Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengetian Bandar Udara


Bandar udara atau bandara memiliki pengertian yang berasal dari kata "bandar"
(tempat berlabuh) dan "udara". Bandar udara diartikan sebagai "suatu tempat di darat
atau di air di mana pesawat udara dapat mendarat untuk menurunkan atau
mengangkut penumpang dan barang, mengadakan perbaikan atau mengisi bahan
bakar (G&G Meriem Company (1959)). Maka, arsitektur bandara dapat diartikan
sebagai suatu wadah yang berfungsi menampung perpindahan orang atau barang dari
suatu mode angkutan ke kendaraan udara atau sebaliknya. Di dalamnya menyangkut
bangunan terminal (terminal building), tempat parkir pesawat terbang (apron), parkir
kendaraan darat, jalan, jalur hijau.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah


"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara
untuk masyarakat". Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut
pelayanannya sesuai dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat
dibedakan atas: bandara internasional, bandara domestik, bandara internasional dan
domestik. Status bandara berpengaruh pula terhadap panjang landasannya yang
sesuai dengan jelajah pesawat terbangnya. Berdasarkan sumber (Ditjen Perhubungan
Udara), panjang minimal landasan yang dimiliki bandara sesuai dengan
klasifikasinya, yakni bandara internasional 2.350 m, bandara pusat utama 1.850 m,
bandara propinsi 1.250 m, dan bandara perintis 750 m. Wujud dasar suatu bandara
umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, sebagai berikut :

1. Terminal Building yang di dalamnya terdapat


 Bangunan terminal sebagai fasilitas wadah kegiatan penanganan penumpang dan
barang, kegiatan airlines, pengelolaan dan kegiatan lain yang mendukungnya,
 Hanggar dari pesawat sebagai wadah kegiatan pemeliharaan pesawat,
 Fasilitas pemeliharaan bandara, termasuk pemadam kebakaran
 Apron, untuk fasilitas bongkar muat barang dan penumpang serta juga wadah
kegiatan pelayanan teknis pesawat.

6
7

2. Landasan pacu (runway) yang meliputi prinsip pengaturan tata letak runway yang
dapat dibagi jadi 3 bagian, yakni: single runway, paralel runway dan divergent
runway. Pengaturan ini dapat dikembangkan lebih lanjut yang dipengaruhi oleh
kebutuhan panjangnya, jumlah dan arah runway.

Adapun istilah yang berkaitan dengan operasi penerbangan


 Penerbangan berjadwal : penerbangan secara teratur dan tetap pada jalurjalur
tertentu untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.

 Penerbangan tak berjadwal : penerbangan secara sewaktu-waktu pada jalur-jalur


yang diperlukan untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.

2.2 Terminal penumpang


Menurut Petunjuk Teknis LLAJ tahun 1995, Terminal Penumpang adalah
prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan
penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Bandar udara atau bandar udara menurut UU no.1 tahun 2009 tentang
Penerbangan, bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan
intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan,serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Dalam Keputusan Menhub No. 44/2002 - Tatanan Kebandarudaraan


Nasional,bandarudara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat
dan lepas landaspesawat udara, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat kargo
dan/atau pos, sertadilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan sebagai
tempat perpindahan antarmoda transportasi.

Semua bentuk bangunan yang menjadi sistem transportasi darat dan sistem
transportasi udara yang menampung kegiatan-kegiatan transisi antara akses dari darat
ke pesawat udara atau sebaliknya, pemprosesan penumpang datang, berangkat
maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan bagasidari dan ke
pesawat udara. Terminal penumpang harus mampu menampung kegiatan oprasional,
8

administrasi dan komersial serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan


keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lain yang berkaitan dengan
masalah bangunan. Standar ini diaplikasikan khusus di dalam linkungan bandar udara
dengan luas terminal penumpang 120 m2, 240 m2, dan 600 m2 (domestik dan
internasional). Standar ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan keamanan dan
keselamatan oparsi penerbangan (SNI, Terminal Penumpang Bandar Udara, 2004).

2.3 Perancangan area terminal


Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area terminal dijelaskan seperti dalam
gambar dibawah ini :

2.3.1 Terminal penumpang 120 m2

Gambar 2.1 Tata Letak Terminal Penumpang Luas 120 m2 (SNI, 03-7046-2004)

2.3.2 Terminal penumpang 240 m2


9

Gambar 2.2 Tata Letak Terminal Penumpang Luas 240 m2 (SNI, 03-7046-2004)

2.3.3 Terminal penumpang 600 m2

Gambar 2.3 Tata Letak Terminal Penumpang Luas 600 m2 (SNI, 03-7046-2004)

2.4 Dasar-dasar perencanaa banguan terminal penumpang


10

Dalam menerapkan persyaratan kesalamatan operasi penerbangan, bangunan


terminal dibagi menjadi tiga kelompok ruangan sesuai SNI, Terminal Penumpang
Bandar Udara tahun 2004 yaitu sebagai berikut :

2.4.1 Ruangan umum


Ruang yang berfungsi untuk menampung kegiatan umum, baik penumpang,
pengunjung maupun karyawan (petugas) bandara. Untuk memasuki ruangan ini tidak
perlu melalui ruangan pemeriksaaan keselamatan oprasional penerbangan.

Perancanaan fasilitas umum ini bergantung pada kebutuhan ruang dan


kapasitas penumpang dengan memperhatikan :

1. Fasilitas-fasilitas penunjang seperti toilet harus direncanakan berdasarkan


kebutuhan minimum
2. Harus dipertimbangkan fasilitas khusus, misalnya untuk orang cacat
3. Aksesibilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut direncanakan
semaksimal mungkin dengan kemudahan pencapian bagi penumpang dan
pengunjung
4. Ruang ini dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi bank, salon, kafetarian,
money changer, P3K, informasi, gift shop, asuransi, kios koran/majalah, toko
obat, nursery, kantor pos, wartel, restoran dan lain-lain.

2.4.2 Ruang semi steril


Ruangan yang digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses
pendaftaran penumpang dan bagasi atau check-in, proses pengambilan bagasi bagi
penumpan datang dan proses penumpang transit atau transfer. Penumpang yang akan
memasuki ruangan ini harus melalui pemeriksaan petugas keselamatan operasi
penerbangan. Didalam ruangan ini masih diperbolehkan adanya ruang konsnsi.

2.4.3 Ruang steril


Ruangan yang disediakan bagi penupang yang akan naik ke pesawat udara.
Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan yang cermat
dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini tidak
diperbolehkan ada ruang konsensi.
11

Jadi dalam merancang bangunan terminal penupang harus memperhatikan


fakor keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam keselamatan operasi
penerbangan.

Pengelompokan di dalam ruang terminal penumpang di jelaskan dalam gambar


dibawah ini :

Gambar 2.4 Blok Tata Ruang Domestik (SNI, 03-7046-2004)


12

Gambar 2.5 Blok Tata Ruang Internasional (SNI, 03-7046-2004)

2.5 Sirkulasi penumpang


2.5.1 Sirkulasi penupang berangkat
Penumpang yang akan bepergian menggunakan pesawat udara mulai dari
bagian publik ke bagian semi steril untuk melakukan pemeriksaan dan pelapor
kemudian menuju bagian steril/ruang tunggu keberangkatan.

2.5.2 Sirkulasi penumpang datang/transit


Penumpang yang datang dan turun dari pesawat mulai dari bagian steril ke
bagian semi steril menuju bagian publik, atau ke bagian steril (untuk penumpang
transit).

Sirkulasi penumpang berangkat maupun datang/transit dijelaskan pada gambar di


bawah ini
13

Gambar 2.6 Sirkulasi Penumpang (SNI, 03-7046-2004)

2.6 Stadar luas terminal penumpang


2.6.1 Standar luas terminal penumpang domestik
Luas bagian terminal penumpang didasarkan atas jumlah pelayanan/ tahun dan
jumlah penumpang waktu sibuk sesuai SNI, Terminal Penumpang Bandar Udara
tahun 2004.

Tabel 2.1 Standar Luas Terminal Penumpang Domestik


Standar Luas
Standar Luas Terminal
Jumlah Penumpang/
No m2/Jumlah Catatan
Tahun
Penumpang Total/ m2
Waktu Sibuk
1 0 - ≤ 25.000 - 120
2 25.000 - ≤ 50.000 - 240
3 50.001 - ≤ 100.000 - 600 standar luas
4 100.001 - ≤ 150.000 10 - terminal ini belum
5 150.001 - ≤ 500.000 12 - memperhitungkan
6 500.001- ≤ 1.000.000 14 - kegiatan komersial
dihitung lebih
7 >1.000.001 -
detail
(Sumber : SNI, 03-7046-2004)
14

2.6.2 Standar Luas Terminal Penumpang Internasional

Tabel 2.2 Standar Luas Terminal Penumpang Internasional


Standar Luas Terminal
Jumlah Penumpang/ m2/Jumlah
No Catatan
Tahun Penumpang Total/ m2
Waktu Sibuk
1 ≤ 200.000 - 600 standar luas
2 17 terminal ini belum
> 200.000 dihitung lebih - mem-perhitungkan
detail kegiatan komersial
(Sumber : SNI, 03-7046-2004)

2.7 Kelengkapan ruan dan fasilitas


Jenis, luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan
dengan luas bangunan yang merupakan representasi dari jumlah penumpang yang
dilayani dan komplesitas fungsi dan pengguna yang ada. Kelengkapan ruang dan
fasilitas bangunan terminal penumpang standar dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.3 Kelengkapan ruang dan fasilitas terminal penumpang standar (domestik
dan internasional)
Fasilitas Kelengkapan Ruang dan Fasilitas
a Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)
b Ruang Lapor Diri (Checkin Area)
c Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)
d Ruang Pengambilan Bagasi (Banggage Claim)
Terminal
e Toilet Pria dan Wanita (Toilet)
Standar 120 m2
f Ruang Administrasi (Administration)
(Domestik)
g Telepon Umum (Public Telephone)
h Fasilitas Pemadam Api Ringan
i Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Meja
j Kursi Tunggu
Terminal a Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)
Standar 240 m2 b Ruang Lapor Diri (Checkin Area)
15

(Domestik) c Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)


d Toilet Pria dan Wanita Diruang Tunggu Keberangkatan
(Toilet)
e Ruang Pengambilan Bagasi (Banggage Claim)
f Area Komersial (Concession Area/Room)
g Kantor Airline (Airline Administration)
h Toilet Pria dan Wanita Untuk Umum (Public Toilet)
i Fasilitas Telepon Umum (Public Telephone)
j Fasilitas Pemadam Api Ringan
k Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Gravity Roller
l Kursi Tunggu
a Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)
b Ruang Lapor Diri (Checkin Area)
c Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)
d Toilet Pria dan Wanita Diruang Tunggu Keberangkatan
(Toilet)
e Ruang Pengambilan Bagasi (Banggage Claim)
Terminal
f Area Komersial (Concession Area/Room)
Standar 600 m2
g Kantor Airline (Airline Administration)
(Domestik)
h Toilet Pria dan Wanita Untuk Umum (Public Toilet)
i Ruang Simpan Barang Hilang (Lost and Found Room)
j Fasilitas Telepon Umum (Public Telephone)
k Fasilitas Pemadam Api Ringan
l Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Gravity Roller
m Kursi Tunggu
Terminal a Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)
Standar 600 m2 b Ruang Lapor Diri (Checkin Area)
(Internasional) c Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)
d Toilet Pria dan Wanita Diruang Tunggu Keberangkatan
(Toilet)
e Ruang Pengambilan Bagasi (Banggage Claim)
f Area Komersial (Concession Area/Room)
16

g Kantor Airline (Airline Administration)


h Toilet Pria dan Wanita Untuk Umum (Public Toilet)
i Ruang Simpan Barang Hilang (Lost and Found Room)
j Fasilitas Fiksal (Fiscal Counter)
k Fasilitas Imigrasi dan Bea Cukai (Immigration And Custom)
l Fasilitas Karantina
m Fasilitas Telepon Umum (Public Telephone)
n Fasilitas Pemadam Api Ringan
o Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Gravity Roller
p Kursi Tunggu
(Sumber : SNI, 03-7046-2004)

2.8 Fasilitas Lain

Tabel 2.4 Kelengkapan Ruang dan Fasilitas Lainnya

fasilitas Kelengkapan Ruang dan Fasilitas


penyediaan ramp untuk setiap perbedaan ketinggian
fasilitas penyandang
lantai di dalam bangunan terminal penumpang (bagi
cacat
pengguna kursi roda)
fasilitas untuk restoran, kios, salon, kantor pos dan giro, bank, money
penumpang (ruang changer, nursery, dll.
konsesi)
kantor pengelolaan, ruang mekanikal dan elektrikal,
fasilitas penunjang ruang komusikasi, ruang kesehatan, ruang rapat, ruang
terminal/ bandar udara pertemuan, dapur, catering, fasilitas perawatan pesawat
udara
jumlah lot = 0.8 x penumpang waktu sibuk
fasilitas parkir
luas = jumlah lo x 35 m2
(Sumber : SNI, 03-7046-2004)

2.9 Tingkat Pelayanan Terminal Penumpang


17

Tingkat Pelayanan (level of service) adalah tingkat pelayanan untuk


jasakebandarudaraan yang diterima oleh pengguna jasa yang variabel-
variabelnyameliputiaspek keselamatan, keamanan, kelancaran dan kenyamanan
penyelenggaraan jasakebandarudaraan.
Tingkat pelayanan pada dasarnya relatif tidak sama bagi setiap orang, masing-
masingmempunyai penilaian sendiri-sendiri terhadap kondisi suatu tingkat
pelayanan. Namundalam perencanaan terminal setidak-tidaknya ditetapkan
pendekatan secara umum,untuk suatu tingkat pelayanan.

Berdasarkan ketentuan IATA dalam Airport Development Reference Manual


(ADRM) ada pembedaan space/ruang untuk berdiri atau duduk para penumpang.
Digunakanuntuk ukuran tingkat pelayanan jasa (Level of service). pelayanan terbagi
dalambeberapa tingkat, yaitu :
1. Tingkat layanan dan kenyamanan sempurna; pergerakan atau arus leluasa.
2. Tingkat layanan dan kenyamanan tinggi; pergerakan atau arus stabil; sedikit
keterlambatan.
3. Tingkat layanan dan kenyamanan baik; pergerakan atau arus stabil; keterlambatan
dapat diterima.
4. Tingkat layanan dan kenyamanan cukup; pergerakan/arus tidak stabil;
keterlambatan dapat diterima.
5. Tingkat layanan dan kenyamanan tidak cukup; pergerakan/arus tidak
stabil;keterlambatan tak dapat diterima.
6. Tingkat layanan, kenyamanan, dan keterlambatan tak dapat
diterima;pergerakan/arus bersilang, sistem terganggu.

Berdasarkan keterangan diatas, tingkat pelayanan dihitung dari


persentasepenumpangberdiri pada waktu sibuk, yaitu :
1. Penumpang berdiri 0% sampai dengan 40% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice) berada pada tingkat A yaitu Tingkat layanan dan kenyamanansempurna;
pergerakan atau arus leluasa.
2. Penumpang berdiri 40% sampai dengan 50% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice) berada pada tingkat B yaitu tingkat layanan dan kenyamanan
tinggi;pergerakan atau arus stabil; sedikit keterlambatan.
18

3. Penumpang berdiri 50% sampai dengan 65% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice) berada pada tingkat C yaitu tingkat layanan dan kenyamanan
baik;pergerakan atau arus stabil; keterlambatan dapat diterima.
4. Penumpang berdiri 65% sampai dengan 80% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice) berada pada tingkat D yaitu tingkat layanan dan kenyamanan
cukup;pergerakan/arus tidak stabil; keterlambatan dapat diterima.
5. Penumpang berdiri 80% sampai dengan 95% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice)berada pada tingkat Eyaitu tingkat layanan dan kenyamanan tidakcukup;
pergerakan/arus tidak stabil; keterlambatan tak dapat diterima.
6. Penumpang berdiri 95% sampai dengan 100% maka tingkat pelayanan (Level
ofservice) berada pada tingkat F yaitu tingkat layanan, kenyamanan,
danketerlambatan tak dapat diterima; pergerakan/arus bersilang, sistem terganggu.

2.10 Penelitian Terdahulu


Hanifa (2012) tentang Analisis KepuasanPublik Terhadap Fasilitas Pelayanan
Tiket di Stasiun Kereta Api Medan. Tujuandari penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis kepuasan publik terhadapfasilitas pelayanan tiket di Stasiun Kereta Api
Medan dan untuk mengetahuistrategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan
fasilitas pelayanan tiket. Hasildari penelitian menyimpulkan bahwa keseluruhan
pengguna fasilitas pelayanantiket sudah puas dengan kinerja setiap unit pelayanan
dari Indikator KepuasanMasyarakat (IKM). Sedangkan kepuasan publik terhadap
fasilitas pelayanan tiketdengan metode CSI, pengguna jasa fasilitas pelayanan tiket di
Stasiun Kereta ApiMedan juga telah puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal
ini dapat dilihatdari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 80,77% yang
berada padakatagori puas.

Wirangga, dan Hati (2013) mengenai Analisa Kepuasan Pelanggan Bandar


Udara Hang NadimBatam. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui
sejauh manabesaran tingkat kepuasan penumpang Bandar Udara Hang Nadim Batam
diukurdari dimensi kualitas pelayanan tangibles, reability, responsiveness,
assurance,dan empathy,(2) untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan
untukmemberikan layanan yang bisa meningkatkan kepuasan penumpang dan
penggunalayanan Bandara Hang Nadim Batam. Dari hasil pengolahan data
19

denganmenggunakan analisis regresi didapatan kesimpulan bahwa, kepuasan


pelangganterbesar didapatkan dari dimensi tangibles, reability, responsiveness,
assurance,dan empathy. Pengaruh kualitas jasa terhadapkepuasan pelanggan adalah
48%danpengaruh dari variabel diluar analisis penelitian sebesar 52%.
Terhadaphubungan langsung yang signifikan antara variabel kualitas jasa dengan
kepuasanpelanggan, rata-rata 77% menyatakan puas, dengan urutan dimensi kualitas
jasaresponsif (85%0, tangible (80%), reability (80%), assurance (78%), dan
empathy(73%). Secara umum, rata-rata kepuasan penumpangdan pengguna Bandar
UdaraHang Nadim Batam berada pada katagori 3 (cukup puas). Katagori
intervalnyaadalah pada level 0,75 sampai dengan 0,99.

Simanjuntak,M (2013) tentangAnalisis Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM


Tirtauli Pematangsiantar. Tujuandari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat
kepuasan pelanggan PDAMTirtauliPematangsiantar. Metode yang digunakan untuk
mengukur tingkatkepuasan pelanggan adalah metode SERVQUAL yang
menggunakan 5 indikatoryaitu bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness),jaminan (assurance), dan kepedulian (emphaty). Metode
analisis yang digunakanadalah deskriptif, Customer Satisfaction Index(CSI) dan
Importance PerformanceAnalisist (IPA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besarpelanggan merasa puas terhadap kenerja pelayanan yang diberikan
oleh PDAMTirtauli Pematangsiantar. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengujian
denganmenggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) yakni sebesar
75,66%.Namun pada pengujian dengan menggunakan metode Importance
PerformanceAnalysist (IPA) masih terdapat atribut pelayanan yang harus diperbaiki
yaknikebersihan kantor pelayanan, kecepatan dan ketanggapan karyawan
dalampelayanan administrasi pelanggan baru, kecepatanpetugas lapangan
dalammenyelesaikan keluhan pelanggan, kejujuran karyawan dalam proses
pembayaransambungan baru, dan keterampilan petugas tehnik dalam menangani
gangguantehnik. Hal ini harus diperbaiki agarkepuasan pelanggan pada PDAM
TirtauliPematangsiantar dapat terjaga dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai