ABSTRAK
Bandar Udara Kalimarau Berau – Kalimantan Timur merupakan Bandar Udara Dibawah naungan Unit
Penyelenggara Bandar Udara yang berada didekat Pusat kota,terletak pada Koordinat ARP Latitude 02 09’00’’ N
Longitude 117 26’ 00’’ E dengan dimensi runway 2250 m x 45 m, Kode Referensi Bandar Udara WAQT dan
memiliki fungsi dalam memberikan penyediaan jasa pelayanan transportasi udara. Oleh karena itu diharuskan pada
penyedia jasa memberikan pelayanan yang prima untuk kelancaran operasi penerbangan, mampu mengakomodir
pesawat Boeing 737-800. Namun ada satu hal yang disayangkan dari runway Bandar Udara Kalimarau
ini,dikarenakan seiring cukup banyaknya pesawat yang beroperasi kerap terjadi hal yang tidak diingiinkan
sehingga sering dilakukan perbaikan bahkan sampai menunda jadwal penerbangan yang ada,hal ini adalah one
wheel lock yang mana pesawat memutar dengan mengunci satu bannya terhadap runway. Hal ini sendiri terjadi
karena belum adanya turn pad di runway Bandar Udara Kalimarau Berau,maka itu tujuan ditulis dari Tugas Akhir
ini adalah untuk merencanakan turn pad di area 01 dengan perkerasan lentur , Metode tebal perkerasan yang
digunakan yaitu International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Federal Aviation Administration (FAA)
yang dilakukan dengan perhitungan manual (grafik) dan software FAARFIELD, sedangkan untuk menghitung
PCN menggunakan software COMFAA.
Kata kunci : Turn Pad ,Runway, Perencanaan Turn Pad, Tebal Perkerasan, ICAO, FAA
ABSTRACT
The Kalimarau Berau Airport – East Borneo is an airport which is established under the airport operational unit
located near the city,located ARP Latitude 02 09’00’’ N Longitude 117 26’ 00’’ E with its own dimension runway
2250 m x 45 m.The Kalimarau Berau airport has its own location indicator WAQT and its function is providing
air transportation services.Therefore, it’s important to provide the best service for the flight operation.Especially
able to accommodate the Boeing 737-800. Due to traffic that Kalimarau had, unwanted things often happen. The
refinement of runway often happens which is causing delay on exisisting flight. One wheel lock, which is the
aircraft had to rotate by locking one of its own wheel is the causing of the refinement of the runway. It’s also
happened because of the absence of the turn pad at Kalimarau Berau’s runway. The purpose of this writings is to
make a plan for establishing turn pad area 01 with flexible pavement. The method used for the pavement based
from INternational civil aviation organization (icao) and federal avition administra (faa) which is manualy
calculated (by graphic) and using FAARFIELD. And for the calculation of PCN is using COMFAA.
Keywords : Turn Pad ,Runway, Turn pad planning, Pavement thickness, ICAO, FAA
runway. Standar besaran turning area Catatan 1. - Turn pad mungkin juga
tergantung pada ukuran pesawat yang berguna apabila disediakan di beberapa area
dilayaninya. sepanjang runway untuk mengurangi waktu
b. Aerodrome Design Manual (Doc 9157) taxiing dan jarak tempuh pesawat yang tidak
bagian 1 dan Annex 14. Desain turn pad memerlukan keseluruhan runway.
untuk code letter C
Turn Pad
Daerah yang ditentukan di bandar udara
yang bersebelahan dengan runway untuk
tujuan melakukan putaran penuh 180 derajat Tabel 1 Radius putar dan Jarak aman
di atas runway. Pesawat beroperasi
karakteristik suatu pesawat yang akan Daftar Jarak Aman dan Radius Putar
beroperasi di bandar udara. Gambar landas Jenis Pesawat OMGWS Wheel Base Radius Putar Clearance
pacu tampak atas tertera pada Gambar 2.1. B 737 - 800 7m 15,6 m 7m 3m
B 737 - 500 6,4 m 11,1 m 6,4 m 3m
ATR 72 4,1 m 8m 4,1 m 3m
CRJ - 1000 5,1 m 18,8 m 5,1 m 4,5 m
Runway turn pad dapat diletakkan di sisi kiri
atau sisi kanan runway dan pada kedua ujung
runway dan juga di beberapa lokasi di antara
Gambar 2 Tampak atas unsur-unsur kedua ujung runway jika dianggap perlu.
landas pacu (Horonjeff dan McKelvey, Catatan. – Permulaan putaran difasilitasi
1988) dengan menempatkan turn pad di sisi kiri
runway, karena kursi kiri merupakan posisi
Ketika diujung runway tidak terdapat normal pilot yang bertugas. Sudut
taxiway atau putaran taxiway dan ketika persimpangan antara runway turn pad
huruf kodenya adalah D, E atau F, maka dengan runway tidak melebihi 30 derajat.
runway turn pad harus disediakan untuk Sudut perputaran roda kemudi depan yang
memfasilitasi perputaran pesawat 180 digunakan dalam mendesain runway turn
derajat. pad tidak melebihi 45 derajat. Desain
runway turn pad harus sedemikian rupa,
ketika kokpit pesawat terbang tetap berada
di atas marka turn pad, jarak aman antara
roda pendaratan pesawat dan tepi turn pad
harus tidak kurang dari yang tercantum
Gambar 3 Layout turn pad tipikal dalam tabel berikut ini:
Tabel 2 Jarak Aman Antara Roda
Pendaratan Pesawat dan Tepi Turn pad
Ketika di ujung runway tidak terdapat Outer Main gear Wheel Span (OMGWS
OMGWS < 4,5 m 4,5 m ≤ OMGWS < 6 6 m ≤ OMGWS < 9 9 m ≤ OMGWS < 15
taxiway atau putaran taxiway dan ketika
Clearance 1,5 m 2,25 m 3 ma atau 4 mb 4m
huruf kodenya adalah A, B atau C, maka a: jika turn pad dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat dengan wheel base < 18 m
runway turn pad dapat disediakan untuk b: jika turn pad dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat dengan wheel base ≥ 18 m
Catatan. - Wheel base adalah jarak antara C 3 m jika turn pad ditujukan
roda depan/nose gear dengan pusat geometri untuk pesawat dengan wheel
roda pendaratan utama/main gear. base kurang dari 18 m
Perencanaan Turn Pads 4,5 m jika turn pad
Untuk memfasilitasi pesawat udara masuk ditujukan untuk pesawat
ke daerah turn pad runway, sudut dengan wheel base sama
perpotongan dari turn pad tidak boleh lebih atau lebih dari 18 m
dari 30 derajat. Lebar keseluruhan turn pad D 4,5 m
dan runway harus sedemikian rupa sehingga E 4,5 m
sudut roda depan pengendali (nose wheel F 4,5 m
steering) pesawat udara yang akan berputar
di turn pad tidak akan melebihi 45 derajat. (Sumber : KP 326 tahun 2019)
Berikut adalah tata letak umum turn pad
yang ditunjukkan pada Gambar 2
Aircraft Classification Number (ACN)
ACN merupakan suatu nilai yang
menunjukkan efek relatif sebuah pesawat
udara di atas pavement untuk kategori sub-
grade standar yang ditentukan. ACN dapat
dihitung melalui permodelan matematika
baik untuk perkerasan kaku (rigid pavement)
maupun perkerasan lentur (flexible
pavement). Nilai ACN dipublikasikan dalam
2 (dua) kategori perkerasan yaitu lentur dan
kaku pada kategori daya dukung lapisan
subgrade tertentu . serta kondisi beban
Gambar 4 tata letak umum turn pad
maksimum dan beban minimum pesawat.
(Sumber : Aerodrome Design Manual (Doc
Pada umumnya, nilai ACN untuk semua
9157) bagian 1)
jenis pesawat (pesawat sipil) diterbitkan oleh
Internasional Civil Aviation Organization
Desain turn pad area haruslah
(ICAO) atau pabrik pembuat pesawat itu
sedemikian rupa, ketika kokpit pesawat yang
sendiri (Sumber : KP 326 tahun 2019).
diperuntukkan untuk dilayani oleh turn pad
Berikut adalah tabel ACN Boeing series
area ini tetap berada di atas marka turn pad,
tertera pada Tabel 2.2
jarak aman antara roda pendaratan pesawat
dan tepi turn pad area harus tidak kurang Tabel 4 ACN Boeing Series
dari apa yang ada pada tabel 2.1 dibawah ini.
nilai ACN kurang dari atau sama dengan N Katego Nilai K Interval Ko
nilai PCN. Jika nilai ACN dan tekanan roda o ri Permuka Nilai K de
pesawat lebih besar dari nilai PCN dari Subgra an Permuka
kategori subgrade tertentu yang de Subgrad an
dipublikasikan, maka operasi pesawat udara e Subgrade
tidak dapat diberikan ijin beroperasi kecuali (MN/m3 Pci
dengan mengurangi beban operasi. Pada ) (MN/m3)
keadaan tertentu, pengoperasian kondisi 1 High 555.6 K>442 A
overload dapat diberikan. (Sumber : KP 93 (150) (>120)
tahun 2015) 2 Mediu 294.7 221<K<4 B
Komponen PCN m (80) 42
(60<K<1
Terdiri dari 5 unsur yaitu nilai
20)
numerik kekuatan perkerasan, jenis
3 Low 147.4 92<K<22 C
perkerasan, kategori kekuatan subgrade,
(40) 1
kategori tekanan roda dan metode
(25<K<6
pelaksanaan evaluasi. Adapun ketentuan
0)
penulisan nilai PCN adalah sebagai berikut :
1. Nilai numerik kekuatan perkerasan terdiri 4 Ultra 73.7 K<92(<2 D
dari angka 1 sampai tak hingga Low (20) 5)
2. Jenis perkerasan terdiri dari perkerasan Tabel 6 Kategori Daya Dukung Subgrade
kaku dengan simbol huruf R dan Konstruksi Perkerasan Lentur
perkerasan fleksibel dengan simbol huruf N Kategor Nilai Interval Kod
F O i CBR Nilai e
3. Kategori subgrade dibagi menjadi empat Subgrad Subgrad CBR
kategori baik untuk perkerasan kaku e e% Subgrad
maupun perkerasan lentur yaitu kategori e%
A, B, C atau D. (Lihat tabel 2.3 dan tabel 1 High 15 CBR ≥ A
2.4) 13
4. Tekanan ijin roda terdiri dari empat 2 Mediu 10 8< B
kategori yaitu W, X, Y dan Z. (Lihat tabel m CBR <
2.5) 13
5. Metode evaluasi terdiri dari pengujian 3 Low 6 4< C
langsung dengan pesawat analog CBR <
ditunjukkan dengan huruf U dan dengan 8
perhitungan analitis ditunjukkan dengan 4 Ultra 3 CBR ≤ D
huruf T. Low 4
Tabel 5 Kategori Daya Dukung Subgrade
Konstruksi Perkerasan Kaku (Sumber : KP 93 tahun 2015)
Lapisan Permukaan
Lapisan permukaan (surface course) terdiri
dari campuran aspal panas dan batu pecah
(hotmix) yang digunakan untuk menahan
resapan air dari permukaan menuju lapisan
Gambar 5 Tipe Struktur Perkerasan berikutnya. Penggunaan lapisan aspal
(Sumber : AC 150/5320-6F, Airport digunakan dikarenakan bersifat kedap air,
Pavement Desain and Evaluation) lalu bahan aspal sendiri yang bersifat lentur
(flexible) mempertinggi daya dukung lapisan
Lapisan Pondasi terhadap beban yang diberikan oleh roda
pesawat yang take off maupun landing.
1. Subbase Course
Pemilihan bahan untuk lapisan permukaan
Subbase course merupakan lapisan
sangat perlu dipertimbangkan kegunaannya,
yang mempunyai fungsi sebagai
agar umur rencana dan manfaat yang
pondasi bawah perkerasan. Subbase
direncanakan tercapai dengan baik.
course memikul beban lebih kecil
daripada base course, dikarenakan
Perencanaan Tebal Perkerasan
beban sudah lebih terdistribusi di
Perhitungan tebal perkerasan didasarkan
lapisan base course.
pada grafik-grafik yang dibuat FAA,
2. Base Course
berdasarkan pengalaman dari Corps of
Base course merupakan lapisan pondasi
Enginners dalam menggunakan metode
atas dari perkerasan lentur. Maka dari
POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 6
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112
CBR. Perhitungan ini dapat diuji sampai (Sumber : Heru Basuki, 1984)
jangka waktu 20 tahun dan untuk mentukan
tebal perkerasan ada beberapa variable yang b. Mengitung Equivalent Annual
harus diketahui : Departute
a. Nilai CBR subgrade dan nilai CBR Equialvalent Annual Departure
subbase course terhadap pesawat rencana dihitung
b. Berat maksimum take off pesawat dengan rumus :
(MTOW) 1
c. Jumlah keberangkatan tahunan (Annual 𝑊2 2
LogR1=(LogR2)*(𝑊1)
Departure)
Dimana :
d. Type roda pendaratan tiap pesawat
R1 = Equivalent annual departure
pesawat rencana
Langkah-langkah penggunaan metode FAA
R2 = Equivalent annual departure,
adalah sbb :
(Annual departure* Faktor
a. Menentukan pesawat rencana
konversi)
Dalam pelaksanaannya, landasan pacu
W2 = Beban Roda Pesawat Rencana
harus melayani beragam tipe pesawat
W1 = MTOW*95%*1/n
dengan tipe roda pendaratan dan berat
n = Jumlah roda pesawat pada
yang berbeda-beda, dengan demikian
main gear
diperlukan konversi ke pesawat
c. Menghitung tebal perkerasan total
rencana. Berikut adalah tabel konversi
Tebal perkerasan total dihitung dengan
tipe roda pesawat tertera pada Tabel 2.8
memplotkan data CBR subgrade yang
Tabel 8 Konversi Tipe Roda
diperoleh dari FAA, Advisory Circular
Pesawat
150/5335-5, MTOW (Maximum Take
Konversi Ke Faktor
Off Weight) pesawat rencana, dan nilai
dari Pengali
Equivalent Annual Departure ke dalam
Singel Dual 0.8 Gambar 6
Wheel Wheel 0.5
Singel Dual 0.6
Wheel Tandem 1.0
Dual Dual 2.0
Wheel Tandem 1.7
Dual Dual 1.3
Tandem Tandem 1.7
Dual Singel
Tandem Wheel
Dual Dual
Tandem Whell
Dual Singel
Whell Wheel
Double Dual
Dual Tandem
Tandem
sendiri yang sebaiknya diadakan turn pad Jarak bebas antara roda pendaratan pesawat
pada ujung sisi runway khususnya di area dengan tepi runway turn pad harus tidak
01,mengingat sering terjadinya one wheel kurang dari yang ditetapkan dalam berikut :
lock yang dapat merusak permukaan runway
juga menghindari hal yang tidak diinginkan Clearance distance
seperti kecelakaan maupun pengeluaran dan Tabel 9 Clearance Distance
berlebih apabila terjadi kerusakan serta Huruf Kode Clearance
mengutamakan kenyamanan bagi pengguna
jasa penerbangan,dan perencanaan ini A 1.5 m
dimaksudkan untuk mengakomodir
beroperasinya pesawat terbesar yaitu Boeing B 2.25 m
737 -800 3 m jika turn pad area
dimaksudkan untuk
Tahapan Perencanaan Turn Pad Area digunakan oleh pesawat
Dimensi Turn Pad Area udara dengan wheel
base kurang dari 18 m
Dimensi Turn Pad yang direncanakan
mengacu kepada peraturan yang ada yaitu
ICAO (International Civil Aviation
Organization) dimana ketentuan – ketetuan
mengenai turn pad area dijelaskan dalam
C
MOS 139 - KP 326 tahun 2019 tentang 4.5 m if the turn pad
Bidang Perputaran Runway dan Aerodrome area is intended to be
Design Manual Doc. 9157 part 1 tentang used by aeroplanes with
Runway. Untuk ukuran dimensi dipengaruhi a wheel base equal to or
dengan adanya pesawat terbesar yang greater than 18 m.
beroperasi di bandar udara Kalimarau Berau
tersebut yakni Boeing 737- 800 yang
mempunyai code letter C yang dalam hal ini
secara keseluruhan ukuran sudah diatur oleh
Aerodrome Design Manual Doc. 9157 part
D 4.5 m
1 dan dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
E 4.5 m
F 4.5 m
Gambar 11 eksisting
Tabel 10 annual departure dan MTOW
= Garis untuk tebal perkerasan total (CBR 6 Tabel 12 Tebal Perkerasan Lapisan
%) Tebal Perkerasan (cm) Tebal Perkerasan (inch)
Permukaan ( surfaces) 10 4
= Garis untuk tebal perkerasan subbase Pondasi Atas ( Base Course) 20,32 8
Pondasi Bawah (Subbase Course) 50,8 20
(CBR 25 %) Total 81,12 32
Maximum Airplae
Gross Weight
Operating on
FAA Pavement, lbs (kg)
Laye
Spesific
r
ation <12,5 <100, >100,
Type
Item 00 000 000
(5,67 (45,3 (45,3
0) 60) 60)
Gambar 14 Input tebal minimum
P-401,
4 in perkerasan lentur
HMA Hot Mix 3 in 4 in
Surfa Asphalt (75 (100 (100
ce Paveme mm) mm) mm)
nts
P-401 5 in
Stabil Not Not
or P- (125
ized Requ Requi
403; P- mm)
Base ired red
306
Crush P209,
ed Crushed 3 in 6 in 6 in
Agreg Agregat (75 (150 (150
ate e Base mm) mm) mm)
Base Course
P-208, Gambar 15 Hasil evaluasi tebal perkerasan
Agreg 3 in Not
Agregat Not
ate (75 Used
e Base Used
Base mm)
Course
4 in 4 in
(100 (100
P-154, 4 in
Subba mm) mm)
Subbase (100 (If
se (If
Course mm)
requir requir
ed) ed)
Tebal Tebal
Layer Perkerasan Perkerasan
( inch ) ( cm )
Surface
Course ( P
401 /P – 5 12,7
403 HMA
Surface )
Stabilized
Base ( P –
401 / P – 5 12,7
403 HMA Gambar 16 Tampilan awal program
St ) COMFAA
Crushed
Aggregate
6 15,24
Base ( P –
209 )
Aggregate
Base ( P – 10,88 27,63
154 )
Total 26,88 68,27
Program COMFAA
Struktur perkerasan dinilai mampu melayani Gambar 17 Hasil Kalkulasi Nilai PCN -
beban akibat lalu lintas udara apabila nilai Table 1
PCN (Pavement Code Number) lebih besar
dari nilai ACN (Aircraft Code Number) tiap • Table 2 seperti pada gambar Berikut ini
pesawat yang beroperasi di bandar udara berisi informasi mengenai nilai PCN
tersebut. Program COMFAA ini digunakan tiap pesawat yang dihitung berdasarkan
untuk menentukan nilai PCN dengan
mengikuti prinsip dan prosedur yang secara Tebal
rinci tertera dalam standar terbaru yang Perkerasan
diterbitkan oleh FAA yaitu Advisory Hasil Evaluasi
Circular AC 150 / 5335 – 5 C. Informasi Metode Ms. Excel
mengenai nilai PCN selanjutnya dapat Spreadsheet
memberikan gambaran mengenai kondisi COMFAA
struktur perkerasan serta digunakan oleh Inch Cm
operator bandar udara untuk menentukan Grafik 32 81,28
strategi dan kebijakan dalam usaha FAARFIELD 31,6 80,26
pemeliharaan struktur perkerasan. Dibawah
POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 15
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020
ISSN : 2548-8112
Tabel 14 perbandingan