Abstrak—Kota Singkawang memiliki potensi pariwisata yang bandar udara Supadio yang kemudian dilanjutkan dengan
besar dikarenakan keragaman budaya dan keindahan alamnya. perjalanan darat selama 4 – 5 jam. Untuk mengatasi hal ini
Dalam meningkatkan potensi pariwisata Kota Singkawang, pemerintah pusat dan daerah berencana untuk membangun
pemerintah berencana untuk membangun bandar udara di
bandar udara Singkawang yang diharapkan dapat mengatasi
Kota Singkawang untuk meningkatkan aksesibilitas menuju
Kota Singkawang. Pembangunan suatu bandar udara permasalahan aksesibilitas tersebut. Disamping itu, dengan
memerlukan biaya yang besar agar bandar udara dapat pembangunan bandar udara Singkawang dapat meningkatkan
beroperasional untuk melayani maskapai penerbangan dan sektor perekonomian Kota Singkawang yang terdiri dari
pengguna jasa angkutan udara. Salah satu sumber pemasukan sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum,
terbear dari suatu bandar udara adalah jumlah jasa angkutan sektor bangunan dan sektor pendukung lainnya [1].
udara yang terdapat di bandar udara tersebut. Oleh karenanya
Namun, bandar udara yang akan melayani penumpang
mengetahui potensi rute penerbangan di suatu bandar udara
dapat menentukan keberlangsungan operasional di sebuah tentu membutuhkan pemasukan yang kemudian digunakan
bandar udara. Metode yang digunakan dalam analisis ini untuk melayani penumpang. Salah satu hal yang
adalah dengan menganalisis potensi rute penerbangan mempengaruhi pemasukan bandar udara adalah jumlah
berdasarkan daerah tangkapan, biaya dan durasi penerbangan penerbangan dari suatu bandar udara yang berhubungan
tiap rute. Dari hasil analisis Penelitian ini diperoleh pesawat dengan jumlah penumpang yang datang ke bandar udara
dengan jangkauan penerbangan optimum terbesar yang dapat
tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rute
beroperasi di bandar udara Singkawang adalah Boeing 737 8 –
Max. Kemudian berdasarkan pesawat yang dapat beroperasi di potensial dari bandar udara Singkawang untuk memastikan
bandar udara Singkawang, terdapat 39 rute penerbangan bandar udara dapat beroperasi dan tidak memberikan
domestik potensial. Untuk mengetahui rute potensial digunakan kerugian dari pembangunan bandar udara.
analisis daerah tangkapan dari tiap bandar udara di Indonesia Untuk menjawab permasalahan diatas terdapat beberapa
untuk memperoleh jumlah populasi dan Pendapatan Domestik permasalahan yang perlu dijawab untuk menentukan rute
Regional Bruto (PDRB) yang akan berpengaruh dengan
penerbangan potensial dari atau menuju bandar udara
besarnya potensi penerbangan antar dua bandar udara. Daerah
tangkapan bandar udara Singkawang akan melayani 1.119.861 Singkawang. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini
orang dan PDRB sebesar Rp 1.389.941 miliar pada awal adalah sebagai berikut:
beroperasional. Untuk biaya penerbangan tiap rute termasuk 1. Apa saja bandar udara yang dapat dijangkau oleh pesawat
cukup kompetitif, sebagai contoh untuk rute penerbangan yang direncanakan beroperasi di bandar udara
bandar udara Singkawang menuju bandar udara Soekarno – Singkawang?
Hatta dengan pesawat Airbus A320 – 200 memerlukan biaya
2. Bagaimana daerah tangkapan atau catchment area bandar
jasa penerbangan sebesar Rp 1.296.149/seat. Adapun bandar
udara yang memiliki potensi tertinggi untuk dibukanya rute udara Singkawang dan bandar udara lain serta
menuju bandar udara Singkawang seperti Soekarno – Hatta, hubungannya dengan rute penerbangan potensial bandar
Husein Sastranegara, Ahmad Yani, Radin Inten II dan Sultan udara Singkawang?
Mahmud Badaruddin II. 3. Apa saja rute penerbangan potensial dari bandar udara
Singkawang?
Kata Kunci—Analisis Rute Potensial, Catchment Area, Biaya 4. Berapa besar biaya dan durasi tiap rute penerbangan
dan Waktu Rute Penerbangan.
potensial dari bandar udara Singkawang?
I. PENDAHULUAN
II. METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 1.
Daftar Pesawat yang Beroperasi di Bandar Udara Singkawang
No. Jenis Pesawat
1 ATR 72 - 500
2 ATR 72 - 600
3 CRJ - 1000
4 Boeing 737 - 300
5 Boeing 737 - 400
6 Boeing 737 - 500
7 Boeing 737 - 800
8 Boeing 737 - 900
9 Boeing 737 Max 8
10 Airbus A320 - 200
11 Airbus A320 - 200 Neo
Tabel 2.
MTOW Acuan Pesawat Airbus A320 – 200
MTOW Acuan (Kg) Fuel (Kg) Payload (Kg) OEW (Kg)
MTOW1 73.500 13.200 12.480 42.220
MTOW2 72.560 12.120 13.560 42.220
MTOW3 71.870 11.340 14.340 42.220
MTOW4 70.680 9.880 15.800 42.220
MTOW5 69.200 8.900 16.780 42.220
MTOW6 67.900 8.140 17.540 42.220
0,014-0,095
sin2 ( ) + cos 0,014 × cos 0,095
√ 2
1,902-1,663
× sin2 ( )
[ 2 ]
= 1.603,769 Km
3) Rhumb Line
Untuk metode Rhumb Line rumusan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Peta Jangkauan Penerbangan Pesawat yang Beroperasi di
Bandar Udara Singkawang.
λ2 - λ1
𝛼 = ± 𝑡𝑎𝑛−1 Φ π
tan ( 2 + ) Tabel 3.
ln⌊ 2 4⌋ Kode Warna Pesawat
Φ π
[ tan ( 1 + ) ] Jenis Pesawat Kode Warna
2 4
CRJ 1000
Boeing 737 - 300
Boeing 737 - 400
1,902 - 1,663 Boeing 737 - 500
= ± 𝑡𝑎𝑛−1 Boeing 737 800
0,095 π Boeing 737 - 900
tan ( + )
ln ⌊ 2 4 Airbus A320 - 200
0,014 π ⌋ Airbus A320 - 200 Neo
[ tan ( 2 + 4 ) ] Boeing 737 - 8 Max
= 1,2414 ATR 72 - 500
Atr 72 - 600
ℎ -
𝐷1−2 = 𝑅𝐸 × [1 + ( )] × | 2 1 | perlu diketahui untuk jangka panjang metode ini tidak
𝑅𝐸 cos direkomendasikan. Metode time series kemudian terbagi
9,45 0,014- 0,095 menjadi 4 (empat) metode regresi yaitu regresi linear,
= 6.371 × [1 + ( )] × | | polinomial, eksponensial dan power. Regresi dilakukan
6.371 cos 1,2414
dengan mengumpulkan data masing-masing variabel dengan
= 1.603,781 Km rentang waktu sebesar mungkin untuk meningkatkan akurasi
Dari hasil perhitungan great circle diperoleh bahwa jarak peramalan.
antar kedua koordinat adalah 1.603,769 km sementara dengan Setelah memperoleh data yang dibutuhkan selanjutnya
menggunakan aplikasi Google Earth jarak antar kedua titik dapat dilakukan keempat regresi tersebut dan kemudian
diperoleh sebesar 1.600 km sehingga dari hasil perhitungan dipilih berdasarkan nilai R2 terbesar, Mean Absolute
ini untuk perhitungan jarak penerbanagan selanjutnya akan Deviation (MAD) terkecil dan Mean Square Error (MSE)
digunakan rumusan Great Circle. Selanjutnya, dilakukan terkecil. MAD dan MSE merupakan indikator yang bertujuan
perhitungan koordinat berdasarkan jarak optimum tiap untuk menguji tingkat keakuratan metode peramalan.
pesawat dan kemudian di-plot kedalam peta Indonesia yang Adapun rumus dari MAD dan MSE adalah sebagai berikut.
diperoleh dari Google Earth untuk kemudian dilakukan plot Σ|x- μ|
jangkauan penerbangan tiap pesawat dengan titik pusat 𝑀𝐴𝐷 = (1)
n
bandar udara Singkawang. Peta jangkauan penerbangan tiap
Σ (x-x')2
pesawat dapat dilihat pada Gambar 5. Sedangkan kode warna 𝑀𝑆𝐸 = (2)
n
pesawat dapat dilihat pada Tabel 3.
Setelah melakukan analisis rute penerbangan domestik Keterangan:
eksisting di Indonesia dengan menggunakan aplikasi 𝑥 = Nilai asli atau nilai berdasarkan data asli
FlightRadar24 diperoleh bahwa mayoritas rute penerbangan 𝑥’ = Nilai hasil peramalan
𝑛 = Jumlah data waktu
untuk bandar udara dengan kelas yang sama dengan bandar
μ = Nilai rata-rata
udara Singkawang yaitu 3C adalah menuju bandar udara
pengumpul sehingga daftar rute potensial dapat dikerucutkan F. Identifikasi Waktu dan Jarak Tempuh Tiap Kabupaten
menjadi antar bandar udara pengumpul. Daftar bandar udara Menuju Bandar Udara
diperoleh dari PM No.69 Tahun 2013 mengenai Tatanan Waktu dan jarak tempuh menuju bandar udara terdekat di
Kebandarudaraan Nasional [4]. tiap kabupaten/kota di Indonesia diperlukan untuk
E. Peramalan Upah Minimum Provinsi (UMP), Populasi mengetahui daerah tangkapan tiap bandar udara. Untuk
dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memperoleh waktu dan jarak tempuh digunakan aplikasi
Google Earth dengan cara memilih kecamatan dengan
Untuk memperoleh nilai UMP, populasi dan PDRB pada
penduduk terpadat dalam tiap kabupaten untuk kemudian
tahun 2021 perlu dilakukan peramalan. Dalam penelitian ini
dijadikan titik asal menuju bandar udara terdekat.
peramalan dilakukan dengan menggunakan metode time
series. Metode ini dipilih karena untuk peramalan jangka G. Perhitungan Nilai Waktu Penumpang Tiap Kabupaten
pendek metode ini merupakan metode yang akurat, namun Nilai waktu penumpang akan digunakan dalam penentuan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E225
Tabel 4.
Data Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Komponen Harga (Rupiah) Keterangan
Bahan Bakar 7.850 Harga Pertalite yang berlaku di Kalimantan Barat
Minyak Pelumas 117.500 Merk Toyota Motor Oil (TMO) 10 W - 40 API SN (1 Liter)
Ban 570.000 Merk Bridgestone New Techno (185/70 r14)
2.863.482 Per Bulan
UMP Tahun 2023
17.897 Per Jam
Jenis Kendaraan Grand Avanza 1.3 E STD A/T
Harga Kendaraan 215.600.000
daerah tangkapan bandar udara, hal ini dikarenakan pengguna karena memiliki nilai VOT yang lebih kecil.
jasa transportasi udara cenderung memilih bandar udara yang
H. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
lebih dekat sehingga meminimalkan nilai waktu yang
dikeluarkan oleh pengguna jasa transportasi udara [5]. Upah Biaya Operasional Kendaraan (BOK) digunakan untuk
yang digunakan dalam perhitungan ini adalah upah tiap mengetahui daerah tangkapan bandar udara, hal ini
provinsi pada tahun 2021 yang kemudian dikonversi kedalam dikarenakan penumpang akan cenderung memilih bandar
standar jam kerja yang berlaku di Indonesia. Standar jam udara yang membutuhkan biaya terendah [6]. Perhitungan
kerja di Indonesia yang mengacu kepada Keputusan Menteri BOK akan menggunakan metode Pacific Consultant
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep. International (PCI) dengan data yang diperlukan seperti pada
102/Men/VI/2004 mengenai Waktu Kerja Lembur dan Upah Tabel 4 [7].
Kerja Lembur di Indonesia menetapkan jumlah jam kerja Setelah seluruh data terkumpul dilakukan perhitungan
dalam 1 (satu) bulan selama 160 jam. Berikut merupakan BOK untuk kabupaten Kayong Utara sebagai berikut.
contoh perhitungan Mean Average Wage (MAW) untuk 1) Konsumsi Bahan Bakar Minyak
kabupaten Kayong Utara yang terletak di provinsi 𝑌1 = 0,05693 𝑆 2 – 6,42593 𝑆 + 269,18567
Kalimantan Barat dengan pendapatan perkapita tiap bulan
sebesar Rp 5.080.467,89. = 0,05693 41,522 – 6,42593 41,52 + 269,18567
Rp 5.080.467,89
MAW = = 100,508 Liter/1000 km
160
Total biaya:
= Rp 31.752,92 Rp/Jam/orang Biaya bahan bakar
Setelah MAW diperoleh dapat dilakukan perhitungan Biaya Bahan Bakar × Jarak× Y1
Value of Time (VOT) penumpang dengan menggunakan =
1000
kecepatan rata – rata dan jarak yang diperoleh dengan
menggunakan aplikasi Google Earth. Berikut ini merupakan Rp 7.850× 96,9 × 100,508
contoh perhitungan VOT kabupaten Kayong Utara yang =
1000
memiliki 2 (dua) potensi bandar udara tujuan yaitu bandar
udara Supadio dan bandar udara Rahadi Oesman. = Rp 76.453,47
1) Rute bandar udara Supadio 2) Konsumsi Minyak Pelumas atau Oli
MAW 𝑌3 = 0,00037 𝑆 2 – 0,0407 𝑆 + 2,20405
𝑉𝑂𝑇 = × Jarak
S
= 0,00037 41,522 – 0,0407 41,52 + 2,20405
Rp 31.752,92
= × Jarak = 1,15 Liter/1000 Km
45,13
Total biaya:
= Rp 494 /Km/jam × 346 Biaya Minyak Pelumas
Biaya Minyak Pelumas × Jarak × 𝑌3
= 𝑅𝑝 171.255,19 =
1000
2) Rute bandar udara Rahadi Oesman Rp 117.500 × 96,9 × 1,15
=
MAW 1000
𝑉𝑂𝑇 = × Jarak
S
= Rp 13.115,78
Rp 31.752,92
= × Jarak 3) Konsumsi Ban
41,52
𝑌5 = 0,0008848 𝑆 – 0,0045333
= Rp 494 /Km/jam × 96,9
= 0,0008848 41,52 – 0,0045333
= Rp 52.121.15
= 0,0322
Dari hasil perhitungan VOT diatas dapat diperoleh bahwa
pengguna jasa transportasi udara di kabupaten Kayong Utara Total biaya:
cenderung akan memilih bandar udara Rahadi Oesman Biaya Ban Kendaraan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E226
Biaya Kendaraan × 𝑌6
=
1000
Rp 215.600.000× 0,000822
=
1000
= Rp 177,33
5) Biaya Mekanik
𝑌7 = 0,00362 𝑆 + 0,36267
= 0,00362 41,52 + 0,36267
= 0,513
Total biaya:
Biaya Mekanik
Biaya Upah Tiap Jam × 𝑌7 × jarak
=
1000
Gambar 6. Peta Daerah Tangkapan Bandar Udara di Pulau Kalimantan.
Rp 17.896,76 × 0,513 × 96,9
= 150
1000 =
(500 41,52)
= Rp 889,648
= 0,0072
6) Biaya Penyusutan atau Depresiasi
1 Total biaya:
Y8 = Biaya Bunga Bank
(2,5 S+100)
Biaya Kendaraan Jam × Y9 × jarak
=
1 1000 × 2
=
(2,5 41,52+100)
Rp 215.600.000 × 0,0072 × 96,9
=
= 0,0049 1000 × 2
Total biaya: = Rp 75.460
Biaya Penyusutan
8) Biaya Asuransi
Biaya Kendaraan Jam × Y8 × jarak
=
1000 × 2 38
Y10 =
(500 S)
Rp 215.600.000× 0,0049 × 96,9
=
1000 × 2 38
=
(500 41,52)
= Rp 51.249,86
= 0,0018
Total biaya:
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E227
Biaya Asuransi
85% × Tarif Dasar × Jarak × Jumlah seat terfaktor
Biaya Kendaraan Jam × Y10 × jarak =
= Jumlah seat terfaktor
1000
85% × Rp 1.877× 812,4 x 117
Tabel 6. =
Rekapitulasi Biaya Operasional Kendaraan (BOK) 117
Tipe Pesawat
Kelompok Proppeler Proppeler = Rp 1.296.149/seat
Jarak (Km) Jet > 30 Tempat < 30 Tempat
Duduk Duduk
376 – 450 2421 3230 6366
J. Perhitungan Waktu Penerbangan Tiap Rute
451 – 600 2300 2970 6227 Waktu atau durasi penerbangan dihitung berdasarkan jarak
601 – 750 2167 2900 dan kecepatan rata – rata tiap jenis pesawat pada kondisi
751 – 900 1877
901 – 1050 1719 eksisting. Untuk mengetahui kecepatan rata – rata pesawat
1051 – 1400 1659 digunakan aplikasi FlightRadar24 dengan melihat
penerbangan eksisting yang dapat diperoleh kecepatan rata –
Rp 215.600.000 × 0,0018 × 96,9 rata dari penerbangan tersebut. Data tersebut kemudian
=
1000 dikumpulkan untuk kemudian dirata – rata kan sehingga
dapat diolah menjadi kecepatan rata – rata suatu jenis
= Rp 38.233,06 pesawat. Setelah kecepatan rata – rata pesawat diperoleh
Hasil perhitungan kemudian di jumlahkan dan kemudian dengan data jarak rute penerbangan dapat
dibandingkan dengan BOK rute menuju bandar udara lainnya diperoleh durasi rute penerbangan tersebut.
seperti pada Tabel 5. K. Analisis Rute Penerbangan Potensial Berdasarkan
Dari hasil perhitungan BOK diperoleh bahwa BOK Daerah Tangkapan, Biaya Jasa dan Waktu Penerbangan
menuju bandar udara Rahadi Oesman lebih kecil
Permintaan akan suatu jasa penerbangan dari titik yang
dibandingkan menuju bandar udara Supadio sehingga
satu menuju titik yang lain dipengaruhi oleh faktor seperti
kabupaten Kayong Utara masuk kedalam daerah tangkapan
populasi, PDRB, biaya penerbangan dan durasi penerbangan.
bandar udara Rahadi Oesman. Setelah daerah tangkapan
Semakin besar biaya dan durasi penerbangan akan
bandar udara diperoleh selanjutnya dapat dibuat dalam
menyebabkan suatu rute penerbangan semakin tidak
bentuk peta daerah tangkapan seperti pada Gambar 6 untuk
diminati. Kemudian semakin besar PDRB dan populasi antar
mempermudah perhitungan total populasi dan PDRB yang
2 (dua) bandar udara maka potensi pengguna jasa transportasi
dilayani tiap bandar udara di Indonesia.
udara akan semakin meningkat untuk melayani rute yang
I. Perhitungan Biaya Jasa Rute Penerbangan menghubungkan kedua titik tersebut [9]. Dari hasil
Untuk menghitung biaya jasa rute penerbangan digunakan perhitungan biaya dan waktu penerbangan yang telah
Peraturan Menteri No.126 Tahun 2015 tentang Mekanisme dilakukan sebelumnya serta peramalan PDRB dan populasi
Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Penerbangan tiap kabupaten di Indonesia dapat dilakukan pemilihan rute
Niaga Berjadwal Dalam Negeri [8]. Adapun dalam PM 126 penerbangan paling potensial untuk bandar udara
Tahun 2015 telah ditetapkan tariff pokok untuk tiap jarak dan Singkawang berdasarkan peringkat keempat variabel
jenis pesawat yang digunakan seperti pada Tabel 6. tersebut. Dari hasil analisis biaya, waktu, populasi dan PDRB
Adapun beberapa ketentuan dalam perhitungan biaya jasa tiap rute berikut merupakan 10 (sepuluh) bandar udara yang
penerbangan seperti jumlah kursi terfaktor dan penerapan memiliki potensi tertinggi untuk membuka rute penerbangan
tarif maksimum untuk tiap jenis layanan penerbangan yang menuju bandar udara Singkawang.
diatur dalam PM 126 Tahun 2015. Berikut contoh 1. Soekarno – Hatta
perhitungan biaya jasa penerbangan untuk rute Singkawang 2. Husein Sastranegara
menuju Soekarno – Hatta dengan menggunakan pesawat 3. Ahmad Yani
Airbus A320 – 200. 4. Radin Inten II
Data yang diperlukan : 5. Sultan Mahmud Badaruddin II
Kapasitas Penumpang : 180 Penumpang 6. Adisoemarno
Jarak Rute : 812,4 Km (Jarak Great Circle) 7. Kertajati
Tarif Dasar : Rp 1.877/Km/Orang (Pesawat Jet) 8. Djuanda
Mengacu pada pasal 14 ayat e PM 126 Tahun 2015, maka 9. Kualanamu
sebelumnya perlu diperoleh jumlah seat terfaktor yang 10. Adisucipto
dimana untuk pesawat jet nilai load factor adalah sebesar
Untuk bandar udara pengumpul yang melayani bandar
65% dan mengacu pada pasal 5 ayat 2c mengenai kelompok
udara Singkawang ditentukan dengan observasi bandar udara
pelayanan untuk standar pelayanan minimum maka
pengumpul terdekat dengan bandar udara Singkawang. Dari
penerapan tarif maksimum adalah sebesar 85%.
hasil observasi ditemukan bahwa bandar udara Supadio
1. Jumlah seat terfaktor = 65% 𝑥 180 merupakan bandar udara yang memiliki jarak terdekat yaitu
= 117 𝑠𝑒𝑎𝑡 sebesar 116,88 Km. Bandar udara Supadio sendiri juga
2. Biaya Penerbangan menjadi Hub untuk bandar udara Putussibau Pangsuma yang
berjarak 408 Km. Dari hasil pemeringkatan bandar udara
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E228