Anda di halaman 1dari 785

PT Angkasa Pura I (Persero)

KANTOR PUSAT
Graha Angkasa Pura I, Jalan Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav. 2, RW.10,
Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, DKI Jakarta

BUKU

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS (RKS)


TEKNIS PEKERJAAN

Proyek :
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan Area
Parkir Beserta Fasilitas Penunjangnya di Bandara El Tari – Kupang

ARSITEKTUR
INTERIOR
STRUKTUR & INFRASTRUKTUR
STRUKTUR
INFRASTRUKTUR
MEP
MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
ELEKTRONIKA BANDARA
LANSEKAP

disampaikan oleh:
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARART TEKNIS


PEKERJAAN ARSITEKTUR

PROYEK : RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT) PERLUASAN


TERMINAL DAN AREA PARKIR BESERTA FASILITAS
PENUNJANGNYA
DI BANDARA UDARA EL TARI KUPANG

DAFTAR ISI

BAB - 1 Persyaratan
Umum.......................................................................................................... I - 01
1.1. Ketentuan Umum
1.2. Lingkup Pekerjaan
1.3. Kondisi Lapangan
1.4. Bahan Bangunan Dan Mutu Pekerjaan
1.5. Program / Jadwal Kegiatan
1.6. Gambar - Gambar
1.7. Pekerjaan Sementara Di Lapangan
1.8. Fasilitas Sementara untuk PT. Angkasa Pura I dan Pengawas
1.9. Tes Dan Pengujian

BAB - 2 Sepesifikasi Umum....................................................................... II - 01


2.1. Pekerjaan Beton non Struktur
2.2. Pekerjaan Besi non Struktural
2.3. Pekerjaan Kayu
2.4. Pekerjaan Insulasi Suara & Panas
2.5. Pekerjaan Anti Rayap

BAB - 3 Pekerjaan Pasangan Dinding ..................................................... III - 01


3.1. Pekerjaan Dinding Bata Ringan
3.2. Pekerjaan Dinding Homogenous
3.3. Pekerjaan Dinding Gypsum
3.4. Pekerjaan Dinding Cladding Aluminium Composite Panel
3.5. Pekerjaan Dinding Curtainwall

PT. INDULEXCO i Persyaratan Umum Arsitektur


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - 4 Plesteraan Dan Acian.................................................................. IV - 01


4.1. Pekerjaan Plesteran Semen
4.2. Pekerjaan Acian

BAB - 5 Pekerjaan Lantai........................................................................... V - 01


5.1. Pekerjaan Sub Lantai
5.2. Pekerjaan Screed Lantai
5.3. Pekerjaan Lantai Homogenous Tile
5.4. Pekerjaan Lantai Andesite Bakar
5.5. Pekerjaan Lantai Floor Hardener
5.6. Pekerjaan Lantai Waterproofing

BAB - 6 Pekerjaan Plafon ......................................................................... VI - 01


6.1. Pekerjaan Plafon Gypsum Board / Gypsum Board Perforated
6.2. Pekerjaan Plafon Gypsum Tile
6.3. Pekerjaan Plafon Calcium Silicate
6.4. Pekerjaan Plafon Metal Linear

BAB - 7 Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela........................................ VII - 01


7.1. Pekerjaan Pintu dan Jendela Aluminium Kaca
7.2. Pekerjaan Pintu Solid
7.3. Pekerjaan Pintu Besi
7.4. Pekerjaan Pintu Kaca Frameless Glass
7.5. Pekerjaan Pintu Kaca Automatic

BAB - 8 Pekerjaan Penggantung Dan Pengunci................................... VIII - 01


8.1. Pekerjaan Penggantung dan Kunci

BAB - 9 Pekerjaan Kaca dan Cermin...................................................... IX - 01


9.1. Pekerjaan Kaca
9.2. Pekerjaan Cermin

BAB - 10 Pekerjaan Saniter......................................................................... X - 01


10.1. Pekerjaan Peralatan dan Perlengkapan Saniter

PT. INDULEXCO ii Persyaratan Umum Arsitektur


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - 11 Pekerjaan Finishing.................................................................... XI - 01


11.1. Pekerjaan Dinding dan Plafon
11.2. Pekerjaan Pengecatan Besi
11.3. Pekerjaan Pengecatan Kayu

BAB - 12 Pekerjaan Tangga Dan Railling................................................. XII - 01


12.1. Pekerjaan Railling Carbon Steel
12.2. Pekerjaan Railling Besi Hollow

BAB - 13 Pekerjaan Atap.......................................................................... XIII - 01


13.1. Pekerjaan Atap Plat Beton
13.2. Pekerjaan Atap Metal Zincalumn
13.3. Pekerjaan Atap Skylight Kaca

PT. INDULEXCO iii Persyaratan Umum Arsitektur


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB I
PERSYARATAN UMUM

1.1. UMUM
1.1.1. DEFINISI

A. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah PT. Angkasa Pura I, dalam pelaksanaan sehari-hari
dilimpahkan kepada Manajer Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura II yang mengundang pelelangan pekerjaan
ini dan akan menunjuk calon Kontraktor sebagai pemenang dalam pelelangan
yang diselenggarakannya dan menjadi wakil resmi atas nama PT. Angkasa Pura
I sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.

B. Perencana
Perencana adalah bagian Kontraktor yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I
sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.

C. Pengawas
Pengawas adalah seseorang/team yang diberi limpahan wewenang secara
tertulis dan mempunyai uraian pekerjaan (job description) dan ditetapkan oleh
PT. Angkasa Pura I.

D. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perusahaan yang telah memenangkan
pelelangan dan penawarannya telah diterima oleh PT. Angkasa Pura I, dan telah
menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak).

1.1.2. DOKUMEN KONTRAK


Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Ketentuan Umum dan Syarat-syarat
Kontrak, Persyaratan Umum, Gambar-gambar, Rencana Anggaran Biaya,
Daftar Harga Satuan, semuanya harus dibaca menjadi satu kesatuan dengan
Spesifikasi ini, hal-hal yang memang berhubungan, ditunjukkan atau diuraikan
di dalam salah satu dokumen-dokumen tersebut di atas, tidak perlu diulang
lagi di dalam dokumen yang lainnya.Tanpa melupakan adanya pembagian bab
- bab dengan judul masing-masing bab yang berbeda di dalam Spesifikasi ini,
masing-masing bab tetap dianggap saling melengkapi dan saling menunjang

PT. INDULEXCO 1-1 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

satu sama lain. Semua referensi yang dipakai dalam Spesifikasi ini merupakan
referensi-referensi terhadap pasal atau sub-pasal itu sendiri, kecuali jika
secara tegas dinyatakan lain.

1.1.3. URUTAN-URUTAN DALAM MENGUTAMAKAN BERBAGAI INFORMASI


Jika ada perbedaan informasi yang terdapat dalam Gambar dengan yang
terkandung dalam Spesifikasi Teknis ini, maka ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis dinyatakan yang berlaku dan mengikat.Apabila terjadi perbedaan antara
gambar dan Bill of Quantity (BQ), maka yang dilaksanakan adalah yang
mempunyai kualitas tertinggi atau pilihan paling baik.
Apabila terdapat kata-kata "Sesuai dengan gambar", "Lihat gambar MEP dll.....",
atau ” sesuai atau sama dengan" berarti pemilihan harus dengan persetujuan,
diketahui, oleh pihak Konsultan Perancang Arsitektur /Konsultan Pengawas,
kecuali dituliskan/disebutkan lain.

1.1.4. LOKASI PEKERJAAN/PROYEK


Lokasi pekerjaan ini terletak di Jln. Adi Sucipto 85361, Kupang
– Nusa Tenggara Timur.
Lokasi proyek ditunjukkan dalam gambar.

1.1.5. JALAN MASUK KE LOKASI PROYEK DAN LAPANGAN


Kontraktor dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop)
dan tempat-tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material di produksi,
perlengkapan dan mesin-mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan
Kontraktor harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan
hak memasuki daerah-daerah tersebut. Kontraktor harus mengurusnya sendiri
dan mengajukan usulan mengenai pengadaan fasilitas memasuki daerah-
daerah tersebut melalui kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I maupun
Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya
persetujuan dari Pengawas

1.1.6. ELEVASI DAN PATOK


Semua elevasi dalam satuan meter dengan ketepatan 3 desimal dengan titik
acuan "Chart Datum". Apabila tidak terdapat titik acuan maka Kontraktor harus
menetapkan sendiri berdasarkan LWS. Kontraktor harus bertanggung jawab dan
menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan atas data-data

PT. INDULEXCO 1-2 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

tersebut di atas. Patok atau titik lain yang ada disekitar lokasi tidak ditunjukkan
dalam gambar. Jika diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan kepada
Kontraktor sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan.

1.1.7. DATA TENTANG PROYEK


Data sebagai informasi tentang ketinggian permukaan dan dimensi tentang
proyek ditunjukkan dalam gambar-gambar. Detail-detail, jika tidak disebutkan,
akan ditentukan oleh Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan

1.1.8. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor
harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada
biaya tambahan yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi
sebagai akibat dari kesalahan dalam ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar
tambahan, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut
dengan menggunakan satuan ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh
Pengawas sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi
yang diajukan tidak sesuai dengan ukuran standard yang telah ditetapkan, maka
dapat diganti dengan standard lain yang sesuai dan yang telah disetujui oleh
Pengawas. Tidak ada pembayaran tambahan yang dapat diberikan untuk
perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa ada persetujuan khusus
dari Pengawas.

1.1.9. PEMBERITAHUAN TENTANG KEGIATAN OPERASI YANG PENTING


Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang
akan adanya kegiatan operasi yang penting kepada Pengawas dalam jangka
waktu yang cukup sebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi
kesempatan kepada Pengawas untuk mengaturnya karena mungkin Pengawas
memandang perlu melakukan inspeksi atau untuk maksud-maksud yang lain.
Kontraktor dilarang melakukan kegiatan operasi yang penting tersebut tanpa
adanya persetujuan tertulis dari Pengawas.

PT. INDULEXCO 1-3 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.1.10. KABEL, SALURAN PIPA DAN/ATAU BERBAGAI HAMBATAN LAINNYA

A. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, kabel telepon, dan
sistim perpipaan yang terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam
Dokumen Tender. Usaha untuk memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait
sehubungan dengan informasi tersebut diatas akan dilakukan oleh PT. Angkasa
Pura I atau Pengawas. Gambar atau informasi lain yang dapat menunjukkan
adanya jaringan kabel dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan diberikan
pada Kontraktor.

B. Informasi dan Instruksi


Informasi dan instruksi untuk mencegah timbulnya bahaya sehubungan dengan
jaringan kabel dan saluran tersebut, jika sistem-sistem tersebut memang ada,
harus dilakukan sebelum dan selama pekerjaan berlangsung, dan akan
diberitahukan oleh PT. Angkasa Pura I atau Pengawas dengan kerja sama
dengan lembaga-lembaga yang berwenang. Dalam hal ini, Kontraktor harus
mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura I, Pengawas,
instansi atau badan yang berwenang. Kontraktor harus menjaga, menyediakan,
menunjang semua usaha yang perlu untuk menjamin agar jaringan utilitas yang
ada tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi kerusakan
terhadap jaringan dimaksud atau bagian daripadanya sebagai akibat dari
kegiatan Kontraktor atau seseorang yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk
melakukan pekerjaan ini, maka Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya
untuk segera memperbaiki kerusakan yang terjadi oleh seseorang yang memang
ahli dibidang tersebut dan disetujui oleh Pengawas untuk memperbaikinya,
dibawah supervisi Pengawas. Semua biaya yang timbul untuk memperbaiki
kerusakan jaringan utilitas (perpipaan dan kabel-kabel) yang merupakan milik
PT. Angkasa Pura I di lapangan maupun milik orang lain yang melintasi
lapangan, termasuk biaya-biaya yang timbul dipihak-pihak lain tersebut diatas
sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

C. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak diduga yang diketemukan
oleh Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus
dirundingkan kembali oleh Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan

PT. INDULEXCO 1-4 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PT. Angkasa Pura I Dalam hal ini Kontraktor harus mengikuti instruksi yang
diberikan oleh PT. Angkasa Pura I atau Pengawas.

D. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal
tersebut diatas harus disampaikan secara tertulis oleh PT. Angkasa Pura I (atau
Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan
rintangan tersebut harus diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang disepakati
oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut berada dilengkapi
dengan struktur-struktur sementara dan/atau rambu-rambu peringatan yang
sesuai yang telah disetujui oleh Pengawas.

E. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek


Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu
baik yang ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada
perintah khusus dari Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar
obyek-obyek yang berada di dalam atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak.
Setiap harta (obyek yang berharga) yang ada yang terletak di kawasan proyek
harus dilindungi agar tidak rusak terhadap gangguan yang timbul. Jika sampai
terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki kembali oleh
Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan semula.

1.1.11. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KONTRAKTOR

A. Persyaratan Umum Tentang Peralatan dan Perlengkapan


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan perlengkapan yang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan ini dan memenuhi semua persyaratan Kontrak.
Kontraktor diharuskan membuat Daftar Bahan dan Peralatan (checklist) sebelum
melaksanakan setiap jenis pekerjaan, yang harus disetujui terlebih dahulu oleh
PT. Angkasa Pura I/Pengawas. Kontraktor harus menggunakan peralatan dan
perlengkapan yang benar-benar lengkap, dapat beroperasi penuh, dan
terpelihara dengan baik, secara mekanis berfungsi dengan sempurna dan sesuai
untuk proyek ini sehingga Kontraktor dapat melaksanakan tugasnya dengan
aman, dalam waktu yang tepat dan efisien sesuai dengan persyaratan dalam
kontrak. Peralatan yang disebutkan dalam Daftar Peralatan yang disampaikan
oleh Kontraktor dalam penawarannya merupakan jumlah peralatan minimum

PT. INDULEXCO 1-5 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

yang Kontraktor sendiri setuju untuk mengadakan dan menggunakannya, kecuali


ditetapkan lain oleh Pengawas. Dengan adanya daftar tersebut tidak berarti
bahwa PT. Angkasa Pura I mengakui jumlah peralatan tersebut mencukupi untuk
melaksanakan pekerjaan ini.

B. Penggantian Peralatan dan Perlengkapan


Kontraktor harus selalu dan segera melaporkan kepada Pengawas secara
tertulis jika terjadi cacat, kerusakan atau hal-hal lain yang mungkin menyebabkan
peralatan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan kapasitas kerjanya.
Kontraktor dalam hal tersebut diatas harus membicarakannya dengan Pengawas
dan bersama dengan Pengawas meninjau kembali program kerja untuk
pekerjaan ini, dan jika perlu membicarakan penggantian peralatan yang tidak
berfungsi sesuai rencana. Pengawas dalam kondisi seperti tersebut di atas dapat
memerintahkan agar peralatan dan/atau perlengkapan tersebut disingkirkan dan
diganti sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak.

C. Penambahan Peralatan dan Perlengkapan


Kontraktor harus segera mengatur tambahan peralatan yang perlu agar dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sesuai dengan Dokumen Kontrak.

D. Biaya Penambahan dan/atau Penggantian Peralatan


Dengan mendasarkan kepada pasal penambahan dan/atau penggantian
peralatan dan/atau perlengkapan, jika Kontraktor diminta untuk mengganti
peralatan dan/atau perlengkapan kerjanya atau untuk menambah Peralatan
dan/atau perlengkapan yang perlu, maka penambahan biaya tersebut dapat
dilaksanakan dengan usulan Pengawas yang telah disetujui terlebih dahulu oleh
PT. Angkasa Pura I.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan proyek Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan terminal dan
Area Parkir Beserta Fasilitas Penunjangnya Di bandara El Tari Kupang
dengan ukuran sesuai dengan yang tertera pada dokumen gambar dan meliputi
pekerjaan Arsitektur yang dilaksanakan secara bertahap. Pentahapan dan
kelompok paket pekerjaan mengikuti jadwal dan pentahapan yang ditentukan
oleh panitia tender.

PT. INDULEXCO 1-6 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.3. KONDISI LAPANGAN


Data hydrografi peil banjir dapat diberikan oleh PT. Angkasa Pura I atau
pengawas apabila dikehendaki.

1.4. BAHAN BANGUNAN DAN MUTU PEKERJAAN


1.4.1. Sumber dan Jenis dari Bahan dan Peralatan
Kontraktor harus mengurus semua hal yang perlu untuk menetapkan letak
maupun memilih dan memproses bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan jauh hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan,
harus menyerahkan contoh-contohnya kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, informasi yang lengkap tentang lokasi sumber bahan material
yang diusulkannya. Persetujuan yang diberikan Pengawas sehubungan dengan
lokasi tersebut tidak dapat diartikan bahwa semua material yang berasal dari
tempat tersebut telah disetujui. Sebelum melakukan pemesanan bahan atau
peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini, Kontraktor harus menyerahkan
kepada Pengawas untuk disetujui nama-nama pemasok dan produsennya
termasuk negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan oleh produsen, mutu
barang, berat, kekuatan, dan keterangan-keterangan lainnya tentang bahan
maupun peralatan yang akan dipesan tersebut. Kontraktor harus menyerahkan
satu salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan dan salinan tersebut
akan selalu disimpan oleh Pengawas. Tidak boleh ada barang/bahan yang
dipesan atau diperoleh oleh Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang belum
disetujui secara tertulis oleh Pengawas.

1.4.2. Standard
A. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di
bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung di Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI).
- merican Society for Testing and Material (ASTM).
- Marble Institute of America (MIA).

PT. INDULEXCO 1-7 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja
harus berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang
dijadikan pedoman dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard
maupun manual lainnya yang sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini.
Standard dan Manual yang dianggap menentukan adalah standard yang berlaku
dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda tangani. Apabila ada standard atau
manual selain dari Standard Nasional maka standard ini dapat diusulkan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.

C. Standard di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy
Standard maupun Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini
dan/atau standard Nasional atau standard lain yang telah disetujui, dan sebagai
tambahan, juga harus disiapkan di lapangan Standard dan Manual tentang
peralatan dan material yang digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai
dalam pekerjaan ini. Standard ini harus selalu tersedia untuk sewaktu-waktu
diperiksa oleh Pengawas.

D. Hal-hal yang tidak tercakup dalam standard


Semua bahan, peralatan dan mutu kerja yang tidak dinyatakan dalam standard
atau manual, harus memiliki pembuktian dari balai penelitian yang diakui
sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bermutu tinggi. Pengawas akan
menilai apakah material atau peralatan yang akan dipakai telah sesuai untuk
proyek ini dan keputusan Pengawas adalah mutlak dan harus dipatuhi.
Keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang merupakan akibat dari kegagalan
berfungsinya suatu peralatan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal waktu yang telah
ditetapkan. Semua peralatan harus selalu berada dalam kondisi baik dan dapat
berfungsi. Jika menurut Pengawas ada peralatan atau bagian peralatan yang
rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan menurut pendapat Pengawas tidak
dapat diperbaiki, maka Kontraktor harus menggantinya dengan segera dengan
peralatan yang baru setelah diterimanya perintah secara tertulis dari Pengawas.

PT. INDULEXCO 1-8 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi
yang berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka
mutu material, peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus
mempunyai mutu yang setara dengan yang tercantum dalam spesifikasi. Beban
biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk dapat mengajukan
usul penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai
pengganti harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria desain dan
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan minimal seperti di bawah ini yang akan dijadikan
bahan pertimbangan Pengawas sebelum menyetujui penggantian material,
peralatan atau bagian peralatan, maupun cara konstruksinya :

1. Harus memenuhi kriteria standard kriteria disain, konsep-konsep


perencanaan dan penampilannya.
2. Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang
tercantum dalam gambar.
3. Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang.
4. Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya.
5. Kecocokan dengan bahan dan komponen yang lain dan pemasangannya.
6. Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan.
7. Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan.

Peralatan yang dirancang berdasarkan standard Indonesia yang diakui dan


memenuhi kriteria desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan
disini dapat diterima. Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa standard
tersebut memang setara adalah tanggung jawab Kontraktor. Diterimanya usul
penggantian material tersebut tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk semua jaminan yang terkandung di
dalamnya.

1.4.3. Pemasokan, Pengiriman dan Pemasangan Komponen Siap Pakai


A. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang, yang tidak difabrikasi
di lapangan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Proyek
(komponen-komponen siap pasang) harus dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi

PT. INDULEXCO 1-9 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

ini dan ketentuan- ketentuan atau standard-standard lain yang diterbitkan oleh
produsen dan sesuai untuk digunakan dalam proyek.

B. Pemasokan dan Pengiriman


Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh ijin import, pembelian,
fabrikasi, inspeksi, asuransi dan transportasi ke lapangan tepat pada waktunya.
Kontraktor harus juga mengajukan proposal dari produsen komponen-komponen
siap pasang yang telah dipilihnya kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, 1 bulan sebelum melakukan pemesanan. Dokumen-dokumen
asli, termasuk jaminan keawetan dan operasinya, pemeliharaan dan manual
operasi setelah peralatan tersebut selesai dipasang di tempat yang telah
ditentukan, harus diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I sebagai arsip dan
referensi. Pengepakan, "crating", pemberian tanda-tanda dan pengamanan
lainnya harus dilakukan secara profesional untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau kehilangan selama transportasi komponen-komponen tersebut
ke lapangan.

C. Pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan


Pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan barang harus
dilaksanakan oleh orang-orang yang terampil dan dengan suatu cara sedemikian
rupa supaya tidak merusak sesuatu bagian dari komponen tersebut.
Penyimpanannya harus ditempatkan di kawasan yang telah disediakan untuk itu
dan dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh komponen terlindung dari
sinar matahari secara langsung, dan dari debu maupun air hujan. Biaya yang
timbul untuk memperbaiki komponen-komponen yang rusak selama
pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan ini harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus menjamin bahwa jalan masuk ke
kantor lapangan Pengawas, kantor lapangan Kontraktor, dan lapangan tempat
penimbunan material harus selalu bebas dan tidak terhalang walaupun pada
saat penyimpanan barang-barang sedang dilakukan.

D. Lapisan cat dari pabrikan yang rusak


Kerusakan yang terjadi pada lapisan cat dari pabrikan yang mungkin disebabkan
karena pembongkaran muatan, transportasi atau penyimpanan, harus diperbaiki
di lapangan sesuai dengan petunjuk Pengawas. Kerusakan terhadap coating
galvanis harus diperbaiki sesuai dengan standar semula. Semua biaya yang
timbul untuk pengecatan kembali ini harus ditanggung oleh Kontraktor.

PT. INDULEXCO 1 - 10 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Pemasangan dan Operasi


Pemasangan harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan standard yang
ditentukan oleh produsen. Angker-angker harus dicor oleh Kontraktor di tempat-
tempat yang benar seperti yang ditentukan dalam gambar-gambar dari
produsen. Tidak boleh ada sekrup, mur atau baut dan lain-lain selain dari yang
telah dirancang secara khusus untuk itu sistem tersebut, yang digunakan untuk
menghubungkan sesuatu bagian dengan bagian yang lain.

1.5. PROGRAM/JADWAL KEGIATAN


Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan
jadwal rencana kerjanya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas. Jadwal
tersebut harus disajikan dalam kegiatan mingguan yang menunjukkan rencana
operasi untuk seluruh pekerjaan lengkap dengan rencana masing - masing
komponen pekerjaan, sehingga tampak dengan jelas kapan suatu kegiatan akan
dimulai dan kapan akan selesai. Program kegiatan tersebut sekurang -kurangnya
harus mengandung informasi berikut ini :
a) Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing - masing
kelompok seperti golongan supervisor, pelaksana, buruh kasar dan
pembantu lainnya yang direncanakan dalam program.
b) Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam
proyek ini termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan
tempat dimana peralatan tersebut direncanakan akan digunakan. Volume
atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan
yang direncanakan akan digunakan di proyek ini. Dengan disetujuinya
program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat
Pengawas jumlah personel, peralatan dan bahan bangunan yang telah
disetujui dalam jadwal tersebut ternyata tidak mencukupi untuk dapat
mencapai target waktu yang telah ditetapkan, maka Pengawas dapat
memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya untuk menghindarkan
terjadinya keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari
penambahan personel, peralatan maupun material tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PT. INDULEXCO 1 - 11 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.6. GAMBAR-GAMBAR
1.6.1. Gambar Kontrak
Gambar-gambar Konstruksi tercantum dalam Dokumen Kontrak dan pada
prinsipnya menunjukkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

1.6.2. Gambar Tambahan


Kontraktor harus melengkapi gambar-gambar tambahan untuk pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaan. Gambar tambahan tersebut harus berdasarkan data
dari Gambar Kontrak dan harus diserahkan pada Pengawas dalam waktu yang
sesuai dengan jadwal untuk mendapat persetujuan.

1.6.3. Gambar Kerja


Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja berikut ini kepada Pengawas untuk
mendapat persetujuannya, jika memang perlu sesuai dengan pasal-pasal yang
relevan, menyerahkan juga :
a) Gambar-gambar kerja (shop drawing) dalam skala yang tepat yang
mengindikasikan ukuran-ukuran khusus dan metode-metode pemasangan
sesuai dengan gambar-gambar petunjuk yang disediakan oleh Pengawas
dengan aplikasi dan lokasi yang dispesifikasikan dalam proyek.
b) Gambar kerja dari semua pekerjaan sementara yang perlu untuk proyek ini.
c) Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada
dalam persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif
lengkap dengan gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan
Pengawas.

1.6.4. Gambar Pekerjaan yang Dilaksanakan (As-Built)


Kontraktor harus menyerahkan gambar dari pekerjaan yang dilaksanakan (as-
built) kepada Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan secara resmi terutama
dari gambar detail struktur yang dibangun. Oleh karena gambar tersebut akan
disimpan sebagai gambar dokumentasi yang permanen, maka gambar tersebut
harus dibuat di atas kertas yang dapat dicetak kembali, dengan mutu kertas yang
baik dan juga dalam bentuk file Autocad Format CD dan disetujui
Pengawas.

1.6.5. Prosedur Untuk Gambar


Gambar dan perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuat dan
diserahkan sesuai dengan ketentuan di bawah ini :

PT. INDULEXCO 1 - 12 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

a) Semua gambar yang menunjukkan bagian-bagian dari seluruh pekerjaan


harus dibuat dengan jelas dan lengkap. Skala yang digunakan dalam
gambar-gambar kontrak pada umumnya harus dipakai. Skala yang
disarankan dalam satuan ukuran meter adalah 1:200, 1:100, 1:50, 1:10, 1:5,
tergantung pada jenis dan/atau detail yang digambar. Ukuran kertas gambar
harus sama dengan standard ukuran kertas seperti yang dipakai pada
dokumen Kontrak.
b) Jika perlu mendapat persetujuan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan
2 copy dari setiap gambar dan perhitungan yang dibuatnya. Dalam waktu 2
minggu sejak diserahkannya gambar - gambar tersebut oleh Kontraktor,
Pengawas harus sudah mengembalikan kepada Kontraktor 1 copy dari
gambar dan perhitungan tersebut di atas lengkap dengan persetujuannya
atau dengan komentar-komentar yang harus diperhatikan oleh Kontraktor
untuk dapat disetujui.
c) Perubahan dan/atau komentar yang dibuat oleh Pengawas pada gambar dan
perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus segera dicantumkan dan
diajukan kembali dalam 2 copy sampai mendapat persetujuan dari
Pengawas.
d) Dari gambar yang telah disetujui, harus diserahkan kembali kepada
Pengawas 4 copy untuk setiap setnya.
e) Semua biaya yang berkaitan dengan penyerahan gambar-gambar dan
perhitungan tersebut di atas kepada Pengawas harus sudah termasuk dalam
Bills of Quantities untuk pekerjaan mobilisasi.
f) Dimulainya kegiatan pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan hanya
diizinkan setelah gambar dan perhitungannya disetujui oleh Pengawas.
g) Persetujuan gambar oleh Pengawas termasuk perubahan yang dibuat oleh
Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
dalam Proyek ini, sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan pekerjaan
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus
mengajukan pernyataan tertulis kepada Pengawas dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya perubahan gambar-gambar tersebut. Dalam hal ini Kontraktor harus,
jika perlu, menyerahkan kembali gambar dan perhitungan tersebut, dalam 2 copy
kepada Pengawas sebagai tambahan pertimbangan.

PT. INDULEXCO 1 - 13 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.7. PEKERJAAN SEMENTARA DI LAPANGAN


1.7.1. Fasilitas Sementara Untuk Kegiatan Konstruksi
Kontraktor harus mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara
semua utilitas dan fasilitas pelayanan lain, jalan konstruksi dan sebagainya,
dimana Direksi Pengawas, Kontraktor dan para pimpinan maupun personel
termasuk insinyur lain yang memerlukannya baik di lapangan maupun di dekat
lapangan yang secara langsung atau tidak berhubungan dengan pekerjaan
seperti yang diuraikan dalam dokumen spesifikasi ini, namun tidak termasuk
perumahan untuk Pengawas dan/atau Wakilnya. Kontraktor harus memenuhi
kewajibannya seperti yang tercantum dalam pasal ini dan disetujui oleh
Pengawas. Tidak kurang dari 14 hari sebelum memulai kegiatan dari bagian
pekerjaan ini, Kontraktor, jika diminta, harus mengajukan kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya, gambar-gambar yang lengkap mengenai
bangunan sementara yang mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk
melaksanakan bagian.

1.7.2. Lokasi, tata Letak dan Perencanaan Jalan Sementara dan Fasilitas Lainnya
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan
setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
detail, spesifikasi, dan semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan
konstruksi struktur bangunan, konstruksi jalan, jaringan utilitas, dan
perlengkapan lainnya, termasuk segala sesuatu perlengkapan yang memang
harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
pasal ini untuk mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum material tersebut
dipesan atau pekerjaannya dilaksanakan.

1.7.3. Perumahan Untuk Kontraktor


Kontraktor harus mengusahakan sendiri penyelenggaraan perumahan atau
fasilitas mess untuk staff dan karyawannya.

1.7.4. Kantor, Bengkel, Fasilitas Konstruksi Untuk Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi
seluruh ruang kantor, bengkel, gudang, tempat kerja, dan memasang semua
fasilitas yang diperlukan untuk memulai dan menyelenggarakan kegiatan
pelaksanaan termasuk semua sarana penunjang yang diperlukannya (termasuk
peralatan, mesin-mesin, jalan masuk dll) yang memang diperlukan Kontraktor,
personel-personelnya, atau Pengawas, baik secara langsung maupun tidak

PT. INDULEXCO 1 - 14 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi, pemeliharaan dan


perbaikan pekerjaan ini, dengan konsultasi bersama Pengawas. Kontraktor
diperbolehkan juga menggunakan sebagian dari kawasannya untuk mendirikan
fasilitas pengecoran komponen beton pra-cetak termasuk fasilitas "batching
plant"-nya.

1.7.5. Lampu Penerangan Sementara, Penjagaan, Pagar dan Rambu-Rambu


lainnya
Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan dan
memelihara atas tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan,
penjaga keamanan, pagar dan pengawasan lainnya dimana dan jika memang
diperlukan atau diminta oleh Pengawas atau oleh lembaga resmi yang
berwenang dalam masalah tersebut untuk melindungi proyek ini atau demi
keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak ketiga lainnya. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas sementara seperti yang disebutkan dalam Sub Bab
ini, dan pekerjaan sementara ini harus dianggap sebagai bagian dari fasilitas
Kontraktor di lapangan.

a. Lampu Penerangan dan Pagar


Kontraktor harus melindungi lokasi proyek ini dengan lampu
penerangan sementara, pagar dan rambu-rambu keamanan
sedemikian rupa sehingga menurut pendapat Pengawas cukup
memuaskan.
b. Rambu-rambu Lalu Lintas
Rambu-rambu lalu lintas harus dipasang ditempat-tempat yang telah
ditentukan oleh Pengawas. Bentuk dan cara pemasangan rambu-
rambu lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan dan standard yang
berlaku untuk lalu lintas di Indonesia. Pondasi beton untuk rambu-
rambu lalu lintas termasuk dalam lingkup pengadaan ini. Semua
rambu-rambu lalu lintas harus dipasang dengan tegak dan rapi sesuai
ketentuan yang berlaku.

1.7.6. Masa Beroperasi dan Pemeliharaan Fasilitas Lapangan


Kontraktor harus mengoperasikan, memelihara dan memperbaiki semua fasilitas
lapangan yang ada, sejak dimulainya pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sampai berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan atau dalam waktu yang lebih
pendek sesuai pengarahan Pengawas. Setelah selesainya Kontrak, Kontraktor

PT. INDULEXCO 1 - 15 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

harus membongkar kembali fasilitas lapangannya dari lokasi proyek, kecuali


yang memang diperintahkan oleh Pengawas untuk tidak dibongkar.

1.7.7. Pemeliharaan dan Asuransi


Kontraktor harus menjaga agar keadaan selalu bersih dan rapi, memelihara,
mencat kembali, memperbaharui dan memperbaiki seluruh bangunan yang
didirikan, dipasang, dioperasikan atau disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan
ketentuan dalam pasal ini. Semua struktur dan layanan termasuk apa saja yang
dibangun, disediakan, dioperasikan atau dipasang oleh Kontraktor sesuai
dengan ketentuan dalam pasal ini adalah tanggung jawab dan resiko yang harus
ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya walaupun penggunaannya dipakai oleh
pihak-pihak lain dan tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Syarat-syarat Kontrak saja. Pada akhir masa pemeliharaan, kantor
dengan segala perlengkapan, furniture, peralatan, layanan dan sebagainya
harus dikembalikan kepada Kontraktor.

1.7.8. Papan Nama


Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh
Pengawas. Desain papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek,
nama PT. Angkasa Pura I, nama Konsultan Perencana, nama Konsultan
Supervisi dan perusahaan Konsultan-konsultan yang lain yang terlibat dalam
proyek ini beserta nama Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat, harus
disetujui oleh Pengawas setelah berkonsultasi dengan PT. Angkasa Pura I
sebelum dipasang.

1.7.9. Foto-Foto dan Pengambilan Rekaman dan Video


Kontraktor harus menyiapkan empat (4) set dari 100 lembar foto berwarna
berukuran 125 x 90 mm yang dipasang didalam album-album sebagai catatan
tentang kemajuan pekerjaan setiap bulan dengan menunjukkan kemajuan
secara umum dari proyek dan detail-detail struktur atau kegiatan yang diarahkan
oleh Pengawas. Di samping foto-foto tersebut di atas, Kontraktor harus juga
melakukan pengambilan rekaman dengan video untuk menunjukkan kemajuan
pekerjaan secara umum tentang proyek ini dan detail-detail struktur atau
kegiatan yang diarahkan oleh Pengawas. Setelah pekerjaan selesai, seluruh
klise film dari foto - foto tersebut dan rekaman video yang berisi catatan tersebut
harus diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I.

PT. INDULEXCO 1 - 16 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.8. FASILITAS SEMENTARA UNTUK PT. ANGKASA PURA SATU


1.8.1. Ruang Kantor Untuk PT. Angkasa Pura I dan Pengawas
Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan seluas ± 150 m² untuk PT.
Angkasa Pura I dan Pengawas. Kantor tersebut harus berdekatan dengan kantor
lapangan Kontraktor dan harus mempunyai fasilitas seperti yang tercantum
dalam daftar terlampir. Kantor tersebut harus mempunyai lantai yang kokoh
dengan dinding dan pintu-pintunya dapat dikunci, dan mempunyai jendela yang
dapat ditutup. Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi dengan dinding
partisi yang penuh sampai ke plafond dan cukup kedap suara. Kontraktor juga
harus melengkapinya dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik, serta
persediaan kopi, teh dan minuman ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk
kantor Pengawas. Kontraktor harus mengurus agar kantor dibersihkan setiap
hari dan Kontraktor juga harus menyediakan keperluan rumah tangga lain seperti
sabun, handuk dan kain lap dan lain-lain. Ruang kantor dan perlengkapannya
termasuk tenaga listrik dan suplai air harus sudah tersedia dalam waktu 30 hari
setelah pekerjaan dimulai. Ruang kantor dilengkapi dengan Air Conditioning (AC)
seperti yang tercantum dalam Rencana Daftar Anggaran Biaya lengkap dengan
semua penunjang dan tenaga listrik yang diperlukannya. Kantor lapangan juga
harus dilengkapi dengan pelataran parkir, paling sedikit untuk 8 kendaraan.
Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar jalan masuk ke kantor
lapangan tidak pernah terganggu. Kontraktor harus mengurus ke PT.
Telekomunikasi Indonesia ( Telkom ) untuk mendapatkan sambungan telepon ke
kantor Pengawas agar dapat berhubungan dengan pihak luar dan menyediakan
dan memelihara adanya sambungan telepon internal (extensions) untuk
keperluan di dalam kantor. Kontraktor harus membayar rekening yang ditagih
sehubungan dengan sambungan telepon tersebut termasuk keperluan untuk
pembicaraan lokal maupun internasional. Kontraktor harus mengajukan rencana
tata-letak fasilitas kantor tersebut kepada Pengawas untuk mendapat
persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan kantor tersebut.

1.8.2. Furniture, Perlengkapan dan Peralatan yang perlu untuk kantor pengawas
Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik
Pemberi Tugas.

PT. INDULEXCO 1 - 17 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.9. TEST DAN PENGUJIAN


1.9.1. Laboratorium
Semua contoh-contoh, jika diminta, harus diuji di laboratorium yang diusulkan
oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pengawas. Urusan dengan pegawai
laboratorium untuk prosedur pengujiannya akan diselenggarakan oleh
Kontraktor atau oleh Pengawas. Biaya yang berkaitan dengan adanya ketentuan
dalam pasal ini harus sudah termasuk dalam harga Kontrak.

1.9.2. Inspeksi
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban
mulai dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang
kurang sempurna atau rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu
Pengawas. Pengawas harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus
diperbaiki atau tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki
kembali , maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
menggantinya dengan biaya dari Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada
perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk penggantian komponen-
komponen ini, kecuali telah disetujui oleh Pengawas secara tertulis. Kontraktor
harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi Pengawas.

PT. INDULEXCO 1 - 18 RKS Arsitektur BAB 1


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - II
SPESIFIKASI UMUM

2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


2.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti : sloof, kolom, ring balok, neut kosen,
angkur beton setempat, plat meja, serta seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.

2.2.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland :
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.

b. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.

c. Koral Beton / Split.


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan
pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat
dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.

PT. INDULEXCO 2-1 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Manajemen
Konstruksi dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

e. Besi Beton.
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat
dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang
perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

f. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961; NI-5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
6. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (A.V.) no 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.
14571.
7. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Manajemen Konstruksi.
8. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.).
9. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
10. American Concrete Institute (A.C.I).

2.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Mutu Beton :
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.
b. Pembesian :
1. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971.
2. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.

PT. INDULEXCO 2-2 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan
dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-19771.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Manajemen Konstruksi.
c. Cara Pengadukan :
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Manajemen Konstruksi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan
adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran Beton :
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Manajemen
Konstruksi.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split
yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.

e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.

PT. INDULEXCO 2-3 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari


kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
4. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80 -100 mm atau kaso
50/70 mm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.
6. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971.
7. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
8. Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk/spesifikasi
pabrik.
f. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat
besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2
(PBI tahun-1971).
g. Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin
tertulis dari Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis
dari Manajemen Konstruksi.
h. Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
i. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material : besi, koral, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
k. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboratorium yang
akan ditunjuk kemudian.
l. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan
dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Manajemen Konstruksi

PT. INDULEXCO 2-4 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Manajemen


Konstruksi. Jumlah dan Frekwensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan
lainnya sesuai dengan PBI-1971.
m. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
n. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
o. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
p. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih dan apabila
menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standard produk (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971).
q. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
1. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
2. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
r. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
1. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
2. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
3. Bilamana sparing-sparing (pipa, counduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
4. Semua sparing-sparing (pipa, counduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
s. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
1. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan
dan dengan penghalusan permukaannya.
2. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh permukaan
lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan
lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering
sempurna dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.

PT. INDULEXCO 2-5 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Untuk pekerjaan dinding/kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan


dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton sudah kering sempurna dan
memenuhi syarat untuk dicat.

2.2. PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL


2.3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
1. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe,
pelat klem-klem sambungan rangka, dari bahan galvanized steel.
2. Bahan penggantung rangka plafond dari besi diameter 6 mm dilengkapi
dengan wartel moer (adjustable rod) dan klem pada rangka plafond (klem besi
strip 1/4" x 1" bentuk U) dan dipasang sesuai dengan gambar dan atas
petunjuk Manajemen Konstruksi, tiap jarak 90 cm. Pemasangan pada bidang
beton dikaitkan pada angker-angker beton (Philips red head / Ramset) atau
ditanam dalam beton sebelum pengecoran pelat atau balok beton lantai. Besi
diameter 6 mm sebagai penggantung harus lurus, tidak boleh bekas tekukan
dan tidak karatan. Setelah rangka plafond selesai dipasang, besi-besi
penggantung harus dicat dengan zinc chromate.
3. Railing tangga carbon steel, dengan ukuran sesuai Pekerjaan 12.1.
4. Pemegang alumunium voil dengan Fine Mesh (Galvanized).
5. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

2.3.2. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Fabrikasi.
1. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa,
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
2. Manajemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di
Pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh
dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi.

PT. INDULEXCO 2-6 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian, harus diperbaiki dengan segera
tanpa tambahan biaya.
3. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang
serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain
yang lazim diperlukan untuk fabrikasi.
4. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
b. Sambungan.
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Hanya diperkenankan satu sambungan.
2. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (trial erection).
Bila dipandang perlu oleh Manajemen Konstruksi, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh Manajemen Konstruksi. Pemasangan percobaan
tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Manajemen Konstruksi.
d. Pengecatan.
1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Sebelum di cat semua permukaan
baja harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan
harus dilakukan dengan sikat besi mekanis ( mechanical wire brush ).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate produk Kansai/ICI/propan. Pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan
ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint) produk
Kansai/ICI/propan. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di lapangan
sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (final erection).
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus
dalam keadaan baik. Bagian-bagian di mana tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi

PT. INDULEXCO 2-7 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

atau perubahan bentuk karena kesalahan penanganan atau pengangkutan,


maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Manajemen Konstruksi,
untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya, yang
dapat dilakukan di lapangan atau di work shop. Meluruskan pelat dan besi
siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui.
Segala biaya sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
Waterproofing yang telah disetuju.
3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar
pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga
memudahkan pemasangan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus
dipasang sesuai dengan gambar detail.

2.3. PEKERJAAN KAYU


2.3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan kayu yang dilakukan pada seluruh detail yang
ditunjukan/disebutkan dalam gambar.

2.3.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kayu yang telah dikeringkan / diproses oven, mutu kelas A, kelas kuat
I-II dan kelas awet I.
b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu
bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI-
1982 pasal 37 dan SII 0458 - 81.
c. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia ( SKI ), No.C-M-001:1987.
Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan
dalam tabel 1 dan 2.
d. Pengawetan kayu :
Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem Hickson's Timber
Preservation dengan Tanalith CT 116 / Diffusol CB concentrate atau cara-cara

PT. INDULEXCO 2-8 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Manajemen Konstruksi.
e. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PKKI tahun
1961) , PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
g. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang
digunakan.
i. Accessories :
1. Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
2. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai
ketebalan 2 mm.
j. Bahan-bahan Pengawet :
Tabel 1 : Golongan bahan pengawet yang dapat dipakai :

Golongan bahan pengawet kode sifat

Tembaga - Chrom - Arsen CCA J, S, AL


Tembaga - Chrom - Boron CCB J, S, AL
Boron - Flour - Chrom - Arsen BFCA J, S, AL

Keterangan : J : dapat mencegah jamur


S : dapat mencegah serangga
AL : agar tahan pelunturan

Tabel 2 : Jenis dan Komposisi Bahan Pengawet yang diijinkan.

Golongan Jenis Komposisi % Bentuk Formulasi

CCA 1. Tanalit CT CuSO4 27,4 Bubuk,100% b.a.


Na2Cr2O7 48,2 Garam anhidrida
As2O5.2H2O 24,4

2. Celcure A (P) CuSO4.5H2O 32,5 Pasta,minimum 95%


Na2Cr2O7.2H2O 41,0 Bahan aktif garam
As2O5.2H2O 26,4

CCB 1. Wolmanit CB CuSO4.5H2O 33,0 Bubuk , 97 % bahan


K2Cr2O7 40,0 aktif garam.
As2O5.2H2O 24,0

PT. INDULEXCO 2-9 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Diffusol CB CuSO4 28,6 Bubuk,100 % bahan


Na2Cr2O7 43,9 aktif garam.

BFCA 1. Koppers Na2B4O7.5H2O 25,0 Bubuk ,100 % bahan


Formula 7 H3BO3 40,0 aktif garam.
NaF 15,0
As2O5.2H2O 11,0
Na2Cr2O7.2H2O 9,0

2.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-sisinya
dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan,
kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di Work Shop di luar tempat
pekerjaan/pemasangan.
f. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Manajemen Konstruksi.
g. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap
benturan dan pengotoran sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

PT. INDULEXCO 2 - 10 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.4. PEKERJAAN INSULASI SUARA DAN PANAS


2.5.1. lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan bahan insulasi
suara/panas pada dinding Ruang Genset, Ruang Pompa, Ruang AHU, Dinding
Partisi, Lantai Atap, Penutup Atap, dan lain-lain atau sesuai yang disebut/
dinyatakan dalam gambar.

2.5.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan insulasi suara yang digunakan adalah Thermal rock wool (blanket/Slab) ,
dan yang disetujui oleh Perencana & Manajemen Konstruksi.
b. Type yang dipergunakan adalah dengan density 24 kg/m3, dengan tebal = 50 mm,
produk Thermal rock wool (blanket/Slab) ini lengkap dengan alumunium foil fire
retardant yang dipasang pada sisi atas dan bawah.
c. Untuk penutup atap yang merupakan atap beton (plat beton) menggunakan
insulasi jenis spray berbahan dasar cellulose fibre lengkap dengan acessoriesnya.
d. Penggunaan Alumunium foil harus yang tidak merambatkan api (fire retardant),
Aluminium foil ini diletakan diatas jaring roofmesh type M4 dengan ukuran
150x150 mm, jaring ini dikaitkan pada kerangka atap atau pada dinding sesuai
dengan gambar.

2.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam
gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat.
b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing
yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain,
pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum / tidak tercakup dalam gambar
kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
c. Bahan insulasi ini disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan
dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.
d. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan.

PT. INDULEXCO 2 - 11 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Hasil pemasangan bahan insulasi ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari
pabrik bahan yang digunakan, berikut seluruh kelengkapannya serta petunjuk-
petunjuk dari Manajemen Konstruksi.
f. Insilasi ini dipasang pada area R. Genset dan Bagian Atap Bangunan.

2.5. PEKERJAAN ANTI RAYAP


2.5.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi perlakuan kimiawi terhadap seluruh komponen kayu
bangunan, tapak bangunan dan pondasi.

2.5.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan kimia yang dipergunakan adalah bahan kimia yang ramah lingkungan, tidak
mencemari air.
b. Konsentrasi penggunaan ditentukan sebagai berikut :
1. Perlakuan Tanah : bahan aktif dengan komposisi 1 lt Bahan Antirayap
formulasi dalam 50 lt - 100 lt larutan siap pakai dengan pelarut air. Bahan
pelarut yang dipergunakan adalah air bersih (kriterianya adalah air yang bisa
diminum).
2. Perlakuan Kayu : bahan aktif dengan komposisi 1 lt Bahan Antirayap
formualsi dalam 50 lt – 100 lt larutan siap pakai dengan pelarut minyak tanah.
c. Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan dengan
Manajemen Konstruksi.
d. Untuk mengetahui bahan aktif dan konsentrasi Antirayap yang digunakan, apabila
diperlukan, Manajemen Konstruksi berhak mengambil contoh untuk dianalisis
dilaboratorium (Laboratorium KOMPES atau Sucofindo) yang ditunjuk oleh
Manajemen Konstruksi, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek dampak
lingkungan yang ditimbulkan.

2.5.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Perlakuan pondasi beton.
Setelah parit pondasi berikut balok pondasi diurug, dari permukaan sloof sampai
kedalaman 500 mm sejarak 750 mm dari as pondasi, pada kedua sisinya
dipaparkan larutan Antirayap liquid dengan cara spraying dengan dosis 4 liter

PT. INDULEXCO 2 - 12 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

yang sudah dilarutkan dengan air (konsentrasi 1%) per meter panjang pondasi
pada setiap sisinya.
b. Perlakuan calon lantai
Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan Bahan Antirayap
dengan dosis applikasi 4 liter per meter persegi dengan konsentrasi 1%. Segera
setelah selesai penyemprotan, permukaan calon lantai ditaburi pasir yang akan
digunakan sebagai dasar lantai.
c. Perlakuan komponen kayu
Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang komponen kayu tersebut
diberikan perlakuan pengolesan dan atau spraying dengan dosis 200 cc larutan
per meter persegi permukaan dengan konsentrasi seperti perlakuan kayu.
d. Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama
Indonesia) dan telah memperoleh Ijin Operasi Pengendalian Rayap (Termite
Control) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Selain itu juga harus mempunyai
Ijin Penggunaan pestisida terbatas pemakaian Bahan Antirayap yang dikeluarkan
oleh Komisi Pestisida. Kontraktor harus mendapatkan surat jaminan pengadaan
barang sesuai dengan jumlah termitisida yang diperlukan yang akan
dipergunakan pada proyek ini dari distributor resmi yang ditunjuk oleh produsen
termitisida.
e. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam keadaan
tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor atau
pabrik guna mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
f. Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti Uraian dan Syarat Pekerjaan, petunjuk
dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk Manajemen
Konstruksi.
g. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang mendapat ijin
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mengindahkan semua peraturan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja.
h. Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerjanya diperhatikan,
dengan penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi persyaratan (helm,
masker, sepatu dan lain-lain).
i. Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan
pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T-05-1990-F Bab II.
j. Kontraktor harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja dan pelindung
diri yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Departemen Tenaga Kerja seperti :

PT. INDULEXCO 2 - 13 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

seragam kerja berlengan panjang, respirator, sepatu boot karet, sarung tangan
tahan bahan kimia dan kacamata atau masker.
k. Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman untuk disentuh manusia
adalah kewajiban Kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan
terhadap diri manusia di sekitarnya.
l. Penyemprotan dilakukan dengan alat power spray sebelum dan sesudah
pengurugan level.

2.5.4. Garansi dan Jaminan


a. Kontraktor diwajibkan untuk menerbitkan Surat Jaminan Termite Control yang
berlaku selama 10 (sepuluh) tahun. Bila selama itu terjadi serangan rayap, maka
menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk membasmi dan melakukan treatment
ulang dan memberikan perlakuan kuratif pada lokasi serangan.
b. Selama masa garansi, Kontraktor (Aplikator) melakukan pemeriksaan atau
inspeksi berkala setiap 6 bulan pada tahun pertama, dan selanjutnya 1 kali
setahun atau apabila dikehendaki oleh Pemilik Bangunan, dilakukan pemeriksaan
oleh Aplikator jika ada tanda-tanda awal serangan rayap.
c. Jaminan yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
1. Dilakukan renovasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada kontraktor.
2. Terjadi bencana alam.
3. Terjadi kebakaran.
4. Terjadi kejadian-kejadian lain yang diluar kekuasaan kontraktor maupun
pemilik bangunan.

PT. INDULEXCO 2 - 14 RKS Arsitektur BAB 2


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB III
PEKERJAAN PASANGAN DINDING

3.1. Pekerjaan Dinding Bata Ringan

3.2.1. Umum

Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan (pressure)
yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain yang
diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.

1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).


2) Persyaratan Bahan Tentang Bata Aerasi Ringan SNI 03-2156-1991
3) Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
4) Ukuran
5) Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
Modul Standard :
- Bata Ringan ukuran 10 x 200 x 600
- Bata Ringan ukuran 12 x 200 x 600
Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi
dengan sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar
kompartemen kebakaran.

3.2.2. Material Adukan (Mortar) Dan Grout

Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan


warna natural/alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan
warna adukan yang disyaratkan.

3.2.3. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)

a. Umum :
Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna, bahan
- bahan anti udara ( air-entraining agents ), akselerator, penghambat, bahan -
bahan penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.

b. Pencampuran / Pengadukan (Mixing) :

Campur dan aduk dengan rata material-material yang mengandung semen, air
dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang memenuhi standard SNI
yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.

PT. INDULEXCO 3-1 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.2.4. PELAKSANAAN

3.1.4.1. Pemasangan, Umum

a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan
(shale) yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30
gram per 1,94 meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang
menjamin setiap unit pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi
permukaannya kering pada saat ditempatkan.

b. Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan


lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.

c. Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan


sebenarnya dari unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari
ketebalan nominal yang diindikasikan.

d. Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian


pekerjaan pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan
pasangan untuk menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.

e. Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk


menghasilkan sisi-sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit
seperti yang disyaratkan untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk
menyesuaikan dengan pekerjaan sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh
tanpa pemotongan jika mungkin.

3.1.4.2. Perletakan Dinding Pasangan Batu

a. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari
pola ikat permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan
bukaan yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya.
Hindarkan penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut dan
tempat manapun yang memungkinkan.

b. Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan,


dengan bagian-bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan
dengan pekerjaan lain.

PT. INDULEXCO 3-2 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.1.4.3. Memperbaiki, Membatasi (Pointing) Dan Pembersihan

a. Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah,


cacat atau kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang
berhubungan tersebut. Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang
berhubungan dan pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk
mengeliminasi bekas penggantian.

b. Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau


void, kecuali lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan
semua sambungan termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan
dengannya untuk menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang
uniform dan rapih.

c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :

- Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan


tongkat kayu (wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal bukan
logam).

- Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan:


buanglah alat pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air
bersih.

d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang


dapat diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa
kerusakan dan penurunan mutu pada saat serah terima.

3.2. PEKERJAAN PARTISI GYPSUM

3.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya


untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil
yang baik dan rapi.

b. Pekerjaan meliputi seluruh detail seperti yang disebutkan/ ditunjukkan dalam


gambar.

PT. INDULEXCO 3-3 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.2.2. Persyaratan Bahan

Pekerjaan ini meliputi :

a. Pengisi Partisi/Panil :

Digunakan Gypsum Board dengan tebal 9 mm dengan lapisan finish Cat Acrilyc
Emultion Paint yang dilakukan untuk kedua sisi permukaan dinding. Gypsum
dan Finishing Cat yang akan digunakan harus disetujui oleh Perencana.

b. Accessories :

1. Angker, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.


2. Untuk rangka aluminium, angker dipakai galvanis steel plate ketebalan 2 mm.
3. Lain-lain sesuai persyaratan pabrik sehingga sesuai dengan ukuran rangka/
panil dan material rangka/panil yang telah terpasang.

c. Bahan finishing.

1. Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar dengan
anodize tebal 10 micron.
2. Warna natural.

d. DIAMOND LATH pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, misalkan
pertemuan kolom beton-dinding gypsum, plat beton-dinding gypsum, kolom baja
yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak rambut,
pemasangan LATH haruslah dimulai dari as pertemuan bahan dan dikencangkan
kearah luar sampai menutup ± 10 cm kearah kiri / kanan dari as tersebut.

3.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

b. Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/ bentuk/


mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perancang, dan telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan.

c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan


dimulai dan dipasang.

d. Sebelum pemasangan, penimbunan aluminium, gypsum board dan material yang


lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi

PT. INDULEXCO 3-4 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.

e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,


angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

f. Disain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari
Manajemen Konstruksi dan sesuai gambar.

g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan pemasangan yang


dikeluarkan oleh pabrik.

h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik pembuatnya.

i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan
lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang diizinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).

j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan


dengan bidang lain.

k. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini
kepada Manajemen Konstruksi.

l. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.

m. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan gambar dalam hal ini type dan lay
out. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai.

n. Semua pekerjaan rangka partisi aluminium harus sesuai persyaratan dan cara
pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan kosen rangka aluminium.

1. Semua panil partisi harus terpasang rapi dan kuat mengikuti petunjuk-petunjuk
gambar.
2. Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti detail-detail yang
tergambar. bilamana belum dijelaskan dalam gambar wajib ditanyakan kepada
Manajemen Konstruksi/Pengawas.
3. Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-sambungan dengan
material yang lain atau serupa.
4. Bekas lubang-lubang sekrup dan penguat lain harus tidak terlihat dan semua
penguat harus terpasang baik sehingga bisa menjamin kekuatan partisi berdiri.

PT. INDULEXCO 3-5 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

o. Finishing rangka dipakai dari jenis yang telah disebutkan dalam RKS dan disetujui
oleh Perencana dan Manajemen Konstruksi. Pengerjaannya mengikuti
persyaratan dari pabrik.

3.3. PEKERJAAN DINDING HOMOGENOUS TILE

3.3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan dinding Homogenous Tile ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi.

3.3.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan untuk Dinding Homogenous Tile :
1. Homogenous Tile ukuran 30x60 cm, dengan type Polished/Unpolished.
2. Homogenous Tile tersebut diatas sebelum dipasang harus mendapat
persetujuan dari Perencana.
b. Ketebalan minimum 8 mm atau sesuai dengan standard pabrik, kekuatan lentur
250 kg/cm2; mutu tingkat I (satu), warna ditentukan kemudian, pola pemasangan
sesuai gambar.
c. Bahan pengisi siar (Joint Filler) menggunakan semen instant/mortar, sewarna
dengan Homogenous Tile. Untuk daerah basah ditambahkan liquid grout additive,
sebagai pengganti air atau sesuai ketentuan pabrik.
d. Bahan perekat (Bedding Mortar) menggunakan semen instant/ mortar, (Perekat
Homogenous Tile Dinding) atau produk sejenis yang setara, untuk daerah basah
menggunakan type Premium atau yg kedap air , sesuai dengan ketentuan dan
syarat pemasangan dari standard pabrik dan disetujui Manajemen Konstruksi.
Bahan Perekat Homogenous Tile harus memilki rata-rata Adhesion Strength = 0,5
– 1,2 N/mm2 (EN 1348:1997).
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, Peraturan Homogenous Tile Indonesia (NI-19) dan dari distributor harus
memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun.
f. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
g. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan

PT. INDULEXCO 3-6 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Manajemen Konstruksi.


h. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Manajemen Konstruksi.

3.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pemasangan dinding Homogenous Tile dilakukan setelah alas dari dinding
Homogenous Tile sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui
Manajemen Konstruksi baru pemasangan Homogenous Tile dilaksanakan.
b. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada, Homogenous Tile
dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat produk di atas,
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
c. Siar-siar Homogenous Tile diisi dengan produk pengisi siar tersebut di atas atau
yang setara, yang warnanya akan ditentukan kemudian.
d. Bahan bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Manajemen Konstruksi dan Perencana untuk memperoleh persetujuan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari
pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan Perencana.
f. Pemotongan Homogenous Tile harus menggunakan alat potong khusus untuk itu,
sesuai petunjuk pabrik.
g. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan Homogenous Tile.
h. Bidang dinding Homogenous Tile harus benar-benar rata, dan garis-garis siar-siar
harus benar-benar lurus.
i. Awal pemasangan Homogenous Tile pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus digambarkan dengan jelas pada shop drawing. Dan terlebih
dahulu harus memperoleh persetujuan Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
j. Homogenous Tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda-noda yang melekat.
k. Sebelum Homogenous Tile dipasang, Homogenous Tile terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh, atau sesuai persyaratan pabrik dari perekat dan
pengisi siarnya.
l. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasangan atau hal hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
m. Rencanakan pemasangan Homogenous Tile dengan memperhatikan :

PT. INDULEXCO 3-7 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1. Buat pusat garis vertikal pada setiap permukaan yang rata.


2. Buat posisi dari naat pergerakan.
3. Agar menghindari/mengurangi pemotongan.
4. Untuk memastikan penampilan pemasangan Homogenous Tile berimbang,
ketika dipasang harus terpasang sebesar mungkin.
5. Untuk memperoleh garis sambungan horizontal yang sesungguhnya.
n. Metode Pemasangan dinding Homogenous Tile dengan menggunakan Perekat
Homogenous Tile Mortar:
1. Tuangkan air sebanyak 5,5 – 6,0 iter untuk tiap kantong Mortar/semen Instan
(25 kg) atau produk sejenis yang setara.
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan perekat Homogenous Tile (campuran akan lebih baik
& mudah jika menggunakan electrical mixer).
3. Pemasangan Homogenous Tile lantai dilakukan secara manual dengan
roskam Homogenous Tile bergigi sebagaimana umumnya (ukuran gigi
roskam disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran Homogenous Tile yang
akan dipasang) dan tebal perekat yang dianjurkan 3 – 10 mm.
o. Grouting
1. Alat Kerja :
- Sendok Semen
- Roskam karet (rubber squee
- Karet busa pembersih
2. Persiapan :
- Pastikan bahwa perekat Homogenous Tile telah kering sempurna sebelum
melakukan pekerjaan pengisian celah nat diantara Homogenous Tile
(minimal dilaksanakan setelah 24 jam Homogenous Tile terpasang).
- Bersihkan celah-celah Homogenous Tile dari sisa-sisa perekat, minyak,
karat, lumut maupun benda-benda lepas lainnya.
- Bila Homogenous Tile disentuh terasa hangat dapat dilakukan pendinginan
dengan cara menyeka permukaan Homogenous Tile dengan kain lembab.
p. Pelaksanaan :
- Tuangkan adukan Tile grout ke dalam sebuah wadah yang telah diisi air
300-330 ml/kg.
- Lakukan pengadukan hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency)
yang sesuai untuk pelaksanaan pengisian nat Homogenous Tile.
- Oleskan bahan pengisi nat dengan menggunakan roskam karet (rubber
squeegee) pada celah Homogenous Tile lalu lakukan dengan gerakan

PT. INDULEXCO 3-8 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

memutar sampai seluruh celah diantara Homogenous Tile dapat terisi


penuh dengan bahan pengisi nat.
- Untuk bahan pengisi nat yang berlebihan agar dibersihkan dari permukaan
Homogenous Tile dengan alat yang sama sambil pekerjaan pengisian
berlangsung.
- Jika terdapat bahan pengisi nat yang mulai mengering pada permukaan
Homogenous Tile hendaklah dibersihkan/dibuang dengan menggunakan
karet busa lembab.
- Untuk kesempurnaan hasil aplikasi dapat menggunakan jari yang telah
dilindungi dengan sarung tangan untuk menggosok seluruh celah
Homogenous Tile yang telah terisi dengan bahan pengisi nat sehingga
diperoleh pengisian yang padat, merata sempurna dan halus.
- Hendaklah dibiarkan selama min 24 jam sebelum mempergunakan tempat
yang baru selesai dikerjakan.
q. Nad pergerakan :
Jika tidak ada penjelasan lain, harus dibuat naat pada kondisi sebagai berikut
1. Pada modul pergerakan, yaitu naat pergerakan selebar 6 mm.
2. Pada Homogenous Tile yang berbatasan dengan material lain
3. Pada Homogenous Tile yang dipasang menerus melalui latar belakang yang
berbeda.
4. Pada area pemasangan Homogenous Tile yang besar :
- Pada seluruh sudut vertikal intern.
- Pada center 3,0 m sampai 4,5 m.

3.4. PEKERJAAN DINDING CLADDING ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

3.4.1. Lingkup pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lain untuk pelaksanaan pekerjaannya, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding cladding seperti yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar serta sesuai shop drawing dari Kontraktor yang telah disetujui
Manajemen Konstruksi.
c. Jika hasil mock up test tidak memenuhi spesifikasi yang sudah disyaratkan,
Kontraktor harus mengulang kembali mock up test tersebut dengan sistem
window wall yang sudah diperbaiki sampai didapat hasil yang memenuhi

PT. INDULEXCO 3-9 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

spesifikasi.

3.4.2. Persyaratan bahan


a. Aluminium Cladding :
Bahan adalah Alumunium Composite Panel, tebal 4 mm grade aluminium 5005
untuk dinding eksterior dan grade Aluminium 3003 untuk dinding Interior, dengan
warna ditentukan kemudian.
Penggunaan panel pada bangunan dengan warna berbeda harus sesuai dengan
komposisi warna sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, dengan didahului
pembuatan shop drawing yang disetujui Perencana dan Manajemen Konstruksi.
Angkur-angkur untuk pemasangan rangka aluminium pemegang panel (cladding)
harus terbuat dari aluminium hollow ukuran 40x40mm Mill Finish, dengan pengaku
aluminium striffener dan disesuaikan dengan gambar rencana.

b. Accessories :
Silicone Sealant untuk Aluminium Frame Curtain Wall, yaitu tipe (Structural
Glazing). Lebar permukaan sealant yang melekat dengan mullion / transom
ditentukan berdasarkan kalkulasi struktur (Structural Calculation), sehingga dapat
diperoleh Structural Bite (minimum 6 mm), serta kalkulasi pergerakan sambungan
(Joint Movement Calculation) sehingga diperoleh Minimum Joint Width.

3.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar- gambar
dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang) dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain, serta melakukan pengukuran kembali, untuk mendapatkan
ukuran yang tepat dalam pembuatan shop drawing.
b. Sebelum pekerjaan pembuatan / penyetelan frame aluminium dimulai, harus
dibuat dahulu shop drawing lengkap, yang meliputi gambar denah, lokasi, bentuk,
dan ukuran, serta perhitungan struktur seluruh komponen dan perkuatannya, yang
semuanya harus disetujui terlebih dulu oleh Perencana dan Manajemen
Konstruksi.
c. Pihak Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan digunakan
disertai dengan laporan pengujian material untuk disetujui oleh Perencana dan
Manajemen Konstruksi.
d. Semua frame dan panel, baik untuk dinding masif (aluminium cladding), dibuat /
distel di pabrik (work shop) secara masinal dengan teliti, sesuai dengan ukuran

PT. INDULEXCO 3 - 10 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dan kondisi lapangan, agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Pekerjaan


yang dilakukan di lapangan hanya pekerjaan pemasangan saja.
e. Pemotongan aluminium hendaknya dilakukan di pabrik (work shop) tidak di
lapangan, dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu
besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang
aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
f. Sebelum pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan dilakukan, harus
ada persetujuan terlebih dulu dari Manajemen Konstruksi.
g. Pengelasan tidak diperkenankan pada seluruh sisi panel aluminium.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air.
i. Sekeliling tepi frame yang berbatasan dengan dinding agar diberi silicone sealant
supaya kedap air dan suara.
j. Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga pengkombinasian profil-profil aluminium
harus terpasang sempurna. Bila perlu dapat dilakukan dengan menggunakan
skrup-skrup pengaku yang tidak boleh terlihat dari luar.
k. Kontraktor diwajibkan untuk mengamankan alumunium panel yang sudah
terpasang dari kotoran, air, cat, plesteran dan hal-hal lain yang dapat merusak,
seperti benturan dengan benda-benda keras dan lain-lainnya.

3.5. PEKERJAAN CURTAIN WALL

3.6.1. Lingkup pekerjaan

a. Kontraktor Facade akan merancang, memasok semua komponen, melakukan


pengetesan, mengirim ke lapangan, membongkar, mendistribusikan, mengangkat
ke posisi, memasang semua komponen curtain wall, melindunginya dari
kerusakan dan membersihkan hasil kerjanya sampai serah terima pekerjaan dan
mendapat persetujuan yang disertai dengan Berita Acara Serah Terima.
b. Façade yang telah komplit harus secara keseluruhan memenuhi tujuannya dan
harus berfungsi dengan pemeliharaan minimal selama masa design lifenya.
Façade tersebut harus memenuhi standar tertinggi sejalan dengan tingginya
kualitas pengembangan gedung.
c. Kontraktor Façade akan menyediakan rancangan rinci dan penyelesaian teknis

PT. INDULEXCO 3 - 11 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

yang memenuhi seluruh pekerjaan yang ditentukan dalam spesifikasi, gambar-


gambar yang menyertainya serta dokumen kontrak.
d. Paket pekerjaan curtain wall meliputi, namun tidak terbatas pada, perancangan,
pemasokan, fabrikasi dan testing dari butir-butir berikut :
 Curtain wall metal dan kaca
 Panel tak-tembus-pandang dari curtain wall
 Grill / Louvre Alumunium
 Fire-stop antar slab lantai dan dibelakang curtain wall ketika diperlukan
 Penutup weather-tight disemua perimeter dan sambungan.
 Coping di puncak curtain wall
 Semua pengikat dan braket pendukung ke struktur utama
 Pintu & Jendela kaca di dalam curtain wall.

e. Pekerjaan diatas yang menggunakan seal, gasket, pengikat, dsb harus memenuhi
persyaratan, sedemikian rupa sehingga pekerjaan yang terselesaikan minimal
akan sama atau melebihi kebutuhan yang disyaratkan pada Spesifikasi dan
maksud rancangan Arsitek.
f. Kontraktor Façade akan memasok seluruh komponen struktur, braket, ties, cleats,
dan pengikat lainnya yang diperlukan termasuk door & window seal.
g. Proposal preliminary design harus diajukan dan harus sejalan dengan rancangan
rinci Arsitek dan memenuhi seluruh persyaratan. Untuk menjamin kualitas
pekerjaan Kontraktor Façade harus menerapkan suatu sistem QA (quality
assurance) yang melingkupi rancangan, fabrikasi dan pemasangan curtain wall.
h. Kontraktor Façade harus menyediakan gambar rinci dan gambar kerja, hitungan,
contoh dan mock-up sebagai bukti rancangannya.
i. Kontraktor Façade harus menyerahkan bukti dokumenter bahwa prosedur Quality
Control baik di pabrik dan di lapangan akan dilaksanakan untuk menjamin
terpenuhinya integritas rancangan dan performance dari sistem curtain wall yang
dipasang.
j. Kontraktor Façade harus memiliki tenaga ahli yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan kebutuhan dalam spesifikasi ini.
Pilihan cenderung akan diberikan kepada installer yang terlatih dalam
pemasangan sistem yang akan dipasang.
k. Pekerjaan ini dilakukan dengan memperhatikan Pekerjaan (Kosen, Pintu dan
Jendela) serta Pekerjaan (Kaca dan Cermin).

3.6.2. Mock-up dan Spesimen Test


a. Pada titik-titik yang dianggap kritis di dinding curtain wall serta pada area lain yang
diperlukan, Kontraktor Facade harus menyiapkan mock-up skala 1:1 dengan
dimensi yang akan dibicarakan kemudian, yang akan menunjukkan kualitas,

PT. INDULEXCO 3 - 12 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

warna, workmanship yang akan dilakukannya pada proyek ini. Mock-up tersebut
bisa digunakan untuk spesimen test.
b. Semua jenis kaca, bahan, komponen dan juga sub-assembly harus terwakilkan
dalam mockup untuk review and assessment untuk kualitas dan workmanship dari
sistem yang diajukan. Spesimen test harus dipasang dengan metode dan bahan
konstruksi yang sama dengan yang akan dipakai di proyek.
c. Ukuran mock-up akan dibicarakan namun kira-kira selebar 3 modul dan setinggi 2
lantai.

3.6.3. Performance Criteria dan Design Conditions


a. Pada prinsipnya harus ada dua lapisan pertahanan terhadap kebocoran air
disetiap lokasi, termasuk sambungan dengan konstruksi lain.
b. Design Life dan Ketahanan : Design life façade adalah 25 tahun (TBA) dengan
pemeliharaan berkala.
c. Beban Rencana : semua beban mati dan beban hidup mesti sesuai dengan
Peraturan Muatan Indonesia (PMI) yang berlaku.
d. Beban Angin : 1500 Pa positif, negatif 1,5 x positif = 2.250 pascal.
e. Faktor Gempa :
Kontraktor Facade harus sudah memperhitungkan faktor-faktor gempa yang
mungkin terjadi dalam design Curtain Wall, khususnya yang menyangkut
kerusakan dan keselamatan.
f. Ketahanan Terhadap Kebocoran Udara
g. Tingkat kebocoran udara kebagian dalam gedung melewati kaca mati façade
tidak boleh melampaui 1,5 m3/m2/jam pada tekanan differensial positif sebesar
200 Pa.
h. Tingkat kebocoran udara kebagian dalam gedung melewati jendela tidak boleh
melampaui 2,0 m3/m2/jam pada tekanan differensial positif sebesar 200 Pa.
i. Ketahanan Terhadap Kebocoran Air
j. Façade, termasuk semua sambungannya dengan bidang non-curtain wall harus
dirancang, difabrikasi dan dipasang sedemikian rupa sehingga secara efektif bisa
mencegah kebocoran air kebagian dalam bangunan bahkan dalam hujan kencang
dengan tekanan angin mencapai 240 Pa.
k. Defleksi / Lendutan yang diijinkan
Defleksi maksimum seluruh batang vertikal pada saat menerima beban angin tidak
boleh melampaui l / 175 (AAMA) atau maksimum 20mm. Seluruh transom
penahan kaca dan cladding saat menerima beban mati tidak boleh berdefleksi
melampaui 3mm.

PT. INDULEXCO 3 - 13 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

l. Kondisi Struktural
Semua komponen harus mampu menahan semua pergerakan akibat adanya
perubahan temperatur/suhu tanpa menimbulkan : suara/berisik, tekukan,
penyimpangan, pecah, kegagalan segel sambungan, tekanan yang
membahayakan terhadap kaca dan kelengkapannya pada temperatur permukaan
5o C sampai 80o C.
m. Ukuran dalam gambar berdasarkan temperatur 20o C

3.6.4. Persyaratan Bahan


a. Menggunakan Alumunium Framing system.
System Two Sided Framing digunakan pada seluruh dinding kaca eksterior
dengan type (transom terlihat pada exterior). Untuk bidang kaca di antara 2 (dua)
transom bagian kiri dan bagian kanan kaca dijepit pada mullion, tinggi mullion
sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar. Jarak antar transom sama dengan
ketinggian antar lantai.
Dimensi mullion dan transom sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar.
ketebalan minimum 1,5 mm, atau sesuai dengan perhitungan. Didepan transom
dilekatkan louvre alumunium dengan ukuran sesuai gambar.
Opening Window : system, dimensi dan perletakan sesuai detail gambar.
b. Louvres :
1. Louvre dari bahan polyester powder coated alumunium extrusions, dilengkapi
dengan facade sebagai unit tanpa bingkai. Kontraktor Facade harus
mendesain, fabrikasi dan pemasangan louvre seperti terlihat di dalam gambar.
2. Louvre blade dan struktur pendukungnya akan di desain untuk mengakomodasi
kondisi positif dan negatif beban angin (gaya tekan & gaya tarik) secara terus
menerus (sesuai point Design Load) tanpa pemisahan, getaran, desis atau
kehilangan tampilan.
3. Maksimum perbaikan lendutan/defleksi yang dapat ditolerir dalam bentang
bersih tiap-tiap louvre blade tidak boleh melebihi 1:1600 atau 2mm, pilih mana
yang lebih kecil.
4. Louvre sebaiknya menyediakan area bebas yang diminta oleh Mechanical
Engineer dan bersama-sama/menggabung dengan bird mesh.
c. Aluminium ekstrusi : sesuai dengan JIS H4100 atau setara, tingkat A6063S-T5
atau T6 atau A6N01-T5.
d. Aluminium Cladding : alumunium composite panel tebal min. 4mm.
e. Aluminium sheet - Exposed : Grade 5005 H14/H18 idem
f. Aluminium sheet - Non exposed : Grade 1050A H14 idem
g. Stainless steel Sheet :
Non exposed - SS304 (Grade 304 S 15/16)
Exposed - SS316 (Grade 316 S 11/13)
h. Gaskets dan Weatherstripping dari bahan EPDM atau TPE / TPO warna hitam,

PT. INDULEXCO 3 - 14 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

memenuhi standar BS 4255 untuk karet ekstrusi, memenuhi ASTM - C509 untuk
gasket cellular, atau memenuhi standar setara. Gasket harus bergaransi selama
15 tahun.
i. Fasteners dan fixings : Semua sekrup, baut, mur, ring dan semua pengikat,
termasuk yang dipakai untuk mengikat hardware, harus dari stainless steel tipe
304, 316 atau H30 dan sesuai dengan BS 1449: Part 2.
j. Braket dan Ankur : dari bahan aluminium ekstrusi atau stainless steel tipe 430,
304 dan 316 atau dari mild steel dengan finish seperti pada galvanising section
dibawah.
k. Menggunakan sealant sesuai type/ Structural sealant (Warna ditentukan
kemudian) atau produk lain yang setara. Kontraktor Facade harus menyerahkan
Laporan Testing yang menyatakan bahwa testing sealant telah dilakukan untuk
memastikan sealant menempel dengan baik dan tidak "staining" pada saat kontak
dengan bahan lainnya seperti coating alumunium, coating kaca, backer road, dsb.
l. Sealant dan pemasangannya harus dijamin kekuatannya (bergaransi) selama 20
tahun. Semua material sealant termasuk dempul, cat dasar, material pengisi
sambungan (joint filler) dan perubahan panas yang diijinkan harus sesuai dengan
yang direkomendasikan oleh Pabrik Selant. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
m. Polyester Powder Coating : disyaratkan garansi dari applicator, 10 tahun untuk
warna dof (matt) dan 5 tahun untuk warna gloss.
n. Galvanis : mild steel, rangka struktural dan braket harus di-hot dip galvanis sesuai
dengan BS EN ISO 1461, dengan tebal lapisan minimum sesuai Tabel 2 standard
tersebut. Lembaran mild steel, light straps, clips dan sejenisnya harus di-hot dip
galvanis sesuai BS EN ISO 1461 dengan ketebalan minimum sesuai Tabel 2 tapi
tidak kurang dari 45 mikron.
o. Powder Coating System ketebalan 20 – 32 micron, mengacu pada AAMA 2604,
warna ditentukan kemudian. Frame aluminium dilindungi protective tape pada
waktu pengiriman ke lapangan.
p. Friction Stay dan Kunci Jendela : produk dan tipe yang sesuai dengan bentuk,
beban dan ukuran jendela.
q. Kaca :
1. Vision Glass :
a. Bahan kaca untuk Curtainwall dari sisi udara (Air Side), samping kanan dan
samping kiri dengan kaca Laminated Glass (Low E 8mm + PVB 0.76 mm +
FL 6mm ).
b. Kaca untuk sisi depan (land side) dengan Laminated Glass (Tinted 8mm +
PVB 0.76 mm + FL 6mm ).
c. Kaca untuk Partisi kaca Frameless dengan 12mm tempered, sedangkan

PT. INDULEXCO 3 - 15 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

partisi kaca dengan frame Shopfont 4”x1.75” dengan kaca FL 6mm.


Bahan kaca sesuai RKS pekerjan kaca, atau sesuai perhitungan dan design
arsitektur.
2. Spandrel glass : Menggunakan kaca type heat strengthened hal ini untuk
menghindari kaca pecah pada saat terjadi udara panas diantara kaca
spandrel dan back up spandrel. Material untuk backup spandrel
menggunakan calcium silicate dengan tebal 4 mm, sesuai dengan
persyaratan dan memenuhi perhitungan kekuatan.
r. Joint sealer : butyl sheet .
s. Setting block untuk kaca dari EPDM atau TPE / TPO 80 - 90 Durometer, atau
sesuai rekomendasi Glass Manufacturer.
t. Anchorage : Pada perimeter lantai, tepat pada posisi mullion harus dipasang
embedded steel anchorage atau dengan expansion bolt .
u. Fire stops dengan dimensi dan ketebalan yang dapat memenuhi ketahanan
terhadap api selama minimum 2 (dua) jam.

3.6.5. Testing
a. contoh dari facade harus dites sesuai dengan standard ASTM standard sebagai
berikut :
1. ASTM E 283-91 Standard test method for determining the rate of air leakage
through exterior windows, curtain walls, and doors under specified preasures
differences across the specimen.
2. ASTM E 330-90 Standard test method for structural performance of exterior
windows, curtain walls, and doors by uniform static air pressure difference.
3. ASTM E 331-86 Standard test method for water penetration of exterior
windows, curtain walls, and doors by uniform static air pressure.
b. Test yang digunakan adalah, dengan urutan test sbb :
1. Kebocoran udara : 200 Pascal
2. Kebocoran air : 240 Pascal
3. Beban angin : (+ 800) (- 800) pascal
4. Ulang kebocoran air : 240 Pascal
5. Beban angin : (- 1.200) (+ 1.200) (proof load)
6. Lateral movement (seismic test)
c. Besarnya kebocoran udara yang diijinkan dan defleksi yang diijinkan harus
mengikuti butir 3. Performance Criteria dan Design Conditions
d. Testing bisa dilakukan di : PSB – Singapura, WinWall – Singapura, atau setara.
3.6.6. Setting and Erection
a. Keakuratan pemasangan curtain wall : curtain wall harus terpasang sesuai dengan
dimensi yang tertera dalam gambar, dengan deviasi ijin sebagai berikut :
1) Garis: +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, atau selebar satu bay lebar struktur,
dan secara keseluruhan +/- 5mm.
2) Level (waterpass) +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, atau selebar satu bay
lebar struktur, dan secara keseluruhan +/- 5mm.

PT. INDULEXCO 3 - 16 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3) Plumb (unting-unting) +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, dan secara


keseluruhan +/- 5mm.
4) Bidang: +/-2mm dalam ketinggian 1 lantai, atau selebar satu bay lebar
struktur, dan secara keseluruhan +/- 5mm.

b. Sistem cladding yang terpasang harus betul-betul akurat baik dalam level
(waterpass) nya, ke-vertikalannya (unting-unting), sudut-sudutnya dan bidang
datarnya. Deviasi ijin ketika diukur dari arah manapun terhadap suatu garis lurus
atau bidang datar adalah berupa formasi gelombang panjang dengan gelombang
sepanjang minimum 20 meter, dengan tingkat perubahan tidak lebih dari 1 : 1000,
dengan amplitudo 3mm ketika diukur dari suatu garis referensi menggunakan
sinar laser.

3.6.7. Quality Control


a. Untuk menjamin kualitas dan integritas kerjanya, Kontraktor Façade harus
menerapkan suatu sistem QA (Quality Assurance) yang melingkupi perancangan,
fabrikasi dan pemasangan curtain wall. Rincian dari quality plan dari sistem
tersebut harus diserahkan kepada Kontraktor Utama, dan harus sesuai dengan
ISO 9000/1.
b. Kontraktor Façade harus menyiapkan di dalam quality plannya suatu rencana
inspeksi dan pengetesan untuk setiap komponen utama pekerjaan atau setiap tipe
dari fabrikasi, yang harus dirinci menurut urutan sekuensial :
 Kegiatan prinsip yang akan dijalankan
 Tipe, metode dan frequensi dari inspeksi dan pengetesan yang akan dijalankan
 Otoritas inspeksi
 Kriteria ijin
 Catatan yang harus disimpan
c. Minimum quality manual tersebut mencakup informasi dan prosedur berikut :
 Organisasi dan management
 Fasilitas alat ukur dan alat tes
 Training dan sertifikasi pekerja
 Dokumentasi
 Persiapan disain / kerja
 Tanda terima, Penyimpanan, Pengankutan, Pengemasan, Transportasi
 Kontrol Barang Belian dan Jasa
 Fabrikasi dan Pemasangan
 Mock-up dan contoh
 Pengecatan, Anodise dan Powder Coating
 Inspeksi dan Testing Barang dan Pengerjaan
 Inspeksi dan Tesing Pekerjaan Selesai

PT. INDULEXCO 3 - 17 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Kontraktor Façade harus menetapkan seorang anggota senior dari organisasi


tekniknya sebagai Quality Manager yang akan independen terhadap fungsi lain
dan yang akan memegang tanggung jawab dalam semua hal yang berhubungan
dengan pembuatan dan penerapan quality manual.
e. Pada tahap manapun selama dalam periode kontrak, termasuk tahapan sebelum
fabrikasi, Kontraktor Façade harus memberikan kesempatan dan fasilitas bagi
Kontraktor Utama untuk melakukan audit kualitas sesuai dengan ISO9001, atau
sistem lainnya yang berlaku umum.
f. Kontraktor Façade harus memberikan akses dan fasilitas bagi Kontraktor Utama
untuk menginspeksi pekerjaannya atau pekerjaan sub-kontraktornya, termasuk
inspeksi unit manapun, metode produksi, atau quality control terhadap prosesnya.
Kontraktor Façade harus menyiapkan dana sewajarnya berkaitan dengan
penyediaan akses tersebut.

3.6. PEKERJAAN PINTU DAN PARTISI CUBICAL TOILET

3.6.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu dan partisi toilet ini merupakan pekerjaan menggunakan
daun pintu panel dan partisi cubicle kaca yang dipasang pada ruang daerah basah
serta meliputi seluruh detail sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Alat Penggantung dan
Pengunci.

3.6.2. Persyaratan Bahan

a. Daun pintu dan partisi cubicle terbuat dari bahan Phenolic Board tebal 10mm.
Pintu dan partisi toilet ini mengunakan lengkap dengan acessoriesnya.

b. Built in Fittings sudah termasuk pekerjaan partisi cublicle Phenolic Board, yang
meliputi accessories, yaitu :
1. Engsel, Surface Mounted Hinges
2. Kunci, Door Knob
3. Bracket dan Bolt
4. Pedestal stainless steel

c. Segala peralatan pelengkap (sekrup, angkur) harus terbuat dari bahan stainless
steel, atau sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.

PT. INDULEXCO 3 - 18 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan/


material yang digunakan kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu / partisi di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan panel, pintu dan penguat lainnya.
Kontraktor harus memperhatikan dan menjaga kerapihan, serta tidak boleh terjadi
noda-noda atau cacat-cacat bekas penyetelan.
e. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup stainless steel atas persetujuan
Manajemen Konstruksi, tanpa meninggalkan bekas / cacat pada permukaan daun
pintu yang tampak.
f. Untuk daun pintu dan panel partisi, setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan sempurna.

PT. INDULEXCO 3 - 19 RKS Arsitektur BAB 3


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - IV
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

4.1. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN


4.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), plesteren dinding beton, pengisi dan perekat pada
pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

4.1.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
Konsultan MK serta memenuhi NI-8.

b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.

c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.

d. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 - 2,0 mm.

e. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran kedap air
dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan, agar dapat
diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).

f. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :

g. Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan sebagainya
untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5 mm dan
dalamnya 3 mm.

h. Untuk pelindung sudut dinding kolom pada seluruh area servis dan parkir basement,
digunakan besi siku 50.50.5 mm diangkur kedalam sudut kolom beton.

i. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton –
bata atau balok beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.

PT. INDULEXCO 4-1 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

j. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.

k. Mortar :

Penggunaan mortar (sêmen instan) untuk plesteran harus Berbahan dasar semen,
pasir silika, filler dan aditif yang tercampur secara homogen. Bahan Plaster Semen
Instan yang direkomendasikan adalah Produksi dari Mortar Utama – MU 301 atau
setara.

Data Teknik :
Bentuk : Powder
Warna : Abu-abu muda
Tebal Aplikasi : ± 10 mm untuk plaster.
Perekat : Semen Portland
Agregat : Pasir silika dengan besar butiran maksimum 3
mm
Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangiporositas bahan adukan.
Bahan tambahan (Additive) : Bahan larutan air guna meningkatkan
kelecakan / workability dan daya rekat
Kebutuhan air : 7,5 – 8,0 liter / sak 50 kg
Kepadatan (density)
ASTM C 185 : Kering = 1,7 kg / liter
: Basah = 1,9 kg / liter
Compressive strength
ASTM C 109 : 2 - 6 N / mm2 @ 28 hari
Water rententition
BS 4551 : > 95 %
Drying shrinkage
ASTM C 531 : < 0,1 %
Daya Sebar Plaster : Bata Merah : ± 2,4 m2 / sak 50 kg / 10 mm
Bata Ringan : ± 2,6 m2 / sak 50 kg / 10 mm

4.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali
pada dinding batu bata semen raam / rapat air.

PT. INDULEXCO 4-2 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Pada dinding batu bata trasraam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC :
3 pasir (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan
bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Manajemen Konstruksi.
e. Semen Portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Manajemen Konstruksi. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 mm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Manajemen Konstruksi.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan
lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dan dalam 5 mm,
kecuali bila ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.

PT. INDULEXCO 4-3 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak


terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
n. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
2. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi
dengan air semen.
3. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
4. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
p. Penggunaan Plaster dengan bahan Semen Instan :
1. Alat kerja : - sendok semen
- jidar alumunium
- roskam
2. Persiapan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan plesteran.
c. Bersihkan permukaan dinding pasangan yang akan diplester dari kotoran,
minyak, karat, maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan
apabila bidang pasangan dalam keadaan kering basahi dengan air secara
merata sebelum aplikasi plesteran.
3. Pelaksanaan :
a. Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter / 50 kg Mortar atau 6 – 6,5 liter / 40 kg
kemudian masukan adukan kering Mortar ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency)
yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
c. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan
tebal yang dianjurkan adalah 10 mm.
d. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5
mm dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan
plester selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester

PT. INDULEXCO 4-4 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

hingga didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan


permukaan plester dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu
setengah kering dapat dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.
e. Adukan plesteran Mortar dapat digunakan paling lambat ±60 menit setelah
produk tersebut dicampur air & diaduk secara merata.
f. Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan metode
multilayer, dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi setebal maksimal
15mm dengan cara dikamprot. Aplikasi lapisan berikutnya setelah aplikasi
kamprot selama 4jam agar didapat proses evaporasi adukan dapat
berlangsung walaupun demikian hal tersebut masih dimungkinkan terjadinya
sagging. Aplikasi lapisan berikutnya dapat juga dilakukan setelah kamprotan
selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah terjadinya sagging walaupun
proses evaporasi belum sempurna. Aplikasi kamprotan akan lebih ideal
dilakukan hingga berumur minimal 24jam, hal ini bisa diaplikasi adukan
plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering sempurna.
g. Pembuatan kepalaan / kelabangan ( guidance line ) dapat disiapkan minimal
setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi plesteran, akan lebih baik jika kepalaan
tersebut dikuaskan produk Mortar (Superbond Adhesive Pure Acrylic) atau
Mortar (Extrabond Adhesive PVAc) sebelum aplikasi plesteran.
h. Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan pembuatan kepalaan
lebih mendekati bidang sudutan masing-masing bidang maksimal jarak dari
sudutan ±20 cm sehingga didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
i. Proses pencampuran produk kering Mortar Plasteran akan lebih terjaga
homogenitasnya dengan menggunakan mixer, dimana mixer ini mampu
mengeluarkan produk dalam kondisi sudah tercampur air (adukan) dengan
kapasitas 1,8 m3/jam dengan komposisi air digelas ukur mesin mixer
berkisar 600-650 ltr/jam.

PT. INDULEXCO 4-5 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4.2. PEKERJAAN ACIAN


4.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan acian, serta seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar.

4.2.2. Persyaratan Bahan


a. PUBII
b. SII

4.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Setelah diplester dengan jenis plester seperti yang diuraikan dalam butir
sebelumnya, selanjutnya permukaan plesteran diaci semen dan air hingga halus.
b. Lapisan acian rata-rata 2 mm , terdiri dari adukan pc saja, bagia-bagian yang akan
difinish cat, wallpaper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan petunjuk mendapat
persetujuan Pengawas/MK.

4.2.4. Pekerjaan Skoneng


Lingkup pekerjaan meliputi pertemuan dinding dengan kusen, pertemuan antara
dinding dengan plint lantai dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan gambar.
Pekerjaan skonengan harus rapih, lurus dan membentuk siku pada pertemuan
sudutnya dengan finishing acian, serta lebar 6 mm.

PT. INDULEXCO 4-6 RKS Arsitektur BAB 4


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - V

PEKERJAAN LANTAI

5.1. PEKERJAAN SUB LANTAI

5.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung diatas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

5.1.2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.

b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.

c. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79 / 0087-75 /
0075-75.

d. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan
NZS-3121/1974.

e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).

5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Manajemen Konstruksi.

c. Pekerjaan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.

d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1:3:5.

PT. INDULEXCO 5-1 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang


disebutkan/disyaratkan dalam detail gambar.

f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas, kecuali pada lantai


ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu. Perlu diperhatikan
mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.

5.2. PEKERJAAN SCREED LANTAI

5.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat beton, bawah lantai, tangga
serta untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

5.2.2. Persyaratan Bahan

a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil
produk yang disetujui Manajemen Konstruksi serta memenuhi syarat- syarat
dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C150-78A.

b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11
dan SII 0404-80.

c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan
NZS 3121/1974.

d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
NI-2, NI-8 dan PUBI 1982.

5.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih


dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Manajemen Konstruksi untuk
mendapatkan persetujuannya.

b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat
beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain.

c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.

d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain,
yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian

PT. INDULEXCO 5-2 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

minimum 2 (dua) mm setelah diratakan dan dilicinkan, atau bahan/material lain


sesuai yang disebutkan/disyaratkan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk
Manajemen Konstruksi.

e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai
yang ditentukan oleh Manajemen Konstruksi, dari adukan 1 PC : 5 pasir.
Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan lain,
bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang karpet dan bahan finishing
lainnya.

f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air, supaya agregate muncul dan memberi
ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton
menjadi kasar dengan cara yang disetujui Manajemen Konstruksi. Setelah
dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis cairan
semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.

g. Untuk screeding daerah yang luas di atas 25 m2 mixing harus mengikuti


syarat-syarat mixing untuk beton (mechanical mixing dan weight batcher harus
digunakan).

h. Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran


mengikuti lajur selebar 3 (tiga) m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh
dilakukan 24 jam setelah lajur sebelahnya dicor. Permukaan ujung dari lajur
screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air semen atau dengan
diberi Calbond atau bahan lain yang setara sebelum lajur sebelahnya dicor.

i. Peralatan dan Compaction.


Screed harus di compact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan
pada ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing
yang membutuhkannya), maka perataan dengan papan screed harus menunggu
minimum 1,5 jam dan maximum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan
permukaan screed. Toleransi perbedaan tinggi dalam satu ruang besar dengan
luas 25 m2 maximum 15 mm. Toleransi perbedaan antara 2 jalur maximum 0.6
mm. Screed harus ditrowel sehingga diperoleh permukaan yang betul-betul rata.
Setelah ditrowel, permukaan yang memerlukan pengecatan harus ditunggu
sampai cukup kering dan memenuhi syarat untuk dicat.

j. Screed harus selalu dibasahi selama 7 hari.

k. Pemasangan bahan-bahan finishing lantai pada plat beton bertulang


(konvensional) dapat dilakukan minimum setelah 4 (empat) minggu, kecuali jika
dipergunakan curing agent/ additive dapat mengikuti persyaratan produk.

PT. INDULEXCO 5-3 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.3. PEKERJAAN LANTAI HOMOGENOUS TILE

5.3.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

5.3.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan

1. Homogenous Tile ukuran 60x60 cm dan 60x120 cm, dengan type


Polished/Unpolished.

2. Homogenous Tile ukuran 15x60 cm, dengan type Polished/Unpolished


untuk step tangga

b. Mutu Bentuk-bentuk ukuran, warna dan texture yang pada gambar dinyatakan
sama, harus benar-benar sama.

c. Tidak ada bagian yang sambung, retak atau cacat lain yang telah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

d. Naad diisi dengan bahan tile grout atau sejenisnya berupa tepung, warna sesuai
warna homogenous tile yang terpasang.

5.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Homogenous tile dipasang dengan adukan 1 PC : 3 pasir pasang yang terpasang


cukup kuat. Naad serapat mungkin, maksimal 1 mm.

b. Harus diperhatikan ketinggian peil dari lantai yang ditunjukkan dalam gambar.

c. Setelah unit-unit Homogenous tile terpasang, kedudukan naad harus kuat, serta
membentuk pula seperti pada gambar. Bidang permukaan lantai harus
rata/waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, bidang permukaannya
padat, tanpa cacat. Kemiringan bidang lantai untuk di teras harus diperhatikan.

d. Pola pemasangan plint Homogenous tile harus sesuai dengan gambar detail atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas dengan memperhatikan siar-siar
Homogenous tile bertemu siku dengan siar lantai.

e. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna). Warna
harus sesuai dengan warna homogenous tile yang dipasang dan harus mendapat
persetujuan sebelumnya dari Direksi/Konsultan Pengawas.

f. Pemotongan unit-unit homogenous tile harus menggunakan alat pemotong granite


tile khusus.

PT. INDULEXCO 5-4 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

g. Homogenous tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan granite tile hingga betul-betul bersih.

h. Sebelum homogenous tile dipasang, unit-unit homogenous tile diseleksi terlebih


dahulu dengan seksama. Selanjutnya dipoles dengan mesin poles sehingga betul-
betul rata dan dikilapkan dengan wax khusus untuk keperluan tersebut atau rubing
compound. Pemilihan salah satu bahan yang digunakan harus dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

i. Apabila terjadi peledakan lantai homogenous tile tiba-tiba pada suatu saat yang
dikarenakan tidak mengikuti aturan pemasangan di atas yang timbul sesudah
masa pemeliharaan, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.4. PEKERJAAN LANTAI FLOOR HARDENER

5.4.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan dari bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan
layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapisan penutup lantai
beton (nonmetalik floor hardener) sebagaimana ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan ditentukan disini.

5.4.2. Bahan

a. Lapisan Penutup Lantai Beton Heavy Duty Yang Nonmetalik

b. Menyediakan bahan yang merupakan campuran partikel-partikel hancuran


agregat keras yang non metalik, portland semen dan bahan aditive yang bersifat
meningkatkan daya kerja.

c. Formulasikan, proses dan paketkan campuran bahan tersebut dibawah


kontrol/pengawasan kwalitas yang ketat pada pabrik yang terkontrol.

d. Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan
kekuatan tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.

e. Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua ruangan kecuali gudang 3 kg/m2

f. Produk-produk yang dapat dipakai adalah :

1. Jenis/Warna : Natural
2. Bentuk : Campuran bentuk bubuk, terdiri atas semen, pasir silica
bahan kimia lain berbentuk bubuk.
3. Fungsi : Sebagai Lapisan Tipis yang melindungi beton tumbukan
dan resapan cairan. Dibentuk dengan cara menaburkan
dan merapikannya pada waktu beton masihbasah agar
monolit dan abadi.

PT. INDULEXCO 5-5 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Dosis : 3 kg/m3 atau 5kg/m3 sesuai dengan kebutuhan di


masing2 ruang.
5. Kemasan : 30 kg/sak atau sesuai dengan di pasaran.

Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan color finish floor hardener yang
dipilih oleh Direksi Pengawas

5.4.3. Pelaksanaan

a. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam spesifikasi teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus
diusahakan untuk mendapatkan profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan
sudut perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa dicapai kepadatan
maksimal.

b. Persiapan Permukaan
Aplikasikan bahan floor hardener pada saat permukaan beton mulai mengering,
dengan perkiraan bila permukaan beton diinjak dengan kaki ringan meninggalkan
bekas sedalam kurang lebih 3 mm. Air yang keluar dari adukan beton harus
diuapkan.

c. Finish Akhir
Penyelesaian finish akhir permukaan bisa dilakukan pada saat beton mulai
mengeras dengan menggunakan alat mekanis (power driven trowels), teruskan
penghalusan hingga menghasilkan permukaan finish yang tidak mengandung
tanda-tanda penghalusan, uniform dalam tekstur.

d. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.

e. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan
cucilah permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya
sebelum inspeksi terakhir.

PT. INDULEXCO 5-6 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.5. PEKERJAAN LANTAI WATERPROOFING

5.5.1. Area atap dan Balkon

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan
Contoh harus diberikan untuk persetujuan, material special akan ditentukan oleh
pemberi tugas. Jenis Waterprofing yang digunakan:

1. Jenis/Warna : Torch on Waterprofing Membrane


2. Bentuk : Bitumen padat dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 3mm
dikemas dalam bentuk gulungan lebar 1m dan panjang 10m.
Disambung antar gulungan dan digelar diatas beton untuk
menghentikan air sehingga tidak menembus beton.
3. Dosis : 1.05 m2/m2
4. Kemasan : 10 meter x 1 meter

c. Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan coating digunakan diatas area lantai beton
2. System pelapisan beton langsung screed atau plesteran tambahan beton.
3. Pelaksanaan harus sesuai dengan instruksi dari pabrik. Pekerjaan
4. Waterprofing harus dikerjakan oleh orang-orang spesialis dalam pemakaian
type lantai ini.

5.5.2. Area Toilet

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan
Contoh harus diberikan untuk persetujuan, material special akan ditentukan oleh
pemberi tugas. Jenis Waterprofing yang digunakan adalah :

 Type produk yang dapat digunakan adalah :


1. Jenis/Warna : Cementitious Semirigid Waterproofer
2. Bentuk : Terdiri atas 2 komponen, bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas
semen, filler dan plasticiser bubuk. Cairan terdiri atas acrylic
bermutu tinggi, air dan bahan kimia lain berbentuk cairan.
3. Fungsi : Jika kedua komponen di atas diaduk dan setelah itu
dioleskanke atas beton, setelah kering akan menjadi lapisan
kedap air yang fleksibel dan tidak mudah retak atau putus
meski beton di bawahnya retak.
4. Dosis : ±1.5 kg/m2

PT. INDULEXCO 5-7 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. Kemasan : 10 kg cairan x 30 kg bubu

 Cementitious :
1. Jenis/Warna : Cementitious Flexible Waterproofer
2. Bentuk : Terdiri atas 2 komponen, bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas
semen, filler dan plasticiser bubuk. Cairan terdiri atas acrylic
bermutu tinggi, air dan bahan kimia lain berbentuk cairan.
3. Fungsi : Jika kedua komponen di atas diaduk dan setelah itu
dioleskanke atas beton, setelah kering akan menjadi lapisan
kedap air yang fleksibel dan tidak mudah retak atau putus
meski beton di bawahnya retak.
4. Dosis : ±1.5 kg/m2
5. Kemasan : 10 kg cairan x 25 kg bubuk

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan coating digunakan diatas area lantai beton
2. System pelapisan beton langsung screed atau plesteran tambahan beton.
3. Pelaksanaan harus sesuai dengan instruksi dari pabrik.
4. Pekerjaan Waterprofing harus dikerjakan oleh orang-orang spesialis dalam
pemakaian type lantai ini.

PT. INDULEXCO 5-8 RKS Arsitektur BAB 5


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB VI
PEKERJAAN PLAFOND

6.1. PLAFON GYPSUM BOARD (CEILLING GYPSUM)

6.4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafon Gypsum ini dikerjakan meliputi area sesuai yang tertera dalam
gambar perencanaan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

6.4.2. Persyaratan Bahan


Gypsum Board: tebal 9 mm berikut rangka.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam
PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.
a. Bahan Rangka :
Bahan rangka menggunakan bahan Zincalume dan atau merupakan kesatuan
system dengan produk panel gypsum yang digunakan serta memenuhi
perhitungan kekuatannya. Kelengkapan rangka ini antara lain : rail splice (rangka
penggantung), rail connector, wall bracket, standard end clamp, rod hanger yang
dilengkapi adjustment spring. Untuk pemasangan plafond luar ini harus digunakan
system penggantung yang kaku (bukan suspended).
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Tile yang bermutu baik, ukuran sesuai gambar, tebal=9 mm
dan yang telah disetujui Perencana dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk
dari bahan tersebut, untuk daerah basah menggunakan type water resistant.
c. List penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum yang bermutu baik, dari produk yang sama dengan plafond
dan yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi dalam arti ketebalan, mutu,
jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang dipergunakan adalah type water
resistant..

PT. INDULEXCO 6-1 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Bahan finishing penutup plafond :


1. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang
bermutu baik produk yang telah disetujui Manajemen Konstruksi. Sebelum
pengecatan semua sambungan/pertemuan harus rata dan halus
(ditreatment). Plafond & list plafond gypsum ini difinish dengan cat emulsi.
2. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan

6.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
ini.

e. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak


diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.

f. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan


perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.

g. Pola pemasangan plafon gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam gambar


perencanaan.

h. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung


maksimum 120 cm.

i. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.

j. Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw"


berjarak 30 cm.

k. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi


pabrik, yang sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.

PT. INDULEXCO 6-2 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

l. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai
yang disyaratkan.

6.2. PEKERJAAN PLAFOND CALCIUM SILICATE BOARD

6.4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond termasuk pemasangan list


plafond metal, atau list plafond kayu, pada area Toilet, Pantry, dan area lainnya.
sesuai yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Manajemen Konstruksi.

6.4.2. Persyaratan Bahan


a. Penutup langit-langit :
Digunakan Calcium Silicate dengan tebal=6 mm.
b. Bahan Rangka :
1. Rangka baja profil minimum C70 sebagai penggantung utama, dipasang
setiap maksimal 9 m2, dan rangka baja Galvanized Metal Stud yang dipasang
merupakan rangka pembagi, dengan pola pemasangan 600x600 mm atau
sesuai yang disebutkan/ ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Hasil pemasangan rangka plafond harus rata (tidak melendut). Seluruh
permukaan plafond dibuat rata, kecuali bila ditentukan lain sesuai gambar.
3. Rangka baja yang digunakan terdiri atas :
- U Channel ( R 150 ), tebal 1,4 mm.
- Metal Furring Channel, tebal 0,4 mm.
- Channel Clamp, tebal 0,8 mm.
- Suspension Rod, tebal 5 mm.
- Suspension Rod clamp, tebal 2 mm.
- Self Tapping Screw, panjang 25 mm.
- Siku gantung, tebal 2 mm.
c. Bahan untuk naad :
Untuk mengisi naad digunakan Sealant yang sesuai untuk ini, dan diatasnya diberi
Compound Cement, warna ditentukan kemudian dan sesuai petunjuk Perencana.

PT. INDULEXCO 6-3 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. List plafond menggunakan wall angle dari bahan alumunium type V ukuran
1,5cmx1,5cm sesuai gambar, alumunium yang digunakan semutu dengan
pekerjaan alumunium pada RKS ini.
e. Accessories :
1. Angker, sekrup dan baut harus digalvanis.
2. Pelat penyiku dan penyambung yang digunakan dari jenis yang disetujui
Manajemen Konstruksi, tebal 2 mm.
3. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran
bahan yang digunakan.
f. Bahan finishing penutup plafond :
1. Finishing penutup langit-langit yang digunakan adalah cat Emulsi, produk
sebagaimana dinyatakan dalam Pekerjaan Pengecatan. Sebelum pengecatan
semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus.
2. Warna dan corak akan ditentukan kemudian.

6.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran, bentuk, mekanisme kerja
yang disesuaikan antara gambar rencana dan keadaan dilapangan. Shop drawing
harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi dan Perencana.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d. Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) buah contoh untuk disetujui oleh
Manajemen Konstruksi dan Perencana.
e. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, Calcium Silicate Board dan
material yang lainnya di tempat pekerjaan, harus diletakkan pada ruang / tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
f. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker- angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dan terjaga kerapiannya, terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
diperkenankan ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

PT. INDULEXCO 6-4 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

g. Desain dan produksi dari sistem plafond (langit-langit) harus mendapat


persetujuan dari Manajemen Konstruksi dan sesuai gambar rencana.
h. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang
dari persyaratan.
i. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai
peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Manajemen Konstruksi.
k. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain. Kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
l. Semua panel (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai
petunjuk-petunjuk gambar.
m. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan
kerapihan dan kekuatannya.
n. Bekas lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.
o. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole atau access panel di
langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak board dan sekelillingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M / E.

6.3. PEKERJAAN PLAFOND BETON

6.4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi plafond beton pada seluruh area yang ditunjukkan/
disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.

6.4.2. Persyaratan Bahan


a. Pada dasarnya pekerjaan plafond beton tersebut dilakukan pada seluruh detail
yang telah ditentukan sesuai gambar.

PT. INDULEXCO 6-5 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Permukaan plafond merupakan beton exposed adalah dari hasil pengecoran


secara exposed yang persyaratannya ditentukan pada persyaratan pekerjaan
beton, fair faced, dan fair finished.
c. Seluruh permukaan plafond beton yang telah rata permukaannya, langsung
difinish dengan plesteran aci, sesuai yang ditentukan dalam RKS pekerjaan
plesteran aci terdahulu.
d. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu tingkat I, memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8. dan yang disetujui Manajemen
Konstruksi.
e. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982 dan air harus memenuhi
syarat-syarat dalam NI-3 Pasal 10.
f. Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran dan melalui mata ayakan ukuran # 1,0 - 1,6
mm.
g. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui
Manajemen Konstruksi.

6.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum digunakan terlebih
dahulu harus diserahkan contoh contohnya kepada Manajemen Konstruksi untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
c. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/dibasahi dengan
air semen.
d. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
e. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
f. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkat-
annya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
g. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai jenisnya.

PT. INDULEXCO 6-6 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

h. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
i. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering).
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
(tidak terlalu cepat keringnya).

6.4. PEKERJAAN PLAFOND METAL (ZINCALUMN)

6.4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi penyediaan panel plafond beserta systemnya, persiapan tempat serta
pemasangan panel plafond dan konstruksi rangka pendukungnya pada bagian
area dalam dan luar bangunan yang tercantum pada gambar perencanaan.
b. Kondisi kulit bangunan dimana plafond aluminium akan dipasang harus dalam
keadaan rata dan tidak terdapat pekerjaan tambahan pengecoran lagi
c. Pekerjaan pemasangan plafond alumunium strip pada area sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi.

6.4.2. Persyaratan Bahan


a. Sistem yang digunakan
Spesifikasi : Panel Plafond dengan sistem pemasangan fixed system.
Pengendalian mutu : Pemasangan harus dilakukan oleh applikator
(subkontraktor) yang direkomendasi oleh pabrikan. Modul
pemasangan plafond aluminium harus
mempertimbangkan estetika dan kekuatan angin (wind
load) jika ditempatkan di exterior. Di mana bangunan itu
berada sesuai dengan standard perhitungan yang
berlaku.
b. Plafond Aluminium Lineal Ceiling
Type : Linier Ceilling dangan ukuran beragam ( lihat Gambar ).
Bahan dasar ; Zincalumn
Ukuran : 30x200mm(dengan dimensi lebar 30mm dan tinggi 200mm) dan
25x150mm(dengan dimensi lebar 25mm dab tinggi 150mm),
Membentuk panel persegi dimana anatar jarak panel tergantung
dari ketinggian ceiling atau juga sudah ditentukan oleh arsitek.
Panjang panel estimate +/- 4000mm
Ketebalan : 0.5 – 1 mm, ( Pre-Painted stove enameled aluminium strip
dengan standard alloy EN-AW-5050 atau setara EN 1396 dan
ECCA standards)

PT. INDULEXCO 6-7 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Sistem : Knock down dimana membentuk modul yang sudah ditentukan


sebelumnya.

Finish permukaan : 2 layer polyester coil coating finish


Surfacce Spread Flame : Class 1(BS 476: part 7)
Ketebalan Finish : 20 microns
Detail Coating : Thickness ECCAT1 19~27µm
Gloss(60°) ECCAT2 25±5 unit
Color Difference ECCAT3 < 0.7 unit
Pencil Hardness ECCAT4 >F
Flexibility/adhesion ECCAT7 1T
Temperature resistance ECCAT13 1h80°C paint surface
Corrosion resistance ECCAT19 1 years under -
creep<2mm
Warna : terlampir colour Chat
Serifikat Green : LEED ( NC Green Building Rating System V2.2)
Material and Resources (MR)
- MR Credit 4.1 &4.2 – Recycled Content
- MR Credit 5.1 & 5.2 – Regional Materials
Indoor Environmental Quality ( EQ )
- EQ Credit 4.1 – Low Emitting Materials, Adhesives & Sealants
- EQ Credit 4.1 – Low Emitting Materials, Paints
Innovation in Design (IC)
- IC Credit 1.1 – Enhanced Acoustical Performance
Struktur Fe.Carrier : Pada rangka panel terdapat gigi pengait panel yang
membentuk kelipatannya dari jenis U bafflenya.
Ukuran : lebar 62 mm dan tinggi 29 mm dii buat dari bahan baja
tebal 0.5 mm dengan lapisan enamel hitam.( terbuat dari
aluminium atau Fe)
Aksesories : memakai V joint profile sebagai penutup antar panel
dengan tebal 0.2 mm dan panjang 5 m’ jika diperlukan.
Sambungan Panel : untuk menyambung panel dibuat dari bahan aluminium
dengan lapisan akhir stove enameled warna hitam satin
dengan bentuk seperti panel.
Sambungan Fe.carrier : untuk menyambung panel dibuat dari bahan aluminium
dengan lapisan akhir stove enameled warna hitam satin
bentuk seperti carrier tapi tak bergigi dan panjang ± 20
cm.
Endcap : Untuk setiap U baffle biasanya ditutup dengan Endcap
yang dimana dipasang disisi kiri dan kanan.
Penggantung : (Interior – Adjusment spring + Rod)dan (exterior –
Hollow/siku Al/steel.)

c. Pengikat berupa paku, mur, baut, sekrup, paku rivet, clamp, holow dan lain-lain
harus sesuai dengan metode pemasangan dari pabrikan. Adapun peralatan
lain-lain sesuai shop drawing yang telah disetujui Manajemen Konstruksi.

PT. INDULEXCO 6-8 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Rencana Pembuatan / Shop drawing
kepada Pengawas untuk persetujuannya sebelum memulai pekerjaan
pemasangan sunlovres.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh material dengan warna kepada Pengawas
untuk persetujuannya.
c. Penyimpanan bahan plafond aluminium, rangka dan material lain ditempat
pekerjaan harus diletakkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
d. Kondisi kulit bangunan sebelum pemasangan harus benar-benar kering dan
bebas dari semua bahan / alat bantu pengecoran (plastik, kain, dsb)
e. Pemasangan Lis L (edge cover) atau sejenisnya yang berfungsi untuk mengcover
panel yang sudah terpasang juga harus benar dan kokoh dengan menggunakan
fixation rivet dan clamp, untuk memperlihatkan estetikanya dan rapi yang
disesuaikan sperti di gambar.
f. Pemasangan struktur rangka disesuaikan perhitungan terhadap kondisi tekanan
angin (wind load), beban yang dipikul dan juga ukuran modul panel yang
diinginkan.
g. Pemasangan rangka dilakukan dengan benar dan kuat pada struktur bangunan
beton dengan menggunakan fixation rivet dan clamp, tanpa mengurangi kekuatan
struktur bangunan itu sendiri.Dan jika struktur bangunan itu menggunakan rangka
baja maka struktur pendukung setidaknya menggunakan hollow atau siku.
h. Pemasangan struktur rangka ( Fe.Carrier ) dikerjakan secara bertahap, harus
terpasang rata, lurus waterpass dan tidak bergelombang.
i. Setelah pemasangan struktur rangka (Fe.carrier) selesai, pemasangan plafond
aluminium dikerjakan secara bertahap, dengan jarak antar panel mengikuti
gambar perencanaan dan Fe. Carrier yang telah tersedia sesuai modul, harus
terpasang rata, lurus waterpass dan tidak bergelombang.
j. Jika pada area plafond aluminium ada pemasangan lampu setidaknya lampu
harus mempunyai penggantung sendiri, dan pemasangan lampu harus
dikoordinasikan dengan pemasangan plafond aluminium ( atau bersama – sama
memasangnya).
k. Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum
dalam gambar rencana langit-langit, harus diteliti dalam gambar EL, PL, AC dan
lain-lain.

PT. INDULEXCO 6-9 RKS Arsitektur BAB 6


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB VII
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

7.1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM KACA

7.1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup dari pekerjaan ini termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaa n yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu/jendela, daun pintu dan daun jendela
dipasang pada interior dan exterior serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar-gambar serta shop drawing dari Kontraktor
yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

7.1.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan :
dari bahan alumunium profil memenuhi alumunium Extrusi sesuai SII extrusi 0695-
82, 0649-82 dan alloy 606375, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas), atau
produk lain yang disetujui Direksi/konsultan pengawas.
b. Bentuk profil :
 sesuai shop drawing yang disetujui Direksi/konsultan pengawas.
 Stainless Steel : 4”
 Tebal profil : 1.35 mm
 Warna profil : Powder Coating
 Lebar profil : sesuai gambar
c. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
d. Konstruksi kusen, daun pintu dan daun jendela aluminium yang dikerjakan sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya, atau
sesuai shop drawing dari Kontraktor yang telah disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
e. Faktor pengaman kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk
tahanan kaca, gasket, perekat dan sealant, memenuhi faktor keamanan kurang
dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.

PT. INDULEXCO 7-1 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

f. Modifikasi dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,


kekuatan atau tahanan dari material dan harus tetap memenuhi perencanaan.
g. Pergerakkan karena temperatur harus disediakan tanpa menimbulkan suara dan
pemuaian material-material lain yang berhubungan tanpa terjadi patahan
(buckling); sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan
hal-hal lain.
h. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.
i. Seluruh bahan aluminium harus datang di site dengan dilengkapi bahan
pelindung/pembungkus (dilapisi PVC film atau polythilene film) dan baru
diperkenankan dibuka setelah mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
j. Pengirim bahan-bahan/material harus hati-hati, tidak boleh terjadi kerusakan.
k. Ketahanan terhadap angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
120 kgF/m2.
l. Kebocoran udara tidak melebihi 2 m3/jam pada setiap m2 penampang bidang
pada 35 kg/m2 tekanan differential.
m. Defleksi maksimal : L/150.
n. Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti daun jendela hidup; meja (stool) dan cladding, diharuskan
disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan 91 kg beban terpusat
horizontal tanpa terjadi kerusakan.
o. Kebocoran air, tidak terlibat kebocoran (air masuk) sampai tekanan 35 kg F/m2
(positif) dengan waktu 15 menit.
p. Kekedapan suara 30 dB dalam 125-4000 Hz.
q. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
disyaratkan.
r. Fabrikasi dites dan profil dengan toleransi khusus untuk arsitektural :
 Mullion : 120 x 40 mm , t = 2 mm
 Transom : 70 x 50 mm
 Daun jendela : frame dept 50 mm
 Shop front : 100 x 30 mm , t = 1.8 mm
 Joint backer dari polytilene foam, tidak menyerap air, dengan kepadatan 65-
96 kg/m3. Dan penampang 25 % lebih besar dari celah yang terjadi.
 Neoprene dari jenis extrusion, tahan terhadap matahari, oksidasi dengan
kekerasan 60-80 Durometer..
 Setting block untuk kaca E.P.D.M 60 Durometer.

PT. INDULEXCO 7-2 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Sealant dari jenis single komponen, Screw stainless steel.


 Angkur dan angkur tanam yang berhubungan dengan aluminium diberi
lapisan galvanized sampai dengan 25 mikron. Bagian lain diberi lapisan anti
karat, zinchromate type alkyd.
 Shim plastic, multi polymer dengan kekuatan 565 kg/cm 2.
 Joint sealer digunakan butyl sheet.
s. Sifat-sifat teknis :
1. Lapisan anodic oxide filin : 10 µm
2. Lapisan resin filin : 12 µm
3. Tahan alkali (1% NaO1) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
4. Terhadap asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
5. Terhadap karat (40 g/l NaCl, 0,26 g/lcn C12, P113) tidak terjadi perubahan
setelah 96 jam.
6. Terhadap air panas (1000 C) tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
7. Terhadap air semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
t. Sebelum pelaksanaan dimulai Kontraktor harus terlebih dahulu membuat shop
drawing yang diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Dalam shop drawing harus lengkap menjelaskan :
1. Type dan tampak setiap jenis jendela aluminium.
2. Detail sambungan baik exterior maupun interior.
3. Detail dan gasket.
4. Pemasangan sealant, gasket dan cara pemasangan kaca.
5. Detail-detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang
berhubungan.
6. Kelengkapan ukuran-ukuran.
7. Contoh dari setiap komponen yang akan dipergunakan.
u. Kontraktor harus menyerahkan perhitungan struktur kosen-kosen sesuai dengan
kriteria design yang ada.
v. Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan petunjuk cara perawatan yang meliputi
jadwal perawatan dan cara-cara perawatan lain seperti : kaca, sealant, gasket,
lapisan aluminium dan pelengkap-pelengkap lainnya.
w. Kontraktor juga wajib menyerahkan jaminan terhadap kebocoran air, kerusakan
material lainnya dan kerapihan pemasangan untuk 5 tahun.
x. Semua jenis kosen, pintu, jendela aluminium harus difabrikasi work shop/pabrik,
dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi di lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.

PT. INDULEXCO 7-3 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

y. Untuk jenis yang dapat dirakit, harus dilaksanakan di work shop dan siap dipasang
di lapangan. Jika tidak dapat maka dapat prarakit, akan tetapi sudah siap dirakit di
lapangan atau dipasang pada bangunan (struktur yang ada).
z. Semua sambungan harus dikerjakan dengan mesin, rapih, kokoh dan dengan
bentuk sambungan yang sesuai standar toleransi. Untuk ambungan yang tahan air
harus diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.

Standar Toleransi Assembling :


Keterangan Toleransi
1. Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain ± 3 mm
dari tempat yang ditentukan.
2. Gap (celah) antar sambungan rangka alumunium (vertical < 0.5 mm
dan horizontal)
3. Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (gasket) < 3 mm
4. Perbedaan ukuran dalam dari rangka alumunium dan daun ± 1.5 mm
jendela alumunium, naik untuk tinggi maupun lebar.
5. Perbedaan ukuran dalam, dari jendela < 2 mm
6. Sambungan las tidak terlihat pada bagian yang terlihat
mata langsung.
7. sealant

aa. Accessories
Sekrup dari galvanized steel mutu hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plat tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinchromate tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.

bb. Bahan finishing


Treatment untuk permukaan kosen jendela/bouvenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari lauger yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic vernish atau bahan
insulation lainnya.

PT. INDULEXCO 7-4 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7.1.3. Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum dimulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh-contoh
material yang akan digunakan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Sebelum memulai pelaksanaannya/fabrikasi, Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil, lubang, koordinasi
dengan pekerjaan lain untuk data pelengkap shop drawing) dan membuat mock
up dengan skala 1:1, untuk sebagian type kosen, pintu dan jendela yang
ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
f. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet
dan angkur harus cocok. Pengelasan harus rapih untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai interval 600 mm.
g. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari galvanized steel plate
setebal minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari setiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin sebesar 120 kg
f/m2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
1. Dapat menjadi kosen untuk kaca mati.
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan dapat dipasang door
closer.
3. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
4. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
i. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium
akan kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.

PT. INDULEXCO 7-5 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

j. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm


yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
k. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
l. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya syntetic rubber atau bahan dari syntetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
m. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus,
mengikuti patokan (bench mark), dengan menyediakan sambungan untuk
komponen lain yang berhubungan, serta hal-hal lain seperti toleransi untuk
pergerakan karena panas, penyaluran air hujan.
n. Kecuali bahan pembantu harus sesuai dengan ukuran, type, bahan dasar, yang
telah terlebih dahulu disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
o. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
p. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

7.2. PEKERJAAN PINTU SOLID


7.2.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai/memenuhi Dokumen Kontrak.

b. Submittals
1) Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :

 konstruksi sambungan dan detail

 tampilan bidang (faces)

 penyelesaian (finishing)

 lainnya jika dinyatakan perlu.

PT. INDULEXCO 7-6 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2) Shop Drawing
 Skedule pintu berikut lokasi penempatannya

 Dimensi dan detail potongan

 Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan


yang sempurna.

3) Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang
sudah sesuai dengan spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan
api seperti yang terlihat pada skedule pintu yang berlaku.

c. Penanganan Produk
a. Pengiriman

Pintu dan kusen harus dikirimkan dalam keadaan terlindung, diberi


keterangan jenis dan lokasi pemasangan.

b. Penyimpanan

Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering
dan bersirkulasi udara baik serta aman dari benturan-benturan yang
dapat mengakibatkan kerusakan.

7.2.2. Bahan
a. Bahan
1) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

2) Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai
kelembaban maksimum 12 %.

3) Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.

4) Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak. Kayu mutu Kelas A.

5) Daun pintu dan panel-panel :


 Dimensi sesuai gambar.
 Pintu Panel kayu , kayu jati textur baik , tidak retak dan tidak mengandung
mata kayu.
 Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang
baik, tidak retak ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.

PT. INDULEXCO 7-7 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Standard Pekerjaan
1) Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish
lakukan pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas
sampai halus hingga siap untuk finishing.
2) Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kukuatan
geser 14 kg/ cm².
3) Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari"
atau "rusuk".
4) Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan
terhadap kebakaran dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan
ini.
5) Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan
untuk mendapat persetujuan dari MK.
c. Ukuran dan Jarak
Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak
yang normal agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi
adanya perubahan temperatur udara.
Ukuran pintu solid :
 100x220 cm (untuk pintu unit)
 60x160 cm (pintu panel unit)
d. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan
didaerah Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan.
e. Perlengkapan lain
Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/Perancang.

7.2.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1) Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/Konsultan
Pengawas.
2) Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk
yang telah disetujui oleh perancang atau Pengawas.

PT. INDULEXCO 7-8 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Fabrikasi
1) Umum
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan
sudut siku yang tepat, kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang
direncanakan.
2) Rangka
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk
kebutuhan dari setiap jenis pintu.
3) Ukuran
Perhatikan ukuran lebar, tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.

c. Pemasangan
1) Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-
benar 90 derajat.
2) Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
3) Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau
ada bidang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen,
maka daun pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang
baik/memenuhi persyaratan.
4) Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
5) Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen
didaerah tersebut telah selesai dan kering.

d. Pengamanan
1) Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus
diamankan dari cacat-cacat dan noda-noda.
2) Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu
harus dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.
3) Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas
seluruh permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan
pengaruh atau kerusakan-kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
4) Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban
kontraktor.

PT. INDULEXCO 7-9 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7.3. PEKERJAAN PINTU BESI


7.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan
pelayanan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan Pintu Besi dan
Kusen seperti yang terlihat di gambar dan dispesifikasikan di dalam gambarnya,
termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
1) Pintu besi berongga dan kosen untuk eksterior untuk bukaan yang tahan api
dan tidak tahan api.
2) Persiapan pintu baja dan kosen untuk pemasangan 'finish hardware',
termasuk penguatan, pemboran dan penyumbatan seperlunya.
3) Persiapan pintu besi berongga untuk pemasangan kaca yang disyaratkan.
4) Kisi-kisi (jalusi) baja untuk pintu besi berongga.
5) Pengecatan primer pabrik untuk pekerjaan ini.

7.3.2. Jaminan Kualitas


Peraturan dan standar: Sebagai tambahan untuk memenuhi semua peraturan dan
persyaratan yang berlaku. Memproduksi semua pintu berlabel sesuai benar-benar
dengan spesifikasi dan prosedur dari Underwriters Laboratories Inc atau lembaga
yang setara.

7.3.3. Produk
Pintu besi harus dari kwalitas yang baik dan sesuai dengan standard yang berlaku
diantaranya :
1) Fabrikasi Umum
 Fabrikasikan satuan metal berongga menjadi kekar, rapi dan bebas dari
kerusakan, pelintiran atau tekukan. Bentuklah metal dengan cermat sesuai
dengan ukuran dan profil yang disyaratkan. Las sambungan yang terbuka
secara menerus harus digurinda, dan diselesaikan dan buatlah
permukaannya menjadi halus, rata dan tak terlihat. Penggunaan bahan
pengisi metalik digunakan untuk menyembunyikan cacat tidak akan diterima.
 Kecuali apabila diindikasikan lain, sediakan type kepala yang rata
(countersunk) untuk baut dan sekrup yang terbuka.
 Persiapkan satuan metal berongga untuk menerima finish hardware,
termasuk pemotongan, penulangan, pemboran dan penutupan yang sesuai
dengan daftar finish hardware dan cetakan yang disediakan oleh pemasok
hardware.

PT. INDULEXCO 7 - 10 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Tempatkan finish hardware seperti terlihat pada gambar kerja akhir sesuai
dengan lokasi yang dinyatakan.
2) Penolakan
Rangka dan pintu metal berongga yang cacat, memiliki pemotongan hardware
dari ukuran atau lokasi yang tidak tepat, atau yang mengganggu pemasangan
yang benar pada pintu, hardware atau pekerjaan lainnya, harus disingkirkan
dan diganti dengan yang baru tanpa biaya tambahan dari Pemilik.

7.3.4. Acuan
Gambar kerja :
1) Ajukan semua gambar kerja kepada Direksi Pengawas untuk diperiksa sesuai
dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
2) Gambar kerja harus diperlihatkan dalam skala besar, profil, ukuran dan
penulangan dan pengangkuran serta untuk mengamankan bahan disekitarnya.
3) Masukkan daftar, tabel kualitas dari setiap jenis dan tipe dari ‘buck’, rangka, lis
dan pintu, ukuran pintu dan rangkanya, bukaan, kisi-kisi, pemotongan, lokasi
dan persyaratan label serta bukaan untuk pemasangan panel kaca.

7.3.5. Pelaksanaan
Periksalah area dan keadaan dimana pintu dan rangka baja harus dipasang dan
beritahukan kepada Direksi Pengawas kondisi yang mengganggu untuk
menyelesaikan proyek dengan tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan
hingga kondisi yang tidak memuaskan tersebut telah diperbaiki untuk
memungkinkan instalasi/pemasangan pekerjaan yang benar.

7.4. PEKERJAAN PINTU FRAMELESS GLASS


7.5.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dipasang pada seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan kaca meliputi detail yang disebutkan /ditunjukan dalam detail gambar.

PT. INDULEXCO 7 - 11 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7.5.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan panil daun pintu dari kaca lembaran jenis tempered clear glass dari produk
Asahimas Glass yang bermutu baik atau dari merk lain yang setara dan disetujui
Perencana.
b. Tebal bahan kaca minimal 12 mm di tempered , ukuran dan lokasi pemasangan
sesuai kebutuhan dan sesuai yang ditunjukkan/ dinyatakan dalam detail gambar.
c. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 63 dan memenuhi SII 0189-78.
d. Toleransi bahan :
1) Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan maksimal 2,00
mm.
2) Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca yang
digunakan yang berbentuk segi empat panjang harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus, dengan toleransi kesikuan maksimum
1,50 mm untuk setiap 1 meter panjang.
3) Adapun untuk ketebalan bahan kaca lembaran dengan toleransi yang diizinkan
maksimum 0,30 mm.
e. Segala peralatan dan alat-alat bantu atau pelengkap yang diperlukan dalam
pekerjaan daun pintu frameless harus terbuat dari bahan stainless steel atau
sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan dan sesuai petunjuk
Manajemen Konstruksi.

7.5.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti dengan
seksama gambar-gambar untuk itu dan keadaan lapangan yang ada (ukuran serta
lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut) termasuk
mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar yang ada.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan ditempat pekerjaan
harus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan akibat pekerjaan lain dan tidak lembab.
c. Hasil pemasangan daun pintu harus rata dengan permukaan rangka kosen/frame,
siku, tidak membentur permukaan lantai dan semua peralatan yang dipasang
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
d. Bahan kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat dalam kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik

PT. INDULEXCO 7 - 12 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

sebagian atau keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari gumpilan tepi (tonjolan
pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan
gelombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan awan serta goresan dan
bebas dari lengkungan.
e. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dengan persetujuan
Manajemen Konstruksi.
f. Semua sisi kaca bekas pemotongan dan sisi-sisi yang lain, harus digurinda
sampai licin, rata dan halus.
g. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang khusus yang telah
berpengalaman dalam bidang pemasangan pintu frameless dan hasil
pemasangan harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat berfungsi
dengan baik.
h. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan
yang lain dan terlindung dari segala benturan serta diberi tanda pengaman yang
dapat mudah dikenalnya.

7.5. PEKERJAAN PINTU GESER OTOMATIS & PINTU KACA (AUTOMATIC DOOR)

7.5.1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti
yang dinyatakan dalam gambar sehingga mencapai hasil yang baik dan
sempurna.

b. Pekerjaan pintu sorong otomatis meliputi pengadaan dan pemasangan penggerak


pintu geser otomatis, yang seluruh sistemnya bekerja secara elektronik, dengan
daun pintu kaca. Termasuk semua Accesories / perlengkapan daun pintu sorong
otomatis sesuai yang disyaratkan.

7.5.2. Persyaratan Bahan

PINTU SORONG OTOMATIS.


a. Untuk pintu Entrance Lt. 1
1. Merk : …………….
2. Type : Type dengan beban 120kg minimum
3. System : dua daun pintu, kaca tempered frameless tebal 12 mm (dua daun
pintu).

PT. INDULEXCO 7 - 13 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Kelengkapan Automatic Doors :


1. Mechanic Door Carier.
- Alumunium Profile.
- Carriege Wheel.
- Boogie Wheel (untuk type special).
- Tooth Belt.
- Nylon Track.
- Aluminium Adaptor.
2. Control Unit
- Power Supply.
- Connection Unit.
- DC Motor.
- Position Switch.
- Radar Motion Detector.

3. Optional.
- Electrical Lock.
- Manual Opening Device (untuk LK).
- Emergency Baterry + Electronic Card.
- Position Switch.
- Radar Motion Detector.

c. Kelengkapan Pengaman :
1. Pembuka otomatis darurat yang dioperasikan dengan bateray.
2. Kunci elektronik dan mekanis.
3. System pembuka manual.
4. Auto reverse control.
5. Tombol darurat yang dapat diletakkan jauh dari sistem pintu.

d. Semua alat penggerak dan alat-alat mekanik harus terbuat dari logam ringan (light
alloy) yang tahan terhadap gesekan (wear resistant)
e. Kecepatan buka/tutup dapat diatur mulai 30 cm/detik hingga 70 cm/detik dengan
waktu tunda dari 0 - 30 detik.

7.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan serta mengecek
kebenaran ukuran di lapangan.
b. Perhatikan koordinasi dengan pekerjaan lain baik yang sudah dan yang belum
terpasang terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai
pelaksanaannya.
c. Kontraktor diwajibkan mengajukan shop drawing dengan mengikuti ukuran,
bentuk, mekanisme pembukaan pintu sesuai yang diminta oleh Perencana.
d. Semua bahan dan pekerjaan yang terpasang sebelum dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
e. Bilamana pekerjaan ini tidak memenuhi persyaratan Kontraktor wajib membongkar
dan memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

PT. INDULEXCO 7 - 14 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

f. Pintu sorong otomatis harus terpasang kokoh dan siku sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan dan disetujui Manajemen
Konstruksi.
g. Cara pemasangan dan accessories pintu yang dibutuhkan sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.
h. Setelah pintu terpasang, selama 3 x 24 jam harus bebas dari pengaruh pekerjaan
lain dan sentuhan-sentuhan keras serta lalu lalang sampai cukup kokoh berdiri di
tempatnya.
i. Toleransi pintu maximal 2 mm dari bawah dan 1,5 mm dari atas.
j. Setiap daun pintu harus terpasang lengkap sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan serta disetujui Manajemen Konstruksi.
k. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
l. Daun pintu harus dapat dibuka dengan lancar dan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
m. Permukaan/rangka dari pintu harus dibersihkan diratakan dan dihaluskan sebelum
diberi finishing.

PT. INDULEXCO 7 - 15 RKS Arsitektur BAB 7


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB VIII
PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI

8.1 Lingkup Pekerjaan


Dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Meliputi pengadaan,
pemasangan, pengaman dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun
pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam
gambar.

8.2 Persyaratan Bahan


 Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal, terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari
anak kunci dengan backed enamel finish dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci
lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel
piano serta dilengkapi denah.
 Perlengkapan daun pintu dan Jendela menggunakan produk dibawah ini :

1. Pintu Swing Kayu ( Enginering Door ) , uk. (0,9 x 2,15 ).


- Lever Handle SS
- Lockcase 30mm S.Nickel + Streking Plate
- Double Cylinder 60mm Nickel
- Hinges BB 4"x3'x2 mm SS
- Door Closer
2. Pintu Sliding Kaca Frameless Double , uk. ( 0,94 x 2,15 )
- Pull Handle 243/450 mm SS
- Patch Fitting PT 10, PT 20, US-10 + Cylinder
- Patch Fitting PT 21
- Floor Hinges Complite

PT. INDULEXCO 8-1 RKS Arsitektur BAB 8


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Pintu Swing Besi Single Type - PB1 ( 0,8 x 2,15 ) Fire Door R. Panel
- Lever Handle 306 SS
- Lockcase 55mm SS
- Double Cylinder 60mm Nickel
- Hinges BB 4"x3'x3 mm SS
- Door Closer HO

4. Pintu Swing Besi Single Type - PB2 (1,1 x 2,15 ) Fire Door
R. Tangga Darurat
- Panic Bar 379/855 BKSS
- Lockcase 35/65 SS
- Double Cylinder 40mm Nickel
- Hinges BB 4,5"x4"x3 mm SS
- Door Closer HO

5. Pintu Swing Besi Double (1,68 x 2,15 )


- Lockcase 55mm SS
- Double Cylinder 60mm Nickel
- Lever Handle 306 SS
- Hinges BB 4"x3'x3 mm SS
- Flush Bolt 555/250-350 mm Silver
- Door Closer HO

6. Pintu Swing Kayu Double ( Enginerring Door ) (1.68 x 2,15 )


- Lever Handle 352 SS
- Lockcase 30mm S.Nickel + Streking Plate
- Double Cylinder 60mm Nickel
- Hinges BB 4"x3'x2 mm SS
- Flush Bolt 456/250 mm Silver
- Door Closer

PT. INDULEXCO 8-2 RKS Arsitektur BAB 8


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7. Penggantung untuk Automatic doors :


1. Mechanic Door Carier.
- Alumunium Profile.
- Carriege Wheel.
- Boogie Wheel (untuk type special).
- Tooth Belt.
- Nylon Track.
- Aluminium Adaptor.
2. Control Unit
- Power Supply.
- Connection Unit.
- DC Motor.
- Position Switch.
- Radar Motion Detector.
3. Optional.
- Electrical Lock.
- Manual Opening Device (untuk LK).
- Emergency Baterry + Electronic Card.
- Position Switch.
- Radar Motion Detector.

 Semua perlengkapan, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.


 Setelah semua perlengkapan terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan
yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Direksi minimal 3 (tiga) produk yang
setara dari berbagai merk/pabrik lengkap dengan brosur/spesifikasi dari masing-
masing pabrik yang bersangkutan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data produk,
ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing
sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh Direksi.
 Penyimpanan/penimbunan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
 Bentuk/pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
 Harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi, tanpa
meninggalkan bekas/cacat pada permukaan pintu kaca.
 Daun pintu kaca setelah dipasang harus rata, siku/waterpass, tidak melincang dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

PT. INDULEXCO 8-3 RKS Arsitektur BAB 8


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB - IX
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

9.1. PEKERJAAN KACA


9.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela) serta (Pekerjaan
Curtain Wall).

9.1.2. Persyaratan Bahan


a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari
proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
1. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass). Kaca tebal minimum 6 mm,
atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca pada daerah
Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan
dalam gambar.
2. Untuk pintu kaca Frameless, baik pintu swing maupun pintu sliding juga
menggunakan produk Asahimas atau Setara, tetapi dengan ketebalan minimum 12
mm, atau sesuai perhitungan, dan telah melalui proses tempered sesuai standard
pabrik.
3. Untuk dinding kaca Eksterior Curtainwall pada Sisi Udara, Sampingdigunakan tipe
clear Sunergy Low-E Glass Laminated Loe-E 0,6 mm + PVB 0,72 mm + Clear 0,6
mm, atau sesuai perhitungan dan atau gambar kerja.
4. Pada area Entrance, dinding kaca Eksterior yang digunakan adalah Solar Heat
Absorbing Colored Glass produk Asahimas atau Setara tipe Sunergy Low-E tebal
minimum 12 mm dengan sistem Spider Fitting. Kaca ini adalah kaca float yang
diberi warna dengan menambahkan sedikit logam pewarna seperti kobalt, besi,
silenium dll pada bahan baku kaca.

PT. INDULEXCO 9-1 RKS Arsitektur BAB 9


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. Untuk Entrance Canopy & Basement pada area skylight menggunakan kaca
Laminated dengan tebal 8mm clear + PVB 0,76 mm + 0,6 mm clear, atau sesuai
perhitungan.
c. Toleransi
1. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
2. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
3. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan
Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetjui Manajemen Konstruksi dan
Konsultan Perencana.
e. Cacat - cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
3. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
4. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
5. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
6. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
7. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
8. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
9. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus

PT. INDULEXCO 9-2 RKS Arsitektur BAB 9


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

digurinda / dihaluskan.

9.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan/ disyaratkan
oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).

f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

9.2. PEKERJAAN CERMIN


9.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet dan daerah lain yang
ditentukan dalam gambar yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Manajemen
Konstruksi.

9.2.2. Persyaratan Bahan


a. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca.
b. Bahan cermin harus sesuai dengan NI-3 dan syarat tertulis lainnya di dalam buku ini.
Disyaratkan dari jenis float clear glass dengan ketebalan 6 mm.

PT. INDULEXCO 9-3 RKS Arsitektur BAB 9


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Semua bahan cermin sebelum dan sesudah pemasangan harus mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi sesuai pengarahan dan saran dari Konsultan Perencana.
d. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.

9.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam gambar buku ini.
b. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin, maka pembagiannya
harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan standard dari pabrik tersebut.
c. Pekerjaan ini memerlukan keakhian dan ketelitian.
d. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
e. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui.

f. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant /
tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
i. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca
khusus.
h. Rangka kayu memakai bahan kayu kamper. ukuran, dan cara pemasangan kedinding
sesuai petunjuk gambar yang disekrupkan dengan fisher plastik ke dalam dinding.
Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus diserut halus dan waterpas
i. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang dipasang dengan
rapih dan kuat.
j. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan gambar.

PT. INDULEXCO 9-4 RKS Arsitektur BAB 9


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB X
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

10.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

10.2. Persyaratan Bahan


a. Perlengkapan Sanitair yang digunakan seperti produk tersebut dibawah ini
atau produk lain yang setara :

1. TOILET SHELTER LANTAI DASAR UNTUK : Publik Area :


a. Closet Duduk : Type …
b. Closet Jongkok : Type …
c. Lavatory : Type …
d. Lavatory Faucet : Type …
e. Urinoir : Type …
f. Hand Spray : Type …
g. Floor Drain : Type …
h. Paper Holder : Type …
i. Kran Janitor + T. Wudhu : Type …
j. Grab Bar : Stainless Steel
k. Soap dispanser : Type …
l. Double robe hook : Type …
m. Zink : Stainless Steel

b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan


dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian
dan disyarat kan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

PT. INDULEXCO 10 - 1 RKS Arsitektur BAB 10


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Untuk Pantry menggunakan Kitchen Sink 1 lubang + sayap yang disetujui


oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.termasuk P-trap dengan kran, American
Standard, berikut meja beton Pantry finish Keramik .
f. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan di
pasaran, kecuali ditentukan lain.
g. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai
adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua barang sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Pengawas


berserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka
bahan pengganti harus disetujui Pengawas terlebih dahulu berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Manajemen Kontruksi.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/
Pemakai/ Pemberi Tugas.

PT. INDULEXCO 10 - 2 RKS Arsitektur BAB 10


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB XI
PEKERJAAN FINISHING

11.1. PEKERJAAN FINISHING DINDING & PLAFOND


11.1.1. Finishing Acrylic Emultion Paint (AEP)
A. Lingkup Pekerjaan
 Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan.
 Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
B. Standar Pengerjaan (mock up)
 Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dijadikan sebagai Mock Up ini akan ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
C. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 100x100 cm2.
Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar
s.d. lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah
disetujui secara tertulis oleh perencana dan Direksi/Konsultan
Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
Mock Up.

PT. INDULEXCO 11 - 1 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan


Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi
tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

11.1.2. Finishing Cat Dinding


 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
 Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis Acrylic
Emultion Paint (Weather Shield).
 Untuk dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Vinyl Acrylic
Emultion Paint.
 Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retak-retak, dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plat yang rata.
 Sebelum pengecatan siap dimulai, permukaan bidang pengecatan
harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
 Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah
diratakan/dihaluskan dengan amplas, dan tidak terdapat
cacat/perbaikan. Pekerjaan dilakukan jika telah disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Pengecatan disyaratkan menggunakan Roller. Untuk
permukaandimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai
kuas yang baik/halus.
 Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
 Lapis I encer (tambahan 20% air)
 Lapis II kental

PT. INDULEXCO 11 - 2 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Lapis III encer


 Setiap kali lapisan cat dilaksanakan, harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam.
 Untuk warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang
yang utuh, rata, licin tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

11.1.3. Finishing Plafond


 Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond adalah plafond Multiplek,
gypsum dan plafond expose atau bagian-bagian lain yang ditentukan
dalam gambar.
 Cat yang digunakan untuk plafond bagian dalam jenis Vinyl Acrylic
Emultion Paint.
 Plamur yang digunakan adalah plamur kayu.
 Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan
dinding dalam, kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistence
sealer pada pengecatan langit-langit ini.
 Untuk pekerjaan cat semprot bertekstur.
 Sambungan-sambungan multiplek harus diberi flexible sealant agar
tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

PT. INDULEXCO 11 - 3 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

11.2. PEKERJAAN PENGECATAN BESI


11.2.1. Umum
A. Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang lengkap dan
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

 Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai


material untuk maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian
teksture dan memberi kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.

 Perincian pekerjaan cat :

a) Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.

b) Pekerjaan pengecatan besi

c) Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun


yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Standard
a) NI - 3, NI – 4

SII yang berlaku untuk pekerjaan pengecatan/cat.

b) Standar bahan, prosedur pengecatan yang ditentukan oleh pabrik


pembuat.
C. Submittals
 Contoh bahan : setiap jenis 3 buah yang menunjukkan :

 Warna

 Type

 tekstur dan penampilan akhir

 tahap-tahap pelapisan

 Data produk : Spesifikasi teknis, petunjuk penggunaan dari pabrik.

D. Penanganan Bahan
1) Pengiriman

Bahan dikirim ke lokasi kerja dalam kemasan asli dengan mencatumkan


nama pabrik, merk, type, warna dan petunjuk penggunaan.

PT. INDULEXCO 11 - 4 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2) Penyimpanan

Ditempat yang terlindung, tertutup, kering, sesuai persyaratan pabrik.

11.2.2. Bahan
A. Produk
Standard produk untuk cat sistem lainnya, (Warna Putih, tipe ditentukan
kemudian).
B. Bahan
1) Black Antique Paint (PT-3b)

Urutan dan bahan oleh spesialis agar hasil sesuai contoh.

2) Acrylic Latex System (PT-3a)

a) 1 lapis Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49014 atau 1 lapis
Red Oxide Primer A 540 – 49014

b) 1 lapis Undercoat A 543 – 101

c) 2 lapis Synthetic Supergloss A 365

11.2.3. Pelaksanaan
A. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan
pernyataan bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.

2) Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :

 bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.

 bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan


dihaluskan.

3) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan


rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur
hanya dengan persetujuan perancang dan pengawas.

4) Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin


menggunakan roller, digunakan kuas yang halus.

B. Pengecatan

PT. INDULEXCO 11 - 5 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1) Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
cat akhir.

2) Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus
digunakan meni khusus :

Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49020. Lapisan selanjutnya


sesuai petunjuk pabrik.

3) Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan
seperlunya oleh spesialis.

C. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan
selama 1/2 jam.

2) Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan


selama 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan
cacat karena cuaca, warna dan kerusakan cat lainnya.

PT. INDULEXCO 11 - 6 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

11.3. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU


11.3.1. Umum
A. Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang lengkap dan
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

 Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai


material untuk maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian
teksture dan memberi kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.

 Perincian pekerjaan cat :

a) Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.

b) Pekerjaan pengecatan kayu yang terlihat dan tidak terlihat.

c) Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun


yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Standard
1) NI - 3, NI – 4

SII yang berlaku untuk pekerjaan pengecatan/cat.

2) Standar bahan, prosedur pengecatan yang ditentukan oleh pabrik


pembuat.
C. Submittals
 Contoh bahan : setiap jenis 3 buah yang menunjukkan :

 Warna

 Type

 tekstur dan penampilan akhir

 tahap-tahap pelapisan

 Data produk : Spesifikasi teknis, petunjuk penggunaan dari pabrik.

D. Penanganan Bahan
1) Pengiriman

Bahan dikirim ke lokasi kerja dalam kemasan asli dengan mencatumkan


nama pabrik, merk, type, warna dan petunjuk penggunaan.

PT. INDULEXCO 11 - 7 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2) Penyimpanan

Ditempat yang terlindung, tertutup, kering, sesuai persyaratan pabrik.

11.3.2. Bahan
A. Produk
Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan;
B. Bahan
1) Transparan PT-2b Melamine

a. Wood Filler, SH - 113

b. Wood Stain sesuai contoh

c. Sanding sealer MSS - 123

d. Melamin Lack ML - 131 Clear Dof - 20

2) Transparant, PT-2c Wood Wash/Bleached

a. Impra Wood Filler, warna sesuai contoh

b. Impra Sealer, sesuai contoh

c. Impra Acrylic sanding Sealer NYSS - 155

d. Impra Acrylic Top Coat, NYL - 175 - Clear Dof

3) Transparant, Bonecoat Woodwash oleh spesialis

11.3.3. Pelaksanaan
A. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan
pernyataan bahwa komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.

2) Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :

 bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.

 bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan


dihaluskan.

3) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan


rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur
hanya dengan persetujuan perancang dan pengawas.

PT. INDULEXCO 11 - 8 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4) Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin


menggunakan roller, digunakan kuas yang halus.

B. Pengecatan
1) Persyaratan teknis pengecatan dengan warna/cat harus mengikuti aturan
pengecatan dari petunjuk pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk
menghasilkan akhiran sesuai dengan efek akhiran dari Bone Coat limewash.

2) Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran
Impra/setara yang disetujui perencana.

3) Cara penggunaan warna (wood stain) harus diaduk benar-benar sebelum


dan selama penggunaan untuk mencegah pengendapan.

4) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan


maximum, lapisan harus diulas merata pada seluruh
permukaan/disemprotkan dengan spray gun I bertekanan 3 kg/cm.

5) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas
terbaik yang disetujui perencana.

6) Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat contoh pewarnaan


dalam bidang bahan seluas 60 x 90 cm.

C. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan
selama 1/2 jam.

2) Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan


selama 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan
cacat karena cuaca, warna dan kerusakan cat lainnya.

PT. INDULEXCO 11 - 9 RKS Arsitektur BAB 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB XII
PEKERJAAN TANGGA DAN RAILLING

12.1 PEKERJAAN RAILLING CARBON STEEL


12.1.1 Lingkup Pekerjaan

 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

 Meliputi pekerjaan Corner Railing guard, safety coved pada kolom


tiang dan Railing Tangga sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.

12.1.2 Persyaratan Bahan


a) Bahan
b) Merk
c) Profil
Persyaratan Spesifikasi Teknis yang harus dipenuhi profil adalah
sebagai berikut :
1. Beban angin 100 kg/m2
2. Ketahanan kebocoran terhadap air 25 kg/m2 selama 15 menit
dengan perbedaan tekanan 10 kg/m2 dengan sistem water spray
sebanyak 4 liter/menit.
3. Ketahanan kebocoran udara 12 m3/hr.m pada 15 mm H2O atau
15 kg/m2.
4. Daya serap terhadap udara 12 m3 dB dalam kaca 8 mm.
5. Nilai Deformasi :
- Horizontal = maximum 1/150 x bentangan
- Vertikal = maximum 1/200 x bentangan

PT. INDULEXCO 12 - 1 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Persyaratan teknis kualitas material lainnya yang harus dipenuhi :


a. Joint Backer : dari Polyetilene dengan kepadatan 65–96 kg/m3,
menyerap air.
b. Neoprane : dari jenis extrusion dengan kekerasan 60–80 Durometer,
tahan terhadap matahari dan oksidasi.
c. Setting Block : EPDM dengan kekerasan : 70 Durometer (untuk kaca).
d. Sealant : Weather Sealant
e. Lapisan Anti Karat : Zinc Chromate, type alkyd.
f. Screw : Stainless Steel.
Persyaratan-persyaratan material ini dan material lainnya yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan, memenuhi persyaratan akan factor keamanan
minimal 1,5 x nilai maksimum tekanan angin yang disyaratkan.

12.1.3 Syarat-syarat Pemasangan


a) Contoh Bahan
 Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan pada
pekerjaan ini kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan
sertifikat (dari produsen) yang berisi keterangan-keterangan tentang
kualitas bahan.

 Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan Mock Up (Skala 1:1) untuk


mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan dimulai.

Mock Up yang telah disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi


persyaratan bahan dan teknis, akan dijadikan sebagai bahan patokan
pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan.

b) Tenaga dan Peralatan


 Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang
mempunyai pengalaman spesialis dibidang pekerjaan Stainless Steel
dan mempunyai tenaga-tenaga ahli berpengalaman (minimal 10

PT. INDULEXCO 12 - 2 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

tahun kerja) serta mempunyai work shop/pabrik yang dilengkapi


peralatan yang memadai untuk pekerjaan dimaksud, khusus
pekerjaan tersebut disertai Surat Referensi pengalaman untuk
pekerjaan sejenis pada proyek-proyek yang telah dilaksanakan.
 Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai work shop lengkap dengan
peralatan/mesin-mesin khusus seperti Cutting Laser, Rolling, Bending
dll untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan pekerjaan
bermutu baik.
Dalam pertimbangan persetujuan Sub Kontraktor perlu dilakukan
peninjauan Work Shop oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan
Perencana. Dalam hal hasil peninjauan belum dapat meyakinkan
Pemberi Tugas, maka Pelaksana Pekerjaan wajib
mencari/mengajukan Sub Kontraktor yang memenuhi spesifikasi.

 Sambungan-sambungan stainless steel harus dipotong menggunakan


sistem laser.

c) Persiapan
 Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan
terlebih dahulu wajib membuat shop drawing untuk mendapat
persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan dimulai.
 Tipe dari tampak untuk masing-masing jenis kosen.
 Detail-detail sambungan (exterior & interior), detail angkur.
 Pemasangan sealant, gasket dan kaca.
 Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.

 Pelaksana Pekerjaan agar membuat tabel daftar kegiatan tahapan


pelaksanaan pemasangan kosen.
Pada tabel tersebut diterakan :

Tipe kosen, lokasi peletakan, jumlah yang dipasang, jadwal


pemasangan/pelaksanaan dan lain sebagainya.

Tabel tersebut berfungsi untuk kemudahan koordinasi pengawasan,


pelaksanaan di lapangan dan dibuat dengan persetujuan Konsultan
Pengawas

PT. INDULEXCO 12 - 3 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d) Pelaksanaan
 Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar
rencana dan shop drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas
dan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai tenaga
ahli dibidang pekerjaan ini.
 Pada kegiatan pabrikasi, pemotongan bahan dan pelaksanaan
pembuatan profil kosen harus dilaksanakan dengan mesin-mesin
khusus (mesin bending, mesin potong dengan laser, alat las dan lain
sebagainya).
 Untuk pekerjaan pengelasan menggunakan TIG Welding berikut
Argon Gas Shelding dilaksanakan dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapih
untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar,
serta tidak menyebabkan deformasi material.
 Bagian sambungan, disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet dan angkur harus cocok.
 Bahan angkur-angkur rangka dibuat dari galvanized steel plate : tebal
minimal diameter 0,05 inch dan ditempatkan dengan jarak interval 60
cm.
 Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless
steel.
 Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
angin.
 Detail-detail pada setiap pertemuaan harus rapih, halus dan rata,
bersih dari goresan-goresan/cacat.
 Pelaksanaan treatment untuk permukaan kosen pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya: diberi lapisan finish dari laquer yang jernih/protection
type.
 Pada setiap pertemuan stainless steel dengan beton, dinding dan
sebagainya harus diberi lapisan kedap air yang memakai seal elastis
ex. Silicon GE, Dow Corning dan Toshiba.
 Komponen railling harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai
dengan petunjuk pemasangan dari pabriknya.

PT. INDULEXCO 12 - 4 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen


stainless steel harus dilakukan di pabrik secara maksimal.

Dan keberadaan di lapangan dipergunakan untuk pemasangan serta


penyetelan pada bangunan :

Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan


sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil
stainless steel harus dipasang sempurna (bila perlu dengan sekrup-
sekrup pengaku).

 Profile-profile yang dipasang harus mempunyai rigidity yang cukup


dan lurus serta sudut tekukan (bending) harus runcing dan lurus,
sempurna pada pekerjaan/pelaksanaan, apabila dianggap perlu
Pelaksana Pekerjaan harus menambahkan penulangan utama atau
back up tambahan sebagai bahan konstruktif sehingga menjamin
rigidity/kekakuan dan tidak ada “gelombang” (glare) dimana back
up/penulangan utama harus mengikuti/mengelilingi bentuk profil
stainless steel. Biaya yang diperlukan untuk penulangan tersebut
sudah termasuk di dalam penawaran Pelaksana Pekerjaan.

 Pemasangan railling stainless steel pada bangunan harus dengan


angkur yang kuat (memenuhi persyaratan teknis).

 Bila di dalam pelaksanaan didapatkan penyelesaian detail arsitektur


sebagai berikut :
 Hubungan kosen dengan kolom yang mempunyai dimensi tidak
tegak lurus dengan kosen.
 Hubungan kosen dengan pasangan tembok terdapat celah (kosen
tidak bersentuhan dengan dinding).
Untuk penyelesaian pekerjaan ini dilaksanakan dengan rapi dan detail
pelaksanaan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, serta
biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan detail, sudah termasuk
biaya Pelaksana Pekerjaan.

Untuk mendapatkan kekedapan terhadap kebocoran udara pada


ruang yang dikondisikan, dilaksanakan dengan pengadaan mohair
atau syntetic rubber/bahan dari syntetic resin (penggunaan pada
pintu).

PT. INDULEXCO 12 - 5 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

12.1.4 Syarat Pemeliharaan

1. Contoh Bahan
 Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki kosen yang rusak/cacat/kena
noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas
dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
 Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas . Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan
perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

2. Pengamanan
 Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap
permukaan kosen, kaca dan accesories yang sudah terpasang.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan sampai Serah Terima II.

 Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang


ditetapkan pada persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai
ketentuan pabrik).

12.1.5 Syarat Penerimaan

Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. Jaminan pekerjaan dan kualitas bahan
Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil
pekerjaan dan mutu bahan untuk waktu : 20 tahun. Sejak serah terima
pertama.
b. Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi fabrikasi :
 Gap (celah) antar sambungan rangka stainless steel (vertikal dan
horizontal) toleransi : < 0,5 mm.
 Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (gasket). Toleransi : < 2
mm.
 Perbedaan ukuran dalam dari rangka stainless steel dan daun jendela
stainless steel, baik untuk tinggi maupun lebar. Toleransi : < 1,5 mm.

PT. INDULEXCO 12 - 6 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Sambungan Las
Toleransi : tidak terlihat pada bagian yang terlihat langsung oleh mata.

 Accessories

Sekrup dari galvanized stell mutu Hotdeep kepala tertanam, weather


strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
stainless steel harus ditutup caulking dan sealant.

Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar


perancangan, shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas.

12.2 PEKERJAAN REILLING BESI HOLLOW


12.2.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi termasuk kaca


balustrade beserta alas pendukungnya angkur dan baut - baut,
dengan atau tanpa finishing dan lapisan-lapisan pelindung, sesuai
dengan dokumen kontrak.

12.2.2 Pekerjaan yang dispesifikasi ditempat lain

A. Finishing : pada spesifikasi pengecatan.

B. Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan.

C. Beton Cor : pada spesifikasi beton cor ditempat.

12.2.3 Submittal

A. Contoh bahan

Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan


penyambungan, pelapisan pelindung serta penyelesaian akhir
(finishing) dari bahan-bahan sebagai berikut:

a. Railing/Handrail : sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan


bagian-bagian sambungan/tekukan, dan profil
yang direncanakan.

b. Penjepit kaca : masing-masing 2 set (masing-masing atas


dan bawah).

PT. INDULEXCO 12 - 7 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Baut dan mur : masing-masing 2 buah (masing-masing atas


dan bawah).

B. Produk Data

Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.

12.2.4 Penanganan Bahan

Bawa bahan-bahan ke lokasi proyek dengan memberikan


perlindungan sehingga tidak merusak permukaan Lakukan
penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan pembuat.

12.2.5 Produk

A. Material:

Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu


penampilan; mempunyai kesamaan texture dan warna.

B. Fastener:

Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama
dengan bahan utama, baut type countersunk, rata permukaan; untuk
pekerjaan tersembunyi digunakan galvanized.

C. Pengelasan:

Digerinda halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama;


buang dan bersihkan sisa-sisa gerinda sebelum pekerjaan finishing;
buat bentuk, tekukan dan radius dengan tepat, bersih tanpa rongga
atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya.

12.2.6 Bahan Dasar :

A. Pipa stainless steel Ø 3” dan Plat Stainles Steel t=8mm

 Proses tempa dan asembling, bentuk dan motif sesuai dengan


dokumen yang ditentukan Perencana.

PT. INDULEXCO 12 - 8 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Bahan Baku: besi solid ukuran 16/16 dan 38/38 dan Plal ukuran
8mm

 Finishing dan Warna : cat P3 sesuai standar supplier, warna sesuai


dengan contoh dari Perencana.

B. Fasteners:

Bahan yang sama dengan bahan utama

C. Angkur:

Sesuai kebutuhan utnuk mengangkurkan dan menguatkan


pemasangan; zinc chromate coating untuk bagian angkur yang
bersinggungan dengan bahan utama; galvanized untuk yang
tertanam dalam beton.

12.2.7 Fabrikasi

A. Persiapan

Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada


kelainan terhadap rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan
dari wakil perancang.

B. Pembuatan

1) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan


perencanaan atau yang disetujui wakil perancang.

2) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar


didapat penyambungan sudut yang benar-benar siku atau sudut-
sudut dan lengkungan seperti yang direncanakan.

3) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus,


tidak diperkenankan mempergunakan las titik kecuali jika
disyaratkan secara khusus.

4) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk


mendapatkan kekakuan bentuk dan pola-pola yang dikehendaki.

C. Finishing/pengecatan

Lakukan pekerjaan finishing/pengecatan di workshop dengan cara-


cara yang benar dan sistimatis. Berikan pelapisan-pelapisan primer,

PT. INDULEXCO 12 - 9 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

undercoat dan finish coat sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat


yang dikeluarkan pembuat bahan finishing. Lihat pada spesifikasi
pekerjaan finishing pengecatan.

12.2.8 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pemeriksaan dan Persiapan

Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap


sambungan-sambungan dan persiapan pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan rencana pemasangan.

2. Pemasangan Elemen Struktural

a. Umum

Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan


angkur-angkur atau baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang
kaku, kuat, tepat dan benar seperti yang direncanakan.

b. Penanaman dalam tiang /landasan beton

Sebelum dilakukan pengecoran beton landasan/pengikat, pastikan


rencana pemasangan dalam kedudukan yang dibantu penyangga
sementara tetapi cukup kuat untuk menahan benturan ringan.
Lakukan pengecoran dengan hati-hati hingga mendapatkan bentuk
dan ukuran sesuai yang direncanakan.

c. Pemasangan pada dinding

Lakukan pemasangan dengan mengangkurkan/membautkan pada


posisi yang sesuai rencana.

Bila pada usaha membautkan ternyata terjadi pengeroposan bidang


kerja maka lakukan pembongkaran, kemudian isikan bidang kerja
dengan adukan. Kerjakan perbaikan bidang kerja ini dengan luas
secukupnya.

PT. INDULEXCO 12 - 10 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

12.2.9 Pemasangan Handrail

a. Umum:

1) Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari


bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan memotongan,
pengeboran dan keperluan lain untuk pemasangan, pasangkan
sesuai dengan shop drawing.

2) Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang


diizinkan; pasangkan sambungan benar-benar rapat, tanpa celah.

12.2.10 Pembersihan dan Perlindungan :

Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak


atau kotor akibat pekerjaan lain-lain; buang bahan
Pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat dan cara
yang diinstruksikan pabrik pembuat.

PT. INDULEXCO 12 - 11 RKS Arsitektur BAB 12


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

BAB XIII
PEKERJAAN ATAP

13.1. PEKERJAAN ATAP PLAT BETON


13.1.1. Ketentuan Umum
 Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka:

Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan atap agar


sesuai gambar rencana/petunjuk Konsultan Pengawas.

 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan


gambar kerja pelaksanaan terlebih dahulu.

13.1.2. Pemasangan
1) Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat beton,
beton harus dicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis
water proofing.

2) Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45˚)


dari plester sebelum lapisan waterproofing.

3) Setelah lapisan waterproofing selesai dipasang, lalu ditutup dengan


plesteran (screed) 1 PC : 3 Psr tebal minimum 2 cm, dan dibuat dengan
kemiringan minimum 5% untuk penyaluran air hujan dengan arah sesuai
gambar rencana.

13.1.3 Serba serbi


Siar muai dan susut : Siar muai dan susut harus disediakan pada interval
yang diperlukan untuk memenuhi standar kinerja termal. Siar muai dan
susut harus jenis geser atau dikunci bebas. Penutup sambungan harus
bahan dengan ketebalan yang sama seperti flashing.

13.1.4 Pembersihan
Semua pekerjaan metal bila selesai harus dibersihkan secara menyeluruh
terhadap semua cairan-cairan, potongan-potongan dan kotoran. Pada area
yang luas, hal ini harus dikerjakan sebagaimana tiap bagian dari pekerjaan
diselesaikan. Cairan yang berkelebihan harus dinetralkan dengan mencuci
dengan 5 % sampai 10 % soda cuci. Sesudah pembersihan, metal harus
dicuci dengan air yang jernih.

PT. INDULEXCO 13 - 1 RKS Arsitektur BAB 13


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

13.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL


13.2.1. Lingkup Pekerjaan
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan
hasil yang baik dan sempurna.

 Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atap


metal atau sesuai yang disebutkan / dinyatakan dalam gambar.

13.2.2. Persyaratan Bahan


 Bahan atap metal yang digunakan.

 Untuk Eksternal Roof menggunakan tipe Clip Lock dan disetujui Perencana dan
Manajemen Konstruksi.

Tipe ini menggunakan bahan dasar baja kualitas G550 (minumum yield strength
300 Mpa) Tebal nominal 0,50 – 0.65 mm BMT, yang dilapisi paduan Aluminium-
Zinc dan lapisan cat. Coating class Alumunium-Zinc menggunakan AZ150
(150gr/m2). Lapisan cat menggunakan Polyester dan lapisan cat PVDF
standard teknologi paint system terbaru , EON Paint System. Warna
menyesuaikan finishing rangka / panel aluminium, sebagaimana dinyatakan
dalam Pekerjaan 5.1.

 Untuk Inner Liner Roof menggunakan tipe SPANDEK Tipe ini menggunakan
bahan dasar baja kualitas G550 (minumum yield strength 550 Mpa) Tebal
nominal 0,35mm BMT dan lebar Efektif 935mm, yang dilapisi paduan Aluminium-
Zinc. Coating class Alumunium-Zinc menggunakan AZ100 (100gr/m2) tanpa
warna (natural)

 Material Insulasi atap Metal

Komposisi insulasi sandwich panel terdiri dari beberapa lapisan bahan


material :

a. Spandek Optima/Setara dengan bahan dasar baja kualitas G550


(minumum yield strength 550 Mpa) Tebal nominal 0,35mm BMT dan
lebar Efektif 935mm, yang dilapisi paduan Aluminium-Zinc. Coating
class Alumunium-Zinc menggunakan AZ100 (100gr/m2) tanpa warna
(natural)
b. Aluminium foil single sided

PT. INDULEXCO 13 - 2 RKS Arsitektur BAB 13


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Thermal rock wool tebal 5cm dengan dencity 48 Kg/m3


d. Atau Spray Polyuretahan dengan tebal 2,5 cm
e. Lapisan Aluminium foil single sided
f. Roofmesh dia 1.5mm @ 75x75 mm

Dimana semua ditopang pada gording atap.

13.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam
gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat.
b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing
yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain,
pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum / tidak tercakup dalam
gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
c. Penutup atap ini disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan
dengan tanah / lantai dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap. Jika
terpaksa dilakukan di tempat terbuka, bahan penutup atap ini harus diselimuti
dengan terpal atau plastik untuk mencegah agar air hujan / embun tidak masuk ke
dalam celah-celah tumpukan lembaran atap metal. Air yang sempat masuk
kedalam celah tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan penutup atap
akibat kondensasi.
d. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka diperiksa
terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang. Jika diperlukan dapat
dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya.
e. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di bawah
gording untuk mengatur kemiringan atap.
f. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara lembaran
penutup atap dengan gording. Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan terutama jika jarak penyangga yang kecil.
g. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindari penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan
lembaran dapat distel dengan menarik pelat kait menjauhi atau menekannya kearah
lembaran pada saat pemasangan pelat itu.
h. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain-lain yang berupa
kotoran), harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi
pengaratan.

PT. INDULEXCO 13 - 3 RKS Arsitektur BAB 13


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

i. Sapulah seluruh permukaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan
perhatian khusus pada daerah-daerah dimana pengeboran atau penggergajian
telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang.
j. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi
kebocoran.
k. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti
persyaratan dari pabrik, berikut penggunaan bahan kelengkapannya, serta
mengikuti petunjuk- petunjuk Manajemen Konstruksi.

13.3. PEKERJAAN SKYLIGHT KACA / CANOPY

13.3.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mencapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan Canopy, rangka dan
semua perlengkapannya, sesuai yang ditunjukkan/ disebutkan dalam detail gambar
serta sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.

13.3.2. Persyaratan Bahan

a. Standard Bahan :
Bahan canopy, rangka dan segala perlengkapannya harus sesuai standar dan
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan serta telah mendapatkan persetujuan dari
Manajemen Konstruksi.

1. Bahan Rangka :
* Rangka menggunakan baja WF (masuk Pekerjaan Struktur)
* Bahan yang diproses fabrikasi harus diseleksi sesuai dengan bentuk, kesikuan,
yang telah disyaratkan.
* Rangka canopy ini dibungkus dengan alumunium composite/alumunium panel
setara Alucobond dengan system cladding
* Penggantung (Trekstang) dari bahan baja minimal 16 mm (lihat Pekerjaan
Struktur), dilengkapi dengan wartel moor untuk penyetelan (adjusting).

2. Bahan Skylight (penutup) :


* Bahan skylight (penutup) adalah kaca clear Laminated tempered tebal kaca
bening 8mm + PVB 0.72mm + kaca bening 0,6 mm atau sesuai RKS Kaca, produk
Asahimas atau setara.
* Bahan sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
* Bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.

3. Perlengkapan (Accessories).

PT. INDULEXCO 13 - 4 RKS Arsitektur BAB 13


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) RKS dan Spesifikasi Teknis Arsitektur
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta - Indonesia Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

* Rangka penjepit kaca terbuat dari anodised aluminium yang dirancang dan
dilengkapi dengan gutter system.
* Bahan pengisi (sealant) digunakan Silicone Rubber Sealant struktural.
* Peralatan lain yang digunakan sesuai persyaratan dari pabrik yang disesuaikan
pula terhadap ukuran rangka, pola dan bahan yang akan dipasangnya.

4. Material lain yang belum disyaratkan dalam pekerjaan ini namun dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian dalam bagian pekerjaan, harus dari kualitas terbaik.

13.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan


gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan serta
harus disetujui oleh Perencana.

b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.

c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai spesifikasi pabrik.

d. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Manajemen Konstruksi.

e. Bahan-bahan sebelum digunakan dalam pelaksanaan harus diserahkan contoh-


contohnya kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.

f. Seluruh bahan yang datang di site supaya dilengkapi lapisan pelindung dan baru
diperkenankan dibuka setelah mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.

PT. INDULEXCO 13 - 5 RKS Arsitektur BAB 13


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

DAFTAR ISI
SPESIFIKASI TEKNIS INTERIOR

DIVISI 1 PERSYARATAN UMUM


Bab 01 Persyaratan Umum

DIVISI 2 DINDING
Bab 02 Pekerjaan Aluminium Composite Panel
Bab 03 Pekerjaan Dinding Kaca
Bab 04 Pekerjaan Plint Stainless Steel

DIVISI 3 PLAFOND
Bab 05 Pekerjaan Plafond Gypsum
Bab 06 Pekerjaan Plafond Metal Ceiling
Bab 07 Pekerjaan Plafond GRC

DIVISI 4 FURNITURE
Bab 08 Furniture Fabrikasi
Bab 09 Furniture
Bab 10 Pekerjaan Solid Surface

DIVISI 5 SIGNAGE
Bab 11 Pekerjaan Signage
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 1
PERSYARATAN UMUM

1. UMUM

1.1. DEFINISI

A. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah PT. Angkasa Pura I Persero, dalam pelaksanaan sehari-hari dilimpahkan
kepada Manajer Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Angkasa
Pura I (Persero), yang mengundang pelelangan pekerjaan ini dan akan menunjuk calon
Kontraktor sebagai pemenang dalam pelelangan yang diselenggarakannya dan menjadi wakil
resmi atas nama PT. Angkasa Pura I (Persero) sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak.

B. Perencana
Perencana adalah bagian Kontraktor yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) sesuai
definisi dalam Syarat-syarat Kontrak, yang dalam hal ini adalah bagian dari PT. Indulexco.

C. Pengawas
Pengawas adalah seseorang / team yang diberi limpahan wewenang secara tertulis dan
mempunyai uraian pekerjaan (job description) dan ditetapkan oleh PT. Angkasa Pura I
(Persero).

D. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perusahaan yang telah memenangkan pelelangan dan
penawarannya telah diterima oleh PT. Angkasa Pura I (Persero), dan telah menandatangani
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak).

1.2. DOKUMEN KONTRAK

Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Ketentuan Umum dan Syarat-syarat Kontrak,


Persyaratan Umum, Gambar-gambar, Rencana Anggaran Biaya, Daftar Harga Satuan,
semuanya harus dibaca menjadi satu kesatuan dengan Spesifikasi ini, hal-hal yang memang
berhubungan, ditunjukkan atau diuraikan di dalam salah satu dokumen-dokumen tersebut di
atas, tidak perlu diulang lagi di dalam dokumen yang lainnya. Tanpa melupakan adanya
pembagian bab-bab dengan judul masing-masing bab yang berbeda di dalam Spesifikasi ini,
masing-masing bab tetap dianggap saling melengkapi dan saling menunjang satu sama lain.
Semua referensi yang dipakai dalam Spesifikasi ini merupakan referensi-referensi terhadap
pasal atau sub-pasal itu sendiri, kecuali jika secara tegas dinyatakan lain.

1.3. URUTAN-URUTAN DALAM MENGUTAMAKAN BERBAGAI INFORMASI

Jika ada perbedaan informasi yang terdapat dalam Gambar dengan yang terkandung dalam
Spesifikasi Teknis ini, maka ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dinyatakan yang berlaku dan
mengikat. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dan Bill of Quantity (BQ), maka yang
dilaksanakan adalah yang mempunyai kualitas tertinggi atau pilihan paling baik.

Persyaratan Umum 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

Apabila terdapat kata-kata "Sesuai dengan gambar" "Lihat gambar MEP/INTERIOR/dll.....",


atau "sesuai atau sama dengan" berarti pemilihan harus dengan persetujuan, diketahui, oleh
pihak Konsultan Perancang Arsitektur & Interior / Konsultan Pengawas, kecuali
dituliskan/disebutkan lain.

1. 4. LOKASI PEKERJAAN/PROYEK

Lokasi pekerjaan ini terletak di Bandar Udara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lokasi
proyek ditunjukkan dalam gambar.

1. 5. JALAN MASUK KE LOKASI PROYEK DAN LAPANGAN

Kontraktor dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas memasuki
tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-tempat dimana
pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-mesin diperoleh untuk
digunakan dalam proyek ini dan Kontraktor harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk
mendapatkan hak memasuki daerah-daerah tersebut. Kontraktor harus mengurusnya sendiri
dan mengajukan usulan mengenai pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut
melalui kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) maupun Pengawas. Tidak ada fasilitas
tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Pengawas.

1.6. ELEVASI DAN PATOK

Semua elevasi dalam satuan meter dengan ketepatan 3 desimal dengan titik acuan "Chart
Datum". Apabila tidak terdapat titik acuan maka Kontraktor harus menetapkan sendiri
berdasarkan LWS. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan didasarkan atas data-data tersebut di atas. Patok atau titik lain yang ada disekitar
lokasi tidak ditunjukkan dalam gambar. Jika diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan
kepada Kontraktor sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan.

1.7. DATA TENTANG PROYEK

Data sebagai informasi tentang ketinggian permukaan dan dimensi tentang proyek
ditunjukkan dalam gambar-gambar. Detail-detail, jika tidak disebutkan, akan ditentukan oleh
Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

1.8. DIMENSI

Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang disebutkan
secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor harus memeriksa semua
ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada biaya tambahan yang akan dibayarkan
untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam ukuran dimensi.
Apabila diperlukan gambar tambahan, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar
tambahan tersebut dengan menggunakan satuan ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh
Pengawas sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan
tidak sesuai dengan ukuran standard yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan
standard lain yang sesuai dan yang telah disetujui oleh Pengawas. Tidak ada pembayaran
tambahan yang dapat diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa
ada persetujuan khusus dari Pengawas.

Persyaratan Umum 2
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

1.9. PEMBERITAHUAN TENTANG KEGIATAN OPERASI YANG PENTING

Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang akan adanya
kegiatan operasi yang penting kepada Pengawas dalam jangka waktu yang cukup sebelum
operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada Pengawas untuk
mengaturnya karena mungkin Pengawas memandang perlu melakukan inspeksi atau untuk
maksud-maksud yang lain. Kontraktor dilarang melakukan kegiatan operasi yang penting
tersebut tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pengawas.

1.10. KABEL, SALURAN PIPA DAN / ATAU BERBAGAI HAMBATAN LAINNYA

A. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, kabel telepon, dan sistim perpipaan
yang terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam Dokumen Tender. Usaha untuk
memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait sehubungan dengan informasi tersebut diatas
akan dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau Pengawas. Gambar atau informasi lain
yang dapat menunjukkan adanya jaringan kabel dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan
diberikan pada Kontraktor.

B. Informasi Dan Instruksi


Informasi dan instruksi untuk mencegah timbulnya bahaya sehubungan dengan jaringan kabel
dan saluran tersebut, jika sistim-sistim tersebut memang ada, harus dilakukan sebelum dan
selama pekerjaan berlangsung, dan akan diberitahukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau
Pengawas dengan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berwenang. Dalam hal ini,
Kontraktor harus mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero),
Pengawas, instansi atau badan yang berwenang. Kontraktor harus menjaga, menyediakan,
menunjang semua usaha yang perlu untuk menjamin agar jaringan utilitas yang ada tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi kerusakan terhadap jaringan dimaksud
atau bagian daripadanya sebagai akibat dari kegiatan Kontraktor atau seseorang yang ditunjuk
oleh Kontraktor untuk melakukan pekerjaan ini, maka Kontraktor harus bertanggung jawab
sepenuhnya untuk segera memperbaiki kerusakan yang terjadi oleh seseorang yang memang
ahli dibidang tersebut dan disetujui oleh Pengawas untuk memperbaikinya, dibawah supervisi
Pengawas. Semua biaya yang timbul untuk memperbaiki kerusakan jaringan utilitas (perpipaan
dan kabel-kabel) yang merupakan milik PT. Angkasa Pura I (Persero) di lapangan maupun milik
orang lain yang melintasi lapangan, termasuk biaya-biaya yang timbul dipihak-pihak lain
tersebut diatas sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

C. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak didiuga yang diketemukan oleh Kontraktor
di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus dirundingkan kembali oleh
Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan PT. Angkasa Pura I (Persero). Dalam hal ini
Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau
Pengawas.

D. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal tersebut
diatas harus disampaikan secara tertulis oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) (atau Pengawas) dan
harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan rintangan tersebut harus
diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang disepakati oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan
rintangan tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut

Persyaratan Umum 3
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

berada dilengkapi dengan struktur-struktur sementara dan/atau rambu-rambu peringatan


yang sesuai yang telah disetujui oleh Pengawas.

E. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek


Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu baik yang
ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada perintah khusus dari
Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar obyek-obyek yang berada di dalam
atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak. Setiap harta (obyek yang berharga) yang ada yang
terletak di kawasan proyek harus dilindungi agar tidak rusak terhadap gangguan yang timbul.
Jika sampai terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki kembali oleh
Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan semula.

1.11. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KONTRAKTOR

A. Persyaratan Umum Tentang Peralatan Dan Perlengkapan


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan perlengkapan yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan ini dan memenuhi semua persyaratan Kontrak. Kontraktor
diharuskan membuat Daftar Bahan dan Peralatan (checklist) sebelum melaksanakan setiap
jenis pekerjaan, yang harus disetujui terlebih dahulu oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) /
Pengawas. Kontraktor harus menggunakan peralatan dan perlengkapan yang benar-benar
lengkap, dapat beroperasi penuh, dan terpelihara dengan baik, secara mekanis berfungsi
dengan sempurna dan sesuai untuk proyek ini sehingga Kontraktor dapat melaksanakan
tugasnya dengan aman, dalam waktu yang tepat dan efisien sesuai dengan persyaratan dalam
kontrak. Peralatan yang disebutkan dalam Daftar Peralatan yang disampaikan oleh Kontraktor
dalam penawarannya merupakan jumlah peralatan minimum yang Kontraktor sendiri setuju
untuk mengadakan dan menggunakannya, kecuali ditetapkan lain oleh Pengawas. Dengan
adanya daftar tersebut tidak berarti bahwa PT. Angkasa Pura I (Persero) mengakui jumlah
peralatan tersebut mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan ini.

B. Penggantian Peralatan Dan Perlengkapan


Kontraktor harus selalu dan segera melaporkan kepada Pengawas secara tertulis jika terjadi
cacat, kerusakan atau hal-hal lain yang mungkin menyebabkan peralatan tersebut tidak dapat
berfungsi sesuai dengan kapasitas kerjanya. Kontraktor dalam hal tersebut diatas harus
membicarakannya dengan Pengawas dan bersama dengan Pengawas meninjau kembali
program kerja untuk pekerjaan ini, dan jika perlu membicarakan penggantian peralatan yang
tidak berfungsi sesuai rencana. Pengawas dalam kondisi seperti tersebut di atas dapat
memerintahkan agar peralatan dan/atau perlengkapan tersebut disingkirkan dan diganti
sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak.

C. Penambahan Peralatan Dan Perlengkapan


Kontraktor harus segera mengatur tambahan peralatan yang perlu agar dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini, sesuai dengan Dokumen Kontrak.

D. Biaya Penambahan Dan / Atau Penggantian Peralatan


Dengan mendasarkan kepada pasal penambahan dan / atau penggantian peralatan dan/atau
perlengkapan, jika Kontraktor diminta untuk mengganti peralatan dan / atau perlengkapan
kerjanya atau untuk menambah Peralatan dan / atau perlengkapan yang perlu, maka
penambahan biaya tersebut dapat dilaksanakan dengan usulan Pengawas yang telah disetujui
terlebih dahulu oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).

Persyaratan Umum 4
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

2. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan renovasi dan pengembangan Proyek Bandar Udara El Tari dengan ukuran sesuai
dengan yang tertera pada dokumen gambar dan meliputi pekerjaan Arsitektur dan Interior
yang dilaksanakan secara bertahap. Pentahapan dan kelompok Paket Pekerjaan mengikuti
jadwal dan pentahapan yang ditentukan oleh panitia Tender.

3. KONDISI LAPANGAN

Data hydrografi termasuk peil banjir dapat diberikan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) atau
Pengawas apabila dikehendaki.

4. BAHAN BANGUNAN DAN MUTU PEKERJAAN

4.1. SUMBER DAN JENIS DARI BAHAN DAN PERALATAN

Kontraktor harus mengurus semua hal yang perlu untuk menetapkan letak maupun memilih
dan memproses bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan jauh
hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, harus menyerahkan contoh-contohnya kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, informasi yang lengkap tentang lokasi sumber
bahan material yang diusulkannya. Persetujuan yang diberikan Pengawas sehubungan dengan
lokasi tersebut tidak dapat diartikan bahwa semua material yang berasal dari tempat tersebut
telah disetujui. Sebelum melakukan pemesanan bahan atau peralatan yang akan digunakan
dalam proyek ini, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas untuk disetujui nama-
nama pemasok dan produsennya termasuk negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan
oleh produsen, mutu barang, berat, kekuatan, dan keterangan-keterangan lainnya tentang
bahan maupun peralatan yang akan dipesan tersebut. Kontraktor harus menyerahkan satu
salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan dan salinan tersebut akan selalu
disimpan oleh Pengawas. Tidak boleh ada barang/bahan yang dipesan atau diperoleh oleh
Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang belum disetujui secara tertulis oleh Pengawas.

4.2. STANDARD

A. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung di Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- Marble Institute of America (MIA)

A. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja harus
berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan pedoman dalam
penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard maupun manual lainnya yang sesuai untuk

Persyaratan Umum 5
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

diterapkan dalam pekerjaan ini. Standard dan Manual yang dianggap menentukan adalah
standard yang berlaku dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda tangani. Apabila ada
standard atau manual selain dari Standard Nasional maka standard ini dapat diusulkan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.

B. Standard Di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standard maupun
Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau standard Nasional atau
standard lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus disiapkan di lapangan
Standard dan Manual tentang peralatan dan material yang digunakan atau mutu kerja yang
harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standard ini harus selalu tersedia untuk sewaktu-waktu
diperiksa oleh Pengawas.

C. Hal-hal Yang Tidak Tercakup Dalam Standard


Semua bahan, peralatan dan mutu kerja yang tidak dinyatakan dalam standard atau manual,
harus memiliki pembuktian dari balai penelitian yang diakui sedemikian rupa sehingga dapat
dikatakan bermutu tinggi. Pengawas akan menilai apakah material atau peralatan yang akan
dipakai telah sesuai untuk proyek ini dan keputusan Pengawas adalah mutlak dan harus
dipatuhi. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang merupakan akibat dari kegagalan
berfungsinya suatu peralatan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Semua peralatan harus
selalu berada dalam kondisi baik dan dapat berfungsi. Jika menurut Pengawas ada peralatan
atau bagian peralatan yang rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan menurut pendapat
Pengawas tidak dapat diperbaiki, maka Kontraktor harus menggantinya dengan segera dengan
peralatan yang baru setelah diterimanya perintah secara tertulis dari Pengawas.

D. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara dengan
yang tercantum dalam spesifikasi. Beban biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan
untuk dapat mengajukan usul penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai pengganti
harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria desain dan ketentuan-ketentuan
lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan minimal
seperti di bawah ini yang akan dijadikan bahan pertimbangan Pengawas sebelum menyetujui
penggantian material, peralatan atau bagian peralatan, maupun cara konstruksinya :

1. Harus memenuhi kriteria standard kriteria disain, konsep-konsep perencanaan dan


penampilannya
2. Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang tercantum dalam
gambar
3. Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang
4. Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya
5. Kecocokan dengan bahan dan komponen yang lain dan pemasangannya
6. Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan
7. Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan.

Peralatan yang dirancang berdasarkan standard Indonesia yang diakui dan memenuhi kriteria
desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan disini dapat diterima. Tanggung
jawab untuk membuktikan bahwa standard tersebut memang setara adalah tanggung jawab

Persyaratan Umum 6
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

Kontraktor. Diterimanya usul penggantian material tersebut tidak membebaskan Kontraktor


dari tanggung jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk semua jaminan yang terkandung di
dalamnya.

4.3. PEMASOKAN, PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN KOMPONEN SIAP PAKAI

A. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang, yang tidak difabrikasi di lapangan
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Proyek (komponen-komponen siap pasang)
harus dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan ketentuan-ketentuan atau standard-
standard lain yang diterbitkan oleh produsen dan sesuai untuk digunakan dalam proyek.

B. Pemasokan Dan Pengiriman


Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh ijin import, pembelian, fabrikasi,
inspeksi, asuransi dan transportasi ke lapangan tepat pada waktunya. Kontraktor harus juga
mengajukan proposal dari produsen komponen- komponen siap pasang yang telah dipilihnya
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, 1 bulan sebelum melakukan
pemesanan. Dokumen-dokumen asli, termasuk jaminan keawetan dan operasinya,
pemeliharaan dan manual operasi setelah peralatan tersebut selesai dipasang di tempat yang
telah ditentukan, harus diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai arsip dan
referensi. Pengepakan, "crating", pemberian tanda-tanda dan pengamanan lainnya harus
dilakukan secara profesional untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kehilangan selama
transportasi komponen-komponen tersebut ke lapangan.

C. Pembongkaran Muatan, Transportasi Dan Penyimpanan


Pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan barang harus dilaksanakan oleh orang-
orang yang terampil dan dengan suatu cara sedemikian rupa supaya tidak merusak sesuatu
bagian dari komponen tersebut. Penyimpanannya harus ditempatkan di kawasan yang telah
disediakan untuk itu dan dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh komponen terlindung
dari sinar matahari secara langsung, dan dari debu maupun air hujan. Biaya yang timbul untuk
memperbaiki komponen-komponen yang rusak selama pembongkaran muatan, transportasi
dan penyimpanan ini harus menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus menjamin
bahwa jalan masuk ke kantor lapangan Pengawas, kantor lapangan Kontraktor, dan lapangan
tempat penimbunan material harus selalu bebas dan tidak terhalang walaupun pada saat
penyimpanan barang-barang sedang dilakukan.

D. Lapisan Cat dari Pabrikan Yang Rusak


Kerusakan yang terjadi pada lapisan cat dari pabrikan yang mungkin disebabkan karena
pembongkaran muatan, transportasi atau penyimpanan, harus diperbaiki di lapangan sesuai
dengan petunjuk Pengawas. Kerusakan terhadap coating galvanis harus diperbaiki sesuai
dengan standar semula. Semua biaya yang timbul untuk pengecatan kembali ini harus
ditanggung oleh Kontraktor.

E. Pemasangan Dan Operasi


Pemasangan harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan standard yang ditentukan oleh
produsen. Angker-angker harus dicor oleh Kontraktor di tempat-tempat yang benar seperti
yang ditentukan dalam gambar-gambar dari produsen. Tidak boleh ada sekrup, mur atau baut
dan lain-lain selain dari yang telah dirancang secara khusus untuk itu sistem tersebut, yang
digunakan untuk menghubungkan sesuatu bagian dengan bagian yang lain.

Persyaratan Umum 7
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

5. PROGRAM / JADWAL KEGIATAN

Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan jadwal rencana
kerjanya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas. Jadwal tersebut harus disajikan dalam
kegiatan mingguan yang menunjukkan rencana operasi untuk seluruh pekerjaan lengkap
dengan rencana masing-masing komponen pekerjaan, sehingga tampak dengan jelas kapan
suatu kegiatan akan dimulai dan kapan akan selesai. Program kegiatan tersebut sekurang-
kurangnya harus mengandung informasi berikut ini :

a. Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing-masing kelompok seperti golongan
supervisor, pelaksana, buruh kasar dan pembantu lainnya yang direncanakan dalam
program.
b. Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam proyek ini
termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan tempat dimana peralatan
tersebut direncanakan akan digunakan.
c. Volume atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan yang
direncanakan akan digunakan di proyek ini.

Dengan disetujuinya program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat Pengawas jumlah personel, peralatan
dan bahan bangunan yang telah disetujui dalam jadwal tersebut ternyata tidak mencukupi
untuk dapat mencapai target waktu yang telah ditetapkan, maka Pengawas dapat
memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya untuk menghindarkan terjadinya
keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari penambahan personel, peralatan
maupun material tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6. GAMBAR-GAMBAR DAN PERHITUNGAN

6.1. GAMBAR KONTRAK

Gambar-gambar Konstruksi tercantum dalam Dokumen Kontrak dan pada prinsipnya


menunjukkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

6.2. GAMBAR TAMBAHAN

Kontraktor harus melengkapi gambar-gambar tambahan untuk pelaksanaan dan pemeliharaan


pekerjaan. Gambar tambahan tersebut harus berdasarkan data dari Gambar Kontrak dan
harus diserahkan pada Pengawas dalam waktu yang sesuai dengan jadwal untuk mendapat
persetujuan.

6.3. GAMBAR KERJA DAN PERHITUNGAN-PERHITUNGAN KONSTRUKSI

Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja berikut ini kepada Pengawas untuk mendapat
persetujuannya, jika memang perlu sesuai dengan pasal-pasal yang relevan, menyerahkan
juga:
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing) dalam skala yang tepat yang mengindikasikan
ukuran-ukuran khusus dan metode-metode pemasangan sesuai dengan gambar-gambar
petunjuk yang disediakan oleh Pengawas dengan aplikasi dan lokasi yang dispesifikasikan
dalam proyek.

Persyaratan Umum 8
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

c. Gambar kerja dan perhitungan-perhitungan dari semua pekerjaan sementara yang perlu
untuk proyek ini.
d. Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada dalam
persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif lengkap dengan
gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan Pengawas.

6.4. GAMBAR PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN (AS-BUILT)

Kontraktor harus menyerahkan gambar dari pekerjaan yang dilaksanakan (as-built) kepada
Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan secara resmi terutama dari gambar detail struktur
yang dibangun. Oleh karena gambar tersebut akan disimpan sebagai gambar dokumentasi
yang permanen, maka gambar tersebut harus dibuat di atas kertas yang dapat dicetak
kembali, dengan mutu kertas yang baik dan juga dalam bentuk file Autocad Format CD dan
disetujui Pengawas.

6.5. PROSEDUR UNTUK GAMBAR DAN PERHITUNGAN

Gambar dan perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuat dan diserahkan sesuai
dengan ketentuan di bawah ini :

a. Semua gambar yang menunjukkan bagian-bagian dari seluruh pekerjaan harus dibuat
dengan jelas dan lengkap. Skala yang digunakan dalam gambar-gambar kontrak pada
umumnya harus dipakai. Skala yang disarankan dalam satuan ukuran meter adalah 1:200,
1:100, 1:50, 1:10, 1:5, tergantung pada jenis dan/atau detail yang digambar. Ukuran kertas
gambar harus sama dengan standard ukuran kertas seperti yang dipakai pada dokumen
Kontrak
b. Jika perlu mendapat persetujuan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan 2 copy dari
setiap gambar dan perhitungan yang dibuatnya.Dalam waktu 2 minggu sejak
diserahkannya gambar-gambar tersebut oleh Kontraktor, Pengawas harus sudah
mengembalikan kepada Kontraktor 1 copy dari gambar dan perhitungan tersebut di atas
lengkap dengan persetujuannya atau dengan komentar-komentar yang harus diperhatikan
oleh Kontraktor untuk dapat disetujui
c. Perubahan dan/atau komentar yang dibuat oleh Pengawas pada gambar dan perhitungan
yang dibuat oleh Kontraktor harus segera dicantumkan dan diajukan kembali dalam 2 copy
sampai mendapat persetujuan dari Pengawas
d. Dari gambar dan perhitungan yang telah disetujui, harus diserahkan kembali kepada
Pengawas 4 copy untuk setiap setnya
e. Semua biaya yang berkaitan dengan penyerahan gambar-gambar dan perhitungan
tersebut di atas kepada Pengawas harus sudah termasuk dalam Bills of Quantities untuk
pekerjaan mobilisasi
f. Dimulainya kegiatan pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan hanya diizinkan setelah
gambar dan perhitungannya disetujui oleh Pengawas
g. Persetujuan gambar dan perhitungan oleh Pengawas termasuk perubahan yang dibuat
oleh Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya dalam
Proyek ini, sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan pekerjaan yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak
h. Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus mengajukan
pernyataan tertulis kepada Pengawas dalam waktu 7 hari setelah diterimanya perubahan
gambar-gambar tersebut. Dalam hal ini Kontraktor harus, jika perlu, menyerahkan kembali

Persyaratan Umum 9
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

gambar dan perhitungan tersebut, dalam 2 copy kepada Pengawas sebagai tambahan
pertimbangan.

7. PEKERJAAN SEMENTARA DI LAPANGAN

7.1. FASILITAS SEMENTARA UNTUK KEGIATAN KONSTRUKSI

Kontraktor harus mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara semua utilitas
dan fasilitas pelayanan lain, jalan konstruksi dan sebagainya, dimana Direksi Pengawas,
Kontraktor dan para pimpinan maupun personel termasuk insinyur lain yang memerlukannya
baik di lapangan maupun di dekat lapangan yang secara langsung atau tidak berhubungan
dengan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam dokumen spesifikasi ini, namun tidak termasuk
perumahan untuk Pengawas dan/atau Wakilnya. Kontraktor harus memenuhi kewajibannya
seperti yang tercantum dalam pasal ini dan disetujui oleh Pengawas. Tidak kurang dari 14 hari
sebelum memulai kegiatan dari bagian pekerjaan ini, Kontraktor, jika diminta, harus
mengajukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, gambar-gambar yang
lengkap mengenai bangunan sementara yang mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk
melaksanakan bagian.

7.2. LOKASI, TATA LETAK DAN PERENCANAAN JALAN SEMENTARA DAN FASILITAS LAINNYA

Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan setelah
pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar detail, spesifikasi, dan
semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan konstruksi struktur bangunan, konstruksi
jalan, jaringan utilitas, dan perlengkapan lainnya, termasuk segala sesuatu perlengkapan yang
memang harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal
ini untuk mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum material tersebut dipesan atau
pekerjaannya dilaksanakan.

7.3. PERUMAHAN UNTUK KONTRAKTOR

Kontraktor harus mengusahakan sendiri penyelenggaraan perumahan atau fasilitas mess


untuk staff dan karyawannya.

7.4. KANTOR, BENGKEL, FASILITAS KONSTRUKSI UNTUK KONTRAKTOR

Kontraktor harus menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi seluruh ruang


kantor, bengkel, gudang, tempat kerja, dan memasang semua fasilitas yang diperlukan untuk
memulai dan menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan termasuk semua sarana penunjang
yang diperlukannya (termasuk peralatan, mesin-mesin, jalan masuk dll.) yang memang
diperlukan Kontraktor, personel-personelnya, atau Pengawas, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan
pekerjaan ini, dengan konsultasi bersama Pengawas. Kontraktor diperbolehkan juga
menggunakan sebagian dari kawasannya untuk mendirikan fasilitas pengecoran komponen
beton pra-cetak termasuk fasilitas "batching plant"-nya.

7. 5. LAMPU PENERANGAN SEMENTARA, PENJAGAAN, PAGAR DAN RAMBU-RAMBU LAINNYA

Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara atas
tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan, penjaga keamanan, pagar dan
pengawasan lainnya dimana dan jika memang diperlukan atau diminta oleh Pengawas atau

Persyaratan Umum 10
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

oleh lembaga resmi yang berwenang dalam masalah tersebut untuk melindungi proyek ini
atau demi keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak ketiga lainnya. Kontraktor harus
menyediakan fasilitas sementara seperti yang disebutkan dalam Sub Bab ini, dan pekerjaan
sementara ini harus dianggap sebagai bagian dari fasilitas Kontraktor di lapangan.

a. Lampu Penerangan Dan Pagar


Kontraktor harus melindungi lokasi proyek ini dengan lampu penerangan sementara, pagar
dan rambu-rambu keamanan sedemikian rupa sehingga menurut pendapat Pengawas cukup
memuaskan.

b. Rambu-rambu Lalu Lintas


Rambu-rambu lalu lintas harus dipasang ditempat-tempat yang telah ditentukan oleh
Pengawas. Bentuk dan cara pemasangan rambu-rambu lalu lintas harus sesuai dengan
ketentuan dan standard yang berlaku untuk lalu lintas di Indonesia. Pondasi beton untuk
rambu-rambu lalu lintas termasuk dalam lingkup pengadaan ini. Semua rambu-rambu lalu
lintas harus dipasang dengan tegak dan rapi sesuai ketentuan yang berlaku.

7.6. MASA BEROPERASI DAN PEMELIHARAAN FASILITAS LAPANGAN

Kontraktor harus mengoperasikan, memelihara dan memperbaiki semua fasilitas lapangan


yang ada, sejak dimulainya pelaksanaan pekerjaan di lapangan sampai berakhirnya masa
pemeliharaan pekerjaan atau dalam waktu yang lebih pendek sesuai pengarahan Pengawas.
Setelah selesainya Kontrak, Kontraktor harus membongkar kembali fasilitas lapangannya dari
lokasi proyek, kecuali yang memang diperintahkan oleh Pengawas untuk tidak dibongkar.

7.7. PEMELIHARAAN DAN ASURANSI

Kontraktor harus menjaga agar keadaan selalu bersih dan rapi, memelihara, mencat kembali,
memperbaharui dan memperbaiki seluruh bangunan yang didirikan, dipasang, dioperasikan
atau disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini. Semua struktur dan
layanan termasuk apa saja yang dibangun, disediakan, dioperasikan atau dipasang oleh
Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini adalah tanggung jawab dan resiko yang
harus ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya walaupun penggunaannya dipakai oleh pihak-
pihak lain dan tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Syarat-syarat
Kontrak saja. Pada akhir masa pemeliharaan, kantor dengan segala perlengkapan, furniture,
peralatan, layanan dan sebagainya harus dikembalikan kepada Kontraktor.

7.8. PAPAN NAMA

Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh Pengawas. Desain
papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama . Angkasa Pura I Persero, nama
Konsultan Perencana, nama Konsultan Supervisi dan perusahaan Konsultan-konsultan yang
lain yang terlibat dalam proyek ini beserta nama Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat,
harus disetujui oleh Pengawas setelah berkonsultasi dengan PT. Angkasa Pura I (Persero)
sebelum dipasang.

Persyaratan Umum 11
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

7.9. FOTO-FOTO DAN PENGAMBILAN REKAMAN DENGAN VIDEO

Kontraktor harus menyiapkan empat (4) set dari 100 lembar foto berwarna berukuran 125 x 90
mm yang dipasang didalam album-album sebagai catatan tentang kemajuan pekerjaan setiap
bulan dengan menunjukkan kemajuan secara umum dari proyek dan detail-detail struktur atau
kegiatan yang diarahkan oleh Pengawas. Di samping foto-foto tersebut di atas, Kontraktor
harus juga melakukan pengambilan rekaman dengan video untuk menunjukkan kemajuan
pekerjaan secara umum tentang proyek ini dan detail-detail struktur atau kegiatan yang
diarahkan oleh Pengawas. Setelah pekerjaan selesai, seluruh klise film dari foto-foto tersebut
dan rekaman video yang berisi catatan tersebut harus diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I
(Persero).

8. FASILITAS SEMENTARA UNTUK PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DAN PENGAWAS

8.1. RUANG KANTOR UNTUK PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) DAN PENGAWAS

Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan seluas ± 150 m² untuk PT. Angkasa Pura I
(Persero) dan Pengawas. Kantor tersebut harus berdekatan dengan kantor lapangan
Kontraktor dan harus mempunyai fasilitas seperti yang tercantum dalam daftar terlampir.
Kantor tersebut harus mempunyai lantai yang kokoh dengan dinding dan pintu-pintunya dapat
dikunci, dan mempunyai jendela yang dapat ditutup. Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi
dengan dinding partisi yang penuh sampai ke plafond dan cukup kedap suara. Kontraktor juga
harus melengkapinya dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik, serta persediaan kopi,
teh dan minuman ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk kantor Pengawas. Kontraktor
harus mengurus agar kantor dibersihkan setiap hari dan Kontraktor juga harus menyediakan
keperluan rumah tangga lain seperti sabun, handuk dan kain lap dan lain-lain. Ruang kantor
dan perlengkapannya termasuk tenaga listrik dan suplai air harus sudah tersedia dalam waktu
30 hari setelah pekerjaan dimulai. Ruang kantor dilengkapi dengan Air Conditioning (AC)
seperti yang tercantum dalam Rencana Daftar Anggaran Biaya lengkap dengan semua
penunjang dan tenaga listrik yang diperlukannya. Kantor lapangan juga harus dilengkapi
dengan pelataran parkir, paling sedikit untuk 8 kendaraan. Kontraktor harus mengatur
sedemikian rupa agar jalan masuk ke kantor lapangan tidak pernah terganggu. Kontraktor
harus mengurus ke PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) untuk mendapatkan sambungan
telepon ke kantor Pengawas agar dapat berhubungan dengan pihak luar dan menyediakan dan
memelihara adanya sambungan telepon internal (extensions) untuk keperluan di dalam
kantor. Kontraktor harus membayar semua rekening yang ditagih sehubungan dengan
sambungan telepon tersebut termasuk keperluan untuk pembicaraan lokal maupun
internasional. Kontraktor harus mengajukan rencana tata-letak fasilitas kantor tersebut
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan
kantor tersebut.

Persyaratan Umum 12
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

8.2. FURNITURE, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN YANG PERLU UNTUK KANTOR PENGAWAS

Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik Pemberi
Tugas.

9. TEST DAN PENGUJIAN

9.1. LABORATORIUM

Semua contoh-contoh, jika diminta, harus diuji di laboratorium yang diusulkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Pengawas. Urusan dengan pegawai laboratorium untuk prosedur
pengujiannya akan diselenggarakan oleh Kontraktor atau oleh Pengawas. Biaya yang berkaitan
dengan adanya ketentuan dalam pasal ini harus sudah termasuk dalam harga Kontrak.

9.2. INSPEKSI

Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna atau
rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu Pengawas. Pengawas harus memutuskan
bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak
dapat diperbaiki kembali, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu
untuk menggantinya dengan biaya dari Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan
waktu yang akan diberikan untuk penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui
oleh Pengawas secara tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi
Pengawas.

Persyaratan Umum 13
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 2
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
(ACP)

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanaan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang ditunjukan dalam gambar perencanaan dan spesifikasi teknis sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.02. PENGENDALIAN PEKERJAAN

a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standard dan spesifikasi dari pabrik.

b. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi standard – standard antara lain :


- AA ( The Aluminium Association )
- AAMA ( Architectural Aluminium Manufactures Association )
- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 07 – 0603 – 1989 Produk Aluminium untuk Arsitektur
- American Society for Testing Materials (ASTM)
- Japanese Industrial Standard (JIS)
- ISO 9001

1.03. KOMPONEN
a. Bracket / angkur dari material hollow tebal 1,2 mm, finished zinchromate
b. Rangka vertical dan horizontal dari material hollow tebal 1,2 mm, finished zinchromate
c. Rangka tepi panel dan system pemasangan panel adalah dengan system infill non
sealant joint dengan reinforce pada sekeliling panel composite menggunakan aluminium
extrusion.
d. Infill dari bahan aluminium extrusion
e. Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan colour chart dari pabrik.
- Lokasi sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.

2. PRODUK

2.01. BAHAN-BAHAN

1. Aluminium Composite Panel tebal 4 mm (aluminium 2 x 0,3 mm, mineral core 3mm)
finishing Polyvinylidene Difluoride ( PVDF ) dan berlapis coating Nano technology anti
stain/ anti noda dengan lebar panel standar 1,220 mm atau lebar ukuran khusus
1000mm dan 1575mm ex alcolite/setara (treatment dinding), alumunium alloy 3003.
2. Alumunium Composite panel tebal 4mm (alumunium 2 x 0,21 mm) finishing polyester
dengan lebar standar panel 1,220 mm ex Decobond atau setara, alumunium alloy 1100.
3. Berat 6-7kg/m2

Pekerjaan Alumunium Composite Panel ( ACP ) 1


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

4. Finished Fluorocarbond Factory Finished / PVdF Coating on sheet


5. Persyaratan fireproof aluminium composite panel mengikuti standard building material
dengan Grade A Fire Retardant dan klasifikasi O - sebagai berikut :
a. National Fireproof Detection Organization GB/T 8624 – 2006.
b. Hasil test material mengikuti standard BS 476
c. Persyaratan Smoke Toxicity memenuhi standard GB / T 20285-2006
d. Persyaratan Smoke Growth Rate memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
e. Persyaratan Fire Growth Rate Index memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
f. Persyaratan Total Heat Release memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
g. Persyaratan Length of Flame Spread memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
h. Persyaratan Residual Length memenuhi standard GB / T 8626 – 88
i. Persyaratan Total Smoke Production memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
j. Persyaratan Flaming Droplets memenuhi standard GB / T 20284 – 2006
k. Persyaratan Filter Paper Combustility memenuhi standard GB / T 8626 – 88

6. Rangka aluminium extrussion system infill non sealant joint atau mengikuti standar
fabrikan yang dipakai
7. Joint Sealer dan Back Up Rod pada kondisi – kondisi khusus apabila ditentukan oleh
konsultan perencana
8. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
9. Bahan yang digunakan harus merupakan produksi pabrikan / industry manufaktur yang
bersertifikat mutu yang diakui resmi pemerintah Negara pembuat atau asosiasi
produsen internasional terkait.
10. Kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan supply yang dikeluarkan oleh distributor
resmi, dan didukung oleh pihak pabrik ( principal ) yang mencantumkan nama proyek
dan perkiraan volumenya.
11. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
12. Toleransi dimensi mill finished :
- Lebar : - 0/ + 4mm
- Panjang s/d 4meter : -0/ + 6mm
13. Aluminium Composite Panel Type Fire Retardant / FR yang digunakan harus sudah
pernah digunakan pula pada bangunan bandara internasional lainnya ( tingkat dunia ).

2.02. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan aluminium composite panel yang dipilih
2. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
3. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam saja
4. Pelaksanaan pembuatan motif ornamen khusus pada aluminium composite panel (motif
Etnik dan motif khusus lainnya sesuai persyaratan konsultan perencana) harus dilakukan
di pabrik supplier dan harus menggunakan mesin khusus dengan system CNC Cutting &
Grooving ( Menggunakan mesin merk I-Groove / setara ) agar dicapai keseragaman dan
ketepatan hasil produksi motif etnik tersebut
5. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya
6. Rangka-rangka pemegang aluminium composite panel harus dipersiapkan dengan teliti

Pekerjaan Alumunium Composite Panel ( ACP ) 2


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

dan tepat posisinya sesuai gambar rencana.

7. Metode pemasangan antara lain :


- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
- Panel-panel baki menggantung pada rangka dan dipasang dengan sekrup
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, system ikatan pinggir
8. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air menggunakan spons lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan pembersih khusus/neutral detergent yang direkomendasikan dari
pabrik pembuat.
9. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah-celah antar panel dengan infill
aluminium extrussion sesuai gambar rencana. Penutupan antar panel dan dinding sesuai
klarifikasi dengan konsultan perencana, dilakukan dengan bahan caulking & sealant
sillicone hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab sealant dalam
persyaratan ini.
10. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
11. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Composite Panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.
12. Kontraktor diharuskan membuat mock up skala 1:1 untuk disetujui Pemberi Tugas dan
Direksi Pengawas / MK dalam bidang yang cukup lebar.
13. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu dalam 10 (sepuluh) tahun, terhadap
sinar matahari/ dari pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan yang mencantumkan :
a. Nama Proyek
b. Owner
c. Warna yang digunakan
d. Volume

2.03. PENGIRIMAN BAHAN

Dikirim dalam keadaan kemasan asli pabrik, belum dibuka dan mencantumkan nama produk
dan tipenya.

2.04. PERLINDUNGAN & PEMBERSIHAN

Lindungi Alumunium Composite Panel (ACP) dari benturan atau gangguan lain yang dapat
merusak permukaan finishing, perbaiki kerusakan atau ketidak sempurnaan sistem
pemasangan, bersihkan permukaan finishing dari kotoran, debu, dll.

Pekerjaan Alumunium Composite Panel ( ACP ) 3


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 3
PEKERJAAN DINDING KACA

I. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan dinding kaca ini dikerjakan pada backdrop check in counter lantai dasar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.02. PERSYARATAN BAHAN

1. Jenis : Glasstone ex. Himalaya atau merk lain yang setara dan disetujui
Direksi Pengawas/MK
2. Warna : Light grey
3. Ketebalan : 5 mm
4. Ukuran : 3048 x 2134 mm/ pola cutting mengacu pada gambar

5. Toleransi ukuran panjang dan lebar sesuai dengan PUBI – 1082 tidak boleh melampaui 2
mm untuk kaca tebal 5 mm atau 6 mm atau sesuai dengan yang ditentukan oleh produsen.
6. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.
7. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada
Direksi Pengawas/MK.

1.03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola kaca yang
disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Kaca yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
3. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung ( ruang - ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
4. Bidang permukaan pasangan dinding kaca harus benar-benar rata.
5. kaca ditempelkan pada dasar kayu lapis ketebalan 9mm jenis MR yang di sekrup pada
rangka besi hollow ukuran 4cm x 4cm dan 2 cm x 4 cm.
6. perekatan kaca pada cermin menggunakan double tape dan lem sealent.
7. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus di gurinda /
dihaluskan.
8. Pemotongan unit-unit kaca harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan kaca atau hal-hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Pekerjaan Dinding Keramik 1


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

10. Kaca yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan
kaca hingga betul-betul bersih menggunakan cairan pembersih kaca yang di
rekomendasikan oleh produsen kaca.

2.01. SEALANT

A. Semua sambungan yang ditutup dengan sealant sebagai bagian dari prosedur fabrikasi
atau pemasangan harus ditutup dengan sealant silikon yang disetujui dengan warna yang
sesuai dengan permukaan yang berdampingan, atau yang mungkin disyaratkan oleh
Direksi Pengawas.

B. Dalam menggunakan sealant yang khusus, selidiki dengan benar instruksi tertulis dari
pabrik sealant dalam hal ukuran sambungan, batasan-batasan 'back-up rod', campuran,
pembersihan, persiapan permukaan, pengecatan dasar dan penerapannya. Pengecatan
dasar harus dilaksanakan kecuali instruksi tertulis menyarankan lain.

C. Tindakan hati-hati harus diterapkan untuk menjamin terhadap "Daya Rekat terhadap tiga
bidang". Pemecah ikatan sambungan (bond breaker) harus disediakan jika diperlukan.

D. Kontraktor harus menyediakan sertifikasi dari pabrik sealant dimana pabrik sealant telah
mempelajari semua detail sealant dan memperoleh hasil yang sama yang sesuai dengan
tujuannya dan cocok dengan permukaan di tempat hal tersebut diterapkan.

Pekerjaan Dinding Keramik 2


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 05
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

1. UMUM

1.01 LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan plafon gypsum ini dikerjakan meliputi :


a. Lantai Dasar area komersial dan ruang-ruang lainnya
b. Lantai 1 area komersial dan ruang-ruang lainnya
Seluruh area dikerjakan sesuai yang tertera dalam gambar perencanaan dan disetujui
oleh Direksi Pengawas/MK.

1.02 PERSYARATAN BAHAN

1. Gypsum Board : Tebal 9 mm,berikut rangka penggantungnya


2. Untuk semua rangka penggantung menggunakan Metal Furring.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.

1.03 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan Direksi Pengawas/MK.
7. Pola pemasangan plafon gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.
9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
10. Pemasangan gypsum pada rangka dgn galvanize "self tapping screw" berjarak 30 cm.
11. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik yang
sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.
12. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

Pekerjaan Plafon Gypsum 1


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 06
PEKERJAAN PLAFOND METAL CEILING MODULAR

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan plafon metal ceiling modular ini dikerjakan meliputi area komersial lantai satu.

1.02. PERSYARATAN BAHAN

1. Jenis : Metal ceilng modular ex. JOFmetal atau merk lain yang setara dan disetujui
Direksi Pengawas/MK.
2. Material : Prepainted galvalum
3. Tebal : + 0,43 mm
4. Warna : Putih/silver, spray paint, powder coating
5. Design : Polos/ lihat gambar perencanaan.
6. Rangka : snap in bar, hollow 2 x 4 cm, list C.
7. Penggantung :Metal ceiling modular digantung menggunakan rod drat diameter 5 mm.
8. Semua bahan harus disesuaikan dengan beban/yang direkomendasikan distributor
(spesialis rangka terkait) dan disetujui direksi Pengawas/ MK.

1.03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Pola pemasangan plafon metal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK
3. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan di
Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya
4. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish)
5. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini
6. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna
7. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan Direksi Pengawas/MK
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm
9. Pekerjaan metal ceiling modular yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
10. Apabila terjad kerusakan-kerusakan pada permukaan metal ceiling, kontraktor diharuskan
memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah dipersyaratkan tanpa
adanya biaya tambahan.
Pekerjaan Plafon GRC 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 08
PEKERJAAN FURNITURE FABRIKASI

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi pengadaan dan pemasangan lounge chair/waiting chair secara lengkap sesuai dokumen
kontrak.

1.02. SUBMITTAL

A. Produk Data : Penjelasan tentang komponen bahan, karakter, dan instruksi pemasangan
serta perawatan
B. Sertifikat : Hasil pengujian laboratorium atas sifat, kualitas, kekuatan, dan performance.
C. Garansi : Garansi atas kerusakan barang untuk waktu selama 3 tahun.

1.03. PENGIRIMAN BAHAN

Dikirim dalam keadaan kemasan asli pabrik, belum dibuka dan mencantumkan nama produk dan
tipe.

2. PRODUK

2.01. PRODUK YANG DIADAKAN

1. Kursi Tunggu : Ex Vivente atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.

2.02. KURSI TUNGGU

1.Tipe : New Stillo 4 seater


2. Kelengkapan : a. Oscar
b. die casting aluminium alloy
c. powder coated

3. PELAKSANAAN

3.01. PEMASANGAN

A. Umum :

Kerjakan seperti yang disyaratkan pabrik pembuat, kerjakan dengan benar-benar rata, tegak
lurus, kuat dan kaku, tidak mengalami pembengkokan atau melendut dalam batas-batas
toleransi.

3.02. PENGUJIAN

Lakukan pengujian pengoperasian dengan disaksikan Pengawas, Perencana dan Pemilik


Bangunan.

Pekerjaan Furniture Fabrikasi 1


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

3.03. PERLINDUNGAN & PEMBERSIHAN

Lindungi furniture fabrikasi dari benturan atau gangguan lain yang dapat merusak permukaan
finishing, perbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan sistem pemasangan, bersihkan permukaan
finishing dari kotoran, debu, dll.

Pekerjaan Furniture Fabrikasi 2


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 09
PEKERJAAN FURNITURE

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar-gambar perencanaan


serta yang disebut dalam uraian pada spesifikasi teknis dan sesuai dengan yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak.

1.02. PEKERJAAN YANG TERKAIT

A. Lantai : Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan penyelesaian dengan


keramik dan karpet.
B. Dinding : Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan pasangan dinding,
plesteran dan pengecatan.

1.03. KUALIFIKASI PEKERJAAN

A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up/contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.

1.04. STANDAR

NI - 5 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.


NI - 3 (1970) : Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di Indonesia.

1.05. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan :
1. Kayu lapis (plywood) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
2. Kunci sesuai spesifikasi perencana.
3. Finishing mempergunakan HPL ex. Taco atau atau merk lain yang setara dan
disetujui Direksi Pengawas/MK
4. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

1.06. PENANGANAN BAHAN

A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan terbungkus/


terlindung, tidak cacat atau rusak yang disebabkan oleh
benturan ,goresan atau kerusakan dan bercak-bercak
yang diakibatkan oleh zat cair.

B. Penyimpanan Bahan : Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai gambar


rencana menjadi beban pelaksana.

Pekerjaan Furniture 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

2. BAHAN

2.01. MATERIAL

A. Kayu Lapis ( plywood ) :


1. Warna dan serat harus sama dengan grain yang lurus tanpa banyak mata
kayu.
2. Plywood lokal dengan grade A dan diolah secara ‘tahan luar’.
3. Setiap lembar plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari
pabrik yang dikenal, lebih diutamakan bila menggunakan plywood yg
mempunyai tanda/cap dari assosiasi yang diakui yang melakukan
pemeriksaan kualitas pada produk sesuai dengan standar komersial yang
berlaku.

B. High Pressure Laminate ( HPL ) :


Bahan pelapis ini dari jenis High Pressure Laminate, yang dipakai adalah produk
Ex Taco atau setara. Ukuran 1220mm x 2440mm dengan ketebalan 0.7mm.
Warna sesuai spesifikasi perencana dan dirancang dengan
perekat tahan air pada kayu atau plywood. Sambungan hanya diperbolehkan pada
kepanjangan melebihi ukuran yang ada dipasaran dan sambungan harus rata dgn
toleransi tidak melebihi 0,25 mm.

C. Perekat :
Aica Aibon 321 SN atau setara.
Rakol Express atau setara.
Herferin atau setara.

D. Kunci :
Ex Yale atau setara.
Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak kunci
minimum 2 bh.

E. Engsel :
Engsel sendok ex Import atau setara.

F. Rel Laci Metal :


Ex Kessebohmer atau setara.

G. Handle :
Ex Jado atau setara.
Warna dan bentuk ditentukan kemudian.

H. Plint:
Plat stainless steel 201
Lihat gambar

I. Akrilik:
Tebal 3 mm
Warna putih susu

Pekerjaan Furniture 2
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

3. PELAKSANAAN

3.01. PENGERJAAN FURNITURE

A. Pembuatan Kayu :

1. Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari mata
kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak diinginkan.
2. Semua serutan harus rata permukaannya,lurus (tidak melenting) dan tidak
mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3. Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama ukurannya.
4. Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak ataupun tidak
harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5. Penguat–penguat tertentu dapat ditambahkan untuk
memperkuat/memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu
penempilan tampak luar & sepengetahuan perencana.
6. Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti persyaratan teknis
pabrik, dilem serta dipress secara merata pada seluruh permukaan,penggunaan
sekrup ataupun penjepit harus dilakukan dengan sebaik – baiknya,rapih, kuat dan
tahan terhadap air.
7. Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri permukaan
kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk – bentuk furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
8. Pekerjaan permukaan lengkung/bundar harus sesuai gambar kerja dengan hasil
akhir yang kuat dan rapih.

B. Penyelesaian Kayu :

1. Setelah kayu diserut kemudian diperhalus dengan amplas dengan grade 150
s/d 400.
1. Semua pinggiran dan sudut kayu harus diperhalus.
2. Sebelum difinishing semua pekerjaan kayu harus diteliti kembali kekuatan, ke-
raihan dan kehalusan bidang bidang pertemuan,sambungan pinggiran,sudut siku
maupun sudut – sudut lain sesuai dengan gambar perencanaan.

C. Pelapisan HPL :

1. Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak berpori
dengan menggunakan sending sealer.
2. Tahapan pelapisan HPL harus sesuai dengan persyaratan teknis dan aturan
pemakaian dari pabrik.
3. Contoh pelapisan harus disetujui dahulu oleh perencana.

3.02. PERLENGKAPAN FURNITURE

1. Baut,sekrup harus dipasang sebaik – baiknya sesuai persyaratan teknis dalam


pelaksanaan dan ketentuan umum pemasangan.Sebelum dipasang pada kayu
harus terlebih dahulu dilakukan pengeboran kecil dari penampang baut/sekrup
tersebut, sehingga baut/sekrup dapat tertanam dengan sempurna,kuat dan rapih.

Pekerjaan Furniture 3
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

2. Paku: ukuran/dimensi paku yang akan dipasang harus sesuai dengan kekuatan
kayu yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan teknis.
3. Base elevation screw,dipasang pada kursi / meja sehingga apabila permukaan
lantai kurang rata dapat dengan mudah dikoreksi.

3.03. PEMBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN

Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.

Pekerjaan Furniture 4
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 10
PEKERJAAN SOLID SURFACE

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi pemakaian produk solid surface pada furniture check in counter, immigration
counter, dan, boarding gate.

1.02. KUALIFIKASI PEKERJAAN

A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up / contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.

1.03. SUBMITTAL

A. Contoh Bahan
1. Profil solid surface sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

1.04. PENGIRIMAN BAHAN

Bahan dibawa ke lokasi dalam kemasan asli dari pabrik pembuat, dilengkapi dengan
identifikasi lengkap dan dengan cetakan/bentuk yang telah ditentukan.

1.05. PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN

Simpan di tempat yang aman dan bersih Kontraktor bertanggung jawab langsung atas
kerusakan dan perlindungan dari gangguan.

2. PRODUK

2.01. Material

A. Solid Surface ex billionite atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK

B. Karakteristik :
1. Density
2. Flexural modulus
3. Flexural strength
4. Elongation at break
5. Compressive strength
6. Impact resistance (spring load)
7. Impact resistance (ball drop)
8. Surface hardness
9. Resistance to surface wear

Pekerjaan Solid Surface 1


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

10. Resistance to bolling water-increase in weight


11. Resistance to bolling water surface change
12. Dimensional Stability at 20 ˚C
13. Temperature resistance 74 ˚C to 100 ˚C
14. Anti-slip properties –with 100 mm grit
15. Anti-slip properties-with 120 mm gri
16. Anti-slip properties-with 150 mm grit
17. Resistance to bacteria and fungi
18. Electrostatic surface behaviour
19. Fire behaviour
20. Fire tests
21. Weather resistance
22. Smoke toxicity

3. PELAKSANAAN

3.01. PENGERJAAN SOLID SURFACE

1. Semua solid surface harus benar – benar terpilih dan dalam kondisi tanpa cacat.
2. Semua permukaan solid surface harus rata satu dengan yang lain, lurus, dan
sama ukurannya.
3. Penguat–penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat/memperkokoh
kontruksi solid surface asalkan tidak menggangu penempilan tampak luar &
sepengetahuan perencana.
4. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk–bentuk pada furniture sehingga
penggunaan material dapat lebih effisien dan serasi.
5. Pekerjaan permukaan lengkung/bundar harus sesuai gambar perencanaan dengan
hasil akhir yang kuat dan rapih.
6. Metode pemasangan diserahkan sepenuhnya kepada kontraktor dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Pekerjaan Solid Surface 2


Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

BAB 11
PEKERJAAN SIGNAGE

1. UMUM

1.01. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar-gambar perencanaan


serta yang disebut dalam uraian pada spesifikasi teknis dan sesuai dengan yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak.

1.02. PEKERJAAN YANG TERKAIT

A. Pekerjaan signage outdoor di area kedatangan dan keberangkatan (terdapat beberapa


pekerjaan relokasi signage eksisting)
B. Pekerjaan signage indoor di area kedatangan dan keberangkatan di lantai dasar dan
lantai 1 (terdapat beberapa pekerjaan relokasi signage eksisting)

1.03. KUALIFIKASI PEKERJAAN

A. Mock Up : Kontraktor wajib membuat mock up/contoh yang akan ditentukan pada
jenis furniture berjumlah banyak (lebih dari 5 unit) sesuai dgn gambar perencanaan.
B. Pelaksana : Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang berpengalaman
dan memiliki kualifikasi tinggi.

1.04. SUBMITTAL
A. Contoh Bahan :
1. Alumunium Composite Panel sebagai base panel
2. Sticker scotlite warna sesuai perencanaan
3. laser cut acrylic bening 10mm
4. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

1.05. PENANGANAN BAHAN

A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan terbungkus/


terlindung, tidak cacat atau rusak yang disebabkan oleh
benturan ,goresan atau kerusakan dan bercak-bercak
yang diakibatkan oleh zat cair.

B. Penyimpanan Bahan : Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai gambar


rencana menjadi beban pelaksana.

2. BAHAN

2.01. MATERIAL

A. Base Panel : Alumunium Composite Panel hitam doff


B. Tulisan : Acrylic bening 10 mm lapis sticker scotlite sesuai warna perencanaan

Pekerjaan Signage 1
Bandar Udara El Tari
Kupang – Nusa Tenggara Timur

C. Penggantung : pipa stainless finishing mirror diameter 2”, Pipa


stainless 3” sebagai penyangga, sling baja sebagai
perkuatan penggantung.
D. Rangka bagian dalam signage : besi hollow 4 x 4 cm dan siku besi 3 x 3 cm lapis anti
karat.
E. Rangka penggantung signage : besi siku 4 cm x 4 cm lapis anti karat.

3. PELAKSANAAN

3.01. PENGERJAAN SIGNAGE

A. Pembuatan Signage :

1. Permukaan panel harus rata ,lurus (tidak melenting) dan tidak


mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
2. Penguat–penguat tertentu dapat ditambahkan untuk
memperkuat/memperkokoh kontruksi asalkan tidak menggangu penampilan
tampak luar & sepengetahuan perencana.
3. Pekerjaan permukaan lengkung/bundar harus sesuai gambar kerja dengan hasil
akhir yang kuat dan rapih.

3.02. PEMBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN

Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang tidak
dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar dapat dianggap
siap untuk dipergunakan.

Pekerjaan Signage 2
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 1
PEKERJAAN PERSYARATAN UMUM STRUKTUR

1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain lain yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain pembersihan dan penyiapan lahan,
pekerjaan pengukuran, pembuatan pagar proyek, pembuatan direksi keet, pembuatan
gudang material, penyiapan lahan terbuka untuk material alam, bouwplank, jalan akses
sementara untuk proyek, izin-izin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja, dokumentasi
proyek dan pekerjaan lainnya seperti dijelaskan di dalam proses pelelangan. Termasuk
juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran ulang batas-batas lahan dan
posisi bangunan sesuai dengan rencana.Secara prinsip, Kontraktor wajib
mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
Kontraktor wajib mengukur kesesuaian antara level finish rencana sesuai gambar
arsitektur dengan kondisi lapangan yang ada pada saat aanwizing lapangan.
Jika terdapat perbedaan setelah kontraktor terpilih, maka selisih perbedaan volume
menjadi resiko kontraktor.

1.1. Persiapan Lahan


1) Alat Ukur Theodolit
Pengukuran dilakukan selama pekeriaan berlangsung mulai dari awal
sebelum pekerjaan dilaksanakan hingga akhir untuk membuat Gambar
Terlaksana (As Built Drawings).
Pengukuran harus dilakukan dengan referensi as-as bangunan pada kedua
arah utama bangunan. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat ukur
lengkap termasuk ahli ukur yang berpengalaman sehingga setiap saat siap
untuk mengadakan pengukuran ulang jika diperlukan.
2) Setting Out
Pada tahap awal, Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran lapangan
(setting out) berdasarkan satu titik acuan/BM yang telah dibuat oleh konsultan
perencana dan menggambarkan hasilnya untuk memastikan bahwa rencana
yang dibuat sesuai dengan kondisi lapangan sesungguhnya. Kontraktor harus

PT. Indulexco 1–1 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

melaporkan hasil pekerjaan tersebut dan bersama-sama dengan Konsultan


MK membuat laporan yang menyatakan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana. Untuk dapat melaksanakan setting out secara benar,
maka Kontraktor dan Konsultan MK akan mendapatkan gambar rencana
tapak. Apabila terdapat perbedaan antara hasil pengukuran lapangan dengan
gambar rencana, maka Kontraktor harus melaporkan perbedaan tersebut
kepada Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaian. Hasil pengukuran
akhir harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK. Tidak diizinkan
melanjutkan pekerjaan sebelum persetujuan tersebut.
3) Bouwplank
Setelah pengukuran (setting out) selesai, maka Kontraktor wajib membuat
bouwplank. Bouwplank harus dibuat dari material yang disetujui oleh
Konsultan MK dan harus rata. Bouwplank harus ditempatkan pada lokasi yang
bebas dari gangguan selama pekerjaan berlangsung dan mudah terlihat. Pada
bouwplank dibuat tanda-tanda dengan warna jelas yang menyatakan as-as
bangunan lengkap dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian.
4) Rencana Kerja Berhubungan Dengan Lahan
Kontraktor akan diserahkan suatu lahan proyek dengan batas-batas yang
jelas. Kontraktor di dalam penawarannya wajib mengusulkan rencana
kerjanya secara jelas, meliputi antara lain mencakup penempatan direksi keet,
gudang, jalan kerja, alat berat dan lain-lain yang berhubungan dengan proyek
ini, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadual yang disepakati.
5) Saluran Pembuangan Air Di dalam Dan Sekitar Lahan Proyek
Kontraktor harus mengusulkan suatu sistem saluran air di dalam lahan proyek.
Saluran air ini harus mampu mengalirkan air secara lancar dan baik, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan secara lancar. Air yang berasal dari dalam
proyek harus diperhatikan dengan teliti dan tidak diperkenankan untuk
membuang lumpur dan kotoran lainnya ke saluran air di luar proyek.
Kontraktor juga harus menjaga seluruh saluran air di sekitar proyek agar tetap
dalam kondisi baik dan dapat mengalir dengan lancar. Saluran yang kurang
baik harus diperbaiki dan hal ini sudah harus diperhitungkan di dalam
penawarannya.
6) Perizinan
Kontraktor wajib mengurus semua izin yang berkaitan dengan kelancaran
pekerjaanya di lapangan, misalnya izin penggunaan jalan di sekitar proyek.
izin bekerja pada malam hari. izin gangguan dan lain-lain. Seluruh biaya yang

PT. Indulexco 1–2 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

harus dikeluarkan untuk memperoleh izin tersebut seluruhnya menjadi


tanggung jawab Kontraktor.

1.2. Direksi Keet


1) Kontraktor wajib membuat direksi keet dengan luas sesuai yang disepakati
dalam rapat aawizjing/berita acara aawizjing, berikut semua perlengkapannya,
agar dapat digunakan secara layak. Direksi Keet tersebut berfungsi sebagai
ruang kerja untuk personal Konsultan MK dan Pemberi Tugas. Kontraktor
dapat mengusulkan bentuk direksi keet tersebut di dalam penawarannya.
2) Direksi keet harus dilengkapi dengan furnitur dan penerangan serta alat
komunikasi yang memadai, dan dapat digunakan selama diperlukan oleh
direksi. juga direksi keet tersebut harus dilengkapi dengan toilet dan ruang
sejenis yang memadai.
3) Ukuran minimal 150 m2.
4) Direksi keet tersebut sepenuhnya akan digunakan oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan MK selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor wajib membuat
sendiri segala keperluannya.
5) Setelah keseluruhan proyek selesai, direksi keet tersebut harus dibongkar.
Namun bila proyek mempunyai tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaan
maka direksi keet tersebut harus dalam keadaan baik dan layak dipakai untuk
tahapan pelaksanaan selanjutnya.

1.3. Gudang
1) Material dan perlatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik,
bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya. Peyediaan Barang/Jasa wajib
membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki sirkulasi udara
yang baik.
2) Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang
baik dan mudah terjangkau baik dari luar maupun dala proyek.
3) Gudang tersebut harus dibongkar setelah proyek selesai dilaksanakan.

PT. Indulexco 1–3 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

1.4. Pagar Proyek


1) Proyek harus dilaksanakan secara aman dan tidak mengganggu pihak lain di
luar proyek. Kontraktor wajib membuat pagar proyek yang dapat menjamin hal
tersebut.
2) Jika tidak digambarkan secara khusus, maka pagar proyek tersebut harus
terbuat dari seng dengan tinggi minimal 2.40 meter dan harus memiliki rangka
pendukung yang kuat dan kaku, sehingga tidak rusak atau roboh pada saat
menerima beban angin dan gangguan lain. Pada lokasi yang tepat harus
dibuat pintu dengan lebar sesuai dengan lebar kendaraan proyek yang akan
melaluinya. Pagar tersebut harus dicat dengan warna dan pola yang disetujui
oleh Pemberi Tugas.
3) Pagar tersebut harus selalu dirawat dan dalam kondisi baik Pagar yang rusak
akibat kegiatan proyek harus segera diperbaiki.
4) Setelah proyek selesai pagar tersebut harus dibongkar dan disingkirkan dari
lokasi proyek. Kecuali jika dalam pelaksanaannya proyek mempunyai
tahapan-tahapan pekerjaan, pagar tidak perlu dibongkar dan harus tetap
dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai pagar proyek. Semua lahan yang
merupakan fasilitas umum/lingkungan di sekitar pagar proyek harus
diKembalikan kepada kondisi semula sebelum pagar tersebut dibuat. Biaya
perbaikan lahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.5. Jalan Kerja


1) Perkerasan Dan Lebar Jalan Kerja
Jalan kerja harus dipersiapkan oleh kontraktor dengan berkoordinasi terlebih
dahulu untuk trase, lebar dan keamanannya dengan Konsultan MK dan
mendapat persetujuan dari Pimpinan Proyek. Kontraktor harus
mempersiapkan jalan kerja sedemikian rupa sehingga mampu memikul
beban-beban konstruksi yang akan melewati jalan kerja tersebut. Demikian
juga lebar jalan kerja harus cukup memadai agar kelancaran pekerjaan dapat
sesuai dengan yang direncanakan. Pembuatan jalan kerja ini masuk dalam
item penawaran pekerjaan persiapan.
2) Posisi Jalan Kerja
Jalan kerja harus diatur sehingga tidak mengganggu aktivitas Pemberi Tugas
dan merusak sarana/fasilitas yang ada dan jika dianggap perlu agar dapat
didiskusikan dengan Konsultan MK dan mendapat persetujuan dari Pimpinan

PT. Indulexco 1–4 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Proyek. Jalan kerja harus diberi pembatas secara jelas dan dibuat sedemikian
rupa agar tidak bersinggungan dengan pemakai lainnya.

1.6. Air, Listrik Dan Alat Komunikasi


Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja dan juga
alat komunikasi baik untuk internal proyek, maupun untuk hubungan ke luar.sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Biaya yang timbul sudah harus
dipertimbangkan di dalam penawaran.

1.7. Dokumentasi Proyek dan Papan Nama


1) Foto.
Kontraktor wajib untuk menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto bulanan
yang menggambarkan kemajuan pekerjaan, yang merupakan tagian dari
laporan yang harus diserahkan secara berkala kepada Pemberi Tugas. Foto-
foto dibuat dengan kamera digital dan diarsipkan dalam bentuk album dan file
gambar digital yang direkam dalam CD. Kontraktor juga harus menyerahkan
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan format DVD untuk durasi +/- 30
menit .
2) Papan Nama Proyek.
Kontraktor wajib membuat papan nama proyek yang menunjukkan segala hal
yang berkaitan dengan proyek ini, dengan ukuran dan isi sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Lokasi papan nama proyek
akan ditentukan pada saat pelaksanaan pekerjaan sudah dimulai.

1.8. Laporan-laporan
1) Laporan Berkala.
Kontraktor bersama-sama dengan Konsultan MK wajib membuat laporan
berkala sesuai dengan yang disepakati dan dijelaskan di dalam spesifikasi
administrasi. Laporan tersebut berisi berbagai hal yang terjadi di dalam
pelaksanaan pekerjaan, baik laporan harian, mingguan maupun bulanan dan
hal-hal lain yang merupakan rekaman kejadian selama periode tersebut yang
akhirnya akan menjadi Laporan Final Proyek. Laporan tersebut setelah
disetujui oleh Konsultan MK harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Laporan yang diserahkan terdiri dari 5 (lima) set Laporan mingguan, 5 (lima)
set laporan bulanan, 5 (lima) set laporan kualitas dan 5 (lima) set laporan
khusus.

PT. Indulexco 1–5 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

2) Risalah Rapat dll.


Semua kegiatan di lapangan, baik rapat-rapat rutin, rapat khusus dan hal
lainnya harus dirangkum di dalam risalah rapat. Risalah rapat tersebut akan
dibuat oleh Konsultan MK dan ditandatangani semua pihak yang terlibat di
dalam kegiatan tersebut. Hal lebih detail tentang hal ini akan didiskusikan
bersama-sama pada saat awal kegiatan proyek dan disusun di dalam suatu
prosedur.
3) Kegiatan lain. Kontraktor menanggung biaya yang ditimbulkan akibat kegiatan
rapat rutin, khusus atau rapat-rapat lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan.

1.9. As Built Drawing


Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus gambar-gambar yang telah
ditandatangani oleh MK dan apabila ada perubahan harus dilaporkan kepada MK untuk
mendapat persetujuan, dan Kontraktor diwajibkan menggambar perubahan tersebut yang
selanjutnya diserahkan kepada MK untuk mendapat persetujuan.
Kontraktor harus mengunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Untuk itu diadakan pengukuran kembali
untuk membuat gambar-gambar lebih detail untuk pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor memberikan AsBuilt Drawing dalam bentuk Hardcopy A1 dan SoftCopy (file
CAD dan PDF) format DVD masing-masing 1 set untuk Pemberi Tugas, Management
Konstruksi dan Perencana.
As Built Drawing diserahkan pada saat serahterima pertama Pekerjaan.

1.10. Keamanan Proyek


1) Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik
Proyek, Konsultan MK dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap
pencurian maupun pengrusakan.
2) Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil
pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
3) Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus
menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan
pada tempat- tempat yang strategis dan mudah dicapai.

PT. Indulexco 1–6 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

1.11. Asuransi Pekerjaan


1) Kontraktor harus memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
baik pelaksana dilapangan, bangunan secara fisik maupun sebab akibat yang
ditimbulkan.
2) Asuransi yang dimaksud adalah mencakup:
a. Jaminan perlindungan asuransi atas fisik proyek (work insurance),
peralatan dan material proyek.
b. Mengasuransikan semua pelaksana proyek.

1.12. Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan Lingkungan (K3L)


1) Kontraktor dalam pelaksanaan proyek harus mengikuti kaedah-kaedah K3L
(Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan Lingkungan).
2) Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.

PT. Indulexco 1–7 Bab 1 of 6


Persyaratan Umum Struktur
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 2
PEKERJAAN TANAH

2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH


2.1.1. Persyaratan Umum
A. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan Dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja. bahan-bahan dan alat-alat berat
dan bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesiflkasi ini.
2. Lokasi Galian Tanah
Pekerjaan galian ini adalah untuk pembuatan galian pile cap, balok pondasi dan
elemen struktur lainnya yang berhubungan dengan tanah, seperti tercantum di
dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan Kontraktor agar pekerjaanya dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman. Kontraktor di dalam penawarannya
harus mempertimbangkan kemungkinan adanya pondasi bangunan lama yang
tertanam dan tidak diketahui keberadaannya.
3. Pembersihan Akar Tanaman Dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan
tanah. Pada seluruh daerah di bawah bangunan, akar tanaman dan akar pohon
harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon Pada Lahan Proyek
Pohon yang terletak pada tapak bangunan harus ditebang dan dibuang,
sedangkan pohon yang terletak di luar tapak bangunan harus dipertahankan.
Kontraktor wajib mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan
penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Konsultan MK.

PT. INDULEXCO 2–1 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

2.1.2. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis


A. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum pada
gambar rencana. Kontraktor harus Mengetahui dengan pasti hubungan antara
level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas
harus segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan MK sebelum galian
dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab
atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas
ini.
3. Galian yang Tidak Sesuai Dengan Rencana
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor
harus mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau
galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton atau material
lain disetujui oleh Konsultan MK.
4. Urugan kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
disyaratkan pada bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata/waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor harus mengantisipasi air yang mungkin terdapat selama galian
berlangsung baik yang berasal dari air tanah maupun air hujan. Kontraktor harus
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk mengeluarkan air dari galian, menghindari genangan air dan lumpur pada
dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara keseluruhan, kemana air

PT. INDULEXCO 2–2 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tanah tersebut harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/banjir pada
lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik
agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian Dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dilakukan cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi
galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1
: 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton yang
diikat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum adukan
beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air
seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari
hujan maupun sinar matahari.
8. Perlindungan Benda yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dilindungi
selama pekerjaan galian berlangsung. Kecuali disetujui untuk dipindahkan,
benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang
terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai
pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya atau menyesuaikan metode
yang disetujui oleh MK.
10. Hasil Pekerjaan Yang Dapat Diterima.
Hasil pekerjaan dapat diterima jika telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dan Konsultan MK harus membuat
berita acara yang menyatakan bahwa basil pekerjaan sudah dapat diterima
dengan melampirkan seluruh persyaratan yang ditetapkan.

PT. INDULEXCO 2–3 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

2.2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


2.2.1. Persyaratan Umum
A. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, Bahan Dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pilecap, balok pondasi dan plat yang berhubungan langsung
dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman Dan Sisa Galian
Di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.2.2. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Tebal Pasir Urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 10cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga
dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selajutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Konsultan MK. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering hingga pengecoran beton
selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah

PT. INDULEXCO 2–4 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan
membuat sump pit pada tempat tertentu.
4. Tanah Disekitar Pasir Urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan
pasir urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor
wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Hasil Pekerjaan yang Dapat Diterima
Hasil pekerjaan dapat diterima jika telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dan Konsultan MK harus membuat
berita acara yang menyatakan bahwa hasil pekerjaan sudah dapat diterima
dengan melampirkan seluruh persyaratan yang ditentukan.

2.2.3. SCHEDULE DATA TEKNIS DAN MATERIAL


Persyaratan Bahan
1. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus, terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan-bahan organis lainnya. Sebelum digunakan air harus diperiksa di
Laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji temyata tidak memenuhi
syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.

PT. INDULEXCO 2–5 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

2.3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


2.3.1. PERSYARATAN UMUM
Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan Dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat.

2.3.2. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan Dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan
maksimum 20cm lepas dan pemadatan diakukan sampai mencapai kepadatan
maksimum pada kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar kerja.
Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui
oleh Konsultan MK. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan tanah harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 12%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistem Drainase
Pada daerah yang basah, Kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Sistem drainase
yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan MK. Sistem tersebut harus
dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif
untuk menanggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organis
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut
belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

PT. INDULEXCO 2–6 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

5. Uji Kepadatan Optimum Di Laboratorium


Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.DA557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji
yang dilakukan antara lain :
a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.
6. Kepadatan Lapisan Dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji
di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 5000m² dengan sistem "Field
Density Test". Jika urugan cukup tebal maka hasil pemadatannya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan tanah yang letaknya lebih dalam dari 50cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering di lapangan harus mencapai minimal
12% dari berat jenis kering Laboratorium.
b. Untuk lapisan teratas setebal 50cm dari permukaan rencana. Berat jenis
kering di lapangan harus mencapai minimal 12% dari berat jenis kering
Laboratorium berdasarkan Standard Proctor Test.
7. Toleransi Kerapatan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah ± 50mm terhadap kerataan yang ditentukan.
8. Level Akhir
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan MK. Semua
hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa Kembali terhadap patok-patok referensi
untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan Terhadap Lapisan Tanah yang Sudah Dipadatkan
Bagian permukaan yang telah dipadatkan pada area tunnel harus dijaga dan
dilindungi agar tidak rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan,
menjadi lebih kering akibat panas matahari dan sebagainya. Perlindungan
dapat dilakukan dengan dengan menutup permukaan tanah tersebut dengan
plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil uji memenuhi
syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
10. Pemadatan Kembali
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum lapisan
berikutnya dipadatkan. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan

PT. INDULEXCO 2–7 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

yang dikehendaki, lapisan tersebut harus dipadatkan kembali dengan cara-


cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan.
11. Hasil Pekerjaan Yang Dapat Diterima
Hasil pekerjaan dapat diterima jika telah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditentukan di dalam spesifikasi ini. Kontrator dan Konsultan MK harus
membuat berita acara yang menyatakan bahwa hasil pekerjaan sudah
diterima dengan melampirkan seluruh persyaratan yang ditentukan.

2.3.3. SCEHDULE DATA TEKNIS DAN MATERIAL


Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian Di dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi
syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan
organis lainnya.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari
tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50mm dan
mengandung kurang dari 10% partikel gravel.
c. memiliki Indeks Plastis(P1) antara 10-30%.Urugan yang mempunyai P1
lebih dari 30% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
3. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

PT. INDULEXCO 2–8 Bab 2 of 6


Pekerjaan Tanah
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 3
PEKERJAAN TIANG PANCANG

3.1. UMUM
a) Spesifikasi ini berhubungan dengan pekerjaan pembuatan tiang pancang
antara lain mobilisasi-demobilisasi peralatan, pengukuran. pembuatan
pemancangan, serta pengujian beban (loading test) sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi yang terkait.
b) Kontraktor harus menunjuk Kontraktor khusus untuk melaksanakan pekerjaan
ini. Untuk itu Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan
personil berpengalaman yang dikuatkan dengan Daftar Riwayat Hidup. Selain
itu Kontraktor harus membuat Surat Pernyataan yang menjamin bahwa
personil tersebut akan selalu berada di proyek selama pekerjaan berlangsung.
c) Kontraktor harus membuat Metode Pelaksanaan dengan memperhatikan
kondisi tanah dan air tanah, sifat dan jenis tanah dengan menggunakan
peralatan dan perlengkapannya yang sesuai dengan kondisi lapisan tanah
setempat.
d) Kontraktor harus melampirkan referensi proyek yang sudah dan sedang
dikerjakan utamanya referensi proyek yang memiliki kondisi tanah yang
sejenis dengan proyek ini.
e) Kontraktor harus melampirkan piling records yang biasa digunakannya untuk
proses pencatatan pembuatan tiang pancang. Piling records tersebut
merupakan suatu formulir yang berisi hal-hal yang berhubungan proses
pemancangan tiang pancang seperti terurai dalam spesifikasi ini.
f) Tiang Pancang yang digunakan adalah Tiang Pancang Spun Pile Dimensi
500 mm dengan kedalaman 20 m.
g) Kedalaman tiang pancang yang tercantum dalam gambar struktur merupakan
indikasi bagi Kontraktor dalam memperkirakan akhir pemancangan yang
diperoleh berdasarkan basil penyelidikan tanah. Dengan kedalaman rencana
ini ditentukan daya dukung izin pondasi. Kontraktor wajib melaksanakan
pemancangan tiang sehingga memperoleh Daya Dukung Izin sesuai dengan
yang disyaratkan.

PT. INDULEXCO 3–1 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

3.2. LINGKUP PEKERJAAN


a) Referensi
Untuk semua pekerjaan, bahan-bahannya harus dilaksanakan sesuai dengan.
gambar, Spesifikasi, dokumen kontrak harus sesuai dengan keinginan
Pemberi Tugas/Perencana. Bila diperlukan dapat mensyaratkan
diterapkannya standard- standard International yang berlaku untuk hat ini dan
disetujui oleh Direksi MK. Semua pekerjaan beton harus sesuai dengan
spesifikasi PEKERJAAN BETON BERTULANG (SNI 2003& Nl-2) kecuali bila
ada perubahan-perubahan khusus yang akan disebutkan kemudian.
b) Tenaga kerja, Material dan Peralatan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan semua
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemancangan tiang secara
benar dan aman, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini.
Termasuk juga pekerjaan persiapan seperti perkerasan permukaan tanah
agar dapat dilalui oleh alat-alat berat seperti mesin hidraulik, service crane,
lain-lain. Kontraktor juga menjaga kebersihan lokasi dan membuang segala
bentuk material yang tidak terpakai ke luar lokasi proyek sehingga lahan
proyek selalu dalam kondisi bersih setiap saat.
c) Penyelidikan Tanah Tambahan Dan Lain-lain
Penyelidikan tanah tambahan terkait dengan pendukungan terhadap daya
dukung pondasi serta kedalamanya atau penyelidikan air tanah atau survey
hidrologi, jika diperlukan oleh Kontraktor untuk menentukan dewatering karena
data yang ada kurang memadai menurut Kontraktor dapat dilakukan dengan
biaya Kontraktor baik pada saat pelelangan maupun pada saat pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung.
d) Perizinan
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh izin yang berkaitan dengan
pekerjaan ini, sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami
hambatan yang dapat mempengaruhi jadwal kerja. Termasuk dalam hal ini
adalah izin terhadap lingkungan setempat, baik dengan aparat pemerintah,
maupun izin dari masyarakat umum yang mungkin akan mengalami gangguan
baik langsung maupun tak langsung.
e) Pengukuran/Setting Out
Pekerjaan pengukuran sebelum pemancangan tiang dimulai, dimana hasil
pengukuran tersebut harus disampaikan kepada Konsultan MK dan pihak
terkait untuk mendapatkan persetujuan.

PT. INDULEXCO 3–2 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

f) Gambar Kerja Shop-drawing


Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail sebelum pekerjaan
dimulai, termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan dan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK.
g) Pemancangan Tiang Percobaan (Pemancangan dengan Jack)
Sebelum tiang dipancang (Jack), harus diberi tanda-tanda disepanjang tiang
dengan interval 1 m, 50 cm, 25 cm untuk melihat panjang tiang yang
terpancang, perhitungan zetting dan lain-lain. Pemancangan baru boleh
dilakukan bila umur beton sudah mencapal 28 hari. Pemancangan harus
dilakukan dengan teliti dan baik.
Alat pancang yang dipakai untuk melakukan haruslah alat pancang yang
cukup baik, mampu melakukan pemancangan dengan baik dan akan dipakal
seterusnya untuk pelaksanaan pemancangan-pemancangan tiang yang lain.
Sedangkan untuk sistim Jack kondisi alat dalam kondisi baik, termasuk sitim
hidrouliknya serta manometer tekanan sudah terkalibrasi.
h) Kalendering Tiang Pancang Percobaan / Penahanan Diakhir Jack
Kalendering tiang pancang percobaan akan dipakai sebagai dasar penentuan
daya dukung tiang pancang berdasarkan dengan formula dinamis, khusus
Hydrolic dan panjangnya tiang pancang Iebih lanjut. Posisi Alat horizontal
sesuai dengan “Level indicator”, mencatat semua data yang dibutuhkan pada
piling record. Posisikan “Hydraulic Cylinder”, dalam keadaan bebas dan
“Pressing Box” diangkat pada posisi bagian atas. Tiang diberi Skala (Marking)
panjang setiap 50cm, untuk mengetahui kedalam berapa tiang telah
terpancang. Tiang diikat 1/3X Panjang tiang , diangkat dan dimasukan ke
dalam lubang sentral yang terdapat dalam “Clamping Box”. 4Unit Clamping
Cylinder diberi tekanan sehingga “Clamping Cylinder” menjepit tiang yang
terdapat pda lubang sentral “clamping box”. Kemudian diatur “Pressing
Valve”,Pressing Cylinder agar tiang pancang dalam keadaan terjepit oleh
clamping cylinder kemudian clamping box yang telah terjepit ditekan sehingga
berakibat tiang dapat masuk ke dalam tanah. Posisi tersebut dilakukan
berulang-ulang. Apabila ada sambungan posisikan bagian bawah ± 75cm dari
permukaan tanah dengan menggunakan batang selanjutnya. Pekerjaan
dilakukan terus menerus sampai pressing max yang dibutuhkan.

PT. INDULEXCO 3–3 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

i) Evaluasi Percobaan
Hasil percobaan pemancangan akan dievaluasi oleh Direksi/Konsultan MK
untuk menentukan dan melihat daya dukung rencana tiang pancang dengan
hasil daya dukung lapangan yang diperoleh.
Atas dasar hasil tersebut, Direksi/Konsultan MK akan mengambil keputusan
akan perlu tidaknya mengadakan perubahan-perubahan dimensi/panjang
tiang pancang dan rencana semula. Hasilnya akan disampaikan kepada
Pemborong.
Bilamana memang diperlukan, Direksi/Konsultan MK akan mengadakan
perubahan-perubahan dimensi yang dipandang perlu dari rencana asli.
Semua biaya akibat perubahan penambahan/pengurangan dan rencana
semula akan diperhitungkan kemudian oleh Direksi/Konsultan MK bersama-
sama Pemborong yang didasarkan pada volume tambah/kurang, harga
satuan bahan dan upah yang telah disampaikan Pemborong pada waktu
Penawarannya.
j) Toleransi Ukuran
Ukuran panjang dan tiang pancang beton tidak boleh kurang dan panjang
yang telah ditetapkan. Ukuran penampang tiang pancang beton tidak boleh
menyimpang dan ketentuan; tidak boleh kurang dan ukuran penampang yang
telah ditetapkan dalam gambar kerja dan tidak boleh lebih besar 6 mm dan
ukuran tersebut.
Permukaan sisi tiang tidak boleh cekung, cembung dan lain sebagainya lebih
dan 6mm untuk tiap 3 meter panjang dan dalam segala hal sumbu
memanjang tiang pancang tidak boleh lebih dan 12 mm terhadap sumbu garis
lurus yang ditarik dan kedua ujungnya. Direksi/Konsultan MK berhak menolak
hasil ukuran diluar ketentuan di atas.
k) Masa Pengerasan dan Perawatan Beton
Setelah pengecoran selesai, Pemborong harus melindungi adukan yang
belum mengeras dari :
 Penyinaran Iangsung matahari
 Gangguan-gangguan, beban yang dapat merusak beton yang belum
mengeras.
 Hujan.
Beton harus dilindungi sebagaimana telah disebutkan. Sebelum beton
mencapai kekuatan T28 (beton umur 28 hari), tiang pancang tersebut tidak

PT. INDULEXCO 3–4 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

diperkenankan untuk digeser, dibebani sehingga dapat menurunkan mutunya


atau bahkan merusakkannya.
l) Pengangkatan dan Pengangkutan Tiang Pancang
Tiang pancang baru boleh digeser, diangkat dan diangkut setelah umur
betonnya mencapai 28 hari.
Pengangkatan harus dilakukan dengan hati-hati dan berencana untuk
menjamin bahwa tiang pancang tidak akan rusak cacat dan lain-lain pada
waktu pengangkatan. Tidak diperkenankan menggeser tiang pancang dengan
mencongkel dan cara-cara lain yang dianggap merusak tiang pancang.
Pengangkatan tiang pancang harus dilakukan dengan memakai peralatan
yang memadai. Tali yang dipakai untuk mengikat tiang haruslah tali baja (wire
rope) dan tiang harus diangkat pada titik angkatnya dimana sebelumnya telah
dipersiapkan dan diperhitungkan sebagaimana ditetapkan pada gambar kerja.
Pemborong harus menjaga agar tali-tali tidak bergeser dan titik angkat pada
waktu pengangkatan tiang.
Pada waktu pengangkatan dan pengangkutan tiang pancang, pemborong
harus menjaga agar tiang pancang tidak mengalami kejutan/hentakan-
hentakan.
Pemborong harus menyediakan peralatan yang memadai agar dapat
mengangkut tiang pancang ke titik pancang dengan lancar dan aman.
m) Pemberian Tanda Tiang Pancang
Semua tiang pancang beton pra cetak harus mempunyai nomor referensi,
panjang dan lain-lain yang diatur sebagai berikut :
 Setiap tiang pancang I (setengah panjang tiang) harus diberi tanda pada
interval 100cm.
 Setiap tiang pancang bagian II (setengah panjang tiang) harus diberi tanda
pada interval 50 cm. Sistim ini berlaku pula bila tiang tanpa sambungan
(20m).
n) Pemeriksaan dan Pencatatan
Semua tiang tanah kecuali, harus disertai pencatatan pemasangan dan awal
sampai akhir piling record). Semua tiang tanpa kecuali pada final test
dilaksanakan kalendering. Untuk tiang-tiang indikator final set 10 (sepuluh)
pukulan terakhir tidak boleh melebihi 2,5 cm. Penetuan final test ini akan
dievaluasi dan diberikan kemudian setelah semua indikator piles
dilaksanakan. Catatan dan berbagai kegiatan harus disampaikan dengan
duplikatnya kepada Direksi MK dalam jangka waktu 24 jam. Catatan asli yang

PT. INDULEXCO 3–5 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

masih berupa tulisan tangan harus turut dilampirkan pula. Secara umum dapat
diisyaratkan bahwa Kontraktor harus memperoleh persetujuan Direksi MK
sebelum memulal hal-hal sebagai berikut :
1) Pengangkatan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
2) Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
3) Penghentian Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
4) Pengujian Tiang Pancang Beton Pra-Cetak (Loading test).
5) Penggambaran Kembali lokasi tiang terpancang, untuk pengecekan
terhadap melesetnya titik pancang terhadap Rencana.
o) As Built Drawing
Tahapan terakhir adalah melakukan pengukuran atas kedalaman tiang
pancang yang sudah dibuat. Hasil pengukuran harus dibuat dan disetujui oleh
Konsultan MK dalam bentuk As Built Drawing (ABD).
p) Pengujian Beban/Loading Test
Kontraktor harus melaksanakan percobaan pengujian beban (loading test)
pada pondasi yang jumlahnya ditentukan di dalam BQ. Cara pengujian yang
ditawarkan adalah dengan PDA dengan beban sesuai dengan spesifikasi
teknis ini.

3.3. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


3.3.1. Pengenalan Lapangan dan Kondisi Tanah
1) Pengenalan Lapangan
Kontraktor harus mengenal lapangan sebelum mengajukan penawaran yang
antara lain meliputi :
a. Peil tanah asli dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
b. Keadaan/kondisi dan jenis lapisan-lapisan tanah.
c. Kedalaman muka air tanah.
d. Peralatan yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan, seperti prasarana
pendukung jalan sementara.
e. Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
2) Kondisi Tanah
Kondisi dan jenis tanah dapat dipelajari dari Laporan Penyelidikan Tanah yang
sudah dilaksanakan. Kontraktor harus mempelajari secara teliti hal ini, agar
dapat menentukan dengan pasti metode pelaksanaan yang tepat untuk
pekerjaan ini. Selain itu perlu diperhatikan juga kondisi jalan-Jalan umum,

PT. INDULEXCO 3–6 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

batasan-batasan beban jalan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin


mempengaruhi lancarnya transportasi/alat-alat dari dan ke site. Untuk itu,
Kontraktor wajib melakukan survey, sehingga penawaran yang diajukan harus
sudah mengantisipasi masalah ini.

3) Perbedaan Kondisi Lapangan Dan Rencana


Kontraktor wajib untuk memeriksa kondisi lapangan dengan gambar rencana
dan melaporkan secara tertulis jika dijumpai perbedaan antara kondisi
lapangan dan rencana agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar.

3.3.2. Pengukuran Lapangan/Setting Out


1) Pengukuran Awal
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengukuran dengan
menggunakan tenaga pengukur yang teliti serta berpengalaman, untuk
menentukan posisi bangunan seperti yang direncanakan. Kontraktor wajib
untuk melaporkan secara tertulis hasil pengukuran yang dilakukannya kepada
Konsultan MK. Apabila ditemukan perbedaan elevasi-elevasi/ukuran-ukuran
lapangan dengan yang tercantum dalam gambar rencana maka Kontraktor
wajib mendiskusikan perbedaan tersebut untuk mendapatkan penyelesaian
yang sesuai dengan yang rencana.
2) Gangguan
Kontraktor wajib untuk melaporkan segala hal yang terdapat di lokasi
pekerjaan yang diperkirakan akan mengganggu kelancaran pekerjaan secara
tertulis kepada Konsultan MK agar gangguan tersebut dapat diantisipasi
secepatnya.
3) Fasilitas Umum Dan Lainnya
Jika di lapangan dijumpai fasilitas umum dan utilitas lainnya, maka Kontraktor
wajib untuk menjaga semua fasilitas tersebut agar tetap dapat berfungsi
selama masa pelaksanaan berlangsung. Segala biaya yang diperlukan untuk
melindungi/memelihara fasilitas/utilitas yang ada, termasuk memasang
Kembali yang rusak karena kesalahan Kontraktor, harus sudah diantisipasi
pada saat penawaran pekerjaan dilakukan.

3.3.3. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang


1) Persetujuan Hasil Pengukuran Dan Gambar Kerja

PT. INDULEXCO 3–7 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pekerjaan tiang pancang baru dapat dimulai setelah semua hasil pengukuran
dan gambar kerja disetujui dan disahkan oleh Konsultan MK.
2) Piling Records
Sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus mendiskusikan piling
records yang bentuk dan isinya harus disetujui oleh Konsultan MK. Piling
record tersebut berisi antara lain tentang :
a. Lokasi dan penomoran titik tiang pancang termasuk posisi boring
penyelidikan tanah.
b. Ukuran tiang pancang.
c. Elevasi atas dan dasar tiang pancang dan level muka air tanah.
d. Jenis tanah, pada masing-masing kedalaman.
e. Waktu pelaksanaan dan lamanya pelaksanaan masing-masing tahap.
f. Pergeseran vertikal dan lateral, termasuk kelurusan dari tiang pancang.
g. Volume pancang teoritis dan volume pancang aktual.
h. Kedalaman rencana dan kedalaman aktual.
i. Lain-lain yang menjelaskan tentang hal spesifik yang mempengaruhi tiang
pancang tersebut.
3) Pemancangan Tiang
Selama melakukan pemancangan, Pemborong harus memperhatikan dan
menghindarkan segala penyimpangan yang mungkin terjadi, menyimpang dan
rencana, seperti yang ditentukan dalam gambar. Apabila terjadi
penyimpangan dan titik rencana, rotasi dan lain-lain, pemborong harus segera
melakukan usaha untuk koreksi agar tiang pancang terjamin secara teliti
dipancang pada posisi dan rencana yang benar.
Bilamana kepala tiang mengalami kerusakan pada waktu pemancangan,
Pemborong harus segera melaporkannya pada Direksi/Konsultan MK untuk
menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan Pemborong selanjutnya.
Pada waktu pemancangan, Pemborong harus melindungi kepala tiang
pancang dengan pile cap dan cushion block untuk menjaga agar kepala tiang
tidak rusak pada waktu pemancangan. Ukuran pile cap dan cushion block
harus direncanakan sedemikian sesuai dengan ukuran tiang yang akan
dipancang.
Pile cap dibuat dari pelat baja tebal 15 mm sedangkan cushion block dan kayu
keras yang baik dengan ketebalan minimum 5 cm tarus secara teratur diganti
dengan yang baru.

PT. INDULEXCO 3–8 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

4) Alat Pancang /Hydraulic jacking


Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sehingga
semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman
rencana harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan MK terlebih dahulu.
Alat pancang harus dilengkapi dengan Ladder yang cukup panjang dan dapat
digerakkan secara hydraulic atau mekanis untuk dapat memancang.
Bilamana ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi batas-batas toleransi
yang diperkenankan, Pemborong harus memperbaiki, memperkuat,
menambah tiang dan lain-lain atas biaya sendiri.

5) Kalendering/Driving Records
Selama pemancangan Pemborong harus melakukan pencatatan
pemancangan (kalendering) untuk masing-masing tiang, yang disampaikan
kepada Direksi/Konsultan MK untuk dievaluasi.
Pencatatan meliputi :
a. Nomor tiang
b. Panjang (meter)
c. Ukuran penampang (cm x cm atau cm)
d. Type Hydrolic
e. Berat Ram
f. Elevasi dasar tanah pada titik pancang
g. Tiang masuk tanpa dipukul
h. Final set per interval jumlah pukulan atau seMedan Baruknya (jumlah
pukulan per 100 cm, 50 cm, 25 cm)
i. Total set (benaman M cm)
j. Rebound (cm)
k. Tinggi jatuh Hammer (m)
l. Penyimpangan posisi/kemiringan tiang dan rencana
m. Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan.
n. Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula.
6) Penghentian Pemancangan (Refusal)/Penekanan dengan Jack
Kecuali ditentukan lain atas dasar percobaan pembebanan dan/atau perintah
tertulis dan Direksi/Konsultan MK, Pemborong baru boleh menghentikan
pemancangan apabila telah dicapai final set akhir (Refusal) S-1 = 0,15 cm per
penekanan. S (Final set) dihitung, setelah dilakukan 3 seri penekanan @ 10

PT. INDULEXCO 3–9 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kali tekanan (S-I 0) dan harga masing-masing satu sama lain perbedaannya
tidak lebih 10%,maka harga S-I adalah harga rata-rata final set untuk satu
pukulan dan S-10 yang terkecil.
Ketentuan S-1 tersebut adalah atas dasar bila peralatan Hammer yang dipakai
mempunyai ketentuan seperti pada ayat 14. Bila dipakai Hammer dengan
berat Ram, tinggi jatuh (stoke) dan besar rebound (elastic compression) yang
berbeda beda, harga S-1 dapat berubah lebih besar atau lebih kecil. Segala
perubahan harus berdasarkan analisa atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Konsultan Peñgawas.
Akhir penekanan dengan sisitim Jack harus dilakukan dengan minimal 3 kali
penahanan agar diperoleh posisi ujung tiang pada lapisan yang memadai,
saat penahan sisitim hidrolik tidah ada yang bocor manometer tekanan dalam
kondisi maksimum kapasitas tekan alat, penurunan yang dicapai di akhir
penekanan maksimum 6 mm, 3 kali penahan ini terrekap dalam grafik.
Untuk itu sebelum, sewaktu dan setelah pemancangan/Jack, pemborong
harus senantiasa berhubungan dengan Direksi/Konsultan MK untuk mendapat
petunjuk-petunjuknya.
7) Pemancangan yang Tidak Selesai
Apabila pemancangan ini tidak sesuai dengan standard ketentuan karena
sesuatu alasan maka tiang pancang ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi
dan Kontraktor harus mengganti tiang pancang tersebut dengan tiang
pancang baru yang letaknya akan ditentukan. Semua risiko akibat hal ini
adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk mencegah hal tersebut maka
Kontraktor sudah harus, dapat memperkirakan jumlah volume tiang pancang
yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengantinya.
8) Volume Tiang Pancang
Apabila temyata volume aktual yang terpancang lebih kecil dari volume
teoritis, maka Kontraktor wajib mencari penyebabnya agar dapat dipastikan
kualitas tiang pancang tersebut. Bila diperlukan, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pengujian kualitas tiang pancang sehingga diperoleh
kepastian. Bila tidak diperoleh kesepakatan tentang penyebabnya, dan jika
hasil pengujian tidak dapat diterima, maka Kontraktor wajib mengganti tiang
pancang tersebut dengan tiang pancang pengganti dengan biaya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sedangkan biaya pengujian menjadi
tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil uji yang diperoleh.
9) Ketidaksesuaian dengan Persyaratan

PT. INDULEXCO 3 – 10 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Jika tiang pancang uji pendahuluan (preliminary test) gagal memenuhi


persyaratan maka pemancangan semua tiang pancang terpakai harus ditunda
sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kontraktor harus segera menanamkan
pada penyelidikan (investigator robe) pada jarak sekitar 2 m dan tiang
pancang yang bersangkutan dan mengambil contoh tanam “undisturbed” pada
interval 2 m sepanjang jarak 6 m dibawah ketinggian.
Bila tiang pancang uji pendahuluan gagal melalui beban yang lebih rendah
dan pada ditetapkan dan ternyata kondisi batang dan kaki pondasi (toe)nya
terbukti berkualitas baik, maka kontraktor harus segera menyampaikan
laporan pada Direksi/MK yang memerinci pemecahan yang diusulkan.
Direksi MK kemudian akan mengambil keputusan apakah akan menanam dan
menguji tiang pancang uji pendahuluan lain yang lebih panjang atau bergaris
tengah lebih besar atau merubah rencana perletakan tiang pancang untuk
menghasilkan beban kerja yang lebih kecil pada tiang pancang. Bila tiang
pancang terpakai gagal dalam pembuktian maka Kontraktor harus segera
memberitahukan Direksi MK Pengawas dan tanpa dengan ditunda-tunda
melakukan pengujian-pengujian pembuktian pada tiang pancang terpakai
yang bersebelahan. Kemudian penyerahan kedua laporan pengujian tersebut
pada Direksi MK. Pemancangan tiang sesudah ditemukan kegagalan pada
pengujian pembuktian akan menjadi tanggungan kontraktor. Jika proving test
gagal, maka penyebab kegagalan akan diteliti. Jika terbukti kesalahan ada
pada pihak Kontraktor maka semua biaya tambahan (penambahan tiang,
pembesaran pile cap, loading test tambahan dan lain-lain) menjadi tanggung
jawab Kontraktor meskipun pekerjaan tersebut sudah mendápat persetujuan
Direksi MK.
Jika kalendering tidak terpenuhi, padahal panjang tiang sudah melebihi 20 m,
maka harus dilakukan pekerjaan dolli tiang pancang. Bila terjadi kegagalan
tiang (patah, retak dan kerusakan saat dipancang) maka perlu dilaporkan ke
Direksi/MK untuk mendapatkan penyelesaian secara teknis, bila perlu
penambahan penyelesaian poer maka segala biaya tetap menjadi beban
Kontraktor.
10) Kondisi Tanah yang Sulit
Jika ternyata dijumpai kondisi tanah yang sulit seperti terdapat lubang pada
tanah, maka Kontraktor wajib mengusulkan cara untuk mengatasi hal tersebut,
misalnya dengan menggunakan material grouting. Semua ini harus
dipertimbangkan pada saat penawaran dilakukan.

PT. INDULEXCO 3 – 11 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

11) Pemotongan Kepala Tiang


Tahap kelima adalah pemotongan kepala tiang pancang. Kepala tiang
pancang harus dipotong sampai mencapai Cut Off Level (COL). yang harus
diperhatikan adalah bahwa tiang pancag harus mempunyai tulangan yang
lebih tinggi dari COL, yang jika tidak disebutkan secara jelas dalam gambar,
harus disediakan minimal 40 x diameter tulangan. Pemotongan kepala tiang
harus dilakukan dengan sangat hati-hati, sehingga permukaan beton pada
COL mempunyai mutu yang tetap baik.
12) Pelaksanaan Yang Tidak Sesuai Dengan Rencana
Jika terjadi kekeliruan dalam pemancangan tiang, misalnya elevasi
permukaan tiang yang lebih rendah daripada yang diinginkan maka Kontraktor
wajib melakukan perbaikan sesuai sehingga sesuai dengan elevasi yang
diinginkan,. Demikian juga untuk kekeliruan lainnya, harus diperbaiki setelah
mendapatkan penyelesaian dari MK. Semua biaya yang timbul menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

3.3.4. Gambar Kerja dan Urutan Pembuatan Tiang Pancang


1) Nomor Referensi
Sebelum pekerjaan pembuatan tiang pancang dilakukan Kontraktor wajib
membuat nomor referensi dari semua tiang pancang berikut urut-urutan
rencana pembuatannya dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
Tiang pancang tersebut diberi nomor referensi yang mudah dilacak, misalnya
dengan mencantumkan as-as bangunan pada nomor referensi tiang.
2) Urutan Pembuatan Tiang Pancang
Pekerjaan pembuatan tiang pancang harus diatur secara baik, agar tidak
mengalami kesulitan pada akhir pelaksanaan, seperti lokasi tiang pancang
tidak dapat dicapai oleh mobil crane akibat urutan tidak direncanakan secara
baik.

3.3.5. Material Sisa Pekerjaan


Material galian yang terjadi akibat pemancangan dan pembobokan kepala tiang harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.Apabila menurut Konsultan MK material tersebut
mengganggu kelancaran pekerjaan, maka material tersebut harus segera dibuang
walaupun pekerjaan tiang pancang belum selesai. Tempat pembuangan akan ditentukan
pada saat pelelangan, dan jika tidak ditentukan maka Kontraktor harus mencari sendiri

PT. INDULEXCO 3 – 12 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tempat pembuangan tersebut. Dalam penawaran Kontraktor sudah harus


memperhitungkan hal ini.

3.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


3.4.1. Propertis Tiang Pancang
Tiang pancang yang digunakan pada Bangunan adalah Tiang Pancang Spun Pile
dimensi 500 mm.
Kedalaman tiang pancang yang tercantum dalam gambar struktur merupakan indikasi
bagi Kontraktor dalam memperkirakan akhir pemancangan yang diperoleh berdasarkan
basil penyelidikan tanah. Dengan kedalaman rencana ini ditentukan daya dukung izin
pondasi. Kontraktor wajib melaksanakan pemancangan tiang sehingga memperoleh
Daya Dukung Izin sesuai dengan yang disyaratkan.

3.4.2. Toleransi Posisi Tiang Pancang


Pemancangan harus melakukan pemancangan dengan teliti sesuai dengan persyaratan
dalam gambar kerja. Penempatan tiang pada posisinya harus dilakukan dengan teliti dan
harus memakal alat theodoilt. Toleransi yang dapat diterima adalah :
a) Kepala tiang menyimpang maksimum 5 cm dan pusat sebagaimana ditunjukan dalam
gambar kerja, ke segala arah.
b) Inklinasi terhadap sumbu rencana dan gambar, kesegala arah 1 : 100.
Bilamana penyimpangan melebihi harga-harga diatas, pemancang harus mengajukan
rencana perbaikan kepada Direksi/Konsultan MK dalam melaksanakannya atas biaya
Pemancangan sendiri.

3.5. TESTING DAN COMMISIONING


3.5.1. Percobaan Pembebanan/Loading Test
1) Cara Pengujian
Pengujian beban harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus mempersiapkan segala perlengkapan
yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pengujian ini, termasuk segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini, seperti izin, mengamankan
lokasi di sekitar titik pengujian dll.
2) Alat Penguji
a) Pendukung Beban

PT. INDULEXCO 3 – 13 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Kontraktor harus memastikan bahwa semua alat pendukung beban harus


berada pada posisi yang baik dan stabil, sehingga pada saat beban
bekerja tetap dalam kondisi stabil. Kalau kondisi tanah tidak memadai,
maka pendukung beban harus didukung oleh tiang Pancang lain.. agar
tidak mengalami penurunan yang dapat mempengaruhi stabilitas.
b) Balok Referensi Semua balok referensi harus ditunjang secara mandiri
dengan penumpu yang kokoh dan stabil. Jarak bebas antara penumpu
dengan tiang percobaan harus lebih besar dari 2.50 meter. Salah satu
penumpu harus dilas dengan balok referensi dan penumpu lainnya harus
bebas memuai dan menyusut. Balok referensi harus cukup kaku agar tidak
melendut secara berlebihan dan harus diikat secara melintang untuk
menghindari defleksi lateral.
c) Test Beam (Balok penguji).
Balok penguji harus terbuat dari baja yang kokoh dan ditempatkan di atas
base plate. Balok penguji tersebut didukung oleh penumpu dengan jarak
bebas yang cukup di antara base plate dan bidang dasar balok pengujian.
Balok penguji ditempatkan di atas tiang Pancang yang akan dibebani.
Jarak bebas tersebut diperlukan untuk penempatan test jack, bearing plate
dan instrumentasi lainnya. Suatu platform penumpu beban harus
ditempatkan di atas balok penguji.Jarak bebas antara dukungan platform
dengan tiang Pancang percobaan sekurang-kurangnya ialah 1.50
meter.Platform sekurang-kurangnya harus dapat menampung beban
sebesar 10% diatas beban rencana maksimum.
d) Jack Hidrolis.
Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui
besarnya terhadap tiang pancang harus dibuat sedemikian rupa hingga
beban dapat bekerja aksial menurut sumbu tiang guna menghindari
pembebanan eksentris.Jack hidrolis tersebut harus memiliki sertifikat
kalibrasi yang menyatakan bahwa alat tersebut sudah ditera dan dalam
kondisi layak untuk digunakan. Suatu test plate baja dengan tebal
minimum 25 mm harus dipasang di atas pile cap/poer guna mendapatkan
dukungan penuh. Ukuran test plate tidak boleh lebih kecil dari pada ukuran
kepala tiang pancang dan juga tidak boleh lebih kecil dari pada dasar
Jackram hidrolis. Test plate tersebut diatas harus dipasang diatas pile cap
dengan grout berkekuatan tinggi yang cepat mengeras. Test plate harus
dipasang secara centris terhadap tiang Pancang dan tegak lurus pada

PT. INDULEXCO 3 – 14 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sumbu memanjang tiang. Ram jack hidrolis harus diletakkan sentris pada
test plate dengan suatu bearing plate baja diantara bidang atas jack ram
dan bidang dasar test beam. Bearing plate harus mempunyai ukuran
cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar test
beam sebaik-baiknya.Pompa Jack hidrolis harus mempunyai pengatur
otomatis untuk menjaga tetapnya besar beban pada waktu terjadi
penurunan tiang.
e) Beban Percobaan
Beban percobaan harus ditempatkan secara baik dan simetris terhadap
tiang yang akan diuji. Beban percobaan yang disediakan harus lebih besar
10% dari beban maksimum rencana. Beban tersebut dapat terbuat dari
blok-blok beton, tiang pancang atau material lain.
f) Dial Gauge
Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran penurunan yang terjadi
pada saat beban bekerja pada tiang Pancang. Dial Gauge harus
dikalibrasi untuk memastikan bahwa alat tersebut layak digunakan untuk
pengujian. Kapasitas Dial Gauge yang digunakan minimum 50 mm
dengan ketelitian 0.01 mm. Posisi dial gage harus ditempelkan pada tiang
Pancang yang diuji dan dihubungkan dengan balok referensi. Minimum
digunakan 4 buah Dial Gauge yang dipasang pada 4 posisi yang berbeda
dan tegak lurus satu terhadap lainnya (posisi Utara-Selatan-Timur-Barat).
3) Pengujian Dengan Pile Driving Analysis (PDA)
Pengujian dengan metode ini merupakan suatu alternatif dan dilaksanakan
jika disetujui oleh MK dengan catatan pengujian dengan Axial Proving Test
tetap harus dilakukan dalam jumlah yang ditentukan oleh MK. pengujian ini
dilakukan untuk membuktikan daya dukung dari tiang pancang dengan
menggunakan bantuan peralatan elektronik/komputer. Kontraktor harus
menyajikan laporan secara lengkap dan detail hasil uji dengan metode ini.
4) Pencatatan Hasil Pengujian
Hasil pengujian harus disampaikan kepada Konsultan MK dalam waktu 24 jam
setelah pengujian selesai. Hasil-hasil tersebut harus mengikuti sertakan data-
data sebagai berikut :
 Nomor Referensi Tiang Pancang.
 Kedalaman ujung Tiang Pancang.
 Nomor referensi Tiang Pancang penyelidikan tanah terdekat.
 Tanggal pembuatan tiang Pancang.

PT. INDULEXCO 3 – 15 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

 Kedudukan akhir dari tiang Pancang.


 Data tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan.
 Grafik beban/settlement.
 Grafik beban/waktu.
 Grafik settlement/waktu.
 Beban kerja yang disyaratkan untuk tiang Pancang.
Settlement total pada ujung tiang Pancang akibat beban kerja (dari data
pengujian).

PT. INDULEXCO 3 – 16 Bab 3 of 6


Pekerjaan Tiang Pancang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

4.1. PERSYARATAN UMUM


4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar
rencana, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton.seperti acuan, besi beton dan
admixtures. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah perhitungan kekuatan dan
kekakuan serta stabilitas acuan, pengamanan baik bahan, pekerjaan maupun fasilitas
lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

4.1.2. Peraturan-Peraturan
Sebagai dasar pelaksanaan untuk pekerjaan beton bertulang adalah peraturan sebagai
berikut :
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-
2012)
 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI- 1 982)INI'-3.,
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/N1-8.
 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
 Baja Tulangan Beton (SI 10 136-84).
 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SI1 0784-83). American Society for
Testing and Material (ASTM).
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
 Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SK131-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624,04).

PT. INDULEXCO 4–1 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

4.2. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


4.2.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Gambar Kerja Beton
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya
selama pelaksanaan. Sebelum hal ini, Kontraktor harus membuat gambar kerja
yang menjabarkan secara lebih detail gambar rencana yang ada, agar tidak
terjadi kesalahan-kesalahan atau ketidak-sesuaian dengan rencana. Gambar
kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
2. Metode Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode pelaksanaan
yang berkaitan dengan pekerjaan ini untuk disetujui oleh Konsultan MK. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan MK berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar
yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan
Kontraktor, dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor. Sebelum
semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK. Laporan diberikan kepada
Konsultan MK paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal hal
khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang
berkepentingan. Semua tahapan Pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik
dan jelas, sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut
dibutuhkan untuk pemeriksaan.
Diperlukan pemberian tanda/marking pada kolom untuk mengetahui penurunan
yang terjadi sebelum dan sesudah pembebanan (live load).
3. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan
secara khusus adalah antara 5-12cm. Pengujian slump ditentukan sebagai
berikut. Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (acuan).
Cetakan slump harus dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiga tingginya. Kemudian beton di dalam
cetakan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan besi beton diameter 16mm,
panjang 30cm dengan ujung yang bulat. Pengisian selanjutnya dilakukan dengan
cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah
bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan

PT. INDULEXCO 4–2 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

penurunannya diukur. Besarnya slump ditentukan dari selisih antara tinggi


cetakan slump dengan tinggi beton setelah cetakan diangkat.
4. Persyaratan mutu
Beton yang diperlukan untuk kolom maupun balok bangunan harus mempunyai
mutu beton yang digunakan adalah fc’ 29,05 Mpa.
5. Persiapan Dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis
dari Konsultan MK. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan MK tentang
kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus
disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan MK melakukan
pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan
fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar
Konsultan MK dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa
fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran.
Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki
dalam waktu 24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk
dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu
akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas Konsultan
MK. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas ke tidak sempurnaan ataupun
kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa
semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada
tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran.
Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan.
6. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya.
Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan
struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah
yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak
ditentukan lain, maka lokasi siar petaksanaan harus terletak pada daerah di mana
gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah
dari panjang efektif elemen struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan
volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbanglcan sedemikian
rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton

PT. INDULEXCO 4–3 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tersebut, yang dapat berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan


residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horisontal,
dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan
tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor sudah harus
mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan
dengan siar pelaksanaan seperti waterstop, perekat beton, dowel dsb., maupun
pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan
baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang
tidak melekat dengan baik dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan
sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat
dengan baik.
7. Pengangkatan Dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkat dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi
proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi
pembuatan beton cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang
dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkat ke
lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara
bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton
segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat, dengan pasta beton, sehingga
mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat
bantu seperti pipa tremie sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum
pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang
cukup. sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik Kontraktor harus
menunjukkan jumlah alat dan personel yang akan mendukung pengecoran beton,
yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan.
Sebagai gambaran setiap, alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5-8m3
beton segar per jam. Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
lokasi akhir. sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat
dihindarkan, dan selama pemadatan beton masih bersifat plastis.
8. Pemadatan Beton
a. Alat Pemadat Beton
Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan MK. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton.

PT. INDULEXCO 4–4 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump
yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan
vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya volume
pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator
cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat
pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok-kolom, dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat
dan rumit, maka Kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan MK paling lambat 3
hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dipadatkan Kembali sesuai
dengan rekomendasi Konsultan MK dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan Kembali agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Agar dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan teriadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban
yang bekerja.
9. Temperatur Beton Segar
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala -5 s/d 100 °C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut
sedalam 100 mm. Dan temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur
tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 °C.
10. Perawatan Beton
a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal, dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan

PT. INDULEXCO 4–5 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus


dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang
cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
b. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai.
Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut
harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (antara lain stirofoam)
yang disetujui oleh Konsultan MK, agar dapat memantulkan radiasi akibat
panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan
beton dapat dipertahankan.
d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang
sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan
tersebut harus dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya yang
mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang baik akan
menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound Jenis dan tipe curing compound yang akan digunakan harus
disetujui oleh Konsultan MK. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan
temperatur yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan
keretakan pada permukaan beton.
11. Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton
a. Alat Monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung.
Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari terhitung sejak pengecoran
selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur temperatur yang akan
diletakkan pada dasar beton, di dalam beton dan di permukaan beton dengan
jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak
horisontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat

PT. INDULEXCO 4–6 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

pengukur dan metode pengukuran sub tersebut harus diusulkan kepada


Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (> 20°C)
antara permukaan dan inti beton, dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.
c. Material Bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat
dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan
beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat.
d. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. Dan lebar retak
yang diizinkan maksimal sebesar 0.004 kali tebal selimut beton.
e. Antisipasi Perbedaan Temperatur
Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk
mengatasi jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20T, misalnya dengan
mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi
benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan
agar perbedaan temperatur tidak menjadi lebih besar. Untuk itu harus
disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
f. Hal-hal Lain
Hal-hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :
 Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuran dimulai.
 Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti
sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
 Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
 Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
 Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal
2 jam.
 Lakukan pengecoran bertahap, sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horisontal pada beton yang tebal,

PT. INDULEXCO 4–7 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter, dan
perbedaan temperatur dapat dikontrol.
 Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
 Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan
beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar
temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang beton.
 Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus
diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
 Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding
pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,
demikian juga pada bagian atasnya.
g. Retak Di luar Toleransi
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang
diizinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang
berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut
komposisi campuran yang digunakan, kepada Konsultan MK untuk dievaluasi
lebih lanjut.
Kontraktor tidak diizinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
12. Adukan Beton yang Dibuat Di tempat (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
 Semen diukur menurut berat.
 Agregat kasar diukur menurut berat.
 Pasir diukur menurut berat.
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant).
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang berarti dimulai.

PT. INDULEXCO 4–8 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

13. Toleransi Dimensi Elemen-elemen Struktur


Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi
toleransi sbb :
Toleransi Dimensi
Toleransi Terhadap
Dimensi Elemen Struktur B (mm) Selimut Beton (mm)
B ≤ 200 m ± 9.0 ± 5.0
B ≥ 200 m ± 12.0 ± 9.0

dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
Konsultan MK, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
14. Pemasangan Alat-alat Di dalam Beton/Sparing
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat
lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M&E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi
akibat perubahan disain harus diinformasikan segera kepada Konsultan MK
untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang
atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika
diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan MK.
b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing
dan sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan MK.
c. Perbatasan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika belum
tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut
kepada Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaiannya.
15. Beton Kedap Air
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka
waktu yang lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang
disyaratkan oleh pemasok bahan kedap air/waterproofing, termasuk cara
pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/shop

PT. INDULEXCO 4–9 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik


Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam penawaran yang diajukan
oleh Kontraktor.
c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka Kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Konsultan MK. sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain
yang sudah selesai.
16. Joint filler
Kontraktor harus memasok dan memasang premorded joint filler pada semua
expansion joints. Kecuali disyaratkan lain, joint filler haruslah yang resin atau
bitumen bonded cork. Bahannya harus dari pabrik yang disetujui oleh Perencana
dan harus sesuai dengan :
 ASTM D-1752, type II for resin Bonded Cork
 ASTM D-1751, for Bitumen Bonded Cork
17. Penutup sambungan (Joint Sealants)
Penutup sambungan (joint sealants) harus disediakan pada sambungan-
sambungan beton yang ditunjukkan. Persiapan areal sambungan, perapihan,
pencampuran dan pemasangan material penutup harus sesuai dengan instruksi
tertulis dari pabrik dan seperti yang disyaratkan dan persetujuan dari MK.

4.2.2. Acuan/Bekisting
1. Analisa Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa. sehingga
mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa
mengalami deformasi yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat
stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap
kemungkinan beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti
kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua analisa dan
perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen
tertentu seperti bentuk/profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur
juga harus diperhitungkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.

PT. INDULEXCO 4 – 10 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

3. Gambar Kerja Acuan


Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-
detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan MK
untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung-jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan MK, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Kontraktor. Akan terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan
yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan MK
berhak untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap
tidak/kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan MK
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
MK.
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali. Usulan untuk
pengulangan pemakaian yang lebih banyak harus disampaikan secara jelas di
dalam penawaran. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
9. Akurasi
Acuan harus dan menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum di
dalam spesifikasi ini.

PT. INDULEXCO 4 – 11 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

10. Sistem Pengaliran Air


Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian sehingga pada saat dibasahkan.
air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk)
dan tidak bergoyang.
11. Ikatan Acuan Di dalam Beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan MK baut-baut dan tie
rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian,
sehingga bila acuan dibongkar Kembali, tidak akan merusak beton yang sudah
dibuat.
12. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan
acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent
berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan
penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran beton harus
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut. Merek dan jenis release agent yang telah
disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk dan jenis lain. Untuk itu
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release
agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya. jenis
bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan
tertulis dari Konsultan MK.
13. Anti Lendut (Cambe-s)
Semua acuan untuk balok dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti
lendut.
14. Pembongkaran Acuan
a. Sebelum pembongkaran dilakukan, Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan MK dengan melampirkan data-data
pendukung yang menunjukkan bahwa acuan sudah dapat dibongkar, tanpa
merusak elemen struktur yang dibentuknya.
b. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi
yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.

PT. INDULEXCO 4 – 12 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

c. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb.:


 Pembongkaran Acuan
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal, dan
harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut
bekerja beban yang lebih besar dari beban rencana. Untuk mempercepat
waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan mengusulkan
metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK. Tidak ada biaya tambah
untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/ tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya. dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehinggah tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Kontraktor menjadi
tanggungan Kontraktor.
f. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan
MK, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan, pengisian
atau pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan menutup/mengisi
bagian beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis Konsultan MK. Semua
resiko yang, terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya
perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan
MK sehingga tidak mengganggu ketancaran pekerjaan.
15. Alternalif Acuan
Seperti diuraikan di atas. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis acuan
yang akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta
perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK. Dengan
catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak

PT. INDULEXCO 4 – 13 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

inenyebabkan kelambatan dalam pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor


dapat mengajukan usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan
tanpa mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.

4.3. SCHEDULE DATA TEKNIS DAN MATERIAL


4.3.1. Persyaratan Bahan Dan Kualitas Beton
1. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen
yang ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam standar tersebut. Semua semen yang akan dipakai harus dari
satu merek yang sama dan dalam keadaan batu. Semen yang dikirim semen
harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong)
asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di
gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat
yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen
tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen
harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tidak tersimpan terlalu lama.
Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti
membatu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya
Kontraktor.
2. Agregat Kasar
Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak
terkecil antara bidang, atau 113 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersih minimum
antar batang tulangan, berkas atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari
agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh
ASTM sebagai berikut.
Gradasi Agregat
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 - 10

PT. INDULEXCO 4 – 14 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

3. Gradasi Halus
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm  02
Ayakan 1.00 mm  10
Ayakan 0.25 mm 80  95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor
wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan MK. Agregat harus
disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
4. Air Untuk Campuran Beton Dan Alat Kerja
Air yang digunakan untuk campuran beton maupun air kerja harus bersih tidak
boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya
dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan MK. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk
digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
5. Besi Beton
a) Besi beton menggunakan besi beton ulir (deformed bars) mutu BJTD 40. Besi
beton tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
 Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
 Mutu sesuai dengan yang ditentukan.
 Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
b) Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Besi beton harus berasal dari
satu pabrik. Tidak dibenarkan untuk menggunakan merek besi beton yang
berlainan untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill
certificate. Sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta
tanggal pembuatan besi beton tersebut.
c) Untuk besi tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dari ASTM
A706 dengan ketentuan maksimum 420 Mpa.
6. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman dengan mutu U-50 yang digunakan untuk tulangan
pelat biasa/non flat-slab sesuai dengan ASTM A185.
7. Admixture Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara

PT. INDULEXCO 4 – 15 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

penggunaan bahan tambahan tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK.


Manfaat dari bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan
menggunakan jenis semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan
campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengaman beton harus
memenuhi "Specification for Chemical Admixtures for Concrete" (ASTM C494)
atau memenuhii Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia.
8. Kualitas Beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana dan harus
dibuktikan dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.
b. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor
harus melakukan percobaan dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku dengan mengadakan trial-mix di Laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan MK.
c. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis,
ring balok, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan
beton fc’10 (K120).
9. Desain Adukan Beton
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik,
sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton,
tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara
berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang
ingin dicapai.
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
dipenuhi syarat berikut ini.
Tabel Ketentuan minimum untuk beton kedap air
Kondisi Faktor air semen Jumlah semen
Jenis Struktur
berhubungan dengan maksimum minimum (kg/m²)
Air tawar / payau 0.50 290
Beton Bertulang
Air laut 0.45 360
Air tawar / payau 0.50 300
Beton Pratekan
Air laut 0.45 360

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan MK


untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah

PT. INDULEXCO 4 – 16 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

semen minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok


waterproofing.

10. Acuan
a. Acuan Dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata
yang diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan
kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan
untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan MK. Acuan yang
terbuat dari Multipleks yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus
digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multipleks 4 – 12mm.
Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk/ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari
baja lebih disukai, walau penggunaan material penyanggah dari kayu dapat
diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan MK. Untuk pekerjaan beton yang langsung
berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton
fc’10 (K 120). Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat
menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui
oleh Konsultan MK. Untuk beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
b. Release Agent
Release agent berfungsi untuk menghindari lekatan antara acuan dan beton
yang dapat merusak permukaan baton. Untuk itu release agent harus
merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
 Cream emulsion
 Neat oil dengan ditambahkan surfactant
 Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.
Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang
digunakan cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika
permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut beton exposed
maka Kontraktor harus memastikan W~ permukaan beton yang dihasilkan
sesuai dengan rencana. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent
tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi beton.

PT. INDULEXCO 4 – 17 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

4.4. Syarat Pengujian Material Beton dan Besi Beton


a) Umum
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian
termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang
disyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji
diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan MK.
Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
melaksanakan pengujian dengan campuran yang lain dan selanjutnya
mengevaluasi Kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh yang diinginkan.
Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Konsultan MK.
Untuk bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan
secara berkala, dengan cara pengujian sesuai spesifikasi ini.
b) Laboraturium Penguji
1) Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan satu
Laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan
digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini bertanggungjawab untuk
melakukan semua pengujian sesuai dengan spesilikasi ini.
2) Kontraktor harus menyediakan peralatan pengujian di lapangan seperti
tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai bidangnya.
 Alat pengujian agregat kasar dan agregat halus.
 Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat.
 Alat pengukur kelecakan beton (shimp)
 Alat pembuat benda uji, termasuk baik penyimpan untuk merawat benda
uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
3) Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang disebut a) dan b) di
atas harus disiapkan pada pabrik beton readymix.
c) Pengujian Agregat
1) Pengujian Pendahuluan Agregat Kontraktor harus melakukan pengujian
pendahuluan agregat sebagai berikut :
 Sieve analysis
 Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
 Pengujian unsur organis.
 Pengujian kadar chlorida dan sulfat.

PT. INDULEXCO 4 – 18 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk


mendapatkan persetujuan. Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air
dari setiap jenis agregat harus dilakukan terhadap setiap contoh untuk sedap
trial mix.
2) Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan
untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan.
d) Pengujian Beton
1) Benda Uji Beton
Benda uji harus diberi kode/tanda yang menurut menunjukkan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan.
Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton mix,
maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran,
sesuai dengan yang disarankan oleh Konsultan MK.
2) Jumlah Benda Uji Beton
 Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 50M 3
beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama.
Benda uji harus berbentuk silinder diameter 15cm. Benda uji bentuk
lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Konsultan MK. Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 100M3
beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan dan
harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
 Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu
data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen
ini yang diuji pada umur beton ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
 Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan MK dapat
meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.
 Jumlah minimum uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton
adalah :

PT. INDULEXCO 4 – 19 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Jumlah minimum benda uji

Jumlah minimum Waktu perawatan (hari)


Jenis Struktur
benda uji 3 7 28
Beton Bertulang 4 - 2 2
Beton Pratekan 6 2 2 2

3) Evaluasi Kualitas Beton Berdasarkan Hasil Uji Beton


 Deviasi Standar Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan
jumlah 30 buah hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh
kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali
seperti dalam label berikut :

  fc  fcr 
2

S
N 1

Jumlah Benda Uji (N) - buah Faktor Penggali - S


≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.06
 30 1.00
 Kuat tekan rata-rata Target Fcr yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari formula berikut ini :
fcr = fc’ + 1.64 S atau fcr= fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm²
 Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan
tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua psangan hasil uji yang masing-masing terdiri
dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fe’ + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai dibawah 0.85 fc’.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan
berikutnya atas rekomendasi MK.
4) Pengujian Tidak Merusak (Non Destination Tests)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat
dipenuhi, maka jika diminta, oleh Konsultan MK, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari hammer

PT. INDULEXCO 4 – 20 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya pengujian ini menjadi
tanggungjawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan
secara khusus dengan melihat kasus per kasus.
5) Pengujian Besi Beton
 Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi
beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100cm sesuai
dengan diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji
besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan MK sebanyak
2 buah untuk setiap 100 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji
besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
 Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan MK. Contoh besi beton yang diambil untuk
pengujian tanpa disaksikan Konsultan MK tidak diperkenankan dan hasil
uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
 Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-
lain data yang perlu dicatat.
 Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan. maka
Konsultan MK berhak untuk Meminta pengambilan contoh benda uji lebih
besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
 Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
Laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan MK dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton
tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

PT. INDULEXCO 4 – 21 Bab 4 of 6


Pekerjaan Beton Bertulang
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 5
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

5.1. UMUM
5.1.1. Lingkup pekerjaan
 Tenaga Kerja, Material Dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan
tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan
penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
 Pengukuran Lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti
hasil pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala
penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar kerja diperlukan
penyesuaian.
 Tenaga Ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi
pekerjaan, sehingga dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di
lapangan secara cepat dan benar.
 Gambar Kerja Shop Drawings
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail, sebelum pekerjaan
dimulai, termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai
mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.
 Gambar Terlaksana As Buill Drawings
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.

5.1.2. Ketentuan/Persyaratan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)

PT. INDULEXCO 5–1 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

4. American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)


5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)

5.2. PRODUK/BAHAN
5.2.1. Material
a) Bentuk, dimensi, berat dan detail-detail lainnya harus sesuai dengan gambar
dan standard yang berlaku.
Toleransi dimensi material baja yang digunakan harus mengikuti ketentuan
ASTM A53.
b) Baut dan mur yang digunakan untuk pemasangan dan penyetelan konstruksi
baja harus sesuai gambar rencana dan dari jenis baut hitam, mutu baja BJ 37.
c) Grouting antara pedestal dan base plate memakai grouting produk MBT type
Masterflow 830.
d) Cat dasar primer dan cat finish
Seluruh material baja harus dilindungi dengan Cat primer anti korosi satu
komponen dengan bahan dasar resin Alkyd yang mengandung pigmen zinc
phosphate serta tidak mengandung pigmen dengan dasar Lead dan
Chromate yang membahayakan lingkungan maupun beracun. Untuk warna
cat finish akan ditentukan oleh MK Arsitektur dan jika tidak disebutkan harus
mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.
e) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib mengajukan contoh material
yang akan digunakan.
f) Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah digunakan dan bilamana dirasa perlu, Konsultan
Pengawas berhak meminta sertifikat pengiriman dari pabrik.

5.2.2. Penggantian profil/penampang


Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah
profil yang ada di pasar. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka
Kontraktor dapat mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh
MK. Usulan perubahan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang
menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya
dengan profil yang digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa tinggi profil
pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan profil original,
sehingga tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil

PT. INDULEXCO 5–2 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus mengantisipasi perubahan tersebut,


agar tidak terjadi klaim terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya.

5.2.3. Toleransi
a) Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi
sesuai dengan yang tertera di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam
pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan dengan
dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan
sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75mm) atau 5% dari dimensi
rencana.
b) Toleransi panjang
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap
lainnya, toleransi panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50mm) untuk
elemen dengan panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci
(3.00mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
c) Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik
tumpunya dan harus sesuai dengan syarat toleransi yang ditentukan pada
Peraturan yang berlaku di Indonesia.

5.2.4. Perubahan sistem sambungan


Kontraktor dapat mengusulkan perubahan sistem sambungan yang secara prinsip
tidak mengurangi kekuatan dan kekakuan struktur secara keseluruhan. Usulan
tersebut harus disertai dengan analisa/perhitungan yang detail dan disetujui oleh
MK sebelum dilaksanakan. Persetujuan tersebut tidak membebaskan Kontraktor
dari tanggung.iawab atas kekuatan dan kekakuan struktur dan akibat yang
ditimbulkannya. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem
sambungan yang diusulkan Kontraktor dan Kontraktor tetap mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal.

PT. INDULEXCO 5–3 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

5.2.5. Pengecatan
Primer
Cat primer anti korosi dua komponen dengan bahan dasar resin Epoxy yang
mengandung pigmen zinc phosphate serta tidak mengandung pigmen dengan
dasar Lead dan Chromate yang membahayakan lingkungan maupun beracun.
Warna: Red Oxide
DFT: 50 microns.
Produk: INTERGARD 251 atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 10 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus
dibawah 85% dan suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 220 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan
peralatan spray. Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan
bagian A Ke Bagian B Secara Proporsional sesuai dengan ratio perbandingan.
Sebelum dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian
tambahkan bagian B sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya cukup tinggi, pastikan endapan didasar kaleng sudah
teraduk dengan sempurna. Perhatikan waktu pot life atau usia pakai cat setelah
proses pencampuran , ketika cat sudah dicampur harus segera diaplikasikan.
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0, 38 – 0, 53 mm (15 – 21 thou).
Total output fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 155 kg/cm2
Drying dan interval
Setelah terekspose cuaca, Intergard 251 harus kering dan bersih dari semua
kontaminan sebelum lapisan berikutnya.
Temperatur Coating Primer
Over coating with
recommended
top
Temperature Touch Dry Hard Dry
coat
Min Max
25 degre C 45 minutes 3 hours 3 hours extended
40 degre C 30 minutes 2 hours 2 hours extended

PT. INDULEXCO 5–4 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Intermediate
Cat Intermediate dua komponen dengan bahan dasar high build Epoxy, yang tersedia
dengan pigmen konvensional atau bisa dipigmentasikan dengan micaceous iron oxide.
Warna: Light Grey
DFT: 150 microns
Produk: INTERGARD 475 HS atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 10 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus dibawah 85% dan
suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 007 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan
peralatan spray.Pengadukan: Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan
bagian A Ke Bagian B Secara proporsional sesuai dengan ratio perbandingan. Sebelum
dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian tambahkan bagian B
sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya tinggi, pastikan endapan didasar kaleng sudah teraduk
dengan sempurna. Perhatikan waktu potlife atau usia pakai cat stelah proses
pencampuran, ketika sudah dicampur harus segera di applikasikan.
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0, 53 – 0, 63 mm (21 – 25 thou). Total output
2
fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 190 kg/cm
Drying dan interval
Setelah terekspose cuaca, Intergard 475 HS harus kering dan bersih dari semua
kontaminan sebelum lapisan berikutnya.
Temperatur Coating Intermediate

Over coating with


recommended
top
Temperature Touch Dry Hard Dry
coat
Min Max
15 degre C 75 Minutes 10 hours 10 hours extended
25 degre C 60 Minutes 5 hours 5 hours extended

PT. INDULEXCO 5–5 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Finish
Cat finish dua komponen dengan bahan dasar Acrylic Polyurethane dengan tingkatan
kilau tinggi (high gloss level). Dan memiliki specular gloss 88 % - 92% (60® Geometry)
Warna: Beragam
DFT: 50 microns.
Produk: INTERTHANE 990 atau setara
Metode aplikasi: Airless, Air spray, Kuas (area kecil), Roller (area kecil).
Kondisi cuaca : Suhu udara 5 - 40°c, Kelembaban Relatif (RH) harus dibawah 85%
dan suhu permukaan minimum harus 3 derajat diatas dew point.
Thinner: GTA 733 Penambahan thinner tergantung kondisi cuaca dan keadaan peralatan
spray. Pengadukan: Pengadukan: Produk terdiri dari dua komponen, campurkan bagian
A Ke Bagian B Secara Proporsional sesuai dengan ratio perbandingan. Sebelum
dicampurkan aduk bagian A dengan Agitator atau Mixer kemudian tambahkan bagian B
sambil terus diaduk.
Cat ini volume solidnya sedang, pastikan endapan didasar kaleng sudah teraduk dengan
sempurna. Perhatikan waktu pot life atau usia pakai cat setelah proses pencampuran,
ketika cat sudah dicampur harus segera diapplikasikan
Apabila menggunaka airless spray Tip size: 0,533 – 0, 45 mm (13 – 18 thou). Total
2
output fluid pressure pada spray tip boleh kurang dari 155 kg/cm .
Temperature Coating Finish

Over coating with


recommended

Temperature Touch Dry Hard Dry top


coat

Min Max
25 degre C 1.5 hours 6 hours 6 hours extended
40 degre C 1 hours 3 hours 3 hours extended

PT. INDULEXCO 5–6 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

5.3. PERSYARATAN TEKNIS


5.3.1. Syarat-syarat pelaksanaan
a) Gambar kerja shop drawing
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja
yang diperlukan dan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui
Konsultan MK. Bilamana disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan
fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan Konsultan MK atas gambar kerja
tersebut hanya menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
 Ukuran/dimensi profil, tebal pelat, ukuran jumlah baut/las, tebal
pengelasan. Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi
dari elemen-elemen konstruksi baja yang berhubungan dengan
pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan MK, tidaklah
berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
ketidak-tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen
konstruksi baja.
 Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
 Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.
b) Fabrikasi
 Selama proses fabrikasi Konsultan MK harus menempatkan stafnya yang
berpengalaman dalam fabrikasi baia secara penuh untuk mengawasi
pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor.
 Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk
Procedure Quality Control kepada Konsultan MK untuk disetujui.
 Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baia harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor
yang ahli dalam konstruksi baja.
 Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran
dan/atau bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau
kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk
penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan dan
sebagainya.

PT. INDULEXCO 5–7 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

 Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan


rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong
(brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali
tidak diperbolehkan.
c) Tanda-tanda pada konstruksi Baja
 Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan
dengan kode yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat
dipasang dengan mudah.
 Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
 Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk
sambungan- sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara
dulu pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.
d) Pengelasan
 Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification
dan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari
Konsultan MK. Pengelasan harus dilakukan dengan las listrik, bukan
dengan las karbit.
 Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh
MK. Ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
 Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan
hasil pengalaman yang baik dalam dalam melaksanakan konstruksi baja
sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat yang
masih berlaku.
 Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las
yang tercantum di dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan
Kontraktor harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las sehingga
dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan
gambar atau tidak.
 Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat. minyak,
karat dan bekas- bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan
mechanical wire brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat
digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus dihaluskan dengan
menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
 Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak

PT. INDULEXCO 5–8 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

timbul distorsi dan tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang
dilas. Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat seperti
pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating.
 Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih
dari satu kali) maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu harus dibersihkan dahulu kerak-kerak las/slag dan percikan-
percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau
rusak harus dibuang sama sekali.
 Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan
yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus
dilakukan di bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan harus
seijin tertulis dari Konsultan MK.
 Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan
(field weld), dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga
dapat dengan mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang baik
tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
 Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk
mengetahui apakah :
 persiapan pengelasan sudah di lakukan dengan baik (bersih, gap
yang cukup dan lain-lain).
 las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-
cacat lain.
 ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
 Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus
dilakukan "Liquid Penetrant Test” sesuai dengan AWS D LI-90.
Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan MK.
 Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK atau apabila ada keraguan
terhadap hasil "Liquid Penetrant Test” tersebut, maka Konsultan MK
dapat meminta pada Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test
sesuai dengan A WS D 1.1-90. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus
mendapat persetujuan Konsultan MK dan semua biaya pengujian las
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
e) Baut penyambung dan angkur
 Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada Laboratorium
yang disetujui oleh Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut

PT. INDULEXCO 5–9 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

yang akan dipakai.


 Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3
(tiga) buah.
 Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan MK berhak
untuk meminta diadakan uji baut lainnya dengan jumiah 1 (satu) baut dari
setiap 250 baut yang digunakan. Biaya pengujian baut tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
 Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameter baut. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam
gambar, maka diameter lubang baut maksimal 1.60mm (1/16 inci)
lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat lubang
baru di lapangan tanpa seijin Konsultan MK.
 Pembuatan lubang baut harus memakai Pancang, untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang
baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
 Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci
momen torsi yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :
Dimensi Baut

Diameter Torsi
(inc) (mm) (lbs.ft) (kg.m)
1/2 12 90 12,454
5/8 16 180 24,908
3/4 19 320 44,287
7/8 22 470 65,038
1 25 710 98,249
1 1/8 28 960 132,844
1 1/4 62 1.35 186,872
1 1/2 38 2.58 357,018

 Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya


tarik baut sesuai dengan spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus
diawasi secara langsung oleh Konsultan MK.
 Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih dapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
 Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka
baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

PT. INDULEXCO 5 – 10 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

5.3.2. Percobaan Erection/Pengangkatan di pabrik/Workshop


Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja di lapangan, maka
disyaratkan agar dilakukan percobaan pengangkatan di pabrik (workshop
assembly), sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai
ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang berikut
sambungan-sambungannya. Percobaan tersebut penting untuk dilaksanakan,
agar dapat diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan juga kekuatan konstuksi
baja tersebut, serta dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut
dipasang pada tempatnya.

5.3.3. Schedule pengangkatan


1) Waktu pengajuan
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengangkatan dimulai,
Kontraktor harus mengajukan secara tertulis permohonan untuk hal ini.
Metode dan schedule pengangkatan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
MK. Metode pengangkatan harus mencakup antara lain :
a. Rencana pengiriman baja dari bengkel.
b. Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang.
c. Alat-alat bantu yang digunakan berikut perlengkapannya.
d. Urut-urutan pengangkatan.
e. Langkah pengamanan selama pengangkatan berlangsung.
f. Pengaku sementara untuk pengaman konstruksi selama pengangkatan
berlangsung.
g. Schedule pengangkatan elemen-elemen baja.
h. Perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan.
2) Pemeriksaan Akhir sebelum pengiriman
Kontraktor harus membuat jadwal rencana pengiriman dari pabrik ke lapangan
kepada Konsultan MK. Dengan.jadwal tersebut, Konsultan MK dapat
mengatur waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum baja dikirim. Setiap
pengiriman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dapat ditolak oleh Konsultan
MK dan risiko biaya serta akibat lainnya menjadi tanggungjawab Kontraktor
sepenuhnya.
3) Lokasi penempatan baja di lapangan
Penempatan elemen baja di lapangan harus pada tempat yang
kering/terlindung sehingga elemen-elemen tersebut tetap dalam kondisi baik

PT. INDULEXCO 5 – 11 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

hingga terpasang. Konsultan MK berhak untuk menolak elemen-elemen baja


yang rusak karena salah penempatan atau rusak akibat proses apapun juga.
4) Waktu pengangkatan
Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah metode
dan.jadwal pengangkatan disetujui oleh Konsultan MK.
5) Posisi angkur, Dll
Sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus memeriksa Kembali
dudukan/posisi angkur-angkur baia untuk memastikan bahwa semuanya
dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan
jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja. Perhatian khusus dalam
pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja di mana jarak-
jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah
ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selania
pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan
mengelas pada tulangan kolom/balok atap.
6) Keselamatan di lapangan
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan-pekerjaanya di
lapangan. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman,
topi pengaman, sarung tangan dan alat lain yang diperlukan selama pekerjaan
berlangsung.
7) Kegagalan pengangkatan
Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan
mempersiapkan segala alat penunjang agar proses pengangkatan dapat
berlialan sesuai dengan rencana. Kegagalan pengangkatan akibat kelalaian
maupun sebab lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, baik
terhadap biaya maupun waktu.
8) Kerusakan elemen baja
Secara prinsip elemen baia yang rusak baik karena salah pemotongan
maupun tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan tidak diizinkan untuk
digunakan pada proyek ini, kecuali diizinkan oleh MK.
9) Tenaga ahli untuk pengangkatan
Untuk proses pengangkatan di lapangan, Kontraktor harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Tenaga ahli untuk mengawasi
pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.

PT. INDULEXCO 5 – 12 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

10) Las lapangan


Secara prinsip las di lapangan sedapat mungkin dilakukan dengan sangat
hati-hati. Bila pengelasan harus dilakukan di lapangan dengan alasan tertentu,
maka Kontraktor wajib membuktikan bahwa hasil las lapangan tersebut
secara teknis memenuhi syarat. Untuk itu Kontraktor harus mengusulkan
cara pengujian atas hasil las lapangan ini, agar dapat disetujui oleh
Konsultan MK. Uji las tersebut meliputi antara lain tebal las, kualitas las dan
kepadatan las.

5.3.4. Pengecatan
1) Persiapan pengecatan
Pembersihan Abrasive blast sampai Sa 2 1/2 (ISO 8501 – 1:1988) or SSPC –
SP10, jika terjadi oksidasi antara blasting dan aplikasi pengecatan,
permukaan harus di reblast sampai visual standard yang dianjurkan.
Kesalahan permukaan (Surface defect) dibuka dengan proses blasting,
ditumpulkan, diisi, atau ditangani dengan penanganan yang tepat.
Semua permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas
dari kontaminasi. Sebelum aplikasi pengecatan semua permukaan harus
diuji dan dites sesuai dengan ISO 8501-1 dan ISO 8502.
Minyak dan gemuk harus dihilangkan sesuai SSPC-SP1 solvent cleaning.
Pembersihan Abrasive blast sampai Sa 2 1/2 (ISO 8501 – 1:1988) or SSPC –
SP10, jika terjadi oksidasi antara blasting dan aplikasi pengecatan,
permukaan harus di reblast sampai visual standard yang dianjurkan.
Kesalahan permukaan (Surface defect) dibuka dengan proses blasting,
ditumpulkan, diisi, atau ditangani dengan penanganan yang tepat.
Kedalaman profile permukaan antara 40 – 75 microns (1.5 – 3.0 mils)
adalah yang direkomendasikan.
a. Selang penyuplai udara
Selang ini membawa udara dari kompresor ke unit blasting. Umumnya
selang udara yang lebih lebar, lebih baik, tidak lebih kecil dari 1.25 in.
(31mm) diameter internalnya (ID) adalah yang direkomendasikan. Ukuran
yang direkomendasikan harus 3 sampai 4 kali ukuran lubang nozzle. Pada
selang yang lebih panjang dari 100ft (30m), selang ID nya harus 4 kali
ukuran lubang nozzle blasting. Ukuran yang lebar mengurangi hilangnya
tekanan udara melalui selang udara karena gesekan.

PT. INDULEXCO 5 – 13 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

b. Selang Abrasive Blast


Ada 2 jenis selang penyuplai abrasive :
 Lapisan-empat untuk digunakan ketika selang adalah sebagai
subject pada kesalahan pakai, atau ketika ada bahaya dari operator
yang menariknya pada sudut yang benar.
 Lapisan-dua, sebuah selang yang lebih ringan yang diperuntukkan
beberapa blaster karena kelenturannya yang lebih tinggi.
Semua selang harus memiliki sumbat ujung untuk memungkinkan
untuk sambungan dan mencegah moisture atau udara bertekanan dari
cara kerjanya melalui jalinan/kelaban atau lapisan dari selang tersebut.
Udara didalam selang tersebut dapat menyebabkan penutup selang
menggelembung; air dapat menyebabkan selang terkelupas.
c. Kompresor udara dan peralatan yang digunakan untuk persiapan
permukaan.
Dalam operasi pembersihan dengan blasting, kompresor udara harus
mampu untuk mengirimkan sejumlah udara yang cukup untuk menjaga
tekanan yang dikehendaki pada nozzle.
Udara bertekanan harus bebas dari kontaminan, termasuk minyak dan
air. Pertama, sejak peralatan penyuplai udara yang dibutuhkan ketika
blasting sedang dilakukan.
d. Tekanan udara
Tekanan udara diukur dalam pound per square inch (psi) atau bar.
Tekanan udara normalnya diatur sedikit diatas tekanan yang
dikehendaki dalam pekerjaan paling besar
100 psi (7 bar) untuk kompresor portable dan tekanan ini, jika berhasil
dijaga, mampu menghasilkan operasi pembersihan blasting yang efisien.
e. Ukuran Nozzle
Faktor lain yang tetap, kecepatan dari blasting secara langsung
berhubungan dengan ukuran nozzle yang digunakan. Yang penting juga
adalah kebutuhan udara. Maksimal ukuran nozzle yang dapat digunakan
harus tergantung pada kapasitas dari kompresor yang digunakan. Berikut
ini table yang menunjukkan volume udara yang dibutuhkan pada berbagai
macam tekanan untuk dipakai pada berbagai ukuran nozzle :

PT. INDULEXCO 5 – 14 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Tabel Blast Nozzle


Blast Nozzle Volume of air required (Cubic ft. per min.)
Orifice 60 psi 70 psi 80 psi 90 psi 100 psi
Size
¼ inch #4 67 76 85 94 103
3 8 / inch #6 151 171 191 211 232
½ inch #8 268 304 340 376 413

Tabel Blast Nozzle

Blast Nozzle Volume of air required (litres per min.)


Orifice 4.1 bar 4.8 bar 5.5 bar 6.2 6.9 bar
Size bar
6.3 mm #4 1900 2150 2400 2660 2920
9.45 mm #6 4280 4840 5410 5980 6570
12.6 mm #8 7590 8610 9630 1065 11700
0

2) Prosedur pengecatan
a. Metode aplikasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk aplikasi cat Protective
Coating untuk keperluan industri termasuk :
 Kuas
 Tangan
 Rol
 Semprot (conventional spray, airless spray atau modifikasi dari kedua
diatas).
Aplikasi dengan cara spray mungkin sangat banyak digunakan untuk
protective coating industri.
b. Aplikasi spray
Umumnya, aplikasi spray adalah metode terbaik untuk mempercepat
aplikasi pada area yang luas, dan untuk keseragaman aplikasi yang
sangat tinggi pada kebanyakan coating. Pada garis besarnya ada dua
jenis peralatan aplikasi spray :
 Conventional air spray
Cat disemprotkan dengan aliran udara bertekanan dan terbawa pada
suatu permukaan pada sebuah aliran udara. Keduanya (cat dan

PT. INDULEXCO 5 – 15 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

udara) masuk ke gun melalui saluran terpisah, lalu tercampur, dan


melalui katup dalam pola penyemprotan yang terkontrol.
 Airless spray
Cat disemprotkan tanpa menggunakan udara bertekanan dan
terbawa ke permuakaan dengan kekuatan tekanan cairan melewati
spray gun. Cat dipompa dibawah tekanan yang tinggi ke airless spray
gun, dimana dia diatur melalui sebuah bentuk dan ukuran yang sangat
tepat yang disebut lubang atau spray tip, dimana dia membawa cat
tersebut ke suatu permukaan.
 Spray gun harus bergerak parallel pada sebuah permukaan yang dicat.
 Solvent/thinner yang berlebihan tidak boleh ditambahkan pada
material cat, karena dapat merubah atomisasi dan sifat mengalir dari
cat tersebut.
 Extra hati hati harus selalu dilakukan ketika melakukan pengecatan
di area dengan bentuk yang kompleks, sudut sudut dan sebagainya.
Umumnya, peralatan conventional spray jarang dilakukan dilapangan
untuk pengecatan industri, melainkan dengan menggunakan airless
spray. Sebuah perbandingan dari kedua system aplikasi diatas
menunjukkan dalam pengoperasiannya airless spray memiliki keuntungan
sbb :
 Karena lebar area semprot yang diperoleh lebih besar dan cat yang
dikeluarkan lebih banyak, ketebalan yang diperoleh juga lebih tebal.
Khususnya cat yang dirancang untuk tingginya :
 kekentalan (viskositas) dan volume solid yang tinggi umumnya
memiliki keuntungan dalam metode aplikasi meskipun material
konvensional dapat digunakan dengan baik dengan memilih ukuran
dan lebar tip yang sesuai.
 Terdapat lebih sedikit debu cat karena tidak menggunakan udara.
Ini berarti bahwa metode airless tidak hanya lebih ekonomis karena
lebih sedikit cat yang terbuang sebagai debu cat, tetapi peralatan
dapat digunakan dalam ruangan tertutup seperti tanki yang dalam,
karena mengurangi debu cat membuat kondisi pekerjaan di ruang
tertutup lebih memadai.
 Cat untuk penyemprotan airless umumnya tidak memerlukan thinner;
ini membuat irit baik material dan juga waktu.

PT. INDULEXCO 5 – 16 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

c. Kondisi cuaca
Aplikasi cat selama kondisi cuaca yang buruk memungkinkan untuk
menghasilkan kualitas lapisan cat yang lebih buruk, dan mengurangi
fungsi proteksinya. Quality Control di lapangan harus memonitor
Kelembaban, temperature titik embun (dew point) dan temperature
permukaan yang dicat, untuk menghindari problem problem dengan sbb :
 Cat diaplikasi di atas permukaan yang basah
 Cat yang baru diaplikasikan menjadi terpengaruh oleh kelembaban
(moisture) segera setelah aplikasi.
 Cat yang diaplikasikan ketika temperature terlalu rendah untuk reaksi
pengeringan terjadi.
 Cat yang diaplikasikan ketika temperature terlalu tinggi, dan proses
pembentukan lapisan cat jadi terganggu.
 Thinner cat yang tidak mampu menguap, karena terlalu tingginya
tekanan penguapan parsialnya (contoh : tingginya jumlah uap air di
udara).
Sebagai tuntunan umum, sebuah spec memungkinkan untuk menuntut
kondisi kondisi sebagai berikut :
 Temperature udara lebih besar dari 5°C (40ºF)
 Permukaan yang dicat harus kering
 Kelembaban relaitif udara kurang dari 85%
 Temperature permukaan pelat tidak kurang dari 3ºC (5ºF) diatas
temperature titik embun (dew point).
Jika beberapa kondisi ini tidak sesuai, aplikasi cat tidak boleh dilakukan.
d. Peraturan umum aplikasi pengecatan
Berikan perhatian yang utama untuk item berikut selama aplikasi,
hentikan pengecatan (kecuali ada permintaan khusus) jika :
 Suhu permukaan pelat atau cat tidak kurang 3 derajat C
dibawah dew point temperature atau kelembaban relative diatas 85%.
 Ketika suhu permukaan pelat lebih tinggi dari 40 derajat C
(kecuali cat disuplai sesuai specifikasinya)
 Ketika suhu udara kurang dari 5 derajat
 Menetapkan sebelumnya cuaca buruk dalam 2 jam ketika overcoating
diluar ruangan.
 Ketika moisture terbentuk di permukaan dari struktur ketika hujan,

PT. INDULEXCO 5 – 17 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kondensasi dan embun beku dsb.


 Ketika iluminasi efektif kurang dari 500 lux selama aplikasi pengecatan.
Permukaan cat akhir harus seragam dalam kilap dan warna, tidak ada
blister (gelembung cat), cat meleleh, ngelotok, dan tidak tercat, pecah
dan terdapat debu cat dan sebagainya.
3) Pemeriksaan tebal cat
Setelah pengecatan dilakukan, maka Kontraktor dengan Konsultan MK harus
melakukan pemeriksaan terhadap ketebalan cat apakah telah sesuai dengan
ketebalan yang dianjurkan oleh konsultant. Konsultan MK secara acak akan
menentukan elemen baja yang akan diuji. Kontraktor harus menyediakan alat
ukur khusus untuk pengukuran ketebalan cat itu.
4) Baja yang dibungkus dan baja sementara
Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak
permanen, maka bagian permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.
5) Perbaikan cat
a) Lingkup
Bagian ini untuk prosedur perbaikan pada pada permukaan cat di bagian
eksternal baja, apabila terdapat kerusakan.
b) Tujuan
Untuk mendapat efek perlindungan terhadap korosi dengan melakukan
perbaikan dengan cepat apabila terdapat kerusakan.
c) Referensi
 SSPC-SP2
 SSPC-SP3
d) Bahan dan peralatan
 Power brush
 Wire brush Disc. Catridge
 Sand paper
 Roller
 Brush
 Thinner
e) Persiapan permukaan
 Hilangkan bagian cat yang rusak
 Lakukan power brush dan bersihkan hingga bare metal untuk
mencapai SSPC-SP 2 or SSPC-SP3.

PT. INDULEXCO 5 – 18 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) Spesifikasi Teknis
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

 Gunakan thinner untuk membersihkan permukaan setelah power


tool/SSPC-SP2 or SSPC-SP3
f) Proses pengecatan
 Untuk mixing dan pot life time harap mengacu ke data sheet.
 Pastikan permukaan bersih dari debu dan kering sebelum dilakukan
pengecatan
 Primer coat menggunakan interprime 312 dengan 30 µm DFT,
penggunaan brush atau roller harus dalam 2 coat dan hanya untuk
bagian kecil.
 Dry film thickness harus dicek mengacu pada to SSPC-PA2.
g) Hindari hal-hal berikut ini dan berhati-hati sebelum pelaksanaan
pengecatan :
 Terlihat moisture dan flash rust pada permukaan.
 Temperatur udara adalah 30C dibawah dew point dan kelembaban
lebih besar daripada 85%.
 Bila coating sebelumnya belum benar-benar kering.
 Angin kencang, keculai kondisi proses spray dapat dilindungi dengan
penutup sementara.
 Bila hujan diramalkan terjadi sebelum lapisan belum benar-benar
kering/fully cured (lihat data sheet untuk drying time).
 Bila hujan akan terjadi sebelum pengecatan dilakukan untuk
mengindari lapisan yang tidak kering.
5.3.5. Anti lendut
Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut
khususnya untuk kuda-kuda dan kantilever. Besarnya anti lendut adalah minimum
sama dengan besarnya lendutan akibat beban mati. Besarnya anti lendut tersebut
dapat dilihat pada gambar atau jika tidak disebutkan secara khusus besarnya
adalah sebesar 1/350 kali bentang.

PT. INDULEXCO 5 – 19 Bab 5 of 6


Pekerjaan Konstruksi Baja
PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

DAFTAR ISI
SPESIFIKASI UMUM

BAB I
UMUM

PASAL Halaman

S1.01 Singkatan-singkatan ................................................................................ SU1-1


S1.02 Material .................................................................................................... SU1-1
S1.03 Penyimpanan Material ............................................................................. SU1-2
S1.04 Royalti ....................................................................................................... SU1-3
S1.05 Daerah Milik Jalan (Damija) .................................................................... SU1-3
S1.06 Tempat Kerja (Working Area)................................................................... SU1-3
S1.07 Tempat Untuk Jalan Sementara, Bangunan dan Keperluan Lainnya .... SU1-3
S1.08 Perumahan/Barak Pekerja dan Gudang ................................................. SU1-4
S1.09 Kantor dan Fasilitas Lapangan .............................................................. SU1-4
S1.10 Laboratorium ............................................................................................ SU1-6
S1.11 Pengukuran dan Pembuatan Patok ........................................................ SU1-8
S1.12 Pemberitahuan Memulai Pekerjaan ......................................................... SU1-10
S1.13 Keselamatan ............................................................................................ SU1-10
S1.14 Jalan Sementara ..................................................................................... SU1-10
S1.15 Jalan Penghubung Sementara (Temporary Traffic Ramps) ................... SU1-12
S1.16 Pengaturan Lalu Lintas ........................................................................... SU1-12
S1.17 Jumlah Lajur Lalu Lintas untuk Pengaturan Lalu Lintas ......................... SU1-13
S1.18 Lalu Lintas Khusus/Luar Biasa ................................................................ SU1-13
S1.19 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas .......................................... SU1-13
S1.20 Mobilisasi dan Pekerjaan Persiapan ........................................................ SU1-15
S1.21 Konstruksi Separuh Lebar Jalan ............................................................. SU1-17
S1.22 Pengurugan Lubang Galian dan Selokan ............................................... SU1-17
S1.23 Tanggung Jawab Kontraktor atas Pekerjaan .......................................... SU1-17
S1.24 Standar Kecakapan Kerja (workmanship) .............................................. SU1-18
S1.25 Perlindungan Hasil Kerja dari Cuaca ...................................................... SU1-18
S1.26 Pekerjaan dan Penanganan pada Aliran Air yang Sudah Ada................ SU1-18
S1.27 Satuan Pengukuran ................................................................................. SU1-20

PT. INDULEXCO 0–1 Daftar Isis SU - i


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.28 Lokasi dan Perlindungan Lalu Lintas ....................................................... SU1-20


S1.29 Mal Lengkung (Templates) dan Mal Datar (Straightedges) .................... SU1-20
S1.30 Perintah untuk Pelaksana (Foreman) ..................................................... SU1-21
S1.31 Pekerjaan dan Material yang Termasuk di Dalam Harga Kontrak
(Contract Prices) ...................................................................................... SU1-21
S1.32 Bengkel ..................................................................................................... SU1-22
S1.33 Gambar ..................................................................................................... SU1-22
S1.34 Papan Informasi Proyek ........................................................................... SU1-23
S1.35 Peralatan Timbang dan Timbangan ........................................................ SU1-23
S1.36 Spesifikasi ................................................................................................. SU1-24
S1.37 Toleransi ................................................................................................... SU1-25
S1.38 Pemeliharaan Drainase yang Sudah Ada ............................................... SU1-25

BAB 2
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

S2.01 Pembersihan Tempat Kerja...................................................................... SU2-1

BAB 3
PEMBONGKARAN

S3.01 Pembongkaran ......................................................................................... SU3-1

BAB 4
PEKERJAAN TANAH

S4.01 Lingkup Pekerjaan .................................................................................... SU4-1


S4.02 Umum ....................................................................................................... SU4-1
S4.03 Galian Biasa (Common Excavation) ........................................................ SU4-5
S4.04 Galian Batu (Rock Excavation) ................................................................ SU4-8
S4.05 Borrow Material......................................................................................... SU4-11
S4.06 Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan .................... SU4-14
S4.07 Material Buangan (Waste)........................................................................ SU4-21

PT. INDULEXCO 0–1 Daftar Isis SU - i


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S4.08 Daerah Urugan Khusus ............................................................................ SU4-22


S4.09 Urugan Material Berbutir (Granular Backfill) ............................................ SU4-26
S4.10 Urugan Rembesan (Permeable Backfill) .................................................. SU4-28
S4.11 Drainase Pasir Vertikal (Vertical Sand Drain) dan Drainase Pasir Horisontal
(Horizontal Sand Drain) ............................................................................. SU4-30
S4.12 Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone)................................................. SU4-33

BAB 5
GALIAN STRUKTUR

S5.01 Galian Struktur .......................................................................................... SU5-1

BAB 6
DRAINASE

S6.01 Lingkup Pekerjaan .................................................................................... SU6-1


S6.02 Umum ....................................................................................................... SU6-1
S6.03 Urutan Pekerjaan ...................................................................................... SU6-1
S6.04 Gorong-gorong Kotak (Box Culvert)......................................................... SU6-2
S6.05 Gorong-gorong Pipa (Pipe Culvert).......................................................... SU6-2
S6.06 Selokan-U, Selokan Setengah Lingkaran, Inlet, Outlet, Headwall
danJoint Box, dll ....................................................................................... SU6-7
S6.07 Selokan Pasangan Batu Mortar (Mortared Rubble) dan Pasangan Batu Kosong
(Grouted Rip Rap) ..................................................................................... SU6-11
S6.08 Pekerjaan Drainase untuk Jembatan ...................................................... SU6-14
S6.09 Drainase Porous ...................................................................................... SU6-16

BAB 7
SUBGRADE

S7.01 Persiapan Tanah Dasar (Subgrade Preparation) .................................... SU7-1

PT. INDULEXCO 0–1 Daftar Isis SU - i


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 8
LAPIS PONDASI AGREGAT (SUBBASE)

S8.01 Lapis Pondasi Agregat (Subbase) ........................................................... SU8-1

BAB 9
PERKERASAN

S9.01 Umum ....................................................................................................... SU9-1


S9.02 Pengerukan Perkerasan Lama (Scarify Old Pavement).......................... SU9-12
S9.03 Penambalan Perkerasan Jalan Eksisting ................................................ SU9-14
S9.04 Bitumen Lapis Resap Pengikat (Bituminous Prime Coat) ....................... SU9-16
S9.05 Bitumen Lapis Pengikat (Bituminous Tack Coat) .................................... SU9-19
S9.06 Seal Coat .................................................................................................. SU9-21
S9.07 Aspal Beton (Bituminous Plant Mix Material). .......................................... SU9-25
S9.08 Perkerasan Beton Semen Portland.......................................................... SU9-37
S9.09 Lean Concrete .......................................................................................... SU9-59

BAB 10
STRUKTUR BETON

S10.01 Beton......................................................................................................... SU10-1


S10.02 Baja Tulangan........................................................................................... SU10-44
S10.03 Beton Pra-tekan (Prestressed Concrete) ................................................. SU10-48
S10.04 Tiang Pancang Beton Precast ................................................................. SU10-58
S10.05 Tiang Pancang Beton Pretensioned ........................................................ SU10-66
S10.06 Tiang Pancang Baja ................................................................................. SU10-73
S10.07 Tiang Pancang Beton Cast-In-Place ........................................................ SU10-80
S10.08 Pemboran Percobaan (Test Drilling) ........................................................ SU10-83
S10.09 Sambungan Ekspansi Jembatan (Bridge Expansion Joint) .................... SU10-85
S10.10 Bridge Bearings ........................................................................................ SU10-95
S10.11 Turap (Sheet Pile) Beton Pracetak .......................................................... SU10-98

PT. INDULEXCO 0–1 Daftar Isis SU - i


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN

S12.01 Pekerjaan Lansekap dan Penanaman Rumput ....................................... SU12-1


S12.02 Pasangan Batu Kali (Stone Masonry) ...................................................... SU12-9
S12.03 Mortar Semen ........................................................................................... SU12-13
S12.04 Delineator ................................................................................................. SU12-14
S12.05 Guardrail dan Pagar ................................................................................. SU12-16
S12.06 Rambu Pengaturan dan Peringatan (Warning and Regulatory Signs)SU12-19
S12.07 Rambu Petunjuk, Peringatan dan Larangan (Guide Signs) .................... SU12-22
S12.08 Marka Jalan .............................................................................................. SU12-25
S12.09 Guide Post, Kilometers Post dan Patok Damija ...................................... SU12-28
S12.10 Concrete Barrier ....................................................................................... SU12-30
S12.11 Kerb Beton (Concrete Curb)..................................................................... SU12-35
S12.12 Pagar ROW .............................................................................................. SU12-37
S12.13 Perlindungan Lereng/Talud ...................................................................... SU12-39
S12.14 Lajur Penyelamat...................................................................................... SU12-41

BAB 13
PENCAHAYAAN, LAMPU LALU LINTASDAN PEKERJAAN LISTRIK

S13.01 Ruang Lingkup Pekerjaan ....................................................................... SU13-1


S13.02 Spesifikasi Umum .................................................................................... SU13-2
S13.03 Spesifikasi Perangkat .............................................................................. SU13-2
S13.04 Penomeran Tiang ................................................................................... SU13-5

LAMPIRAN

PT. INDULEXCO 0–1 Daftar Isis SU - i


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 1
U M U M

S1.01 SINGKATAN-SINGKATAN

Selain definisi-definisi yang dinyatakan dalam Ketentuan Umum Kontrak,


singkatan-singkatan berikut, yang digunakan dalam Spesifikasi Umum &
Daftar Kuantitas dan Harga, harus ditafsirkan sebagai berikut :

C.B.R. - California Bearing Ratio


cm - centimeter
Cov. Pl - Cover plate
cu.m. atau m3 - meter kubik
Dia atau Ø - Diameter
Diaph. - Diaphragm (Diafragma)
Drg atau Dwg - Drawing (Gambar)
Ea - Each (Buah)
Guss - Gusset
Hp. - Horse Power (Tenaga Kuda)
kg. - Kilogram
L.M. atau m lin.m - linear meter
lt - liter
Max. – Maksimum
Min. – Minimum
mm - milimeter
No. - Nomor
P.C - Prestressed Concrete
R.C - Reinforced Concrete (Beton bertulang)
Rp. - Rupiah
Sht. - Sheet
Spl. - Splice (sambungan)
sq.cm atau cm2 - sentimeter persegi
sq.m atau m2 - meter persegi
T atau ton - metrik ton
W atau WA - Berat

PT. INDULEXCO I–1 RKS Infrastruktur SU01 - 1


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.02 MATERIAL

S1.02 (1) Kecuali bila ditetapkan lain dalam Kontrak ini, seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik
untuk tujuan yang dimaksudkan.

Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini setiap keterangan mengenai
peralatan, material, barang atau proses paten, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau
kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan;
dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,
barang atau proses, yang atas penilaian Pemimpin Proyek, sesuai dengan
keterangan itu. Kecuali bila ditentukan lain, seluruh material paten itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

S1.02 (2) Bila diminta oleh Pemimpin Proyek, sebelum memesan material atau
barangbarang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan tetap,
Kontraktor harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan,
mengenai butir-butir material itu, nama-nama perusahaan yang
memperoleh marerial itu, dan daftar material yang akan dipesan dari
perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-
dokumennya untuk meminta persetujuan.

S1.03 PENYIMPANAN MATERIAL

S1.03 (1) Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar
sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.

Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.


Tempat atau lahan milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya dan bila perlu menyewa dan
membayarnya.

PT. INDULEXCO I–2 RKS Infrastruktur SU01 - 2


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.03 (2) Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

S1.03 (3) Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
ke samping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga
gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus
ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpan tidak lebih dari 5 (lima)
meter.

S1.04 ROYALTI

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk segala kompensasi dan royalti


material galian. Untuk kompensasi dan royalti ini, tidak akan diadakan
pembayaran terpisah, tetapi sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan
dan Harga Total yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

S1.05 DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA)

Damija adalah bidang tanah yang diperlukan untuk jalan. Lebar damija
seperti tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar
sesungguhnya akan ditentukan oleh Pemimpin Proyek.

S1.06 TEMPAT KERJA (WORKING AREA)

Kontraktor harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila


perlu, untuk memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di
luar Damija, dan Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas pemakaian
tanah tersebut. Kecuali bila ditentukan pada waktu Pelelangan.
Pembayaran untuk tempat kerja ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal
S1.20 “Mobilisasi”.

PT. INDULEXCO I–3 RKS Infrastruktur SU01 - 3


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.07 TEMPAT UNTUK JALAN SEMENTARA, BANGUNAN DAN KEPERLUAN


LAINNYA

Kontraktor harus memilih, menata dan bila perlu membayar atas


pemakaian bidang tanah untuk jalan sementara, bangunan tempat
pengolahan beton dan material aspal (bitumen), tempat penyimpanan
peralatan, bangunan Kantor, rumah tinggal, atau keperluan lain selama
pelaksanaan kerja.

Tanah milik Pemerintah atau milik pribadi, sebelum dipakai untuk keperluan
pelaksanaan proyek, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari
Pemimpin Proyek.

Bila bangunan utilitas air, listrik, drainase dan lain-lain yang melewati
tempat kerja itu akan terganggu oleh pekerjaan, maka Kontraktor atas
biaya sendiri, harus mencari alternatif terbaik sesuai dengan aturan
pekerjaan sehingga memuaskan pemilik utilitas dan Pemilik Proyek,
sebelum memotong atau memindahkannya.

Bila Kontrak telah selesai, atau sebelumnya jika diperintahkan oleh


Pemimpin Proyek, semua bangunan dan rintangan lainnya harus
disingkirkan, tempat harus bersih seperti semula, segala kerusakan harus
diperbaiki dan bila perlu, pemilik tanah harus dibayar atas dipakainya tanah
itu.

S1.08 PERUMAHAN/BARAK PEKERJA DAN GUDANG

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara rumah-rumah untuk


pekerja dan gudang-gudang yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan, dan harus mengaturnya sendiri dengan persetujuan Pemimpin
Proyek dan pemilik tanah yang bersangkutan serta bila perlu membayar
kepada pemilik tersebut.
Penyediaan dan pemeliharaan perumahan dan gudang-gudang tersebut
dibayar menurut Pasal S1.20 "Mobilisasi".

PT. INDULEXCO I–4 RKS Infrastruktur SU01 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.09 KANTOR DAN FASILITAS LAPANGAN

S1.09 (1) Uraian Pekerjaan

Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan pada penyelesaian


Kontrak, membongkar atau memindahkan semua Kantor lapangan
sementara, gudang penyimpanan, barak dan bengkel.

S1.09 (2) Persyaratan Umum

(a) Kontraktor harus mengikuti persyaratan dari peraturan Nasional,


Propinsi dan Kota.
(b) Kantor lapangan harus ditempatkan sesuai dengan rencana lokasi
dan tempat kerja sebagai bagian program Mobilisasi.
(c) Bangunan untuk Kantor dan akomodasi harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga bebas dari pencemaran operasi instalasi
aspal atau konstruksi.
(d) Bangunan harus mengikuti persyaratan / standar yang berlaku,
sesuai dengan ketentuan.
(e) Bangunan yang diperlukan untuk penyimpanan bahan-bahan harus
diisolasi dengan sempurna untuk mencegah kerusakan bahan-bahan
yang disimpan.
(f) Dengan persetujuan dari Pemimpin Proyek, pengadaan bangunan
tersebut boleh dengan cara menyewa atau boleh pula dibangun
ditempat atau dengan konstruksi prefabrikasi.
(g) Kantor lapangan dan gudang penyimpanan sementara harus
dibangun di atas pondasi yang layak dan dilengkapi dengan
sambungan untuk pelayanan utilitas.
(h) Bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam
bangunan tersebut harus baru sesuai dengan maksud yang
diperlukan, dan tidak boleh melanggar kode-kode atau peraturan
yang berlaku.
(i) Lokasi untuk Kantor lapangan dan sejenisnya harus ditimbun dan
diratakan untuk dibuat struktur bangunan, harus bebas pengaliran,
dikelilingi oleh pagar yang disetujui dan dilengkapi dengan jalan
masuk dan tempat parkir yang berkerikil.

PT. INDULEXCO I–5 RKS Infrastruktur SU01 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(j) Selama jangka waktu penuh dari Waktu Kontrak, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas penerangan dan instalasinya. Sebuah
pembangkit listrik yang siap pakai dari kapasitas minimum 2200 watt
harus disediakan ditempat kerja pada setiap saat oleh Kontraktor
untuk menjaga aliran listrik bilamana karena sesuatu hal terjadi
kerusakan pada aliran utama.
(k) Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran di
dalam semua barak, Kantor, gudang dan bengkel.
(l) Kontraktor harus menyediakan sarana komunikasi : telepon,
facsimile, radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
(m) Kontraktor harus menyediakan air bersih yang dapat diminum setelah
dimasak, sarana gas dan peturasan.
(n) Di luar kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam pasal ini ayat (a)
sampai dengan (m), Kontraktor harus menyediakan sebuah
bangunan Direksi Kit yang berada di lapangan pekerjaan (job site)
untuk kepentingan pengawasan pekerjaan Proyek. Operasional
penggunaan bangunan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Kontraktor.

Syarat-syarat umum bangunan adalah :


1) Luas minimum bangunan 72 m2
2) Terdiri dari 1 (satu) ruang proyek (18 m2), 1 (satu) ruang
Konsultan Pengawas (18 m2), 1 (satu) ruang pertemuan yang
minimum dapat menampung 12 orang, musholla, dapur kecil
(pantry) dan toilet.
3) Seluruh ruang masing-masing dilengkapi meja-kursi, papan
putih dan lemari (filing cabinet).
4) Dilengkapi satu (1) set komputer dan printer serta satu (1) set
mesin fotokopi.
5) Dilengkapi penyejuk udara (air conditioner).
6) Pasokan listrik yang cukup.
7) Alat komunikasi yang dapat langsung berhubungan ke
lapangan dan ke kantor Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Proyek.

PT. INDULEXCO I–6 RKS Infrastruktur SU01 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.09 (3) Bengkel

(a) Kontraktor harus mempunyai sebuah bengkel yang sesuai di tempat


kerja dengan peralatan yang memadai dan diperlengkapi dengan
tenaga kerja listrik untuk memberi kemungkinan bagi perbaikan pada
peralatan yang digunakan untuk melaksanakan Pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan pula suatu gudang untuk suku cadang
peralatan.

(b) Bengkel harus dikelola oleh seorang mandor kepala yang memenuhi
syarat untuk perbaikan mekanis dan mempunyai sejumlah tenaga
montir terampil yang cukup.

S1.09 (4) Metoda Pengukuran dan Pembayaran

Kantor dan fasilitas lapangan yang diuraikan dalam Pasal ini harus dibayar
menurut pembayaran lump sum untuk Mobilisasi dimana jumlah tersebut
akan dianggap sebagai pembayaran penuh untuk pembangunan,
perlengkapan, dan juga termasuk pemeliharaan, pembersihan dan
pembongkaran semua bangunan yang sifatnya sementara pada waktu
penyelesaian pekerjaan.

S1.10 LABORATORIUM

Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama


berlaku Kontrak, laboratorium yang memadai, dan bisa dipindah-pindah
lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan, personil, perlengkapan dan
instalasinya; untuk digunakan sendiri maupun oleh Konsultan Pengawas.
Laboratorium ini dioperasikan oleh Kontraktor dan / atau oleh Konsultan
Pengawas serta di bawah pengawasan Konsultan Pengawas.

Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan material yang


dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan (tes) standar yang ditentukan
dalam Spesifikasi ini.

Kelompok 1

PT. INDULEXCO I–7 RKS Infrastruktur SU01 - 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

1 Test on Penetration Graded Asphalt Cement (M20)


2 Test on Portland Cement (M85)
3 Test on Concrete Drain and Pipe (M86)
4 Compressive Strength of Concrete Speciments (T22)
5 Abrasion of Aggregate by Los Angeles Machine (T96)
6 Extraction of Bitumen (T164)
7 Effect of Water on Bituminous Mixture (T165)
8 Marshall Resistance to Flow (T245)

Pemeriksaan-pemeriksaan selain yang disebut di atas, dapat dikerjakan


dalam laboratorium eksternal yang telah disetujui oleh Pemimpin Proyek.

Bila Kontraktor tidak dapat menyediakan peralatan untuk pemeriksaan di


atas, maka seluruh biaya transportasi dan pemeriksaan sampel merupakan
tanggungan Kontraktor.

Kelompok 2
Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk
pemeriksaan yang ditentukan dalam Kontrak ini harus disediakan oleh
Kontraktor dan dipasang dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak
lebih dari 30 hari setelah dikeluarkannya Perintah Mulai Kerja (Notice to
Proceed) Kontraktor harus mengajukan daftar semua peralatan yang akan
disediakan dan rinciannya, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Bila Kontraktor memutuskan untuk tidak menyediakan peralatan untuk


pemeriksaan di atas, maka seluruh biaya transportasi dan pemeriksaan
sampel merupakan tanggungan Kontraktor.

Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan


telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan disimpan secara benar oleh
Kontraktor. Air dan tenaga listrik harus selalu tersedia secara memadai.
Setiap tanda AASHTO Test and Material dalam spesifikasi itu berarti
"AASHTO Specification for Highways Material and Methods of Sampling
and Testing". Untuk keterangan AASHTO Test and Material yang tidak
termasuk ke dalam Spesifikasi di atas, maka harus diambil referensinya

PT. INDULEXCO I–8 RKS Infrastruktur SU01 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kepada edisi terakhir yang memuatnya.

Bila material atau pembuatannya telah ditentukan oleh salah satu diantara
pemeriksaan tersebut di atas, maka dibolehkan adanya metoda
pemeriksaan alternatif. Metoda-metoda yang dipakai untuk menentukan
kesesuaian dengan Spesifikasi ini merupakan wewenang mutlak Konsultan
Pengawas. Keputusan Konsultan Pengawas bersifat final, dan setiap
tuntutan terhadap keputusan Konsultan Pengawas atas metoda
pemeriksaan yang diperkenankan akan ditolak.

Selain dari laboratorium yang dijelaskan dalam Pasal ini, Kontraktor juga
harus menyediakan Laboratorium lapangan di lokasi yang ditentukan oleh
Pemimpin Proyek, agar Pemimpin Proyek dapat mengontrol dan
mengawasi material yang dipergunakan untuk perkerasan aspal dan
operasi dari bituminous mixing plants, sebagaimana ditentukan dalam Bab
9 dari Spesifikasi ini.

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium, termasuk personil, air, fasilitas


listrik dan seluruh pengeluaran lainnya akan dibayar menurut Pasal S1.20.

S1.11 PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK

S1.11 (1) Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis


kemiringan jalan sesuai dengan Gambar, dan harus memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila
dianggap perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis dan
kemiringan jalan, dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang
dari 48 jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus dapat
membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan, dan Konsultan
Pengawas akan memeriksa pengukuran itu. Pengukuran yang sudah
disetujui akan menjadi dasar pembayaran.

S1.11 (2) Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor
harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas

PT. INDULEXCO I–9 RKS Infrastruktur SU01 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

segala peralatan, instrumen, personil dan tenaga survai, dan lain-lain


material yang mungkin dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas dalam
memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-
pekerjaan lain yang terkait. Peralatan dan personil survai harus meliputi,
tetapi tidak hanya terbatas pada :

(a) 2 orang surveyor ahli 6 orang pekerja surveyor


(b) Peralatan Survai :
1 Wild RDS Theodolite (360 derajat); 1 Wild TO Theodolite (360
derajat); 2 Wild NAK levels; 2 pita meteran baja dengan panjang 50
m; 2 steel measuring rod (4m); 20 target poles dengan tripod; patok-
patok survai; dan macammacam alat yang diperlukan dalam survai.
Semua peralatan survai harus disediakan lengkap, termasuk tripod,
dll.

Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survai dan


pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
seperti patok kemiringan (slope stakes), temporary grade stakes, lay out
dari gorong-gorong, offset line, dan lain-lain. Kontraktor harus
bertanggungjawab atas ketepatan pengukuran dan survai yang dikerjakan
oleh petugasnya.

Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh


Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis
pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

S1.11 (3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang
(cross section) kepada Konsultan Pengawas sebagaimana ditentukan oleh
Pasal S4.02. Konsultan Pengawas akan mengesahkan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor.

Kontraktor harus mengajukan lagi salinan penampang melintang


sebagaimana untuk persetujuan tersebut di atas, bila Konsultan Pengawas

PT. INDULEXCO I – 10 RKS Infrastruktur SU01 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

perlu mengadakan perubahan/revisi.

Penampang melintang dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir


untuk kemungkinan digandakan. Bila penampang melintang itu akhirnya
disetujui, maka Kontraktor harus menyerahkan Gambar kalkir asli dan 4
(empat) lembar hasil penggandaan, masing-masing 3 (tiga) lembar untuk
Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar untuk Pemimpin Proyek. Kalkir
asli disimpan oleh Pemimpin Proyek.

Gambar penampang melintang harus memakai judul dan ukuran sesuai


dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

S1.11 (4) Biaya dari upaya memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk
dalam Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.

S1.12 PEMBERITAHUAN MEMULAI PEKERJAAN

S1.12 (1) Pekerjaan tetap harus selalu disertai persetujuan Pemimpin Proyek
sebelum dikerjakan. Sebelum mulai melaksanaan pekerjaan, Kontraktor
harus menyerahkan penjelasan lengkap secara tertulis kepada Pemimpin
Proyek, agar Pemimpin Proyek dapat mengatur waktu untuk
pemeriksaan/inspeksi.

S1.12 (2) Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

S1.13 KESELAMATAN

S1.13 (1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas keselamatan umum yang
melewati lokasi pekerjaan. Segala penggalian, bangunan dan hal-hal lain
yang mungkin berbahaya bagi umum harus dipagari dan dilengkapi tanda
peringatan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Kontraktor
harus menyediakan penjaga untuk menjamin keselamatan umum setiap
saat. Jalan yang sudah ada harus

PT. INDULEXCO I – 11 RKS Infrastruktur SU01 - 11


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dipelihara dengan kondisi yang aman, kecuali bila Kontraktor membuat


penggantinya sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

S1.13 (2) Setiap pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga


memperkecil kemungkinan bahaya bagi masyarakat umum atau pekerja
setempat.

S1.13 (3) Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini tidak akan dibayar
langsung, tetapi dianggap sudah termasuk dalam Harga Penawaran untuk
mata pembayaran dalam Kontrak ini.

S1.14 JALAN SEMENTARA

S1.14 (1) Kontraktor harus mengadakan, memelihara dan membongkar kembali, bila
pekerjaan yang memerlukannya telah selesai, semua jalan sementara, dan
jalan setapak, jembatan darurat di atas jalan umum, penyeberangan
sementara di atas saluran air atau tanah yang labil, jalan tambahan atau
jalan kerja, dan harus menjamin kesesuaiannya dalam segala hal untuk
melaksanakan pengangkutan construction plant yang diperlukan untuk
pekerjaan. Untuk menyediakan jalan bagi lalu lintas Kontraktor sendiri dan
orang lain, atau untuk berbagai tujuan lainnya. Jalan-jalan sementara
tersebut harus dibangun sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas,
tetapi Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala kerusakan yang
terjadi pada atau disebabkan oleh lalu lintas yang melewati jalan
sementara tersebut.

S1.14 (2) Sebelum membuat jalan sementara, Kontraktor harus menyelesaikan


segala persiapan, termasuk pembayaran bila perlu, dengan menghubungi
penguasa setempat atau pemilik tanah yang terkait, atas pemakaian tanah
itu, dan harus disertai persetujuan dari Pemimpin Proyek.

Persetujuan tersebut akan ditentukan oleh Pemimpin Proyek terhadap


proposal Kontraktor mengenai hal-hal seperti kualitas rambu-rambu, lampu
dan kualitas permukaan jalan sementara itu, serta proposal mengenai
persiapan pemeliharaannya. Tetapi, persetujuan itu tidak akan mengurangi

PT. INDULEXCO I – 12 RKS Infrastruktur SU01 - 12


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

beban tanggungjawab Kontraktor dalam Kontrak ini. Bila pekerjaan selesai,


Kontraktor harus membersihkan kembali tanah itu sesuai dengan petunjuk
Pemimpin Proyek.

S1.14 (3) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan gambar rencana jalan
sementara untuk memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas. Gambar
detail tersebut harus mencakup alinemen, penampang melintang dan
memanjang, konstruksi perkerasan, drainase, rambu-rambu, lampu-lampu
dan masa dipakainya jalan/ jembatan sementara.

S1.14 (4) Kontraktor harus menyelesaikan segala persiapan yang diperlukan untuk
lintasan di sepanjang bagian jalan yang bersangkutan dengan Kontrak ini,
bagi segala Construction Plant, material dan tenaga kerja dari kontraktor
lain yang terlibat dalam pembuatan rentang jalan yang berdekatan. Untuk
keperluan itu, maka Kontraktor dan kontraktor-kontraktor lain yang
berkepentingan dalam pembuatan jalan yang berdekatan itu sampai titik
mereka akan berpapasan, dalam waktu selambat-lambatnya 15 hari dan
apabila perlu, meminta ijin dari Pemimpin Proyek untuk melintas dan harus
menyerahkan jadwal pelintasan itu.

Setelah Pemimpin Proyek mengijinkan dan menyetujui jadwal pelintasan,


maka baik Kontraktor yang memohon melintas maupun Kontraktor yang
diminta ijin harus bersama-sama menjaga jadwal yang sudah disetujui oleh
Pemimpin Proyek, tanpa ada hak untuk menuntut pembayaran ekstra atas
konsekuensi pembatasan pelintasan atau penundaan pekerjaan
sehubungan dengan jadwal itu.

S1.14 (5) Pembayaran untuk jalan sementara akan dilakukan sebagaimana


ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu
Lintas".

PT. INDULEXCO I – 13 RKS Infrastruktur SU01 - 13


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.15 JALAN PENGHUBUNG SEMENTARA (TEMPORARY TRAFFIC RAMPS)


Bila perlu atau bila diminta oleh Pemimpin Proyek, Kontraktor harus
membuat dan memelihara jalan penghubung sementara, dan menyediakan
tenaga kerja dan material yang diperlukan untuk itu.

Pembayaran untuk jalan penghubung sementara akan dilaksanakan


sebagaimana ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan
Perlindungan Lalu Lintas".

S1.16 PENGATURAN LALU LINTAS

S1.16 (1) Agar supaya memungkinkan lalu lintas berjalan melalui atau berada dalam
daerah pekerjaan, atau bila diperintahkan oleh Pemimpin Proyek,
Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalu lintas,
lampu, suar, rintangan kerucut karet (rubber cone) dan fasilitas lainnya,
pada tempat-tempat yang ditentukan di lokasi kerja dan tempat yang
berdekatan, sebagaimana yang diminta oleh Konsultan Pengawas untuk
mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas.

S1.16 (2) Bila diminta atau diperintahkan oleh Pemimpin Proyek atau Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas
pemberi isyarat (flagmen) yang tugasnya adalah mengatur lalu lintas yang
terjadi di lokasi kerja.

S1.16 (3) Selain ketentuan (1) dan (2) di atas, Kontraktor harus menyediakan dan
memasang rambu-rambu petunjuk dan rambu-rambu peringatan tertentu
dalam atau di sekitar lokasi proyek, sebagaimana diminta Pemimpin
Proyek atau Konsultan Pengawas.

S1.16 (4) Untuk memperkecil gangguan terhadap arus lalu lintas maka Kontraktor
harus memasang pagar sementara di sekeliling tempat kerjanya untuk
menunjukkan batas yang dapat dilihat antara tempat kerja dan lalu lintas di
dekatnya. Batas pagar itu harus setinggi 2.0 m, dan lalu-lalang manusia,
material dan para pekerja ke dalam dan ke luar dari daerah pagar harus
diatur oleh petugas isyarat (flagmen).

PT. INDULEXCO I – 14 RKS Infrastruktur SU01 - 14


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.16 (5) Pembayaran untuk pekerjaan pengaturan lalu lintas ditetapkan dalam
Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu lintas".

S1.17 JUMLAH LAJUR LALU LINTAS UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS


Jumlah lajur lalu lintas pada jalan di lokasi proyek harus dijaga selama
pelaksanaan pekerjaan, dan bila akan dialihkan maka jalurnya harus
berkapasitas sama dengan jalan semula. Meskipun begitu, Konsultan
Pengawas dapat menyetujui pengurangan kapasitas lalu lintas, bila
Kontraktor bisa menunjukan hal itu tak akan menimbulkan kemacetan lalu
lintas. Bila disetujui maka Konsultan Pengawas akan menentukan jam-jam
tertentu dalam sehari penerapan pengurangan itu, dan jam-jam itu tidak
mencakup puncak jam sibuk lalu lintas.

Kontraktor harus bekerja sama dengan petugas atau instansi terkait dalam
hal pengaturan lalu lintas dan semua detail harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.

Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah
termasuk ke dalam mata pembayaran 1.19 (Pemeliharaan dan
Perlindungan Lalu Lintas).

S1.19 PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN LALU LINTAS


Kontraktor harus selalu membuka jalan yang telah ada untuk arus lalu
lintas selama pelaksanaan kerja, namun bila disetujui oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat membuat jalur by pass melalui jalan simpang
sementara.

Kontraktor harus selalu menjaga jalan dan jalur pejalan kaki, yang terkena
oleh pekerjaannya, agar selalu bebas/bersih dari tanah dan tumpahan
material.

Kontraktor harus selalu berhati-hati selama pelaksanaan pekerjaan, untuk


menjamin kenyamanan dan keselamatan penghuni di sepanjang dan
sekitar jalan, dan jalan raya atau fasilitas terminal umum yang terkena
akibat pekerjaan ini. Lampu-lampu di jalan harus dipasang kembali

PT. INDULEXCO I – 15 RKS Infrastruktur SU01 - 15


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sebagaimana mestinya untuk menjaga standar penerangan yang sama


selama pelaksanaan pekerjaan sampai fasilitas penerangan yang baru
dioperasikan.

Untuk melindungi pekerjaan, menjamin keamanan umum dan


memudahkan arus lalu lintas ke dan di sekitar tempat kerja, Kontraktor
harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalu lintas, penghalang
dan fasilitas lainnya pada tiap tempat, dimana pelaksanaan pekerjaan
mempengaruhi pengguna jalan/lalu lintas. Semua rambu-rambu rintangan
termasuk garis-garis reflektif atau alat lain harus dapat dilihat dalam
keadaan gelap. Kontraktor juga harus menyediakan dan menempatkan
petugas isyarat yang bertugas mengarahkan dan mengontrol arus lalu
lintas ke dan di sekitar pekerjaan pada tempat-tempat dimana pelaksanaan
pekerjaan mempengaruhi arus lalu lintas.

Kontraktor harus mencegah kemacetan dan kecelakaan selama


pengangkutan material dengan mengatur kecepatan dan melaksanakan
jadwal operasi yang telah disetujui. Kegagalan Kontraktor untuk memenuhi
ketentuan-ketentuan itu akan memberi wewenang kepada Pemimpin
Proyek untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dianggapnya perlu,
dan membebani Kontraktor seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh
persen dari biaya tersebut, yang mana jumlah uang ini akan dikurangkan
dari uang yang merupakan hak Kontraktor berdasarkan Kontrak ini.

Pembayaran kepada Kontraktor berdasarkan mata pembayaran S1.19


harus dianggap sudah mencakup biaya Kontraktor untuk upaya memenuhi
kewajibannya dalam Pasal ini beserta butir-butir pembayaran lain yang
diuraikan dalam Spesifikasi Umum atau Spesifikasi Khusus yang
dinyatakan tercakup dalam pembayaran berdasarkan Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


1.19 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas lump sum

PT. INDULEXCO I – 16 RKS Infrastruktur SU01 - 16


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pembayaran akan dilakukan dalam 3 (tiga) kali angsuran, sebagai berikut :


 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Bulanan yang pertama;
 50 % (lima puluh persen) pada Sertifikat Bulanan dengan angsuran
yang sesuai dengan harga pekerjaan yang telah dikerjakan; dan
 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Akhir.

S1.20 MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN

S1.20 (1) Bila di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bid Schedule) tercantum mata
pembayaran untuk “Mobilisasi” maka pembayaran yang dimaksud adalah
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Pengangkutan peralatan konstruksi (Constructional Plant) berdasarkan
daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama Penawaran, dari
tempat pembongkarannya di Indonesia ke lokasi di mana alat itu akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kontrak ini, dan instalasi dari
alat-alat itu.
b) Pembangunan Kantor, perumahan/barak, tempat kerja (base camp),
bengkel, gudang dan lain-lain;
c) Penyediaan, instalasi dan pemeliharaan kendaraan, barak, kantor,
alat-alat laboratorium, ruang laboratorium, bengkel, gudang, fasilitas
komunikasi dan lain-lain; dan
d) Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum dan
Spesifikasi Khusus dan termasuk ke dalam "Mobilisasi".

S1.20 (2) Pekerjaan juga akan meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh Kontraktor
pada akhir Kontrak, termasuk pembongkaran semua instalasi, instalasi
konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah, serta pemulihan
tempat kerja pada kondisi semula sebelum permulaan pekerjaan.

S1.20 (3) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari dari Perintah Mulai Kerja (Notice
to Proceed), Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan kemudian disetujui Pemimpin
Proyek dan akan dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan
berlakunya Kontrak. Mobilisasi ini harus diselesaikan dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari. Apabila beberapa instalasi atau butir peralatan

PT. INDULEXCO I – 17 RKS Infrastruktur SU01 - 17


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

atau perlengkapan diminta oleh Pemberi Tugas setelah diserahterimakan


berdasarkan pembayaran yang disetujui oleh kedua belah pihak. Apabila
begitu, maka kedua belah pihak juga dapat bersepakat mengenai
pengurangan atas biaya pembersihan tempat kerja, dan pengurangan ini
akan berlaku pada tanggal disetujuinya pengambilalihan itu.

S1.20 (4) Pembayaran-pembayaran dalam Pasal ini akan dilaksanakan dalam 3


(tiga) kali angsuran untuk setiap mata pembayaran sebagai berikut :
- 30 % (tiga puluh persen) setelah selesai kantor, ruang laboratorium,
perumahan/barak dan fasilitas lainnya untuk kepentingan Kontraktor;
- 50 % (lima puluh persen) setelah pelaksanaan pekerjaan mencapai
kemajuan 75 % dan,
- 20 % (dua puluh persen) pada Sertifikat Akhir setelah selesainya
seluruh pembersihan dan pemulihan tempat kerja sebagaimana
mestinya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


1.20 (1) Laboratorium lump sum
1.20 (2) Mobilisasi (yang tidak tercakup pada 1.20 (1)) lump sum

S1.21 KONSTRUKSI SEPARUH LEBAR JALAN

S1.21 (1) Bila, menurut Pemimpin Proyek, pembuatan jalan sementara tidak
memungkinkan, maka pekerjaan konstruksi pada jalan umum yang sudah
ada harus dilaksanakan separuh lebar jalan. Panjang setiap konstruksi
separuh lebar itu harus sependek mungkin.

S1.21 (2) Bila konstruksi separuh lebar diperlukan, maka pekerjaan gorong-gorong
yang dimulai pada musim kemarau harus sudah selesai dan badan jalan
yang berdekatan harus sudah selesai sehingga paling tidak sebagian lebar
jalan tersebut bisa digunakan oleh lalu lintas umum pada musim hujan.

S1.21 (3) Bila diperlukan lalu lintas satu jalur pada panjang tertentu dari jalan yang
sedang dikerjakan atau yang berdekatan maka untuk memelihara arus lalu
lintas, Kontraktor harus menyediakan jalan satu lajur dengan lebar

PT. INDULEXCO I – 18 RKS Infrastruktur SU01 - 18


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sekurang-kurangnya tiga setengah meter pada jalan atau badan jalan


(embankment) agar lalu lintas tetap terbuka, atau diperlebar sebagaimana
diperlukan dengan memperkuat bahu jalan dan sebagainya.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga


memperkecil kemungkinan gangguan, dan rintangan terhadap lalu lintas,
dan harus bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas yang melintasi
ruas jalan satu lajur itu.

S1.22 PENGURUGAN LUBANG GALIAN DAN SELOKAN

Kontraktor, pada setiap setelah selesainya pekerjaan harus segera,


dengan beban biaya sendiri, menimbun lubang galian dan selokan, atau
melaksanakan pekerjaan terhadap lubang-lubang, sebagaimana diminta
Konsultan Pengawas, yang telah digalinya dan tidak diperlukan lagi untuk
proyek, dan Kontraktor harus menyingkirkan semua sampah dan material
yang tidak lagi diperlukan untuk pelaksanaan kerja.

S1.23 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ATAS PEKERJAAN

Bila persetujuan Konsultan Pengawas diperlukan berdasarkan Spesifikasi


ini, persetujuan itu tidak mengurangi tugas dan tanggung jawab Kontraktor
dalam Kontrak ini.

1.24 STANDAR KECAKAPAN KERJA (WORKMANSHIP)

Semua hasil kerja harus bermutu sebaik-baiknya untuk setiap jenis


pekerjaan, dan harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.

S1.25 PERLINDUNGAN HASIL KERJA DARI CUACA


Kontraktor, dengan tanggungan biaya sendiri, harus cermat melindungi
semua hasil kerja dan material dari kerusakan karena cuaca.

Untuk mengetahui effektivitas kerja selama masa pereode pelaksanaan


terhadap cuaca, Kontraktor harus melengkapi dan merujuk pada data

PT. INDULEXCO I – 19 RKS Infrastruktur SU01 - 19


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

curah hujan untuk mendapatkan hari kerja yang effektif dalam pelaksanaan
dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).

S1.26 PEKERJAAN DAN PENANGANAN PADA ALIRAN AIR YANG SUDAH


ADA

S1.26 (1) Kontraktor harus mengambil semua langkah yang perlu untuk
mengeringkan daerah pekerjaan jika Konsultan Pengawas berpendapat
bahwa hal ini adalah perlu demi kelangsungan dan kelancaran dari
pekerjaan yang sedang berlangsung, dan untuk perlindungan bagi
pekerjaan yang sudah selesai. Pemompaan air harus dilaksanakan dimana
perlu untuk menjamin bahwa air tidak menggenangi lokasi pekerjaan.

S1.26 (2) Bila suatu penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari
untuk pelaksanaan pekerjaan yang layak, maka Kontraktor, setelah
pekerjaan diselesaikan, harus menimbun kembali semua penggalian
tersebut sampai kepermukaan tanah asal atau dasar sungai dengan
bahan-bahan yang disetujui Konsultan Pengawas.

S1.26 (3) Dimana stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dari Kontrak
akan menghalangi tanpa dapat dihindari seluruh atau sebagian saluran air
yang ada, maka saluran air tersebut harus dipindahkan untuk menjamin
aliran yang tak terhalang oleh pekerjaan pada ketinggian aliran biasa.

S1.26 (4) Pemindahan saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian lantai
dasar saluran yang ada dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan gerusan yang merusak baik pada pekerjaan maupun
pada tanah milik yang berdampingan.

S1.26 (5) Kontraktor harus mengadakan pengukuran dan menggambar penampang-


penampang melintang dari saluran air yang akan dipindahkan dan
memberikan tanda secara terinci untuk pekerjaan yang diperlukan.
Konsultan Pengawas dapat menyetujui atau memperbaiki usulan
Kontraktor sebelum suatu pekerjaan pemindahan dimulai.

S1.26 (6) Terkecuali untuk pembayaran tambahan dalam Bab 5 dari Spesifikasi ini

PT. INDULEXCO I – 20 RKS Infrastruktur SU01 - 20


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(Galian Struktur), semua biaya dari upaya Kontraktor untuk memenuhi


ketentuan (1) di atas dianggap sudah tercakup ke dalam mata pembayaran
ini.
Pembayaran ini berarti mencakup :
(a) Semua pengeluaran yang terjadi dalam upaya penyediaan dam,
pompa, koferdam sementara, pengarahan kembali aliran air, atau
metoda-metoda lain yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(b) Semua pengeluaran dari upaya Kontraktor untuk mentaati seluruh
peraturan dan undang-undang pemerintah berkenaan dengan
penggangguan dan penanganan aliran air pada kanal-kanal, saluran
air, atau pipa yang terkait.

S1.26 (7) Pembayaran lump sum tersebut dianggap sebagai kompensasi untuk
semua pengeluaran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan perkiraan
Kontraktor harus didasarkan pada penelitian menyeluruh terhadap
pekerjaan terkait dan dianggap mencakup biaya pekerjaan dalam segala
musim pada tahun itu dan untuk pekerjaan dalam aliran air bah maupun air
kotor.

S1.26 (8) Pembayaran lump sum akan dilaksanakan dalam angsuran sesuai dengan
pertimbangan Pemimpin Proyek, dan didasarkan pada jumlah total
pekerjaan tersebut dalam Kontrak.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan pengukuran


1.26 Pekerjaan dan penanganan Aliran Air
yang Sudah Ada lump sum

S1.27 SATUAN PENGUKURAN

Semua satuan pengukuran yang digunakan dalam Spesifikasi ini dan di


dalam Daftar Kuantitas dan Harga didasarkan pada ukuran meter standar,
kecuali untuk yang ditentukan lain.

Bila dalam Daftar Kuantitas dan Harga menyatakan pembayaran atas


dasar satuan ton, maka satuan ukuran adalah 1000 kilogram.

PT. INDULEXCO I – 21 RKS Infrastruktur SU01 - 21


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.28 LOKASI DAN PERLINDUNGAN LALU LINTAS

Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan


survai untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena
pengaruh pekerjaan. Hasil survai harus dicatat dalam format rencana
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan patok permukaan
(surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas
yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu
harus tetap terpancang selama berlakunya Kontrak.

Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau tetap pada


daerah di sekitar kepentingan umum itu, Kontraktor harus menggunakan
metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan
yang semestinya tanpa ada pembayaran tambahan, dalam rangka
mencegah kerusakan pada fasilitas umum itu. Segala kerusakan pada
fasilitas umum yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh
pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggungjawab dari Kontraktor.
Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini harus ditaati tanpa ada pembayaran
tambahan dan seluruh pembiayaan harus tercakup ke dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

S1.29 MAL LENGKUNG (TEMPLATES) DAN MAL DATAR (STRAIGHTEDGES)

S1.29 (1) Kontraktor harus menyediakan mal lengkung dari logam secukupnya untuk
dipergunakan oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas untuk
memeriksa permukaan struktur jalan yang sudah diselesaikan. Mal
lengkung tersebut harus diserahkan/diajukan kepada Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya. Mal lengkung yang dipergunakan untuk
memeriksa pekerjaan harus terjaga selalu dalam kondisi baik untuk
menjamin ketepatan ukuran penampang melintang dan harus diperiksa
secara teratur, dan bila perlu, diperbaiki atau disetel sebagaimana petunjuk
Konsultan Pengawas.

S1.29 (2) Kontraktor juga harus menyediakan mal datar secukupnya, termasuk satu
mal datar putar (rolling straigtedges), untuk memeriksa keratan permukaan
jalan dan permukaan bagian lainnya.

PT. INDULEXCO I – 22 RKS Infrastruktur SU01 - 22


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.29 (3) Penyediaan mal lengkung dan mal datar tidak akan dibayar langsung,
tetapi dianggap sudah tercakup kedalam berbagai mata pembayaran yang
terkait dari Daftar Kuantitas dan Harga.

S1.30 PERINTAH UNTUK PELAKSANA (FOREMAN)

Bila Kontraktor tidak berada di tempat kerja dimana Pemimpin proyek


bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau Petugas
yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

S1.31 PEKERJAAN DAN MATERIAL YANG TERMASUK DI DALAM HARGA


KONTRAK (CONTRACT PRICE)

S1.31 (1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disediakan
menurut Pasal-pasal dalam Spesifikasi, atau seperti tampak dalam
Gambar, atau pada gambar-gambar pelengkap atau penjelas, atau sesuai
perintah Pemimpin Proyek, harus mencakup dan merupakan :
(a) kompensasi atas biaya untuk tenaga kerja, material, alat-alat
konstruksi, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya
sewa, pajak, biaya penjagaan hasil kerja, pembayaran kepada pihak
ketiga atas pemakaian tanah, atau atas kerusakan barang milik
seseorang, biaya lain yang diperlukan dalam proyek ini, pekerjaan-
pekerjaan insidentil yang ditentukan disini untuk penyempurnaan
hasil kerja yang tidak dibayar terpisah;
(b) drainase sementara untuk melindungi pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan, biaya angkutan, peralatan, bahan peledak dan material
untuk peledakan, penempatan material yang telah ditentukan di sini
atau bila nanti diperintahkan;
(c) sheeting, shoring, staging centering dan penopangan (supporting)
yang tidak dibayar terpisah;
(d) dan semua pembiayaan yang perlu atau lazim demi pelaksanaan
pekerjaan secara semestinya.

S1.31 (2) Dalam hal dimana "dasar pembayaran", Pasal atau bagian dari Pasal
dalam Spesifikasi ini yang berkenaan dengan mata pembayaran

PT. INDULEXCO I – 23 RKS Infrastruktur SU01 - 23


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

menunjukkan bahwa Harga Kontrak (Contract Prices) telah tercakup dan


merupakan kompensasi untuk pekerjaan dan material pokok dalam butir
tersebut, pekerjaan atau material itu tidak akan diukur dan dibayar lagi
pada butir pembiayaan lain yang mungkin ada pada Pasal-pasal lain dalam
Spesifikasi ini.

S1.31 (3) Pada tempat-tempat kerja tertentu, Kontraktor harus melaksanakan


pekerjaannya di atas atau berdekatan dengan jalan yang sudah ada, agar
mempermudah jalan yang sudah ada menyatu dengan jalan baru. Bila hal
ini mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan di daerah terlarang, keadaan ini
tidak bisa dijadikan alasan untuk menuntut tambahan biaya atau pun
tambahan waktu. Sebelum memasukkan Harga Satuan (unit prices) untuk
mata pembayaran yang relevan, Kontraktor dianggap telah mempelajari
gambar rencana dan memperhitungkan pekerjaanpekerjaan pada daerah
yang sangat terbatas (sulit) tersebut.

S1.32 BENGKEL

Kontraktor harus menyediakan bengkel yang memadai di lokasi kerja,


dilengkapi dengan hal-hal yang diperlukan, agar dapat memperbaiki segala
peralatan yang dipakai selama pelaksanaan kerja. Kontraktor juga harus
menyediakan gudang untuk suku cadang peralatan, terutama untuk suku
cadang yang sering rusak atau sulit didapat. Bengkel harus dikelola oleh
Kepala Pelaksana yang ahli reparasi mesin bersama tenaga kerja
secukupnya. Penyediaan bengkel ini, termasuk segala perlengkapan dan
fasilitasnya, akan dibayar sebagaimana ketentuan Pasal S1.20.

S1.33 GAMBAR

Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian dari Dokumen


Kontrak dan tidak terpisahkan dengan Spesifikasi ini.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar


dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan
atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan
spesifikasinya. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan

PT. INDULEXCO I – 24 RKS Infrastruktur SU01 - 24


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar


dan spesifikasinya. Bila ukuran tertera dalam gambar atau dapat dihitung,
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui
Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan
yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
secara tertulis. Permukaan-permukaan yang sudah selesai harus sesuai
dengan garis, lapisan, bagian dan ukuran yang tercantum dalam Gambar,
kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas. Setiap deviasi
dari karakter yang tidak dijelaskan dalam Gambar Kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alinemen, lokasi, seksi


(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan dalam waktu
pelaksanaan pekerjaan.

Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada


Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas Ukuran A3.
Setelah Konsultan Pengawas memberikan persetujuan terhadap Gambar,
ia mungkin akan meminta agar Gambar asli dibuat dengan tinta dan
diserahkan ke kantornya untuk membuat bagian dari catatan permanen
mengenai pekerjaan proyek.

S1.34 PAPAN INFORMASI PROYEK

Kontraktor, selama jangka waktu mobilisasi harus memasang papan-papan


informasi proyek pada simpangan-simpangan jalan utama dan pada awal
dan akhir lokasi pekerjaan. Ukuran papan informasi proyek dan kata-kata
penerangannya akan ditentukan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.

Pembayaran untuk papan informasi dan pemeliharaannya selama masa


konstruksi dianggap sudah termasuk ke dalam pembayaran lump sum
sebagaimana ditentukan pada Pasal S1.20 "Mobilisasi".

PT. INDULEXCO I – 25 RKS Infrastruktur SU01 - 25


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.35 PERALATAN TIMBANG DAN TIMBANGAN

Kontraktor harus menyediakan jembatan timbang dan timbangan atau


peralatan timbang lain yang memadai yang harus merupakan bagian dari
alat-alat konstruksi. Pembayaran untuk peralatan timbang dan timbangan
dianggap sudah termasuk ke dalam pembayaran lump sum seperti yang
ditentukan pada Pasal S1.20 "Mobilisasi".

Lantai timbang harus mempunyai panjang yang cukup untuk menimbang


serentak seluruh beban gandar (axle load) dari setiap kendaraan angkutan.
Setiap peralatan timbang harus memiliki ketelitian 0,5 % dalam
pemakaiannya, dan harus diperiksa, diuji dan disegel sesering mungkin bila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas untuk menjamin ketepatannya
terus-menerus. Pemimpin Proyek dapat mengijinkan digunakannya alat
timbang selama jangka waktu tertentu sebelum penyegelan, dengan syarat
uji coba di lapangan menunjukkan ketepatan/ kesesuaian yang konsisten
dengan batas ketelitian yang telah ditentukan di sini.

Kontraktor harus memiliki dan mempersiapkan tidak kurang dari 10


(sepuluh) beban pemberat masing-masing seberat 25 kilogram, dan harus
membantu Konsultan Pengawas dalam menguji timbangan.

Peralatan timbang standar, yang disahkan oleh Pemerintah, atau dimiliki


pemerintah lokal, dapat dipergunakan jika telah disetujui Konsultan
Pengawas.

Lantai timbang truk untuk menimbang produk-produk bitumen harus


dilengkapi dengan peralatan cetak otomatis untuk mencatat waktu dan
berat, dan satu salinan dari setiap catatan berat menjadi milik Pemimpin
Proyek setiap setelah pengukuran berat.

Pemimpin Proyek dapat menghapus ketentuan di atas mengenai peralatan


cetak informasi berat otomatis untuk material bitumen bila hal itu dipandang
tidak perlu untuk proyek tersebut. Bila alat tersebut dianggap tidak
diperlukan, Kontraktor akan memberitahu pada rapat penjelasan lelang
(Pre-bid Conference).

PT. INDULEXCO I – 26 RKS Infrastruktur SU01 - 26


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S1.36 SPESIFIKASI

Bila material atau peralatan yang ditentukan harus sesuai dengan standar
yang bukan Indonesia, hal itu berarti secara otomatis harus diganti dengan
yang setara dengan SII (Standar Industri Indonesia) bila memang sudah
ada pada waktu penawaran.

Bila pemakaian SII ternyata tidak memadai menurut segi teknis pada tahap
pelaksanaan, Pemimpin Proyek akan melakukan langkah-langkah
semestinya berdasarkan pada rekomendasi Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus membuat salinan dari seluruh SII, yang relevan dengan
Kontrak dan relevan dengan material atau peralatan yang disyaratkan dan
memberi terjemahannya dalam bahasa Inggris.

Kecuali untuk material yang disyaratkan dengan SII, material-material yang


disyaratkan dengan standar Jepang dapat diganti dengan yang setara dari
Amerika Serikat dan sebaliknya, dengan persetujuan dari Pemberi Tugas.
Permohonan yang berkenaan dengan penggantian itu harus dibuat dalam
jangka waktu 30 hari setelah Pengumuman Pemenang Pelelangan (Notice
of Award), dan sebelum ada perintah penempatan peralatan tes
laboratorium.
Dalam Spesifikasi ini, material-material atau tes-tes yang telah disyaratkan
sesuai dengan SII, JIS, AASHTO atau ASTM harus mengacu kepada revisi
terakhir dari Spesifikasi atau metoda test yang bersangkutan pada saat
pelelangan, kecuali ditentukan lain.

S1.37 TOLERANSI

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan


sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi ini, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

S1.38 PEMELIHARAAN DRAINASE YANG SUDAH ADA

Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau


mempengaruhi tempat kerja.

PT. INDULEXCO I – 27 RKS Infrastruktur SU01 - 27


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas


pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik
jalan.

Ketentuan-ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran


tambahan, dan semua pembiayaan harus dianggap termasuk ke dalam
mata pembayaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini.
Tetapi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, yang menurut pendapat
Konsultan Pengawas, mengharuskan adanya pekerjaan perbaikan atau
rekonstruksi pada drainase yang sudah ada, kecuali bila akibat kelalaian
Kontraktor, Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan pekerjaan
tambah yang diperlukan, dan Kontraktor berhak meminta pembayaran
yang diatur dengan mata pembayaran yang telah ditentukan.

S1.38

PT. INDULEXCO I – 28 RKS Infrastruktur SU01 - 28


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 2
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

S2.01 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

S2.01 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan
puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai ketentuan Pasal-
pasal yang lain dari Spesifikasi ini.

Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan tumbuhan dan benda-benda yang


ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

S2.01 (2) Syarat-syarat Pelaksanaan

(a) Umum
Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan seluruh pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain
yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor harus menjaga semua
jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

(b) Pembersihan, Pembongkaran dan Pembuangan Pohon-pohon


Semua objek yang berada di atas muka tanah dan semua pohon,
tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah
dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukkan
berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan dibuang bila
perlu.

Pada daerah-daerah di bawah timbunan badan jalan, dimana lapisan


tanah permukaan atau material tak terpakai harus dibuang atau harus
dipadatkan, seluruh tunggul dan akar harus dibuang sampai habis dan

PT. INDULEXCO II – 1 RKS Infrastruktur SU02 - 2


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

bersih. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang
sampai habis dan bersih.

Pembersihan dan pembongkaran terowongan, kanal dan selokan hanya


ditentukan sampai kedalaman yang diperlukan oleh pekerjaan penggalian
pada daerah-daerah tersebut. Lubang-lubang akibat pembongkaran akar
harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sesuai
dengan persyaratan Pasal 4.05.

(c) Pengupasan Lapisan Tanah Permukaan (Topsoil Stripping)


Pada daerah di bawah timbunan badan jalan atau pada tempat yang
ditentukan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengupas lapisan
tanah permukaan dan membuangnya sebagaimana petunjuk Konsultan
Pengawas.

Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan hanya mencakup


lapisan tanah yang subur bagi tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan
maksimal tebal 20 cm.

Pembuangan lapisan tanah permukaan pada daerah-daerah yang telah


ditentukan harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari
material hasil penggalian lainnya.

Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk


menutupi lereng timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan
Konsultan Pengawas atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar,
pekerjaan pengupasan lapisan atas tanah tersebut dianggap mencakup
juga penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya, serta penempatan
dan penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan
Pengawas. Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru
untuk membentuk permukaan yang rata yang bersih dari gulma, akar,
rerumputan dan batu-batu besar.

(d) Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan.

PT. INDULEXCO II – 2 RKS Infrastruktur SU02 - 2


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pada daerah-daerah yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas,


Kontraktor bertanggungjawab untuk selalu melindungi dan memelihara
semak-semak, pepohonan dan rerumputan yang ada pada daerah
tersebut. Patok pengukuran, patok kilometer, instalasi pelayanan umum,
dan benda lainnya yang ditunjuk Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan
harus dilindungi dari kerusakan yang dapat diakibatkan oleh operasi
Kontraktor. Bila pekerjaan telah selesai, daerah-daerah tersebut harus
dikembalikan kepada Pemberi Tugas dengan keadaan yang sama seperti
sebelumnya, dan setiap kerusakan akibat langsung atau tak langsung
dari pekerjaan Kontraktor harus diperbaiki dengan biaya sendiri.

S2.01 (3) Pembuangan Material Hasil Pembersihan

Kontraktor berhak memanfaatkan kayu-kayu (bila ada ijin tertulis dari badan
Pemerintah yang berwenang) untuk tujuan-tujuan yang berkenaan dengan
Kontrak, dengan syarat Kontraktor telah memenuhi ketentuan-ketentuan dari
badan Pemerintah yang berwenang.

Kayu-kayuan lainnya, kecuali yang akan dipergunakan, dan semua semak-


semak, tunggul, akar, batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil
operasi pembersihan dan pembongkaran harus dibuang dilokasi yang sudah
disediakan oleh Kontraktor.

Jalan dan daerah-daerah di sekitarnya harus dijaga kerapihannya. Tidak boleh


terdapat puing-puing di atau di sekitar daerah milik jalan.

S2.01 (4) Metode Pengukuran

Pembersihan, pembongkaran, pengupasan lapisan atas tanah dan


pembuangan bekas-bekas pembongkaran dan perlindungan untuk daerah-
daerah tertentu, akan dipandang sebagai pekerjaan pembersihan tempat kerja,
dan akan dibayar berdasarkan ukuran meter persegi.

Pekerjaan pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-pohon pada


daerah yang diperuntukkan bagi daerah pembuangan, daerah material, daerah

PT. INDULEXCO II – 3 RKS Infrastruktur SU02 - 2


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

penambangan material timbunan, daerah jalan kerja dan semua daerah


konstruksi sementara, tidak akan dibayar bila daerah-daerah tersebut berada
diluar daerah yang telah ditetapkan untuk dibersihkan dan dibongkar, dan
Kontraktor diijinkan menentukan apakah memilih menggunakan daerah
pembuangan ataupun daerah penambangan material timbunan.

S2.01 (5) Dasar Pembayaran

Pekerjaan-pekerjaan yang diukur secara yang tersebut di atas akan dibayar


sebagaimana uraian di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, perlengkapan dan
kebutuhan-kebutuhan insidentil, untuk melaksanakan pekerjaan dan
pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-pohon pada daerah-daerah
yang ditentukan dalam Spesifikasi ini dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, termasuk bila perlu, pembuangan material yang dihasilkannya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

2.01 Pembersihan Tempat Kerja meter persegi

PT. INDULEXCO II – 4 RKS Infrastruktur SU02 - 2


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 3
PEMBONGKARAN

S3.01 PEMBONGKARAN

S3.01 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pembongkaran dan pembuangan, seluruh atau


sebagian dari beton atau pasangan batu yang masing-masing berukuran lebih
besar dari satu meter kubik, semua gedung, bangunan, jalan lama, kerb, dan
rintangan lain yang harus disingkirkan, kecuali untuk yang diharuskan
dipindahkan menurut ketentuan lain dari Dokumen Kontrak ini. Pekerjaan ini
juga mencakup penyelamatan material yang telah ditentukan dan pengurugan
lubang dan parit yang terjadi.

Secara umum dimana bahan-bahan yang tidak diperlukan oleh Pemberi


Tugas dan atas petunjuk Konsultan Pengawas untuk dibuang oleh Kontraktor,
bahan-bahan tersebut harus dibuang pada daerah pembuangannya sendiri,
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal S4.06 Spesifikasi ini.

S3.01 (2) Ketentuan Pelaksanaan

(a) Umum
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran, pada dan di
sekitar badan jalan, pada daerah milik jalan sebagaimana tampak pada
gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua
material yang diperoleh dari pembongkaran akan tetap menjadi milik
Pemberi Tugas, kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak ini.
Semua material yang laku dijual harus dipindahkan tanpa mengalami
kerusakan, dalam bentuk potongan yang mudah diangkut, dan harus
disimpan oleh Kontraktor pada tempat khusus di lokasi proyek
sebagaimana petunjuk Pemimpin Proyek. Basement atau lubang-lubang
yang terjadi akibat pembongkaran bangunan harus diurug dengan
material yang semestinya sampai setarap dengan permukaan tanah di

PT. INDULEXCO III – 1 RKS Infrastruktur SU03 - 3


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sekitarnya dan, bila berada pada konstruksi badan jalan, harus


dipadatkan sesuai dengan Pasal S4.05 Spesifikasi ini.

Pelaksanaan pekerjaan tersebut mencakup pengamanan material-


material bongkaran, pemeliharaannya, dan penyimpanannya di daerah
milik jalan atau tempat-tempat lain yang ditentukan Konsultan Pengawas
atau oleh Pemberi Tugas, atau pembuangan seperti ditentukan dalam
Spesifikasi ini.

(b) Pemindahan Gorong-gorong dan Bangunan Struktur Lainnya


Gorong-gorong dan bangunan struktur lainnya yang masih dipergunakan
untuk lalulintas tidak boleh dibongkar sebelum dibuat pengaturan yang
memadai untuk pelayanan lalulintas.

Kecuali bila ditentukan lain, bangunan bawah dari bangunan air yang ada
harus dibongkar sedemikian sehingga permukaannya lebih rendah dari
dasar aliran semula dan bagian-bagian di luar aliran harus dipindahkan
sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan.

Bila ada bagian bangunan yang seluruhnya atau sebagian berada dalam
batas daerah yang diperuntukkan bagi bangunan baru, maka harus
dipindahkan sedemikian rupa agar mempermudah pembuatan bangunan
yang dimaksudkan. Bila hanya sebagian saja dari bangunan itu yang akan
dibongkar, Kontraktor harus mengerjakannya sedemikian rupa agar
bagian yang tidak akan dibongkar tidak rusak. Seluruh detail dari metoda
kerja Kontraktor harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.

(c) Pemindahan Kerb


Kerb yang harus dibongkar, termasuk pondasinya, harus dibuat
potongan-potongan dan harus dipindahkan serta disimpan di tempat
tertentu untuk digunakan oleh Pemberi Tugas, atau harus dibuang bila
Pemimpin Proyek memerintahkannya.

Pembongkaran kerb ini harus hati-hati untuk menghindari kerusakan pada

PT. INDULEXCO III – 2 RKS Infrastruktur SU03 - 3


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

perkerasan jalan atau pun kerb yang masih dipakai.

(d) Pembongkaran Perkerasan Jalan, Trotoar dan Lain-lain.


Berapapun tebalnya, semua lapisan perkerasan jalan aspal atau beton,
trotoir, atau permukaan keras lainnya yang harus dibongkar, harus dibuat
berkeping-keping, dan harus dibongkar dan ditempatkan dibagian lain
tempat kerja dan di luar Damija untuk digunakan oleh Pemberi Tugas,
atau dibuang bila Pemimpin Proyek memerintahkannya. Pembongkaran
ini harus dikerjakan hati-hati untuk mencegah kerusakan pada bagian
yang harus tetap ada. Sebelum dilakukan pembongkaran, bidang yang
akan dibongkar harus digergaji secara vertikal dengan menggunakan
mesin potong (cutter) atau di “jack hammer”.
Bila pembongkaran perkerasan jalan lama, trotoir atau permukaan keras
lainnya dengan ukuran masing-masing kurang dari 10 meter kubik, atau
bila diperlukan penggalian batu balas, batu kerikil, atau material subbase
(lapis pondasi agregat bawah) dan, material base (lapis pondasi agregat
atas), maka pekerjaan ini dinilai sebagai Galian dan harus sesuai dengan
ketentuan Pasal S4.03 dari Spesifikasi ini, mengenai pelaksanaan,
pengukuran hasil pekerjaan dan pembayaran.

S3.01 (3) Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi atau perintah Konsultan
Pengawas, adalah meter kubik atau meter persegi atau meter linier tergantung
pada sifat bangunan dan rintangan yang dibongkar dan diterima sebatas
perintah Konsultan Pengawas.

Pembongkaran yang diperlukan untuk pekerjaan permanen akan diukur untuk


pembayaran, sedangkan pembongkaran untuk jalan kerja, daerah
penambangan material timbunan, dan semua pekerjaan sementara tidak akan
diukur maupun dibayar.

PT. INDULEXCO III – 3 RKS Infrastruktur SU03 - 3


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S3.01 (4) Dasar Pembayaran

Pekerjaan pembongkaran yang diukur sebagaimana tersebut di atas, akan


dibayar persatuan pengukuran untuk mata pembayaran seperti tersebut di
bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
tenaga kerja, material, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan
insidentil dalam pekerjaan dan pelaksanaan pembongkaran pada derah-
daerah yang ditentukan dalam Spesifikasi ini, termasuk pengurugan kembali
bila diperlukan. Harga Satuan untuk setiap pekerjaan dalam Pasal ini
dianggap mencakup segala perlindungan/ penjagaan atau metoda kerja
tertentu untuk mencegah kerusakan pada material yang harus tetap pada
tempatnya. Setiap kerusakan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

pekerjaan itu harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, termasuk


pemindahan dan pembuangan material yang dihasilkan.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

3.01(1) Pembongkaran Pasangan meter kubik


Batu
3.01(2) Pembongkaran Kanstin meter panjang
3.01(3) Pembongkaran Perkerasan meter persegi
Jalan
3.01(4) Pembongkaran Drainase meter kubik

PT. INDULEXCO III – 4 RKS Infrastruktur SU03 - 3


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 4
PEKERJAAN TANAH

S4. 01 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggalian, pemuatan,


pengangkutan dan penempatan atau pembuangan tanah atau batu atau
material lainnya dari atau ke badan jalan atau sekitarnya, untuk pembuatan
badan jalan, saluran air, parit, untuk pemindahan material tak terpakai,
pemindahan tanah longsoran, yang semua sesuai dengan garis, ketinggian,
penampang melintang yang tampak dalam Gambar atau ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Penggalian struktur tidak termasuk ke dalam Bab 4
ini, tetapi ke dalam Bab 5 “Galian Struktur”.

S4.02 UMUM
S4.02 (1) Informasi Tanah

Informasi mengenai sifat tanah yang tercantum dalam Gambar atau dari
hasil pembicaraan Kontraktor dengan Konsultan Pengawas tidak boleh
dijadikan satusatunya dasar bagi Harga Penawaran dari Kontraktor.

Kontraktor bertanggung jawab atas penafsirannya mengenai informasi dari


Pemberi Tugas dan harus mengunjungi Tempat Kerja dan Borrow Pit yang
mungkin ada, sebelum membuat Penawaran dan harus memastikan sifat
tanah, jumlahnya, lokasi dan kesesuaiannya untuk memenuhi Spesifikasi
yang telah ditetapkan.

Kontraktor harus mendasarkan perkiraan Penawarannya pada data tanah


dari Pemberi Tugas ditambah penelitian Kontraktor sendiri.

S4.02 (2) Bagian-bagian Pekerjaan

Pekerjaan ini dibagi ke dalam beberapa jenis :


(a) Galian Biasa (Common Excavation);
(b) Borrow Material;

PT. INDULEXCO IV – 1 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(c) Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan;


(d) Material Buangan (Waste);
(e) Daerah Urugan Khusus;
(f) Urugan Material Berbutir (Granular Backfill);
(g) Urugan Rembesan (Permeable Backfill);
(h) Vertical Sand Drain dan Horizontal Sand Drain;
(i) Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone).
Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk
bagian-bagiannya tersebut, dan spesifikasi untuk macam-macam pekerjaan
terkait, dan harus sesuai dengan garis, ketinggian, penampang dan ukuran
yang ada dalam Gambar atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

S4.02 (3) Alinemen Horisontal dan Vertikal

Konsultan Pengawas harus memberitahu Kontraktor mengenai lokasi titik-


titik potong garis-garis tangen dan kelandaian jalan (Points of Intersection of
Tangents and Grade Lines). Gambar harus menunjukkan data-data kurva
horisontal dan vertikal, dan angka superelevasi. Kontraktor harus membuat
Gambar Penampang Melintang berdasarkan pada data-data tersebut dan
melaksanakan pematokan (stake out) sebelum memulai pekerjaan. Bila
menurut Konsultan Pengawas, perlu ada modifikasi garis atau pun
ketinggian, baik sebelum maupun setelah stake-out, Konsultan Pengawas
harus memberikan instruksi terperinci kepada Kontraktor, dan Kontraktor
harus merevisi stake-out untuk dimintakan lagi persetujuan Konsultan
Pengawas. Ketentuan-ketentuan itu harus ditaati tanpa diadakan
pembayaran tambahan dan segala pembiayaan sudah tercakup di dalam
Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.

S4.02 (4) Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas pekerjaan dari berbagai jenis galian dan timbunan yang harus
diukur untuk pembayaran dalam Kontrak, didasarkan pada garis-garis pada
profil memanjang dan penampang melintang yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik tanah,
Konsultan Pengawas dapat menentukan sudut kemiringan galian dan
timbunan atau pembentukan lereng bertangga (bench) pada saat pekerjaan

PT. INDULEXCO IV – 2 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

berlangsung.

Penampang melintang merupakan dasar kalkulasi pekerjaan galian, yang


didapatkan pengukuran di tempat kerja agar penentuan kuantitas pekerjaan
untuk setiap mata pembayaran dilakukan dengan tepat. Batas galian dan
timbunan yang sebenarnya, harus diukur dan dicatat oleh Kontraktor.
Konsultan Pengawas harus memeriksa catatan tersebut dan bila benar akan
disetujui untuk dijadikan dasar pembayaran. Penggalian dan penimbunan
yang melewati batas penampang melintang yang telah disetujui tidak
dibayar.

Material galian yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Bab 5, “Galian
Struktur” dan memenuhi persyaratan dari Spesifikasi ini, harus digunakan
untuk daerah timbunan atau harus disimpan untuk timbunan selanjutnya.

Penggalian yang berlebihan harus diurug lagi sesuai petunjuk Konsultan


Pengawas, dengan material yang sesuai tanpa ada pembayaran tambahan.

S4.02 (5) Metoda Pengukuran

Kuantitas pekerjaan tanah yang akan dibayar adalah jumlah meter kubik
material, diukur dan dihitung dengan metoda formula prismoidal.

S4.02 (6) Pemindahan Rintangan

Harga Satuan untuk pekerjaan galian mencakup harga atau biaya


pembongkaran semua material yang berada dalam daerah untuk galian,
termasuk pemindahan dan pembuangan reruntuhan batu bata, batu-batu,
pasangan batu atau beton dan bongkahan perkerasan jalan lama yang
ditemui, sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, kecuali
batu-batu besar atau batu bata atau beton yang berukuran lebih dari 1 (satu)
meter kubik, atau bongkahan-bongkahan perkerasan jalan lama yang
volumenya lebih dari 10 (sepuluh) meter kubik akan dibayar menurut mata
pembayaran pada Bab 3 Spesifikasi ini.

S4.02 (7) Pengalihan Aliran Air

PT. INDULEXCO IV – 3 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pemindahan atau pengalihan aliran air harus dibayar menurut Pasal S1.26
Spesifikasi ini dan tak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan tersebut
dalam Bab 4 ini.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pengeringan,
atau untuk menyalurkan atau mengalihkan aliran air bila diperlukan untuk
melaksanakan dan melindungi pekerjaan atau bila diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.

Kontraktor harus membuat parit pembuangan sementara ataupun permanen


bila diperlukan agar drainase cukup baik untuk mengalirkan air hujan.
Pembayaran harus diberikan hanya untuk pekerjaan permanen.

S4.02 (8) Pemanfaatan dan Pembuangan Material Galian

Seluruh material galian yang memenuhi syarat, yang digali dalam batas dan
lingkup proyek, kecuali bila ada ketentuan lain, harus digunakan seefektif
mungkin untuk membentuk timbunan badan jalan (embankment). Material
yang berlebihan dari kebutuhan, atau material yang secara tertulis
dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Konsultan Pengawas, harus
dipindahkan oleh Kontraktor ke luar daerah milik jalan atau sesuai dengan
perintah Konsultan Pengawas menurut ketentuan Spesifikasi ini, dan harus
tunduk pada ketentuan dalam Pasal S4.06.

S4.02 (9) Selokan/Parit

Kontraktor harus membuat saluran, selokan tepi dan selokan penangkap,


selokan pembuang dan pemasuk seperti tampak dalam Gambar atau sesuai
perintah Konsultan Pengawas, sebagai saluran drainase sementara atau
permanen. Untuk menjauhkan air dari badan jalan, subgrade, sub base
dan/atau base selama pelaksanaan konstruksi, Kontraktor setiap saat harus
menjamin bahwa drainase berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan
timbunan dan konstruksi perkerasan dimulai. Kontraktor harus selalu
menjaga kebersihan saluran drainase agar arus air selalu lancar selama
Jangka Waktu Kontrak dan Jangka Waktu Pemeliharaan.
Kerusakan pada pekerjaan akibat rendaman air karena drainase kurang

PT. INDULEXCO IV – 4 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

memadai harus diperbaiki atas tanggungan biaya Kontraktor. Pekerjaan


pembangunan selokan harus segera dilaksanakan pada saat pembangunan
tubuh jalan dilaksanakan dan dilakukan pemeliharaan sampai dengan
setelah seluruh pekerjaan diselesaikan dan ini menjadi syarat untuk
persetujuan akhir dan penyerahan pekerjaan.
Pengaliran air pada saluran irigasi pada daerah-daerah dimana harus
dilaksanakan pekerjaan tanah harus sudah dihentikan selambat-lambatnya
dua bulan sebelum pelaksanaan. Seluruh air permukaan harus dikeringkan,
dan parit permanen atau sementara harus dibuat agar daerah itu menjadi
kering. Untuk pekerjaan ini tidak ada pembayaran khusus, kecuali untuk
pekerjaan permanen.

S4.02 (10) Relokasi Saluran

Sebagaimana tercantum dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan


Pengawas, Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (shop drawing)
konstruksi saluran pengganti termasuk gambar situasi, penampang
melintang dan penampang memanjang. Pekerjaan tidak boleh dilaksanakan
sebelum Konsultan Pengawas menyetujui gambar pelaksanaan tersebut.
Kontraktor harus melaksanakan relokasi saluran berdasarkan Gambar
Pelaksanaan.

Pekerjaan penggalian saluran air ini dianggap sebagai Galian Biasa dan
dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran tersebut,
dan harus tunduk ketentuan Pasal S4.03 Spesifikasi ini.

S4.02 (11) Tanah Gembur atau Batuan Lepas, Longsoran Tanah, Bench, dan
Melandaikan Lereng Talud Timbunan

Batuan lepas atau tanah gembur harus disingkirkan dari lereng talud bila
Konsultan Pengawas memerintahkannya. Ia juga dapat memerintahkan
pemindahan segala material yang berasal dari longsoran tanah, pembuatan
bench pada atau di atas lereng talud, atau bila menurutnya setelah digali
lereng tidak stabil, maka lereng talud harus dilandaikan.

Pelaksanaan pekerjaan ini tidak dibayar langsung, tetapi merupakan

PT. INDULEXCO IV – 5 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kewajiban tambahan Kontraktor yang dibayar berdasarkan Harga Satuan


untuk Galian Biasa.

S4.02 (12) Pengurugan Saluran

Bila saluran yang ada harus dialihkan dari daerah timbunan atau pekerjaan
lainnya, maka saluran aslinya harus dibersihkan dari segala tumbuh-
tumbuhan dan endapan tanah lunak, serta diurug hati-hati dengan material
galian biasa, dipadatkan sesuai ketentuan Pasal S4.05 Spesifikasi ini.

S4.03 GALIAN BIASA (COMMON EXCAVATION)


S4.03 (1) Uraian

Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas daerah


milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pemuatan, pengangkutan,
penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan
bidang galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed),
kecuali Galian Struktur dan Galian Batu, sesuai dengan Spesifikasi dan
garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang
tercantum dalam Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

S4.03 (2) Ketentuan lain yang dapat diberlakukan

Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 merupakan bagian dari Pasal S4.03
"Galian Biasa" ini.

S4.03 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang


ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan
perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

S4.03 (4) Penggunaan Material Galian

PT. INDULEXCO IV – 6 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut Pasal
ini harus dipergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan
permanen menurut Pasal S4.05, atau material galian dianggap sebagai
material buangan (waste) bila Konsultan Pengawas menentukan demikian
dan diperlakukan sesuai ketentuan Pasal S4.07.

S4.03 (5) Pembuangan Material yang Tidak Memenuhi Persyaratan

Bila diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor


harus membongkar material yang tidak memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan dan harus membuangnya sesuai dengan ketentuan Pasal
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun
yang tidak, Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa
sehingga material yang memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa
tercampur dengan material lain yang tidak memenuhi syarat, untuk
digunakan dalam pekerjaan.

Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada
daerah galian atau di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas untuk dibuang, maka tanah bekas galian tersebut harus
dipadatkan, sampai kedalaman 30 cm, minimum dari kepadatan kering
maksimum menurut AASHTO T99. Pembayaran untuk pekerjaan
pemadatan ini sudah harus tercakup dalam Harga Satuan untuk pekerjaan
Galian Biasa.

S4.03 (6) Gumpalan (Conglomerate) atau Batuan Lunak

Bila material galian adalah batuan konglomerat atau batuan lunak


sedemikian rupa sehingga menurut pendapat Konsultan Pengawas material
tersebut tidak cukup padat sehingga tidak perlu dibor dan diledakkan, maka
Kontraktor dapat menggunakan excavator bergigi baja, bulldozer dengan
ripper, atau peralatan lainnya yang sesuai. Pekerjaan semacam itu dianggap

PT. INDULEXCO IV – 7 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

termasuk Galian Biasa.

S4.03 (7) Metoda Pengukuran

Jumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material yang telah
disetujui untuk digali. Material harus diukur didasarkan pada posisi semula
pada tanah asli, setelah pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja (Bab 2) dan
Pembongkaran (Bab 3).

Volume material yang digali untuk pengalihan jalan sementara yang dibuat
Kontraktor, tidak akan diukur untuk berdasarkan Pasal ini (S4.03), karena
pekerjaan ini dibayar menurut ketentuan dalam Pasal S1.19 "Pemeliharaan
dan Perlindungan Lalu Lintas"

Pengukuran harus mencakup kerusakan karena volume penanganan


longsoran, yang bukan diakibatkan oleh kecerobohan Kontraktor.

S4.03 (8) Dasar Pembayaran

Bila Konsultan Pengawas memerintahkan penggunaan material yang


diperoleh dari Galian Biasa untuk melaksanakan pekerjaan lain (seperti
pemanfaatan batuan untuk pasangan batu atau untuk agregat untuk
perkerasan atau beton) material galian itu akan dibayar menurut Harga
Satuan untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang menggunakan material itu.

Jumlah pekerjaan galian biasa itu harus dibayar dalam Harga Satuan
Kontrak per meter kubik sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga dan pembayaran itu merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan galian, meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan,
penempatan, penambahan / pengurangan kadar air, pemadatan, atau
pembuangan dan penggalian badan jalan; untuk pekerjaan membentuk dan
menyelesaikan permukaan, dan untuk penyediaan tenaga kerja, material
pendukung, peralatan, perlengkapan, dan keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Gambar dan
ditentukan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk Konsultan Pengawas.

PT. INDULEXCO IV – 8 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


4.03 (1) Galian Biasa untuk Timbunan meter kubik
4.03 (2) Galian Biasa untuk Dibuang meter kubik

PT. INDULEXCO IV – 9 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S4.06 PEMBENTUKAN TIMBUNAN BADAN JALAN DAN DAERAH URUGAN


S4.06 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi timbunan badan jalan dan pengurugan kembali yang
tidak diatur dengan ketentuan lain, dengan penyediaan, penempatan,
pemadatan dan pengolahan material dengan mutu yang dapat diterima,
yang diperoleh dari sumber yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang seperti tampak dalam Gambar dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.

S4.06 (2) Sumber dan Penggunaan Material

Material untuk timbunan badan jalan harus material yang memenuhi syarat
sesuai S4.05 (3) dan disetujui Konsultan Pengawas, digali menurut
ketentuan Pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini. Borrow material hanya
digunakan menurut ketentuan Pasal S4.05 Material yang berlebih harus
diperlakukan sesuai dengan ketentuan Pasal S4.02 (8) dan Pasal S4.05.
Material yang berasal dari sumber yang berbeda dan mempunyai sifat yang
berbeda tidak boleh dicampur-adukkan dalam satu lokasi kerja.

S4.06 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Pemadatan Pondasi Badan Jalan


Kontraktor harus menggali tanah berumput, sampah, atau bahan tak
terpakai lainnya sampai kedalaman yang diminta oleh Konsultan
Pengawas. Pekerjaan ini harus dianggap termasuk dalam pekerjaan
Pembersihan Tempat Kerja atau Galian Biasa dan harus dibayar
menurut Pasal S2.01 dan S4.03.

Sebelum memulai pekerjaan timbunan badan jalan, Kontraktor harus


terlebih dulu mengurug kembali segala lubang dan memadatkannya
hingga mencapai kepadatan 95 % kepadatan kering maksimum sesuai
AASHTO T99 di seluruh daerah yang sudah dibersihkan dan dikupas,
dan daerah itu harus diratakan secara horisontal sebelum dilakukan

PT. INDULEXCO IV – 10 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

pelapisan timbunan. Material urugan harus disetujui dulu oleh


Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini tidak dibayar langsung, melainkan
merupakan kewajiban tambahan Kontraktor dan tercakup dalam
ketentuan Pasal S2.01.

Sebelum pelaksanaan timbunan, tanah dasar/pondasi timbunan harus


dipadatkan.

(b) Penghamparan dan pemadatan


(i) Material untuk timbunan badan jalan sebagaimana diatur di atas,
harus dihampar selapis demi selapis horisontal dengan tebal yang
sama dan dengan lebar sesuai ketentuan dari Konsultan
Pengawas dan sesuai dengan garis, kelandaian, penampang
melintang dan ukuran yang tercantum pada Gambar. Lapisan
material gembur (sebelum dipadatkan) selain timbunan batuan,
tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali bila alat pemadatnya mampu
melakukan pemadatan sampai kedalaman lebih dari 20 cm
dengan kepadatan yang seragam dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Setelah kadar airnya disesuaikan untuk
tercapainya kepadatan maksimum, material itu harus dipadatkan
sampai tingkat kepadatan yang telah ditentukan.

(ii) Bila tumpukan material untuk timbunan dalam keadaan sedemikian


rupa sehingga tidak bisa dipadatkan menurut ketentuan dari
Kontrak, maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus
bertanggung jawab untuk :
 memperbaiki dengan memindahkan material tersebut untuk
diproses sampai berada dalam kondisi bisa digunakan, dan
atau menggantinya dengan material lain yang sesuai; atau
 memperbaiki kondisi material secara mekanis atau pun
kimiawi; atau
 menangguhkan pekerjaan sampai material tersebut
kondisinya sesuai untuk dipadatkan sesuai ketentuan
Kontrak.

PT. INDULEXCO IV – 11 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(iii) Bila badan jalan terletak pada lereng bukit, atau timbunan baru
harus dihampar dan dipadatkan pada badan jalan lama, atau
timbunan harus dilakukan setengah lebar badan jalan, maka
lereng bukit atau badan jalan lama atau timbunan setengah lebar
yang pertama itu harus dipotong sedemikian rupa sehingga
memudahkan penggunaan peralatan pemadatan pada waktu
urugan timbunan baru diletakkan berupa lapisan horisontal, dan
material hasil pemotongan tersebut tidak dapat dicampurkan dan
dipadatkan dengan urugan baru.

Dalam pengukuran pekerjaan ini, tidak ada pembayaran untuk


volume material pemotongan dari lereng bukit atau dari badan
jalan lama, tetapi akan dihitung volume netto galian pada lereng
bukit, badan jalan lama.

(iv) Untuk mencegah terganggunya pelaksanaan konstruksi gorong-


gorong, Kontraktor harus menghentikan pembuatan badan jalan
di muka struktur-struktur tersebut, sampai pekerjaan-pekerjaan
struktur itu mendekati penyelesaian sehingga daerah-daerah di
dekatnya bisa dikerjakan tanpa mengganggu pekerjaan jembatan.
Biaya penangguhan pekerjaan ini sudah harus termasuk ke dalam
Harga Satuan untuk "Galian Biasa" atau item pekerjaan lain
sehubungan dengan pekerjaan urugan.

(v) Material untuk badan jalan pada keadaan yang tidak


memungkinkan pemadatan dilakukan secara normal harus
dihamparkan secara horisontal dengan ketebalan gembur lapisan
tidak melebihi 10 cm dan dipadatkan dengan "mechanical
hammers".

(vi) Dalam melaksanakan pekerjaan timbunan di sekitar gorong-


gorong, Kontraktor harus mengerjakan timbunan sama tingginya
pada kedua sisi. Bila diperlukan pengurugan atau penimbunan
dengan sisi yang satu lebih tinggi dari pada sisi yang lain, maka
penimbunan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan

PT. INDULEXCO IV – 12 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas, dan sebelum struktur


berusia 14 hari; dan hasil test laboratorium yang diawasi
Konsultan Pengawas menunjukkan bahwa struktur sudah cukup
kuat menahan tekanan yang diakibatkan tanpa mengalami
kerusakan atau tegangan di atas faktor aman.

Pengurugan tidak harus dilakukan selebar total timbunan badan


jalan itu tetapi dapat dilakukan secara bertahap, sehingga
perbedaan tinggi areal yang berbatasan tidak lebih dari satu
lapisan.

Pada timbunan batu, material harus ditempatkan secara hati-hati


pada jarak tertentu dari struktur sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini.

Pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjadi


desakan terhadap struktur, dan di semua lereng didaerah urugan
harus dibentuk bench atau sengkedan untuk mencegah timbulnya
desakan. Penimbunan dan pembentukan bench pada lereng
harus bertahap lapis demi lapis membentuk lapisan horisontal dari
material padat sehingga mencapai tinggi penopang (abutment)
atau dinding yang diurugi, kecuali bila ada material yang dapat
merusak daerah struktur itu.

(c) Percobaan Pemadatan


Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus mengadakan
percobaan pemadatan sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.
Percobaan dilakukan pada daerah milik jalan, dengan alat pemadat
yang harus sama dengan yang akan dipakai dalam pekerjaan utama
dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
Tujuan percobaan adalah untuk memastikan besarnya kadar air
optimum dan mengetahui hubungan antara jumlah lintasan alat
pemadatan dan kepadatan yang diperoleh dengan tanah sejenis itu.
Untuk pekerjaan ini, tak ada pembayaran khusus, dan dianggap
sebagai kewajiban tambahan Kontraktor sesuai dengan ketentuan

PT. INDULEXCO IV – 13 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pasal lain dalam Spesifikasi ini.

(d) Kepadatan yang disyaratkan


Kepadatan yang disyaratkan untuk setiap lapisan timbunan adalah
sebagai berikut :
(i) Lapisan yang berada lebih dari 30 cm di bawah subgrade harus
dipadatkan hingga mencapai 95% dari kepadatan kering
maksimum sesuai ketentuan AASHTO T 99. Untuk semua jenis
tanah, kecuali material urugan batu, yang mengandung lebih dari
10 % material oversize yang tertahan pada ayakan 19,0 mm (3/4
inci), kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi
sesuai jumlah kandungan material oversize tersebut sebagaimana
petunjuk Konsultan Pengawas. Penghamparan dan pemadatan
lapisan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan
sebelumnya selesai dipadatkan secara sempurna dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
(ii) Lapisan 30 cm atau kurang di bawah elevasi subgrade harus
dipadatkan hingga mencapai 100% kepadatan kering maksimum
yang ditentukan dengan AASHTO T 99.

(e) Kadar Air


Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang memadai
harus ditambah kadar airnya dengan cara disiram atau diaduk hingga
merata dan mendekati kadar air pemadatan. Material yang
mengandung kadar air yang melebihi kadar air yang diperlukan untuk
mencapai kepadatan maksimum, harus dikeringkan terlebih dahulu
hingga mendekati kadar air pemadatan sebelum digunakan dalam
timbunan. Pengeringan material yang basah dapat dilakukan dengan
cara dijemur dan diaduk-aduk secara merata.

Pemadatan timbunan harus dikerjakan pada kadar air optimum


pemadatan. Dalam membentuk timbunan itu, Kontraktor harus
mencegah masuknya air hujan ke daerah pekerjaan, dan harus
memperhitungkan ketinggian dengan faktor susut dan lebar timbunan
(loose compacted density).

PT. INDULEXCO IV – 14 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(f) Timbunan dengan Batu


Timbunan dengan batu tidak dapat dilaksanakan sebelum permintaan
penggalian dan penimbunan telah disetujui Konsultan Pengawas.
Untuk memperoleh permukaan ketinggian yang seragam, harus
dgunakan material batuan penutup dari hasil penggalian setempat.
Bila material tersebut tak dapat disediakan, sehingga diperlukan
pemakaian borrow material, maka borrow material itu harus disediakan
dan dihamparkan oleh Kontraktor tanpa tambahan pembayaran.

Timbunan batu dapat dihamparkan dengan tebal lapisan dalam


keadaan tidak padat tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sesuai
dengan ketentuan. Bagian teratas timbunan ini tidak boleh kurang dari
30 cm di bawah subgrade, dan celah-celah harus diisi dengan kerikil,
butiran, atau material sejenis yang telah disetujui, dan dipadatkan
secara merata sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

Suatu timbunan akan dianggap sebagai timbunan batuan bila butir


material bersentuhan satu sama lain dan tidak dipisahkan oleh tanah
atau material sejenis lainnya. Selain dari pada hal tersebut diatas,
material urugan akan diperlakukan dan dianggap sebagai Material
Galian yang dihamparkan dan dipadatkan sesuai ketentuan Pasal
S4.05.

Bila batuan akan dicampurkan pada timbunan atau menjadi bagian


dari timbunan yang sebagian besar terdiri dari material tanah yang
mudah remuk, maka batu-batu itu harus dibatasi sampai ukuran
maksimum tidak lebih dari 75% ketebalan lapisan. Agar permukaan
urugan seragam dan rata, timbunan batu harus ditutup dengan tanah
secukupnya.

(g) Timbunan Berlapis (Sandwich)


Bila timbunan akan terdiri dari lapis-lapis dari bermacam-macam jenis
batuan seperti pasir, kapur atau lempung atau material lain yang
berlainan sifat, maka material tersebut harus diletakkan pada lapisan

PT. INDULEXCO IV – 15 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

berselang-seling secara vertikal pada seluruh lebar timbunan dengan


ketebalan yang ditentukan Konsultan Pengawas.

Bila kualitas material urugan bermacam-macam, Kontraktor harus


meletakkan sedemikian rupa sehingga material yang menurut
Konsultan Pengawas lebih baik harus diletakkan pada lapisan yang
lebih atas. Batu cadas atau batu lempung dan batuan lunak lainnya
harus dihancurkan dan gumpalan atau bongkahan-bongkahan tidak
boleh terkumpul pada kaki timbunan.

(h) Perataan timbunan yang sudah ada.


Sebelum urugan ditempatkan dan diletakkan pada badan jalan,
timbunan badan jalan lama harus diratakan dengan digali, digaruk atau
cara mekanis lainnya yang disetujui sampai kedalaman yang
ditentukan Konsultan Pengawas. Kelayakan kualitas tanah, aspal lama
atau material lainnya hasil dari pekerjaan ini untuk digunakan sebagai
bahan timbunan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Material
yang dapat dipakai diratakan dan dipadatkan kembali sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas, dan dibayar dengan "Galian Biasa". Bila tidak
bisa, material itu harus dibuang sesuai ketentuan Pasal S4.07
"Material Buangan (Waste)".

(i) Penyelesaian permukaan badan jalan.


i) Permukaan final (final grade level). Bila timbunan memerlukan
tambahan material sampai kedalaman tidak lebih dari 30 cm
agar sesuai dengan ketinggian permukaan yang ditentukan,
maka bagian teratas timbunan harus digali atau dipotong dan
dibuang, dipadatkan lagi sebelum material tambahan
diletakkan. Permukaan final, dengan penampang yang
disesuaikan untuk superelevasi bila diperlukan, harus sesuai
dengan ketentuan Pasal S4.02 (3) Spesifikasi ini, dan dengan
toleransi menurut Spesifikasi Khusus.

ii) Talud Samping (Side Slopes)


Talud samping (slide slopes) harus dipotong rapih sesuai dengan

PT. INDULEXCO IV – 16 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

garis dan kemiringan dalam Gambar dan petunjuk Konsultan


Pengawas. Hasil pekerjaan harus rapih.

iii) Stabilitas
Kontraktor bertanggung jawab atas stabilitas seluruh timbunan,
dan harus mengganti bagian yang rusak atau longsor, atau erosi,
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas akibat kecerobohan
Kontraktor, atau akibat alamiah seperti banjir. Kontraktor tak
bertanggung jawab atas kerusakan akibat yang tidak dapat
dihindarkan dari gerakan tanah asli dimana timbunan tersebut
dibuat, yang tidak atas kesalahan Kontraktor.

Selama pelaksanaan, badan jalan harus selalu terhindar dari


genangan air. Bila Kontraktor menggunakan material yang tak
memadai pada timbunan, maka Kontraktor harus menggantinya
dengan material semestinya, tanpa pembayaran tambahan.

S4.06 (4) Metoda Pengukuran


Pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas sudah tercakup dalam Harga
Kontrak untuk mata pembayaran yang sesuai darimana material urugan
tersebut diperoleh. Pekerjaan di bawah Pasal S4.06 ini tidak akan diukur
untuk pembayaran langsung.

S4.06 (5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan ini tidak dibayar langsung, melainkan merupakan kewajiban
Kontraktor yang tercakup dalam Harga Kontrak untuk pelaksanaan
pekerjaan yang tercakup dalam Pasal S4.03, "Galian Biasa", Pasal S4.05,
"Borrow Material", dan material galian batu dari Spesifikasi ini.

S4.07 MATERIAL BUANGAN (WASTE)

S4.07 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembongkaran, pemuatan,


pengangkutan dan penghamparan tanah yang ditentukan sebagai material

PT. INDULEXCO IV – 17 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

buangan di tempat pembuangannya.

S4.07 (2) Material Buangan (waste)

Material yang tergolong material buangan (waste) adalah sebagai berikut :


(a) Material hasil galian dalam daerah milik jalan yang dinyatakan secara
tertulis oleh Konsultan Pengawas, tidak memenuhi syarat digunakan
untuk timbunan sebagaimana diatur dalam Pasal 4.05 atau pekerjaan
lainnya (unsuitable material).
(b) Material hasil galian dalam daerah milik jalan yang berlebih setelah
dipakai untuk timbunan, tetapi kelebihan material ini bukan diakibatkan
karena penggunaan material dari borrow pit yang dibuat oleh
Kontraktor untuk kemudahannya, sesuai dengan ketentuan Pasal
S4.04 Spesifikasi ini.

Material yang tergolong material buangan ini tidak boleh dibuang


sebelum ada persetujuan atau perintah tertulis dari Pemimpin Proyek
setelah memperoleh petunjuk dari Pemberi Tugas. Apabila tidak untuk
dibuang, maka Pemimpin Proyek harus menyediakan lokasi
penyimpanan.

S4.07 (3) Syarat Pelaksanaan.

Material yang tidak memenuhi syarat (unsuitable), harus digali sampai


kedalaman di bawah lapisan subgrade pada daerah galian dan di bawah
dasar timbunan sampai kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar atau
menurut petunjuk Konsultan Pengawas. Bila material itu digali di bawah
subgrade atau di bawah dasar timbunan atau untuk benching pada
timbunan, penggalian harus ditimbun lagi dengan material yang memenuhi
syarat dan cara menurut Pasal S4.05.

Material buangan (waste) harus dibuang ke daerah pembuangan yang


disediakan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan tidak
mengganggu drainase yang ada, dipadatkan secukupnya agar tidak longsor
maupun erosi, dan tidak akan menimbulkan kerusakan pada jalan. Bila
Kontraktor merasa perlu memindahkan tempat pembuangan, sebelumnya

PT. INDULEXCO IV – 18 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas. Daerah pembuangan


harus selalu rapi, dan dalam keadaannya memungkinkan berfungsinya
drainase, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Material buangan (waste)
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau
merusak harta milik sekitarnya.

Lereng penimbunan material buangan (waste) tidak melebihi kemiringan 2 :


1, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.

Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar, melainkan merupakan


kewajiban dari Kontraktor yang tercakup dalam Harga Satuan dari mata
pembayaran untuk Galian.

S4.09 URUGAN MATERIAL BERBUTIR (GRANULAR BACKFILL)

S4.09 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penempatan dan pemadatan urugan


material berbutir di dekat struktur. Daerah tempat urugan adalah daerah
pengaruh dari struktur sebagaimana tertera dalam Gambar.

S4.09 (2) Material

Material urugan ini harus batu pecah (wellgraded crushed gravel), rockfill
(batu kerikil), pasir alam, atau campuran bahan-bahan tersebut. Persyaratan
gradasi material adalah sebagai berikut :
 Lolos saringan 2” .......................... 100 %
 Lolos saringan 4,75 mm ................ 25 – 90 %
 Lolos saringan 0,075 mm............... 0 – 10 %
 Indeks Plastisitas ............................ 6maks.

S4.09 (3) Pelaksanaan

Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari
15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering
maksimum menurut ketentuan AASHTO T 180.

PT. INDULEXCO IV – 19 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S4.09 (4) Metode Pengukuran

Jumlah urugan material berbutir diukur dan dibayar berdasarkan jumlah


meter kubik material yang disediakan dan dipadatkan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.
Material urugan harus ditempatkan dalam batas zona pengaruh, dan
material yang ditempatkan di luar zona pengaruh tidak akan diukur untuk
pembayaran.

Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari
metoda kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan
urugan material berbutir atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi ini
yang memerintahkan penggalian pada zona pengaruh, maka pengurugan
galian harus dengan material berbutir, dan pekerjaan akan diukur untuk
pembayaran berdasarkan ketentuan Pasal ini.

S4.09 (5) Dasar Pembayaran

Jumlah urugan material berbutir yang diukur seperti di atas akan dibayar
sesuai Harga Satuan Kontrak untuk mata pembayaran seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan
pada Pasal ini, meliputi penyediaan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan material.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

4.09 Urugan Material Berbutir (Granular Backfill) meter kubik

S4.12 PASANGAN BATU KOSONG (BLINDING STONE)

S4.12 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pemasangan material batu yang disetujui, pada


pondasi dari struktur dan dilaksanakan sesuai yang tertera dalam Gambar
atau instruksi dari Konsultan Pengawas.

PT. INDULEXCO IV – 20 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S4.12 (2) Material

Komponen utama pasangan batu kosong (blinding stone) haruslah batu kali
atau batu pecah yang seragam, dengan ukuran maksimal sesuai dengan
ketebalan blinding stone sebagaimana tampak pada Gambar. Tinggi minimal
batu harus 7 cm. Batu harus ditempatkan dan diatur secara rapat dengan
tangan kemudian ditumbuk dengan mesin penumbuk (mechanical hammer).
Batu pecah yang lebih kecil dengan ukuran minimum 3 mm harus
dihamparkan di antara batu-batu yang lebih besar sebagaimana tampak
pada gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.
Permukaan yang telah diselesaikan itu harus dipadatkan dengan mesin
penumbuk atau vibrating hammer, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Kontraktor dapat mengusulkan alternatif untuk proses tersebut di atas,


dengan menggunakan batu pecah dengan ukuran maksimal kurang dari 5
cm dan ketebalan maksimal penghamparan tergantung pada cara
pemadatannya dan kesesuaiannya dengan areal pekerjaan yang ada.
Setiap alternatif yang diterapkan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

S4.12 (3) Metoda Pengukuran

Pasangan Batu Kosong (Blinding stone) tidak harus diukur untuk


pembayaran pada suatu mata pembayaran bila dasar pembayaran
menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah tercakup pada mata
pembayaran itu.

Volume pasangan batu kosong (blinding stone) akan diukur dan dibayar
menurut jumlah meter kubik batu yang selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan dan dihitung dengan menggunakan ukuran sebagaimana
tampak pada Gambar atau menurut instruksi Konsultan Pengawas.

S4.12 (4) Dasar Pembayaran

PT. INDULEXCO IV – 21 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Jumlah pasangan batu kosong (blinding stone) yang diukur sebagaimana


ditentukan di atas akan dibayar sesuai Harga Kontrak persatuan pengukuran
untuk jenis pembayaran yang tercantum dalam terdaftar di bawah ini. Harga
dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan pada
Pasal ini, meliputi penyediaan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan
material.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

4.12 Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) meter kubik

PT. INDULEXCO IV – 22 RKS Infrastruktur SU04 - 4


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 5
GALIAN STRUKTUR

S5.01 GALIAN STRUKTUR

S5.01 (1) Uraian

Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai


dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana
tampak pada Gambar. Pekerjaan Galian yang dijelaskan pada pasal-pasal lain
dalam Spesifikasi ini tidak digolongkan sebagai Galian Struktur.

Galian Struktur harus dibatasi hanya pada galian untuk tembok penahan tanah,
gorong-gorong kotak (box culvert), tembok sayap (wing wall) dan struktur
bangunan lainnya, kecuali yang tidak ditunjukkan dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali dengan
material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas; dan menggunakan material
lebih dari daerah urugan sebagaimana dijelaskan pada Pasal S4.05;
pembuangan bahan-bahan sisa dan penggunaan semua bahan dan peralatan
lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air
permukaan. Pekerjaan membuang air permukaan tidak diatur pada Pasal ini
melainkan pada Pasal S1.26 dari Spesifikasi ini.

S5.01 (2) Klasifikasi

Pengukuran dan pembayaran galian struktur akan digolongkan sebagai :


(a) galian struktur pada tanah biasa.
(b) galian struktur pada kedalaman lebih dari pada 20 cm di bawah permukaan
konstan air tanah.

S5.01 (3) Air Tanah

(a) Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor harus segera mengambil langkah-langkah sebagaimana

PT. INDULEXCO V–1 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dijelaskan dalam sub-Pasal S5.01(3)(c), untuk mencegah air menggenangi


galian dan alas struktur.

(b) Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung atau dekat dengan air
permukaan, maka air ini tidak merupakan air tanah dan akan dianggap
sebagai kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai Pasal
S1.26 dari Spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran
menurut Bab 5 ini. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau
air tanah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi
memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini
tidak dinilai sebagai air tanah.

(c) Bila tinggi muka air tanah di atas elevasi dasar galian, maka harus
digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus
menunjukkan Gambar mengenai metode pembuatan cofferdam yang
dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum, harus


dibuat melampaui dasar lantai dan dibuat sedapat mungkin kedap air.
Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga
memberikan cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form) dan
pemeriksaannya, dan memudahkan proses pemompaan air keluar.

Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk


mengeringkan galian sebelum membuat lantai kerja, Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran
tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada
Gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus
dikeringkan dan lantai kerja diletakkan. Bila digunakan palung berbeban,
dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi tekanan hidrostatik yang
bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan
penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung
terhadap lapisan pondasi. Bila lapisan pondasi penutup dibuat dibawah air,
maka cofferdam harus dibuat pada muka air yang rendah.

PT. INDULEXCO V–2 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya


muka air dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh
ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain, tanpa ijin Konsultan Pengawas.

Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan cara tertentu untuk


menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton, atau untuk waktu sekurang-kurangnya 24 jam
setelah itu, harus dikerjakan dari tempat penampungan air yang terletak
dibagian luar acuan beton.

Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung, dengan segala
pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai
pekerjaan substruktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga
tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan.

(d) Pemeliharaan Saluran


Penggalian tidak boleh dikerjakan di luar caisson, palung, cofferdam atau
sheet pilling dan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Konsultan
Perencana; dan aliran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh
terganggu. Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan
sebelum caisson; palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya,
Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka
tanah semula setelah selesai pembuatan lantai kerja dengan memakai
bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan-bahan yang
tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi atau galian
lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam halangan.

S5.01 (4) Penggalian

Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus :


(a) dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah
galian tergenangi air.

PT. INDULEXCO V–3 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(b) memeriksa bahwa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu


sudah dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini.

(c) memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan galian


apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat
diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang
berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Pengawas.

Parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur (footing), harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan pondasi
atau alas pondasi (footing) sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian
dinding/sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana
tampak pada Gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan
untuk menjamin pondasi yang kokoh.
Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tidak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.

Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan


Pengawas mengenai hal itu; dan pembuatan lantai kerja atau penempatan
material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas
menyetujui kedalaman galian dan karakter tanah dasar pondasi. Semua
permukaan galian pondasi berupa batu dan bahan keras lainnya harus bersih
dari bahan-bahan yang menempel dan dipotong untuk mendapatkan
permukaan yang rapih sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Retak dan celah harus dibersihkan dan digrouting. Segala macam batuan lepas
harus dibuang.
Bila alas pondasi akan ditempatkan di atas bahan selain batu, maka galian
boleh diselesaikan sampai kedalaman yang ditentukan bila alas pondasi
memang akan segera dibuat. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau
tidak memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil
sebagaimana disyaratkan pada Pasal S4.08. Material pengganti tersebut harus
ditempatkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm,

PT. INDULEXCO V–4 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk


Konsultan Pengawas.

Bila menurut Konsultan Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat
semata-mata karena kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya
pada Pasal S1.26 atau S5.01 (3), maka Kontraktor harus :
a) membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya
sendiri, atau
b) menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.

Bila digunakan pondasi tiang pancang, galian lubang pondasi harus selesai
sebelum dilakukan pekerjaan pemancangan dan penghamparan pasangan
batu blinding stone baru dikerjakan bila pemancangan telah diselesaikan. Akan
tetapi, bila ternyata tak mungkin pemancangan dilakukan setelah galian, maka
pemancangan dilakukan pada permukaan tanah asli, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas. Kelebihan panjang tiang pancang tidak akan diukur untuk
mendapat pembayaran tambahan.

Setelah pemancangan dan galian selesai, segala bahan yang mengganggu


harus dibuang, sehingga permukaan tanah rata, bersih dan keras untuk
meletakkan lantai kerja. Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat,
harus dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata
berlebihan harus dibuang.
Bila gorong-gorong kotak (box culvert) terletak di daerah timbunan, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar galian dilakukan setelah
timbunan diselesaikan sampai elevasi subgrade dan dipadatkan sebagaimana
mestinya.

S5.01 (5) Urugan Kembali dan Timbunan Untuk Struktur

Bila struktur telah selesai dikerjakan, maka lubang bekas galian harus diurug
dengan material yang disetujui sampai setinggi permukaan tanah asal atau
tanah dasar.
Urugan kembali yang membentuk bagian timbunan harus dipadatkan sampai

PT. INDULEXCO V–5 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

100% dari kepadatan kering maksimal yang ditentukan sesuai dengan


AASHTO T99. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapis 15 cm.

Semua material yang berlebih dari yang dibutuhkan pada Pasal ini harus
dipergunakan untuk membentuk dasar timbunan atau, jika Konsultan
Pengawas memerintahkan, harus dianggap sebagai material buangan (waste)
dan diperlukan menurut Pasal S4.07.

S5.01 (6) Metode Pengukuran

Galian struktur tidak akan diukur untuk pembayaran apabila pada suatu mata
pembayaran menyatakan bahwa pekerjaan galian struktur tersebut telah
tercakup pada mata pembayaran itu.

Untuk galian struktur di dalam air tidak akan diberikan pembayaran tambahan,
kecuali bila Konsultan Pengawas merasa yakin bahwa air tersebut adalah air
tanah. Pembayaran yang berkenaan dengan air permukaan diatur menurut
Pasal S1.26 pada Spesifikasi ini.

Jumlah galian struktur yang akan dibayar diukur dengan satuan meter kubik
dari material yang tergali diukur pada keadaan aslinya dan dihitung sebagai
berikut :

Volume tanah atau batu yang akan diukur untuk galian struktur terdiri dari suatu
prismoid menurut batasan berikut :

a) bidang atas: bidang horisontal proyeksi batas tepi dasar struktur dan
sampai permukaan tanah asli atau tanah yang tergali sekeliling batas tepi
tersebut; di atas batas itu galian dianggap sebagai galian biasa dan harus
diukur dan dibayar sesuai dengan ketentuan yang bersangkutan.

b) bidang bawah : bidang horisontal pada dasar pondasi yang akan digunakan
sebagai permukaan bawah beton struktur, lantai kerja atau blinding stone
sebagaimana tercantum pada Gambar atau sesuai dengan instruksi

PT. INDULEXCO V–6 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Konsultan Pengawas.

c) bidang vertikal berhimpit dengan batas tepi dasar struktur. Penambahan


luas galian yang dibutuhkan untuk pemasangan blinding stone atau lantai
kerja atau beton struktur yang melebihi bidang bawah tidak akan diukur
untuk pembayaran dan biaya penambahan galian ini dianggap tercakup ke
dalam Harga Satuan sebagaimana dijelaskan di atas.

Kecuali sebagaimana yang dijelaskan di atas pada Pasal S5.01 (4) dari
Spesifikasi ini, pengukuran untuk galian struktur tidak mencakup pemindahan
material di bawah bidang alas pondasi dan di luar batas tertentu galian untuk
mengkompensasi terjadinya muai atau naiknya muka tanah yang terjadi selama
pemancangan atau bahan-bahan tambahan yang ditimbulkan oleh longsoran,
endapan atau urugan baik karena terjadi sendiri maupun karena pelaksanaan
Kontraktor.

Bila Konsultan Pengawas memerintahkan galian setelah timbunan


dilaksanakan, galian tambahan ini akan diukur untuk keperluan pembayaran
sebagai galian struktur, bila tidak ditentukan lain dalam Spesifikasi ini.

Volume galian struktur di tempat yang mengandung air tanah akan diukur untuk
keperluan pembayaran tambahan, jika galian dikerjakan sampai kedalaman
lebih dari 20 cm di bawah permukaan konstan air tanah pada lubang pondasi.

S5.01 (7) Dasar Pembayaran

Jumlah-jumlah sebagaimana ditentukan di atas akan dibayar sesuai Harga


Kontrak persatuan pengukuran, untuk setiap mata pembayaran tertentu pada
daftar di bawah ini yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk segala biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang dijelaskan pada
Bab 5 ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

5.01 (1) Penggalian struktur sampai kedalaman meter kubik

PT. INDULEXCO V–7 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tidak lebih dari 2 m


5.01 (2) Penggalian struktur sampai kedalaman meter kubik
lebih dari 2 m, tapi tidak lebih dari 4 m

PT. INDULEXCO V–8 RKS Infrastruktur SU05 - 5


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 6
DRAINASE

S6.01 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pemasangan selokan berbentuk U, dan fasilitas


drainase lainnya sesuai dengan Spesifikasi ini dan spesifikasi lain yang terkait,
dan harus sesuai dengan garis, ketinggian dan ukuran yang tercantum dalam
Gambar dan atau diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Ketentuan Pasal
S1.26 yang bisa diterapkan harus dijadikan bagian dari Pasal ini. Biaya
pekerjaan yang berhubungan dengan mata air yang ditemukan selama
pelaksanaan pekerjaan yang termasuk Bab ini, akan dianggap tercakup ke
dalam Harga Satuan untuk butir pembayaran atas pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Konsultan Pengawas berhak melakukan pemeriksaan dan
pengujian terhadap semua jenis beton pracetak, sebelum dikirim ke lokasi
pekerjaan dan pada setiap waktu sebelum atau sedang pelaksanaan
pekerjaan.

S6.02 UMUM

Tipe dan karakteristik struktur drainase lainnya sebagaimana tampak pada


Gambar, dan perkiraan jumlahnya seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, tidak merupakan Nilai yang pasti. Untuk membantu Konsultan
Pengawas dalam mempelajari Gambar-gambar dalam Kontrak, Kontraktor
harus melakukan suatu survai lokasi untuk memastikan lokasi, ukuran pipa atau
saluran, invert level, dan perkiraan besarnya volume air banjir atau air kotor
yang memasuki lokasi. Berdasarkan hasil survai ini, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas, tipe, letak, karakteristik dan kuantitas yang pasti dari
pekerjaan drainase, yang kemudian akan diberitahukan kepada Kontraktor
secara tertulis dalam batas waktu sesuai dengan Jadwal Kerja yang telah
disetujui. Tanggungjawab mengenai ketetapan lokasi segala macam aliran
yang ada berada pada pihak Kontraktor dan biaya survai ini dianggap termasuk
ke dalam Harga Satuan Pembayaran yang ada pada Bab ini.

PT. INDULEXCO VI – 1 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S6.03 URUTAN PEKERJAAN

Kontraktor harus membuat Jadwal Pelaksanaan drainase sedemikian rupa


sehingga pembuangan air permukaan dari air hujan atau sumber lainnya,
selama dan setelah pelaksanaan dapat terjamin dengan baik. Untuk
menghindari kerusakan hasil pekerjaannya selama masa pelaksanaan,
Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat perlindungan yang memadai,
termasuk selokan pembuangan sementara, pembendung sementara, atau
saluran pengalih sementara. Gorong-gorong atau pekerjaan drainase lainnya
untuk membuang air permukaan selama dan setelah masa pelaksanaan, tidak
boleh dilaksanakan dulu sebelum diselesaikan pembuatan saluran pemasuk
dan pembuangnya, dan saluran tersebut harus dibersihkan dari segala macam
rintangan agar tidak menghalangi aliran air. Semua gorong-gorong, selokan
dan pekerjaan drainase lainnya harus sudah beroperasi penuh sebelum
pekerjaan pelaksanaan persiapan tanah dasar (subgrade), lapis pondasi
agregat atau bahu jalan dimulai. Keharusan-keharusan tersebut harus
dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan dan segala biaya untuk itu harus
termasuk ke dalam mata pembayaran Pasal 1.26.

S6.04 GORONG-GORONG KOTAK (BOX CULVERT)

Gorong-gorong kotak beserta dinding sayapnya (wingwall) akan diukur dan


dibayar berdasarkan butir pembayaran masing-masing sebagaimana
dijelaskan pada Bab 10 (“Struktur Beton”). Ketentuan-ketentuan yang relevan
pada Pasal S6.01, S6.02 dan S6.03 dianggap berlaku untuk segala jenis
pekerjaan gorong-gorong kotak, kecuali bila mata air atau air tanah ditemukan
pada galian struktur untuk gorong-gorong kotak, akan diukur dan dibayar
berdasarkan butir 5.01 (4).

Pekerjaan tersebut harus mencakup penyediaan dan pemasangan gorong-


gorong kotak dari beton bertulang sesuai dengan pasal yang relevan pada
Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian serta ukuran
sebagaimana tampak dalam Gambar atau sesuai instruksi Konsultan
Pengawas.

PT. INDULEXCO VI – 2 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S6.05 SELOKAN-U, INLET, OUTLET, HEADWALL, DAN JOINT BOX, DLL

S6.05 (1) Uraian

Pasal ini mencakup segala pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan


selokan, inlet, outlet, headwall pipa dan joint box sepanjang bahu jalan, median,
daerah kaki timbunan, daerah dasar galian badan jalan, jalur pejalan kaki dan
tempat-tempat sebagaimana tampak pada Gambar atau sesuai instruksi
Konsultan Pengawas.

Pekerjaan galian saluran seperti ditunjuk dalam Gambar untuk pekerjaan galian
saluran harus dilaksanakan sesuai dengan tipe dan bentuk penampang saluran
untuk galian tanah, pembentukan saluran tanah sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas .

Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan secara pracetak (precast) menurut


Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan ukuran yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Konsultan
Pengawas. Ketentuan-ketentuan yang bisa diterapkan dari Pasal S6.01, S6.02
dan S6.03, merupakan bagian dari Pasal ini.

S6.05 (2) Material

Material yang dipergunakan harus yang sebagaimana tampak pada Gambar


dan harus sesuai dengan Pasal-pasal lain yang relevan dalam Spesifikasi ini.
Informasi mengenai bagian yang harus dilengkapi dengan penulangan akan
ditunjukkan di dalam Gambar, sedangkan pembuatan komponen-komponen
pekerjaan ini menggunakan beton kelas C.

S6.05 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Layout (denah)


Kontraktor harus membuat shop drawing alinemen vertikal dan horisontal
penempatan selokan dan saluran yang akan dibuat harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.

PT. INDULEXCO VI – 3 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(b) Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bab 5 “Galian
Struktur”, S4.03 ”Galian Biasa” (Common Excavation) dan ketentuan-
ketentuan yang relevan pada Pasal S6.05.

(c) Pondasi
Pondasi harus dipersiapkan sesuai dengan syarat Pasal S4.11. Bila tidak
ditentukan lain pada Gambar pekerjaan pondasi ini harus menggunakan
beton kelas E, dan pekerjaan ini harus sesuai dengan Pasal S10.01
Spesifikasi ini serta mengikuti butir (a) di atas dengan toleransi bila diukur
dengan mal 3 meter tidak boleh ada deviasi lebih dari 5 mm.

(d) Pelaksanaan pekerjaan selokan-U, inlet, outlet, headwall dan joint harus
dilakukan dengan sangat hati-hati karena permukaan atasnya harus tepat
dengan elevasi yang diminta sesuai Gambar. Konsultan Pengawas dapat
menolak jenis pekerjaan yang diatur dengan Pasal ini, jika permukaan atas

tidak sesuai dengan toleransi kedudukan yang ditentukan menurut


Spesifikasi. Permukaan dasar dari selokan-selokan ini harus dikerjakan
sampai halus dan licin. Bila Konsultan Pengawas menilai bahwa selokan,
inlet, outlet atau manhole dapat menyangkutkan kotoran/sampah, maka
dibuatkan lekukan beton kelas D. Segala rincian mengenai bentuk lekukan
dan metoda pembuatannya harus sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas.

Kecuali bila ditentukan lain, sambungan beton precast harus dibuat secara
cermat dengan menggunakan mortar semen dengan campuran 1 bagian
semen dan 2 bagian pasir, agar dapat mencegah kebocoran. Beton yang
cetak di tempat yang akan digunakan untuk saluran air, selokan drainase,
joint box, lubang got, headwall pipa, inlet dan saluran keluar air (outlet),
harus dilaksanakan menurut ketentuan Pasal S10.01 dan S10.02 dari
Spesifikasi ini. Struktur-struktur tersebut harus tepat, cermat dan rapih
sebagaimana tampak pada Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

PT. INDULEXCO VI – 4 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(e) Pelaksanaan selokan setengah lingkaran harus dilakukan segera setelah


berm / bantaran galian atau timbunan terbentuk.

(f) Pengurugan Lubang Bekas Galian


Pengurugan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan Pasal S5.01 (5)
dari Spesifikasi ini, atau untuk urugan sangat tipis yang tidak mungkin
menggunakan alat pemadat mekanis, dapat digunakan non compressible
material berupa pasir atau campuran pasir dengan batu non plastis.
Pengurugan harus dikerjakan secara hati-hati untuk mencapai daya
dukung yang sama dengan subgrade yang berdekatan. Dalam upaya
memadatkan bagian dasar dan subgrade yang berhubungan dengan
struktur drainase, penumbuk atau pemadat kecil harus digunakan dengan
hati-hati untuk menghindari kerusakan pada struktur lain yang berdekatan.
Pengurugan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari
terjadinya erosi akibat pelimpahan air atau aliran air hujan.
Bila pengurugan sudah selesai, daerah yang digali harus dipulihkan
kembali ke keadaan semula, tetapi Konsultan Pengawas dapat
meniadakan atau merubah ketentuan bila daerah ini akan ditangani
menurut Pasal lain dari Kontrak ini.

S6.05 (4) Metoda Pengukuran

Kuantitas selokan, manhole, inlet, outlet, headwall pipa dan joint box yang telah
diselesaikan dan dinilai telah sesuai dengan Gambar, persyaratan dan petunjuk
Konsultan Pengawas, akan diukur sebagai berikut :

(i) Kuantitas setiap tipe selokan yang akan dibayar merupakan jumlah meter
linier yang diukur sepanjang garis pusat selokan yang sudah selesai dibuat.
Panjangnya akan diukur kearah sisi bagian luar dari inlet atau manhole.
(ii) Jumlah manhole, inlet dan outlet, yang akan dibayar, merupakan jumlah
bulat dari masing-masing struktur yang dipasang selengkapnya, selesai di
tempatnya dan diakui sesuai dengan Gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas. Pengukuran headwall pipa dan pasangan batu mortar
(mortared rubble) termasuk dalam pembayaran inlet atau outlet.
(iii) Pengukuran untuk selokan, inlet dan manhole tidak ditentukan oleh

PT. INDULEXCO VI – 5 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kedalamannya, dan harga satuannya berlaku untuk segala kedalaman


sebatas yang ditunjukkan pada Gambar. Bila selokan-U dibentuk dengan
dinding vertikal berbagai ukuran tinggi, maka untuk keperluan pengukuran
tambahan tinggi dinding seluruhnya akan diperbandingkan dengan volume
beton per selokan-U standar sebagaimana tampak pada Gambar. Untuk
sambungan antara inlet atau manhole dan selokan atau pipa drainase,
tidak akan diadakan pengukuran tambahan. Biaya tambahan untuk
membuat sambungan antara berbagai tipe drainase, akan dianggap sudah
termasuk pada harga satuan untuk mata pembayaran masing-masing.
(iv) Pengukuran untuk selokan setengah lingkaran yang akan dibayar sudah
harus termasuk pasangan batu atau kupingan untuk kepala dinding.
(v) Urugan sangat tipis dengan non compressible material tidak dibayar
tersendiri dan harus termasuk ke dalam Harga Satuan pekerjaan utamanya

S6.05 (5) Dasar Pembayaran

Selokan-U, selokan setengah lingkaran, inlet, outlet, manhole, yang diukur


dengan cara di atas akan dibayar dengan Harga Satuan Kontrak untuk setiap
mata pembayaran sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Harga satuan dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan yang
sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan instruksi Konsultan Pengawas, dan
termasuk untuk penggalian, pembuatan pondasi dan pengurugan. Tidak akan
ada pembayaran tersendiri untuk penutup baja atau beton, besi tangga,
penyambungan, lekukan atau pekerjaan serupa lainnya yang tampak dalam
Gambar atau yang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Bila Konsultan Pengawas
menginstruksikan agar daerah galian dipulihkan sepenuhnya atau sebagian,
pekerjaan ini akan diukur dan dibayar menurut Pasal-pasal dalam Spesifikasi
ini. Segala macam biaya ekstra akibat dari pekerjaan pada tempat-tempat yang
sempit dianggap termasuk dalam mata pembayaran di bawah ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


6.04 Saluran, Tipe DS-1 meter panjang
6.05 Saluran Beton dan Penutup, Tipe DC-1 buah
6.06 Inlet Drain, Tipe DI-1 buah
6.07 Outlet Drain, Tipe DO-1 buah

PT. INDULEXCO VI – 6 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

PT. INDULEXCO VI – 7 RKS Infrastruktur SU06 - 6


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 7
SUBGRADE

S7.01 PERSIAPAN TANAH DASAR (SUBGRADE PREPARATION)

S7.01 (1) Uraian

Tanah dasar (subgrade) merupakan bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan


untuk dasar lapis pondasi agregat (sub-base) atau, sebagai dasar perkerasan.
Subgrade harus mencakup sepenuh lebar badan jalan termasuk bahu jalan dan
pelebaran setempat atau daerah-daerah terbatas semacam itu seperti tampak
pada Gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.

Pekerjaan penyiapan tanah dasar dilaksanakan bila pekerjaan lapis pondasi


agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.

S7.01 (2) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Metoda Pelaksanaan Kerja


Metoda pelaksanaan kerja untuk mendapatkan ketebalan 30 cm padat dan
mendapatkan permukaan yang rata sesuai elevasi dalam Gambar, harus
diserahkan dan disetujui Konsultan Pengawas.

(b) Mal Lengkung dan Mal Datar (Template and Straightedge)


Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan straightedge untuk
memeriksa ketepatan pekerjaan dan untuk menjamin kesesuaiannya
dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.

Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan jalan


sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan
yang ada tidak boleh melampaui 12 mm.

(c) Persiapan Tempat Pekerjaan


Pekerjaan gorong-gorong, pipa saluran air, dan struktur-struktur minor

PT. INDULEXCO VII – 1 RKS Infrastruktur SU07- 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

lainnya yang berada di bawah posisi tanah dasar, termasuk urugan yang
dipadatkan, harus sudah selesai sebelum pekerjaan penyiapan tanah
dasar dimulai. Parit-parit, saluran, outlet drainase, dan headwall untuk
gorong-gorong harus sudah berada dalam kondisi siap berfungsi agar
drainase bekerja efektif dan untuk mencegah kerusakan terhadap
subgrade karena air permukaan.

Daerah-daerah subgrade yang tidak tepat/sesuai dengan elevasi yang


ditentukan, karena penurunan atau sebab-sebab lain, atau sudah rusak
sejak selesainya pekerjaan tanah, harus dibongkar, materialnya diganti
atau ditambah, dipadatkan dan diselesaikan sampai ke garis, ketinggian
dan penampang melintang sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya yang diterangkan di atas disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Material sebagaimana disyaratkan dalam Pasal S4.05.

(d) Derajat Kepadatan


Seluruh material sampai kedalaman 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sekurang-kurangnya 100 % dari kepadatan kering
maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan AASHTO T 99 pada
kadar air ± 2 % dari kadar air optimum di laboratorium. Apabila tidak
ditentukan lain dalam Gambar, nilai CBR minimum yang diharuskan untuk
subgrade pada pekerjaan perkerasan jalan dalam kontrak ini adalah
sebesar 6 %.

(e) Tanah Dasar di Daerah Galian


Bila tanah dasar berada pada daerah galian, maka subgrade ini harus
dibentuk sesuai penampang melintang dan memanjang jalan sebagaimana
ditentukan dalam Pasal S4.02.3, tetapi dengan ketinggian yang lebih tinggi
dari pada elevasi akhir, setelah memperhitungkan adanya penurunan
elevasi akibat pemadatan. Tanah harus dipadatkan dengan alat pemadat
(compactor) yang telah disetujui, dan sebelum pemadatan kadar airnya
harus disesuaikan dengan cara disiram air melalui truk sprinkler yang telah
disetujui atau dengan pengeringan sesuai dengan ketentuan S7.01(2)(d)

PT. INDULEXCO VII – 2 RKS Infrastruktur SU07- 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Sebelum suatu sumber tanah akan digunakan sebagai material subgrade,


harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk
penambahan kadar air atau pengeringan tanah subgrade harus digaru
beberapa kali untuk menghasilkan kadar air yang seragam (homogen).

Bila karakteristik alamiah tanah sedemikian rupa sehingga tidak


memungkinkan tercapainya CBR minimum sebesar 6 % dengan
dipadatkan sesuai ketentuan dalam Pasal S7.01.2(d), Konsultan
Pengawas akan memerintahkan tindakan perbaikan tertentu atau
pembongkaran.

Tanah bongkaran yang memenuhi syarat sebagai tanah timbunan dapat


digunakan sebagai tanah timbunan, sedangkan tanah bongkaran yang
tidak memenuhi syarat sebagai tanah galian biasa maka tanah tersebut
harus dibuang sesuai ketentuan S4.07.

(f) Tanah Dasar pada Timbunan


Bila tanah dasar akan dibuat pada timbunan, material yang diletakkan pada
bagian atas timbunan sampai kedalaman 30 cm dibawah elevasi tanah
dasar harus disesuaikan kadar airnya agar dapat tercapai kepadatan
kering seperti yang ditentukan pada Pasal S7.01.2 (d).

Pekerjaan pemadatan harus menggunakan alat pemadat yang tipe dan


ukurannya sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Material yang
digunakan untuk lapisan tanah dasar pada timbunan harus memenuhi
persyaratan Pasal S4.05.4. Bila material tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor harus membuang dan mengganti material tersebut dengan
material yang sesuai persyaratan tanpa ada pembayaran tambahan.

Dalam seluruh langkah kerja persiapan tanah dasar, Kontraktor diarahkan


oleh Konsultan Pengawas, dan harus mengulang setiap bagian pekerjaan
bila perlu, untuk mencapai derajat kepadatan yang ditentukan.

PT. INDULEXCO VII – 3 RKS Infrastruktur SU07- 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(g) Perlindungan untuk Pekerjaan yang Telah Diselesaikan


Setiap bagian tanah dasar yang telah diselesaikan harus terlindung dari
kemungkinan mengering dan retak, serta segala kerusakan akibat
kekeliruan Kontraktor, harus diperbaiki sesuai perintah Konsultan
Pengawas tanpa ada pembayaran tambahan.

(h) Lalu Lintas dan Perbaikan


Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala akibat dari lalulintas yang
memasuki lapisan tanah dasar, dan Kontraktor dapat melarang/menutup
jalan bila sudah membuat jalan sementara (detour) atau tengah
mengerjakan setengah lebar jalan. Kontraktor harus memperbaiki bekas
roda kendaraannya sendiri atau orang lain dengan membentuk dan
memadatkan lagi memakai alat pemadat dengan ukuran dan tipe yang
diperlukan untuk perbaikan itu. Kontraktor harus menyusun penyiapan
tanah dasar dan penghamparan lapis pondasi agregat (sub-base) secara
berurutan.

Bila subgrade dipersiapkan terlalu dini/cepat dari penghamparan lapis


pondasi agregat (sub-base), maka tanah dasar mudah rusak, dan jika
begitu, Kontraktor harus memperbaiki pekerjaannya sebagaimana
mestinya, tanpa pembayaran tambahan.

S7.01 (3) Metode Pengukuran

Jumlah pekerjaan yang akan dibayar merupakan jumlah meter persegi


penyiapan tanah dasar pada galian atau timbunan, dipersiapkan sebagaimana
ditentukan, telah ditest dan disetujui. Daerah yang akan diukur untuk keperluan
pembayaran terbatas pada lapisan tanah dasar di bawah lapisan lapis pondasi
bawah agregat (sub-base) atau lapis pondasi bawah lean concrete pada rigid
pavement, pada daerah konstruksi jalan baru. Daerah yang akan diperkeras
dengan 'interlocking concrete paving' tidak akan diukur untuk keperluan
pembayaran menurut Pasal ini.

PT. INDULEXCO VII – 4 RKS Infrastruktur SU07- 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S7.01 (4) Dasar Pembayaran

Dalam hal pembayaran, tidak ada perbedaan antara tanah dasar di daerah
galian atau timbunan. Kuantitas yang seperti ditentukan dalam Pasal S7.01.3
akan dibayar berdasarkan mata pembayaran di bawah ini. Pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh atas seluruh tenaga kerja, peralatan,
perlengkapan dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
termasuk penggalian, pengulangan pekerjaan, penyiraman atau pengeringan,
pemadatan, proofrolling, pembentukan dan penyelesaian, pemeliharaan,
pengujian dan pekerjaan-pekerjaan insidentil lainnya sebagaimana diuraikan
dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

7.01 Persiapan Tanah Dasar meter persegi

PT. INDULEXCO VII – 5 RKS Infrastruktur SU07- 7


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 8
LAPIS PONDASI AGREGAT (SUBBASE)

S8.01 LAPIS PONDASI AGREGAT (SUBBASE)

S8.01 (1) Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,


penghamparan, pembasahan, pemadatan agregat batu pecah yang bergradasi
diantara lapisan sub-grade dan perkerasan beton semen atau asphalt treated
base, sebagaimana tercantum dalam Gambar dan atau diarahkan oleh
Konsultan Pengawas. Pemrosesan bila perlu meliputi pemecahan,
penyaringan, pemisahan, pencampuran dan pelaksanaan operasi lainnya untuk
menghasilkan suatu bahan yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari
Spesifikasi ini.

S8.01 (2) Material-Material

(a) Sumber Material


Material lapis pondasi agregat harus dipilih dari suatu sumber yang
disetujui Konsultan Pengawas dan disimpan sesuai dengan Pasal S1.03
Penyimpanan Material dari Spesifikasi ini.

(b) Kelas-kelas Lapis Pondasi Agregat


Terdapat dua kualitas dari material agregat untuk lapis pondasi atas dan
bawah yaitu kelas A dan kelas B. Apabila tidak ditentukan dalam Gambar
atau instruksi Konsultan Pengawas maka lapis pondasi agregat atas (kelas
A) digunakan untuk pekerjaan pelebaran perkerasan jalan atau dalam
setiap bagian dari perkerasan jalur jalan kendaraan atau dalam bahu-bahu
jalan yang dilapisi bahan kedap air, sementara lapisan pondasi agregat
bawah (kelas B) digunakan dalam bahu jalan yang tak dilapisi kedap air
atau sebagai lapisan-lapisan pondasi agregat bawah yang digunakan
untuk menaikkan elevasi perkerasan jalan.

PT. INDULEXCO VIII – 1 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(c) Fraksi Agregat Kasar


Agregat yang tertahan pada saringan 4,75 mm harus terdiri dari partikel-
partikel yang keras dan awet atau pecahan-pecahan dari batuan dan
kerikil. Material yang terpecah jika secara bergantian dibasahi dan
dikeringkan tidak boleh digunakan. Bila dihasilkan dari batu kerikil, tidak
kurang dari 50% berat daripada agregat kasar harus merupakan partikel-
partikel yang mempunyai sekurang-kurangnya satu muka yang terpecah.

(d) Fraksi Agregat Halus


Agregat halus yang lolos saringan 4,75 mm harus terdiri dari pasir alam
atau pasir pecah dan partikel-partikel mineral yang halus.

(e) Sifat material yang diperlukan


Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan tumbuh-tumbuhan
(organis) dan gumpalan-gumpalan tanah liat atau bahan yang merusak
lainnya dan setelah pemadatan harus sesuai dengan persyaratan gradasi
yang diberikan dalam Tabel 8.01 (a) (dengan menggunakan pengujian
saringan basah) dan sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 8.01 (b).

Tabel 8.01 (a) Gradasi Lapis Pondasi Agregat


Ukuran Saringan % Lolos Menurut Berat
ASTM (mm) Imperial Kelas A Kelas B
50 2.0 in 100 100
37 1.5 in 100 90 - 100
25 1.0 in 65 - 90 75 - 100
9.5 3/8 in 40 - 60 45 -65
4.75 No. 4 25 - 45 30 -50
2.00 10 12 - 30 20 -40
0.425 40 6 - 16 12 -25
0.075 200 0 -8 5 -15

PT. INDULEXCO VIII – 2 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Tabel 8.01 (b) Sifat Agregat untuk Lapis Pondasi Agregat


No Sifat Kelas Kelas
A B
1. Abrasi dari Agregat Kasar (AASHTO T 96-77) 0 - 40% 0 - 50%
2. Index Plastisitas (AASHTO T 90 – 77) 0-6 4 - 11
3. Batas Cair (AASHTO T 89 – 68) 0 - 25 0 - 35
4. Bagian yang Lunak (AASHTO T 112 – 78) 0 - 5% 0 - 5%
5. CBR pada 100% kepadatan kering maksimum 80 min 40 min
setelah 4 hari perendaman (AASHTO T 180
Metoda D)
6. Rongga dalam Agregat mineral pada kadar air 14 min 10 min
optimum

S8.01 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Persiapan Pembentukan untuk Lapis Pondasi Agregat.


(i) Apabila lapis pondasi agregat akan diletakkan pada suatu permukaan
tanah dasar (subgrade) maka tanah dasar harus dibuat, dipersiapkan
dan diselesaikan sesuai dengan ketentuan Bab 7 dari Spesifikasi ini,
sebelum penghamparan agregat lapis pondasi.

(ii) Apabila lapis pondasi agregat akan ditempatkan langsung pada suatu
perkerasan jalan atau bahu jalan yang ada, maka permukaan yang ada
harus terlebih dahulu digaru atau diperkasar secukupnya agar tembus
air.

Material lapis pondasi agregat yang baru kemudian dihamparkan dan


seluruhnya dipadatkan, dengan syarat kedalaman total bahan yang digaru
dan ditambahkan terletak didalam batas-batas ketebalan. Gumpalan yang
lebih besar dari pada 50 mm, yang dihasilkan dari penggaruan, harus
dipecah sebelum penambahan lapis pondasi agregat.

PT. INDULEXCO VIII – 3 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(b) Penghamparan
(i) Kontraktor harus mengajukan metoda penghamparan lapis pondasi
agregat (sub-base) kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Bila
Konsultan Pengawas tidak puas dengan metoda penghamparan yang
dilakukan Kontraktor, Konsultan Pengawas dapat memindahkan
pemakaian spreader box tanpa pembayaran tambahan.

(ii) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa kebadan jalan sebagai campuran
yang merata dan harus dihampar pada suatu kadar air optimum dalam
batas antara yang ditetapkan dalam Pasal S8.01.3 (c). Kelembaban
material tersebut harus merata secara keseluruhan.

(iii) Material kerikil untuk lapis pondasi agregat (sub-base) harus


dihamparkan merata sehingga ketebalannya setelah dipadatkan tidak
lebih dari 15 cm. Bila lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan,
maka lapisan-lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.

(iv) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan suatu
metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan adanya pemisahan
dari partikel-partikel agregat halus dan kasar. Bahan yang terpisah
harus diperbaiki atau dibuang dan harus diganti dengan material yang
bergradasi baik.

(v) Alat penghampar mekanis (spreader box) yang bergerak sendiri harus
dilengkapi dengan sebuah batang antar (screed) yang mencetak dan
mendistribusikan material pada lebar dan toleransi permukaan yang
diperlukan. Lebar setiap hamparan harus tidak kurang dari pada
sebuah lebar jalur lalu lintas. Batang antar harus dapat disesuaikan
dengan penampang melintang yang diperlukan dan tidak
meninggalkan gelombang-gelombang, pelekukan-pelekukan atau
tanda-tanda lainnya yang tidak dapat dihilangkan dengan penggilasan.

(c) Pemadatan

(i) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapisan

PT. INDULEXCO VIII – 4 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

harus dipadatkan sepenuhnya dengan mesin gilas (roller) atau alat


pemadat lain yang sesuai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
sampai 100 % kepadatan kering maksimum yang dimodifikasi
sebagaimana ditentukan oleh AASHTO T 180, Metoda D. Permukaan
yang telah selesai, harus padat dan rata serta bebas dari retakan dan
kilauan.

(ii) Pemadatan akan dilaksanakan hanya bila kadar air material berada
dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum sampai 1%
lebih dari pada kadar air optimum, dimana kadar air optimum tersebut
adalah sebagaimana ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh AASHTO T 180, Metoda D.

(iii) Operasi-operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan maju


secara bertahap kearah pusat, dalam suatu arah memanjang. Pada
bagian-bagian yang sangat miring (superelevasi) maka penggilasan
dimulai pada bagian yang rendah dan maju kearah bagian yang tinggi.
Operasi penggilasan harus diteruskan hingga semua bekas mesin
gilas hilang dan lapisan tersebut terpadatkan secara merata dan
agregat-agregat terkunci secara rapat.

(iv) Permukaan yang tidak rata atau melesak harus diperbaiki dengan
membongkar material pada tempat itu dan menambah atau
menyingkirkan material sampai permukaan halus dan rata. Daerah-
daerah yang tidak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
tamper atau pemadat lain yang disetujui, sampai rata dan halus. Bila
kerataan permukaan tidak sesuai dengan ketentuan toleransi,
Kontraktor harus membongkar dan mengganti lapis pondasi agregat
(subbase) sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, tanpa ada
pembayaran tambahan.

(d) Pengujian
(i) Jumlah data pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mengenai kualitas material harus sesuai dengan yang diperintahkan
Konsultan Pengawas sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili

PT. INDULEXCO VIII – 5 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dari sumber material yang diajukan.


(ii) Menyusul persetujuan mengenai kualitas dari suatu material/agregat
yang diusulkan, maka seluruh rangkaian pengujian kualitas material
harus diulangi atas kebijaksanaan Konsultan Pengawas, dalam hal
ada perubahan-perubahan yang diamati dalam material dari
sumbernya atau metoda produksinya.

(iii) Suatu program pengujian pengawasan kualitas material secara rutin


akan dilaksanakan untuk mengawasi keanekaragaman dari material
yang dibawa ketempat kerja. Jangkauan dari pada pengujian harus
seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas tetapi untuk
setiap 1000 (seribu) meter kubik bahan yang dihasilkan maka
pengujian harus meliputi lima pengujian indeks plastisitas, lima
pengujian gradasi material, dan satu penentuan kepadatan kering
maksimum dengan menggunakan pengujian AASHTO T 180 Metoda
D. Pengujian CBR harus dilaksanakan sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan Pengawas.

(iv) Tes uji kepadatan dilapangan menggunakan pengujian AASHTO T


191. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh dari lapisan
tersebut pada lokasi-lokasi yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas,
dengan selang tidak lebih dari 200 m.

(V) Penggalian lubang uji (test holes) dan pengurugannya kembali dengan
material yang disetujui dan pemadatannya kembali harus dikerjakan
oleh Kontraktor dengan pengawasan Konsultan Pengawas dan
dengan biaya Kontraktor sendiri.

S8.01 (4) Perbaikan Lapis Pondasi Agregat yang Tidak Memuaskan

(a) Daerah-daerah dengan suatu ketebalan yang tidak seragam atau


permukaan yang tidak memenuhi toleransi-toleransi yang ditetapkan dalam
Spesifikasi Khusus, atau yang permukaannya berkembang tidak teratur
segregasi selama atau sesudah konstruksi, harus diperbaiki dengan
menggaru permukaan dan membuang atau menambah bahan

PT. INDULEXCO VIII – 6 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sebagaimana diperlukan, yang selanjutnya dibentuk dan dipadatkan


kembali.

(b) Lapis pondasi agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, yang
berkenaan dengan batas-batas kadar air sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal S8.01.3

(c) atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas, harus diperbaiki


dengan menggaru bahan tersebut disusul dengan penyiraman dengan air
yang cukup dan mencampurnya secara menyeluruh dengan bantuan
sebuah motor grader atau peralatan lainnya yang disetujui.
(d) Lapis pondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, sebagaimana
dirumuskan oleh batas-batas kadar air yang ditentukan dalam Pasal
S8.01.3

(e) atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas, harus diperbaiki


dengan menggaru bahan tersebut disusul dengan pengerjaan berulang-
ulang dengan motor grader atau peralatan lainnya yang disetujui dengan
periode-periode istirahat antara pengerjaannya dibawah kondisi cuaca
yang kering. Jika pengeringan yang cukup tak dapat dicapai, Konsultan
Pengawas dapat menginstruksikan material tersebut dibuang dan diganti
dengan material kering yang sesuai.

(f) Lapis pondasi agregat yang menjadi jenuh karena air hujan atau banjir atau
sebaliknya setelah material tersebut telah cukup dipadatkan berkenaan
dengan Spesifikasi ini pada umumnya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asalkan saja sifat-sifat materialnya dan keseragaman
permukaannya memenuhi persyaratan-persyaratan dari Spesifikasi ini.

(g) Perbaikan dari lapis pondasi agregat yang tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan kepadatan atau sifat-sifat material dari Spesifikasi ini harus
sesuai dengan yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggaruan yang disusul dengan
penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan
penggantian material, atau penambahan tebal.

PT. INDULEXCO VIII – 7 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S8.01 (5) Metoda Pengukuran dan Dasar Pembayaran

(a) Metoda Pengukuran


(i) Lapis agregat akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter
kubik dari bahan yang dibutuhkan dalam keadaan padat, lengkap
ditempat dan diterima. Volume yang akan diukur harus didasarkan
atas penampang-penampang melintang yang terlihat pada Gambar,
dan ukuran panjang diukur horisontal sepanjang garis pusat jalan.

(ii) Dalam hal lapis pondasi agregat digunakan dalam bahu jalan, dimana
tebal bahu jalan yang ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri
dari bahan baru tetapi meliputi beberapa bahan yang ada yang
dikerjakan kembali, maka volume untuk pembayaran hanya
didasarkan pada volume yang dipadatkan dari bahan baru yang
ditempatkan. Hal ini akan dihitung dari penampang-penampang
melintang yang diambil oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.

(iii) Pekerjaan persiapan dan pemeliharaan tanah dasar (subgrade) atau


pembentukan tanah dasar di atas mana lapis pondasi agregat akan
ditempatkan, tidak akan diukur atau dibayar didalam Bab ini, tetapi
akan dianggap seluruhnya tercakup pada Pasal-pasal lain dalam
Spesifikasi ini.

(b) Pengukuran Pekerjaan yang diperbaiki


Bila perbaikan lapis pondasi agregat yang tidak memuaskan telah
diarahkan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan Pasal S8.01 (4), maka
jumlah yang akan diukur untuk pembayaran haruslah merupakan jumlah
yang akan dibayar jika pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada
pembayaran tambahan akan dilaksanakan untuk pekerjaan ekstra tersebut
atau jumlah-jumlah yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.

Bila penyesuaian kadar air telah diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas


sebelum proses pemadatan, maka tidak ada pembayaran tambahan akan
dilaksanakan untuk penambahan air atau untuk setiap pekerjaan lain yang

PT. INDULEXCO VIII – 8 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

diperlukan untuk memperoleh suatu kadar air yang ditentukan.

(c) Dasar Pembayaran


Jumlah-jumlah yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas akan
dibayar pada Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk jenis-jenis
Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat didalam Daftar Kuantitas
dan Harga, harga-harga pembayaran akan dianggap merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan material, penghamparan,
pemadatan, penyiraman, uji penggilasan, penyelesaian dan pembentukan,
dan untuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan -
kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
seperti diuraikan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

8.01 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A meter kubik

PT. INDULEXCO VIII – 9 RKS Infrastruktur SU08 - 8


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 9
PERKERASAN

S9.01 UMUM

S9.01 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang


tersusun dari agregat dan material aspal yang dicampur di pusat pencampuran
serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas suatu dasar
(pondasi) yang telah disiapkan dan sesuai dengan persyaratan ini yang
memenuhi bentuk sesuai dalam Gambar dalam hal elevasi (ketinggian),
penampang memanjang dan melintangnya atau sesuai dengan yang
diperintahkan Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini juga akan mencakup
peningkatan dan perbaikan perkerasan aspal jalan lama, beserta penyediaan
dan penghamparan konstruksi perkerasan baru untuk membuat perkerasan
yang sempurna, sesuai dengan Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.01 (2) Peralatan

Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, peralatan yang


digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(a) Bituminous Distributor


Bitumen Distributor ini harus mempunyai tenaga penggerak sendiri;
memakai ban angin yang lebar dan jumlahnya memungkinkan beban pada
permukaan jalan tidak melebihi 100 kg per sentimeter lebar ban.
Alat ini harus mampu menghamparkan material bitumen secara merata,
bahkan dalam keadaan panas pada berbagai lebar jalan sampai 5 meter;
dapat mengontrol kecepatan sehingga hamparan yang terjadi terkendali
antara 0,2 sampai dengan 9,0 liter per meter persegi dengan tekanan
merata, dan toleransi tidak lebih dari 0,1 liter per meter persegi.

Bitumen distributor harus mempunyai peralatan untuk mengukur

PT. INDULEXCO IX – 1 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah, kecepatan aliran aspal


melalui pipa penyemprot, suhu dalam tank dan tekanannya. Alat-alat ini
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga operator dapat membacanya
dengan mudah.

Bitumen distributor harus dilengkapi dengan Generator tersendiri untuk


pompa, batang penyemprot yang bisa diatur posisi vertikal dan mendatar.
Batang penyemprot harus dikontrol oleh pekerja yang duduk di bagian
belakang distributor, sehingga operasi penyemprotan sepenuhnya berada
dalam pengawasannya. Distributor ini harus dilengkapi penyemprot
tangan, yang hanya digunakan pada daerah yang tak terjangkau batang
penyemprot.

(b) Bitumen Heater


Jenis alat ini harus oil jacket atau type lain yang memakai pengaduk
otomatis untuk mencegah overheating lokal pada material. Alat ini juga
harus dilengkapi dengan termometer.

(c) Instalasi Pencampur Bitumen (Bituminous Mixing Plant)


Tempat penyimpanan agregat harus cukup untuk menampung masing-
masing ukuran. Agregat yang berbeda ukuran harus tetap dipisahkan
sebelum dimasukkan ke dalam 'cold aggregate feeding system'. Tempat
penyimpanan harus rapih dan bersih, serta cukup mudah dijangkau untuk
pengambilan contoh benda uji (sampling).

Semua instalasi yang digunakan untuk membuat campuran bitumen harus


memenuhi persyaratan di bawah ini :

(i) Persyaratan untuk semua peralatan


Kapasitas instalasi pencampur harus disesuaikan untuk dapat
melayani pelaksanaan perkerasan aspal yang dikehendaki.

Instalasi Timbangan
Timbangan harus mempunyai ketelitian sampai 0,5 % dari beban yang
ada dan peka terhadap setengah gradasi minimum yang tidak lebih

PT. INDULEXCO IX – 2 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dari 3,5 kg. Alat keseimbangan (poise) harus dapat dikunci pada tiap-
tiap posisi untuk mencegah perubahan posisi yang tidak dinginkan.
Sebagai pengganti timbangan konvensional, Kontraktor dapat
menyediakan suatu alat timbangan dengan printer otomatis yang
disetujui, yang akan mencetak berat material yang dikirim. Sistem
tersebut dapat merupakan rangkaian sistem pengendali penakaran
dan pencampur otomatis (automatic batching and mixing control
system) yang disetujui. Berat material yang diserahkan tersebut diatas
harus disertai bukti tiket penimbangan untuk setiap muatan. Peralatan
timbangan umum dapat digunakan bila telah diperiksa dan diuji oleh
instansi yang berwenang dan disetujui Konsultan Pengawas.

Peralatan untuk persiapan material bitumen


Tangki penyimpanan material bitumen harus dilengkapi dengan alat
pemanas dan mempertahankan material pada temperatur tertentu.
Pemanas dapat memakai tenaga uap, listrik atau alat lainnya yang
telah disetujui, yang tidak mengandung nyala api yang menjilat tangki.
Sistem sirkulasi material bitumen harus menjamin adanya sirkulasi
yang sempurna dan terus menerus selama dioperasikan.
Perlengkapan untuk mengukur dan pengambilan contoh bitumen
(sampling) harus disediakan.

Feeder for drier


Instalasi ini harus dilengkapi dengan alat mekanis pemasok agregat
secara merata ke dalam tungku pengering (drier) sehingga diperoleh
produksi yang seragam dan temperatur yang merata.

Tungku Pengering (Drier)


Instalasi harus mempunyai sebuah tungku pengering (drier) atau lebih
yang terus menerus mengaduk agregat selama proses pemanasan
dan pengeringan. Untuk adukan bitumen dingin, harus disediakan
peralatan mekanik pendingin agregat kering untuk membuat campuran
dengan suhu yang ditentukan. Tungku pengering ini apabila diperlukan
harus dapat memasok material yang sudah jadi ke instalasi
pencampur (mixer) pada saat beroperasi penuh.

PT. INDULEXCO IX – 3 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Saringan (screens)
Saringan harus mampu menyaring semua agregat dengan ukuran dan
proporsi tertentu, serta mempunyai kapasitas normal yang lebih besar
dari pada kapasitas pencampur (mixer).

Penampung (Bins)
Instalasi harus mempunyai tempat penyimpanan material dengan
kapasitas cukup untuk memasok material ke pencampur ketika
beroperasi penuh. Tempat penyimpanan harus dipisahkan sekurang-
kurangnya menjadi 3 bagian dan disusun sehingga cukup untuk
masingmasing fraksi agregat. Juga harus ada tempat penyimpanan
material kering untuk filler atau kapur dan instalasi ini harus dilengkapi
dengan alat pemasok atau corong-curah material ke pencampur atau
bak penimbang. Setiap tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
pipa pelimpah luapan dengan ukuran secukupnya dan terletak
sedemikian rupa untuk mencegah luapan material ke dalam bagian
(kompartemen) yang lain. Pada masing-masing ruang penyimpanan
harus dilengkapi katup pembuangan yang tidak akan bocor waktu
ditutup. Katup harus dapat menutup dengan cepat dan sempurna.
Tempat penyimpanan harus dibuat sedemikian rupa agar mudah untuk
pengambilan sample. Tempat penyimpanan juga harus dilengkapi
dengan alat petunjuk posisi agregat sampai titik yang paling bawah.

Unit pengendali bitumen


Untuk mencapai jumlah material bitumen yang tepat dalam campuran
dengan toleransi tertentu, maka harus ada alat timbangan atau
meteran, alat pengukur jumlah atau kecepatan arus material bitumen
ke dalam pencampur.

Peralatan Termometer
Instalasi harus dilengkapi termometer (armoud termometer) yang
diletakkan didekat katup pengisi pada unit mixer. Juga harus ada
thermometer dia-scale, mercury-actuated thermometer, pyrometer
listrik, atau alat termometrik lainnya yang ditempatkan pada katup
pengeluaran pada drier untuk mengukur secara otomatis agregat

PT. INDULEXCO IX – 4 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

panas. Konsultan Pengawas dapat menyuruh mengganti termometer


dengan alat pengukur suhu lainnya yang dapat mengukur secara lebih
baik.

Pengumpul debu (Dust Collector)


Instalasi harus dilengkapi dengan Dust Collector untuk membuang
atau mengembalikan semua atau sebagian material ke elevator panas,
dengan ketentuan tanpa ada debu yang lepas ke atmosfir.

Jembatan Timbang (Truck Scale)


Campuran bitumen harus ditimbang dengan alat yang telah disetujui,
yang disediakan oleh Kontraktor, atau dengan timbangan umum
(public scale) atas tanggungan biaya Kontraktor. Timbangan harus
diperiksa dan disegel, sesuai dengan ketentuan Konsultan Pengawas,
untuk menjamin ketepatannya.

Keselamatan
Pada setiap bagian yang diperlukan, harus diletakkan tangga yang
aman dan memadai, seperti menuju bagian lain pada alat distributor
itu, menuju mixer platform dan tempat sampling. Untuk naik ke bagian
atas truk, harus tersedia alat yang memadai agar Konsultan Pengawas
dapat mengambil sample dan data suhu campuran. Juga harus
disediakan alat pengerek/katrol untuk mengangkat alat kalibrasi
timbangan, alat sampling dan alat lainnya dari dan ke mixer platform.
Semua roda gigi, katrol, rantai, gigi jentera dan peralatan lainnya yang
berbahaya harus dijaga dan dilindungi. Pada bagian-bagian tertentu
dari mixer harus disediakan tempat-tempat untuk melakukan
pemeriksaan (platform). Disekitar tempat pemuatan truk harus dibuat
jalan tempat lewat yang bebas dari gangguan, ataupun tumpahan
material dari alat pencampur (mixer).

Laboratorium lapangan
Kontraktor harus membuat bangunan untuk digunakan sebagai
laboratorium lapangan oleh Konsultan Pengawas. Strukturnya harus
memiliki tempat/ruang yang memadai untuk ruang test, dilengkapi

PT. INDULEXCO IX – 5 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dengan peralatan tes, pemanas, suplai air, lampu dan lain-lain


menurut instruksi Konsultan Pengawas. Laboratorium ini hanya untuk
Konsultan Pengawas, dan harus terletak sedemikian rupa sehingga
detail bangunan Kontraktor dapat terlihat melalui satu jendelanya. Bila
memungkinkan, laboratorium ini harus berdekatan dengan tempat
penimbangan.

(ii) Ketentuan untuk alat pencampur takaran (batching plants) bak


timbangan atau corong-curah
Peralatan ini harus mencakup alat timbangan agregat masing-masing
ukuran pada bak timbangan yang digantungkan pada alat ukur
penimbang, dengan kapasitas ukur yang cukup. Pintu masuk harus
dapat tertutup rapat agar material tidak bocor ke mixer pada saat
ditimbang.

Pengendali Bitumen (Bituminous Control)


Peralatan pengukur material bitumen harus mempunyai ketelitian
kurang lebih 0,5 persen dari setiap beban yang ada, dan peka
terhadap setengah gradasi minimum, yang tidak lebih dari 2 kg. Ember
penimba material bitumen adalah tipe tegak (non-tilting) dengan
penutup yang longgar dari logam.
Ukuran panjang batang penyemprot tidak kurang dari ¾ panjang mixer
dan harus bisa langsung mengeluarkan material ke dalam mixer
dengan cara sesuai dengan ketentuan di bawah ini. Ember material
bitumen, katup-katup pengeluarannya, dan batang penyemprot harus
dipanasi secukupnya. Selubung uap, bila ada, harus kering dan semua
hubungan harus jangan sampai mengganggu operasi timbangan
bitumen. Kapasitas ember material bitumen harus sekurang-
kurangnya 15% lebih dari berat material bitumen yang diperlukan pada
setiap takaran. Instalasi ini harus mempunyai katup pengisian
(charging valve) yang cepat panas, tidak bocor, yang terletak langsung
di atas ember material bitumen. Kapasitas angka penunjuk minimal
15% lebih dari jumlah material bitumen untuk setiap takaran. Angka
penunjuk harus terlihat jelas oleh operator mixer. Aliran material
bitumen harus dikontrol secara otomatis sehingga mulai bekerja bila

PT. INDULEXCO IX – 6 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

proses dry-mixing selesai. Semua material bitumen yang diperlukan


untuk satu takaran harus dapat disemprotkan secara merata
disepanjang mixer.
Bagian antara katup pengisi bitumen dan batang penyemprot harus
dilengkapi dengan satu katup untuk memeriksa angka pengukur meter
bila alat ini sebagai pengganti ember material bitumen.
Mixer
Batch mixer harus menggunakan tipe yang disetujui Konsultan
Pengawas dan mampu menghasilkan campuran secara merata dalam
batas toleransi job-mix. Bila tidak dilengkapi dengan pengumpul debu
(dust colector), bak mixer harus dilengkapi dengan tudung debu (dust
hoad) untuk mencegah debu berhamburan. Jarak dari bagian yang
tetap dan bagian yang bergerak tidak lebih dari 2,5 cm, kecuali bila
diameter maksimum agregat lebih dari 3,0 cm, maka jarak tersebut
tidak lebih dari 3,8 cm.

Pengendalian Waktu dan Suhu Pencampuran


Mixer harus dilengkapi dengan alat pengatur waktu yang tepat untuk
mengendalikan operasi setiap siklus pencampuran. Alat ini akan
mengunci pintu bak timbangan setelah mixer terisi, sampai pintu
mixer tertutup kembali setelah proses pencampuran pada mixer
selesai; juga akan mengunci ember material bitumen selama proses
pencampuran kering dan pencampuran basah. Periode proses
pencampuran kering adalah interval waktu antara terbukanya pintu
bak timbangan dan mulai keluarnya material bitumen. Periode proses
pencampuran basah adalah jangka waktu antara mulai keluarnya
material bitumen dan terbukanya pintu mixer. Kontrol terhadap waktu
harus fleksibel dan bisa bekerja pada interval 5 detik atau kurang
selama putaran total sampai 3 menit. Sebagai bagian dari alat ini harus
dipasang juga sebuah mechanical batch counter, dan didisain hanya
untuk mencatat campuran material yang terselesaikan. Penentuan
interval waktu harus dihadiri dan atas petunjuk Konsultan Pengawas,
yang kemudian akan mengunci penutup alat pengukur waktu sampai
nanti bila ada perubahan waktu. Suhu pencampuran di mixer
maksimum 165°C dan saat dikeluarkan (discharge) pada rentang suhu

PT. INDULEXCO IX – 7 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

145° - 155°C.

(iii) Ketentuan untuk Instalasi Pencampur Menerus (Continuous Mixing


Plants)

Unit Pengendali Gradasi


Instalasi harus dilengkapi dengan sarana untuk mengatur proporsi
yang teliti setiap ukuran agregat, juga harus mempunyai penuang
(feeder) yang dipasang pada bagian bawah setiap tempat
penyimpanan (compartment bin). Setiap compartment bin harus
mempunyai pintu pengontrol sehingga dapat mengukur volume
material yang keluar dari setiap compartment. Lubang penuangan
berbentuk persegi dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan alat
mekanis yang dilengkapi dengan kunci. Pada setiap pintu harus ada
skala petunjuk ukuran bukaan pintu, dengan skala inchi atau
sentimeter.
Peneraan timbangan tuangan agregat
Alat ini harus mencakup alat penera bukaan pintu dengan menimbang
sample test; dan dilengkapi dengan perlengkapan tertentu agar
material yang tertuang dari setiap bukaan dapat diteruskan ke bak uji
masingmasing. Alat ini harus dilengkapi peralatan agar dapat
mengambil sample dengan berat tidak kurang dari 75 kg. Untuk
menimbang sampel uji itu Kontraktor harus menyediakan timbangan
yang tepat.

Sinkronisasi penuangan agregat dengan penuangan material bitumen


Harus disediakan alat yang memadai untuk menjalankan kontrol bolak-
balik (inter-locking) antara aliran agregat dari tempat penyimpanannya
(bins) dan aliran material bitumen dari meteran atau alat pengukur
lainnya. Kontrol ini harus dilakukan dengan alat mekanik interlocking
(saling berhubungan) atau dengan metoda lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

Mixer
Alat ini mencakup mixer berantai (continuous mixer) dengan tipe yang

PT. INDULEXCO IX – 8 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

disetujui, panasnya cukup, dan dapat menghasilkan campuran yang


rata dalam batas toleransi (job-mix tolerance). Alat ini harus dilengkapi
corong pembuang dengan pintu pembuang (dump gate), yang
mempercepat pengeluaran campuran. Alat pendayung material harus
dipasang pada posisi menyudut pada batangnya dan bisa diputar
mundur untuk memperlambat arus material campuran. Pada mixer
juga harus ada alat penunjuk dari pabrik mengenai volume netto isi
mixer dengan skala meter yang dipasang permanen. Juga harus
dilengkapi dengan grafik (chart) atau alat lainnya untuk menunjukkan
kecepatan penuangan agregat per menit pada kecepatan operasi
peralatan.

(d) Alat Pengangkutan


Truk pengangkut campuran bitumen harus mempunyai dasar bak logam
yang rata, bersih, rapih, dan sudah dilapisi dengan material tertentu untuk
mencegah material melekat pada alas logam itu. Tudung penutup harus
dari kanvas atau material lainnya dengan ukuran tertentu untuk melindungi
material campuran dari pengaruh cuaca. Bila diperlukan untuk
menuangkan material campuran ke jalan pada suhu tertentu, maka alas
truk harus dilapisi pelindung panas (isolasi) dan penutupnya diketatkan.
Konsultan Pengawas akan mengukur berat (tare weight) setiap kendaraan
pengangkut material campuran ke lapangan, sekurang-kurangnya satu kali
dalam setiap penggantian pekerjaan.

(e) Bituminous Pavers


Alat perata bitumen (bituminous pavers) ini harus self-contained dan
mempunyai self-propelled unit, dilengkapi dengan batang antar (screed)
atau penempa (strike-off assembly), dan dapat menghamparkan dan
menyelesaikan jalan bitumen sesuai dengan ketentuan lebar dan
ketebalan dalam Gambar. Alat perata untuk bahu jalan dan konstruksi
sejenis harus bisa menghamparkan dan menyelesaikan campuran bitumen
dengan lebar sesuai dengan Gambar. Alat ini harus dilengkapi dengan bak
panerima dengan kapasitas cukup untuk meratakan penghamparan
material. Bak ini harus dilengkapi dengan sistem distribusi untuk
menghamparkan material campuran secara merata didepan batang antar

PT. INDULEXCO IX – 9 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(screed) atau penempa.

Alat ini harus menggunakan peralatan mekanis seperti equalijing runners,


straightedge runners, evener arms, atau alat lainnya yang sejenis untuk
menjaga ketepatan kelandaian dan membatasi tepi jalan pada garis yang
sebenarnya tanpa menggunakan stationary side forms. Peralatan ini juga
mencakup blending atau joint levelling devices untuk menghaluskan dan
menyesuaikan sambungan longitudinal antar jalur. Batang antar atau
Penempa (screed atau strike-off assembly) harus bisa menyempurnakan
permukaan dengan kerataan dan tekstur yang diinginkan tanpa harus
membongkar atau mencungkil material campuran. Pada waktu
menghamparkan material campuran, perata harus bisa dioperasikan
dengan kecepatan yang tetap dengan penghamparan material campuran.

Kontraktor harus menyediakan segala alat-alat kecil dan menjaganya agar


tidak dilekati material bitumen. Juga harus disiapkan kain terpal untuk
keadaan darurat seperti hujan, angin dingin dan lain-lain untuk melindungi
material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.

(f) Rollers
Rollers (mesin gilas) harus beroda baja dan beroda tekanan angin
(pneumatic tyre), kondisinya bagus, bisa bergerak mundur dengan baik,
dan harus dioperasikan dengan kecepatan rendah untuk memperkecil
kemungkinan retaknya material bitumen. Jumlah dan berat rollers harus
cukup untuk memadatkan material campuran dengan kepadatan tertentu.
Peralatan tidak boleh digunakan sampai menghancurkan agregat secara
berlebihan.

(g) Aggregate Spreader


Alat ini harus berpendorong otomatis (self-propelled), bentuknya disetujui,
dengan roda sekurang-kurangnya 4 buah dan ban angin pada dua gandar.
Alat ini harus dilengkapi alat kontrol yang mengatur peletakkan material
secara merata. Tipe lain boleh digunakan asal hasilnya sama, dan
disetujui.

PT. INDULEXCO IX – 10 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(h) Power Broom and Blower


Power Broom dan Power Blower harus disediakan dan harus selalu dalam
keadaan baik, untuk membersihkan setiap permukaan yang akan diberi
material bitumen.

S9.01 (3) Ketentuan Umum

Kecuali bila ditentukan dibagian lain atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas,
semua pekerjaan material bitumen harus sesuai dengan ketentuan berikut :

(a) Cuaca
Material bitumen tidak boleh dihamparkan pada waktu hujan atau berkabut
dan, kecuali bila ditentukan lain di dalam Spesifikasi ini, permukaan yang
akan dihampari harus bersih dan kering. Jangan mengerjakan pekerjaan
bila cuaca tidak memungkinkan pekerjaan selesai dengan semestinya.

(b) Perlindungan untuk hasil pekerjaan


Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan
harus sesuai dengan material yang digunakan, kondisi dan ketebalan
lapisan yang diinginkan, agar lapisan subgrade atau lapisan perkerasan
yang sudah selesai tidak rusak. Material bitumen harus selalu bersih
sebelum dilakukan penghamparan lapisan berikutnya atau lapisan penutup
(surface-treatment). Lalu lintas di atas material bitumen, terbatas hanya
untuk yang berkepentingan dalam menghamparkan dan memadatkan
lapisan selanjutnya.

Dengan resiko sendiri, Kontraktor dapat membiarkan lalu lintas melewati


binder course tapi dengan ijin Konsultan Pengawas, namun bila terjadi
kerusakan Kontraktor harus memperbaiki binder course dengan biaya
sendiri. Jika material bitumen terkotori, Kontraktor harus membersihkannya
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan bila hal ini tidak memungkinkan,
lapisan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.

Sebelum penyemprotan bitumen, permukaan struktur, semak-semak,

PT. INDULEXCO IX – 11 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

pepohonan dan lain-lain di sekitar daerah itu harus dilindungi agar tidak
terperciki material.

(c) Lapisan Perkerasan Aspal (Bituminous Courses)


Ketebalan setiap lapisan yang sudah dipadatkan tidak boleh lebih dari 105
mm. Bila lebih, lapisan ini harus dihamparkan dengan dua lapisan atau
lebih yang ketebalannya sama.

(d) Pengukuran
Bila pembayaran berdasarkan berat, perhitungan menggunakan tiket
(karcis) pengangkutan material untuk pekerjaan permanen yang sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi. Berat material tercatat pada tiket yang
menunjukkan truk pengangkut dan tanggal dibuatnya. Untuk pemeriksaan,
bagian samping truk harus diberi nomor pengenal yang mudah dibaca oleh
pemeriksa atau wakil Konsultan Pengawas.

Pembayaran hanya untuk material yang digunakan dalam pekerjaan


permanen menurut Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan seksama untuk memperkecil
terbuangnya material. Konsultan Pengawas akan mengurangi catatan
jumlah material pada tiket untuk setiap material yang dihamparkan diluar
ketentuan ukuran menurut Gambar atau yang terbuang akibat cara kerja
Kontraktor.

(e) Pelapisan Ulang (Overlay)


Bila Kontrak mencakup juga pelapisan ulang perkerasan jalan lama
(existing), perataan permukaan atau levelling yang diperlukan harus
menggunakan material yang ditentukan dalam Gambar atau ditentukan
oleh instruksi Konsultan Pengawas. Seluruh pekerjaan perbaikan pada
jalan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pelapisan ulang.

(f) Sampel hasil kerja (Finished Work Samples)

Plant-Mix
Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji

PT. INDULEXCO IX – 12 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

oleh Konsultan Pengawas. Sampel harus dipotong secara rapih dengan


gergaji, core drill atau dengan alat lain yang disetujui. Sampel harus
berupa lempengan sekurang - kurangnya berukuran 15 cm x 15 cm, atau
beberapa sample berbentuk tabung dengan diameter minimum masing-
masing 10 cm, dengan jumlah total sekurang-kurangnya 230 cm2. Paling
sedikit 1 dan paling banyak 3 sampel harus diambil setiap pelaksanaan
kerja per-hari. Kontraktor harus menyediakan material baru untuk
mengurug lubang akibat pengambilan sampel. Bila ada perubahan penting
pada job-mix formula, sampel tambahan harus diambil.

Bituminous Spray
Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaran-
lembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu,
dihamparkan diatas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen dan
ditimbang lagi setelah penyemprotan material bitumen. Kontraktor harus
menyediakan material untuk pemeriksaan ini dan menyemprot lagi daerah
yang tadi tertutupi kertas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan analisa laboratorium,


Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembongkaran dan
penggantian material yang tidak sesuai dengan Spesifikasi, atas biaya
Kontraktor. Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan penambahan
lapisan material, atau pembongkaran kelebihan material dan mengurangi
jumlah material yang akan dibayar.

S9.04 BITUMEN LAPIS RESAP PENGIKAT (BITUMINOUS PRIME COAT)

S9.04 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada


permukaan tanah dasar, sub-base (lapis pondasi agregat) yang telah disiapkan
sesuai persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum
pada Gambar Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan
Pengawas.

PT. INDULEXCO IX – 13 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.04 (2) Material

(a) Material Bitumen


Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi salah satu
persyaratan di bawah ini :
Medium-curing cut back asphalt : AASHTO M 82
Medium setting emulsion asphalt : AASHTO M 140 dan/atau M 208
Slow setting emulsion asphalt : AASHTO M 140 dan/atau M 208

Kualitas dari material aspal cair adalah MC-70 dengan temperatur


penyiraman 43 - 85 °C, sedangkan material bitumen emulsi sebagaimana
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

(b) Material Pengering/penyerap (Blotter Material)


Material pengering/penyerap harus berupa pasir atau abu batu yang bersih
dan kering, bebas dari material yang bersifat kohesif, serta tidak
mengandung bahan organik.

S9.04 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Cuaca
Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas, yang juga akan menentukan kualitas bitumen yang
harus digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak
lembab, dan suhu udara saat itu di tempat teduh di atas 13 °C dengan
kecenderungan naik atau di atas 15 °C dengan kecenderungan turun.

(b) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S9.01 (2).

(c) Pembersihan permukaan


Sebelum dilakukan penyiraman material bitumen sebagai lapis resap
pengikat, permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran
dan material lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau

PT. INDULEXCO IX – 14 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

power blower. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan


harus dikupas tipis dan digilas sebelum material bitumen disiramkan. Bila
diperlukan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan, penyiraman
permukaan dengan sedikit air sesaat sebelum material bitumen
disiramkan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah yang akan
dikerjakan harus mendapat persetujuan terlebih dulu oleh Konsultan
Pengawas.

(d) Penyiraman material bitumen


Material bitumen harus disiramkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan
distributor aspal secara merata dan menerus. Apabila tidak ditentukan
dalam Gambar maka, banyaknya material yang digunakan/disiramkan
antara 1,0 s/d 2,5 kg/m2, dan Konsultan Pengawas akan menentukan
secara tepat banyaknya dan kualitas material yang digunakan sesuai
dengan material permukaan yang akan dikerjakan. Penyiraman pada
bagian sambungan harus diperhatikan jangan sampai melebihi jumlah
yang telah ditentukan. Kelebihan material bitumen harus dibuang dari
permukaan. Daerah yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki.
Kertas karton harus diletakkan pada ujung dimulainya penyiraman dan
akhir daerah penyiraman, untuk menjamin bentuk potongan daerah yang
dikerjakan berbentuk persegi dan mencegah genangan atau kelebihan
penyiraman.

(e) Penghamparan Material Pengering/penyerap (Blotter Material)


Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan
mengering, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan
material pengering untuk menutupi material bitumen yang masih basah.
Material pengering harus dihamparkan sedemikian rupa sehingga lintasan
roda kendaraan tidak akan melintasi daerah yang tidak tertutup.

(f) Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada pasal S9.01 merupakan bagian


dari Pasal ini.

PT. INDULEXCO IX – 15 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.04 (4) Metode Pengukuran


Jumlah lapis resap pengikat yang akan dibayar merupakan jumlah kilogram
material bitumen yang disiramkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi
Konsultan Pengawas.

S9.04 (5) Dasar Pembayaran

Jumlah lapis resap pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini.
Material pengering tidak akan dibayar langsung tetapi merupakan kewajiban
Kontraktor yang tercakup dalam Harga Satuan Kontrak.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.04 Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat ) kilogram

S9.05 BITUMEN LAPIS PENGIKAT (BITUMINOUS TACK COAT)

S9.05 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pembersihan perkerasan yang telah ada atau


permukaan beton, dan penyediaan dan penyiraman material bitumen di
atasnya sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Detail atau instruksi Konsultan
Pengawas.

S9.05 (2) Material

Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi persyaratan


Spesifikasi di bawah ini :
Rapid-Curing (cut back asphalt) : AASHTO M 81 Rapid-setting emulsion
asphalt : AASHTO M 140 dan/atau M 208

Bila menggunakan rapid-curing (cut back asphalt), kualitasnya adalah RC-250

PT. INDULEXCO IX – 16 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dengan temperatur penyiraman 60 - 100°C, dan material bitumen emulsi


sebagaimana yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

S9.05 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S9.01 (2).

(b) Pembersihan Permukaan


Permukaan yang akan disiram harus dibersihkan, semua kotoran dan
material lepas atau yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari
permukaan dengan menggunakan power broom atau power blower
sebagaimana diperlukan. Bagian yang tidak padat atau rusak harus
dibongkar dan diganti atau diperbaiki sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas. Bagian tepi perkerasan lama, yang akan berdekatan dengan
lapisan perkerasan baru, harus bersih agar material bitumen dapat
melekat. Area yang telah dipersiapkan sebelum penyiraman material
bitumen harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

(c) Penyiraman material bitumen


Material bitumen harus disiramkan secara merata dengan alat distributor
bertekanan, kurang lebih 24 jam sebelum penghamparan lapisan aspal
berikutnya. Konsultan Pengawas akan menentukan banyaknya material
bitumen yang disiramkan, umumnya berkisar antara 0,4 s/d 0,8 kg/m2.
Penyiraman material bitumen pada bagian sambungan harus dilakukan
secara cermat sehingga tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan.
Kelebihan material harus dibuang dari permukaan perkerasan, sedangkan
yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki.
Permukaan yang telah disiram material bitumen dibiarkan mengering
sampai permukaan tersebut cukup sempurna pengikatannya untuk
menerima lapisan aspal berikutnya. Lapis pengikat baru dapat diijinkan
dilaksanakan, bila lapisan aspal di atasnya akan segera dilaksanakan, agar
lapis pengikat ini memberikan ikatan yang sempurna.

PT. INDULEXCO IX – 17 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Selama lapisan aspal di atasnya belum dihamparkan, Kontraktor harus


menjaga agar area yang telah diberi lapis pengikat tidak rusak.

S9.05 (4) Metode Pengukuran

Jumlah lapis pengikat yang akan dibayar merupakan jumlah kilogram material
bitumen yang disiramkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan
Pengawas.

S9.05 (5) Dasar Pembayaran

Jumlah bitumen lapis pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per kilogram untuk material bitumen. Harga dan pembayaran
ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.05 Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat) kilogram

S9.07 ASPAL BETON (BITUMINOUS PLANT MIX MATERIAL)

S9.07 (1) Uraian

(a) Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat dan aspal (bitumen) pada
instalasi pencampur, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan
yang telah dipersiapkan menurut Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis,
kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.
(b) Jenis campuran aspal panas harus seperti yang ditentukan dalam Pasal ini
atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Dalam hal ini
campurancampuran aspal yang dipakai untuk keperluan pekerjaan
perkerasan adalah asphalt treated base (ATB), dan asphalt concrete
wearing course.
(c) Bagian-bagian yang relevan dari Pasal S9.01 (2) dan S9.01 (3) merupakan

PT. INDULEXCO IX – 18 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

bagian dari Pasal ini.

S9.07 (2) Material

(a) Komponen Campuran


Campuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler atau kapur,
bila diperlukan, dan semen aspal (bitumen). Beberapa macam fraksi
agregat harus berukuran dan berkualitas merata dan dicampurkan dengan
proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan formula (job-mix
formula) dan dengan indeks kekuatan berikut menurut AASHTO T 245.

Asphalt Treated AC Surface &


Sifat Campuran
Base Binder Course
Stabilitas (kg), minimum 900 1100
Flow (mm) 2,5 - 4,0 2,5 - 4,0
Rongga didalam camp, total 4 – 6 3–5
Rongga yang terisi asphalt (%) 65 – 75 75 – 85
Dalam menghitung karakteristik kekosongan (voids) dalam campuran,
Kontraktor harus membiarkan agar aspal diserap agregat, dan harus
menggunakan effective specific gravity agregat dan maximum specific
gravity dari campuran aspal yang belum padat (AASHTO T 209).

Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur,


digolongkan dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil
campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel 9.07 (1).

Grade A digunakan untuk asphalt treated base course


Grade B digunakan untuk asphalt concrete binder course
Grade C digunakan untuk asphalt concrete wearing course
Tabel 9.07 (1)
Ukuran Saringan Prosentase Lolos Menurut Berat
(mm) Grade A Grade B Grade C
50,0 100 – –
37,5 95 – 100 – –

PT. INDULEXCO IX – 19 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

25,0 70 – 90 100 –
19,0 – 95 – 100 100
12,5 45 – 70 68 – 86 95 – 100
9,5 – 56 – 78 74 – 92
4,75 25 – 50 38 – 60 48 – 70
2,36 17 – 40 27 – 47 33 – 53
1,18 – 18 – 37 22 – 40
0,600 7 – 22 11 – 28 15 – 30
0,300 – 6 – 20 10 – 20
0,075 0–6 0–8 4–9

Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal


formula campuran (job-mix) secara tertulis, untuk digunakan oleh
Konsultan Pengawas dalam menentukan cara pencampuran untuk
material yang disetujui. Formula tersebut harus menunjukkan angka-
angka yang pasti mengenai :

- Persentase agregat hasil pengayakan dari masing-masing saringan.


- Persentase aspal yang akan ditambahkan, berdasarkan berat total
agregat.
- Suhu campuran ketika keluar dari mixer
- Suhu campuran ketika dihamparkan di jalan.
- Grade/jenis dari material bitumen (aspal)

Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis
campuran aspal tertentu. Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-
mix formula yang pasti dan memberitahukannya secara tertulis kepada
Kontraktor.

Campuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mix


formula tersebut, dengan batas toleransi dan gradasi seperti pada Tabel
9.07 (1).

Agregat lolos dari saringan 4.75 mm ..................................... + 7 %


Agregat lolos dari saringan 2.36 s/d 0.15 mm ........................ + 4 %

PT. INDULEXCO IX – 20 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Agregat lolos dari saringan 0.075 mm ................................... + 2 % Aspal


(bitumen)................................................................. + 0,4%
Suhu campuran ketika keluar dari pusat pencampur................ + 6 °C Suhu
campuran ketika dihamparkan lokasi............................. + 6 °C

Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-


mix formula baru dan memberitahukannya secara tertulis kepada
Kontraktor. Bila ada usulan perubahan sumber material, harus dibuat job-
mix formula baru sebelum material baru itu digunakan.

Hasil campuran akan ditest setelah proses pencampuran dalam instalasi


pencampur atau sebelum pemakaiannya pada pekerjaan.

(b) Agregat Kasar


Agregat kasar (tertahan saringan 2.36 mm) harus terdiri dari pecahan-
pecahan yang bersih, keras dan awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak
pipih, tidak memanjang, dan bebas dari batu yang terlapisi kotoran dan lain-
lain. Prosentase keausan, ketika ditest dengan AASHTO T 96, harus tidak
lebih dari 30% untuk asphalt wearing course atau binder course, dan tidak
lebih dari 40% untuk asphalt treated base. Kehilangan berat berdasarkan
test sodium sulfat tidak boleh lebih dari 9%, dan berdasarkan test
magnesium sulfat tidak boleh lebih dari 12%. Bila digunakan batu pecah,
maka sekurang-kurangnya 50% dari bagian yang tertahan pada saringan
4,75 mm mempunyai paling tidak satu muka pecahan.

Indeks kepipihan (flakiness index) agregat kasar maksimum 25 % (BS


594 : 1973) Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut AASHTO T
182, agregat tersebut harus memiliki permukaan yang terselimuti aspal
tidak kurang dari 95%.

(c) Agregat halus


Agregat halus (yang lolos saringan ukuran 2,36 mm) harus mempunyai
karakteristik dan kekerasan umum sesuai dengan AASHTO M 29. Dalam
segala hal, pasir alam yang kotor dan berdebu serta mempunyai partikel
lolos ayakan No. 200 (0,075 mm) lebih dari 8% atau pasir yang mempunyai

PT. INDULEXCO IX – 21 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 50 sesuai dengan AASHTO
T 176, tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran.

(d) Filler
Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur, cement portland
atau bahan mineral non-plastis lainnya dari sumber yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang
tidak dikehendaki, mengalir lancar, dan ketika ditest dengan pengayakan
di laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :

Ukuran Saringan (mm) Prosentase Lolos Menurut Berat (%)


0,600 100
0,180 95 - 100
0,175 65 - 100

(e) Semen Aspal (Asphalt Cement)


Semen aspal harus penetration grade 60-70, dan harus sesuai dengan
ketentuan AASHTO M 20, dan sebagaimana ditentukan dalam Tabel
9.07(2).

Pihak produsen aspal harus telah memiliki/menjamin :


- Sertifikat mutu Internasional (ISO 9002)
- Sistem pengamanan mutu aspal selama pengiriman menuju lokasi
instalasi pencampuran aspal, dan dapat dibuktikan keandalannya
- Kelangsungan (kesinambungan) pasokan aspal selama pekerjaan
- Kualitas (mutu) aspal

Aspal yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai Tabel 9.07(2)


:

Tabel 9.07(2)
Metode
Sifat Aspal Unit Min Maks
Pengujian

PT. INDULEXCO IX – 22 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

1. Penetrasi 0,1 mm 60 70 AASHTO T 49 - 89


2. Titik Lembek °C 48 56 AASHTO T 53 - 89
3. Titik Nyala °C 276 - AASHTO T 48 - 89
4. Kehilangan Berat % berat - 0,8 AASHTO T 179 - 88
5. Kelarutan Zat CCL4 % berat 99,5 - ASTM D 2042
6. Daktilitas Cm 100 - AASHTO T 51 - 89
7. Penetrasi Setelah Kehilangan
% 54 - AASHTO T 49 - 89
Berat
8. Daktilitas Setelah Kehilangan
Cm 50 - AASHTO T 51 - 89
Berat
9. Berat Jenis Kg/m3 1,01 1,06 AASHTO T 228 - 90
10. Kadar Parafin % - 2 DIN 52015

S9.07 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Peralatan
Instalasi pencampur dan alat pengangkut dan penghampar campuran
aspal harus memenuhi ketentuan Pasal S9.01(2). Kontraktor harus
melakukan pemeliharaan yang tepat agar alat-alat kecil selalu bersih dari
material bitumen yang melekat. Juga harus tersedia selalu penutup atau
terpal, bila diperintahkan Konsultan Pengawas, untuk keadaan darurat
seperti hujan, angin dingin, atau bila harus ada penundaan, untuk menutupi
atau melindungi material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.

(b) Penyiapan Material Bitumen (Aspal)


Material bitumen harus dipanaskan sampai suhu yang ditentukan dan tidak
boleh ada kelebihan suhu secara lokal, dan harus menjamin pengiriman
material itu secara menerus ke mixer dalam suhu yang tetap dan merata.
Suhu maksimum semen aspal yang masuk ke mixer tidak boleh lebih dari
150 °C. Semen aspal tidak boleh digunakan kalau masih berbuih.

(c) Penyiapan Agregat


Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada suhu

PT. INDULEXCO IX – 23 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

tertentu. Api untuk pemanasan itu harus diatur sehingga tidak


menyebabkan agregat rusak dan berjelaga.

Setelah dipanaskan dan dikeringkan, agregat harus segera disaring


menjadi tiga macam fraksi atau lebih sebagaimana ketentuan, dan dibawa
ke penyimpanan (compartment) masing-masing untuk segera dicampur
dengan material bitumen. Bila semen aspal digunakan, suhu agregat pada
waktu masuk ke mixer, dengan batas toleransi yang dibolehkan oleh job-
o
mix formula, tidak lebih dari 10 C di atas temperatur material aspal, suhu
tersebut tidak boleh lebih rendah dari yang telah ditentukan untuk
mencapai pelapisan yang baik dan merata untuk butir agregat, dan untuk
membuat campuran yang baik.

(d) Pencampuran
Agregat yang sudah kering harus dicampurkan ke dalam mixer dengan
jumlah setiap fraksi agregat sesuai dengan ketentuan job-mix formula.
Material bitumen harus diukur dan dimasukkan ke dalam mixer dengan
ketentuan yang sama dengan job mix formula.

Setelah agregat dan material bitumen dalam jumlah tertentu dimasukkan


ke dalam mixer, kecuali bila ditentukan lain, material-material itu harus
diaduk sampai butir-butir agregat terlapisi aspal secara merata. Waktu
pencampuran basah akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas untuk
setiap alat dan setiap tipe agregat yang digunakan. Untuk perkerasan aspal
maka campuran aspal beton harus dibuat pada temperatur yang mendekati
temperatur terendah yang masih memungkinkan campuran mudah
dikerjakan (dihampar dan dipadatkan), dan masih di dalam rentang
temperatur yang disyaratkan.

(e) Pengangkutan, penghamparan dan penyelesaian


Campuran (aspal beton) harus diangkut dari instalasi pencampur ke tempat
pekerjaan sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2). Pengangkutan
material jangan sampai terlambat sehingga menghambat penyelesaian
pekerjaaan pada siang hari, kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan
kerja malam dan disediakan penerangan yang memadai. Setiap kendaraan

PT. INDULEXCO IX – 24 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

pengangkut harus ditimbang setelah dimuati, dan harus ada catatan


mengenai berat kotor, berat bersih, berat kendaraan, suhu dan waktu
operasi pengangkutan. Suhu campuran aspal saat dimasukkan ke alat
penghampar minimum 130°C dan saat digilas pertama kali (initial rolling)
suhu minimum 125°C.

Campuran (aspal beton) harus dihamparkan pada permukaan yang telah


disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi
yang ditentukan. Untuk menghamparkan campuran, harus digunakan
paver, baik pada seluruh lebar atau sebagian lebar jalan yang masih
memungkinkan. Sambungan longitudinal pada satu lapisan harus
menggeser dari sambungan pada lapisan di bawahnya kira-kira 15 cm.
Namun sambungan pada lapisan teratas harus pada sumbu (centre line)
jalan bila jalan terdiri dari dua lajur, atau pada garis lajur bila jalan
mempunyai lebih dari 2 lajur, kecuali bila ditentukan lain.
Pada daerah di mana ada rintangan yang tidak dapat dihindarkan atau
keadaan yang tidak teratur, maka campuran harus dihamparkan, dan
dikerjakan dengan alat yang digerakkan dengan tangan; sampai ketebalan
yang ditentukan. Bila produksi campuran aspal beton dapat dijamin
kontinyuitasnya dan dinilai praktis, paver harus digunakan dalam barisan
(berbaris) untuk menghamparkann surface course pada lajur-lajur yang
berdekatan. Kontraktor harus mengadakan percobaan yang diperlukan
untuk menentukan tebal lapisan campuran yang harus dihamparkan
(belum padat) sehingga bila dipadatkan akan sesuai dengan ketebalan
yang disyaratkan. Material yang belum padat di belakang paver harus
diukur, dan harus disesuaikan dengan ketebalan nominal.

(f) Pemadatan
(i) Setelah campuran aspal dihamparkan, ditempa dan permukaan yang
tidak rata diperbaiki, maka harus dipadatkan secara merata dengan
digilas. Specific gravity sesuai ketentuan AASHTO T 230, tidak boleh
kurang dari 95% specific gravity material contoh laboratorium yang
tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama pula.

(ii) Jumlah, berat dan jenis roller harus memadai untuk menghasilkan

PT. INDULEXCO IX – 25 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

kepadatan yang ditentukan, pada saat campuran dalam keadaan


yang dapat dikerjakan (workable). Urutan operasi penggilasan dan
pemilihan jenis roller harus sesuai dengan kepadatan yang
dikehendaki dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

(iii) Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan


yang terpisah sebagai berikut :
1 Penggilasan awal (break down)
2 Penggilasan sekunder (intermediate)
3 Penggilasan akhir (finishing)

(iv) Penggilasan awal dan akhir seluruhnya harus dilaksanakan dengan


mesin gilas beroda baja. Penggilasan sekunder harus dikerjakan
dengan mesin gilas yang beroda bertekanan angin. Mesin gilas
untuk penggilasan awal harus beroperasi dengan depan (drive roll)
sedekat mungkin dengan mesin penghampar (paver).

(v) Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah


penggilasan awal dan harus dikerjakan sementara campuran masih
pada suatu temperatur yang akan menghasilkan suatu pemadatan
yang maksimum. Penggilasan akhir harus dikerjakan sementara
bahan yang bersangkutan masih berada dalam suatu kondisi yang
cukup dapat dikerjakan sehingga semua bekas jejak roda mesin gilas
dapat dihilangkan.

(vi) Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang
tepat, tidak memungkinkan terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak
atau bergeser.

Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk mesin
gilas beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup
lambat untuk menghindari terjadinya perpindahan (displacement)
campuran panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah dengan tiba-
tiba begitu pula arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba,

PT. INDULEXCO IX – 26 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

cara mana dapat menimbulkan perpindahan/bergesernya campuran.


Penggilasan harus berlanjut secara terus menerus selama waktu
yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan yang seragam
sementara campuran yang bersangkutan berada dalam kondisi
dapat dikerjakan dan sampai semua bekas jejak roda mesin gilas dan
ketidakrataan lainnya dihilangkan.

(vii) Sambungan-sambungan melintang harus digilas pertama dan dalam


penggilasan awal harus digilas dalam arah melintang dengan
memasang papan-papan dengan ketebalan seperti yang diminta dari
perkerasan jalan untuk memungkinkan gerakan mesin gilas diluar
perkerasan jalan. Dimana sambungan melintang akan dibuat
disamping suatu jalur lapisan sebelumnya maka lintasan pertama
harus dibuat sepanjang sambungan membujur untuk suatu jarak
yang pendek.

(viii) Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir
dan bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu (centre line)
jalan ke arah puncak cembungan jalan. Setiap gilasan roller harus
overlapping (tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar
setengah lebar roller. Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver
(finisher) yang bersamaan (berbaris) atau berbatasan dengan lajur
yang telah dikerjakan terlebih dahulu, sambungan longitudinal harus
digilas dulu lalu diikuti dengan cara penggilasan biasa. Pada
lengkung superelevasi, penggilasan harus dimulai pada sisi yang
rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan overlapping gilasan
longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan (centre line). Roller
harus bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda
penggerak berada di depan (ke arah jalannya pekerjaan
penghamparan).

(ix) Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disiram air atau
air dicampur sedikit detergen atau material lain yang disetujui, agar
campuan tidak melekat pada roda roller.

PT. INDULEXCO IX – 27 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Cairan pembasah yang berlebihan tidak diperbolehkan. Pada


daerahdaerah yang tidak memungkinkan dipadatkan dengan roller,
pemadatan dilakukan dengan "hand tamper" atau alat pemadat
tangan lainnya yang disetujui. Pada daerah yang rendah dapat
digunakan trench roller, atau cleated compression strips digunakan
dibawah roller untuk meneruskan tekanan ke daerah yang rendah
tersebut.

(x) Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran
atau kerusakan lain, harus dibongkar dan diganti dengan campuran
baru yang panas, lalu dipadatkan agar setarap dengan daerah
sekelilingnya. Daerah-daerah yang kelebihan atau kekurangan
material bitumen harus dibongkar dan diganti. Sebelum 12 jam
setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada lalu lintas memasuki
perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin Konsultan Pengawas.

(g) Sambungan, Membentuk Pinggiran dan Pembersihan


Penghamparan campuran aspal beton sedapat mungkin harus dilakukan
secara menerus. Roller tidak boleh melewati campuran yang baru
dihamparkan dan tidak terlindungi, kecuali bila diijinkan oleh Konsultan
Pengawas. Sambungan melintang (transverse joint) harus dibuat dengan
memotong lapisan terdahulu yang telah diselesaikan.

Bila penghamparan surface course tidak dilakukan dengan 2 paver


bersamaan (berbaris) untuk menghampar lajur-lajur yang berdekatan dan
bila tepi lapisan surface course yang telah selesai dikerjakan, menurut
pendapat Konsultan Pengawas akan mempengaruhi kualitas sambungan,
maka sambungan longitudinal harus dibentuk dengan potongan vertikal
dan lurus.

Tepi atau pinggiran lapisan yang menonjol dipotong sampai sesuai dengan
garis yang ditentukan. Material sisa pemotongan tepi lapisan atau material
lain yang tak terpakai harus disingkirkan dari permukaan jalan, dan dibuang
oleh Kontraktor sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bila bahan
digunakan untuk lebih daripada jalur, maka harus diperhatikan sambungan

PT. INDULEXCO IX – 28 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

memanjang untuk menghindari suatu kelebihan atau kekurangan bahan


disebabkan kesalahan lapisan tumpang tindih. Lebar lapisan tumpang
tindih harus berada dalam batas antara 50 mm sampai 100 mm. Bila
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, lapisan pengikat (tack coat) harus
dioleskan pada permukaan sambungan sebelum campuran dihamparkan
disisi lapisan/lajur yang telah selesai tersebut.

(h) Toleransi Permukaan


Variasi ketinggian permukaan dari tepi mal datar diantara dua titik kontak
dengan permukaan tidak boleh lebih dari toleransi yang diijinkan. Untuk
base dan binder course, tes kesesuaian harus diadakan segera sesudah
penggilasan pertama, dan ketidaksamaan permukaan harus dibetulkan
dengan membongkar atau menambah material seperlunya. Kemudian
digilas lagi sesuai dengan ketentuan. Pembongkaran atau penambahan
material kepermukaan tidak boleh dilakukan bila penggilasan telaah
selesai dikerjakan. Surface Course harus dikerjakan dengan hati-hati
sehingga material yang dihamparkan sesuai dengan toleransi yang
diijinkan.

(i) Overlay dan Penyesuaian Permukaan


Bila Kontrak mensyaratkan pelapisan ulang (overlay) perkerasan jalan
existing, pekerjaan ini harus dilakukan sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas mungkin memerintahkan pelapisan ulang
dilakukan pada sebagian lebarnya atau dibatasi panjangnya, untuk
mempermudah penyesuaian tinggi permukaan.

(j) Pengujian Kualitas


(i) Material contoh untuk laboratorium terdiri dari material campuran yang
diambil dari instalasi pencampuran atau lapangan yang dipadatkan
dengan prosedur AASHTO T 245. Untuk agregat yang mengandung
butir-butir dengan diameter lebih dari 1 inchi, maka akan digunakan
ASTM D 5581.

(ii) Material-material contoh berikut harus diambil untuk pengujian


produksi harian :

PT. INDULEXCO IX – 29 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

1) Agregat dari penampung agregat panas (hot bin) dan gabungannya


untuk pengujian gradasi secara basah.
2) Campuran bitumen dalam keadaan lepas untuk pengujian
ekstraksi dan stabilitas Marshall.
Bila rumus campuran kerja (job-mix formula) diubah atau
sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas, maka contoh-
contoh tambahan untuk (1) dan (2) akan diambil untuk
memungkinkan penentuan berat jenis (bulk specific gravity)
menyeluruh agregat dari campuran bitumen (AASHTO T 209-74).

(iii) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas hasil-


hasil dan catatan-catatan yang diperoleh dari hasil pengujianpengujian
yang dilaksanakan untuk setiap produksi harian bersamasama dengan
lokasi penghamparannya yang tepat untuk setiap produksi harian
dalam pekerjaan yang diselesaikan.

(iv) Agar Pemberi Tugas dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan
dalam jangka waktu yang panjang, maka Konsultan Pengawas dari
waktu ke waktu harus mengarahkan Kontraktor untuk menyerahkan
hasil-hasil pengujian penetrasi dan titik lembek dari contoh-contoh
bitumen yang digunakan.
(v) Pengontrolan kualitas campuran, pengambilan sampel dan pengujian
material harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang
dipakai dan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.07 (4) Metode Pengukuran

Material aspal beton akan diukur dengan satuan ton sebagaimana ketentuan
Pasal S9.01 (3) (d).

Kuantitas asphalt treated base, binder dan wearing course yang akan dibayar
merupakan berat material aspal beton yang sudah dikerjakan dikurangi
kuantitas semen aspal, yang akan dibayar tersendiri. Untuk variasi kuantitas
akibat perbedaan specific gravity, tidak ada penyesuaian Harga Satuan
Kontrak. Kuantitas semen aspal yang akan dibayar adalah berdasarkan

PT. INDULEXCO IX – 30 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

presentase actual aspal semen dalam campuran aspal beton sebagaimana


hasil test.

S9.07 (5) Dasar Pembayaran

Jumlah asphalt treated base, concrete binder course, asphalt concrete wearing
course, dan aspal semen, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per ton
menurut masing-masing butir pembayaran dibawah ini, yang sudah selesai di
tempat dan disetujui. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh
untuk pekerjaan dalam Pasal ini, termasuk biaya ekstra untuk penyesuaian
permukaan atau pelapisan ulang perkerasan jalan existing.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.07(3) Asphalt concrete wearing course ton

PT. INDULEXCO IX – 31 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.08 PERKERASAN BETON SEMEN PORTLAND

S9.08 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton semen-portland,


sebagaimana disyaratkan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang
seperti yang tertera pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

S9.08 (2) Ketentuan yang mengikat

Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) dan S10.02 (Baja Tulangan)
merupakan bagian dari Pasal ini.

S9.08 (3) Material

(a) Agregat
Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan
Pasal S10.01 (2), kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah.

(b) Baja Tulangan


(i) Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S10.02 dan detailnya tertera pada Gambar.
(ii) Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja
atau tulangan profil sebagaimana terlihat pada Gambar. Tulangan
anyaman baja harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55,
tulangan ini harus berupa lembaran-lambaran datar dan merupakan
suatu jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan
AASHTO M 31.

(c) Bahan pengisi sambungan (joint filler)


Bahan pengisi tuang (Poured filler) untuk sambungan harus sesuai dengan
ketentuan AASHTO M 173. Bahan pengisi padat (Preformed filler) untuk
sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M 33, AASHTO M
153, AASHTO M 213, atau AASHTO M 220, seperti ketentuan dalam

PT. INDULEXCO IX – 32 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang untuk
memasang dowel. Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu
lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk
sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila
boleh digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus
dikencangkan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

(d) Membran Kedap Air ( Slip Sheet Membrane )


Membran atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus
berupa lembaran Polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan
sambungan, maka harus dibuat overlaping sekurang-kurangnya harus 300
mm.

(e) Curing Materials


Curing Materials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain
yang disetujui Konsultan Pengawas :

Liquid Membrane-Forming Compounds for AASHTO M 148


Curing Concrete - type 2 White Pigmented

(f) Beton

(i) Bahan Pokok Campuran


Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan didasarkan
pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Kontraktor
sesuai ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh
kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui.
Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak dikehendaki dan Kontraktor
harus mendasarkan disain campurannya (mix design) pada campuran
yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan.

Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Pasal


S10.01. Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat

PT. INDULEXCO IX – 33 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

halus, proporsi agregat halus harus dibuat minimum. Bila


perbandingan yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka setiap
perubahan terhadap perbandingan itu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40
mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan
permukaan tetap dapat dijamin. Bila menurut pendapatnya perlu,
Konsultan Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengubah
ukuran agregat kasar. Perbandingan air dan semen untuk agregat
kering didasarkan pada persyaratan kekuatan beton, tetapi tidak boleh
lebih dari 0,40 berat total semen.

Plasticiser atau bahan additive pengurang air tidak boleh digunakan,


kecuali ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Bahan additive
campuran untuk mempercepat proses pengerasan dan yang
mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.

(ii) Kekuatan Beton


Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45
kg/cm2 (4,5 Mpa) pada umur 28 hari, bila dites dengan third point
method menurut AASHTO T 97. Kuat lentur beton minimum pada umur
7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural strength) minimum.

Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh


Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang
dihasilkan menunjukkan margin dengan probabilitas nilai flexural
strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum
yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).

(iii) Pengambilan contoh Beton


Pengambilan contoh beton untuk keperluan pengujian harus sesuai
dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

(iv) Kekuatan karakteristik


Berlaku ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

PT. INDULEXCO IX – 34 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.08 (4) Peralatan

(a) Umum
Peralatan batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer) harus
sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (3) dari Spesifikasi ini. Kapasitas
batching plant harus dapat memasok kebutuhan alat slipform concrete
paver sedemikian rupa sehingga alat terus bergerak tanpa terhenti akibat
kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton
dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat
pengangkut campuran.

(b) Mesin Pembentuk Perkerasan Beton jenis Perancah Berjalan (Slipform


Concrete Paver)
Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang
mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan
membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi
sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.

Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar
minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler
track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi
(level control sensors) masing-masing depan dan belakang pada kedua
sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor) yang seluruh
sensor ini dikendalikan secara komputer (computerized control).

Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan :


- auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh
bagian lebar perkerasan;
- screed yang mengatur masukan beton ke dalam mold (cetakan);
- vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan
konsolidasi seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar
mold dengan frekuensi 160 – 200 Hertz yang kedudukannya harus
lentur agar tetap berfungsi walaupun harus menyentuh tulangan;
- mold (slipform pan / finishing pan) pembentuk perkerasan harus terbuat
dari baja berkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar

PT. INDULEXCO IX – 35 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

beton yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat;
- super smoother / float pan finisher – penempa akhir yang menghaluskan
– meratakan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi;
- tie bar inserter (penyisip tulangan) secara otomatis pada jarak tertentu
menyisipkan tie bar pada sambungan memanjang

Alat ini dapat dilengkapi dengan dowel bar inserter untuk menyisipkan
dowel secara otomatis ke dalam perkerasan beton yang sedang dalam
proses penyebaran pemadatan pada interval jarak yang diinginkan dan
sejajar dengan arah pergerakan mesin.

(c) Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
memungkinkan mesin slipform concrete paver beroperasi maka setelah
disetujui Konsultan Pengawas digunakan alat berikut ini :

(i) Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing


Machines)
Jenis mesin penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat
memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa
(finishing machines) harus dilengkapi dengan tranverse screeds yang
dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa
dengan ketentuan sub-Pasal S9.08(6).

(ii) Vibrator (Penggetar)


Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat
berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup
(immersed tube) atau multiple spuds. Vibrator dapat di pasang pada
mesin penghampar atau alat penempa. Vibrator tidak boleh
menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan
(form) samping. Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari
3500 impuls per menit (58 Hz), dan Frekuensi internal vibrator tidak
boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung
dan tidak kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk spud
vibrator.
Spud vibrator, dapat dipasang pada mesin penghampar (spreader)

PT. INDULEXCO IX – 36 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

atau alat penempa (finishing), dengan frekwensi tidak boleh kurang


dari 3500 impuls per menit (58 Hz). Di lokasi dekat acuan dapat
dioperasikan dengan tangan.

(d) Gergaji Beton (concrete saw)


Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints),
Kontraktor harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan
kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, dengan mata
gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel
sesuai ukuran yang ditentukan. Kontraktor harus menyediakan paling
sedikit 1 gergaji yang selalu siap dioperasikan (standby). Kontraktor harus
menyediakan cadangan pisau gergaji secukupnya, fasilitas penerangan
untuk pekerjaan malam. Peralatan ini harus selalu siap kerja, baik sebelum
maupun selama pekerjaan perkerasan beton.

(e) Acuan
Acuan ini digunakan bilamana pekerjaan dengan mesin slipform tidak
dimungkinkan. Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagian
dengan panjang tidak kurang dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya
mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa
sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari
kedalamannya. Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan
radius yang memadai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0
m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan (fleksibel) atau lengkung
harus dibuat sedemikian dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan
harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan
pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat
menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan
getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens (flange braces)
harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan
yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak
boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm

PT. INDULEXCO IX – 37 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak
berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada
ujung-ujung bagian yang bersambungan.

S9.08 (5) Sambungan (Joints)

Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang
ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak
kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan
pengisi.
(a) Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)
Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti
yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan
longitudinal memakai alat mekanik tie bar inserter atau jika alat ini tidak
dimungkinkan untuk digunakan sebagaimana dalam Pasal 9.08 (4)(c)
dapat dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang
disetujui, untuk mencegah perubahan tempat. Batang-batang (tie bars)
tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau material lain atau
dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya. Bila
tertera dalam Gambar dan bila lajur perkerasan yang berdekatan
dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk
"keyway" (takikan) sepanjang sambungan konstruksi. Tie bars, kecuali
yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus
acuan dari lajur yang dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi
tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai
pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang tie bar
yang disambung (two-piece connectors).

Acuan sambungan longitudinal (longitudinal form joint) terdiri dari takikan/


alur ke bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut
harus dibentuk dengan alat mekanikal atau dibuat secara manual dengan
ukuran dan garis sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah dibentuk.
Alur ini harus diisi dengan kepingan (filler) material yang telah tercetak
(premolded) atau dicor (poured) dengan material penutup sesuai yang
disyaratkan.

PT. INDULEXCO IX – 38 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Sambungan longitudinal tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat


sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan
melintang (transverse joint), bila ada.

Sambungan longitudinal gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat


dengan pemotongan beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai
kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar. Untuk menjamin pemotongan
sesuai dengan garis pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis
bantu yang memadai. Sambungan longitudinal ini harus digergaji sebelum
berakhirnya masa perawatan beton, atau segera sesudahnya sebelum
peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki perkerasan beton baru
tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan sambungan
harus segera diisi dengan material penutup (sealer) sesuai dengan yang
disyaratkan. Pada sambungan longitudinal gergajian, sebelum pengecoran
harus dipasang crack inducer tepat di bawah rencana sambungan
longitudinal gergajian. Crack inducer ini dibuat dari kayu berpenampang
segitiga sama sisi, dan kedudukannya harus dijamin tidak bergerak selama
pengecoran beton, dan digunakan bila pengecoran perkerasan
dilaksanakan sekaligus untuk semua lajur (dua atau tiga lajur sekaligus).

Sambungan longitudinal tipe sisip permanen (longitudinal permanent insert


type joints) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik yang
tidak akan bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton. Lebar
lembaran ini harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah
dengan kedalaman sesuai Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang
lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji). Ketebalan
sisipan tidak boleh kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan memakai alat
mekanik sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang tepat. Ujung atas
lembaran ini harus berada dibawah permukaan akhir (finished surface)
perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar.

Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena
pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan
garis sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan
kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton

PT. INDULEXCO IX – 39 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

selama kepingan itu disisipkan sedemikian rupa agar beton yang


terganggu kembali rata sepanjang pinggiran kepingan tanpa menimbulkan
segregasi.

(b) Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joints)


Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (Expansion Joint Filler)
harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar
(subgrade) dan sampai bertemu sambungan memanjang. Filler
sambungan pracetak (Freform Joint Filler) harus disediakan dengan
panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur.
Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali
bila disetujui Konsultan Pengawas.

Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu
atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler
tetap pada garis dan alinemen yang semestinya, selama penghamparan
dan finishing beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih
dari 5 mm pada alinemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler di
pasang berupa bagian-bagian, maka diantara unit-unit yang berdekatan
tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada
sumbatan atau gumpalan beton.

(c) Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse contraction joints)


Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan
membuat takikan/alur dengan pemotongan permukaan perkerasan,
disamping itu bila tertera pada Gambar juga harus mencakup pasangan
alat transfer beban (load transfer assemblies).
(i) Sambungan kontraksi kepingan melintang (Transverse strip
contraction joints)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan
sebagaimana tertera pada Gambar.

(ii) Takikan/Alur (Formed grooves)


Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton

PT. INDULEXCO IX – 40 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

yang masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-


kurangnya sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian
harus dilepas tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu
memang didesain untuk tetap terpasang pada sambungan.

(iii) Sambungan gergajian (sawn contraction joints)


Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji
pada permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan
garis sesuai yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang
disetujui. Setelah sambungan digergaji, bekas gergajian dan
permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan.

Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras


agar penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih
dari 18 jam setelah pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat/
dipotong sebelum terjadi retakan karena susut. Bila perlu,
penggergajian dapat dilakukan pada waktu siang dan malam dalam
cuaca apapun. Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat
sambungan ada retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan
terjadi di depan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai
penggergajian, maka pembuatan sambungan kontraksi harus dibuat
dengan takikan/alur (formed grooves) sewaktu beton masih plastis
sebagaimana dijelaskan dalam S9.08(5)(c)(ii). Secara umum,
penggergajian harus dilakukan berurutan.

(iv) Acuan Sambungan kontraksi melintang (Tranverse formed contraction


joints)
Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.08 (5) (a)
untuk sambungan acuan longitudinal (longitudinal formed joints).

(v) Sambungan konstruksi melintang (Transverse construction joints)


Sambungan ini harus dibuat bila pengecoran beton berhenti lebih dari
30 menit. Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada
jarak kurang dari 3 m dari sambungan ekspansi, sambungan kontraksi,
atau bidang yang diperlemah lainnya. Bila dalam waktu penghentian

PT. INDULEXCO IX – 41 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

itu campuran beton tidak cukup untuk membuat perkerasan sepanjang


minimum 3 m, maka kelebihan beton pada sambungan sebelumnya
harus dipotong dan dibuang sesuai instruksi Konsultan Pengawas.

(d) Alat transfer beban (load transfer devices)


Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus dipasang sejajar
dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan alat
mekanik dowel bar inserter atau jika tidak memungkinkan alat digunakan
dapat memakai pengikat/penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam
perkerasan.

Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian


dowel yang harus dilapisi aspal atau gemuk (grease) harus sesuai yang
tertera pada Gambar, agar bagian tersebut tidak ada lekatan dengan
beton. Penutup (selubung) dowel dari logam, yang disetujui Konsultan
Pengawas, harus dipasang pada setiap batang dowel pada sambungan
ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan dowel dan bagian ujung
yang tertutup harus kedap air, dan cukup rongga untuk pemuaian
sebagaimana tertera dalam Gambar.

(e) Penutupan Sambungan (Sealing Joint)


Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan
(curing) beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk
kendaraan Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus
dibersihkan dari material yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan
harus bersih dan kering ketika diisi dengan material penutup sehingga
terjamin kelekatan yang baik.

Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan


harus sesuai dengan persyaratan yang tertera pada S9.08(3)(c).

Material penutup harus diaduk selama pemanasan untuk mencegah


pemanasan yang berlebihan secara tidak merata. Waktu dituangkan,
jangan sampai material ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka.

PT. INDULEXCO IX – 42 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Kelebihan material pada permukaan beton harus segera dibersihkan.


Penggunaan pasir atau material lain sebagai pelindung material penutup
tidak diperbolehkan.

S9.08 (6) Pelaksanaan Pekerjaan Tidak dengan Slipform

(a) Umum
Sebelum memulai pekerjaan beton semua pekerjaan pondasi Agregat,
ducting dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui
Konsultan Pengawas. Kecuali untuk daerah yang tercakup dan sesuai
Pasal S9.08 (6) (f), semua beton harus dihamparkan merata, dipadatkan
dan diselesaikan dengan mesin.

(b) Pemasangan Acuan


Acuan harus dipasang dimuka bagian perkerasan yang sedang
dilaksanakan, agar mempermudah pelaksanaan dan persetujuan
pekerjaan yang harus memperhatikan bentuk permukaan yang
berdekatan. Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan
sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap 3 m bagian panjang acuan. Patok
(pin) ini harus diletakkan pada masing- masing sisi setiap sambungan.
Acuan harus kokoh dan tidak goyah. Toleransi acuan dari garis yang
sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga kokoh, tanpa terlihat adanya lentingan atau penurunan,
terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan penempa.
Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan.
Alinemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu
diperbaiki oleh Kontraktor segera sebelum beton dihamparkan. Bila acuan
berubah posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus dibetulkan
dan diperiksa ulang.

(c) Penghamparan beton


Beton harus dihampar dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga
dihindari terjadinya pemindahan atau pengerjaan ulang. Truk mixer, truk
pengaduk, atau alat angkutan lainnya harus dilengkapi dengan alat
penumpah beton agar tidak menimbulkan segregasi material. Beton harus

PT. INDULEXCO IX – 43 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

diturunkan ke alat penghampar dan dihamparkan secara mekanis


sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan harus
dilakukan secara kontinyu di antara sambungan melintang tanpa sekatan
sementara. Bila penghamparan perlu dilakukan dengan tangan, harus
memakai sekop. Pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton memakai
sepatu yang kotor.

Bila lajur yang dikerjakan bersambungan dengan lajur perkerasan yang


telah selesai lebih dahulu, dan peralatan mekanik harus bekerja di atas
lajur tersebut, kekuatan beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-
kurangnya 90 % dari kekuatan beton 28 hari. Jika hanya peralatan finishing
yang melewati lajur existing, pekerjaan ini bisa dilakukan setelah umur
betonnya mencapai 3 hari.

Beton harus dipadatkan secara merata, pada tepi dan sepanjang acuan,
dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator
yang dibenamkan ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh
langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh
digunakan lebih dari 5 detik pada setiap titik, dan masing-masing titik
berjarak ± 25 cm.

Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan kontraksi


dan sambungan ekspansi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan
langsung dari corong curah ke arah perlengkapan sambungan kecuali
corong curah tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga
penumpahan beton tidak menggeser posisi sambungan.

(d) Penempatan baja tulangan


Setelah beton dituangkan, baja tulangan harus ditempatkan agar sesuai
dengan bentuk penampang melintang yang tercantum pada Gambar. Bila
beton dihamparkan dalam dua lapisan, lapisan bawah harus dihampar
sehingga anyaman kawat baja atau bar mat dapat diletakkan di atas beton
dengan tepat. Baja tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan
beton tersebut, sebelum lapisan atasnya dituangkan. Lapisan bawah beton

PT. INDULEXCO IX – 44 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

yang sudah dituangkan lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan


lapisan atas harus dibongkar dan diganti dengan beton baru atas biaya
Kontraktor. Bila perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja
tulangan harus diletakkan sebelum beton dihamparkan, atau ditempatkan
pada kedalaman sesuai ketentuan Gambar pada beton yang masih
lembek, setelah terhampar, dengan memakai alat mekanik atau vibrator.

Pada sambungan antara anyaman kawat baja, kawat pertama dari


anyaman itu harus terletak diatas anyaman yang sebelumnya, dengan
bagian yang saling tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm. Baja tulangan
harus bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak, dan karat yang akan
mengganggu kelekatan baja dengan beton.

(e) Finishing dengan Mesin


Begitu dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan
diratakan dengan mesin finishing. Mesin harus melintasi setiap bagian
permukaan jalan beberapa kali dengan interval yang semestinya untuk
menciptakan kepadatan yang memadai dan permukaan yang rata. Bagian
atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan jangan
sampai bergetar atau goyah sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan
finishing. Pada lintasan pertama mesin finishing, beton di depan screed
harus dibuat rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.

(f) Finishing dengan Tangan


Bila luas perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau
bila tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode
seperti yang ditentukan dalam sub-Pasal (e) di atas, beton harus dihampar
dan diratakan dengan tangan tanpa segregasi atau pemadatan awal. Beton
yang akan dipadatkan dengan balok vibrator, harus ditekan sampai level
tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan,
permukaannya akan lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton harus
dipadatkan dengan balok pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas
baja dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari 225
mm, dan daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter lebar
perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit

PT. INDULEXCO IX – 45 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Juga bisa dipakai pemadat vibrasi
berbalok ganda dengan daya yang sama. Bila ketebalan beton melebihi
200mm, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, untuk
menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan
pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan
beton dipadatkan, balok vibrasi harus mengulang lagi dengan pelan-pelan
pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk menghaluskan
permukaan.

Permukaan jalan harus di ukur kerataannya dengan paling sedikit 2 kali


lintasan mal datar yang digeserkan, dengan panjang tidak kurang dari 1,8
m. Bila permukaan lapisan rusak karena mal datar (straight-edge), karena
permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti
dengan mal-datar lagi.

Bila penghamparan perkerasan beton harus dilakukan dengan dua lapisan,


lapisan pertama harus dihamparkan, dan dipadatkan sampai level tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung
yang cukup. Segera setelah itu lapisan atas beton dituangkan dan
difinishing.

(g) Pelepaan (Floating)


Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton harus diperhalus lagi dengan
bantuan alat-alat lepa, dengan salah satu metoda berikut :

(i) Metode manual


Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak
kurang dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi
dengan pengaku agar tidak melentur atau melengkung. Pelepa
longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang dipasang
merentangi kedua sisi acuan tapi tanpa menyentuh beton, digerakkan
seperti gerakan mengergaji, sementara pelepa selalu sejajar dengan
garis sumbu jalan (centreline), dan bergerak berangsur-angsur dari
satu sisi perkerasan ke sisi lain. Gerakan maju sepanjang garis sumbu
jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari

PT. INDULEXCO IX – 46 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

setengah panjang pelepa. Kelebihan air atau cairan harus dibuang.

(ii) Dengan mesin


Pelepa mekanik harus jenis yang disetujui Konsultan Pengawas dan
dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik. Pelepa harus
disesuaikan dengan bentuk permukaan jalan yang dikehendaki dan
dengan mesin finishing melintang (transverse finishing machine). Juga
dapat digunakan mesin yang mempunyai pelepa pemotong dan
pelepa penghalus yang dipasang pada dan dikendalikan melalui
rangka yang kaku. Rangka ini dijalankan dengan alat beroda 4 atau
lebih, yang bertumpu pada acuan samping.
Bila perlu setelah pelepaan dengan salah satu metode di atas, untuk
menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton
dapat digunakan pelepa dengan batang pegangan yang panjang
(bertangkai), dengan papan panjang tidak kurang dari 1,5 m dan lebar
150 mm. Pelepa ini tidak boleh digunakan pada seluruh permukaan
beton sebagai pengganti atau pelengkap salah satu metode pelepaan
di atas. Bila penempaan dan pemadatan dikerjakan tangan dan bentuk
permukaan jalan tidak memungkinkan digunakannya pelepa
longitudinal, pelepaan permukaan dilakukan secara melintang dengan
pelepa bertangkai. Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada
dipermukaan harus dibuang dari permukaan jalan dengan mal datar
sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan
ukuran setengah panjang mal datar.

(h) Memperbaiki Permukaan


Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton
masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan
beton baru, diratakan, dipadatkan dan di finishing lagi. Daerah yang
menonjol/berlebih harus dipotong dan di finishing lagi. Sambungan harus
diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan
sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan
beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.

PT. INDULEXCO IX – 47 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(i) Membentuk Tepian


Pada saat beton mulai mengeras, tepi perkerasan beton di sepanjang
acuan dan pada sambungan harus dirapihkan dengan alat untuk
membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu yaitu,
bila tak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.

(j) Penyelesaian Permukaan


Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan pengawet
(curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat
melintang garis sumbu (centre line) jalan. Pengkasaran ini dapat dilakukan
dengan cara brushing atau grooving. Cara brushing dilakukan dengan
menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 450 mm, dan panjang
kawat sikat dalam keadaan baru adalah 100 mm dengan masing-masing
untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat harus terdiri dari 2 baris untaian kawat,
yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian
maksimum 10 mm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya

sampai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16”
(1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau
mekanik, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3mm dan
masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm, yang disetujui Konsultan
Pengawas.

(k) Menguji Permukaan


Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar
(straightedges) 3,0 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3
mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3,0, itu harus ditandai dan
segera diturunkan dengan alat gurinda yang telah disetujui sampai bila
dites lagi, ketidak rataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari
penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan
harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m ataupun kurang dari
lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran

PT. INDULEXCO IX – 48 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0
m, harus ikut dibongkar dan diganti.

(l) Perawatan (Curing) Beton


Permukaan beton yang terbuka harus segera dilapisi pengawet (curing
compound) setelah di finishing dengan sikat, dengan menyemprotkan
bahan pengawet pada permukaan menggunakan penyemprot atau alat lain
yang disetujui dengan kecepatan 0,22 - 0,27 lt/m2 untuk penyemprotan
mekanis atau 0.27 - 0.36 lt/m2 untuk penyemprotan manual. Bahan ini tak
boleh masuk ke alur pada alur-alur sambungan.

Setelah pekerjaan finishing selesai dan kerusakan pada beton tak akan
terjadi, seluruh permukaan beton tersebut harus segera dilapisi penutup,
dapat berupa karung goni, dan dirawat dengan metode tertentu sesuai
dengan Pasal S10.01 (4)(g). Bila gagal menyediakan bahan penutup dan
air yang cukup untuk perawatan yang memadai dan memenuhi
persyaratan lainnya dengan semestinya, maka pekerjaan beton harus
dihentikan.

(m) Membongkar Acuan


Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang
baru dihamparkan sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan
harus dibongkar dengan hati-hati agar beton tidak rusak. Setelah
dibongkar, bagian sisi plat beton harus dirawat (curing) sesuai dengan sub-
Pasal (l) di atas. Daerah rongga (honey comb) yang kecil harus
dibersihkan, dibasahi dan didempul dengan adukan semen kental dengan
perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus. Rongga (honey comb) yang
besar dianggap sebagai kerusakan, harus dibongkar dan diganti. Bagian
yang dibongkar tidak boleh kurang dari 2,5 meter panjangnya atau kurang
dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran. Bagian yang tersisa
dari pembongkaran yang berdekatan dengan sambungan yang
panjangnya kurang dari 3,0 m harus ikut dibongkar dan diganti.

(n) Perbaikan Retakan


Semua retakan yang terjadi harus dibongkar sepanjang 2,5 meter selebar

PT. INDULEXCO IX – 49 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

lajur. Bagian yang tersisa kurang dari 2.5 meter harus ikut dibongkar dan
diganti, kecuali retakan progresif yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas disebabkan oleh turunnya timbunan badan jalan.

S9.08 (7) Pelaksanaan Pekerjaan untuk Slipform

(a) Pemasangan stringline


Stringline yang berfungsi sebagai panduan utama untuk arah dan elevasi
harus sudah terpasang sepanjang rencana produksi perkerasan. Stringline
harus dipasang (setting) pada kedudukan (elevasi dan posisi) yang sesuai
untuk memberikan hasil akhir ketebalan, elevasi dan arah perkerasan dan
harus dengan menggunakan alat ukur.

(b) Landasan roda


Track – jalur kerja untuk roda kelabang alat (crawler track) harus sudah
disiapkan sepanjang rencana produksi dan dengan permukaan yang rata,
kokoh dan stabil untuk menopang alat. Jalur untuk roda ini tidak boleh
amblas sehingga dijamin bahwa alat bergerak maju dengan stabil.

(c) Kesinambungan
Alat ini harus beroperasi tanpa boleh berhenti sebelum rencana produksi
padas hari yang bersangkutan. Alat ini baru boleh mulai beroperasi bila
campuran beton yang dipasok ke lapangan sudah cukup untuk menjamin
alat ini tidak berhenti karena kekurangan atau keterlambatan pasokan.
Kesinambungan penghamparan – pemadatan harus benar-benar dijaga
secara terus menerus tanpa terhenti. Penghentian penghamparan –
pemadatan hanya dibenarkan bila alat mendadak mogok atau karena
sudah selesai produksi sesuai rencana produksi pada hari tersebut.
Pasal 9.08 (6) (a), (j), (k), (l) masih berlaku untuk penggunaan alat slipform.

S9.08 (8) Percobaan penghamparan

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan menunjukkan metode


pelaksanaan pekerjaan dengan cara menghamparkan lapisan percobaan
sepanjang tidak kurang dari 30 m di lokasi yang disediakan oleh Kontraktor di

PT. INDULEXCO IX – 50 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

luar daerah kerja permanen. Percobaan tambahan mungkin akan


diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas, bila percobaan pertama dinilai tidak
memuaskan.

Setelah percobaan pertama disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka


percobaan sepanjang minimum 150 m tapi tidak lebih dari 300 m harus
dilakukan di daerah kerja permanen. Percobaan ini harus menunjukkan
seluruh aspek pekerjaan dan harus mencakup setiap tipe sambungan yang
digunakan dalam pekerjaan.

Kontraktor harus menyampaikan kepada Konsultan Pengawas, paling lambat


satu bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian
terperinci mengenai instalasi, peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan.
Pembangunan instalasi tidak boleh dilakukan selama percobaan. Kontraktor
tidak boleh melanjutkan menghamparkan perkerasan beton sebagai
pekerjaan permanen sebelum ada persetujuan terhadap hasil percobaan.
Agar pekerjaan "percobaan lanjutan" disetujui, hasil pekerjaan tersebut harus
sesuai dengan Spesifikasi tanpa ada pekerjaan perbaikan. Bila hasil
"percobaan lanjutan" tidak sesuai dengan Spesifikasi, Kontraktor harus
menyiapkan lokasi percobaan lanjutan yang lain. Panjang jalan "percobaan
lanjutan" yang tidak sesuai dengan Spesifikasi harus dibongkar.

S9.08 (9) Perlindungan perkerasan baru

Kontraktor harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas


umum dan lalu lintas proyek. Hal ini meliputi penyediaan tenaga pengatur lalu
lintas, dan pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu dan lampu,
jembatan, atau jalan sementara/pengalih, dan lain-lain. Kerusakan pada
perkerasan, yang terjadi sebelum ada persetujuan akhir, harus diperbaiki atau
harus diganti, sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas.

S9.08 (10) Pembukaan terhadap lalu lintas

Konsultan Pengawas akan menentukan kapan perkerasan bisa dibuka untuk


lalu lintas. Jalan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil test

PT. INDULEXCO IX – 51 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

terhadap sampel yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut AASHTO T 23


mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang dari 90% kekuatan minimum
umur 28 hari, sebagaimana Tabel 10-1-1 pada Spesifikasi ini, ketika ditest
dengan third point methode. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka
untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu
lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan penutup (sealing)
sambungan sudah sempurna.

S9.08(11) Toleransi Ketebalan Perkerasan

Ketebalan perkerasan akan ditentukan dengan metoda "average caliper


measurement of cores" diuji menurut AASHTO T 148. Untuk menentukan
penyesuaian harga satuan perkerasan, bagian perkerasan yang dianggap
sebagai satu kesatuan yang terpisah adalah perkerasan sepanjang 300 m
pada setiap lajur lalu lintas diukur dari ujung perkerasan dimulai dari station
kecil (sesuai stationing jalannya). Bagian yang terakhir dalam setiap lajur
adalah sepanjang 300 m ditambah sisanya yang kurang dari 300 m. Dari
setiap bagian ini, akan diambil contoh berupa core drill secara random oleh
Konsultan Pengawas. Bila pengukuran core dari suatu bagian ternyata
kekurangan-ketebalannya tidak lebih dari 5 mm dari ketebalan yang
ditentukan, maka pembayarannya dilakukan secara penuh. Jika kekurangan-
ketebalannya lebih dari 5 mm tapi tidak lebih dari 25 mm dari ketebalan yang
ditentukan, maka akan diambil dua core lagi pada interval tidak kurang dari 90
m, dan dipakai untuk menentukan tebal rata-rata bagian tersebut.
Penyesuaian harga satuan ditentukan dalam sub-Pasal S9.08 (12)(b).

Daerah-daerah lain seperti persimpangan, jalan masuk, penyeberangan, jalur


ramp, toll plaza, dan lain-lain digolongkan sebagai satu bagian, dan ketebalan
setiap unit akan diukur tersendiri. Daerah yang tidak beraturan dari suatu
bagian dapat dianggap termasuk ke dalam bagian lain. Dalam hal ini
Konsultan Pengawas dapat memilih satu core untuk setiap 1000 m2 jalan,
atau bagian dari itu, dalam setiap bagian. Bila kekurangan-ketebalannya tidak
lebih dari 5 mm dari yang ditentukan, maka akan dibayar secara penuh. Bila
kekurangan-ketebalannya lebih dari 5 mm tapi tidak lebih dari 25 mm, akan
diambil lagi dua core dari bagian tersebut, dan ditentukanlah ketebalan rata-

PT. INDULEXCO IX – 52 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

rata dari ketiga core itu. Bila tebal rata-rata itu kekurangan-ketebalannya tidak
lebih dari 5 mm dari ketebalan yang ditentukan, maka akan dibayar penuh.
Bila kekurangan-ketebalannya lebih dari 5 mm tetapi tidak lebih dari 25 mm,
harga satuan yang disesuaikan sebagaimana ditentukan dalam sub-Pasal
S9.08 (12)(b) akan dibayarkan untuk bagian perkerasan tersebut.

Dalam menghitung ketebalan rata-rata perkerasan, tebal perkerasan yang


melebihi ketebalan yang disyaratkan lebih dari 5 mm digolongkan sebagai
ketebalan yang ditentukan plus 5 mm, sedangkan yang kurang dari ketebalan
yang ditentukan lebih dari 25 mm tidak akan dipakai dalam menentukan tebal
rata-rata. Bila kekurangan-ketebalan core lebih dari 25 mm dari ketebalan
yang ditentukan, ketebalan sesungguhnya pada daerah ini akan ditentukan
dengan mengambil lagi beberapa core dengan interval tidak kurang dari 3,0
m sejajar dengan garis sumbu jalan pada setiap arah, sampai ditemukan core
yang penyimpangannya tidak lebih dari 25 mm. Daerah yang kekurangan
ketebalannya lebih dari 25 mm akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas,
dan bila menurutnya perlu dibongkar, daerah tersebut harus dibongkar dan
diganti dengan beton dengan tebal seperti yang tertera dalam Gambar. Core
yang diambil dengan maksud untuk penelitian di atas tidak akan digunakan
dalam menghitung tebal rata-rata untuk menentukan penyesuaian Harga
Satuan.

S9.08(12) Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini
adalah jumlah meter persegi perkerasan beton yang telah selesai dan
disetujui, pada pekerjaan permanen. Lebar yang diukur adalah lebar
perkerasan yang tertera pada penampang melintang rencana, daerah-daerah
tambahan seperti jalur ramp dan toll plaza, atau sebagaimana petunjuk tertulis
Konsultan Pengawas. Panjang akan diukur oleh Konsultan Pengawas, yaitu
sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Sambungan dan baja tulangan
yang diperlukan dalam pekerjaan dari Pasal ini tidak akan diukur untuk
pembayaran tersendiri. Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang
dilaksanakan di luar daerah pekerjaan permanen tak akan diukur untuk
pembayaran tersendiri.

PT. INDULEXCO IX – 53 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.08(13) Dasar Pembayaran

(a) Umum
Jumlah perkerasan beton hasil pengukuran tersebut di atas akan dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak per meter persegi. Harga dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
penempatan material, termasuk beton klas P, baja tulangan, acuan,
dowel, tie bar, dan material sambungan, penghamparan percobaan,
pengambilan core untuk penentuan harga; dan seluruh material, tenaga
kerja, peralatan dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan menurut Gambar.

Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang dengan kekurangan-


ketebalan lebih dari 5 mm, tapi tidak lebih dari 25 mm, akan dibayar
menurut Harga Satuan yang disesuaikan, seperti ditentukan di bawah ini.
Tidak ada pembayaran tambahan untuk jalan yang ketebalan rata-
ratanya melebihi ketebalan yang tertera dalam Gambar.

(b) Penyesuaian Harga


Bila ketebalan rata-rata perkerasan kurang dengan kekurangan-
ketebalan lebih dari 5 mm, tidak lebih dari 25 mm, pembayaran
didasarkan pada harga yang telah disesuaikan sebagai berikut :

Kekurangan-ketebalan Prosentase Harga Satuan


berdasarkan hasil core Kontrak yang dibayarkan
0 -5 mm 100 %
6 -8 mm 80 %
9 - 10 mm 72 %
11 - 12 mm 68 %
13 - 19 mm 57 %
20 - 25 mm 50 %

Bila kekurangan-ketebalan perkerasan lebih dari 25 mm dan Konsultan

PT. INDULEXCO IX – 54 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Pengawas menentukan daerah itu tidak perlu dibongkar dan diganti,


maka untuk daerah tersebut tidak akan dibayar. Bila kekuatan perkerasan
beton tidak sesuai dengan ketentuan, tetapi persyaratan lain sudah
sesuai, Konsultan Pengawas mungkin akan menyetujui perkerasan beton
itu, bila nilai rata-rata dari empat hasil test yang berurutan tidak kurang
dari 80% kekuatan minimum yang ditentukan, dan akan diatur dengan
penyesuaian harga sebagai berikut :

Untuk setiap 1% atau kurang dari kekurangan-kekuatan beton (concrete


strength deficiency), yang dihitung dengan rumus di bawah ini :

100% - Kekuatan sebenarnya (aktual) x 100%


45 maka perkerasan beton yang demikian itu akan dibayar dengan
pengurangan sebesar 2% dari Harga Satuan Kontrak. Bila nilai rata-rata dari
empat hasil test kurang dari 80 %, harus dibongkar dan diganti

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


9.08 (1) Perkerasan Beton (t=25 cm) meter persegi
9.08 (2) Perkerasan Beton (t=25 cm), Double Wire Mesh meter persegi

S9.09 LEAN CONCRETE

S9.09 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material; dan


pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan
perataan (leveling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan lean
concrete, termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan
agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan,
finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental lainnya yang
berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar
Rencana, Spesifikasi, dan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.09 (2) Lapisan Perata (Leveling)

PT. INDULEXCO IX – 55 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Bila lean concrete ini ditentukan untuk lapis perata (leveling course), maka
sebelum dilaksanakan, permukaan dasar harus bersih dari kotoran, lumpur,
batu lepas, atau bahan asing lainnya. Lean concrete diperiksa kepadatannya,
kerataan finishing dan permukaannya oleh Konsultan Pengawas. Daerah yang
tidak memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau
direkonstruksi sebagaimana perintah Konsultan Pengawas. Tidak ada
pembayaran langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan, atau
rekonstruksi ini, karena merupakan tanggung jawab Kontraktor.

S9.09 (3) Lapis Pondasi Bawah (Subbase) dan Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Pelebaran

Pelaksanaan Lean Concrete sebagai lapis pondasi bawah dan lapis alas
pelebaran, ketebalannya harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. Bila
lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka lean concrete
itu harus diletakkan di atas dasar yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4
cm. Pasir alam yang tertahan (tidak lolos) saringan No. 200 dan yang fraksi
halusnya non-plastis, dapat digunakan, dengan tetap mengacu kepada
persyaratan material filter, D15/D85 < 5. Pasir dengan kadar air yang memadai
dihamparkan di atas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata ini harus
dapat dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum
pengerjaan lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.

S9.09 (4) Material

Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01(2) dalam
Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan
disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian lean concrete, dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

S9.09 (5) Perbandingan Campuran

Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi permukaan kering


jenuh (saturated surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi

PT. INDULEXCO IX – 56 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

ketentuan kuat tekan beton menurut Pasal ini, dan untuk menjaga konsistensi
campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang dari 1 : 24.

S9.09 (6) Cetakan (acuan)

Lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau
kayu secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.

S9.09 (7) Sambungan

Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari


sambungan longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar di atasnya.

Sambungan konstruksi melintang harus dibuat pada akhir setiap pekerjaan


pada hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar.

S9.09 (8) Pencampuran, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan

Lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan


menurut ketentuan Pasal S10.01 (3) dan S10.01 (4).

S9.09 (9) Finishing

Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, lean
concrete harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak ada permukaan
yang lebih rendah atau pun tekstur yang terbuka. Uji kerataan permukaan
dilakukan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-edge) sesuai
dengan Pasal S9.09(14).

S9.09(10) Perawatan beton (Curing)

Lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka
waktu tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan
dengan salah satu metoda berikut :

PT. INDULEXCO IX – 57 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(a) Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan


dengan lembaran plastik kedap air, dijaga agar tidak lepas dari
permukaan, dan dengan sambungan yang saling menindih (overlap)
sekurang-kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian rupa untuk
mencegah penguapan.
(b) Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan white pigmented
curing compound.
(c) Seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan.

S9.09(11) Pengujian Kekuatan

Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton (compressive
strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton
material lean concrete yang diambil di lapangan. Satu silinder mewakili 50 m
lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus
dibuat setiap hari.

S9.09(12) Ketentuan kuat pecah beton (crushing strength)

Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group)
contoh (spesimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak
boleh kurang dari 70 kg/cm2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari
satu kelompok di antara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang 30
kg/cm2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan
Konsultan Pengawas, sampai hasilnya menunjukkan bahwa campuran
tersebut memenuhi syarat.

S9.09(13) Penolakan Pekerjaan

Sepanjang persyaratan-persyaratan campuran beton diikuti, nilai kuat tekan


beton yang rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak, dengan
ketentuan :
(a) Kekuatan tekan beton ≥ 90 %
(b) Konsultan Pengawas akan menentukan daerah yang keropos, segregasi,

PT. INDULEXCO IX – 58 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

cacat atau rusak, serta daerah yang tidak memenuhi ketentuan kerataan
permukaan. Material tersebut harus dibongkar sampai seluruh ketebalan
lapisan, dan diganti dengan material campuran yang baru sesuai dengan
Spesifikasi. Pembongkaran harus dilakukan dalam bentuk segi empat
dengan sisi-sisi sejajar dan tegak lurus sumbu jalan, dan potongan ke
bawah harus tegak dengan tepi bongkaran minimum berjarak 30 cm dari
tepi kerusakan.
(c) Perbaikan dengan cara penambalan permukaan tidak boleh dilakukan.

S9.09(14) Kerataan Permukaan

Lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai
dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana.
Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3
cm dari elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga, tidak
boleh lebih dari 1 cm pada mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan
sejajar dengan dan tegak lurus dari garis sumbu (centre line) badan jalan.
Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap ½ dari panjangnya. Total
toleransi kerataan untuk lapisan perata (levelling course) antara dua titik
dalam jarak 20 m, tidak boleh lebih dari 1,5 cm.

S9.09(15) Pemeliharaan

Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan untuk


keperluan pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah
selesai, selama 7 hari pertama masa perawatan. Setelah masa perawatan,
peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk meneruskan pekerjaan
diperbolehkan memasuki daerah lean concrete.

Lean concrete harus dijaga agar tidak retak pada waktu penghamparan
lapisan berikutnya. Kerusakan lean concrete akibat apa pun harus diperbaiki
dengan mengganti lapisan pada daerah itu.

PT. INDULEXCO IX – 59 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S9.09(16) Metode Pengukuran

Jumlah lean concrete untuk lapis pondasi bawah, pelebaran dan lapis
perata(levelling course) akan dibayar berdasarkan jumlah luas masing-
masing dalamsatuan meter persegi, yang telah diselesaikan dan disetujui
sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan
Pengawas.

Penyimpangan terhadap ketebalan yang direncanakan untuk pekerjaan lapis


pondasi bawah dan pelebaran dilakukan pembayaran sebagai berikut : Lebih
besar dari tebal rencana dan 0 – 5 mm kurang dari tebal rencana, dibayar
100%, -5 – 10 mm kurang dari tebal rencana, dibayar 90 %, -10 – 20 mm
kurang dari tebal rencana, dibayar 50 %, -20 mm kurang dari tebal rencana,
dibayar 0 %.

Perlu tambahan ketentuan mengenai Tata Cara Pengukuran seperti dalam


Pasal S.08(10).

Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang
sudah selesai dan disetujui. Untuk penambahan kandungan semen atau
untuk kelebihan ketebalan lapisan dari ketebalan minimum tidak ada
tambahan pembayaran.

S9.09(17) Dasar Pembayaran

Jumlah lean concrete untuk lapis pondasi bawah dan pelebaran jalan, yang
telah ditentukan di atas, akan dibayar menurut Harga Kontrak untuk masing-
masing butir pembayaran di bawah ini, sesudah dikurangi pengurangan
pembayaran sehubungan dengan kekurangan terhadap kekuatan dan
ketebalan. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
seluruh tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan, termasuk
pembuatan lapisan alas, alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan,
penghamparan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan
pekerjaan lain yang diperlukan, sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi
dan petunjuk Konsultan Pengawas.

PT. INDULEXCO IX – 60 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.09 (1) Lean Concrete (t = 10 cm) meter persegi


9.09 (2) Sand Bedding (t = 5 cm) meter persegi

PT. INDULEXCO IX – 61 RKS Infrastruktur SU09 - 9


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN

S10.01 PASANGAN BATU KALI (STONE MASONRY)

S10.01(1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu untuk penahan tanah baik
daerah galian maupun timbunan, dan di tempat lain sebagaimana tercantum
pada Gambar Rencana atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu
harus dibuat di atas fondasi yang sudah dipersiapkan sesuai dengan
Spesifikasi, serta sesuai dengan garis, kelandaian, penampang dan ukuran
pada Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas.

S10.01(2) Material

(a) Batu
Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan
cuaca. Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Kekuatan batu harus memenuhi
ketentuan pada Gambar, harus rata, berbentuk baji atau lonjong.
Permukaan base (alas) tidak boleh kurang dari 1/16 dari permukaan
depan, dan panjang permukaan base yang terpendek harus lebih dari
1/10 bagian yang terpanjang. Standar jumlah batu per meter persegi
adalah 14, atau menurut perintah Konsultan Pengawas.

(b) Mortar
Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau instruksi Konsultan
Pengawas maka, mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04
"Mortar Semen".

(c) Beton
Beton kelas D untuk pondasi dan beton kelas E untuk sandaran harus
memenuhi ketentuan Bab 10 (Struktur Beton).

PT. INDULEXCO X–1 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(d) Urugan rembesan


Urugan rembesan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S4.10 dari
Spesifikasi ini.

S10.01(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Penggalian
Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi, dan
garis yang tercantum pada Gambar, dan dilakukan setelah pematokan
diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bila metoda dan ukuran
penggalian tidak ditentukan, Kontraktor dapat memilih sendiri metoda
yang akan dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Penggalian dan pengurugan harus memenuhi ketentuan Bab 5 dari
Spesifikasi ini.
(b) Pondasi
Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan secara
mekanis ataupun manual. Pasir untuk pondasi dihampar dan dipadatkan
sesuai ketentuan pada Gambar. Apabila tidak ditentukan lain dalam
Gambar, pondasi telapak berupa beton kelas D dibuat dengan ukuran
menurut Gambar.

(c) Urugan dan Beton Sandaran


Urugan rembesan harus dibuat sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau
petunjuk Konsultan Pengawas. Beton kelas E sebagai sandaran (alas)
dihamparkan dan dipadatkan di atas material urugan rembesan, dan
perlu dibuat sambungan ekspansi dan lubang cucuran (weep hole)
sebagaimana ketentuan bagian lain Pasal ini. Material urugan dan beton
kelas E harus dilaksanakan mendahului pekerjaan pasangan batu
sebatas ketinggian yang masih memadai untuk dipadatkan.

(d) Penempatan
Pelaksanaan pasangan batu penahan tanah tidak boleh di mulai sebelum
pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air. Sebelum batu lain
diletakkan, pada sisi-sisi batu yang berdekatan harus disebarkan alas

PT. INDULEXCO X–2 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

mortar, dengan ketebalan minimum yang diperlukan untuk sekedar


mencegah batu bergesekan langsung. Batu harus dipukul palu sehingga
mapan dan mantap posisinya, dan batu yang mencuat lebih dari 20 mm
di atas permukaan yang seharusnya atau lebih dari 30 mm di atas
permukaan batu di dekatnya, harus segera dibetulkan. Celah-celah
antara muka batu yang berdekatan harus disiar.

(e) Lubang Cucuran (weep holes)


Pasangan batu penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang cucuran.
Kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar, atau petunjuk Konsultan
Pengawas, jarak antar titik pusat lubang itu tidak boleh lebih dari 2 m, dan
diameter lubang 50 mm.

(f) Kepala Dinding (Caping)


Kepala dinding (bagian atas dinding) harus sesuai dengan ketentuan
dalam Gambar. Bila kepala dinding tidak ditentukan, maka permukaan
atas dinding batu harus dilapisi mortar dan dihaluskan dengan penggosok
kayu.

(g) Sambungan
Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20 meter,
lebar sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding termasuk
beton pondasi telapak dan beton sandaran (backing). Batu yang
digunakan pada sambungan harus yang cocok untuk pembuatan
sambungan vertikal dengan ukuran di atas.

(h) Pekerjaan Finishing


Pekerjaan pasangan batu yang tampak harus dibuat siar luar. Tidak ada
pembayaran khusus untuk pekerjaan ini, sudah termasuk dalam Nomor
Pembayaran 12.02.(1).

(i) Perawatan
Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari
sinar matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3 hari
setelah pekerjaan selesai.

PT. INDULEXCO X–3 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S10.01(4) Metode Pengukuran

(a) Jumlah yang akan dibayar adalah meter kubik untuk tiap tipe pasangan
batu penahan tanah, sesuai dengan Spesifikasi ini. Dalam menghitung
jumlah yang akan dibayar, ukuran yang akan digunakan harus sesuai
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu kali (1 : 3),
beton kelas D dan kelas E sebagaimana diperinci dalam Gambar tidak
akan diukur untuk pembayaran tersendiri.

Pada pasangan batu penahan tanah tidak akan ada pengurangan untuk
lubang cucuran, pipa drainase, atau lubang lainnya yang luasnya kurang
dari 0.10 meter persegi, dan tidak diadakan penambahan untuk alas
(footing) beton. Kepala dinding sudah tercakup ke dalam pengukuran dan
dianggap sebagai bagian pekerjaan ini.

(b) Apabila tidak termasuk dalam mata pembayaran lain, maka pasangan
batu kali (1 : 3) akan diukur tersendiri dalam meter kubik sesuai dengan
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

S10.01(5) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.

Semua penggalian dan pengurugan untuk butir-butir pembayaran itu


dianggap sudah tercakup dan sudah dibayar menurut pekerjaan Bab 5 (Galian
Struktur) dari Spesifikasi ini. Pengeluaran ekstra karena adanya penggalian,
atau akibat ketentuan pondasi, atau urugan khusus, dianggap sudah tercakup
ke dalam Harga Satuan untuk butir-butir pembayaran itu.

Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan


pemakaian material, serta pekerjaan lainnya untuk menyelesaikan semua
pekerjaan ini, sebagaimana ketentuan Pasal ini.

PT. INDULEXCO X–4 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.02 (1) Pasangan Batu Kali Drainase meter kubik

S10.02 MORTAR SEMEN

S10.02(1) Uraian

(a) Umum
Pekerjaan ini meliputi persiapan dan penyediaan mortar yang sesuai
dengan Spesifikasi, untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan
insidental lainnya.

(b) Komposisi
Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar untuk
pekerjaan pasangan batu harus tersusun dari satu bagian semen
Portland dan tiga bagian agregat halus (pasir) berdasarkan perbandingan
volume.

S10.02(2) Material

Kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan penggunaan semen lain, maka


yang harus digunakan adalah semen Portland tipe I yang memenuhi
ketentuan SII 0013-77:"Semen Portland", AASHTO M 85 atau JIS R 5210.

Agregat halus harus memenuhi ketentuan AASHTO M 45. Kualitas air harus
memadai untuk pekerjaan beton dari Spesifikasi ini.

S10.02(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Semua material, kecuali air, harus dicampur/diaduk dalam alat


pencampuran mortar yang disetujui sampai warnanya merata, lalu
dicampuri air sambil terus diaduk. Bahan yang diaduk harus sebatas
jumlah yang akan segera digunakan. Mortar yang tidak juga digunakan
dalam batas 45 menit, setelah penambahan/pemberian air harus

PT. INDULEXCO X–5 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dibuang.

(b) Permukaan yang akan menerima mortar harus dibersihkan dari setiap
tanah liat, atau material-material yang tak terpakai lainnya dan dijenuhkan
seluruhnya sebelum mortar digunakan.

(c) Bila digunakan sebagai suatu penyelesaian permukaan maka mortar


harus digunakan pada permukaan yang bersih dalam jumlah yang cukup
untuk menyediakan suatu ketebalan mortar minimum 15 mm, dan harus
diratakan sampai mendapatkan suatu permukaan yang halus dan rata.

S10.02(4) Metode Pengukuran

Tidak ada pengukuran untuk pembayaran langsung.

S10.02(5) Dasar Pembayaran

Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar secara terpisah, tapi merupakan
kewajiban dari Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan
material mortar tersebut.

S10.03 DELINEATOR

S10.03(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan delineator pada lokasi
yang telah ditentukan dalam Gambar atau sesuai pengarahan Konsultan
Pengawas.

S10.03(2) Material

Pabrik pembuat dan bentuk/tipe dari semua delineator harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum ada instruksi untuk pemasangan. Semua
detail-detail dari delineator harus sesuai dengan standard JIS atau AASHTO
yang relevan.

PT. INDULEXCO X–6 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S10.03(3) Pelaksanaan Pekerjaan

Delineator harus benar-benar dipasang sesuai dengan Gambar atau instruksi


Konsultan Pengawas. Semua bagian logam dari delineator harus sepenuhnya
digalvanis. Warna reflektor berwarna harus ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

S10.03(4) Metode Pengukuran

Kuantitas yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah jumlah dari delineator
yang disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan Gambar dan
sebagaimana yang diarahkan Konsultan Pengawas.

S10.03(5) Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur seperti disebut diatas harus dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak untuk setiap tipe delineator seperti dibawah ini.

Harga dan Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan


dan pemasangan delineator, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan
dan semua kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.

S10.06 MARKA JALAN

S10.06(1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe 1 dan tipe
2 serta rumble strip pada perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan
Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.

S10.06(2) Material

PT. INDULEXCO X–7 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(a) Marka jalan tipe 1 harus berupa material thermoplastic bercampur glass
beads dan memenuhi persyaratan AASHTO M 249 atau yang setaraf.

(b) Marka jalan tipe 2 adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi
persyaratan AASHTO M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe 1 maupun tipe 2 harus sesuai
dengan persyaratan AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang setaraf.

S10.06(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari
butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting
out) dari marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan


mesin berpenggerak sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi
dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu menghasilkan bentuk
marka yang rapi dengan garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang
disyaratkan.

(c) Material Tipe 1 harus diterapkan dengan screed atau disemprotkan


dengan ukuran sesuai yang tercantum pada Gambar dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Ketebalan marka jalan yang sudah selesai
minimum 1,5 mm bila diterapkan dengan disemprotkan dan minimum 3
mm bila dengan screed. Ketebalan tersebut tidak termasuk ketebalan
glass beads, yang akan dijelaskan pada butir (e) di bawah ini. Penyiapan
dan penerapan material harus sesuai dengan petunjuk pabrik material
yang bersangkutan atau sesuai dengan persetujuan Konsultan
Pengawas. Pada permukaan perkerasan beton, lebih dulu Kontraktor
harus memasang lapisan pengikat (tack coat) yang jenisnya cocok

PT. INDULEXCO X–8 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dengan material termoplastic yang akan digunakan.

(d) Material tipe 2 harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi
dengan penggerak mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan
guidelines (batang penuntun) yang mempunyai selubung logam atau air
blasts (semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan
garis marka terputus-putus. Banyaknya material marka yang
2
disemprotkan tidak boleh kurang dari 40 liter/100 m . Di daerah yang tidak
terjangkau dengan mesin,
Konsultan Pengawas dapat mengijinkan penerapan marka jalan
dilakukan secara manual.

(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe 1 dan tipe 2 segera
setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau
2
disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m .

(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi
Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya
tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang
tidak rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu
siang dan malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan
biaya sendiri.

S10.06(4) Metode Pengukuran

Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka
jalan dan rumble strips yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai
dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

S10.06(5) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per meter persegi luas marka jalan dan rumble strips untuk
setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini.

PT. INDULEXCO X–9 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan


material, tenaga kerja, dan peralatan; dan untuk penyelesaian seluruh
pekerjaan yang dijelaskan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


12.08 (1) Marka Jalan, Tipe 1 meter persegi
12.08 (2) Marka Jalan, Tipe 2 meter persegi
12.08 (3) Rumble Strip meter persegi

S10.07 KERB BETON (CONCRETE CURB)

S10.07(1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan kerb beton dengan berbagai bentuk dan
pada lokasi sesuai Gambar atau instruksi Pemimpin Proyek.

S10.07(2) Material

Kerb beton dapat berupa beton precast atau beton cast-in-place. Beton untuk
kerb precast atau kerb bertulang harus beton kelas C, untuk kerb tidak
bertulang harus kelas D dan pondasi atau base harus memakai beton kelas E
atau sesuai ketentuan pada Gambar. Semua beton harus memenuhi
ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

Filler sambungan ekspansi untuk sambungan kerb harus terdiri dari bitumen
(bituminous) sesuai dengan ketentuan AASHTO M.33.

S10.07(3) Pelaksanaan Pekerjaan

Ketentuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Pasal S10.01 untuk struktur


beton. Jarak sambungan maksimum adalah 10 m. Sebelum pengecoran
bagian kerb yang terlihat, garis-garis dan kerataan harus diperiksa Pemimpin
Proyek. Setiap pertemuan antara pondasi beton dan beton kelas D harus

PT. INDULEXCO X – 10 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

dikerjakan sebagai sambungan konstruksi sesuai dengan Pasal S10.01 dari


Spesifikasi ini.

Bila pada persimpangan jalan masuk atau untuk alasan lain, dimana pada
Gambar menunjukkan bagian transisi kerb, atau Pemimpin Proyek
memerintahkannya, Kontraktor harus menyediakan kerb beton yang telah
dimodifikasi seperlunya.

Kerb precast harus dicor pada cetakan logam yang cukup keras sehingga kerb
tidak bisa berubah bentuk. Kerb precast harus dibongkar dari cetakan
secepatnya dan harus tetap basah selama sekurang-kurangnya 7 hari.
Selama jangka waktu ini beton harus terlindung dari angin dan sinar matahari.
Beton kerb yang retak, lembek atau rusak pada tepiannya atau permukaannya
harus tidak diterima.

Kerb harus diangkat, diangkut dan diletakkan dengan hati-hati agar tidak
rusak. Kerb yang rusak, retak atau cacat selama peletakan harus ditolak.
Mortar untuk alas dan sambungan untuk kerb precast harus memenuhi
ketentuan Pasal S12.04.

Panjang setiap kerb precast (satu buah) tidak boleh lebih dari 80 cm. Untuk
radius lengkung kurang dari 5 m harus dibuat kerb dengan ukuran khusus.
Konstruksi atau pekerjaan kerb harus dikerjakan menurut toleransi yang
ditentukan.

Bila kerb telah selesai, Kontraktor harus melakukan pengurugan dan


merapikannya sesuai petunjuk Pemimpin Proyek.

S10.07(4) Metoda Pengukuran

Kerb beton dengan tipe seperti pada Gambar harus diukur menurut meter
panjang muka kerb.

Untuk kerb yang dibuat pada lengkungan, tidak ada pembayaran tambahan.
Tida ada pengurangan panjang untuk struktur drainase yang dipasang pada

PT. INDULEXCO X – 11 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

daerah kerb, tetapi pembayaran untuk struktur tersebut merupakan


kompensasi penuh untuk penyediaan struktur sesuai standar yang sama dan
memenuhi toleransi seperti kerb di dekatnya dan untuk pembuatan
sambungan ekspansi antara unit-unit dan kerb di dekatnya.
Kerb beton bertulang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur
non-drainase harus tidak diukur dan dibayarkan menurut Pasal ini, tetapi
harus ditentukan sesuai ketentuan Bab 10 dari Spesifikasi ini.

S10.07(5) Dasar Pembayaran

Jumlah pekerjaan kerb beton yang diukur secara tersebut di atas, harus
dibayar menurut Harga Satuan Kontrak, per meter panjang kerb yang sudah
selesai di tempat. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh
untuk pekerjaan kerb sesuai ketentuan pada Gambar, termasuk penggalian,
base pondasi, material sambungan ekspansi, mortar untuk alas dan
penyambungan kerb precast, urugan dan pembuangan kelebihan material
dan seluruh material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Nomor dan Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.11 (1) Kerb Beton, Tipe A meter panjang


12.11 (2) Kerb Beton, Tipe B buah

S10.08 Pekerjaan Lantai Paving Block

S10.08(1) Uraian

(a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
(b) Pekerjaan lapisan concrete block ini dipasang sebagai lapisan finishing
pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar atau
sesuai Petunjuk Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.

S10.08(2) Material

PT. INDULEXCO X – 12 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

(a) Bahan concrete block/paving block dari produk yang bermutu baik ex
Conblock Indonesia atau dari produk yang setara dan disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
(b) Bahan harus memenuhi ketentuan dari Australian Standard for Metric
3
Concrete Building Block, AS 1500 - 1974, dengan berat jenis 2200 kg/m ,
2
dengan kuat tekan karakteristik interblock = 450 kg/cm . Kadar semen
3
minimum 300 kg/m . Ukuran agregat maksimum = 13 mm.
(c) Type sesuai dengan ketentuan Gambar, dengan ukuran 21x10,5x10 cm
(panjang x lebar x tebal) dengan bentuk dan warna yang disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas, dan dipasang sebagai lapisan
finishing pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar.
(d) Lapisan dibawah Paving Block merupakan lapisan pasir ekstra beton
tebal 5 cm, bermutu baik, warna kehitam-hitaman, bebas lumpur, serta
telah dipadatkan, sesuai spesifikasi terdahulu.

S10.08(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Lapisan paving block dipasang di atas lapisan pasir batu yang telah
dipadatkan.
(b) Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat 0,5 cm atau
sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, selanjutnya
naat atau sela-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan
mata ayakan maksimum 1 mm.
(c) Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya
diratakan dengan menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau
sesuai dengan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini.
(d) Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak
atau yang ada cacat-catat lain.
(e) Hasil pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang pada
permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi genangan air.
(f) Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan dengan
detail-detail Gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis warnanya.
(g) Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/retak/rengat pada permukaannya.

PT. INDULEXCO X – 13 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

Hasil pemasangan harus rata dengan kelandaian/kemiringan sesuai yang


disyaratkan/ditentukan dalam detail Gambar.

S10.08(4) Metode Pengukuran

Paving Block yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi atau buah yang
telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi,
dan petunjuk Konsultan Pengawas.
S10.08(5) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan
pondasi, kolom, panel beton, kawat duri dan penyediaan tenaga kerja,
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


10.08 (1) Paving blok meter persegi

PT. INDULEXCO X – 14 RKS Infrastruktur SU10 - 10


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

BAB - 11
PENGALIHAN DAN PERLINDUNGAN UTILITAS YANG ADA

S11.01 PENGALIHAN DAN PERLINDUNGAN UTILITAS YANG ADA


S11.01 (1) Umum

(a) Pekerjaan ini terdiri atas penggantian, pemindahan, pengalihan dan


perlindungan utilitas umum yang ada, keseluruhan pekerjaan
disesuaikan dengan Gambar, Standar, Spesifikasi dan Peraturan.

(b) Lokasi instalasi yang terlihat pada Gambar adalah perkiraan, lokasi dan
rute yang tepat akan ditentukan kemudian oleh Instansi Berwenang.

S11.01 (2) Lingkup Kerja

Lingkup kerja akan mencakup pengadaan dan pengangkutan ke lapangan,


pemasangan, pengujian dan mempersiapkan semua material dan peralatan
berkenaan dengan pengalihan atau perlindungan perlengkapan berikut:
a. Pipa saluran air bersih, Perusahaan Air Minum.
b. Jalur atas medium voltage 20 KV.
c. Jaringan telekomunikasi

Sepanjang pekerjaan itu berhubungan dengan pekerjaan sipil, yang


seluruh penambahan dengan pekerjaan yang berhubungan sebagaimana
yang tercantum dalam Gambar, Standar dan Spesifikasi untuk
pemasangannya mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pemilik utilitas
sebagai berikut :
a) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk semua pipa penyediaan
air bersih.
b) Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) untuk instalasi atas medium
voltage 20 KV.
c) Perusahaan telekomunikasi (Telkom) untuk jaringan komunikasi.

PT. INDULEXCO IX – 1 RKS Infrastruktur SU11 - 11


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

S11.01 (3) Jaminan Kualitas

a. Kontraktor akan melihat dan memenuhi Standar, Spesifikasi, Peraturan


menentukan Kontrak ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Kontraktor juga harus memenuhi peraturan lokal yang dikeluarkan oleh


Pemda Setempat dan Badan Perlengkapan lokal.

c. Untuk pembuatan sesungguhnya, pemasangan dan pengujian dari


pekerjaan yang disebutkan, Kontraktor harus memperkerjakan
seluruhnya personel yang terlatih dan berpengalaman atau menunjuk
Sub-Kontraktor yang sudah terbiasa dengan persyaratan pekerjaan ini
dan dengan rekomendasi pemasangan dari pabrik hal-hal yang
ditentukan.

S11.01 (4) Gambar dan Dokumen

a. Kontraktor akan melihat pada Gambar-gambar yang berhubungan yang


dikeluarkan oleh Instansi Berwenang untuk meyakinkan dirinya lokasi
dan rute dari pelayanan perlengkapan sehingga memperoleh
kebebasan yang cukup di antara pelayanan. Gambar yang disediakan
biasanya menunjukkan secara umum pengaturan pekerjaan, Kontraktor
oleh sebab itu perlu menyediakan Gambar kerja yang menunjukkan rute
yang pasti dari semua pipa, instalasi atas dan bawah tanah, jalur yang
pasti dari saluran dan cabang, lokasi menhole atau lubang kontrol,
satuan menarik ke dalam dan persimpangan, jumlah dan ukuran kabel
dalam tiap saluran dan lain-lain.

b. Prosedur dan penyelesaian uji dan pemasukan Gambar As built akan


memenuhi persyaratan dari Instansi Berwenang yang berhubungan.

S11.01 (5) Standar, Spesifikasi dan Peraturan

Dengan mempertimbangan pada :


a) Spesifikasi Material

PT. INDULEXCO IX – 2 RKS Infrastruktur SU11 - 11


PT Angkasa Pura I (Persero) RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Graha Angkasa Pura I Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal Dan Area
DKI Jakarta Parkir Beserta Fasilitas Penunjanganya Di Bandara El Tari Kupang

b) Peraturan, Standar, Praktek Pelaksanaan Pekerjaan


c) Pemeriksaan Pabrik dan Prosedur Tes yang diterima
d) Gambar as built
e) Penyerahan manual akan ditentukan oleh Instansi Berwenang.

S11.01 (6) Metoda Pengukuran

Untuk setiap perlengkapan yang diganti, ditampung, dialihkan atau dilindungi


tingkat pekerjaan dan metoda pengukuran akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas sesuai dengan pekerjaan seperti diperintahkan dan pekerjaan
dilaksanakan memenuhi persyaratan dari Badan Perlengkapan dan
Spesifikasi yang terpakai.

S11.01 (7) Dasar Pembayaran

Suatu Provisional Sum ditentukan dalam Jadwal Penawaran untuk


pengalihan dan perlindungan perlengkapan yang ada.
Pekerjaan ini, diukur seperti ditentukan di atas, akan dinilai sesuai dengan
Pasal G.52 dari Ketentuan Umum Kontrak dan Pembayaran akan dibuat dari
Provisional Sum disebutkan di bawah ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


11.01 Provisional Sum untuk Pengalihan Sum
dan Perlindungan Utilitas Yang Ada

Tambahan persentasi overhead kontraktor Persentasi

PT. INDULEXCO IX – 3 RKS Infrastruktur SU11 - 11


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL.

Pekerjaan Insatalasi Elektrikal pada proyek ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
sistem penyediaan, distribusi/ instalasi, sistem pengoperasian/pemakaian, testing dan
commissioning dari peralatan dalam keadaan normal, darurat dan kebakaran.

Pekerjaan ini harus dapat beroperasi dengan aman, andal, hemat energi sesuai kebutuhan
dan fungsinya.

Dalam spesifikasi ini mencakup pokok uraian teknis pekerjaan, yaitu :


1. Pekerjaan Instalasi Listrik Utama
2. Panel Tegangan Menengah, Panel Utama Tegangan Rendah, Panel Subdistribusi.
3. Pekerjaan Instalasi Penerangan
4. Pekerjaan Instalasi Pentanahan Pengaman & Proteksi Petir

PT. INDULEXCO 1 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1. PEKERJAAN CATU DAYA


1.1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan elektrikal ini meliputi seluruh pengadaan pengiriman peralatan sampai ke
lokasi, penyediaan tenaga kerja dan segala sesuatu yang diperlukan untuk itu sampai
pemasangan, training dan testing commissioning hingga penyerahan seluruh instalasi
dalam keadaan sempurna sebagaimana yang diatur dalam spesifikasi teknis ini atau
dokumen kontrak lain yang berkaitan.

Jenis-jenis pekerjaan yang dimaksud antara lain :

 Pekerjaan kabel tegangan rendah untuk suplai daya ke MVMDP, Trafo dan
kabel tegangan rendah dari Trafo ke LVMDP dan panel TR lainnya.
 Pekerjaan panel sub distribusi (SDP), panel penerangan dan panel-panel
tenaga (catu daya peralatan Mekanikal)
 Pekerjaan pentanahan pengamanan
 Pekerjaan testing dan commissioning untuk seluruh jenis pekerjaan diatas dan
lain-lain yang terkait dengan pekerjaan Elektrikal.

2. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran seluruh skope pekerjaan maka seluruh bidang kegiatan harus
terkoordinasi agar satu bidang dengan bidang lain tidak saling terbentur dalam
pelaksanaannya. Andaikan kalau terpaksa kontraktor harus membongkar, membobok,
menggali tembok, lantai atau apa saja untuk pemasangan instalasi daya, maka
kontraktor harus mengembalikannya ke keadaan semula dengan lebih dahulu
mengkonsultasikannya dengan Pemilik/Wakilnya.
Koordinasi yang dimaksud adalah dengan pekerjaan struktur, arsitek/finishing, dan
mekanikal (plumbing dan VAC).
b. Ketentuan
1. Standar dan Peraturan
Seluruh pekerjaan yang dilakukan harus mengacu kepada standard dan peraturan yang
terdapat di :
 Standar ICAO
 Standar Nasional Indonesia, SNI-0225-2011 tentang Persyaratan Umum

PT. INDULEXCO 2 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Instalasi Listrik (PUIL-2011)


 Standar Nasional Indonesia, SNI-04-3593-1994 tentang Instalasi Listrik
Untuk Bangunan (khususnya bagian 2 : prinsip dasar)
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6197-2000 tentang Konservasi Energi
Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara
Perencanaan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan
Bahaya pada Bangunan Gedung.
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir
Pada Bangunan Gedung.
 Standar dan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku
khusus Pada Operator Pennyedia Listrik Setempat.
● Standar Nasional Indonesia, SNI-04-7018-2004 tentang sistema pasokan
daya listrik darurat dan siaga
Jika ternyata dalam standard dan peraturan di atas terdapat pertentangan satu sama
lain maka yang berlaku adalah standard dan peraturan yang tertinggi ditinjau dari segi
teknis. Jika ada perencanaan yang bertentangan dengan standard dan peraturan yang
berlaku maka kontraktor harus segera memberitahukannya ke pada Pengawas/MK.

Jika ternyata terdapat pertentangan antara gambar dengan spesifikasi teknis maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis paling tinggi.
2. Tenaga Ahli Pelaksana
Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi teknis maka
kontraktor wajib menyediakan seorang tenaga ahli dibidang elektrikal dengan
pendidikan minimum sarjana muda dan sudah berpengalaman dibidangnya minimal 5
(lima) tahun. Tenaga ahli ini akan ditempatkan di site secara terus menerus (full timer)
dan yang bersangkutan harus menyatakan secara resmi sebagai tenaga ahli penuh dari
kontraktor tersebut. Tenaga ahli ini mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan-keputusan teknik, bertanggung jawab penuh dalam menerima instruksi-
instruksi, petunjuk dan perintah secara langsung.
Untuk pemasangan peralatan/komponen maka kontraktor wajib menyertakan ahli yang
ditunjuk pabrik/agen dari peralatan tersebut.
3. Skedule Pelaksanaan

PT. INDULEXCO 3 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Segera setelah kontraktor menerima surat perintah kerja (SPK) kontraktor harus
membuat skedule pekerjaan dan menyerahkannya kepada Pengawas/MK untuk
disetujui.
4. Bahan dan Perlengkapan Peralatan
Bahan dan perlengkapan peralatan harus merupakan "standard products" dari pabrik
yang menghasilkannya. Dalam pengajuan maka kontraktor harus menyertakan brosur,
katalog, ukuran, warna atau keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik yang akan
dinilai oleh pihak Pengawas/MK apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
Sebelum pemesanan barang tertentu sesuai persetujuan maka kontraktor harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan. Semua peralatan yang ditawarkan
harus terjamin pengadaannya beserta sparepartsnya dalam waktu yang cukup lama
dengan menunjukkan surat jaminan dari agen tunggalnya. Juga harus ditunjukkan
bahwa pemakaian barang atau perlengkapan yang disebutkan sudah disetujui instansi
yang berwenang untuk itu.
5. Nama Pabrik/Merk yang disebutkan
Jika dalam spesifikasi ini disebutkan nama pabrik atau merk sesuatu jenis komponen/
peralatan maka kontraktor dapat mengajukan merk tersebut atau merk lain yang setara
dengan merk terdahulu dan disetujui oleh Pengawas/MK.
6. Klasifikasi Kontraktor.
Kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini harus memiliki pas instalasi PLN minimum
golongan C yang masih berlaku pada tahun berjalan disamping pas lain yang
diperlukan untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.
7. Testing dan Commissioning
Kontraktor harus menyediakan peralatan, ahli serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pengujian terhadap peralatan serta instalasinya.
9. Garansi dan Training
Garansi bahan/peralatan yang diinstalsi berlaku, selama 180 hari setelah penyerahan
pertama
Training operator dilakukan sesuai prosedur pabrik.
10. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar yang ada menunjukkan sistem dari pekerjaan, juga menunjukkan tata
letak dari peralatan yaitu seperti panel-panel, kabel, atau peralatan-peralatan lainnya.

PT. INDULEXCO 4 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Seandainya kontraktor menemukan kejanggalan atau kesalahan ataupun perubahan


peletakan peralatan karena kondisi lapangan maka kontraktor wajib
memberitahukannya kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan
sebelum pelaksanaan di lapangan.
11. Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh
Pemborong maka Pemberi Tugas dijamin dan dibebaskan dari segala macam tuntutan
Yuridis atau tuntutan lainnya.

c. Penyerahan
1. Petunjuk Pemeliharaan, Petunjuk Pengoperasian dan Suku Cadang diserahkan/
disampaikan kepada Pemilik dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pemakaian oleh
Pemilik.

* Petunjuk Pemeliharaan
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan :
 Detail spesifikasi teknis
 Petunjuk operasi start
 Rekomendasi tahapan pengoperasian & pemeliharaan
 Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan.

* Petunjuk Pengoperasian
Hal ini menyangkut uraian prinsip operasi dan diagram instalasi. Cara operasi
diletakkan pada peralatan atau bersama dengan wiring diagram kontrol pada
ruang peralatan tersebut.

* Suku Cadang
Semua suku cadang yang diperlukan suatu peralatan harus dapat diperoleh
dalam waktu kurang dari 8 jam dan dijamin keberadaannya secara kontinyu.
2. Daftar Material
Pada waktu pengajuan peralatan yang akan digunakan maka kontraktor harus
melampirkan "Daftar Material" yang lebih terinci dari semua peralatan yang akan
dipasang. Harus disebut pabrik, merek, type yang disertai brosur atau katalog dengan
data spesifikasi yang jelas dan telah diberi tanda.

PT. INDULEXCO 5 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Gambar-gambar Kerja/Shop Drawing


Sebelum daftar spesifikasi material diajukan maka Kontraktor wajib menyerahkan shop
drawing yang menunjukkan detail-detail cara pemasangan untuk disetujui Pengawas/
Direksi. Dalam shop drawing diikutsertakan daftar katalog data dari pabrik, literatur,
uraian-uraian, diagram, data ukuran, nama pabrik, serta pihak pemasok material
tersebut. Penyerahan shop drawing harus serentak untuk tiap jenis pekerjaan tidak
boleh sebagian-sebagian dan dibuat rangkap 4 (empat). Shop drawing yang dimaksud
dan yang harus diajukan adalah :
 Panel distribusi
 Panel-panel daya dan penerangan/outlet box
 Detail-detail pemasangan lampu/outlet
 Dan lain-lain yang diminta Pengawas/Direksi lapangan, serta
usulan/perubahan dari rencana yang diminta dalam dokumen ini.

d. Pengamanan Pekerjaan
 Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan
peralatan sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu
dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.
 Selain daripada hasil pekerjaannya, kontraktor juga harus memperlakukan perlindungan
terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau terganggu oleh akibat kegiatan
pelaksanaannya.
 Kerusakan yang terjadi sebelum serah terima pertama pekerjaan adalah tanggung
jawab kontraktor. Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa diminta dan dengan tanpa
tambahan biaya.

e. Uraian Sistem
1. Sistem Pemasok Daya Listrik
Suplai listrik dari sistem kawasan bandara yakni suplai daya antara PLN dan genset..

PT. INDULEXCO 6 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Sistem Pencatuan Daya Listrik


Pada proyek ini daya dari power house dialirkan ke MVMDP menuju Trafo menjadi
tegangan rendah disalurkan ke panel LVMDP. Dari LVMDP ini daya baru disalurkan ke
titik-titik beban secara radial.
3. Sistem Kontrol dan Monitor
Untuk kelancaran operasi peralatan, penghematan energi dan mempertimbangkan
pemeliharaan maka keadaan sistem perlu dikontrol dan dimonitor secara sentral
Untuk maksud tertentu misalnya pemeliharaan, tingkat prioritas, sesuai keadaan
peralatan maka pengontrolan hanya dilakukan secara lokal saja.
4. Sistem Proteksi
Sistem proteksi direncanakan untuk kelebihan beban dan hubung singkat baik untuk
panel tegangan menengah, panel utama tegangan rendah maupun panel penerangan
dan panel tenaga yang dilakukan secara bertingkat.
Semua bagian metal dari peralatan harus ditanahkan dan untuk pentanahan digunakan
sistem Pentanahan Netral Pengaman (PNP) seperti yang diatur dalam PUIL 2011.

1.2. PRODUK / BAHAN

A. Distribusi Daya.
Pekerjaan yang dimaksud adalah panel MVMDP, Trafo, LVMDP panel-panel penerangan,
panel-panel tenaga, instalasi pengkabelan tegangan rendah .
1. Pekerjaan Transformator
a. Lingkup Pekerjaan.

 Trafo dan perlengkapan/assessorinya

 Pentanahan netral Trafo dan pentanahan pengaman.

 Koneksi kabel kontrol ke Panel ATS/LVDP.

b. Persyaratan Transformator distribusi.

Tipe/jenis
Transformeter yang digunakan adalah Transformator Oil (Oil Immerse) ,
untuk penggunaan didalam gedung.

Transformeter yang disetujui akan dikirim ke proyek. Peralatan dianggap


telah diterima jika semua syarat-syarat administrasi dan teknis sudah
dilengkapi dan telah disetujui pemilik/konsultan MK

PT. INDULEXCO 7 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Jika peralatan sudah tiba di proyek tetapi belum mendapat persetujuan dari
pemilik/konsultan MK maka barang tersebut masih tanggung jawab penuh
kontraktor. Serah terima ke I dianggap selesai jika kondisi operasi yang
diinginkan telah tercapai dengan pengetesan operasi tanpa beban dan
dengan beban disaksikan pihak pemilik/konsultan MK.

c. Material dan Peralatan


Dalam mengajukan transformator yang akan digunakan maka kontraktor harus
menyertakan brosur/katalog detail-detail dari seluruh peralatan untuk dapat
disetujui Pemberi Tugas/Managemen Konstruksi.
Seluruh peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru yang
dinyatakan dengan surat dari pabrik/agen tunggal peralatan tersebut.
Pemborong harus memberi garansi seluruh peralatan yang dipasok selama 1
(satu) tahun setelah serah terima kedua.
d. Sistem Pelayanan

 Rating tegangan : 24000 Volt.

 Tegangan primer : 20.000 Volt.

 Tegangan sekunder : 231 - 400 Volt.

 Frequency : 50 Hz.

 Tingkat gangguan : 500 MVA pada 20 KV

e. Kondisi Pelayanan.

 Temperatur keliling : 40oC (max)

 Kelembaban : 100%

 Ketinggian : 60 m diatas permukaan laut.

f. Standard
Transformator ini harus sesuai dengan standard IEC 76, dan IEC 144 dan
IEC 726.

g. Data-data Teknis

1. Belitan primer (medium voltage) dan belitan sekunder (low voltage)


harus terdiri dari penghantar tembaga yang dicelupkan dalam oil type
diala B.

PT. INDULEXCO 8 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Masing-masing belitan terpisah sebagai tabung belitan dengan


hubungan mekanis yang tidak kaku antara keduanya. Tabung-tabung
tersebut tidak dapat menyerap kelembaban dan harus cocok untuk
kondisi tropis dengan temperatur keliling tidak melebihi 50 oCdan
kelembaban udara 100%.

3. Inti besi transformer harus terlindungi terhadap korosi dengan resin coat
yang tebalnya tidak kurang dari 1 mm. Semua bagian-bagian besi dari
transformer kecuali inti besi harus digalvanisasi panas (hot galvanized).

4. Belitan transformator harus dilindungi terhadap panas belitan lebih oleh


sistem thermistor (bagian dari PT 100) yang akan membuka CB secara
otomatis. Titik netral transformator harus dihubungkan dengan terminal
pentanahan luar.

5. Titik netral harus dikeluarkan dengan terminasi dan dihubungkan ke


peralatan/ panel.

6. Spesifikasi teknis khusus :

 Rating power : Liahat gambar.

 Tegangan primer : 20.000 Volt (3 phase)

 Tegangan sekunder : 231-400Volt (3 phase)


 Frequenzy : 50 Hz

 Impedance : 5-7%

 Group vektor : DYn - 5

 Duty cycle : Continious

 Kelas isolasi belitan :F

 Tingkat kebisingan : kurang dari 40 dB

 Daya hubung singkat pada sistem jaringan : 500 MVA.


 Bil belitan primer : 125 KV untuk impuls voltage 25
KV power frequency test voltage.

 Bil belitan sekunder : 50 KV untuk impuls voltage 5


KV power frequency test voltage.

PT. INDULEXCO 9 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7. Komponen pelengkap

 Tap kumparan primer : - 5%, - 2.5%, 0, + 2.5%, + 5%.

 Papan nama yang menunjukkan tahun pembuatan, pabrik asal


dan spesifikasi teknis.

 Termometer.

 Sisi tegangan menengah menggunakan "elastimold bushing"


dan sisi tegangan rendah bushing.

 Terminal pengangkat.

 Terminal pentanahan.

 Flat rool dua arah.


8. Finish.
Transformator harus dapat bekerja pada keadaan cuaca panas dan
lembab serta harus diberi finish agar tahan cuaca tropis. Finish yang
akan digunakan harus disebutkan dalam penawaran.

9. Garansi.
Pabrik pembuat transformator harus memberikan garansi terhadap
transformator yang akan dipasang. Sertifikat pengetesan dari
transformator yang dikeluarkan pabrik harus diberikan sebelum
pengetesan/pengujian disertakan pada penyerahan transformator
tersebut. Sertifikat tersebut harus menunjukkan bahwa transformator
tersebut telah sesuai dengan standard yang direkomendasi.
Seandainya transformator tersebut mengalami kegagalan dalam
pengetesan maka kontraktor bertanggung jawab kepada pemberi
tugas, untuk dapat mengganti transformator tersebut.

h. Pengujian Transformator.

 Pengujian tegangan impulse, dan kenaikan temperatur.

 Pengukuran tahanan kumparan, pemeriksaan polaritas, hubungan fase


dan perbandingan kumparan.

 Pengujian beban nol dan beban penuh.

 Pengujian rugi besi dan tembaga.

PT. INDULEXCO 10 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Pekerjaan Panel
Yang dimaksud dengan pekerjaan panel adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyediaan rumah/box panel & komponen-komponen seperti,
fuse, switch, CB, kontaktor dan lain-lain.

2.1. Panel Tegangan Menengah (MVDP)


Panel tegangan menengah (PTM) harus dari type "metal enclosed" untuk
pemasangan didalam ruangan harus diusahakan agar semua komponen
tahan terhadap cuaca lembab dan panas dan harus difinishing secara tropis.
Panel ini harus dibuat sesuai dengan standard IEC dan local SNI standard.

 Sistem dan Kondisi Pelayanan.


 Rated-service voltage : 24/20 KV

 Temperatur sekitar : 42oC (max)

 Humidity : 100%

 Teg test selama 1 menit : 50 KV

 Tegangan impuls : 125 KV

 Frequency : 50 Hertz
 Arus normal busbar : 1000 A

 Kap max short circuit : 500 MVA

 Kap short time current


untuk 1 second : 16 KA

 Konstruksi dan Komposisi


Harus diusahakan sedemikian rupa agar cara-cara operasi sesederhana
mungkin dan selalu dalam keadaan aman. Untuk itu konstruksi dan
komposisi dari pintu dan tuas pembuka/penutup harus kokoh.
Bagian busbar harus dipisahkan dari komponen-komponen dalam panel
tersebut. Panel-panel kubikel harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan
tidak kurang dari 2,2 mm dengan ukuran yang standard sehingga bagian-
bagiannya dapat dipertukarkan dengan mudah dan masing-masing kubikel
harus terpisah satu sama lain dengan plat pemisah. Setiap kubikel terdiri

PT. INDULEXCO 11 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dari ruangan busbar dengan penutup yang dapat dilepas dengan mur/skrup
dan dapat dibuka dengan handel setelah switchgear dimatikan/ditanahkan.

 Sistem Interlock Panel.


Perlengkapan untuk locking dan interlocking harus disediakan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam operasi dan menjamin
keselamatan petugas. Peralatan ini bekerja mekanis dan mempunyai
kekuatan mekanis lebih besar dari alat yang dikontrol.

 Interlock Pintu
 Pintu tidak dapat dibuka bila switch dalam posisi tertutup dan
bila switch pentanahan dalam posisi terbuka.
 Pintu tidak dapat ditutup bila switch pentanahan dalam keadaan
terbuka.

 Interlock untuk Switch TM.

 Switch dapat dioperasikan bila pintu dalam keadaan tertutup.

 Interlock untuk switch pentanahan.

 Switch pentanahan tidak dapat ditutup bila switch utama dalam


keadaan tertutup.

 Test dan Pengujian.

 Test Routine.

 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang


dimaksud.
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel.

 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock.

 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

 Pengujian dengan tegangan.

 Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik pembuat tidak dapat


menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK).

 Test kekuatan tegangan impuls.


 Test kenaikan temperatur

PT. INDULEXCO 12 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Test kekuatan hubung singkat.

 Test untuk alat-alat pengaman.

 Media Insulasi.
Media insulasi yang digunakan adalah SF-6 (sulphur hexafluride) yang
memakai standard IEC (Sealed for life). Tekanan relatif untuk load breack
switch sebesar 0.5 bar dan circuit breacker sebesar 1,5 bar.

 Kubikel Peralatan (Kompact/integral dengan peralatannya)


 Incomming/Outgoing cubicle.
Cubicle terdiri dari peralatan-peralatan:

 Satu set busbar 1000 A.

 Satu buah load break switch, 1000 A, 20 KV, 500 MVA, 3 pole
yang dapat dioperasikan dengan tangan atau secara otomatis
dengan media isolasi : SF-6. Lood breaker switch ini harus
dilengkapi dengan pegas (spring stored energy) sehingga
dapat bekerja secara cepat pada waktu menutup dan
membuka.

 Satu buah switch 3 pole pembumian dioperasikan secara


mekanis dari muka panel. Sebuah kotak akhir kabel TM
dengan inti Cu dengan ukuran yang sesuai.

 Petunjuk adanya tegangan berupa capasitive voltage deviders


yang dilengkapi dengan lampu indicator.
 Indicator turunnya tekanan SF-6 (satu perpole dari kontak
pressure switcth).

 Indicator hubung singkat ke tanah terdiri dari trafo arus yang


dipasang pada kabel tegangan menengah, kotak berisi relay
serta penyearah dan batteray yang dipasang dalam gardu,
demikian juga lampu indicator yang dipasang di dalam gardu.

 Metering Cubicle.
Kubikel ini terdiri dari :

 Satu set busbar 1000 A

PT. INDULEXCO 13 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Satu buah disconector dapat dioperasikan dari muka penel.

 Tiga fuse HRC, tiga transformator tegangan (class 0,5 IEC


186) dan tiga trafo arus (arus primer/sekunder adalah 150/5 A,
class 0,5 dan dapat menahan tekanan arus dengan kapasitas
3 KVA).

 Tiga buah Ampere Meter.

 Satu buah KWH meter 3 phasa dan 1 buah Volt meter


dilengkapi selektor switch dengan range 0 - 25 KV.

 Satu buah frekwensi meter.

 Garansi :
Pemborong wajib menyerahkan surat jaminan dari pembuat pabrik
berupa sertifikat pengujian yang menyatakan bahwa panel dibuat
sesuai standard.
Bila panel dibuat tidak memenuhi standard maka Pemborong
bertanggung jawab untuk penggantian sampai panel tersebut lulus
pengujian. Dokumen-dokumen harus diserahkan dalam rangkap tiga
untuk persetujuan pemberi tugas/konsultan MK mengenai : data-data
teknis, gambar-gambar konstruksi, sertifikat pengujian dari pabrik dan
petunjuk-petunjuk operasionil.

2.2. Panel Distribusi Tegangan Rendah(LVDP)

a. Tipe/Jenis.
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) ini harus dari tipe "free standing
metal enclosed", FULLY TYPE TESTED FORM 4b, untuk pemasangan di
dalam ruangan. Komponen harus tahan terhadap cuaca lembab dan panas
dan harus bersifat tropois dan sesuai dengan standard.
b. Sistem dan Kondisi Pelayanan.
 Tegangan kerja : 380/220 Volt, 3 phasa, 4 kawat.
 Frequency : 50 Hz.

 Temperatur : 45oC
 Humidity : 95% max.

PT. INDULEXCO 14 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Ketinggian : 60 m.
 Tegangan uji : 3000 V.
 Kemampuan arus : 30 KA hubung singkat.

c. Konstruksi dan Komposisi/Komponen

 Terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan penguat besi siku


50x50x5 mm dan besi U 50x38x5 mm.

 Kotak panel diproses cat dasar tahan karat dibagian luar dan dalam
sebelum di cat akhir.

 Pintu panel mempunyai kunci dengan dua buah sistem plug in


berpegas diatas dan dibawah dengan tuas yang rata permukaannya.
Daun pintu harus diketanahkan.

 Panel harus sesuai dengan sistem 3 phase 5 kawat dan 5 bus bar
dimana busbar pentanahan diletakkan terpisah di bawah. Busbar
netral dan pentanahan diletakkan berseberangan (atas dan bawah).

 Kotak panel dan benda konstruktif lainnya yang tidak bertegangan


harus dihubungkan secara listrik ke busbar pentanahan.

 Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar harus


dilapisi bahan untuk mencegah oksidasi.

 Ukuran fisik panel tidak mengikat karena mengacu pada


komponen yang digunakan pabrik pembuat.

 Semua komponen panel harus dipasang kokoh dan harus bebas dari
gangguan mekanis yang mungkin terjadi.

 Circuit breaker yang dipasang harus mempunyai high breaking


capacity yang sesuai gambar.
Setiap Circuit breaker ini dilengakapi dengan minimum dua kontak
bantu yaitu normaly open dan normaly closed atau sesuai kebutuhan.
Setting yang tertulis di gambar merupakan setting minimum ampere
trip.

PT. INDULEXCO 15 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Voltmeter yang digunakan adalah jenis moving iron system,

rectangular meter (75x75) mm2 dengan quadrant scale dan class


1,5. Voltmeter pengukuran dengan voltmeter selector switch harus
mempunyai posisi 3 kali terhadap phase dan 3 kali phase terhadap
netral serta empunyai satu kali posisi off. Range pengukuran
voltmeter adalah 0 - 500 volt.
 Amperemeter yang digunakan adalah jenis moving iron system,

rectangular (75x75)mm2 dengan quadrant scale class 1,5.


Amperemeter yang digunakan mempunyai range measuring dari 0
sampai minimum sama dengan AF-CB yang diukur seperti yang
tertera pada gambar dan juga dilengkapi amperemeter selector
switch.
 Untuk pengukuran arus menggunakan trafo arus yang sesuai
dengan amperemeter dan tahan menerima impact arus terbesar
yang mungkin terjadi.
 Jenis CB yang digunakan terdiri dari jenis moulded case circuit
breaker (MCCB) untuk amperetrip lebih besar atau sama dengan 16
ampere dan lebih kecil dari 800 A., dan untuk CB-CB yang rating
amperetripnya dibawah 16 A digunakan jenis miniature circuit breaker
(MCB). Rating Ampere-trip yang tertera pada gambar adalah rating
ampere setting minimum.
 Tutup muka panel harus dilengkapi dengan pilot lamp untuk
menyatakan tegangan RST, pilot lamp untuk push-button on/off yaitu
untuk menyatakan sistem suplai daya motor-motor sudah on atau
off, juga pilot lamp untuk remote kontrol.
 Warna-warna untuk pilot lamp adalah : untuk phase RST masing-
masing merah, kuning dan hijau. Untuk menyatakan sistem operasi
motor(peralatan mekanikal) sudah on dipakai lampu warna merah
sedang kalau sedang off dipakai warna hijau.

PT. INDULEXCO 16 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.3. Panel-Panel Tenaga.


Tipe dari panel dapat freestanding atau wall mounted, sedang kondisi
pelayanan konstruksi, komposisi komponen, merk komponen seperti tersebut di
atas. Sesuai fungsi/pengoperasiannya maka komponen-komponen harus
mampu dan sesuai dengan point 1.2.c (Sistem Catu Daya Peralatan Mekanikal)

2.4.. Panel panel Penerangan

Panel dibuat dari pelat baja tebal 2 mm dengan penguat besi. Cat dasar
anti karat dibagian luar dan dalam sebelum cat akhir dengan cat oven
abu-abu. Pintu panel mempunyai kunci dua buah sistem plug in berpegas
diatas dan dibawah dan tuas rata permukaan. MCB dengan arus hubung
singkat untuk group lampu 6 KA untuk group kotak kontak 15 KA. CB terdiri
dari type moulded plastic, tiga phase quick break dengan range minimum
seperti di gambar. Konstruksi panel dan komponen-komponen yang
digunakan untuk panel lampu sesuai yang telah diuraikan di atas.

B. Sistem Catu Daya Peralatan Mekanikal


1. U m u m
Sistem instalasi listrik yang dimaksud disini, ialah semua pelaksanaan
instalasi :
 Pengadaan dan pemasangan panel mesin-mesin/peralatan
mekanikal.
 Pemasangan kabel tenaga, mulai dari panel bersangkutan sampai ke
mesin-mesin/peralatan mekanikal yang dipasang, termasuk dida-
lamnya, penarikan-penarikan kabel untuk pengaman dan pengontrol
(catatan : jika pengontrol/ monitoring yang dimaksud dari BAS maka
penarikan kabel kontrol adalah lingkup BAS).
 Rangkaian sistem pengaturan otomatis dari suhu, aliran udara dan
sinyal lainnya, beserta seluruh peralatan yang diperlukan agar sistem
pengaturan dapat bekerja dengan baik, sehingga sistem yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan (lingkup pekerjaan sesuai sistem
yang diatur, lihat spesifikasi mekanikal).

PT. INDULEXCO 17 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua bahan-bahan yang dipergunakan (kabel-kabel, komponen-


komponen dari panel daya, pengontrolan dan pengamanan) harus
berkwalitas baik dan dalam keadaan baru.
2. Peralatan/Produk
 Tiap-tiap unit/sistem mempunyai sistem pengoperasian tersendiri.
 Pada tiap-tiap phase dari panel-panel daya/pengaman harus
mempunyai lampu indikator. Alat- ukur hanya dipasang jika tertera
pada gambar rencana atau Bill of Quantity.
 Semua panel, switch, indikator-indikator, alat-alat ukur tegangan dan
arus diberi plat nama/label yang jelas dan tidak mudah rusak
(nama harus sesuai dengan fungsi dari alat yang bersangkutan).
 Semua alat-alat ukur harus dipasang pada daerah kerja yang
paling sesuai dan ketelitian maksimum 1,5% .
 Pada tiap-tiap panel daya, harus diberi group cadangan minimal 2
group atau sesuai gambar.
 Kecuali ditentukan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain sesuai
gambar maka catu daya pada peralatan mekanikal (terutama motor
penggerak) harus dilengkapi dengan overload relay, system starter
dengan ketentuan sebagai berikut :

Besarnya Power Input Motor Jenis Starter yang boleh


digunakan + overload protection
- s/d 5 kw - DOL (Direct On Line)
- 5 kw - 25 kw - Star-Delta Starter
- 25 kw ke atas - Soft Starter

 Semua bagian/plat besi dari peralatan harus di cat dengan cat anti
karat.
3. Pelaksanaan Pemasangan Instalasi
 Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa ataupun tidak harus
diusahakan tidak nampak dari luar (tertutup).

PT. INDULEXCO 18 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua hantaran NYY ataupun NYFGbY, dipasang secara out bouw


di klem pada bagian atas dari lantai/ruang AHU.
 Kabel-kabel yang menyelusur dinding bata, dipasang dalam
plesteran dengan pipa pelindung (pemasangan pipa harus
dilakukan sebelum dinding yang bersangkutan diplester/disalut). Jika
dipasang outbow maka pipa pelindung harus di klem pada pasangan
bata.
 Semua hantaran/kabel yang dipasang menyusur lantai harus
dipasang dalam pipa baja galvanized dengan ukuran yang sesuai
dan pipa harus ditanahkan.

C. Sistem Penangkal Petir & Pentanahan Pengaman

1. Umum.
Sistem Penangkal Petir bangunan ini dimaksudkan untuk melindungi
bangunan/peralatan dari kemungkinan adanya sambaran petir.Sistem
Pentanahan Pengaman dalam spesifikasi ini adalah semua usaha untuk
melindungi peralatan dari bahaya akibat adanya tegangan sentuh baik
langsung/tidak langsung.
2. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan terdiri dari : pengadaan bahan dan alat, dalam hal ini
konduktor batang penerima (penangkap petir) penyalur muatan listrik,
penyangga konduktor, pipa instalasi, sambungan-sambungan, elektroda
pembumian dan perlengkapan lain-lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
Kecuali pipa instalasi dan box test semua bahan/alat harus dari bahan yang
sama dengan konduktor.
Adapun lingkup pekerjaan ini sebagai berikut :
 pemasangan
 pengujian-pengujian
 perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan.

3. Pemasangan.
Pemasangan harus sesuai petunjuk pada gambar dimana konduktor diletakkan
pada shaft sebagai petunjuk saja. Penyesuaian letak dan cara pemasangan
harus di sesuaikan dengan keadaan lapangan, karena keadaan lokasi

PT. INDULEXCO 19 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

sebenarnya yang kemudian dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Konduktor dan semua alat bantunya harus kokoh secara
listrik maupun mekanik.
4. Persyaratan Teknis.
a. Konduktor.
Konduktor yang akan dipakai sebagai penyalur muatan listrik ke bumi

adalah kabel Coaxial 50 mm2. Penyangga konduktor harus terikat dengan


kokoh, jarak antara penyangga konduktor maksimum 0,5 meter.
Sambungan-sambungan yang dipasang harus menghasilkan kotak-kontak
yang baik secara listrik maupun mekanis. Sambungan-sambungan juga
harus dapat dibuka dengan mudah untuk pemeriksaan. Sudut belokan
konduktor tidak boleh lebih besar dari 90 derajat. Konduktor harus dijamin
dapat mentransfer dengan aman muatan listrik ke elektroda pembumian.
b. Pembumian.
Tahanan pembumian sistem(sistem Treatment khusus) yang
direncanakan maksimum adalah 5 ohm (penangkal petir) sedang untuk
peralatan listrik dan elektronik lebih kecil 2 ohm. Ground rod harus terbuat
dari batang tembaga massif dengan diameter minimum 1 inch dan
panjang tidak kurang dari 6 meter. Sambungan pembumian harus terletak
pada bak kontrol, sambungan dari konduktor ke elektroda pembumian
harus dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan pemeriksaan (test box).
c. Bak Kontrol/Kotak Pemeriksaan.
Kotak pemeriksaan dari besi anti karat dan bak kontrol dibuat dari
pasangan beton dengan tutup plat beton bertulang dengan ukuran sesuai
dengan gambar.
d. Peralatan Penunjang.
Kontraktor wajib menyediakan peralatan maupun bahan yang tidak disebut
di spesifikasi teknis ini untuk kelancaran dan pemasangan sistem.

PT. INDULEXCO 20 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.3. PEKERJAAN INSTALASI


a. U m u m
1. Tipe dan Jenis.
Bahan instalasi yang digunakan harus sesuai standard misalnya : kabel sesuai
standard yang diatur di PUIL/SPLN (LMK). Kabel harus baru dan jelas warna
dan ukurannya. Kabel diatas 6 mm harus dipilin (stranded). Instalasi tidak
boleh memakai kabel dengan diameter lebih kecil dari 2,5 mm kecuali untuk
remote control atau kabel kontrol.
Jenis-jenis kabel yang digunakan NYA (untuk penerangan) NYY atau NYFGbY
(untuk peralatan mekanikal dan penerangan taman) dan untuk fire
protection/beban kebakaran memakai cable fire proof. Semua kabel berada
dalam konduit rigid metal galvanized dan diletakkan pada kabel Tray yang ada
atau menempel pada langit-langit.

2. Penyambungan

Tidak diperkenankan adanya sambungan di feeder maupun di cabang-cabang


kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung. Sambungan harus kuat baik
secara mekanis atau secara listrik untuk busduct harus sesuai dengan standard
pabrik.

Dalam menyambung kabel tidak diperbolehkan ada kabel yang telanjang dan
harus memakai konektor yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen, bakelit atau PVC yang diameternya disesuiakan dengan diameter
kabel.

Penyambungan kabel harus sesuai dengan warna masing-masing kabel dan


isolasi penyambungan harus ditest dan disaksikan oleh Pengawas/MK untuk
kemudian disetujui bersama.

b. Konduit.

Untuk instalasi tanpa ceiling digunakan saluran penghantar (konduit) yang di-klem
pada langit-langit/plat lantai sedang instalasi dengan ceiling gantung konduit
dipasang pada tray atau diklem pada langit-langit/plat lantai. Instalasi diluar
bangunan memakai pipa galvanized dan jika ada belokan-belokan dilengkapi
dengan hand-hole. Konduit dalam bangunan memakai pipa PVC high impact

PT. INDULEXCO 21 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

ukuran 5/8" setiap pencabangan atau pengambilan saluran ke luar harus


menggunakan junction box dari bahan yang sama dengan konduit setiap sambungan
yang lebih dari dua harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
Ujung pipa kabel yang masuk di panel dan junction box harus dilengkapi dengan
socket/locknut.
c. Kabel Daya Tegangan Rendah
1. Konstruksi dan Komposisi
Jenis yang dipakai antara lain jenis insulasi PVC seperti NYY atau NYFGbY atau
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Untuk hantaran pentanahan, harus
dipergunakan kabel inti tunggal berisolasi PVC (NYA) atau kabel telanjang.

2. Pengujian
Sebelum dan sesudah dipasang maka dilakukan pengujian sebagai berikut : test
insulasi, test kontinuitas dan test tahanan pengetanahan.
d. Rak Kabel
Rak kabel dari jenis Standard Cable Ladder.
Rak kabel yang digunakan untuk menyangga kabel-kabel instalasi daya dan kabel-
kabel instalasi penerangan. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat
diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi dengan ukuran yang sesuai
(standard pabrik). Semua bagian rak kabel dan penggantungnya harus di cat meni
tahan karat dan di cat finish sesuai dengan proses pabrikasinya. Penggantung rak
kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk
menyangga rak kabel beserta isinya serta harus pula untuk menahan gangguan-
gangguan mekanis lainnya.

1.4. PELAKSANAAN.
a. Persiapan.
Kontraktor harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau bobokan yang
dilakukan pada konstruksi bangunan, yang disebabkan pekerjaan-pekerjaan instalasi
elektrikal. Untuk menghindari sejauh mungkin pekerjaan pembobokan maka semua
inserts, sleeves, receways atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam
tahap pekerjaan konstruksi (Arsitek).

PT. INDULEXCO 22 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Instalasi dan Pemasangan Kabel.


1. Umum.
 Semua ujung kabel harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan kuat agar
mudah untuk mengidentifikasi arah beban. Ujung kabel dimaksud ada dalam panel
maupun beban.
 Setiap ujung kabel harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasi phasa sesuai
peraturan PUIL.
 Kabel daya yang dipasang pada shaft harus menggunakan tangga kabel sebagai
perletakannya serta harus diklem dengan kuat dan disusun rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperbolehkan adanya sambungan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih, harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminalnya.
 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus menggunakan
alat press hidroulic yang kemudian disolder dengan timah pateri.
 Kabel yang ditanam dalam tanah, kedalaman minimum yang harus dicapai adalah 60
cm dan lebar minimum 40 cm, diletakkan pada alas pasir setebal 15 cm, serta di
atasnya dilindungi/ditandai dengan pemasangan batu-bata satu lapis sepanjang
pasangan kabel. Tanda jalannya/arahnya kabel yang dipasang pada permukaan
tanah, dipasang pada setiap jarak minimum 25 meter atau pada tiap-tiap belokan.
 Kabel feeder yang dipasang pada selokan (trench), harus menggunakan support
minimum berjarak tiap 50 cm panjang pasangan.
 Kabel tanah yang terpasang menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya,
harus ditanam minimum 50 cm dibawahnya serta diberi pelindung pipa galvanis
dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
 Kabel yang dipasang di atas langit-langit harus dilindungi dengan pipa atau
diletakkan pada talang kabel.
 Kabel yang dipasang menembus dinding atau beton, harus dibuatkan sleeves dari
pipa PVC klass AW dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
 Alat penyambung yang dipakai berupa las-dop dari merk Legrand atau 3M.
 Penyusunan kabel pada talang kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

PT. INDULEXCO 23 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. "Splice"/Pencabangan.
 Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung
yang bisa dicapai.
 Sambungan pada kabel cabang harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara
elektris, dengan cara-cara "Solderless Connector".
 Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan konektor yang terbuat dari tembaga yang di-isolasi dengan
porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuai-kan dengan
diameter kabel.
3. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk Splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, isolasi tegangan dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan Manufacurer.
Produk yang digunakan "3M" atau setara.
4. Penyambungan Kabel.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
 Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.
 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan PVC/ Protolen
yang khusus untuk listrik.
 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
 Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran selama pengecoran.

PT. INDULEXCO 24 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. Saluran Penghantar Dalam Bangunan.


 Seluruh kabel feeder harus diletakkan pada kabel ladder.

 Untuk instalasi saluran utama penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran


beton (cable trench), kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized
dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole
untuk belokan-belokan.

 Setiap saluran kabel dalam bangunan diletakkan dalam pipa conduit dengan
diameter minimum 5/8 diameter kabel atau di atas kabel ladder. Setiap pencabangan
ataupun pengambilan ke luar harus menggunakan junction box yang sesuai dan
sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction
box.

 Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket/Lock Nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak
ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus di klem ke
bangunan atau rak kabel pada setiap jarak 30 - 50 cm.
6. Pemasangan Kabel Dalam Tanah.
 Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.

 Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan cetakan beton
cor dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.

 Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi pipa galvanized.

 Kabel-kabel yang menyeberang jalan selokan, dilindungi dengan pipa galvanized


atau pipa beton yang dilapis dengan PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang
dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

 Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan,
ditutup dengan pasir setebal 15 cm dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan
akhirnya ditutup dengan tanah urug.

PT. INDULEXCO 25 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus


mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Instalasi/pengkabelan yang telah dipasang harus ditest dengan peralatan Merger
sampai dengan 1000 M ohm.

c. Konstruksi Panel dan Instalasinya.


1. Kabinet.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Kabinet untuk
"panel board" mempunyai ukuran yang proporsional seperti yang dipersyaratkan untuk
panel board, yang besarnya sesuai dengan kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan
ukuran komponen kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara
yang baik untuk memasang dan menyetel "panel board" serta pengoperasiannya.

Kabinet dengan kabel-kabel "Trought Feeder" harus diatur sedemikian, sehingga ada
saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap
kabinet harus dilengkapi disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem Master
key.

Semua kabinet harus di cat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel board listrik, harus dibuat tahan karat
dengan cara "Electro Galvanized". Selain yang tersebut di atas, harus dilapisi dengan
lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
* Bagian dalam dari box dan pintu.
* Bagian luar dari box yang galvanisir atau cadmium plating tak perlu di cat kalau
seluruhnya terpendam, kalau dipakai Zink Cromate Primer harus di cat dengan cat
bakar.
2. Panel-Panel Distribusi.
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjukkan pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel Distribusi
Utama dari jenis indoor type terbuat dari plat baja (metal clad). Konstruksi harus terbuat
dari rangka baja struktur baku, yang bisa mempertahan-kan strukturnya oleh stress
mekanis pada waktu hubungan singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada

PT. INDULEXCO 26 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvre
untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan
PUIL/LMK/VDE untuk peralatan yang tertutup. Semua material dan tombol transfer
yang dipersyaratan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang
tersembunyi.
3. Plat Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breeker) harus dilengkapi dengan plat nama dan dapat
dibaca dengan mudah dari jarak 2 meter.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus
daya atau alat-alat yang disambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam shop drawings.
4. Bus-Bar/Rel.
Bus-bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapisi dengan lapisan
perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus (150% dari arus beban
terpasang) yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No. 630-
D1D4/PUIL 1987). Semua bus-bar/rel di cat dipegang oleh isolator dengan kuat dan
baik pada kerangka panel.
Semua bus-bar/rel harus di cat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan
pada PUIL. Cat tersebut harus tahan sampai temperature 75 Celcius.
Bus-bar disusun untuk penempatan isolator dengan baik untuk sistem 3 phase 4 kawat
seperti ditujukkan dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang
diisolir terhadap tanah, sebuah bus pentanahan yang selanjutnya di klem dengan kuat
pada frame panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan dari peralatan di
kemudian hari.
5. Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup dengan
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut yang divernikel
(stainless) dengan ring tembaga.
6. Cadangan Penyambungan Dikemudian Hari.
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya,

PT. INDULEXCO 27 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus-bar, panel
kayu, switch, circuit breaker dan lain-lain.
7. Alat-Alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter
adalah dari type "Moving Iron Vane Type" khusus untuk panel, dengan skala sirkuit,
flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144x144 mm atau
96x96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5% Posisi dari sakalar putar untuk
voltmeter (Voltmeter selector switch) harus ditandai dengan jelas.
8. Transformator Arus.
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standard-
standard VDE. Pemasangan arus kuat dan dapat menahan gaya-gaya mekanis. Trafo
arus untuk ampermeter juga boleh dipergunakan bersama dengan KWH meter, asalkan
ketelitiannya masih baik. Bila tidak baik, maka harus dipergunakan trafo arus khusus.
9. Sekring.
Sekring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Semua sekring dipasang pada sisi
sumber dari suatu peralatan yang dapat dicabut (draw out) atau sisi beban untuk
peralatan-peralatan harus mempunyai kapasitas induksi 100 KA.
Sekring harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan-peralatan yang
dapat dicabut (draw out).
Untuk setiap panel harus disediakan patron sekring cadangan sebanyak sekring yang
ada, yang disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal yang jelas.
10. Kabel-Kabel Pengontrol.
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/bengkel secara lengkap
dengan kanal dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5
mm2 dari type 600 volt, isolasi PVC.
Panel adalah assembling lokal.
11. Pilot Lamp.
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
* Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T.
* Pilot lamp untuk push button on/off, untuk menyatakan sistem telah on atau off.
* Pilot lamp untuk remote control pada panel untuk menyatakan sistem
jalankan/berhenti sesuai yang diinginkan.

PT. INDULEXCO 28 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Penyediaan dari pilot lamp yang disebutkan di atas merupakan keharusan, biarpun
pada gambar-gambar tidak tertera.
* Warna-warna untuk pilot lamp :
* untuk phase R : warna merah
* untuk phase S : warna kuning
* untuk phase T : warna biru
* untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau dengan saklar,
ataupun dengan "time switch", menyatakan sistem on : warna merah.
* untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau.

d. Instalasi Penangkal Petir & Pentanahan pengaman.


 Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan yang merupakan
bagian konstruksi dari peralatan instalasi mekanikal & elektrikal, harus dihubungkan
menjadi satu secara mekanik dan elektrik dengan baik.

 Rel pentanahan dihubungkan secara langsung pada sistem pentanahan dengan


penampang yang sesuai, dimana sistem ini dihubungkan dengan tembaga ber-diameter
minimal 1 inch ditanam di dalam tanah, sehingga diperoleh tahanan sistem pentanahan
maksimal 2 Ohm.

 Hal-hal di bawah ini harus dihubungkan pada sistem pentanahan :


* panel-panel daya dan penerangan
* pintu-pintu besi
* tangki
* rak kabel/kabel duct
* housing generator
* pompa-pompa
* mesin AC
* dan lain-lain.

 Untuk penghantar pentanahan pengaman digunakan kabel berisolasi, dengan tanda


warna kuning/hijau. Antara titik grounding ke panel menggunakan kawat tembaga
telanjang. Jika tidak ditentukan dalam gambar, diameter penghantar pentanahan
pengaman sama dengan penampang kabel tenaga masuk (incoming cable) pada
panel/peralatan yang bersangkutan.

PT. INDULEXCO 29 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Pengujian.
 Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk mendemonstra-
sikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai terpasang,
memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam spesifikasi
teknis ini.
 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
 Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakan-nya
dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya Konsultan
Pengawas.

2. INSTALASI GENSET
2.1. Umum

2.1.1. Uraian Pekerjaan


Pekerjaan listrik ini meliputi seluruh pengadaan pengiriman peralatan sampai ke lokasi,
penyediaan tenaga kerja dan segala sesuatu yang diperlukan untuk itu sampai
pemasangan, training dan testing commissioning hingga penyerahan seluruh instalasi
dalam keadaan sempurna sebagaimana yang diatur dalam spesifikasi teknis ini atau
dokumen kontrak lain yang berkaitan.

2.1.2. Ketentuan

1. Bahan dan Perlengkapan Peralatan


Bahan dan perlengkapan peralatan harus merupakan "standard products" dari pabrik
yang menghasilkannya. Dalam pengajuan maka kontraktor harus menyertakan brosur,
katalog, ukuran, warna atau keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik yang akan
dinilai oleh pihak Konsultan MK apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.

Sebelum pemesanan barang tertentu sesuai persetujuan maka kontraktor harus


mengajukan contoh bahan yang akan digunakan. Semua peralatan yang ditawarkan
harus terjamin pengadaannya beserta sparepartsnya dalam waktu yang cukup lama
dengan menunjukkan surat jaminan dari agen tunggalnya. Juga harus ditunjukkan

PT. INDULEXCO 30 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

bahwa pemakaian barang atau perlengkapan yang disebutkan sudah disetujui instansi
yang berwenang untuk itu.

2. Nama Pabrik/Merk yang disebutkan

Jika dalam spesifikasi ini disebutkan nama pabrik atau merk sesuatu jenis komponen/
peralatan maka kontraktor harus mengajukan merk tersebut atau merk lain yang setara
dengan merk terdahulu jika terbukti komponen / peralatan tersebut tidak ada dipasang
dan disetujui oleh Pemilik/wakilnya.

3. Klasifikasi dan tenaga ahli Kontraktor.

Kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini harus memiliki pas instalasi PLN minimum
golongan C yang masih berlaku pada tahun berjalan disamping pas lain yang diperlukan
untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu. Penanggung jawab bidang elektrikal dari
kontraktor pelaksana harus bersertifikat tenaa ahli yang diakui LPJK

4. Peraturan Lain-lain

- SNI–04–0225–2000 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000)


- SNI–04–3593–1994 Instalasi listrik untuk bangunan (bagian 2: prinsip dasar)

- Standard/Peraturan Teknis dari Negara lain/internasional yang tidak bertentangan

dengan standard di atas dapat dijadikan pegangan antara lain adalah :


 VDE/DIN Jerman

 British Standard Associates

 IEC Standard

 JIS Japan Standard

 NFC Perancis

 NEMA USA.

 IES Standard.

5. Testing dan Commissioning


Kontraktor harus menyediakan peralatan, ahli serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pengujian terhadap peralatan serta instalasinya untuk mana hal ini
adalah membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya sudah baik
dan dapat berfungsi sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.

PT. INDULEXCO 31 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Testing dilakukan sesuai standard di atas atau yang lain yang disetujui oleh Konsultan
MK Lapangan. Pengujian peralatan yang dimaksud wajib dihadiri oleh Pemberi Tugas
atau yang ditunjuk untuk itu. Kontraktor wajib mengurus perijinan/pengesahan instalasi
dari instansi-instansi yang berwenang yaitu PLN, Pihak Bandara, atau Badan
Keselamatan Kerja setempat.

6. Garansi dan Training

Masa garansi Genset adalah satu tahun. Selama dalam masa garansi kontraktor harus
memberikan training lokal pada 3 orang operator pemilik/pegawai untuk setiap bagian
peralatan dan sistem sampai mereka sendiri mampu untuk mengoperasikan peralatan
tersebut.

Penyerahan surat jaminan oleh Kontraktor disertai dengan gambar sistem dan instalasi
terpasang.

7. Gambar-gambar Rencana

Gambar-gambar yang ada menunjukkan sistem dari pekerjaan, juga menunjukkan tata
letak dari peralatan seperti panel-panel, kabel, atau peralatan-peralatan lainnya.
Seandainya kontraktor menemukan kejanggalan atau kesalahan ataupun perubahan
peletakan peralatan karena kondisi lapangan maka kontraktor wajib memberitahukannya
kepada Konsultan MK secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan sebelum
pelaksanaan di lapangan.

8. Perlindungan Pemilik.

Atas penggunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Pemborong
maka Pemberi Tugas dijamin dan dibebaskan segala macam tuntutan Yuridis atau
tuntutan lainnya.

2.1.3. Penyerahan

1.Petunjuk Pemeliharaan, Petunjuk Pengoperasian dan Suku Cadang diserahkan/


disampaikan kepada Pemilik dalam waktu 30 hari sebelum dimulainya pemakaian oleh
Pemilik.

a. Petunjuk Pemeliharaan

PT. INDULEXCO 32 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Setiap peralatan harus dilengkapi dengan :

 Detail spesifikasi teknis

 Petunjuk operasi start

 Rekomendasi tahapan pengoperasian & pemeliharaan


 Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan.
 Petunjuk Pengoperasian
Hal ini menyangkut uraian prinsip operasi dan diagram instalasi. Cara operasi
diletakkan pada peralatan atau bersama dengan wiring diagram kontrol panel pada
ruang peralatan tersebut.

b. Suku Cadang

Semua suku cadang yang diperlukan suatu peralatan harus dapat diperoleh dalam
waktu kurang dari 8 jam dan dijamin keberadaannya secara kontinyu.

2. Daftar Material
Pada waktu pengajuan peralatan yang akan digunakan maka kontraktor harus
melampirkan "Daftar Material" yang lebih terinci dari semua komponen peralatan yang
akan dipasang. Harus disebut pabrik, merek, type yang disertai brosur atau katalog
dengan data spesifikasi yang jelas dan telah diberi tanda.

3. Gambar-gambar Kerja/Shop Drawing

Sebelum pemasangan peralatan / instalasi dilakukan maka Kontraktor wajib


menyerahkan shop drawing yang menunjukkan detail-detail cara pemasangan untuk
disetujui MK/Konsultan MK. Dalam shop drawing diikutsertakan daftar katalog data dari
pabrik, literatur, uraian-uraian, diagram, data ukuran, nama pabrik, serta pihak pemasok
material tersebut. Penyerahan shop drawing harus serentak untuk tiap jenis pekerjaan
tidak boleh sebagian-sebagian dan dibuat rangkap 4 (empat). Shop drawing yang
dimaksud dan yang harus diajukan adalah :

 Panel Kontrol Genset

 Sistem suplai bahan bakar

 Detail-detail pemasangan

 Dan lain-lain yang diminta MK/Konsultan MK lapangan, serta usulan/ perubahan dari
rencana yang diminta dalam dokumen ini.

PT. INDULEXCO 33 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.1.4. Pengamanan Pekerjaan

1. Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan
peralatan sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam
keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.

2. Selain daripada hasil pekerjaannya, kontraktor juga harus memperlakukan perlindungan


terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau terganggu oleh akibat kegiatan
pelaksanaannya.

3. Dalam hal terjadi kerusakkan, kontraktor diminta untuk segera melakukan upaya
perbaikan atau penggantian yang diperlukan dengan persetujuan dari MK tanpa
tambahan biaya.

2.1.5. Uraian Sistem

1. Sistem Pemasok Daya Listrik

a. Semua daya listrik dalam keadaan normal dipasok dari jaringan PLN/jaringan
Bandara.

b. Sekiranya terjadi gangguan di jaringan PLN/Trafo sehingga daya tidak dapat dipasok
dari sumber PLN maka untuk mengatasi hal ini digunakan generator set.

c. Jika terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka secara manual suplai daya listrik
lantai tersebut harus diputus

Seandainya kebakaran makin berkembang atau membahayakan sirkulasi dari lantai


lain maka semua suplai daya listrik harus diputus kecuali suplai daya untuk lift
kebakaran, pressurized fan, lampu emergency / pengarah.

3. Sistem Kontrol dan Monitor

Untuk kelancaran operasi peralatan, penghematan energi dan mempertimbangkan


pemeliharaan maka keadaan sistem perlu dikontrol setiap saat.

PT. INDULEXCO 34 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Sistem Proteksi

Sistem proteksi direncanakan untuk kelebihan beban dan hubung singkat untuk panel
control genset(PKG) Semua bagian metal dari peralatan harus di tanahkan dan untuk
pentanahan pengaman digunakan sistem Pentanahan Netral Pengaman (PNP).

5. Pembumian Netral

Pembumian titik netral generator harus terpisah dan langsung. Pembumian netral
generator harus terpisah dengan pentanahan pengaman maupun peralatan lainnya.

6. Denah Instalasi Bahan/Peralatan

Sesuai dengan standard/rekomendasi dari Pabrik dan gambar rencana sebagai


pedoman.

2.2. Produk/Bahan

2.2.1. Instalasi Genset


1. Lingkup dan Sistem

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Instalasi Gen-Set mencakup :

 Pengadaan & Pemasangan Gen-Set beserta Panel Kontrol Genset

 Pengadaan & Pemasangan Spring Vibration damper

 Pengadaan & Pemasangan kabel daya/control

 Pengujian operasi Genset(sinkronisasi dengan genset lama & simulasi beban)

 Melatih tenaga operator termasuk pemeliharaannya

 Pengurusan ijin-ijin yang berkaitan dengan pemasangan Genset

1.2. Koordinasi Pekerjaan.

Guna kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diminta untuk


melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain terutama dengan pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut :

PT. INDULEXCO 35 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Pekerjaan Struktur beton(pondasi existing)

 Pekerjaan penyelesaian ruang (dinding, lantai dan ventilasi)

 Pekerjaan instalasi tenaga listrik.

1.3. Sistem dan kelengkapan

a) Genset dimaksudkan untuk berfungsi sebagai sumber tenaga listrik cadangan jika listrik
dari PLN/Bandara mati. Genset harus dapat start dan stop secara automatis. Sistem ini
dilengkapi "Panel Kontrol Genset Standby Unit Generating Set". Jika oleh suatu sebab
Genset gagal start, start harus bisa diulangi secara otomatis sampai tiga kali. Jika tidak
juga berhasil, sistem start tidak bekerja, alarm berbunyi dan menyalakan lampu signal
"gagal start" dan Genset perlu diperiksa kegagalannya. Genset harus dilengkapi dengan
sistem start secara manual dengan memindah selector switch ke posisi manual, baru
generator di-start dengan push button. Jika sumber listrik dari PLN telah bekerja kembali,
pergantian pembebanan dari Genset ke PLN harus diberi tenggang waktu atau time delay
antara 1 sampai 5 menit dengan system pengaturan off sesuai program system

b) Kelengkapan instalasi Gen-Set adalah sebagai berikut :

 Pendingin mesin, sistem radiator.


 Sistem starting lengkap dengan DC power supply dan battery charger dengan
automatic starting.
 Kabel feeder dari Genset ke Panel Kontrol Genset(PKG) dan kabel kontrol
 Sistem pentanahan.
 Spare parts tools dan operation manual books.
 Sistem peredam getaran (spring vibration)
 Sistem sirkulasi udara/Ventilasi & peredam suara ruang Diesel Genset

2. SYARAT PELAKSANAAN

2.1. Kualifikasi Tenaga.

Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah pengawasan dan koordinasi Tenaga Ahli yang
telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi listrik dan pengujiannya,
khususnya yang mendapat rekomendasi dari pabrik mesin Genset yang dipakai.

PT. INDULEXCO 36 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.2. Peralatan.

Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian yang
diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut persyaratan yang diminta
oleh Kontrak maupun oleh Peraturan yang berlaku.

Peralatan tersebut antara lain :

 Peralatan kerja pemasangan instalasi Genset dan penunjangnya.

 Peralatan pengangkat dan pengangkut untuk menempatkan Mesin Diesel pada


pondasinya.

2.3. Standard dan Referensi.

Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standard:

a) Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011).


b) Standard/Peraturan Teknis dari Negara lain yang dapat dijadikan pegangan antara lain :
AVE (Belanda), VDE/DIN (Jerman), BS (Inggris), IEC Standard, JIS (Jepang), NFC
(Perancis), NEMA (USA).

2.4. Sertifikat Uji dari Pabrik.


Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK Sertifikat Uji
Mesin Genset yang dikeluarkan oleh pabriknya guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
2.5. After Sales Service.
Pemborong harus melampirkan dalam penawaran, tentang daftar alamat di Indonesia dari
Badan Perwakilan dan Workshop dari merk Diesel Genset yang ditawar-kan, serta jaminan
bahwa workshop tersebut mampu memberikan jasa purna jual (after sales service) terhadap
type diesel genset yang ditawarkan.
2.6. Syarat Batas Level Suara dan Suhu
Level suara yang ditimbulkan oleh generator set tidak boleh melebihi 80 dB pada jarak 1
m(dalam ruang Genset). Di luar ruangan dengan 60 dB pada jarak 1 m dari dinding ruang.

Temperature maksimum dalam ruang Genset adalah 35oC.

PT. INDULEXCO 37 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN.

3.1. Shop Drawing

Berdasarkan gambar rencana dan petunjuk pemasangan dari pabrik peralatan yang telah
disetujui, Kontraktor diminta untuk membuat dan menyerahkan Shop Drawing kepada
Konsultan MK guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya, yang antara lain
menunjukkan :

 Detail instalasi di ruang mesin

 Detail Pael Kontrol Genset.

 Detail perletakan dan pemasangan mesin & penunjangnya (peredam getaran, suara dan
instalasi bahan bakar serta instalasi lain yang ada dalam ruang tersebut).

Penyerahan ini harus dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini dimulai.
Disamping Shop Drawing, Kontraktor juga harus menyerahkan Daftar peralatan dari seluruh
instalasi Gen-Set ini.

3.2. Katalog dan Petunjuk Pemasangan.

Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan katalog spesifikasi


teknis dan petunjuk pemasangan guna persetujuan pemakaian dan pelaksanaannya dari
Konsultan MK.

3.3. Sertifikat Uji.

Mesin Genset yang akan dipasang harus dilengkapi dengan Sertifikat Uji dari Pabrik dan
harus diserahkan kepada Konsultan MK sebelum pemasangan.

3.4. Garansi.

Pada penyelesaian pekerjaan, setelah testing dan commissioning dilaksanakan, Kontraktor


diminta untuk menyerahkan Surat Jaminan/Garansi Mesin Genset yang dipasang, lengkap
memuat persyaratan jaminannya. Garansi pabrik harus berlaku untuk selama 8000 jam(1
tahun) dari mulai saat penyerahan pertama pekerjaan. Selama masa garansi, Kontraktor &
Pabrik bertanggung jawab penuh atas semua penggantian atau perbaikan yang diperlukan
sebagai akibat dari kerusakan atau kesalahan sistem dan bukan oleh akibat kesalahan
pengoperasian.

PT. INDULEXCO 38 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.5. As-Built Drawing.

Pada penyelesaian pekerjaan, Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan As-built


Drawing untuk seluruh sistem instalasi, baik Genset maupun instalasi penunjangnya.
Pembuatan dan penyerahan As-built Drawing ini juga harus mendapat pemeriksaan dan
persetujuan dari Konsultan MK.

3.6. Serah Terima Genset.

Genset baru dapat diserahterimakan apabila sebelumnya Pemborong telah menyerahkan


kepada Pemberi Tugas dokumen-dokumen sebagai berikut :

 Sertifikat test dari pabrik, brosur teknis Genset, surat garansi, sertifikat dari Depnaker,
as built drawing, buku manual pengoperasian/perawatan
 Berita acara pengetesan uji coba sistem di lapangan.
 Berita acara telah melatih tenaga operator (pernyataan dari operator bahwa mereka
telah mampu mengoperasikan Genset ini).

3.7. Pembersihan.

Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi.
Semua sisa bahan dan sampah yang ada harus diangkut dari site.
Pada penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan
meninggalkannya dalam keadaan rapih dan bersih.

4. PENGAMANAN PEKERJAAN.

4.1. Pengankutan dan Pengangkatan.

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, peralatan utama seperti mesin Gen-Set, panel-panel
dan lain-lainnya diangkut dan diangkat dengan peralatan dan metode yang memadai baik
kapasitas maupun jumlahnya. Pengangkutan dan pengangkatan harus dilakukan dan
diawasi oleh tenaga ahli yang telah ber-pengalaman di dalam teknik-teknik pengangkatan
dan pengangkutan serta harus dilaksanakan dengan aman dan cermat.

4.2. Perlindungan.

Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaanya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan peralatan

PT. INDULEXCO 39 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap terhadap cuaca dan dijaga
selalu dalam keadaan bersih. Selain dari hasil pekerjaannya, Kontraktor juga harus
melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau
terganggu oleh akibat kegiatan pelaksanaannya.

4.3. Penggantian.

Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor diminta untuk segera melakukan upaya perbaikan
dan penggantian yang diperlukan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan dengan tanpa tambahan biaya kepada Pemberi Tugas.

5. PRODUK/BAHAN.
5.1. Mesin Diesel.
1) Peralatan Utama.

Mesin Diesel yang dipakai adalah mesin khusus untuk dapat dikoupling dengan
generator, mempunyai system Energy Management System(EMS) dan dalam keadaan
baru, mempunyai sertifikat lulus test dari pabrik serta dengan ketentuan teknis sebagai
berikut :

- Generator Set sbagai Stand-by Power.

 Kapasitas : 1500 kVA.

 400 Volt, 3 phase, 50 Hz.

 1500 rpm.

 Jumlah 1 (satu) unit.

 Mesin 4 langkah, V engine

 Sistem pendingin dengan water cooled radiator

 Direct fuel injection

 Bahan bakar minyak diesel dengan nilai octane 40 sesuai dengan DIN 51601.

 Sistem start automatis dengan menggunakan accu/battery.

2) Peralatan Bantu.

Mesin itu harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

 Pengatur kecepatan motor dengan menggunakan tegangan 220 V, 50 Hz dan

PT. INDULEXCO 40 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Governor control(Electronic type).


 Spring Vibration damper
 Knalpot (muffer), mampu meredam suara hingga kurang dari 70 dB pada jarak 2
meter dari dinding ruang Genset.
 Fleksibel pipe untuk sambungan pipa knalpot ke mesin.
 Battery charger.

3) Alat Ukur.

Mesin harus dilengkapi alat ukur sebagai berikut :

 Pengukur tekanan bahan bakar pada pompa injeksi.

 Pengukur tekanan minyak pelumas pada inlet saringan maupun pada outlet
sarangan.

 Pengukur tekanan pada udara masuk.

 Thermometer minyak pelumas.

 Thermometer gas buang.

 Thermometer udara masuk.

 Tachometer pengukur kecepatan dan indikator kecepatan pada panel mesin.

 Pengukur waktu operasi.

4) Alat Pengaman.

Mesin harus mempunyai alat pengaman, dapat menghentikan mesin atau memberi
peringatan jika terjadi kelainan sebagai berikut :

 Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi atau terlalu rendah.

 Temperature udara dari turbocharger kurang tinggi.

 Kecepatan putaran terlalu tinggi.

 Temperature air pendingin tinggi.

5) Ketentuan Lain.

 Sistem catu (distribusi) bahan bakar harus dilengkapi dengan pompa injeksi jenis
monoblock, yang elemen-elemennya harus mudah diganti dan dengan kontrol
overflow.

PT. INDULEXCO 41 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Harus mempunyai tanki limpahan yang volumenya cukup.

 Sistem pelumasan dengan "forced feed lubrication".

 Governor mampu diatur secara isochronous dari beban nol sampai beban penuh

6) Peralatan Kerja (Tools) dan Suku Cadang.


Mesin harus dilengkapi peralatan kerja dan suku cadang sebagai berikut :

 1 set standard tools.

 1 set tools bagi pompa injeksi.

 1 set bagi pendingin minyak pelumas.

 1 set kunci bagi governor.

 1 set kunci bagi turbocharger.

 suku cadang untuk perawatan bagi 3000 jam kerja.

5.2. Generator

Generator yang dipakai harus dalam keadaan baru, mempunyai sertifikat lulus test dari
pabrik, dan dengan ketentuan teknis sebagai berikut :

 Kapasitas, tertera di dalam gambar rencana,

 Generator sinkron 3 fase,

 Single bearing,

 Self excisting dan self regulating,

 Brushless,

 Ventilasi sendiri,

 Moisture proof,

 Bebas dari upper harmonic,

 Perubahan tegangan maksimal 1% dan tidak tergantung pada perubahan beban, power
factor, temperature, dan perubahan kecepatan.

 Derajat proteksi IP 23,

 Generator cocok untuk dikopel dengan mesin diesel yang dipakai, di atas satu steel
base frame,

PT. INDULEXCO 42 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Tahan overspeed sebesar 25% di atas nominal.

5.3. Panel Generator.

1) Tombol-tombol Operasi.

 kerja otomatis (automatic start/stop),

 pilih kerja otomatis atau manual,

 sinkronisasi otomatis atau manual

 start manual,

 stop manual,

 circuit breaker "On",

 alarm "Off",

 reset,

 lamp test.

2) Lampu Isyarat.

Pada panel minimal harus terdapat lampu-lampu isyarat (signal lamp) sbb. :

 start,

 start gagal,

 gagal parallel

 masih jalan,

 supervisi jalan,

 circuit breaker "on"

 tekanan minyak lumas rendah,

 temperature tinggi,

 beban lebih.

5.4. Battery Charger dan Accu.

1) Battery charger harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mengisi accu yang
digunakan untuk starter dan untuk catu (distribusi) daya sirkit kontrol.

PT. INDULEXCO 43 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2) Accu paling sedikit berkapasitas 200 AH, dapat terdiri lebih dari 1 buah, ditempatkan di
dalam rak dari metal. Pada alas accu harus diberi bahan timah atau bahan lain yang
tahan asam untuk menampung tumpahan air accu.
5.5. Tangki Harian.

1) Tangki harian harus memiliki kriteria dan perlengkapan sebagai berikut :

kapasitas : 1 x 2000 liter,


material : plat baja 6 mm,
penyangga : struktur rangka baja yang sanggup menopang beban
tangki berisi penuh,
penyelesaian : * catt dasar meni, * cat expoxy 2 lapis, baik bagian
luar maupun dalam, * penyangga juga di cat epoxy.
kelengkapan : * gelas penduga, * drain di dasar tangki, untuk
membuang kotoran minyak dan air, * manhole, untuk
pembersihan.

2) Dari drain harus disambung pipa menuju selokan pembuangan yang terdekat. Dari
overflow harus ada sambungan pipa menuju lokasi tempat pengisian bahan bakar.
3) Tangki harian setelah ditest dan tidak terdapat kebocoran harus diisi penuh (2 x 10000
liter).

5.6. Tangki Mingguan.

1) Tangki mingguan harus memiliki kriteria dan perlengkapan sebagai berikut :

kapasitas : 20000 liter,


material : plat baja 10 mm,
penyangga : struktur rangka baja yang sanggup menopang beban
tangki berisi penuh,
penyelesaian : * catt dasar meni, * cat expoxy 2 lapis, baik bagian
luar maupun dalam, * penyangga juga di cat epoxy.
kelengkapan : * gelas penduga, * drain di dasar tangki, untuk
membuang kotoran minyak dan air, * manhole, untuk
pembersihan.

PT. INDULEXCO 44 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4) Dari drain harus disambung pipa menuju selokan pembuangan yang terdekat. Dari
overflow harus ada sambungan pipa menuju lokasi tempat pengisian bahan bakar.
5) Tangki mingguan setelah ditest dan tidak terdapat kebocoran harus diisi penuh (20.000
liter).

5.7. Pompa Bahan Bakar.

Pompa itu jenis motor listrik & pompa manual yang digerakkan dengan engkol. Dipasang
mati pada tembok, lubang hisap disambung dengan pipa flexible, sedangkan sisi tekan
disambung dengan pipa permanen yang menuju ke tangki harian.

5.8. Pentanahan.

1) Pentanahan titik netral harus dipisah dengan pentanahan pengaman sistem listrik. Nilai
maksimum diperbolehkan adalah 0,5 ohm, diukur pada waktu keadaan kering. Yang
dimaksud kering ialah jika selama 3 hari berturut-turut tidak ada hujan.
2) Pentanahan pengaman (untuk body) dapat disambungkan dengan pentanahan
pengaman sistem listrik.

6. PELAKSANAAN LAPANGAN.
6.1. Pemasangan dan Penyetelan.
a. Pondasi dan Blok Inersia.

 Pondasi Mesin (existing) untuk itu Kontraktor harus memberikan data teknis ukuran
pondasi dan berat mesin yang akan dipasang, serta data teknis getaran yang
diakibatkan oleh beroperasinya mesin- tersebut melalui Konsultan MK.

 Spring Vibration damper dibuat oleh Kontraktor guna dapat mengimbangi getaran
mesin yang terpasang, termasuk di dalamnya pemasangan angkur-angkur yang
dibutuhkan guna pemasangan/pengikatan mesin pada kedudukannya.

Mesin-mesin disetel pada kedudukannya menurut petunjuk/ketentuan dari pabriknya.


Angkur yang dipasang untuk mengikat mesin pada kedudukannya juga dipakai untuk
mengatur kedudukan mesin dalam hal kedatarannya. Untuk itu tiap-tiap angkur tersebut
harus dipasangi mur sebelum mesin diletakkan di atas perletakkannya. Penyetelan mesin
dilakukan dengan pertolongan mengatur kedudukan/ketinggian pasangan mur yang ada
di bawah landasan/alas mesin, hingga kedudukan mesin benar-benar datar/horizontal.
Selanjutnya celah antara Blok Inersia dengan landasan mesin di grout dengan bahan

PT. INDULEXCO 45 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

grouting yang baik dan yang disetujui. Peredam getaran mesin harus sudah merupakan
kesatuan dari mesin. Jika digunakan peredam lain, peredam harus merupakan peralatan
yang direkomendasi oleh pabrik dari mesin yang dipasang.

6.2. Testing & Uji Coba.

Pemborong harus menyelenggarakan serangkaian pengujian sebagai salah satu


persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyerahan pekerjaan. Seluruh pengujian
diselenggarakan oleh Pemborong, termasuk bila harus dilakukan test ulang. Jadwal waktu
kapan akan diselenggarakan dan cara-cara pengujian harus sudah disampaikan ke Direksi
selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum pengujian dilakukan. Sebelum
dilaksanakan testing, Kontraktor harus menyampaikan pada Konsultan MK sebelum
pengujian dilakukan.

Pengujian-Pengujian tersebut paling sedikit haruslah sebagai berikut, antara lain :

 Test Genset.

 Pengetesan di workshop dengan load bank.

 Test beban kosong (no load test),

 Test gangguan (alarm test),


 Test berbeban (load test).

Pada test dilapangan digunakan beban yang ada, Kontraktor harus dapat mengatur
setahap demi setahap dengan beban 25%, 50%, 75%, 100%, 110% berturut-turut selama
10 menit, 20 menit, 30 menit dan 30 menit.

 Test Kerja Otomatis (Main Failure Test).


 Trial Operation Test,
 Manual Operation Test,
 Automatic Operation Test.

 Berdasarkan hasil test di atas Kontraktor harus mengeset relay-relay, dan membuat
prosedur cara operasi, yang dimaksudkan di dalam buku petunjuk operasi.

PT. INDULEXCO 46 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6.3. Pelatihan

Sebelum penyerahan kedua, Pemborong harus telah mengadakan pendidikan dan latihan
selama periode tertentu kepada 3 (tiga) orang calon operator yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.

Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books, dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

3. INSTALASI PENERANGAN DAN STOPKONTAK


3.1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan.
Sistem penerangan dan stop kontak.
 Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan komponennya.
 Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar dan atau grid switches.
 Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan atau stop kontak
khusus.
 Pengadaan dan pemasangan pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya,
seperti box, flexible conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
 Pengadaan dan pemasangan outlet dengan hinged cover dan accessories lainnya.
 Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.
2. Pekerjaan Berkaitan yang Diuraikan tersendiri :
 Pekerjaan Listrik Dasar (panel-panel penerangan)
 Pekerjaan arsitek & interior(langit-langit, lantai dan dinding)
 Pekerjaan Diffuser AC, Speaker, Detektor dan Telepon
 Pekerjaan kontrol monitor(jika ada).

b. Ketentuan

1. Kualifikasi Tenaga.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah pengawasan dan koordinasi Tenaga Ahli
yang telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi listrik dan
pengujian.

PT. INDULEXCO 47 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Peralatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian yang
diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut persyaratan yang
diminta oleh Kontrak maupun Peraturan yang berlaku.
3. Standard dan Referensi.
Standard dan referensi yang digunakan disini adalah :
 Standar ICAO
 Standar Nasional Indonesia, SNI-0225-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL-2011)
 Standar Nasional Indonesia, SNI-04-3593-1994 tentang Instalasi Listrik Untuk
Bangunan (khususnya bagian 2 : prinsip dasar)
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6197-2000 tentang Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perencanaan
Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan
Gedung.
 Standar Nasional Indonesia, SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada
Bangunan Gedung.
 Standar dan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku khusus
Pada Operator Pennyedia Listrik Setempat.
● Standar Nasional Indonesia, SNI-04-7018-2004 tentang sistema pasokan daya
listrik darurat dan siaga
4. Pengujian.
Sebelum pengoperasian lampu-lampu, Kontraktor harus melakukan pengujian/
pengetesan terhadap lampu dan instalasinya untuk membuktikan bahwa pekerjaan
tersebut adalah baik dan dapat diterima untuk dioperasikan sesuai fungsinya.
Testing dilakukan sesuai standard dan peraturan yang berlaku dan wajib dihadiri oleh
Pemberi Tugas atau Wakilnya, serta hasil pengetesan harus dibuat dalam bentuk
laporan untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.

c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh, katalog,
shop drawing guna persetujuan pemakaian dan pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.

PT. INDULEXCO 48 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Pengamanan Pekerjaan
1. Perlindungan.
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaannya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasang. Semua bahan dan peralatan sebelum dan
sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam
keadaan bersih. Semua pipa pelindung kabel dalam tanah yang menembus keluar
dinding pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat pada ujung-ujung dengan
sealant untuk mencegah masuknya air tanah. Selain dari hasil pekerjaannya, kontraktor
juga harus melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan yang mungkin
terpengaruh atau tergantung oleh akibat kegiatan pelaksanaannya.

2. Penggantian.
Jika terjadi kerusakkan, sebelum serah terima pertama pekerjaan, Kontraktor harus
melakukan upaya perbaikan dan penggantian dengan tanpa tambahan biaya.

e. Uraian Sistem.
Dasar dari perencanaan penerangan dan Stop Kontak terutama mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :

 Interior dan Exterior /Lanscape dan hardscape dari bangunan


 Standard yang ada
 Saat terjadi kebakaran.

Sumber daya untuk semua lampu dalam keadaan normal 100% diperoleh dari PLN atau
Genset, sedang jika terjadi kebakaran maka sebagian lampu tetap menyala dengan
sumber daya menggunakan Batterai yang dilengkapi Changer.

3.2. Produk/bahan

a. Kabel dan Konduit.

1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/penghantar harus baru dan jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Kabel, instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti.

PT. INDULEXCO 49 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm 2.


Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :

 Fasa -1 : merah
 Fasa -2 : kuning
 Fasa -3 : hitam
 Netral : biru
 Tanah (Ground) : hijau - kuning (strip).
2. Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa PVC high impact dan diameter
minimum 3/4"
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya, harus menggunakan
jenis dari merk yang sama.
Pipa flexible dari PVC harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(junction box) dan armatur lampu.

3. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacture.

b. Stop Kontak dan Saklar.


1. Stop Kontak
 Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk pemasangan di
dinding/kolom dan pemasangan di lantai (floor outlet).

 Stop kontak dinding/kolom dan outlet lantai harus satu type untuk pemasangan rata
finishing dengan rating 250 Volt, 10 Ampere dan mempunyai terminal phase, metal
dan pentanahan.

2. Stop Kontak Khusus (SKK).


Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 150 cm di atas lantai. SKK harus mempunyai terminal
phasa, netral dan pentanahan dengan rating 250 Volt, 16 Ampere.

PT. INDULEXCO 50 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Sakalar Dinding.
Sakalar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding tipe rocker, dengan rating 250
Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple gangs (Grid Switches).

4. Box untuk Saklar dan Stop Kontak.


Box harus dari bahan dengan ketebalan tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal
harus mempunyai terminal pentanahan.
Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada box dengan menggunakan baut.
Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperkenankan.

c. Armatur Lampu dan Komponen.


Armatur yang dipasang harus disesuaikan dengan gambar perencanaan dengan bentuk
dan warna disesuaikan dengan Arsitek/Interior. Material terbuat dari lembaran baja dengan
tebal minimum 0,7 mm dan dicat dengan sistem cat bakar bebas karat dan cacat lainnya.
Adapun jenis-jenis lampu yang direncanakan adalah :

1. TL – LED Batten :
 Pemasangan outbow
 Body : Steel, white pouder coating.
 Penutup : Polycarbonate, Opal..
 Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
 Koponen : TL LED 39, @ 4630 lumens, efficasi = 118 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light
2. TL LED Recessed :
 Pemasangan outbow
 Body : Steel, white pouder coating.
 Penutup : Polycarbonate, Opal..
 Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
 Koponen : TL LED 39, @ 4630 lumens, efficasi = 118 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light

PT. INDULEXCO 51 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.TL LED Recessed :


 Pemasangan Inbow.
 Body : Steel, white pouder coating.
 Penutup : Polycarbonate, Opal.
- Louvre : Aluminum, Silver matte finished.

 Armatur harus dilengkapi dengan rangka dudukan atau lekatan serta bahan
penunjangnya.
 Koponen : TL LED 2x24, @ 2050 lumens, efficasi = 85 lumen/watt, temperature
4000K.
Tabung : jenis day light
4. Lampu Downlight.
 Rumah dari lembaran aluminium die cast, dengan tebal minimum 0,9 mm
 Armature dilengkapi dengan reflektor alluminium.
- Reflector : Specular AlReflector & White Reflector.
 LED 10 watt., @ 1000 lumen.
5. Lampu Downlight.
 Rumah dari lembaran aluminium die cast, dengan tebal minimum 0,9 mm
 Armature dilengkapi dengan reflektor alluminium.
- Reflector : Specular AlReflector & White Reflector.
 LED 20 watt., @ 2000 lumen.
6. Lampu Sorot dalam (Spot)
 Armature terbuat dari bahan nano coated alluminium berbentuk silinder.
 Standard Hook Bracket.
 Armature dipasang Indoor.
 Lampu yang dipakai adalah jenis LED 100 watt

7. Lampu Emergency & Orientasi.


 Lampu emergency yang digunakan adalah dari jenis TL LED, lengkap dengan
batterai dan chargernya (free maintenanced).
 Pada saat listrik PLN/Genset menyala charger akan mengisi batterai secara
automatis dan lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset melalui
rangkaian terpisah (satu buah lampu) dan dapat dihidup-matikan dengan switch.

PT. INDULEXCO 52 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Bila PLN/Genset mati, lampu emergency tetap menyala (tanpa terputus) yang
dioperasikan oleh sumber daya batterai (maintained type).
 Bila PLN/Genset hidup batterai harus diisi kembali dan semua operasi tersebut di
atas harus dapat bekerja secara otomatis.
 Batterai yang dipakai adalah dry cell nickel cadmium dan harus dapat menampung
operasi selama minimal 2 jam, kapasitas batterai disesuaikan dengan jenis lampu
yang dipasang.
 Tegangan input adalah 220 Volt, lebih kurang 10% 50 Hz, 1 phase, dilengkapi
dengan indikator LED dan peralatan push to check batterai.
 Charger harus dapat bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN/ Genset.
 Inverter harus tidak bekerja selama lampu dinyalakan dari sumber PLN/ Genset.
 Untuk lampu orientasi dipakai jenis TL LED 2x25 watt lopal acrylic lengkap dengan
batterai dan charger.
 Untuk lampu exit dipakai jenis TL LED 2x5 watt maintained lengkap dengan batterai
charger.

3.3. Pelaksanaan.
a. Persiapan.
Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau bobokan yang
dilakukan pada Konstruksi bangunan, yang disebabkan pekerjaan instalasi penerangan/
stop kontak.
Untuk menghindari sejauh mungkin pekerjaan pembobokan maka semua inserts,
sleeves, receways atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam tahap
pekerjaan kontruksi atau finishing.
b. Instalasi dan Pemasangan Kabel.
1. Pemakaian Kabel.
 Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan luas penampang lebih kecil dari 2,5

mm2 , kecuali untuk pemakaian remote control.


 Kecuali persyaratan lain, Konduktor yang dipakai ialah dari type :
* Untuk instlasi penerangan adalah NYA dengan konduit PVC high impact.
* Untuk kabel penerangan taman menggunakan kabel NYFGBY.

PT. INDULEXCO 53 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. "Splice"/Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
group maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet kotak-kotak penghubung yang
bisa dicapai.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara elektris,
dengan cara-cara "Solderless Connector".
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
3. Penyambungan Kabel.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).

 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama masing-


masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.

 Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas/Direksi.

 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.

 Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal maksimal 2,5 mm.

4. Saluran Penghantar Dalam Bangunan.


 Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling saluran penghantar
(conduit) di-klem di beton.

 Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran


penghantar (conduit) dipasang di atas cable ladder dengan tidak membebani ceiling
atau di-klem pada beton.

 Seluruh kabel penerangan, lebih dari empat jalur harus diletakkan pada cable ladder.

 Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan

PT. INDULEXCO 54 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.

 Ujung pipa yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
socket/lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2
m, harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm serta ditanahkan.

5. Pemasangan Kabel Dalam Tanah.


 Kabel tegangan rendah untuk penerangan taman/parkir harus ditanam minimal
sedalam 60 cm

 Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan cetakan beton
cor dan diberi pasir sekeliling kabel (atas, bawah) setebal minimum 5 cm, cetakan
beton kemudian diurug dengan tanah sesuai standard PLN (SPLN).

 Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilindungi dengan pipa
galvanized.

 Kabel-kabel yang menyeberang selokan, dilindungi dengan pipa galvanized, pipa


harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

 Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya.

 Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus


mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.

d. Pemasangan Saklar dan Stop Kontak (Outlet).


1. Sakalar.
Sakalar-sakalar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10A, 250V. Sakalar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Switch dengan plat
dari stainless steel, pasangan rata. Jika tidak ditentukan lain, sakalar-sakalar biasa
tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok setinggi 150 cm di atas lantai
yang sudah jadi kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.

PT. INDULEXCO 55 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Stop Kontak.

Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earting contact dengan rating 10
A/250 V AC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 harus diberi
saluran ke tanah (grounding).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah jadi atau sesuai gambar interior maupun petunjuk Direksi
Lapangan.

d. Pemasangan Armature.
Lampu dan armature dipasang pada jalur/lokasi seperti di dalam gambar dan dilaksanakan
dengan aturan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik-nya.
Untuk itu perlu dipersiapkan struktur/tempat kedudukannya sesuai dengan rekomendasi
dari pabriknya, serta koordinasi dengan pekerjaan lain yang sehubungan/berkaitan erat
dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini.

e. Pengujian.
Pengujian dilaksanakan pada tahap dimana material/peralatan dipasang dalam satu
rangkaian dan pada tahap dimana instalasi telah terpasang, baik per bagian atau secara
keseluruhan.

PT. INDULEXCO 56 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Elektrikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PT. INDULEXCO 57 Pekerjaan Elektrikal


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN ELEKTRONIKA BANDARA

LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, penyesuaian dengan instalasi existing,
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar
terinstalasi (as built-drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan
petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas
tidak akan diterima.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan dan batasan-batasan
pekerjaan terkait dengan area exsisting yang tetap dipertahankan dan area
pengembangan (review) untuk keperluan terintegrasinya sistim ( khususnya existing )
pengangkutan peralatan utama elektronika bandara sampai ke ruang kontrol. Klaim kerja
tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi system keseluruhan, jika ternyata peralatan /
instalasi tersebut tidak perlu diadakan atau existing maka spesifikasi tersebut dapat
diabaikan.

3. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :

PT. INDULEXCO 1 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.1. Fire Alarm


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Fully Addressable Master Control Panel Fire
Alarm (MCPFA) yang ditempatkan di ruang kontrol lantai 1 lengkap dengan
perlengkapannya sehingga dapat berfungsi dengan baik.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian detektor-detektor dengan tipe dan
penempatan seperti pada gambar, baik di ceiling maupun di atas ceiling.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian control panel dan manual break glass, alarm
strobe, alarm bell, fire intercom.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem monitoring pompa kebakaran.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian main distribution frame (MDF) dan terminal
box (TB).
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengkabelan dari central ke MDF dan
TB dan ke peralatan fire alarm.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem-sistem interkoneksi ke instalasi lain
yang terkait.
8. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
9. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance.
10. Membuat shop drawing dan as built drawing.
11. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.

3.2. Tata Suara


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian perangkat tambahan untuk integrasi Sentral
Tata Suara exsisting dengan perangkat slave pada tahap ini untuk keperluan
emergency/evakuasi/paging, airport announcement system, back-ground music dan
car call yang ditempatkan di ruang kontrol exsisting lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Speaker di seluruh lantai.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian main distribution frame (MDF) dan junction
box (JB)
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengkabelan dari central ke MDF dan
TB dan ke speaker.
5. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
6. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
7. Membuat shop drawing dan as built drawing
8. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

PT. INDULEXCO 2 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.3. Telepon
1. Pengadaan, pemasangan, integrase dengan peralatan existing dan pengujian sistem,
lengkap dengan segala fasilitas yang dispesifikasikan yang ditempatkan di ruang
server lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian outlet telepon berikut hand setnya
3. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
4. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
5. Membuat shop drawing dan as built drawing
6. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

3.4. Sistem Jaringan Data


1. Pengadaan, pemasangan, integrase dengan peralatan existing dan pengujian data
network system, termasuk server lengkap dengan peralatan switching dan firewall
ditempatkan di ruang server lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian outlet data
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian meliputi Switch, Patch Panel, kabel data,
outlet data dan instalasi
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
6. Membuat shop drawing dan as built drawing
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

3.5. Sistem Keamanan (Security)


1. Pengadaan, pemasangan, integrase dengan peralatan existing dan pengujian sentral
sistem keamanan yang dipasang di ruang Kontrol lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan keamanan seperti Camera,
Access Control Position, Reader Interface, Reader Controller
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengkabelan dari central ke
peralatan
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
6. Membuat shop drawing dan as built drawing
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

PT. INDULEXCO 3 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.6. Building Automation System (BAS)


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan BAS, lengkap dengan segala
fasilitas yang dispesifikasikan yang dipasang di Ruang Kontrol lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Field Controller/DDC dan Field Point
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian seluruh peralatan distribusi (remote control
unit)
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengabelan dari Peralatan Utama,
remote control unit, DDC hingga ke field point
5. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
6. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
7. Membuat shop drawing dan as built drawing
8. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

3.7. Flight Information Display System (FIDS)


1. Pengadaan, pemasangan, integrase dengan peralatan existing dan pengujian
peralatan, lengkap dengan segala fasilitas nya yang dipasang di Ruang Kontrol lantai
1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian LED Display Monitor.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengabelan dari Peralatan Utama
hingga ke point monitor
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
6. Membuat shop drawing dan as built drawing
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

3.8. Master Clock


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Digital atau Analog Clock
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengabelan dari Peralatan Utama
hingga ke point outlet
3. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
4. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
5. Membuat shop drawing dan as built drawing
6. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

PT. INDULEXCO 4 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.9. IPTV
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral IPTV, lengkap dengan
segala fasilitas yang dispesifikasikan yang dipasang di Ruang Server lantai 1.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian IP TV.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengabelan dari Peralatan Utama
hingga ke point outlet
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance
6. Membuat as built drawing
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan

4. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang
harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh
Kontraktor lain.

Pekerjaan ini antara lain meliputi :


 Dudukan peralatan
 Dudukan junction box
 Pembuatan lubang untuk instalasi detektor, speaker pada plafon
 Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang diakibatkan
oleh instalasi ini.
 Menghubungi Instansi terkait seperti PT. Telkom sehubungan dengan pekerjaan
penyambungan saluran telepon (biaya penyambungan dan pengurusannya termasuk
lingkup Kontraktor ini).
5. Lingkup Pekerjaan Kontraktor Lain
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
 Paket pekerjaan Struktur.
 Paket pekerjaan Arsitektur.
 Paket pekerjaan interior

PT. INDULEXCO 5 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Konsultan MK.
 Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat

7. Lingkup Pekerjaan Pemilik


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
 Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.

8. Pekerjaan yang tidak/belum termasuk dalam tahap ini.


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi belum/tidak termasuk di dalam tahap ini.
 Tidak ada

PT. INDULEXCO 6 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SISTEM DETEKSI KEBAKARAN


1. Uraian Sistem
A. Full Addressable Fire Alarm akan dipasang di dalam tahap Perluasan Terminal
Penumpang Ultimate. Sistem ini akan terdiri atas Main Control Panel Fire Alarm
(MCPFA), Main Distribution Frame (MDF), Junction Box Fire Alarm (JBFA), Detector
(smoke dan rate of rise heat), manual push button, alarm bell dan alarm strobe, serta
fire intercom.
B. Perangkat MCP-FA tahap Perluasan Terminal Penumpang Ultimate ini telah
mendukung sistem komunikasi secara open protocol dengan perangkat MCP-FA
Exsisting.
C. Tipe detektor yang digunakan tergantung dari fungsi ruangan, ketinggian atap/ceiling
dan material yang terdapat di dalam ruangan tersebut.
D. Zone dari fire alarm dibagi berdasarkan kondisi gedung (gambar terencana) dan
berdasarkan:
 Kemudahan identifikasi zona
 Partisi ruangan
 Jumlah detektor setiap zone

2. Main Equipment
2.1. Main Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
A. MCPFA harus memiliki fasilitas sebagai berikut :
MCPFA harus dilengkapi dengan visual indicator melalui LED maupun melalui display.
Apabila komunikasi data antara MCPFA dan line detector terputus, secara serentak
visual indicator akan nyala dan timbul tone alert.
Di samping itu MCP-FA juga harus memiliki kemampuan:
 Stand - alone control unit
Merupakan suatu control unit yang berdiri sendiri sepenuhnya dengan dilengkapi
sumber daya emergency.

 Sattelite control unit


Selain merupakan suatu control unit yang berdiri sendiri sepenuhnya dengan
dilengkapi sumber daya emergency, juga harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan level sistem di atasnya melalui jaringan yang terintegrasi.

PT. INDULEXCO 7 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Kemampuan Dasar MCP-FA


Kemampuan sistem secara umum digambarkan harus mampu mendeteksi dan
mengevaluasi timbulnya gejala kebakaran dengan berdasarkan pendeteksian melalui
detektor kebakaran yang ada.

MCP-FA harus memverifikasi dan memproses output sinyal detektor yang


digabungkan dengan data-data yang harus diketahui oleh pengguna (operator) antara
lain display event (kejadian/peristiwa), kontrol apa saja yang harus dijalankan, tugas
apa yang harus dikerjakan dan respon terhadap perintah yang harus dijalankan
secara manual oleh operator.

Sistem MCP-FA harus bersifat modular yang dapat dikembangkan dari kapasitas
minimum hingga maksimum kapasitasnya yang diperbolehkan sesuai standard
masing-masing produk.

MCP-FA harus dapat memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan remote


operating terminal. Remote operating terminal tersebut memiliki kemampuan untuk
melakukan pemrograman secara sebagian atau secara keseluruhan detektor yang
berada di bawahnya.

MCP-FA harus juga memiliki kemampuan untuk memonitor peralatan-peralatan lain


yang berhubungan dengan sistem deteksi kebakaran yang berasal antara lain dari
sinyal:

 Flow switch sprinkler


 Stand alone automatic extinguishing system (bila ada)
 Stand alone gas detection system (bila ada)
 Informasi dari peralatan-peralatan teknik lain (sesuai gambar)

C. Spesifikasi Teknis MCP-FA:


 Type of communication network : Analog Multiplex Addressable
 Transmission Speed : Min 9.600
 System capacity of LCD : 80 character Alphanumeric
 Permissible ambient temperature : 10 – 50 oC
 Permissible relative humidity : 10 – 90 %
 Kemungkinan sofware historical log, field programable, network diagnostic.
 Kapasitas Addressable loop minimum 4.
 Kapasitas Addressable detektor per-loop minimum 128.
 Kapasitas Addressable modul per-loop minimum 128.
 Sistem bersifat modular.

PT. INDULEXCO 8 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Sistem dapat dikembangkan melalui jaringan


 Sistem harus memiliki fasilitas back up (Power & CPU).
 Sistem harus dapat mendeteksi devices secara address maupun secara zoning.
 Sistem harus memiliki fasilitas program terhadap time delay & sensitivity setting
per-detektor.
 Sistem harus dapat mendeteksi sinyal false alarm.
 Sistem harus memiliki fasilitas interkoneksi dengan :

a. Sistem Tata Suara


Memberikan signal audio ke sistem tata suara yang berisi petunjuk evakuasi
message berupa rekaman suara manusia dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Diaktifkan saat general alarm terjadi.

b. Sistem Tata Udara


Memberikan indikasi bila terjadi alarm, untuk digunakan menghidupkan
pressurized fan, mematikan AHU & FCU, fasilitas saja.

c. Sistem Transportasi Dalam Gedung


Menurunkan dan parkir lift ke lantai dasar bila terjadi general alarm.

d. Sistem Telepon
Mengirim alarm dan mengumumkan dalam keadaan kebakaran kepada Dinas
Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) melalui PABX (hanya berupa fasilitas auto
dial).

e. Panel – panel listrik


Bila terjadi general alarm, maka pressurized fan harus jalan, peralatan lain yang
tidak boleh operasi diputus daya listriknya.

2.2. Power Supply


Power supply diperlukan untuk peralatan fire alarm yang dapat berupa sumber utama
maupun sumber cadangan. Semua peralatan harus dapat dioperasikan pada sumber
tegangan utama 220 VAC, + 15% dengan 48 – 52 Hz.

PT. INDULEXCO 9 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.3. Battery
Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan untuk MCP-FA dan
transponder agar bila sewaktu-waktu supply listrik utama PLN/Genset mati, sistem alarm
masih berfungsi dengan baik.
Jenis yang digunakan harus jenis rechargeable type Sealed Lead Acid Battery (24 Vdc).
Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 Vdc) dengan kapasitas
kebutuhan (ampere-hour) yang disesuaikan, sehingga battery ini sanggup memberikan
supply secara normal dan terus menerus kepada sistem selama minimum 24 (dua puluh
empat) jam dan diikuti dalam keadaan general alarm 4 jam.

2.4. Charging
Sistem harus dilengkapi dengan battery charger (Pengisi Battery) yang dengan otomatis
mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan tegangan battery (Refresh)
bilamana battery tidak terpakai. Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating
battery yang digunakan.

2.5. Rak Battery


Battery harus ditempatkan dalam rak lemari yang terkunci. Bagian dalam lemari harus
dilindungi terhadap korosi. Penyusun battery dalam rak harus mudah dicapai saat
dilaksanakan maintenance atau penggantian battery.

2.6. Capacity
Mempunyai kapasitas pengoperasian darurat selama 4 jam.

3. Detector, Push Button, Indicator Lamp dan Alarm Bell

3.1. Conventional Detector

A. Smoke Detectors

 Nominal sensitivity : 3% - 5% ft light obscuration


 Alarm indicator : LED in base selector
 Buzzer/horn (if required) : 90 dBA/1m
 Voltage range : 17 - 32 VDC
 Operating temperature : 10o C to 60o C
 Operating current (stand-by) : 100 uA
(alarm) : 47 mA
 Temperature Range : 0o C to 60o C

PT. INDULEXCO 10 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Photo electric : Light scattering


B. Heat Detector

 Voltage range : 17 - 32 VDC


 Operating temperature : 10o C to 60o C
 Operating current (stand-by) : 80 uA
(alarm) : 50 mA
 Fixed heat detector alarm temp. : 57o C to 60o C
 Rate of rise temperature heat
detector alarm temperature : 10o C/minutes
 Combine ROR & fixed heat detector
alarm temperature : 57o C to 60o C and/or 10o C/minutes

3.2. Addressable Detector & Manual Break Glass


A. Addressable Detektor Asap Tipe Photo Electric
(Photo Electric Smoke Detector)
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi kepekatan asap (sesuai pemrograman
sensitivitas). Pada saat detektor ini aktif maka pada MCPFA, akan langsung terlihat
address dimana detektor tersebut berada sehingga dengan mudah dapat segera diketahui
asal alarm tersebut secara cepat dan tepat.
 Operating voltage : 15 – 35 Vdc
 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 – + 50 oC
 Storage temperature : - 30 – + 75 oC
 Relative humidity : < 34 oC ; 95 % max
 Sensitivity : 0,03 – 1,6/ ft smoke obscuration
 Photo electric : Light Scattering

B. Addressable Detektor Panas Tipe Temperatur Tetap


(Fixed Temperature Detector)
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi panas. Pada saat detektor ini aktif
maka pada MCPFA, color graphic computer akan langsung terlihat address dimana
detektor tersebut berada sehingga dengan mudah dapat segera diketahui asal alarm
tersebut secara cepat dan tepat.

PT. INDULEXCO 11 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Operating voltage : 15 – 35 Vdc


 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 – + 50 oC
 Storage temperature : - 30 – + 75 oC
 Relative humidity : < 34 oC ; 100 % max
 Response sensitivity : 54 – 62 oC
 Max stand by current : 100 uA

C. Addressable Detektor Panas Tipe ROR (Rate of Rise)


Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi kenaikan panas. Pada saat detektor
ini aktif maka pada MCPFA, color graphic computer akan langsung terlihat address
dimana detektor tersebut berada sehingga dengan mudah dapat segera diketahui asal
alarm tersebut secara cepat dan tepat.
 Operating voltage : 15 – 35 Vdc
 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 – + 50 oC
 Storage temperature : - 30 – + 75 oC
 Relative humidity : < 34 oC ; 100 % max
 Response sensitivity : 54 – 62 oC & 10 oC/menit
 Max stand by current : 100 uA

D. Addressable Beam Smoke Detector


Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi kepekatan asap (sesuai pemrograman
sensitivitas). Detektor jenis ini memiliki transmitter dan receiver dalam housing yang
sama. Reflector ditempatkan pada remote area pada sisi ujung yang berlawanan dengan
transmitter untuk merefleksikan sinar yang ditransmisikan oleh transmitter. Reflector ini
tidak memerlukan pengkabelan apapun. Pada saat detektor ini aktif maka pada MCPFA,
color graphic computer akan langsung terlihat address dimana detektor tersebut berada
sehingga dengan mudah dapat segera diketahui asal alarm tersebut secara cepat dan
tepat.
 Operating voltage : 21.2 – 31.2 Vdc
 Operating current : 1.5 mA

PT. INDULEXCO 12 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Self test interval : 15 min


 Data transmission speed : 4800 Baud
 Operating temperature : - 25 – + 70 oC
 Storage temperature : - 30 – + 75 oC
 Relative humidity : < 30 oC ; 95 % max

E. Addressable Manual Break Glass


 Type : Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan
dilengkapi dengan Break Glass
 Warna : Merah
 Operating voltage : 15 – 35 VDC
 Ambient temp. : 0 oC – 80 oC
 Relative humidity : 95 %
 Contract Load : 0.1 A / 1 w
 Current Capacity : 3 Amps @ 125 VAC

3.3. Alarm Lamp (Strobe)

 Type : 24 VDC xenon strobe available with 75 candela


output (strobe candela rating is clearly indicated on
reflector)
 Housing Color : Red with white “FIRE” lettering
 Operating temperature : - 40 oC to 70 oC
 Flash Rate : 1 Hz

3.4. Alarm Bell

 Diameter : 6 inch
 Sound level : 85 dB at/3m
 Operating voltage : 24 VDC

3.5. Alarm Bell (Strobe c/w Horn/Optional)

 Type : Low current, 24 VDC electronic horn with


harmonicallyrich output sound suitable for either coded or
steady operation
 Sound level : 88 - 91 dB at/3m

PT. INDULEXCO 13 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Catatan:
Kontraktor dapat menawarkan masing-masing untuk alarm lamp (strobe) dan alarm bell
secara terpisah atau dapat pula langsung menawarkan alarm bell (strobe) yang lengkap
dengan horn.

Setiap lantai harus dilengkapi dengan minimum satu rangkaian independent bell dan
masing-masing harus programmable pada control unit untuk mengaktifkan individual bell
circuit dengan berdasarkan lantai atau general alarm.

3.6. Arrester Unit


Arrester unit akan melindungi peralatan MCPFA terhadap bahaya transient surges
switching dan electromagnetic pulses. Pemasangan harus dekat dengan power masuk
dari panel dan terhubung paralel dengan beban listrik serta unit ini harus ditanahkan
dengan tahanan maximum 0.5 ohm.

3.7. Cabling
Kabel instalasi Fire Alarm yang dipakai adalah sebagai berikut :
A. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi addressable detektor/Addressable modul
Monitoring/ addressable kontrol/Addressable manual break glass menuju MCPFA
menggunakan kabel dengan jenis twisted shielded tipe AWG – 18 Flame Resistant
Cable.

B. Instalasi menggunakan standard NFPA style 7 (class A).

C. Kabel yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya pada modul/Transponder


per lantai dari main control panel adalah kabel Fire Resistant 2 x 1.5 mm 2.

D. Kabel yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya pada modul/Transponder


ke detektor konvensional adalah jenis NYA 2 x 1.5 mm 2.

E. Kabel yang dipergunakan untuk interkoneksi dengan sistem lain adalah fire resistant
cable yang memiliki daya tahan minimum 3 jam terhadap api yang memiliki suhu 300
o
C sampai dengan 750 oC.

PT. INDULEXCO 14 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.8. Main Distribution Frame


MDF hendaknya rust proof steel plate dengan ketebalan minimum 2 mm dan difinish
dengan gray color baked acrylic paint. MDF harus ditanahkan.

3.9. Conduit
Semua kabel harus dipasang di dalam PVC high impact, dengan dimensi yang cukup
sedemikian sehingga sisa rongga konduit sekitar 40% untuk ventilasi.

4. Fire Management Station


Di area kawasan Bandara Kupang ini dilengkapi suatu pusat pengendalian kebakaran
dimana lokasinya terpisah dengan bangunan Terminal. Dalam pusat pengendali
kebakaran inilah terdapat suatu system Fire Management Station (FMS) yang memiliki
kemampuan antarmuka yang baik untuk monitoring terhadap adanya bahaya kebakaran
di area terminal melalui pengamatan dalam satu monitor workstation.

Apabila terjadi satu kejadian, FMS akan menampilkan tipe dan lokasi pastinya sumber
signal tersebut dalam bentuk grafik CAD. Fungsi utama FMS adalah
perencanaan/pengaturan setiap kejadian, mengaktifkan dan memonitor fungsi system dan
fungsi laporan. Karena itu ketika ada suatu kejadian, tim pemadam kebakaran atau
personel yang terkait harus dapat menentukan macam keadaan bahaya yang terjadi yang
diikuti dengan tindakan yang harus diambil. FMS harus memiliki aturan yang sederhana
dan mudah dipahami oleh operator yang dapat memberikan arahan kepada operator
selama terjadi aktivitas bahaya.

Fungsi
Software grafis tersebut harus memiliki kemampuan untuk dapat menampilkan display
kapanpun bila dikehendaki. Operator dapat menghentikan buzzer atau pesan suara
dengan tombol tertentu. Pengaturan setiap kejadian harus dalam daftar yang baik dalam
format urutan dari atas ke bawah dan diberi kode warna sehingga tingkat bahaya dapat
diterjemahkan dengan baik. Untuk mencegah dari serangan virus, direkomendasikan
dilengkapi dengan suatu antivirus versi terakhir.

Data Teknis
Personal Computer yang digunakan untuk FMS ini minimal memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
 Processor : Intel Core i7, 3.40 GHz

PT. INDULEXCO 15 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Hard disk : 1 TB
 Memory RAM : 8 GB
 Power Supply : 220 V +/-10, 50 Hz
 Disk Storage : CD/DVD ROM c/w internal modem
 Ethernet Card : 1.024 GB
 Display unit : LCD 32”.
 Control system : Keyboard & Mouse
 Port : Com (2), LPT (1), USB (1)

5. Persyaratan Teknis Pemasangan


Peralatan
A. Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Break Glass
dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar hydrant
box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.

B. Alarm bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di
luar hydrant box maka dipasang pada jarak + 0,5 m di bawah plafond atau
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

C. Alarm Strobe dipasang bersatu dengan hydrant box.

D. Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari detector.

E. Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan max
1 ohm.

F. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load dari
genset.

5.1. Instalasi Kabel Konduit


A. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di-Trunking Kabel/Tray dan
instalasinya memakai pipa konduit.

B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan saddle klem.

PT. INDULEXCO 16 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.
ohm.

D. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids), ungu (master clock) dan
merah muda (MATV)

5.2. Kabel Trunking (Kabel Tray) dan Tangga Kabel


A. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
Kabel tray ini dipakai untuk instalasi sistem elektronik (Untuk instalasi : Fire Alarm,
Public Address System (Sound System), Telepon (PABX), Kabel Data, Security, BAS,
Master Clock, FIDS, MATV), dimana masing – masing sistim dipasang dalam konduilt
sbb : warna merah ( fire alarm ), hitam ( tata suara ), biru ( telepon ), hijau ( data ),
kuning ( security ), Coklat ( BAS ), Orange ( FIDS), dan ungu ( clock )

B. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar
berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum
150 cm.

C. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian
rupa sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.

D. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, di mana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.

Tangga kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik
(Untuk instalasi : Fire Alarm, Public Address System (Sound System), Telepon
(PABX), Kabel Data, Security, BAS, Master Clock, FIDS, MATV), dimana masing –
masing sistim dipasang dalam konduilt sbb : warna merah ( fire alarm ), hitam ( tata
suara ), biru ( telepon ), hijau ( data ), kuning ( security ), Coklat ( BAS ), Orange (
FIDS), dan ungu ( clock )

PT. INDULEXCO 17 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).

F. Sebelum dilakukan pemasagan kabel tray, harus dikoordinasikan terlebih dahulu


dengan instalasi lainnya (misal : VAC, Plumbing dan Listrik)

G. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 30 cm.

H. Tangga kabel di pasang ke dinding dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran ½” x


2” pada tiap kelipatan maksimum 75 cm.

6. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan
sertifikat pemasangan yang baik dari instansi berwenang.

B. Pengujian terhadap tahan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan sesuai
dengan PUIL 2011.

7. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material

PT. INDULEXCO 18 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. SISTEM TATA SUARA (PUBLIC ADDRESS SYSTEM)


1. Ketentuan Bahan Dan Peralatan
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan
teknis sebagai berikut :

1.1. Kotak Hubung Bagi


Kotak hubung bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan seluruhnya
harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI
warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk
semua Kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak Hubung bagi harus
dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk.

1.2. Kabel
Kabel-kabel distribusi untuk ke JB-SS yang dipakai adalah jenis FRC 2 x 1,5 mm2 dengan
jumlah kawat seperti yang tertera pada gambar rencana. Kabel-kabel ke masing-masing
ceiling speaker dari JB-SS yang dipakai adalah jenis NYMHY 3 x 1,5 mm2 dan terletak di
dalam konduit. Kabel ke jack mikropon menggunakan two wire shielded (screned) 2 x 0,6
mm.

1.3. Tangga Kabel


Tangga kabel dipasang di shaft dan terbuat dari besi yang digalvanis. Tangga kabel ini
harus dilengkapi klem yang terbuat dari aluminium dan mur baut dari stainless steel yang
sesuai dengan besarnya kabel.

1.4. Emergency Sirene Generator & Pre Recorder Evacuation Message (Emergency
Control Panel)
1. Output Frequency 400/750 Hz
2. Level 100 mv
3. Indicator : red lamp.
4. Bahasa : Indonesia & Inggris

1.5. Management Pendistribusian Public Address Menggunakan Matrix System


(Sound System Manager)
A. Sistem Tata suara pada Bandara ini direncanakan memiliki sentral matrix system
(sound system manager) dengan dibagi menjadi 8 zoning area.

PT. INDULEXCO 19 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Masing-masing area memungkinkan mendapatkan program suara/audio yang


berbeda-beda.

C. Program suara/audio disatu area dimungkinkan tidak dapat mengganggu area lainnya.

D. Program suara/audio disatu area dapat diinterup oleh signal chime, pre recorded
message atau informasi yang disampaikan melalui paging.

E. Sistem harus memiliki fasilitas priority sesuai gambar perencanaan.

F. Sistem harus dapat diintegrasikan dengan sistem Flight Information Display System
(FIDS) Bandara

G. Sistem harus dapat diintegrasikan dengan sistem Fire alarm.

H. Sistem harus memiliki self diagnostic

I. Program perubahan audio dari satu zone ke zone lain dapat dilakukan di PC yang
memiliki program software.

J. Sistem harus memiliki warning display yang terdiri atas warning, error, caution,
emergency dan false.

K. Sistem harus dapat melakukan pengontrolan output volume disetiap area/zoning


melalui sentral.

L. Sistem melalui LCD display dapat memonitor Audio input dan output, mengontrol input
operation dan output operation.

M. Sistem harus dilengkapi dengan fasilitas interkoneksi dengan intercom exchange /


Paging System.

N. Sistem harus dilengkapi dengan Digital Voice Announcing System (Pre Record)

PT. INDULEXCO 20 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.6. Spesifikasi Perangkat


1.6.1. Input
1.6.1.1. Paging Microphone ”Sistim Lokal”
 Remote Microphone
Power Source : 24VDC (from the SX-2100AI audio input unit)
Current Consumption : 240mA
Audio Output : 0dB*, 600Ω, balanced
External Microphone : Input–40dB*, 2.2kΩ, unbalanced, mini jack
Distortion : Under 1%
Frequency Response : 100 – 20kHz
S/N Ratio : Under 60dB
Microphone : Unidirectional electret condenser microphone
with AGC (ON/OFF selectable)
Chime : Built inside, monitoring possible using built-in
Speaker
Level Control : Microphone sensitivity control, Monitor speaker
volume control Chime (adjustable using the
software)
Connection Cable Main line: Shielded CPEV cable orShielded Category 5
twisted pair cable (CAT5-STP)
Branch line : Shielded Category 5 twisted pair cable (CAT5-STP)
No. of Connectable : Max. 4 units (per Links)
Dimensions : 190 (W) × 76.5 (H) × 215 (D)mm
(excluding microphone)

1.6.1.2. Paging Microphone ”Sistim Sentral”


 Remote Microphone

Power Source : 24VDC (from the SX-2100AI audio input unit)


Current Consumption : 240mA
Audio Output : 0dB*, 600Ω, balanced
External Microphone : Input–40dB*, 2.2kΩ, unbalanced, mini jack
Distortion : Under 1%
Frequency Response : 100 – 20kHz
S/N Ratio : Under 60dB
Microphone : Unidirectional electret condenser microphone

PT. INDULEXCO 21 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

with AGC (ON/OFF selectable)


Chime : Built inside, monitoring possible using built-in
Speaker
Level Control : Microphone sensitivity control, Monitor speaker
volume control Chime (adjustable using the
software)
Connection Cable Main line: Shielded CPEV cable orShielded Category 5
twisted pair cable (CAT5-STP)
Branch line : Shielded Category 5 twisted pair cable (CAT5-STP)
No. of Connectable : Max. 4 units (per Links)
Dimensions : 190 (W) × 76.5 (H) × 215 (D)mm (excluding
microphone)

1.6.1.3. Sensing Microphone


 Sensing Microphone
Type : Electret condenser microphone
Phantom Power : 14 - 26 V DC
Current Consumption : 90 dB
Frequency Response : 55 – 18.000 Hz
Rated Sensitivity : -5 dB (1 kHz, 0 dB = 1 V/Pa)
Frequency Response : 100 - 10,000 Hz
Dimensions : ∅130 ƒ 37 (D) mm

1.6.1.4. Back Ground Music Player


 Radio Tuner
Tuning System : PLL (Phase Locked Loop)
Station Memory : 20 FM/20 AM
Display : Multi function fluorescent
Frequency Response : 30Hz to 13kHz, +1/-0.5dB
Signal to noise ratio : Better than 65dB/60dB
Frequency Response : 100 - 10,000 Hz
Size (W x H x D) : 435 x 87 x 294mm

 DVD/MP3/CD Player
Supported Disc : DVD/DVD-RW/VCD/CD/CD-RW
Progressive Scan : Yes, Video DAC 12 bit/108 MHz

PT. INDULEXCO 22 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Video : PAL/NTSC
Audio : DAC 192 KHz/16 bit
Signal to noise ratio : 83 dB
Interface : Composite video, component, L/R Audio
Size (W x H x D) : 430 x 43 x 205.7mm

1.6.1.5. Interface Fire Alarm


 Control Input
Power Source : 24V DC
Current Consumption : <0.7A (when operated on 24V DC)
SX LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Contact input : 32 input
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)
LANNetwork : I/F1 10 BASE-T/100 BASE-TX circuit

 Control Output
Power Source : 24V DC
Current Consumption : < 0.29A (when operated on 24V DC)
SX LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Contact output : 32 output
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)
LANNetwork : I/F1 10 BASE-T/100 BASE-TX circuit

1.6.2. Processor
1.6.2.1. Mixer / Matrix / System manager
1.6.2.2. System Manager
Power Source : 24V DC, Two power inputs construction
enables dual- redundant power supply
Current Consumption : <0.8A (when operated on 24V DC)
SX LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Matrix System : SpecificationBus: 16Audio input: Max. 64 ch,
Audio output : Max. 256 zones
Contact input : Max. 1416
Contact output : Max. 1416

PT. INDULEXCO 23 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Priority control : 512 steps


Event log : Max. 1,000 events × 32 files
Failure log : Max. 100 events × 32 files
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)
LANNetwork : I/F1 10 BASE-T/100 BASE-TX circuit

1.6.2.3. Audio Input


Power Source : 24V DC, Two power inputs construction
enables dual- redundant power supply
Current Consumption : < 1.5A (when operated on 24V DC)
Audio Input : 8 inputs, module construction (max. 4 modules)
Control Input : 16 inputs
Control Output : 16 outputs
Audio Input Character : Sampling frequency: 48kHzSX
LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)

1.6.2.4. Audio Output


Power Source : 24V DC, Two power inputs construction
enables dual- redundant power supply
Current Consumption : < 1.2A (when operated on 24V DC)
Control Output : 8 outputs
Audio Input Character : Sampling frequency: 48kHzSX
LinkNetwork : I/F2 100BASE-TX circuits, RJ45 connector
Connection Cable : Shielded Category 5 twisted pair cable
(CAT5-STP), FO Cable (w/FO Converter)

1.6.2.5. Digital Ambient Noise Controller


Power Source : 220 VAC
Power Consumption : 20W
Frequency Response : 48KHz
Sampling Frequency : 20 – 20,000 KHz
Dynamic Range : Over 108 dB
Input : Sensing Microphone

PT. INDULEXCO 24 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

A/D Converter : 24 bit


D/A Converter : 24 bit
Automatic Level : Automatic input signal level control function
Noise Gate Level : -99 to -3dB
Level Control Function : -12, -6, 0, +4, +6, +12, +18, +24dB
Dimension (W x H x D) : 482 x 44 x 303mm (3,7 kg)

1.6.2.6. Power Amplifier


 420W Power Amplifier
Power Source : Individual 24 VDC Power Supply
Current Consumption : 7.6A
Impedance : 24Ω (100V), 12Ω (70V), 6Ω (50V)
Rated Output : 420 W
Number of Module Slot :1
Frequency Response : 40 – 16kHz
Distortion : Under 1%S/N
RatioOver : 80dB

1.6.2.7. PC for Aministration & Maintenance Service


 PC Workstation
Processor : Core i7
Chipset Processor : Intel P55
Memory RAM : Min. 4GB
Graphic Memory : Min 2GB
HDD : Min. 1000GB
Acc : Keyboard, Mouse Optical USB, DVD-RW
Screen : Min 18.5” LCD
Operation System : Windows 7 32-Bit or lates version

1.6.3. Output
1.6.3.1. Speaker
a. Ceiling Speaker
 2 Way Ceiling Mount Speaker
Speaker component : 5” (12cm)
Impedance : 100V line (6W, 3W, 1W)
Sound Pressure Level : 90 dB

PT. INDULEXCO 25 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Frequency Response : 55 – 18.000 Hz


Dimension : ᶲ 230 x 154 (D)mm

b. Box speaker
 2-Way Universal Wall Box Speaker
Speaker component : 12cm cone type speaker
2.5cm dome tweeter
Impedance : 100V line (30W, 15W, 5W)
Sound Pressure Level : 91 dB
Frequency Response : 70 – 20.000 Hz
Dimension (WxHxD) : 196 x 290 x 150mm

c. Wall speaker
 2 Way Wall Speaker
Impedance : 100V line (15W, 10W, 5W)
Sound Pressure Level : 89 dB
Frequency Response : 100 – 20.000 Hz
Dimension (WxHxD) : 295 x 318 x 129 (WxHxD)

2. Persyaratan Teknis Pemasangan

A. Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
digrounding dengan tahanan maksimal 0.5 ohm.
Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.

B. Kotak hubung bagi


Kotak hubung ini ditempatkan diruang panel/shaft disetiap lantai. Untuk penempatan
diruang panel maka kotak diletakkan pada ketinggian 150 cm dari lantai. Pemasangan
Kotak Hubung ini memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak 4 buah. Semua kabel yang
masuk / keluar Kotak Hubung ini harus melalui kabel gland.

C. Kabel, Konduit dan Tangga Kabel


Semua kabel pemakaian harus ditempatkan di dalam PVC konduit sedangkan semua
kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di shaft dengan

PT. INDULEXCO 26 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak 3 buah pada setiap jarak 75 cm. Konduit harus
diklem ke struktur bangunan dengan saddle klem.

D. Alat Pengeras Suara


Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan di lapangan.

E. Pipa instalasi
Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)

3. Pengujian
Semua peralatan dalam Sistem Tata Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sound level meter.

4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material

PT. INDULEXCO 27 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. SISTEM TELEPON

1. Ketentuan Bahan Dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan
teknis sebagai berikut :

1.1. Kapasitas PABX


A. PABX yang dimaksudkan adalah merupakan IP PABX system yang memiliki
kemampuan konfigurasi sebagai berikut:
 50 trunk analog ke sentral PT. Telkom terdiri dari 45 trunk analog terpakai dan 10
trunk analog spare.
 4 trunk digital E1 PRI ke sentral local PT. Telkom
 200 extension
 100 DIOD Line
 48 extension IP.
 1 (satu) port interface untuk Music-on-Hold
 1 (satu) port interface untuk paging system
 set PC console untuk Operator.
 Auto attendance, minimal mampu menerima 15 call simultan.
 Sistem OA & M (Operation, Administration & Maintenance) PABX yang sudah
berbasis GUI dan berjalan di sistem Linux/Unix/Setara untuk memberikan
kemudahan operasional dan pemeliharaan semua pengguna PABX.

B. Peralatan penunjang untuk sistem PABX ini adalah sebagai berikut:


 1 (satu) set terminal untuk OA & M (operation, administration & maintenance) GUI.
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Intel Core i5, 3,2 GHz
- Ethernet Card
- LCD 21”"
- Hard disk 1.3 TB
- CD/DVD-WRoom 52 X
- RAM 4 GB
- Sound Card & Speaker
- VGA Card Riva TNT 1GB/ Setara
- Mother Boards ASUS / Setara
- Software OA & M (operation, administration & maintenance)

PT. INDULEXCO 28 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 1 (satu) set Billing System untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengguna telepon
dengan
kemampuan melakukan charging antar tenant.
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Intel Core i5, 3,2 GHz
- Ethernet Card
- LCD 21”"
- Hard disk 1.3TB
- CD/DVD-WRoom 52 X
- RAM 4 GB
- Sound Card & Speaker
- VGA Card Riva TNT 1GB/ Setara
- Mother Boards ASUS / Setara
- Software Billing System
- Software IP PABX
 1 (satu) set printer untuk mencetak hasil OA & M dan billing.
 1 (satu) set modem untuk OA & M pemeliharaan jarak jauh.
 1 (satu) set MDF (Main Distribution Frame) dengan kapasitas sekurangnya 2 kali
(untuk koneksi paralel ke sisi jaringan dan ke peralatan PABX) kapasitas kabinet
yang terpasang.
 1 (satu) set arrester untuk 112 port trunk analog.
 1 (satu) set termination (punch down) tool untuk perawatan perkabelan di MDF.
 1 (satu) set battery backup untuk memberikan cadangan daya PABX dengan
kapasitas sekurangnya 2 jam.
 1 (satu) set UPS untuk memberikan cadangan daya terminal maintenance, printer
dan modem OA & M, dengan kapasitas sekurangnya ½ jam.
 1 (satu) set CD Player untuk music on hold

C. Design-nya harus modular, sehingga memberikan kemudahan dalam pengembangan


kapasitas sejalan dengan peningkatan kebutuhan komunikasi dari waktu ke waktu.

D. PABX yang ditawarkan harus mampu memberikan solusi yang tepat terhadap
kebutuhan akan kapasitas dan fungsi/fasilitas, disamping persyaratan antara lain:
Kemudahan perangkat keras (hardware):

PT. INDULEXCO 29 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Harus mudah dan ekonomis bila diperlukan pengembangan maupun peningkatan


kemampuan (up-grade) dari peralatan, dengan ketentuan bahwa dari apa yang
sudah terpasang tidak ada yang terbuang.

 Harus mudah dan efisien dalam melakukan service dan pemeliharaan, serta
kemudahan dalam penyediaan suku cadang, sehinga dapat dicapai kecepatan
dan ketepatan service serta pemeliharan dengan biaya yang lebih hemat.

1.2. Spesifikasi Umum PABX


A. Merupakan Internet protocol exchange atau IP-PBX bukan IP Enable PBX yang
dapat berfungsi merubah sinyal suara kedalam bentuk paket data sehingga suara,
data dan gambar dapat digabungkan dalam satu saluran/media melalui LAN/WAN
dan sesuai dengan standard Protocol yang ada, namun juga mengikuti standard-
standard TDM.

B. Berbasis Open OS (Operating System) seperti Linux, dan harus hardened pada
sistem, tidak rentan terhadap virus dan gangguan lain (bukan sistem operasi
Windows).

C. System harus memiliki reliability 99,999%.

D. Rancangan PABX bersifat modular dalam arti dapat dikembangkan dengan mudah
dari kapasitas awal menjadi kapasitas yang diinginkan, Penambahan jumlah
pesawat extension, Trunk line serta fitur-fitur dapat dikembangkan tanpa
mengganggu sistem.

E. Slot-slot pada cabinet PABX bersifat universal yang tidak membatasi jenis-jenis modul
tertentu di tempat-tempat tertentu.

F. Dapat diintegrasikan dengan sistem PABX lain menggunakan Qsig signalling.

G. Dapat disambung dengan pesawat analog telepon, digital telepon, IP telepon.


Apabila IP telepon dihubungkan dengan jaringan LAN / WAN yang ada, maka IP
telepon tersebut harus merupakan nomor extension PABX.

PT. INDULEXCO 30 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

H. Perangkat dan material yang akan digunakan harus mempunyai karakteristik,


kapasitas serta kemampuan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, serta
memiliki lisensi sesuai dengan pemakaiannya.

I. Memiliki Auto Attendance yang terintegrasi dengan sistem IP PBX dan mampu
menerima minimal 80 call simultan. Greeting dapat diubah lewat LAN (WAV).

J. Semua perangkat/modul harus mengikuti standard/dapat masuk ke 19” rack.

K. Power supply wide range voltage 100-240 VAC.

L. Modul-modulnya memiliki sirkit pelindung terhadap petir dan tegangan kejut, tegangan
220 V rms, pelindung terhadap tegangan lebih serta pelindung terhadap panas.
M. Saluran TELKOM dapat berpindah secara otomatis ke saluran cabang yang telah
ditentukan, bila aliran tenaga listrik maupun baterai tidak bekerja/mati.

N. Memiliki kemampuan untuk dihubungkan dengan alarm eksternal baik berupa lampu
atau bel/buzzer untuk memberitahukan apabila terjadi kerusakan sistem atau night
answering.

O. Dapat disambungkan dengan extension analog dari jenis LD dan/atau DTMF,


extension digital dengan standard ISDN (2B+D) maupun pesawat telepon IP
enhanced hardware yang jalan di LAN dengan topologi Ethernet. Extension digital dan
IP memiliki kemampuan untuk komunikasi suara maupun data secara simultan (full
duplex).

P. Dapat dihubungkan dengan saluran TELKOM analog maupun saluran TELKOM digital
(ISDN) sesuai dengan standard CCITT (Consultative Committee on International
Telegraphy and Telephony) untuk primary access (30 B+ D).

Q. Memiliki fungsi dan fasilitas yang diperlukan untuk komunikasi suara, komunikasi data
(data switching), dan memiliki kemampuan dihubungkan sebagai jaringan (networking)
baik secara star mesh atau kombinasi keduanya.

R. Mempunyai interface untuk dapat dihubungkan dengan media transmisi yang khusus
menggunakan jasa satelit.

PT. INDULEXCO 31 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

S. Mempunyai interface untuk dapat dihubungkan dengan media transmisi fiber-optic.

T. Mempunyai interface untuk dapat dihubungkan dengan Televox-Voice Mail, Auto


Attendant, Interactive Voice Respons, Fax pooling System.

1.3. Spesifikasi Teknis PBX


A. Menganut sistem arsitektur terdistribusi dengan multi processing system yang dapat
mengatur semua Gateway/cabinet yang ada di setiap lokasi dengan tingkat reliability
dan availability yang tinggi dan bukan merupakan kumpulan dari standalone IP PBX.
B. Menggunakan redundant processor dimana processor yang digunakan harus lebih
dari satu dan mampu bertindak sebagai running processor dan stand by processor.
C. Hubungan antara processor dengan gateway harus secara duplikasi untuk
mendukung high reliability.
D. Hubungan antar Port Network harus bisa menggunakan : Direct Connect yang
menggunakan Fiber Optic, IP Connect dan ATM
E. System harus mendukung Networking Feature seperti : DCS, Qsig dan Private
Networking Feature
F. System harus mendukung metode signaling : H.323, SIP, SBC, R2MFC, ISDN-PRI,
ISDN-BRI dan Q.SIG
G. Dapat dikembangkan sampai 36,000 ribu extension yang terdiri dari : IP, analog dan
digital extension dengan hanya melakukan penambahan card-card dan/atau
module-module sesuai kapasitas yang dibutuhkan
H. Mempunyai BHCC minimal 300.000.
I. Support sampai 8000 trunk yang dapat terdiri dari digital E1 maupun CO analog
J. Memiliki solusi untuk Branch Gateway, yang memungkinkan remote IP extension
melakukan local call ke PSTN lokal tanpa melalui pusat
K. Mampu mengcompress dan uncompress Voice Conversation (Codec) dan fax
transmission yang lewat melalui IP Infrastructure ( VoIP dan FoIP) yang sesuai
dengan standard yang ada, sehingga dapat mengurangi kebutuhan Bandwidth.
L. System dapat diintegrasikan dengan Mobile Operator Network (GSM & CDMA)
sehingga dimungkinkan terjadinya brigde antara extension dengan Mobile Phone,
untuk transfer atau conference dengan internal.
M. Aplikasi voice dapat di load/install di mobile phone untuk call internal, external,
conference, transfer
N. System IP-telephony harus dilengkapi dengan fasilitas penyandian (encryption) baik
pada system Processor, Gateway (Cabinet) maupun end-point (telepon set).

PT. INDULEXCO 32 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

O. Sistem Encription yang ada harus terintegrasi dan sudah merupakan features yang
ada dari IP-Telephony Sistem, dan mencakup baik untuk pembicaraan
(conversation) maupun signaling encryption, dan merujuk (comply) pada standard
AES (Advanced Encryption Standard) 128 bit dan H.248 Link Encription, termasuk
SSL-SSH untuk telnet.
P. Support Multi Codec : G.711, G.729a, G.729ab, G.723.1, T.38
Q. Meet Me Conference, dapat dikembangkan sampai 300 participants/ conference,
mempunyai fitur advance seperti selective drop dan remote mute

1.4. Spesifikasi PABX


1.4.1. Spesifikasi Sistem
A. Bisa diintegrasikan dengan berbagai macam PBX menggunakan signalling analog
seperti E&M, LD, cailho APNSS serta digital seperti DPNSS atau DASS II.
B. Harus bisa di-integrasikan dengan sistem lainnya secara mesh atau star atau
gabungan.
C. Mempunyai fasilitas alternative inter-routing yang memungkinkan diambilnya jalur lain
antar sistem menuju sistem yang dituju bila terjadi putusnya hubungan antar sistem
tersebut.
D. Bisa dioperasikan walaupun tanpa operator (auto – attendant)
E. Skema sistem penomorannya bebas.
F. Untuk mengaktifkan voice mail atau peralatan lain di luar/di dalam yang membutuhkan
pulsa DTMF maka sistem harus dapat mengubah pulsa dari telephone pulsa ke
DTMF.
G. Pada setiap pengaktifan fasilitas, nada diterima/konfirmasi harus diberikan oleh sistem
pada originator.
H. Mempunyai fasilitas personal identification Code yang memudahkan charging
allocation.
I. Menggunakan fault tolerant processor, processor yang digunakan harus lebih dari
satu dan mampu bertindak sebagai running processor dan stand by processor.
J. Untuk menjamin tingkat keandalan yang tingggi system yang ditawarkan harus
mempunyai lebih dari satu memory module (hot stand by).
K. Switching network pada sistem harus terdistribusi sesuai dengan pengembangan
kapasitas untuk menjamin keandalan (distributed switching network)
L. Internal link yang menghubungkaan antar modul processor harus terduplikasi untuk
menghindari kegagalan kerja antar processor atau peripheral.
M. Sistem ekspansi yang mudah (universal port : Voice & data).

PT. INDULEXCO 33 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

N. Maintenance dapat dilakukan dari terminal manager.


O. Untuk kemudahan aplikasi digital dan fleksibilitas maintenance modul-modul untuk
transmisi synchronous dan asynchronous harus terdiri dari satu modul.
P. Memori harus dilengkapi dengan Emergency battery unit untuk memungkinkan system
start-up lebih cepat dari pada re-load dari harddisk atau diskettes, setelah terjadi
power back-up dan battery back-up habis (flack).

1.4.2. Feature
A. Dialling, dengan nomor yang disingkat dari beberapa digit menjadi kode yang mudah
dihafal.
B. Call Forwarding. Panggilan dapat dibelokkan ke terminal lain apabila tidak dijawab,
sibuk atau absen dari group.
C. Bila panggilan data lebih dari satu maka panggilan-panggilan tersebut akan antri (call
queueing).
D. Compatibility check. Untuk komunikasi data dibutuhkan checking yang benar, apakah
terminal A dapat menghubungi (compatible) dengan terminal B.
E. Group Hunting.
F. Untuk komunikasi data keluar sistem (ke Telkom) dibutuhkan modem poolling untuk
menghemat jumlah modem yang digunakan cukup dengan beberapa modem yang
dapat dibuatkan secara sharing dengan jalan memutar nomor modem yang
dikehendaki atau cukup nomor group modem.
G. Jalur antara data dan voice harus dipisahkan.
H. Sistem yang ditawarkan harus bisa dihubungkan dengan telephone yang
menggunakan simultaneous voice dan data pada satu pair cable (2B+D).
I. Program sofware X21 harus bisa dihubungkan dengan sistem.
J. Untuk memenuhi kebutuhan security pemindahan data dari access yang tidak
diinginkan (tindakan yang bersifat kriminal) untuk mengakses terminal dari terminal
lain, sistem harus dapat memberikan kemampuan sehingga dengan atau tanpa
tambahan alat yang diperlukan:
 Direct access dengan password
 Access + password dengan prosedur pemanggilan kembali (call back) ke suatu
titik yang ditentukan sebelumnya.
 Access + password disertai prosedur pemanggilan kembali ke suatu titik tertentu
oleh system dan diikuti password kedua oleh pengakses.
K. Distinctive Ringing :
Dering pesawat telepon harus berbeda untuk panggilan intern atau extern.

PT. INDULEXCO 34 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

L. Diversion Dial Tone :


Nada harus berbeda untuk nada pilih intern dan extern.
M. Transfer dapat dilakukan dengan cara :
 Earth button/tombol tanah
 Hook flash
N. Confirmation Tone Indication
Kode untuk menandai bahwa suatu fasilitas sudah diaktifkan.
O. First Party Release :
Hubungan harus segera diputuskan apabila salah satu pihak yang sedang
berhubungan memutuskan pembicaraan.
P. Flexible Numbering Scheme :
Sistem penomoran harus fleksiber (user need) dan mudah pengaturannya.
Q. Instantenous Ringing :
Nada panggil langsung diberikan begitu digit terakhir diputar/ditekan.
R. Line Lock Out :
Nada pilih harus putus secara otomatis apabila setelah beberapa saat tertentu tidak
dilakukan pemutaran/penekanan nomor pada saat gagang telpon diangkat.
S. Mixed Station Dialling :
Dapat dihubungkan dengan semua jenis pesawat telepon cabang DTMF, LD dan
Digital.
T. Traffic Measurement :
Setiap pembicaraan dapat diukur lamanya pembicaraan, kemana, berapa pulsa dan
lain-lain melalui pesawat operator.
U. Traffic Classes :
Klasifikasi extension dapat diatur sesuai dengan hirarkinya, dengan lebih dari 5 tingkat
hirarki mulai dari hanya dapat menerima saja, hingga setingkat dengan hirarki
operator.

1.4.3. Fasilitas Operator


1. Umum
Operator dilengkapi dengan minimum 500 MB Harddisk, 1.44 flexible disk, indikator dan
sejumlah display yang berfungsi di dalam layar monitor berwarna, dengan sudut pandang
yang dapat diatur.

A. Tombol :
Untuk menangani panggilan dan untuk membantu terlaksananya hubungan.

PT. INDULEXCO 35 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Indikator :
Untuk memberikan informasi panggilan, hasil pemutaran nomor, status dan alarm.

C. Directory Dialling System : (on screen name directory) memudahkan dan


mempercepat operator dalam penyambungan hubungan komunikasi hanya dengan
menekan satu tombol.

D. Display :
Untuk menunjukkan nomor extension trunk group, serta penyambungan nomor
saluran, jumlah meter dan pulsa selama pembicaraan dan lama pembicaraan yang
sebenarnya.

E. Pada kondisi idle akan menunjukkan waktu :


(Jam, menit dan detik, serta daftar nama dan nomor extension extension).

2. Fasilitas
A. Mempunyai fasilitas directory untuk lebih dari 100 nama.

B. Fast Call Handling :


Operator bisa langsung menstransfer panggilan ke suatu extension tanpa pemberitahuan.
Pada saat operator masih tersambung dengan memanggil, operator bisa langsung
memutar nomor yang dituju.
Bila nomor yang diputar idle (bebas), panggilan akan tersambung otomatis ke nomor
tersebut tanpa perlu berbicara dengan yang panggilan.

C. Busy Override of Trunk Lines :


Apabila seluruh trunk lines di trunk group sibuk, operator dapat menengahi pembicaraan
dan memberitahukan kepada pihak yang sedang berbicara bahwa saluran dibutuhkan
untuk emergency (darurat) dan ia bisa memutuskan hubungan kedua pihak tersebut.

D. Common Pool Abbreviated Dialling :


Dengan fasilitas ini operator bisa melaksanakan hubungan keluar dengan memutar nomor
yang telah disingkat.

PT. INDULEXCO 36 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Series Call Outgoing :


Apabila beberapa extension ingin berbicara dengan pesawat telepon luar yang sama,
operator akan menekan tombol Series. Call dan memberitahukan pesawat telepon luar
bahwa ada beberapa panggilan seri. Operator akan menghubungkan extension pertama,
dan apabila hubungan telah selesai dan operator akan menghubungkan dengan
extension berikutnya dan seterusnya sampai extension terakhir tanpa memutuskan
hubungan dengan pesawat luar.

F. Incoming Call Hold :


Apabila operator tidak segera bisa menghubungkan panggilan ke extension yang dituju,
operator dapat menempatkan posisi call on hold.
Pemanggil akan menerima back-ground music (music on hold).

G. Individual Monitoring :
Operator dapat menandai panggilan satu persatu agar dapat memberi perhatian segera
kepada panggilan tersebut, apabila panggilan itu kembali kepada operator untuk
penanganan selanjutnya.

H. Number Display :
Operator console dilengkapi dengan display nomor.
Display ini menunjukkan identitas dari pihak yang bersangkutan (baik extension internal
nomor trunk line dan nomor dari pihak luar yang dihubungi) yang berhubungan dengan
operator.

I. Pilot Buzzer :
Apabila bantuan operator diperlukan dan operator tidak sedang menangani panggilan,
buzzer akan berbunyi dengan ritme yang telah ditentukan.

J. Call Diverted Indication :


Apabila operator meneruskan panggilan ke extension, tetapi extension tersebut di-
divert/dialihkan ke extension lain (call forwarding, follow me, dll) operator akan
mengetahui dengan melihat indikator. Indikator akan tetap menyala selama operator
berhubungan dengan panggilan tersebut.

PT. INDULEXCO 37 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

K. Connection Not Allowed Indication :


Apabila operator diminta oleh sebuah extension untuk menghubungkan ke extension yang
tidak diperbolehkan, operator akan bisa melihat melalui
“Indikator”. Indikator ini akan tetap menyala selama operator berhubungan dengan
extension tersebut.

L. Congestion Indicator :
Indicator akan menunjukkan bahwa sehubungan tidak dapat masuk atau seluruh saluran
terpakai.

M. Display Last Called Party :


Operator dapat mengetahui identitas atau divisi dari pihak yang terakhir dihubungi nomor
luar, dalam series-call, sehingga bila diperlukan panggilan ulang oprator dapat lebih
efisien.

N. Supression of Undesired Repeat Calls :


System dapat menentukan, apakah pihak luar dilepaskan atau dikembalikan ke operator
ketika pihak intern PABX menekan enquery dan meletakkan gagang pesawatnya. Bila
beberapa kali terjadi pihak luar kembali ke operator, maka sambungan akan dilepaskan.

O. Reactivating Operator Buzzer :


Operator console dapat menghidupkan suara buzzer secara otomatis bila pemanggil luar
tidak menunggu lebih lama dari suatu jangka waktu tertentu, meskipun buzzer telah
dimatikan.

P. Operator Queue Load Indication :


Dengan feature ini operator dapat memperhatikan besarnya beban traffic pada setiap
antrian panggilan, sehingga secara sengaja operator dapat mengatur kecepatan
penanganan panggilan untuk mempersingkat waktu tunggu pemanggil luar.

Q. On Hold Delay :
Setelah operator selesai menjawab suatu panggilan luar diberikan waktu 5 detik oleh
system kepada pemanggil sebelum operator dapat memutuskan hubungan.
Hal ini dapat akan menghindarkan penggunaan panggilan yang terlampau cepat oleh
operator sehingga pihak pemanggil tidak sempat berkomunikasi dengan cukup baik
dengan operator.

PT. INDULEXCO 38 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

R. DDO – Line Reservation for Operators :


Operator dapat diprogram untuk selalu memiliki satu atau lebih saluran keluar yang
bebas, meskipun pada jam kesibukan puncak. Hal ini akan menjamin selalu tersedianya
jalur/saluran bebas untuk pengaturan oleh operator.

1.4.4. Night Service


A. Sistem memiliki dua cara operasi secara normal :
1. Day service (pelayanan siang)
2. Night service (pelayanan malam)

Selama day Service semua telepon masuk/keluar dikerjakan oleh 1 operator. Bila
operator yang bertugas terakhir mengaktifkan night service dari operator console,
fasilitas “night service” akan berfungsi secara otomatis.
Keadaan ini biasanya terjadi pada akhir jam kerja, pada saat jumlah telepon
masuk/keluar tidak terlalu memerlukan adanya operator. Pada “Night Service” telepon
masuk diterima oleh satu dari beberapa kemungkinan yang dapat, yaitu :
 Satu extension tertentu.
 Lebih dari satu extension, terdiri dai extension utama dan/atau lebih extension.
 Individual Nigh extension (ext. Malam khusus).
 Saluran extension yang permanen (permanen ekstension). Extension yang dipakai
sebagai night service dapat juga dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang sudah
diprogram terlebih dahulu.
 Pesawat-extension yang diprogram untuk menerima “Night Service” tetap berfungsi
normal selama jam kerja.
 Individual Night Extension :
Sebuah extension tertentu dapat dialokasikan ke suatu saluran Telkom tertentu
(Incoming Trunk Line) selama night service.
Extension ini selanjutnya disebut extension malam pribadi (Individual Night Extension)
 Permanen Extension :
Saluran extension yang secara permanen berfungsi sebagai fasilitas extension
malam.
 Common Answering Night Service :
Pesawat “common answering night service” melayani telepon masuk dari trunk line
tertentu, yang ditandai dengan dering extra bel yang dipasang pada lokasi tertentu.
Telepon masuk dapat diambil oleh extension manapun dengan memutar kode
tertentu.

PT. INDULEXCO 39 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Fasilitas night service berfungsi bila operator yang terakhir melepas “hand-set”
(gagang pesawat dari operator console atau tidak menjawab telepon masuk dalam
kurun waktu tertentu. Bila “night service” aktif, semua telepon yang bisa ditangani
operator akan diarahkan ke “night service” ekstension.

 Cancellation (pembatalan) :
Fungsi dari night service akan hilang bila oprator menonaktifkan fasilitas night service
melalui operator console. Kalau ada telepon masuk yang masih belum dijawab oleh
”night service” akan ditujukan ke operator.

1.4.5. Fasilitas Extension


A. Music On Hold :
Suara music dapat diperdengarkan baik kepada pesawat trunk line atau kepada
extension, apabila hubungan sedang diproses atau menunggu.

B. Call forwarding :
Apabila ada panggilan kepada satu extension dan tidak diangkat, maka setelah selang
waktu tertentu panggilan tersebut segera dipindah kepada extension lain yang telah
ditentukan.

C. Group Hunting :
Sejumlah extension, umumnya yang termasuk dalam satu department/bagian dapat
digabung dalam satu group untuk hunting. Nomor individu setiap extension berfungsi
seperti biasa. Apabila nomor grup yang diputar, pesawat yang bebas dari grup tersebut
akan berdering baik secara siklis atau rutin yang tetap.

D. Call Pick Up :
Setiap extension dapat mengambil panggilan untuk extension lain yang masih ada di
dalam pick-up group, dengan memutar kode tertentu.

1. Follow Me :
Sebuah panggilan kepada satu extension A yang telah diprogram follow me ke extension
B, akan secara otomatis extension B yang akan dipanggil.

2. Priority Operator Access :


Extension dengan fasilitas khusus dapat menghubungi operator dengan prioritas.

PT. INDULEXCO 40 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Emergency Alarm :
Extension alarm dapat diputar oleh extension dengan Traffic Class tertentu dengan
memutar kode alarm. Apabila yang memutar menaruh handsetnya, sebelum panggilan
dijawab panggilan tersebut masih aktif. Selanjutnya extension alarm darurat diangkat,
prosedur Automatic Ring Bank bekerja dan extension originator (yang memulai
berdering).

4. Automatic Ring Back :


Apabila sebuah extension memanggil extension lain tetapi pesawat tersebut sedang
berbicara. Extension yang memanggil bisa memutar kode Automatic Ring back dan
meletakkan hand set. Apabila extension yang memanggil akan berdering, begitu juga
yang dipanggil akan berdering pula.

5. Break-In :
Extension dengan fasilitas Break-in dapat menengahi pembicaraan yang sedang
berlangsung. Inisiatif break-in dilakukan oleh extension dengan memutar kode Break-In.
Break In akan diikuti dengan nada peringatan yang terdengar oleh semua pihak yang
berbicara.

6. Enquiry :
Sebuah extension yang sedang melakukan pembicaraan dapat memanggil pihak ketiga
dengan menekan tombol enquiry. Inisiator akan menerima nada panggil dan dapat
memanggil pihak ketiga. Pihak kedua akan menunggu dan mendengar nada musik.
Setelah selesai dengan pihak ketiga pembicaraan bisa diteruskan dengan pihak kedua
lagi.

7. Shuttle :
Selama enquiry, inisiator bisa membantu pihak ketiga agar menunggu dan pembicaraan
dengan pihak kedua dan ketiga dapat dilakukan bergantian dengan menekan ulang
enquiry.

8. Transfer :
Dalam keadaan enquiry, inisiator bisa menghubungkan pihak ke dua dengan pihak ketiga
dengan meletakkan gagang telepon. Extension originator akan idle (bebas) dan pihak
kedua dan ketiga akan berhubungan.

PT. INDULEXCO 41 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

9. Add-on Conference :
Dengan fasilitas ini, extension dapat bicara bertiga yaitu dengan cara menekan code Add-
On conference sebelum memutar nomor pihak ketiga.

10. Post Dialling Outgoing :


Informasi dialling dari extension atau operator dapat dikirimkan ke Telkom ketika
sambungan pembicaraan telah diperoleh. Dengan menyampaikan dialling tambahan ini,
extension dapat memperolah jasa otomatis seperti voice mail, jasa data bank komputer
dan jasa publik lainnya.

11. Fixed Follow-Me:


Pemakai extension dapat mengaktifkan pemindahan tujuan panggil ke suatu extension
yang tetap/fixed, dengan menekan tombol tertentu. Setiap kali follow-me dikehendaki,
nomor extension tujuan tidak perlu dimasukkan, karena tujuan tetap tersebut telah diatur
sebelumnya.

12. Dialling Follow-me Originator :


Peng-aktif follow me dapat di-dial dari nomor tujuan follow me (secara langsung maupun
di dalam suatu inquiry). Fasilitas ini sangat berguna, bila si peng-aktif follow-me lupa
meng-cancel follow-me nya, dan panggilan di sampaikan ke nomor extension yang
dijadikan tujuan follow-me.

13. Queuing Initiated by a Calling Party :


Extension yang memanggil extension lainnya, dapat mengaktifkan “User Activated Camp
On Busy” dan indikasi call waiting (nada tertentu) dengan menekan tombol-tombol
tambahan. Dengan fasilitas ini si pemanggil dapat memutuskan apakah membatalkan call,
bila yang panggil sedang bicara, atau memberikan kode tunggu sampai terjadi hubungan.

14. General Facility Cancel Code :


Pemakai extension dapat mentransfer call/panggilan luar atau panggilan intern
kepadanya, ke extension lainnya, sebelum extension tersebut sempat menjawab atau
bahkan ketika pesawat tersebut sedang sibuk. Dengan fasilitas ini transfer dapat
dilakukan tanpa penundaan waktu.

PT. INDULEXCO 42 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

15. Password direct Dialling Out :


Dengan password, seseorang dapat menaikkan traffic class extensionnya hanya untuk
satu call, dan kemudian setelah selesai pembicaraan traffic class akan otomatis kembali
semula. Pemilik password tersebut dapat pula menggunakannya pada extension lainnya,
hanya saja harus memasukkan nomor extensionnya sendiri sebelum fasilitas berfungsi,
untuk pencatatan biaya pulsa yang digunakan.

16. Pasword Attempts Blocking :


Jika seseorang mencoba menggunakan password, dan beberapa kali gagal atas suatu
extension, maka extension tersebut akan otomatis diblokir/tidak bisa digunakan.

17. Multi line :


Extension dapat berhubungan dengan beberapa pihak luar melalui beberapa saluran
Telkom pada waktu bersamaan, berbicara satu persatu dengan yang lainnya di hold, atau
sekaligus dengan fasilitas conference.

18. Multi User/Tenants :


Extension tipe fully digital dapat berfungsi sebagai operator console untuk beberapa
kelompok extension setiap kelompok satu operator, dan panggilan dari luar dapat
langsung masuk ke operator kelompok tersebut.

1.4.6. Spesifikasi Telephone Set

A. Analog Telephone Set


 Transfer & Conference Button
 Tone Dialing
 Message Lamp
 Hold Button ( with LED )
 Redial, flash Button
 Handset dan ringer Volume Control Button

B. IP Telepon Set
 Mid-sized multi-gray scale graphic display
 WML browser menggunakan standar XML
 LDAP directory access via browser

PT. INDULEXCO 43 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Integrated switch untuk koneksi dengan PC


 10/100 BaseT dengan auto negosiasi yang terpisah untuk setiap port
 Minimum 14 fixed feature button
 Minimum 12 line appearance button ( 2 pages of 6)
 Minimum 3 display navigation key
 Full duplex speakerphone dengan auto echo cancellation
 Local speed dial, call log dan web application
 Headset Jack yang terpisah
 Adjustable desk stand
 Wall mountable
 Advanced Encryption Standard (AES) support

C. Operator SoftConsole
 Mampu menampilkan informasi jumlah penelpon pada display sampai 6 telepon
secara bersamaan.
 Mampu mencari internal dan eksternal direktori
 Lookup dan dialing direktori
 Terintegrasi dengan manajemen direktori dan mensupport sampai 100 database
direktori
 Catatan per call dan permanent
 Integrated iClarity untuk IP Audio

D. Rectifier
 Input Voltage : 240 Volt + 10%
220 Volt + 10%
Tapped Transformer primary
 Output Voltage : 48 V to 56 V
 Regulation : + 0,1% over the specified input voltage and
frequency range at any load current from 200
to 100%.
 Output Ripple And Noise : Less than 1mV propomitrically weight to 800Hz
Under all specified input and load conditions
during constant voltage operations.
 Power Factor : Not less than 0.7 specified at 240 V 50 Hz input
100% load.

PT. INDULEXCO 44 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Battery set
1. Voltage : 48 V DC 60 AH – 500 AH
2. Jenis : Lead Acid Rechargable
3. Type : MF (Maintenance Free)

E. MDF (Maintenance Distribution Frame)


 Sistem penyambungan : Slip dengan alat connection/disconnection,
Solderless (cat 5).
 Model : Tegak pasang dilembah.
 Penyusunan : Di dalam 19” rack, perblock vertical/horizontal
sesuai ukuran.

2. Persyaratan Teknis Pemasangan


2.1. Junction Box/MDF
A. Penyambungan kabel di dalam junction Box dan MDF harus mempergunakan terminal
sesuai dengan persyaratan PT. TELKOM.

B. Kabel yang masuk keluar ke/dari Junction Box/MDF harus memakai kabel gland dan
tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel dengan memakai “cabel marking”.
C. Semua Junction Box/MDF harus ditanahkan.
D. Junction Box/MDF diperkuat kelantai bangunan dengan 4 buah dynabolt 5/8 “ x 2”.
E. Junction Box/MDF dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak
4 buah pada ketinggian 150 cm.

2.2. Kabel
A. Semua kabel dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
C. Semua kabel harus memiliki isolasi 0.5 ohm terhadap gedung

2.3. Trunking Kabel dan Tangga Kabel


A. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan atau garis vertikal.
B. Tanggal kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran
½” x 2” pada jarak 75 cm.
C. Trunking kabel digantung di lantai dengan dynabolt berukuran ½” x 2”.

PT. INDULEXCO 45 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.4. Terminal Pesawat Telepon


Terminal ini dipasang pada ketinggian 300 cm dari lantai atau ditentukan lain oleh Arsitek.

2.5. Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Semua pipa instalasi di
plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m dengan warna
merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon), hijau (data), kuning (security),
coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock).

3. Pengujian
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. TELKOM dan
pabrik pembuat.

4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material

PT. INDULEXCO 46 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. SISTEM JARINGAN DATA


1. Ketentuan Bahan Dan Peralatan
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan
teknis sebagai berikut :

SERVER
1.1. Management Server
 Processor Intel Xeon MP 3 GHz, dual capacity up to four
 Ethernet Card (2 port RJ 45, 10/100/1000 base-T)
 Colour Graphic Monitor LCD 21”
 Minimum Hard disk 640 GB up to 1.3 TB SCSI (kapasitas maksimal 8 bays)
 DVD-CDRW Combo
 Minimum RAM 16 GB up to 64 GB
 Sound Card & Speaker
 Mouse Console
 Redundant Fan and Power Supplies
 Hot Pluggable & Hot Swap
 Linux/Unix/Setara Operating System 25 Client

1.2. Web Server


 Processor Intel Xeon MP 3 GHz, dual capacity up to four
 Ethernet Card (2 port RJ 45, 10/100/1000 base-T)
 Colour Graphic Monitor LCD 21”
 Minimum Hard disk 640 GB up to 1.3 TB SCSI (kapasitas maksimal 8 bays)
 DVD-CDRW Combo
 Minimum RAM 16 GB up to 64 GB
 Sound Card & Speaker
 Mouse Console
 Redundant Fan and Power Supplies
 Hot Pluggable & Hot Swap
 Linux/Unix/Setara Operating System 25 Client

1.3. Mail Server


 Processor Intel Xeon MP 3 GHz, dual capacity up to four
 Ethernet Card (2 port RJ 45, 10/100/1000 base-T)

PT. INDULEXCO 47 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Colour Graphic Monitor LCD 21”


 Minimum Hard disk 640 GB up to 1.3 TB SCSI (kapasitas maksimal 8 bays)
 DVD-CDRW Combo
 Minimum RAM 16 GB up to 64 GB
 Sound Card & Speaker
 Mouse Console
 Redundant Fan and Power Supplies
 Hot Pluggable & Hot Swap
 Linux/Unix/Setara Operating System 25 Client

FIREWALL & INTRUSION DETECTION SYSTEM


1.1. Firewall
 Appliance – Eight ports 10/100/1000 Gigabit
1. Performance and Capacity
a. Firewall performance up to 2.4 Mbps
b. Unrestricted VPN tunnels
c. Up to 700,000 concurrent connections / sessions
d. Unrestricted Policies
e. Unrestricted number of users

2. Mode of Operation
a. Transparent Mode (bridging)
b. Routing Mode
c. NAT (DNAT/SNAT, Masquerading)
d. Support source-based routing
e. Support time-based policy
f. Support generic Proxy
g. Support SIP Proxy
h. Can be used as DHCP Server or DHCP Relay
i. Create backup on demand or schedule
j. High Availability mode
k. Support remote syslog

3. Firewall
a. Support stateful packet inspection

PT. INDULEXCO 48 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Support time-based policy


c. Support protocol handling

4. VPN Gateway
a. VPN Throughput 1.06 GB
b. Support L2TP and PPTP protocol
c. Support IPSec NAT transversal and virtual IP
d. Support L2TP over IPSec
e. Support multiple architecture including Net-to-Net, Host-to-Net, and Host-to-
Host
f. 3rd party user authentication including Local user, Radius server, Novel
eDirectory, Microsoft Active Directory, LDAP.
g. Support multiple encryption including DES, 3DES, AES etc.
h. Support Authentication method including PSK, X.509, RSA,CHAP, MSCHAP,
MSCHAPv2, PAP, RADIUS (for L2TP, IPSec and PPTP).

5. Intrusion Prevention System


a. Block suspicious traffic
b. Support Anomaly detection
c. Intrusion Protection utilizes a database of over 4,000 rules
d. Support Intrusion Detection and Prevention notification
e. Customizing existing rules and creating new ones
f. Enabling or disabling any of the over 4,000 rules
g. Support port scan detection
h. Support Dos/Flood Protection including SYS (TCP) Flood, UDP Flood, ICMP
Flood protection
i. Support policy exclusion with IPS
j. Support performance tuning with IPS

6. Web Security
a. Support URL filtering / surf protection
b. Support time base policy
c. Support transparent and user authentication proxy with active directory service
and Novell e-Directory
d. Support database of categorized web sites currently includes more than 60
million entries

PT. INDULEXCO 49 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Dual virus scanning engine


f. Support spyware protection (filtering flash, java script, VB script also)
g. Support regular expression
h. Support File extension blocking
i. Support URL white list and black list

7. Email Security
a. Support POP3 and SMTP Proxy transparent
b. Support Phishing protection
c. Support Spam protection
d. Dual virus scanning engine
e. Multiple detection methods and a database of over 170,000 virus signatures
f. Spam quarantine supported
g. Support method greylisting, Sender Policy Framework (SPF), BATV
signatures, Sender and Recipient verify, USE SBL/RBL, Deny recipient hack,
Sender black list.
h. SMTP Authentication supported
i. Support SSL/TLS

8. Reporting
a. Graphical view
b. Daily Executive Report
c. Detailed Real time logging
d. Network Accounting logging

SWITCH
1.1. Core Switch
 Chassis base dengan minimal 7 slot, diluar slot Power supply dan fan tray.
 Ukuran chasis sesuai standard rack mount 19”.
 Mendukung minimal 2 power supply untuk redundancy dan load sharing.
 Dilengkapi dengan switching fabric dan switch processor dengan kapasitas backplane
minimal 96 Gbps.
 Mempunyai kemampuan L3 Forwarding rate minimal 72Mpps.
 Lime card modul dapat di swap sewaktu – waktu tanpa mengganggu operasional core
switch (Hot Swappable).

PT. INDULEXCO 50 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Dilengkapi Enterprise level operating system yang mampu mendukung IP, IPX/SPX.
 Mendukung teknologi Gigabit Ethernet TX, LX dan SX.
 Memiliki minimal 24 port 10/100/1000 Mbps RJ-45 ports.
 Memiliki minimal 48 GE ports. Dengan teknologi 1000base-SX.
 Mampu mendukung VLAN sampai 4096 VLAN. Dilengkapi dengan kemampuan VLAN
Tagging (802.IQ).
 Mampu mendukung penerapan Spanning Tree Protocol (STP).
 Memiliki kemampuan Hardware-based routing, dengan routing protocol: Static, RIP,
RIP2 and OSPF.
 Mampu mendukung penerapan Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) atau
yang equivalent.
 Mampu mendukung penerapan Server Load Balancing.
 Memiliki kemampuan multicast routing.

1.2. Access Switch


 Switch ini akan mangakomodasi seluruh koneksi user dan menyediakan uplink via
gigabit Ethernet ke Distribution switch
 Memiliki ukuran sesuai standard rack mount 15”.
 Mempunyai kapasitas backplane yang mampu mendukung akses seluruh port pada
utilisasi maksimal tanpa terjadi blocking
 Memiliki minimal 24 port auto sensing 10/100Base-TX
 Dilengkapi 2 port GE ports 10/100/1000Base-T untuk uplink
 Mampu mengakomodai minimal 8,000 MAC address
 Mendukung traffic multicast.
 Mampu mendukung minimal 100 VLANs. Dilengkapi dengan kemampuan 802.1Q
VLAN tagging
 QoS and Traffic Management
 Memiliki kemampuan QoS pada setiap portnya.
 Mampu mendukung penerapan QoS berbasis IEEE 802.1p dan Dift serve (DSCP)
 Protocol Compability : Transparent to Higher Layer Protocols

1.3. Patch Panel Fiber Optic


 Fiber dimension : 50 m- core, 125 m cladding (50/125)
: 8.3 m- core
 Digunakan untuk terminasi atau splicing kabel fiber optik

PT. INDULEXCO 51 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Bersifat modular dan memungkinkan aplikasi cros-connect, interconnect, terminasi


serta splicing kabel fiber optic
 Dapat diletakkan di dinding.
 Type Konektor : ST/SC/LC, ceramic dengan average loss 0,3
db, operating temperatur – 40 s/d 85 derajat
celcius dengan perubahan performa rata-rata =
0,1 db.
1.4. Patch Panel UTP
 Harus dapat mendukung UTP cat-5E
 Menggunakan sistem modular
 Setiap patch panel harus mampu menampung kapasitas sesuai dengan gambar
lay-out.

1.5. Outlet Data


 Tipe: RJ 45 Faceplate (catagory 6)
 High density modular information jack designed untuk mendukung jaringan
kecepatan tinggi dalam penggunaan transmisi data dengan frekuensi sampai
dengan 100 MHz.
 Category : 6
 Modular jack merupakan entity yang terpisah dari faceplate

1.6. Kabel
Kabel Fiber Optic
 Memiliki minimum 4 cores (Fiber multimode 4 cores indoor) dan 12 core (Fiber
singlemode 12 cores outdoor) yang harus di terminasi seluruhnya pada lokasi yang
telah ditentukan.
 Harus dari jenis yang umum dipergunakan pada gedung tinggi,
 Harus memenuhi standar spesifikasi ANSI/EIA/TIA-568 dan spesifikasi EIA/TIA 492.
 Fiber dimension : 50 m- core (Indoor) dan 8.3 m- core (Outdoor)
125 m – cladding
 Operating temperature range : -20 degree C to 85 degree C
 Attenuation : 2.3 db/km at 850 nm (multimode)
0.55 db/km at 1.300 nm (multimode)
0.40 db/km at 1.310 nm (singlemode)
0.21 db/km at 1.550 nm (singlemode)

PT. INDULEXCO 52 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Min. bandwidth : 400 Mhz – km at 850 nm (multimode)


800 Mhz – km at 1.300 nm (multimode)
 Numerical aperture : 0.2 + 0.015 (multimode)

Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)


Memenuhi standar-standar berikut:
 ANSI/TIA-EIA-568-B.2-1 (Category 6)
 Class E - ISO/IEC FDIS 11801 2nd edition draft
 Class E – CENELEC EN50173
 Class E - ISO/IEC 11801 2nd edition LATEST DRAFT

Spesifikasi teknis kabel UTP sebagai berikut:


 Max. capacitance unbalance : 73,2 pF/100m
 Max. DC Resistance : 9.4 ohms/100 m
 Max. DC Resistance unbalance : < 5%
 Gauge : 24 AWG
 Outside diameter : 6,3 mm
 Operating temp. Range : -20 degree to 60 degree C.
 Category :6

Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam gambar &
semua kabel dipasang dalam konduit

2. Network Management System (NMS)


Spesifikasi minimum Software:
a. Solusi NMS harus memiliki kemampuan aplekasi yang baik dalam membuat
konfigurasi, adminisrasi, monitoring, mendeteksi kegagalan dan sebagai alat analis
permasalahan euntuk perangkat LA, NMS berbasis GUI.
b. NMS harus mampu melakukan automatic discovery dan cerdas dalam membentuk
tampilan topology jaringan.
c. System NMS beroperasi di atas platform operating system Linux/Unix/Setara.
d. Sitem NMS harus mendukung topology auto-discovery, menunjukkan status discovery
dan SNMP2 dari perangkat network, peta ini juga merupakan titik awal dari aplikasi
SNMP lain.

PT. INDULEXCO 53 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. NMS harus mendukung kemampuan real-time monitoring arus untuk protocol, aplikasi
dan interface agar dapat membuat saringan yang tepat sehingga dapat menghemat
biaya dan meningkatkan performa.
f. Sitem NMS harus berasal dari endor yang sama dengan pembuat perangkat switch.
g. Sitem NMS harus mampu memberikan informasi incentory perangkat betwork
termasuk memory, slots versi software dan boot ROM
h. Sitem NMS harus mampu melakukan update software dan konfigurasi ke perangkat
yang sudah dipilih dan dapat dilakukan secara terjadwal, ini memberikan
penghematan waktu dan kesalahan dalam melakukan update network.

3. Teknis Perangkat Jaringan


Spesifikasi minimum Jaringan:
a. Harus mampu mendukung system jaringan computer minimal 500 User.
b. Mendukung switching teknologi Ethernet, Fast Ethernet maupun Gigabit Ethernet.
c. Memiliki system network manajemen, traffic manajemen tersendiri.
d. Mampu dikembangkan di masa yang akan datang.
e. Harus mempunyai dukungan teknis selama 1 tahun dalam periode 7 x 24 jam dan
berada di Jakarta, Indonesia.
f. Mempunyai scalability, flexibility dan functionality yang memadai untuk dipergunakan
di Bandar Udara.
g. Mempunyai tingkat keamanan yang tinggi.
h. Mempunyai garansi spare part selama 1 tahun.
i. Mendukung system redundancy.
j. Sistem NMS dapat diintegrasikan dengan alat me\anageman lain. Sistem NMS dapat
terintegrasi dengan baik dengan switch core, distribution dan access.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan


4.1. Peralatan
A. Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian.
B. Relay Box dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.

4.2. Kabel dan Konduit


A. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang Trunking kabel.
B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus di pasang pada tangga
kabel.
C. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

PT. INDULEXCO 54 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Kabel fiber optic dan kabel UTP memakai PVC high impact conduit.
E. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)

4.3. Trunking kabel dan tangga kabel


A. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang Horizontal dan satu garis Vertikal.
B. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran
1/2“ x 2” pada jarak 75 cm.
C. Trunking kabel di gantung di lantai bangunan dengan dynabolt berukuran 1/2“ x 2”

5. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen penjualan
peralatan dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan
yang baik.

6. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material

C. Seluruh instalasi data cabling system harus disertifikasi dengan jaminan 10 – 15 tahun
untuk aplikasi.

PT. INDULEXCO 55 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. SISTEM KEAMANAN (SECURITY SYSTEM)

1. SISTEM CLOSE CIRCUIT TELE VISION ( CCTV ).

Uraian Sistem
Sistem CCTV yang akan dipasang pada Proyek ini, berbasis TCP/IP. Pada system ini
terdiri dari perangkat perekaman (Network Video Recorder), perangkat pengatur (Video
Management), perangkat penampakan gambar (Work Station , Video Monitor) dan IP
Camera yang di distribusikan dengan system jaringan data gedung (TCP/IP). Perangkat
yang dipasang bertujuan untuk mempermudah pemantauan, perawatan dan flexible
dalam arti dari lokasi manapun selama dalam satu networks (jaringan) dapat dipantau
melalui Work Station mupun dengan Video Monitor.

1.1. Ketentuaan dan bahan CCTV


Peralatan yang digunakan dalam sistem IP Camera (IP CCTV) ini terdiri dari :
- Kamera IP.
- Sistem Manager.
- NVR Network Video Recorder /NSM Network Storage Manager
- User Interface :
a. Video Consule Display
b. Key board Joy Stick
c. Work Station

1.1.1. Kamera IP
Kemampuan Camera yang ditawarkan adalah camera yang menggunakan Mega pixel
Camera dilengkapi dengan lensa Megapixel, untuk outdoor camera harus dilindungi
dengan housing yang mempunyai setifikasi Meets NEMA Type 4X dan IP66 standards
utuk dipasang di area luar (Oudoor)

Kemampuan Camera meliputi :


- Kompresi file H 264 yang mampu mempekecil file sampai dengan 20 x lebih kecil
dengan hight difinisi resolusi dgn gambar yang dihasilkan konsiten.
- Camera yang digunakan Camera Day/ Night dengan minimal 1,5 Mega Pixel yang
mampu berfungsi walaupun dengan intensitas cahaya rendah memiliki IR cut filter
mekanis.

PT. INDULEXCO 56 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Dapat mendukung dua video stream secara simultan dalam format MJPEG dan H.264
dengan konfigurasi beberapa resolusi.
- Mampu memberikan real-time video (30 IPS) dengan resolusi HD menggunakan
kompresi H.264 dengan bandwidth dioptimalkan untuk efisiensi penyimpanan dan
dapat dikonfigurasi dengan bebagai macam frame rate, tingkat bit dan kelompok
gambar.
- Camera harus sudah mempunyai kemampuan standart video analytic yang bisa
dikonfigurasi dan diaktifkan mengunakan Web Standart dan compatible dengan
system yang digunakan. Camera juga harus mempunyai Analytic Object Video dan
dapat dikonfigurasi dan diaktifkan menggunakan browser Web standar dan kompatibel
dengan system yang ditawarkan seperti sistem manajemen. antar muka(user
interface) melalui web standar untuk remote setup.
- Mampu dilihat sampai dengan 16 kamera pada jaringan yang sama dengan Window
Blanking yang mana Window blanking digunakan untuk menutupi wilayah privasi yang
ditetapkan pengguna tidak dapat dilihat oleh operator dan camera mendukung hingga
empat jendela blanked dan wilayah blanked akan muncul di layar sebagai jendela
abu-abu yang solid.
- Video sistematisasi Camera mudah dihubungkan ke Sistem digunakan. Camera
dilengkapi Available Proram Interface untuk berinteraksi dengan dengan sytem yang
digunakan.
- Camera ini harus mampu menjalankan hingga tiga perilaku pada saat yang sama.
- Daya proses ditentukan oleh pengaturan standar kompresi, resolusi, tingkat gambar,
bit rate, dan konfigurasi analitik. Untuk setiap perilaku, harus dapat membuat profil
kustom yang berisi beberapa pengaturan kamera yang berbeda. Dengan profil,
pengguna harus dapat mengatur skenario yang berbeda untuk perilaku, yang secara
otomatis akan mendeteksi dan memicu alarm bila aktivitas spesifik terdeteksi.
Analytics dapat dikonfigurasi dan diaktifkan menggunakan browser Web standar, dan
perilaku ini yang harus kompatibel dengan sistem. Beberapa perilaku dapat
dijadwalkan untuk bekerja selama waktu tertentu atau kondisi misalnya, siang hari,
kamera dapat dikonfigurasi dengan menghitung objek yaitu menghitung jumlah orang
yang masuk pada suatu area .

Pada malam hari, operator dapat mengubah profil tersebut untuk Kamera Sabotase
untuk memicu alarm jika kamera dipindahkan atau terhambat.
- Analisa Perilaku Obyek meliputi:
 Obyek Terbengkalai:

PT. INDULEXCO 57 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Mendeteksi objek yang ditempatkan pada zona yang telah ditentukan dan memicu
alarm jika objek tetap di zona lebih lama dari waktu yang ditetapkan.

 Adaptif Motion:
Mendeteksi dan objek trek yang masuk dalam adegan dan kemudian memicu
alarm bila ada obyek memasuki zona yang ditetapkan.

 Kamera Sabotase:
Mendeteksi kontras perubahan di bidang pandang. Alarm dipicu jika lensa
terhambat dengan cat semprot, kain, atau penutup lensa. Setiap reposisi yang
tidak sah dari kamera juga memicu alarm..

 Deteksi berkeliaran:
Mengidentifikasi ketika orang atau kendaraan tetap berada dalam zona pasti lebih
lama dari waktu yang ditetapkan. Perilaku ini efektif dalam pemberitahuan real-
time dari perilaku yang mencurigakan di sekitar tangga, dan halaman.

 Obyek Removal:
Pemicu alarm jika objek dihapus dari zona ditetapkan. Perilaku ini sangat ideal
untuk pelanggan yang ingin mendeteksi penghapusan benda bernilai tinggi,
seperti sebuah lukisan dari dinding atau patung dari sebuah alas.

 Berhenti Kendaraan:
Mendeteksi kendaraan berhenti di dekat daerah sensitif lebih lama dari waktu yang
ditetapkan. Perilaku ini sangat ideal untuk area drop-off di tepi jalan, penegakan
parkir, parkir mencurigakan.

1.1.2. Sistem Manager


Sistem Manager adalah perangkat keras terpadu dan platform perangkat lunak yang
berfungsi sebagai komponen Sistem Manajemen dari sistem yang ditawarkan yang
memberikan didistribusikan administrasi beberapa perangkat pada jaringan. Sistem
Manager mengelola sistem keamanan, berfungsi sebagai server kunci untuk otentikasi
pengguna dan perangkat.

Sistem Manager berfungsi untuk komunikasi antara semua perangkat pada seluruh,
jaringan keamanan subnet.Untuk memastikan perangkat terintegrasi disinkronisasi, fungsi

PT. INDULEXCO 58 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Sistem Manager sebagai sistem server default, menggunakan protokol standar industri
NTP. Selain itu, Sistem Manager bisa diarahkan pada server eksternal untuk sinkronisasi
dengan Network Time Protocol (NTP).

Sistem manager mampu menyimpan database dari semua fungsi sistem termasuk
kesalahan perangkat, alarm, dan tindakan pengguna. Sistem Manager ini mampu
mnyimpan secara komprehensif dan dapat diakses dan dicari melalui jendela Login
Sistem pada work station.

Sistem Manager harus dapat dihubungkan ke Uninterruptible Power Supply (UPS)


berfungsi untuk memonitor daya utama gagal Sebagai fitur keamanan Sistem Manager
harus mampu mendukung replikasi data base: pada saat sistem data kritis dapat
disinkronisasi dengan Sistem manager lainnya, dengan ke mamapuan ini memungkinkan
sebuah failover cepat dan mudah untuk peralatan cadangan.

1.1.3. Network Storage Manager (NSM)/Network Video Recorder


Network Storage Manager yang juga sering disebut Network Video Recording adalah alat
untuk menyimpan data video streming . Data video striming adalah data yang utama dan
sangat penting dalam kehandalan system security yang merupakan bukti otentik.
Network Storage Manager (NSM)/Network Video Recorder mampu memberikan kinerja
yang tangguh dan mempunyai inovasi untuk kebutuhan penyimpanan mission-critical.
Network Storage Manager (NSM)/Network Video Recorder harus mempunyai rancangan
(desain) hardware scalable dan kemampuan software yang memungkinkan untuk
memenuhi kebutuhan penyimpanan dari keamanan fisik dan untuk aplikasi pengawasan.
Hardware harus dibangun untuk kinerja, kehandalan, dan skalabilitas, karena tuntutan
aplikasi surveilans tempat streming yang unik pada subsistem penyimpanan. Network
Storage Manager /Network Video Recorder harus mempunyai bandwidth dan kapasitas
yang cukup untuk masukan streming data video, juga harus secara simultan mengelola
semua disk lainnya dan mempunyai fungsi RAID, karena aplikasi keamanan fisik hampir
selalu mempunyai misi kritis. Untuk menghindari downtime, kinerja terdegradasi, atau
kehilangan cuplikan catatan sangat mengganggu keamanan fisik dan misi organisasi.
Network Storage Manager /Network Video Recorder ini haruslah memenuhi tuntutan
kinerja kehandalan. Custom komponen perangkat keras, harus mempunyai setifikasi UL
dalam satu kesatuan software dan hardware dan mampu mengalirkan data streming 250
Mbps dan berkelanjutan untuk merekam dan playback. Network Storage Manager
/Network Video Recorder ini mampu minimal 230 Mbps throughput untuk masuk aliran

PT. INDULEXCO 59 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dengan pemutaran secara simultan 32 stream. Kinerja ini harus bisa dipertahankan
apakah sistem tersebut telah beroperasi di bawah kondisi normal, berurusan dengan
kesalahan disk drive, atau membangun kembali array RAID.

NSM/NVR, haruslah mampu menggunakan komponen dengan kosumsi daya yang


rendah dan pendinginan adaptif, dan dilengkapi redundansi pada semua titik kegagalan
umum seperti redundant power supply.

Network Storage Manager /Network Video Recorder haruslah menggunakan Kartu


Compact Flash untuk host sistem operasi untuk kehandalan yang lebih tinggi
dibandingkan Hard Disk drive tradisional. Network Storage Manager /Network Video
Recorder harus mempunyai kofigurasi RAID memberikan perlindungan ganda dari data
yang disimpan.

1.1.4. User Interface


User interface adalah peralatan yang berfungsi untuk menjembatani pengguna
mengakses ke seluruh peralatan untuk fungsi monitoring, controlling dan konfigurasi.

Peralatan User interface :


1. Video Consule Display
Video Consule Display adalah peralatan virtual matrix yang merubah video streming
menjadi signal video yang fungsi untuk operator surveilans. Video Consule Display
mampu menampilkan meng encode video secara real-time sambil menyeimbangkan
kompleksitas dari camera dan camera megapiksel. Setiap VCD harus mampu meng
decode sampai dengan 32 streming, dan mampu mengelola dinding video dan
menyediakan konesi untuk keyboard Joy stick yang bisa berfungsi seperti analog
video matrik yang bertujuan untuk penggunaan yang mudah. Setiap fungsi VCD
mampu secara simultan enam belas decoding MPEG-4 dengan kwalitas resolisi 4CIF
dan dengan jumlah prame 30 IPS NTSC / 25 IPS disamping itu juga mampu
mendecoding dua belas H.264 baseline stremin pada kwlitas resolusi 4CIF secara
real time dengan prame 30NTSC/25 PAL IPS.

Video Consule Display mampu secara otomatis mencari dan menampilkan resolusi
yang lebih rendah, pada aliran kedua dari kamera. Teknologi ini juga harus dapat
mengurangi tingkat refresh untuk meminimalkan dampak terhadap persyaratan
pengolahan dan overhead jaringan. Pada standar resolusi dan video megapiksel

PT. INDULEXCO 60 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

streming harus dapat menampilkan secara tunggal, 2 x 2, 3 x 3, 4 x 4, 1 + 5, 1 + 12,


dan 2 + 8 konfigurasi pada monitor aspek rasio 04:03. Konfigurasi juga harus tersedia
untuk memonitor rasio aspek 16:9, 3 x 2 dan 4 x 3. Setiap kombinasi dari pemutaran
hidup atau streming harus dapat ditampilkan secara bersamaan, termasuk live dan
pemutaran streming dari kamera yang sama. Setiap Video Consule Display mampu
mendrive dua monitor definisi tinggi (monitor resolusi hingga 2560 x 1600) melalui
koneksi DVI-I.
Video Consule Display harus dapat mengatur video monitor yang melekat pada
decoder terkonekss dengan jaringan. Video Consule Display harus dapat
menggabungkan display-diplay untuk memberikan kontrol yang efisien untuk
mengizinkan operator untuk tetap fokus pada video yang sedang diamati. Mampu
bekerja dengan Joy stick, struktur menu ikon berbasis dicampur di layar primer.
Shortcut pada Joy stick harus memungkinkan operator untuk cepat mengakses fungsi
kritis tanpa harus berpaling dari monitor mereka. Saat mengekspor video, Video
Consule Display mampu untuk mengekspor video melalui USB mengunakan flash disk.

2. Keyboard Joy stick


Keyboard Joy stick dioptimalkan untuk kebutuhan surveilans dalam mengendalikan
camera virtual matriks. Pengguna dapat memberikan umpan balik melalui layar Video
Cosule Display, tombol-tombol keyboard built-in lampu LED. Joy stick dikonfigurasikan
dengan tiga modul kontrol yang dapat diputar secara individual untuk memberikan
kenyamanan ergonomis bagi operator.

Kemampuan Joy stick meliputi:


- Variabel speed, variabel positioning dengan kunci untuk iris fokus lensa dan
kontrol..
- Memutar joystick zoom lensa masuk dan keluar. Tombol joystick dan kontrol
digunakan untuk menavigasi menu konfigurasi pada layar.

3. Work station
Work station disini difungsikan untuk pemetaan perletakan camera dan monitoring
terjadi alarm . Pemetaan memberikan operator untuk menampilkan lokasi fisik camera,
alarm, dan status camera termasuk seluruh fasilitas. Integrasi. Work station perangkat
lunak sistem membuat pengaturan peta yang cepat dan intuitif. Work station harus
dapat membuat penyaringan dan navigasi sehingga pengguna membuat peta cara
yang efektif untuk pemantauan sistem besar maupun kecil. Mampu untuk

PT. INDULEXCO 61 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

menggunakan peta yang dibuat di AutoCAD, atau sebagai file grafis umum,
memungkinkan administrator untuk cepat mengimpor peta yang ada untuk mulai
membangun sebuah representasi grafis dari situs.

Akses langsung ke sistem Endura menyediakan operasi klik-dan-tarik (drug and drop)
yang sederhana untuk menempatkan camera, alarm, dan relay, untuk ikon peta. Ikon
harus dapat disesuaikan dalam ukuran dan warna untuk mehindari kekacauan dan
mudah dikenali pada peta dan system harus tetap menyediakan cara yang efektif
untuk menentukan di mana komponen kunci berada. Mempunyai Hyperlink yang dapat
dimanfaatkan di seluruh peta untuk dengan mudah menghubungkan beberapa peta
bersama-sama untuk menciptakan sebuah hirarki pandangan. Mampu membuat,
lapisan bentuk kustom, lapisan ikon, dan pandangan dapat dibuat untuk melayani
kebutuhan berbagai operator.

Sistem harus dapat mengatur hak izin untuk pengguna yang dikelola oleh Sistem
manajer, dan menyediakan database tunggal untuk mengelola pengalaman operator
dan akses dalam pemetaan user interface sesuai dengan kebutuhan seluruh sistem.
Ikon dengan pulsa alarm haruslah dengan warna yang berbeda untuk
mengindikasikan adanya alarm. Setiap kejadian alarm system mendukung
perhitungan secara otomatis pada ikon mereka yang terkait, dan operator dapat
menyediakan tampilan cepat dari jumlah alarm dan perioritasnya.

Pengguna grafis yang intuitif memungkinkan untuk akses dan mengakui alarm,
mengaktifkan relay, dan skrip, melihat video langsung dan dicatat, dan bahkan
mengelola monitor menampilkan dinding tanpa harus meninggalkan aplikasi, namun
mudah digunakan, system pemetaan menyediakan cara yang efektif untuk mendukung
arsitektur scalable tanpa mengurangi kemampuan operator untuk mempertahankan
kewaspadaan atas sistem surveilans.

4. LED Monitor (24”)


LCD Monitor kelengkapan peralatan yang tidak terpisahkan dengan user interface yang
mana sangat berperan dengan kwalitas gambar yang ditampilkan untuk menunjang
system yang menggunakan Hight Divinition View.
LCD monitor harus mempunyai kemampuan Full high-definition (FHD) yang
memberikan resolusi 1920 x 1080p dan LCD Monitor haruslah dirancang secara
khusus untuk memunuhi kebutuhan system yang bekerja 24 jam secara terus

PT. INDULEXCO 62 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

menerus , menampilkan definisi tinggi beradaptasi dengan perubahan sifat keamanan


dalam desain ruang kontrol dan efisiensi. LCD monitor merupakan komponen yang
tidak terpisahkan dari ruang kontrol modern, memungkinkan untuk menyesuaikan dan
memberikan konfigurasi video yang paling efisien untuk instalasi. LCD Monitor harus
satu merk dengan system yang ditawarkan.

1.2. Spesifikasi Teknis


1.2.1. Outdoor Fixed 2.1 Megapixel
Camera Auto Iris 2,2 ~ 6mm
- Camera Type : Fixed 2.1 Megapixel Auto Iris
- Image Device : min. 1/3" CMOS
- Imager Read out : Progressive Scan
- Miniimum Resolution : 1920 x 1080
- Video Streams : 2 video streaming Simultan streming
- Sensitivity (f/1.2; 2,850°K; SNR >24 dB)
Color (33 ms) : 0.50 lux
Color SENS (500 ms) : 0.12 lux
Mono (33 ms) : 0.25 lux
Mono SENS (500 ms) : 0.03 lux
Supported Protocols : TCP/IP, UDP/IP (Unicast, Multicast IGMP),
UPnP, DNS, DHCP, RTP, RTSP, NTP, IPv4, SNMP,
QoS, HTTP, HTTPS, LDAP (client), SSH, SSL,
SMTP, FTP, mDNS (Bonjour), and 802.1x (EAP)
- Certification : UL/cUL Listed
- Bit Rate 30 Ips H264 : 6 Mbps dengan resolusi 1920 width 1080 Height
- Lens Focal Length : Mega pixel lens
- Auto Iris Lens Type : DC drive
- Lens Mount Type : CS mount
- Lens Focal Length : f/1.3-2.0 (min. 2.2 ~ 6.0mm)
- Zoom Ratio Lens : min. 2.7x
- Focus Number : min. 1.3 ~ 2.0
- Focus : Automatic with manual override
- Shutter Speed : Automatic (electronic iris) / Manual
min. 1 ~ 1/10.000
- Wide Dynamic Range : min. 50 dB

PT. INDULEXCO 63 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Video Signal to Noise : min. 45dB


- Sync System : Internal / AC Line Lock
- Operating Temperatures : min. -10° to 50°C
- Networks : TCP/IP, UTP Cat 6,4 pairs, PoE
- Built in Housing : - Operating Temperatures s/d 50°C
- IP66 Standard
- Anti vandalism, weatherproof

1.2.2. IP Fixed Dome Camera


- Camera Type : Fixed 1.5 Megapixel Auto Iris
- Image Device : min. 1/3" CMOS
- Imager Read out : Progressive Scan
- Miniimum Resolution : 1920 x 1080
- Video Streams : 2 video streming Simultan streaming
- Sensitivity : (f/1.2; 2,850°K; SNR >24 dB)
Color (33 ms) : 0.50 lux
Color SENS (500 ms) : 0.12 lux
Mono (33 ms) : 0.25 lux
Mono SENS (500 ms) : 0.03 lux
Supported Protocols : TCP/IP, UDP/IP (Unicast, Multicast IGMP),
UPnP, DNS, DHCP, RTP, RTSP, NTP, IPv4, SNMP,
QoS, HTTP, HTTPS, LDAP (client), SSH, SSL,
SMTP, FTP, mDNS (Bonjour), and 802.1x (EAP)
- Certification : UL/cUL Listed
- Bit Rate 30 Ips H264 : 6 Mbps dengan resolusi 1920 width 1080 Height
- Lens Focal Length : Mega pixel lens
- Auto Iris Lens Type : DC drive
- Lens Mount Type : CS mount
- Lens Focal Length : f/1.3-2.0 (min. 2.2 ~ 6.0mm)
- Zoom Ratio Lens : min. 2.7x
- Focus Number : min. 1.3 ~ 2.0
- Focus : Automatic with manual override
- Shutter Speed : Automatic (electronic iris) / Manual
min. 1 ~ 1/10.000
- Wide Dynamic Range : min. 50 dB

PT. INDULEXCO 64 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Video Signal to Noise : min. 45dB


- Sync System : Internal / AC Line Lock
- Operating Temperatures : min. -10° to 50°C
- Networks : TCP/IP, UTP Cat 6,4 pairs, PoE

1.2.3. Dome PTZ Camera


- Camera Type : Fixed 3.1 Megapixel Auto Iris
- Image Device : min. 1/3" CMOS
- Imager Read out : Progressive Scan
- Miniimum Resolution : 1920 x 1080
- Video Streams : 2 video streaming Simultan streaming
- Sensitivity (f/1.2; 2,850°K; SNR >24 dB)
Color (33 ms) : 0.50 lux
Color SENS (500 ms) : 0.12 lux
Mono (33 ms) : 0.25 lux
Mono SENS (500 ms) : 0.03 lux
Supported Protocols : TCP/IP, UDP/IP (Unicast, Multicast IGMP),
UPnP, DNS, DHCP, RTP, RTSP, NTP, IPv4, SNMP,
QoS, HTTP, HTTPS, LDAP (client), SSH, SSL,
SMTP, FTP, mDNS (Bonjour), and 802.1x (EAP)
- Certification : UL/cUL Listed
- Bit Rate 30 Ips H264 : 6 Mbps dengan resolusi 1920 width 1080 Height
- Lens Focal Length : Mega pixel lens
- Auto Iris Lens Type : DC drive
- Lens Mount Type : CS mount
- Lens Focal Length : f/1.3-2.0 (min. 2.2 ~ 6.0mm)
- Zoom Ratio Lens : min. 2.7x
- Focus Number : min. 1.3 ~ 2.0
- Focus : Automatic with manual override
- Shutter Speed : Automatic (electronic iris) / Manual
min. 1 ~ 1/10.000
- Wide Dynamic Range : min. 50 dB
- Video Signal to Noise : min. 45dB
- Sync System : Internal / AC Line Lock
- Operating Temperatures : min. -10° to 50°C

PT. INDULEXCO 65 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Networks : TCP/IP, UTP Cat 6,4 pairs, PoE


- Built in Housing : - Operating Temperatures s/d 50°C
- IP66 Standard
- Anti vandalism, weatherproof
- Speed : Mempunyai kecepatan 100° per second
- Pan Rotation : Mampu berputar 360°

1.2.4. System Manager


- Processor : min. Intel Core i7 - 2.5GHz
- Internal Memory : min. 4GB RAM DDR2/DDR3
- Operating System : Linux Server
- System Storage : min. 500GB
min. single image, 2x2, 3x3, 4x4
:
- Video Display Modes images
2DVI or VGA (2DVI to VGA
:
- Video Output adapters supplied).
Gigabit Ethernet RJ-45 port
:
- Interface (1000BaseT)
- Optical Drive : min. DVD R/W 24x
- Operating Temperatures : min. 10° to 35°C
- Storage Temperatures : min. -40° to 65°C
Multi-Level Password and User
- Permissions Management
- Logs Errors and Alarms
- Manages All System Level Security
- Flexible and Scalable
Provides DHCP Services, Supporting
- Dynamic Addition of Network Devices
- Functions as System Time Server (NTP)
- Replicates Data to a backup
- Rack mount type

1.2.5. Network Storage Manager /Network Video Recording


- Internal Storage Capacity : 5TB
- Interface : SATA II, hot-swappable

PT. INDULEXCO 66 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Fault Tolerance Storage : RAID 6


- Video Compression : MPEG-4 atau H264
- Video Resolutions : CIF, 2CIF, 4CIF
min. 2.1GBps Ethernet RJ-45 ports
- Network Interface : (1000BaseT); USB 2.0
Standard DVD-R Burner Writes to CD-R
- Optical Drive Type : and DVD-R Media
- Operating System : Linux Server
- Recording throughput : min. 230 MBps
- Recording Video : min. 25 images per second
- Playback : min. 32 streaming simultaneous
- Storage Capacity : Expandable
Internal, Dual Redundant, Hot-
- Power Supply : Swappable
- Storage Temperature : min. -40ºC
System Diagnostics, Monitoring, dan
- Error Logging
Full Over-the-Network Remote
- Control dan Administration
- Rack mount type
- Certification : UL/cUL Listed

1.2.6. Multichannel Video Server


- Processor : min. Intel Core i7 - 2.5GHz
- Internal Memory : min. 4GB RAM DDR2/DDR3
- Operating System : Linux Server.
- System Storage : min. 500GB
GUI, Semitransparant on-screen
- User Interface : overlays
- Optical Drive : min. DVD R/W 24x
- Video Standards : NTSC/PAL composite; NTSC/PAL S-
Video, VGA/XVGA
- Video Coding : min. MPEG-4
- Video Display Speed : up to 30 images per second
- Video Display Modes : Single image, 2x2, 3x3, dan 4x4

PT. INDULEXCO 67 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Video Outputs : 2 DVI to VGA


- Interface : Gigabit Ethernet RJ-45 port
(1000BaseT)
- Operating Temperatures : min. 10o to 35oC
- Storage Temperatures : min. -40o to 65oC
Scalable Number of Workstation and
- Video Inputs
Full access to operation through User
- Friendly, Highly Intuitive.
Multiple Display Views for live of Playback
- Cameras or Devices.
On-Screen PTZ, Device Property Controls,
and Alarm Interface Displays.
- Format : min. MPEG-4, PNG, BMP, JPG
- Rack mount type

1.2.7. Video Console Display


- Processor : min. Intel Core 2 Duo - 2.5GHz
- Internal Memory : min. 4GB RAM DDR2/DDR3
- Operating System : Linux Server.
- System Storage : min. 160GB
GUI, Semitransparant on-screen
- User Interface : overlays
- Optical Drive : min. DVD R/W 24x
- Video Standards : NTSC/PAL composite; NTSC/PAL S-
Video, VGA/XVGA
- Video Coding : min. MPEG-4
- Video Display Speed : up to 30 images per second
- Video Display Modes : Single image, 2x2, 3x3, dan 4x4
- Video Outputs : 2 DVI to VGA
Gigabit Ethernet RJ-45 port
- Interface : (1000BaseT)
- Operating Temperatures : min. 10º to 35ºC
- Storage Temperatures : min. -40º to 65ºC
- Scalable Number of Workstation and

PT. INDULEXCO 68 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Video Inputs
Full access to operation through User
- Friendly, Highly Intuitive.
Multiple Display Views for live of
- Playback Cameras or Devices.
- On-Screen PTZ, Device Property Controls, and Alarm Interface Displays.
- Format : min. MPEG-4, PNG, BMP, JPG
- Rack mount type

1.2.8. Keyboard and Joystick Controller


- Model : Desktop; Controls Located on 3 Modules
- Keyboard keypad : 0-9 keys, camera,monitor, and multiple view keys
- Joystick : Fully proportional pan/tilt, variable speed: zoom,
iris, focus control
Proportional, fast forward, reverse, video
:
- Jog/Shuttle transport.
- Keyboard Interface : USB 2.0, RS-485
- Input Voltage : 100-240VAC, 50/60Hz
- Input Current : 1.3 A (maximum)
- Upstream Port : USB 2.0
- Downstream Port : 2, USB 2.0 high/full/low speed

1.2.9. Video Decoder


- Model : Compact
- Operating System : Linux Server.
NTSC/PA/EIA/CCIR composite; NTSC/PAL S-
:
- Video Standards Video, VGA.
- Video Coding : min. MPEG-4
- Video Resolutions : CIF, 2CIF, 4CIF
- Video Display Stream : min. 4
- Video Display Image : Single Image, 2x2
- Video Output : S-Video, VGA, BNC
- Audio Bit Rate : 64Kbps
- Audio Output : Speaker or line out
- Audio Switch : Line, Speaker

PT. INDULEXCO 69 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Operating Temperatures : min. 0° to 50°C


- Serial Interface : RS-422
- Network connector : RJ-45, 10/100Base-T
- Rack mount type

1.2.10. LCD Monitor


LCD Monitor 32" for Multi Monitor & Alarm
a. Support
(merek sama dengan kamera)
- Number of Pixels : 1920 (H) x 1080 (V)
- Viewing Area : min. 930x523mm
- Pixel Pitch : min. 0,681x0,681mm
- Brightness : min. 500cd/m2
- Contrast Ratio : min. 5000:1
- Power Consumption : min. 220W
- Native Resolution : min. 1366x766WXGA
- Fast Response Time : max. 5ms
Selectable, sizeable, swappable,
- Picture in picture (PIP) : moveable
- Picture by picture (PBP) : Swappable
- Input Voltage : 100-240VAC,50/60Hz
- Life Time : min. 45.000 hours
- Input Video : BNC, S-Video, RGB, DVI
Audio L/R, RCA jack, stereo mini
- Input Audio : jack
- Sync Format : NTSC/PAL
- Certification : UL/cUL Listed

1.2.11. Standard Minimal Local Area Network (Jaringan Data)


a. Core Switch
Stackable multilayer
:
- Type switch
- Stacking : min. 9 members
- Switching Capacity : min. 128 Gbps
- Forwarding Rate : min. 6.5 mpps

PT. INDULEXCO 70 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

24 Ports 10/100/1000
:
- 1G UTP Port base T/TX
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit
Ethernet
- L2 Switching : 12.000 MAC Address,
1005 VLAN, STP,
RSTP, MSTP, IGMP
- L3 Switching : Hardware Routing,
11,000 routes, RIP v2
b. Distribution Switch 24-Port 10/100 T-Base PoE with two Giga ports FO
- Type : Stackable multilayer switch
- Stacking : min. 9 members
- Switching Capacity : min. 32 Gbps
- Forwarding Rate : min. 6.5 mpps
- 1G UTP Port : 24 Ports 10/100 base T/TX
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit Ethernet
12.000 MAC Address, 1005
: VLAN/stack, STP, RSTP, MSTP,
- L2 Switching IGMP
Hardware Routing, 11,000 routes,
:
- L3 Switching RIP v2
Distribution Switch 12-Port 10/100 T-Base PoE with two Giga ports
c. FO
- Type : Stackable multilayer switch
- Stacking : min. 9 members
- Switching Capacity : min. 32 Gbps
- Forwarding Rate : min. 6.5 mpps
12 SFP-based Gigabit Ethernet
:
- 1G UTP Port ports
- 10G Module Support : 2 X2 based 10 Gigabit Ethernet
12.000 MAC Address, 1005
: VLAN/stack, STP, RSTP, MSTP,
- L2 Switching IGMP
Hardware Routing, 11,000 routes,
:
- L3 Switching RIP v2

PT. INDULEXCO 71 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.2.12. UPS Rackmount min. 6 KVA


Input Rectifier
- Voltage : 230/380 V
- Acc. Tolerance : -30% +15%
- Frequency : 50 Hz, -20 +50%
- Power factor : 0.98
- Waveform : sinusoidal
- EMI filter : EN standard Output inverter
- Voltage : 220 V – 240 VAC/50 Hz 1phase
- Power Nominal : 5KVA Sine Wave
- Voltage variation : static < 1%, dynamic < 5%
- Voltage distortion : < 1.5%
- Crest factor : 3.1 (up to 100% of load)
- Overload : 125% for 120 sec. – 150% for 30 sec
- Audible noise at 1m : <50 dB
- Operating Temp : 0° – 40°C (Battery 150 – 250C)
- Batteries : Dry cell Ni-Cd 12V/7Ah
- Backup time : 15 minutes
- Operating : Automatically and manually bypass
- Interface : Port DB-9 RS-232, SmartSlot
- Type : Rack Mount
Includes: CD with software, Smart UPS signalling RS-232 cable,
User Manual

2. SISTEM ACCESS CONTROL


Access control yang akan dipasang pada Proyek Pengembangan Bandara Eltari ini
adalah untuk mengatur/ memanage personal yang diizinkan sesuai dengan access level
yang ditentukan oleh Administrator ke lokasi- lokasi yang terpasang papan pembaca
(reader).
Kelengkapan system minimum memenuhi sebagai berikut :

Access Control yang sesuai adalah untuk menentukan group pintu-pintu dan peralatan
yang terpasang dengan sechedule waktu untuk mendapatkan hasil yang masimal dan
fleksible.

PT. INDULEXCO 72 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Tidak ada pembatasan pengambilan data terjadi nya transaksi Access right secara
individual
 Mampu memberikan (collection ) data Time and attendance (T&A)
 Elevator control dengan pencarian lantai sesuai access level
 Bisa memenuhi local atau global anti-passback (IN/OUT) , time & attendance baik IN
maupun Out (System wide)
 Active atau Passive APB dan T&A dikofigure per reader
 Pengshedulan kejadian pada reader untuk automatically perpindahan.
 Konfigurasi bias dibuat card only, card and keypad, dan keypad only
 Dasar pengoperasian dalam tingkat pengamana, diatur berdasakan waktu dan tanggal
( Time of Day Schedule)
 Schedulable dapat dinfungsika saat online maupun offline
 Schedulable lock/unlock untuk pintu-pintu dapat difungsikan untuk mengantisipasi
schedule penerbangan.
 Access-based intrusion zone control untuk arming/disarming daerah terlarang (daerah
pengamanan)
 Card access activity monitor dan bisa menampilka photo pemegang ID
 Communication dengan controller – controller agar dapat di monitor statusnya.

2.1. Control Panel (Reader Controller)


Control panel adalah alat untuk menampung data dari papan pembaca (reader) untuk
dapat diolah, untuk memberikan report atau memberikan instruksi ke device lain.
Control panel harus dapat memenuhi spesifikasi dibawah ini.:
 Dapat dikonfigurasi Ethernet atau token ring comunicatian
 Bisa bekerja sendiri (stand alone)
 Mempunyai respon yang cepat
 10/100 MB Ethernet dan 4/16Mb Token Ring communications
 Operating Environment +35°F to +122°F (+2°C to +50°C)
 Humidity 5% to 95% noncondensing
 Power 12VDC to 15VDC, 3 Amp to 5 Amp
 Agency Approvals FCC Class A, UL1076, UL294, CE
 Badge Capacity 28,000
 General History 16,000

PT. INDULEXCO 73 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.2. Card Reader


Card Reader adalah papan pembaca yang mampu membaca proxymiti card reader dgn
ketentuan jarak baca minimal 3 cm dengan transmisi wiegen format 26 bit, 34 bit, atau 48
bit. Dengan idikasi LED.

2.3. Monitor Specification

 LCD 21”Panel Type 1024 x 768 pixels, Anti-glare Polarizer,RGB Vertical Stripe
 Pixel Pitch 0.297 x 0.297 mm
 Brightness (nits) 250
 Contrast Ratio 400:1
 Display Colors 16 M
 Viewing Angle (C/R > 5) - Horizontal : 160°- Vertical : 140°
 Response Time 16 ms
 White Chromaticity, 6500º K x = 0.313 / y = 0.329
 White Chromaticity, 9300º K x = 0.283 / y = 0.297
 Maximum Resolution 1024 x 768 @ 75Hz
 Recommended Resolution 1024 x 768 @ 60Hz
 Regulatory Approvals CE Mark, E2000, EMC, FCC-B, UL, CSA, NUTEK,

2.4. Server Specification

 Intel Xeon 3.4 GHz processors dengan 64-bit extensions, a 800MHz Front Side Bus
dan 1MB of L2 cache Intel E7520 Chipset
 3 buah 64-bit PCI-X slots,termasuk 2buah non-hot pluggable 100MHz slots dan 1
buah non-hot-pluggable 133MHz slot
 NC7782 Dual Port PCI-X Gigabit Server Adapter (embedded)
 Support untuk 6 buah 1" Wide Ultra3/Ultra320 SCSI hot plug hard drives atau untuk 5
buah hot plug hard drives dan ibuah DAT hot plug tape drive
 Internal hot plug ber kapasitas maximum1.80 TB dengan
 575-Watt Hot Plug Power Supply redundancy
 Hot Pluggable Fans redundancy
 USB 2.0 support 1bh didepan dan 2 bh dibelakang
 UID and SmartStart

PT. INDULEXCO 74 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.5. System Security


Pada system ini harus mampu membedakan diteksi alarm yang dsebabkan kabel short ,
kabel open dan alarm dari detector.
System ini ter intergrasi dengan system access control dan memberikan report graphic
display yang bisa memberi petunjuk dengan jelas dilokasi yang terjadi alarm dan
memerintahkan secara software untuk mengaktifkan audio visual , system access control
dan ke system CCTV.

3. Kabel
 Kabel power dari jenis NYM 3 x 1,5 mm 2
 Kabel data dari jenis UTP Cat 5E, 4 pair
 Kabel dari Reader Controller ke Reader Interface dari jenis two twisted pair of 24
AWG
 Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam gambar &
semua kabel dipasang dalam konduit

4. Konduit
 Kabel di dalam PVC high impact conduit.
 Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)

5. Persyaratan Teknis Pemasangan


5.1. Peralatan
A. Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian.

B. Relay Box dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.

5.2. Kabel dan Konduit


A. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang Trunking kabel.

B. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus di pasang pada tangga
kabel.

C. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

PT. INDULEXCO 75 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.3. Trunking kabel dan tangga kabel


A. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang Horizontal dan satu garis Vertikal.

B. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran
1/2“ x 2” pada jarak 75 cm.

C. Trunking kabel di gantung di lantai bangunan dengan dynabolt berukuran 1/2“ x 2”

6. Pengujian
A. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen penjualan
peralatan dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan
yang baik.

7. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar peralatan &
material

PT. INDULEXCO 76 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

F. BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS)

1. Persyaratan Kemampuan Sistem

Sistem harus mampu memantau dan mengendalikan dan merecord semua fungsi
instalasi listrik dan mekanik yang ada dalam gedung agar bisa beroperasi dengan efektif
dan hemat energi sehingga menghemat biaya operasi.

Sistem harus berbentuk module agar dimungkinkan untuk pengembangan tanpa harus
membuang peralatan yang sudah ada.

Secara umum kemampuan sistem yang diminta mencakup:


A. Memonitor, mengontrol dan merecord peralatan instalasi listrik penerangan, daya dan
komunikasi.
B. Memonitor, mengontrol dan merecord peralatan VAC, plumbing dan sanitasi.

C. Memonitor, mengontrol dan merecord peralatan trafik dan transportasi dalam gedung
dan dalam komplek gedung.

D. Program pengaturan pemakaian energi untuk menghemat rekening listrik.

E. Program pencatatan jangka waktu operasi beberapa peralatan utama untuk agenda
maintenance atau penggantian part.

2. Ketentuan Teknis Peralatan

2.1. Peralatan Building Automation System terdiri dari unit-unit berikut :


A. Central Data Console meliputi central unit, operator terminal, report printer, colour
display unit dan colour printer di ruang kontrol.
B. Remote Control Panel di dalam RCU ini terdapat processor card. Processor card ini
terdiri dari bagian microprocessor, rangkaian memory dan rangkaian komunikasi.
Selain itu processor card ini juga dilengkapi dengan real time clock lithium battery
yang dapat memback-up agar clock yang ada pada memory dapat bertahan selama 5
bulan (tanpa power input). Processor card dipasang pada connector yang ada pada
back plane dan dirancang untuk kapasitas maximum 100 point data base dengan +
200 line program.
C. Sensor, relay, contactor dan kabel/conduit.

PT. INDULEXCO 77 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.2. Spesifikasi Teknis Hardware


Processor : Intel Core i7, 3.2 GHz
A. Central Unit
 Processor Intel Xeon 4 GHz, dual capacity up to four
 Ethernet Card (2 port RJ 45, 10/100/1000 base-T & 1 port 1000 base Sx )
 LCD 21"
 Minimum Hard disk 1.3 TB
 CD/DVD-Wroom
 Minimum RAM 2 GB
 Mouse Console
 Redundant Fan and Power Supplies
 Hot Pluggable & Hot Swap
 Linux/Unix/Setara untuk Operating System

B. Operator Terminal (Maintenance Management System)


 Screen size : LCD 21”
 Diagonal : 24 lines with 80 characters
 Personal Computer : IBM PC/HP/Acer/IBM type

C. Printer
 Speed : Min. 300 character /cps
 Black/white : Dot Matrik
 Product : HP/Acer/IBM

D. Colour Display Unit (Operator Work Station)


 Screen size : LCD 2 x 32”
 Display Capacity :48 lines each 80 characters with 8 foreground background
colour.
 Picture Capacity : 640 dynamic pictures, stored in centre.

E. Colour Printer
 Colour : 7 colour prints on nominal paper
 Resolution : Min. 640 points/line.

PT. INDULEXCO 78 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

F. Remote Control Unit


Remote control unit adalah suatu panel pengumpul data dimana data yang dibaca
oleh masing-masing sensor ditampung dan di olah pada panel ini, untuk selanjutnya
dikirim ke CPU dan sebaliknya data/perintah dari operator dikirim oleh CPU kemudian
diterima oleh panel ini untuk selanjutnya dikirim ke kontrol unit tertentu.

 Type : Intelligent DDC (Local Operation)


 Capacity : Min. 176 kbyte (ERROM/RAM)
 Battery buffer for RAM: daya
 Dilengkapi dengan Ethernet Card

G. Input/Output Module
Dapat menampung minimum 700 point yang dapat dikembangkan hingga 1000 point
DI/DO/AI/AO secara keseluruhan sesuai dengan list of point.
1. Digital Input
 Minimum Input Isolation : 300 VCD
 Max. continous Input Voltage : 24 VDC
 Minimum Output Voltage : 5 VDC
 Contact : Dry contact closure
 Response : 16 mSec to swith on
16 mSec to switch on
2. Digital Output
 Single pole changeover : 5A at 250 VAC (Resitive)
Relays, rating
 Maximum Switching : 10 VA resistive atau
100 VDC tanpa rusak pada 0,5 A
 Minimum/solution : 300 VDC

3. Analog Input
 Input Range : 4 – 20 mA
 Maximum common mode-
Input Voltage : 0 – 10 VDC
 Maximum Loop Impedance : 100 ohm

PT. INDULEXCO 79 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Analog Output
 Output signal : 4 – 20 MA/0-10 VDC

H. Sensor-Sensor
 Elektronik, elektrik maupun mekanik
 Built Up
 Mampu mendeteksi sinyal-sinyal analog atau digital sesuai kepentingannya
 Tahan korosi
 Pemasangan tidak harus mempergunakan special tool.

3. Persyaratan Teknis Pemasangan


A. Kabel instalasi untuk sinyal input/output digital harus menggunakan kabel NYM 2 x
1,5 mm2.
B. Kabel instalasi untuk sinyal input/output analog harus menggunakan kabel twisted
shield AWG 18 kecuali untuk pengukuran humidity.
C. Untuk pengukuran humidity digunakan kabel coaxial 2C-2V atau setara.
D. Kabel instalasi dari DDC ke peralatan utama BAS via kabel jaringan UTP Cat 6, 4
pair.
E. Kabel yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
F. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa galvanized steel conduit dengan ukuran
yang sesuai dengan jumlah kabel di dalamnya dimana ruang dalam pipa harus
disisakan 40 % untuk ventilasi, semua konduit harus dibumikan.
G. Terminal strip di dalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder. Merk : KRONE atau setara.
H. Input terminal dari I/O module harus dilindungi dari tegangan kejut (petir) dengan
menggunakan line arrester.
I. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock).

4. Jaminan Masa dan Pemeliharaan


A. Pelaksana Building Monitoring & Control system ini harus yang sudah berpengalaman
dan memegang keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.
B. Representative/agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta
workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back up service yang mantap.

PT. INDULEXCO 80 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. Representative/agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa operasi


minimal 3 tahun.
D. Representative/agen harus memberikan training kepada 2 orang engineer dan 3
orang teknisi menengah.
E. Masa pemeliharaan berlaku selama 6 bulan.

5. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material

PT. INDULEXCO 81 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

G. Flight Information Display System (FIDS)

1. Persyaratan Kemampuan Sistem

Flight Information Display System (FIDS) didesain dan dikembangkan untuk mengontrol
arus informasi yang akan ditampilkan pada tampilan monitor dan sistem tampilan
informasi publik lainnya.

Umumnya, FIDS mempunyai kapasitas yang mampu menyebarkan informasi dan


menyediakan display untuk kebutuhan di airport sebagai berikut:
 Tampilan informasi kedatangan dan keberangkatan.
 Tampilan informasi check-in.
 Tampilan informasi gate (pintu masuk).
 Tampilan informasi bagasi.

FIDS juga menyediakan interface untuk berbagai sistem seperti Voice Response System
dan Public Announcement System.

Laporan dapat dicetak melalui printer. Informasi/logo/grafik dapat discan ke dalam sistem
dan diedit dengan menggunakan screen editor.

FIDS dapat diakomodasikan pada format screen 4 : 3 atau 16 : 9 atau monitor LCD/LED.

FIDS yang didesain harus memiliki interface dengan data network kompleks dan range
yang luas untuk service airport. Sistem didesain untuk airport kelas menengah dan kecil.
Pada semua sistem, konsep desain modul menggunakan konfigurasi yang mudah untuk
memenuhi persyaratan airport dengan tepat.

Tampilan monitor penuh dengan konfigurasi dan mampu untuk membaca berbagai bentuk
huruf dan grafik. Hal ini berarti kita dapat memilih aturan informasi yang kita inginkan dan
yang melihat pun menjadi suka (seperti layout, warna, informasi yang ditampilkan dll).

Sebagai tambahan, sistem dapat mengatur range tampilan layar/screen yang besar dari
LCD/LED Monitor, tipe tampilan LED dot matrix.

PT. INDULEXCO 82 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.1. Central Processing System (CPS)


Central Processing System (CPS) terdiri dari satu atau lebih server yang melakukan
pemrosesan data yang dibutuhkan oleh sub system yang terdapat pada FIDS.

a. Spesifikasi Server Minimum

Item Specification
CPU Pentium Processor 4x3.0 GHz
Memory 1GB
Hard Disk 1.3 TB IDE/SCSI, 7200 RPM
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Power Supply Module Redundant Configuration
FAN Redundant Configuration
DVD-ROM
CD-ROM X24-speed
Accessories Keyboard, Mouse
Signal Components VGA, SVGA
Operating System Latest OS in use (Linux / setara)
Tape Backup More than 40 GB capacity
Software FIDS Application Software

1.2. Public Display


Semua Public Display terdiri dari LCD 32”/42” dilengkapi dengan Display Controller
sebagai Character Generator
a. Spesifikasi Display Controller

Item Specification
CPU Pentium Core Duo 2x3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 GB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Latest OS in use (Linux / setara)
Others No Fan, sealed industrial PC

PT. INDULEXCO 83 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Spesifikasi LCD Display


Item Specification
Screen Size 42 inches (100cm) diagonal
Aspect Ratio 16:9
Resolution 1280 (H) x 768 (V) pixels
Pixel Pitch 0.6735 (H) x 0.6735 (V)
Useful Screen 862 (H) x 517 (V)
Brightness 500 cd/m2 (typical)
Contrast Ratio 600:1 (typical)
Viewing Angle H: 160º, V: 160º
Colors 16.77Mil
Response Time 14 mSec
Mains Voltage 115/230 VAC ± 15%, 50/60 Hz
Power consumption 275 Watts
Dimensions 976 x 120 x 636 (W x D x H mm)
Environmental Condition Operation Temperature 0 oC to 40 oC
Humidity Max. 75% RH
Storage Temperature 20 oC to 60 oC
Humidity Max. 75% RH

Jenis-jenis Public Display:

a. General Departure
Konfigurasi Lokasi Jumlah
4 buah LCD 42” tersusun Vertikal Public Departure Area 4
3rd floor
Single Display LCD 42” Concession Area 3rd 2
floor

b. Check-in Summary
Konfigurasi Lokasi Jumlah
2 buah LCD 32” tersusun Check-In Area 4
Horizontal
(integrated di pillon check-in
counter)

PT. INDULEXCO 84 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Check-in Counter
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Check-In Area 10

d. Commersial/lounge Area
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Commerial area 3rd 2
floor
2 buah LCD 32” tersusun Lounge 3rd floor 3
Horizontal
(integrated di pillon lounge)

e. CIP and Food Court


Konfigurasi Lokasi Jumlah
4 buah LCD 32” tersusun “back to Food Court area 4th 1
back” floor
Single Display LCD 32” Executive Lounge 4th 4
floor

f. Gate Display
Konfigurasi Lokasi Jumlah
Single Display LCD 32” Boarding Gate 3rd floor 6

g. Baggage Summary

Konfigurasi Lokasi Jumlah


2 buah LCD 32” tersusun Arrival Hall/Corridor 3
Horizontal

h. Baggage Display

Konfigurasi Lokasi Jumlah


2 buah LCD 32” tersusun Conveyor Belt 3
Horizontal

PT. INDULEXCO 85 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

i. General Arrival

Konfigurasi Lokasi Jumlah


4 buah LCD 42” tersusun Vertikal Public Arrival Area 2

1.3. LED Display


LED Display digunakan pada daerah Baggage Make Up (Pemuatan Bagasi) dimana pada
tiap-tiap belt terpasang 1 buah LED yang menginformasikan bagasi tersebut merupakan
bagian dari penerbangan yang sedang aktif.

a. Spesifikasi utama

General features
Dot Dimension 5.0mm
Colors Red - Green - amber (Red + Green)
Peak Wavelength Orange Red 635mm - Yellow Green 570mm
Application Alphanumeric and graphic displays
Matrix Module Display Surface (L x h) 240 x 96 mm
Number of [8 x 51 displays 2x8
Number of dots 640(16x40)
Pitch between dots 6 mm

b. Absolute maximun Rating


(at TA = 25 °C)

No Item Symbol Specification

1 Power Supply voltage Vcc From -0.3 to +6.0 V


2 Input Voltage Vin From -0.3 to Vcc+0.3V
3 Operation Topr From -10 to +45°C
4 Storage Temperature
Temperature Tstg From -25°C to +85°C
5 Relative Humidity Rhopr From 10 to 85%
;
6 Storage Humidity RHstg From 10 to 85%

No Item Symbol Min. Type Max. Unit


1 Power Supply Vcc 4.5 5.0 5.5 V
2 VoltageSupply
Power Viled 4.5 5.0 5.5 V
Voltage for LED
3 Input Voltage Vin 0.0 - Vcc V

PT. INDULEXCO 86 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Electro-Optical Features
(at TA = 25°C)
Item Symbol Specification Remarks
Brightness Red Typ 60 cd/m2 (typical, adjustable)
(typical, adjustable)
Green Typ 75 cd/m2
Driving Method l/l6 dty dynamic
Visual Angle 2 θ 1/2 Min.120°
Clock frequency Max 3 MHz
Supply Current for ILED 5.65 A All LED lighting (Amber)
LED
Power P 30 W All LED lighting (Amber

d. Brightness
Brightness shall be capable to be adjusted for Red and Green with the variable
resistor on the circuit board on the circuit board of the unit. It shall make possible to
eliminate brightness differences when building a big surface. It also shall make
possible to select the amber color tonality from the reddish orange to yellowish
orange.
e. Konektifitas
LED dapat dihubungkan dengan FIDS Server melalui jaringan LAN dengan
menggunakan protocol TCP/IP.

Jenis-jenis LED
a. Baggage Make up Display
Konfigurasi Lokasi Jumlah
2 baris LED, 30 karakter, tinggi Baggage Make Up 3
karakter 4 inchi Area di basement
(asumsi ada 11
penerbangan, sesuai
jumlah gate)

b. Conveyor Belt Display


Konfigurasi Lokasi Jumlah
2 baris LED, 30 karakter, tinggi Baggage Break Down 3
karakter 4 inchi Area di basement
(sesuai dengan jumlah
conveyor kedatangan)

PT. INDULEXCO 87 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.4. Operator Workstation


a. Spesifikasi Operator Workstation:

Item Specification
CPU Pentium Core Duo Processor 2 x 3 GHz
Memory 512 MB, SDRAM, 184-pin DIMM
Hard Disk 320 GB IDE Drive, 5400 rpm
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
DVD-ROM
CD-ROM X24-speed
Accessories Keyboard, Mouse
Signal Components VGA, SVGA card, 8MB memory
Monitor LCD 21” digital, 1024x 768 resolution,
65K colors
Operating System Linux/Unix/Setara

1.5. Staff Monitor


Staff Monitor merupakan terminal yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dalam melakukan perubahan ataupun hanya melihat jadwal penerbangan tergantung dari
hak akses yang dimiliki setiap-setiap user. Setiap Staff monitor dilengkapi oleh Monitor
LCD 15” dan Display Controller.

a. Spesifikasi Display Controller

Item Specification
CPU Pentium Processor Core Duo 2 x 3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 MB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Embedded System (Linux, QNS,dll)
Others No Fan, sealed industrial PC

PT. INDULEXCO 88 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Spesifikasi LCD Display

Item Specification
Screen Size 15 inches
Dot Pitch 0.297mm
Resolution 1024 (H) x 768 (V) pixels
VGA Connector VGA (Analog D-sub)
Power Consumption 30W
Brightness 250cd/m2
Contrast Ratio 450:1
Max Refresh Rate 1024x768@75Hz
Viewing Angle 130°(H), 110°(V)

Functional Overview
Fitur Inti Sistem FIDS
Inti sistem FIDS terdiri dari :
 FIDS Servers (Primary and Backup) yang menyediakan database informasi
penerbangan dan server side programmer menyediakan efisiensi penyebaran
informasi ke unit output tampilan penerbangan pada airport (LED boards, LCD
Boards, plasma displays, CRT monitor).
 Flight Information Display Software harus dapat membolehkan pihak pengguna
(airport) untuk dapat memasukkan iklan-iklan dalam format MPG, AVI, JPG atau BMP
file untuk dapat ditunjukkan pada display-display yang ada di gate ataupun tempat-
tempat lain yang dikehendaki.
 Flight Information Management System (FIMS) yang memperbolehkan user mengatur
(menciptakan, update dan atau menghapus) detail dari informasi penerbangan untuk
jadwal penerbangan harian. FIMS meliputi berbagai hal termasuk fitur:
 Mudah untuk penggunaan Graphical User Interface (GUI) dengan fitur poin dan
klik yang familiar.
 Six months schedule management tools: sistem menyediakan jadwal penerbangan
harian secara otomatis. Tidak diperlukan staf operasional untuk masing-masing
jadwal harian.
 Daily Flight Schedule Management Tools: harus menyediakan staf operasional
untuk mengatur informasi yang diperlihatkan pada penumpang untuk semua
penerbangan, seperti status penerbangan (Landed, Departed, Boarding), petunjuk

PT. INDULEXCO 89 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

fasiltas airport (gate, carousel, check in counters), estimasi waktu


kedatangan/keberangkatan. User harus menyediakan print out dari semua
laporan/report.
 Security Management: manager dan administrator menetapkan daftar user yang
ditetapkan dan nilai parameter operasional FIDS yang merupakan spesifikasi
airport.
 Reference Data Management: manager dan administrator mengurus list dari
referensi code IATA untuk kota besar, airport, kode service dan lain-lain yang
relevan dengan airport.
 Display monitoring and diagnosis facilities: Staff pemeliharaan dapat memonitor
sistem secara jarak jauh melalui GUI yang mudah dalam penggunaannya. Staff
pemeliharaan dapat menjalankan perintah diagnosis secara seperlunya dari pusat
pemeliharaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari problem yang ada.
 Remote Software download/upgrade: untuk upgrade display software, FIMS
menawarkan kemudahan untuk menggunakan fasilitas remote upgrade. Staff
pemeliharaan dapat juga mengecek versi terinstall yang benar.
 Screen Editor: memberikan kewenangan airport untuk mengatur tampilan dari
CRT/LCD dan atau tampilan plasma dengan powerful dan tool yang mudah untuk
digunakan. Editor mengijinkan pengguna dengan tingkat fleksibel yang penuh
untuk mendefinisikan tiap elemen berikut:
- Displayed Fields: user dapat memilih area yang relevan dari list yang meliputi
tipe tampilan (monitor keberangkatan, monitor kedatangan). Layout dan
penempatan area dalam tampilan juga terserah kepada pengguna untuk
menspesifikasikannya.
- Information sort order: user dapat menetapkan area kunci yang digunakan
untuk memilah informasi penerbangan pada layar.
- Filter to apply: user harus secara fleksibel untuk mendefinisikan filter yang
menunjukkan tipe tertentu di layar. Contohnya: layar dekat Gate A1 – A4 hanya
menunjukkan kedatangan/keberangkatan penerbangan pada gate ini.
- Code share flights: membangun code share flight dengan scrolling effect untuk
airline logo dan nomor penerbangan.
- Multiple Languange support: mendukung paling tidak untuk dua bahasa.
Bahasa utama harus diset dalam alfabet bahasa Inggris.
- Jumlah rekaman yang ditunjukkan dalam satu screen: untuk multi user display
kedatangan/keberangkatan pada CRT/LCD/plasma, user dapat mendefinisikan
jumlah maksimum dari rekaman yang ditunjukkan dalam satu kali tampilan.

PT. INDULEXCO 90 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Multiple display dapat dikumpulkan bersama dalam satu bank efek monitor
yang menunjukkan seluruh informasi penerbangan dalam waktu 8 – 10 jam.
- Warna: Warna background dan warna huruf dari berbagai elemen tampilan
yang berbeda dapat diubah.
- Huruf: user dapat memilih tipe huruf yang digunakan
- Gambar background: file gambar format BMP atau JPG dapat ditampilkan
sebagai background
- Format hari/tanggal: user diperkenankan menampilkan format secara custom
untuk hari dan tanggal.
 FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan FDP (Flight Data Processing) untuk
memperoleh informasi real-time waktu keberangkatan (Actual Departed Time) dan
waktu kedatangan (Actual Landing Time). Interkonesi ini dapat menggunakan
jaringan TCP/IP atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung dari spesifikasi
yang ada pada FDP.
 FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan AMC (Aerodrome Movement Control)
untuk memperoleh informasi conveyor belt sehingga FIDS dapat secara otomatis
menampilkan informasi tersebut pada Baggage Display. Interkonesi ini dapat
menggunakan jaringan TCP/IP atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung
dari spesifikasi yang ada pada system AMC.
 FIDS harus dapat di interkoneksikan dengan AFTN (Aeronautical Fixed Telephony
Network) untuk memperoleh informasi estimasi waktu kedatangan (Estimate Time
Arrival), pembatalan penerbangan karena cuaca, gangguan teknis atau
penundaan jadwal pesawat. Interkonesi ini dapat menggunakan jaringan TCP/IP
atau komunikasi serial RS-232/485/422 tergantung dari spesifikasi yang ada pada
AFTN.

Flight Query Manager (FQM) memperkenankan staff airlines untuk mengakses informasi
FIDS melalui GUI yang disederhanakan yang mana user dapat mencari dan memilah
informasi yang ditunjukkan sesuai dengan persyaratan. Informasi yang ditunjukkan pada
FQM tepat sama dengan informasi yang ditampilkan pada tampilan FIDS.
FIDS Output Display mendukung bermacam-macam tipe dari tampilan output FIDS dari
LCD Tradisional, LED dengan papan displai Informasi Penerbangan yang besar,
Intelligent CRT dan tampilan plasma.

PT. INDULEXCO 91 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Komponen Opsional FIDS

FIDS Gateway module:


 Digunakan untuk komunikasi dengan airport lain untuk berbagi informasi
 Untuk setup gateway, target sistem harus disetujui untuk tukar informasi dengan FIDS
pada predefined message format dalam predefined trigger atau message timings.
 Aturan penukaran pesan diperbolehkan pada sistem FIDS yang secara otomatis
meng-update database FIDS dengan informasi yang diterima dari sistem lain seperti:
waktu penerbangan (dari sistem Air Traffic atau airlines), penerbangan baru (dari
airlines), alokasi gate (dari Gate Allocation System) atau alokasi Carousel (dari
Baggage Handling System).
 Airport diperbolehkan meningkatkan efisiensi pengoperasian melalui dalam satu kali
update.
 Masing-masing modul gateway menawarkan pengaturan yang pada umumnya sama
termasuk:
- Monitoring Incoming/outgoing message
- Monitoring status connectivity
- Back up dari pengubahan pesan sebelumnya untuk audit trail purpose

Informasi tampilan FIDS dapat disajikan melalui media tampilan yang berbeda seperti
CRT, plasma screen atau LCD/LED.
Sistem yang disediakan untuk pengembangan ke depan dari informasi yang diterima.
Format screen dapat dikonfigurasikan ke berbagai macam logical layout dan spesifik field
dapat dengan mudah dilakukan update display.

Automatic Announcement System

Automatic Announcement System di desain untuk memberikan pengumuman secara


otomatis atas perubahan-perubahan jadwal penerbangan yang terjadi pada system FIDS
(Flight Information Display System).

Persyaratan AAS
 AAS mendapatkan event terjadinya perubahan jadwal penerbangan yang kemudian
memberikan input kepada Public Address System (PAS) untuk kemudian di
distribusikan melalui speaker-speaker yang terdapat pada terminal bandara.

PT. INDULEXCO 92 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 FIDS dan AAS berkomunikasi melalui jaringan LAN dengan menggunakan protokol
TCP/IP.
 AAS memberikan input berupa data suara kepada PAS disesuaikan dengan zona-
zona yang telah ditentukan.
 AAS harus dapat melakukan pemberitahuan-pemberitahuan sesuai dengan
perubahan jadwal penerbangan.
 AAS harus dapat melakukan pemberitahuan-pemberitahuan yang sifat nya periodik
seperti pemberitahuan dilarang merokok, pemberitahuan tidak meninggalkan barang
bawaan sembarangan dan lain-lain.
 AAS harus dapat melakukan pemberitahuan menggunakan minimal 2 bahasa
disesuaikan dengan pengembangan masa depan.
 Penambahan rekaman suara harus dapat dilakukan oleh pihak bandara dengan
mudah menggunakan fitur-fitur aplikasi yang ada.

Jenis-jenis dan lokasi pemberitahuan AAS


Channel # (Zone) Zone Description
1 General (All areas.)
2 Departures (Check-In Area, and Public Area)
3 Arrivals (Baggage Collection Area and Public Area)
4 Gate 1
5 Gate 2
6 Gate 3
7 Gate 4
8 Gate 5
9 Gate 6
10 Gate 7
11 Gate 8
12 Gate 9
13 Gate 10
14 Gate 11
15 Spare
16 Spare

PT. INDULEXCO 93 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

No. Remarks Zona


1. TO WAITING ROOM 2
ID Perhatian-perhatian,
Para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan
nomor penerbangan GA-185 Jurusan JAKARTA,
dipersilahkan masuk ke ruang tunggu. Terima Kasih

EN Your attention please,


Garuda Indonesia Passengers on flight number GA-185
Leaving for JAKARTA, please proceed to the waiting room
Thank you.

2. BOARDING 2,4s/d14
ID Perhatian-perhatian,
Para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan
nomor penerbangan GA-185 Jurusan JAKARTA,
dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu nomor 4.
Terima Kasih

EN Your attention please,


Garuda Indonesia Passenegers on flight number GA-185
Leaving for JAKARTA, please board the aircraft
through gate number 4. Thank you

3. SECOND CALL 2,4s/d14


ID Perhatian-perhatian,
Para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan
nomor penerbangan GA-185 Jurusan JAKARTA,
dipersilahkan segera naik ke pesawat udara melalui pintu nomor
4. Terima Kasih

EN Your attention please,


Garuda Indonesia Passenegers on flight number GA-185
Leaving for JAKARTA, please board the aircraft immediately
through gate number 4. Thank you

PT. INDULEXCO 94 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

No. Remarks Zona

4. LAST CALL
ID Perhatian-perhatian, 2,4s/d14
Panggilan terakhir untuk penumpang pesawat udara GARUDA
INDONESIA dengan nomor penerbangan GA-132
Jurusan JAKARTA, dipersilahkan segera naik ke pesewat udara
melalui pindu nomor 4.
Terima Kasih

EN Your attention please,


This is final call for Passengers on GARUDA INDONESIA flight
number GA-132 Leaving for JAKARTA,
please board the aircraft immediately through gate number 4.

5. LANDED 3
ID Perhatian-perhatian,
Pesawat Udara GARUDA INDONESIA dengan nomor
penerbangan GA-111 dari JAKARTA, telah mendarat. Terima
Kasih

EN Your attention please,


Announcing the arrival of GARUDA INDONESIA flight number
GA-111 from JAKARTA. Thank you.

6. DELAY (Arrival) 3
ID Perhatian-perhatian
Pesawat udara GARUDA INDONESIA dengan nomor
penerbangan GA-111 dari JAKARTA, akan tiba kira-kira pukul
21:15
waktu setempat. Terima Kasih

EN Your attention please,


GARUDA INDONESIA flight number GA-185 from JAKARTA
will be delayed until 21:1 localtime. Thank you

PT. INDULEXCO 95 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

No. Remarks Zona

7. DEL Arrival on Bad Weather/Operational/Technical 3


ID Perhatian-perhatian,
Berhubung alasan CUACA/OPERASIONAL/TEKNIK, Pesawat
udara GARUDA INDONESIA dengan nomor penerbangan
GA-999 dari JAKARTA,
Direncanakan tiba pada pukul 23:15 waktu setempat. GARUDA
INDONESIA mohon maaf atas keterlambatan ini. Terima Kasih

EN Your attention please,


Due to BAD WEATHER/OPERATIONAL/TECHNICAL reason,
GARUDA INDONESIA flight number GA-123 from JAKARTA .
will be arrived at 23:15 localtime. GARUDA INDONESIA Apolozie
for this inconvenience. Thank you.

8. DEL Departure on Bad Weather/Operational/Technical 2,4s/d14


ID Perhatian-perhatian,
Berhubung alasan (CUACA BURUK/OPERASIONAL/TEKNIK),
Pesawat udara GARUDA INDONESIA dengan
nomor penerbangan GA-999 jurusan JAKARTA. Akan
diberangkatkan pada pukul 23:15 waktu setempat.
GARUDA INDONESIA mohon maaf atas keterlambatan ini.
Terima Kasih

EN Your attention please,


Due to (BAD WEATHER/OPERATIONAL/TECHNICAL) reason,
GARUDA INDONESIA flight number GA-123
leaving for JAKARTA . will be departed at 23:15 localtime.
GARUDA INDONESIA Apolozie for this inconvenience. Thank
you.

9. DEL on Parking Stand Limitation (Departure) 2,4s/d14


ID Perhatian-perhatian,

PT. INDULEXCO 96 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

No. Remarks Zona


Berhubung karena keterbatasan parkir pesawat di Bandar udara
Hasanudin Makasar, maka Pesawat udara GARUDA
INDONESIA
dengan nomor penerbangan GA-666 jurusan JAKARTA, akan
ditunda keberangkatannya hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Atas keterlambatan ini kami mohon maaf. Terima Kasih

EN Your attention please,


Due to parking stand limitation reason, GARUDA INDONESIA on
flight number GA-666 Leaving for JAKARTA, will be delayed
until furthur notice. We are apologize for this inconvenience.
Thank you.

10. DEL on Parking Stand Limitation (Arrival) 3


ID Perhatian-perhatian,
Berhubung karena keterbatasan parkir pesawat di Bandar udara
Hasanudin Makasar, maka Pesawat udara GARUDA
INDONESIA
dengan nomor penerbangan GA-666 dari JAKARTA,
mengalami keterlambatan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Atas keterlambatan ini kami mohon maaf. Terima Kasih

EN Your attention please,


Due to parking stand limitation reason, GARUDA INDONESIA on
flight number GA-666 from JAKARTA, will be delayed
until furthur notice. We are apologize for this inconvenience.
Thank you.

11. CANCEL on (departure) 2,4s/d14


ID Perhatian-perhatian,
Berhubung karena alasan (CUACA
BURUK/OPERASIONAL/TEKNIK), Pesawat udara GARUDA
INDONESIA dengan
nomor penebangan GA-123 jurusan JAKARTA, hari ini

PT. INDULEXCO 97 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

No. Remarks Zona


dibatalkan.
Kepada para penumpang dipersilahkan melapor ke Counter
GARUDA INDONESIA.

EN Your attention please,


Due to (BAD WEATHER/OPERATIONAL/TECHNICAL) reason,
GARUDA INDONESIA flight number GA-123
leaving for JAKARTA . it's cancelled today. All Passengers
please report to GARUDA INDONESIA Check In Counter. Thank
you.

12. CANCEL on (Arrival) 3


ID Perhatian-perhatian,
Berhubung karena alasan (CUACA
BURUK/OPERASIONAL/TEKNIK), Pesawat udara GARUDA
INDONESIA dengan
nomor penebangan GA-123 dari JAKARTA, hari ini dibatalkan.

EN Your attention please,


Due to (BAD WEATHER/OPERATIONAL/TECHNICAL) reason,
GARUDA INDONESIA flight number GA-123 from JAKARTA .
it's cancelled today. All Passengers please report to GARUDA
INDONESIA Check In Counter. Thank you.

2. Persyaratan Teknis Pemasangan


A. Kabel instalasi untuk daya harus menggunakan kabel NYM 3 x 1,5 mm 2.

B. Kabel instalasi untuk data harus menggunakan UTP Cat 6, 4 pairs.

C. Kabel yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

PT. INDULEXCO 98 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa PVC Hi Conduit dengan ukuran yang
sesuai dengan jumlah kabel di dalamnya dimana ruang dalam pipa harus disisakan 40
% untuk ventilasi, semua konduit harus dibumikan.

E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.

F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock).

3. Jaminan Masa dan Pemeliharaan


A. Pelaksana FIDS system ini harus yang sudah berpengalaman dan memegang
keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.

B. Representative/agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta


workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back up service yang mantap.

C. Representative/agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa operasi


minimal 3 tahun.

D. Representative/agen harus memberikan training kepada 2 orang engineer dan 3


orang teknisi menengah.

E. Masa pemeliharaan berlaku selama 12 bulan.

4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material

PT. INDULEXCO 99 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

H. Master Clock

1. Persyaratan Kemampuan Sistem


Pekerjaan system Master Clock ini terdiri atas desain, manufacturing, pengadaan,
instalasi, testing, commissioning dan perawatan yang lengkap untuk system Master Clock.

Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pengecekan dan pengembangan desain dari


system master clock ini dan meyakinkan bahwa system yang dibangun tersebut mencapai
setidaknya pada level yang dispesifikasikan.

1.1. Ketentuan Teknis Peralatan


Umum
1. Seluruh jam (clock) dan fittingnya harus sesuai dengan standard yang ditetapkan.

2. Sistem dengan seluruh komponen jamnya harus disediakan oleh manufaktur yang
sama untuk diberikan persetujuan oleh perencana, pengawas dan pemberi tugas.

3. Seluruh jam dan fittingnya harus memenuhi batasan/standard keamanan yang


berlaku.

4. Seluruh peralatan dalam sistem ini termasuk jam harus sesuai dengan fungsi yang
diharapkan dan lingkungannya seperti nilai ambabg batas suhu kerja, kelembaban
dan tahan terhadap serangan dari perusakan.

Seluruh komponen di bawah ini merupakan peralatan utama dalam sistem ini yaitu:
1. GPS Antenna & Feeder Cable
2. GPS Receiver/Decoder Card
3. Master time of day generator & Master Clock Server
4. Synchronization Mechanism

1.2. Spesifikasi Teknis


1. GPS Antenna & Feeder Cable
 GPS antenna harus dari tipe omni-directional plate; weatherproofed dan sesuai
untuk ditempatkan di atap.
 Kontraktor harus mengukur kekuatan sinyal GPS dengan tepat di site sebelum
persyaratan final penyeleksian ditetapkan.

PT. INDULEXCO 100 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Apabila sinyal rasio kebisingan yang diprediksikan pada GPS receiver tidak sesuai
dengan kinerja system dan persyaratan pada spesifikasi, kontraktor harus
menginstal a low noise antenna head-end amplifier.

2. GPS receiver/decoder
 GPS receiver/decoders harus secara simultan mampu menerima minimum 3 (tiga)
global positioning satellites, dan dapat menjelaskan tanggal dan universal time
coordinate (UTC) dengan akurasi  1 S pada setiap saat.
 Receiver harus menghasilkan sinyal tambahan untuk mengindikasi apakah hasil
informasi GPS sinkron atau tidak.

3. Master Time-of Day Generator (NTP via GPS) & Master Clock Server
 Kontraktor harus menyediakan temperature controlled crystal oscillator dengan
akurasi yang tinggi
 Kontraktor harus menyediakan date and time divider chain logic yang dikendalikan
dari temperature controlled crystal oscillator, yang dapat memberikan informasi
sebagai berikut:
- Tahun
- Bulan
- Hari
- Jam (diformat 24 jam)
- Menit
- Detik dengan resolusi 1 S
 Perubahan tahun dapat diatur (diset) secara otomatis
 Master Clock Server
- Processor Intel Xeon 4 GHz, dual capacity up to eight
- Ethernet Card
- LCD 21"
- Hard disk 80 GB
- CD/DVD-Wroom
- RAM 1 GB up to 8 GB
- Sound Card & Speaker
- Mouse Console
- FDD 3,5"
- LINUX /UNIX Operating System/Setara

PT. INDULEXCO 101 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Sinkronisasi Mekanisme
 Kontraktor harus menyediakan alat untuk master time-of-day generator dan divider
chain yang secara otomatis dapat menyelaraskan sinyal dari GPS.
- Produk divider chain harus seimbang dengan nilai GPS UTC yaitu 8 jam yang
merujuk standar waktu Indonesia (Kupang).
- Master oscillator harus secara kontinyu free-run saat sinkronisasi GPS
terputus.
- Sesudah periode free-running, divider chain menunjukkan keterlambatan
waktu saat terjadi re-sinkronisasi, maka harus segera dikoreksi.
- Sesudah periode free-running, divider chain menunjukkan waktu yang terlalu
cepat, maka harus direstart disesuaikan waktu yang tepat. Divider chain tidak
pernah diperbaiki secara alur mundur kecuali dengan manual control.
 Kontraktor harus menyediakan indikator LED pada head-end control panel untuk
menunjukkan saat sinkronisasi GPS beroperasional.

5. Digital Clocks (Slave Clocks)


Slave Clocks memperoleh acuan waktu dari Master Clock menggunakan protocol
SNTP (Simple Network Time Procotol) ataupun NTP (Network Time Protocol) yang
terhubung melalui jaringan LAN.

Catu daya Slave Clocks dapat menggunakan AC Adaptor ataupun catu daya dari
jaringan Ethernet menggunakan teknologi PoE (Power Over Ethernet).

Casing harus terbuat dari plastik, dan dapat menghadirkan tampilan eksternal yang
indah termasuk garis-garis yang elegan.

Normalnya, pengoperasian slave clock berdasarkan waktu Master Clock, dan pada
saat waktu sinyal dasar terganggu, maka slave clock dapat melakukan switch untuk
beroperasi secara internal melalui clock yang ada didalamnya dan dapat terus
beroperasi tanpa terhenti. Hal tersebut dapat diindikasikan apakah operasi slave clock
tersebut berdasarkan waktu dari Master Clock atau waktu dari internal clock.

Selama terjadi kegagalan daya, pengukuran waktu pada internal clock harus secara
kontinyu dilakukan meskipun displai waktu mati. Waktu kompensasi dari power failure
adalah 5 tahun atau lebih sesuai dengan akumulasi semua waktu power failure.

Digit harus ditampilkan dengan menggunalan LED warna putih dengan sudut 160
atau lebih yang aman dilihat dari segala arah.

PT. INDULEXCO 102 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Jam harus sama jenis dan tipenya


 Jam harus diformat jam digital 24 jam
 Tampilan jam terdiri dari jam dan menit, dan merupakan salah satu dari:
- Plasma discharge technology atau
- Transflective LCD Technology, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
 Sudut tampilan yang diperbolehkan dari layar gelas harus dihitung dalam derajat
dari garis tegak lurus ke layer. Sudut tampilan harus dinyatakan dalam sudut yang
memiliki ratio contrast yang lebih besar dari 4 : 1.
 Sudut tampilan secara horizontal memiliki nilai minimum 60 o (maksimal 120o).
Sudut tampilan vertical memiliki nilai minimum 40 o (maksimal 80o).
 Permukaan clock harus dapat dibaca secara jelas dalam kondisi cahaya yang
terbatas dan memiliki variasi dari 10 lux hingga 10.000 lux. Kontraktor seharusnya
menyatakan kisaran batas cahaya yang dapat membuat permukaan clock jelas
dan dapat dibaca dan memberikan detail metode yang digunakan untuk mencapai
kondisi tersebut.
 Rasio kontras minimum permukaan jam adalah 20.
 Kontraktor harus mengambil tindakan untuk menghilangkan cahaya yang
menyilaukan atau pantulan dari permukaan jam.
 Controller memberikan status “valid data” atau “invalid data” berdasarkan tiga data
string yang berkaitan.

6. Analogue Clocks (Slave Clocks) – Tidak digunakan


Casing terbuat dari plastik, dan dapat menghadirkan tampilan eksternal yang indah
dan elegan. Lempeng jam dan jarum jam terbuat dari light-gathering plastics sehingga
tampilan masih dapat tampak pada kondisi lampu yang kurang terang. Analogue
clocks harus mengindikasikan waktu yang tepat berdasarkan waktu yang ditetapkan
oleh Master Clock

1.3. Control System


1. Kontraktor harus menyediakan system control manual untuk masing-masing elemen
dari divider chain dapat dikontrol secara individu. Hal itu harus cukup untuk
mengontrol detik ke detik yang terdekat.
2. Kontrol dapat dinonaktifkan ketika oscillator dan divider disinkronisasi oleh GPS.

PT. INDULEXCO 103 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Kontraktor harus menyediakan indicator digital dekat ke tiap kontrol untuk


menunjukkan langsung tanggal dan waktu yang dihasilkan divider chain untuk resolusi
1 detik. Tinggi karakter minimum harus 25 mm.

4. Power supply untuk Master Clock System harus dimonitor melalui BAS.

5. Terminal strip harus disediakan disamping control panel BAS atau diinstall secara
terpisah (dapat digunakan sebagai interface point antar BAS dan Master Clock
System)
6. Semua kebutuhan panel wiring dan fitting untuk BAS panel harus disediakan.

7. Semua kebutuhan sensor, relay dan aksesoris lain yang dipersyaratkan pada circuit
monitor harus disediakan. Item spesifik yang digunakan harus dikoordinasikan dengan
supplier BAS sehingga untuk menjamin kompatibilitas item-item BAS di atas.

1.4. Electrical Supply


1. Electrical Supply untuk Master Clock System harus berasal dari DB C&S dengan
menambah panel untuk distribusi khusus ke peralatan master clock.

2. Slave clocks harus dikoneksikan dengan normal power supply, Prioritas A.

3. Master Clock Panel harus dikoneksikan dengan Building UPS yang disediakan oleh
kontraktor listrik. Pekerjaan interkoneksi harus termasuk dalam pekerjaan ini.

4. Penyediaan circuit system electrical harus dengan spesifikasi pada 230 V AC, single
phase, 3 wires, PEN, 50 Hz.

2. Persyaratan Teknis Pemasangan


A. Kabel instalasi untuk sinyal pulsa baik untuk jam digital ataupun analog harus
menggunakan kabel UTP Cat 6, 4 pair.

B. Kabel instalasi untuk ke peralatan lain (FIDS, PAS) menggunakan interkoneksi


dengan kabel data terhubung ke switch terdekat ataupun RS422 ke-peralatan tersebut
yang dapat dikonversi ke RS485 apabila peralatan yang dimaksud hanya dapat
menerima input dari kabel RS485.

C. Kabel yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.


D. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa PVC Hi-Conduit dengan ukuran yang
sesuai dengan jumlah kabel didalamnya dimana ruang dalam pipa harus disisakan
40% untuk ventilasi.

E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.

PT. INDULEXCO 104 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids) dan ungu (master clock)

3. Jaminan Masa dan Pemeliharaan


A. Pelaksana Master Clock System ini harus yang sudah berpengalaman dan
memegang keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.
B. Representative / agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta
workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back up service yang mantap.

C. Representative / agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa operasi
minimal 3 tahun.

D. Representative / agen harus memberikan trainning kepada 2 orang engineer dan 3


orang teknisi menengah.
E. Masa pemeliharaan berlaku selama 12 bulan.

4. Pengujian
4.1. Testing/Commissioning
1. General
a. Kontraktor membawa peralatan pengoperasian lengkap dan tes kinerja system
dan seluruh plant dan peralatan yang ada untuk mendemonstrasikan kinerja
sesuai dengan tingkat spesifikasi yang seharusnya diperoleh.

2. Kualitas kontrol komponen yang berkaitan dengan standar, adalah sebagai berikut:
a. Kontraktor harus menyediakan certificates of conformity signed dari pabrik atau
importir komponen, yang menjamin penyediaan produk dengan standar yang telah
dijelaskan tersebut.
b. Komponen harus mempunyai tanda jaminan bahwa ada identitas dan yang
digunakan di worksite tidak akan membingungkan.

3. Operasional Lengkap dan Tes Kinerja Peralatan


a. Sesudah sistem diinstall lengkap, operasional dan tes kinerja akan ditempatkan di
lingkungan operasional proyek.
b. Detail isi tes adalah sebagai berikut:
i) Cek kode waktu yang benar
ii) Cek secondary clock time management stand-alone operation

PT. INDULEXCO 105 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

iii) Tes sistematik pengoperasian dari berbagai komponen


iv) Redundansi dari hardware, missal duplikasi dari CPU, power supply dan lain-
lain.
v) Semua tes yang disyaratkan lainnya oleh engineer untuk menunjukkan dengan
spesifikasi.

4. Semua inspeksi dan data test harus diserahkan kepada engineer pengawas.

5. Testing of tolerance dan kualitas dari pekerjaan pentanahan, pekerjaan sipil dan
pekerjaan serta material lain yang terkait harus dilakukan sesuai dengan tanggung
jawab yang dijelaskan dalam spesifikai ini.

4.2. Pemeliharaan, Pelayanan Dan Garansi


A. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali jika terjadi kerusakan selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender setelah penyerahan pertama pekerjaan.
B. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu sekali, oleh
orang yang kompeten dalam pembetulan-pembetulan semua alat-alat master clock
yang dianggap perlu.

C. Jaminan pelayanan emergency selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam
periode 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak penyerahan pertama.

D. Jaminan garansi untuk instalasi master clock ini selama 1 (satu) tahun atau 365 (tiga
ratus enam puluh lima) hari kalender sejak penyerahan pertama.

5. REFERENSI PRODUK
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: lihat pada daftar
peralatan.

PT. INDULEXCO 106 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

I. IPTV

1. Persyaratan Kemampuan Sistem

1.1. Umum
Pekerjaan system IPTV ini terdiri atas desain, manufacturing, pengadaan, instalasi,
testing, commissioning dan perawatan yang lengkap untuk system IPTV.

Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pengecekan dan pengembangan desain dari


system IPTV ini dan meyakinkan bahwa system yang dibangun tersebut mencapai
setidaknya pada level yang dispesifikasikan.

1.2. Deskripsi Sistem


Sistem IPTV yang diusulkan merupakan sistem distribusi jaringan interaktif TV dimana
instalasi jaringan akan dilewatkan melalui jaringan data yang terintegrasi. Sumber
program IPTV berasal dari program yang diperoleh melalui antenna TV dan program local
yang kemudian diolah melalui server multicas IPTV kemudian didistribusikan melalui
jaringan data.
.
1.3. Spesifikasi Teknis

1.3.1. IPTV Server


 Processor Intel Xeon 4 GHz, dual capacity up to eight
 Ethernet Card
 LCD 21"
 Hard disk 80 GB
 CD/DVD-Wroom
 RAM 1 GB up to 8 GB
 Sound Card & Speaker
 Mouse Console
 FDD 3,5"
 LINUX /UNIX Operating System/Setara

PT. INDULEXCO 107 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.3.2. Spesifikasi LED Display

Item Specification
Screen Size 32 inches (100cm) diagonal
Aspect Ratio 16:9
Resolution 1280 (H) x 768 (V) pixels
Pixel Pitch 0.6735 (H) x 0.6735 (V)
Useful Screen 862 (H) x 517 (V)
Brightness 500 cd/m2 (typical)
Contrast Ratio 600:1 (typical)
Viewing Angle H: 160º, V: 160º
Colors 16.77Mil
Response Time 14 mSec
Mains Voltage 115/230 VAC ± 15%, 50/60 Hz
Power consumption 275 Watts
Dimensions 976 x 120 x 636 (W x D x H mm)
Environmental Condition Operation Temperature 0 oC to 40 oC
Humidity Max. 75% RH
Storage Temperature -20 oC to 60 oC
Humidity Max. 75% RH

1.3.3. Spesifikasi Display Controller (STB)

Item Specification
CPU Pentium Processor Core Duo 2 x 3 GHz
Memory Minimal 512 MB
Hard Disk Minimal 640 MB Compact Flash
Network Card Ethernet / 100BASE-TX
Accessories Keyboard, Mouse
Operating System Embedded System (Linux, QNS,dll)
Others No Fan, sealed industrial PC

PT. INDULEXCO 108 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Persyaratan Teknis Pemasangan


A. Kabel instalasi untuk daya harus menggunakan kabel NYM 3 x 1,5 mm 2.

B. Kabel instalasi untuk data harus menggunakan UTP Cat 6, 4 pairs.

C. Kabel yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

D. Seluruh kabel harus dimasukkan dalam pipa PVC Hi Conduit dengan ukuran yang
sesuai dengan jumlah kabel di dalamnya dimana ruang dalam pipa harus disisakan 40
% untuk ventilasi, semua konduit harus dibumikan.

E. Terminal strip didalam junction box harus mempergunakan type pressure type
terminal, tanpa sekrup dan tanpa solder.

F. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap
jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/pas), biru (telepon),
hijau (data), kuning (security), coklat (BAS), oranye (fids), ungu (master clock) dan
merah muda (MATV)

3. Jaminan Masa dan Pemeliharaan


A. Pelaksana MATV system ini harus yang sudah berpengalaman dan memegang
keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.

B. Representative/agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta


workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back up service yang mantap.

C. Representative/agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa operasi


minimal 3 tahun.

D. Representative/agen harus memberikan training kepada 2 orang engineer dan 3 orang


teknisi menengah.

E. Masa pemeliharaan berlaku selama 12 bulan.

PT. INDULEXCO 109 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat tabel peralatan dan
material

PT. INDULEXCO 110 ELEKTRONIKA


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PROYEK RANCANGAN
TEKNIK TERINCI (RTT) PERLUASAN TERMINAL DAN AREA PARKIR BESERTA FASILITAS
PENUNJANGNYA DI BANDARA EL TARI KUPANG
PAKET : PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN HYDRAULIC (PLUMBING)

LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum

Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service, penyediaan gambar
referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat
dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

2. Khusus

Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan pengangkutan unit
sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui
keadaan lapangan.

3. Lingkup Pekerjaan Utama

Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :

3.1. Sistem Penyediaan Air Bersih


1. Pengujian instalasi pemipaan air bersih eksisting lengkap dengan accessoriesnya dalam
gedung terminal
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi pemipaan air bersih lengkap dengan
accessoriesnya dalam gedung terminal
PT.Indulexco 1 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi meter air untuk semua tenant komersial.
4. Melakukan koordinasi, pengujian, testing commisioning bersama-sama dengan Kontraktor
M&E yang terkait.
5. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
6. Melakukan pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
7. Membuat “Pedoman Operasi” yang diserahkan pada saat akan memulai pekerjaan
8. Membuat dan menyerahkan “Pedoman Pemeliharaan”
9. Membuat dan menyerahkan “As built drawing”.
10. Memberikan training/pelatihan kepada crew maintenance/operator mengenai cara
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-peralatan Plambing dan instalasi
terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip dasar serta aplikasinya.
Instruktur yang disediakan oleh Kontraktor harus memiliki pengetahuan mengenai sistem
Plambing dan kemampuan mengajar yang cukup baik.
11. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan yaitu
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
12. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1
(satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
3.2. Sistem Air Kotor, Air Bekas, Vent dan Air Hujan

1. Pengujian jaringan instalasi pemipaan eksisting untuk sistem air kotor, air bekas, vent dan air
hujan dalam gedung terminal.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian jaringan instalasi pemipaan untuk sistem air kotor,
air bekas, vent dan air hujan dalam gedung terminal
3. Pengadaan, pemasangan floor drain, floor clean out, roof drain dan perlengkapan lainnya
yang dibutuhkan dalam sistem tersebut.
4. Penyambungan sistem jaringan instalasi air bekas dan air hujan ke saluran luar gedung
terminal eksisting.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian grease trap dan buangan kitchen/pantry/dapur area
komersial.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pompa submersibble air kotor, lengkap dengan
local control panel dan accessoriesnya di dalam sewage pit.
7. Penyambungan sistem jaringan instalasi air hujan ke saluran luar gedung eksisting.
8. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
9. Melakukan Testing & Commssionig.
10. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
11. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.
12. Membuat “Pedoman Operasi” yang diserahkan pada saat akan memulai pekerjaan

PT.Indulexco 2 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

13. Membuat dan menyerahkan “Pedoman Pemeliharaan”


14. Membuat dan menyerahkan “As built drawing”.
15. Memberikan training/pelatihan kepada crew maintenance/operator mengenai cara
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-peralatan Sistem Plambing dan
instalasi terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip dasar serta
aplikasinya. Instruktur yang disediakan oleh Kontraktor harus memiliki pengetahuan
mengenai sistem Sistem Plambing dan kemampuan mengajar yang cukup baik.
16. Mengadakan pemeliharan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan yaitu
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
17. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1
(satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).

4. Lingkup Pekerjaan Terminasi

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan
dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor
instalasi ini.
 Penyambungan pemipaan ke pipa “supply” tepat di dinding ruang pompa
 Penyambungan kabel-kabel feeder elektrikal ke panel-panel pompa atau peralatan plumbing
lainnya
 Menyambungan kabel-kabel kontrol terkait dengan instalasi BAS dan Fire Alarm

Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah lengkap, benar, aman, memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan dapat
beroperasi/bekerja dengan baik.

5. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau finishing
yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan
oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.

Pekerjaan ini antara lain meliputi :


Menutup opening-opening yang terkait dengan pekerjaan paket ini

6. Lingkup Pekerjaan Kontraktor Lain

PT.Indulexco 3 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
 Paket Elektrikal
 Paket Mekanikal Lainnya
 Paket Elektronika Bandara

7. Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi yang dimaksud dan akan dikerjakan dan dikoordinasikan oleh Konsultan MK.
 Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat

8. Lingkup Pekerjaan Pemilik

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
 Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.
SPESIFIKASI TEKNIS

1. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSTALASI


HYDRAULIC/PLUMBING

1.1. Pompa Pengisi Water Tank ( Deep Well Pump )

Pompa pemindah harus disediakan sesuai spesifikasi. Pompa pemindah harus centrifugal
constants speed, submersible pump. Pompa harus dilengkapi dengan driving motor, name plate
yang harus mencantumkan kapasitas pompa, tekanan, daya/power, type pompa dan motor.

Pemilihan pompa harus berdasarkan dari temperatur air dan kondisinya, tekan hisap, static head
dan daya angkat serta tekanan kerja.

Setiap pompa harus mampu memasok air dengan tekanan tidak kurang dari yang
dipersyaratkan/dibutuhkan. Tekanan pompa yang tertulis dalam spesifikasi harus dievaluasi
ulang berdasarkan gambar pelaksanaan nantinya.

PT.Indulexco 4 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.2. Pompa Distribusi

Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada setiap pemakai dengan variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.

Setiap pompa distribusi ini harus mempunyai paling sedikit 3 pompa dan paling banyak 4 pompa,
sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam booster pump berdasarkan standart pabrik
pembuat, dengan efisiensi masing-masing pompa minimum 70%, serta dilengkapi dengan
sertifikat.

Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC) motor.
Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan motor
tidak boleh melebihi dari 1500 rpm.
Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat dari beton. Tinggi
dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1/8 dari panjang inertia block.

Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari spring dan
neoprane pad yang dipasang berurutan.

Tangki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber diaphgram. Air
harus tersimpan dalam diaphgram. Tangki tekan harus dibuat oleh pembuat pompa yang sama.

Tangki tekan harus type yang disetujui dan ukurannya tepat untuk operasi yang benar dari
masing-masing pompa pacu (lead pump). Pressure switch terletak pada main water stream
harus menggerakkan pompa ketika sistem tekanan turun di bawah tekanan sistem yang
diinginkan.

Tangki tekan harus diuji oleh pabrik dengan tekanan minimal 1,5 kali tekanan kerja.
Semua bagian dari sistem yang berhubungan dengan air harus terbuat dari bahan anti karat.

Setiap pompa distribusi antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut:
1. Pompa centrifugal dengan motor
2. Tangki tekan tipe diaphragm pre charge
3. Inlet dan outlet headers
4. Katup inlet dan outlet
5. Check valve agains water hammer
PT.Indulexco 5 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. Inlet strainers
7. Power and control panel
8. Flow regulators
9. Pressure switch/flow monitor switch
10. Pressure gauges
11. Hydraulic connections
12. Electrical connections
13. Rangka dasar pompa harus didukung oleh springs rubber mounting dengan minimum statik
deflection 25 mm.

1.3. Pompa Air Kotor (Sewage Pumps)

Menyediakan dan memasang pompa air kotor yang berfungsi untuk memompakan air kotor dari
tangki penampung air kotor (Sewage Pit) ke sewage pit lainnya dank e STP. Setiap pompa air kotor
harus terdiri dari 2 pompa dengan effisiensi pompa rata-rata 60 %. Pompa air kotor bekerja secara
otomatis berdasarkan level switch yang terpasang di pompa itu, dan harus dapat bekerja
bersamaan dan bergantian.

Pompa air kotor harus dari jenis pompa celup (Submersible Pump) tipe heavy duty, non clog semi
open impeller castiron dan casing cast iron.
Pompa air kotor sebaiknya mempunyai mechanical shaft seal yang mudah pemasangannya jika
dibutuhkan penggantian dan memakai adjustable wear rings sehingga mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi.

Pompa harus lengkap dengan strainer, outlet flens bronze wear yang dapat diganti, guide bar,
quick coupling discharge connection dll.. Pompa harus dilengkapi elektroda tipe level controllers
dan kontrol panel lengkap dengan starter, switch dan lain-lain.

1.4. Motor Pompa

Motor pompa adalah dari jenis induksi rotor sangkar dan sesuai untuk beroperasi pada jaringan
listrik 220/380V, 3 phasa, 50 Hz.
Motor diatas 3,0 kW menggunakan stater star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan
daya kurang dari 2,5 kW menggunakan stater direct-on-line (DOL).

Perintah start pompa secara otomatis berasal dari pressure switch atau level control sesuai
dengan gambar perencanaan.
PT.Indulexco 6 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC) motor.
Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan motor
tidak boleh melebihi dari 1500 rpm, pemakaian 2900 rpm dapat dipertimbangkan setelah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas/Direksi Pengawas/Konsultan
Perencana.

Motor setidaknya dilindungi dengan :


 Automatic short-circuit/over current protector
 Automatic thermal protection relay
 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay
 Earth fault relay

Rotor, poros/shaft dan kopling harus terbalans dengan baik.


Dasar rangka pompa & motor, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari spring
dan neoprane pad yang dipasang berurutan.
Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara diatas normal (50
dbA)

1.5. Sand Filter

Jenis : Pressure sand filter vertical type


Media : Silica sand dengan volume ¾ dari volume tangki
Tank material : Mild steel dengan inner epoxy coating
Back Wash : Manual type
Accessories : Pressure switch, pressure gauge, safety valv
1.6. Carbon Filter

Jenis : Pressure carbon filter vertical type


Media : Carbon active dan media lain sesuai dengan kebutuhan dengan volume ¾ dari
volume tangki
Tank material : Mild steel dengan inner epoxy coating
Back Wash : Manual type
Accessories : Pressure switch, pressure gauge, safety valve

PT.Indulexco 7 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.7. Kontrol Level Tangki Air (Water Tank Level Control)

Untuk operasi yang normal, start dan stop dari pompa harus berdasarkan kontrol ketinggian
kecuali jika diminta lain.
Unit kontrol ketinggian harus bekerja dengan suspended electrodes dan harus bukan dari ”NO
FLOAT” type. Elektroda kontrol ketinggian harus terbuat dari pipa stainless steel grade 316 dan
ujung elektroda harus tertutup. Jika dibutuhkan, agar dipasang penahan tengah pipa sehingga
elektroda tidak berayun.

Satu set elektroda (lengkap) harus dipasang pada setiap bagian tangki dan diatur untuk interlock
dengan pompa.

Setiap set dari elektroda harus tertutup dengan selubung yang tepat, dari bagian tertinggi sampai
dengan dasar dari tangki, untuk meminimalkan efek gelombang air.

1.8. Kontrol

1. Kontrol Pompa ( Deep Well Pump )


A. Instalasi pompa harus dipasang dengan sistem secara otomatis
 Pompa akan hidup, jika tinggi air di tangki bersih turun hingga ketinggian L
(low/rendah) dan akan berhenti jika tinggi air mencapai ketinggian H (high/tinggi).

2. Kontrol Pada Pompa Distribusi


A. Sistem Pressure Control
 Pompa pertama start apabila tekanan air di jaringan turun sampai ambang batas L
pada pressure switch (PS1) atau kapasitas air yang diperlukan kurang atau sama
dengan 33,33 %
 Pompa kedua start apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS2) atau kapasitas air yang diperlukan lebih dari
33,33 % tetapi kurang atau sama dengan 66,66 %
 Pompa kedua start apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang
batas 1 pada pressure switch ( PS3 ) atau kapasitas air yang diperlukan lebih dari
66,66 % tetapi kurang atau sama dengan 100 %
 Pompa pertama, kedua dst. Stop apabila tekanan air di jaringan pemakai naik
sampai batas H di PS1, PS2, dst.
 Pompa yang sedang ON tiba-tiba stop apabila muka air di tangki hisap turun
sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas L.
PT.Indulexco 8 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Persyaratan Pada Panel Kontrol


Panel kontrol untuk sistem pompa, peralatan dan lain-lain harus termasuk penambahan
beberapa item seperti di bawah ini :
A. Emergency stop-lock push button
B. Motor control circuit harus dipasang pada semua kontrol panel termasuk :
 ON/OFF/AUTO selector switch untuk setiap set pompa
 “Start dan Stop” push button switch untuk setiap set pompa
 ON dan OFF lampu indikasi untuk setaip set pompa
C. Starting circuit untuk pompa harus berhubungan sehingga hanya satu pompa dari dua
yang dapat operasi pada satu waktu.
D. Alarm untuk kegagalan supplai power ke pompa dengan spare auxiliary contact untuk
keperluan indikasi remote (alarm akan berbunyi pada ruang kontrol).
E. High and low level alarm untuk tangki air.
F. Semua penentuan posisi ketinggian air harus disetujui.

4. Kontrol Pada Pompa Air Kotor (Sewage Pumps).


A. Dalam pemasangan pompa harus dilengkapi dengan automatic operation dimana pompa
pertama hidup (start) jika ketinggian air naik mencapai ketinggian yang ditentukan untuk
pompa kedua start jika ketinggian air naik mencapai ketinggian yang sudah ditentukan
unutk pompa kedua.

Dan kedua pompa berhenti (stop) jika ketinggian air sudah turun mencapai ketinggian yang
sudah ditentukan untuk keduanya.

B. Peralatan automatic control harus dipasang untuk dapat merubah posisi dari pompa
pertama menjadi pompa kedua, setelah setiap pompa berhenti dengan tujuan untuk
menyeimbangkan kegunaan kedua pompa.

2. PERPIPAAN
2.1. Umum

Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal pipa, letak dan arah tiap-tiap sistem pipa
serta kemiringan pipa yang besarnya antara 0,5 - 1% aliran.

PT.Indulexco 9 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung terhadap kotoran, air, karat, dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja (steel pipe) di bawah tanah diberi
lapisan pita anti karat sejenis “denso tape”.

Khusus pipa dan perlengkapan dengan bahan plastik, selain disebut di atas juga harus terlindung
dari cahaya matahari.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :


a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup
d. Strainer
e. Sambungan ekspansi
f. Sambungan fleksibel
g. Penggantung dan penumpu
h. Sleeve/selubung
i. Lubang pembersih
j. Blok beton
k. Galian
l. Pengecatan
m. Penyelesaian
n. Pengujian
o. Peralatan bantu
p. Pekerjaan Sipil (bobokan dan perapian kembali, dll).

2.2. Spesifikasi Pipa Air Bersih

Penggunaan : Air Bersih


Tekanan standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa Polypropelene – Random (PP-R 80) dengan metal


deactivation, themal conduction 0,15 W/mK . (green peace
approval), PP-R tidak boleh terkena langsung dengan sinar
matahari

PT.Indulexco 10 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Sambungan Dia. 20 mm sampai dengan 125 mm Fushion weld


Dia. 150 mm keatas Butt welding.
Fiitng &Valves Dia. 20 mm sampai dengan 125 mm, Treaded connection
dengan metal deactivation, Dezincification Resistance (DZR)
brass tanpa Nickel crome plated.

2.3. Spesifikasi Pipa PVC

Penggunaan : - Pipa Air Limbah Saniter, Air Limbah pantry / kitchen Air Buangan, Air Vent
- Air Hujan (selain shyphon system)
- Air Drain

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa Unplastice Polyvinyl chloride (UPVC) klas 10 Kg/cm 2, JIS


Elbow & Junction UPVC Injection moulded pressure fitting large radius atau
factory made fabricated fitting, Solvent cement joint rubber
ring type.
Reducer Seperti di atas, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

PT.Indulexco 11 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. PERSAYARATAN PEMASANGAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

3.1. Umum

Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.

Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan pada gambar.

Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan water mur
atau flange.

Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada


pekerjaan perpipaan harus menggunakan fitting buatan pabrik.

Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik pembuang. Pipa
pembuang dan penghawaan harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.

Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan pada gambar.
 Di bagian dalam bangunan diameter 80 mm atau lebih kecil : 2 %.
 Di bagian dalam bangunan diameter 150 mm atau lebih kecil : 1 %.
 Di bagian luar bangunan diameter 80 mm atau lebih kecil : 2 %.
 Di bagian luar bangunan diameter150 mm atau lebih kecil : 1.5 %.

Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga bila terjadi tegangan pada pipa atau alat-alat yang diakibatkan oleh gaya bekerja ke
arah memanjang.

Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
PT.Indulexco 12 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarahan-pengarahan


pemuaian pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.

Kecuali jika tidak terdapat dalam gambar, selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa
menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Bila pipa-pipa melalui dinding tahan
api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai bahan rock - wool atau bahan
tahan api yang berfungsi sebagai fire stop.

Semua galian, harus juga termasuk pengurugan kembali serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 60 cm TOP (Top of Pipe) di bawah permukaan tanah.
Semua pipa dipasang dan diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 cm untuk bagian
bawah pipa, pasir urug sesuai diameter pipa, pasir yang telah dipadatkan setebal 20 cm untuk
bagian atas pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.

Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 – 2,5 dan pada
belokan-belokan atau fitting-fitting.

Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman/sleeve/selubung baja
galvanized atau beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.

Pada akhir pekerjaan pipa, pipa-pipa yang belum selesai dikerjakan maka ujung-ujung pipa
harus ditutup.
Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa

Perpipaan harus ditumpu atau digantung dengan penggantung, siku-siku atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada
jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tebal berikut ini :

PT.Indulexco 13 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Jenis Pipa Ukuran Pipa (mm) Batas Maximum Ruang

Interval Interval Tegak


Mendatar (m)
(m)

GIP / GSP Sampai 20 1.5 2


25 s/d 40 1.5 3
50 s/d 80 2.0 4
100 s/d 150 3.0 4
200 atau lebih 4.0 4

Pipa Tembaga Sampai 20 1.0 2


20 s/d 40 1.5 2
50 2.0 3
65 s/d 100 2.5 3
125 atau lebih 3.0 4
besar

Pipa Besi Cor Seluruh Ukuran 1 titik / 1 titik /


sambungan sambungan

Pipa PVC 50 0.6 0.6


80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1

Pipa PPR 50 0.4 0.4


80 0.7 0.9
100 1.0 1.2

Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri atas bermacam-macam ukuran, maka jarak interval
yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.

PT.Indulexco 14 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
 Perubahan-perubahan arah.
 Titik pencabangan.
 Benda-benda terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

1. Diameter Batang

Ukuran Pipa Batang

Sampai dengan 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang Pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.

2. Bentuk Gantungan

- Untuk air panas, uap dan kondensat : Roller guide type.


- Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.

Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.
3.3. Pemasangan Katup-Katup

Katup-katup harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian
berikut ini :

A. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


B. Sambungan kesaluran pembuang pada titik-titik rendah.

PT.Indulexco 15 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Di Ruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup Pembuang

Sampai dengan 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain 20 mm

C. Ventilasi udara otomatis


D. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah
E. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valve) untuk aliran ke atas dan ke bawah.
F. Steam trap untuk aliran ke atas dan ke bawah.
G. Katup by-pass.

3.4. Pemasangan Strainer

Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
A. Katup-katup pengontrol.
B. Katup-katup pengurang tekanan.
C. Pipa hisap tiap pompa.
D. Hal-hal lain yang diterangkan di dalam gambar.

3.5. Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan

Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul


kelebihan tekanan.
3.6. Pemasangan Katup-Katup Pengaman

Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

3.7. Pemasangan Vent Udara Otomatis

Vent udara otomatis harus disediakan di tempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

3.8. Pemasangan Katup-katup Pengurangan Tekanan

PT.Indulexco 16 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat-tempat di mana tekanan


pemakaian lebih rendah dari tekanan supply.

3.9. Pemasangan Sambungan Fleksibel

Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran yang terjadi dari sumber
getaran terhadap sistem pemipaan.

3.10.Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan dan ditempatkan pada lokasi di mana tekanan yang ada
perlu diketahui :
A. Katup-katup pengurang tekanan.
B. Katup-katup pengontrol.
C. Setiap pompa.
D. Setiap bejana tekanan.

Diameter pengukur tekanan minimum ø 75 mm dengan pembagi skala ukur maximum 2 kali
tekanan kerja.
3.11.Sambungan Ulir
A. Penyambung antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 40 mm.
B. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
C. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkwite dengan campuran
minyak.
D. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
E. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
F. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

3.12.Sambungan solder.
A. Sambungan solder ini berlaku antara pipa copper tube dan fitting.
B. Untuk pipa copper ukuran 20 mm ke bawah boleh mempergunakan Soft Solder.
C. Untuk pipa copper ukuran 25 mm ke bawah boleh mempergunakan Hard Solder.

PT.Indulexco 17 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada pengawas
sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
E. Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau Acetyline.
Kompor gas tidak boleh dipergunakan.

3.13.Sambungan Las
A. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
B. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
C. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
D. Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
E. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat
iin tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
F. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
G. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

3.14.Sambungan Lem
A. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
B. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
C. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

3.15.Sambungan Fusihon
A. Penyambungan antara pipa dan fitting PP-R, harus memakai electrofusion socket, dengan
memakai Heating element socket welding, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
B. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
rekomendasi dari pabrik pipa agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
C. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

3.16.Sambungan yang Mudah dibuka


A. Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara lavatory faucet dan supply valve.
 Pada waste fitting dan siphon.
PT.Indulexco 18 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh karena adanya paking dan bukan seal threat.

3.17.Penyambungan Pipa Air Drain/Kotor/Buangan/Bekas/Vent & Air Hujan


A. Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting
dengan sudut 45o (misalnya Tee-Y/Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
B. Setiap belokan harus menggunakan fitting dengan jenis Elbow Long Radius.

3.18.Selubung Pipa
A. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
B. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.
C. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk daerah kedap air
harus diberi tambahan sayap.
D. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
E. Rongga antara pipa sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".

3.19.Cara Pemasangan Pipa Dalam Tanah


A. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimal 60 cm TOP (Top
of Pipe)
B. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
C. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 – 2,5 mm pada dasar galian dengan adukan
semen, bila tanahnya labil.
D. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
E. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
F. Dibuat balok beton setiap interval 2 m, sebagai tanda
G. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, harus dilengkapi dengan selubung pipa baja
galvanized, pipa beton atau dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu
konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai padat.

3.20.Bip Tap
A. Bip taps harus disediakan diruang mesin dan ruang pompa seperti yang terlihat dalam
gambar, spesifikasi, dan harus berdiameter 15 mm terbuat dari kuningan mengikuti
Internasional Standard.

PT.Indulexco 19 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.21.Bak Kontrol Air Hujan


A. Bak kontrol harus dipasang pada setiap perubahan arah kemanapun dan setiap jarak
maksimum 20 meter pada saluran air hujan dan terbuat dari beton.

3.22.Roof Drain
A. Roof drain yang dipergunakan harus terbuat dari cast iron dengan konstruksi kedap air
dengan luas laluan air pada tutup roof drain sebesar dua kali luas penampang pipa buangan.
B. Roof drain harus terdiri dari :
 Bitumen coated iron body dengan water prooved flange.
 Bitumen coated neck for adjustable fixing
 Bitumen coated cover dome type

3.23.Anti Vibration Coupling


A. Sambungan pipa ke semua peralatan pompa harus dengan sambungan flexible stainless
steel atau seperti terlihat dalam gambar spesifikasi. Fitting harus mempunyai flen yang
menyatu dan dibautkan ke jalur pipa dengan menggunakan flens untuk diameter 50 mm ke
atas, untuk diameter 50 mm ke bawah harus menggunakan sambungan ulir. Baut pembatas
(limiting bolt) harus disiapkan untuk fitting diameter 50 mm ke atas untuk membatasi
perpanjangan.
B. Kalau terlihat pada gambar spesifikasi, standard “Victaulic” coupling atau setara harus
digunakan.

3.24.Bak Kontrol Air Kotor


1. Bak kontrol harus dipasang pada setiap perubahan arah manapun setiap maksimum 20
meter pada pipa air kotor yang terletak di dalam tanah.
2. Rangka dan tutup harus terbuat dari besi tulang serta dilapis cat bitumen dan harus
membentuk perangkap sehingga setelah diisi grase akan terbentuk penahan bau. Diameter
lubang untuk laluan orang minimum 600 mm dan finishing permukaan bak kontrol harus
dengan peruntukan lokasi.

3.25.Manhole
A. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
B Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
C. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
D. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
PT.Indulexco 20 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.26.Floor Clean Out


1. Floor clean out yang dipergunakan harus tipe surface opening waterprooved dengan cover
ring harus sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka dan di tutup.
2. Floor clean out terdiri dari :
 Chromium plated bronze cover dan ring tipe heavy duty
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection dengan flange for water prooving

3.27.Floor Drain
A. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water proof type dengan 50
mm water seal.
B. Floor drain terdiri dari :
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck.
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water proofing.

C. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut :

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

3.28.Ukuran Pipa Buangan (Size of Waste Pipe)


A. Ukuran minimum diameter dalam dari pipa buangan yang akan digunakan pada beberapa
macam buangan sanitari harus ditentukan menurut peraturan yang berlaku (Pedoman
Plambing Indonesia dan SNI).

3.29.Grease Traps/Grease Interceptor


A. Portable grease removal unit harus disiapkan pada setiap dapur restoran sebelum air
buangan disambungkan ke grease stack. Unit harus berada di bawah sink atau di gantung
pada slab. Grease trap yang diajukan harus dibuat oleh pabrik yang berwenang dan sesuai
dengan peraturan yang ada. Inlet strainer yang sesuai dengan kawat kasa harus disiapkan di
dalam grease trap untuk menangkap partikel-partikel padat. Grease stack untuk dapur harus
disambungkan ke grease trap dengan tipe yang terbuat dari beton. Grease trap harus sesuai
dengan detail dan spesifikasi yang terlihat pada gambar.
PT.Indulexco 21 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Grease interceptor untuk parkir kendaraan harus tipe cast iron dengan alumunium alloy
strainer.
C. Grease trap harus mengikuti standart yang berlaku yaitu SNI

3.30.Pipa yang Terlihat Exposed Piping


A. Kecuali ditempat parkir kendaraan, di dalam shaft pipe dan area ruang mesin, semua
pekerjaan perpipaan secara umum harus berada di dalam ceiling atau terpendam di dalam
dinding batu bata.
B. Semua pipa air bersih dan fitting yang terlihat oleh umum toilet, kamar mandi harus
menggunakan pipa tembaga dan Chromium plated serta contoh material harus diajukan ke
Direksi Pengawas untuk diteliti sebelum memulai pekerjaan.

3.31.Pembersihan
A. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode-metode yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.

3.32.Pengecatan

A. U m u m

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :


 Pipa service
 Support pipa dan peralatan konstruksi besi flange
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbaiki

B. Persyaratan Pengecatan
1. Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi pengecatan Pengecatan
Pipa dan peralatan dalam plafon - Zinchromate primer 2 lapis
PT.Indulexco 22 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pipa dan peralatan expose - Zinchromate primer 2 lapis


dan cat akhir 2 lapis
Pipa dalam tanah - 2 lapis flincote
2. Warna cat
Untuk pipa dan peralatan expose maupun dalam plafon diberi warna dasar biru.
 Air PAM : Biru Tua
 Air Deep Well : Biru Muda
 Air Kotor : Coklat
 Air Bekas : Kuning
 Air kebakaran : Merah Tua
 Hanger & Support pipa : Hitam.
 Panah arah aliran : Putih.

Atau warna-warna perpipaan ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas.

PT.Indulexco 23 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. PENGOLAHAN AIR LIMBAH / SAWAGE TREATMENT PLANT (STP)

4.1. Umum

Satu buah Sewage Treatment Plant (STP) yang akan dibangun pada proyek ini terdapat di lantai
ground sisi lansekap, dengan menggunakan sistem Extended Aeration dan memakai Aerator untuk
proses aerasi pertumbuhan bakteri.
Perencanaan karakteristik air limbah yang masuk adalah sebagai berikut :
Aliran air per hari : hingga 70 m3/hari
BOD 5 awal : 250 mg/liter
BOD 5 akhir : 20 mg/liter

Plant harus mampu untuk menghasilkan kualitas buangan untuk dibuang ke saluran luar dengan
mengikuti :
PH :6-9
BOD 5 hari : <30 mg/liter
COD 5 hari : <30 mg/liter
Zat padat terlarut (S.S) : <20 mg/liter
Oksigen terlarut (DO) : >3 mg/liter
Total residual chlorine : 0,3 sampai 0,7 mg/liter
KmnO4 : 85 mg/liter
Amoniak : 10 mg/liter
Minyak & lemak : 10 mg/liter
Senyawa Biru Metilen : 2 mg/liter

Untuk karakteristik yang lain, standar air buangan mengikuti standar yang berlaku dari pihak yang
berwenang.

1. Grit Chamber dan Grease Trap

Air limbah domestik yang bersumber dari toilet, urinage, closet dan sejenisnya
masuk ke dalam Grit Chamber. Chamber ini merupakan tahap awal penanganan limbah,
dilengkapi dengan Screen atau Comminutor. Screen berfungsi untuk memisahkan kotoran
berukuran besar yang berpotensi merusak peralatan seperti : plastik, karet dan bahan – bahan
non degradable lainnya. Comminutor berfungsi untuk menghancurkan limbah domestik yang
berbentuk padatan.

PT.Indulexco 24 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Sedangkan limbah domestik yang bersumber dari dapur, food court atau restoran yang
mengandung lemak akan masuk kedalam unit Grease Trap. Pada bak ini terjadi pemisahan
lemak dengan air. Lemak yang terkumpul secara berkala oleh operator gedung.

2. Equalizing Tank / Bak Equalisasi

Effluent / keluaran limbah dari Grease Trap dan Grit Chamber secara over flow / gravitasi
masuk kedalam bak Equalisasi. Bak Equalisasi ini berfungsi untuk meratakan kualitas air
limbah dan mengatur agar debit air limbah yang diproses tetap konstan. Untuk meratakan
kualitas air limbah, bak Equalisasi dilengkapi dengan diffuser sedangkan dalam pengaturan
jumlah debit air limbah yang akan diproses tetap konstan sesuai dengan perencanaan,
pada bak Equalisasi dilengkapi dengan Flow Control Box.

3. Aeration Tank / Bak Aerasi

Di dalam bak Aerasi ini terjadi proses penguraian senyawa organik secara aerobik
oleh aktifitas biologis mikroorganisme. Untuk mendapatkan kondisi tersebut, kedalam bak aerasi
dimasukkan sejumlah udara/Oksigen yang disuplay dari Blower dan distribusikan melalui Ffne
dan coarse bubble diffuser, sehingga terjadi pertumbuhan bakteri pengurai yang diindikasikan
dengan terbentuknya lumpur aktive di bak aerasi yang berwarna kecoklatan. Bakteri pengurai
yang diperlukan dalam proses Aerasi ini ditambahkan secara terus menerus melalui
pengembalian lumpur (activated sludge return) dari sistem air lift di dalam bak Sedimentasi.

4. Sedimentation Tank / Bak Sedimentasi

Di dalam bak Sedimentasi terjadi pemisahan lumpur yang terbentuk di bak Aerasi.
Lumpur yang mengendap di dasar bak ini diambil dengan menggunakan Sistem Air lift,
kemudian dikembalikan kedalam bak Aerasi, bak Equalizing dan bak Penampungan Lumpur.
Untuk mempercepat proses pengendapan, dasar bak Sedimentasi dibuat lantai dengan
kemiringan lebih dari 45o.

5. Chlorination Tank / Bak Klorinasi

Bak klorinasi ini berfungsi untuk membunuh bakteri yang bersifat


pathogen/merugikan dengan cara menambahkan sebyawa klorin kedalam bak effluent yang
disupplay secara manual dengan penambahan kaporit tablet. Kebutuhan larutan kaporit juga
dapat dilakuan secara otomatis yaitu dengan menggunakan pompa dosing.

PT.Indulexco 25 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. Effluent Tank / Bak Effluent

Bak Effluent berfungsi untuk menampung air bersih sebelum dibuang kesaluran kota. Air
dipompakan secara berkala dengan menggunakan pompa yang diatur secara otomatis
menggunakan Water Level Control (WLC).

7. Sludge Holding Tank / Bak Penampungan Lumpur

Bak Penampungan Lumpur berfungsi untuk menampung lumpur hasil proses penguraian
secara mikrobiologi. Sumber lumpur berasal dari bak Sedimentasi, dimana lumpur yang
mati akan terendapkan secara alamiah, sementara lumpur yang berupa scum/melayang
akan dikembalikan kedalam sistem sebagai sumber bakteri aktif untuk STP. Penanganan lumpur
yang dihasilkan STP dilakukan dengan penyedotan secara berkala dengan menggunakan mobil
tinja.

PT.Indulexco 26 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

SPESIFIKASITEKNIS

Daftar Peralatan Utama Terpasang

1. Blower
2. Effluent Pump

Spesifikasi Peralatan STP


3
Kapasitas STP 70 m /hari

1. Tangki Bioreactor
Kapasitas : 2 x 35 m3/hari
System Dimensi : Extended Aeration With Fil Media ( Contact Aeration)
Produksi Media : Dia 2,5 x 8 x 2 Unit
Cell Surface : Mesin Fillament Winding
Area : BioBall dan Honety Comb
Material/Peralata : 400 & 157 (m2/m3)
n Jumlah : HDPE/PVC
: 1 Unit

2. Fine Bar Screen


Merk : Lokal
Material/Per : FRP
alatan Slot : 10mm
Jumlah : 1 Unit

PT.Indulexco 27 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Air Blower Aeration System & Clarifier


Merk Made : Longtecth/Fu-tsu
In Capacity : Taiwan (Licency Japan)
Motor : 1,95 m3/min
Pressure : 2,2 Kw/380 V/ 50 Hz
Accessories : 3500 mmAq
: Motor, Filter silencer, Header, Pressure gauge, Check
alve, dll.
Jumlah : 2 Unit

4. Effluent Pump
Merk : Ebara /Setara
Kapasitas : 0,17 m3/menit
Head : 20 m
Power : 1,5 kW/380 V/50 Hz/3 ph
Type : Submersible
Operation : Automatic by level control
Accessories :Valve,fitting & level control

5. Diffuser Dan Support


Merk : SSI- Ex-USA
Material/Peralatan : PP/PE/HDPE
Model : Fine Bubble Diffuser Dan
Zet Diffuser
Jumlah : 1 Lot

PT.Indulexco 28 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Biomedia
Merk : Lokal
Model : Random
Kapasitas/Luas Area 2 3
: 550 m /m
Material/Peralatan : PE/PP
Jumlah : 1 Lot

7. Peralatan Sedimentasi
Terdiri dari - Scum skimmer
- Air lift system
- Baffle & Gutter
Jumlah : 1 Lot

8. Desifecta Chamber
Merk : Lokal
Type : Tube Deck
Operation : Manual Feeder
Jumlah : 1 Lot

9. Pemipaan dan valve


Pipa PVC : Wavin, pralon (AW class)
Pipa GIP : Spindo/PPI/Bakrie (medium class)
Valve : Kitz/showa, setara
Jumlah : 1 Lot

10. Kabel
Type : NYY 0,6 kV (4 besar)
Merk : Suppreme 4 besar
Jumlah : 1 Lot

11. Kontrol Panel


Type : Indoor/Outdoor
Komponen : Merlin gerlin, Telemecanique, Omron

PT.Indulexco 29 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. SISTEM DAUR ULANG (WATER RECYCLING)

5.1. Pompa Distribusi.

Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada setiap pemakai dengan variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.

Setiap pompa distribusi ini harus mempunyai aliran masing-masing pompa dalam booster pump
berdasarkan standart pabrik pembuat, dengan efisiensi masing-masing pompa minimum 60%,
serta dilengkapi dengan sertifikat.
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC)
motor. Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan
motor tidak boleh melebihi dari 1500

Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat dari beton. Tinggi
dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1/8 dari panjang inertia block.
Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari neoprane pad
yang dipasang berurutan.

Tangki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber diaphgram. Air
harus tersimpan dalam diaphgram. Tangki tekan harus dibuat oleh pembuat pompa yang sama.
Tangki tekan harus type yang disetujui dan ukurannya tepat untuk operasi yang benar dari
masing-masing pompa pacu (lead pump). Pressure switch terletak pada main water stream
harus menggerakkan pompa ketika sistem tekanan turun di bawah tekanan sistem yang
diinginkan.

Tangki tekan harus diuji oleh pabrik dengan tekanan minimal 1,5 kali tekanan kerja.
Semua bagian dari sistem yang berhubungan dengan air harus terbuat dari bahan anti karat.

Setiap pompa distribusi antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut:
1. Pompa centrifugal dengan motor
2. Tangki tekan tipe diaphragm pre charge
3. Inlet dan outlet headers
4. Katup inlet dan outlet
5. Check valve agains water hammer
PT.Indulexco 30 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. Inlet strainers
7. Power and control panel
8. Flow regulators
9. Pressure switch/flow monitor switch
10. Pressure gauges
11. Hydraulic connections
12. Electrical connections
13. Rangka dasar pompa harus didukung oleh springs rubber mounting dengan minimum statik
deflection 25 mm.

5.2. Motor Pompa

Motor pompa adalah dari jenis induksi rotor sangkar dan sesuai untuk beroperasi pada jaringan
listrik 230/400V, 3 phasa, 50 Hz.

Motor diatas 5,0 kW menggunakan stater star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan
daya kurang dari 4,0 kW menggunakan stater direct-on-line (DOL).

Perintah start pompa secara otomatis berasal dari pressure switch atau level control sesuai
dengan gambar perencanaan.

Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-Coled (TEFC)
motor. Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau roller bearing dan kecepatan
motor tidak boleh melebihi dari 1500 rpm.

Motor setidaknya dilindungi dengan :


 Automatic short-circuit/over current protector
 Automatic thermal protection relay
 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay
 Earth fault relay

PT.Indulexco 31 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. TESTING & COMMISSIONING

6.1. Umum

a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan telah
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapnnya yang diperlukan untuk mengadakan pengujian tesebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Pemeriksaan dan pengujian akhir sistem dilakukan oleh Konsultan Pengawas pelaksana
pembangunan gedung (yang ditunjuk oleh pemilik gedung) dan oleh petugas dari pemilik
gedung tersebut. Untuk tim penguji dari pihak Kontraktor harus tim bukan memasang
peralatan yang akan diuji.
d. Sebelum melakukan testing dan commissioning, pihak Kontraktor harus sudah menyerahkan
metode pelaksanan testing dan commissioning kepada pihak pengawas
lapangan/MK/Direksi/perencana/owner respentative atau mereka yang ditujuk untuk
bertanggung jawab terhadap hal ini, selambat-lambatnya 3 hari sebelum dilakukan testing
dan commissioning ini. Sebelum disetujui/di-approve oleh pihak tersebut diatas, maka
Kontraktor tidak boleh melakukan pekerjaan testing dan commissioning.
e. Perlatan pengujian harus sudah diserahkan ke pihak pihak pengawas
lapangan/MK/Direksi/perencana/owner respentative atau mereka yang ditujuk untuk
bertanggung jawab terhadap hal ini lengkap dengan sertifikasinya, selambat-lambatnya 3
hari sebelum dilakukan testing dan commissioning ini.
f. Pekerjaan testing dan commissioning ini harus sudah selesai dilakukan dan diadakan
perbaikan/penggantian bila perlu sebelum dilakukan serah terima pekerjaan
g. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
h. Setelah semua instalasi lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke semua pipa,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh
instalasi yang terpasang dan disaksikan oleh Direks/Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu,
sampai semua sistem bekerja dengan baik.
i. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.

PT.Indulexco 32 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6.2. Peralatan Pengujian


A. Peralatan uji minimum yangharus disediakan Kontraktor adalah :
 Pompa angin untuk uji tekanan pipa keseluruhan
 Pengukur tekanan yang sesuai
 Barometer untuk mengukur tekanan selama masa uji tekanan hidrostatik
 Tachometer untuk mengukur putaran motor dan pompa
 Flometer untuk mengukur laju aliran air
B. Semua peralatan ini harus mempunyai sertifikat hasil kalibrasi yang dikeluarkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika.

6.3. Metode Pengujian Dan Hasil Pengujian


A. Setelah meyelesaikan setiap bagian pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua)
salinan hasil uji (tes intern) dan metode pengujian kepada Direksi/Pengawas.
B. Kontraktor memberikan waktu 7 (tujuh) hari kepada Direksi untuk melakukan mencocokkan
hasil uji di lapangan dan Kontraktor harus memperlihatkan cara pengujian dan cara
beroperasinya sistem
C. Apabila pihak Direksi melihat adanya perbedaan hasil uji dan hasil peninjauan lapangan,
Kontraktor harus melakukan uji ulang tanpa biaya tambahan.
D. Waktu pengujian harus disesuaikan dengan skedul yang ada pada Direksi.

6.4. Pompa
A. Semua pompa harus diperiksa secara menyeluruh, debit rata-ratanya, tekanannya (suction
dan discharge), kecepatannya (rpm) dan balans terhadap kapasitas yang ditentukan
terhadap sistem keseluruhan.
B. Pemeriksaan harus dilakukan juga terhadap derajat kebisingan, getaran, alignment dan
kebocoran.
C. Apabila tejadi perubahan diameter impeller pompa harus dilakukan oleh pabrik pembuat,
tidak boleh sekalipun dilakukan modifikasi impeller oleh Kontraktor tanpa rekomendasi
pabrik Pembuat.
D. Pengetesan pompa harus dilakukan bersamaan dengan pengetesan control panelnya, dan
harus dilakukan oleh orang dari pabrik pembuat pompa kebakaran tersebut
E. Pada waktu dilakukan start up, semua katup-katup harus dalam keadaan tertutup, yang
kemudian dibuka secara perlahan-perlahan atau sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat pompa tersebut.
PT.Indulexco 33 Pekerjaan Plumbing
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

F. Pompa harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan tekanan yang disebutkan dalam
spesifikasi teknik ini, bila tekanan dan kapasitas yang dioperasikan tidak sesuai dengan
spesifikasi ini maka pihak Kontraktor harus menyesuaikan/memperbaiki atau menselaraskan
dengan tekanan dan kapasitas yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini.
G. Pada pompa harus terdapat name plate dimana dicantumkan :
 Tipe pompa
 Power pompa
 Kapasitas
 Tekanan
H. Hasil uji harus diserahkan ke Direksi

6.5. Pipa
A. Semua pekerjaan pipa harus diuji hidrostatik :
 Untuk instalasi air bersih seluruh instalasi pipa harus diuji dengan tekanan 1.5 kali
tekanan kerja atau 10 bar, dipilih yang terbesar, dalam waktu 24 jam tanpa terjadi
penurunan tekanan dan selama pengujian sambungan las harus diperiksa dengan cara
dipukul.
B. Semua pipa harus sudah selesai uji sebelum plafond dipasang, dinding diplester atau tanah
diratakan.
C. Semua sambungan harus dibiarkan terbuka selama pengujian.
D. Air yang digunakan untuk pengetesan adalah air yang mengandung bahan kimia anti karat.
E. Seluruh pipa air harus digelontor dan dibersihkan setelah tes hidrostatik kemuadian
dilakukan desinfektanisasi dengan :
 Larutan yang mengandung 50 mg/liter klor dan dibiarkan selama 24 jam sebelum dibilas
dan digunakan kembali atau,
 Larutan yang mengandung 200 mg/liter klor dan dibiarkan selama 1 jam sebelum dibilas
dan digunakan kembali.

6.6. Pipa Air Kotor, Air Bekas, Ventilasi Dan Anti Syphon
a. Semua pekerjaan perpipaan untuk air kotor, air bekas, ventilasi dan anti syphon harus diuji
terhadap suara dan kekuatannya.
b. Semua pipa buangan horisontal dan fitting yang melayani seluruh area (toilet, dapur dll.)
harus kedap suara dan diuji dengan air dalam tekanan 3,8 bar. Tekanan dalam sistem harus
tetap selama 24 jam.

PT.Indulexco 34 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

c. Pipa vertikal air buangan harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3 m kolom air pada
setiap tempat dan tidak berubah selama 24 jam dengan cara menutup ujung pipa terbawah
dan pipa diisi penuh denagan air sampai meluap.
d. Pipa air buangan yang bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar 150% tekanan
kerja atau minimal 8 bar selama 24 jam, tergantung mana yang lebih besar.
e. Semua pipa vent harus diuji dengan menggunakan asap. Asap yang digunakan harus pekat
dan berbau tajam, dimasukkan kedalam sistem pipa yang terendah. Bila asap sudah keluar
dari ujung pipa tegak diatas atap, lubang ujung pipa kemudian ditutup.
f. Tekanan uji asap ini minimum sebesar 25 mm kolom air dan harus tetap selama 30 menit
sebelum pengamatan dilakukan.

6.7. Peralatan Kontrol


Kontraktor harus mengkalibrasi semua peralatan kontrol, menyelaraskan set point semua
switches dan alarm sesuai dengan spesifikasi. Hasil uji harus diserahkan ke Direksi.

6.8. Tangki Air


Setelah selesai pembuatan/dipasang tangki air harus dibersihkan benar-benar dan kemudian
diisi dengan air untuk memeriksa adanya kebocoran selama 2 x 24 jam tanpa berhenti.

Kemudian tangki harus didesinfektan dengan cara seperti di atas sebelum dibilas dan
digunakan kembali.

7. SERVICE DAN MAINTENANCE

7.1. Umum
A. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan dari semua material, peralatan, alat
bantu, tenaga kerja dan ongkos-ongkos tambahan yang diperlukan untuk service dan
maintenance pada semua sistem, mesin-mesin dan peralatan yang disupplai dan dipasang,
di bawah kontrak ini selama periode maintenance maupun untuk service dan maintenace
sesudah masa tersebut.
B. Semua pekerjaan yang dilakukan seperti yang diterangkan disini harus sesuai dengan
material yang terbaik, praktek teknis dan harus sesuai dengan spesifikasi.
C. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor mengganti dan atau memasang semua bagian-
bagian yang cacat atau rusak dari mesin-mesin atau peralatan tanpa biaya tambahan.

PT.Indulexco 35 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Untuk service dan maintenance sesudah periode maintenance, semua biaya termasuk
sebagai service, perawatan, penggantian atau perbaikan bagian-bagian yang rusak juga
material yang dipakai (sebagaimana terdaftar disini) material-material tambahan dan
penggunaan peralatan dianggap sudah termasuk di dalam harga yang ditawarkan untuk
service dan maintenance sesudah periode maintenance.

7.2. Kerapihan Kerja Dan Material


a. Kontraktor harus memberitahukan ke pemilik dimana ada kerusakan pada komponen
peralatan atau material yang dilihat pada waktu pemeriksaan rutin dan harus segera
memperbaikinya.
b. Kontraktor harus menyediakan seorang engineer yang terdaftar dan atau mempunyai ijin
dengan bidang Elektrikal/Plambing, seperti yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang
untuk melaksanakan semua pekerjaan. Biaya penyediaan seorang Engineer termasuk
dalam biaya yang berhubungan dengan pihak yang berwenang sudah harus termasuk yang
diajukan dalam kontak ini serta biaya untuk maintenance.

7.3. Pengawasan
A. Kontraktor harus mempunyai pengawas yang bertugas untuk service, perawatan dan
perbaikan atau penggantian dari pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang disebut
dalam spesifikasi. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan mengikuti peraturan lokal
yang ada, orang yang melakukan pengawasan harus mempunyai ijin atau terdaftar pada
badan yang bersangkutan.
B. Pengawas juga harus benar-benar sanggup dan bertanggung jawab dalam mengawasi
service, maintenance dan perbaikan dari semua jenis mesin dan peralatan, serta merupakan
pegawai langsung dari Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.

7.4. Lingkup Pekerjaan


A. Semua mesin dan peralatan yang terdiri dari sistem yang dipasang dan peralatan tambahan
yang diadakan dan dipasang yang termasuk dalam kontrak ini harus diservice dan dipelihara
sesuai dengan kebutuhan/rekomendasi yang ditetapkan oleh pabriknya dan juga sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Pekerjaan Kontraktor meliputi
persiapan service lengkap dan jadwal maintenance menyeluruh. Untuk memenuhi

PT.Indulexco 36 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

kebutuhan seluruh pekerjaan, selama dan sesudah periode pemeliharaan, jadwal ini harus
diajukan kepada Konsultan untuk diperiksa sesudah penunjukkan Kontraktor. Jadwal untuk
diperiksa Konsultan harus termasuk dalam Operating dan Maintenance Instruction dan
daftar komponen yang terperinci dalam kontrak.
B. Kontraktor harus memberitahukan ke Pemilik dimana ada kerusakan pada komponen
peralatan atau material yang dilihat pada waktu pemeriksaan rutin dan harus segera
memperbaikinya.
C. Kontraktor harus menyediakan seorang engineer yang terdaftar dan atau memepunyai izin
dengan bidang Elektrikal/Plambing, seperti yang dipersyaratkan oleh pihak yang berwenang
untuk melaksanakan semua pekerjaan. Biaya penyediaan seorang Engineer termasuk biaya
yang berhubungan dengan pihak yang berwenang sudah harus termasuk yang diajukan.

7.5. Service Dan Perawatan Teratur

7.5.1. Umum
Kontraktor harus memeriksa dan menservice seluruh pabrik, mesin-mesin dan peralatan dan
semua instalasi yang dipasangnya, paling tidak sekali sebulan, kecuali jika diperintahkan lain
oleh pemilik.
1. Selama pemeriksaan yang teratur, adalah harus :
 Memeriksa kemampuan secara lengkap sistem pemadam kebakaran, termasuk
penyetelan semua kontrol.
 Melatih semua operator dari pihak pemilik yang bertanggung jawab terhadap operasi
dari sistem dalam hubungannya dengan metode operation prosedur maintenance yang
betul.
 Membuat laporan tertulis ke pemilik semua kekurangan, cacat atau kerusakan yang
dijumpai. Laporan semacam ini harus menyebutkan sebab-sebab dari kerusakan
tersebut dan harus memasukkan perkiraan biaya untuk perbaikannya.
 Membuat catatan dalam sebuah buku (LOG BOOK), yang berisi keterangan dari semua
perawatan atau perbaikan yang dilakukan dan semua masukan awal.
 Membuat laporan tertulis ke pemilik tentang semua pekerjaan yang sesuai dengan
jadwal service dan maintenace seperti yang dispesifikasikan.
2. Pemeriksaan Semua Pompa
Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan oleh Kontraktor, minimal sebulan
sekali antara lain sbb. :

PT.Indulexco 37 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Periksa semua seal, gland dan pipa terhadap kebocoran dan segera diperbaiki bila
diperlukan.
 Packing gland agar diperbaiki dan setel lagi bila diperlukan. Semua mur pada packing
gland harus dikencangkan secara merata.
 Periksa semua bantalan pompa dan lumasi dengan oli atau grease bila diperlukan.
 Periksa keseluruhan dan kondisi semua kopling karet diantara pompa dan motor
penggerak, perbaiki bila diperlukan.
 Periksa semua ketegangan belt dan bila perlu di setel lagi.
 Periksa tekanan pompa terhadap sistem keseluruhan, diatur lagi bila diperlukan.
 Periksa kembali safety valve dari pompa, perbaiki bila diperlukan.
 Pressure gauge diperiksa kembali, kalibrasi lagi bila diperlukan.
 Periksa laju aliran pompa terhadap sistem keseluruhan.
 Periksa kembali alignment dari pompa, perbaiki bila diperlukan.
3. Pemeriksaan Untuk Tangki Air
Pada tiap-tiap pemeriksaan dan service tiap bulan, Kontraktor harus memeriksa semua
tangki dan drain bersihkan dan kuras bila perlu.
4. Pemeriksaan Untuk Pipa Tegak.
5. Pemeriksaan Untuk Peralatan Listrik
Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan oleh Kontraktor, minimal sebulan
sekali antara lain sbb. :
a. Periksa semua motor listrik dan
 Teliti semua motor bearings dan lumasi bila perlu
 Teliti carbon brushes dan clip ring dari semua motor, dan bersihkan, bila perlu carbon
brushes diganti.
 Teliti semua alat pengaman yang dipasang pada motor, bersihkan setel, dan lumasi
bila
perlu.
b. Periksa dan teliti operasi rutin dari semua starter listrik, electric control gear dan alat-alat
bantu listrik dan :
 Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-bagian yang
bergerak bila diperlukan.
 Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
 Ganti sekering listrik bila perlu.
c. Tinjau dan periksa operasi rutin dari semua control gear otomatis dan relay dan :

PT.Indulexco 38 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-bagian yang
bergerak bila diperlukan.
 Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
 Ganti sekering listrik bila perlu.
d. Tinjau semua panel kontrol, panel alarm, supervoisory data panel, sub panel dan lain-lain.
 Periksa operasi rutin dari semua kontaktor, MCCB, relay, ELGB, time switch dan lain-
lain.
 Kencangkan semua sambungan, transmisi dan lain-lain
 Ganti blown indicating lamps.
 Test tahanan pentanahan.
 Bersihkan semua panel
 Periksa tegangan battery dan transmisi
 Isi air accu bila perlu
 Test semua lampu indicator dan sirkuit alarm
e. Periksa dan setel semua float switch, limit switch, time switch, sequence controller dan
lain-lain.
f. Pemeriksaan untuk Blower, Fan dan lain-lainnya
g. Pemeriksaan Lain-lain
 Periksa dan teliti semua pipa utama/riser dari kebocoran, perbaiki atau diganti bila perlu
 Periksa dan teliti semua pipa cabang dari kebocoran, perbaiki atau ganti bila perlu

7.5.2. Service Dan Maintenance Tambahan


Disamping peninjauan dan service teratur perbulan, sub-kontraktor juga harus melakukan hal-
hal berikut :
a. Tiap 12 bulan, periksa dan teliti serta bersihkan semua strainer yang ada dalam seluruh
sistem.
b. Tiap 12 bulan, periksa dan balans debit air rata-ratanya.

7.5.3. Material Yang Habis Terpakai


A. Kontraktor harus menyediakan material yang habis terpakai bilamana dibutuhkan, selama
masa pemeliharaan yaitu sebagai berikut :
 Semua oli dan grease yang diperlukan untuk melumas compressor, bantalan fan,
bantalan motor, pivot dan bagian-bagian bergerak yang lain.

PT.Indulexco 39 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua carbon brushes yang diperlukan untuk mengganti semua contact point listrik
pada switch gear, motor stater gear, electric control gear dan relay listrik.
 Semua sekering yang putus.
 Semua bahan kimia yang dibutuhkan.
B. Biaya untuk penyediaan material ini tidak boleh diajukan terpisah oleh Kontraktor, tetapi
sudah termasuk dalam kontak dan maintenance.

8. JAMINAN DAN GARANSI

1. Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan pipa, valve dan material yang termasuk dalam pekerjaan plambing
harus berasal dari pabrik material tersebut atau agen resmi yang ditunjuk oleh
pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus berdomisili di
Indonesia.

b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan mekanikal


yang telah dilaksanakan di lapangan. Jaminan ini tertuang dalam Berita Acara
Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.

c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance


setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

d. Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/
Kontraktor sebagai Jaminan atas pekerjaan.

2. Garansi dan Spare Part

a. Penyedia Peralatan Utama, dan Material pendukung berkewajiban


menyerahkan memberikan Garansi Material/Peralatan selama 1 (satu) kepada
Pelaksana/Pemborong. Selanjutnya Garansi tersebut diserahkan kepada
pimpinan pekerjaan/proyek atau pihak yang ditunjuk sebagai kelengkapan
dokumen serah terima pekerjaan.

PT.Indulexco 40 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Untuk beberapa Peralatan Utama, Penyedia barang harus melengkapi Suku


Cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan. Suku
Cadang yang dimaksud merupakan Material/Peralatan suku cadang untuk
peralatan yang bersangkutan sesuai ketentuan pabrikan.

c. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh
pabrik.

3. Serah Terima Pekerjaan

a. Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima


Pekerjaan secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima
Pekerjaan harus memenuhi peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Mekanikal dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen
Kontruksi.

PT.Indulexco 41 Pekerjaan Plumbing


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PEMADAM KEBAKARAN
(FIRE FIGHTING)

LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service, penyediaan
gambar referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini
dari pihak Pemilik bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills
of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama
masa pelaksanaan pekerjaan.

Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan
pengangkutan unit sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena
alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.

3. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :
Meliputi instalasi pemipaan untuk Indoor Hydrant Box, Instalasi Sprinkler dan Portable
Extinguisher. Adapun rincian lingkup kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 unit pompa pemadam kebakaran jenis
elektrikal dan 1 unit Pompa diesel dan 1 unit pompa jockey.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Pemipaan dan Indoor Hydrant Box
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Pemipaan Sprinkler lengkap dengan
valve-valve dan sprinkler head-nya

PT. INDULEXCO 1 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Pengadaan dan pemasangan Portable Extinguisher


5. Membuat gambar terinstalasi/as built drawing.
6. Melakukan testing dan commissioning instalasi pemadam kebakaran di dalam
bangunan dan bersama-sama testing instalasi pompa kebakaran yang dilaksanakan
oleh pihak lain
7. Mengadakan pelatihan kepada teknisi dan operator
8. Membuat buku petunjuk operasi, pemeliharaan dan trouble shooting.

4. Lingkup Pekerjaan Terminasi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan
oleh Kontraktor instalasi ini.
 Penyambungan pemipaan ke pipa “supply” tepat yang telah ditentukan
 Penyambungan kabel-kabel feeder elektrikal ke panel-panel pompa atau peralatan
plumbing lainnya
 Menyambungan kabel-kabel kontrol terkait dengan instalasi BAS dan Fire Alarm
Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instalasi tersebut sudah lengkap, benar, aman, memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan dan dapat beroperasi/bekerja dengan baik.

5. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang
harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh
Kontraktor lain.

Pekerjaan ini antara lain meliputi :


Menutup opening-opening yang terkait dengan pekerjaan paket ini

6. Lingkup Pekerjaan Kontraktor Lain


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
 Paket Elektrikal
 Paket Pompa Pemadam Kebakaran
 Paket Elektronika Bandara

PT. INDULEXCO 2 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7. Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi yang dimaksud dan akan dikerjakan dan dikoordinasikan oleh
Konsultan MK.
 Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat

8. Lingkup Pekerjaan Pemilik


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
 Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.

PT. INDULEXCO 3 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

SPESIFIKASI TEKNIS

1. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSTALASI PEMADAM


KEBAKARAN

1.1. Kotak Hidran


A. Setiap kotak hidran harus dilengkapi dengan :
 Nama pembuat
 Tahun pembuatan
 Hasil uji dalam bar

B. Kotak hidran gedung (class III NFPA-14) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
 Steel box recessed type di cat duco warna merah dengan tulisan warna putih
HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
 Box harus dilengkapi tombol tekan alarm, lampu alarm dan alarm horn
 Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa, yang harus dilengkapi dengan tanda arah
membuka dan menutup. Untuk valve 45 mm harus dilengkapi dengan orifice,
sehingga tekanan pada nozzle tidak kurang dari 65 psi (4,5 bar) dan tidak melebihi
100 psi (6,9 bar). Untuk valve 65 mm tekanan minimum adalah 6,9 bar dan
tekanan maksimum 12 bar.
 Firehose A-one type size 40 mmm x 30 meter including couplings.
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.

C. Kotak hidran halaman (class III NFPA-14) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
 Steel box outdoor type di cat duco warna merah dengan tulisan warna putih
HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180o dan dilengkapi stopper.
 Hydrant valve, chronium plated 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa, yang harus dilengkapi dengan tanda arah membuka dan
menutup. Untuk valve 65 mm harus dilengkapi dengan orifice, sehingga tekanan
pada nozzle tidak kurang dari 6,9 bar dan tidak melebihi 12 bar.
 Firehose A-one type size (65 mm x 30 meter) 2x including couplings.
 Hydrant nozzle variable spray type size 65 mm.

PT. INDULEXCO 4 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

1.2. Hidran Pillar


A. Hidran pillar yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main
valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm, mampu menahan tekanan minimal
16 bar.
B. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran pemerintah daerah setempat

1.3. Siamesse Connection (Fire Brigade Connection)


A. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamesse
connection untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
B. Fire brigade connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan
outket coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran pemerintah daerah setempat

1.4. Pemadam Api Ringan (PAR/ PFE)


A. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan alat PAR jenis Dry Chemical
( jumlah & lokasi dibuat gambar kerja ).
B. PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.
C. Setiap lokasi penempatan PAR agar diberikan petunjuk atau tulisan yang mudah
dibaca.
D. PAR harus dilengkapi dengan bracket dan visual indicator yang dapat memperlihatkan
jika PAR sudah digunakan.

1.5. Sprinkler Control Valve


Sprinkler control valve terdiri dari dua yaitu Main Control Valve (MCV) dan Branch Control
Valve (BCV) untuk setiap lantai yang sesuai dengan NFPA-13 yang terbaru.

A. Main Control Valve (MCV)


 Main control valve, harus dipasang setiap maksimum 1000 kepala sprinkler untuk
bahaya kebakaran sedang.
 Main control valve harus mampu memberikan sinyal listrik kepada control alarm
sistem maupun dengan mekanikal alarm gong jika terjadi suatu aliran air sebesar
satu kepala sprinkler
 Main control valve antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :

PT. INDULEXCO 5 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 main stop valve lockable


 wet alarm valve
 water meter alarm gong set
 flow switch
 pressure indicator
 test valve set

B. Branch Control Valve (BCV)


 Branch control valve harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencana.
 Branch control valve harus mampu memberikan sinyal listrik kepada kontrol alarm
sistem apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
 Branch control valve antara lain harus terdiri dari peralatan sbb:
 branch stop valve lockable.
 water flow switch, calibrated.
 test valve lockable.
 drain valve lockable.
 sight glass.

C. Sprinkler Flushing/Test Valve Sprinkler


 Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari cabang pipa utama atau
cabang sub pipa utama.
 Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa sprinkler
dan saat pengujian.
 Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di tap dari ujung
cabang utama atau sub utama ke pipa tegak drain sprinkler melalui katup

D. Kepala Sprinkler
 Kepala sprinkler yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb, tipe up-right dan tipe
pendant dengan temperatur 57 C, dibuat dari chromium plated brass yang
dilengkapi dengan flushing flange, dan temperatur 68 C untuk ruang mesin dan 93
C untuk dapur mempergunakan bronze finish serta tipe side wall dengan
temperatur diatas 100 C untuk daerah ruang panel di tiap lantai.
 Sub-kontraktor harus menyediakan dan menyerahkan kepala sprinkler kepada
pemilik, minimal 1% dari jumlah kepala sprinkler yang terpasang. Biaya pengadaan
ini sudah termasuk dalam harga penawaran.

PT. INDULEXCO 6 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Karakteristik Bahaya Kebakaran Sedang (Light Hazard) sesuai dengan NFPA-13 terbaru.
 Sistem : Wet riser
 Kepadatan pancaran : 4 ltr/mnt/m2
 Temperatur : 57oC untuk daerah umum
: 68oC untuk daerah Mesin dan R. Parkir
: 93oC untuk daerah dapur/kitchen
 Tekanan air pada kepala spinkler : 33 psi (2,25 kg/cm2)
 Max. luas pengaman per kepala : 16 m2
sprinkler
 Maximum jarak sprinkler : 4,6 m
 Maximum jarak sprinkler ke dinding : 2,3 m
 Ukuran nominal lubang kepala sprinkler : 15 mm
 K faktor : 5,61
 Maximum kehilangan tekanan : 33 Psi (2,25 kg/cm2), pada 2 sprinkler terakhir
tekanan antara katup pengontrol utama

2. PERPIPAAN
2.1. Umum
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal pipa, letak dan arah tiap-tiap
sistem pipa.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung terhadap kotoran, air, karat, dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa di bawah tanah diberi
lapisan pita anti karat sejenis “denso tape”.

Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
A. Pipa
B. Sambungan
C. Katup
D. Strainer
E. Sambungan ekspansi
F. Sambungan fleksibel
G. Penggantung dan penumpu
H. Sleeve/selubung
I. Lubang pembersih

PT. INDULEXCO 7 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

J. Blok beton
K. Galian
L. Pengecatan
M. Penyelesaian
N. Pengujian
O. Peralatan bantu
P. Pekerjaan Sipil (bobokan dan perapian kembali, dll).

2.2. Spesifikasi Bahan Perpipaan


Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
Tek.
Sistem Kode Tek. Std. Tek. Uji Spesifikasi
Sistem Kerja Bahan (kg/cm2 Pipa
2 2
kg/cm (kg/cm ) )
Hidrant FH 12 20 20 SCH 40
Sprinkler SP 12 20 20 SCH 40

Catatan :
- TIS = tidak berisolasi

PT. INDULEXCO 8 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. PERSYARATAN PEMASANGAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

3.1. Umum
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.

Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan pada gambar.

Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan water
mur atau flange.
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus menggunakan fitting buatan pabrik.

Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik pembuang. Pipa
pembuang dan penghawaan harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.

Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian rupa


sehingga bila terjadi tegangan pada pipa atau alat-alat yang diakibatkan oleh gaya bekerja
ke arah memanjang.

Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarahan-pengarahan


pemuaian pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi
pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.

Kecuali jika tidak terdapat dalam gambar, selubung pipa harus disediakan di mana pipa-
pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.

PT. INDULEXCO 9 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Bila pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa
harus dipakai bahan rock - wool atau bahan tahan api yang berfungsi sebagai fire stop

Semua galian, harus juga termasuk pengurugan kembali serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.

Kedalaman pipa minimum 80 cm TOP (Top of Pipe) di bawah permukaan tanah. Semua
pipa dipasang dan diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 cm untuk bagian
bawah pipa, pasir urug sesuai diameter pipa, pasir yang telah dipadatkan setebal 20 cm
untuk bagian atas pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda
keras yang lain.

Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 – 2,5 dan
pada belokan-belokan atau fitting-fitting.

Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman/sleeve/selubung


baja galvanized atau beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.

Pada akhir pekerjaan pipa, pipa-pipa yang belum selesai dikerjakan maka ujung-ujung
pipa harus ditutup.

Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

3.2. Penggantung Dan Penumpu Pipa


Perpipaan harus ditumpu atau digantung dengan penggantung, siku-siku atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tebal
berikut ini :

PT. INDULEXCO 10 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Jenis Pipa Ukuran Pipa (mm) Batas Maximum Ruang

Interval Interval Tegak


Mendatar (m)
(m)
GIP & BSP Sampai 20 1.5 2
25 s/d 40 1.5 3
50 s/d 80 2.0 4
100 s/d 150 3.0 4
200 atau lebih 4.0 4

Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri atas bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang
ada.
Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
 Perubahan-perubahan arah.
 Titik pencabangan.
 Benda-benda terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1. Diameter Batang

Ukuran Pipa Batang

Sampai dengan 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang Pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.

PT. INDULEXCO 11 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Bentuk Gantungan
Split ring type atau Clevis type
Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.

3.3. Pemasangan Katup-Katup

Katup-katup harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini :
A. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
B. Sambungan kesaluran pembuang pada titik-titik rendah.

- Di Ruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup Pembuang

Sampai dengan 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain 20 mm

C. Ventilasi udara otomatis


D. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah
E. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valve) untuk aliran ke atas dan ke
bawah.
F. Katup by-pass

3.4. Pemasangan Strainer


Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
A. Katup-katup pengontrol.
B. Katup-katup pengurang tekanan.
C. Pipa hisap tiap pompa.
Hal-hal lain yang diterangkan di dalam gambar.

PT. INDULEXCO 12 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.5. Pemasangan Katup-Katup Pelepasan Tekanan


Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul
kelebihan tekanan

3.6. Pemasangan Katup-Katup Pengaman


Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.

3.7. Pemasangan Vent Udara Otomatis


Vent udara otomatis harus disediakan di tempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

3.8. pemasangan katup-katup pengurangan tekanan


Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat-tempat di mana tekanan
pemakaian lebih rendah dari tekanan supply.

3.9. Pemasangan Sambungan Fleksibel


Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran yang terjadi dari
sumber getaran terhadap sistem pemipaan.

3.10.Pemasangan Pengukur Tekanan


Pengukur tekanan harus disediakan dan ditempatkan pada lokasi di mana tekanan yang
ada perlu diketahui :
A. Katup-katup pengurang tekanan.
B. Katup-katup pengontrol.
C. Setiap pompa.
D. Setiap bejana tekanan.

Diameter pengukur tekanan minimum ø 75 dengan pembagi skala ukur maximum 2 kali
tekanan kerja.
3.11.Sambungan Ulir
A. Penyambung antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 40 mm.
B. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
C. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkwite dengan
campuran minyak.

PT. INDULEXCO 13 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
E. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
F. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

3.12.Sambungan Solder.
A. Sambungan solder ini berlaku antara pipa copper tube dan fitting.
B. Untuk pipa copper ukuran 20 mm ke bawah boleh mempergunakan Soft Solder.
C. Untuk pipa copper ukuran 25 mm ke bawah boleh mempergunakan Hard Solder.
D. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
E. Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan.

3.13.Sambungan Las
A. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
B. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
C. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
D. Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi contoh hasil las untuk
mendapatkan persetujuan tertulis.
E. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai
surat ijin tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
F. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
G. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

3.14.Selubung Pipa
A. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
B. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi.
C. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk daerah kedap
air harus diberi tambahan sayap.
D. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".

PT. INDULEXCO 14 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Rongga antara pipa sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".

3.15.Cara Pemasangan Pipa Dalam Tanah


A. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimal 80 cm TOP
(Top of Pipe)
B. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
C. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 – 2,5 mm pada dasar galian dengan
adukan semen, bila tanahnya labil.
D. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
E. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
F. Dibuat balok beton setiap interval 2 m, sebagai tanda
G. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, harus dilengkapi dengan selubung pipa baja
galvanized, pipa beton atau dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang
dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak
mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai padat.

3.16.Anti Vibration Coupling


A. Sambungan pipa ke semua peralatan pompa harus dengan sambungan flexible
stainless steel atau seperti terlihat dalam gambar spesifikasi. Fitting harus mempunyai
flen yang menyatu dan dibautkan ke jalur pipa dengan menggunakan flens untuk
diameter 50 mm ke atas, untuk diameter 50 mm ke bawah harus menggunakan
sambungan ulir. Baut pembatas (limiting bolt) harus disiapkan untuk fitting diameter 50
mm ke atas untuk membatasi perpanjangan.
B. Kalau terlihat pada gambar spesifikasi, standard “Victaulic” coupling atau setara harus
digunakan.

3.17.Earthing Boses
A. Earthing boses harus disiapkan di atas dan bawah pada setiap pipa tegak metal.
B. Earthing boses harus terbuat dari material yang sama dari pipa dimana disambungkan
dan harus di las ke pipa pada lokasi yang dapat diterima dan dapat dijangkau untuk
sambungan earthing system. Bosses harus berdiameter 50 mm dengan diameter
bersih lubang 10 mm dan kedalaman 7 mm.

3.18.Water Level Gauges


A. Semua tangki penyimpanan air harus disiapkan dengan water level gauges. Water
level gauges harus “Capillary glass tube” dalam selubung stainless steel untuk

PT. INDULEXCO 15 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

menunjukkan kedalaman air dalam tangki. Seluruh water level gauge harus dibuat
oleh standard pabrik yang berwenang yang didesign untuk memberikan service yang
handal.

3.19.Pipa Yang Terlihat Exposed Piping


A. Kecuali ditempat parkir kendaraan, di dalam shaft pipe dan area ruang mesin, semua
pekerjaan perpipaan secara umum harus berada di dalam ceiling atau terpendam di
dalam dinding batu bara.
B. Semua pipa air bersih dan fitting yang terlihat oleh umum toilet, kamar mandi harus
menggunakan pipa tembaga dan Chromium plated serta contoh material harus
diajukan ke Direksi Pengawas untuk diteliti sebelum memulai pekerjaan.

3.20.Pembersihan
A. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode-
metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

3.21.Pengecatan
A. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
 Pipa service
 Support pipa dan peralatan konstruksi besi flange
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbaiki

PT. INDULEXCO 16 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Persyaratan Pengecatan
1. Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan dalam plafon - Zinchromate primer 2 lapis


Pipa dan peralatan expose - Zinchromate primer 2 lapis
dan cat akhir 2 lapis
Pipa dalam tanah - 2 lapis flincote

2. Warna cat
Untuk pipa dan peralatan expose maupun dalam plafon diberi warna dasar biru.
 Air PDAM : Biru Tua
 Air Deep Well : Biru Muda
 Air Kotor : Hijau Tua
 Air Bekas : Hijau Muda
 Air kebakaran : Merah Tua
 Hanger & Support pipa : Hitam.
 Panah arah aliran : Putih.

Atau warna-warna perpipaan ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas


.
4. TESTING DAN COMMISSIONING
4.1. Umum
A. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan telah memenuhi semua persyaratan yang diminta.
B. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan pengujian
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
C. Pemeriksaan dan pengujian akhir sistem dilakukan oleh Konsultan Pengawas
pelaksana pembangunan gedung (yang ditunjuk oleh pemilik gedung) dan oleh
petugas dari pemilik gedung tersebut. Untuk tim penguji dari pihak Kontraktor harus
tim bukan memasang peralatan yang akan diuji.

PT. INDULEXCO 17 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4.2. Peralatan Pengujian


A. Peralatan uji minimum yang harus disediakan Kontraktor adalah :
 Pompa untuk uji tekanan pipa keseluruhan
 Pengukur tekanan yang sesuai
 Barometer untuk mengukur tekanan selama masa uji tekanan hidrostatik
 Tachometer untuk mengukur putaran motor dan pompa
 Flometer untuk mengukur laju aliran air
B. Semua peralatan ini harus mempunyai sertifikat hasil kalibrasi yang dikeluarkan oleh
Badan Meteorologi dan Geofisika.

4.3. Metode Pengujian Dan Hasil Pengujian


A. Setelah menyelesaikan setiap bagian pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 2
(dua) salinan hasil uji (tes intern) dan metode pengujian kepada Direksi. Kontraktor
memberikan waktu 7 (tujuh) hari kepada Direksi untuk melakukan mencocokkan hasil
uji di lapangan dan Kontraktor memperlihatkan cara pengujian dan cara beroperasinya
sistem.
B. Apabila pihak Direksi melihat adanya perbedaan hasil uji dan hasil peninjauan
lapangan, Kontraktor harus melakukan uji ulang tanpa biaya tambahan.
C. Waktu pengujian harus disesuaikan dengan skedul yang ada pada Direksi.

4.4. Pipa
A. Semua pekerjaan pipa harus diuji hidrostatik :
 Untuk instalasi kebakaran seluruh instalalsi pipa harus diuji dengan tekanan 1,5
kali tekanan kerja atau 16 bar, dipilih yang terbesar, dalam waktu 24 jam tanpa
terjadi penurunan tekanan dan selama pengujian sambungan las harus diperiksa
dengan cara dipukul.
B. Semua pipa harus sudah selesai uji sebelum plafond dipasang, dinding diplester atau
tanah diratakan.
C. Semua sambungan harus dibiarkan terbuka selama pengujian.
D. Air yang digunakan untuk pengetesan adalah air yang mengandung bahan kimia anti
karat.
E. Seluruh pipa air harus digelontor dan dibersihkan setelah tes hidrostatik kemudian
dilakukan desinfektanisasi dengan;
 Larutan yang mengandung 50 mg/liter klor dan dibiarkan selama 24 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali atau,

PT. INDULEXCO 18 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Larutan yang mengandung 200 mg/liter klor dan dibiarkan selama 1 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali.

4.5. Sistem Hidran


A. Pengujian pada sistem hidran ini dilakukan dengan cara membuka satu atau lebih
hidran gedung dan hidran luar agar terlihat sistem hidran dapat bekerja dengan
sempurna.
Pada saat pengujian dilakukan harus dilakukan pemeriksaan apakah tekanan dan
debit air yang keluar dari hidran tersebut memenuhi spesifikasi, terlebih lagi pada titik
hidran yang tejauh dan tertinggi dari lokasi pompa kebakaran.
B. Pada saat beberapa hidran dilakukan pengetesan, harus dilakukan juga pemeriksaan
pompa kebakaran masih dapat mengcover debit air dan tekanan sesuai spesifikasi.
C. Tekanan hydrant di titik tertinggi dan terjauh harus minimal 6,9 bar untuk valve
diameter 65 mm

4.6. Sistem Sprinkler


Pengujian sistem sprinkler dilakukan dengan cara :
 Membuka test valve pada daerah BCV tiap lantai agar terlihat aliran air sampai pada
daerah tersebut, dan flow switch serta supervisory valve yang terhubung dengan
panel panel fire alarm harus terindikasi bahwa ada aliran air yang bekerja.
 Melakukan pengecekan dalam panel fire alarm untuk mengetahui posisi buka/tutup
supervisory valve pada BCV tiap lantai terindikasi dalam panel fire alarm
 Membuka test flush valve ujung akhir pipa sprinkler tiap lantai agar terlihat aliran air
sampai pada daerah tersebut, dan flow switch yang terhubung dengan panel panel fire
alarm harus terindikasi bahwa ada aliran air yang bekerja, serta tekanan pada daerah
test valve tersebut memenuhi persyaratan.
 Melakukan pemecahan kepala sprinkler untuk mengetahui luas daerah pancaran
sprinkler yang terpasang apakah memenui persyaratan yang berlaku.
 Pengujian operasi alarm gong pada MCV bila kepala sprinkler pecah atau adanya
aliran air dengan terbukanya test valve pada BCV atau test/flush vavle diujung akhir
pipa sprinkler tiap lantai.

4.7. Peralatan Kontrol


Kontraktor harus mengkalibrasi semua peralatan kontrol, menyelaraskan set point semua
switches dan alarm sesuai dengan spesifikasi. Hasil uji harus diserahkan ke Direksi.

PT. INDULEXCO 19 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4.8. Tangki Air


Setelah selesai pembuatan/dipasang tangki air harus dibersihkan benar-benar dan
kemudian diisi dengan air untuk memeriksa adanya kebocoran selama 2 x 24 jam tanpa
berhenti.
Kemudian tangki harus didesinfektan dengan cara seperti di atas sebelum dibilas dan
digunakan kembali.

5. SERVICE DAN MAINTENANCE


5.1. Umum
A. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan dari semu a material, peralatan, alat
bantu, tenaga kerja dan ongkos-ongkos tambahan yang diperlukan untuk service dan
maintenance pada semua sistem, mesin-mesin dan peralatan yang disupplai dan
dipasang, di bawah kontrak ini selama periode maintenance maupun untuk service
dan maintenace sesudah masa tersebut.
B. Semua pekerjaan yang dilakukan seperti yang diterangkan disini harus sesuai dengan
material yang terbaik, praktek teknis dan harus sesuai dengan spesifikasi.
C. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor mengganti dan atau memasang semua
bagian-bagian yang cacat atau rusak dari mesin-mesin atau peralatan tanpa biaya
tambahan.
D. Untuk service dan maintenance sesudah periode maintenance, semua biaya termasuk
sebagai service, perawatan, penggantian atau perbaikan bagian-bagian yang usak
juga material yang dipakai (sebagaimana terdaftar di sini) material-material tambahan
dan penggunaan peralatan dianggap sudah termasuk di dalam harga yang ditawarkan
untuk service dan maintenance sesudah periode maintenance.

5.2. Kerapihan Kerja Dan Material


A. Kontraktor harus memberitahukan ke pemilik dimana ada kerusakan pada komponen
peralatan atau material yang dilihat pada waktu pemeriksaan rutin dan harus segera
memperbaikinya.
B. Kontraktor harus menyediakan seorang engineer yang terdaftar dan atau mempunyai
ijin dengan bidang Elektrikal/Plambing, seperti yang disyaratkan oleh pihak yang
berwenang untuk melaksanakan semua pekerjaan. Biaya penyediaan seorang
Engineer termasuk dalam biaya yang berhubungan dengan pihak yang berwenang
sudah harus termasuk yang diajukan dalam kontrak ini serta biaya untuk
maintenance.

PT. INDULEXCO 20 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.3. Pengawasan
A. Kontraktor harus mempunyai pengawas yang bertugas untuk service, perawatan dan
perbaikan atau penggantian dari pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang
disebut dalam spesifikasi. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan mengikuti
peraturan lokal yang ada, orang yang melakukan pengawasan harus mempunyai ijin
atau terdaftar pada badan yang bersangkutan.
B. Pengawas juga harus benar-benar sanggup dan bertanggung jawab dalam
mengawasi service, maintenance dan perbaikan dari semua jenis mesin dan
peralatan, serta merupakan pegawai langsung dari Kontraktor dan disetujui oleh
Direksi.

5.4. Lingkup Pekerjaan


A. Semua mesin dan peralatan yang terdiri dari sistem yang dipasang dan peralatan
tambahan yang diadakan dan dipasang yang termasuk dalam kontrak ini harus
diservice dan dipelihara sesuai dengan kebutuhan/rekomendasi yang ditetapkan oleh
pabriknya dan juga sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Pekerjaan Kontraktor meliputi persiapan service lengkap dan jadwal maintenance


menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh pekerjaan, selama dan sesudah
periode pemeliharaan, jadwal ini harus diajukan kepada Konsultan untuk diperiksa
sesudah penunjukkan Kontraktor. Jadwal untuk diperiksa Konsultan harus termasuk
dalam Operating dan Maintenance Instruction dan daftar komponen yang terperinci
dalam kontrak.
B. Kontraktor harus memberitahukan ke Pemilik dimana ada kerusakan pada komponen
peralatan atau material yang dilihat pada waktu pemeriksaan rutin dan harus segera
memperbaikinya.
C. Kontraktor harus menyediakan seorang engineer yang terdaftar dan atau mempunyai
izin dengan bidang Elektrikal/Plambing, seperti yang dipersyaratkan oleh pihak yang
berwenang untuk melaksanakan semua pekerjaan.

Biaya penyediaan seorang Engineer termasuk biaya yang berhubungan dengan pihak
yang berwenang sudah harus termasuk yang diajukan.

PT. INDULEXCO 21 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.5. Service Dan Perawatan Teratur

5.5.1. Umum
Kontraktor harus memeriksa dan menservice seluruh pabrik, mesin-mesin dan peralatan
dan semua instalasi yang dipasangnya, paling tidak sekali sebulan, kecuali jika
diperintahkan lain oleh pemilik.

1. Selama pemeriksaan yang teratur, dia harus :


 Memeriksa kemampuan secara lengkap sistem pemadam kebakaran, termasuk
penyetelan semua kontrol.
 Melatih semua operator dari pihak pemilik yang bertanggung jawab terhadap
operasi dari sistem dalam hubungannya dengan metode operation prosedur
maintenance yang betul.
 Mambuat laporan tertulis ke pemilik semua kekurangan, cacat atau kerusakan
yang dijumpai. Laporan semacam ini harus menyebutkan sebab-sebab dari
kerusakan tersebut dan harus memasukkan perkiraan biaya untuk perbaikannya.
 Membuat catatan dalam sebuah buku (LOG BOOK), yang berisi keterangan dari
semua perawatan atau perbaikan yang dilakukan dan semua masukan awal.
 Membuat laporan tertulis ke pemilik tentang semua pekerjaan yang sesuai dengan
jadwal service dan maintenace seperti yang dispesifikasikan.
2. Pemeriksaan semua pompa
3. Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan sub-kontraktor, minimal
sebulan sekali.
 Periksa semua seal, gland dan pipa terhadap kebocoran dan segera diperbaiki bila
diperlukan
 Packing gland agar diperbaiki dan setel lagi bila diperlukan. Semua mur pada
packing gland harus dikencangkan secara merata.
 Periksa semua bantalan pompa dan lumasi dengan oli atau grease bila diperlukan.
 Periksa keseluruhan dan kondisi semua kopling karet diantara pompa dan motor
penggerak, perbaiki bila diperlukan.
 Periksa semua ketegangan belt dan bila perlu di setel lagi.
 Periksa tekanan pompa terhadap sistem keseluruhan, diatur lagi bila diperlukan.
 Periksa kembali safety valve dari pompa, perbaiki bila diperlukan.
 Pressure gauge diperiksa kembali, kalibrasi lagi bila diperlukan .
 Periksa laju aliran pompa terhadap sistem keseluruhan
 Periksa kembali alignment dari pompa, perbaiki bila diperlukan.

PT. INDULEXCO 22 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Pemeriksaan Untuk Tangki Air


Pada tiap-tiap pemeriksaan dan service tiap bulan, Kontraktor harus memeriksa
semua tangki dan drain bersihkan dan kuras bila perlu.
5. Pemeriksaan Untuk Pipa Tegak
6. Pemeriksaan untuk Peralatan Listrik
Berikut ini item pekerjaan minimal yang harus dilakukan oleh Kontraktor, minimal
sebulan sekali.
a. Periksa semua motor listrik dan :
 Teliti semua motor bearings dan lumasi bila perlu
 Teliti carbon brushes dan clip ring dari semua motor, dan bersihkan, bila perlu
carbon brushes diganti.
 Teliti semua alat pengaman yang dipasang pada motor, bersihkan setel, dan
lumasi bila perlu.
b. Periksa dan teliti operasi rutin dari semua starter listrik, electric control gear dan
alat-alat bantu listrik dan :
 Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-
bagian yang bergerak bila diperlukan.
 Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
 Ganti sekering listrik bila perlu.
c. Tinjau dan periksa operasi rutin dari semua control gear otomatis dan relay dan :
 Bersihkan setel, dan lumasi semua bantalan (bearing), pivot dan bagian-
bagian yang bergerak bila diperlukan.
 Bersihkan atau ganti kontaktor listrik bila perlu
 Ganti sekering listrik bila perlu.
d. Tinjau semua panel kontrol, panel alarm, supervisory data panel, sub panel dan
lain-lain.
 Periksa operasi rutin dari semua kontaktor, MCCB, relay, ELGB, time switch
dan lain-lain.
 Kencangkan semua sambungan, transmisi dan lain-lain
 Ganti blown indicating lamps.
 Test tahanan pentanahan.
 Bersihkan semua panel
 Periksa tegangan battery dan transmisi
 Isi air accu bila perlu
 Test semua lampu indicator dan sirkuit alarm

PT. INDULEXCO 23 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

e. Periksa dan setel semua float switch, limit switch, time switch, sequence controller
dan lain-lain.
f. Pemeriksaan untuk Blower, Fan dan lain-lainnya
g. Pemeriksaan Lain-lain
 Periksa dan teliti semua pipa utama/riser dari kebocoran, perbaiki atau diganti
bila perlu
 Periksa dan teliti semua pipa cabang dari kebocoran, perbaiki atau ganti bila
perlu
 Periksa dan teliti semua rack dan reel hose, dari kebocoran, perbaiki atau
diganti bila perlu.
 Periksa dan teliti semua bahan kimia dan nozzle dari pemadam kebakaran

5.5.2. Service Dan Maintenance Tambahan


Disamping peninjauan dan service teratur perbulan, sub-kontraktor juga harus melakukan
hal-hal berikut :
a. Tiap 12 bulan, periksa dan teliti serta bersihkan semua strainer yang ada dalam
seluruh sistem.
b. Tiap 12 bulan, periksa dan balans debit air rata-ratanya.

5.5.3. Material Yang Habis Terpakai


A. Kontraktor harus menyediakan material yang habis terpakai bilamana dibutuhkan,
selama masa pemeliharaan yaitu sebagai berikut :
 Semua oli dan grease yang diperlukan untuk melumas compressor, bantalan fan,
bantalan motor, pivot dan bagian-bagian bergerak yang lain.
 Semua carbon brushes yang diperlukan untuk mengganti semua contact point
listrik pada switch gear, motor stater gear, electric control gear dan relay listrik.
 Semua sekering yang putus.
 Semua bahan kimia yang dibutuhkan.
B. Biaya untuk penyediaan material ini tidak boleh diajukan terpisah oleh Kontraktor,
tetapi sudah termasuk dalam kontak dan maintenance.

PT. INDULEXCO 24 FIRE FIGHTING


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PROYEK PERENCANAAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN VENTILASI DAN TATA
UDARA

LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, garansi, sertifikasi, service,
penyediaan gambar referensi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan
petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua


persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian
penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik
pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang
terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban
Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dengan baik keadaan lapangan untuk keperluan
pengangkutan unit sampai ke ruang M&E. Klaim kerja tambah tidak akan diterima
karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.

3. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :

3.1. Instalasi Chiller Plant


Rincian lingkup kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Air Cooled Screw Chiller dengan jumlah
dan kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan
peralatan bantu lainnya.

PT. INDULEXCO 1 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pompa Chiller (CHWP) dengan jumlah


dan kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan
peralatan bantu lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel daya, panel start delta/ panel
kontrol, interface terminal strips (interface sub panel) lengkap dengan
pengkabelannya oleh Kontraktor ini, sedangkan dari interface sub panel ke chiller
squencing controller (DDC chiller secuencer controller), CPU, Printer untuk sistem
control chiller plant, lengkap dengan pengkabelan kontrolnya oleh Kontraktor BAS.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan, motorized control valve,
valve-valve, strainer, flexible joint, peralatan kontrol dan kelengkapan Chiller dan
Pompa.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian isolasi untuk sistem pemipaan.
6. Melakukan koordinasi bersama untuk pemasangan dan pengujian peralatan
control panel chiller berikut peralatan control dan accessories lainnya yang
berkaitan dengan integrasi (control & monitoring) ke sequencing controller (DDC)
Building Automation System (BAS) yaitu antara Kontraktor ini dengan Kontraktor
BAS, sehingga semua sistem unit-unit AC tersebut dapat beroperasi dengan baik
sesuai yang disyaratkan.
7. Membuat gambar kerja instalasi/shop drawing dan gambar terinstalasi/as built
drawing.
8. Melakukan testing dan commissioning sistem chiller plant.
9. Mengadakan pelatihan kepada kepada teknisi dan operator.
10. Membuat buku petunjuk operasi, pemeliharaan dan trouble shooting.

3.2. Instalasi Ventilasi dan Tata Udara


Meliputi Air Handling Unit, AC Split Duct, Fan, ducting, pemipaan dan instalasi
terkait di dalam bangunan. Adapun rincian lingkup kerja tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Air Handling Unit (AHU) dengan jumlah dan
kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan peralatan
bantu lainnya.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Intake/Supply dan Exhaust Fan dengan
jumlah dan kapasitas seperti tertera dalam gambar perencanaan, lengkap dengan
peralatan bantu lainnya.

PT. INDULEXCO 2 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel daya, panel kontrol, panel interface
kontrol sistem BAS untuk AHU, Fan Unit, lengkap dengan pengkabelannya.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian ducting, diffuser, grilles, louver, volume
damper, fire damper serta kelengkapan lainnya yang terkait dengan instalasi ducting.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan, motorized control valve, valve-
valve, strainer, flexible joint, peralatan kontrol dan kelengkapan AHU dan AC split
duct.
6. Membuat gambar kerja instalasi/shop drawing dan gambar terinstalasi/as built
drawing.
7. Melakukan testing dan commissioning sistem ventilasi dan tata udara.
8. Mengadakan pelatihan kepada kepada teknisi dan operator.
9. Membuat buku petunjuk operasi, pemeliharaan dan trouble shooting.

4. Lingkup Pekerjaan Terminasi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi
dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
 Penyambungan pipa chiller dari chiller plant ke sistem distribusi pemipaan AHU.
 Penyambungan kabel-kabel feeder elektrikal ke panel-panel terkait dengan panel
daya/control AHU/FCU/Fan
 Menyambungan kabel-kabel kontrol terkait dengan instalasi BAS dan Fire Alarm
 Menyambung pipa drain (pipa kondensasi) ke pipa air bekas/pipa pembuangan
utama terdekat yang disediakan oleh Kontraktor Plumbing.
 Menyambung pipa make-up water tank dan closed expansion tank dari pipa air
bersih yang disediakan oleh Kontraktor Plumbing.

Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instalasi tersebut sudah lengkap, benar, aman, memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan dan dapat beroperasi/bekerja dengan baik.

5. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang
harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan
oleh Kontraktor lain.

PT. INDULEXCO 3 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pekerjaan ini antara lain meliputi :


 Dudukan/pondasi unit-unit Chiller, Pompa-pompa dan dudukan/pondasi atau
penggantung unit-unit AHU dan Fan.
 Dudukan/pondasi panel.
 Pekerjaan access door/manhole pada dinding dan ceiling.
 Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi ini.

6. Lingkup Pekerjaan Kontraktor Lain


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
 Paket Elektrikal
 Paket Elektronika Bandara

7. Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi yang dimaksud dan akan dikerjakan dan dikoordinasikan oleh
Konsultan MK.
 Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat

8. Lingkup Pekerjaan Pemilik


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
 Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.

PT. INDULEXCO 4 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

SPESIFIKASI TEKNIS

1. KETENTUAN UMUM

1.1. Umum

Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang perlu


diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi air
conditioning (tata udara).

Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.

1.2. Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi maupun peralatan.

Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib
mengikuti publikasi, code dan standard international yang berlaku dan merupakan edisi
terakhir antara lain seperti :
 SMACNA - 85
 ASHRAE - Guide and Data Book
 NFPA - 90A
 ARI
 AMCA
 CTI
 Standard lain yang berlaku untuk bagian peralatan yang belum tercantum di atas

1.3. Kondisi Perancangan


A. Kondisi udara luar
 Temperatur : 95 oF
 Relative Humidity : 83 %

PT. INDULEXCO 5 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Kondisi dalam ruangan


Relative humidity Noise Criteria
Ruang Temperatur (oF dB)
(% RH) (NC)

Check-in Area 24o + 2o 60% + 5 % 45-55


o o
Passanger Hall 24 + 2 60% + 5% 45-55
Remote Stagging 24o + 2o 60% + 5 % 45-55
Area 24o + 2o 60% + 5% 45-55
Arrival Hall 24o + 2o 60% + 5 % 45-55
o o
Bagage Claim Area 24 + 2 60% + 5 % 40-50
Boarding Lounge 24o + 2o 60% + 5% 40-50
Waiting Lounge 24o + 2o 60% + 5% 45-55
Consession Area 24o + 2o 60% + 5% 35 – 45
Ruang Kantor o
24 + 2 o
60% + 5% 35 – 45
Ruang Kontrol 24o + 2o 60% + 5% 40-50

1.4. Perlindungan Kebakaran


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api
dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang
sesuai untuk tujuan tersebut.

1.5. Instalasi
A. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

B. Landasan peralatan
Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor maupun motor yang berada di
luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

PT. INDULEXCO 6 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. Platforms
Untuk peralatan seperti fan, compressor, outdoor unit, indoor unit, AHU, pompa dan
sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus
diperkuat dengan suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling
ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

1.6. Penetrasi Atap


Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi
dengan pinggiran beton (curb) keliling bagian-bagian instalasi tersebut sehingga
kontruksinya betul-betul kedap air.

1.7. Pencapaian Peralatan Untuk Service


Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga
asseccories pipa, valve, clean out, damper, filter, venting dan lain-lain. Untuk itu
Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari
peralatan dan asseccories tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.

Di samping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/


Manajemen Konstruksi (bila belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access
panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tersebut sehubungan dengan letak
peralatan/accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan
Direksi/ Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi untuk disetujui.

1.8. Perlindungan Peralatan Dan Bahan


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan, baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan
bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan,
debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.

Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixtures dan lain-lain,


dibersihkan atau dites dan di adjust kembali untuk membuktikan bahwa peralatan dan

PT. INDULEXCO 7 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak
dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa
diterima (serah terima belum 100%).

1.9. Pengecatan
Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis harus dicat
dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari
grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.

Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas dua lapis cat
copolymer.

Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,


penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan
warna yang ditentukan Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi. Untuk jalur-
jalur pipa, kode warna disesuaikan dengan standard.

1.10.Anti Karat
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlukan
untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flance dan lain-lain) harus
dicat dengan cat anti karat, yaitu zincromate dan selanjutnya cat finish dengan warna
yang ditentukan. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.

Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dan bebas dari
las-lasan, dicat dasar dengan zincromate dan cat akhir finish dua lapis.

1.11.Sleeve, Built In Insert


Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus concrete
atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk instalasi.

Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan
dengan Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi dan disertai gambar detail.

Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance ¾” jika pipa
berisolasi, clereance tetap dibutuhkan ¾” antara isolasi dan sleeve menembus atap harus

PT. INDULEXCO 8 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

diperpanjang + 200 mm di atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa clereance harus
diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.

1.12.Penomoran, Nama Peralatan / Accessories


Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan
nomor, sesuai seperti yang dibantu Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
pada daftar peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum pada gambar rencana.

Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai code nama dan nomor,
Kontraktor wajib mengusulkan pada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
dan semua ini sudah harus tercantum dalam as-built drawing.

PT. INDULEXCO 9 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. AIR COOLED CHILLER UNIT

2.1. Spesifikasi Teknis

A. Umum
Spesifikasi teknis yang akan diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifikasi kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar “Daftar Peralatan atau Data Sheet” yang
menyertai dokumen ini.
 Seluruh bagian unit chiller merupakan satu kesatuan yang secara utuh berasal
assembling pabrik (factory assembled). Chiller tersebut merupakan “Air Cooled Chiller
Screw Type”, dengan refrigerant R 134 a.
 Pada dasarnya masing-masing unit chiller terdiri dari compressor, prime mover, heat
exchanger, oil separator, furge system dan control Panel.
 Pengadaan unit harus dilengkapi dengan refrigerant, oil, vibration isolator, petunjuk
pengangkutan, pemasangan, pengoperasian, perawatan dan trouble shooting serta
peralatan (“tools”) dan spare part standard untuk pengoperasikan & perawatan unit
yang bersangkutan. Rincian peralatan dan spare part yang dimaksud harus
dilampirkan pada saat penawaran diberikan.
 Overall heat transfer coefisient untuk water chiller scale factor tidak kuarng dari
0.00005 sqm oK/w dan fouling factor tidak kurang dari 0.0001 sqm oK/w.
 Unit Chiller harus mampu bekerja pada beban hanya 10% dari kapasitas yang
diminta.
 Unit chiller harus diseleksi sehingga diperoleh konsumsi daya yang optimal, dengan
batasan tidak lebih 1.25 KW/TR.
 Pada seluruh bagian chiller yang akan timbul kondensasi harus diisolasi dengan
material Polyethylene rubber foam dengan tebal 1“ dan dengan coefficient conductivity
0,26 Btu/ft.h.c. Sedang bagian yang tidak diisolasi harus di cat dengan “air dry beige
enamel finished”.
 Unit-unit chiller akan dioperasikan secara parallel dengan menggunakan Sequencing
Control System atau Plant Chiller Manager.
 Quality assurance : Pabrik pembuat chiller harus menerapkan quality management
system yang mendapat pengakuan BS 5750, part 1, ISO 9001.

PT. INDULEXCO 10 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Komponen
1. Compressor
 Volute Casing harus dari “close grain grey cast iron “ yang berkualitas tinggi atau
material “semi steel” yang setara.
 Shaft dari alloy steel forging, dengan impeller yang seimbang/balance secara statis
dan dinamis. Seluruh komponen yang berputar harus bekerja secara baik di bawah
kecepatan kritisnya.
 Bearings harus terlumasi secara sempurna dan masing-masing mesin harus
dilengkapi dengan sistem pelumasan berupa oil storage tank dan electric oil pump Di
dalam storage tank harus dilengkapi dengan cooling coil dan immersion heaters,
dimana keduanya bekerja secara automatis sehingga temperatur minyak pelumas
selalu terjaga pada temperatur yang tepat. Sistem pelumasan ini harus interlocked
dengan sistem “starting compressor”, sehingga dapat dipastikan bahwa refrigeration
plant tidak akan mungkin bekerja sebelum sistem pelumasan bekerja secara
sempurna dimana qualitas oil sudah tepat dan tekanan oil pada seluruh bearing telah
mencapai nilai yang dikehendaki.
 Compressor harus dilengkapi dengan seluruh “safety devices” yang diperlukan dan
automatic adjustments untuk menyesuaikan tingkat pembebanan yang mungkin
terjadi. Pengontrolan kapasitas dilakukan dengan menggunakan “inlet guide vane”,
yang akan secara halus dan kontinu mengatur variasi tingkat pembebanan dari 10%
hingga 100% dari rating kapasitas Compressor. Inlet Guide vane ini dikontrol secara
automatis oleh chilled water control device untuk memastikan bahwa deviasi LCWT
tidak lebih dari + 0.5 oC.
 Compressor digerakan oleh langsung (direct driven) dengan motor listrik.
2. Prime Mover
 Motor penggerak compressor merupakan hermetically sealed motor tipe squirrel cage.
Penentuan kapasitas motor harus sesuai dengan kebutuhan BHP Compressor dan
gear drive losses.
 Effisiensi motor yang dipilih harus memperhatikan KW/TR yang dipersyaratkan.
 Starter motor listrik harus “star delta closed tansition electromechanical type”.
3. Control Panel
 Unit Chiller harus dilengkapi dengan panel kontrol yang berbasis microprocessor.
Panel kontrol ini terkait dengan seluruh sensors, actuators, relays dan switches yang
diperlukan untuk monitoring dan pengontrolan operasional unit chiller. Seluruh strategi

PT. INDULEXCO 11 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

pengontrolan, urutan operasi, keamanan, keandalan dan effisiensi operasi unit chiller
harus “factory programmed and tested”.
 Fungsi control antara lain limit functions, sequence of operation, compressor motor
control, compressor motor protection, part load control, dll.
 Fungsi adjustment antara lain LCWT, current limit set points adjustment, dll.
 Fungsi monitoring antara lain operating mode, LCWT, ECWT, suction & discharge
refrigerant pressure, oil pressure, compressor discharge temperatur, motor winding
temperatur, dll.
 Panel kontrol harus dilengkapi dengan selector switch untuk memilih mode
operasional unit chiller secara manual atau automatis. Mode automatis berarti chiller
dioperasionalkan melalui plat chiller manager.
 Unit Panel kontrol harus mampu berkomunikasi dengan sequencing control system
atau plant chiller manager yang mengintegrasikan operasional beberapa unit chiller
dan pompa-pompanya.
 Panel kontrol harus pula dilengkapi interface untuk fungsi operasi dan monitoring
secara remote lewat modem.

2.2. Instalasi.

A. Umum.
 Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
 Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam pengangkatan unit,
pemasangan dan lain-lain (manual handling and installation)
 Setiap unit dilengkapi dengan 1 (satu) set lengkap tool yang harus diserahkan pada
waktu serah terima.
 Demikian juga dengan spare parts yang ditentukan oleh pabrik dan merupakan bagian
yang harus disertakan untuk setiap unit.
 Suatu daftar spare parts dan tool yang direkomendasi pabrik harus dilengkapi untuk
setiap unit bagi keperluan operasi dan maintenance atau perbaikan selama
pemeliharaan maupun setelah itu.
 Daftar ini harus diserahkan pada saat permintaan persetujuan unit.

PT. INDULEXCO 12 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Landasan Peralatan.
 Semua landasan untuk peralatan, compressor, motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor, motor dan HEX yang
berada di luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
 Unit chilled duduk pada lantai di atas suatu concrete house keeping pada dengan
ketebalan 150 mm.
 Menggunakan anti vibration steel spring mounting sesuai dengan rekomendas dari
pabrik.
 Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti vibration spring mounting dengan
defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah titik tumpu dan
jarak span dari struktur lantai, putaran motor.

C. Platforms.
Tidak diperlukan.

D. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara.


Lihat Sub Bagian 1.

2.3. Pengujian.
A. Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning
B. Sebelum dikirim ke site harus dilakukan pengetesan performance chiller di pabrik
pembuatnya dengan disaksikan oleh 3 (tiga) orang petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik.
2.4. Referensi Produk.

A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/
Pengawas Lapangan/ Managemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material

3. POMPA
3.1. Spesifikasi Teknis
A. Umum

PT. INDULEXCO 13 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit pompa
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana “Daftar Peralatan” yang
menyertai dokumen ini.
 Ketentuan mengenai kemampuan unit terutama total head seperti tercantum pada
lembar gambar “Daftar Peralatan” adalah suatu kemampuan yang berdasarkan
asumsi pressure drop yang diambil dalam perancangan untuk unit-unit chiller, AHU,
dan sistem pemipaan. Pihak kontraktor wajib menyesuaikan kembali kemampuan dari
pompa tersebut sehubungan dengan unit peralatan dan accessories yang dipilih,
maupun terhadap keadaan instalasi dan harus mendapatkan persetujuan dari
MK/Konsultan Perencana sebelummya.
B. Peralatan
 Pompa-pompa yang digunakan untuk instalasi ini adalah jenis Centrifugal Horizontal
end suction disambung dengan kopling elastis pada electro motor.
Casing - Cast steel.
Impeller - Bronze.
Shaft - Forged stainless steel.
Bearing - Ball bearing.
Packing - mechanical seal.
 Data-data kapasitas, head dan lain-lainnya adalah sebagai tertera dalam lembar
gambar “Daftar Peralatan”.
 Secara keseluruhan konstruksi pompa harus jenis yang praktis tidak menimbulkan
suara dan/atau getaran yang mengganggu.
 Pemilihan pompa harus pada titik kerja, dimana effisiensi paling optimum dan tidak
dibenarkan pada daerah yang tidak stabil.
 Untuk motor penggerak pompa spesifikasi lihat butir pasal tentang pekerjaan
listrik/kontrol.
 Setiap pemipaan ke pompa harus dilengkapi peralatan-peralatan seperti, flexible
connection, strainer, stop valve, pressure gauge pada pipa discharge dan suction, dan
check valve pada discharge.
 Pompa chilled water harus diisolasi dengan Polyethylene rubber foam tebal 1” (inch)
untuk pencegahan terjadinya pengembunan pada casing.
 Cara pengisolasian sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi jika terjadi
perbaikan/ pemerikasaan pada pompa.
 Type karakteristik dari masing-masing pompa (flat, steep curve) dapat dilihat pada
uraian data-data pompa di lembar gambar “Daftar Peralatan”.

PT. INDULEXCO 14 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3.2. Instalasi
A. Umum
 Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
 Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pabrik dalam pengangkatan unit,
pemasangannya dan lain-lain.
B. Landasan Peralatan
 Pompa harus dipasang di atas suatu inertia concrete block yang dimana inertia block
ini duduk di atas suatu fondasi beton tebal minimal 100 mm dan dengan memakai anti
vibration isolator spring mounting, sehingga getaran-getaran yang ditimbulkan tidak
diteruskan pada konstruksi bangunan.
 Pemakaian type vibration isolator spring mounting ini harus diajukan kepada Direksi/
Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
C. Platforms
Untuk peralatan seperti motor dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada
suatu platforms, maka platforms harus diperkuat dengan suatu frame besi channal
(siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.
D. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara
Lihat Sub Bagian 1.

3.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

3.4. Referensi Produk

A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/
Pengawas Lapangan/ Managemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: Lihat Daftar Peralatan
dan Material

PT. INDULEXCO 15 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. AIR HANDLING UNIT (AHU)


4.1. Spesifikasi Teknis
A. Umum
 Unit AHU ini baik fan maupun performance dari coil harus mengikuti standard ARI
430-66 untuk fan dan 410-720 untuk coil. Spesifikasi teknis yang diuraikan di bawah
ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan-
ketentuan spesifikasi terhadap kemampuan unit (performance) dapat dilihat pada
lembar gambar rencana “Daftar Peralatan atau Data Sheet” yang menyertai dokumen
ini.
 Air Handling Unit dan kelengkapannya harus disupply oleh suatu pabrik yang sudah
berpengalaman dan spesialis untuk produksi dan design peralatan ini minimal 5 tahun.
 Pengajuan data teknis AHU harus dilengkapi dengan sound pressure level dalam dB
dengan Re – 10-12 watt pada octave band mid frequencies 60 Hz s/d 4.000 Hz.
 Semua Air Handling Unit dan kelengkapannya harus mempunyai noise level yang
rendah tidak bergetar dalam operasinya, dan dalam batas yang normal yang masih
bisa diterima secara standard.
 Secara garis besar Air Handling Unit yang harus diadakan dan dipasang meliputi
bagian-bagian yaitu Fan section, cooling coil section lengkap dengan drain pan, filter
section, panel, electric motor penggerak fan berikut adjustable mounting, pulley,
transmission belt dan vibration mounting.

B. Peralatan.
1. Casing.
 Casing dari heavy gauge hot deep galvanized steel.
 Konstruksi casing harus cukup kuat dan kaku baik kontruksi yang memakai frame atau
tidak memakai frame.
 Casing dengan konstruksi Double Skin dan dengan ketebalan minimal 50 mm isolasi
di antaranya dan dari type modulator sandwich panel, sehingga masing-masing panel
dapat dipertukarkan letaknya.
 Mudah dan praktis dalam pemasangan atau bila dilepas untuk perbaikan.
 Casing dapat dengan mudah dipasang/dirakit di lapangan dalam keadaan knocked
down.
 Casing dilengkapi dengan acces door untuk pemeriksaan coil, blower dan filter.
 Casing tahan terhadap tekanan positif dan negatif sampai 1250 mm WG.

PT. INDULEXCO 16 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua dinding (panel) terpasang rapat (air tight) terhadap rangka, tapi dapat dengan
mudah dibuka/dilepas untuk pemeriksaan dan perbaikan coil, fan dan filter.
 Drain pan dari galvanized steel yang diisolasi dan dapat menampung air kondensasi
pada keadaan maximum.

2. Cooling Coil.
 Cooling coil dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepas, diperbaiki dan
diperiksa.
 Cooling coil dari bahan copper tube, dengan aluminium fin yang secara mekanis
terikat ke tube tanpa solder dan tinning.
 Coil dipilih untuk kecepatan udara pada permukaan maximum 3000 ft/menit.
 Coil harus memenuhi standard ARI 410-72 untuk coil performance sedang untuk
design & testing mengikuti America National Standard (NAS B9-1).

3. Fan.
 Fan dari jenis centrifugal forward curve atau back ward curve (airfoil) dan
direncanakan suatu putaran yang tenang (quite operation).
 Untuk pengaturan ketegangan tali kipas dengan memakai adjustable mounting motor.
 Variasi putaran blower pada batas-batas tertentu mengunakan pulley motor dari type
pitch adjustable.
 Poros fan ditumpu pada bearing yang dapat dilumasi dengan mudah dari luar.
 Fan harus statis dan dinamis balance setelah terpasang.
 Fan harus mempunyai performance yang sesuai dengan standard ARI 430-66.
 Motor penggerak fan (lihat uraian pada sub bagian Pekerjaan Listrik/Kontrol).
 Dudukan electric motor pada AHU, harus dari type yang dapat diatur posisinya untuk
mendapatkan ketegangan fan belt (adjustable mounting).

4. Filter.
 Filter AHU dari jenis washable, fire resistant, media dari synthetic fibre, tebal 2“.
Efficiency filter 20% berdasarkan Standard ASHRAE 52-76 Atmosphere dust spot,
avarage arrestance 90-95%, pada keadaan low velocity 500 fpm.
 Filter harus terpasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya
ukuran filter.

PT. INDULEXCO 17 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
 Filter dipasang pada casing/frame yang kuat sebelum cooling coil dan dapat dibuka ke
samping untuk melakukan perawatan.
 Kontraktor/Supplier harus memberikan (menyerahkan) kepada pemilik 1 (satu) set
cadangan filter untuk tiap-tiap AHU.

5. Instalasi.
A. Umum.
 Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis, praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instalasi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan oleh Pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
 Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pabrik dalam pengangkatan unit
(handling) pemasangannya dan lain-lain.

B. Landasan
 Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor maupun Motor yang berada
diluar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
 Profil besi, di atas pondasi (house keeping pad) tebal 100 mm untuk jenis AHU yang
duduk di lantai atau AHU yang duduk/menggantung pada profil besi atau AHU
langsung digantung dengan memakai dudukan
 Memakai vibration isolator steel spring mounting atau hingga getaran tidak diteruskan
kepada struktur bangunan.
 Pemakaian type vibration isolator steel spring mounting ini harus diajukan kepada
Direksi/Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
 Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti vibration spring mounting dengan
defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah titik tumpu dan
jarak span dari struktur lantai, putaran motor.

C. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan, motor dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada
suatu platforms, maka platforms harus diperkuat dengan suatu frame besi channal (siku)
yang dilas atau

PT. INDULEXCO 18 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.

D. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara.


Lihat Sub Bagian 1.

6. Pengujian.
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

7. Referensi Produk.
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setarap dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Direksi/ Pengawas Lapangan/ Managemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: Lihat Daftar Peralatan
dan Material

PT. INDULEXCO 19 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. AIR COOLED PACKAGE SINGLE SPLIT SYSTEM


5.1. Spesifikasi Teknis
a. Umum
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap kemampuan unit (performance) dapat
dilihat pada lembar gambar “Daftar Peralatan” atau “Daftar Peralatan & Material” yang
menyertai dokumen ini.

b. Peralatan
 Unit air cooled package (AC Split) wall mounted type, Ceiling suspended dan Split
duct, dll, hendaknya factory built, diuji oleh pabriknya dan mempunyai noise yang
rendah.
 Compressor adalah jenis rotary/scroll hermetic seal compressor dengan automatically
reversible oil pump dan dilengkapi dengan katup isap dan tekan, crankase heater
operating vibration isolator dan seluruh compressor dipasang di atas spring vibration
isolator.
 Condensor fan dari tipe allumunium propeller yang sudah dites statis dan dibalance
dinamis.
 Condensor motor fan adalah totaly enclosed weather proof, tanpa menggunakan
pelumasan untuk bearing dan dilengkapi dengan thermal protector.
 Unit ini harus dilengkapi dengan thermostat dan control panel lengkap dengan tombol
ON/OFF.
 Over load contactor berikut dengan power-power lainnya yang dapat di-interlock
dengan remote control yang berada di panel MSB/MDB.
 Coil dari Hi-X copper tubes dan fin dari allumunium yang direkatkan secara mekanis,
koil ini telah diuji terhadap kebocoran telah di-dehidrated dan diisi gas refrigerant
dengan memakai R.407C atau R-410A secukupnya.
 Fan evaporator dari jenis forward curved, multi blade centrifugal dan digerakkan
dengan V-belt dengan pulley yang dapat diatur (variable pitch pulley).
 Fan motor dan filter dalam konstruksinya harus mudah dilepas untuk perbaikan dan
maintenance.
 Dinding dan rangka condensing unit atau outdoor unit dari galvanized steel sheet dan
dicat anti karat.

PT. INDULEXCO 20 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Dinding dari fan coil atau indoor unit dari galvanized steel sheet dan bagian dalam
diisolasi dengan isolasi dalam bentuk mencegah kondensasi dan sebagai peredam
bunyi. Isolasi dalam terbuat dari bahan sejenis polyethelene, bukan glass wool atau
rockwool.
 Fan coil atau indoor unit harus dilengkapi dengan rumah filter dari galvanized steel
sheet frame yang dapat dibuka kesamping untuk perawatan.
 Filter untuk unit AC Split akan menggunakan filter standar dari pabrik.
 Filter harus terpasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya
ukuran filter.
 Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
 Filter dipasang pada casing/frame yang kuat sebelum cooling coil dan dapat dibuka ke
samping untuk melakukan perawatan.
 Filter dari jenis washable, fire resistant, media dari synthentic dust test, dengan
effisiensi 70% berdasarkan Standar ASHRAE 52-76 Atmosphere dust spot, avarage
arrestance 90-95%, pada keadaan low velocity 400 fpm.
 Unit dilengkapi dengan thermostat untuk kontrol temperatur ruang dan antara outdoor
fan dan condensor ini hendaknya di-interlock dengan compressor. Semua alat-alat
tersebut hendaknya disediakan meskipun belum disebutkan dalam gambar-gambar
pelelangan/kontrak. Sistem pengabelan ini hendaknya dipasang lengkap, meliputi juga
pengabelan dan alat-alat bantu lainnya.
 Fan coil atau indoor unit harus dilengkapi dengan drain pan lengkap dengan isolasi
polyethylene tebal 1” dan drain pan tersebut harus cukup dapat menampung air
condensasi pada keadaan maximum.
 Kontraktor/Supplier harus memberikan (menyerahkan) kepada pemilik 1 (satu) set
cadangan filter untuk tiap-tiap fan coil atau indoor unit.

5.2. Instalasi
a. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

PT. INDULEXCO 21 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

b. Landasan Peralatan
Semua landasan untuk peralatan, fan, compressor dan motor, ukuran sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
c. Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor dan indoor unit dan sejenis yang menggantung dan
duduk pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi
channal (siku) yang dilas atau dibautkan atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.
d. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara
Lihat Sub Bagian 1

5.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

5.4. Referensi Produk


a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Konsultan Perencana/Pengawas Lapangan/ Managemen Konstruksi.
b. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat daftar peralatan &
material.

PT. INDULEXCO 22 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6. FAN
a. Spesifikasi Teknis.
a. Umum.
Spesifikasi teknis yang diuraikan di bawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada gambar pada lembar gambar
rencana “Daftar Peralatan” atau “Daftar Peralatan & Material” yang menyertai dokumen
ini.
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
 Pengajuan data teknis Fan harus dilengkapi dengan sound pressure level dalam dB
dengan Re – 10-12 watt pada octave band mid frequencies 60 Hz s/d 4.000 Hz.
 Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas-batas yang normal.

b. Peralatan.
1. Centrifugal Air Fan.
 Fan harus dari type forward curve atau backward curve airfoil seperti yang dijelaskan
dalam daftar peralatan dengan komponen-komponen sebagai berikut :
 Casing dari galvanis steel dan continuous welded untuk menghidari terjadinya
kebocoran udara.
 Impeller dari multiblade galvanized steel
 Shaft dari mild steel.
 Motor dari jenis TEFC, IP 55, isolasi kelas F (outdoor type).
 Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing dan diusahakan maintenance
free.
 Dilengkapi dengan vibration isolator, outlet & inlet flange.
 Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame) dengan posisi motor
dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila hubungan motor dan fan bukan
hubungan langsung).

2. Axial Air Fan atau In-Line Air Fan.


 Impeller fan dari type airfoil blade, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Kapasitas di bawah 5000 cfm dengan Fixed blade.
 Kapasitas di atas 5000 cfm dengan Adjustable Pitch Blade.

PT. INDULEXCO 23 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Material fan :
 Casing : hot dipped galvanized mild steel
 Impeller & hub : alluminium alloy casting
 Hub : alluminium alloy casting
 Pelumasan : grease ball atau roller bearing

 Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F (outdoor type) dengan Direct Drive.
 Fan lengkap dengan counter untuk penyambungan ke ducting.
 Dilengkapi dengan aksesoris bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar rencana daftar peralatan
atau data sheet).

3. Roof Air Ventilator (Bila ada).


 Roof Air Ventilator haruslah tahan cuaca (weather proof) dan tahan terhadap
kecepatan angin sampai 125 mph dari segala arah dan tidak menimbulkan masuknya
air hujan.
 Bagian-bagian yang berhubungan dengan udara luar harus dari bahan alluminium
demikian juga dengan baut-baut yang digunakan sebagai penguat ke beton atau
rangka rencana dudukan harus anti karat.
 Blower dari type propeller, axial atau centrifugal seperti ditunjukkan secara spesifik
dalam gambar rencana di daftar peralatan atau data sheet.

4. Propeller Wall Mounted Air Fan atau Industrial Air Fan.


 Fan dari type propeller untuk dinding, kecuali bila dinyatakan ceiling fan dari type
centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar rencana daftar peralatan atau data
sheet.
 Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic shutter
dari jenis alluminium (seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana daftar peralatan
atau data sheet).
 Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure
fan) atau Industrial fan, rangka fan dari baja yang dicat antri karat dengan impeller dari
aluminium diecast.
 Untuk intake fan, bila diperkirakan akan terkena air hujan (tempias), harus dipasang
canopy lengkap dengan galvanized wiremesh. Bahan canopy dari galvanized sheet
BJLS 80.

PT. INDULEXCO 24 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan baut-baut yang tahan
karat.

5. Ceiling Cassette Air Fan.


 Fan dari type centrifugal/sirroco.
 Material sesuai dengan standard pabrik pembuat fan (built-up).
 Fan lengkap dengan counter outlet untuk penyambungan ke ducting.
 Fan lengkap dengan Non Return Flap untuk mencegah udara balik.

6. Ceiling Rotary Air Fan (Bila Ada)


 Ceiling rotary air fan harus mempunyai motor dengan penutup dari glass fibre
reinforced polyster car cass, type/model, ukuran dan performance lainnya dapat dilihat
pada gambar perencanaan.
 Propeller blades harus dari bahan alumunium yang dicat bakar halus, unit harus
mempunyai dengan 3 (tiga) kecepatan fan (low, medium, high) dan dilengkapi dengan
control switch untuk remote control dengan tipe wall mounted.

7. Smoke Extract Air Fan


 Impeller fan dari type airfoil blade, Adjustable Pitch Blade.
 Material fan :
 Casing : hot dipped galvanized mild steel, Long Casing type
 Impeller & hub : alluminium alloy casting
 Hub : alluminium alloy casting
 Pelumasan : grease ball atau roller bearing
 Motor dari jenis TEFC, IP 55, Class H dengan Direct Drive.

 Fan lengkap dengan counter untuk penyambungan ke ducting.


 Dilengkapi dengan aksesoris bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar rencana daftar peralatan
atau data sheet).

b. Instalasi.
a. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta

PT. INDULEXCO 25 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

b. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan, fan, motor, ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan. Berat peralatan
diartikan berat dalam operasinya.

c. Platforms
Untuk peralatan seperti fan, motor dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi channal (siku) yang
dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.

d. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara.


Lihat Sub Bagian 1.

c. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

d. Referensi Produk
a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Konsultan Perencana/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

b. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat pada daftar
peralatan & material.

PT. INDULEXCO 26 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7. PEKERJAAN DUCTING
7.1. Spesifikasi Teknis

A. Umum
 Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan
duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/accessories yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi ini.
 Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting.
 Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat-kan persetujuan dari Direksi/Managemen Konstruksi
sebelum dilaksanakan.
 Ukuran seperti yang ditujukan pada gambar adalah ukuran bersih penampang laluan
udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut, berarti penampang harus
diperbesar sesuai ketebalan lining.

B. Publikasi, standard yang digunakan :


 ASHRAE, the Guide and Data Book.
 SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association).

C. Konstruksi Duct
 Konstruksi adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure di
dalam duct sampai 75 mm WG atau 3“ WG.
 Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal
yang harus dipenuhi di luar standard tersebut.
 Semua sambungan melintang duct untuk ukuran di atas 600 mm harus memakai
sambungan flens dari besi siku atau sistem sambungan lain yang sesuai dengan
standard SMACNA, dengan memakai rubber packing tebal 2 mm.
 Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah sebagai berikut
:Ducting Persegi, ukuran sisi terpanjang :
 sampai dengan 30” : Memakai bahan jenis preinsulated
 31” sampai dengan 44” : aluminium polyisocyanu rate (PIR)
 45” sampai dengan 84” mm : Panel.
 85” keatas :

PT. INDULEXCO 27 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pitsburg lock seam dan lain-
lain) harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan sealant yang mencegah
terjadinya kebocoran udara.
 Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci
pada kedudukannya.
 Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 o.

 Lubang pengetesan.
Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan untuk pengukuran
temperatur serta static dan velocity pressure, dan yang ditutup kembali setelah selesai
dengan plastic probe.
 Penguatan duct.
Semua duct yang berukuran lebih besar 20“ permukaannya harus dibuat cross broken
(patah silang).
 Penggantungan duct.
Cara penggantunggan duct harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi lendutan-
lendutan, getaran-getaran dan deformasi.
 Persyaratan-persyaratan harus mengikuti :

Ukuran duct Penggantung Trapeze besi siku Jarak

s/d 12” iron rod 25 x 25 x 3 2m


0 ~ 5/16”

13” s/d 30” iron rod 30 x 30 x 3 2m


0 ~ 3/8”

31” s/d 54” iron rod 40 x 40 x 5 1,5 m


0 ~ 1/2”

55” s/d 84” iron rod 40 x 40 x 5 1,5 m


0 ~ 5/8”

85” ke atas iron rod 40 x 40 x 5 1,5 m


0 ~ 5/8”

PT. INDULEXCO 28 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Elbow, dibuat sesuai spesifikasi atau gambar detail.


 Semua elbow harus dari type full radius elbow, jari-jari dalam (R t) sama dengan lebar
duct.
Untuk keadaan dimana harus menggunakan short radius elbow (R t lebih kecil dari
lebar duct) harus memakai tuning vanes.
Tuning vanes jumlah posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar
(RT)/(RH).
Untuk elbouw tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai
gambar detail.

 Sambungan fleksible.
 Kontraktor harus memasang sambungan fleksible connection dari bahan double
sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang
masuk/keluar dari fan, AHU.
 Panjang fleksible connection tidak lebih dari 30 mm dan tidak menimbulkan
kebocoran pada sambungan.
 Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan pengecilan luas penampang.

D. Aluminium Fleksible Round Duct


 Aluminium fleksible round duct dari type 2 lapis alumunium laminate incapsulating
dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis fire resistance. Tekanan kerja
max. 5 inch H2O.
Fleksible duct ke peralatan memakai klem khusus (quick klem) dari bahan metal.

E. Kitchen Exhaust Duct


 Material duct harus dari mild steel dengan minimum ketebalan 1,37 mm.
 Semua sambungan memanjang harus sambungan las luar yang menerus dan rata air
(liquid tigh).
 Sambungan melintang memakai flens dari besi siku 40 x 40 x 4 mm dengan asbestos
free gasket diantaranya dengan ketebalan 2 mm. Sambungan duct pada flens harus
juga dilas.
 Pintu kontrol (access door) harus dilengkapi pada jalur ducting setiap jarak maximum
2,5 m dan pada setiap adanya belokan. Ukuran access door 18” x 18” (bersih).
Material dari bahan yang sama dengan duct dan konstruksi memakai rangka penguat

PT. INDULEXCO 29 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

sedemikian rupa, sehingga grease tight dengan memakai asbestos free gasket dan
mudah dibuka/dipasang.
 Duct horizontal dipasang dengan kemiringan tidak kurang dari 0,5 %.
 Suatu grease trap dipasang pada titik terendah dari ducting vertikal dan dilengkapi
dengan plug drain untuk pembuangan dan access door untuk pembersihan.

F. Ducting Tahan Api


 Ducting untuk pekerjaan yang berhubungan dengan control fire, smoke (stairwell
pressurization, smoke duct, ducting yang melewati fire wall) harus tahan terhadap api
(fire rating) selama 2 jam.
 Konstruksi duct dari material baja lapis seng (BJLS 140 - tebal 1.37 mm) dengan
sambungan las meneruskan untuk sambungan memanjang dan sambungan
melintang dengan memakai gasket.
 Sambungan duct ke fan secara langsung dan tidak dibenarkan bila memakai canvas
fleksible joint.

G. Volume Dampers
 Volume dampers dipasang sesuai tergambar. Volume damper dari type single/multi
blade. Blande dari bahan 1,6 mm besi plat. Blande dikonstruksi sedemikian rupa
sehingga dalam keadaan dapat bekerja dan beroperasi dengan baik.
Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat
dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.

H. Fire Dampers
 Fire dampers dipasang sesuai tergambar. Fire damper dari type single/multi blade.
Khusus untuk fire damper dilengkapi fusible link bar dan fusible link frame dan blande
o
dari bahan 1,6 mm besi plat. Fuse harus mempunyai titik cair 70 C. Blande
dikonstruksi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan horisontal titik berat blade
akan secara automatis jatuh dan menutup bila fuse link putus. Frame dan blande
lengkap dengan angle stop, spring catch, dan lain-lain (gambar konstruksi harus
disetujui oleh perancana sebelum dibuat/dipasang). Khusus untuk smoke damper,
memakai damper actuator dalam operasi pembukaannya.

PT. INDULEXCO 30 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

I. Grille, Register, Diffuser, Louvers.


 Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile.
Pemasangan diffuser/grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6 mm.
 Warna untuk diffuser, grille dan register dianodized / powder coating painted dengan
warna akan ditentukan kemudian oleh Arsitek/Direksi.
 Supply air diffuser harus memakai oposide blade damper (OBD).
 Supply air register harus mempunyai vertikal dan horizontal blade yang dapat diatur
defleksinya dan memakai oposide blade damper (OBD).
 Return air dan exhaust air grille sama seperti supply air register dalam konstruksinya,
tanpa memakai oposide blade damper (OBD).
 Oposide Blade Damper terbuat dari galvanized iron sheet BJLS 80, dengan konstruksi
hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat dikunci
pada kedudukan yang dikehendaki serta dicat finish warna hitam.
 Pemasangan grille, air register, diffuser dan louver tidak dibenarkan memakai baut
pada permukaannya.
 Slot diffuser dari type 1, 2, 3 dan 4 slot, material adalah aluminium anodized dengan
warna yang akan ditentukan nantinya oleh arsitek/Direksi.
 Slot harus mempunyai pengarah aliran (deflector) yang baik dalam konstruksinya
sehingga fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran yang memenuhi
standardnya dan tidak berubah posisi karena aliran udara.
 Bila slot diffuser adalah continuous maka sambungan antara harus memakai
aligment strip.
 Linear grille dari type 1, 2, 3 atau 4 bar, material adalah aluminium anodized dengan
warna yang akan ditentukan nantinya oleh arsitek/Direksi.
 Bila linear grille adalah continuous maka sambungan antara harus memakai
aligment strip.
 Linear grille harus mnempunyai pengarah aliran fix (tetap) yang berbentuk BAR
memanjang yang baik dalam konstruksinya. Sehingga berfungsi membentuk aliran
yang memenuhi standardnya.
 Jet diffuser, round or half sphere model, lengkap dengan adjusting damper, inclinasi
bisa mencapai 40o dari pusat, ke segala arah, material dari aluminium anodized atau
steel dengan warna yang akan ditentukan nantinya oleh arsitek/Direksi. Jenis jet
diffuser ini merupakan material import dari produk yang direkomendasikan pada
bagian akhir spesifikasi yang bersangkutan.

PT. INDULEXCO 31 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

J. Plenum
Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material BJLS 100.
Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan sisi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu memakai
bracing pada sisi yang paling panjang.

K. Louvers
Louvers dari bahan galvanized atau allumunium seperti ditentukan pada gambar atau
sesuai permintaan Arsitek, dengan ketebalan 1 mm. Setiap pemasangan louvers harus
dilengkapi dengan bird (insect) screen pada bagian dalamnya. Luas efektif louvers harus
lebih besar dari 50% luas permukaan.

7.2. Instalasi
A. Umum
Ducting konstruksi persegi pada prinsipnya harus dibuat dengan menggunakan mesin
“lock-former” dan bukan dilakukan secara manual secara “tekuk-pukul” di lapangan.
Sedang untuk ducting bulat harus merupakan ducting yang dibuat dengan mesin secara
“rolled-duct”, dan dikirim ke lapangan per-section siap untuk dipasang.

Pemasangan ducting harus disesuaikan dengan jalur atau shop drawing yang telah
disetujui oleh Direksi/ Managemen Konstruksi. Pada prinsipnya pemasangan ducting
harus menggunakan penggantung ducting sesuai dengan spesifikasi yang diberikan.
Pemasangan pada slab beton harus menngunakan ramset/dynabolt atau sarana “fixing”
sejenis, sedang pada struktur baja agar menggunakan sistem clamp.
Pemasangan dari grille, register, diffuser dan louvers harus didasarkan pada posisi yang
telah terkoordonasi dengan instalasi lainnya seperti lampu, detektor, speaker, sprinkler
dan lainnya dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Managemen Konstruksi.

Pemasangan grille, register, diffuser dan louver pada dasarnya tidak oleh menggunakan
baut pada permukaannya. Pemasangan harus diupayakan tidak ada kebocoran dan
berdasarkan pada spesifikasi dan gambar detail yang diberikan.

B. Khusus
Pada pemasangan di konstruksi baja bila tidak terdapat profil besi seperti portal, purlin
atau sejenisnya, maka Kontraktor harus menambahkan channel tambahan untuk
penggantung ducting atau grille, register, diffuser dan louvers.

PT. INDULEXCO 32 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pemasangan ducting bulat menggunkan sistem pengantung sebagaimana yang


tercantum pada spesifikasi dan gambar detail atau sesuai dengan sistem penggantung
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.

C. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara


Lihat Sub Bagian 1

7.3. Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

7.4. Referensi Produk


A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.

PT. INDULEXCO 33 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

8. PEKERJAAN PEMIPAAN DAN ALAT-ALAT BANTU


8.1. Spesifikasi Teknis
A. U m u m
Seperti apa yang ditunjukkan dalan gambar rencana, jalur-jalur pipa dan alat-alat bantu
yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, ukuran pipa dan
perletakan semua alat-alat bantu. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, diperlukan dan
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi sebelum
melaksanakan.

B. Peralatan
1. Pemipaan Chilled Water, Make-Up Water & Drain
Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh sistem AC (Chilled water,
Make-up water dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan lengkap dengan alat-alat
bantu lainnya seperti yang ditunjukan pada gambar perencanaan dan agar dapat
beroperasi dengan baik.

2. Material
 Pipa Chilled Water : Black steel pipe schedule 40
 Pipa make-up water : Galvanized iron pipe medium class BS 1387
 Pipa drain (kondensasi) : PVC class 10 Kg/cm2, JIS

2.1. Pipa Chilled Water


 Pipa dengan diameter sampai 2“ – sambungan ulir.
 Pipa diatas diameter 2 ½” – sambungan flens/las.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari kotoran-kotoran
yang melekat.
 Setiap potongan pipa dengan las/gergaji harus dibersihkan dulu dari las (gumpalan
las) sebelum disambung, diratakan (reamed) sesudah digergaji, sehingga mencapai
ukuran asli.
 Pemotongan pipa harus memakai cutter.
 Setiap sambungan sehabis dilas, harus dibersihkan dari kerak-kerak dan setelah
dingin langsung di menie.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope.

PT. INDULEXCO 34 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Setiap ujung pipa yang belum akan disambung harus ditutup dengan plat (metal) yang
dilas.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya
diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa chilled water harus diisolasi bahkan di beberapa lokasi harus dilengkapi dengan
jacketing, sebagaimana disebutkan pada bagian lain dari spesifikasi ini.
 Pipa-pipa sebelum diisolasi atau di cat finish harus didasari dengan dengan
zinchromate primer anti karat (dua lapis), sekelas produk ICI.
 Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm 2 selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa
tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾” s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1 ¼” s/d 2” : berjarak 2,3 m
- diameter 2 ½”s/d 5” : berjarak 2.5 m
- diameter 6” ke atas : berjarak 3.0 m

 Penggantung pipa pada plat beton memakai sarana “fixing” yang disetujui sekelas
produk ramset atau dynabolt sesuai dengan berat operasi pipa yang bersangkutan.
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Pipa-pipa di ruang chiller yang menggantung pada plat lantai di atasnya, harus
mempergunakan sistem penggantung memakai vibration isolator.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.
 Setiap pipa utama yang melalui dilatasi harus dilengkapi dengan expantion joint.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 o dan 45o pada dasarnya untuk sudut
belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan perencana.
 Sebelum pemasangan pipa maka supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.

PT. INDULEXCO 35 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.2. Pipa Make-up Water


 Pipa dengan diameter sampai 2“ – sambungan ulir.
 Pipa diatas diameter 2 ½” – sambungan flens dan tidak diperbolehkan dilas.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari kotoran-kotoran
yang melekat.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya
diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa harus ditest sampai 12 kg/cm 2 selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa
tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾” s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1 ¼” s/d 2” : berjarak 2,3 m
- diameter 2 ½”s/d 5” : berjarak 2.5 m
 Penggantung pipa pada plat beton memakai sarana “fixing” yang disetujui sekelas
produk ramset atau dinabolt sesuai dengan berat operasi pipa yang bersangkutan.
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Pipa-pipa di ruang chiller yang menggantung pada plat lantai diatasnya, harus
mempergunakan sistem penggantung memakai vibration isolator.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 o dan 45o pada dasarnya untuk sudut
belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan perencana.
 Sebelum pemasangan pipa maka supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.

PT. INDULEXCO 36 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.3. Pipa Drain (Condensasi)


 Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-kotoran
yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan
lem, semua bagian yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan bebas dari
debu, kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran-
kotoran yang melekat.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya
duiisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa harus ditest sampai 10 kg/cm 2 selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa
tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾” s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1 ¼” s/d 2” : berjarak 2,3 m
- diameter 2 ½”s/d 5” : berjarak 2.5 m

 Penggantung pipa pada plat beton memakai sarana “fixing” yang disetujui sekelas
produk ramset atau dinabolt sesuai dengan berat operasi pipa yang bersangkutan.
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Pipa-pipa di ruang chiller yang menggantung pada plat lantai diatasnya, harus
mempergunakan sistem penggantung memakai vibration isolator.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90o dan 45o pada dasarnya untuk sudut
belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan perencana.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
 Pipa drain (condensasi) dari PVC class AW dan dilengkapi dengan isolasi.

PT. INDULEXCO 37 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.4. Alat-alat bantu (valve, strainer, vent dll)


 Stop Valve
- Valve sampai dengan ukuran diameter 2” adalah type gate valve bronze body, end
screw dan rising stem.
- Valve ukuran diameter 2 ½” dan 3” adalah type gate valve cast iron body, end
flange dan rising stem.
- Valve mulai ukuran diameter 4” ke atas adalah type butterfly valve cast iron, end
flanged gear rod manual.
- Valve untuk tekanan kerja 150 psi.
- Setiap stop valve dilengkapi dengan penunjuk besaran bukaan katup.
 Check valve
- Check valve sampai dengan ukuran diameter 2” adalah type Check valve bronze
body, end screw.
- Check valve mulai ukuran diameter 2½” ke atas adalah type Check valve cast iron
body, end flanged.
- Valve untuk tekanan kerja 150 psi.
 Control valve
- Control 2 way valve dari type aqual percentage yang dipasang pada AHU, FCU
harus dipilih berdasarkan pada minimum pressure drop 6 psi pada design flow.
Pemilihan control valve factor harus mendapatkan persetujuan dari perencana.
Bila ternyata Control valve yang dipasang belum mendapatkan persetujuan dari
Management Perencana dan tidak memenuhi persyaratan control valve maka
Kontraktor wajib mengganti dengan yang memenuhi perencanaan.
 Balancing valve
- Balancing valve dari type yang dilengkapi dengan petunjuk pembukaan-
pembukaan katup, lubang beserta katup. Untuk melakukan pengukuran
perbedaan static pressure, dan dapat juga berfungsi sebagai stop valve dan drain
atau type Stat.
- Balancing valve sampai dengan ukuran diameter 2” adalah type bronze body, end
screwed, ukuran diameter 2½” keatas adalah cast iron body, end flanged.
- Balancing untuk tekanan 150 psi.
 Strainer
- Strainer sampai dengan ukuran diameter 2” adalah type bronze body, end
screwed. Screen dari stainless steel dan lengkap dengan blow off plug.

PT. INDULEXCO 38 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Strainer mulai ukuran diameter 2½” keatas adalah cast iron body, end flanged.
Screen dari stainless steel dan lengkap dengan blow off plug.
- Strainer untuk tekanan 150 psi.
 Expantion join
- Dipasang seperti jika terlihat dalam gambar.
- Dari type bellow expansion joint, dengan flanged end dari malleable iron, bellow
dari stainless steel, pipa dalam dari stainless mencapai 10 mm dan kontraksi 30
mm.
- Sesuai temperature dan tekanan dari sistem yang dilayani.
 Automatic air vent dan Manual air vent
- Automatic air vent dipasang pada titik tertinggi dari sistem dimana pencapaian
untuk dilakukan venting secara manual sulit dan diperlukan karena kemungkinan
terperangkap nya udara atau terlambatnya pembuangan udara dari sistem.
- Manual air vent harus dipasang pada pipa keluar dan masuk dari semua peralatan
seperti AHU, Chiller, Pompa atau pada pipa yang karena terganggu dalam
pemasangannya, menyebabkan terperangkapnya udara dalam pipa.
- Body dari cast iron, float valve dari stainless steel.
- Dudukan valve dari synthetic rubber.
- Dalam instalasinya, semua automatic air vent harus dilengkapi dengan saluran
pembuangan drain dan dibuang ke floor drain/pembuangan drain terdekat.
 Sambungan flexible pipe
- Flanged dari malleable iron.
- Double bellow dari synthetic rubber yang diperkuat.
- Tekanan kerja 150 psi dan cocok untuk temperature dan tekanan dari sistem.
 Thermometer dan pressure gauge
Thermometer
- Dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperature yang
diperlukan dari media ini.
- Mempunyai dua bacaan dalam F dan C.
- Type thermometer adalah Industrial type dengan posisi sudut pembacaan yang
dapat dirubah-rubah kedudukannya. Pembacaan langsung dengan alkohol warna
merah atau warna biru.
- Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup ke dalam media yang diukur
terutama bila ada isolasi pipa.
- Thermometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipasang.

PT. INDULEXCO 39 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pressure Gauge
- Dipasang seperti terlihat dalam gambar.
- Pressure gauge harus dilengkapi snubber dan shutt off cuck.
- Ukuran pressure gauge diameter 5” dan cocok untuk batas-batas pengukuran dari
sistem. Penunjuk pengukuran yang paling baik bila penunjuk berada pada tengah-
tengah skala ukur.
- Akurasi dalam batas 1% untuk bourdon tube spring type.

 Fitting
- Galvanized malleable iron, untuk tekanan 150 psi ukuran sampai diameter 2”
dengan sambungan ulir dan ukuran diameter 2½” ke atas dengan sambungan las
(kemudian di grouting dengan epoxy) atau flange pada daerah-daerah tertentu.
- Dirt pocket dipasang pada titik terendah dari pipa vertikal pertama.
- Pipa drain diameter 1” harus dipasang berikut stop valve pada titik terendah pipa
vertikal utama dan header. Dan drain diameter ¾” berikut stop valve pada titik
terendah pipa chilled water yang masuk AHU.

 Tangki pemuaian (Expansion tank)


- Kapasitas expansion tank adalah 500 liter atau terlihat pada gambar perencanaan.
- Tangki Closed expansion tank dengan tekanan kerja adalah 300 psig.
- Tangki dibuat dari bahan steel plate yang dilas, dicat anti karat dan disisi luar
diisolasi dengan polyethylene rubber sheet dengan tebal ½”.
- Tangki dilengkapi dengan alat-alat bantu seperti valve, pressure reducing valve,
check valve, automatic fill valve, venting udara, drain, sight glass, pressure gauge
dan seperti yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

9.1. Instalasi
A. Umum
Pipa chilled water harus dilengakapi dengan support atau penggantung pipa yang kuat.
Setiap penggantung pipa harus dilengkapi dengan vibration spring mounting sesuai
dengan berat pipanya, sehingga meredam getaran ke lantai yang bersangkutan.
Pemasangan valve-valve harus diatur sedemikian rupa agar dapat dengan mudah
dioperasikan secara mannual, ataupun diservice.

PT. INDULEXCO 40 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Khusus
Bilamana terdapat sistem pemipaan yang melalui dilatasi bangunan harus dilengkapi
dengan expantion joint.

Pemasangan balancing valve agar di atur sehingga pembacaan”flow rate” dengan mudah
dapat dilihat atau diperiksa.
Pemasangan pressure gauge harus dilengkapi dengan stop valve dan mudah dibaca.
Pemasangan thermometer harus dilengkapi dengan “thermo well probe”, sehingga bila
thermometer dilepas, tidak terjadi gangguan kebocoran.

C. Support dan Hanger


Support dan hanger harus dipasang secara sempurna sebelum pemasangan pipa
dilakukan.

D. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara


Lihat Sub Bagian 1.

9.2. Pengujian

Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

9.3. Referensi Produk


A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.

PT. INDULEXCO 41 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

9. PEKERJAAN ISOLASI

9.1. Spesifikasi Teknis


A. Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, pekerjaan untuk isolasi ini adalah
Kontraktor wajib membuat contoh cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan/Managemen Konstruksi
sebelum dilaksanakan.

B. Peralatan
1. Isolasi ducting, pipa, Alat- alat bantu dan peralatan
Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk ducting, pipa, alat-alat bantu dan peralatan
yang ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan
isolasi tersebut.

2. Material
 Isolasi luar, ducting supply/plenum : Glass wool 1” density 2 lb/cuft, thermal
Cond 0,26 Btu/h

 Isolasi dalam, ducting supply/re- : Glass wool slab 1”, density 3 lb/cuft,
turn/plenum thermal Cond. 0,26 Btu/h, satu sisi dilapisi
dengan black neoprene compound suitable
for internal insulation

 Allumunium foil : Double sided reinforced, fire resistant.

 Glass Cloth : Fire retardand

 Adhesive tape : Adhesive allumunium foil fire resistant.

 Isolasi pipa refrigerant dan pipa : Polyurethane.

drain
 Isolasi pipa chilled water : Polyurethane.

: Polyurethane.
 Isolasi alat bantu pipa

PT. INDULEXCO 42 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Isolasi peralatan pipa : Polyurethane.

3. Isolasi Luar (ducting dan plenum)


 Ducting supply, return dan plenum yang berada dibawah roof (atap) yang tidak
terisolasi roof nya, harus diisolasi dengan ketebalan 2”. Bila roof (atap) diisolasi, maka
isolasi ducting cukup dengan ketebalan 1”.
 Ducting supply, return dan plenum yang tidak dibawah roof (atap) diisolasi dengan
ketebalan 1”.
 Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara disekitarnya tidak perlu
diisolasi.
 Ducting yang berhubungan dengan udara luar diisolasi dengan ketebalan 2”.
 Cara melekatkan isolasi ke ducting dengan memakai cat flinkot dan adhesive clip dan
tidak dibenarkan memakai tali plastik l (ihat detail gambar perencanaan).
 Sambungan antara harus dengan overlap 75 mm.
 Selanjutnya dibalut dengan alluminium foil, sambungan antara harus dengan overlap
75 mm.
 Semua sambungan alluminium foil menggunakan alluminium foil adhesive tape,
sehingga betul-betul kedap udara.
 Dibawah lantai/ kostruksi atap harus diisolasi thermis dengan urutan antara lain
alluminium foil, rock wool, alluminium foil dan galvanized wiremesh, dipasang
sedemikian rupa (lihat detail gambar perencanaan).

4. Isolasi Dalam (ducting dan plenum)


 Isolasi dalam ducting dan plenum baik supply maupun return dimaksudkan untuk
menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh peralatan, ducting, fitting dan lain
sebagainya, sehingga tercapai NC ruang yang dikehendaki.
 Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukan dalam gambar perencanaan adalah
ukuran lobang laluan udara setelah diisolasi dalam.
 Isolasi dalam ducting supply, return dan plenum seperti yang ditunjukkan dalam
spesifikasi ini dipakai tipe yang khusus, untuk isolasi dalam dan satu sisi dilapisi
dengan black neoprene compound, dilapisi dengan glass cloth fire resistant dan
alumunium perforated. Dan cara melekatkan isolasi ke ducting dengan memakai lem
perekat dan adhesive clip.

PT. INDULEXCO 43 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. Isolasi Pipa
 Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant, pipa chilled water supply/return, pipa drain
(condensate).
 Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”.
 Ketebalan isolasi pipa chilled water supply/return adalah :
- Diameter s/d 1” tebal ¾”.
- Diameter 1 ¼” s/d 2” tebal 1”.
- Diameter 2 ½” s/d 4” tebal 1 ½”.
- Diameter 5” keatas tebal 2”.
 Ketebalan isolasi pipa drain (condensate) adalah :
- Diameter s/d 2” tebal ¾”.
- Diameter 2 ½” s/d 4” tebal 1”.
 Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat isolasi.
 Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik pembuat
isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
 Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk lingkaran penuh
dari kayu jati selebar 50 mm dan setebal sama dengan isolasi atau material khusus
yang memang dibuat untuk pengganti kayu atas persetujuan Perencana. Ukuran
diameter kayu tepat sama dengan diameter luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi
harus rapat dan memakai perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut
dengan adhesive alluminium foil tape selebar 200 mm.

6. Isolasi Alat-alat Bantu Pipa.


 Semua alat-alat bantu (accessories) pipa seperti valve, strainer dan lain-lain
sejenisnya harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga tidak
merusak isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/diservice.
7. Isolasi Peralatan
 Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan refrigerant sistem, Chilled water
sistem seperti pompa, expansion tank, air eliminator harus diisolasi. Cara
pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga bila ada perbaikan dari peralatan
tersebut isolasi gampang dan mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada
isolasi.

PT. INDULEXCO 44 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

8. Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan


 Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di :
- Ruang AHU.
- Ruang terbuka (pipa terlihat).
- Ruang terbuka yang terkena sinar matahari dan hujan.
 Harus memakai pelindung allumunium sheet jacketing ketebalan 0,5 mm dengan
sistem sambungan yang sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bisa
merembes/bocor kedalam isolasi tersebut.
 Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal jecketing sedemikian
rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya, apabila ada
perbaikan.
 Setiap gantungan pipa yang diisoliasi tetapi tanpa memakai metal jacketing, antara
klem gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80
selebar 150 mm dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-
sisinya dilipat agar tidak tajam.

9.2. Instalasi

A. Umum
Semua material isolasi harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang
secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-jawabkan serta sesuai dengan
petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari material
yang bersangkutan.

B. Khusus
Isolasi dalam baik plenum ataupun ducting harus dilapisi dengan perforated metal, untuk
menjaga agar tidak mengelupas.

C. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara


Lihat Sub Bagian 1.

9.3 Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

9.4 Referensi Produk

PT. INDULEXCO 45 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material.

PT. INDULEXCO 46 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

10. PEKERJAAN LISTRIK/ KONTROL

10.1. Spesifikasi Teknis

A. U m u m
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel, perletakan panel dan
motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel
dan perletakan instrument kontrol. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lain berikut detail-detail yang
diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen
Konstruksi.
Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Keselamatan Kerja

B. Peralatan
Motor Listrik
 Motor untuk AHU dan Pompa :
 Jenis motor squirell gauge induction motor.
 3 ph/380V/50 Hz.
 Isolation class E IP 54.
 type pengaman, totally enclosed fan cooled (TEFC).
 Motor untuk FCU:
 Jenis squirell gauge induction motor, permanent split capasitor dengan thermal
overload protector.
 3 ph/380V/50 Hz dan 1ph/220V/50Hz.
 3 tingkat kecepatan.
 Isolation class E IP 54.
 type pengaman, totally enclosed fan cooled (TEFC).
 Motor untuk Fan :
 sama dengan AHU untuk motor yang bukan menjadi satu packet dengan fan.
 Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas fan.

PT. INDULEXCO 47 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk digunakan di sini harus sudah memenuhi
standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS (Jepang).
Panel
 Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan panel -
panel kontrol harus dari merk yang sama yang digunakan pada instalasi listrik,
penerangan seperti antara lain: MG, ABB atau setaraf yang disetujui Perencana.
 Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan
kunci, finishing cat bakar, warna ditentukan kemudian.
 Panel-panel yang bukan bawaan langsung dari produk peralatan tertentu seperti
panel-panel distribusi dan panel kontrol AHU, ataupun fan, harus dibuat dari pembuat
panel yang direkomendasikan pada spesifikasi yang bersangkutan.
 Tiap-tiap panel dan unit mesin harus ditanahkan. Tahanan pentanahan harus lebih
kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
Panel Starter
 Star Delta Stater : Bila motor kapasitas 5 HP dan di atasnya.

 Direct on line : Bila motor kapasitas dibawah 5 HP.

 Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red, white untuk ON, O/L,
OFF, plat nama untuk peralatan yang dilayan serta push button ON, OFF dan
disconnecting swith bila memakai remote start/stop.

AHU kontrol
 Motorized Valve (MV)
(Valve Actuator)

 Jenis valve actuator : normally closed


 Supply : 24 V, + 10% + 20%, 50 Hz
 Operation : proporsional
 Pemakaian daya : 20 watt
 Temperatur/RH sekitarnya : - operasi max. 50 oC/90%
max. 90%
 Proteksi : IP 54
 Running time 180 o : - low load 60 detik

PT. INDULEXCO 48 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- full load 80 detik


 Output voltage ke controller : 16 V DC + 0,3 V, 10 mA
 Controller signal : 2-10 V atau 4-20 mA DC
 Control dilengkapi dengan peralatan untuk operasi manual dan remote dari BAS.

 Temperatur Controller (TC)


 Proteksi : IP 54
 Fungsi control : PI
 Temperatur set point scale : oF pada range 32 oF to 90 oF
 Supply voltage/current : 16 V DC /10 mA
 Ambient temperatur/RH : max. 50 oC/90%
 Control output
output voltage : 2 - 10 V
 Control input
input voltage/current : 0 - 6 V DC/max. 0,1 mA
 Lain-lain : Merk temperature controller sesuai dengan merk
motorized valve (atau compatible dengan mer
motorized valve) dan dapat di setting secara
remote dari BAS.
 Temperature Sensor (TS)
 temperature detector dari type thermistar
 maximum temperature 100 oC (212 oF)
Catatan:
Motorized valve (MV), Temperature Controller (TC) dan Temperature Sensor (TS)
atau gabungan dari TC dan TS (Thermostant) adalah dari merk yang sama dan dari
jenis yang sesuai untuk kebutuhannya.

 Control Valve (Chilled Water Control Valve).


 Pressure rating : 15 kg/cm2
 Max. temperature : 70 oC
 karakteristik Aliran : Equal percentage
 Rangeability : 30 : 1
 Max. leakage : 0.05% pada Cv
 Pemilihan Cv : pada min. 0.6 psi dress. Drop pada design flow

PT. INDULEXCO 49 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Proteksi Pengaman:
 Motor thermal overload
 Overcurrent sesaat mencapai + 200%
 Overvoltage
 Undervoltage
 Kehilangan daya sesaat (+ 2 detik) (automatic continuos operation)
 Kehilangan input signal yang merubah putaran motor (lost speed command), maka
motor akan tetap beroperasi pada putaran yang sudah pre set programmed.

Wiring
 Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit dan
flexible conduit, JIS standard atau sesuai dengan standard connection dari motor
atau peralatan kontrol yang dipilih.
 Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan
 Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diuruk dan tanda arah kabel.
 Pada route kabel tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
 Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
 Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan
 Jari-jari belokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
 Hubungan antara kabel pada terminal harus menggunakan “cable schoen”. Untuk
kabel 25 mm2 ke atas pemasangan dengan menggunakan “hydraulic press”,
sedang < 25 mm2, oleh menggunakan “handle press”.
 Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
fleksible conduit.
 Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp.
 Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan
wire-out yang di “fixing” ke beton, menggunakan sekelas fisher, ramset atau
dynabolt.
 Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp - red, green, white

PT. INDULEXCO 50 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

- Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase switch


- Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
- Disconnecting switch untuk remote star stop.
- Pilot lamp untuk R-S-T.
- Semua contactor relay yang diperlukan untuk fasilitas resistance ke BAS.
 Centralized Remote Star Stop.
 Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang ditunjukkan pada panel diagram
ditempatkan di ruang control. Khusus hal ini harus di koordinasikan dengan
Kontraktor BAS. Panel remote harus dilengkapi untuk masing-masing peralatan
dengan pilot lamp (red, green, white) dan plat nama masing-masing peralatan dll.

11.2 Instalasi

A. Umum
Semua peralatan seperti motor, panel, actuator, controller dan alat-alat bantu harus
dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan
dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur
atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.
B. Khusus
Oleh karena peralatan tersebut akan terkait dengan Building Automation System (BAS),
maka pada saat pengajuan approval material agar memperhatikan “Compability” terhadap
control modul dari produk yang akan dipakai oleh BAS.

C. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan Sistem Tata Udara


Lihat Sub Bagian 1

11.3 Pengujian
Lihat spesifikasi teknis Testing dan Comissioning.

11.4 Referensi Produk


A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : Lihat Daftar Peralatan
dan Material

PT. INDULEXCO 51 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

11. BUILDING AUTOMATION SISTEM

11.1. Umum
Kontraktor paket ini dalam rangka integrasi sistem ke BAS adalah penyediaan
sarana/fasilitas, yang memungkinkan Kontraktor BAS melaksanakan pekerjaan wiring
yang diperlukan dari setiap peralatan ataupun peralatan kontrol ke sistem BAS, tanpa
mengganggu (intervensi) ke panel-panel kontrol atau starter dari peralatan yang berada di
bawah tanggung jawab Kontraktor Paket ini.

11.2. Definisi Lingkup Pekerjaan Kontraktor Paket ini Terhadap Hubungannya


Dengan BAS

A. Kontraktor Paket ini harus menyediakan seluruh sarana/fasilitas/interface terhadap


sistem operasi, sistem kontrol, sistem interlock atas seluruh peralatan paket ini,
sehingga BAS dapat berfungsi secara sempurna.

B. Chiller plant akan dioperasikan secara automatis melalui individual Squencing system
dan akan dikoneksi juga ke BAS

11.3. Lingkup pekerjaan Kontraktor Paket ini dalam kaitanya dengan sistem ini ke
BAS adalah sebagai berikut :

A. Chiller (Interlock ke Chiller Control Panel).


 Melengkapi free voltage contacts pada panel control, untuk chiller status dan alarm,
serta fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto dan Remote adjustment chilled water
temperature set point.
 Kontraktor BAS menyediakan water flow switch untuk masing-masing peralatan di
atas.
 Penyediaan sub panel yang terpisah dari chiller control panel dan yang berisi terminal
strips lengkap dengan label yang jelas dari masing-masing terminal dan wiring dari
chiller control panel ke sub panel tersebut.
 Wiring dari Sub panel ke BAS oleh Kontraktor BAS.

B. Pompa (Interface ke Motor Control Panel).


 Kontraktor BAS menyediakan current transformer, voltage transformer, power
transducer.

PT. INDULEXCO 52 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Pemasangannya di motor control centre dilakukan oleh Kontraktor Paket ini atas
petunjuk Kontraktor BAS.
 Melengkapi free voltage contacts pada panel starter, untuk motor trip alarm, serta
fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto.
 Suatu subpanel yang terpisah dan yang berisi terminal strips beserta wiringnya dari
motor control centre disediakan oleh Kontraktor Paket ini.
 Wiring dari subpanel ke BAS dilakukan oleh Kontraktor BAS.

C. Motorized Valve (Interface ke Panel Control)


 Melengkapi free voltage contacts pada motorized Valve
 Penyediaan sub panel yang bersisi terminal strips lengkap dengan label yang jelas
dari masing-masing terminal dan wiring dari motorized valve ke sub panel tersebut.
Wiring dari Sub panel ke BAS oleh Kontraktor BAS.

D. Pompa Chilled Water, Exhaust/ Supply Fan


 Melengkapi free voltage contacts pada panel starter, untuk motor trip alarm, serta
fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto.
 Penyediaan sub panel yang terpisah dari starter panel dan yang bersisi terminal strips
lengkap dengan label yang jelas dari masing-masing terminal dan wiring dari chiller
control panel ke sub panel tersebut. Wiring dari Sub panel ke BAS oleh Kontraktor
BAS.
 Kontraktor BAS menyediakan water/air flow switch untuk masing-masing peralatan di
atas.
Pemasangannya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
Wiring dari masing-masing flow switch tersebut ke BAS akan dilaksanakan oleh
Kontraktor BAS.

E. AHU
 Melengkapi free voltage contacts pada panel starter, untuk motor trip alarm, serta
fasilitas untuk remote ON/OFF/Auto dengan input signal control 24 volt AC.
 Penyediaan sub panel yang terpisah dari starter panel dan yang bersisi terminal strips
lengkap dengan label yang jelas dari masing-masing terminal dan wiring dari starter
panel ke sub panel tersebut. Wiring dari Sub panel ke BAS oleh Kontraktor BAS.
 Kontraktor BAS menyediakan pressure differential sensor untuk AHU.
Pemasangannya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
 Kontraktor BAS akan menyediakan filter pressure differential untuk AHU.

PT. INDULEXCO 53 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pemasangannya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
 Wiring ke sub panel oleh Kontraktor VAC dan dari subpanel BAS oleh Kontraktor BAS.

F. Flowmeter dan Temperature Sensor


 Kontraktor BAS menyediakan flowmeter dan temperatur sensor untuk sensor
temperature dan aliran dari masing-masing aliran yang keluar dari chiller dan pada
header dari chilled water.
 Pemasangan flowmeter dan temperatur sensor dilakukan oleh Kontraktor BAS dan
harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.
Wiring ke subpanel oleh Kontraktor VAC dan dari subpanel BAS oleh Kontraktor BAS.

G. Chilled Water Strainer


 Suatu tapping diameter 3/4 “berikut valve dipasang pada sebelum dan sesudah
strainer.
 Pressure diffuser switch untuk memonitor status filter akan disediakan dan dipasang
berikut wiringnya oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor VAC.

H. Duct Sensor
 Kontraktor BAS akan menyediakan duct mounted sensor, return air temperatur sensor
untuk AHU.
 Pemasangan dilakukan oleh Kontraktor BAS, dan harus koordinasi dengan Kontraktor
VAC.
Wiring dari peralatan tersebut ke BAS akan dilaksanakan oleh Kontraktor BAS.

I. Variable Speed Controller (VSC)


 VSC dilengkapi dengan free voltage contracts untuk motor trip alarm dan dapat
menerima signal control 0 – 10 volt dari BAS. Penyediaan sub panel yang terpisdah
dari VSC dan yang berisi terminal strips lengkap dengan label yang jelas serta wiring
dari VSC ke panel termasuk pekerjaan Kontraktor VAC.

PT. INDULEXCO 54 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

12. SISTEM PENGATURAN KONTROL OTOMATIS


12.1. Kontrol sistem AHU
A. Control valve berupa 2 way modulating motorized valve.
B. Room thermostat (atau return air thermostat) dengan fungsi kerja control adalah PI
memerintahkan control valve chilled water agar supaya temperature ruang
dipertahankan sesuai dengan set point.
C. Pada prinsipnya pada saat fan “off” maka control valve akan menutup. Tetapi khusus
untuk AHU yang melayani area terbuka (wating area, corridor) control valve dapat di
“override” untuk menutup sekalipun fan masih pada kondisi “ON”.
D. Control valve harus dilengkapi dengan fasilitas untuk remote temperature setting dari
BAS.
E. AHU harus dapat di “ON/OFF” dari BAS.
F. Pada situasi kebakaran, AHU akan OFF via central control panel fire alarm, bila fire
detector pada zone dimana AHU tersebut berada bekerja.

12.2. Kontrol Chiller, Pompa Chiller


A. Operasi chiller dan pompa air dingin akan diatur dengan menggunakan plant chiller
manager yang merupakan bagian dari Building Automation System (BAS), sehingga
dapat dioperasikan secara manual/lokal dan remote.

B. Seluruh fasilitas yang mendukung operasional BAS harus disediakan oleh Kontraktor
AC ini, sesuai dengan point list dari BAS.

12.3. Sistem interlock dengan Central Fire Alarm


Semua panel listrik yang berfungsi untuk mematikan/menghidupkan peralatan fan AHU
harus dilengkapi relay untuk menerima signal dari Central Fire Alarm.

13. PEKERJAAN LAIN-LAIN

13.1. Pondasi
A. Semua pondasi beton/concrete pada yang diperlukan untuk AHU, Fan, panel-panel
listrik dan motor-motor listrik termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC dan
dikoordinasikan dengan Kontraktor sipil.
Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi atau ukuran
concrete house keeping pad untuk masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan
oleh pihak lain kepada MK diperiksa dan disetujui.

PT. INDULEXCO 55 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/pedoman


pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
B. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin.
C. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana
atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung
(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
D. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang
(rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua
support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang kuat
pada titik tumpuannya pada lantai.
E. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan MK dan Kontraktor Sipil.
F. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup
merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak wajar.
G. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke dalam
ruangan-ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli
yang ditunjuk.
H. Dalam hal ini oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
I. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut.

13.2. Pengecatan
A. Pengecatan dilakukan pada seluruh pipa, ducting bulat dan penggantung. Pipa
berisolasi pengecatan berupa maker yang berupa band/pita kode warna.
B. Semua pipa-pipa besi berisolasi harus dicat dasar zinchromate primer sebelum
diisolasi dan dicat finish berupa marking arah aliran pada bagian luar isolasi /
jacketing.
C. Ducting bulat harus dicat dasar zinchromate primer pada jacketingnya, kemudian dicat
finish 2 (dua) lapis.
D. Untuk penggantungan/penyangga harus dicat dasar zinchromate primer kemudian di
cat finish 2 (dua) lapis.

PT. INDULEXCO 56 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Cat finish untuk masing-masing pipa dan ducting adalah :


 Pipa chilled water supply/return : marking/ band warna biru muda
 Make up water : warna putih
 Pipa drain (condensat) : marking/ band warna coklat
 Ducting bulat : warna ditentukan kemudian
 Penggantung/penyangga pipa : warna alumunium
 Penggantung/penyangga ducting : warna ditentukan kemudian

Khusus untuk pipa chilled water supply/return cara pengecatan adalah dengan
pemberian tanda memakai adhesive tape denga warna yang ditentukan seperti di atas
dengan lebar 2” setiap jarak max. 2.5 meter.
Setiap pipa diberi arah panah diberi arah panah dengan warna yang sesuai dengan
warna cat masing-masing pipa pada jarak 2.5 m pada sisi yang bisa dilihat.
F. Semua peralatan. Disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat
yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang
sesuai keseluruhan atau warna yang diminta Konsultan Pengawas (MK).
G. Cat dasar dan finishing dari merk ICI atau yang setaraf dapat disetujui.

PT. INDULEXCO 57 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

14. PEKERJAAN TESTING, ADJUSTING DAN BALANCING


14.1. Umum
Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara mendasar harus mengikuti
standard/atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB, ASHRAE dan
SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tersebut.

14.2. Peralatan Ukur


Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
- Pitot tube dengan inclined manometer
- Anemometer dan sejenisnya
- Hood untuk mengukur udara di diffuser
b. Pengukuran temperatur udara/air
- Sling psychrometric
- Thermometer
c. Pengukuran putaran (rpm)
- Tachometer atau sejenisnya
d. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter/ampere tang
- Megger
e. Pengukuran tekanan
- Barometer/pressure gauge

14.3. Pelaksanaan TAB


 Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-bagiannya,
sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati
besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.

 Dalam pelaksanaan TAB, di samping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-


besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran
terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tetapi
besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan
juga sebagai data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.

PT. INDULEXCO 58 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran


lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan dalam suatu
laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/
Manajemen Konstruksi.

 Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah


berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.

 Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas, di mana
hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure pelaksanaan pekerjaan TAB untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.

 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk


formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem yang
akan dilakukan pengetesan.

14.4. Balancing Sistem Distribusi Udara


Prosedur Testing dan Adjusting.

 Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan design.


 Test dan catat motor full load ampere.
 Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapat cfm dan fan
sesuai dengan design.
 Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan (blower).
 Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
 Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk masing-masing fan coil unit atau
indoor unit.
 Test dan catat temperature db. dan wb. dari udara masuk dan keluar dari coil.
 Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang utama.
 Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone (ruangan)

PT. INDULEXCO 59 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille dan lakukan recheck terhadap


performance dari jenis diffuser/register/grille tersebut.
 Identifikasi ukuran, tipe, masing-masing diffuser/register/grille dan lakukan recheck
terhadap performance dari jenis diffuser/register/grille tersebut.

14.5. Balancing Sistem Alian Air

Prosedur testing dan balancing


A. Tahap 1
 Buka semua katup-katup pada posisi membuka penuh, termasuk katup-katup yang
berad disekitar cooling coil.
 Buka dan bersihkan semua strainer-strainer.
 Periksa apakah kondisi air dalam sistem sudah ditreatment dan dibersihkan.
 Periksa putaran bawah.
 Periksa expansion tank apakah masih ada gelembung-gelembung udara yang keluar
dan apakah sudah penuh terisi air.
 Periksa semua pembuangan udara (air ventilasi) yang terdapat pada circuit apakah
masih ada udara yang terperangkap dalam sistem.
 Periksa apakah ada sistem circuit yang pemipaannya mungkin bisa menyebabkan
terperangkapnya udara, dan jika ada agar dipasang air vent.
 Set semua temperature control sehingga cooling coil akan bekerja pula (dalam arti
kata katup kontrol akan membuak penuh).
 Sebelum sistem balancing dari aliran air ini dilaksanakan, maka balancing sistem
aliran udara sebelumnya sudah dibalancing dengan cermat.

B. Tahap 2

 Sejumlah aliran dari chilled water sesuai dengan design.


 Sesuaikan (adjust) aliran chilled water melalui AHU.
 Melakukan balancing untuk mendapatkan jumlah aliran pada coil.
 Setelah pelaksanaan balancing dengan hasil sesuai design, lakukan penundaan
(marking) pada setting tersebut dan catat semua data.

PT. INDULEXCO 60 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. Tahap 3

Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan secara lengkap lanjutkan tindakan sebaga berikut :

 Sesudah melakukan penyesuaian-penyesuaian pada cooling coil, check kembali


setting pada pompa. Lakukan penyesuaian kembakli bila diperlukan.
 Periksa dan catat keadaan-keadaan berikut pada masing-masing cooling coil seperti :
- Temperature chilled water masuk atau keluar.
- Temperature udara masuk dan keluar cooling coil.
- Pressure drop pada masing-masing coil.
- Tekanan pada discharge dan suction dari pompa dan final t. d. h.
- Rated dan running ampere dari pompa.

PT. INDULEXCO 61 Ventilasi dan Tata Udara


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PROYEK PENGEMBANGAN
PERLUASAN TERMINAL PENUMPANG ELTARI
PAKET: PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN LIFT, ESCALATOR

LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as built-drawings),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills
of quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi selama
masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak
akan diterima.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

2. Khusus
Kontraktor harus mengetahui dan memprediksikan dengan baik keadaan lapangan
nantinya untuk keperluan pengangkutan unit sampai ke ruang atau lokasi pemasangan.
Klaim kerja tambah tidak akan diterima karena alasan tidak mengetahui keadaan lapangan.

Kontraktor paket pekerjaan ini harus mengajukan lift, escalator dan travelator dengan satu
merk.

3. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :

3.1. Umum

PT. INDULEXCO 1 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Tugas Kontraktor Paket TDG adalah pengadaan, pemasangan, pengujian dan perizinan
Lift Penumpang, Lift Service, Escalator. Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan
Kontraktor lift adalah Kontraktor untuk pekerjaan lift, escalator dan travelator.

3.2. Pekerjaan
Dasar lingkup pekerjaan TDG termasuk tetapi tidak terbatas pada uraian seperti di bawah
ini :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 3 (tiga) unit lift penumpang bangunan
terminal, dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit lift service bangunan terminal,
dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 5 (lima) unit escalator bangunan terminal,
dengan kode penamaan dan data teknis seperti yang ditunjukan pada gambar
perencanaan, lengkap dengan perlengkapan bantu dan assesories lainnya.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel distribusi untuk semua Lift, Eskalator.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor dan
Supervisory Panel untuk lift, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan
pekerjaan lainnya.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor untuk
escalator, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan pekerjaan lainnya.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Control, Panel Microprocessor untuk
escalator, termasuk relay-relay untuk fasilitas interlocking dengan pekerjaan lainnya.
8. Pengadaan, pemasangan dan pengujian fasilitas intercom untuk lift.
9. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel power mulai dari panel distribusi ke
panel control dan selanjutnya ke mesin lift beserta kabel kontrolnya.
10. Pengadaan, pemasangan dan pengujian fasilitas kebakaran untuk Lift Service seperti di
antaranya firemen’s switch dan homing.
11. Pengadaan, pengadaan dan pengujian socket power outlet di area pit lift.
12. Pembuatan Ladder di ruang mesin lift dan pit lift.
13. Pengadaan, pemasangan dan pengujian separator beam, ring balk, bracket dan
dudukan/supporting beam di belakang kereta lift (bila shaft lift dipandang terlalu besar).
14. Pengadaan, pengadaan dan pengujian grounding panel control Lift & Eskalator.
15. Membuat “shop drawing” sebelum memulai pekerjaan.
16. Pengujian baik oleh Kontraktor maupun oleh Instansi yang berwenang.

PT. INDULEXCO 2 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

17. Membuat “ Manual Operation, Troubleshooting & Maintenace atau Pedoman Operasi
dan Pemeliharaan” yang diserahkan dalam 2 (dua) bahasa English dan Indonesia.
18. Membuat “As built drawing”.
19. Melatih calon operator dan teknisi.
20. Memberi masa pemeliharaan untuk waktu 1(satu) tahun, sejak serah terima pertama.

3.3. Data Teknis


Kontraktor harus menyerahkan dalam penawarannya hal-hal sebagai berikut :
1. Daftar dan uraian mengenai kelengkapan kontrol, performance dan karakteristik
operasi.
2. Data mengenai :
1.1. Starting current
1.2. Starting voltage
1.3. Starting time
1.4. Running current
1.5. Runing voltage
1.6. Kemampuan start per jam
1.7. Heat dissipasi Mesin

3.4. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi lift dan dikerjakan oleh Kontraktor
Bangunan
1. Kontraktor Struktur akan melaksanakan pekerjaan :
 Pembuatan shaft lift dan pit lift.
 Pembuatan shaft escalator
 Pembuatan bukaan untuk pintu lift.
 Pembuatan lubang-lubang di lantai untuk jalan kabel, kawat dan lain-lain sesuai
permintaan Kontraktor lift.
 Pembuatan lubang-lubang di dinding untuk indikator, tombol lift dengan letak dan ukuran
sesuai permintaan Kontraktor lift.
 Pembuatan hoisting hook di shaft lift.
2. Apabila diperlukan penyesuaian terhadap lubang-lubang yang disiapkan seperti
gambar pelelangan maka penyesuian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor lift.
3. Semua pekerjaan yang tidak termasuk dalam butir 1 di atas dan tidak tercantum dalam
spesifikasi tetapi diperlukan untuk kesempurnaan/kelengkapan instalasi lift, escalator,
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor lift.

PT. INDULEXCO 3 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

4. Kontraktor lift wajib memberikan data tentang kebutuhan lubang di dinding-


dinding/lantai-lantai yang diperlukan dan dinyatakan di dalam gambar kerja (shop
drawing).

3.5. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi lift dan dikerjakan oleh Kontraktor
Paket Elektrikal
1. Kontraktor Paket Elektrikal akan melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :
 Menyediakan sumber daya listrik yang cukup untuk melayani lift, escalator, tetapi
untuk keperluan testing dan instalasi sampai dengan serah terima disediakan
sendiri oleh Kontraktor lift.
 Sumber daya disediakan dalam bentuk ujung kabel yang berhenti di ruang mesin,
yaitu sampai terminal di ruang mesin.
 Menyediakan dan memasang lampu penerangan dan beberapa stop kontak di lift
pit.
 Menyediakan dan memasang kabel kontrol di ruang mesin yang dapat memberikan
tanda bahwa sumber daya yang dipakai berasal dari PLN atau Diesel, dalam bentuk
2 (dua) terminal yang secara normal bertegangan 220 volt A.C dan tidak
bertegangan bila PLN terputus.
 Menyediakan dan memasang terminal pentahanan di setiap ruang lift.
2. Kontraktor lift berkewajiban menyediakan dan memasang semua instalasi listrik untuk
keperluan lift, escalator & travelator selain dari pada yang telah disediakan listrik
sebagaimana tersebut di atas.

3.6. Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi Paket TDG dan dikerjakan oleh
Kontraktor Lain.
1. Kontraktor Pekerjaan Tata Suara akan menyediakan Public Address (PA) System.
Kontraktor Lift harus melaksanakan sambungan antara PA system dengan speaker di
dalam semua kereta lift.
2. Kontraktor Fire Detection System akan menyediakan fasilitas homing di MCPFA

4. Lingkup Pekerjaan Terminasi

PT. INDULEXCO 4 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain atau instalasi yang sudah ada (existing) yang harus secara
lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
 Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi lift
 Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi
escalator
 Menyambung kabel feeder dari Kontraktor Paket Elektrikal pada panel distribusi
travelator
 Menyambung kabel Public Address (PA)
 Menyambung kabel kontrol dari Kontraktor fire alarm ke Control Panel Lift

Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah lengkap, benar, aman dan memenuhi persyaratan.

5. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang
harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh
Kontraktor lain.
Pekerjaan ini antara lain meliputi :

 Pekerjaan sipil yang terkait dengan pekerjaan lift, escalator & travelator (bobokan dan
perapian kembali, pondasi, tangga di pit, dll).
 Dudukan panel & rak kabel
 Menyediakan tenaga listrik untuk terlaksananya pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.
 Menghubungi Instansi terkait setempat sehubungan dengan pekerjaan ini (biaya
pengurusan-nya termasuk lingkup Kontraktor ini)

6. Lingkup Pekerjaan Kontraktor Lain


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Kontraktor lain.
 Paket Arsitektur
 Paket Struktur
 Paket ME

PT. INDULEXCO 5 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

7. Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Konsultan MK.
 Mengelola pelaksanaan konstruksi proyek
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat

8. Lingkup Pekerjaan Pemilik


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik.
 Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke instansi terkait (bila ada).
 Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi setiap saat.

PT. INDULEXCO 6 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

SPESIFIKASI TEKNIS

1. SISTEM TRANSPORTASI DALAM GEDUNG


A. Tiga (3) unit Lift Penumpang (LF-P1. LF-P2, LF-P3):
 Lift Penumpang ini melayani 2 stop, mulai dari lantai dasar & lantai 1
 Dioperasikan secara Duplex
 Tidak ada zoning
 Lantai utama adalah Lantai Ground
 Tipe Lift adalah Roomless

B. Satu (1) unit Lift Service (LF-SV 1):


 Lift service ini melayani 3 stop, mulai dari lantai dasar, Lantai 1 dan lantai atap
 Dioperasikan secara Simplex
 Tidak ada zoning
 Lantai utama adalah Lantai Dasar
 Tipe Lift adalah Roomless
 Dioperasikan juga sebagai lift kebakaran saat kondisi darurat

C. Lima (5) unit Eskalator (ESC- 1 s/d E SC -5)


 Eskalator yang direncanakan membentuk sudut 35o terhadap garis horisontal.
 Penggerak pada instalasi Eskalator ini menggunakan motor listrik.
 Memiliki kapasitas angkut 9000 orang/jam.
 Beroperasi pada kecepatan 30 m/menit.
 Mempunyai lebar anak tangga 1000 mm.
 Mempunyai dua anak tangga horisontal pada tiap ujungnya (flat step 2)
 Dapat dioperasikan dalam dua arah (reversible)

D. Untuk memudahkan perawatan, maka Lift dan Eskalator harus berasal dari merk yang
sama.

PT. INDULEXCO 7 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN


2.1. Material
2.1.1. Spesifikasi Teknis

1. Sistem Operasi
A. Kerja lift harus automatis dengan cara penekanan tombol yaitu tombol panggilan lantai
(PL) dan tombol permintaan kereta (PK). Salah satu Lift akan berhenti atas panggilan
PL dan PK jika arah lift tersebut sesuai dengan panggilan dan jika penekanan tombol
dilakukan cukup selang beberapa waktu sebelum lift akan berhenti pada lantai yang
dimaksud.

B. Semua PL arah ke atas akan dilayani apabila kereta lift sedang bergerak ke atas
sebaliknya PL arah ke bawah akan dilayani apabila kereta lift sedang bergerak ke
bawah. Kereta tersebut akan berbalik arah jika dipanggil/permintaan terakhir telah
dilayani dan selanjutnya akan melayani PL dan PK, maka pintu akan membuka kembali
melayani PL dengan arah yang berlawanan jika memang ada.

C. Jika kereta tanpa PK datang ke suatu lantai di mana terdapat PL ke atas dan juga ke
bawah, maka kereta tersebut akan melayani PL dengan arah yang sama dengan gerak
kereta. Tetapi jika ternyata kereta tersebut tidak menerima PK, maka pintu akan
membuka kembali melayani PL dengan arah yang berlawanan.

D. Cara kerja sama lift dalam setiap group operation adalah sebagai berikut :
 Tidak ada pembagian zone.
 Jika lift tidak ada lagi tugas, maka masing-masing akan menunggu pada daerah
zone (karena tidak ada zoning, maka lift akan menunggu sesuai program yang diset
untuk gedung ini). Pada prinsipnya masing-masing zone ditunggu oleh satu lift
(tidak tergantung lift yang mana). Tiap-tiap PL dilayani oleh Lift yang menunggu di
zone-nya, sehingga diperoleh pelayanan yang cepat. Jika lift tersebut karena suatu
tugas meninggalkan zone-nya, maka zone yang kosong otomatis dirangkap oleh lift
pada zone yang berdekatan, sehingga lift ini bertugas melayani 2 (dua) zone yang
berdekatan.
 Pelayanan atas PL.
Jika suatu PL terjadi di salah satu lantai, maka controller dengan bantuan
microprocessor akan menghitung dan menentukan lift yang mana akan ditugaskan
melayani PL tersebut dengan waktu yang lebih cepat. Salah satu faktor yang

PT. INDULEXCO 8 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

menentukan pemilihan lift yang ditugaskan ialah jumlah PK yang telah terdaftar
pada masing-masing. Dengan kata lain, jika ada lift yang mempunyai perhitungan
sama cepat melayani PL tersebut, maka lift dengan PK yang lebih sedikit yang akan
mengambil tugas. Juga komputer memperhitungkan jumlah berat beban masing-
masing lift, sebagai salah satu faktor menentukan pilihan.
 Pada saat “up peak”, yaitu calon penumpang banyak berkumpul di lobby lantai 1
dan ingin menuju lantai-lantai di atasnya, sistem control harus menyiapkan kereta
dengan kapasitas yang cukup dan dalam waktu yang cepat di lobby lantai 1 untuk
mengangkut penumpang ke lantai-lantai atas. Pada saat tersebut harus dibuat agar
kereta secepatnya kembali ke lantai 1, tanpa harus menunggu adanya panggilan
dari lobby lantai 1. Operasi ini terus berlangsung sampai lalu lintas penumpang dari
lobby berkurang sampai tingkat tertentu yang telah ditetapkan.
 Pada saat “down peak” di mana banyak calon penumpang di lantai atas ingin turun
ke bawah, maka setelah sampai di lobby lantai 1, kereta harus cepat kembali ke
atas membantu menurunkan penumpang.
Dalam keadaan demikian distribusi lift harus dibuat sedemikian rupa sehingga calon
penumpang yang akan turun dapat dilayani dengan cepat.
 Pada saat “balance”, di mana tidak ada arus penumpang yang besar antara naik
dan turun, maka lift harus ditempatkan secara merata, sehingga apabila terdapat
panggilan akan dilayani dengan cepat.
 Pada saat lalu lintas penumpang sangat kecil seperti halnya pada malam hari,
hanya satu lift atau sebagian hidup dan ditempatkan di lobby lantai 1, sedangkan
lift-lift lainnya secara otomatis mati tetapi siap bekerja bila diperlukan.

2. Sistem Operasi Lift Pada Saat Terjadinya Kebakaran


A. Pada gedung ini akan dilengkapi dengan lift kebakaran, yaitu lift penumpang
B. Kontraktor transportasi dalam gedung harus menyediakan sebuah saklar on/off
emergency kebakaran di ruang kontrol elektronik, di dekat supervisory control panel.
Bilamana terjadi alarm kebakaran, setelah melewati selang waktu yang telah
ditetapkan, maka lift secara automatis akan bergerak turun ke lantai terendah dan
kemudian pintu membuka serta mesinnya mati. Di dalam (setiap) kereta harus
dilengkapi dengan indikator yang memberitahu agar penumpang segera
meningggalkan lift bila telah sampai di lantai terendah.
C. Firemen’s Switch – Lift penumpang dilengkapi dengan firemen’s switch di samping
pintu lift di lantai dasar yang dapat dioperasikan secara manual oleh petugas pemadam
kebakaran. Bila lift sedang dioperasikan dengan switch ini, maka panggilan kereta dan

PT. INDULEXCO 9 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

lantai lainnya tidak akan dilayani. Switch ini dilindungi dengan kaca atau kunci sehingga
tidak dapat digunakan oleh sembarang orang tanpa memecahkannya atau
membukanya dengan anak kunci.

3. Sistem Operasi Lift Pada Saat Aliran PLN Terputus.


A. Bilamana aliran utama listrik PLN terputus, lift akan berhenti bekerja. Pada saat
demikian secara otomatis lampu darurat di dalam kereta lift menyala dan fan tetap
bekerja dengan sumber daya listrik dari battery.
B. Bangunan ini telah dirancang mempunyai Emergency Diesel Generating Set dengan
kapasitas yang cukup untuk mencatu daya yang diperlukan oleh instalasi lift.

C. Pada saat aliran listrik dari PLN terputus secara otomatis Diesel Generating Set
bekerja, dan dalam waktu antara 10 - 15 detik aliran listrik telah ada di mesin lift,
sehingga (sebagian) lift di atas akan bekerja kembali dengan normal.

4. Data Kereta Lift


A. Rangka kereta lift
Terbuat dari profil baja yang dicat anti karat. Pada rangka ini terdapat paling sedikit 4
slinding type guide shoes, di mana 2 buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain
pada bawah kereta tepat di guide rail. Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem
pelumasan sendiri (self lubrication) untuk mencegah cepatnya keausan. Pada rangka
bagian bawah yang merupakan tempat tumpahan lantai kereta, harus terdapat bantalan
karet.

B. Lantai kereta lift


Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat. Pada bagian atasnya dilengkapi dengan lapisan
yang sesuai dengan fungsi lift dan dapat dilihat pada spesifikasi umum lift. Bagian
bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara. Kekuatan dari lantai ini harus
sesuai dengan kapasitasnya, di mana dimensi bagian dalam kereta ini adalah sesuai
dengan yang dijelaskan di dalam spesifikasi umum lift.

C. Dinding kereta lift


Terbuat dari plat baja minimum setebal 1,6 mm yang dicat anti karat, lapisan akhir
(finishing) lihat spesifikasi umum. Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan
peredam suara.

PT. INDULEXCO 10 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Langit-langit kereta lift


Terbuat dari plat baja minimum setebal 1,6 mm yang dicat anti karat. Ketinggian langit-
langit kereta ini tidak kurang dari 2700 mm (lihat spesifikasi khusus) di mana terdapat pintu
darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi dengan safety switch.
Terdapat 4 buah lampu TL masing-masing 20 watt atau pijar 40 watt atau halogen 50
watt/12 V. Memakai suspended ceiling yang dipasang pada ketinggian 2.200 mm dengan
memakai suspention hangers. Terdapat exhaust fan dan exhaust grill yang diletakkan di
atas kereta. Pada bagian atas harus dilapisi dengan bahan peredam suara.

E. Pintu kereta lift


Terbuat dari plat baja minimum setebal 1,6 mm lapisan akhir (finish) lihat spesifikasi umum
lift. Terdiri atas 2 buah panel center opening (atau side opening) dengan dimensi lebar
sesuai dengan yang dijelaskan di dalam spesifikasi lift. Penggerak pintu kereta adalah
motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur kecepatan. Pada bagian dalamnya harus
dilengkapi dengan suatu bahan peredam suara. Pintu berupa model sorong membuka di
tengah (centre opening slinding door) lift (atau side opening – lihat spesifikasi khusus),
terdiri dari 2 daun pintu, rangka pintu, peralatan mekanis rail tergantung pada roller, bandul
interlock dan ambang pintu (sill). Pintu dilengkapi dengan alat pembuka darurat dengan
kunci khusus yang dapat melepaskan ikatan interlock dari luar pintu.

F. Indikator kereta lift


Terletak di atas atau di samping pintu kereta yang dilengkapi dengan petunjuk arah pejalan
kereta. Penomoran lantai bangunan ditentukan sesuai dengan lantai yang dilayani.

G. Operating panel
Panel operasi dipasang pada dinding muka dan atau belakang (untuk pintu dua sisi) kereta
dan berada pada sebelah kanan (dan atau kiri – sesuai kapasitas lift), terdiri dari sederetan
tombol permintaan sesuai dengan jumlah dan nama-nama lantai gedung. Tombol-tombol
tersebut dari jenis “micro touch button” dan menyala LED. Setelah permintaan dilayani LED
akan padam. Di samping itu ada tombol-tombol alarm, saklar kipas angin, lampu darurat,
dan interphone. Interphone tersebut menghubungkan kereta ke kamar mesin lift dan
supervisory room dengan komunikasi 2 arah. Sumber listrik DC untuk alarm dan interphone
dari battery dengan automatic recharger.

PT. INDULEXCO 11 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Lift yang berfungsi sebagai disable lift harus dilengkapi dengan operating panel
khusus untuk orang cacat dan dilengkapi pula dengan huruf braille dan indikasi
suara.

H. Emergency lighting
Lampu darurat dilengkapi dengan automatic recharger, sehingga jika sumber arus listrik
putus, lampu darurat di dalam kereta menyala secara automatic selama kira-kira 1 jam dan
memberikan penerangan 6 watt. Recharger mengisi kembali battery jika arus listrik pulih
kembali.

I. Overload
Micro switch dipasang pada bagian bawah plat form memberi signal controller agar lift tidak
dapat berangkat jika terdapat beban lebih dan saat yang sama membunyikan buzzer dan
signal light kepada para penumpang.

5. Data Peralatan Pada Tiap Lantai


A. Magnetik landing device
Untuk memberikan kerataan kereta lift dan lantai yang dituju dengan toleransi maksimum
sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.

B. Landing door
Mempunyai tipe dan dimensi yang sama dengan pintu kereta. Terbuat dari plat baja setebal
minimum 1,6 mm dan dicat anti karat lapisan akhir (finishing) lihat spesifikasi umum lift.
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara electric dan
mekanik serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis (weight closer).

C. Door sill dan guard


Terletak di bawah pintu, terbuat dari extruded hard alluminium natural colour yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

D. Hall button
Tombol PL dipasang di tiap lantai dan setiap set terdiri dari 2 tombol panggilan ke atas dan
ke bawah kecuali pada lantai teratas dan terbawah. Semua tombol menggunakan tipe
micro touch button sehingga dengan tersinggung sedikit saja sudah terjadi kontak listrik.
Segera setelah terjadi kontak tombol memberikan cahaya LED sebagai tanda panggilan
telah terdaftar dan tetap menyala sampai panggilan terpenuhi.

PT. INDULEXCO 12 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

E. Buffer
Buffer yang dipakai harus jenis spring buffer, sesuai dengan standart merk yang
ditawarkan, dimana bagian atasnya diberikan karet setebal 5 mm dan dilengkapi dengan
peredam kejutan. Untuk tiap lift minimum menggunakan 2 buah buffer di mana satu buffer
untuk kereta dan yang lainnya untuk counter weight. Buffer ditempatkan pada satu pondasi
beton yang akan disediakan oleh Kontraktor Pekerjaan Struktur.

F. Guide Rail
1. Untuk kereta lift
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku dengan ukuran 75 x 75 x 8 mm minimum.
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 5/8” dan panjangnya 12” yang dipasang
dengan mur baut 5/8” sebanyak 4 buah setiap sisinya.

2. Untuk counter weight


Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap 2 meter maksimum dengan memakai
besi siku dengan ukuran 75 x 75 x 8 mm minimum.
Rail harus diklem pada bracket dengan memakai slinding slip dan mur baut ½”
sebanyak 4 buah pada setiap sisi.
Rail harus dilapisi dengan suatu bahan dari anti karat dan pemegang rail harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

G. Separator beam
Terbuat dari profil IWF 20 atau sesuai dengan kebutuhan.
Harus diperkuat ke inti struktur dengan las dan bracket.

Keseluruhan konstruksinya harus dapat menanggung beban yang mungkin timbul.


Harus dicat anti karat.

H. Counter weight
Rangka counter weight terbuat dari profil baja dan dilengkapi dengan guide shoes
sepasang diujung atas dan sepasang lagi di ujung bawah dari rangka.

PT. INDULEXCO 13 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Isi counter weight adalah seberat kereta lift di tambah dengan 50% dari kapasitas kereta
(balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.

Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapisi dengan suatu bahan anti
karat.

6. Data Mesin Penggerak Kereta Lift


Mesin penggerak lift terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 volt 50 Hz. Mesin
penggerak ini digerakkan dari panel kontrol dengan memakai microprocessor unit,
modulasi lengkap dengan sistem test indicator dan lain-lain.

Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame dan ditempatkan di ruang mesin
lift di atas shaft dan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh Kontraktor
Struktur.

Antara base frame dan pondasi beton, harus ditempatkan bantalan karet setebal 25 mm
sebagai peredam getaran, di mana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh kurang dari 3 mm.

7. Control System
Setiap lift harus mempunyai panel kontrol untuk mengoperasikan kereta lift. Sistem control
kecepatan dari lift ini adalah variable voltage variable frequency, atau variable frequency
yang menjamin percepatan yang halus dan efisiensi serta ketepatan pada saat berhenti,
tanpa tergantung kondisi berat beban yang diangkut.

Control system juga akan menjalankan motor penggerak pintu kereta lift pada satu detik
sebelum sampai pada lantai yang dituju dan akan membuat kereta lift berhenti secara
langsung (Direct Floor Approach) dengan toleransi maksimum 5 mm dari level lantai yang
dituju baik pada keadaan beban penuh maupun minimum.

8. Rope
Kabel pengangkut direncanakan oleh pabrik sesuai dengan kebutuhan lift dengan
memberikan faktor sesuai standar yang dianut, diameter jumlah “strand” kapasitas
maksimum dan sertifikat pabrik harus diserahkan pada saat pengiriman barang.

PT. INDULEXCO 14 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

9. Safety Device
A. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, berupa micro switch yang diletakkan di
bawah lantai kereta lift minimum di dua tempat. Apabila pengamanan ini bekerja, maka
panel kontrol akan mencegah mesin penggerak bekerja dan menyala indicator serta
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.

B. Pengatur percepatan/perlambatan kereta lift harus merupakan closed loop feed back
system dan harus menjamin jalannya lift dengan halus pada waktu mulai bergerak
berangkat sampai kecepatan penuh dan waktu mulai berhenti sampai titik diam dan
menjamin berhenti pada posisi datar dengan lantai.

C. Pengamanan pada pintu kereta lift, berupa :


 Safety ray sebanyak 2 buah yang akan bekerja bila ada pemotongan sinar
 Safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila disentuh.
 Mechanical switch sebanyak 2 buah, akan bekerja apabila pada saat tertutup
mengalami hambatan, akan menyebabkan panel kontrol kembali pintu tertutup.

10. Rem
A. Sistem rem harus menggunakan sistem pelepasan rem dengan arus bolak-balik atau
searah.

B. Semua rem harus direncanakan untuk dapat bekerja pada kapasitas di atas kapasitas
normalnya dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.

C. Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (inter-lock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift berhenti, sehingga pemberhentian lift
dapat dilakukan secara mulus.

D. Dua buah sepatu rem harus disediakan untuk maksud tersebut dan harus bekerja
tanpa menimbulkan suara yang keras.

E. Di setiap mesin lift harus disediakan satu alat yang diperuntukkan untuk melepas rem
secara manual pada saat darurat.

PT. INDULEXCO 15 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

11. Katrol (Sheaves)


Katrol harus dibuat secara teliti dan terbuat dari besi cor yang terbaik, bebas dari cacat,
dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi slip pada gulungan kawat baja, serta
tidak dapat menyebabkan kawat penggantung menjadi aus pada semua kondisi beban.

12. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)


A. Sepatu penuntun dari kabin lift dan counter weight adalah berbentuk roda dan terikat
secara kuat pada bagian atas dan bawah dari kabin lift dan counter weight.
B. Setiap sepatu penuntun harus terdiri atas 3 (tiga) buah roda dari karet, yang akan
bergerak pada tiga permukaan rel penuntun berbentuk “T”.
C. Roda-roda harus mempunyai bantalan yang presisi dan dibentuk sedemikian sehingga
tidak ada sentuhan diantara roda-roda tersebut dan tidak menyentuh ujung dari rel
penuntun.

13. Perlengkapan di Shaft Lift


A. Limit switch dan semua perlengkapan yang diperlukan untuk kerja secara aman dan
efisien harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Lift.
B. Semua perlengkapan yang ada di shaft lift harus dari jenis yang terbungkus secara
menyeluruh, sehingga bekerjanya tidak terganggu adanya debu-debu yang mungkin
ada.

14. Peralatan di Tiap Lantai Pelayanan


Sub Kontraktor lift harus menyediakan dan memasang peralatan-peralatan di setiap lantai
yang dilayani oleh lift, antara lain tombol pemanggil lift (hall call buttons), lampu indikator
penunjuk arah gerak lift yang datang (hall lanterns), lampu indikator penunjuk posisi lift
setiap saat (hall position indicator) sebagaimana yang tampak pada gambar atau uraian di
dalam spesifikasi ini.

Semua lampu dari jenis pijar dan bekerja pada tegangan rendah yang diperoleh dari
transformator step down gulungan ganda dengan kapasitas sesuai kebutuhan.

Untuk memberikan umur yang panjang, maka lampu harus bekerja pada tegangan sedikit
di bawah tegangan normalnya.

PT. INDULEXCO 16 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

A. Panah Penunjuk Arah Gerak Lift (Hall Lantern)


Setiap lift penumpang dan lift service harus dilengkapi dengan lampu penunjuk arah gerak
lift dengan bentuk segitiga arah ke atas dan ke bawah yang menyala sesuai dengan arah
gerak kabin lift.

Panah penunjuk arah gerak lift harus menyala lebih kurang empat detik sebelum kabin lift
berhenti pada suatu lantai tertentu dan kedatangannya harus disertai bunyi dengan bel
ketukan tunggal. Lampu baru akan mati bila lift menutup dan siap berangkat.

B. Indikator Penunjuk Posisi Lift (Hall Position Indikator)


Lift harus dilengkapi dengan indikator penunjuk posisi lift di semua lantai yang dilayani.
Indikator penunjuk harus dipasang pada panel yang terbuat dari stainless steel satin
finished dengan lampu-lampu bernomor sesuai jumlah lantai pelayanan dan penunjuk arah
gerak.

Indikator penunjuk posisi lift ini harus menyala sesuai dengan nomor lantai dimana kabin lift
mendekat, berhenti dan melewati suatu lantai tertentu.

Indikator ini dapat berbentuk lampu dengan nyala berkedip-kedip atau tulisan “THIS CAR
UP” dengan disertai bunyi bel. Lampu dan bel akan berhenti bekerja apabila pintu lift mulai
menutup.
Panel penunjuk posisi lift dapat dipasang vertikal di sisi pintu atau horizontal di atas pintu
lift.

C. Tombol Panggilan Lift (Hall Call Buttons)


Disetiap lantai harus disediakan tombol panggilan lift sebagaimana tampak pada gambar
rencana dan uraian di bawah ini.

Tombol adalah jenis “touch button”dan setiap unit harus terdiri atas 2 (dua) buah tombol di
setiap lantai, kecuali untuk lantai teratas dan terbawah hanya disediakan 1 (satu) tombol.

Lampu dibalik tombol harus menyala apabila tombol ditekan sebagai indikasi bahwa
panggilan telah terdaftar, dimana lampu tersebut harus mati apabila lift yang dipanggil telah
datang.

PT. INDULEXCO 17 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Tombol ini harus diletakkan di dalam kotak besi dengan panel depan terbuat dari stainless
steel satin finished dan terpasang pada muka dinding.

D. Sakelar Khusus Pemadam kebakaran


Sakelar ini akan digunakan oleh petugas pemadam kebakaran, harus jelas terbaca dengan
tulisan bahasa Indonesia “SAKLAR KEBAKARAN”.

Sakelar ini diletakkan di lantai dasar dekat pintu lift dan sakelar tersebut harus diletakkan di
dalam kotak besi yang dikunci, dengan panel terbuat dari stainless steel satin finished dan
kaca yang mudah dipecahkan di tengahnya.

Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.

Dengan menekan sakelar ini pada kedudukan “ON” maka lift tersebut akan bekerja sebagai
berikut:
 Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan dan tidak ada permintaan
baru yang didaftar.
 Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektip (collective control) menjadi
tidak kolektip.
 Tanpa melihat arah geraknya, lift akan turun ke lantai 1 tanpa berhenti di lantai-lantai
lain.
 Setelah membuka pintu lantai 1 dan melepas penumpang-penumpangnya, maka lift
akan berhenti bekerja dengan pintu tetap terbuka, tetapi lampu penerangan di
dalamnya mati.

15. Panel Kontrol Lift


A. Panel kontrol lift adalah dari jenis Free Standing Close Type dengan lubang ventilasi
secukupnya dan hanya dari depan saja.

B. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 40o C.

C. Panel kontrol akan diletakkan di suatu pondasi yang akan disediakan Kontraktor
Struktur dan harus dilapisi karet 5 mm.

PT. INDULEXCO 18 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Box panel harus terbuat dari plat baja setebal 1,6 mm minimum dengan rangka
penguat dan cat anti karat dan fire proof.

E. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable gland.

16. Bahan-bahan Finishing


A. Dinding kereta pada lift penumpang terbuat dari plat baja yang akan dilapisi dengan
lapisan sesuai dengan fungsi lift dan dapat dilihat pada spesifikasi umum lift.

B. Pintu-pintu lantai dicat dengan cat cat semprot ducco 3 rangkap dan dilapisi dengan
lapisan yang sesuai dengan fungsi lift dan dapat dilihat pada spesifikasi umum lift.

C. Semua face place plate dari stainless stell hairline finish, yaitu pada panel operasi dan
tombol-tombol lantai.

D. Semua bagian lain yang terlihat harus telah dicat anti karat sesuai fungsinya oleh
pabrik asalnya.

17. Pelengkap Fungsi-Fungsi Operasi :

A. Door time
Jika kereta berhenti atas respon dari PK, maka waktu pembukaan pintu akan lebih pendek
jika dibanding oleh lift yang berhenti oleh sebab adanya PL dan PK bersama-sama
sekaligus.

B. Deteksi PL
Jika kereta tiba pada suatu lantai atas respon dari PL, tetapi ternyata tombol lantai tersebut
ditekan terus menerus (jangka waktu tertentu), maka kereta tersebut segera menutup
pintunya kembali dan langsung meneruskan perjalanannya memenuhi PL atau PK
berikutnya.

C. Deteksi berat lebih


Jika terjadi berat lebih maka kereta tidak akan bergerak berangkat dan membunyikan
buzzer sebagai peringatan dengan pintunya yang tetap terbuka sampai jumlah penumpang
berkurang sesuai kapasitas.

PT. INDULEXCO 19 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

D. Tombol Door Close


Dengan menekan tombol ini (yang terdapat pada panel operasi kereta), maka pintu kereta
segera menutup walaupun door time masih berlaku.

E. Tombol Door Open


Dengan Menekan tombol ini, maka pintu kereta yang sedang menutup akan membuka
kembali tetapi tidak berlaku untuk pintu yang sudah tertutup.

F. Operasi pengaman
Jika suhu di dalam motor naik di atas normal, maka lift akan berhenti pada lantai terdekat
dan membuka pintu serta diam di lantai tersebut sampai suhu turun, kemudian lift bekerja
kembali.
G. Operasi pintu terganggu
Jika pintu kereta tidak membuka secara penuh dalam jangka waktu door time, maka pintu
akan menutup dan meneruskan tugas melayani PL berikutnya. Jika pintu tidak menutup
secara penuh, setelah jangka waktu door time, maka pintu akan berulang-ulang membuka
menutup untuk menghindari kotoran di sill yang mungkin mangganggu operasi pintu.

H. Operasi manual
Dengan mnggunakan inspection switch di atas atap kereta, lift akan bergerak dengan
kecepatan pelan untuk maksud pemeliharaan dan pemerikasaan.

I. Emergency power operating (EPO) :


Jika terjadi pemutusan sumber tenaga listrik dan diganti dengan sumber tenaga darurat
(diesel genset) maka berlaku EPO : kereta secara otomatis bergerak non stop menuju
lantai bawah. Setelah kereta tiba di lantai terbawah dan pintu membuka maka lift akan
bekerja normal kembali dengan tenaga listrik darurat/diesel genset.

2.2. Kondisi Barang, Cara Pengepakan Dan Sistem Penyimpanan


A. Semua peralatan lift dari pabrik negara pembuatannya harus dalam keadaan baru dan
berkualitas baik.
B. Cara pengepakan harus baik/kuat dan tahan air.
C. Penyimpanan material harus dalam gudang yang bisa menahan air, panas, aman dan
dalam keadaan bersih dan kering.

PT. INDULEXCO 20 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2.3. Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari Kontraktor instalasi ini adalah:
A. Pengadaan dan pemasangan panel penerima di ruang mesin lift.
B. Kabel power dari panel penerima ke setiap panel kontrol lift.

C. Kabel power dan kontrol dari panel kontrol lift ke motor, car lift atau bagian lain yang
memerlukannya.
D. Lampu switch di pit lift
E. Intercome dengan master station di R. Kontrol. Sumber daya untuk intercome ini
diambil dari Battery Nicad 12 V yang dilengkapi dengan automatic charge yang juga
digunakan untuk melayani lampu penerangan darurat. Di dalam operasinya tidak boleh
terjadi interferensi dengan gelombang pemancar yang ada.
F. Speaker di masing-masing kereta
G. Relay-relay kabel kontrol untuk supervisory panel berikut fasilitas untuk BAS (bila ada).

3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


3.1. Instalasi
1. Peralatan Perlengkapan
A. Kontraktor harus mengadakan semua peralatan/perlengkapan kerja yang lengkap
untuk melaksanakan pekerjaannya, seperti : generator, scafolding, alat-alat ukur,
penyikat datar water pass), topi pengaman dan lain sebagainya disesuaikan dengan
sifat pekerjaan.
B. Pengawas lapangan/manajemen konstruksi berhak menginstruksikan kepada
Kontraktor untuk melengkapi atau menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan
yang tesedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi. Kelambatan
pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan peralatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
C. Semua biaya untuk prngadaan dan pemeliharaannya mnjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap sudah dalam harga kontrak.

2. Pengambilan Peil dan Cara Memulai Pekerjaan


Pemberi tugas harus menyediakan bagi Kontraktor keterangan/penjelasan yang
menungkinkan Kontraktor bisa memulai pekerjaan peil dasar. Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk pembetulan kesalahan apapun yang disebabkan oleh karena ia
memulai pekerjaan dengan cara yang tidak seksama, seluruhnya atau perongkosan
sendiri.

PT. INDULEXCO 21 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. Pengukuran
Pengambilan peil dan pengukuran harus atas persetujuan dari pengawas
lapangan/manajemen konstruksi dan bila ada hal-hal ynag belum jelas atau terdapat
permasalahan harus segera disampaikan untuk ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai pasal spesifikasi ini.

4. Material dan Persyaratan-Persyaratan


A. Semua bahan-bahan dan penunjang yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dengan
mutu yang baik.

B. Semua bahan-bahan dan pembuatnya harussesuai dengan jenis dan standard yang
disebut dalam spesifikasi pekerjaan.

C. Kontraktor menjamin pemberi tugas dan pengawas lapangan/menajemen konstruksi


bahwa semua peralatan mesin dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak
seluruhnya dalam keadaan baru dan baik, semua pekerjaan harus berkualitas
peralatan/mesin dan perlengkapan yang digunakan.

D. Pemberi tugas melalui pengawas lapangan/manajemen konstruksi boleh mengeluarkan


instruksi agar Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk
diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian peralatan dan bahan-bahan
(baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau jenis pkerjaan
yang sudah dilaksanakan dan biaya untuk membuka atau pengujiannya, bersama
dengan biaya perbaikannya harus sudah termasuk ke dalam harga kontrak).

E. Pemberi tugas melalui pengawas lapangan/manajemen konstruksi boleh mengeluarkan


instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, barang-barang atau bahan-bahan
apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak ini.

5. Peraturan Pemasangan
A. Jaminan Kualitas :
 Merk yang dipergunakan adalah merk yang sudah banyak digunakan di Indonesia.
 Kontraktor harus merupakan agen resmi yang ditunjuk oleh Pabrik, atau sebagai
sole agent telah berlangsung selama minimum 5 (lima) tahun untuk menjamin
kelangsungan after sales service, memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan

PT. INDULEXCO 22 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

serta berpengalaman, harus bisa bekerja sama dengan Kontraktor lain disiplin yang
ikut serta dalam melaksanakan proyek tersebut.
 Kontraktor lift harus sudah pernah memasang lift di gedung berlantai 10 (sepuluh) ke
atas di Indonesia.
 Semua sistem peralatan harus memenuhi syarat sesui dengan cara pengujian yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat atau ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam ANSI 17-1.

6. Rencana Kerja
A. Kontraktor harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan gambar-gambar,
brosur-brosur dan data dari peralatan seluruh sistem lift yang diterima pabrik
pembuatnya, guna mendapat persetujuan dari konsultan, perencana dan Pengawas
Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.

B. Pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku di Indonesia


atau Standard Internasional yang disetujui Direksi/manajemen konstruksi.

C. Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pemasangan instalasi


lift ini termasuk pekerjaan Kontraktor. Instalasi lift serta seluruh biaya yang diperlukan
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

D. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka
pemasangan instalasi lift ini serta mengembalikan dalam keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor instalasi lift ini.

E. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Pengawas
Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.

F. Pengelasan, pengecoran dan sebagainya pada konstruksi baja bangunan hanya


diperkenankan setelah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.

G. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi lift ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap sehingga lift ini dapat berjalan dengan baik dan aman. Power outlet
yang diperlukan untuk instalasi lift di ruang mesin disediakan pihak lain.

PT. INDULEXCO 23 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

H. Semua pekerjaan listrik harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh PLN dan
instruksi pabrik pembuat.

7. Gambar Kerja
Gambar-gambar dan rencana kerja dengan keterangan-keterangan yang perlu disetujui
Konsultan Perencana/Pengawas Lapangan/Managemen Konstruksi sebelum diadakan
pemesanan ke pabrik pembuat.

8. Surat-Surat keterangan/Dokumen Yang Harus Diserahkan Oleh Kontraktor


A. Surat keterangan lengkap mengenai ijin-ijin untuk pemasangan/pengoperasian lift dari
pihak berwenang.

B. Diagram kabel-kabel lengkap untuk supply listrik buat alat-alat sistem lift.

C. Buku petunjuk pemeliharaan meliputi :

 Alat-alat bagian sistem lift


 Pelumasan-pelumasan/pemeliharaan periodik.
 Peraturan-peraturan pemeliharaan dari seluruh sistem lift.
 Dibuat dalam Bahasa Indonesia sebanyak 1 (satu) set asli dan 3 (tiga) copy.

D. Gambar-gambar sebagaimana dilaksanakan (as built drawing) sebanyak 1 (satu) set


asli dan 3 (tiga) set copy.

9. Pemakaian Sementara
Tidak diperkenankan memakai lift sementara sebelum seluruh pekerjaan proyek selesai,
kecuali atas ijin tertulis dari Pengawas Lapangan/Konsultan Manajemen Konstruksi.

4. PENGUJIAN
Tidak diperkenankan pemakaian lift sementara sebelum seluruh pekerjaan proyek selesai,
kecuali dengan ijin tertulis dari pimpinan proyek.

4.1. Testing Dan Commissioning


A. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pegukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi tepat dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.

PT. INDULEXCO 24 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

B. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Manajemen


Konstruksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan kabel-kabel (megger dan pemberi tegangan).
 Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

C. Pendidikan calon operator dan teknisi meliputi :


 Proses pengamanan keselamatan.
 Pengelolaan masing-masing tiap alat-alat sistem lift.
 Prosedur pemeliharaan routine.
 Calon operator yang harus dididik

4.2. Pemeliharaan, Pelayanan Dan Garansi


A. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali jika terjadi kerusakan selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender setelah penyerahan pertama pekerjaan.

B. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu sekali, oleh
orang yang kompeten dalam pembetulan-pembetulan semua lat-alat lift yang dianggap
perlu.

C. Jaminan pelayanan emergency selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam periode
180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak penyerahan pertama.

D. Jaminan garansi untuk instalasi lift ini selama 1 (satu) tahun atau 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari kalender sejak penyerahan pertama.

5. DAFTAR PERALATAN
5.1. Spesifikasi Umum
Lift yang ditawarkan dari jenis motor traksi atas, dengan penggerak listrik arus bolak-balik
(AC Current).

5.1.1. Lift Penumpang


Lihat Daftar Peralatan Lift Penumpang

PT. INDULEXCO 25 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5.1.2. Lift Service


Lihat Daftar Peralatan Lift Service

6. Pekerjaan Instalasi Escalator


6.2. Spesifikasi Umum
Pekerjaan meliputi pengadaan, pendistribusian, instalasi uji commisioning dan perawatan
selama periode kontrak yaitu sebagaimana terlihat pada gambar dan tercantum dalam
spesifikasi ini, seluruh pembukaan dan detail pit harus dikonfirmasikan bisa diterima atau
tidak.

Sub kontraktor Eskalator akan bertanggung jawab terhadap biaya tambahan (design dan
konstruksi), sehubungan dengan setiap modifikasi dari design yang ditenderkan untuk
mengakomodir Kebutuhannya.

6.3. Finishing
Finishing dari seluruh escalator, side panel, guard rail dan skirting akan ditentukan oleh
arsitek, tender akan meliputi finishing high class dari range standart pabrikan.

Penambahan juga meliputi detail yang diberikan oleh arsitek, tender akan menjelaskan
finishing yang dimaksud, contoh dari finishing akan dilampirkan untuk persetujuan.

6.4. Spesifikasi Eskalator


Setiap eskalator harus:

a. Membentuk sudut 35o terhadap horizontal


b. Beropersi pada kecepatan 30 m/min
c. Mempunyai lebar anak tangga 1.000 mm
d. Mempunyai dua anak tangga horizontal pada tiap ujungnya
e. Mempunyai balustrade kaca yang jernih atau sesuai dengan ketetapan dari arsitek
f. Dapat dioperasikan dalam dua arah (reversible)
g. Peralatan pengunci perawatan mekanik
h. Tombol berhenti darurat & tombol start
i. Pengujian, finishing dan accesssoris
j. Handrail colour-guide
k. Switch rantai penggerak yang rusak atau peralatan gigi reduksi yang rusak.

PT. INDULEXCO 26 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

l. Pengadaan ke lokasi dalam satu unit paket yang terdiri atas truss, tracus, unit steps
drive, steps, rantai steps, comb. Plates handrails, motor penggerak, controlller,
peralatan pengaman, balustrades dan komponen-komponen lain untuk membuat suatu
instalasi operasi yang lengkap dan memuaskan.
m. Dapat dioperasikan pada 380 volts, 10%, 3 phase, 50 Hz, supply listrik.

6.5. Truss
Truss haruslah baja struktural, tipe konstruksi lattice dirancang untuk kekakuan dan
menahan beban penumpang, mekanisme dari eskalator, balustrde dan mesin beserta alat
kontrolnya.

Memberikan bearing plates dan resilent supports di antara tiap ujung dari truss dan struktur
bangunan.

Resilent support haruslah dipilih dari material yang baik sehingga suara ditransmisikan
melalui struktur tidak menimbulkan berisik di area yang ditempati.

Perakitan Truss haruslah clad in merforated sheet steel di pabrik.

Cladding haruslah ketebalan 1,2 mm dengan diameter lubang 4,76 mm pada center 6,35
mm.

Perakitan Truss dan cladding haruslah sand blasted dan diberikan two coats of primer di
pabrik.

Semua permukaan yang terbuka haruslah di cat semprot (spray) di lokasi dengan 2 (dua)
lapisan automotife lacquer berkualitas tinggi dengan warna dan pola yang ditentukan oleh
arsitek.

6.6. Tracks
Track haruslah

a. Terbuat dari rigid steel section


b. Memberikan penyangga yang kuat pada anak tangga dan step chain wheels
c. Segaris untuk memberikan pengopersian escalator yang mulus pada semua kondisi

PT. INDULEXCO 27 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Mempunyai radius yang sesuai untuk memberikan transisi yang mulus dari pergerakan
bersudut ke horizontal
e. Mempunyai finishing permukaan track yang halus.

6.7. Motor Penggerak


Motor penggerak haruslah:

a. Mendorong anak tangga secara mulus. Start dan stop tanpa getaran, suara atau
akselerasi tidak teratur.
b. Harus tipe gigi yang integral. Roda gigi harus dari baja dan perunggu khusus bergerak
dalam minyak di tangki minyak yang tertutup rapat.
c. Mempunyai rem mekanik tahan debu, untuk menghentikan escalator pada kondisi
operasi normal. Rem akan menghentikan eskalator secara bertahap.
d. Mempunyai rem tambahan, tergabung dengan unit sproket penggerak. Jika rantai
digunakan untuk menghubungkan motor penggerak dan poros penggerak utama. Rem
akan menghentikan escalator secara bertahap jika rantai tersebut putus.

6.8. Step Chains


Step Chain haruslah :

a. Endless roller type terletak pada tiap – tiap sisi anak tangga
b. Terbuat dari high grade steel link dengan hardened pins dan roller dirancang secara
akurat untuk menghubungkan sproket penggerak untuk memberikan operasi yang
mulus.

6.9. Step Treads Dan Risers


Step treads dan risers haruslah terbuat dari diecast aluminium atau stainless steel. Treads
haruslah mempunyai pitch cleats yang baik yang mesh dengan grooves pada
penyambungan riser untuk mencegah benda asing terperangkap diantara anak tangga.

Anak tangga haruslah mempunyai Synthetic Rollers yang berputar untuk mencegah flat
spots. Trap anak tangga haruslah bisa dibuka mengganggu balus trade atau rantai. Garis
demarkasi berwarna kuning haruslah diberikan sepanjang tiga sisi dan di belakang dari
step tread.

6.10.Comb Plates
Pada tiap ujung dari ujung tiap eskalator diberikan Comb plates, yaitu :

PT. INDULEXCO 28 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

a. Mempunyai teeth yang mess dengan diset kedalam slot pada permukaan tread,
sehingga titik dari teeth selalu di bawah tread.
b. Mempunyai section yang dapat diganti yang mengandung complate teeth.
c. Mempunyai complate teeth dan material non-ductile yang akan peceh sebelum ujung
dari suatu tooth berdefleksi untuk mencapai tooth yang lurus.

6.11.Floor Plates
Memberikan floor plates yang lebar dan dapat bergerak untuk melindungi truss extentions
pada tiap ujung dari eskalator. Floor plate harus mempunyai permukaan yang dilengkapi
dengan groove dan tidak licin dan terbuat dari material yang sama dengan step tread.

6.12.Balustrade
Melengkapi eskalator dengan balustrade yang terbuat dari kaca bening yang aman, Panel
akan ditempatkan secara vertikal tanpa mullions dengan sambungan pada sisi kanan dari
handrail. Memberikan pengoperasian yang kontinyu dari lampu flourescent dengan circular
opal diffuser sepanjang sisi bawah dari tiap balustrade.

Interior dari balustrade haruslan vertikal. Sisi pendaratan bagian atas dan bawah
balustrade newel stand harus extend beyond garis dari anak tangga eskalator. Untuk
memudahkan penumpang memegang handrail dan memberikan keseimbangan pada saat
menaiki dan keluar dari eskalator.

Balustrade Skirting haruslah :


a. Terbuat dari baja yang dilapisi dengan synthetic compound berfriksi rendah atau satin
finished stainless steel.
b. Cukup tipis untuk menahan lekukan.

6.13.Handrails
Handrails haruslah dari reinforced black rubber dengan sambungan vulcanised mulus agar
beroperasi pada pola penuntun khusus dan sinkron dengan pergerakan anak tangga.
Pelindung pada handrail dimana handrail masuk dan keluar dari newel.
Penggerak handrail haruslah tipe traksi untuk mempertahankan handrail pada tegangan
yang seragam.

6.14.Motor
Motor haruslah :

PT. INDULEXCO 29 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

a. Tipe Squirrel cage


b. Sesuai digunakan untuk eskalator
c. Mempunyai Torsi start yang tinggi dan torsi operasi yang rendah.
d. Diproteksi terhadap kelebihan beban kehilangan fasa dan fasa terbalik dan phase
reseval.

6.15.Controller
Terbuat dari sheet metal control panel pada ruang motor diatas tiap eskalator. Kontrol
panel meliputi :
a. Switch pengunci utama
b. Sebuah monitor overspeed motor untuk memutuskan listrik dan menghentikan
eskalator secara bertahap jika mengalami over speed.
c. Suatu alat non-reversing (tidak balik) untuk menghentikan eskalator yang tiba-tiba
berbalik arah sewaktu beroperasi.
d. Suatu alat untuk pengaman yang terdiri atas :
 Switch rol pada saat suatu objek terperangkap antara anak tangga dan panel roll.
 Switch pelindung handrail pada saat suatu objek terperangkap diantara tempat
masuk handrail.
 Switch tegangan rantai pada saat tegangan rantai diluar range yang dibutuhkan.
 Tombol Stop.
 Suatu interface dengan Building Automation System sehingga kontrol escalator
terindikasi suatu monitor BAS pada saat terjadi gangguan pada eskalator telah
dihentikan oleh fungsi dari alat pengaman.
 Escalator dihubungkan ke sistem fire alarm dimana escalator akan berhenti pada
saat general fire alarm berbunyi.

6.16.Tombol Operasi Dan Tombol Berhenti Darurat


Melengkapi tombol berhenti darurat di bagian atas dan bawah pendaratan pada tiap
escalator untuk menghentikan escalator pada momentary pressure. Tombol berhenti
darurat haruslah dilindungi dengan approved adjucent terhadap lantai, atau di posisi yang
terlindungi lainnya.
Melengkapi tombol operasi naik /turun pada landasan mendarat bagian atas dan bawah
untuk start atau merubah arah dari tiap escalator.

6.17.Suara
Semua peralatan haruslah beroperasi dengan tidak berisik dan mulus.

PT. INDULEXCO 30 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

6.18.Pengecatan Dan Tanda


Setelah instalasi dilengkapi cat dengan warna yang ditentukan mesin dan peralatan di
install pada ruang mesin escalator.

Seluruh permukaan baja haruslah secara efektif rust anti karat. Harus diperhatikan selama
pengerjaan harus hati-hati untuk mencegah kerusakan pada permukaan.

Memberikan suatu tanda peringatan (Prominent Warning Notice) pada tiap ujung dari
eskalator dengan besar huruf minimal 10 mm.

PERINGATAN
BERDIRI DIANTARA GARIS KUNING
Atau kata-kata lain sesuai dengan kebutuhan.

6.19.Kunci
Serahkan kepada operator 3 (tiga) set kunci untuk mengoperasikan tiap tipe dari key-
operated switch and lock yang sesuai dengan escalator.

6.20.Alat Pelindung Keamanan Berikut Haruslah Diterima Tidak Terbatas Pada :


a. Switch pelindung handrail
b. Switch rantai penggerak yang putus
c. Switch pelindung (skirt switch)
d. Tombol start/stop darurat.
e. Switch rantai anak tangga yang rusak
f. Switch pemutus arus.
g. Rem Magnetik
h. Switch kontrol over/under speed
i. Relay Overload
j. Switch Power on-off
k. Garis Stop Demarkasi
l. Switch Complate
m. Alat Safety in let handrail
n. Alat Safety Step Roller
o. Switch Safety Comb
p. Oiler Otomatis

PT. INDULEXCO 31 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

q. Floor Name

6.21.Spesifikasi Dasar
Escalator
Lihat Daftar Peralatan Escalator

7. REFERENSI PRODUK
A. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.

B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat pada daftar
peralatan.

PERSYARATAN TEKNIS GARBARATA

PT. INDULEXCO 32 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

I. Lingkup Kerja
Lingkup kerja yang menjadi kewajiban penerima pekerjaan adalah :
1. Membuat perencanaan, melaksanakan pembuatan ( fabrikasi), mengirim ke
lokasi yang telah ditentukan serta memasang ( install ) beserta aneka rupa
asesoris dan peralatan pendukung lainnya yang diperlukan
2. Pemasangan Garbarata harus tersambung dengan Terminal Building ( Fix
Gate ) suplai dan laying power supply, kabel telepon dari fixed bridge ke
cabin operator Garbarata.
3. Penyetelan dan tes – tes operasi
4. Buku manual instruksi, operasi, pelayanan dan perawatan
5. Melakukan koordinasi dengan pekerjaan arsitektur, elektrikal dan lain – lain
yang berhubungan dengan garbarata
6. Menyiapkan spare part
7. Factory Acceptence Test, Factory Training serta Site Training
8. Melakukan Test dan Comissioning

II. Persyaratan Kerja


1. Seluruh persyaratan yang menyangkut keselamatan kerja seperti yang
diatur oleh Undang – Undang menjadi persyaratan utama yang harus
dilaksanakan serta ditaati oleh pelaksana pekerjaan
2. Peralatan kerja sudah tersedia sebelum pelaksana pekerjaan
3. Pelaksana pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap semua detail –
detail desain dan fabrikasi yang diperlukan dalam pekerjaan serta
operasional seperti yang diinginkan dan diperlukan oleh spesifikasi

III. Performa
A. Garbarata
Merupakan lorong ( Tunnel ) yang dapat bergerak secara horizontal, vertical
dan berotasi sebesar 180 derajat dengan Rotunda sebagai poros serta pada
bagian cabin ( Contact Head ) yang dapat berotasi ke kiri dank e kanan
sebesar 100° ( 17° kanan dan 85° ke kiri ) dengan derajat rotasi tertentu
Fungsi Garbarata adalah memindahkan penumpang dari dan ke Fix Gate-
Pesawat udara yang telah ditentukan tempatnya
B. Bagian – bagian Utama garbarata

PT. INDULEXCO 33 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Secara umum Garbarata terdiri dari : Telescopic Tunnel, Rotunda, driving


column dan Swiveling, Cabin ( contact head ), self leveling device, safety
device, service access serta air conditionin

C. Glosari Singkat
1. Tunnel yaitu bagian badan Garbarata yang dapat bergerak secara
teleskopik serta dapat menyesuaikan ketinggiannya terhadap pesawat
yang hendak dijangkau. Garbarata dapat terdiri dari dua Tunnel atau
lebih. Dinding Tunnel adalah kaca ( Glass Wall )
2. Rotunda yaitu bagian dari Garbarata yang menjadi penghubung antara
Fix Gate dengan Tunnel. Rotunda adalah bagian Garbarata dimana
Tunnel dapat bergerak ke kiri dank e kanan dengan derajat rotasi
tertentu.
3. Driving column dan Swiveling adalah bagian dari garbarata yang dapat
menggerakkan Garbarata secara elektro mekanik ke atas dan ke bawah
( bergerak secara vertical dan horizontal ), memanjang dan
memendekkan ( Extend dan retract ) Tunnel, serta dapat bergerak ke kiri
dan ke kanan dengan Rotunda sebagai poros
4. Cabin ( contact Head ) adalah bagian dari Garbarata yang berhubungan
dengan pesawat. Bagian ini dapat berputar terhadap Tunnel ke kiri
ataupun ke kanan untuk menjangkau pintu pesawat dimana penumpang
akan keluar dari dan menuju Tunnel pesawat.
5. Self Leveling Device ( Auto Leveler ) , bagian penting dari Garbarata
yang berfungsi sebagai penyesuai automatis ketinggian Garbarata
terhadap pintu pesawat
6. Safety Devices, bagian Garbarata yang berfungsi sebagai alat
keselamatan. Alat ini bekerja secara otomatis untuk mencegah
terjadinya kesalahan atau kegagalan operasional yang dapat
menyebabkan kerusakan pada Garbarata serta keselamatan
penerbangan.
7. Access Service ( Landing Stair, Plate Form serta Service Door ) adalah
bagian garbarata yang berfungsi sebagai acces bagi yang berwenang
untuk menuju cabin dari Appron atau sebaliknya
8. Air Condition adalah bagian dari Garbarata yang berfungsi untuk
mengkondisikan suhu didalam garbarata sesuai dengan suhu yang
diinginkan

PT. INDULEXCO 34 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

IV. Standart Acuan


Perancangan garbarata mengacu pada peraturan – peraturan
A. Struktur, Material, Mekanikal and Electrical sebagai berikut yaitu :
1. Indonesian Steel Building Design Regulation (PPBBI 2008 )
2. Indonesian Electrical Installation Regulation ( PUIL 2011 )
3. American Institute of Steel Construction Specification foe The Design
(AISC)
4. Fabrication and Erection Structural Steel of Building
5. American Welding Society Standards ( AWS & D1.1 – 2012 )
6. Indonesian Industrial Standard ( SII )
B. Fire Protection : National Fire Protection Association ( NFPA 415 –
2002 )
C. Pengakuan Lembaga Sertifikasi:
1. ICAO Registered Company
2. ISO 9001 : 2008 Certified
3. ISO 14001 : 2004 Certified
4. OHSAS 18001 : 2007 Certified
5. Electro magnetic compatibility (EMC) certification

V. Kriteria Perancangan
A. Ketahanan terhadap angin
Garbarata di desain untuk mampu menahan angin hingga 140 m/ jam pada
kondisi memendek ( parkir ) dan 95 m/ jam pada saat operasi
B. Beban Lantai
Garbarata harus mampu menahan beban lebih dari lantai dan ceiling yang
disebabkan oleh pergerakan penumpang sebesar 200 kg/m2 dan 130 kg/m2
C. Tinggi minimal pintu pesawat komersial yang dapat dilayani adalah 2 meter
sedang tinggi maksimal adalah 5,4 meter
D. Pelayanan pesawat
E. Garbarata minimal mampu memberi pelayanan kepada jenis pesawat,
berikut :
1. B 300, B 737 - 400, B 737-500, B 737-800, B737 -900, B737 – 900 ER
2. A 318, A319, A320, A321

VI. Metode Operasional

PT. INDULEXCO 35 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Semua gerakan yang berhubungan dengan Garbarata degerakkan dan


dikendalikan serta dapat dimonitor dari Control Desk yang dilengkapi dengan
CCTV untuk memantau keadaan sekitar Garbarata

VII. Persyaratan dan peralatan listrik


A. Wiring
1. Desyaratkan seluruh kabel harus terbungkus dengan warna dan nomer
yang telah ditentukan
2. Dimasukkan ke dalam pipa conduit bila disyaratkan
3. Serta asesories lain yang diperlukan
4. Diperlukan contoh kabel untuk mendapatkan persetujuan
5. Semua kabel harus terhindar dari kerusakan yang disebabkan olrh
benturan mekanikal dan cuaca
6. Apabila wiring menggunakan conduit harus menggunakan galvanis steel
conduit
7. Semua sambungan terminasi untuk bagian luar / external, harus
menggunakan panel box yang tahan cuaca IP%% dan juga
menggunakan cable gland yang tahan cuaca atau seal untuk kabel yang
masuk ke panel box

B. Terminal Box
Diberi tanda dan label permanen agar mempermudah identifikasi sirkuit atau
perawatan di semua tempat yang diperlukan

C. Supply Listrik
1. Power
Daya : 40 KVA
Power motor : 3 Phase, 380 Volt, 50 Hertz
Power Lighting : 220 Volt, 1 phase
2. Sistem control tidak melebihi 50 Volt DC
3. Circuit Breaker harus memenuhi persyaratan perundang – undangan
4. Semua terminasi kabel harus diberi label untuk identifikasi
D. Motor
1. Semua motor harus dapat digunakan dengan menggunakan jala – jala
listrik dengan tegangan 380 Vac, 3 phase, 50 Hz. Tegangan nominal
untuk motor adalah 380 Vac phase ke phase tetapi motor juga harus

PT. INDULEXCO 36 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

dapat beroperasi normal apabila tegangan turun mencapai 2 % dari nilai


nominalnya
2. Motor harus outdoor type dan full tertutup dengan pendingin kipas / fan
3. Index protection dari motor minimal IP 55
4. Motor yang di operasikan secara variable harus menggunakan electronic
variable speed drive / inverter

VIII. Air Condition


A. Luas cakupan ( covering area ) air condition pada garbarata mencakup
seluruh area Garbarata
B. Peletakan AC 2 unit masing – masing :
1. Di cabin ( contact head area ) atau Tunnel sekitarnya
2. Di Tunnel yang berhubungan dengan Rotunda
C. Persyaratan Rancangan
1. Temperature Luar : 31° C
80 % rh
2. Temperatur rancangan : 26° C
50 % RH
IX. Sistim Pelumasan
A. Persyaratan pelumasan
Fasilitas lubrikasi dipasang pada semua bagian yang mengalami friksi dan
gesekan
B. Termasuk semua fitting – fitting grease, tutup oli atau yang lainnya seperti
fasilitas – fasilitas yang diperlukan untuk menjaga peralatan terlindung
dengan baik dan dengan seluruh bagian identic pada dasarnya serta mudah
perawatan menggunakan peralatan yang sama.
C. Pasang fasilitas lubrikasi di tempat yang mudah terlihat dan mudah
dijangkau
D. Alat – alat lubrikasi wajib disiapkan oleh pelaksana pekerjaan dan
diserahkan kepada operator garbarata sekurang – kurangnya satu set untuk
satu garbarata

X. Persyaratan Produk

Garbarata harus direncanakan dan dibuat oleh pabrik yang sama serta
diinstalasi oleh pabrik itu sendiri atau agen resminya yang dibuktikan dengan

PT. INDULEXCO 37 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

surat keagenan yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang. Manufacture


atau agen yang dimaksud minimal telah memiliki pengalaman membuat atau
memasang garbarata 5 tahun di wilayah hukum Republik Indonesia.
Garbarata memiliki komponen setidak – tidaknya :
A. Komponen Utama
1. Persyaratan perancangan
Garbarata mampu menahan angina dengan kecepatan pada:
Keadaan tanpa operasi ( Full Retract ) : 140 km / jam
Keadaan operasi ( Full Extend ) : 95 km / jam
2. Beban kerja : 200 kg m2
3. Beban atap : 130 kg / m2

B. Tunnel
1. Tunnel dibuat dari modular elemen yang terdiri dari panel – panel besi
atau Holo Saction yang dirakit dengan proses pengelasan sehingga
berbentuk persegi empat panjang
2. Telescopic tunnel terdiri dari dua tunnel atau lebih yang masing – masing
dapat bergerak ke tunnel lain secara telescopic
3. Dimensi
a. Lebar bagian dalam : 1.470 mm ( minimal )
b. Tinggi bagian dalam : 2.130 mm ( minimal )
c. Panjang, disesuaikan dengan peruntukan
4. Dinding menggunakan kaca ( glass wall )
5. Demi keamanan saat pemeliharaan maka pada atap Tunnel diberi pagar
6. Pada sisi dinding yang tidak menggunakan kaca, panel lapis stainless
steel
7. Untuk keamanan pengguna jasa, sepanjang Tunnel diberi stainless steel
handrill

C. Rotunda
Dipasang di bagian atas kolom penyanggah yang merupakan pondasi
Rotunda. Rotunda dihubungkan dengan pondasi menggunakan Anchor Bolt.
Komponen Rotunda terdiri dari :
1. Bagian yang diam ( Rotunda Column ), berhubungan dengan Fix gate

PT. INDULEXCO 38 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

2. Bagian yang bergerak yang dapat diputar diatas bagian yang diam dan
terkait dengan telescopic tunnel melalui pengikat ( Hing Pin )
3. Gap antara kedua sisi diam dihubungkan dengan Metal Curtain (
Aluminium Slate Curtain )
4. Penghubung ( Interface ) antara Rotunda dengan Garbarata memakai
flexible seal atau kanvas

D. Drive Column ( Lift Column ) dan Swiveling ( Wheel Bogie )


Bagian yang bergerak seperti
1. Roda ( Wheel Bogie ) yang menyatu dengan telescopic tunnel dengan
perantara Lift Column, menggerakkan seluruh bagian garbarata ke
belakang, mundur, samping kiri ke kanan ( swivel ). Roda degerakkan
oleh Motor Horizontal secara Elektro-Mekanik
2. Dua buah lift column untuk menggerakkan Garbarata secara vertical
dengan menggunakan motor vertical model syclo drive
3. Kecepatan sebagai berikut :
Gerak horizontal : 0 sampai 25 m / menit bervariasi
Gerak Vertikal : antara 0,70 dan 1,50 m / menit bervariasi

E. Cabin
Cabin setidak tidaknya terdiri dari :
1. Canopy ( contact head ) yang fleksibel untuk memberikan sentuhan yang
sempurna antara canopy closure dengan body pesawat dan tidak ada
celah diantaranya.
2. Bamper yang fleksibel canopy dan bemper harus dilengkapi dengan
sensitive limit sehingga dapat dihindari benturan berlebihan terhadap
pesawat
3. Consol Desk sebagai pusat kendali dan monitoring garbarata harus
ditempatkan pada salah satu bagian cabin yang di depannya ada dinding
kaca untuk memberikan kepada operator pandangan yang luas serta
jelas kea rah pesawat atau kearah yang lainnya
4. Kabin harus bergerak dan dapat berputar pada salah satu sumbunya
dengan minimum sudut putar 130° agar dapat menyentuh pasawat.
Kabin harus dilengkapi dengan elektrikal sersor serta mekanikal stopper
yang dapat mencegah kecepatan yang berlebih serta dapat berhenti
secara mekanis

PT. INDULEXCO 39 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

5. Kecepatan putaran ( rotasi ) cabin antara 2 sampai 7° / detil, bervariasi.


6. Cabin dilengkapi dengan pintu Roll Up yang digerakkan dengan motor
serta terintegrasi dengan system operasi.

F. Self Leveling Device


Alat ini lazim juga disebut sebagai Auto Leveler dan berfungsi sebagai
penyeimbang ketinggian antara pesawat dengan Garbarata pada saat
proses loading dan unloading. Pada saat operator memutar key switch ke
posisi AUTO maka autolevel harus keluar dan roda yang terbuat dari antislip
karet akan menekan bagian bodu pesawat
Posisi autolever harus jelas kelihatan oleh operator dan tidak boleh ada
obstacle serta halangan benda – benda di daerah sekitarnya.
Pada saat auto mode Bridge hanya bekerja pada pergerakan vertical saja,
sedangkan pergerakan canopy, cabin rotation dan pergerakan horizontal
harus tidak aktif
Prinsip kerja Autolevel :
1. Autolevel harus dapat bekerja pada perubahan ketinggian pesawat
antara ˃ 35 mm dan < 40 mm
2. Alarm harus tersedia bila Autolevel terjadi kegagalan operasi.
Alarm harus ada 2 buah, satu berada di dalam cabin bridge dan yang
satu lagi berada diluar Bridge untuk memberitahu ke operator berada di
daerah Apron.
3. Sensor Autolevel harus terdiri dari operator sensor dan back up sensor

G. Safety Shoe
Untuk meyakinkan agar pintu pesawat tidak menyentuh floor cabin
garbarata, perlu dipasang suatu sensor yang disebut Safety Door Shoe atau
alat yang berbasis tekanan yang perintahnya dihubungkan langsung ke
Safety System. Apabila alat ini bekerja maka bridge hanya boleh bergerak
turun saja

H. Service Access
Terdiri dari :
1. Service Door ( pintu yang hanya dapat dilalui oleh orang yang telah
diberi wewenang menuju cabin dari Appron )
Syarat perancangan :

PT. INDULEXCO 40 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

a. Terbuat dari material Heavy Duty Industrial type Iron Mongery


b. Dilengkapi dengan Door Closure
c. Pada bagian atas diberi kaca ( untuk dapat memandang keluar atau
sebaliknya ) dari jenis Laminated Glass
d. Menggunakan Insulator berbahan Plyurethan ( PU )
e. Menggunakan Smart Card saat ingin membukanya
f. Lebarnya 762 mm dan tingginya 2030 mm
g. Pintu menggunakan Automatic Lock Service
2. Landing Stair dan Plate Form ( Tangga yang berfungsi sebagai akses
menuju cabin dari Appron )
a. Cannel steel yang di galvanis ( Hot Dip Galvanized )
b. Sisi kiri dan kawasan dilengkapi dengan Handril ( Tube Steel Type,
Hot Dip Galvanized )
c. Posisi anak tangga tetap datar, terbuat dari Clear Anodized
Aluminium Checker Plate )
d. Standart sesuai OSHA
e. Plate Form menggunakan material Clear Anodized Aluminium
Checker Plate
f. Sisi kanan Plate Form menggunakan squre tube ( Hot Dip
Galvanized )

I. Safety Device
Peralatan – peralatan keselamatan dapat berupa Limit Switch Electrical
Sensor serta Mekanikal Stopper. Alat ini ada setidak – tidaknya pada :
1. Tunnel : untuk memberi / menjaga batas gerakan Garbarata seperti :
a. Perpanjangan, pemendekan ( Extention, Retraction )
b. Putaran / Rotasi
c. Naik, turun
2. Cabin
a. Putaran / Rotasi
b. Automatic Leveling
3. Safety Shoe
Untuk meyakinkan agar pintu pesawat tidak menyentuh floor cabin pada
bridge, perlu dipasang suatu sendor atau alat yang berbasis tekanan dan
dihubungkan langsung ke safety system yang disebut safety door shoe.
Apabila alat ini bekerja maka bridge hanya boleh bergerak turun saja.

PT. INDULEXCO 41 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

XI. Control Console dan Monitor


Adalah pusat kendali dan pantau fungsi garbarata yang dilengkapi dengan
Touch Screen. Unit ini harus menghadap ke depan dan berada pada sebelah
kiri dari bagian depan cabin dimana operator dapat melihat langsung serta jelas
kea rah Air Craft pada saat operasi
Control console harus terdapat semua peralatan yang diperlukan untuk operasi
dan monitor dari bridge. Semua fungsi dari peralatan control harus jelas dan
berbahasa Inggris.
Operator harus benar – benar dapat melihat dengan jelas semua informasi yang
ditampilkan Monitor Control Console walaupun dalam kedaan ada sinar
pantulan matahari ataupun hujan sekalipun, future – future yang ada dalam
monitor tetap dapat terlihat dan terbaca. Monitor juga sekaligus berfungsi
sabagai Touch Screen
1. Fungsi Control
a. Kontrol umum : Off – Manual – Aytomatic
b. Kontrol maneuver Garbarata : Naik, turun atau gerak vertical
c. Kontrol gerakan memanjang, memendek
d. Kontrol putaran kabin
e. Kontrol laju garbarata
f. Kontrol penerangan
g. Emergency Stop ( Tidak termasuk penerangan )
h. Kontrol untuk fleksibel canopy
i. Kontrol penselarasan ketinggian garbarata terhadap pesawat ( Kontrol
Self Leveling atau Autoleveler )
j. Reset
k. Height Indicator
l. Alarm code
m. Wheel Position Indicator
n. Priority back off button
2. Status Indicator
a. Lampu – lampu garbarata “power on” dan “power fault”
b. Lampu – lampu operasi – Manual – Automatic
c. Lampu panduan dan lampu indicator fault keseluruhan fungsi, seperti
fungsi canopy, fungsi autolever, fungsi lift column, wheel bogie dll

PT. INDULEXCO 42 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

d. Keseluruhan fault system selain diindikasikan dengan indicator lamp


juga dibarengi dengan alarm atau bunyi bel sebagai peringatan.

PT. INDULEXCO 43 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

C. SPESIFIKASI TEKNIS BAGGAGE HANDLING SYSTEM

1. UMUM
Baggage handling system (BHS) adalah tipe sistem conveyor yang
dipasang di bandara berfungsi untuk mengangkut bagasi yang di-
check-in-kan dari konter ke area sisi udara dimana bagasi akan
dimuat ke pesawat. BHS juga mengangkut bagasi dari pesawat ke
area pengambilan bagasi.

Baggage Handling System (BHS) meliputi semua komponen,


material instalasi, interface, perangkat keras, perangkat lunak,
kontrol, koordinasi instalasi dan pengawasan konstruksi PLC,
manajemen dan layanan dukungan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dan mengadakan sistem yang benar-benar
berfungsi seperti yang dijelaskan dalam Dokumen Kontrak.

2. Standar Dan Pedoman Indonesia:


1) Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUL)

2) Standar Nasional Indonesia (SNI)

3) Standard Industri Indonesia (SII)

4) Standard PLN (SPLN)

5) Peraturan Keselamatan Tenaga Kerja (DEPNAKER RI).

6) Peraturan - peraturan lain yang berlaku.

Standard an Pedoman lainnya:

Annexes and Document Interantional Civil Aviation Organization


(ICAO) Standard International atau standard negeri asal barang yang
sudah disetujui oleh Direksi.

PT. INDULEXCO 44 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

3. SPESIFIKASI PRODUK

a. Sistem Keberangkatan

Sistem conveyor keberangkatan meliputi checkin conveyor


(timbangan), Collector conveyor, Conveyor Transport, Conveyor
Make-up, Gravity Roller dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:

Checkin Conveyor (Conveyor Timbangan)

Checkin conveyor didesain dengan konfigurasi Two Stage dimana


bagasi ditimbang di conveyor timbangan (scale), lalu diberi label di
conveyor dispatch, dan dikirim ke Collector conveyor menggunakan
satu conveyor timbangan tanpa perlu mengangkatnya secara
manual.

Fitur yang harus diakomodir dalam checkin conveyor antara lain:

 Desainnya ergonomis.

 Panel samping yang bisa dilepas dengan cara diangkat sehingga


memudahkan pemeliharaan.

 Conveyor memiliki roda dan lintasan sehingga bisa digelinding


keluar untuk memberi akses mudah pembersihan dan
mengurangi resiko kebakaran.

 Panel penutup dan cover dari bahan stainless steel dengan finish
yang berkualitas tinggi.

 Didesain untuk meniadakan titik-titik yang memungkinkan jari


tangan penumpang/operator, tali tas atau label/sticker terjepit.

Ukuran checkin conveyor:

 Panjang conveyor Timbangan : 1500 mm


 Panjang conveyor dispatch : 1200 mm
 Lebar belt : 588 mm
 Kecepatan belt : 0.5 meter/detik
 Tinggi dari lantai ke bagian atas panel : 475 mm
 Tinggi dari lantai ke atas belt (depan) : 240 mm nominal
 Tinggi dari lantai ke atas belt (belakang) : 380 mm nominal
 Lebar drive roller : 562 mm RL
 Lebar antara panel : 596 mm

PT. INDULEXCO 45 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Kapasitas timbangan : 150 kg


 Live load/unit : 60 kg/unit
 Kapasitas statis : 120 kg

Spesifikasi checkin conveyor:

 Dilengkapi dengan kontrol dan display timbangan untuk operator


dan penumpang.

 Head/Tail Roller berdiameter 60 mm, berbahan mild steel


dengan ketebalan dinding 3.2 mm dipasang pada shaft
berdiameter 20 mm berbahan mild steel dan ditutup dengan
bearing yang presisi.

 Side Panel (penutup samping) terbuat dari stainless steel 304


setebal 2 mm (finish: brush No.4) yang dipotong dengan laser
dan ditekuk secara akurat berfungsi menutupi bagian dalam
conveyor dan photo eyes sensor.

 Front Bump Rail (cover depan) terbuat dari dari stainless steel
304 setebal 2 mm (finish: brush No.4) yang bisa dilepas
sehingga conveyor bisa ditarik/digelindingkan ke luar untuk
pembersihan dan perawatan.

 Deck Pan/Chassis (rangka) terbuat dari mild steel setebal 3 mm


(finish: powder coated black) yang di-press dan ditekuk berfungsi
sebagai rangka dimana semua penutup dan roller akan
menempel.

 Plinth (alas roda) terbuat dari mild steel heavy duty setebal 5 mm
(finish: powder coated black) yang dibaut (dynabolt) secara
aman ke lantai berfungsi sebagai alas roda sekaligus landasan
checkin conveyor.

 Bracket untuk semua cover penutup dan photo eyes sensor


terbuat dari mild steel setebal 1 mm.

 Drive (motor penggerak) tipe Internal Drive/Gear drum, power


0.33 kW, 3 Phase, 380 V, 50 Hz.

PT. INDULEXCO 46 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

 Belt warna hitam setebal 7.5 mm, lapisan 2 plys, berat 5.2 kg/m 2,
profil diamond tractor, Fire Rating Flame Retardant to ISO340,
Joiner Type Vulcanised.

b. Sistem Kedatangan

Sistem kedatangan menggunakan Crescent Pallet Carousel yang


didesain untuk menerima bagasi yang turun dari pesawat dan
mensirkulasikannya menggunakan serangkaian palet yang
terhubung satu sama lain yang bergerak memutar dalam sebuah
lintasan.

Fitur yang diakomodir dalam Crescent Pallet Carousel antara lain:

 Permukaan conveyornya datar sepanjang lintasan berbentuk ”L”


dengan panjang lintasan sesuai gambar (kurang lebih 32 m).

 Lintasan carousel didesain menembus tembok pembatas antara


sisi udara dan sisi darat dimana terdapat lubang yang dilengkapi
motorised roller door dan draft curtain.

Ukuran Crescent Pallet Carousel:


 Bentuk lintasan : L
 Panjang lintasan : menyesuaikan gambar
 Tinggi dari lantai ke atas pallet : 310 mm
 Tinggi panel sisi tengah di atas pallet : 150 mm
 Lebar apron yang bergerak : 866 mm
 Lebar conveyor keseluruhan : 941 mm
 Pallet pitch : 533.5 mm
 Tebal pallet : 23 mm
 Radius lintasan : 934 mm atau 1200 mm
 Beban rata-rata per linear meter : 56 kg/m
 Beban dinamis maksimal : 100 kg (50 kg/bagasi)
 Beban statis maksimal : 150 kg
 Kecepatan : 0.5 m/detik
 Aturan ukuran gear motor: Factor load = 120% beban
maksimal Duty factor = 150%
 Jumlah roda penyangga di setiap pallet: minimal 12 roda per
pallet

PT. INDULEXCO 47 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

Spesifikasi Crescent Pallet Carousel:

 Pallet terbuat dari kayu komposit setebal 18 mm yang bungkus


polyurethane P040 warna hitam setebal kurang 2.5 mm. Lapisan
pembungkus tahan terhadap keausan dan mengandung pelumas
di dalamnya untuk memastikan keawetan dan meminimalkan
kebisingan.

 Pallet Link (lengan penghubung pallet) terbuat dari mild steel


yang difabrikasi

 Sebagai bagian dari proses jaminan kualitas, pallet telah


diperiksa dan diuji sehingga bisa melampaui beban statis dan
dinamis. dengan

 Drive (motor penggerak) 2.2 kW, 3 Phase, 50 Hz, tipe SA range


helical worm wheel menggunakan mekanisme cartepillar. Gear
motornya shaft mounted dengan torque arm yang mentransfer
langsung power ke sprocket.

 Kerangka carousel dibuat dalam section modul sepanjang 2200


mm. Berbahan mild steel tebal 3 mm dengan finish electroplated
gold passivate.

 Panel/cover samping dan atas di sisi darat (area publik)


berbahan stainless steel 304 dengan finish brush No.4.

 Panel/cover samping dan atas di sisi udara berbahan mild steel


tebal 3 mm dengan finish powder coated.

 Panel di bagian bawah (toe kick) baik di sisi darat maupun sisi
udara berbahan mild steel tebal 2 mm dengan finish powder
coated warna hitam.

 Baut panel berupa baut button socket head dengan finish


electroplated.

 Support Wheel (roda penyangga) berupa roda plastik high-


density (nylon) berdiameter 50 mm dengan lebar 13 mm yang
dipasangi precision sealed bearing. Support wheel dibaut ke
kerangka carousel di bawah pallet dan bertugas menopang di
bagian pinggir di kiri dan kanan pallet.

PT. INDULEXCO 48 Transportasi Dalam Gedung


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Spesifikasi Teknis Mekanikal
Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B12 Kav.2 Rancangan Teknik Terinci (RTT) Perluasan Terminal dan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta - Indonesia Area Parkir Beserta Fasilitas Penujangnya Di Bandara El Tari - Kupang

PT. INDULEXCO 49 Transportasi Dalam Gedung


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT LANSEKAP
RENCANA TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL DAN AREA PARKIR
BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI
KUPANG
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

BAB 1
KETENTUAN DAN TEKNIS PEKERJAAN LANSEKAP

1. UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan Lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang
tertera dalam gambar lansekap dan sesuai petunjuk-petunjuk Manager
Proyek ,.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam RKS


dan gambar pelaksanaan, yaitu :

1. Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah.


2. Pekerjaan soft material ( penanaman ) dan pekerjaan hard material (
perkerasan dan furnitur lansekap).
3. Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman, kebersihan lingkungan
dan pekerjaan – pekerjaan lain yang terkait / erat kaitannya dengan
pekerjaan ini.

1.2. STANDAR RUJUKAN

1. Semua pekerjaan lansekap harus dilaksanakan dengan mengikuti


semua petunjuk Gambar Kerja, standar atau petunjuk dan syarat
pekerjaan lansekap yang berlaku, standar spesifikasi bahan yang
dipergunakan dan sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas
Lapangan.

2. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor


diminta untuk memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain
yang menyangkut pekerjaan bidang lainnya, terutama dalam
melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian tanah,
agar tidak terjadi kesalahan pembongkaran, pengurukan yang tidak
diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai
dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

PT. INDULEXCO 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

1.3. SARANA KERJA

1. Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja bagi semua


pekerjaan yag dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan,
pendataan peralatan kerja serta pengajuan jadwal kerja. Hal ini harus
dilaporkan dan mendapatkan persetujuan dari Manager Proyek.

2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan


memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan
kerja di lapangan.

3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus


aman dari segala kerusakan, hilang dan lain-lain hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan. Kerusakan dan
kehilangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. Kontraktor wajib mengadakan dan menyediakan alat bantu kerja yang


menjamin keamanan, keselamatan dan kelancaran pelaksanaan
selama pekerjaan berlangsung (sepatu bot, helm, sarung tangan, dll) .

1.4. TENAGA KERJA

1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang kompeten sesuai


dengan keahliannya.

2. Untuk pekerjaan hardscape, dibutuhkan tenaga kerja sebagai berikut :


- Mandor / Pengawas
- Tukang Kayu
- Tukang Batu
- Asisten tukang / Kenek

3. Untuk pekerjaan softscape dibutuhkan tenaga kerja sebagai berikut :


- Mandor / Pengawas
- Tukang Tanam ( pekerja khusus penanaman )

PT. INDULEXCO 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

1.5. PERBEDAAN, PENYESUAIAN & KELENGKAPAN GAMBAR

1. Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib


melakukan pengecekan ulang pada titik acu pengukuran bersama
Manager Proyek.

2. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan, apabila terjadi perbedaan dan


atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada, antara gambar
struktur, gambar lansekap, gambar mekanikal, gambar elektrikal,
gambar sanitasi, maupun perbedaan yang terjadi dengan keadaan di
lapangan, Kontraktor diwajibkan untuk melaporkannya secara tertulis
kepada Manager Proyek untuk kemudian Manager Proyek
memberikan keputusan tentang itu untuk bisa dilaksanakan setelah
membahasnya terlebih dahulu bersama Perencana.

3. Untuk ukuran dalam gambar Lansekap pada dasarnya adalah ukuran


jadi sampai dalam keadaan finish / selesai. Semua ukuran harus
benar-benar diperhatikan terutama peil-peil, ketinggian, lebar,
ketebalan, luas penampang dan lain-lain sesuai dengan apa yang
tertera dalam gambar. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila
belum dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib melaporkan
secara tertulis kepada Manager Proyek, kemudian Manager Proyek
memberi keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan setelah membahasnya dengan Perencana.

4. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap / detil


dalam gambar, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing, yaitu
merupakan gambar detil pelaksanaan yang berdasarkan gambar
perencanaan, gambar kerja yang telah disesuaikan dengan keadaaan
di lapangan pada kertas standard yang berlaku dan rapih. Di dalam
Shop Drawing ini harus jelas dan mencantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produksi, cara pemasangan dan atau
persyaratan khusus bahan yang dipakai. Persetujuan secara tertulis,
hal yang menyangkut aspek perencanaan harus mendapat
persetujuan Perencana.

5. Pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat


catatan yang cermat dari pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
penyesuaian di lapangan. Catatan tersebut harus dituangkan di dalam
satu set gambar kalkir lengkap sebagai As Built Drawing. As Built
Drawing harus segera diserahkan kepada Manager Proyek setelah
pekerjaan selesai, untuk kemudian dijadikan sebagai data arsip.

PT. INDULEXCO 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

1.6. PERSYARATAN PEKERJAAN LANSEKAP

1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk


dan syarat-syarat pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan
pemakaian bahan bangunan yang berlaku, standard spesifikasi dari
bahan yang dipergunakan dan sesuai petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh Manager Proyek dengan saran Perencana. Jika
ternyata di dalam RKS terdapat kelainan atau penyimpangan dengan
peraturan-peraturan tersebut di atas maka harus dilakukan
kesepakatan bersama Konsultan MK dalam menentukan syarat yang
diberlakukan.

2. Pekerjaan Lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua


petunjuk gambar-gambar Lansekap terlampir dan apa yang ditentukan
kemudian oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas atas petunjuk
Perencana.

3. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus


mengajukan ijin kerja yang disetujui Manager Proyek agar dapat
dikoordinasikan dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Terutama dalam melakukan
pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian tanah agar tidak
terjadi kesalahan, pembongkaran, perusakan yang tidak diinginkan
terhadap pekerjaan lain yang telah selesai dilaksanakan maupun yang
sedang dilaksanakan.

1.7. BAHAN DAN MATERIAL

1. Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang


tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi
bahan yang telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat-syarat pekerjaan lansekap
ini serta petunjuk-petunjuk Manager Proyek atas saran dan petunjuk
Perencana.

2. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh Manager Proyek.


Contoh bahan yang akan dipasang harus diajukan dan diserahkan
kepada Manager Proyek untuk kemudian mendapatkan persetujuan
dari Manager Proyek sesuai petunjuk Perencana. Pengajuan bahan
harus yang setara dengan apa yang dipersyaratkan.

PT. INDULEXCO 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di


lapangan harus benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan
spesifikasi dan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

1.8. PENYIMPANAN BARANG-BARANG & MATERIAL

1. Pelaksana pekerjaan / Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub


Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang – barang dan
material – material kebutuhan pelaksanaan baik di luar ( terbuka )
ataupun di dalam gudang – gudang, sesuai dengan sifat barang dan
material tersebut, dan atas persetujuan Manager Proyek sehingga
akan menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan yang
diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.

2. Barang–barang dan material – material yang tidak akan digunakan


untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan , tidak
diperkenankan untuk disimpan di dalam site.

1.9. BARANG CONTOH / SAMPLE

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub


Kontraktor diwajibkan :

1. Menyerahkan barang – barang contoh ( sample ) dari material yang


akan dipakai / dipasang, untuk mendapat persetujuan dari Manager
Proyek

2. Barang – barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan


tanda bukti / sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang /
material tersebut.

3. Untuk barang – barang dan material yang akan didatangkan ke site


(melalui pemesanan), maka Pelaksana Pekerjaan / Kotraktor dan Sub
Pelaksana Pekerjaan / Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
- Brosur
- Katalog
- Gambar Kerja atau Shop Drawing
- Dan lain – lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

PT. INDULEXCO 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

1.10. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub


Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu pekerjaan yang
telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing – masing.

1.11. DASAR PENENTUAN UKURAN / POSISI BAGIAN-BAGIAN


PEKERJAAN

1. Untuk mendapat ketepatan posisi di lapangan dari setiap bagian


pekerjaan, harus diperhatikan segala petunjuk yang tertera dalam
gambar Lansekap.

2. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan maka patokan-patokan


ukuran yang dipakai adalah as-as bangunan yang telah ada di
sekitarnya dengan menyesuaikan ukuran di gambar setiap kali, atau
dipakai patokan-patokan yang ada di dalam site untuk bagian-bagian
yang jauh dari bangunan.

3. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di dalam site


serta membubuhkan nomor as dan koordinatnya , terutama untuk
patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan. Patok-patok tersebut
harus mengacu kepada benchmark tapak.

1.12. PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSEKAP

1. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga
ketepatan pemasangan patok-patok di lapangan.

2. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti


bentuk/kemiringan/ contour/peil yang tertera dalam gambar.

3. Pemadatan dan pengolahan tanah harus mengikuti tahap dan syarat


yang ditentukan dalam penjelasan di butir sebelumnya.

4. Tidak dibenarkan adanya genangan air di atas tanah, serta


penumpukan puing dan sampah selama pelaksanaan pekerjaan.

5. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk


dalam dokumen gambar kerja, serta syarat teknis pekerjaan lansekap.

PT. INDULEXCO 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

1.13. FOTO VISUAL PROYEK

Setiap jenis pekerjaan yang harus dibuatkan foto – foto visual minimal
3(tiga) phase yaitu pada saat pekerjaan dimulai hingga selesai (0%, 50%,
dan 100%) dengan posisi pengambilan foto pada tempat yang sama. Foto
– foto ini harus disusun sesuai urutan pengambilan sehingga akan terlihat
jelas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan dibuat rangkap 3 (tiga),
1 set untuk dokumen proyek, 1 set untuk dokumen pengawasan dan 1 set
lagi untuk Kontraktor untuk keperluan pembayaran / tagihan yang harus
dilampirkan pada setiap pengajuan tahapan pembayaran.

1.14. PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama proyek harus dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai
standar yang berlaku dimana proyek tersebut berada, sebanyak 2 buah,
ditempatkan pada lokasi yang dapat dibaca / dilihat oleh umum.

1.15. KEAMANAN, AIR KERJA & LISTRIK

Kontraktor harus menjamin keamanan proyek selama masa pelaksanaan,


menyediakan air kerja (sumur pantek dan pompa tangan ), serta listrik
untuk kerja.

1.16. FASILITAS-FASILITAS DI LAPANGAN

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan /


Kontraktor diwajibkan menyediakan sendiri :
1. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan dan keamanan.
2. Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas – petugas yang ada di
proyek.
3. Alat – alat pemadam kebakaran
4. Obat dan alat untuk PPPK (P3K)
5. Kamar mandi dan WC untuk pekerja lapangan.

PT. INDULEXCO 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

2.1. UMUM

1. Kontraktor harus memulai pekerjaan dari patok – patok yang telah


disetujui Manager Proyek dan bertanggung jawab penuh atas
pengukuran – pengukuran yang dibuatnya.

2. Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data


mengenai kondisi tanah bagian bawah (sub soil) serta sifat struktur
tanah yang ada di lokasi pekerjaan.

3. Kontraktor pelaksana harus mengadakan pengukuran / pematokan


untuk penerapan rencana di lapangan yang mana kemudian harus
mendapat pengesahan / persetujuan atas kebenaran hasil ukurnya
dari Manager Proyek.

4. Kontraktor diwajibkan memelihara patok – patok serta tugu – tugu


utama selama masa pelaksanaan.

2.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan adalah pembersihan lahan, dimana Kontraktor


pelaksana diwajibkan menyingkirkan atau membuang :

1. Batuan / puing – puing yang tersisa akibat pekerjaan bongkaran dan


dibuang ke luar lokasi pekerjaan .

2. Semak belukar / rumput yang ada di atas permukaan areal yang akan
dikerjakan / ditata, termasuk membuang sisa – sisa akar tanaman yang
dipindahkan atau ditebang.

3. Sampah tebangan pohon atau semak belukar yang tidak berzat kayu
dapat dicacah dan dihancurkan dengan proses peng-kompos-an,
dengan cara penimbunan dan pembalikan secara berkala hingga
materi siap menjadi kompos.

PT. INDULEXCO 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

2.3. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah meliputi :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pembentukan dan Penyelesaian tanah.
3. Pembersihan lahan
4. Pekerjaan Tanah Subur.

2.3.1. Pekerjaan Persiapan Tanah

 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran / pemindahan /


pembersihan di area kerja dari benda / bekas bangunan / struktur
bangunan yang tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu
terlaksananya kelancaran kerja di tempat tersebut dan dibuang keluar
proyek.

 Pohon / semak / rerumputan yang tidak diperlukan lagi di area kerja


harus disingkirkan berikut pokok pohon / semak / rerumputan sampai
akar-akarnya (striping tanah) sedalam kurang lebih 30 cm. Sampah-
sampah tanaman / kotoran-kotoran tanaman merupakan tanggung
jawab Kontraktor untuk pembersihannya.

 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik mula / peil


dasar yang diperlukan di tempat kerja.

2.3.2. Pembentukan dan Penyelesaian Tanah

 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, dan perataan


tanah. Tanah yang dipergunakan adalah tanah subur / top soil yang
bebas dari kotoran, akar- akar pohon serta bongkahan puing.

 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk /


rencana grading, kemiringan / contour / peil yang tertera dalam gambar
lansekap.

 Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengurugan tanah


yang mengandung bahan pupuk organis.

PT. INDULEXCO 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

2.3.3. Pembersihan Lahan

 Lahan yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun


yang telah selesai digarap harus dibersihkan dari bekas tanah galian
dan bekas-bekas bahan bangunan.
 Dibersihkan dari batu, kerikil, adukan beton / semen, kapur, dan
berbagai material bekas bangunan, bahan plastik dan bahan-bahan
non-organik lainnya dibuang keluar dari lokasi proyek.

 Pembuangan sampah memisahkan antara puing, batu, plastik (


organik & non organik ), untuk sampah tanaman sebaiknya dapat di
komposisasi, sehingga hasil komposnya dapat digunakan kembali
untuk pemupukan pada saat penanaman.

2.3.4. Pekerjaan Tanah Subur

1. Tanah yang digunakan harus terdiri dari tanah gembur, tidak berbatu
atau tidak terdapat puing-puing bekas bangunan, tidak ada sampah
dan rumput/ tanaman liar.

2. Tanah yang digunakan harus bebas dari bibit hama, kutu maupun
rayap.

3. Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik yang telah melalui masa
penimbunan selama minimum 6 bulan, sebagai campuran tanah
gembur dengan perbandingan 3 : 1 (tanah : pupuk), atau campuran
tanah humus.

4. Air siram untuk tanaman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya.

5. Apabila dipandang perlu, Manager Proyek dapat meminta kepada


Kontraktor, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini, diperiksa di
Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.

6. Campuran tanah dan pupuk kandang harus merata, demikian pula


dengan campuran humus.

7. Lapisan tanah subur harus sama ketebalannya sesuai yang


disyaratkan dalam detil gambar, diratakan dan disiram air.

PT. INDULEXCO 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

8. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana bentuk permukaan


tanah / fine grading sudah sesuai dengan desain, dan sudah mendapat
persetujuan dari pihak Manager Proyek

PT. INDULEXCO 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

BAB 3
PEKERJAAN LANSEKAP

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Lansekap meliputi pekerjaan hardscape dan softscape, sesuai


dengan gambar rencana serta uraian teknis dan syarat pekerjaan
Lansekap, sehingga diperoleh hasil kerja yang baik.

3.2. PERSYARATAN UMUM

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus terlebih dahulu


mengajukan contoh dan daftar material hardscape dan tanaman yang
akan dipasang / ditanam yang harus mendapat persetujuan Manager
Proyek.

2. Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi


perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap
jenis tanaman. Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang ditarik
dari as - as bangunan yang terdekat / patokan-patokan yang ada
dalam site.

3. Kontraktor harus menyediakan air yang dibutuhkan untuk penyiraman.


Air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak serta bahan kimia
lainnya yang dapat menyebabkan tanaman mati serta rusaknya
pekerjaan hardscape.

4. Kontraktor harus membuat Temporary Nursery di lapangan untuk


mempersiapkan tanaman beradaptasi dengan lingkungannya.

5. Kontraktor diwajibkan mengajukan Shop Drawing dengan mengikuti


ukuran, bentuk dan peletakkan sesuai gambar perencanaan.

6. Pada pekerjaan pemasangan armatur lampu Kontraktor wajib


mengkoordinasikan jalur instalasi listrik untuk mendapatkan hasil yang
rapih dan sempurna.

7. Pekerjaan pemasangan perabot taman ( canopy / shelter, bangku


taman, dll ) dikerjakan paralel dengan pekerjaan finishing hardscape,
sehingga pekerjaan finishing pada titik-titik peralihan dapat dikerjakan
dengan rapih.

PT. INDULEXCO 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

8. Setelah semua pekerjaan selesai (pekerjaan hardscape dan


softscape), Kontraktor harus membersihkan area tersebut dari kotoran,
sampah, material lain yang tidak digunakan lagi.

9. Pekerjaan lansekap sudah dapat diserahterimakan apabila pekerjaan


sudah selesai 100% dengan hasil pekerjaan yang sempurna, baik itu
pekerjaan hardscape maupun softscape.

3.3. PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN HARDSCAPE

3.3.1. Pekerjaan Beton Cor di tempat

 Pekerjaan beton cor di tempat adalah termasuk penulangan, bekisting,


finishing dan pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.

 Seluruh bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan harus dari


sumber – sumber yang diizinkan Manager Proyek dan harus
memenuhi standar. Termasuk pengemasan untuk bahan yang
dikemas, harus utuh, baik dan tertutup rapat dengan bahan kedap air
sebelum digunakan dan pada saat digunakan.

A. Agregat.
• Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar
dan secara umum harus sesuai dengan standar yang berlaku.
• Agregat harus bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan organis
lainnya. Agregat halus harus disimpan terpisah. Penggunaan bak –
bak – bahan yang berlantai sangat diharuskan untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.

B. Semen.
• Hanya satu merek dari tipe semen yang harus dipakai untuk
pekerjaan beton.
• Semen diangkut ke lapangan dalam keadaan tertutup dalam
kantong yang terjahit dalam jumlah secukupnya untuk dapat
dipergunakan pada pelaksanaan waktu itu dan dijaga agar semen
tidak menjadi lembab.
• Sebelum dipakai, semen harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan hanya dipergunakan pada saat diperlukan
untuk pelaksanaan.

PT. INDULEXCO 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pada pemakaian semen yang dibungkus, penyimpanan semen


yang baru tidak boleh ditimbun di atas timbunan yang sudah ada
dan pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
• Apabila semen telah disimpan lama dan / atau mutunya diragukan,
maka sebelum boleh dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu
bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.
• Semen curah tidak boleh dipakai.

C. A i r.
• Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan
organis atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton atau
tulangan baja. Air harus bersih, jernih dan tawar. Hal lain mengenai
air disesuaikan dengan standar yang berlaku.

D. Penulangan.
• Penulangan yang dipakai untuk sloof adalah tulangan polos berat
75 kg/m3 atau sesuai gambar.
• Penulangan yang dipakai untuk pedestrian adalah tulangan wire
mesh M4 & M6 atau sesuai gambar.
• Pada pemasangan penulangan wire mesh yang bertemu bagian
manhole dan lubang tanaman agar digunting atau sesuai gambar.
• Pada pemasangan penulangan wiremesh bagian bawah dipasang
beton deking setebal 4 cm atau sesuai gambar.
• Pada sambungan tulangan wire mesh agar diikat dengan kawat
beton minimal 1mm seperti yang disyaratkan sesuai gambar.

E. Bekisting.
• Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat –
cacat, gelombang – gelombang maupun perubahan – perubahan
bentuk, ukuran, ketinggian serta posisi dari beton yang dicetak.
• Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus
benar-benar bersih sebelum penggunaannya.
• Penyangga – penyangga bekisting harus diberi jarak antara yang
dapat mencegah defleksi.
• Bekisting beserta sambungan – sambungannya harus dapat
mencegah kebocoran – kebocoran adukan selama pengecoran.
• Lubang – lubang pembukaan sementara harus disediakan di dalam
bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.
• Kontraktor baru diperbolehkan mulai dengan pelaksanaan setelah
mendapat persetujuan atas rencana bekisting yang dibuatnya.

PT. INDULEXCO 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Bekisting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa


sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur –
struktur yang dicetak.

F. Urutan pekerjaan adalah :


• Pemadatan tanah.
• Pemasangan lapisan pasir urug padat, t = 5 cm.
• Struktur bawah adalah lantai kerja tulangan wiremesh M.6.100 atau
sesuai gambar.
• Tulangan sloof 10 x15 menggunakan besi dia. 6 & 8 atau sesuai
gambar.
• Beton mutu K.175 atau sesuai gambar, untuk lantai kerja dan batu
pinggir, dituangkan secara bertahap. Sehingga dipastikan
kepadatan merata keseluruh area.
• Alat jidar digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan sehingga dipastikan tidak akan terjadi genangan di
waktu permukaan basah.
• Tahap ini juga dilakukan untuk membentuk slope/kemiringan (1%)
untuk mengalirkan air permukaan

3.3.2. Paving Block & Kanstin

Merupakan suatu jenis produk material bangunan untuk system


perkerasan jalur kendaraan, plaza, pejalan kaki bersifat fleksibel yang
terbuat dari campuran beton dengan kekuatan dan ukuran tertentu. Yang
mana produk tersebut telah memenuhi Standar Spesifikasi Produk secara
internasional, yakni memenuhi faktor :

 Flexual Strength, yakni pengujian untuk penentuan kuat lentur dari


setiap unit.
 Compressive Strength, yakni pengujian untuk menentukan kuat tekan
dari setiap unit.
 Abrasion Resistence, yakni nilai koefisien dari hasil pengujian
ketahanan aus permukaan dari setiap unit.

A. M a t e r i a l.

• Agregat .
Penggunaan agregat halus ataupun kasar, baik material alami yang
non crushed ataupun crushed harus dapat memenuhi unsur-unsur
yang ada dalam standar spesifikasi ASTM – C 33.

PT. INDULEXCO 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Semen.
Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi
unsur persyaratan ASTM – C 150.
• Pigmen.
Penggunaan pigmen sebagai pewarna beton harus memenuhi
unsur persyaratan ASTM – 979.

B. Spesifikasi Typikal.
Toleransi dimensi adalah +/- 2 mm untuk panjang dan +/- 3 mm untuk
tebal.

C. Penempatan ( storage ) dan identifikasi produk.


Penempatan Paving block di lapangan, harus dengan mudah dapat
diidentifikasi sesuai dengan kode produksi. Identifikasi produk meliputi
Tanggal, Bulan, dan Tahun produksi serta asal mesin produksi.
Pemisahan setiap tanggal produksi yang berbeda harus dilakukan,
sehingga tidak tercampur antara satu periode dengan periode
produksi yang lain.

D. Sampling.
Pengambilan sample untuk kepentingan pengujian di laboratorium
dilakukan secara random dari setiap lot produksi, 1 buah sample
diambil dari setiap 1000 buah Paving block. Dengan jumlah sample
total adalah 10 buah dengan alokasi penggunaan adalah :
• Tes Kuat Tekan ( Compressive Strength ) : 5 buah
• Tes Kuat Lentur ( Flexural Strength ) : 3 buah
• Tes Abrasi ( Abrasion Strength ) : 2 buah

E. Verifikasi.
Dalam hal pengendalian mutu internal, maka produsen block dapat
melakukan tes internal secara reguler dan mendata hasil tes dari
setiap produk untuk digunakan sebagai bahan referensi mutu jika
suatu saat diperlukan atau diminta oleh pelanggan.
Independent Test juga dapat dilakukan berdasarkan permohonan dari
Owner / Direksi pada instansi laboratorium independent yang ditunjuk
dengan tetap mengacu kepada standard yang sama.

PT. INDULEXCO 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

F. Penerimaan dan penolakan.


Paving block yang dikirim ke lokasi proyek harus diterima dalam
keadaan utuh tanpa adanya cacat.

G. Lapisan.
• Batas kandungan air ( Moisture Content ) pasir alas adalah 6% -
8% dan maximum 1% untuk pasir pengisi ( Joint Filler ). Pasir harus
terbebas dari kandungan garam yang akan menyebabkan
terjadinya efek efflorescence.
• Lapisan Sub grade atau lapisan tanah dasar harus diratakan atau
dipotong sedemikian rupa sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan sama dengan yang dibutuhkan untuk kemiringan
drainage ( Water run off ) yaitu minimal sebesar 1,5 %. Sub grade
harus dipadatkan dengan kepadatan relatif minimal 90% MDD
(Modified max. Dry Density ) sebelum pekerjaan Sub base
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan.
• Pekerjaan lapisan Sub base disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Profil lapisan permukaan dari
Sub base juga harus mempunyai kemiringan minimal 2% dua arah
melintang ke kiri dan ke kanan.
• Kansteen, gutter, manhole atau sejenisnya harus sudah terpasang
sebelum pemasangan Paving block, demikian juga untuk instalasi
di bawah Paving block seperti drainage/saluran, juga harus sudah
dilaksanakan sebelum pemasangan Paving block.
• Peralatan yang dibutuhkan adalah :
- Mesin plat compactor ( Stamper ) dengan luas permukaan plat
antara 0.35 – 0.50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar
16 sampai 20 kN dengan frekuensi getaran berkisar 75 sampai
100 Hz.
- Alat pemotong Paving block ( cutter ).
- Kayu yang diserut rata sebagai jidar untuk leveling screeding
pasir alas.
- Benang.
- Alat handling berupa lori terbuat dari besi ( seperti lori beras )
yang dibentuk menyiku untuk memudahlan pemindahan Paving
block.
- Pin stick ( linggis ) yang bagian ujung bawahnya dibuat runcing
melebar sebagai alat naating.

PT. INDULEXCO 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

H. Pemasangan.
• Pasir alas seperti yang dipersyaratkan, segera digelar di atas
lapisan base, kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga
mencapai kerataan seragam dan mengikuti kemiringan yang sudah
dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

• Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter di depan


Paving block terpasang dengan tebal screeding max. 50 mm dan
min. 25 mm. Pasir tidak boleh terganggu dengan getaran apapun
sampai dengan pemasangan block dilakukan.

• Pemasangan Paving block harus dimulai dari satu titik / garis (


starting point ) di atas lapisan pasir alas ( laying course ).

• Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik


tegang dan diarahkan melintang sebagai pedoman garis A dan
memanjang sebagai garis B, kemudian buat pasangan kepala
masing – masing di ujung benang tersebut.

• Pemasangan Paving block harus segera dilakukan menyusul


setelah penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung
antara block dengan membuat jarak celah / naat dengan spasi 2 –
3 mm untuk pengisian joint filler.

• Memasang Paving block harus maju, kemudian si pekerja


mengambil posisi di atas block yang sudah terpasang.

• Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil


melintang permukaan Paving block minimal mencapai 2% dan
maksimal 4%, dengan toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak
3 meter garis lurus dan 20 mm untuk jarak 10 meter garis lurus.
Pembedaan maksimum kerataan pasangan antar block tidak boleh
melebihi 3 mm.

• Pengisian joint filler segera dilakukan menyusul pemasangan


Paving block dan dilanjutkan dengan pemadatan.

PT. INDULEXCO 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor


yang mempunyai plate area 0,35 sampai 0,50 m2 dengan gaya
sentrifugal sebesar 16 – 20 kN dan getaran dengan frekuensi 75 –
100 Hz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan Paving block dengan minimal
akhir pemadatan adalah 1 meter di belakang akhir pasangan.
Pemasangan Paving block tanpa disertai pemadatan akan
mengakibatkan resiko tinggi, yakni akan memudahkan terjadinya
deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya pengaruh
lintasan troli ( alat handling ) di lapangan.

• Pemadatan biasanya dilakukan sebanyak 2 putaran. Putaran


pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan
5 – 25 mm ( tergantung pasir yang dipakai ). Pemadatan putaran
kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah / naat block,
dan masing – masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

3.3.3. Batu Alam (Andesit)

A. U M U M

1. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :

• Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai


agar sesuai gambar rencana.

• Lapisan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh


pekerjaan struktural & arsitektural selesai dikerjakan.

• Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus


mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK),
Pemberi Tugas dan Perencana.

• Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk


mengajukan gambar kerja pelaksanaan untuk disetujui oleh MK dan
Pemberi Tugas.

• Ketentuan umum ini mengikat untuk seluruh pekerjaan lantai dan


dinding sesuai area yang telah ditentukan pada gambar rencana.

PT. INDULEXCO 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

2. Lingkup Pekerjaan

• Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

• Bagian yang termasuk :


- Untuk lantai dan dinding.
- Bagian lain sesuai gambar rencana
- Adukan (mortar) untuk setting dinding dan lantai marble/granit,
kansteen, serta pekerjaan-pekerjaan lain seperti pada gambar
rencana.
- Grouting Anchors, Angles (siku), dan penguat (framing) yang
cukup.
- Aksesori-aksesori lain yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.

• Bagian yang terkait :


- Pekerjaan lantai beton
- Pekerjaan Dinding Plesteran
- Pekerjaan Kosen / Daun Jendela / Pintu Kayu / Besi

3. Referensi
• Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- PUBI
- SII-0739-80 - Andesit
- ASTM A123-84 - Zinc (Hot Dipped) galvanized
coatings on iron and steel product.
- ASTM A-307 - Steel Anchor, bolt, dowels, nuts.
- ASTM C241 - Stone Abrassion resistance untuk
granit dan Andesit import

• Quality Assurance :

- Kualifikasi manufaktur :
Produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
dan diterima oleh MK dan Pemberi Tugas.

- Kualifikasi Pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

PT. INDULEXCO 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta


memiliki skill yang dibutuhkan.

 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, Pemberi


Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa
atau kurang skill-nya

4. Pengiriman (Submittals)

• Data Produk :
- Kirimkan informasi-informasi teknis dari pabrik untuk brosur.
- Kirimkan data tentang Abrassion resistance untuk setiap tipe
berdasarkan frekuensi lalu lintas pemakaian.

• Shop Drawing :
- Kirimkan gambar detail yang menunjukkan bentuk, ukuran, serta
metode dan anchor (angker).
- Kontraktor harus mengirimkan kepada MK dan Pemberi Tugas
untuk persetujuan yaitu gambar-gambar pemotongan secara
lengkap, penempatan dalam potongan-potongan detail dan
ukuran dari batu alam pengaturan sambungan, anchor, dan
detail-detail yang dibutuhkan.
- Kemungkinan pemasangan anchor, dowel, dan cramping sesuai
dengan standar yang praktis harus dengan jelas ditunjukkan
dalam shop drawings.

• Sample :
- Kirimkan 3 set sample untuk setiap type batu alam (ANDESIT)
dengan ukuran tidak kurang dari 600 mm x 600 mm yang
menunjukkan finishing dan variasi warna yang diharapkan
secara keseluruhan.
- MK dan Pemberi Tugas akan mereview sample sebagai
persetujuan range variasi yang diharapkan secara keseluruhan.
- Kirimkan contoh warna grouting untuk dipilih oleh Arsitek.

• Kualifikasi Data :
Kirimkan kualifikasi Fabricator dan Installer dengan pengalaman
yang tinggi, termasuk list dari proyek-proyek dengan lingkup sejenis
dengan mencantumkan nama, lokasi, tanggal, serta referensi nama
dan nomor telepon.

• Mock-up :
- Membuat mock-up seluas 3 m2 untuk pemasangan lantai dan
dinding mewakili pekerjaan finish.

PT. INDULEXCO 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

- Mock-up harus dibuat sebagai bagian dari pekerjaan yang harus


disetujui secara tertulis oleh arsitek.

- Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai kualitas standar


dan hasil kerja. Simpanlah mock-up sampai pekerjaan
keseluruhan selesai.

- Setelah selesai pekerjaan atau sesuai petunjuk MK dan


Pemberi Tugas, angkat dan pindahkan mock-up keluar site.

5. Penyimpanan dan Perawatan

• Angkat, simpan, dan jaga setiap unit untuk menghindari kerusakan.


Peganglah dengan peti kayu untuk menghindari kerusakan pada
ujung dan pinggirannya.

• Lindungi batu alam (ANDESIT) untuk menjaga jangan sampai


staining (pudar warna/rusak), pecah, rompal, atau tergores. Bila
kerusakan-kerusakan diatas sampai terjadi, maka akan ditolak baik
sebelum maupun setelah dipasang.

• Lindungi material grouting dari lembab, mengeras, dan pudar.

6. Garansi

• Kualifikasi Fabricator dan Installer :

- Minimum 10 tahun dengan pengalaman tertulis dalam bidang


ANDESIT.
- Melaksanakan pekerjaan dengan skill mekanis dan
pemasangan ANDESIT.

• Fabricator harus mengirimkan jaminan dimana setiap tipe batu


alam (ANDESIT) yang dikirim ke site harus berasal dari satu
sumber (Quarry).

B. PRODUK

1. Bahan / Jenis

• Semua bahan merupakan produk kualitas satu dari sumber terpilih.

PT. INDULEXCO 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada MK dan Pemberi


Tugas dan semua granit yang digunakan harus sesuai dengan
sample yang disetujui dan disuplai dalam kemasan asli dari pabrik.

• Extra Stock :
- Sediakan dan kirim jumlah extra stock minimum 5% dari setiap
ukuran, warna, dan finishing dari setiap bentuk tile untuk
mengganti jumlah yang rusak selama pengiriman dan
pemasangan.
Dan kirimkan juga extra 5% untuk setiap tipe dan ukuran sesuai
ukuran panel terbesar yang dipasang setelah selesai pekerjaan
pemasangan untuk digunakan oleh Pemberi Tugas pada masa-
masa yang akan datang.
- Kirimkan extra stock tersebut ke site sesuai petunjuk MK
Pemberi Tugas, dan pastikan dikemas dalam peti kayu untuk
perlindungan dan identifikasi setiap kemasan.

• Produk dan type ANDESIT :


- Product : batu alam
- Ketebalan : minimal 2 cm
- Tipe/warna : ditentukan kemudian atau sesuai gambar
- Pemasangan : dengan sistem basah dengan adukan.

2. Aksesori

• Anchor, Dowel, Ties, dan Cramps :


- Support angles, slotted cramps, straps, rods, clip dan soffit
hangers, harus dari steel heavily galvanized setelah fabrikasi.
- Ukuran dan konfigurasi sesuai yang dibutuhkan untuk
menyangga ANDESIT dan beban-beban superimposed.
- Bolt dan nuts (mur) harus dari stainless steel, sesuai AISI 304.

• Solusi pembersihan :
Tipe sesuai dengan joint ANDESIT, joint/hubungan antar material
dan permukaan yang berdekatan. Konsultasikan dengan supplier
batu alam (ANDESIT).

PT. INDULEXCO 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

3. Pembuatan (Fabrication)

• Toleransi pembuatan granit.


- Toleransi untuk setiap ukuran : + atau – 1,5 mm
- Toleransi ketebalan : + atau – 1,5 mm
- Toleransi bentuk persegi : + atau – 1,5 mm
- Toleransi kerataan : 1,2 mm bila diukur dengan
sisi lurus
- Deviasi diagonal : + atau – 1,5 mm
- Toleransi seharusnya tidak boleh bertambah jumlahnya.

• Ketepatan pemotongan untuk memastikan bentuk dan ukuran yang


benar dan pas.

• Ketepatan hubungan pemasangan, sudut-sudut dan sisi-sisinya.

• Potong bagian belakang paralel dengan bagian muka.

• Potonglah untuk bagian sudut luar sesuai gambar, dan buatlah sisi
bevel pada sisi tersebut sesuai gambar.

• Sediakan potongan dan drilling sesuai kebutuhan untuk menerima


bagian pekerjaan lain.

• Dalam pemotongan dan pengepasan, dengan hati-hati potong dan


haluskan permukaan tanpa mengurangi kekuatan atau penampilan
bahan.

• Tambalan atau pengisian daerah berlubang untuk menutupi


kesalahan tidak diijinkan.

• Hubungan ANDESIT dengan pekerjaan struktural harus di check


lagi pada gambar. Tonjolan ANDESIT pada pekerjaan struktural
harus memiliki bentuk yang sesuai dengan penyangga (support).
Pekerjaan harus dilakukan dengan rapid an akurat.

4. Finishing

• Semua finish exposed, sisi bevel, dan permukaan-permukaan lain


harus difinish untuk memberikan sisi muka.

PT. INDULEXCO 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• ANDESIT
- Kasar (flamed), honed (poles) atau sesuai gambar.
- Finish lantai atau permukaan untuk menerima / sesuai frekuensi
lalu-lintas orang atau sesuai gambar.

• Finishing ANDESIT, dilapis dengan anti lumut (clear coating).

C. PENERAPAN

1. Pemeriksaan

• Periksa kondisi pemasangan dan proses dengan pekerjaan-


pekerjaan terkait.

• Perhitungkan bahwa item-item pekerjaan lain yang terkait dapat


diukur dan ditempatkan dengan baik.

2. Persiapan

• Untuk keseragaman dan kekuatan antara batu alam dengan lantai


ataupun untuk dinding, sebaiknya untuk pasangan dinding
menggunakan Bahan MU 300. Sedangkan untuk pasangan lantai
menggunakan MU 410.

• Bersihkan ANDESIT sebelum pemasangan. Jangan gunakan sikat


kawat atau implemen yang dapat merusak permukaan yang
diexpose.

• Bersihkan permukaan yang akan dipasang ANDESIT.


Pastikan permukaan tersebut sudah kuat, kering, bersih, dan bebas
dari minyak atau bekas lemak, adukan, tanah atau kotoran-kotoran
asing.

• Siapkan permukaan sesuai dengan instruksi pabrik yang


memasang bahan atau additive yang telah dipakai.Untuk dinding,
bahan perekat menggunakan MU 400, sedangkan bahan perekat
untuk lantai digunakan MU 450.

• Bersihkan permukaan beton dengan grinda apabila diperlukan agar


betul-betul dapat menghilangkan compound atau material lain yang
mengganggu perekat (bond) dalam setting material.

PT. INDULEXCO 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pada lokasi dimana terdapat pola ANDESIT, pola-pola tersebut


harus diberi tanda untuk mempersiapkan sebelum pemasangan.

3. Pemasangan

• Umum
- Toleransi :
 Variasi kerataan dan level : tidak melebihi 3 mm
dalam 3000 m
 Joint size : + 25 %
 Step in face : 1,5 mm maximum
 Jog in alignment at edge : 1,5 mm maximum
 Toleransi tidak bertambah dalam jumlah

• Material ANDESIT yang akan dipasang harus digelar terlebih


dahulu dilantai untuk mendapatkan persetujuan keseragaman
corak/pola uratnya serta sortir quality tile oleh MK dan Pemberi
Tugas.

• Bersihkan ANDESIT / batuan dengan membasahi dengan air bersih


sebelum di set dalam pekerjaan; khusus untuk pemasangan basah.

• Pasanglah ANDESIT dengan rata, level, lurus dan benar dengan


hubungan keseluruhan. Kelurusan permukaan tile harus pada sisi
luarnya.

• Jangan memasang ANDESIT yang rompal, retak, atau pudar atau


tidak baik, hal ini akan ditolak.

• Sediakan dan set anchor, dowel, ties dan hal-hal lain yang
dibutuhkan untuk memperkokoh pasangan.
Setel angkur pada posisi yang baik dan tidak kurang dari jarak yang
diijinkan. Pasang ANDESIT untuk memungkinkan pergerakan
bergeser, menciut/memuai, dan ekspansi termal dan kontraksi.

• Jangan menggunakan aluminium, plastik atau penumpu dari kayu.

• Berikan hubungan yang rata, dalam toleransi yang


diijinkan/spesifikasi, pada permukaan antara pasangan yang
berdekatan untuk menghasilkan hubungan baik dan maksimal.

• Potong dengan tepat dan akurat, lubangi dan sesuaikan ANDESIT


untuk hardware, outlet, fixture, fitting dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang menempel pada ANDESIT.

PT. INDULEXCO 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Dalam memotong dan mengepas, dengan hati-hati potong sisi-sisi


dan digrinda untuk ketepatan, pemotongan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi kekuatan atau penampilan ANDESIT.

• Pastikan bahwa outlet sudah ditempatkan pada tengah-tengah


pasangan ANDESIT kecuali ditunjukkan lain pada gambar.
Bila outlet/lubang tidak ditunjukkan pada gambar, harus dibuatkan
oleh kontraktor instruksi secara detail sesuai lokasi yang
ditunjukkan oleh Arsitek.

• Untuk pemasangan ANDESIT pada dinding dengan sistem bawah


(adukan) harus diperkuat dengan anchor.
Posisi anchor harus tepat pada balok atau kolom praktis sehingga
kuat.

• Untuk ANDESIT yang digunakan untuk eksterior bangunan, harus


dilapisi coating anti debu dan air di semua sisinya.

• Semua ANDESIT perlu di poles/dicoating anti gores sesuai dengan


gambar.

• Sistem Basah
- Tuangkan adukan yang tebal pada beton.
- Periksa dengan menusuk-nusuk dan padatkan adukan untuk
menghasilkan density yang sama.

• Control Joints
- Lakukan control joint dimana pasangan ANDESIT tertahan /
berakhir seperti pada dinding perimeter, kansteen, kolom-kolom,
pojok-pojok dinding, yang secara langsung joint terhenti dan
tidak terkontrol, juga pada lokasi diatas balok beton atau pada
lokasi-lokasi lain sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
- Berilah control joint (naad-naad tegak lurus dan sama lebar)
pada permukaan horizontal maksimum 5 mm pada setiap arah.
- Keroklah dan goretlah lantai beton atau bagian struktur lain
untuk memperkuat rekatan adukan.

PT. INDULEXCO 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

4. Penyetelan, Pembersihan dan Sealing

• Pindahkan dari lokasi ANDESIT yang memiliki cacat-cacat berikut :


- Patah, rompal, pudar atau rusak.
- Joint yang jelek dan rusak
- Pasangan ANDESIT tidak sesuai dengan sample yang sudah
disetujui maupun mock-up yang disetujui.
- Permukaan (grain) ANDESIT tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan/ spesifikasi.

• Gantilah jenis/tipe ANDESIT dengan yang baru agar sesuai dengan


sample dan mock-up yang disetujui tanpa mencolok dalam
pemindahannya.

• Bersihkan permukaan ANDESIT setelah dipasang, digrouting, dan


dirawat secara menyeluruh.
Gunakanlah prosedur yang direkomendasikan oleh fabrikator
ANDESIT untuk perawatan dan pembersihan ini.

5. Perlindungan / Proteksi

• Lindungi permukaan ANDESIT, sisi-sisinya dan pojok-pojoknya dari


kerusakan. Gunakanlah dan pasang pengaman kayu, plywood atau
corboard untuk melindungi dari kerusakan.

• Sebelum pemeriksaan secara menyeluruh, pindahkan/buka


pelindung dan bersihkan permukaan sesuai prosedur, bahan yang
direkomendasikan oleh fabrikator ANDESIT.

3.4. JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan Lansekap terdiri dari pekerjaan hardscape dan softscape, yang


mana kedua pekerjaan ini merupakan satu kesatuan.

3.4.1. Pekerjaan Softscape


Pekerjaan soft material meliputi pelaksanaan pekerjaan pengolahan dan
pembentukan tanah, penanaman serta pemeliharaan.

PT. INDULEXCO 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

3.4.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan

A. Pengukuran dan Pembentukan Tanah


• Patok sebagai titik penanaman pohon ditentukan sesuai dengan
gambar rencana yang disetujui oleh Manager Proyek.
• Apabila ada rencana perbedaan tinggi permukaan tanah,
Kontraktor diharuskan membuat patok-patok contour / leveling
sebelum membentuk perbedaan permukaan tanah sesuai dengan
rencana grading kawasan.
• Perbedaan gambar dengan keadaan lapangan, harus dilaporkan
kepada Manager Proyek untuk dicari pemecahannya dan
Kontraktor tidak dibenarkan membetulkan perbedaan tersebut
tanpa persetujuan Manager Proyek.

B. Pengolahan Tanah dan Galian Lubang


• Pengolahan tanah untuk penanaman pohon terdiri dari penggalian
lubang tanam, mengisi kembali dengan tanah yang subur dan
mencampur / mengaduk tanah subur dengan bahan pupuk
kandang.
• Perlu diperhatikan dalam membuat lubang tanam adalah
penempatan lapisan tanah top soil dan sub soil. Ukuran lubang
minimal harus lebih besar dari “root ball” masing-masing tanaman,
untuk itu perlu diketahui spesifikasi root ball masing-masing
tanaman.
• Lubang tanam dibiarkan 3 (tiga) hari,kemudian diisi kembali
dengan tanah subur/top soil dan pupuk kandang yang matang
(terdekomposisi) dengan perbandingan 2 : 1.

C. Kriteria dan Kualitas Tanaman


• Tanaman yang akan ditanam harus berasal dari pembibitan
(tampungan), dengan kualitas yang baik dan dalam kondisi telah
tumbuh.
• Seluruh pohon dan tanaman yang diambil dari Nursery / Suplier
tanaman perlu diadaptasikan dengan lingkungannya dengan cara
menempatkan pada Nursery di lapangan.
• Tanaman yang akan ditanam harus sesuai ukuran dan species
standar sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi. Sebelum
ditanam, tanaman harus diperiksa oleh Manager Proyek yang akan
memberi persetujuan atau penolakan.

PT. INDULEXCO 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Penggantian species / jenis tanaman tidak diijinkan terkecuali bila


dapat dibuktikan bahwa species yang diminta tersebut tidak
tersedia di pasaran.
• Permohonan penggantian tanaman harus secara tertulis kepada
Manager Proyek.

• Rumput
- Tanaman rumput yang ditanam adalah dalam bentuk lempeng.
- Daun dalam kondisi baik, tidak layu dan kering.
- Pada lempengan rumput tersebut tidak terdapat hama (rayap)
atau penyakit.
- Mudah dalam pemeliharaan.
- Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit baik
daun maupun akarnya.

• Semak / Perdu / Penutup Tanah


- Tanaman perdu adalah tanaman yang mengandung zat kayu,
tetapi bukan pohon.
- Tanaman perdu yang ditanam adalah tanaman tampungan yang
siap untuk ditanam.
- Kondisi tanaman baik, tidak terserang hama dan penyakit baik
daun maupun akarnya.
- Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah serta daun tidak
mudah rontok

• Pohon
- Tanaman pohon yang ditanam adalah tanaman tampungan
yang siap untuk ditanam.
- Tinggi pohon berkisar 250 cm – 400 cm sesuai dengan
spesifikasi
- Kondisi tanaman baik, tidak terserang hama dan penyakit baik
daun maupun akarnya.
- Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah serta daun tidak
mudah rontok.

PT. INDULEXCO 31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

D. Metode Penanaman
• Penanaman Pohon
- Pohon yang ditanam adalah pohon dari hasil tampungan, dalam
kondisi hidup, baik dan segar. Setelah pekerjaan galian lubang
tanaman dan media tanam siap, penanaman dapat
dilaksanakan dengan teknis dan cara sebagai berikut:
- Tanaman dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia dengan
kondisi tegak. Bila pembungkus akar menggunakan karung
goni, bias langsung ditanam. Bila pembungkus terbuat dari
bahan lain, pembungkus harus dibuka terlebih dahulu.
- Setelah ditanam, lubang diisi kembali sampai melebihi batas
permukaan tanah, tetapi tidak melebihi leher akar, kemudian
dibentuk cekungan di sekelilingnya untuk menampung air agar
tidak melimpah keluar.
- Segera dipancangkan penguat tanaman / steger dan diikat kuat.
Untuk pohon besar digunakan dolken atau bambu berdiameter
besar sebagai penguatnya. Untuk tanaman lainnya cukup
dengan kayu atau bambu berdiameter optimal.
- Penanaman pohon pada area yang miring, steger dipancang
miring, agar tanaman berdiri tegak.
- Cara pemasangan sesuai dengan gambar.

• Penanaman Perdu
Penanaman perdu harus benar-benar sesuai dengan pola serta
ukuran dan jarak tanamnya. Tanaman harus dalam keadaan baik
dan segar / sehat dan dari tampungan. Perakaran harus tertanam
penuh sebatas leher akar, yang tertimbun dalam tanah gembur
yang telah dicampur dengan pupuk organik. Setelah penyiraman,
bila posisi tanamanberubah menjadi miring harus ditegakkan atau
diperbaiki kembali. Sistim penanaman dapat dilihat pada lampiran .

• Penanaman Rumput
- Penanaman rumput dengan sistim lempeng, setelah
penanaman , permukaan rumput dipadatkan atau dipukul-pukul
dengan potongan balok untuk merapikan permukaan dan
pertemuan antara lempeng ditabur dengan pasir secukupnya,
setelah itu disiram.
- Penanaman rumput pada area yang memiliki kemiringan
permukaan lempeng rumput di pasak pada tanah, sehingga
rumput dapat melekat baik pada permukaan tanah, dan
dipastikan rumput tidak merosot, baru disiram.
- Penanaman tanaman harus memperhatikan sistim perembesan
dan pengaliran air dalam tanah .

PT. INDULEXCO 32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pemupukan
Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui
masa penimbunan selama minimum 6 (enam) bulan, sebagai
campuran tanah gembur dengan penggunaan sesuai dengan yang
tertera dalam BoQ.

• Penyiraman
Bila pentiraman menggunakan mobil tangki, maka jasa penyiraman
tanaman dan transport, mulai dari penyediaan kendaraan, alat dan
peralatan bantu sampai tenaga penyiraman, menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Sumber air yang diperlukan, sampai dengan
tercukupinya kebutuhan, disediakan oleh Pemberi Tugas. Untuk
penyiraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik
lainnya.

• Steger
Steger ( penyangga pohon ) adalah kayu dolken atau bambu
dengan diameter minimal 6 cm dan dipastikan dalam kondisi tidak
lapuk dan tidak berayap, dipasang dari arah 3 (tiga) sisi. Tali
pengikat pada penyangga pohon terbuat dari tali rami atau tali ijuk
yang diikatkan dengan rapih dan kuat.

3.4.1.2. Spesifikasi dan Jenis Tanaman

Untuk Pohon digunakan spesifikasi yang semi instan, dengan maksud


agar terbentuknya lansekap tidak terlalu lama ( Dapat dilihat pada
lampiran )

PT. INDULEXCO 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

3.4.1.3. Pemeliharaan Tanaman

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk


memelihara dan merawat semua tanaman yang telah selesai ditanam
maupun yang belum tertanam (masih di tempat penampungan
sementara) dari segala macam kerusakan untuk mendapatkan
pertumbuhan dan bentuk yang baik seperti yang dipersyaratkan
sampai jangka waktu pemeliharaan berakhir. Pekerjaan pemeliharaan
ini meliputi :
- Penyiraman
- Penyiangan
- Pendangiran
- Pemangkasan
- Pemupukan
- Penyulaman / penggantian tanaman
- Pemberantasan hama & penyakit

B. Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Taman


• Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk
gambar, Uraian dan Syarat Pekerjaan, serta petunjuk Manager
Proyek. Pemeliharaan tanaman sangat perlu perhatian Kontraktor
setelah selesai penanaman. Ikatan kontrak masa pemeliharaan ini
berlangsung selama tiga bulan (90 hari) atau sesuai permintaan
pemberi tugas, maksimum terhitung setelah pekerjaan selesai
100% atau serah terima pertama pekerjaan.
• Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara
tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian tanaman yang
rusak / mati dengan tanaman yang baru adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
• Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan sifat dan jenis
tanaman yang tertanam.
• Untuk penyiraman air bagi tanaman, dipasang kran air (water tap)
pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan gambar rencana.

PT. INDULEXCO 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Perbaikan
- Apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan dan hasilnya
bertentangan dengan permintaan Manager Proyek / Pemberi
Tugas dan bila dikehendaki oleh Manager Proyek / Pemberi
Tugas, pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali dengan
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
- Kontraktor harus memperbaiki semua pekerjaan yang ditolak
oleh Manager Proyek / Pemberi Tugas karena tidak sesuai
dengan Dokumen Kontrak atau permintaan Manager Proyek /
Pemberi Tugas, baik hal ini diketahui sebelum Serah Terima
Pertama ataupun sesudahnya, baik disengaja atau tidak.
Kontraktor diharuskan menanggung semua biaya yang
ditimbulkan oleh perbaikan ini.

• Pengamanan / masa garansi tanaman


Pekerjaan pemeliharaan lansekap diproyek ini terbagi 2 ( dua )
yaitu :
- Pemeliharaan didalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari Kontraktor.
- Pemeliharaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, yaitu :
 Selama 3 (tiga) bulan (90 hari) atau sesuai dengan
permintaan Pemberi Tugas dilakukan setelah Serah terima
Kesatu dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
 Pemeliharaan setelah Serah terima Kedua, yaitu pada saat
berakhirnya masa pemeliharaan yang disebutkan dalam
Dokumen Kontrak akan menjadi tanggung jawab Pemberi
Tugas.

• Bahan / Material
- Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis
pekerjaan pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi
persyaratan kerja yang dibutuhkan dan tidak merusak
tanaman.
- Demikian juga pupuk maupun obat anti hama yang
dipergunakan sesuai dengan Uraian dan Syarat yang tertulis
dalam bab selanjutnya. Penggantian tanaman harus sesuai
jenis / bentuk / warna daun dan bunga dengan apa yang telah
ditentukan dalam spesifikasi dan tertanam.

PT. INDULEXCO 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

C. Pekerjaan Pemeliharaan

• Penyiraman .
- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala
bahan organik / zat kimia / bahan-bahan lain yang dapat
mengganggu dan merusak pertumbuhan tanaman. Penyiraman
dilakukan dengan menggunakan kran air berkualitas baik.
- Penyiraman dilakukan dua kali sehari secara teratur bagi
semua jenis tanaman yang baru ditanam dan semua jenis
tanaman dalam penyimpanan sementara sebelum ditanam,
yaitu pada waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 15.30, sampai tanaman-tanaman tersebut
tumbuh sehat dan kuat. Untuk semua tanaman hias yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat disiram satu kali sehari pada sore
hari setelah pukul 15.30.
- Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahinya
di bawah permukaan tanah. Bagi tanaman yang masih terlihat
cukup basah tanahnya pada sore hari untuk penyiraman pada
saat itu tak perlu dilakukan. Tidak diperkenankan tanah bekas
siraman terlihat tergenang air, air harus dapat terserap baik oleh
tanah di sekitar tanaman.

• Penyiangan.
- Penyiangan dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman semak dan perdu yang tertanam.Tanaman liar dan
rumput di sekitar perdu dicabut dan dibersihkan sampai akarnya
dari sekeliling perdu.Untuk tanaman hias, penyiangan dilakukan
secara teratur setiap 2 minggu sekali, dengan mencabut
tanaman liar dan jenis rumput yang berada di sekitar dan di
bawahnya, serta tanahnya digemburkan. Hindarkan jangan
sampai merusak tanaman tersebut. Alat yang dipakai adalah
pancong atau garpu kecil.

• Pendangiran.

- Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah, dengan


alat serok (sendok) dan garpu tanah.
- Pendangiran dilakukan secara teratur terhadap seluruh
tanaman, kecuali rumput setiap dua kali sebulan.
- Hindarkan jangan sampai merusak tanaman.

PT. INDULEXCO 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pemangkasan.
- Pemangkasan dilakukan pada batang dan cabang ranting yang
tumbuh tidak teratur / liar atau untuk mendapatkan /
mempertahankan bentuk pertumbuhan batang dan cabang
yang diinginkan. Membuang ranting dan cabang yang sakit
dengan cara memotongnya.
- Semua pekerjaan pemangkasan dilakukan dengan gunting
pangkas, dengan cara memangkas cabang atau ranting arah
miring dari bawah ke atas dengan sudut 30o – 50 o. Untuk bekas
pemotongan cabang / yang permukaannya terpotong lebar,
penampang yang terpotong tersebut ditutup ter (aspal).
Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan
sekali.
- Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk
dilakukan bilamana ketinggian komposisi kelompok tanaman
tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk ketinggian
yang diminta dalam gambar. Pada tanaman rambat
pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak
teratur arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.
- Khusus untuk jenis pohon existing yang dipertahankan,
pemangkasan dilakukan pada bagian-bagian batang dan
cabang ataupun pada ketinggian pohon, sesuai dengan bentuk
yang diiginkan.

• Pemupukan.
- Pupuk Kandang :
 Diberikan pada saat awal penanaman, dicampur dengan
tanah. Pada masa pemeliharaan, pupuk kandang diberikan
bergantian dengan pupuk buatan.
- Pupuk Buatan :
Yaitu pupuk kimia yang mengandung unsur NPK dan diberikan
setelah 3 ( tiga ) bulan dari awal penanaman.
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali
dengan diselang penggunaannya antara pupuk kandang
dengan pupuk buatan.

PT. INDULEXCO 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

Jadwal pemupukan
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali
dengan diselang penggunaannya antara pupuk kandang
dengan pupuk buatan.

Contoh :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PK PB PK PB

Catatan : PK = pupuk kandang


PB = pupuk buatan

Pupuk buatan, NPK dengan komposisi khususnya untuk


tanaman keras ditanam di sekeliling tanaman kemudian
disiram dengan air secukupnya agar supaya cepat meresap
dalam tanah.

Cara pemberian pupuk :


Untuk Pohon :
- Dibuat lubang mengelilingi pohon pada radius 50 – 100 cm dari
batang pohon dengan lebar dan kedalaman 10 – 20 cm.
- Pupuk dimasukan kedalam lubang, kemudian ditutup kembali
- Banyaknya pupuk tergantung besarnya pohon, lebih kurang
0.10 s/d 0.2 kg per pohon .
- Pupuk kandang yang dipakai harus yang sudah matang dalam
arti sudah didiamkan dan dianginkan selama 3 bulan dan sudah
tidak berasap.

Untuk Semak / Perdu


- Tanah sekitar semak harus bersih dari rumput liar /gulma
- Tanah digali selebar 5 cm sedalam 5 – 10 cm disisi luar tajuk
daun
- Beri pupuk sesuai petunjuk dosis pemakaian
- Pupuk dicampur dengan tanah dan dimasukkan kedalam galian,
kemudian disiram.

PT. INDULEXCO 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

Untuk Rumput
- Pupuk dapat berbentuk butiran atau bubuk.
- Untuk pupuk berbentuk bubuk dicampur dengan air sesuai
dengan petunjuk dosis pemakaian.
- Untuk upuk butiran aplikasinya dengan menebar secara merata
sesuai dosis.
- Kemudian disemprotkan ke permukaan rumput .

• Penyulaman / Penggantian Tanaman


- Untuk tanaman yang mati dan rusak harus dilakukan
penyulaman dalam arti penggantian tanaman dengan yang baru
dan segar.

- Jenis tanaman yang diganti harus sama jenisnya, ukuran serta


kualitas yang baik dan harus disetujui Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.

- Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak


atau mati. Semua penggantian tanaman ini dengan tanaman
yang baru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor sampai
masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.

- Penggantian tanaman harus sesuai jenis / bentuk / warna daun


dan bunga serta ukuran yang sama dengan apa yang telah
ditentukan dan tertanam.

- Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin


jangan sampai merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat
mencabut dan menanam yang baru.

- Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul


15.00 – 18.00, atau pagi hari 08.00 – 10.00 dan sesudah
dilakukan penanaman baru harus segera disiram.

PT. INDULEXCO 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Pemberantasan Hama Penyakit.


- Ulat dan serangga, diberantas dengan obat anti serangga yang
dicampur dengan air segar, sesuai dosis disemprotkan dengan
sprayer.

- Jamur, panu pada batang tanaman-tanaman keras, diberantas


dengan fungisida yang dicampur air segar, sesuai dosis,
disemprotkan denagn sprayer.

- Kutu dan hama lain diberantas dengan obat anti hama sesuai
dosis dan sesuai kebutuhan.

D. Serah Terima
Pekerjaan Penanaman dapat diterima 100 % dengan pekerjaan dan
hasil kerja yang sempurna, sesuai dengan teknis pelaksanaan dan
sisitem penanaman serta jenis tanaman yang diminta.

PT. INDULEXCO 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

3.4.2. Pekerjaan Hardscape

Termasuk penyediaan tenaga kerja, materi, peralatan / alat bantu yang


dibutuhkan.

3.4.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pedestrian, plaza dan water feature.
Pekerjaan furniture lansekap berupa bangku taman, tempat sampah.
Mekanikal elektrikal meliputi lampu jalan, lampu taman,lampu sorot, keran
siram taman.
Pekerjaan Softscape.

A. Pekerjaan Perkerasan

 Pedestrian
- Terletak pada bagian dalam site serta di luar site.
- Menggunakan material concrete block pavement.
- Ukuran 21 x 21 x 6 cm.
- Warna abu-abu & hitam
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

 Plaza Water Feature


- Menggunakan material concrete block pavement.
- Ukuran 50 x 50 x 6 cm.
- Warna abu-abu dan hitam.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

 Water Feature
- Dinding kolam menggunakan material batu andesit.
- Dilapis anti lumut (clear coating doff)
- Parit kolam / saluran pembuangan beton rabat denagn dinding
menggunakan material pasangan batako finishing aci halus.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

PT. INDULEXCO 41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

 Batu Koral Tebar


- Terletak mengelilingi water feature pada area overflow.
- Ukuran Ø 3 – 6 cm
- Warna abu-abu
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat gambar.

 Kansteen

• Kansteen
- Jenis kanstin yang digunakan berupa kansteen dengan
ukuran . 150.300.400 dan 100.200.400.
- Warna abu-abu.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.

B. Furniture Lansekap

 Bangku Taman
- Struktur beton cor bertulang dan pasangan bata.
- Finishing concrete hardener setara sika / fosroc
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

 Tempat Sampah
- Terdiri dari 2 (dua) buah kotak sampah.
- Rangka besi hollow, dilapis cat anti karat dan dicat besi.
- Bahan kotak sampah bagian luar dari perforated steel plate.
- Bagian dalam dari fiber glass.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

C. Mekanikal Elektrikal

 Lampu

• Lampu Jalan – PJU


- Tinggi 7 m
- LED
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.

PT. INDULEXCO 42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANSEKAP
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
PERLUASAN TERMINAL & AREA PARKIR BESERTA FASILITASNYA
DI BANDAR UDARA EL TARI - KUPANG

• Lampu Taman
- Terletak pada area taman.
- Tinggi 4 m
- Urban lighting
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.

• Lampu Sorot
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada
gambar.

 Keran Siram Taman (Water Tap)


- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

D. Pekerjaan Softscape
- Pekerjaan perawatan, perapihan / pemangkasan tanaman
existing.
- Pembongkaran tanaman existing.
- Pembentukan muka tanah.
- Pekerjaan penanaman tanaman baru, sesuai rencana pada titik
tanam (spesifikasi lihat tabel).
- Steger yang digunakan berupa steger bambu dengan Ø 6 - 8 cm,
diikat dengan kuat dan rapih dengan tali ijuk atau tali rami pada
tanaman pohon.
- Penanaman rumput gajah mini (Axonopus compressus pearl
grass), diseluruh area.
- Bentuk, pola, ukuran, letak & jenis material lihat pada gambar.

PT. INDULEXCO 43

Anda mungkin juga menyukai