kuat dan dapat menahan gaya-gaya mekanis. Trafo
arus untuk ampermeter juga boleh dipergunakan bersama dengan KWH meter, asalkan
ketelitiannya masih baik. Bila tidak baik, maka harus dipergunakan trafo arus khusus.
9. Sekring.
Sekring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Semua sekring dipasang pada sisi
sumber dari suatu peralatan yang dapat dicabut (draw out) atau sisi beban untuk
peralatan-peralatan harus mempunyai kapasitas induksi 100 KA.
Sekring harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan-peralatan yang
dapat dicabut (draw out).
Untuk setiap panel harus disediakan patron sekring cadangan sebanyak sekring yang
ada, yang disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal yang jelas.
10. Kabel-Kabel Pengontrol.
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/bengkel secara lengkap
dengan kanal dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5
mm2 dari type 600 volt, isolasi PVC.
Panel adalah assembling lokal.
11. Pilot Lamp.
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
* Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T.
* Pilot lamp untuk push button on/off, untuk menyatakan sistem telah on atau off.
* Pilot lamp untuk remote control pada panel untuk menyatakan sistem
jalankan/berhenti sesuai yang diinginkan.
Penyediaan dari pilot lamp yang disebutkan di atas merupakan keharusan, biarpun
pada gambar-gambar tidak tertera.
* Warna-warna untuk pilot lamp :
* untuk phase R : warna merah
* untuk phase S : warna kuning
* untuk phase T : warna biru
* untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau dengan saklar,
ataupun dengan "time switch", menyatakan sistem on : warna merah.
* untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau.
e. Pengujian.
Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk mendemonstra-
sikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai terpasang,
memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam spesifikasi
teknis ini.
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakan-nya
dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya Konsultan
Pengawas.
2. INSTALASI GENSET
2.1. Umum
2.1.2. Ketentuan
bahwa pemakaian barang atau perlengkapan yang disebutkan sudah disetujui instansi
yang berwenang untuk itu.
Jika dalam spesifikasi ini disebutkan nama pabrik atau merk sesuatu jenis komponen/
peralatan maka kontraktor harus mengajukan merk tersebut atau merk lain yang setara
dengan merk terdahulu jika terbukti komponen / peralatan tersebut tidak ada dipasang
dan disetujui oleh Pemilik/wakilnya.
Kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini harus memiliki pas instalasi PLN minimum
golongan C yang masih berlaku pada tahun berjalan disamping pas lain yang diperlukan
untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu. Penanggung jawab bidang elektrikal dari
kontraktor pelaksana harus bersertifikat tenaa ahli yang diakui LPJK
4. Peraturan Lain-lain
IEC Standard
NFC Perancis
NEMA USA.
IES Standard.
Testing dilakukan sesuai standard di atas atau yang lain yang disetujui oleh Konsultan
MK Lapangan. Pengujian peralatan yang dimaksud wajib dihadiri oleh Pemberi Tugas
atau yang ditunjuk untuk itu. Kontraktor wajib mengurus perijinan/pengesahan instalasi
dari instansi-instansi yang berwenang yaitu PLN, Pihak Bandara, atau Badan
Keselamatan Kerja setempat.
Masa garansi Genset adalah satu tahun. Selama dalam masa garansi kontraktor harus
memberikan training lokal pada 3 orang operator pemilik/pegawai untuk setiap bagian
peralatan dan sistem sampai mereka sendiri mampu untuk mengoperasikan peralatan
tersebut.
Penyerahan surat jaminan oleh Kontraktor disertai dengan gambar sistem dan instalasi
terpasang.
7. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar yang ada menunjukkan sistem dari pekerjaan, juga menunjukkan tata
letak dari peralatan seperti panel-panel, kabel, atau peralatan-peralatan lainnya.
Seandainya kontraktor menemukan kejanggalan atau kesalahan ataupun perubahan
peletakan peralatan karena kondisi lapangan maka kontraktor wajib memberitahukannya
kepada Konsultan MK secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan sebelum
pelaksanaan di lapangan.
8. Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Pemborong
maka Pemberi Tugas dijamin dan dibebaskan segala macam tuntutan Yuridis atau
tuntutan lainnya.
2.1.3. Penyerahan
a. Petunjuk Pemeliharaan
b. Suku Cadang
Semua suku cadang yang diperlukan suatu peralatan harus dapat diperoleh dalam
waktu kurang dari 8 jam dan dijamin keberadaannya secara kontinyu.
2. Daftar Material
Pada waktu pengajuan peralatan yang akan digunakan maka kontraktor harus
melampirkan "Daftar Material" yang lebih terinci dari semua komponen peralatan yang
akan dipasang. Harus disebut pabrik, merek, type yang disertai brosur atau katalog
dengan data spesifikasi yang jelas dan telah diberi tanda.
Detail-detail pemasangan
Dan lain-lain yang diminta MK/Konsultan MK lapangan, serta usulan/ perubahan dari
rencana yang diminta dalam dokumen ini.
1. Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan
peralatan sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam
keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.
3. Dalam hal terjadi kerusakkan, kontraktor diminta untuk segera melakukan upaya
perbaikan atau penggantian yang diperlukan dengan persetujuan dari MK tanpa
tambahan biaya.
a. Semua daya listrik dalam keadaan normal dipasok dari jaringan PLN/jaringan
Bandara.
b. Sekiranya terjadi gangguan di jaringan PLN/Trafo sehingga daya tidak dapat dipasok
dari sumber PLN maka untuk mengatasi hal ini digunakan generator set.
c. Jika terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka secara manual suplai daya listrik
lantai tersebut harus diputus
4. Sistem Proteksi
Sistem proteksi direncanakan untuk kelebihan beban dan hubung singkat untuk panel
control genset(PKG) Semua bagian metal dari peralatan harus di tanahkan dan untuk
pentanahan pengaman digunakan sistem Pentanahan Netral Pengaman (PNP).
5. Pembumian Netral
Pembumian titik netral generator harus terpisah dan langsung. Pembumian netral
generator harus terpisah dengan pentanahan pengaman maupun peralatan lainnya.
2.2. Produk/Bahan
a) Genset dimaksudkan untuk berfungsi sebagai sumber tenaga listrik cadangan jika listrik
dari PLN/Bandara mati. Genset harus dapat start dan stop secara automatis. Sistem ini
dilengkapi "Panel Kontrol Genset Standby Unit Generating Set". Jika oleh suatu sebab
Genset gagal start, start harus bisa diulangi secara otomatis sampai tiga kali. Jika tidak
juga berhasil, sistem start tidak bekerja, alarm berbunyi dan menyalakan lampu signal
"gagal start" dan Genset perlu diperiksa kegagalannya. Genset harus dilengkapi dengan
sistem start secara manual dengan memindah selector switch ke posisi manual, baru
generator di-start dengan push button. Jika sumber listrik dari PLN telah bekerja kembali,
pergantian pembebanan dari Genset ke PLN harus diberi tenggang waktu atau time delay
antara 1 sampai 5 menit dengan system pengaturan off sesuai program system
2. SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah pengawasan dan koordinasi Tenaga Ahli yang
telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi listrik dan pengujiannya,
khususnya yang mendapat rekomendasi dari pabrik mesin Genset yang dipakai.
2.2. Peralatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian yang
diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut persyaratan yang diminta
oleh Kontrak maupun oleh Peraturan yang berlaku.
Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standard:
Berdasarkan gambar rencana dan petunjuk pemasangan dari pabrik peralatan yang telah
disetujui, Kontraktor diminta untuk membuat dan menyerahkan Shop Drawing kepada
Konsultan MK guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya, yang antara lain
menunjukkan :
Detail perletakan dan pemasangan mesin & penunjangnya (peredam getaran, suara dan
instalasi bahan bakar serta instalasi lain yang ada dalam ruang tersebut).
Penyerahan ini harus dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini dimulai.
Disamping Shop Drawing, Kontraktor juga harus menyerahkan Daftar peralatan dari seluruh
instalasi Gen-Set ini.
Mesin Genset yang akan dipasang harus dilengkapi dengan Sertifikat Uji dari Pabrik dan
harus diserahkan kepada Konsultan MK sebelum pemasangan.
3.4. Garansi.
Sertifikat test dari pabrik, brosur teknis Genset, surat garansi, sertifikat dari Depnaker,
as built drawing, buku manual pengoperasian/perawatan
Berita acara pengetesan uji coba sistem di lapangan.
Berita acara telah melatih tenaga operator (pernyataan dari operator bahwa mereka
telah mampu mengoperasikan Genset ini).
3.7. Pembersihan.
Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi.
Semua sisa bahan dan sampah yang ada harus diangkut dari site.
Pada penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan
meninggalkannya dalam keadaan rapih dan bersih.
4. PENGAMANAN PEKERJAAN.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, peralatan utama seperti mesin Gen-Set, panel-panel
dan lain-lainnya diangkut dan diangkat dengan peralatan dan metode yang memadai baik
kapasitas maupun jumlahnya. Pengangkutan dan pengangkatan harus dilakukan dan
diawasi oleh tenaga ahli yang telah ber-pengalaman di dalam teknik-teknik pengangkatan
dan pengangkutan serta harus dilaksanakan dengan aman dan cermat.
4.2. Perlindungan.
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaanya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan peralatan
sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap terhadap cuaca dan dijaga
selalu dalam keadaan bersih. Selain dari hasil pekerjaannya, Kontraktor juga harus
melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau
terganggu oleh akibat kegiatan pelaksanaannya.
4.3. Penggantian.
Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor diminta untuk segera melakukan upaya perbaikan
dan penggantian yang diperlukan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan dengan tanpa tambahan biaya kepada Pemberi Tugas.
5. PRODUK/BAHAN.
5.1. Mesin Diesel.
1) Peralatan Utama.
Mesin Diesel yang dipakai adalah mesin khusus untuk dapat dikoupling dengan
generator, mempunyai system Energy Management System(EMS) dan dalam keadaan
baru, mempunyai sertifikat lulus test dari pabrik serta dengan ketentuan teknis sebagai
berikut :
1500 rpm.
Bahan bakar minyak diesel dengan nilai octane 40 sesuai dengan DIN 51601.
2) Peralatan Bantu.
3) Alat Ukur.
Pengukur tekanan minyak pelumas pada inlet saringan maupun pada outlet
sarangan.
4) Alat Pengaman.
Mesin harus mempunyai alat pengaman, dapat menghentikan mesin atau memberi
peringatan jika terjadi kelainan sebagai berikut :
5) Ketentuan Lain.
Sistem catu (distribusi) bahan bakar harus dilengkapi dengan pompa injeksi jenis
monoblock, yang elemen-elemennya harus mudah diganti dan dengan kontrol
overflow.
Governor mampu diatur secara isochronous dari beban nol sampai beban penuh
5.2. Generator
Generator yang dipakai harus dalam keadaan baru, mempunyai sertifikat lulus test dari
pabrik, dan dengan ketentuan teknis sebagai berikut :
Single bearing,
Brushless,
Ventilasi sendiri,
Moisture proof,
Perubahan tegangan maksimal 1% dan tidak tergantung pada perubahan beban, power
factor, temperature, dan perubahan kecepatan.
Generator cocok untuk dikopel dengan mesin diesel yang dipakai, di atas satu steel
base frame,
1) Tombol-tombol Operasi.
start manual,
stop manual,
alarm "Off",
reset,
lamp test.
2) Lampu Isyarat.
Pada panel minimal harus terdapat lampu-lampu isyarat (signal lamp) sbb. :
start,
start gagal,
gagal parallel
masih jalan,
supervisi jalan,
temperature tinggi,
beban lebih.
1) Battery charger harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mengisi accu yang
digunakan untuk starter dan untuk catu (distribusi) daya sirkit kontrol.
2) Accu paling sedikit berkapasitas 200 AH, dapat terdiri lebih dari 1 buah, ditempatkan di
dalam rak dari metal. Pada alas accu harus diberi bahan timah atau bahan lain yang
tahan asam untuk menampung tumpahan air accu.
5.5. Tangki Harian.
2) Dari drain harus disambung pipa menuju selokan pembuangan yang terdekat. Dari
overflow harus ada sambungan pipa menuju lokasi tempat pengisian bahan bakar.
3) Tangki harian setelah ditest dan tidak terdapat kebocoran harus diisi penuh (2 x 10000
liter).
4) Dari drain harus disambung pipa menuju selokan pembuangan yang terdekat. Dari
overflow harus ada sambungan pipa menuju lokasi tempat pengisian bahan bakar.
5) Tangki mingguan setelah ditest dan tidak terdapat kebocoran harus diisi penuh (20.000
liter).
Pompa itu jenis motor listrik & pompa manual yang digerakkan dengan engkol. Dipasang
mati pada tembok, lubang hisap disambung dengan pipa flexible, sedangkan sisi tekan
disambung dengan pipa permanen yang menuju ke tangki harian.
5.8. Pentanahan.
1) Pentanahan titik netral harus dipisah dengan pentanahan pengaman sistem listrik. Nilai
maksimum diperbolehkan adalah 0,5 ohm, diukur pada waktu keadaan kering. Yang
dimaksud kering ialah jika selama 3 hari berturut-turut tidak ada hujan.
2) Pentanahan pengaman (untuk body) dapat disambungkan dengan pentanahan
pengaman sistem listrik.
6. PELAKSANAAN LAPANGAN.
6.1. Pemasangan dan Penyetelan.
a. Pondasi dan Blok Inersia.
Pondasi Mesin (existing) untuk itu Kontraktor harus memberikan data teknis ukuran
pondasi dan berat mesin yang akan dipasang, serta data teknis getaran yang
diakibatkan oleh beroperasinya mesin- tersebut melalui Konsultan MK.
Spring Vibration damper dibuat oleh Kontraktor guna dapat mengimbangi getaran
mesin yang terpasang, termasuk di dalamnya pemasangan angkur-angkur yang
dibutuhkan guna pemasangan/pengikatan mesin pada kedudukannya.
grouting yang baik dan yang disetujui. Peredam getaran mesin harus sudah merupakan
kesatuan dari mesin. Jika digunakan peredam lain, peredam harus merupakan peralatan
yang direkomendasi oleh pabrik dari mesin yang dipasang.
Test Genset.
Pada test dilapangan digunakan beban yang ada, Kontraktor harus dapat mengatur
setahap demi setahap dengan beban 25%, 50%, 75%, 100%, 110% berturut-turut selama
10 menit, 20 menit, 30 menit dan 30 menit.
Berdasarkan hasil test di atas Kontraktor harus mengeset relay-relay, dan membuat
prosedur cara operasi, yang dimaksudkan di dalam buku petunjuk operasi.
6.3. Pelatihan
Sebelum penyerahan kedua, Pemborong harus telah mengadakan pendidikan dan latihan
selama periode tertentu kepada 3 (tiga) orang calon operator yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books, dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
b. Ketentuan
1. Kualifikasi Tenaga.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah pengawasan dan koordinasi Tenaga Ahli
yang telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi listrik dan
pengujian.
2. Peralatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian yang
diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut persyaratan yang
diminta oleh Kontrak maupun Peraturan yang berlaku.
3. Standard dan Referensi.
Standard dan referensi yang digunakan disini adalah :
Standar ICAO
Standar Nasional Indonesia, SNI-0225-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL-2011)
Standar Nasional Indonesia, SNI-04-3593-1994 tentang Instalasi Listrik Untuk
Bangunan (khususnya bagian 2 : prinsip dasar)
Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6197-2000 tentang Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perencanaan
Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan
Gedung.
Standar Nasional Indonesia, SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada
Bangunan Gedung.
Standar dan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku khusus
Pada Operator Pennyedia Listrik Setempat.
● Standar Nasional Indonesia, SNI-04-7018-2004 tentang sistema pasokan daya
listrik darurat dan siaga
4. Pengujian.
Sebelum pengoperasian lampu-lampu, Kontraktor harus melakukan pengujian/
pengetesan terhadap lampu dan instalasinya untuk membuktikan bahwa pekerjaan
tersebut adalah baik dan dapat diterima untuk dioperasikan sesuai fungsinya.
Testing dilakukan sesuai standard dan peraturan yang berlaku dan wajib dihadiri oleh
Pemberi Tugas atau Wakilnya, serta hasil pengetesan harus dibuat dalam bentuk
laporan untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh, katalog,
shop drawing guna persetujuan pemakaian dan pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.
d. Pengamanan Pekerjaan
1. Perlindungan.
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasang. Semua bahan dan peralatan sebelum dan
sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam
keadaan bersih. Semua pipa pelindung kabel dalam tanah yang menembus keluar
dinding pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat pada ujung-ujung dengan
sealant untuk mencegah masuknya air tanah. Selain dari hasil pekerjaannya, kontraktor
juga harus melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan yang mungkin
terpengaruh atau tergantung oleh akibat kegiatan pelaksanaannya.
2. Penggantian.
Jika terjadi kerusakkan, sebelum serah terima pertama pekerjaan, Kontraktor harus
melakukan upaya perbaikan dan penggantian dengan tanpa tambahan biaya.
e. Uraian Sistem.
Dasar dari perencanaan penerangan dan Stop Kontak terutama mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
Sumber daya untuk semua lampu dalam keadaan normal 100% diperoleh dari PLN atau
Genset, sedang jika terjadi kebakaran maka sebagian lampu tetap menyala dengan
sumber daya menggunakan Batterai yang dilengkapi Changer.
3.2. Produk/bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/penghantar harus baru dan jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Kabel, instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti.
Fasa -1 : merah
Fasa -2 : kuning
Fasa -3 : hitam
Netral : biru
Tanah (Ground) : hijau - kuning (strip).
2. Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa PVC high impact dan diameter
minimum 3/4"
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya, harus menggunakan
jenis dari merk yang sama.
Pipa flexible dari PVC harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(junction box) dan armatur lampu.
3. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacture.
Stop kontak dinding/kolom dan outlet lantai harus satu type untuk pemasangan rata
finishing dengan rating 250 Volt, 10 Ampere dan mempunyai terminal phase, metal
dan pentanahan.
3. Sakalar Dinding.
Sakalar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding tipe rocker, dengan rating 250
Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple gangs (Grid Switches).
1. TL – LED Batten :
Pemasangan outbow
Body : Steel, white pouder coating.
Penutup : Polycarbonate, Opal..
Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
Koponen : TL LED 39, @ 4630 lumens, efficasi = 118 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light
2. TL LED Recessed :
Pemasangan outbow
Body : Steel, white pouder coating.
Penutup : Polycarbonate, Opal..
Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
Koponen : TL LED 39, @ 4630 lumens, efficasi = 118 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light
Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
Koponen : TL LED 2x24, @ 2050 lumens, efficasi = 85 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light
4. Lampu Downlight.
Rumah dari lembaran aluminium die cast, dengan tebal minimum 0,9 mm
Armature dilengkapi dengan reflektor alluminium.
- Reflector : Specular AlReflector & White Reflector.
LED 10 watt., @ 1000 lumen.
5. Lampu Downlight.
Rumah dari lembaran aluminium die cast, dengan tebal minimum 0,9 mm
Armature dilengkapi dengan reflektor alluminium.
- Reflector : Specular AlReflector & White Reflector.
LED 20 watt., @ 2000 lumen.
6. Lampu Sorot dalam (Spot)
Armature terbuat dari bahan nano coated alluminium berbentuk silinder.
Standard Hook Bracket.
Armature dipasang Indoor.
Lampu yang dipakai adalah jenis LED 100 watt
Bila PLN/Genset mati, lampu emergency tetap menyala (tanpa terputus) yang
dioperasikan oleh sumber daya batterai (maintained type).
Bila PLN/Genset hidup batterai harus diisi kembali dan semua operasi tersebut di
atas harus dapat bekerja secara otomatis.
Batterai yang dipakai adalah dry cell nickel cadmium dan harus dapat menampung
operasi selama minimal 2 jam, kapasitas batterai disesuaikan dengan jenis lampu
yang dipasang.
Tegangan input adalah 220 Volt, lebih kurang 10% 50 Hz, 1 phase, dilengkapi
dengan indikator LED dan peralatan push to check batterai.
Charger harus dapat bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN/ Genset.
Inverter harus tidak bekerja selama lampu dinyalakan dari sumber PLN/ Genset.
Untuk lampu orientasi dipakai jenis TL LED 2x25 watt lopal acrylic lengkap dengan
batterai dan charger.
Untuk lampu exit dipakai jenis TL LED 2x5 watt maintained lengkap dengan batterai
charger.
3.3. Pelaksanaan.
a. Persiapan.
Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau bobokan yang
dilakukan pada Konstruksi bangunan, yang disebabkan pekerjaan instalasi penerangan/
stop kontak.
Untuk menghindari sejauh mungkin pekerjaan pembobokan maka semua inserts,
sleeves, receways atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam tahap
pekerjaan kontruksi atau finishing.
b. Instalasi dan Pemasangan Kabel.
1. Pemakaian Kabel.
Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan luas penampang lebih kecil dari 2,5
2. "Splice"/Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
group maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet kotak-kotak penghubung yang
bisa dicapai.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara elektris,
dengan cara-cara "Solderless Connector".
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
3. Penyambungan Kabel.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal maksimal 2,5 mm.
Seluruh kabel penerangan, lebih dari empat jalur harus diletakkan pada cable ladder.
Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
Ujung pipa yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
socket/lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2
m, harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm serta ditanahkan.
Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan cetakan beton
cor dan diberi pasir sekeliling kabel (atas, bawah) setebal minimum 5 cm, cetakan
beton kemudian diurug dengan tanah sesuai standard PLN (SPLN).
Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilindungi dengan pipa
galvanized.
Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya.
2. Stop Kontak.
Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earting contact dengan rating 10
A/250 V AC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 harus diberi
saluran ke tanah (grounding).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah jadi atau sesuai gambar interior maupun petunjuk Direksi
Lapangan.
d. Pemasangan Armature.
Lampu dan armature dipasang pada jalur/lokasi seperti di dalam gambar dan dilaksanakan
dengan aturan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik-nya.
Untuk itu perlu dipersiapkan struktur/tempat kedudukannya sesuai dengan rekomendasi
dari pabriknya, serta koordinasi dengan pekerjaan lain yang sehubungan/berkaitan erat
dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Pengujian.
Pengujian dilaksanakan pada tahap dimana material/peralatan dipasang dalam satu
rangkaian dan pada tahap dimana instalasi telah terpasang, baik per bagian atau secara
keseluruhan.
PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN ELEKTRONIKA BANDARA
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, penyesuaian dengan instalasi existing,
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar
terinstalasi (as built-drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan
petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas
tidak akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan dan batasan-batasan
pekerjaan terkait dengan area exsisting yang tetap dipertahankan dan area
pengembangan (review) untuk keperluan terintegrasinya sistim ( khususnya existing )
pengangkutan peralatan utama elektronika bandara sampai ke ruang kontrol. Klaim kerja
tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi system keseluruhan, jika ternyata peralatan /
instalasi tersebut tidak perlu diadakan atau existing maka spesifikasi tersebut dapat
diabaikan.
3.3. Telepon
1. Pengadaan, pemasangan, integrase dengan peralatan existing dan pengujian sistem,
lengkap dengan segala fasilitas yang dispesifikasikan yang ditempatkan di ruang
server lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian outlet telepon berikut hand setnya
3. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
4. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
5. Membuat shop drawing dan as built drawing
6. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan
3.9. IPTV
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral IPTV, lengkap dengan
segala fasilitas yang dispesifikasikan yang dipasang di Ruang Server lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian IP TV.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengabelan dari Peralatan Utama
hingga ke point outlet
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
6. Membuat as built drawing
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Main Equipment
2.1. Main Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
A. MCPFA harus memiliki fasilitas sebagai berikut :
MCPFA harus dilengkapi dengan visual indicator melalui LED maupun melalui display.
Apabila komunikasi data antara MCPFA dan line detector terputus, secara serentak
visual indicator akan nyala dan timbul tone alert.
Di samping itu MCP-FA juga harus memiliki kemampuan:
Stand - alone control unit
Merupakan suatu control unit yang berdiri sendiri sepenuhnya dengan dilengkapi
sumber daya emergency.
Sistem MCP-FA harus bersifat modular yang dapat dikembangkan dari kapasitas
minimum hingga maksimum kapasitasnya yang diperbolehkan sesuai standard
masing-masing produk.
d. Sistem Telepon
Mengirim alarm dan mengumumkan dalam keadaan kebakaran kepada Dinas
Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) melalui PABX (hanya berupa fasilitas auto
dial).
2.3. Battery
Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan untuk MCP-FA dan
transponder agar bila sewaktu-waktu supply listrik utama PLN/Genset mati, sistem alarm
masih berfungsi dengan baik.
Jenis yang digunakan harus jenis rechargeable type Sealed Lead Acid Battery (24 Vdc).
Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 Vdc) dengan kapasitas
kebutuhan (ampere-hour) yang disesuaikan, sehingga battery ini sanggup memberikan
supply secara normal dan terus menerus kepada sistem selama minimum 24 (dua puluh
empat) jam dan diikuti dalam keadaan general alarm 4 jam.
2.4. Charging
Sistem harus dilengkapi dengan battery charger (Pengisi Battery) yang dengan otomatis
mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan tegangan battery (Refresh)
bilamana battery tidak terpakai. Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating
battery yang digunakan.
2.6. Capacity
Mempunyai kapasitas pengoperasian darurat selama 4 jam.
A. Smoke Detectors
Diameter : 6 inch
Sound level : 85 dB at/3m
Operating voltage : 24 VDC
Catatan:
Kontraktor dapat menawarkan masing-masing untuk alarm lamp (strobe) dan alarm bell
secara terpisah atau dapat pula langsung menawarkan alarm bell (strobe) yang lengkap
dengan horn.
Setiap lantai harus dilengkapi dengan minimum satu rangkaian independent bell dan
masing-masing harus programmable pada control unit untuk mengaktifkan individual bell
circuit dengan berdasarkan lantai atau general alarm.
3.7. Cabling
Kabel instalasi Fire Alarm yang dipakai adalah sebagai berikut :
A. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi addressable detektor/Addressable modul
Monitoring/ addressable kontrol/Addressable manual break glass menuju MCPFA
menggunakan kabel dengan jenis twisted shielded tipe AWG – 18 Flame Resistant
Cable.
E. Kabel yang dipergunakan untuk interkoneksi dengan sistem lain adalah fire resistant
cable yang memiliki daya tahan minimum 3 jam terhadap api yang memiliki suhu 300
o
C sampai dengan 750 oC.
3.9. Conduit
Semua kabel harus dipasang di dalam PVC high impact, dengan dimensi yang cukup
sedemikian sehingga sisa rongga konduit sekitar 40% untuk ventilasi.
Apabila terjadi satu kejadian, FMS akan menampilkan tipe dan lokasi pastinya sumber
signal tersebut dalam bentuk grafik CAD. Fungsi utama FMS adalah
perencanaan/pengaturan setiap kejadian, mengaktifkan dan memonitor fungsi system dan
fungsi laporan. Karena itu ketika ada suatu kejadian, tim pemadam kebakaran atau
personel yang terkait harus dapat menentukan macam keadaan bahaya yang terjadi yang
diikuti dengan tindakan yang harus diambil. FMS harus memiliki aturan yang sederhana
dan mudah dipahami oleh operator yang dapat memberikan arahan kepada operator
selama terjadi aktivitas bahaya.
Fungsi
Software grafis tersebut harus memiliki kemampuan untuk dapat menampilkan display
kapanpun bila dikehendaki. Operator dapat menghentikan buzzer atau pesan suara
dengan tombol tertentu. Pengaturan setiap kejadian harus dalam daftar yang baik dalam
format urutan dari atas ke bawah dan diberi kode warna sehingga tingkat bahaya dapat
diterjemahkan dengan baik. Untuk mencegah dari serangan virus, direkomendasikan
dilengkapi dengan suatu antivirus versi terakhir.
Data Teknis
Personal Computer yang digunakan untuk FMS ini minimal memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
Processor : Intel Core i7, 3.40 GHz
Hard disk : 1 TB
Memory RAM : 8 GB
Power Supply : 220 V +/-10, 50 Hz
Disk Storage : CD/DVD ROM c/w internal modem
Ethernet Card : 1.024 GB
Display unit : LCD 32”.
Control system : Keyboard & Mouse
Port : Com (2), LPT (1), USB (1)
B. Alarm bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di
luar hydrant box maka dipasang pada jarak + 0,5 m di bawah plafond atau
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
D. Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari detector.
E. Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan max
1 ohm.
F. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load dari
genset.
B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan saddle klem.
C. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.
ohm.
D. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids), ungu (master clock) dan
merah muda (MATV)
B. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar
berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum
150 cm.
C. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian
rupa sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
D. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, di mana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
Tangga kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik
(Untuk instalasi : Fire Alarm, Public Address System (Sound System), Telepon
(PABX), Kabel Data, Security, BAS, Master Clock, FIDS, MATV), dimana masing –
masing sistim dipasang dalam konduilt sbb : warna merah ( fire alarm ), hitam ( tata
suara ), biru ( telepon ), hijau ( data ), kuning ( security ), Coklat ( BAS ), Orange (
FIDS), dan ungu ( clock )
E. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
G. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 30 cm.
6. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan
sertifikat pemasangan yang baik dari instansi berwenang.
B. Pengujian terhadap tahan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan sesuai
dengan PUIL 2011.
7. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material
1.2. Kabel
Kabel-kabel distribusi untuk ke JB-SS yang dipakai adalah jenis FRC 2 x 1,5 mm2 dengan
jumlah kawat seperti yang tertera pada gambar rencana. Kabel-kabel ke masing-masing
ceiling speaker dari JB-SS yang dipakai adalah jenis NYMHY 3 x 1,5 mm2 dan terletak di
dalam konduit. Kabel ke jack mikropon menggunakan two wire shielded (screned) 2 x 0,6
mm.
1.4. Emergency Sirene Generator & Pre Recorder Evacuation Message (Emergency
Control Panel)
1. Output Frequency 400/750 Hz
2. Level 100 mv
3. Indicator : red lamp.
4. Bahasa : Indonesia & Inggris
C. Program suara/audio disatu area dimungkinkan tidak dapat mengganggu area lainnya.
D. Program suara/audio disatu area dapat diinterup oleh signal chime, pre recorded
message atau informasi yang disampaikan melalui paging.
F. Sistem harus dapat diintegrasikan dengan sistem Flight Information Display System
(FIDS) Bandara
I. Program perubahan audio dari satu zone ke zone lain dapat dilakukan di PC yang
memiliki program software.
J. Sistem harus memiliki warning display yang terdiri atas warning, error, caution,
emergency dan false.
L. Sistem melalui LCD display dapat memonitor Audio input dan output, mengontrol input
operation dan output operation.
N. Sistem harus dilengkapi dengan Digital Voice Announcing System (Pre Record)
DVD/MP3/CD Player
Supported Disc : DVD/DVD-RW/VCD/CD/CD-RW
Progressive Scan : Yes, Video DAC 12 bit/108 MHz
Video : PAL/NTSC
Audio : DAC 192 KHz/16 bit
Signal to noise ratio : 83 dB
Interface : Composite video, component, L/R Audio
Size (W x H x D) : 430 x 43 x 205.7mm
Control Output
Power Source : 24V DC
Current Consumption : < 0.29A (when operated on 24V DC)
SX LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Contact output : 32 output
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)
LANNetwork : I/F1 10 BASE-T/100 BASE-TX circuit
1.6.2. Processor
1.6.2.1. Mixer / Matrix / System manager
1.6.2.2. System Manager
Power Source : 24V DC, Two power inputs construction
enables dual- redundant power supply
Current Consumption : <0.8A (when operated on 24V DC)
SX LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Matrix System : SpecificationBus: 16Audio input: Max. 64 ch,
Audio output : Max. 256 zones
Contact input : Max. 1416
Contact output : Max. 1416
1.6.3. Output
1.6.3.1. Speaker
a. Ceiling Speaker
2 Way Ceiling Mount Speaker
Speaker component : 5” (12cm)
Impedance : 100V line (6W, 3W, 1W)
Sound Pressure Level : 90 dB
b. Box speaker
2-Way Universal Wall Box Speaker
Speaker component : 12cm cone type speaker
2.5cm dome tweeter
Impedance : 100V line (30W, 15W, 5W)
Sound Pressure Level : 91 dB
Frequency Response : 70 – 20.000 Hz
Dimension (WxHxD) : 196 x 290 x 150mm
c. Wall speaker
2 Way Wall Speaker
Impedance : 100V line (15W, 10W, 5W)
Sound Pressure Level : 89 dB
Frequency Response : 100 – 20.000 Hz
Dimension (WxHxD) : 295 x 318 x 129 (WxHxD)
A. Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
digrounding dengan tahanan maksimal 0.5 ohm.
Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak 3 buah pada setiap jarak 75 cm. Konduit harus
diklem ke struktur bangunan dengan saddle klem.
E. Pipa instalasi
Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)
3. Pengujian
Semua peralatan dalam Sistem Tata Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sound level meter.
4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material
C. SISTEM TELEPON
1 (satu) set Billing System untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengguna telepon
dengan
kemampuan melakukan charging antar tenant.
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Intel Core i5, 3,2 GHz
- Ethernet Card
- LCD 21”"
- Hard disk 1.3TB
- CD/DVD-WRoom 52 X
- RAM 4 GB
- Sound Card & Speaker
- VGA Card Riva TNT 1GB/ Setara
- Mother Boards ASUS / Setara
- Software Billing System
- Software IP PABX
1 (satu) set printer untuk mencetak hasil OA & M dan billing.
1 (satu) set modem untuk OA & M pemeliharaan jarak jauh.
1 (satu) set MDF (Main Distribution Frame) dengan kapasitas sekurangnya 2 kali
(untuk koneksi paralel ke sisi jaringan dan ke peralatan PABX) kapasitas kabinet
yang terpasang.
1 (satu) set arrester untuk 112 port trunk analog.
1 (satu) set termination (punch down) tool untuk perawatan perkabelan di MDF.
1 (satu) set battery backup untuk memberikan cadangan daya PABX dengan
kapasitas sekurangnya 2 jam.
1 (satu) set UPS untuk memberikan cadangan daya terminal maintenance, printer
dan modem OA & M, dengan kapasitas sekurangnya ½ jam.
1 (satu) set CD Player untuk music on hold
D. PABX yang ditawarkan harus mampu memberikan solusi yang tepat terhadap
kebutuhan akan kapasitas dan fungsi/fasilitas, disamping persyaratan antara lain:
Kemudahan perangkat keras (hardware):
Harus mudah dan efisien dalam melakukan service dan pemeliharaan, serta
kemudahan dalam penyediaan suku cadang, sehinga dapat dicapai kecepatan
dan ketepatan service serta pemeliharan dengan biaya yang lebih hemat.
B. Berbasis Open OS (Operating System) seperti Linux, dan harus hardened pada
sistem, tidak rentan terhadap virus dan gangguan lain (bukan sistem operasi
Windows).
D. Rancangan PABX bersifat modular dalam arti dapat dikembangkan dengan mudah
dari kapasitas awal menjadi kapasitas yang diinginkan, Penambahan jumlah
pesawat extension, Trunk line serta fitur-fitur dapat dikembangkan tanpa
mengganggu sistem.
E. Slot-slot pada cabinet PABX bersifat universal yang tidak membatasi jenis-jenis modul
tertentu di tempat-tempat tertentu.
I. Memiliki Auto Attendance yang terintegrasi dengan sistem IP PBX dan mampu
menerima minimal 80 call simultan. Greeting dapat diubah lewat LAN (WAV).
L. Modul-modulnya memiliki sirkit pelindung terhadap petir dan tegangan kejut, tegangan
220 V rms, pelindung terhadap tegangan lebih serta pelindung terhadap panas.
M. Saluran TELKOM dapat berpindah secara otomatis ke saluran cabang yang telah
ditentukan, bila aliran tenaga listrik maupun baterai tidak bekerja/mati.
N. Memiliki kemampuan untuk dihubungkan dengan alarm eksternal baik berupa lampu
atau bel/buzzer untuk memberitahukan apabila terjadi kerusakan sistem atau night
answering.
P. Dapat dihubungkan dengan saluran TELKOM analog maupun saluran TELKOM digital
(ISDN) sesuai dengan standard CCITT (Consultative Committee on International
Telegraphy and Telephony) untuk primary access (30 B+ D).
Q. Memiliki fungsi dan fasilitas yang diperlukan untuk komunikasi suara, komunikasi data
(data switching), dan memiliki kemampuan dihubungkan sebagai jaringan (networking)
baik secara star mesh atau kombinasi keduanya.
R. Mempunyai interface untuk dapat dihubungkan dengan media transmisi yang khusus
menggunakan jasa satelit.
O. Sistem Encription yang ada harus terintegrasi dan sudah merupakan features yang
ada dari IP-Telephony Sistem, dan mencakup baik untuk pembicaraan
(conversation) maupun signaling encryption, dan merujuk (comply) pada standard
AES (Advanced Encryption Standard) 128 bit dan H.248 Link Encription, termasuk
SSL-SSH untuk telnet.
P. Support Multi Codec : G.711, G.729a, G.729ab, G.723.1, T.38
Q. Meet Me Conference, dapat dikembangkan sampai 300 participants/ conference,
mempunyai fitur advance seperti selective drop dan remote mute
1.4.2. Feature
A. Dialling, dengan nomor yang disingkat dari beberapa digit menjadi kode yang mudah
dihafal.
B. Call Forwarding. Panggilan dapat dibelokkan ke terminal lain apabila tidak dijawab,
sibuk atau absen dari group.
C. Bila panggilan data lebih dari satu maka panggilan-panggilan tersebut akan antri (call
queueing).
D. Compatibility check. Untuk komunikasi data dibutuhkan checking yang benar, apakah
terminal A dapat menghubungi (compatible) dengan terminal B.
E. Group Hunting.
F. Untuk komunikasi data keluar sistem (ke Telkom) dibutuhkan modem poolling untuk
menghemat jumlah modem yang digunakan cukup dengan beberapa modem yang
dapat dibuatkan secara sharing dengan jalan memutar nomor modem yang
dikehendaki atau cukup nomor group modem.
G. Jalur antara data dan voice harus dipisahkan.
H. Sistem yang ditawarkan harus bisa dihubungkan dengan telephone yang
menggunakan simultaneous voice dan data pada satu pair cable (2B+D).
I. Program sofware X21 harus bisa dihubungkan dengan sistem.
J. Untuk memenuhi kebutuhan security pemindahan data dari access yang tidak
diinginkan (tindakan yang bersifat kriminal) untuk mengakses terminal dari terminal
lain, sistem harus dapat memberikan kemampuan sehingga dengan atau tanpa
tambahan alat yang diperlukan:
Direct access dengan password
Access + password dengan prosedur pemanggilan kembali (call back) ke suatu
titik yang ditentukan sebelumnya.
Access + password disertai prosedur pemanggilan kembali ke suatu titik tertentu
oleh system dan diikuti password kedua oleh pengakses.
K. Distinctive Ringing :
Dering pesawat telepon harus berbeda untuk panggilan intern atau extern.
A. Tombol :
Untuk menangani panggilan dan untuk membantu terlaksananya hubungan.
B. Indikator :
Untuk memberikan informasi panggilan, hasil pemutaran nomor, status dan alarm.
D. Display :
Untuk menunjukkan nomor extension trunk group, serta penyambungan nomor
saluran, jumlah meter dan pulsa selama pembicaraan dan lama pembicaraan yang
sebenarnya.
2. Fasilitas
A. Mempunyai fasilitas directory untuk lebih dari 100 nama.
G. Individual Monitoring :
Operator dapat menandai panggilan satu persatu agar dapat memberi perhatian segera
kepada panggilan tersebut, apabila panggilan itu kembali kepada operator untuk
penanganan selanjutnya.
H. Number Display :
Operator console dilengkapi dengan display nomor.
Display ini menunjukkan identitas dari pihak yang bersangkutan (baik extension internal
nomor trunk line dan nomor dari pihak luar yang dihubungi) yang berhubungan dengan
operator.
I. Pilot Buzzer :
Apabila bantuan operator diperlukan dan operator tidak sedang menangani panggilan,
buzzer akan berbunyi dengan ritme yang telah ditentukan.
L. Congestion Indicator :
Indicator akan menunjukkan bahwa sehubungan tidak dapat masuk atau seluruh saluran
terpakai.
Q. On Hold Delay :
Setelah operator selesai menjawab suatu panggilan luar diberikan waktu 5 detik oleh
system kepada pemanggil sebelum operator dapat memutuskan hubungan.
Hal ini dapat akan menghindarkan penggunaan panggilan yang terlampau cepat oleh
operator sehingga pihak pemanggil tidak sempat berkomunikasi dengan cukup baik
dengan operator.
Selama day Service semua telepon masuk/keluar dikerjakan oleh 1 operator. Bila
operator yang bertugas terakhir mengaktifkan night service dari operator console,
fasilitas “night service” akan berfungsi secara otomatis.
Keadaan ini biasanya terjadi pada akhir jam kerja, pada saat jumlah telepon
masuk/keluar tidak terlalu memerlukan adanya operator. Pada “Night Service” telepon
masuk diterima oleh satu dari beberapa kemungkinan yang dapat, yaitu :
Satu extension tertentu.
Lebih dari satu extension, terdiri dai extension utama dan/atau lebih extension.
Individual Nigh extension (ext. Malam khusus).
Saluran extension yang permanen (permanen ekstension). Extension yang dipakai
sebagai night service dapat juga dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang sudah
diprogram terlebih dahulu.
Pesawat-extension yang diprogram untuk menerima “Night Service” tetap berfungsi
normal selama jam kerja.
Individual Night Extension :
Sebuah extension tertentu dapat dialokasikan ke suatu saluran Telkom tertentu
(Incoming Trunk Line) selama night service.
Extension ini selanjutnya disebut extension malam pribadi (Individual Night Extension)
Permanen Extension :
Saluran extension yang secara permanen berfungsi sebagai fasilitas extension
malam.
Common Answering Night Service :
Pesawat “common answering night service” melayani telepon masuk dari trunk line
tertentu, yang ditandai dengan dering extra bel yang dipasang pada lokasi tertentu.
Telepon masuk dapat diambil oleh extension manapun dengan memutar kode
tertentu.
Fasilitas night service berfungsi bila operator yang terakhir melepas “hand-set”
(gagang pesawat dari operator console atau tidak menjawab telepon masuk dalam
kurun waktu tertentu. Bila “night service” aktif, semua telepon yang bisa ditangani
operator akan diarahkan ke “night service” ekstension.
Cancellation (pembatalan) :
Fungsi dari night service akan hilang bila oprator menonaktifkan fasilitas night service
melalui operator console. Kalau ada telepon masuk yang masih belum dijawab oleh
”night service” akan ditujukan ke operator.
B. Call forwarding :
Apabila ada panggilan kepada satu extension dan tidak diangkat, maka setelah selang
waktu tertentu panggilan tersebut segera dipindah kepada extension lain yang telah
ditentukan.
C. Group Hunting :
Sejumlah extension, umumnya yang termasuk dalam satu department/bagian dapat
digabung dalam satu group untuk hunting. Nomor individu setiap extension berfungsi
seperti biasa. Apabila nomor grup yang diputar, pesawat yang bebas dari grup tersebut
akan berdering baik secara siklis atau rutin yang tetap.
D. Call Pick Up :
Setiap extension dapat mengambil panggilan untuk extension lain yang masih ada di
dalam pick-up group, dengan memutar kode tertentu.
1. Follow Me :
Sebuah panggilan kepada satu extension A yang telah diprogram follow me ke extension
B, akan secara otomatis extension B yang akan dipanggil.
3. Emergency Alarm :
Extension alarm dapat diputar oleh extension dengan Traffic Class tertentu dengan
memutar kode alarm. Apabila yang memutar menaruh handsetnya, sebelum panggilan
dijawab panggilan tersebut masih aktif. Selanjutnya extension alarm darurat diangkat,
prosedur Automatic Ring Bank bekerja dan extension originator (yang memulai
berdering).
5. Break-In :
Extension dengan fasilitas Break-in dapat menengahi pembicaraan yang sedang
berlangsung. Inisiatif break-in dilakukan oleh extension dengan memutar kode Break-In.
Break In akan diikuti dengan nada peringatan yang terdengar oleh semua pihak yang
berbicara.
6. Enquiry :
Sebuah extension yang sedang melakukan pembicaraan dapat memanggil pihak ketiga
dengan menekan tombol enquiry. Inisiator akan menerima nada panggil dan dapat
memanggil pihak ketiga. Pihak kedua akan menunggu dan mendengar nada musik.
Setelah selesai dengan pihak ketiga pembicaraan bisa diteruskan dengan pihak kedua
lagi.
7. Shuttle :
Selama enquiry, inisiator bisa membantu pihak ketiga agar menunggu dan pembicaraan
dengan pihak kedua dan ketiga dapat dilakukan bergantian dengan menekan ulang
enquiry.
8. Transfer :
Dalam keadaan enquiry, inisiator bisa menghubungkan pihak ke dua dengan pihak ketiga
dengan meletakkan gagang telepon. Extension originator akan idle (bebas) dan pihak
kedua dan ketiga akan berhubungan.
9. Add-on Conference :
Dengan fasilitas ini, extension dapat bicara bertiga yaitu dengan cara menekan code Add-
On conference sebelum memutar nomor pihak ketiga.
B. IP Telepon Set
Mid-sized multi-gray scale graphic display
WML browser menggunakan standar XML
LDAP directory access via browser
C. Operator SoftConsole
Mampu menampilkan informasi jumlah penelpon pada display sampai 6 telepon
secara bersamaan.
Mampu mencari internal dan eksternal direktori
Lookup dan dialing direktori
Terintegrasi dengan manajemen direktori dan mensupport sampai 100 database
direktori
Catatan per call dan permanent
Integrated iClarity untuk IP Audio
D. Rectifier
Input Voltage : 240 Volt + 10%
220 Volt + 10%
Tapped Transformer primary
Output Voltage : 48 V to 56 V
Regulation : + 0,1% over the specified input voltage and
frequency range at any load current from 200
to 100%.
Output Ripple And Noise : Less than 1mV propomitrically weight to 800Hz
Under all specified input and load conditions
during constant voltage operations.
Power Factor : Not less than 0.7 specified at 240 V 50 Hz input
100% load.
Battery set
1. Voltage : 48 V DC 60 AH – 500 AH
2. Jenis : Lead Acid Rechargable
3. Type : MF (Maintenance Free)
B. Kabel yang masuk keluar ke/dari Junction Box/MDF harus memakai kabel gland dan
tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel dengan memakai “cabel marking”.
C. Semua Junction Box/MDF harus ditanahkan.
D. Junction Box/MDF diperkuat kelantai bangunan dengan 4 buah dynabolt 5/8 “ x 2”.
E. Junction Box/MDF dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak
4 buah pada ketinggian 150 cm.
2.2. Kabel
A. Semua kabel dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
C. Semua kabel harus memiliki isolasi 0.5 ohm terhadap gedung
2.5. Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Semua pipa instalasi di
plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m dengan warna
merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon), hijau (data), kuning (security),
coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock).
3. Pengujian
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. TELKOM dan
pabrik pembuat.
4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material
SERVER
1.1. Management Server
Processor Intel Xeon MP 3 GHz, dual capacity up to four
Ethernet Card (2 port RJ 45, 10/100/1000 base-T)
Colour Graphic Monitor LCD 21”
Minimum Hard disk 640 GB up to 1.3 TB SCSI (kapasitas maksimal 8 bays)
DVD-CDRW Combo
Minimum RAM 16 GB up to 64 GB
Sound Card & Speaker
Mouse Console
Redundant Fan and Power Supplies
Hot Pluggable & Hot Swap
Linux/Unix/Setara Operating System 25 Client
2. Mode of Operation
a. Transparent Mode (bridging)
b. Routing Mode
c. NAT (DNAT/SNAT, Masquerading)
d. Support source-based routing
e. Support time-based policy
f. Support generic Proxy
g. Support SIP Proxy
h. Can be used as DHCP Server or DHCP Relay
i. Create backup on demand or schedule
j. High Availability mode
k. Support remote syslog
3. Firewall
a. Support stateful packet inspection
4. VPN Gateway
a. VPN Throughput 1.06 GB
b. Support L2TP and PPTP protocol
c. Support IPSec NAT transversal and virtual IP
d. Support L2TP over IPSec
e. Support multiple architecture including Net-to-Net, Host-to-Net, and Host-to-
Host
f. 3rd party user authentication including Local user, Radius server, Novel
eDirectory, Microsoft Active Directory, LDAP.
g. Support multiple encryption including DES, 3DES, AES etc.
h. Support Authentication method including PSK, X.509, RSA,CHAP, MSCHAP,
MSCHAPv2, PAP, RADIUS (for L2TP, IPSec and PPTP).
6. Web Security
a. Support URL filtering / surf protection
b. Support time base policy
c. Support transparent and user authentication proxy with active directory service
and Novell e-Directory
d. Support database of categorized web sites currently includes more than 60
million entries
7. Email Security
a. Support POP3 and SMTP Proxy transparent
b. Support Phishing protection
c. Support Spam protection
d. Dual virus scanning engine
e. Multiple detection methods and a database of over 170,000 virus signatures
f. Spam quarantine supported
g. Support method greylisting, Sender Policy Framework (SPF), BATV
signatures, Sender and Recipient verify, USE SBL/RBL, Deny recipient hack,
Sender black list.
h. SMTP Authentication supported
i. Support SSL/TLS
8. Reporting
a. Graphical view
b. Daily Executive Report
c. Detailed Real time logging
d. Network Accounting logging
SWITCH
1.1. Core Switch
Chassis base dengan minimal 7 slot, diluar slot Power supply dan fan tray.
Ukuran chasis sesuai standard rack mount 19”.
Mendukung minimal 2 power supply untuk redundancy dan load sharing.
Dilengkapi dengan switching fabric dan switch processor dengan kapasitas backplane
minimal 96 Gbps.
Mempunyai kemampuan L3 Forwarding rate minimal 72Mpps.
Lime card modul dapat di swap sewaktu – waktu tanpa mengganggu operasional core
switch (Hot Swappable).
Dilengkapi Enterprise level operating system yang mampu mendukung IP, IPX/SPX.
Mendukung teknologi Gigabit Ethernet TX, LX dan SX.
Memiliki minimal 24 port 10/100/1000 Mbps RJ-45 ports.
Memiliki minimal 48 GE ports. Dengan teknologi 1000base-SX.
Mampu mendukung VLAN sampai 4096 VLAN. Dilengkapi dengan kemampuan VLAN
Tagging (802.IQ).
Mampu mendukung penerapan Spanning Tree Protocol (STP).
Memiliki kemampuan Hardware-based routing, dengan routing protocol: Static, RIP,
RIP2 and OSPF.
Mampu mendukung penerapan Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) atau
yang equivalent.
Mampu mendukung penerapan Server Load Balancing.
Memiliki kemampuan multicast routing.
1.6. Kabel
Kabel Fiber Optic
Memiliki minimum 4 cores (Fiber multimode 4 cores indoor) dan 12 core (Fiber
singlemode 12 cores outdoor) yang harus di terminasi seluruhnya pada lokasi yang
telah ditentukan.
Harus dari jenis yang umum dipergunakan pada gedung tinggi,
Harus memenuhi standar spesifikasi ANSI/EIA/TIA-568 dan spesifikasi EIA/TIA 492.
Fiber dimension : 50 m- core (Indoor) dan 8.3 m- core (Outdoor)
125 m – cladding
Operating temperature range : -20 degree C to 85 degree C
Attenuation : 2.3 db/km at 850 nm (multimode)
0.55 db/km at 1.300 nm (multimode)
0.40 db/km at 1.310 nm (singlemode)
0.21 db/km at 1.550 nm (singlemode)
Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam gambar &
semua kabel dipasang dalam konduit
e. NMS harus mendukung kemampuan real-time monitoring arus untuk protocol, aplikasi
dan interface agar dapat membuat saringan yang tepat sehingga dapat menghemat
biaya dan meningkatkan performa.
f. Sitem NMS harus berasal dari endor yang sama dengan pembuat perangkat switch.
g. Sitem NMS harus mampu memberikan informasi incentory perangkat betwork
termasuk memory, slots versi software dan boot ROM
h. Sitem NMS harus mampu melakukan update software dan konfigurasi ke perangkat
yang sudah dipilih dan dapat dilakukan secara terjadwal, ini memberikan
penghematan waktu dan kesalahan dalam melakukan update network.
D. Kabel fiber optic dan kabel UTP memakai PVC high impact conduit.
E. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)
5. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen penjualan
peralatan dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan
yang baik.
6. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material
C. Seluruh instalasi data cabling system harus disertifikasi dengan jaminan 10 – 15 tahun
untuk aplikasi.
Uraian Sistem
Sistem CCTV yang akan dipasang pada Proyek ini, berbasis TCP/IP. Pada system ini
terdiri dari perangkat perekaman (Network Video Recorder), perangkat pengatur (Video
Management), perangkat penampakan gambar (Work Station , Video Monitor) dan IP
Camera yang di distribusikan dengan system jaringan data gedung (TCP/IP). Perangkat
yang dipasang bertujuan untuk mempermudah pemantauan, perawatan dan flexible
dalam arti dari lokasi manapun selama dalam satu networks (jaringan) dapat dipantau
melalui Work Station mupun dengan Video Monitor.
1.1.1. Kamera IP
Kemampuan Camera yang ditawarkan adalah camera yang menggunakan Mega pixel
Camera dilengkapi dengan lensa Megapixel, untuk outdoor camera harus dilindungi
dengan housing yang mempunyai setifikasi Meets NEMA Type 4X dan IP66 standards
utuk dipasang di area luar (Oudoor)
- Dapat mendukung dua video stream secara simultan dalam format MJPEG dan H.264
dengan konfigurasi beberapa resolusi.
- Mampu memberikan real-time video (30 IPS) dengan resolusi HD menggunakan
kompresi H.264 dengan bandwidth dioptimalkan untuk efisiensi penyimpanan dan
dapat dikonfigurasi dengan bebagai macam frame rate, tingkat bit dan kelompok
gambar.
- Camera harus sudah mempunyai kemampuan standart video analytic yang bisa
dikonfigurasi dan diaktifkan mengunakan Web Standart dan compatible dengan
system yang digunakan. Camera juga harus mempunyai Analytic Object Video dan
dapat dikonfigurasi dan diaktifkan menggunakan browser Web standar dan kompatibel
dengan system yang ditawarkan seperti sistem manajemen. antar muka(user
interface) melalui web standar untuk remote setup.
- Mampu dilihat sampai dengan 16 kamera pada jaringan yang sama dengan Window
Blanking yang mana Window blanking digunakan untuk menutupi wilayah privasi yang
ditetapkan pengguna tidak dapat dilihat oleh operator dan camera mendukung hingga
empat jendela blanked dan wilayah blanked akan muncul di layar sebagai jendela
abu-abu yang solid.
- Video sistematisasi Camera mudah dihubungkan ke Sistem digunakan. Camera
dilengkapi Available Proram Interface untuk berinteraksi dengan dengan sytem yang
digunakan.
- Camera ini harus mampu menjalankan hingga tiga perilaku pada saat yang sama.
- Daya proses ditentukan oleh pengaturan standar kompresi, resolusi, tingkat gambar,
bit rate, dan konfigurasi analitik. Untuk setiap perilaku, harus dapat membuat profil
kustom yang berisi beberapa pengaturan kamera yang berbeda. Dengan profil,
pengguna harus dapat mengatur skenario yang berbeda untuk perilaku, yang secara
otomatis akan mendeteksi dan memicu alarm bila aktivitas spesifik terdeteksi.
Analytics dapat dikonfigurasi dan diaktifkan menggunakan browser Web standar, dan
perilaku ini yang harus kompatibel dengan sistem. Beberapa perilaku dapat
dijadwalkan untuk bekerja selama waktu tertentu atau kondisi misalnya, siang hari,
kamera dapat dikonfigurasi dengan menghitung objek yaitu menghitung jumlah orang
yang masuk pada suatu area .
Pada malam hari, operator dapat mengubah profil tersebut untuk Kamera Sabotase
untuk memicu alarm jika kamera dipindahkan atau terhambat.
- Analisa Perilaku Obyek meliputi:
Obyek Terbengkalai:
Mendeteksi objek yang ditempatkan pada zona yang telah ditentukan dan memicu
alarm jika objek tetap di zona lebih lama dari waktu yang ditetapkan.
Adaptif Motion:
Mendeteksi dan objek trek yang masuk dalam adegan dan kemudian memicu
alarm bila ada obyek memasuki zona yang ditetapkan.
Kamera Sabotase:
Mendeteksi kontras perubahan di bidang pandang. Alarm dipicu jika lensa
terhambat dengan cat semprot, kain, atau penutup lensa. Setiap reposisi yang
tidak sah dari kamera juga memicu alarm..
Deteksi berkeliaran:
Mengidentifikasi ketika orang atau kendaraan tetap berada dalam zona pasti lebih
lama dari waktu yang ditetapkan. Perilaku ini efektif dalam pemberitahuan real-
time dari perilaku yang mencurigakan di sekitar tangga, dan halaman.
Obyek Removal:
Pemicu alarm jika objek dihapus dari zona ditetapkan. Perilaku ini sangat ideal
untuk pelanggan yang ingin mendeteksi penghapusan benda bernilai tinggi,
seperti sebuah lukisan dari dinding atau patung dari sebuah alas.
Berhenti Kendaraan:
Mendeteksi kendaraan berhenti di dekat daerah sensitif lebih lama dari waktu yang
ditetapkan. Perilaku ini sangat ideal untuk area drop-off di tepi jalan, penegakan
parkir, parkir mencurigakan.
Sistem Manager berfungsi untuk komunikasi antara semua perangkat pada seluruh,
jaringan keamanan subnet.Untuk memastikan perangkat terintegrasi disinkronisasi, fungsi
Sistem Manager sebagai sistem server default, menggunakan protokol standar industri
NTP. Selain itu, Sistem Manager bisa diarahkan pada server eksternal untuk sinkronisasi
dengan Network Time Protocol (NTP).
Sistem manager mampu menyimpan database dari semua fungsi sistem termasuk
kesalahan perangkat, alarm, dan tindakan pengguna. Sistem Manager ini mampu
mnyimpan secara komprehensif dan dapat diakses dan dicari melalui jendela Login
Sistem pada work station.
dengan pemutaran secara simultan 32 stream. Kinerja ini harus bisa dipertahankan
apakah sistem tersebut telah beroperasi di bawah kondisi normal, berurusan dengan
kesalahan disk drive, atau membangun kembali array RAID.
Video Consule Display mampu secara otomatis mencari dan menampilkan resolusi
yang lebih rendah, pada aliran kedua dari kamera. Teknologi ini juga harus dapat
mengurangi tingkat refresh untuk meminimalkan dampak terhadap persyaratan
pengolahan dan overhead jaringan. Pada standar resolusi dan video megapiksel
3. Work station
Work station disini difungsikan untuk pemetaan perletakan camera dan monitoring
terjadi alarm . Pemetaan memberikan operator untuk menampilkan lokasi fisik camera,
alarm, dan status camera termasuk seluruh fasilitas. Integrasi. Work station perangkat
lunak sistem membuat pengaturan peta yang cepat dan intuitif. Work station harus
dapat membuat penyaringan dan navigasi sehingga pengguna membuat peta cara
yang efektif untuk pemantauan sistem besar maupun kecil. Mampu untuk
menggunakan peta yang dibuat di AutoCAD, atau sebagai file grafis umum,
memungkinkan administrator untuk cepat mengimpor peta yang ada untuk mulai
membangun sebuah representasi grafis dari situs.
Akses langsung ke sistem Endura menyediakan operasi klik-dan-tarik (drug and drop)
yang sederhana untuk menempatkan camera, alarm, dan relay, untuk ikon peta. Ikon
harus dapat disesuaikan dalam ukuran dan warna untuk mehindari kekacauan dan
mudah dikenali pada peta dan system harus tetap menyediakan cara yang efektif
untuk menentukan di mana komponen kunci berada. Mempunyai Hyperlink yang dapat
dimanfaatkan di seluruh peta untuk dengan mudah menghubungkan beberapa peta
bersama-sama untuk menciptakan sebuah hirarki pandangan. Mampu membuat,
lapisan bentuk kustom, lapisan ikon, dan pandangan dapat dibuat untuk melayani
kebutuhan berbagai operator.
Sistem harus dapat mengatur hak izin untuk pengguna yang dikelola oleh Sistem
manajer, dan menyediakan database tunggal untuk mengelola pengalaman operator
dan akses dalam pemetaan user interface sesuai dengan kebutuhan seluruh sistem.
Ikon dengan pulsa alarm haruslah dengan warna yang berbeda untuk
mengindikasikan adanya alarm. Setiap kejadian alarm system mendukung
perhitungan secara otomatis pada ikon mereka yang terkait, dan operator dapat
menyediakan tampilan cepat dari jumlah alarm dan perioritasnya.
Pengguna grafis yang intuitif memungkinkan untuk akses dan mengakui alarm,
mengaktifkan relay, dan skrip, melihat video langsung dan dicatat, dan bahkan
mengelola monitor menampilkan dinding tanpa harus meninggalkan aplikasi, namun
mudah digunakan, system pemetaan menyediakan cara yang efektif untuk mendukung
arsitektur scalable tanpa mengurangi kemampuan operator untuk mempertahankan
kewaspadaan atas sistem surveilans.
Video Inputs
Full access to operation through User
- Friendly, Highly Intuitive.
Multiple Display Views for live of
- Playback Cameras or Devices.
- On-Screen PTZ, Device Property Controls, and Alarm Interface Displays.
- Format : min. MPEG-4, PNG, BMP, JPG
- Rack mount type
24 Ports 10/100/1000
:
- 1G UTP Port base T/TX
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit
Ethernet
- L2 Switching : 12.000 MAC Address,
1005 VLAN, STP,
RSTP, MSTP, IGMP
- L3 Switching : Hardware Routing,
11,000 routes, RIP v2
b. Distribution Switch 24-Port 10/100 T-Base PoE with two Giga ports FO
- Type : Stackable multilayer switch
- Stacking : min. 9 members
- Switching Capacity : min. 32 Gbps
- Forwarding Rate : min. 6.5 mpps
- 1G UTP Port : 24 Ports 10/100 base T/TX
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit Ethernet
12.000 MAC Address, 1005
: VLAN/stack, STP, RSTP, MSTP,
- L2 Switching IGMP
Hardware Routing, 11,000 routes,
:
- L3 Switching RIP v2
Distribution Switch 12-Port 10/100 T-Base PoE with two Giga ports
c. FO
- Type : Stackable multilayer switch
- Stacking : min. 9 members
- Switching Capacity : min. 32 Gbps
- Forwarding Rate : min. 6.5 mpps
12 SFP-based Gigabit Ethernet
:
- 1G UTP Port ports
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit Ethernet
12.000 MAC Address, 1005
: VLAN/stack, STP, RSTP, MSTP,
- L2 Switching IGMP
Hardware Routing, 11,000 routes,
:
- L3 Switching RIP v2
Access Control yang sesuai adalah untuk menentukan group pintu-pintu dan peralatan
yang terpasang dengan sechedule waktu untuk mendapatkan hasil yang masimal dan
fleksible.
Tidak ada pembatasan pengambilan data terjadi nya transaksi Access right secara
individual
Mampu memberikan (collection ) data Time and attendance (T&A)
Elevator control dengan pencarian lantai sesuai access level
Bisa memenuhi local atau global anti-passback (IN/OUT) , time & attendance baik IN
maupun Out (System wide)
Active atau Passive APB dan T&A dikofigure per reader
Pengshedulan kejadian pada reader untuk automatically perpindahan.
Konfigurasi bias dibuat card only, card and keypad, dan keypad only
Dasar pengoperasian dalam tingkat pengamana, diatur berdasakan waktu dan tanggal
( Time of Day Schedule)
Schedulable dapat dinfungsika saat online maupun offline
Schedulable lock/unlock untuk pintu-pintu dapat difungsikan untuk mengantisipasi
schedule penerbangan.
Access-based intrusion zone control untuk arming/disarming daerah terlarang (daerah
pengamanan)
Card access activity monitor dan bisa menampilka photo pemegang ID
Communication dengan controller – controller agar dapat di monitor statusnya.
LCD 21”Panel Type 1024 x 768 pixels, Anti-glare Polarizer,RGB Vertical Stripe
Pixel Pitch 0.297 x 0.297 mm
Brightness (nits) 250
Contrast Ratio 400:1
Display Colors 16 M
Viewing Angle (C/R > 5) - Horizontal : 160°- Vertical : 140°
Response Time 16 ms
White Chromaticity, 6500º K x = 0.313 / y = 0.329
White Chromaticity, 9300º K x = 0.283 / y = 0.297
Maximum Resolution 1024 x 768 @ 75Hz
Recommended Resolution 1024 x 768 @ 60Hz
Regulatory Approvals CE Mark, E2000, EMC, FCC-B, UL, CSA, NUTEK,
Intel Xeon 3.4 GHz processors dengan 64-bit extensions, a 800MHz Front Side Bus
dan 1MB of L2 cache Intel E7520 Chipset
3 buah 64-bit PCI-X slots,termasuk 2buah non-hot pluggable 100MHz slots dan 1
buah non-hot-pluggable 133MHz slot
NC7782 Dual Port PCI-X Gigabit Server Adapter (embedded)
Support untuk 6 buah 1" Wide Ultra3/Ultra320 SCSI hot plug hard drives atau untuk 5
buah hot plug hard drives dan ibuah DAT hot plug tape drive
Internal hot plug ber kapasitas maximum1.80 TB dengan
575-Watt Hot Plug Power Supply redundancy
Hot Pluggable Fans redundancy
USB 2.0 support 1bh didepan dan 2 bh dibelakang
UID and SmartStart
3. Kabel
Kabel power dari jenis NYM 3 x 1,5 mm 2
Kabel data dari jenis UTP Cat 5E, 4 pair
Kabel dari Reader Controller ke Reader Interface dari jenis two twisted pair of 24
AWG
Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam gambar &
semua kabel dipasang dalam konduit
4. Konduit
Kabel di dalam PVC high impact conduit.
Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)
B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus di pasang pada tangga
kabel.
B. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran
1/2“ x 2” pada jarak 75 cm.
6. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen penjualan
peralatan dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan
yang baik.
7. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material
Sistem harus mampu memantau dan mengendalikan dan merecord semua fungsi
instalasi listrik dan mekanik yang ada dalam gedung agar bisa beroperasi dengan efektif
dan hemat energi sehingga menghemat biaya operasi.
Sistem harus berbentuk module agar dimungkinkan untuk pengembangan tanpa harus
membuang peralatan yang sudah ada.
C. Memonitor, mengontrol dan merecord peralatan trafik dan transportasi dalam gedung
dan dalam komplek gedung.
E. Program pencatatan jangka waktu operasi beberapa peralatan utama untuk agenda
maintenance atau penggantian part.
C. Printer
Speed : Min. 300 character /cps
Black/white : Dot Matrik
Product : HP/Acer/IBM
E. Colour Printer
Colour : 7 colour prints on nominal paper
Resolution : Min. 640 points/line.
G. Input/Output Module
Dapat menampung minimum 700 point yang dapat dikembangkan hingga 1000 point
DI/DO/AI/AO secara keseluruhan sesuai dengan list of point.
1. Digital Input
Minimum Input Isolation : 300 VCD
Max. continous Input Voltage : 24 VDC
Minimum Output Voltage : 5 VDC
Contact : Dry contact closure
Response : 16 mSec to swith on
16 mSec to switch on
2. Digital Output
Single pole changeover : 5A at 250 VAC (Resitive)
Relays, rating
Maximum Switching : 10 VA resistive atau
100 VDC tanpa rusak pada 0,5 A
Minimum/solution : 300 VDC
3. Analog Input
Input Range : 4 – 20 mA
Maximum common mode-
Input Voltage : 0 – 10 VDC
Maximum Loop Impedance : 100 ohm
4. Analog Output
Output signal : 4 – 20 MA/0-10 VDC
H. Sensor-Sensor
Elektronik, elektrik maupun mekanik
Built Up
Mampu mendeteksi sinyal-sinyal analog atau digital sesuai kepentingannya
Tahan korosi
Pemasangan tidak harus mempergunakan special tool.
5. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material
Flight Information Display System (FIDS) didesain dan dikembangkan untuk mengontrol
arus informasi yang akan ditampilkan pada tampilan monitor dan sistem tampilan
informasi publik lainnya.
FIDS juga menyediakan interface untuk berbagai sistem seperti Voice Response System
dan Public Announcement System.
Laporan dapat dicetak melalui printer. Informasi/logo/grafik dapat discan ke dalam sistem
dan diedit dengan menggunakan screen editor.
FIDS dapat diakomodasikan pada format screen 4 : 3 atau 16 : 9 atau monitor LCD/LED.
FIDS yang didesain harus memiliki interface dengan data network kompleks dan range
yang luas untuk service airport. Sistem didesain untuk airport kelas menengah dan kecil.
Pada semua sistem, konsep desain modul menggunakan konfigurasi yang mudah untuk
memenuhi persyaratan airport dengan tepat.
Tampilan monitor penuh dengan konfigurasi dan mampu untuk membaca berbagai bentuk
huruf dan grafik. Hal ini berarti kita dapat memilih aturan informasi yang kita inginkan dan
yang melihat pun menjadi suka (seperti layout, warna, informasi yang ditampilkan dll).
Sebagai tambahan, sistem dapat mengatur range tampilan layar/screen yang besar dari
LCD/LED Monitor, tipe tampilan LED dot matrix.
Item Specification
CPU Pentium Processor 4x3.0 GHz
Memory 1GB
Hard Disk 1.3 TB IDE/SCSI, 7200 RPM
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Power Supply Module Redundant Configuration
FAN Redundant Configuration
DVD-ROM
CD-ROM X24-speed
Accessories Keyboard, Mouse
Signal Components VGA, SVGA
Operating System Latest OS in use (Linux / setara)
Tape Backup More than 40 GB capacity
Software FIDS Application Software
Item Specification
CPU Pentium Core Duo 2x3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 GB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Latest OS in use (Linux / setara)
Others No Fan, sealed industrial PC
a. General Departure
Konfigurasi Lokasi Jumlah
4 buah LCD 42” tersusun Vertikal Public Departure Area 4
3rd floor
Single Display LCD 42” Concession Area 3rd 2
floor
b. Check-in Summary
Konfigurasi Lokasi Jumlah
2 buah LCD 32” tersusun Check-In Area 4
Horizontal
(integrated di pillon check-in
counter)
c. Check-in Counter
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Check-In Area 10
d. Commersial/lounge Area
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Commerial area 3rd 2
floor
2 buah LCD 32” tersusun Lounge 3rd floor 3
Horizontal
(integrated di pillon lounge)
f. Gate Display
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Boarding Gate 3rd floor 6
g. Baggage Summary
h. Baggage Display
i. General Arrival
a. Spesifikasi utama
General features
Dot Dimension 5.0mm
Colors Red - Green - amber (Red + Green)
Peak Wavelength Orange Red 635mm - Yellow Green 570mm
Application Alphanumeric and graphic displays
Matrix Module Display Surface (L x h) 240 x 96 mm
Number of [8 x 51 displays 2x8
Number of dots 640(16x40)
Pitch between dots 6 mm
c. Electro-Optical Features
(at TA = 25°C)
Item Symbol Specification Remarks
Brightness Red Typ 60 cd/m2 (typical, adjustable)
(typical, adjustable)
Green Typ 75 cd/m2
Driving Method l/l6 dty dynamic
Visual Angle 2 θ 1/2 Min.120°
Clock frequency Max 3 MHz
Supply Current for ILED 5.65 A All LED lighting (Amber)
LED
Power P 30 W All LED lighting (Amber
d. Brightness
Brightness shall be capable to be adjusted for Red and Green with the variable
resistor on the circuit board on the circuit board of the unit. It shall make possible to
eliminate brightness differences when building a big surface. It also shall make
possible to select the amber color tonality from the reddish orange to yellowish
orange.
e. Konektifitas
LED dapat dihubungkan dengan FIDS Server melalui jaringan LAN dengan
menggunakan protocol TCP/IP.
Jenis-jenis LED
a. Baggage Make up Display
Konfigurasi Lokasi Jumlah
2 baris LED, 30 karakter, tinggi Baggage Make Up 3
karakter 4 inchi Area di basement
(asumsi ada 11
penerbangan, sesuai
jumlah gate)
Item Specification
CPU Pentium Core Duo Processor 2 x 3 GHz
Memory 512 MB, SDRAM, 184-pin DIMM
Hard Disk 320 GB IDE Drive, 5400 rpm
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
DVD-ROM
CD-ROM X24-speed
Accessories Keyboard, Mouse
Signal Components VGA, SVGA card, 8MB memory
Monitor LCD 21” digital, 1024x 768 resolution,
65K colors
Operating System Linux/Unix/Setara
Item Specification
CPU Pentium Processor Core Duo 2 x 3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 MB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Embedded System (Linux, QNS,dll)
Others No Fan, sealed industrial PC
Item Specification
Screen Size 15 inches
Dot Pitch 0.297mm
Resolution 1024 (H) x 768 (V) pixels
VGA Connector VGA (Analog D-sub)
Power Consumption 30W
Brightness 250cd/m2
Contrast Ratio 450:1
Max Refresh Rate 1024x768@75Hz
Viewing Angle 130°(H), 110°(V)
Functional Overview
Fitur Inti Sistem FIDS
Inti sistem FIDS terdiri dari :
FIDS Servers (Primary and Backup) yang menyediakan database informasi
penerbangan dan server side programmer menyediakan efisiensi penyebaran
informasi ke unit output tampilan penerbangan pada airport (LED boards, LCD
Boards, plasma displays, CRT monitor).
Flight Information Display Software harus dapat membolehkan pihak pengguna
(airport) untuk dapat memasukkan iklan-iklan dalam format MPG, AVI, JPG atau BMP
file untuk dapat ditunjukkan pada display-display yang ada di gate ataupun tempat-
tempat lain yang dikehendaki.
Flight Information Management System (FIMS) yang memperbolehkan user mengatur
(menciptakan, update dan atau menghapus) detail dari informasi penerbangan untuk
jadwal penerbangan harian. FIMS meliputi berbagai hal termasuk fitur:
Mudah untuk penggunaan Graphical User Interface (GUI) dengan fitur poin dan
klik yang familiar.
Six months schedule management tools: sistem menyediakan jadwal penerbangan
harian secara otomatis. Tidak diperlukan staf operasional untuk masing-masing
jadwal harian.
Daily Flight Schedule Management Tools: harus menyediakan staf operasional
untuk mengatur informasi yang diperlihatkan pada penumpang untuk semua
penerbangan, seperti status penerbangan (Landed, Departed, Boarding), petunjuk
Multiple display dapat dikumpulkan bersama dalam satu bank efek monitor
yang menunjukkan seluruh informasi penerbangan dalam waktu 8 – 10 jam.
- Warna: Warna background dan warna huruf dari berbagai elemen tampilan
yang berbeda dapat diubah.
- Huruf: user dapat memilih tipe huruf yang digunakan
- Gambar background: file gambar format BMP atau JPG dapat ditampilkan
sebagai background
- Format hari/tanggal: user diperkenankan menampilkan format secara custom
untuk hari dan tanggal.
FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan FDP (Flight Data Processing) untuk
memperoleh informasi real-time waktu keberangkatan (Actual Departed Time) dan
waktu kedatangan (Actual Landing Time). Interkonesi ini dapat menggunakan
jaringan TCP/IP atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung dari spesifikasi
yang ada pada FDP.
FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan AMC (Aerodrome Movement Control)
untuk memperoleh informasi conveyor belt sehingga FIDS dapat secara otomatis
menampilkan informasi tersebut pada Baggage Display. Interkonesi ini dapat
menggunakan jaringan TCP/IP atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung
dari spesifikasi yang ada pada system AMC.
FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan AFTN (Aeronautical Fixed Telephony
Network) untuk memperoleh informasi estimasi waktu kedatangan (Estimate Time
Arrival), pembatalan penerbangan karena cuaca, gangguan teknis atau
penundaan jadwal pesawat. Interkonesi ini dapat menggunakan jaringan TCP/IP
atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung dari spesifikasi yang ada pada
AFTN.
Flight Query Manager (FQM) memperkenankan staff airlines untuk mengakses informasi
FIDS melalui GUI yang disederhanakan yang mana user dapat mencari dan memilah
informasi yang ditunjukkan sesuai dengan persyaratan. Informasi yang ditunjukkan pada
FQM tepat sama dengan informasi yang ditampilkan pada tampilan FIDS.
FIDS Output Display mendukung bermacam-macam tipe dari tampilan output FIDS dari
LCD Tradisional, LED dengan papan displai Informasi Penerbangan yang besar,
Intelligent CRT dan tampilan plasma.
Informasi tampilan FIDS dapat disajikan melalui media tampilan yang berbeda seperti
CRT, plasma screen atau LCD/LED.
Sistem yang disediakan untuk pengembangan ke depan dari informasi yang diterima.
Format screen dapat dikonfigurasikan ke berbagai macam logical layout dan spesifik field
dapat dengan mudah dilakukan update display.
Persyaratan AAS
AAS mendapatkan event terjadinya perubahan jadwal penerbangan yang kemudian
memberikan input kepada Public Address System (PAS) untuk kemudian di
distribusikan melalui speaker-speaker yang terdapat pada terminal bandara.
FIDS dan AAS berkomunikasi melalui jaringan LAN dengan menggunakan protokol
TCP/IP.
AAS memberikan input berupa data suara kepada PAS disesuaikan dengan zona-
zona yang telah ditentukan.
AAS harus dapat melakukan pemberitahuan-pemberitahuan sesuai dengan
perubahan jadwal penerbangan.
AAS harus dapat melakukan pemberitahuan-pemberitahuan yang sifat nya periodik
seperti pemberitahuan dilarang merokok, pemberitahuan tidak meninggalkan barang
bawaan sembarangan dan lain-lain.
AAS harus dapat melakukan pemberitahuan menggunakan minimal 2 bahasa
disesuaikan dengan pengembangan masa depan.
Penambahan rekaman suara harus dapat dilakukan oleh pihak bandara dengan
mudah menggunakan fitur-fitur aplikasi yang ada.
2. BOARDING 2,4s/d14
ID Perhatian-perhatian,
Para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan
nomor penerbangan GA-185 Jurusan JAKARTA,
dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu nomor 4.
Terima Kasih
4. LAST CALL
ID Perhatian-perhatian, 2,4s/d14
Panggilan terakhir untuk penumpang pesawat udara GARUDA
INDONESIA dengan nomor penerbangan GA-132
Jurusan JAKARTA, dipersilahkan segera naik ke pesewat udara
melalui pindu nomor 4.
Terima Kasih
5. LANDED 3
ID Perhatian-perhatian,
Pesawat Udara GARUDA INDONESIA dengan nomor
penerbangan GA-111 dari JAKARTA, telah mendarat. Terima
Kasih
6. DELAY (Arrival) 3
ID Perhatian-perhatian
Pesawat udara GARUDA INDONESIA dengan nomor
penerbangan GA-111 dari JAKARTA, akan tiba kira-kira pukul
21:15
waktu setempat. Terima Kasih
D. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa PVC Hi Conduit dengan ukuran yang
sesuai dengan jumlah kabel di dalamnya dimana ruang dalam pipa harus disisakan 40
% untuk ventilasi, semua konduit harus dibumikan.
E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.
F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock).
4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material
H. Master Clock
2. Sistem dengan seluruh komponen jamnya harus disediakan oleh manufaktur yang
sama untuk diberikan persetujuan oleh perencana, pengawas dan pemberi tugas.
4. Seluruh peralatan dalam sistem ini termasuk jam harus sesuai dengan fungsi yang
diharapkan dan lingkungannya seperti nilai ambabg batas suhu kerja, kelembaban
dan tahan terhadap serangan dari perusakan.
Seluruh komponen di bawah ini merupakan peralatan utama dalam sistem ini yaitu:
1. GPS Antenna & Feeder Cable
2. GPS Receiver/Decoder Card
3. Master time of day generator & Master Clock Server
4. Synchronization Mechanism
Apabila sinyal rasio kebisingan yang diprediksikan pada GPS receiver tidak sesuai
dengan kinerja system dan persyaratan pada spesifikasi, kontraktor harus
menginstal a low noise antenna head-end amplifier.
2. GPS receiver/decoder
GPS receiver/decoders harus secara simultan mampu menerima minimum 3 (tiga)
global positioning satellites, dan dapat menjelaskan tanggal dan universal time
coordinate (UTC) dengan akurasi 1 S pada setiap saat.
Receiver harus menghasilkan sinyal tambahan untuk mengindikasi apakah hasil
informasi GPS sinkron atau tidak.
3. Master Time-of Day Generator (NTP via GPS) & Master Clock Server
Kontraktor harus menyediakan temperature controlled crystal oscillator dengan
akurasi yang tinggi
Kontraktor harus menyediakan date and time divider chain logic yang dikendalikan
dari temperature controlled crystal oscillator, yang dapat memberikan informasi
sebagai berikut:
- Tahun
- Bulan
- Hari
- Jam (diformat 24 jam)
- Menit
- Detik dengan resolusi 1 S
Perubahan tahun dapat diatur (diset) secara otomatis
Master Clock Server
- Processor Intel Xeon 4 GHz, dual capacity up to eight
- Ethernet Card
- LCD 21"
- Hard disk 80 GB
- CD/DVD-Wroom
- RAM 1 GB up to 8 GB
- Sound Card & Speaker
- Mouse Console
- FDD 3,5"
- LINUX /UNIX Operating System/Setara
4. Sinkronisasi Mekanisme
Kontraktor harus menyediakan alat untuk master time-of-day generator dan divider
chain yang secara otomatis dapat menyelaraskan sinyal dari GPS.
- Produk divider chain harus seimbang dengan nilai GPS UTC yaitu 8 jam yang
merujuk standar waktu Indonesia (Kupang).
- Master oscillator harus secara kontinyu free-run saat sinkronisasi GPS
terputus.
- Sesudah periode free-running, divider chain menunjukkan keterlambatan
waktu saat terjadi re-sinkronisasi, maka harus segera dikoreksi.
- Sesudah periode free-running, divider chain menunjukkan waktu yang terlalu
cepat, maka harus direstart disesuaikan waktu yang tepat. Divider chain tidak
pernah diperbaiki secara alur mundur kecuali dengan manual control.
Kontraktor harus menyediakan indikator LED pada head-end control panel untuk
menunjukkan saat sinkronisasi GPS beroperasional.
Catu daya Slave Clocks dapat menggunakan AC Adaptor ataupun catu daya dari
jaringan Ethernet menggunakan teknologi PoE (Power Over Ethernet).
Casing harus terbuat dari plastik, dan dapat menghadirkan tampilan eksternal yang
indah termasuk garis-garis yang elegan.
Normalnya, pengoperasian slave clock berdasarkan waktu Master Clock, dan pada
saat waktu sinyal dasar terganggu, maka slave clock dapat melakukan switch untuk
beroperasi secara internal melalui clock yang ada didalamnya dan dapat terus
beroperasi tanpa terhenti. Hal tersebut dapat diindikasikan apakah operasi slave clock
tersebut berdasarkan waktu dari Master Clock atau waktu dari internal clock.
Selama terjadi kegagalan daya, pengukuran waktu pada internal clock harus secara
kontinyu dilakukan meskipun displai waktu mati. Waktu kompensasi dari power failure
adalah 5 tahun atau lebih sesuai dengan akumulasi semua waktu power failure.
Digit harus ditampilkan dengan menggunalan LED warna putih dengan sudut 160
atau lebih yang aman dilihat dari segala arah.
4. Power supply untuk Master Clock System harus dimonitor melalui BAS.
5. Terminal strip harus disediakan disamping control panel BAS atau diinstall secara
terpisah (dapat digunakan sebagai interface point antar BAS dan Master Clock
System)
6. Semua kebutuhan panel wiring dan fitting untuk BAS panel harus disediakan.
7. Semua kebutuhan sensor, relay dan aksesoris lain yang dipersyaratkan pada circuit
monitor harus disediakan. Item spesifik yang digunakan harus dikoordinasikan dengan
supplier BAS sehingga untuk menjamin kompatibilitas item-item BAS di atas.
3. Master Clock Panel harus dikoneksikan dengan Building UPS yang disediakan oleh
kontraktor listrik. Pekerjaan interkoneksi harus termasuk dalam pekerjaan ini.
4. Penyediaan circuit system electrical harus dengan spesifikasi pada 230 V AC, single
phase, 3 wires, PEN, 50 Hz.
E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.
F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)
C. Representative / agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa operasi
minimal 3 tahun.
4. Pengujian
4.1. Testing/Commissioning
1. General
a. Kontraktor membawa peralatan pengoperasian lengkap dan tes kinerja system
dan seluruh plant dan peralatan yang ada untuk mendemonstrasikan kinerja
sesuai dengan tingkat spesifikasi yang seharusnya diperoleh.
2. Kualitas kontrol komponen yang berkaitan dengan standar, adalah sebagai berikut:
a. Kontraktor harus menyediakan certificates of conformity signed dari pabrik atau
importir komponen, yang menjamin penyediaan produk dengan standar yang telah
dijelaskan tersebut.
b. Komponen harus mempunyai tanda jaminan bahwa ada identitas dan yang
digunakan di worksite tidak akan membingungkan.
4. Semua inspeksi dan data test harus diserahkan kepada engineer pengawas.
5. Testing of tolerance dan kualitas dari pekerjaan pentanahan, pekerjaan sipil dan
pekerjaan serta material lain yang terkait harus dilakukan sesuai dengan tanggung
jawab yang dijelaskan dalam spesifikai ini.
C. Jaminan pelayanan emergency selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam
periode 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak penyerahan pertama.
D. Jaminan garansi untuk instalasi master clock ini selama 1 (satu) tahun atau 365 (tiga
ratus enam puluh lima) hari kalender sejak penyerahan pertama.
5. REFERENSI PRODUK
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: lihat pada daftar
peralatan.
I. IPTV
1.1. Umum
Pekerjaan system IPTV ini terdiri atas desain, manufacturing, pengadaan, instalasi,
testing, commissioning dan perawatan yang lengkap untuk system IPTV.
Item Specification
Screen Size 32 inches (100cm) diagonal
Aspect Ratio 16:9
Resolution 1280 (H) x 768 (V) pixels
Pixel Pitch 0.6735 (H) x 0.6735 (V)
Useful Screen 862 (H) x 517 (V)
Brightness 500 cd/m2 (typical)
Contrast Ratio 600:1 (typical)
Viewing Angle H: 160º, V: 160º
Colors 16.77Mil
Response Time 14 mSec
Mains Voltage 115/230 VAC ± 15%, 50/60 Hz
Power consumption 275 Watts
Dimensions 976 x 120 x 636 (W x D x H mm)
Environmental Condition Operation Temperature 0 oC to 40 oC
Humidity Max. 75% RH
Storage Temperature -20 oC to 60 oC
Humidity Max. 75% RH
Item Specification
CPU Pentium Processor Core Duo 2 x 3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 MB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Embedded System (Linux, QNS,dll)
Others No Fan, sealed industrial PC
D. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa PVC Hi Conduit dengan ukuran yang
sesuai dengan jumlah kabel di dalamnya dimana ruang dalam pipa harus disisakan 40
% untuk ventilasi, semua konduit harus dibumikan.
E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.
F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids), ungu (master clock) dan
merah muda (MATV)
4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material
PROYEK RANCANGAN
TEKNIK TERINCI (RTT) PERLUASAN TERMINAL DAN AREA PARKIR BESERTA FASILITAS
PENUNJANGNYA DI BANDARA EL TARI KUPANG
PAKET : PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN HYDRAULIC (PLUMBING)
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service, penyediaan gambar
referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat
dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan pengangkutan unit
sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui
keadaan lapangan.
Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi meter air untuk semua tenant komersial.
4. Melakukan koordinasi, pengujian, testing commisioning bersama-sama dengan Kontraktor
M&E yang terkait.
5. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
6. Melakukan pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
7. Membuat “Pedoman Operasi” yang diserahkan pada saat akan memulai pekerjaan
8. Membuat dan menyerahkan “Pedoman Pemeliharaan”
9. Membuat dan menyerahkan “As built drawing”.
10. Memberikan training/pelatihan kepada crew maintenance/operator mengenai cara
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-peralatan Plambing dan instalasi
terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip dasar serta aplikasinya.
Instruktur yang disediakan oleh Kontraktor harus memiliki pengetahuan mengenai sistem
Plambing dan kemampuan mengajar yang cukup baik.
11. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan yaitu
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
12. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1
(satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
3.2. Sistem Air Kotor, Air Bekas, Vent dan Air Hujan
1. Pengujian jaringan instalasi pemipaan eksisting untuk sistem air kotor, air bekas, vent dan air
hujan dalam gedung terminal.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian jaringan instalasi pemipaan untuk sistem air kotor,
air bekas, vent dan air hujan dalam gedung terminal
3. Pengadaan, pemasangan floor drain, floor clean out, roof drain dan perlengkapan lainnya
yang dibutuhkan dalam sistem tersebut.
4. Penyambungan sistem jaringan instalasi air bekas dan air hujan ke saluran luar gedung
terminal eksisting.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian grease trap dan buangan kitchen/pantry/dapur area
komersial.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pompa submersibble air kotor, lengkap dengan
local control panel dan accessoriesnya di dalam sewage pit.
7. Penyambungan sistem jaringan instalasi air hujan ke saluran luar gedung eksisting.
8. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
9. Melakukan Testing & Commssionig.
10. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
11. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
12. Membuat “Pedoman Operasi” yang diserahkan pada saat akan memulai pekerjaan
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan
dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor
instalasi ini.
Penyambungan pemipaan ke pipa “supply” tepat di dinding ruang pompa
Penyambungan kabel-kabel feeder elektrikal ke panel-panel pompa atau peralatan plumbing
lainnya
Menyambungan kabel-kabel kontrol terkait dengan instalasi BAS dan Fire Alarm
Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah lengkap, benar, aman, memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan dapat
beroperasi/bekerja dengan baik.
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau finishing
yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan
oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
Paket Elektrikal
Paket Mekanikal Lainnya
Paket Elektronika Bandara
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi yang dimaksud dan akan dikerjakan dan dikoordinasikan oleh Konsultan MK.
Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pompa pemindah harus disediakan sesuai spesifikasi. Pompa pemindah harus centrifugal
constants speed, submersible pump. Pompa harus dilengkapi dengan driving motor, name plate
yang harus mencantumkan kapasitas pompa, tekanan, daya/power, type pompa dan motor.
Pemilihan pompa harus berdasarkan dari temperatur air dan kondisinya, tekan hisap, static head
dan daya angkat serta tekanan kerja.
Setiap pompa harus mampu memasok air dengan tekanan tidak kurang dari yang
dipersyaratkan/dibutuhkan. Tekanan pompa yang tertulis dalam spesifikasi harus dievaluasi
ulang berdasarkan gambar pelaksanaan nantinya.
Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada setiap pemakai dengan variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
Setiap pompa distribusi ini harus mempunyai paling sedikit 3 pompa dan paling banyak 4 pompa,
sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam booster pump berdasarkan standart pabrik
pembuat, dengan efisiensi masing-masing pompa minimum 70%, serta dilengkapi dengan
sertifikat.
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC) motor.
Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan motor
tidak boleh melebihi dari 1500 rpm.
Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat dari beton. Tinggi
dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1/8 dari panjang inertia block.
Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari spring dan
neoprane pad yang dipasang berurutan.
Tangki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber diaphgram. Air
harus tersimpan dalam diaphgram. Tangki tekan harus dibuat oleh pembuat pompa yang sama.
Tangki tekan harus type yang disetujui dan ukurannya tepat untuk operasi yang benar dari
masing-masing pompa pacu (lead pump). Pressure switch terletak pada main water stream
harus menggerakkan pompa ketika sistem tekanan turun di bawah tekanan sistem yang
diinginkan.
Tangki tekan harus diuji oleh pabrik dengan tekanan minimal 1,5 kali tekanan kerja.
Semua bagian dari sistem yang berhubungan dengan air harus terbuat dari bahan anti karat.
Setiap pompa distribusi antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut:
1. Pompa centrifugal dengan motor
2. Tangki tekan tipe diaphragm pre charge
3. Inlet dan outlet headers
4. Katup inlet dan outlet
5. Check valve agains water hammer
PT.Indulexco 5 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
6. Inlet strainers
7. Power and control panel
8. Flow regulators
9. Pressure switch/flow monitor switch
10. Pressure gauges
11. Hydraulic connections
12. Electrical connections
13. Rangka dasar pompa harus didukung oleh springs rubber mounting dengan minimum statik
deflection 25 mm.
Menyediakan dan memasang pompa air kotor yang berfungsi untuk memompakan air kotor dari
tangki penampung air kotor (Sewage Pit) ke sewage pit lainnya dank e STP. Setiap pompa air kotor
harus terdiri dari 2 pompa dengan effisiensi pompa rata-rata 60 %. Pompa air kotor bekerja secara
otomatis berdasarkan level switch yang terpasang di pompa itu, dan harus dapat bekerja
bersamaan dan bergantian.
Pompa air kotor harus dari jenis pompa celup (Submersible Pump) tipe heavy duty, non clog semi
open impeller castiron dan casing cast iron.
Pompa air kotor sebaiknya mempunyai mechanical shaft seal yang mudah pemasangannya jika
dibutuhkan penggantian dan memakai adjustable wear rings sehingga mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi.
Pompa harus lengkap dengan strainer, outlet flens bronze wear yang dapat diganti, guide bar,
quick coupling discharge connection dll.. Pompa harus dilengkapi elektroda tipe level controllers
dan kontrol panel lengkap dengan starter, switch dan lain-lain.
Motor pompa adalah dari jenis induksi rotor sangkar dan sesuai untuk beroperasi pada jaringan
listrik 220/380V, 3 phasa, 50 Hz.
Motor diatas 3,0 kW menggunakan stater star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan
daya kurang dari 2,5 kW menggunakan stater direct-on-line (DOL).
Perintah start pompa secara otomatis berasal dari pressure switch atau level control sesuai
dengan gambar perencanaan.
PT.Indulexco 6 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC) motor.
Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan motor
tidak boleh melebihi dari 1500 rpm, pemakaian 2900 rpm dapat dipertimbangkan setelah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas/Direksi Pengawas/Konsultan
Perencana.
Untuk operasi yang normal, start dan stop dari pompa harus berdasarkan kontrol ketinggian
kecuali jika diminta lain.
Unit kontrol ketinggian harus bekerja dengan suspended electrodes dan harus bukan dari ”NO
FLOAT” type. Elektroda kontrol ketinggian harus terbuat dari pipa stainless steel grade 316 dan
ujung elektroda harus tertutup. Jika dibutuhkan, agar dipasang penahan tengah pipa sehingga
elektroda tidak berayun.
Satu set elektroda (lengkap) harus dipasang pada setiap bagian tangki dan diatur untuk interlock
dengan pompa.
Setiap set dari elektroda harus tertutup dengan selubung yang tepat, dari bagian tertinggi sampai
dengan dasar dari tangki, untuk meminimalkan efek gelombang air.
1.8. Kontrol
Dan kedua pompa berhenti (stop) jika ketinggian air sudah turun mencapai ketinggian yang
sudah ditentukan untuk keduanya.
B. Peralatan automatic control harus dipasang untuk dapat merubah posisi dari pompa
pertama menjadi pompa kedua, setelah setiap pompa berhenti dengan tujuan untuk
menyeimbangkan kegunaan kedua pompa.
2. PERPIPAAN
2.1. Umum
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal pipa, letak dan arah tiap-tiap sistem pipa
serta kemiringan pipa yang besarnya antara 0,5 - 1% aliran.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung terhadap kotoran, air, karat, dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja (steel pipe) di bawah tanah diberi
lapisan pita anti karat sejenis “denso tape”.
Khusus pipa dan perlengkapan dengan bahan plastik, selain disebut di atas juga harus terlindung
dari cahaya matahari.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Uraian Keterangan
Penggunaan : - Pipa Air Limbah Saniter, Air Limbah pantry / kitchen Air Buangan, Air Vent
- Air Hujan (selain shyphon system)
- Air Drain
Uraian Keterangan
3.1. Umum
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan water mur
atau flange.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik pembuang. Pipa
pembuang dan penghawaan harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan pada gambar.
Di bagian dalam bangunan diameter 80 mm atau lebih kecil : 2 %.
Di bagian dalam bangunan diameter 150 mm atau lebih kecil : 1 %.
Di bagian luar bangunan diameter 80 mm atau lebih kecil : 2 %.
Di bagian luar bangunan diameter150 mm atau lebih kecil : 1.5 %.
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga bila terjadi tegangan pada pipa atau alat-alat yang diakibatkan oleh gaya bekerja ke
arah memanjang.
Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
PT.Indulexco 12 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
Kecuali jika tidak terdapat dalam gambar, selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa
menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Bila pipa-pipa melalui dinding tahan
api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai bahan rock - wool atau bahan
tahan api yang berfungsi sebagai fire stop.
Semua galian, harus juga termasuk pengurugan kembali serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 60 cm TOP (Top of Pipe) di bawah permukaan tanah.
Semua pipa dipasang dan diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 cm untuk bagian
bawah pipa, pasir urug sesuai diameter pipa, pasir yang telah dipadatkan setebal 20 cm untuk
bagian atas pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 – 2,5 dan pada
belokan-belokan atau fitting-fitting.
Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman/sleeve/selubung baja
galvanized atau beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.
Pada akhir pekerjaan pipa, pipa-pipa yang belum selesai dikerjakan maka ujung-ujung pipa
harus ditutup.
Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
Perpipaan harus ditumpu atau digantung dengan penggantung, siku-siku atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada
jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tebal berikut ini :
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri atas bermacam-macam ukuran, maka jarak interval
yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
Perubahan-perubahan arah.
Titik pencabangan.
Benda-benda terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1. Diameter Batang
Sampai dengan 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang Pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.
2. Bentuk Gantungan
Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.
3.3. Pemasangan Katup-Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian
berikut ini :
- Di Ruang Mesin
Sampai dengan 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain 20 mm
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
A. Katup-katup pengontrol.
B. Katup-katup pengurang tekanan.
C. Pipa hisap tiap pompa.
D. Hal-hal lain yang diterangkan di dalam gambar.
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.
Vent udara otomatis harus disediakan di tempat-tempat tertinggi dan kantong udara.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran yang terjadi dari sumber
getaran terhadap sistem pemipaan.
Pengukur tekanan harus disediakan dan ditempatkan pada lokasi di mana tekanan yang ada
perlu diketahui :
A. Katup-katup pengurang tekanan.
B. Katup-katup pengontrol.
C. Setiap pompa.
D. Setiap bejana tekanan.
Diameter pengukur tekanan minimum ø 75 mm dengan pembagi skala ukur maximum 2 kali
tekanan kerja.
3.11.Sambungan Ulir
A. Penyambung antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 40 mm.
B. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
C. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkwite dengan campuran
minyak.
D. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
E. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
F. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
3.12.Sambungan solder.
A. Sambungan solder ini berlaku antara pipa copper tube dan fitting.
B. Untuk pipa copper ukuran 20 mm ke bawah boleh mempergunakan Soft Solder.
C. Untuk pipa copper ukuran 25 mm ke bawah boleh mempergunakan Hard Solder.
D. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada pengawas
sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
E. Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau Acetyline.
Kompor gas tidak boleh dipergunakan.
3.13.Sambungan Las
A. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
B. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
C. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
D. Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
E. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat
iin tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
F. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
G. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
3.14.Sambungan Lem
A. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
B. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
C. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
3.15.Sambungan Fusihon
A. Penyambungan antara pipa dan fitting PP-R, harus memakai electrofusion socket, dengan
memakai Heating element socket welding, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
B. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
rekomendasi dari pabrik pipa agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
C. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
B. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh karena adanya paking dan bukan seal threat.
3.18.Selubung Pipa
A. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
B. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.
C. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk daerah kedap air
harus diberi tambahan sayap.
D. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
E. Rongga antara pipa sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".
3.20.Bip Tap
A. Bip taps harus disediakan diruang mesin dan ruang pompa seperti yang terlihat dalam
gambar, spesifikasi, dan harus berdiameter 15 mm terbuat dari kuningan mengikuti
Internasional Standard.
3.22.Roof Drain
A. Roof drain yang dipergunakan harus terbuat dari cast iron dengan konstruksi kedap air
dengan luas laluan air pada tutup roof drain sebesar dua kali luas penampang pipa buangan.
B. Roof drain harus terdiri dari :
Bitumen coated iron body dengan water prooved flange.
Bitumen coated neck for adjustable fixing
Bitumen coated cover dome type
3.25.Manhole
A. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
B Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
C. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
D. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
PT.Indulexco 20 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
3.27.Floor Drain
A. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water proof type dengan 50
mm water seal.
B. Floor drain terdiri dari :
Chromium plated bronze cover and ring.
PVC neck.
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water proofing.
B. Grease interceptor untuk parkir kendaraan harus tipe cast iron dengan alumunium alloy
strainer.
C. Grease trap harus mengikuti standart yang berlaku yaitu SNI
3.31.Pembersihan
A. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode-metode yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
3.32.Pengecatan
A. U m u m
B. Persyaratan Pengecatan
1. Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi pengecatan Pengecatan
Pipa dan peralatan dalam plafon - Zinchromate primer 2 lapis
PT.Indulexco 22 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
4.1. Umum
Satu buah Sewage Treatment Plant (STP) yang akan dibangun pada proyek ini terdapat di lantai
ground sisi lansekap, dengan menggunakan sistem Extended Aeration dan memakai Aerator untuk
proses aerasi pertumbuhan bakteri.
Perencanaan karakteristik air limbah yang masuk adalah sebagai berikut :
Aliran air per hari : hingga 70 m3/hari
BOD 5 awal : 250 mg/liter
BOD 5 akhir : 20 mg/liter
Plant harus mampu untuk menghasilkan kualitas buangan untuk dibuang ke saluran luar dengan
mengikuti :
PH :6-9
BOD 5 hari : <30 mg/liter
COD 5 hari : <30 mg/liter
Zat padat terlarut (S.S) : <20 mg/liter
Oksigen terlarut (DO) : >3 mg/liter
Total residual chlorine : 0,3 sampai 0,7 mg/liter
KmnO4 : 85 mg/liter
Amoniak : 10 mg/liter
Minyak & lemak : 10 mg/liter
Senyawa Biru Metilen : 2 mg/liter
Untuk karakteristik yang lain, standar air buangan mengikuti standar yang berlaku dari pihak yang
berwenang.
Air limbah domestik yang bersumber dari toilet, urinage, closet dan sejenisnya
masuk ke dalam Grit Chamber. Chamber ini merupakan tahap awal penanganan limbah,
dilengkapi dengan Screen atau Comminutor. Screen berfungsi untuk memisahkan kotoran
berukuran besar yang berpotensi merusak peralatan seperti : plastik, karet dan bahan – bahan
non degradable lainnya. Comminutor berfungsi untuk menghancurkan limbah domestik yang
berbentuk padatan.
Sedangkan limbah domestik yang bersumber dari dapur, food court atau restoran yang
mengandung lemak akan masuk kedalam unit Grease Trap. Pada bak ini terjadi pemisahan
lemak dengan air. Lemak yang terkumpul secara berkala oleh operator gedung.
Effluent / keluaran limbah dari Grease Trap dan Grit Chamber secara over flow / gravitasi
masuk kedalam bak Equalisasi. Bak Equalisasi ini berfungsi untuk meratakan kualitas air
limbah dan mengatur agar debit air limbah yang diproses tetap konstan. Untuk meratakan
kualitas air limbah, bak Equalisasi dilengkapi dengan diffuser sedangkan dalam pengaturan
jumlah debit air limbah yang akan diproses tetap konstan sesuai dengan perencanaan,
pada bak Equalisasi dilengkapi dengan Flow Control Box.
Di dalam bak Aerasi ini terjadi proses penguraian senyawa organik secara aerobik
oleh aktifitas biologis mikroorganisme. Untuk mendapatkan kondisi tersebut, kedalam bak aerasi
dimasukkan sejumlah udara/Oksigen yang disuplay dari Blower dan distribusikan melalui Ffne
dan coarse bubble diffuser, sehingga terjadi pertumbuhan bakteri pengurai yang diindikasikan
dengan terbentuknya lumpur aktive di bak aerasi yang berwarna kecoklatan. Bakteri pengurai
yang diperlukan dalam proses Aerasi ini ditambahkan secara terus menerus melalui
pengembalian lumpur (activated sludge return) dari sistem air lift di dalam bak Sedimentasi.
Di dalam bak Sedimentasi terjadi pemisahan lumpur yang terbentuk di bak Aerasi.
Lumpur yang mengendap di dasar bak ini diambil dengan menggunakan Sistem Air lift,
kemudian dikembalikan kedalam bak Aerasi, bak Equalizing dan bak Penampungan Lumpur.
Untuk mempercepat proses pengendapan, dasar bak Sedimentasi dibuat lantai dengan
kemiringan lebih dari 45o.
Bak Effluent berfungsi untuk menampung air bersih sebelum dibuang kesaluran kota. Air
dipompakan secara berkala dengan menggunakan pompa yang diatur secara otomatis
menggunakan Water Level Control (WLC).
Bak Penampungan Lumpur berfungsi untuk menampung lumpur hasil proses penguraian
secara mikrobiologi. Sumber lumpur berasal dari bak Sedimentasi, dimana lumpur yang
mati akan terendapkan secara alamiah, sementara lumpur yang berupa scum/melayang
akan dikembalikan kedalam sistem sebagai sumber bakteri aktif untuk STP. Penanganan lumpur
yang dihasilkan STP dilakukan dengan penyedotan secara berkala dengan menggunakan mobil
tinja.
SPESIFIKASITEKNIS
1. Blower
2. Effluent Pump
1. Tangki Bioreactor
Kapasitas : 2 x 35 m3/hari
System Dimensi : Extended Aeration With Fil Media ( Contact Aeration)
Produksi Media : Dia 2,5 x 8 x 2 Unit
Cell Surface : Mesin Fillament Winding
Area : BioBall dan Honety Comb
Material/Peralata : 400 & 157 (m2/m3)
n Jumlah : HDPE/PVC
: 1 Unit
4. Effluent Pump
Merk : Ebara /Setara
Kapasitas : 0,17 m3/menit
Head : 20 m
Power : 1,5 kW/380 V/50 Hz/3 ph
Type : Submersible
Operation : Automatic by level control
Accessories :Valve,fitting & level control
Biomedia
Merk : Lokal
Model : Random
Kapasitas/Luas Area 2 3
: 550 m /m
Material/Peralatan : PE/PP
Jumlah : 1 Lot
7. Peralatan Sedimentasi
Terdiri dari - Scum skimmer
- Air lift system
- Baffle & Gutter
Jumlah : 1 Lot
8. Desifecta Chamber
Merk : Lokal
Type : Tube Deck
Operation : Manual Feeder
Jumlah : 1 Lot
10. Kabel
Type : NYY 0,6 kV (4 besar)
Merk : Suppreme 4 besar
Jumlah : 1 Lot
Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada setiap pemakai dengan variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
Setiap pompa distribusi ini harus mempunyai aliran masing-masing pompa dalam booster pump
berdasarkan standart pabrik pembuat, dengan efisiensi masing-masing pompa minimum 60%,
serta dilengkapi dengan sertifikat.
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC)
motor. Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan
motor tidak boleh melebihi dari 1500
Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat dari beton. Tinggi
dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1/8 dari panjang inertia block.
Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari neoprane pad
yang dipasang berurutan.
Tangki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber diaphgram. Air
harus tersimpan dalam diaphgram. Tangki tekan harus dibuat oleh pembuat pompa yang sama.
Tangki tekan harus type yang disetujui dan ukurannya tepat untuk operasi yang benar dari
masing-masing pompa pacu (lead pump). Pressure switch terletak pada main water stream
harus menggerakkan pompa ketika sistem tekanan turun di bawah tekanan sistem yang
diinginkan.
Tangki tekan harus diuji oleh pabrik dengan tekanan minimal 1,5 kali tekanan kerja.
Semua bagian dari sistem yang berhubungan dengan air harus terbuat dari bahan anti karat.
Setiap pompa distribusi antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut:
1. Pompa centrifugal dengan motor
2. Tangki tekan tipe diaphragm pre charge
3. Inlet dan outlet headers
4. Katup inlet dan outlet
5. Check valve agains water hammer
PT.Indulexco 30 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
6. Inlet strainers
7. Power and control panel
8. Flow regulators
9. Pressure switch/flow monitor switch
10. Pressure gauges
11. Hydraulic connections
12. Electrical connections
13. Rangka dasar pompa harus didukung oleh springs rubber mounting dengan minimum statik
deflection 25 mm.
Motor pompa adalah dari jenis induksi rotor sangkar dan sesuai untuk beroperasi pada jaringan
listrik 230/400V, 3 phasa, 50 Hz.
Motor diatas 5,0 kW menggunakan stater star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan
daya kurang dari 4,0 kW menggunakan stater direct-on-line (DOL).
Perintah start pompa secara otomatis berasal dari pressure switch atau level control sesuai
dengan gambar perencanaan.
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC)
motor. Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan
motor tidak boleh melebihi dari 1500 rpm.
6.1. Umum
a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan telah
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapnnya yang diperlukan untuk mengadakan pengujian tesebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Pemeriksaan dan pengujian akhir sistem dilakukan oleh Konsultan Pengawas pelaksana
pembangunan gedung (yang ditunjuk oleh pemilik gedung) dan oleh petugas dari pemilik
gedung tersebut. Untuk tim penguji dari pihak Kontraktor harus tim bukan memasang
peralatan yang akan diuji.
d. Sebelum melakukan testing dan commissioning, pihak Kontraktor harus sudah menyerahkan
metode pelaksanan testing dan commissioning kepada pihak pengawas
lapangan/MK/Direksi/perencana/owner respentative atau mereka yang ditujuk untuk
bertanggung jawab terhadap hal ini, selambat-lambatnya 3 hari sebelum dilakukan testing
dan commissioning ini. Sebelum disetujui/di-approve oleh pihak tersebut diatas, maka
Kontraktor tidak boleh melakukan pekerjaan testing dan commissioning.
e. Perlatan pengujian harus sudah diserahkan ke pihak pihak pengawas
lapangan/MK/Direksi/perencana/owner respentative atau mereka yang ditujuk untuk
bertanggung jawab terhadap hal ini lengkap dengan sertifikasinya, selambat-lambatnya 3
hari sebelum dilakukan testing dan commissioning ini.
f. Pekerjaan testing dan commissioning ini harus sudah selesai dilakukan dan diadakan
perbaikan/penggantian bila perlu sebelum dilakukan serah terima pekerjaan
g. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
h. Setelah semua instalasi lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke semua pipa,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh
instalasi yang terpasang dan disaksikan oleh Direks/Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu,
sampai semua sistem bekerja dengan baik.
i. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
6.4. Pompa
A. Semua pompa harus diperiksa secara menyeluruh, debit rata-ratanya, tekanannya (suction
dan discharge), kecepatannya (rpm) dan balans terhadap kapasitas yang ditentukan
terhadap sistem keseluruhan.
B. Pemeriksaan harus dilakukan juga terhadap derajat kebisingan, getaran, alignment dan
kebocoran.
C. Apabila tejadi perubahan diameter impeller pompa harus dilakukan oleh pabrik pembuat,
tidak boleh sekalipun dilakukan modifikasi impeller oleh Kontraktor tanpa rekomendasi
pabrik Pembuat.
D. Pengetesan pompa harus dilakukan bersamaan dengan pengetesan control panelnya, dan
harus dilakukan oleh orang dari pabrik pembuat pompa kebakaran tersebut
E. Pada waktu dilakukan start up, semua katup-katup harus dalam keadaan tertutup, yang
kemudian dibuka secara perlahan-perlahan atau sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat pompa tersebut.
PT.Indulexco 33 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
F. Pompa harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan tekanan yang disebutkan dalam
spesifikasi teknik ini, bila tekanan dan kapasitas yang dioperasikan tidak sesuai dengan
spesifikasi ini maka pihak Kontraktor harus menyesuaikan/memperbaiki atau menselaraskan
dengan tekanan dan kapasitas yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini.
G. Pada pompa harus terdapat name plate dimana dicantumkan :
Tipe pompa
Power pompa
Kapasitas
Tekanan
H. Hasil uji harus diserahkan ke Direksi
6.5. Pipa
A. Semua pekerjaan pipa harus diuji hidrostatik :
Untuk instalasi air bersih seluruh instalasi pipa harus diuji dengan tekanan 1.5 kali
tekanan kerja atau 10 bar, dipilih yang terbesar, dalam waktu 24 jam tanpa terjadi
penurunan tekanan dan selama pengujian sambungan las harus diperiksa dengan cara
dipukul.
B. Semua pipa harus sudah selesai uji sebelum plafond dipasang, dinding diplester atau tanah
diratakan.
C. Semua sambungan harus dibiarkan terbuka selama pengujian.
D. Air yang digunakan untuk pengetesan adalah air yang mengandung bahan kimia anti karat.
E. Seluruh pipa air harus digelontor dan dibersihkan setelah tes hidrostatik kemuadian
dilakukan desinfektanisasi dengan :
Larutan yang mengandung 50 mg/liter klor dan dibiarkan selama 24 jam sebelum dibilas
dan digunakan kembali atau,
Larutan yang mengandung 200 mg/liter klor dan dibiarkan selama 1 jam sebelum dibilas
dan digunakan kembali.
6.6. Pipa Air Kotor, Air Bekas, Ventilasi Dan Anti Syphon
a. Semua pekerjaan perpipaan untuk air kotor, air bekas, ventilasi dan anti syphon harus diuji
terhadap suara dan kekuatannya.
b. Semua pipa buangan horisontal dan fitting yang melayani seluruh area (toilet, dapur dll.)
harus kedap suara dan diuji dengan air dalam tekanan 3,8 bar. Tekanan dalam sistem harus
tetap selama 24 jam.
c. Pipa vertikal air buangan harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3 m kolom air pada
setiap tempat dan tidak berubah selama 24 jam dengan cara menutup ujung pipa terbawah
dan pipa diisi penuh denagan air sampai meluap.
d. Pipa air buangan yang bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar 150% tekanan
kerja atau minimal 8 bar selama 24 jam, tergantung mana yang lebih besar.
e. Semua pipa vent harus diuji dengan menggunakan asap. Asap yang digunakan harus pekat
dan berbau tajam, dimasukkan kedalam sistem pipa yang terendah. Bila asap sudah keluar
dari ujung pipa tegak diatas atap, lubang ujung pipa kemudian ditutup.
f. Tekanan uji asap ini minimum sebesar 25 mm kolom air dan harus tetap selama 30 menit
sebelum pengamatan dilakukan.
Kemudian tangki harus didesinfektan dengan cara seperti di atas sebelum dibilas dan
digunakan kembali.
7.1. Umum
A. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan dari semua material, peralatan, alat
bantu, tenaga kerja dan ongkos-ongkos tambahan yang diperlukan untuk service dan
maintenance pada semua sistem, mesin-mesin dan peralatan yang disupplai dan dipasang,
di bawah kontrak ini selama periode maintenance maupun untuk service dan maintenace
sesudah masa tersebut.
B. Semua pekerjaan yang dilakukan seperti yang diterangkan disini harus sesuai dengan
material yang terbaik, praktek teknis dan harus sesuai dengan spesifikasi.
C. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor mengganti dan atau memasang semua bagian-
bagian yang cacat atau rusak dari mesin-mesin atau peralatan tanpa biaya tambahan.
D. Untuk service dan maintenance sesudah periode maintenance, semua biaya termasuk
sebagai service, perawatan, penggantian atau perbaikan bagian-bagian yang rusak juga
material yang dipakai (sebagaimana terdaftar disini) material-material tambahan dan
penggunaan peralatan dianggap sudah termasuk di dalam harga yang ditawarkan untuk
service dan maintenance sesudah periode maintenance.
7.3. Pengawasan
A. Kontraktor harus mempunyai pengawas yang bertugas untuk service, perawatan dan
perbaikan atau penggantian dari pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang disebut
dalam spesifikasi. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan mengikuti peraturan lokal
yang ada, orang yang melakukan pengawasan harus mempunyai ijin atau terdaftar pada
badan yang bersangkutan.
B. Pengawas juga harus benar-benar sanggup dan bertanggung jawab dalam mengawasi
service, maintenance dan perbaikan dari semua jenis mesin dan peralatan, serta merupakan
pegawai langsung dari Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.
kebutuhan seluruh pekerjaan, selama dan sesudah periode pemeliharaan, jadwal ini harus
diajukan kepada Konsultan untuk diperiksa sesudah penunjukkan Kontraktor. Jadwal untuk
diperiksa Konsultan harus termasuk dalam Operating dan Maintenance Instruction dan
daftar komponen yang terperinci dalam kontrak.
B. Kontraktor harus memberitahukan ke Pemilik dimana ada kerusakan pada komponen
peralatan atau material yang dilihat pada waktu pemeriksaan rutin dan harus segera
memperbaikinya.
C. Kontraktor harus menyediakan seorang engineer yang terdaftar dan atau memepunyai izin
dengan bidang Elektrikal/Plambing, seperti yang dipersyaratkan oleh pihak yang berwenang
untuk melaksanakan semua pekerjaan. Biaya penyediaan seorang Engineer termasuk biaya
yang berhubungan dengan pihak yang berwenang sudah harus termasuk yang diajukan.
7.5.1. Umum
Kontraktor harus memeriksa dan menservice seluruh pabrik, mesin-mesin dan peralatan dan
semua instalasi yang dipasangnya, paling tidak sekali sebulan, kecuali jika diperintahkan lain
oleh pemilik.
1. Selama pemeriksaan yang teratur, adalah harus :
Memeriksa kemampuan secara lengkap sistem pemadam kebakaran, termasuk
penyetelan semua kontrol.
Melatih semua operator dari pihak pemilik yang bertanggung jawab terhadap operasi
dari sistem dalam hubungannya dengan metode operation prosedur maintenance yang
betul.
Membuat laporan tertulis ke pemilik semua kekurangan, cacat atau kerusakan yang
dijumpai. Laporan semacam ini harus menyebutkan sebab-sebab dari kerusakan
tersebut dan harus memasukkan perkiraan biaya untuk perbaikannya.
Membuat catatan dalam sebuah buku (LOG BOOK), yang berisi keterangan dari semua
perawatan atau perbaikan yang dilakukan dan semua masukan awal.
Membuat laporan tertulis ke pemilik tentang semua pekerjaan yang sesuai dengan
jadwal service dan maintenace seperti yang dispesifikasikan.
2. Pemeriksaan Semua Pompa
Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan oleh Kontraktor, minimal sebulan
sekali antara lain sbb. :
Periksa semua seal, gland dan pipa terhadap kebocoran dan segera diperbaiki bila
diperlukan.
Packing gland agar diperbaiki dan setel lagi bila diperlukan. Semua mur pada packing
gland harus dikencangkan secara merata.
Periksa semua bantalan pompa dan lumasi dengan oli atau grease bila diperlukan.
Periksa keseluruhan dan kondisi semua kopling karet diantara pompa dan motor
penggerak, perbaiki bila diperlukan.
Periksa semua ketegangan belt dan bila perlu di setel lagi.
Periksa tekanan pompa terhadap sistem keseluruhan, diatur lagi bila diperlukan.
Periksa kembali safety valve dari pompa, perbaiki bila diperlukan.
Pressure gauge diperiksa kembali, kalibrasi lagi bila diperlukan.
Periksa laju aliran pompa terhadap sistem keseluruhan.
Periksa kembali alignment dari pompa, perbaiki bila diperlukan.
3. Pemeriksaan Untuk Tangki Air
Pada tiap-tiap pemeriksaan dan service tiap bulan, Kontraktor harus memeriksa semua
tangki dan drain bersihkan dan kuras bila perlu.
4. Pemeriksaan Untuk Pipa Tegak.
5. Pemeriksaan Untuk Peralatan Listrik
Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan oleh Kontraktor, minimal sebulan
sekali antara lain sbb. :
a. Periksa semua motor listrik dan
Teliti semua motor bearings dan lumasi bila perlu
Teliti carbon brushes dan clip ring dari semua motor, dan bersihkan, bila perlu carbon
brushes diganti.
Teliti semua alat pengaman yang dipasang pada motor, bersihkan setel, dan lumasi
bila
perlu.
b. Periksa dan teliti operasi rutin dari semua starter listrik, electric control gear dan alat-alat
bantu listrik dan :
Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-bagian yang
bergerak bila diperlukan.
Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
Ganti sekering listrik bila perlu.
c. Tinjau dan periksa operasi rutin dari semua control gear otomatis dan relay dan :
Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-bagian yang
bergerak bila diperlukan.
Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
Ganti sekering listrik bila perlu.
d. Tinjau semua panel kontrol, panel alarm, supervoisory data panel, sub panel dan lain-lain.
Periksa operasi rutin dari semua kontaktor, MCCB, relay, ELGB, time switch dan lain-
lain.
Kencangkan semua sambungan, transmisi dan lain-lain
Ganti blown indicating lamps.
Test tahanan pentanahan.
Bersihkan semua panel
Periksa tegangan battery dan transmisi
Isi air accu bila perlu
Test semua lampu indicator dan sirkuit alarm
e. Periksa dan setel semua float switch, limit switch, time switch, sequence controller dan
lain-lain.
f. Pemeriksaan untuk Blower, Fan dan lain-lainnya
g. Pemeriksaan Lain-lain
Periksa dan teliti semua pipa utama/riser dari kebocoran, perbaiki atau diganti bila perlu
Periksa dan teliti semua pipa cabang dari kebocoran, perbaiki atau ganti bila perlu
Semua carbon brushes yang diperlukan untuk mengganti semua contact point listrik
pada switch gear, motor stater gear, electric control gear dan relay listrik.
Semua sekering yang putus.
Semua bahan kimia yang dibutuhkan.
B. Biaya untuk penyediaan material ini tidak boleh diajukan terpisah oleh Kontraktor, tetapi
sudah termasuk dalam kontak dan maintenance.
1. Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan pipa, valve dan material yang termasuk dalam pekerjaan plambing
harus berasal dari pabrik material tersebut atau agen resmi yang ditunjuk oleh
pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus berdomisili di
Indonesia.
d. Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/
Kontraktor sebagai Jaminan atas pekerjaan.
c. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh
pabrik.
PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PEMADAM KEBAKARAN
(FIRE FIGHTING)
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service, penyediaan
gambar referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini
dari pihak Pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills
of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan
pengangkutan unit sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena
alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
B. Kotak hidran gedung (class III NFPA-14) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
Steel box recessed type di cat duco warna merah dengan tulisan warna putih
HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi tombol tekan alarm, lampu alarm dan alarm horn
Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa, yang harus dilengkapi dengan tanda arah
membuka dan menutup. Untuk valve 45 mm harus dilengkapi dengan orifice,
sehingga tekanan pada nozzle tidak kurang dari 65 psi (4,5 bar) dan tidak melebihi
100 psi (6,9 bar). Untuk valve 65 mm tekanan minimum adalah 6,9 bar dan
tekanan maksimum 12 bar.
Firehose A-one type size 40 mmm x 30 meter including couplings.
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.
C. Kotak hidran halaman (class III NFPA-14) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
Steel box outdoor type di cat duco warna merah dengan tulisan warna putih
HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
Hydrant valve, chronium plated 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa, yang harus dilengkapi dengan tanda arah membuka dan
menutup. Untuk valve 65 mm harus dilengkapi dengan orifice, sehingga tekanan
pada nozzle tidak kurang dari 6,9 bar dan tidak melebihi 12 bar.
Firehose A-one type size (65 mm x 30 meter) 2x including couplings.
Hydrant nozzle variable spray type size 65 mm.
D. Kepala Sprinkler
Kepala sprinkler yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb, tipe up-right dan tipe
pendant dengan temperatur 57 C, dibuat dari chromium plated brass yang
dilengkapi dengan flushing flange, dan temperatur 68 C untuk ruang mesin dan 93
C untuk dapur mempergunakan bronze finish serta tipe side wall dengan
temperatur diatas 100 C untuk daerah ruang panel di tiap lantai.
Sub-kontraktor harus menyediakan dan menyerahkan kepala sprinkler kepada
pemilik, minimal 1% dari jumlah kepala sprinkler yang terpasang. Biaya pengadaan
ini sudah termasuk dalam harga penawaran.
Karakteristik Bahaya Kebakaran Sedang (Light Hazard) sesuai dengan NFPA-13 terbaru.
Sistem : Wet riser
Kepadatan pancaran : 4 ltr/mnt/m2
Temperatur : 57oC untuk daerah umum
: 68oC untuk daerah Mesin dan R. Parkir
: 93oC untuk daerah dapur/kitchen
Tekanan air pada kepala spinkler : 33 psi (2,25 kg/cm2)
Max. luas pengaman per kepala : 16 m2
sprinkler
Maximum jarak sprinkler : 4,6 m
Maximum jarak sprinkler ke dinding : 2,3 m
Ukuran nominal lubang kepala sprinkler : 15 mm
K faktor : 5,61
Maximum kehilangan tekanan : 33 Psi (2,25 kg/cm2), pada 2 sprinkler terakhir
tekanan antara katup pengontrol utama
2. PERPIPAAN
2.1. Umum
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal pipa, letak dan arah tiap-tiap
sistem pipa.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung terhadap kotoran, air, karat, dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa di bawah tanah diberi
lapisan pita anti karat sejenis “denso tape”.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
A. Pipa
B. Sambungan
C. Katup
D. Strainer
E. Sambungan ekspansi
F. Sambungan fleksibel
G. Penggantung dan penumpu
H. Sleeve/selubung
I. Lubang pembersih
J. Blok beton
K. Galian
L. Pengecatan
M. Penyelesaian
N. Pengujian
O. Peralatan bantu
P. Pekerjaan Sipil (bobokan dan perapian kembali, dll).
Catatan :
- TIS = tidak berisolasi
3.1. Umum
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan water
mur atau flange.
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus menggunakan fitting buatan pabrik.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik pembuang. Pipa
pembuang dan penghawaan harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
Kecuali jika tidak terdapat dalam gambar, selubung pipa harus disediakan di mana pipa-
pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
Bila pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa
harus dipakai bahan rock - wool atau bahan tahan api yang berfungsi sebagai fire stop
Semua galian, harus juga termasuk pengurugan kembali serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 80 cm TOP (Top of Pipe) di bawah permukaan tanah. Semua
pipa dipasang dan diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 cm untuk bagian
bawah pipa, pasir urug sesuai diameter pipa, pasir yang telah dipadatkan setebal 20 cm
untuk bagian atas pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda
keras yang lain.
Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 – 2,5 dan
pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
Pada akhir pekerjaan pipa, pipa-pipa yang belum selesai dikerjakan maka ujung-ujung
pipa harus ditutup.
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri atas bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang
ada.
Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
Perubahan-perubahan arah.
Titik pencabangan.
Benda-benda terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1. Diameter Batang
Sampai dengan 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang Pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.
2. Bentuk Gantungan
Split ring type atau Clevis type
Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
Katup-katup harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini :
A. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
B. Sambungan kesaluran pembuang pada titik-titik rendah.
- Di Ruang Mesin
Sampai dengan 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain 20 mm
Diameter pengukur tekanan minimum ø 75 dengan pembagi skala ukur maximum 2 kali
tekanan kerja.
3.11.Sambungan Ulir
A. Penyambung antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 40 mm.
B. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
C. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkwite dengan
campuran minyak.
D. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
E. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
F. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
3.12.Sambungan Solder.
A. Sambungan solder ini berlaku antara pipa copper tube dan fitting.
B. Untuk pipa copper ukuran 20 mm ke bawah boleh mempergunakan Soft Solder.
C. Untuk pipa copper ukuran 25 mm ke bawah boleh mempergunakan Hard Solder.
D. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
E. Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan.
3.13.Sambungan Las
A. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
B. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
C. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
D. Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi contoh hasil las untuk
mendapatkan persetujuan tertulis.
E. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai
surat ijin tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
F. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
G. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
3.14.Selubung Pipa
A. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
B. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi.
C. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk daerah kedap
air harus diberi tambahan sayap.
D. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
E. Rongga antara pipa sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".
3.17.Earthing Boses
A. Earthing boses harus disiapkan di atas dan bawah pada setiap pipa tegak metal.
B. Earthing boses harus terbuat dari material yang sama dari pipa dimana disambungkan
dan harus di las ke pipa pada lokasi yang dapat diterima dan dapat dijangkau untuk
sambungan earthing system. Bosses harus berdiameter 50 mm dengan diameter
bersih lubang 10 mm dan kedalaman 7 mm.
menunjukkan kedalaman air dalam tangki. Seluruh water level gauge harus dibuat
oleh standard pabrik yang berwenang yang didesign untuk memberikan service yang
handal.
3.20.Pembersihan
A. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode-
metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
3.21.Pengecatan
A. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
Pipa service
Support pipa dan peralatan konstruksi besi flange
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbaiki
B. Persyaratan Pengecatan
1. Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
2. Warna cat
Untuk pipa dan peralatan expose maupun dalam plafon diberi warna dasar biru.
Air PDAM : Biru Tua
Air Deep Well : Biru Muda
Air Kotor : Hijau Tua
Air Bekas : Hijau Muda
Air kebakaran : Merah Tua
Hanger & Support pipa : Hitam.
Panah arah aliran : Putih.
4.4. Pipa
A. Semua pekerjaan pipa harus diuji hidrostatik :
Untuk instalasi kebakaran seluruh instalalsi pipa harus diuji dengan tekanan 1,5
kali tekanan kerja atau 16 bar, dipilih yang terbesar, dalam waktu 24 jam tanpa
terjadi penurunan tekanan dan selama pengujian sambungan las harus diperiksa
dengan cara dipukul.
B. Semua pipa harus sudah selesai uji sebelum plafond dipasang, dinding diplester atau
tanah diratakan.
C. Semua sambungan harus dibiarkan terbuka selama pengujian.
D. Air yang digunakan untuk pengetesan adalah air yang mengandung bahan kimia anti
karat.
E. Seluruh pipa air harus digelontor dan dibersihkan setelah tes hidrostatik kemudian
dilakukan desinfektanisasi dengan;
Larutan yang mengandung 50 mg/liter klor dan dibiarkan selama 24 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali atau,
Larutan yang mengandung 200 mg/liter klor dan dibiarkan selama 1 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali.
5.3. Pengawasan
A. Kontraktor harus mempunyai pengawas yang bertugas untuk service, perawatan dan
perbaikan atau penggantian dari pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang
disebut dalam spesifikasi. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan mengikuti
peraturan lokal yang ada, orang yang melakukan pengawasan harus mempunyai ijin
atau terdaftar pada badan yang bersangkutan.
B. Pengawas juga harus benar-benar sanggup dan bertanggung jawab dalam
mengawasi service, maintenance dan perbaikan dari semua jenis mesin dan
peralatan, serta merupakan pegawai langsung dari Kontraktor dan disetujui oleh
Direksi.
Biaya penyediaan seorang Engineer termasuk biaya yang berhubungan dengan pihak
yang berwenang sudah harus termasuk yang diajukan.
5.5.1. Umum
Kontraktor harus memeriksa dan menservice seluruh pabrik, mesin-mesin dan peralatan
dan semua instalasi yang dipasangnya, paling tidak sekali sebulan, kecuali jika
diperintahkan lain oleh pemilik.
e. Periksa dan setel semua float switch, limit switch, time switch, sequence controller
dan lain-lain.
f. Pemeriksaan untuk Blower, Fan dan lain-lainnya
g. Pemeriksaan Lain-lain
Periksa dan teliti semua pipa utama/riser dari kebocoran, perbaiki atau diganti
bila perlu
Periksa dan teliti semua pipa cabang dari kebocoran, perbaiki atau ganti bila
perlu
Periksa dan teliti semua rack dan reel hose, dari kebocoran, perbaiki atau
diganti bila perlu.
Periksa dan teliti semua bahan kimia dan nozzle dari pemadam kebakaran
PROYEK PERENCANAAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN VENTILASI DAN TATA
UDARA
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service,
penyediaan gambar referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan
petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban
Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan
pengangkutan unit sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima
karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Air Handling Unit (AHU) dengan jumlah dan
kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan peralatan
bantu lainnya.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Intake/Supply dan Exhaust Fan dengan
jumlah dan kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan
peralatan bantu lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel daya, panel kontrol, panel interface
kontrol sistem BAS untuk AHU, Fan Unit, lengkap dengan pengkabelannya.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian ducting, diffuser, grilles, louver, volume
damper, fire damper serta kelengkapan lainnya yang terkait dengan instalasi ducting.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan, motorized control valve, valve-
valve, strainer, flexible joint, peralatan kontrol dan kelengkapan AHU dan AC split
duct.
6. Membuat gambar kerja instalasi/shop drawing dan gambar terinstalasi/as built
drawing.
7. Melakukan testing dan commissioning sistem ventilasi dan tata udara.
8. Mengadakan pelatihan kepada kepada teknisi dan operator.
9. Membuat buku petunjuk operasi, pemeliharaan dan trouble shooting.
Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instalasi tersebut sudah lengkap, benar, aman, memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan dan dapat beroperasi/bekerja dengan baik.
SPESIFIKASI TEKNIS
1. KETENTUAN UMUM
1.1. Umum
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib
mengikuti publikasi, code dan standard international yang berlaku dan merupakan edisi
terakhir antara lain seperti :
SMACNA - 85
ASHRAE - Guide and Data Book
NFPA - 90A
ARI
AMCA
CTI
Standard lain yang berlaku untuk bagian peralatan yang belum tercantum di atas
1.5. Instalasi
A. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
B. Landasan peralatan
Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor maupun motor yang berada di
luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
C. Platforms
Untuk peralatan seperti fan, compressor, outdoor unit, indoor unit, AHU, pompa dan
sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus
diperkuat dengan suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling
ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tersebut sehubungan dengan letak
peralatan/accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan
Direksi/ Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak
dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa
diterima (serah terima belum 100%).
1.9. Pengecatan
Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis harus dicat
dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari
grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas dua lapis cat
copolymer.
1.10.Anti Karat
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlukan
untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flance dan lain-lain) harus
dicat dengan cat anti karat, yaitu zincromate dan selanjutnya cat finish dengan warna
yang ditentukan. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dan bebas dari
las-lasan, dicat dasar dengan zincromate dan cat akhir finish dua lapis.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan
dengan Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi dan disertai gambar detail.
Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance ¾” jika pipa
berisolasi, clereance tetap dibutuhkan ¾” antara isolasi dan sleeve menembus atap harus
diperpanjang + 200 mm di atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa clereance harus
diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.
Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai code nama dan nomor,
Kontraktor wajib mengusulkan pada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
dan semua ini sudah harus tercantum dalam as-built drawing.
A. Umum
Spesifikasi teknis yang akan diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifikasi kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar “Daftar Peralatan atau Data Sheet” yang
menyertai dokumen ini.
Seluruh bagian unit chiller merupakan satu kesatuan yang secara utuh berasal
assembling pabrik (factory assembled). Chiller tersebut merupakan “Air Cooled Chiller
Screw Type”, dengan refrigerant R 134 a.
Pada dasarnya masing-masing unit chiller terdiri dari compressor, prime mover, heat
exchanger, oil separator, furge system dan control Panel.
Pengadaan unit harus dilengkapi dengan refrigerant, oil, vibration isolator, petunjuk
pengangkutan, pemasangan, pengoperasian, perawatan dan trouble shooting serta
peralatan (“tools”) dan spare part standard untuk pengoperasikan & perawatan unit
yang bersangkutan. Rincian peralatan dan spare part yang dimaksud harus
dilampirkan pada saat penawaran diberikan.
Overall heat transfer coefisient untuk water chiller scale factor tidak kuarng dari
0.00005 sqm oK/w dan fouling factor tidak kurang dari 0.0001 sqm oK/w.
Unit Chiller harus mampu bekerja pada beban hanya 10% dari kapasitas yang
diminta.
Unit chiller harus diseleksi sehingga diperoleh konsumsi daya yang optimal, dengan
batasan tidak lebih 1.25 KW/TR.
Pada seluruh bagian chiller yang akan timbul kondensasi harus diisolasi dengan
material Polyethylene rubber foam dengan tebal 1“ dan dengan coefficient conductivity
0,26 Btu/ft.h.c. Sedang bagian yang tidak diisolasi harus di cat dengan “air dry beige
enamel finished”.
Unit-unit chiller akan dioperasikan secara parallel dengan menggunakan Sequencing
Control System atau Plant Chiller Manager.
Quality assurance : Pabrik pembuat chiller harus menerapkan quality management
system yang mendapat pengakuan BS 5750, part 1, ISO 9001.
B. Komponen
1. Compressor
Volute Casing harus dari “close grain grey cast iron “ yang berkualitas tinggi atau
material “semi steel” yang setara.
Shaft dari alloy steel forging, dengan impeller yang seimbang/balance secara statis
dan dinamis. Seluruh komponen yang berputar harus bekerja secara baik di bawah
kecepatan kritisnya.
Bearings harus terlumasi secara sempurna dan masing-masing mesin harus
dilengkapi dengan sistem pelumasan berupa oil storage tank dan electric oil pump Di
dalam storage tank harus dilengkapi dengan cooling coil dan immersion heaters,
dimana keduanya bekerja secara automatis sehingga temperatur minyak pelumas
selalu terjaga pada temperatur yang tepat. Sistem pelumasan ini harus interlocked
dengan sistem “starting compressor”, sehingga dapat dipastikan bahwa refrigeration
plant tidak akan mungkin bekerja sebelum sistem pelumasan bekerja secara
sempurna dimana qualitas oil sudah tepat dan tekanan oil pada seluruh bearing telah
mencapai nilai yang dikehendaki.
Compressor harus dilengkapi dengan seluruh “safety devices” yang diperlukan dan
automatic adjustments untuk menyesuaikan tingkat pembebanan yang mungkin
terjadi. Pengontrolan kapasitas dilakukan dengan menggunakan “inlet guide vane”,
yang akan secara halus dan kontinu mengatur variasi tingkat pembebanan dari 10%
hingga 100% dari rating kapasitas Compressor. Inlet Guide vane ini dikontrol secara
automatis oleh chilled water control device untuk memastikan bahwa deviasi LCWT
tidak lebih dari + 0.5 oC.
Compressor digerakan oleh langsung (direct driven) dengan motor listrik.
2. Prime Mover
Motor penggerak compressor merupakan hermetically sealed motor tipe squirrel cage.
Penentuan kapasitas motor harus sesuai dengan kebutuhan BHP Compressor dan
gear drive losses.
Effisiensi motor yang dipilih harus memperhatikan KW/TR yang dipersyaratkan.
Starter motor listrik harus “star delta closed tansition electromechanical type”.
3. Control Panel
Unit Chiller harus dilengkapi dengan panel kontrol yang berbasis microprocessor.
Panel kontrol ini terkait dengan seluruh sensors, actuators, relays dan switches yang
diperlukan untuk monitoring dan pengontrolan operasional unit chiller. Seluruh strategi
pengontrolan, urutan operasi, keamanan, keandalan dan effisiensi operasi unit chiller
harus “factory programmed and tested”.
Fungsi control antara lain limit functions, sequence of operation, compressor motor
control, compressor motor protection, part load control, dll.
Fungsi adjustment antara lain LCWT, current limit set points adjustment, dll.
Fungsi monitoring antara lain operating mode, LCWT, ECWT, suction & discharge
refrigerant pressure, oil pressure, compressor discharge temperatur, motor winding
temperatur, dll.
Panel kontrol harus dilengkapi dengan selector switch untuk memilih mode
operasional unit chiller secara manual atau automatis. Mode automatis berarti chiller
dioperasionalkan melalui plat chiller manager.
Unit Panel kontrol harus mampu berkomunikasi dengan sequencing control system
atau plant chiller manager yang mengintegrasikan operasional beberapa unit chiller
dan pompa-pompanya.
Panel kontrol harus pula dilengkapi interface untuk fungsi operasi dan monitoring
secara remote lewat modem.
2.2. Instalasi.
A. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam pengangkatan unit,
pemasangan dan lain-lain (manual handling and installation)
Setiap unit dilengkapi dengan 1 (satu) set lengkap tool yang harus diserahkan pada
waktu serah terima.
Demikian juga dengan spare parts yang ditentukan oleh pabrik dan merupakan bagian
yang harus disertakan untuk setiap unit.
Suatu daftar spare parts dan tool yang direkomendasi pabrik harus dilengkapi untuk
setiap unit bagi keperluan operasi dan maintenance atau perbaikan selama
pemeliharaan maupun setelah itu.
Daftar ini harus diserahkan pada saat permintaan persetujuan unit.
B. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan, compressor, motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor, motor dan HEX yang
berada di luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
Unit chilled duduk pada lantai di atas suatu concrete house keeping pada dengan
ketebalan 150 mm.
Menggunakan anti vibration steel spring mounting sesuai dengan rekomendas dari
pabrik.
Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti vibration spring mounting dengan
defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah titik tumpu dan
jarak span dari struktur lantai, putaran motor.
C. Platforms.
Tidak diperlukan.
2.3. Pengujian.
A. Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning
B. Sebelum dikirim ke site harus dilakukan pengetesan performance chiller di pabrik
pembuatnya dengan disaksikan oleh 3 (tiga) orang petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik.
2.4. Referensi Produk.
3. POMPA
3.1. Spesifikasi Teknis
A. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit pompa
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana “Daftar Peralatan” yang
menyertai dokumen ini.
Ketentuan mengenai kemampuan unit terutama total head seperti tercantum pada
lembar gambar “Daftar Peralatan” adalah suatu kemampuan yang berdasarkan
asumsi pressure drop yang diambil dalam perancangan untuk unit-unit chiller, AHU,
dan sistem pemipaan. Pihak kontraktor wajib menyesuaikan kembali kemampuan dari
pompa tersebut sehubungan dengan unit peralatan dan accessories yang dipilih,
maupun terhadap keadaan instalasi dan harus mendapatkan persetujuan dari
MK/Konsultan Perencana sebelummya.
B. Peralatan
Pompa-pompa yang digunakan untuk instalasi ini adalah jenis Centrifugal Horizontal
end suction disambung dengan kopling elastis pada electro motor.
Casing - Cast steel.
Impeller - Bronze.
Shaft - Forged stainless steel.
Bearing - Ball bearing.
Packing - mechanical seal.
Data-data kapasitas, head dan lain-lainnya adalah sebagai tertera dalam lembar
gambar “Daftar Peralatan”.
Secara keseluruhan konstruksi pompa harus jenis yang praktis tidak menimbulkan
suara dan/atau getaran yang mengganggu.
Pemilihan pompa harus pada titik kerja, dimana effisiensi paling optimum dan tidak
dibenarkan pada daerah yang tidak stabil.
Untuk motor penggerak pompa spesifikasi lihat butir pasal tentang pekerjaan
listrik/kontrol.
Setiap pemipaan ke pompa harus dilengkapi peralatan-peralatan seperti, flexible
connection, strainer, stop valve, pressure gauge pada pipa discharge dan suction, dan
check valve pada discharge.
Pompa chilled water harus diisolasi dengan Polyethylene rubber foam tebal 1” (inch)
untuk pencegahan terjadinya pengembunan pada casing.
Cara pengisolasian sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi jika terjadi
perbaikan/ pemerikasaan pada pompa.
Type karakteristik dari masing-masing pompa (flat, steep curve) dapat dilihat pada
uraian data-data pompa di lembar gambar “Daftar Peralatan”.
3.2. Instalasi
A. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pabrik dalam pengangkatan unit,
pemasangannya dan lain-lain.
B. Landasan Peralatan
Pompa harus dipasang di atas suatu inertia concrete block yang dimana inertia block
ini duduk di atas suatu fondasi beton tebal minimal 100 mm dan dengan memakai anti
vibration isolator spring mounting, sehingga getaran-getaran yang ditimbulkan tidak
diteruskan pada konstruksi bangunan.
Pemakaian type vibration isolator spring mounting ini harus diajukan kepada Direksi/
Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
C. Platforms
Untuk peralatan seperti motor dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada
suatu platforms, maka platforms harus diperkuat dengan suatu frame besi channal
(siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.
D. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara
Lihat Sub Bagian 1.
3.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
B. Peralatan.
1. Casing.
Casing dari heavy gauge hot deep galvanized steel.
Konstruksi casing harus cukup kuat dan kaku baik kontruksi yang memakai frame atau
tidak memakai frame.
Casing dengan konstruksi Double Skin dan dengan ketebalan minimal 50 mm isolasi
di antaranya dan dari type modulator sandwich panel, sehingga masing-masing panel
dapat dipertukarkan letaknya.
Mudah dan praktis dalam pemasangan atau bila dilepas untuk perbaikan.
Casing dapat dengan mudah dipasang/dirakit di lapangan dalam keadaan knocked
down.
Casing dilengkapi dengan acces door untuk pemeriksaan coil, blower dan filter.
Casing tahan terhadap tekanan positif dan negatif sampai 1250 mm WG.
Semua dinding (panel) terpasang rapat (air tight) terhadap rangka, tapi dapat dengan
mudah dibuka/dilepas untuk pemeriksaan dan perbaikan coil, fan dan filter.
Drain pan dari galvanized steel yang diisolasi dan dapat menampung air kondensasi
pada keadaan maximum.
2. Cooling Coil.
Cooling coil dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepas, diperbaiki dan
diperiksa.
Cooling coil dari bahan copper tube, dengan aluminium fin yang secara mekanis
terikat ke tube tanpa solder dan tinning.
Coil dipilih untuk kecepatan udara pada permukaan maximum 3000 ft/menit.
Coil harus memenuhi standard ARI 410-72 untuk coil performance sedang untuk
design & testing mengikuti America National Standard (NAS B9-1).
3. Fan.
Fan dari jenis centrifugal forward curve atau back ward curve (airfoil) dan
direncanakan suatu putaran yang tenang (quite operation).
Untuk pengaturan ketegangan tali kipas dengan memakai adjustable mounting motor.
Variasi putaran blower pada batas-batas tertentu mengunakan pulley motor dari type
pitch adjustable.
Poros fan ditumpu pada bearing yang dapat dilumasi dengan mudah dari luar.
Fan harus statis dan dinamis balance setelah terpasang.
Fan harus mempunyai performance yang sesuai dengan standard ARI 430-66.
Motor penggerak fan (lihat uraian pada sub bagian Pekerjaan Listrik/Kontrol).
Dudukan electric motor pada AHU, harus dari type yang dapat diatur posisinya untuk
mendapatkan ketegangan fan belt (adjustable mounting).
4. Filter.
Filter AHU dari jenis washable, fire resistant, media dari synthetic fibre, tebal 2“.
Efficiency filter 20% berdasarkan Standard ASHRAE 52-76 Atmosphere dust spot,
avarage arrestance 90-95%, pada keadaan low velocity 500 fpm.
Filter harus terpasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya
ukuran filter.
Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
Filter dipasang pada casing/frame yang kuat sebelum cooling coil dan dapat dibuka ke
samping untuk melakukan perawatan.
Kontraktor/Supplier harus memberikan (menyerahkan) kepada pemilik 1 (satu) set
cadangan filter untuk tiap-tiap AHU.
5. Instalasi.
A. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pabrik dalam pengangkatan unit
(handling) pemasangannya dan lain-lain.
B. Landasan
Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor maupun Motor yang berada
diluar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
Profil besi, di atas pondasi (house keeping pad) tebal 100 mm untuk jenis AHU yang
duduk di lantai atau AHU yang duduk/menggantung pada profil besi atau AHU
langsung digantung dengan memakai dudukan
Memakai vibration isolator steel spring mounting atau hingga getaran tidak diteruskan
kepada struktur bangunan.
Pemakaian type vibration isolator steel spring mounting ini harus diajukan kepada
Direksi/Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti vibration spring mounting dengan
defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah titik tumpu dan
jarak span dari struktur lantai, putaran motor.
C. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan, motor dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada
suatu platforms, maka platforms harus diperkuat dengan suatu frame besi channal (siku)
yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.
6. Pengujian.
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
7. Referensi Produk.
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setarap dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Direksi/ Pengawas Lapangan/ Managemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: Lihat Daftar Peralatan
dan Material
b. Peralatan
Unit air cooled package (AC Split) wall mounted type, Ceiling suspended dan Split
duct, dll, hendaknya factory built, diuji oleh pabriknya dan mempunyai noise yang
rendah.
Compressor adalah jenis rotary/scroll hermetic seal compressor dengan automatically
reversible oil pump dan dilengkapi dengan katup isap dan tekan, crankase heater
operating vibration isolator dan seluruh compressor dipasang di atas spring vibration
isolator.
Condensor fan dari tipe allumunium propeller yang sudah dites statis dan dibalance
dinamis.
Condensor motor fan adalah totaly enclosed weather proof, tanpa menggunakan
pelumasan untuk bearing dan dilengkapi dengan thermal protector.
Unit ini harus dilengkapi dengan thermostat dan control panel lengkap dengan tombol
ON/OFF.
Over load contactor berikut dengan power-power lainnya yang dapat di-interlock
dengan remote control yang berada di panel MSB/MDB.
Coil dari Hi-X copper tubes dan fin dari allumunium yang direkatkan secara mekanis,
koil ini telah diuji terhadap kebocoran telah di-dehidrated dan diisi gas refrigerant
dengan memakai R.407C atau R-410A secukupnya.
Fan evaporator dari jenis forward curved, multi blade centrifugal dan digerakkan
dengan V-belt dengan pulley yang dapat diatur (variable pitch pulley).
Fan motor dan filter dalam konstruksinya harus mudah dilepas untuk perbaikan dan
maintenance.
Dinding dan rangka condensing unit atau outdoor unit dari galvanized steel sheet dan
dicat anti karat.
Dinding dari fan coil atau indoor unit dari galvanized steel sheet dan bagian dalam
diisolasi dengan isolasi dalam bentuk mencegah kondensasi dan sebagai peredam
bunyi. Isolasi dalam terbuat dari bahan sejenis polyethelene, bukan glass wool atau
rockwool.
Fan coil atau indoor unit harus dilengkapi dengan rumah filter dari galvanized steel
sheet frame yang dapat dibuka kesamping untuk perawatan.
Filter untuk unit AC Split akan menggunakan filter standar dari pabrik.
Filter harus terpasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya
ukuran filter.
Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
Filter dipasang pada casing/frame yang kuat sebelum cooling coil dan dapat dibuka ke
samping untuk melakukan perawatan.
Filter dari jenis washable, fire resistant, media dari synthentic dust test, dengan
effisiensi 70% berdasarkan Standar ASHRAE 52-76 Atmosphere dust spot, avarage
arrestance 90-95%, pada keadaan low velocity 400 fpm.
Unit dilengkapi dengan thermostat untuk kontrol temperatur ruang dan antara outdoor
fan dan condensor ini hendaknya di-interlock dengan compressor. Semua alat-alat
tersebut hendaknya disediakan meskipun belum disebutkan dalam gambar-gambar
pelelangan/kontrak. Sistem pengabelan ini hendaknya dipasang lengkap, meliputi juga
pengabelan dan alat-alat bantu lainnya.
Fan coil atau indoor unit harus dilengkapi dengan drain pan lengkap dengan isolasi
polyethylene tebal 1” dan drain pan tersebut harus cukup dapat menampung air
condensasi pada keadaan maximum.
Kontraktor/Supplier harus memberikan (menyerahkan) kepada pemilik 1 (satu) set
cadangan filter untuk tiap-tiap fan coil atau indoor unit.
5.2. Instalasi
a. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
b. Landasan Peralatan
Semua landasan untuk peralatan, fan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
c. Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor dan indoor unit dan sejenis yang menggantung dan
duduk pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi
channal (siku) yang dilas atau dibautkan atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.
d. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara
Lihat Sub Bagian 1
5.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
6. FAN
a. Spesifikasi Teknis.
a. Umum.
Spesifikasi teknis yang diuraikan di bawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada gambar pada lembar gambar
rencana “Daftar Peralatan” atau “Daftar Peralatan & Material” yang menyertai dokumen
ini.
Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
Pengajuan data teknis Fan harus dilengkapi dengan sound pressure level dalam dB
dengan Re – 10-12 watt pada octave band mid frequencies 60 Hz s/d 4.000 Hz.
Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas-batas yang normal.
b. Peralatan.
1. Centrifugal Air Fan.
Fan harus dari type forward curve atau backward curve airfoil seperti yang dijelaskan
dalam daftar peralatan dengan komponen-komponen sebagai berikut :
Casing dari galvanis steel dan continuous welded untuk menghidari terjadinya
kebocoran udara.
Impeller dari multiblade galvanized steel
Shaft dari mild steel.
Motor dari jenis TEFC, IP 55, isolasi kelas F (outdoor type).
Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing dan diusahakan maintenance
free.
Dilengkapi dengan vibration isolator, outlet & inlet flange.
Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame) dengan posisi motor
dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila hubungan motor dan fan bukan
hubungan langsung).
Material fan :
Casing : hot dipped galvanized mild steel
Impeller & hub : alluminium alloy casting
Hub : alluminium alloy casting
Pelumasan : grease ball atau roller bearing
Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F (outdoor type) dengan Direct Drive.
Fan lengkap dengan counter untuk penyambungan ke ducting.
Dilengkapi dengan aksesoris bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar rencana daftar peralatan
atau data sheet).
Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan baut-baut yang tahan
karat.
b. Instalasi.
a. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
b. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan, fan, motor, ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan. Berat peralatan
diartikan berat dalam operasinya.
c. Platforms
Untuk peralatan seperti fan, motor dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi channal (siku) yang
dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.
c. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
d. Referensi Produk
a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Konsultan Perencana/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
b. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat pada daftar
peralatan & material.
7. PEKERJAAN DUCTING
7.1. Spesifikasi Teknis
A. Umum
Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan
duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/accessories yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi ini.
Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting.
Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat-kan persetujuan dari Direksi/Managemen Konstruksi
sebelum dilaksanakan.
Ukuran seperti yang ditujukan pada gambar adalah ukuran bersih penampang laluan
udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut, berarti penampang harus
diperbesar sesuai ketebalan lining.
C. Konstruksi Duct
Konstruksi adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure di
dalam duct sampai 75 mm WG atau 3“ WG.
Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal
yang harus dipenuhi di luar standard tersebut.
Semua sambungan melintang duct untuk ukuran di atas 600 mm harus memakai
sambungan flens dari besi siku atau sistem sambungan lain yang sesuai dengan
standard SMACNA, dengan memakai rubber packing tebal 2 mm.
Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah sebagai berikut
:Ducting Persegi, ukuran sisi terpanjang :
sampai dengan 30” : Memakai bahan jenis preinsulated
31” sampai dengan 44” : aluminium polyisocyanu rate (PIR)
45” sampai dengan 84” mm : Panel.
85” keatas :
Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pitsburg lock seam dan lain-
lain) harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan sealant yang mencegah
terjadinya kebocoran udara.
Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci
pada kedudukannya.
Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 o.
Lubang pengetesan.
Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan untuk pengukuran
temperatur serta static dan velocity pressure, dan yang ditutup kembali setelah selesai
dengan plastic probe.
Penguatan duct.
Semua duct yang berukuran lebih besar 20“ permukaannya harus dibuat cross broken
(patah silang).
Penggantungan duct.
Cara penggantunggan duct harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi lendutan-
lendutan, getaran-getaran dan deformasi.
Persyaratan-persyaratan harus mengikuti :
Sambungan fleksible.
Kontraktor harus memasang sambungan fleksible connection dari bahan double
sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang
masuk/keluar dari fan, AHU.
Panjang fleksible connection tidak lebih dari 30 mm dan tidak menimbulkan
kebocoran pada sambungan.
Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan pengecilan luas penampang.
sedemikian rupa, sehingga grease tight dengan memakai asbestos free gasket dan
mudah dibuka/dipasang.
Duct horizontal dipasang dengan kemiringan tidak kurang dari 0,5 %.
Suatu grease trap dipasang pada titik terendah dari ducting vertikal dan dilengkapi
dengan plug drain untuk pembuangan dan access door untuk pembersihan.
G. Volume Dampers
Volume dampers dipasang sesuai tergambar. Volume damper dari type single/multi
blade. Blande dari bahan 1,6 mm besi plat. Blande dikonstruksi sedemikian rupa
sehingga dalam keadaan dapat bekerja dan beroperasi dengan baik.
Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat
dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
H. Fire Dampers
Fire dampers dipasang sesuai tergambar. Fire damper dari type single/multi blade.
Khusus untuk fire damper dilengkapi fusible link bar dan fusible link frame dan blande
o
dari bahan 1,6 mm besi plat. Fuse harus mempunyai titik cair 70 C. Blande
dikonstruksi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan horisontal titik berat blade
akan secara automatis jatuh dan menutup bila fuse link putus. Frame dan blande
lengkap dengan angle stop, spring catch, dan lain-lain (gambar konstruksi harus
disetujui oleh perancana sebelum dibuat/dipasang). Khusus untuk smoke damper,
memakai damper actuator dalam operasi pembukaannya.
J. Plenum
Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material BJLS 100.
Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan sisi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu memakai
bracing pada sisi yang paling panjang.
K. Louvers
Louvers dari bahan galvanized atau allumunium seperti ditentukan pada gambar atau
sesuai permintaan Arsitek, dengan ketebalan 1 mm. Setiap pemasangan louvers harus
dilengkapi dengan bird (insect) screen pada bagian dalamnya. Luas efektif louvers harus
lebih besar dari 50% luas permukaan.
7.2. Instalasi
A. Umum
Ducting konstruksi persegi pada prinsipnya harus dibuat dengan menggunakan mesin
“lock-former” dan bukan dilakukan secara manual secara “tekuk-pukul” di lapangan.
Sedang untuk ducting bulat harus merupakan ducting yang dibuat dengan mesin secara
“rolled-duct”, dan dikirim ke lapangan per-section siap untuk dipasang.
Pemasangan ducting harus disesuaikan dengan jalur atau shop drawing yang telah
disetujui oleh Direksi/ Managemen Konstruksi. Pada prinsipnya pemasangan ducting
harus menggunakan penggantung ducting sesuai dengan spesifikasi yang diberikan.
Pemasangan pada slab beton harus menngunakan ramset/dynabolt atau sarana “fixing”
sejenis, sedang pada struktur baja agar menggunakan sistem clamp.
Pemasangan dari grille, register, diffuser dan louvers harus didasarkan pada posisi yang
telah terkoordonasi dengan instalasi lainnya seperti lampu, detektor, speaker, sprinkler
dan lainnya dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Managemen Konstruksi.
Pemasangan grille, register, diffuser dan louver pada dasarnya tidak oleh menggunakan
baut pada permukaannya. Pemasangan harus diupayakan tidak ada kebocoran dan
berdasarkan pada spesifikasi dan gambar detail yang diberikan.
B. Khusus
Pada pemasangan di konstruksi baja bila tidak terdapat profil besi seperti portal, purlin
atau sejenisnya, maka Kontraktor harus menambahkan channel tambahan untuk
penggantung ducting atau grille, register, diffuser dan louvers.
7.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.
B. Peralatan
1. Pemipaan Chilled Water, Make-Up Water & Drain
Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh sistem AC (Chilled water,
Make-up water dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan lengkap dengan alat-alat
bantu lainnya seperti yang ditunjukan pada gambar perencanaan dan agar dapat
beroperasi dengan baik.
2. Material
Pipa Chilled Water : Black steel pipe schedule 40
Pipa make-up water : Galvanized iron pipe medium class BS 1387
Pipa drain (kondensasi) : PVC class 10 Kg/cm2, JIS
Setiap ujung pipa yang belum akan disambung harus ditutup dengan plat (metal) yang
dilas.
Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya
diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
Pipa chilled water harus diisolasi bahkan di beberapa lokasi harus dilengkapi dengan
jacketing, sebagaimana disebutkan pada bagian lain dari spesifikasi ini.
Pipa-pipa sebelum diisolasi atau di cat finish harus didasari dengan dengan
zinchromate primer anti karat (dua lapis), sekelas produk ICI.
Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm 2 selama 24 jam.
Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa
tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾” s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1 ¼” s/d 2” : berjarak 2,3 m
- diameter 2 ½”s/d 5” : berjarak 2.5 m
- diameter 6” ke atas : berjarak 3.0 m
Penggantung pipa pada plat beton memakai sarana “fixing” yang disetujui sekelas
produk ramset atau dynabolt sesuai dengan berat operasi pipa yang bersangkutan.
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
Pipa-pipa di ruang chiller yang menggantung pada plat lantai di atasnya, harus
mempergunakan sistem penggantung memakai vibration isolator.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.
Setiap pipa utama yang melalui dilatasi harus dilengkapi dengan expantion joint.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 o dan 45o pada dasarnya untuk sudut
belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan perencana.
Sebelum pemasangan pipa maka supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
Penggantung pipa pada plat beton memakai sarana “fixing” yang disetujui sekelas
produk ramset atau dinabolt sesuai dengan berat operasi pipa yang bersangkutan.
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
Pipa-pipa di ruang chiller yang menggantung pada plat lantai diatasnya, harus
mempergunakan sistem penggantung memakai vibration isolator.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90o dan 45o pada dasarnya untuk sudut
belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan perencana.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
Pipa drain (condensasi) dari PVC class AW dan dilengkapi dengan isolasi.
- Strainer mulai ukuran diameter 2½” keatas adalah cast iron body, end flanged.
Screen dari stainless steel dan lengkap dengan blow off plug.
- Strainer untuk tekanan 150 psi.
Expantion join
- Dipasang seperti jika terlihat dalam gambar.
- Dari type bellow expansion joint, dengan flanged end dari malleable iron, bellow
dari stainless steel, pipa dalam dari stainless mencapai 10 mm dan kontraksi 30
mm.
- Sesuai temperature dan tekanan dari sistem yang dilayani.
Automatic air vent dan Manual air vent
- Automatic air vent dipasang pada titik tertinggi dari sistem dimana pencapaian
untuk dilakukan venting secara manual sulit dan diperlukan karena kemungkinan
terperangkap nya udara atau terlambatnya pembuangan udara dari sistem.
- Manual air vent harus dipasang pada pipa keluar dan masuk dari semua peralatan
seperti AHU, Chiller, Pompa atau pada pipa yang karena terganggu dalam
pemasangannya, menyebabkan terperangkapnya udara dalam pipa.
- Body dari cast iron, float valve dari stainless steel.
- Dudukan valve dari synthetic rubber.
- Dalam instalasinya, semua automatic air vent harus dilengkapi dengan saluran
pembuangan drain dan dibuang ke floor drain/pembuangan drain terdekat.
Sambungan flexible pipe
- Flanged dari malleable iron.
- Double bellow dari synthetic rubber yang diperkuat.
- Tekanan kerja 150 psi dan cocok untuk temperature dan tekanan dari sistem.
Thermometer dan pressure gauge
Thermometer
- Dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperature yang
diperlukan dari media ini.
- Mempunyai dua bacaan dalam F dan C.
- Type thermometer adalah Industrial type dengan posisi sudut pembacaan yang
dapat dirubah-rubah kedudukannya. Pembacaan langsung dengan alkohol warna
merah atau warna biru.
- Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup ke dalam media yang diukur
terutama bila ada isolasi pipa.
- Thermometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipasang.
Pressure Gauge
- Dipasang seperti terlihat dalam gambar.
- Pressure gauge harus dilengkapi snubber dan shutt off cuck.
- Ukuran pressure gauge diameter 5” dan cocok untuk batas-batas pengukuran dari
sistem. Penunjuk pengukuran yang paling baik bila penunjuk berada pada tengah-
tengah skala ukur.
- Akurasi dalam batas 1% untuk bourdon tube spring type.
Fitting
- Galvanized malleable iron, untuk tekanan 150 psi ukuran sampai diameter 2”
dengan sambungan ulir dan ukuran diameter 2½” ke atas dengan sambungan las
(kemudian di grouting dengan epoxy) atau flange pada daerah-daerah tertentu.
- Dirt pocket dipasang pada titik terendah dari pipa vertikal pertama.
- Pipa drain diameter 1” harus dipasang berikut stop valve pada titik terendah pipa
vertikal utama dan header. Dan drain diameter ¾” berikut stop valve pada titik
terendah pipa chilled water yang masuk AHU.
9.1. Instalasi
A. Umum
Pipa chilled water harus dilengakapi dengan support atau penggantung pipa yang kuat.
Setiap penggantung pipa harus dilengkapi dengan vibration spring mounting sesuai
dengan berat pipanya, sehingga meredam getaran ke lantai yang bersangkutan.
Pemasangan valve-valve harus diatur sedemikian rupa agar dapat dengan mudah
dioperasikan secara mannual, ataupun diservice.
B. Khusus
Bilamana terdapat sistem pemipaan yang melalui dilatasi bangunan harus dilengkapi
dengan expantion joint.
Pemasangan balancing valve agar di atur sehingga pembacaan”flow rate” dengan mudah
dapat dilihat atau diperiksa.
Pemasangan pressure gauge harus dilengkapi dengan stop valve dan mudah dibaca.
Pemasangan thermometer harus dilengkapi dengan “thermo well probe”, sehingga bila
thermometer dilepas, tidak terjadi gangguan kebocoran.
9.2. Pengujian
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.
9. PEKERJAAN ISOLASI
B. Peralatan
1. Isolasi ducting, pipa, Alat- alat bantu dan peralatan
Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk ducting, pipa, alat-alat bantu dan peralatan
yang ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan
isolasi tersebut.
2. Material
Isolasi luar, ducting supply/plenum : Glass wool 1” density 2 lb/cuft, thermal
Cond 0,26 Btu/h
Isolasi dalam, ducting supply/re- : Glass wool slab 1”, density 3 lb/cuft,
turn/plenum thermal Cond. 0,26 Btu/h, satu sisi dilapisi
dengan black neoprene compound suitable
for internal insulation
drain
Isolasi pipa chilled water : Polyurethane.
: Polyurethane.
Isolasi alat bantu pipa
5. Isolasi Pipa
Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant, pipa chilled water supply/return, pipa drain
(condensate).
Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”.
Ketebalan isolasi pipa chilled water supply/return adalah :
- Diameter s/d 1” tebal ¾”.
- Diameter 1 ¼” s/d 2” tebal 1”.
- Diameter 2 ½” s/d 4” tebal 1 ½”.
- Diameter 5” keatas tebal 2”.
Ketebalan isolasi pipa drain (condensate) adalah :
- Diameter s/d 2” tebal ¾”.
- Diameter 2 ½” s/d 4” tebal 1”.
Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat isolasi.
Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik pembuat
isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk lingkaran penuh
dari kayu jati selebar 50 mm dan setebal sama dengan isolasi atau material khusus
yang memang dibuat untuk pengganti kayu atas persetujuan Perencana. Ukuran
diameter kayu tepat sama dengan diameter luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi
harus rapat dan memakai perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut
dengan adhesive alluminium foil tape selebar 200 mm.
9.2. Instalasi
A. Umum
Semua material isolasi harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang
secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-jawabkan serta sesuai dengan
petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari material
yang bersangkutan.
B. Khusus
Isolasi dalam baik plenum ataupun ducting harus dilapisi dengan perforated metal, untuk
menjaga agar tidak mengelupas.
9.3 Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.
A. U m u m
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel, perletakan panel dan
motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel
dan perletakan instrument kontrol. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lain berikut detail-detail yang
diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen
Konstruksi.
Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Keselamatan Kerja
B. Peralatan
Motor Listrik
Motor untuk AHU dan Pompa :
Jenis motor squirell gauge induction motor.
3 ph/380V/50 Hz.
Isolation class E IP 54.
type pengaman, totally enclosed fan cooled (TEFC).
Motor untuk FCU:
Jenis squirell gauge induction motor, permanent split capasitor dengan thermal
overload protector.
3 ph/380V/50 Hz dan 1ph/220V/50Hz.
3 tingkat kecepatan.
Isolation class E IP 54.
type pengaman, totally enclosed fan cooled (TEFC).
Motor untuk Fan :
sama dengan AHU untuk motor yang bukan menjadi satu packet dengan fan.
Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas fan.
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk digunakan di sini harus sudah memenuhi
standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS (Jepang).
Panel
Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan panel -
panel kontrol harus dari merk yang sama yang digunakan pada instalasi listrik,
penerangan seperti antara lain: MG, ABB atau setaraf yang disetujui Perencana.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan
kunci, finishing cat bakar, warna ditentukan kemudian.
Panel-panel yang bukan bawaan langsung dari produk peralatan tertentu seperti
panel-panel distribusi dan panel kontrol AHU, ataupun fan, harus dibuat dari pembuat
panel yang direkomendasikan pada spesifikasi yang bersangkutan.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus ditanahkan. Tahanan pentanahan harus lebih
kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
Panel Starter
Star Delta Stater : Bila motor kapasitas 5 HP dan di atasnya.
Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red, white untuk ON, O/L,
OFF, plat nama untuk peralatan yang dilayan serta push button ON, OFF dan
disconnecting swith bila memakai remote start/stop.
AHU kontrol
Motorized Valve (MV)
(Valve Actuator)
Proteksi Pengaman:
Motor thermal overload
Overcurrent sesaat mencapai + 200%
Overvoltage
Undervoltage
Kehilangan daya sesaat (+ 2 detik) (automatic continuos operation)
Kehilangan input signal yang merubah putaran motor (lost speed command), maka
motor akan tetap beroperasi pada putaran yang sudah pre set programmed.
Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit dan
flexible conduit, JIS standard atau sesuai dengan standard connection dari motor
atau peralatan kontrol yang dipilih.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan
Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diuruk dan tanda arah kabel.
Pada route kabel tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan
Jari-jari belokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Hubungan antara kabel pada terminal harus menggunakan “cable schoen”. Untuk
kabel 25 mm2 ke atas pemasangan dengan menggunakan “hydraulic press”,
sedang < 25 mm2, oleh menggunakan “handle press”.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
fleksible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp.
Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan
wire-out yang di “fixing” ke beton, menggunakan sekelas fisher, ramset atau
dynabolt.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp - red, green, white
11.2 Instalasi
A. Umum
Semua peralatan seperti motor, panel, actuator, controller dan alat-alat bantu harus
dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan
dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur
atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
B. Khusus
Oleh karena peralatan tersebut akan terkait dengan Building Automation System (BAS),
maka pada saat pengajuan approval material agar memperhatikan “Compability” terhadap
control modul dari produk yang akan dipakai oleh BAS.
11.3 Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.
11.1. Umum
Kontraktor paket ini dalam rangka integrasi sistem ke BAS adalah penyediaan
sarana/fasilitas, yang memungkinkan Kontraktor BAS melaksanakan pekerjaan wiring
yang diperlukan dari setiap peralatan ataupun peralatan kontrol ke sistem BAS, tanpa
mengganggu (intervensi) ke panel-panel kontrol atau starter dari peralatan yang berada di
bawah tanggung jawab Kontraktor Paket ini.
B. Chiller plant akan dioperasikan secara automatis melalui individual Squencing system
dan akan dikoneksi juga ke BAS
11.3. Lingkup pekerjaan Kontraktor Paket ini dalam kaitanya dengan sistem ini ke
BAS adalah sebagai berikut :
Pemasangannya di motor control centre dilakukan oleh Kontraktor Paket ini atas
petunjuk Kontraktor BAS.
Melengkapi free voltage contacts pada panel starter, untuk motor trip alarm, serta
fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto.
Suatu subpanel yang terpisah dan yang berisi terminal strips beserta wiringnya dari
motor control centre disediakan oleh Kontraktor Paket ini.
Wiring dari subpanel ke BAS dilakukan oleh Kontraktor BAS.
E. AHU
Melengkapi free voltage contacts pada panel starter, untuk motor trip alarm, serta
fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto dengan input signal control 24 volt AC.
Penyediaan sub panel yang terpisah dari starter panel dan yang bersisi terminal strips
lengkap dengan label yang jelas dari masing-masing terminal dan wiring dari starter
panel ke sub panel tersebut. Wiring dari Sub panel ke BAS oleh Kontraktor BAS.
Kontraktor BAS menyediakan pressure differential sensor untuk AHU.
Pemasangannya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
Kontraktor BAS akan menyediakan filter pressure differential untuk AHU.
Pemasangannya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
Wiring ke sub panel oleh Kontraktor VAC dan dari subpanel BAS oleh Kontraktor BAS.
H. Duct Sensor
Kontraktor BAS akan menyediakan duct mounted sensor, return air temperatur sensor
untuk AHU.
Pemasangan dilakukan oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor
VAC.
Wiring dari peralatan tersebut ke BAS akan dilaksanakan oleh Kontraktor BAS.
B. Seluruh fasilitas yang mendukung operasional BAS harus disediakan oleh Kontraktor
AC ini, sesuai dengan point list dari BAS.
13.1. Pondasi
A. Semua pondasi beton/concrete pada yang diperlukan untuk AHU, Fan, panel-panel
listrik dan motor-motor listrik termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC dan
dikoordinasikan dengan Kontraktor sipil.
Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi atau ukuran
concrete house keeping pad untuk masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan
oleh pihak lain kepada MK diperiksa dan disetujui.
13.2. Pengecatan
A. Pengecatan dilakukan pada seluruh pipa, ducting bulat dan penggantung. Pipa
berisolasi pengecatan berupa maker yang berupa band/pita kode warna.
B. Semua pipa-pipa besi berisolasi harus dicat dasar zinchromate primer sebelum
diisolasi dan dicat finish berupa marking arah aliran pada bagian luar isolasi /
jacketing.
C. Ducting bulat harus dicat dasar zinchromate primer pada jacketingnya, kemudian dicat
finish 2 (dua) lapis.
D. Untuk penggantungan/penyangga harus dicat dasar zinchromate primer kemudian di
cat finish 2 (dua) lapis.
Khusus untuk pipa chilled water supply/return cara pengecatan adalah dengan
pemberian tanda memakai adhesive tape denga warna yang ditentukan seperti di atas
dengan lebar 2” setiap jarak max. 2.5 meter.
Setiap pipa diberi arah panah diberi arah panah dengan warna yang sesuai dengan
warna cat masing-masing pipa pada jarak 2.5 m pada sisi yang bisa dilihat.
F. Semua peralatan. Disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat
yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang
sesuai keseluruhan atau warna yang diminta Konsultan Pengawas (MK).
G. Cat dasar dan finishing dari merk ICI atau yang setaraf dapat disetujui.
Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas, di mana
hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure pelaksanaan pekerjaan TAB untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
B. Tahap 2
C. Tahap 3
Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan secara lengkap lanjutkan tindakan sebaga berikut :
PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN LIFT, ESCALATOR
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as built-drawings),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills
of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama
masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak
akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dan memprediksikan dengan baik keadaan lapangan
nantinya untuk keperluan pengangkutan unit sampai ke ruang atau lokasi pemasangan.
Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.
Kontraktor paket pekerjaan ini harus mengajukan lift, escalator dan travelator dengan satu
merk.
3.1. Umum
Tugas Kontraktor Paket TDG adalah pengadaan, pemasangan, pengujian dan perizinan
Lift Penumpang, Lift Service, Escalator. Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan
Kontraktor lift adalah Kontraktor untuk pekerjaan lift, escalator dan travelator.
3.2. Pekerjaan
Dasar lingkup pekerjaan TDG termasuk tetapi tidak terbatas pada uraian seperti di bawah
ini :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 3 (tiga) unit lift penumpang bangunan
terminal, dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit lift service bangunan terminal,
dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 5 (lima) unit escalator bangunan terminal,
dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel distribusi untuk semua Lift, Eskalator.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor dan
Supervisory Panel untuk lift, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan
pekerjaan lainnya.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor untuk
escalator, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan pekerjaan lainnya.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor untuk
escalator, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan pekerjaan lainnya.
8. Pengadaan, pemasangan dan pengujian fasilitas intercom untuk lift.
9. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel power mulai dari panel distribusi ke
panel control dan selanjutnya ke mesin lift beserta kabel kontrolnya.
10. Pengadaan, pemasangan dan pengujian fasilitas kebakaran untuk Lift Service seperti di
antaranya firemen’s switch dan homing.
11. Pengadaan, pengadaan dan pengujian socket power outlet di area pit lift.
12. Pembuatan Ladder di ruang mesin lift dan pit lift.
13. Pengadaan, pemasangan dan pengujian separator beam, ring balk, bracket dan
dudukan/supporting beam di belakang kereta lift (bila shaft lift dipandang terlalu besar).
14. Pengadaan, pengadaan dan pengujian grounding panel control Lift & Eskalator.
15. Membuat “shop drawing” sebelum memulai pekerjaan.
16. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
17. Membuat “ Manual Operation, Troubleshooting & Maintenace atau Pedoman Operasi
dan Pemeliharaan” yang diserahkan dalam 2 (dua) bahasa English dan Indonesia.
18. Membuat “As built drawing”.
19. Melatih calon operator dan teknisi.
20. Memberi masa pemeliharaan untuk waktu 1(satu) tahun, sejak serah terima pertama.
3.4. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi lift dan dikerjakan oleh Kontraktor
Bangunan
1. Kontraktor Struktur akan melaksanakan pekerjaan :
Pembuatan shaft lift dan pit lift.
Pembuatan shaft escalator
Pembuatan bukaan untuk pintu lift.
Pembuatan lubang-lubang di lantai untuk jalan kabel, kawat dan lain-lain sesuai
permintaan Kontraktor lift.
Pembuatan lubang-lubang di dinding untuk indikator, tombol lift dengan letak dan ukuran
sesuai permintaan Kontraktor lift.
Pembuatan hoisting hook di shaft lift.
2. Apabila diperlukan penyesuaian terhadap lubang-lubang yang disiapkan seperti
gambar pelelangan maka penyesuian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor lift.
3. Semua pekerjaan yang tidak termasuk dalam butir 1 di atas dan tidak tercantum dalam
spesifikasi tetapi diperlukan untuk kesempurnaan/kelengkapan instalasi lift, escalator,
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor lift.
3.5. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi lift dan dikerjakan oleh Kontraktor
Paket Elektrikal
1. Kontraktor Paket Elektrikal akan melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :
Menyediakan sumber daya listrik yang cukup untuk melayani lift, escalator, tetapi
untuk keperluan testing dan instalasi sampai dengan serah terima disediakan
sendiri oleh Kontraktor lift.
Sumber daya disediakan dalam bentuk ujung kabel yang berhenti di ruang mesin,
yaitu sampai terminal di ruang mesin.
Menyediakan dan memasang lampu penerangan dan beberapa stop kontak di lift
pit.
Menyediakan dan memasang kabel kontrol di ruang mesin yang dapat memberikan
tanda bahwa sumber daya yang dipakai berasal dari PLN atau Diesel, dalam bentuk
2 (dua) terminal yang secara normal bertegangan 220 volt A.C dan tidak
bertegangan bila PLN terputus.
Menyediakan dan memasang terminal pentahanan di setiap ruang lift.
2. Kontraktor lift berkewajiban menyediakan dan memasang semua instalasi listrik untuk
keperluan lift, escalator & travelator selain dari pada yang telah disediakan listrik
sebagaimana tersebut di atas.
3.6. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi Paket TDG dan dikerjakan oleh
Kontraktor Lain.
1. Kontraktor Pekerjaan Tata Suara akan menyediakan Public Address (PA) System.
Kontraktor Lift harus melaksanakan sambungan antara PA system dengan speaker di
dalam semua kereta lift.
2. Kontraktor Fire Detection System akan menyediakan fasilitas homing di MCPFA
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain atau instalasi yang sudah ada (existing) yang harus secara
lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi lift
Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi
escalator
Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi
travelator
Menyambung kabel Public Address (PA)
Menyambung kabel kontrol dari Kontraktor fire alarm ke Control Panel Lift
Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah lengkap, benar, aman dan memenuhi persyaratan.
Pekerjaan sipil yang terkait dengan pekerjaan lift, escalator & travelator (bobokan dan
perapian kembali, pondasi, tangga di pit, dll).
Dudukan panel & rak kabel
Menyediakan tenaga listrik untuk terlaksananya pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.
Menghubungi Instansi terkait setempat sehubungan dengan pekerjaan ini (biaya
pengurusan-nya termasuk lingkup Kontraktor ini)
SPESIFIKASI TEKNIS
D. Untuk memudahkan perawatan, maka Lift dan Eskalator harus berasal dari merk yang
sama.
1. Sistem Operasi
A. Kerja lift harus automatis dengan cara penekanan tombol yaitu tombol panggilan lantai
(PL) dan tombol permintaan kereta (PK). Salah satu Lift akan berhenti atas panggilan
PL dan PK jika arah lift tersebut sesuai dengan panggilan dan jika penekanan tombol
dilakukan cukup selang beberapa waktu sebelum lift akan berhenti pada lantai yang
dimaksud.
B. Semua PL arah ke atas akan dilayani apabila kereta lift sedang bergerak ke atas
sebaliknya PL arah ke bawah akan dilayani apabila kereta lift sedang bergerak ke
bawah. Kereta tersebut akan berbalik arah jika dipanggil/permintaan terakhir telah
dilayani dan selanjutnya akan melayani PL dan PK, maka pintu akan membuka kembali
melayani PL dengan arah yang berlawanan jika memang ada.
C. Jika kereta tanpa PK datang ke suatu lantai di mana terdapat PL ke atas dan juga ke
bawah, maka kereta tersebut akan melayani PL dengan arah yang sama dengan gerak
kereta. Tetapi jika ternyata kereta tersebut tidak menerima PK, maka pintu akan
membuka kembali melayani PL dengan arah yang berlawanan.
D. Cara kerja sama lift dalam setiap group operation adalah sebagai berikut :
Tidak ada pembagian zone.
Jika lift tidak ada lagi tugas, maka masing-masing akan menunggu pada daerah
zone (karena tidak ada zoning, maka lift akan menunggu sesuai program yang diset
untuk gedung ini). Pada prinsipnya masing-masing zone ditunggu oleh satu lift
(tidak tergantung lift yang mana). Tiap-tiap PL dilayani oleh Lift yang menunggu di
zone-nya, sehingga diperoleh pelayanan yang cepat. Jika lift tersebut karena suatu
tugas meninggalkan zone-nya, maka zone yang kosong otomatis dirangkap oleh lift
pada zone yang berdekatan, sehingga lift ini bertugas melayani 2 (dua) zone yang
berdekatan.
Pelayanan atas PL.
Jika suatu PL terjadi di salah satu lantai, maka controller dengan bantuan
microprocessor akan menghitung dan menentukan lift yang mana akan ditugaskan
melayani PL tersebut dengan waktu yang lebih cepat. Salah satu faktor yang
menentukan pemilihan lift yang ditugaskan ialah jumlah PK yang telah terdaftar
pada masing-masing. Dengan kata lain, jika ada lift yang mempunyai perhitungan
sama cepat melayani PL tersebut, maka lift dengan PK yang lebih sedikit yang akan
mengambil tugas. Juga komputer memperhitungkan jumlah berat beban masing-
masing lift, sebagai salah satu faktor menentukan pilihan.
Pada saat “up peak”, yaitu calon penumpang banyak berkumpul di lobby lantai 1
dan ingin menuju lantai-lantai di atasnya, sistem control harus menyiapkan kereta
dengan kapasitas yang cukup dan dalam waktu yang cepat di lobby lantai 1 untuk
mengangkut penumpang ke lantai-lantai atas. Pada saat tersebut harus dibuat agar
kereta secepatnya kembali ke lantai 1, tanpa harus menunggu adanya panggilan
dari lobby lantai 1. Operasi ini terus berlangsung sampai lalu lintas penumpang dari
lobby berkurang sampai tingkat tertentu yang telah ditetapkan.
Pada saat “down peak” di mana banyak calon penumpang di lantai atas ingin turun
ke bawah, maka setelah sampai di lobby lantai 1, kereta harus cepat kembali ke
atas membantu menurunkan penumpang.
Dalam keadaan demikian distribusi lift harus dibuat sedemikian rupa sehingga calon
penumpang yang akan turun dapat dilayani dengan cepat.
Pada saat “balance”, di mana tidak ada arus penumpang yang besar antara naik
dan turun, maka lift harus ditempatkan secara merata, sehingga apabila terdapat
panggilan akan dilayani dengan cepat.
Pada saat lalu lintas penumpang sangat kecil seperti halnya pada malam hari,
hanya satu lift atau sebagian hidup dan ditempatkan di lobby lantai 1, sedangkan
lift-lift lainnya secara otomatis mati tetapi siap bekerja bila diperlukan.
lantai lainnya tidak akan dilayani. Switch ini dilindungi dengan kaca atau kunci sehingga
tidak dapat digunakan oleh sembarang orang tanpa memecahkannya atau
membukanya dengan anak kunci.
C. Pada saat aliran listrik dari PLN terputus secara otomatis Diesel Generating Set
bekerja, dan dalam waktu antara 10 - 15 detik aliran listrik telah ada di mesin lift,
sehingga (sebagian) lift di atas akan bekerja kembali dengan normal.
G. Operating panel
Panel operasi dipasang pada dinding muka dan atau belakang (untuk pintu dua sisi) kereta
dan berada pada sebelah kanan (dan atau kiri – sesuai kapasitas lift), terdiri dari sederetan
tombol permintaan sesuai dengan jumlah dan nama-nama lantai gedung. Tombol-tombol
tersebut dari jenis “micro touch button” dan menyala LED. Setelah permintaan dilayani LED
akan padam. Di samping itu ada tombol-tombol alarm, saklar kipas angin, lampu darurat,
dan interphone. Interphone tersebut menghubungkan kereta ke kamar mesin lift dan
supervisory room dengan komunikasi 2 arah. Sumber listrik DC untuk alarm dan interphone
dari battery dengan automatic recharger.
Lift yang berfungsi sebagai disable lift harus dilengkapi dengan operating panel
khusus untuk orang cacat dan dilengkapi pula dengan huruf braille dan indikasi
suara.
H. Emergency lighting
Lampu darurat dilengkapi dengan automatic recharger, sehingga jika sumber arus listrik
putus, lampu darurat di dalam kereta menyala secara automatic selama kira-kira 1 jam dan
memberikan penerangan 6 watt. Recharger mengisi kembali battery jika arus listrik pulih
kembali.
I. Overload
Micro switch dipasang pada bagian bawah plat form memberi signal controller agar lift tidak
dapat berangkat jika terdapat beban lebih dan saat yang sama membunyikan buzzer dan
signal light kepada para penumpang.
B. Landing door
Mempunyai tipe dan dimensi yang sama dengan pintu kereta. Terbuat dari plat baja setebal
minimum 1,6 mm dan dicat anti karat lapisan akhir (finishing) lihat spesifikasi umum lift.
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara electric dan
mekanik serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis (weight closer).
D. Hall button
Tombol PL dipasang di tiap lantai dan setiap set terdiri dari 2 tombol panggilan ke atas dan
ke bawah kecuali pada lantai teratas dan terbawah. Semua tombol menggunakan tipe
micro touch button sehingga dengan tersinggung sedikit saja sudah terjadi kontak listrik.
Segera setelah terjadi kontak tombol memberikan cahaya LED sebagai tanda panggilan
telah terdaftar dan tetap menyala sampai panggilan terpenuhi.
E. Buffer
Buffer yang dipakai harus jenis spring buffer, sesuai dengan standart merk yang
ditawarkan, dimana bagian atasnya diberikan karet setebal 5 mm dan dilengkapi dengan
peredam kejutan. Untuk tiap lift minimum menggunakan 2 buah buffer di mana satu buffer
untuk kereta dan yang lainnya untuk counter weight. Buffer ditempatkan pada satu pondasi
beton yang akan disediakan oleh Kontraktor Pekerjaan Struktur.
F. Guide Rail
1. Untuk kereta lift
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku dengan ukuran 75 x 75 x 8 mm minimum.
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 5/8” dan panjangnya 12” yang dipasang
dengan mur baut 5/8” sebanyak 4 buah setiap sisinya.
G. Separator beam
Terbuat dari profil IWF 20 atau sesuai dengan kebutuhan.
Harus diperkuat ke inti struktur dengan las dan bracket.
H. Counter weight
Rangka counter weight terbuat dari profil baja dan dilengkapi dengan guide shoes
sepasang diujung atas dan sepasang lagi di ujung bawah dari rangka.
Isi counter weight adalah seberat kereta lift di tambah dengan 50% dari kapasitas kereta
(balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapisi dengan suatu bahan anti
karat.
Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame dan ditempatkan di ruang mesin
lift di atas shaft dan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh Kontraktor
Struktur.
Antara base frame dan pondasi beton, harus ditempatkan bantalan karet setebal 25 mm
sebagai peredam getaran, di mana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh kurang dari 3 mm.
7. Control System
Setiap lift harus mempunyai panel kontrol untuk mengoperasikan kereta lift. Sistem control
kecepatan dari lift ini adalah variable voltage variable frequency, atau variable frequency
yang menjamin percepatan yang halus dan efisiensi serta ketepatan pada saat berhenti,
tanpa tergantung kondisi berat beban yang diangkut.
Control system juga akan menjalankan motor penggerak pintu kereta lift pada satu detik
sebelum sampai pada lantai yang dituju dan akan membuat kereta lift berhenti secara
langsung (Direct Floor Approach) dengan toleransi maksimum 5 mm dari level lantai yang
dituju baik pada keadaan beban penuh maupun minimum.
8. Rope
Kabel pengangkut direncanakan oleh pabrik sesuai dengan kebutuhan lift dengan
memberikan faktor sesuai standar yang dianut, diameter jumlah “strand” kapasitas
maksimum dan sertifikat pabrik harus diserahkan pada saat pengiriman barang.
9. Safety Device
A. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, berupa micro switch yang diletakkan di
bawah lantai kereta lift minimum di dua tempat. Apabila pengamanan ini bekerja, maka
panel kontrol akan mencegah mesin penggerak bekerja dan menyala indicator serta
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
B. Pengatur percepatan/perlambatan kereta lift harus merupakan closed loop feed back
system dan harus menjamin jalannya lift dengan halus pada waktu mulai bergerak
berangkat sampai kecepatan penuh dan waktu mulai berhenti sampai titik diam dan
menjamin berhenti pada posisi datar dengan lantai.
10. Rem
A. Sistem rem harus menggunakan sistem pelepasan rem dengan arus bolak-balik atau
searah.
B. Semua rem harus direncanakan untuk dapat bekerja pada kapasitas di atas kapasitas
normalnya dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
C. Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (inter-lock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift berhenti, sehingga pemberhentian lift
dapat dilakukan secara mulus.
D. Dua buah sepatu rem harus disediakan untuk maksud tersebut dan harus bekerja
tanpa menimbulkan suara yang keras.
E. Di setiap mesin lift harus disediakan satu alat yang diperuntukkan untuk melepas rem
secara manual pada saat darurat.
Semua lampu dari jenis pijar dan bekerja pada tegangan rendah yang diperoleh dari
transformator step down gulungan ganda dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
Untuk memberikan umur yang panjang, maka lampu harus bekerja pada tegangan sedikit
di bawah tegangan normalnya.
Panah penunjuk arah gerak lift harus menyala lebih kurang empat detik sebelum kabin lift
berhenti pada suatu lantai tertentu dan kedatangannya harus disertai bunyi dengan bel
ketukan tunggal. Lampu baru akan mati bila lift menutup dan siap berangkat.
Indikator penunjuk posisi lift ini harus menyala sesuai dengan nomor lantai dimana kabin lift
mendekat, berhenti dan melewati suatu lantai tertentu.
Indikator ini dapat berbentuk lampu dengan nyala berkedip-kedip atau tulisan “THIS CAR
UP” dengan disertai bunyi bel. Lampu dan bel akan berhenti bekerja apabila pintu lift mulai
menutup.
Panel penunjuk posisi lift dapat dipasang vertikal di sisi pintu atau horizontal di atas pintu
lift.
Tombol adalah jenis “touch button”dan setiap unit harus terdiri atas 2 (dua) buah tombol di
setiap lantai, kecuali untuk lantai teratas dan terbawah hanya disediakan 1 (satu) tombol.
Lampu dibalik tombol harus menyala apabila tombol ditekan sebagai indikasi bahwa
panggilan telah terdaftar, dimana lampu tersebut harus mati apabila lift yang dipanggil telah
datang.
Tombol ini harus diletakkan di dalam kotak besi dengan panel depan terbuat dari stainless
steel satin finished dan terpasang pada muka dinding.
Sakelar ini diletakkan di lantai dasar dekat pintu lift dan sakelar tersebut harus diletakkan di
dalam kotak besi yang dikunci, dengan panel terbuat dari stainless steel satin finished dan
kaca yang mudah dipecahkan di tengahnya.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.
Dengan menekan sakelar ini pada kedudukan “ON” maka lift tersebut akan bekerja sebagai
berikut:
Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan dan tidak ada permintaan
baru yang didaftar.
Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektip (collective control) menjadi
tidak kolektip.
Tanpa melihat arah geraknya, lift akan turun ke lantai 1 tanpa berhenti di lantai-lantai
lain.
Setelah membuka pintu lantai 1 dan melepas penumpang-penumpangnya, maka lift
akan berhenti bekerja dengan pintu tetap terbuka, tetapi lampu penerangan di
dalamnya mati.
B. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 40o C.
C. Panel kontrol akan diletakkan di suatu pondasi yang akan disediakan Kontraktor
Struktur dan harus dilapisi karet 5 mm.
D. Box panel harus terbuat dari plat baja setebal 1,6 mm minimum dengan rangka
penguat dan cat anti karat dan fire proof.
E. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable gland.
B. Pintu-pintu lantai dicat dengan cat cat semprot ducco 3 rangkap dan dilapisi dengan
lapisan yang sesuai dengan fungsi lift dan dapat dilihat pada spesifikasi umum lift.
C. Semua face place plate dari stainless stell hairline finish, yaitu pada panel operasi dan
tombol-tombol lantai.
D. Semua bagian lain yang terlihat harus telah dicat anti karat sesuai fungsinya oleh
pabrik asalnya.
A. Door time
Jika kereta berhenti atas respon dari PK, maka waktu pembukaan pintu akan lebih pendek
jika dibanding oleh lift yang berhenti oleh sebab adanya PL dan PK bersama-sama
sekaligus.
B. Deteksi PL
Jika kereta tiba pada suatu lantai atas respon dari PL, tetapi ternyata tombol lantai tersebut
ditekan terus menerus (jangka waktu tertentu), maka kereta tersebut segera menutup
pintunya kembali dan langsung meneruskan perjalanannya memenuhi PL atau PK
berikutnya.
F. Operasi pengaman
Jika suhu di dalam motor naik di atas normal, maka lift akan berhenti pada lantai terdekat
dan membuka pintu serta diam di lantai tersebut sampai suhu turun, kemudian lift bekerja
kembali.
G. Operasi pintu terganggu
Jika pintu kereta tidak membuka secara penuh dalam jangka waktu door time, maka pintu
akan menutup dan meneruskan tugas melayani PL berikutnya. Jika pintu tidak menutup
secara penuh, setelah jangka waktu door time, maka pintu akan berulang-ulang membuka
menutup untuk menghindari kotoran di sill yang mungkin mangganggu operasi pintu.
H. Operasi manual
Dengan mnggunakan inspection switch di atas atap kereta, lift akan bergerak dengan
kecepatan pelan untuk maksud pemeliharaan dan pemerikasaan.
C. Kabel power dan kontrol dari panel kontrol lift ke motor, car lift atau bagian lain yang
memerlukannya.
D. Lampu switch di pit lift
E. Intercome dengan master station di R. Kontrol. Sumber daya untuk intercome ini
diambil dari Battery Nicad 12 V yang dilengkapi dengan automatic charge yang juga
digunakan untuk melayani lampu penerangan darurat. Di dalam operasinya tidak boleh
terjadi interferensi dengan gelombang pemancar yang ada.
F. Speaker di masing-masing kereta
G. Relay-relay kabel kontrol untuk supervisory panel berikut fasilitas untuk BAS (bila ada).
3. Pengukuran
Pengambilan peil dan pengukuran harus atas persetujuan dari pengawas
lapangan/manajemen konstruksi dan bila ada hal-hal ynag belum jelas atau terdapat
permasalahan harus segera disampaikan untuk ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai pasal spesifikasi ini.
B. Semua bahan-bahan dan pembuatnya harussesuai dengan jenis dan standard yang
disebut dalam spesifikasi pekerjaan.
5. Peraturan Pemasangan
A. Jaminan Kualitas :
Merk yang dipergunakan adalah merk yang sudah banyak digunakan di Indonesia.
Kontraktor harus merupakan agen resmi yang ditunjuk oleh Pabrik, atau sebagai
sole agent telah berlangsung selama minimum 5 (lima) tahun untuk menjamin
kelangsungan after sales service, memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan
serta berpengalaman, harus bisa bekerja sama dengan Kontraktor lain disiplin yang
ikut serta dalam melaksanakan proyek tersebut.
Kontraktor lift harus sudah pernah memasang lift di gedung berlantai 10 (sepuluh) ke
atas di Indonesia.
Semua sistem peralatan harus memenuhi syarat sesui dengan cara pengujian yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat atau ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam ANSI 17-1.
6. Rencana Kerja
A. Kontraktor harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan gambar-gambar,
brosur-brosur dan data dari peralatan seluruh sistem lift yang diterima pabrik
pembuatnya, guna mendapat persetujuan dari konsultan, perencana dan Pengawas
Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.
D. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka
pemasangan instalasi lift ini serta mengembalikan dalam keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor instalasi lift ini.
E. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Pengawas
Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.
G. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi lift ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap sehingga lift ini dapat berjalan dengan baik dan aman. Power outlet
yang diperlukan untuk instalasi lift di ruang mesin disediakan pihak lain.
H. Semua pekerjaan listrik harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh PLN dan
instruksi pabrik pembuat.
7. Gambar Kerja
Gambar-gambar dan rencana kerja dengan keterangan-keterangan yang perlu disetujui
Konsultan Perencana/Pengawas Lapangan/Managemen Konstruksi sebelum diadakan
pemesanan ke pabrik pembuat.
B. Diagram kabel-kabel lengkap untuk supply listrik buat alat-alat sistem lift.
9. Pemakaian Sementara
Tidak diperkenankan memakai lift sementara sebelum seluruh pekerjaan proyek selesai,
kecuali atas ijin tertulis dari Pengawas Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. PENGUJIAN
Tidak diperkenankan pemakaian lift sementara sebelum seluruh pekerjaan proyek selesai,
kecuali dengan ijin tertulis dari pimpinan proyek.
B. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu sekali, oleh
orang yang kompeten dalam pembetulan-pembetulan semua lat-alat lift yang dianggap
perlu.
C. Jaminan pelayanan emergency selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam periode
180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak penyerahan pertama.
D. Jaminan garansi untuk instalasi lift ini selama 1 (satu) tahun atau 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari kalender sejak penyerahan pertama.
5. DAFTAR PERALATAN
5.1. Spesifikasi Umum
Lift yang ditawarkan dari jenis motor traksi atas, dengan penggerak listrik arus bolak-balik
(AC Current).
Sub kontraktor Eskalator akan bertanggung jawab terhadap biaya tambahan (design dan
konstruksi), sehubungan dengan setiap modifikasi dari design yang ditenderkan untuk
mengakomodir Kebutuhannya.
6.3. Finishing
Finishing dari seluruh escalator, side panel, guard rail dan skirting akan ditentukan oleh
arsitek, tender akan meliputi finishing high class dari range standart pabrikan.
Penambahan juga meliputi detail yang diberikan oleh arsitek, tender akan menjelaskan
finishing yang dimaksud, contoh dari finishing akan dilampirkan untuk persetujuan.
l. Pengadaan ke lokasi dalam satu unit paket yang terdiri atas truss, tracus, unit steps
drive, steps, rantai steps, comb. Plates handrails, motor penggerak, controlller,
peralatan pengaman, balustrades dan komponen-komponen lain untuk membuat suatu
instalasi operasi yang lengkap dan memuaskan.
m. Dapat dioperasikan pada 380 volts, 10%, 3 phase, 50 Hz, supply listrik.
6.5. Truss
Truss haruslah baja struktural, tipe konstruksi lattice dirancang untuk kekakuan dan
menahan beban penumpang, mekanisme dari eskalator, balustrde dan mesin beserta alat
kontrolnya.
Memberikan bearing plates dan resilent supports di antara tiap ujung dari truss dan struktur
bangunan.
Resilent support haruslah dipilih dari material yang baik sehingga suara ditransmisikan
melalui struktur tidak menimbulkan berisik di area yang ditempati.
Cladding haruslah ketebalan 1,2 mm dengan diameter lubang 4,76 mm pada center 6,35
mm.
Perakitan Truss dan cladding haruslah sand blasted dan diberikan two coats of primer di
pabrik.
Semua permukaan yang terbuka haruslah di cat semprot (spray) di lokasi dengan 2 (dua)
lapisan automotife lacquer berkualitas tinggi dengan warna dan pola yang ditentukan oleh
arsitek.
6.6. Tracks
Track haruslah
d. Mempunyai radius yang sesuai untuk memberikan transisi yang mulus dari pergerakan
bersudut ke horizontal
e. Mempunyai finishing permukaan track yang halus.
a. Mendorong anak tangga secara mulus. Start dan stop tanpa getaran, suara atau
akselerasi tidak teratur.
b. Harus tipe gigi yang integral. Roda gigi harus dari baja dan perunggu khusus bergerak
dalam minyak di tangki minyak yang tertutup rapat.
c. Mempunyai rem mekanik tahan debu, untuk menghentikan escalator pada kondisi
operasi normal. Rem akan menghentikan eskalator secara bertahap.
d. Mempunyai rem tambahan, tergabung dengan unit sproket penggerak. Jika rantai
digunakan untuk menghubungkan motor penggerak dan poros penggerak utama. Rem
akan menghentikan escalator secara bertahap jika rantai tersebut putus.
a. Endless roller type terletak pada tiap – tiap sisi anak tangga
b. Terbuat dari high grade steel link dengan hardened pins dan roller dirancang secara
akurat untuk menghubungkan sproket penggerak untuk memberikan operasi yang
mulus.
Anak tangga haruslah mempunyai Synthetic Rollers yang berputar untuk mencegah flat
spots. Trap anak tangga haruslah bisa dibuka mengganggu balus trade atau rantai. Garis
demarkasi berwarna kuning haruslah diberikan sepanjang tiga sisi dan di belakang dari
step tread.
6.10.Comb Plates
Pada tiap ujung dari ujung tiap eskalator diberikan Comb plates, yaitu :
a. Mempunyai teeth yang mess dengan diset kedalam slot pada permukaan tread,
sehingga titik dari teeth selalu di bawah tread.
b. Mempunyai section yang dapat diganti yang mengandung complate teeth.
c. Mempunyai complate teeth dan material non-ductile yang akan peceh sebelum ujung
dari suatu tooth berdefleksi untuk mencapai tooth yang lurus.
6.11.Floor Plates
Memberikan floor plates yang lebar dan dapat bergerak untuk melindungi truss extentions
pada tiap ujung dari eskalator. Floor plate harus mempunyai permukaan yang dilengkapi
dengan groove dan tidak licin dan terbuat dari material yang sama dengan step tread.
6.12.Balustrade
Melengkapi eskalator dengan balustrade yang terbuat dari kaca bening yang aman, Panel
akan ditempatkan secara vertikal tanpa mullions dengan sambungan pada sisi kanan dari
handrail. Memberikan pengoperasian yang kontinyu dari lampu flourescent dengan circular
opal diffuser sepanjang sisi bawah dari tiap balustrade.
Interior dari balustrade haruslan vertikal. Sisi pendaratan bagian atas dan bawah
balustrade newel stand harus extend beyond garis dari anak tangga eskalator. Untuk
memudahkan penumpang memegang handrail dan memberikan keseimbangan pada saat
menaiki dan keluar dari eskalator.
6.13.Handrails
Handrails haruslah dari reinforced black rubber dengan sambungan vulcanised mulus agar
beroperasi pada pola penuntun khusus dan sinkron dengan pergerakan anak tangga.
Pelindung pada handrail dimana handrail masuk dan keluar dari newel.
Penggerak handrail haruslah tipe traksi untuk mempertahankan handrail pada tegangan
yang seragam.
6.14.Motor
Motor haruslah :
6.15.Controller
Terbuat dari sheet metal control panel pada ruang motor diatas tiap eskalator. Kontrol
panel meliputi :
a. Switch pengunci utama
b. Sebuah monitor overspeed motor untuk memutuskan listrik dan menghentikan
eskalator secara bertahap jika mengalami over speed.
c. Suatu alat non-reversing (tidak balik) untuk menghentikan eskalator yang tiba-tiba
berbalik arah sewaktu beroperasi.
d. Suatu alat untuk pengaman yang terdiri atas :
Switch rol pada saat suatu objek terperangkap antara anak tangga dan panel roll.
Switch pelindung handrail pada saat suatu objek terperangkap diantara tempat
masuk handrail.
Switch tegangan rantai pada saat tegangan rantai diluar range yang dibutuhkan.
Tombol Stop.
Suatu interface dengan Building Automation System sehingga kontrol escalator
terindikasi suatu monitor BAS pada saat terjadi gangguan pada eskalator telah
dihentikan oleh fungsi dari alat pengaman.
Escalator dihubungkan ke sistem fire alarm dimana escalator akan berhenti pada
saat general fire alarm berbunyi.
6.17.Suara
Semua peralatan haruslah beroperasi dengan tidak berisik dan mulus.
Seluruh permukaan baja haruslah secara efektif rust anti karat. Harus diperhatikan selama
pengerjaan harus hati-hati untuk mencegah kerusakan pada permukaan.
Memberikan suatu tanda peringatan (Prominent Warning Notice) pada tiap ujung dari
eskalator dengan besar huruf minimal 10 mm.
PERINGATAN
BERDIRI DIANTARA GARIS KUNING
Atau kata-kata lain sesuai dengan kebutuhan.
6.19.Kunci
Serahkan kepada operator 3 (tiga) set kunci untuk mengoperasikan tiap tipe dari key-
operated switch and lock yang sesuai dengan escalator.
q. Floor Name
6.21.Spesifikasi Dasar
Escalator
Lihat Daftar Peralatan Escalator
7. REFERENSI PRODUK
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat pada daftar
peralatan.
I. Lingkup Kerja
Lingkup kerja yang menjadi kewajiban penerima pekerjaan adalah :
1. Membuat perencanaan, melaksanakan pembuatan ( fabrikasi), mengirim ke
lokasi yang telah ditentukan serta memasang ( install ) beserta aneka rupa
asesoris dan peralatan pendukung lainnya yang diperlukan
2. Pemasangan Garbarata harus tersambung dengan Terminal Building ( Fix
Gate ) suplai dan laying power supply, kabel telepon dari fixed bridge ke
cabin operator Garbarata.
3. Penyetelan dan tes – tes operasi
4. Buku manual instruksi, operasi, pelayanan dan perawatan
5. Melakukan koordinasi dengan pekerjaan arsitektur, elektrikal dan lain – lain
yang berhubungan dengan garbarata
6. Menyiapkan spare part
7. Factory Acceptence Test, Factory Training serta Site Training
8. Melakukan Test dan Comissioning
III. Performa
A. Garbarata
Merupakan lorong ( Tunnel ) yang dapat bergerak secara horizontal, vertical
dan berotasi sebesar 180 derajat dengan Rotunda sebagai poros serta pada
bagian cabin ( Contact Head ) yang dapat berotasi ke kiri dank e kanan
sebesar 100° ( 17° kanan dan 85° ke kiri ) dengan derajat rotasi tertentu
Fungsi Garbarata adalah memindahkan penumpang dari dan ke Fix Gate-
Pesawat udara yang telah ditentukan tempatnya
B. Bagian – bagian Utama garbarata
C. Glosari Singkat
1. Tunnel yaitu bagian badan Garbarata yang dapat bergerak secara
teleskopik serta dapat menyesuaikan ketinggiannya terhadap pesawat
yang hendak dijangkau. Garbarata dapat terdiri dari dua Tunnel atau
lebih. Dinding Tunnel adalah kaca ( Glass Wall )
2. Rotunda yaitu bagian dari Garbarata yang menjadi penghubung antara
Fix Gate dengan Tunnel. Rotunda adalah bagian Garbarata dimana
Tunnel dapat bergerak ke kiri dank e kanan dengan derajat rotasi
tertentu.
3. Driving column dan Swiveling adalah bagian dari garbarata yang dapat
menggerakkan Garbarata secara elektro mekanik ke atas dan ke bawah
( bergerak secara vertical dan horizontal ), memanjang dan
memendekkan ( Extend dan retract ) Tunnel, serta dapat bergerak ke kiri
dan ke kanan dengan Rotunda sebagai poros
4. Cabin ( contact Head ) adalah bagian dari Garbarata yang berhubungan
dengan pesawat. Bagian ini dapat berputar terhadap Tunnel ke kiri
ataupun ke kanan untuk menjangkau pintu pesawat dimana penumpang
akan keluar dari dan menuju Tunnel pesawat.
5. Self Leveling Device ( Auto Leveler ) , bagian penting dari Garbarata
yang berfungsi sebagai penyesuai automatis ketinggian Garbarata
terhadap pintu pesawat
6. Safety Devices, bagian Garbarata yang berfungsi sebagai alat
keselamatan. Alat ini bekerja secara otomatis untuk mencegah
terjadinya kesalahan atau kegagalan operasional yang dapat
menyebabkan kerusakan pada Garbarata serta keselamatan
penerbangan.
7. Access Service ( Landing Stair, Plate Form serta Service Door ) adalah
bagian garbarata yang berfungsi sebagai acces bagi yang berwenang
untuk menuju cabin dari Appron atau sebaliknya
8. Air Condition adalah bagian dari Garbarata yang berfungsi untuk
mengkondisikan suhu didalam garbarata sesuai dengan suhu yang
diinginkan
V. Kriteria Perancangan
A. Ketahanan terhadap angin
Garbarata di desain untuk mampu menahan angin hingga 140 m/ jam pada
kondisi memendek ( parkir ) dan 95 m/ jam pada saat operasi
B. Beban Lantai
Garbarata harus mampu menahan beban lebih dari lantai dan ceiling yang
disebabkan oleh pergerakan penumpang sebesar 200 kg/m2 dan 130 kg/m2
C. Tinggi minimal pintu pesawat komersial yang dapat dilayani adalah 2 meter
sedang tinggi maksimal adalah 5,4 meter
D. Pelayanan pesawat
E. Garbarata minimal mampu memberi pelayanan kepada jenis pesawat,
berikut :
1. B 300, B 737 - 400, B 737-500, B 737-800, B737 -900, B737 – 900 ER
2. A 318, A319, A320, A321
B. Terminal Box
Diberi tanda dan label permanen agar mempermudah identifikasi sirkuit atau
perawatan di semua tempat yang diperlukan
C. Supply Listrik
1. Power
Daya : 40 KVA
Power motor : 3 Phase, 380 Volt, 50 Hertz
Power Lighting : 220 Volt, 1 phase
2. Sistem control tidak melebihi 50 Volt DC
3. Circuit Breaker harus memenuhi persyaratan perundang – undangan
4. Semua terminasi kabel harus diberi label untuk identifikasi
D. Motor
1. Semua motor harus dapat digunakan dengan menggunakan jala – jala
listrik dengan tegangan 380 Vac, 3 phase, 50 Hz. Tegangan nominal
untuk motor adalah 380 Vac phase ke phase tetapi motor juga harus
X. Persyaratan Produk
Garbarata harus direncanakan dan dibuat oleh pabrik yang sama serta
diinstalasi oleh pabrik itu sendiri atau agen resminya yang dibuktikan dengan
B. Tunnel
1. Tunnel dibuat dari modular elemen yang terdiri dari panel – panel besi
atau Holo Saction yang dirakit dengan proses pengelasan sehingga
berbentuk persegi empat panjang
2. Telescopic tunnel terdiri dari dua tunnel atau lebih yang masing – masing
dapat bergerak ke tunnel lain secara telescopic
3. Dimensi
a. Lebar bagian dalam : 1.470 mm ( minimal )
b. Tinggi bagian dalam : 2.130 mm ( minimal )
c. Panjang, disesuaikan dengan peruntukan
4. Dinding menggunakan kaca ( glass wall )
5. Demi keamanan saat pemeliharaan maka pada atap Tunnel diberi pagar
6. Pada sisi dinding yang tidak menggunakan kaca, panel lapis stainless
steel
7. Untuk keamanan pengguna jasa, sepanjang Tunnel diberi stainless steel
handrill
C. Rotunda
Dipasang di bagian atas kolom penyanggah yang merupakan pondasi
Rotunda. Rotunda dihubungkan dengan pondasi menggunakan Anchor Bolt.
Komponen Rotunda terdiri dari :
1. Bagian yang diam ( Rotunda Column ), berhubungan dengan Fix gate
2. Bagian yang bergerak yang dapat diputar diatas bagian yang diam dan
terkait dengan telescopic tunnel melalui pengikat ( Hing Pin )
3. Gap antara kedua sisi diam dihubungkan dengan Metal Curtain (
Aluminium Slate Curtain )
4. Penghubung ( Interface ) antara Rotunda dengan Garbarata memakai
flexible seal atau kanvas
E. Cabin
Cabin setidak tidaknya terdiri dari :
1. Canopy ( contact head ) yang fleksibel untuk memberikan sentuhan yang
sempurna antara canopy closure dengan body pesawat dan tidak ada
celah diantaranya.
2. Bamper yang fleksibel canopy dan bemper harus dilengkapi dengan
sensitive limit sehingga dapat dihindari benturan berlebihan terhadap
pesawat
3. Consol Desk sebagai pusat kendali dan monitoring garbarata harus
ditempatkan pada salah satu bagian cabin yang di depannya ada dinding
kaca untuk memberikan kepada operator pandangan yang luas serta
jelas kea rah pesawat atau kearah yang lainnya
4. Kabin harus bergerak dan dapat berputar pada salah satu sumbunya
dengan minimum sudut putar 130° agar dapat menyentuh pasawat.
Kabin harus dilengkapi dengan elektrikal sersor serta mekanikal stopper
yang dapat mencegah kecepatan yang berlebih serta dapat berhenti
secara mekanis
G. Safety Shoe
Untuk meyakinkan agar pintu pesawat tidak menyentuh floor cabin
garbarata, perlu dipasang suatu sensor yang disebut Safety Door Shoe atau
alat yang berbasis tekanan yang perintahnya dihubungkan langsung ke
Safety System. Apabila alat ini bekerja maka bridge hanya boleh bergerak
turun saja
H. Service Access
Terdiri dari :
1. Service Door ( pintu yang hanya dapat dilalui oleh orang yang telah
diberi wewenang menuju cabin dari Appron )
Syarat perancangan :
I. Safety Device
Peralatan – peralatan keselamatan dapat berupa Limit Switch Electrical
Sensor serta Mekanikal Stopper. Alat ini ada setidak – tidaknya pada :
1. Tunnel : untuk memberi / menjaga batas gerakan Garbarata seperti :
a. Perpanjangan, pemendekan ( Extention, Retraction )
b. Putaran / Rotasi
c. Naik, turun
2. Cabin
a. Putaran / Rotasi
b. Automatic Leveling
3. Safety Shoe
Untuk meyakinkan agar pintu pesawat tidak menyentuh floor cabin pada
bridge, perlu dipasang suatu sendor atau alat yang berbasis tekanan dan
dihubungkan langsung ke safety system yang disebut safety door shoe.
Apabila alat ini bekerja maka bridge hanya boleh bergerak turun saja.
1. UMUM
Baggage handling system (BHS) adalah tipe sistem conveyor yang
dipasang di bandara berfungsi untuk mengangkut bagasi yang di-
check-in-kan dari konter ke area sisi udara dimana bagasi akan
dimuat ke pesawat. BHS juga mengangkut bagasi dari pesawat ke
area pengambilan bagasi.
3. SPESIFIKASI PRODUK
a. Sistem Keberangkatan
Desainnya ergonomis.
Panel penutup dan cover dari bahan stainless steel dengan finish
yang berkualitas tinggi.
Front Bump Rail (cover depan) terbuat dari dari stainless steel
304 setebal 2 mm (finish: brush No.4) yang bisa dilepas
sehingga conveyor bisa ditarik/digelindingkan ke luar untuk
pembersihan dan perawatan.
Plinth (alas roda) terbuat dari mild steel heavy duty setebal 5 mm
(finish: powder coated black) yang dibaut (dynabolt) secara
aman ke lantai berfungsi sebagai alas roda sekaligus landasan
checkin conveyor.
Belt warna hitam setebal 7.5 mm, lapisan 2 plys, berat 5.2 kg/m 2,
profil diamond tractor, Fire Rating Flame Retardant to ISO340,
Joiner Type Vulcanised.
b. Sistem Kedatangan
Panel di bagian bawah (toe kick) baik di sisi darat maupun sisi
udara berbahan mild steel tebal 2 mm dengan finish powder
coated warna hitam.
BAB 1
KETENTUAN DAN TEKNIS PEKERJAAN LANSEKAP
1. UMUM
PT. INDULEXCO 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
1. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga
ketepatan pemasangan patok-patok di lapangan.
PT. INDULEXCO 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
Setiap jenis pekerjaan yang harus dibuatkan foto – foto visual minimal
3(tiga) phase yaitu pada saat pekerjaan dimulai hingga selesai (0%, 50%,
dan 100%) dengan posisi pengambilan foto pada tempat yang sama. Foto
– foto ini harus disusun sesuai urutan pengambilan sehingga akan terlihat
jelas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan dibuat rangkap 3 (tiga),
1 set untuk dokumen proyek, 1 set untuk dokumen pengawasan dan 1 set
lagi untuk Kontraktor untuk keperluan pembayaran / tagihan yang harus
dilampirkan pada setiap pengajuan tahapan pembayaran.
Papan nama proyek harus dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai
standar yang berlaku dimana proyek tersebut berada, sebanyak 2 buah,
ditempatkan pada lokasi yang dapat dibaca / dilihat oleh umum.
PT. INDULEXCO 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH
2.1. UMUM
2. Semak belukar / rumput yang ada di atas permukaan areal yang akan
dikerjakan / ditata, termasuk membuang sisa – sisa akar tanaman yang
dipindahkan atau ditebang.
3. Sampah tebangan pohon atau semak belukar yang tidak berzat kayu
dapat dicacah dan dihancurkan dengan proses peng-kompos-an,
dengan cara penimbunan dan pembalikan secara berkala hingga
materi siap menjadi kompos.
PT. INDULEXCO 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
1. Tanah yang digunakan harus terdiri dari tanah gembur, tidak berbatu
atau tidak terdapat puing-puing bekas bangunan, tidak ada sampah
dan rumput/ tanaman liar.
2. Tanah yang digunakan harus bebas dari bibit hama, kutu maupun
rayap.
3. Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik yang telah melalui masa
penimbunan selama minimum 6 bulan, sebagai campuran tanah
gembur dengan perbandingan 3 : 1 (tanah : pupuk), atau campuran
tanah humus.
4. Air siram untuk tanaman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya.
PT. INDULEXCO 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
BAB 3
PEKERJAAN LANSEKAP
PT. INDULEXCO 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
A. Agregat.
• Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar
dan secara umum harus sesuai dengan standar yang berlaku.
• Agregat harus bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan organis
lainnya. Agregat halus harus disimpan terpisah. Penggunaan bak –
bak – bahan yang berlantai sangat diharuskan untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
B. Semen.
• Hanya satu merek dari tipe semen yang harus dipakai untuk
pekerjaan beton.
• Semen diangkut ke lapangan dalam keadaan tertutup dalam
kantong yang terjahit dalam jumlah secukupnya untuk dapat
dipergunakan pada pelaksanaan waktu itu dan dijaga agar semen
tidak menjadi lembab.
• Sebelum dipakai, semen harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan hanya dipergunakan pada saat diperlukan
untuk pelaksanaan.
PT. INDULEXCO 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
C. A i r.
• Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan
organis atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton atau
tulangan baja. Air harus bersih, jernih dan tawar. Hal lain mengenai
air disesuaikan dengan standar yang berlaku.
D. Penulangan.
• Penulangan yang dipakai untuk sloof adalah tulangan polos berat
75 kg/m3 atau sesuai gambar.
• Penulangan yang dipakai untuk pedestrian adalah tulangan wire
mesh M4 & M6 atau sesuai gambar.
• Pada pemasangan penulangan wire mesh yang bertemu bagian
manhole dan lubang tanaman agar digunting atau sesuai gambar.
• Pada pemasangan penulangan wiremesh bagian bawah dipasang
beton deking setebal 4 cm atau sesuai gambar.
• Pada sambungan tulangan wire mesh agar diikat dengan kawat
beton minimal 1mm seperti yang disyaratkan sesuai gambar.
E. Bekisting.
• Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat –
cacat, gelombang – gelombang maupun perubahan – perubahan
bentuk, ukuran, ketinggian serta posisi dari beton yang dicetak.
• Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus
benar-benar bersih sebelum penggunaannya.
• Penyangga – penyangga bekisting harus diberi jarak antara yang
dapat mencegah defleksi.
• Bekisting beserta sambungan – sambungannya harus dapat
mencegah kebocoran – kebocoran adukan selama pengecoran.
• Lubang – lubang pembukaan sementara harus disediakan di dalam
bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.
• Kontraktor baru diperbolehkan mulai dengan pelaksanaan setelah
mendapat persetujuan atas rencana bekisting yang dibuatnya.
PT. INDULEXCO 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
A. M a t e r i a l.
• Agregat .
Penggunaan agregat halus ataupun kasar, baik material alami yang
non crushed ataupun crushed harus dapat memenuhi unsur-unsur
yang ada dalam standar spesifikasi ASTM – C 33.
PT. INDULEXCO 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Semen.
Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi
unsur persyaratan ASTM – C 150.
• Pigmen.
Penggunaan pigmen sebagai pewarna beton harus memenuhi
unsur persyaratan ASTM – 979.
B. Spesifikasi Typikal.
Toleransi dimensi adalah +/- 2 mm untuk panjang dan +/- 3 mm untuk
tebal.
D. Sampling.
Pengambilan sample untuk kepentingan pengujian di laboratorium
dilakukan secara random dari setiap lot produksi, 1 buah sample
diambil dari setiap 1000 buah Paving block. Dengan jumlah sample
total adalah 10 buah dengan alokasi penggunaan adalah :
• Tes Kuat Tekan ( Compressive Strength ) : 5 buah
• Tes Kuat Lentur ( Flexural Strength ) : 3 buah
• Tes Abrasi ( Abrasion Strength ) : 2 buah
E. Verifikasi.
Dalam hal pengendalian mutu internal, maka produsen block dapat
melakukan tes internal secara reguler dan mendata hasil tes dari
setiap produk untuk digunakan sebagai bahan referensi mutu jika
suatu saat diperlukan atau diminta oleh pelanggan.
Independent Test juga dapat dilakukan berdasarkan permohonan dari
Owner / Direksi pada instansi laboratorium independent yang ditunjuk
dengan tetap mengacu kepada standard yang sama.
PT. INDULEXCO 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
G. Lapisan.
• Batas kandungan air ( Moisture Content ) pasir alas adalah 6% -
8% dan maximum 1% untuk pasir pengisi ( Joint Filler ). Pasir harus
terbebas dari kandungan garam yang akan menyebabkan
terjadinya efek efflorescence.
• Lapisan Sub grade atau lapisan tanah dasar harus diratakan atau
dipotong sedemikian rupa sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan sama dengan yang dibutuhkan untuk kemiringan
drainage ( Water run off ) yaitu minimal sebesar 1,5 %. Sub grade
harus dipadatkan dengan kepadatan relatif minimal 90% MDD
(Modified max. Dry Density ) sebelum pekerjaan Sub base
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan.
• Pekerjaan lapisan Sub base disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Profil lapisan permukaan dari
Sub base juga harus mempunyai kemiringan minimal 2% dua arah
melintang ke kiri dan ke kanan.
• Kansteen, gutter, manhole atau sejenisnya harus sudah terpasang
sebelum pemasangan Paving block, demikian juga untuk instalasi
di bawah Paving block seperti drainage/saluran, juga harus sudah
dilaksanakan sebelum pemasangan Paving block.
• Peralatan yang dibutuhkan adalah :
- Mesin plat compactor ( Stamper ) dengan luas permukaan plat
antara 0.35 – 0.50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar
16 sampai 20 kN dengan frekuensi getaran berkisar 75 sampai
100 Hz.
- Alat pemotong Paving block ( cutter ).
- Kayu yang diserut rata sebagai jidar untuk leveling screeding
pasir alas.
- Benang.
- Alat handling berupa lori terbuat dari besi ( seperti lori beras )
yang dibentuk menyiku untuk memudahlan pemindahan Paving
block.
- Pin stick ( linggis ) yang bagian ujung bawahnya dibuat runcing
melebar sebagai alat naating.
PT. INDULEXCO 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
H. Pemasangan.
• Pasir alas seperti yang dipersyaratkan, segera digelar di atas
lapisan base, kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga
mencapai kerataan seragam dan mengikuti kemiringan yang sudah
dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
PT. INDULEXCO 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
A. U M U M
1. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :
PT. INDULEXCO 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
2. Lingkup Pekerjaan
3. Referensi
• Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- PUBI
- SII-0739-80 - Andesit
- ASTM A123-84 - Zinc (Hot Dipped) galvanized
coatings on iron and steel product.
- ASTM A-307 - Steel Anchor, bolt, dowels, nuts.
- ASTM C241 - Stone Abrassion resistance untuk
granit dan Andesit import
• Quality Assurance :
- Kualifikasi manufaktur :
Produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
dan diterima oleh MK dan Pemberi Tugas.
- Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
PT. INDULEXCO 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
4. Pengiriman (Submittals)
• Data Produk :
- Kirimkan informasi-informasi teknis dari pabrik untuk brosur.
- Kirimkan data tentang Abrassion resistance untuk setiap tipe
berdasarkan frekuensi lalu lintas pemakaian.
• Shop Drawing :
- Kirimkan gambar detail yang menunjukkan bentuk, ukuran, serta
metode dan anchor (angker).
- Kontraktor harus mengirimkan kepada MK dan Pemberi Tugas
untuk persetujuan yaitu gambar-gambar pemotongan secara
lengkap, penempatan dalam potongan-potongan detail dan
ukuran dari batu alam pengaturan sambungan, anchor, dan
detail-detail yang dibutuhkan.
- Kemungkinan pemasangan anchor, dowel, dan cramping sesuai
dengan standar yang praktis harus dengan jelas ditunjukkan
dalam shop drawings.
• Sample :
- Kirimkan 3 set sample untuk setiap type batu alam (ANDESIT)
dengan ukuran tidak kurang dari 600 mm x 600 mm yang
menunjukkan finishing dan variasi warna yang diharapkan
secara keseluruhan.
- MK dan Pemberi Tugas akan mereview sample sebagai
persetujuan range variasi yang diharapkan secara keseluruhan.
- Kirimkan contoh warna grouting untuk dipilih oleh Arsitek.
• Kualifikasi Data :
Kirimkan kualifikasi Fabricator dan Installer dengan pengalaman
yang tinggi, termasuk list dari proyek-proyek dengan lingkup sejenis
dengan mencantumkan nama, lokasi, tanggal, serta referensi nama
dan nomor telepon.
• Mock-up :
- Membuat mock-up seluas 3 m2 untuk pemasangan lantai dan
dinding mewakili pekerjaan finish.
PT. INDULEXCO 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
6. Garansi
B. PRODUK
1. Bahan / Jenis
PT. INDULEXCO 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Extra Stock :
- Sediakan dan kirim jumlah extra stock minimum 5% dari setiap
ukuran, warna, dan finishing dari setiap bentuk tile untuk
mengganti jumlah yang rusak selama pengiriman dan
pemasangan.
Dan kirimkan juga extra 5% untuk setiap tipe dan ukuran sesuai
ukuran panel terbesar yang dipasang setelah selesai pekerjaan
pemasangan untuk digunakan oleh Pemberi Tugas pada masa-
masa yang akan datang.
- Kirimkan extra stock tersebut ke site sesuai petunjuk MK
Pemberi Tugas, dan pastikan dikemas dalam peti kayu untuk
perlindungan dan identifikasi setiap kemasan.
2. Aksesori
• Solusi pembersihan :
Tipe sesuai dengan joint ANDESIT, joint/hubungan antar material
dan permukaan yang berdekatan. Konsultasikan dengan supplier
batu alam (ANDESIT).
PT. INDULEXCO 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
3. Pembuatan (Fabrication)
• Potonglah untuk bagian sudut luar sesuai gambar, dan buatlah sisi
bevel pada sisi tersebut sesuai gambar.
4. Finishing
PT. INDULEXCO 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• ANDESIT
- Kasar (flamed), honed (poles) atau sesuai gambar.
- Finish lantai atau permukaan untuk menerima / sesuai frekuensi
lalu-lintas orang atau sesuai gambar.
C. PENERAPAN
1. Pemeriksaan
2. Persiapan
PT. INDULEXCO 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
3. Pemasangan
• Umum
- Toleransi :
Variasi kerataan dan level : tidak melebihi 3 mm
dalam 3000 m
Joint size : + 25 %
Step in face : 1,5 mm maximum
Jog in alignment at edge : 1,5 mm maximum
Toleransi tidak bertambah dalam jumlah
• Sediakan dan set anchor, dowel, ties dan hal-hal lain yang
dibutuhkan untuk memperkokoh pasangan.
Setel angkur pada posisi yang baik dan tidak kurang dari jarak yang
diijinkan. Pasang ANDESIT untuk memungkinkan pergerakan
bergeser, menciut/memuai, dan ekspansi termal dan kontraksi.
PT. INDULEXCO 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Sistem Basah
- Tuangkan adukan yang tebal pada beton.
- Periksa dengan menusuk-nusuk dan padatkan adukan untuk
menghasilkan density yang sama.
• Control Joints
- Lakukan control joint dimana pasangan ANDESIT tertahan /
berakhir seperti pada dinding perimeter, kansteen, kolom-kolom,
pojok-pojok dinding, yang secara langsung joint terhenti dan
tidak terkontrol, juga pada lokasi diatas balok beton atau pada
lokasi-lokasi lain sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
- Berilah control joint (naad-naad tegak lurus dan sama lebar)
pada permukaan horizontal maksimum 5 mm pada setiap arah.
- Keroklah dan goretlah lantai beton atau bagian struktur lain
untuk memperkuat rekatan adukan.
PT. INDULEXCO 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
5. Perlindungan / Proteksi
PT. INDULEXCO 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
PT. INDULEXCO 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Rumput
- Tanaman rumput yang ditanam adalah dalam bentuk lempeng.
- Daun dalam kondisi baik, tidak layu dan kering.
- Pada lempengan rumput tersebut tidak terdapat hama (rayap)
atau penyakit.
- Mudah dalam pemeliharaan.
- Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit baik
daun maupun akarnya.
• Pohon
- Tanaman pohon yang ditanam adalah tanaman tampungan
yang siap untuk ditanam.
- Tinggi pohon berkisar 250 cm – 400 cm sesuai dengan
spesifikasi
- Kondisi tanaman baik, tidak terserang hama dan penyakit baik
daun maupun akarnya.
- Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah serta daun tidak
mudah rontok.
PT. INDULEXCO 31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
D. Metode Penanaman
• Penanaman Pohon
- Pohon yang ditanam adalah pohon dari hasil tampungan, dalam
kondisi hidup, baik dan segar. Setelah pekerjaan galian lubang
tanaman dan media tanam siap, penanaman dapat
dilaksanakan dengan teknis dan cara sebagai berikut:
- Tanaman dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia dengan
kondisi tegak. Bila pembungkus akar menggunakan karung
goni, bias langsung ditanam. Bila pembungkus terbuat dari
bahan lain, pembungkus harus dibuka terlebih dahulu.
- Setelah ditanam, lubang diisi kembali sampai melebihi batas
permukaan tanah, tetapi tidak melebihi leher akar, kemudian
dibentuk cekungan di sekelilingnya untuk menampung air agar
tidak melimpah keluar.
- Segera dipancangkan penguat tanaman / steger dan diikat kuat.
Untuk pohon besar digunakan dolken atau bambu berdiameter
besar sebagai penguatnya. Untuk tanaman lainnya cukup
dengan kayu atau bambu berdiameter optimal.
- Penanaman pohon pada area yang miring, steger dipancang
miring, agar tanaman berdiri tegak.
- Cara pemasangan sesuai dengan gambar.
• Penanaman Perdu
Penanaman perdu harus benar-benar sesuai dengan pola serta
ukuran dan jarak tanamnya. Tanaman harus dalam keadaan baik
dan segar / sehat dan dari tampungan. Perakaran harus tertanam
penuh sebatas leher akar, yang tertimbun dalam tanah gembur
yang telah dicampur dengan pupuk organik. Setelah penyiraman,
bila posisi tanamanberubah menjadi miring harus ditegakkan atau
diperbaiki kembali. Sistim penanaman dapat dilihat pada lampiran .
• Penanaman Rumput
- Penanaman rumput dengan sistim lempeng, setelah
penanaman , permukaan rumput dipadatkan atau dipukul-pukul
dengan potongan balok untuk merapikan permukaan dan
pertemuan antara lempeng ditabur dengan pasir secukupnya,
setelah itu disiram.
- Penanaman rumput pada area yang memiliki kemiringan
permukaan lempeng rumput di pasak pada tanah, sehingga
rumput dapat melekat baik pada permukaan tanah, dan
dipastikan rumput tidak merosot, baru disiram.
- Penanaman tanaman harus memperhatikan sistim perembesan
dan pengaliran air dalam tanah .
PT. INDULEXCO 32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Pemupukan
Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui
masa penimbunan selama minimum 6 (enam) bulan, sebagai
campuran tanah gembur dengan penggunaan sesuai dengan yang
tertera dalam BoQ.
• Penyiraman
Bila pentiraman menggunakan mobil tangki, maka jasa penyiraman
tanaman dan transport, mulai dari penyediaan kendaraan, alat dan
peralatan bantu sampai tenaga penyiraman, menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Sumber air yang diperlukan, sampai dengan
tercukupinya kebutuhan, disediakan oleh Pemberi Tugas. Untuk
penyiraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik
lainnya.
• Steger
Steger ( penyangga pohon ) adalah kayu dolken atau bambu
dengan diameter minimal 6 cm dan dipastikan dalam kondisi tidak
lapuk dan tidak berayap, dipasang dari arah 3 (tiga) sisi. Tali
pengikat pada penyangga pohon terbuat dari tali rami atau tali ijuk
yang diikatkan dengan rapih dan kuat.
PT. INDULEXCO 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
PT. INDULEXCO 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Perbaikan
- Apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan dan hasilnya
bertentangan dengan permintaan Manager Proyek / Pemberi
Tugas dan bila dikehendaki oleh Manager Proyek / Pemberi
Tugas, pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali dengan
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
- Kontraktor harus memperbaiki semua pekerjaan yang ditolak
oleh Manager Proyek / Pemberi Tugas karena tidak sesuai
dengan Dokumen Kontrak atau permintaan Manager Proyek /
Pemberi Tugas, baik hal ini diketahui sebelum Serah Terima
Pertama ataupun sesudahnya, baik disengaja atau tidak.
Kontraktor diharuskan menanggung semua biaya yang
ditimbulkan oleh perbaikan ini.
• Bahan / Material
- Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis
pekerjaan pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi
persyaratan kerja yang dibutuhkan dan tidak merusak
tanaman.
- Demikian juga pupuk maupun obat anti hama yang
dipergunakan sesuai dengan Uraian dan Syarat yang tertulis
dalam bab selanjutnya. Penggantian tanaman harus sesuai
jenis / bentuk / warna daun dan bunga dengan apa yang telah
ditentukan dalam spesifikasi dan tertanam.
PT. INDULEXCO 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
C. Pekerjaan Pemeliharaan
• Penyiraman .
- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala
bahan organik / zat kimia / bahan-bahan lain yang dapat
mengganggu dan merusak pertumbuhan tanaman. Penyiraman
dilakukan dengan menggunakan kran air berkualitas baik.
- Penyiraman dilakukan dua kali sehari secara teratur bagi
semua jenis tanaman yang baru ditanam dan semua jenis
tanaman dalam penyimpanan sementara sebelum ditanam,
yaitu pada waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 15.30, sampai tanaman-tanaman tersebut
tumbuh sehat dan kuat. Untuk semua tanaman hias yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat disiram satu kali sehari pada sore
hari setelah pukul 15.30.
- Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahinya
di bawah permukaan tanah. Bagi tanaman yang masih terlihat
cukup basah tanahnya pada sore hari untuk penyiraman pada
saat itu tak perlu dilakukan. Tidak diperkenankan tanah bekas
siraman terlihat tergenang air, air harus dapat terserap baik oleh
tanah di sekitar tanaman.
• Penyiangan.
- Penyiangan dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman semak dan perdu yang tertanam.Tanaman liar dan
rumput di sekitar perdu dicabut dan dibersihkan sampai akarnya
dari sekeliling perdu.Untuk tanaman hias, penyiangan dilakukan
secara teratur setiap 2 minggu sekali, dengan mencabut
tanaman liar dan jenis rumput yang berada di sekitar dan di
bawahnya, serta tanahnya digemburkan. Hindarkan jangan
sampai merusak tanaman tersebut. Alat yang dipakai adalah
pancong atau garpu kecil.
• Pendangiran.
PT. INDULEXCO 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Pemangkasan.
- Pemangkasan dilakukan pada batang dan cabang ranting yang
tumbuh tidak teratur / liar atau untuk mendapatkan /
mempertahankan bentuk pertumbuhan batang dan cabang
yang diinginkan. Membuang ranting dan cabang yang sakit
dengan cara memotongnya.
- Semua pekerjaan pemangkasan dilakukan dengan gunting
pangkas, dengan cara memangkas cabang atau ranting arah
miring dari bawah ke atas dengan sudut 30o – 50 o. Untuk bekas
pemotongan cabang / yang permukaannya terpotong lebar,
penampang yang terpotong tersebut ditutup ter (aspal).
Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan
sekali.
- Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk
dilakukan bilamana ketinggian komposisi kelompok tanaman
tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk ketinggian
yang diminta dalam gambar. Pada tanaman rambat
pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak
teratur arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.
- Khusus untuk jenis pohon existing yang dipertahankan,
pemangkasan dilakukan pada bagian-bagian batang dan
cabang ataupun pada ketinggian pohon, sesuai dengan bentuk
yang diiginkan.
• Pemupukan.
- Pupuk Kandang :
Diberikan pada saat awal penanaman, dicampur dengan
tanah. Pada masa pemeliharaan, pupuk kandang diberikan
bergantian dengan pupuk buatan.
- Pupuk Buatan :
Yaitu pupuk kimia yang mengandung unsur NPK dan diberikan
setelah 3 ( tiga ) bulan dari awal penanaman.
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali
dengan diselang penggunaannya antara pupuk kandang
dengan pupuk buatan.
PT. INDULEXCO 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
Jadwal pemupukan
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali
dengan diselang penggunaannya antara pupuk kandang
dengan pupuk buatan.
Contoh :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PK PB PK PB
PT. INDULEXCO 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
Untuk Rumput
- Pupuk dapat berbentuk butiran atau bubuk.
- Untuk pupuk berbentuk bubuk dicampur dengan air sesuai
dengan petunjuk dosis pemakaian.
- Untuk upuk butiran aplikasinya dengan menebar secara merata
sesuai dosis.
- Kemudian disemprotkan ke permukaan rumput .
PT. INDULEXCO 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
- Kutu dan hama lain diberantas dengan obat anti hama sesuai
dosis dan sesuai kebutuhan.
D. Serah Terima
Pekerjaan Penanaman dapat diterima 100 % dengan pekerjaan dan
hasil kerja yang sempurna, sesuai dengan teknis pelaksanaan dan
sisitem penanaman serta jenis tanaman yang diminta.
PT. INDULEXCO 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
A. Pekerjaan Perkerasan
Pedestrian
- Terletak pada bagian dalam site serta di luar site.
- Menggunakan material concrete block pavement.
- Ukuran 21 x 21 x 6 cm.
- Warna abu-abu & hitam
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.
Water Feature
- Dinding kolam menggunakan material batu andesit.
- Dilapis anti lumut (clear coating doff)
- Parit kolam / saluran pembuangan beton rabat denagn dinding
menggunakan material pasangan batako finishing aci halus.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.
PT. INDULEXCO 41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
Kansteen
• Kansteen
- Jenis kanstin yang digunakan berupa kansteen dengan
ukuran . 150.300.400 dan 100.200.400.
- Warna abu-abu.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.
B. Furniture Lansekap
Bangku Taman
- Struktur beton cor bertulang dan pasangan bata.
- Finishing concrete hardener setara sika / fosroc
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.
Tempat Sampah
- Terdiri dari 2 (dua) buah kotak sampah.
- Rangka besi hollow, dilapis cat anti karat dan dicat besi.
- Bahan kotak sampah bagian luar dari perforated steel plate.
- Bagian dalam dari fiber glass.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.
C. Mekanikal Elektrikal
Lampu
PT. INDULEXCO 42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG
• Lampu Taman
- Terletak pada area taman.
- Tinggi 4 m
- Urban lighting
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.
• Lampu Sorot
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.
D. Pekerjaan Softscape
- Pekerjaan perawatan, perapihan / pemangkasan tanaman
existing.
- Pembongkaran tanaman existing.
- Pembentukan muka tanah.
- Pekerjaan penanaman tanaman baru, sesuai rencana pada titik
tanam (spesifikasi lihat tabel).
- Steger yang digunakan berupa steger bambu dengan Ø 6 - 8 cm,
diikat dengan kuat dan rapih dengan tali ijuk atau tali rami pada
tanaman pohon.
- Penanaman rumput gajah mini (Axonopus compressus pearl
grass), diseluruh area.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.
PT. INDULEXCO 43