Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PERBAIKAN KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR PADA RUNWAY

STA. 700 – STA. 722 DENGAN METODE REKONSTRUKSI DI BANDARA RADIN


INTEN II LAMPUNG

Dara Aulia1), Kowangit Purbosutisno2), Suse Lamtiar Simbolon3)


Politeknik Penerbangan Indonesia Curug

ABSTRAK Dalam rangka mewujudkan keamanan dan keselamatan operasi


penerbangan, Bandara Radin Inten II senantiasa melakukan pemeliharaan
dan peningkatan di fasilitas sisi darat maupun sisi udaranya. Dalam
pemeliharaan fasilitas sisi udara, Bandara Radin Inten II telah mengatasi
berbagai kerusakan yang terjadi di apron, taxiway dan runway. Salah satu
permasalahan yang ditemukan yaitu kerusakan pada runway STA 700 –
STA 722 yang mana berupa keretakan, kerontokan agregat dan lendutan
seluas 22,5 m x 3 m yang disebabkan oleh kurang maksimalnya perbaikan
kerusakan yang sebelumnya dilakukan. Maka, sesuai dengan syarat keadaan
landas pacu yang tertera pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor: SKEP/78/VI/2005, Bab II, Pasal 2 tentang Pemiliharaan
Konstruksi Landas Pacu (runway), Landas Hubung (taxiway), dan Landas
Parkir (apron) serta Fasilitas Penunjang di Bandar Udara, Bandara Radin
Inten II melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut dengan cara
rekonstruksi. Pekerjaan rekonstruksi ini harus direncanakan dan tahapan
pengerjaannya harus diawasi dengan baik agar mendapatkan hasil pekerjaan
yang bermutu.

Kata Kunci : Mewujudkan keamanan dan keselamatan penerbangan, perbaikan


kerusakan, rekonstruksi, mutu

ABSTRACT In order to realize the security and safety of aviation operations, Radin
Inten II airport always maintaining and improving the condition of both
their lanside facilities and airside facilities. In maintaining their airside
facilities, Radin Inten II airport has resolved various damage that occurs in
apron, taxiway and runway. One of the problems that occur is a damage on
runway STA 700 – STA 722 in the form of cracks, disintegration of
aggregate and deflection with 22,5 meters x 3 meters wide, it happens
because of the poor result of the previous work. So, in accordance with the
regulation of Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
SKEP/78/VI/2005, chapter II, section 2, about Construction Maintenance
of Runway, Taxiway and Apron also the other supporting facilities, Radin
Inten II airport fix the damage using reconstruction method. This
reconstruction project has to be planned and the process need to be well
monitored so the result will come out well.

Keywords :To realize the security and safety aviation operations, fixing damage,
reconstruction, quality.
PENDAHULUAN Bandara Internasional Radin Inten
II merupakan bandar udara yang terletak di
provinsi Lampung dan merupakan gerbang
utama menuju provinsi Lampung dari sisi dengan kebutuhan dan memenuhi syarat
udara. Sebagai bandara udara, tentunya mutu.
Bandara Radin Inten II memiliki visi dan
misi yang ingin dicapai, salah satunya LANDASAN TEORI
adalah untuk mewujudkan
penyelenggaraan bandar udara yang Bandar udara adalah kawasan di
memenuhi standar keamaan, keselamatan daratan dan/atau perairan dengan batas-
dan pelayanan penerbangan. batas tertentu yang digunakan sebagai
Sebagai penunjang untuk tempat pesawat udara mendarat dan lepas
memberikan pelayanan penerbangan yang landas, naik turun penumpang, bongkar
baik, Bandara Radin Inten II telah muat barang dan tempat perpindahan intra
memiliki fasilitas yang memadai dan dan antarmoda transportasi, yang
lengkap baik di sisi udara maupun darat. dilengkapi dengan fasilitas penunjang
Meskipun begitu, fasilitas-fasilitas tersebut lainnya. Sebagai penyelenggara kegiatan
tetap harus dijaga mutu dan keadaannya penerbangan maka Bandar Udara harus
agar senantiasa bekerja dengan baik sesuai menjamin fasilitas yang dimilikinya
dengan fungsinya. memenuhi persyaratan keselamatan dan
Bandara Radin Inten II memiliki keamanan penerbangan, serta pelayanan
landas pacu/runway berukuran 2770 meter jasa bandara sesuai dengan standar
x 45 meter dengan konstruksi perkerasan pelayanan yang ditetapkan, seperti yang
lentur/flexible PCN 63 F/C/X/T. Seiring tertulis pada Undang-Undang Republik
berjalannya waktu dan dipengaruhi dengan Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
meningkatnya kepadatan lalu lintas udara Penerbangan, pada pasal 219 ayat (1).
di Bandara Radin Inten II, mutu dan Dalam Peraturan Pemerintah
keadaan landas pacu/runway akan Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 dijelaskan
menurun akibat beban lalu lintas udara pada Bab I Pasal 1-3, bahwa:
sehingga terjadi berbagai kerusakan seperti 1) Keamanan dan keselamatan
yang terjadi pada runway STA. 700 – penerbangan adalah suatu kondisi
STA. 722 yaitu berupa keretakan, lendutan untuk mewujudkan penerbangan
dan kerontokan agregat di lapisan dilaksanakan secara aman dan selamat
permukaannya seluas 22,5 meter x 3 meter sesuai dengan rencana penerbangan.
dan berjarak 2,5 meter dari centerline 2) Keamanan penerbangan adalah
landas pacu. keadaan yang terwujud dari
Keadaan landas pacu yang seperti penyelenggaraan penerbangan yang
ini tentunya amat berbahaya bagi operasi bebas dari gangguan atau tindakan
penerbangan, karena keselamatan dan yang melawan hukum.
keaman merupakan prioritas utama dalam 3) Keselamatan penerbangan adalah
kegiatan penerbangan. Berdasarkan keadaan yang terwujud dari
permasalahan tersebut, untuk penyelenggaraan penerbangan yang
meningkatkan keamanan dan keselamatan lancar sesuai dengan prosedur operasi
operasi penerbangan maka kerusakan dan persyaratan kelayakan teknis
tersebut harus diberikan solusi perbaikan terhadap sarana dan prasarana
yang selain dapat memperbaiki kerusakan penerbangan beserta penunjangnya.
tapi juga memiliki mutu yang baik dan Menurut Peraturan Direktur
dapat bertahan untuk waktu yang lama, Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP
yaitu perbaikan dengan menggunakan 326 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
metode rekonstruksi. Dalam pelaksanaan dan Operasional Peraturan Keselamatan
rekonstruksi harus ada evaluasi untuk Penerbangan Sipil Bag. 139 Vol. I Bandar
memastikan bahwa hasil pekerjaan sesuai Udara, runway/landas pacu adalah daerah
persegi yang telah ditentukan di bandar
udara untuk pendaratan atau lepas landas di mana lapisan perkerasan diletakkan
pesawat udara. Fasilitas sisi udara ini di atasnya.
berupa suatu perkerasan yang disiapkan b. Lapisan sub base adalah lapisan diatas
untuk pesawat melakukan kegiatan subgrade yang berfungsi sebagai
pendaratan dan tinggal landas. Elemen pemberi dukungan untuk lapisan base
dasar runway meliputi perkerasan yang course dan menjamin kepadatannya
secara struktural cukup untuk mendukung sempurna, mempunyai kontribusi
beban pesawat udara yang dilayaninya, mendistribusi tekanan di atas
bahu runway, runway strip, landas pacu subgrade.
buangan panas mesin (blast pad), runway c. Lapisan base course adalah lpisan di
end safety area (RESA), stopway, atas sub base yang berfungsi sebagai
clearway. lapisan struktural untuk menyebarkan
Pemeliharaan konstruksi landas dan mereduksi tekanan bagi lapisan
pacu/runway tertera pada Peraturan dibawahnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara d. Lapisan surface course adalah lapisan
Nomor: SKEP/78/VI/2005, Bab II, Pasal 2 yang mempunyai peranan fungsional
tentang Pemiliharaan Konstruksi Landas dan struktural.
Pacu (runway), Landas Hubung (taxiway), Sesuai dengan Peraturan Direktur
dan Landas Parkir (apron) serta Fasilitas Jenderal Perhubungan Udara Nomor:
Penunjang di Bandar Udara, yaitu: SKEP/78/VI/2005, Bab II, Pasal 8 tentang
(1) Setiap penyelenggara bandar udara Pemeliharaan Konstruksi Landas Pacu
dalam melakukan pemeliharaan (runway), Landas Hubung (taxiway), dan
konstruksi di Bandar Udara harus Landas Parkir (apron) serta Fasilitas
memenuhi persyaratan teknis dengan Penunjang di Bandar Udara, beberapa
berpedoman pada ketentuan teknis kerusakan yang timbul di perkerasan
peraturan ini. fleksibel antara lain:
(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud 1) Keretakan (cracking) pada perkerasan
pada ayat (1), dilakukan berdasarkan lentur disebabkan oleh penurunan
kebutuhan keamanan, keselamatan dan pondasi, beban yang melebihi,
kebutuhan operasional penerbangan penyusutan permukaan, konstruksi
untuk memenuhi ketentuan minimum sambungan yang kurang baik, dengan
serta mendapatkan hasil pelayanan bentuk meliputi:
operasi penerbangan yang aman, a. Retak memanjang (longitudinal
nyaman dan ekonomis. crack);
Pada landas pacu/runway di b. Retak melintang (trasverse crack);
Bandara Radin Inten II Lampung c. Retak kulit buaya (alligator/fatigue
menggunakan jenis perkerasan lentur crack);
(flexible). Perkerasan lentur (flexible) d. Retak setempat (block cracking);
adalah suatu perkerasan yang mempunyai e. Retak melengkung (slippage
sifat elastis, maksudnya adalah perkerasan crack);
akan mudah berubah saat diberi f. Retak cermin (reflection crack).
pembebanan yang berlebih. Struktur 2) Kerontokan (disintegration) pada
perkerasan lentur, umumnya terdiri atas: perkerasan lentur disebabkan
tanah dasar (subgrade), lapis pondasi pemadatan aspal permukaan yang
bawah (sub base course), lapis pondasi kurang baik, campuran material aspal
(base course), dan lapis permukaan yang kurang baik, temperature
(surface course). campuran aspal yang melebihi
a. Lapisan subgrade adalah lapisan tanah persyaratan, dengan bentuk material
dasar yang berfungsi sebagai pondasi yang lepas tidak melekat dengan aspal
(raveling).
3) Perubahan permukaan konstruksi sedangkan lapis fondasi di bawahnya
(distortion) pada perkerasan lentur masih dalam keadaan baik. Aspal eksisting
adalah perubahan akibat terjadi dikupas, material kupasan diangkut keluar,
penurunan konstruksi, pemadatan dikumpulkan dan dapat diproses untuk
lapisan batu pecah yang kurang baik, digunakan kembali sebagai bahan jalan
perekat aspal (tack coat) yang kurang (daur ulang). Selanjutnya, permukaan lapis
baik, tanah dasar yang mengembang, fondasi dibentuk dan diratakan kembali
stabilitas aspal yang kurang baik, untuk kemudian dilapis kembali dengan
dengan bentuk meliputi: lapisan aspal yang baru. (Surat Edaran
a. Penurunan permukaan pada jalur Kementrian Pekerjaan Umum dan
roda (rutting); Perumahan Rakyat, Dirjen Bina Marga
b. Permukaan yang menggulung No. 04/SE/Db/2017)
karena stabilitas aspal yang kurang
baik (corrugation and shoving); PEMBAHASAN
c. Penurunan setempat (depression);
d. Permukaan bergelombang dan Penambalan (patching) hanya
retak akibat tanah dasar yang bersifat sementara karena kekuatan
kurang baik (swilling). konstruksinya yang tak tahan lama jika
4) Kekesatan pada perkerasan lentur terus menerus digunakan untuk kegiatan
adalah penurunan kemampuan dari penerbangan. Maka untuk melakukan
permukaan perkerasan untuk tindakan pencegahan terhadap terjadinya
memberikan kekesatan yang baik kerusakan yang lebih parah, dilaksanakan
(good friction) pada semua kondisi perbaikan dengan metode rekonstruksi
cuaca terutama saat cuaca hujan, permukaan perkerasan.
dengan bentuk meliputi: Metode rekonstruksi menggunakan
a. Permukaan yang licin karena alat-alat berat dan peralatan yang memadai
material tergerus oleh lalu lintas dan memenuhi standar untuk perbaikan
pesawat (polished aggregate); yang maksimal, sehingga akan
b. Permukaan yang licin karena karet memberikan hasil yang maksimal pula.
ban pesawat (contaminants); Perbaikan ini dilakukan untuk mengatasi
c. Permukaan licin karena kerusakan dengan volume yang tidak dapat
kebanyakan penggunaan aspal lagi ditangani secara manual/patching.
(bleeding); Rekonstruksi dilaksanakan oleh pihak ke-3
d. Permukaan aspal yang melunak yang bekerjasama dengan pihak Bandara
akibat tumpahan minyak (fuel Radin Inten II.
spillage). Sebelum melakukan pekerjaan
Kerusakan-kerusakan tersebut bisa rekonstruksi sebaiknya dilakukan
ditangani dengan cara rekonstruksi. perencaan kerja terlebih dahulu. Pekerjaan
Rekonstruksi dapat dilakukan dengan rekonstruksi runway STA 700 – STA 722
banyak cara seperti pengupasan dan dikerjakan pada tanggal 30 Maret 2019.
penggantian seluruh lapisan aspal, Pekerjaan akan dilaksanakan pada saat jam
reklamasi atau daur-ulang perkerasan dan operasional Bandara Radin Inten II sudah
pembongkaran diikuti dengan penggantian selesai, yaitu dari jam 22.00 WIB hingga
seluruh struktur perkerasan (full depth jam operasional di kemudian hari yaitu
replacement). Kesesuaian teknik yang jam 05.00 WIB.
digunakan tergantung pada kondisi Pada runway STA 700 – STA 722
perkerasan yang akan diganti. dilakukan perbaikan dengan metode
Penggantian lapisan aspal rekonstruksi dengan luas 22,5 m x 3 m
dilakukan jika lapis aspal eksisting telah yang berjarak 2,5 meter dari titik tengah
dalam kondisi mencapai umur pelayanan (center line) runway. Ukuran pekerjaan ini
ditentukan dengan mengacu pada lokasi = 118,5 kg/m2
kerusakan, ukuran kerusakan dan Dari ukuran galian pekerjaan
pemaksimalan penggunaan material. rekonstruksi, total kebutuhan tack coat
Kedalaman kerusakan adalah 0,08 m adalah ±118,5 kg/m2.
karena kerusakan terjadi pada lapisan c. Alat-alat rekonstruksi
permukaan perkerasan saja. Alat-Alat
Pekerjaan Jumlah
Rekonstruksi
1. Jack Hammer 3HP 1 unit
Generator Set dan
2. Standing Lamp 125 1 unit
KVA
3. Water Tanker 1 unit
Sketsa pekerjaan perbaikan rekonstruksi Cold Milling
4. 1 unit
runway STA 700-722 Machine
a. Hotmix Pneumatic tire
6. 1 unit
Beton aspal campuran panas (hot roller 8-10 ton
mix) adalah beton aspal yang material Tandem roller 6-8
7. 1 unit
pembentuknya di campur pada suhu ton
pencampuran sekitar 140oC. 3 unit
Penghitungan volume kebutuhan aspal 8. Tronton (kapasitas
hotmix ini dilakukan dengan cara: 15 ton)
Volume Hotmix = p x l x t x 2,3 Air Compressor
9. 1 unit
Dimana: 4000-6500 L/M
p = panjang galian (m) 10. Asphalt Sprayer 1 unit
l = lebar galian (m) Asphalt Finisher +
11. 1 unit
t = ketinggian atau kedalaman galian Auto Level
(m) Table alat-alat untuk pelaksanaan
2,3 = berat jenis aspal hotmix (ton/m3) rekonstruksi
Untuk pelaksanaan rekonstruksi d. Jumlah tenaga kerja
runway STA 700 – STA 722 Jumlah tenaga kerja yang ideal
dibutuhkan material hotmix sebanyak: sehingga dapat melaksanakan
Vol. hotmix = p x l x t x 2,3 pekerjaan dengan baik adalah:
= 22,5 x 3 x 0,08 x 2,3  Pengawas pekerjaan: 1 orang
= 12,42 ton  Pengawas kontraktor: 1 orang
b. Tack coat  Operator cold milling machine: 2
Lapis perekat berfungsi untuk orang
memberikan daya ikat antara lapis  Operator asphalt finisher: 1 orang
base course lama dan surface yang  Operator genset: 1 orang
baru. Lapis perekat yang digunakan  Driver dump truck: 4 orang
adalah aspal semen Pen. 60/70 = 1  Operator tandem roller: 1 orang
kg/m2 dari produk Shell karena  Operator PTR: 1 orang
memiliki tingkat kohesi yang lebih  Operator Kompresor: 1 orang
tinggi dari aspal produk lain. Untuk  Teknisi peralatan: 2 orang
menghitung kebutuhan tack coat perlu  Tenaga kerja biasa: 14 orang
menghitung luasan galian dan ukuran  Tenaga pembersihan: 5 orang
keliling galian. e. Waktu pengerjaan
Vol. tack coat = (2x(p+l)) + (pxl) Waktu pengerjaan rekonstruksi
= (2 x (22,5+3)) + (22,5 x 3) yang ideal dan dianjurkan adalah
= 51 + 67,5 malam hari di saat jam operasional
bandara telah selesai agar tidak
mengganggu aktifitas pelayanan
penerbangan dan keamanan
penerbangan. Pekerjaan rekonstruksi
runway STA 700 -STA 722 memakan
waktu ±6 jam, dimulai jam 22.00 WIB
sampai jam 04.00 WIB.
Waktu
Uraian
No Volume Pelaksana
Kegiatan
an
Galian
1. 22,5 m2 1,00 jam
Hotmix
Pembersih
Gambar siklus tahapan rekonstruksi
2. an area 67,5 m2 1,00 jam
1. Pengukuran
galian
Lokasi kerusakan diukur
3. Tack coat 67,5 m2 0,25 jam
kemudian ditandai dengan cat putih
Penghamp
sebagai batas kerusakan. Sesuai
aran
4. 67,5 m2 0,50 jam dengan rencana pekerjaan
hotmix 8
perbaikan di runway STA 700 –
cm padat
STA 722 ditandai dimensi 22,5 m x
Pemadatan 3 m. Penandaan ini dilakukan agar
5. 1 (Tandem 67,5 m2 0,15 jam operator cold milling dapat
roller) mengoperasikan alat sesuai dengan
Pemadatan luasan dan kedalaman galian yang
6. 67,5 m2 0,30 jam
2 (PTR) telah direncanakan.
Pemadatan 2. Penggalian
7. 3 (Tandem 67,5 m2 0,15 jam Penggalian menggunakan
roller) alat cold milling dengan kapasitas 2
Penyirama meter. Penggalian disesuaikan
8. 67,5 m2 0,10 jam
n air dengan ukuran dan kedalaman
Pembersih yang sudah direncanakan yaitu
9. 67,5 m2 0,50 jam
an area 0,08 m. Pinggir galian harus
Waktu pelaksanaan 5,15 jam dipastikan menyiku, tujuannya agar
Pembulatan 5,5 jam bagian sambungan/join antara
perkerasan yang baru dan lama
Tabel alokasi waktu pelaksanaan tidak mudah terangkat karena
rekonstruksi runway STA 700 – STA 722. terkena jet blast pesawat atau
f. Siklus/tahapan pekerjaan menjadi kerusakan retak join.
Selain itu agar perkerasan yang
baru dapat melekat dan mengisi
ruang galian dengan lebih
sempurna.
3. Pembersihan
Pembersihan lokasi galian
menggunakan compressor
bertekanan tinggi, sampai benar-
benar bersih dari kotoran sisa cold
milling, debu dan air, sehingga
lokasi tersebut bersih dan kering
sehingga menghindari Pemadatan ini dilakukan
kemungkinan adanya FOD saat menggunakan tandem roller yang
pelaksanaan penerbangan. bergerak sebanyak 2 passing yang
4. Pelapisan tack coat bertujuan untuk menghilangkan
Pelapisan tack coat dengan jejak PTR dan menghaluskan
aspal AC 60/70. Lapis perekat/tack permukaan konstruksi baru.
coat harus menutup keseluruhan 9. Penyelesaian dan pembersihan
permukaan yang dilapisi dan Jika semua tahap pekerjaan
tampak merata, tanpa adanya sudah selesai, maka area
bagian-bagian yang beralur atau rekonstruksi dapat disiram dengan
kelebihan aspal. air secukupnya. Ini bertujuan untuk
5. Surface coat hotmix mempercepat turunnya suhu
Penghamparan hotmix hotmix dari waktu pendinginan
dilakukan menggunakan alat alami hotmix selama ±3 jam.
asphalt finisher yang dilengkapi Pembersihan akhir harus benar-
dengan auto level agar ketinggian benar bersih untuk menghidari
agregat yang dihampar rata. sisa-sisa kotoran dan konstruksi
Hotmix dihampar dengan tebal yang dapat berpotensi menjadi
hamparan dalam keadaan gembur FOD di fasilitas airside bandara.
±10 cm, sehingga ketika sudah g. Kendala
dipadatkan diharapkan akan Saat pelaksanaan pekerjaan,
didapat hasil ±8 cm. dijumpai kendala-kendala yang
6. Pemadatan awal (breakdown mempengaruhi kegiatan pelaksanaan
rolling) maupun kualitas hasil pekerjaan.
Pemadatan aspal Adapun beberapa kendala yang terjadi
merupakan suatu usaha untuk dapat yaitu, cuaca dan kondisi alat yang tidak
meningkatkan kekuatan aspal baik.
dengan cara memberikan beban- Cuaca seringkali tidak menentu,
beban sehingga udara yang mempersulit pengerjaan rekonstruksi.
berlebih dalam campuran aspal Karena jika area yang digali tergenang
dapat keluar dari rongga campuran. air, maka area galian tidak bisa
Pemadatan ini dilakukan ditimbun dengan lapisan hotmix baru.
menggunakan alat tandem roller Begitu juga dengan campuran hotmix,
yang memiliki roda baja, dengan jika terkena air hujan maka suhunya
kecepatan yang tidak bioleh lebih akan turun lebih cepat, sehingga ketika
dari 4 km/jam. Tandem roller ini dihampar kondisi hotmix sudah tidak
bergerak sebanyak 3 sampai 4 optimal.
passing tergantung dari ketebalan Jika terjadi hujan sedangkan
aspal yang dipadatkan. penggalian sudah dilaksanakan maka
7. Pemadatan antara (intermediate pekerjaan harus tetap dilanjutkan,
rolling) namun harus menyediakan terpal dan
Hotmix dipadatkan dan mesin pompa air, dan juga membuat
diratakan lagi permukaannya tanggul di seputar galian. Kemudian
dengan pneumatic tire roller. area galian harus dikeringkan
Kecepatan pneumatic tire roller menggunakan burner dan melanjutkan
saat tahap ini tidak boleh lebih dari rekonstruksi sesuai dengan rencana.
10 km/jam. Pada tahap pemadatan Alat-alat untuk pekerjaan
ini, PTR bergerak sebanyak 28 terkadang mengalami kerusakan
passing. sehingga mengakibatkan tertundanya
8. Pemadatan akhir pekerjaan. Maka dari itu, penyedia jasa
(kontraktor) harus memiliki cadangan 4) Pekerjaan rekonstruksi pada runway
alat yang berada di lokasi, agar ketika STA 700-STA 722 telah dilakukan sesuai
ada alat yang rusak pekerjaan dapat dengan standar operasional yang telah
diteruskan menggunakan alat ditetapkan.
cadangan. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
KESIMPULAN DAN SARAN dikemukakan saran sebagai berikut:
1) Melakukan inspeksi runway ataupun
Kesimpulan fasilitas airside yang lain secara rutin.
1) Perbaikan dengan metode rekonstruksi 2) Memperhatikan material yang
permukaan runway dipilih karena kondisi digunakan saat pekerjaan perbaikan
lapisan aspal permukaan eksisting telah kerusakan perkerasan dengan lebih
mengalami kerusakan, namun lapisan seksama agar sesuai dengan SNI dan
fondasinya masih dalam keadaan yang hasil pekerjaan sesuai dengan mutu
baik. Metode rekonstruksi juga yang diinginkan.
memberikan hasil yang lebih maksimal 3) Melakukan rekonstruksi penuh (full
karena menggunakan alat dan material depth replacement) untuk melakukan
yang lebih memadai dibandingkan perbaikan menyeluruh hingga lapisan
patching secara manual. tanah dasar pada area runway STA 700
2) Pekerjaan rekonstruksi runway STA – STA 722.
700 – STA 722 yang dilaksanakan pada 4) Melakukan overlay pada perkerasan
tanggal 30 Maret 2019 memakan waktu ±6 runway untuk menangani berbagai
jam dimulai jam 22.00 WIB dan selesai masalah pada perkerasan dan
pada jam 04.00 WIB. Pekerjaan meningkatkan PCN perkerasan.
rekonstruksi ini membutuhkan material 5) Memperbaharui jenis perkerasan
hotmix sebanyak 12,42 ton, dan aspal lapis runway dari perkerasan lentur/flexible
perekat (tack coat) sebanyak ±118,5 menjadi perkerasan kaku/rigid agar
kg/m2. Pekerja yang dibutuhkan sebanyak dapat menahan beban pesawat lebih
34 orang, yang termasuk dengan operator besar dan lebih tahan lama.
alat, pekerja biasa, dan pengawas
pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA
3) Tahapan rekonstruksi meliputi
penandaan area galian yang dilanjutkan ICAO. (2006). Aerodrome Design Manual
dengan penggalian menggunakan cold Part 1: Runway, Third Edition.
milling sesuai dengan luasan dan Washington D.C: International
kedalaman yang telah direncakan. Civil Aviation Organization
Dilanjutkan dengan pembersihan area (ICAO).
galian dengan kompresor, dan pelapisan
Indonesia, P. R. (2001). Peraturan
permukaan galian dengan tack coat
Pemerintah Republik Indonesia
penetrasi 60/70 secara merata. Kemudian
Nomor 3 Tahun 2001 Tentang
dilakukan penghamparan hotmix setebal
Keamanan dan Keselamatan
0,08 m dengan asphalt finisher, yang
Penerbangan. Jakarta: Pemerintah
selanjutnya dipadatkan dengan tandem
Republik Indonesia
roller (pemadatan pertama), pneumatic
tandem roller (pemadatan antara), dan Indonesia, P. R. (2009). Peraturan
tandem roller (pemadatan akhir). Setelah Pemerintah Republik Indonesia
semuanya selesai, maka area rekonstruksi Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
dibersihkan dari sisa-sisa pekerjaan Penerbangan. Jakarta: Pemerintah
menggunakan sapu dan kompresor. Republik Indonesia.
Lampung, P. P. (2011). Method of
Working Plan Pekerjaan
Rekonstruksi Runway 14-32 di
Bandara Radin Inten II Lampung .
Lampung Selatan: Bandara Radin
Inten II Lampung.
Marga, D. J. (2014). Surat Edaran
Direktur Jenderal Bina Marga
Nomor 10/SE/Db/2014 tentang
Penyampaian Standar Dokumen
Pengadaan dan Spesifikasi Umum
2010 (Revisi 3) untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Rakyat, K. P. (2017). Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor
04/SE/M/2017 Tahun 2017 tentang
Pemberlakuan Pedoman Bidang
Jalan dan Jembatan. Jakarta:
Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Sukirman, S. (1999). Dasar-dasar
perencanaan geometrik jalan.
Bandung: Nova.
Sukirman, S. (2003). Beton Aspal
Campuran Panas. Bandung:
Grafika Yuana Marga.
Udara, D. J. (2005). Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang
Persyaratan Teknis Pengoperasian
Fasilitas Bandar Udara bagian
Fasilitas Sisi Udara Bandar
Udara. Jakarta: Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
Udara, D. J. (2005). Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: SKEP/78/VI/2005 Bab II
Pasal 2 tentang Pemeliharaan
Konstruksi Landas Pacu, Landas
Hubung dan Landas Parkir serta
Fasilitas Penunjang di Bandar
Udara. Jakarta: Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.

Anda mungkin juga menyukai