Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338259190

Analisa Lokasi dan Perancangan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Bali Utara

Article  in  Jurnal Transportasi Sistem Material dan Infrastruktur · December 2019


DOI: 10.12962/j26226847.v2i1.5027

CITATIONS READS

0 425

5 authors, including:

Wahju Herijanto Hera Widyastuti


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember
18 PUBLICATIONS   16 CITATIONS    61 PUBLICATIONS   148 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ervina Ahyudanari
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
85 PUBLICATIONS   145 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analysing Properties of Asphalt Concrete Modified with Crumb Rubber Compare to Other Mixture View project

The Distribution of Damage to District Roads in Karang Penang Sub-District in Sampang District Uses Pavement Condition Index (PCI) and Spatial Poisson Point Process
(SPPP) View project

All content following this page was uploaded by Ervina Ahyudanari on 02 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL TRANSPORTASI Vol. 2, No. 1 (2019) 2622-6847 A1

Analisa Lokasi dan Perancangan Fasilitas Sisi Udara


Bandar Udara Bali Utara
Ida Bagus Barawakya, Wahyu Herijanto, Catur Arif Prastyanto, Hera Widyastuti, dan
Ervina Ahyudanari
Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Corresponding Author: ervina@ce.its.ac.id

ARTIKEL INFO ABSTRAK

Informasi Artikel Jumlah pergerakan Bandara Ngurah Rai meningkat 6,1 persen antara tahun
Artikel masuk: 25-3-19 2016-2017. Berdasarkan RTRW Provinsi Bali akan dibangun Bandara Bali
Artikel revisi: 5-8-19 Utara di daerah Kubutambahan, Buleleng. Oleh karena itu, perlu adanya
evaluasi apakah lokasi pembangunan Bandara Bali Utara sesuai dengan
Artikel diterima: 26-12-19
Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan juga merencanakan
fasilitas sisi udara pada Bandara Bali Utara. Pengumpulan data angin dari
tahun 2014 hingga 2018 didapat dari Iowa State University Enviromental
Messonet. Dari analisa data didapat bahwa arah runway adalah 90O. Pada
perencanaan fasilitas sisi udara dilakukan pengumpulan data pergerakan
penumpang dan pesawat dari tahun 2012 hingga 2016 pada Bandara
Ngurah Rai yang didapat dari PT. Angkasa Pura 2 dan Kementerian
Perhubungan Udara, kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan data
pergerakan pada 20 tahun rencana. Dari data historis tersebut dikalikan
Kata Kunci dengan presentase demand pergerakan penumpang dan pesawat di Bandara
Bandara Bali Utara, Bali Utara yang didapat dari perbandingan tingkat pertumbuhan
Fasilitas sisi udara, penghunian hotel di Bali Utara. Presentase yang didapat yakni sebesar
Kawasan Keselamatan Operasional 43,3% sehingga pergerakan penumpang pada 20 tahun rencana sebesar
Penerbangan, 18.035.382 penumpang dan pergerakan pesawat 100.194 pergerakan.
Perkerasan Pesawat rencana yang digunakan adalah Airbus A330-200, karena pesawat
ini merupakan pesawat terbesar yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai.
Dari perhitungan didapatkan pergerakan pesawat saat jam sibuk ditahun
2038 sebesar 18 pergerakan per jam. Dan presentase pesawat yang
beroperasi saat jam sibuk adalah kelas B:10%, kelas C:32%, kelas D:58%.
Pada perencanaan ini didapatkan panjang runway adalah 3700 m dengan
lebar runway 66 m. Dimensi lebar taxiway 25 m dan lebar bahu tiap sisinya
sebesar 10 m. Letak exit taxiway sepanjang 3100 m dihitung dari kedua
ujung runway dengan sudut 90O, dan luas apron sebesar 106.300 m2. Pada
perencanaan tebal perkerasan menggunakan aplikasi FAARFIELD.
Didapatkan bahwa tebal perkerasan lentur sebesar 0,5 m – 2,5 m dan tebal
perkerasan kaku sebesar 0,8 m – 1 m.

PENDAHULUAN transportasi udara.


Bali adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Saat ini Bali hanya memiliki satu Bandar Udara yaitu
Pulau Bali terkenal akan keindahan dan kebudayaan yang Bandar Udara International Ngurah Rai di daerah Tuban,
terus dipegang oleh masyarakatnya. Tidak heran apabila Badung. Menurut Humas PT Angkasa Pura 1 Bandara
Pulau Bali menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di Ngurah Rai jumlah pergerakan pesawat selama bulan
Indonesia bahkan di dunia. Provinsi Bali memiliki jumlah Januari hingga September 2017 mencapai 109.850
penduduk lebih dari 4,2 juta jiwa. Menurut Badan Pusat pergerakan, jumlah itu naik 6,1 persen dari tahun 2016 [2].
Statistik (BPS) [1] kunjungan wisatawan mancanegara ke Dengan jumlah pergerakan pesawat yang terus meningkat
provinsi Bali selama tahun 2016 sekitar 4,92 juta jiwa, maka diperlukannya pengembangan bandara tersebut.
hasil ini meningkat 23,14 dari tahun sebelumnya. Tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan
Wisatawan asal Australia merupakan wisatawan pengembangan tersebut sulit untuk dilaksanakan antara
terbanyak yang datang ke Bali disusul wisatawan asal lain lahan yang dimiliki PT Angkasa Pura 1 terbatas dan
Cina kemudian Jepang. Sarana transportasi yang paling disekitar bandara Ngurah Rai terdapat pemukiman warga
menunjang kedatangan wisatawan mancanegara maupun dan hutan bakau sehingga sulit untuk melakukan
domestik datang ke Bali adalah dengan menggunakan pembebasan lahan.
Oleh karena itu seperti yang tertuang dalam Rencana
JURNAL TRANSPORTASI Vol. 2, No. 1 (2019) 2622-6847 A2

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali [3], dilakukan evaluasi terhadap lokasi disekitar runway
pemerintah provinsi Bali berencana untuk membangun apakah ada yang melewati batas dari kawasan operaionl
Bandara baru yang diberi nama Bandara International Bali penerbangan atau tidak. Apabila ada yang melewati perlu
Utara di daerah Utara Pulau Bali lebih tepatnya di daerah diberi tanda seperti lampu untuk menandakan daerah yang
Kubutambahan, Singaraja. Bandara ini rencananya melewati batas.
dibangun untuk membantu Bandar Udara International I B. Prakiraan Pertumbuhan Lalu Lintas
Gusti Ngurah Rai dan juga sebagai upaya pemerintah
Prakiraan pergerakan pesawat dan penumpang di
dalam pemerataan pariwisata di Bali yang selama ini
Bandara Bali Utara menggunakan data historis di Bandara
hanya terfokus di daerah Bali Selatan. Dalam menentukan
Ngurah Rai. Data historis yang didapat kemudian
lokasi pembangunan bandara ini perlu
diprakirakan menggunakan metode regresi sehingga akan
mempertimbangkan peraturan mengenai kawasan
didapat pergerakan pesawat dan penumpang 20 tahun
keselamatan operasi penerbangan (KKOP). Peraturan ini
mendatang di Bandara Ngurah Rai.
menjelaskan mengenai ruang bebas disekitar bandara agar
Setelah itu dilakukan perbandingan terhadap
tidak mengganggu penerbangan. Kemudian perlu juga
pertumbuhan tingkat hunian hotel di Bali Utara sehingga
untuk merencanakan fasilitas sisi udara pada bandara ini
akan didapatkan pergerakan pesawat dan penumpang di
meliputi runway, taxiway, dan apron. Runway merupakan
Bandara Bali Utara pada 20 tahun mendatang.
tempat pesawat melakukan lepas landas dan tinggal
landas. Taxiway merupakan jalan yang digunakan C. Perencanaan Fasilitas Sisi Udara
pesawat untuk menuju apron, begitu juga sebaliknya. Dan Fasilitas sisi udara yang akan direncanakan meliputi
apron adalah tempat pesawat menaikkan dan menurunkan runway, taxiway, exit taxiway, dan apron. Untuk
penumpang dan juga mempersiapkan segala kebutuhan merencanakan runway dibutuhkan data-data mengenai
yang akan digunakan selama penerbangan. Dimana kemiringan runway, elevasi runway, temperature dan juga
perencanaan detail fasilitas sisi udara ini membantu spesifikasi teknis pesawat rencana yang akan beroperasi.
pergerakan pesawat secara efisien, agar pesawat yang Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
menggunakan runway dapat sesegera mungkin panjang rencana runway. Kemudian mengklasifikasin
meninggalkan runway menuju apron, begitu pula runway rencana berdasarkan International Civil Aviation
sebaliknya. Organization. Untuk dimensi lebar runway dan shoulder
Perencanaan sisi udara ini sudah pernah dilakukan runway didapatkan sesuai dengan klasifikasi runway
sebelumnya. Sehingga tahapan perencanaan dapat rencana.
dilakukan sesuai dengan standard yang ada [4][5], dan [6]. Pada perencanaan taxiway meliputi dimensi taxiway
dan shoulder taxiway didapatkan berdasarkan klasifikasi
METODE PENELITIAN runway rencana. Untuk merencanakan exit taxiway
Langkah-langkah untuk mengerjakan studi ini dibagi diperlukan data kecepatan dan perlambatan pesawat
menjadi 4 diagram alir yaitu diagram alir evaluasi lokasi, rencana dan juga pergerakan pesawat jam puncak pada 20
diagram alir prakiraan pertumbuhan lalu lintas, diagram tahun rencana sehingga akan didapatkan apakah exit
alir perencanaan fasilitas sisi udara, diagram alir taxiway yang digunakan adalah rapid exit taxiway atau
perencanaan perkerasan. regular exit taxiway.
A. Evaluasi Lokasi Pada perencanaan apron diperlukan data mengenai
pergerakan pesawat saat jam puncak pada 20 tahun
Untuk melakukan evaluasi lokasi pada suatu bandara rencana, persentase komposisi pergerakan pesawat
ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu arah runway dan masing-masing kategori pada 20 tahun rencana, dan juga
kawasan keselamatan operasional penerbangan. Untuk waktu penggunaan apron masing-masing kategori
menentukan arah runway diperlukan data kecepatan dan pesawat. Dari data tersebut dilakukan perhitungan untuk
arah angin yang berhembus tiap jam pada daerah tersebut. mendapatkan jumlah gate masing-masing kategori
Kemudian membuat diagram windrose berdasarkan data pesawat. Kemudian dilakukan perhitungan untuk
angin tersebut untuk menentukan arah runway dan juga mendapatkan luas apron rencana dengan menggunakan
perlu untuk melihat kemiringan topografi dari lokasi
data spesifikasi teknis pesawat masing-masing kategori
rencana bandara apakah sudah sesuai atau belum. dan juga jumlah gate masing-masing kategori pesawat.
Untuk membuat kawasan keselamatan operasional
penerbangan diperlukan data-data seperti temperature D. Perencanaan Perkerasan
lokasi, elevasi runway, kemiringan lokasi rencana Pada perencanaan tebal perkerasan data yang diperlukan
bandara, panjang runway rencana dan juga pesawat adalah data tanah meliputi nilai California Bearing Ratio
rencananya. Setelah memperoleh data-data tersebut dan juga nilai modulus tanah (k), jumlah keberangkatan
kemudian mengklasifikasikan runway rencana tiap jenis pesawat yang akan beroperasi pada 20 tahun
berdasarkan klasifikasi runway menurut International rencana, persentase pertumbuhan jumlah keberangkatan,
Civil Aviation Organization [7]. Setelah menentukan dan juga berat maksimum saat lepas landas tiap jenis
klasifikasi runway kemudian menentukan dimensi dan pesawat yang akan beroperasi pada 20 tahun rencana.
kemiringan dari kawasan keselamatan operasional Metode yang digunakan dalam merencanakan tebal
penerbangan. perkerasan adalah metode Federal Aviation
Dari perhitungan arah runway dan kawasan Administration [8] dengan bantuan program aplikasi
keselamatan operasional penerbangan kemudian FAARFIELD.
JURNAL TRANSPORTASI Vol. 2, No. 1 (2019) 2622-6847 A3

Gambar 1. Diagram Windrose. Gambar 2. Lokasi Rencana Runway.

HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2038 adalah 231.394 pergerakan dan
A. Analisis Data Angin pergerakan penumpang pada tahun 2038 adalah
41.620.110 penumpang.
Sebelum menentukan Kawasan Keselamatan Untuk mendapatkan pergerakan penumpang dan
Operasional Penerbangan (KKOP), perlu direncanakan pesawat pada tahun 2038 di Bandara Bali Utara adalah
arah runway. Untuk merencanakan arah runway dengan membagi hasil prakiraan pada Bandara Ngurah
diperlukan data angin yang berhembus di daerah tersebut. Rai dengan presentase tingkat pertumbuhan penghunian
Untuk data angin didapat dari Iowa State University hotel di Bali Utara.
Enviromental Messonet [9]. Dalam perencanaan ini Data tingkat hunian di Bali Utara didapatkan dari Badan
diambil data angin dari tanggal 1 Januari 2014 sampai 24 Pusat Statistik Provinsi Bali dari tahun 2007-2015.
Maret 2018. Selanjutnya data yang didapat diolah Presentase Tingkat Hunian Hotel di Provinsi Bali
menggunakan aplikasi WRPLOT untuk mendapatkan ditunjukkan pada Tabel 4 [10].
diagram windrose (Gambar 1). Dari data pada Tabel 4 kemudian dilakukan perhitungan
Persyaratan ICAO, pesawat dapat mendarat atau lepas dengan regresi exponensial, sehingga didapat persentase
landas pada sebuah lapangan terbang pada 95% dari waktu tingkat penghunian hotel di daerah bali utara sebesar
komponen crosswind tidak melebihi : [7] 1,3%. Hasil tersebut kemudian dibagi dengan persentase
1. 20 knots dengan ARFL ≥ 1500 m tingkat penghunian hotel di Provinsi Bali sebesar 3%
2. 13 knots dengan ARFL antara 1200 m – 1499 m sehingga didapat tingkat pertumbuhan penumpang pada
3. 10 knots dengan ARFL < 1200 m Bandara Bali Utara sebesar 43,3%. Hasil tersebut
Dari hasil Analisa dengan aplikasi windrose dan juga kemudian dikalikan dengan jumlah pergerakan
melihat kondisi lapangan didapat bahwa arah runway penumpang dan pesawat di Bandara Ngurah Rai, sehingga
rencana adalah 90O dengan crosswind maximum dari kiri didapatkan pergerakan penumpang di Bandara Bali Utara
sebesar 15,6 knot dan dari kanan sebesar 16 knot. tahun 2038 sebesar 18.035.382 pergerakan dan
B. Perencanaan KKOP pergerakan pesawat sebesar 100.194 pergerakan.
Runway Bandara Bali Utara rencananya akan dibangun C. Perencanaan Runway
sepanjang 4100 meter. Suhu di daerah buleleng sekitar Direncanakan pesawat beroperasi di Bandara Bali Utara
28OC, ketinggian runway terhadap muka air laut adalah 24 sama dengan di Bandara Ngurah Rai. Pesawat yang
meter dihitung dari aplikasi google earth dan efektif memiliki ARFL terpanjang yang beroperasi di Bandara
gradiennya adalah 3,3% dihitung menggunakan aplikasi Ngurah Rai adalah Airbus A330-200. Berikut adalah
google earth, sehingga ARFL sebesar 3047 m berdasarkan spesifikasi teknis dari Airbus A330-200:
klasifikasi runway ICAO termasuk golongan 4E dan pada 1. ARFL : 2713 m
tabel KKOP termasuk precision II dan III [7]. (Gambar 2) 2. Wingspan : 60,3 m
C. Forecasting (Prakiraan) 3. Overall Length : 59 m
Prakiraan pergerakan pesawat dan penumpang di 4. OMGWS (Outer Main Gear Wheel Span) : 12 m
Bandara Bali Utara diperhitungkan menggunakan data 5. MTOW (Maximum Take Off Weight) : 230000 kg
historis di Bandara Ngurah Rai dari tahun 2012 hingga Untuk menentukan panjang runway yang terkoreksi
2016. Tabel 1 adalah data pergerakan pesawat dan maka perlu dilakukan perhitungan koreksi ARFL pesawat
penumpang yang didapat dari majalah PT. Angkasa Pura terhadap elevasi, temperature, dan kemiringan landasan
I dan website kementerian perhubungan udara. (slope). Data-data kondisi lapangan sebagai berikut:
Dari data historis pada Tabel 1 kemudian dilakukan 1. Elevasi diatas muka air laut : 24 m
peramalan menggunakan metode regresi linear, 2. Temperatur : 26OC
polynomial, logaritmik, dan exponensial. Kemudian 3. Kemiringan landasan : 3,3%
dipilih hasil yang paling mendekati dengan data pada 4. Faktor koresi elevasi (Fe) : 1,00056
tahun terakhir yaitu tahun 2016 5. Faktor koreksi suhu (Ft) : 1,011156
Dari hasil perhitungan pada Tabel 2 dan 3 didapat hasil 6. Faktor koreksi slope (Fs) : 1,33
yang paling pendekati adalah regresi linear. Sehingga dari Sehingga panjang runway rencana dihitung
hasil regresi linear didapat prakiraan pergerakan pesawat menggunakan rumus: [11]
JURNAL TRANSPORTASI Vol. 2, No. 1 (2019) 2622-6847 A4

Tabel 1. Data Historis Pergerakan Penumpang dan Pesawat Tabel 4. Presentase Tingkat Hunian Hotel di Provinsi Bali
Pergerakan Pesawat Pergerakan Penumpang Tahun Wilayah Utara Wilayah Selatan
Tahun Jumlah Tahun Jumlah 2007 6.266 33.734
2012 113.542 2012 14.175.550 2008 8.779 47.821
2013 124.555 2013 15.631.839 2009 8.895 44.155
2014 130.149 2014 17.271.415 2010 9.628 45.752
2015 126.337 2015 17.108.387 2011 8.907 46.473
2016 139.106 2016 20.001.275 2012 8.485 46.945
2013 8.460 45.890
Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi pada Data Pergerakan Pesawat 2014 7.705 43.275
Regresi Hasil 2015 7.644 43.956
Linear 134640,5
Logaritmik 134636,9 Tabel 5. Tabel Kecepatan dan Perlambatan
Exponensial 148115,8 Kategori Ve Perlambatan
Vot Vtd
Polynomial 116109,3 Pesawat 30 45 90 a1 a2
A 46,94 44,17 30,9 20,58 7,72 0,76 1,52
Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Pada Data Pergerakan Penumpang B 61,67 50 30,9 20,58 7,72 0,76 1,52
Regresi Hasil C 71,94 61,67 30,9 20,58 7,72 0,76 1,52
Linear 18656319 D 85 71,94 30,9 20,58 7,72 0,76 1,52
Logaritmik 18655225 E 79,7 77,1 30,9 20,58 7,72 0,76 1,52
Exponensial 13667896
Polynomial 16632173 Tabel 6. Jarak dari Ujung Runway ke Exit Taxiway
Kategori D
Pesawat 30 45 90
Panjang runway = ARFL x Ft x Fs x Fe (1) A 501,59 679,59 801,95
Panjang runway = 2713 x 1,00056 x 1,011156 x 1,33 B 1377,50 1555,50 1677,86
Panjang runway = 3650,6 m = 3700 m C 1861,03 2039,03 2161,39
Sesuai dengan tabel aircraft design grup berdasarkan D 2768,08 2946,07 3068,44
E 1946,41 2124,40 2246,77
ICAO. Maka didapat lebar runway untuk pesawat Airbus F 2037,35 2215,35 2337,71
A330-200 adalah 45 m.
Berdasarkan tabel ICAO, ketentuan runway shoulder Berdasarkan jumlah pergerakan dan tipe pesawat yang
untuk pesawat grup V E adalah 10,5 m dengan kemiringan akan beroperasi di Bandara Bali Utara maka exit taxiway
maksimum shoulder 2,5 %. yang dipilih exit taxiway untuk kategori pesawat D. Sudut
E. Perencanaan Taxiway exit taxiway yang akan dipakai adalah sudut 90O, karena
Dalam perhitungan taxiway perlu diperhatikan roda lalu lintas rencana pada jam puncak kurang dari 26
terluar dari pesawat rencana yang menggunakan taxiway pergerakan. Sehingga jarak minimum exit taxiway yang
harus bebas dari hambatan apapun. dipakai pada perencanaan ini adalah sebesar 3068 meter
Berdasarkan ketentuan SKEP 77-VI-2005 Dirjen yang diukur dari kedua ujung runway.
Perhubungan[13] untuk code letter E dan golongan F. Perencanaan Apron
pesawat V, lebar taxiway yang dibutuhkan sebesar 25 m Pergerakan pesawat pada saat peak hour di tahun 2038
dan jarak bebas minimum dari sisi terluar roda utama yang didapat pada perhitungan sebelumnya yaitu sebesar
dengan tepi taxiway adalah 4,5 m . 18 pergerakan per jam. Dan dengan presentase pergerakan
Dalam ketentuan lebar bahu taxiway untuk code letter E masing-masing kategori pesawat yaitu pesawat kategori
memiliki lebar minimum bahu sebesar 44 meter. Lebar B: 10%, C: 32%, D: 58%. Maka didapat jumlah gate yang
tersebut sudah termasuk lebar taxiway dalam perhitungan dibutuhkan dengan persamaan.
sebelumnya sebesar 25 m, sehingga lebar bahu taxiway
tiap sisinya didapat sebesar 10 m. 𝑉𝑥𝑇
Exit taxiway diperlukan sebagai jalan penghubung G= (3)
𝑢
antara runway ke taxiway, dalam perencanaannya jarak
dan sudut exit taxiway bervariasi tergantung tipe pesawat 1. T yang dipakai adalah waktu pemakain gate tiap
yang membutuhkannya. Data kecepatan dan perlambatan kategori pesawat yaitu kategori B: 40 menit, C: 30
tiap tipe pesawat ditunjukkan pada Tabel 5. menit, D: 20 menit.
Untuk perhitungan jaraknya diperoleh dari jarak ujung 2. Faktor utilitas yang dipakai sebesar 0,8
runway ke titik touchdown (D1). Dan dari titik touchdown Sehingga didapat jumlah gate untuk kategori B: 2 buah,
ke exit taxiway (D2). Rumus yang digunakan sebagai kategori C: 4 buah, dan kategori D: 4 buah. Untuk
berikut [11]. menghitung panjang dan lebar apron digunakan rumus
sebagai berikut:
Vot2 −Vtd2 Vtd2 −Ve2
D1 = ; D2 = (2) Panjang apron = jumlah gate x 2R + (jumlah gate+ 1) x C
2a1 2a2
D = D1 + D2 Lebar apron= L + C + W (4)

Jarak titik touchdown ke exit taxiway harus Keterangan:


ditambahkan factor koreksi temperature dan elevasi R = radius putar pesawat (m)
terhadap muka air laut. Menggunakan data kondisi L = panjang pesawat (m)
lapangan yang sama didapat faktor koreksi elevasi adalah W = lebar taxilane (48,76 m untuk pesawat kecil dan
1,0024 dan faktor koreksi suhu adalah 1,019643. Hasil 88,39 m untuk pesawat berbadan lebar)
perhitungan jarak total dari ujung runway ke lokasi exit C = Clearance (jarak pesawat ke pesawat dan pesawat
taxiway ditunjukkan pada Tabel 6. ke terminal).
JURNAL TRANSPORTASI Vol. 2, No. 1 (2019) 2622-6847 A5

Tabel 7. Hasil Perhitungan Apron


B C D
Kategori Pesawat
ATR 72 A 320 B 777-300ER
Wingspan (m) 27,05 33,50 64,80
Wheelbase (m) 4,10 12,50 11,00
Overall Length (m) 27,22 37,50 73,90
R (m) 15,89 23,97 38,75
Panjang Apron (m) 55,18 193,26 377,26
Lebar Apron (m) 78,98 130,39 169,79
Luas Apron (m2) 106236,81
Gambar 3. Grafik tebal perkerasan lentur.
Tabel 8. Pertumbuhan dan Jumlah kedatangan pada tahun 2038
Jenis Pesawat Pertumbuhan Jumlah* MTOW (kg)
B737-800 2,70% 29343 70535
B737-500 2,70% 10909 52390
B737-900 2,70% 19858 85000
B777-300ER 2,70% 6924 351500
B787-8 2,70% 3200 79000
A330-200 2,70% 2581 230000
A330-200 2,70% 12330 230000
A320 2,70% 44664 72000
ATR72 2,70% 12064 228000
CRJ 1000 2,70% 1871 40824
*Jumlah : Jumlah Keberangkatan Tahun 2038 Gambar 4. Grafik tebal perkerasan rigid.

Sehingga didapatkan luas apron luas apron seperti panjang landasan 3.700 m dengan lebar 81 m dilengkapi
ditunjukan Tabel 7. bahu landasan. Untuk lebar taxiway sebesar 45 meter
G. Perencanaan Perkerasan Sisi Udara dilengkapi bahu taxiway sebesar 10 m disetiap sisi dan
dari perhitungan letak taxiway berada sejauh 3.086 m
Dalam perencanaan perkerasan sisi udara metode yang dihitung dari kedua ujung runway dengan sudut 90O.
digunakan adalah metode FAA [8] dengan bantuan Sementara luas apron yang diperlukan adalah sebesar
program FAARFIELD. Data yang diperlukan adalah data 106.300 m2.
pertumbuhan dan jumlah keberangkatan tiap jenis pesawat 4. Berdasarkan perhitungan tebal perkerasan
pada tahun 2038 dan MTOW tiap jenis pesawat seperti menggunakan program FAARFIELD didapatkan untuk
yang ditunjukkan pada Tabel 8. tebal perkerasan lentur dari 0,4 m – 2,5 m dan tebal
1. Perkerasan Lentur perkerasan kaku dari 0,8 m – 2,5 m
Perkerasan ini untuk mendesain tebal perkerasan runway
dan taxiway. Karena keterbatasan mendapatkan data tanah
DAFTAR PUSTAKA
maka nilat CBR tanah dibuat range antara 0,7%-33,3%,
[1] NUSABALI.com, “NUSABALI.com - Kunjungan Wisman ke
sehingga hasil perhitungan tebal perkerasan lentur akan Bali Tembus 4 Juta Lebih.” [Online]. Available:
seperti grafik yang ditunjukkan pada Gambar 3. https://www.nusabali.com/berita/19546/kunjungan-wisman-
Dari hasil perhitungan didapat tebal perkerasan lentur ke-bali-tembus-4-juta-lebih. [Accessed: 20-Mar-2019].
rencana dari 0,4 m - 2,5 m. [2] A. Dhae, “Daerah | Ratusan Pesawat Mendarat namun Bandara
Bali hanya Punya Runway Tunggal,” 2017. [Online]. Available:
2. Perkerasan Kaku (Rigid) http://news.metrotvnews.com/read/2017/10/08/769930/ratusan
Perkerasan ini untuk mendesain tebal perkerasan pada -pesawat-mendarat-namun-bandara-bali-hanya-punya-runway-
apron. Karena keterbatasan mendapatkan data tanah, tungga. [Accessed: 20-Mar-2019].
maka nilai k dipakai range antara 21 pci–440 pci, sehingga [3] Pemerintah Provinsi Bali, “Peraturan Daerah Provinsi Bali No.
16 Tahun 2009,” Bali, 2009.
perhitungan tabel perkerasan kaku akan seperti grafik [4] F. Apriana, F. Jansen, and E. M. Lintong, “PERENCANAAN
yang ditunjukkan pada Gambar 4. PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA
Sehingga dari hasil perhitungan didapatkan tebal MUTIARA SIS AL-JUFRI DI KOTA PALU PROVINSI
perkerasan kaku rencana dari 0,8 m – 1 m. SULAWESI TENGAH,” J. SIPIL STATIK, vol. 5, no. 6, Jul.
2017.
[5] E. N. Primashanti, “Perencanaan Fasilitas Sisi Udara Terminal
KESIMPULAN 3 Bandar Udara Juanda, Surabaya,” Jul. 2017.
[6] B. Nufa, “Studi Perencanaan Geometrik dan Pekerasan Sisi
1. Berdasarkan hasil analisa data angin dan perencanaan Udara Bandar Udara Trunojoyo Sumenep,” 2017.
KKOP didapatkan bahwa pada 10 km arah selatan runway [7] C. Aviation Authority of New Zealand, “ICAO - International
terdapat dataran yang tingginya melebihi batas kawasan Standards - Aerodromes - Annex 14 Vol 1 Amendment 11.”
horizontal luar sehingga perlu diberikan tanda berupa [8] F. Airport Engineering Division, “AC 150/5320-6E, Airport
Pavement Design and Evaluations, 30 September 2009,” 2009.
lampu pada dataran tersebut. [9] Iowa State University Enviromental Messonet, “IEM :: Site
2. Dari data pergerakan lalu lintas udara yang beroperasi Wind Roses.” [Online]. Available:
di Bandara Ngurah Rai dan sudah dikalikan dengan http://mesonet.agron.iastate.edu/sites/windrose.phtml?network
persentase pertumbuhan tingkat penghunian hotel di Bali =WI_ASOS&station=CWA. [Accessed: 20-Mar-2019].
[10] Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, “Tingkat Penghunian
Utara sebesar 43,3% maka didapatkan pergerakan pesawat Kamar Akomodasi Provinsi Bali 2015,” 2015. [Online].
pada tahun 2038 di Bandara Bali Utara sebesar 100.194 Available:
pergerakan dan pergerakan penumpang sebesar https://bali.bps.go.id/publication/2016/07/14/d7ddb71421a391
18.035.382 pergerakan. Dari hasil perhitungan peak hour bd191c10da/tingkat-penghunian-kamar-akomodasi-provinsi-
bali-2015.html. [Accessed: 20-Mar-2019].
rencana pada total pergerakan di tahun 2038 didapatkan [11] R. Horonjeff, F. McKelvey, W. Sproule, and S. Young,
18 pergerakan per jam dengan komposisi pesawat kategori Planning and design of airports, Fifth Edition. New York:
B: 10%, kategori C: 32%, kategori D: 58%. McGraw-Hill Education, 2010.
3. Berdasarkan Analisa geometrik landasan didapatkan

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai