DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RIFQI FATHURRAMADHAN
24318014
TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA - CURUG
03 MARET 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam lingkup teknik
bangunan dan landasan
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tangerang, 2020
Penyusun
1. AIRSIDE
A. Pengertian kawasan airside (sisi udara)
Sisi Udara suatu Bandar Udara adalah bagian dari Bandar Udara
dan segala fasilitas penunjangnya yang merupakan daerah bukan
publik tempat setiap orang, barang, dan kendaraaan yang akan
memasukinya wajib melalu pemeriksaan keamanan dan/atau
memiliki izin khusus. ( Keputusan Menteri Perhubungan KM No
47 tahun 2002 ).
2. KAWASAN LANDSIDE
A. Pengertian kawasan landside (sisi darat).
Sisi Darat suatu bandar udara adalah wilayah bandar udara yang
tidak langsung berhubungan dengan kegiatan operasi penerbangan.
1. AIRSIDE
Berdasarkan KM 47 tahun 2002 tentang sertifikasi Operasi
Bandar Udara, disebutkan item-item fasilitas yang ada pada Sisi
Udara meliputi:
Gambar 1. runway
3. Runway berpotongan
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat
angin yang relative kuat (prevalling Wind ) bertiup lebih
dari satu arah, sehingga mengakibatkan angin sisi ( Cross
Wind ) yang terjadi berlebihan dan lebih besar
daripada Presmisible Crosswind, serta akan berbahaya
apabila dibuat hanya satu Runway saja. Kapasitas
dua Runway tergantung pada letak perpotongannya
(misal ditengah atau dekat ujung), makin jauh letak titik
potong dari ujung lepas landas Runway dan ambang
pendaratan ( threshold ) kapasitasnya semakin rendah.
Bila angin yang bertiup sangat kuat maka ada
kemungkinan hanya satu Runway yang dapat
4. Runway-v terbuka
Adalah Runway yang terbentu dengan arah yang
memencar ( divergen ) tetapi tidak berpotongan.
Dioperasikan bila pada angin yang bertiup dari satu arah
tertentu menghasilkan Crosswing pada salah
satu Runway yang lebih besar daripada Permessible
Crosswind, bial angina bertiup lemah maka kedua
Runway dapat dipergunakan.
Gambar 3. Taxiway
3. Pararel taxiway
Adalah Taxiway yang sejajar dengan Runway dan
menghubungkanTaxiway biasa dengan Apron, yang
panjangnya sama maupun kurang dari panjang Runway.
4. Apron taxiway
Adalah Taxiway yang terletak didekat Apron yang
dibedakan atas dua jenis yaitu : yang terletak dekat
Apron sebagai jalan pintas pesawat dari Apron ketempat
pesawat akan diparkir dan Taxilane yaitu bagian dari
Apron yang diperuntukkan bagi jalan hubung ke areal
parkir.
5. Cross taxiway
Adalah Taxiway yang berfungsi untuk menghubungkan
2 ( dua ) Runwayyang berdekatan sehingga pemanfaatan
kedua Runway dapat dilakukan secara optimal. Jenis
Taxiway ini biasanya baru diadakan jika memang ada
dua Runway sejajar.
2. Apron Terminal
Adalah Apron yang diperuntukkan bagi manufer
pesawat dan juga parkir pesawat dekat terminal, dan
areal ini merupakan daerah dimana penumpang dapat
naik turun pesawat. Areal ini juga dilengkapi dengan
fasilitas pengisian bahan baker ataupun fasilitas
perawatan kecil.
3. Apron Parkir
Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang
agak terpisah, disini pesawat dapat parkir dalam waktu
yang lebih lama, digunakan selama Crew pesawat
beristirahat atau karena diperlukan perbaikan kecil
terhadap pesawat.
5. Isolated Apron
Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat
yang perlu diamankan, misalnya yang dicurigai
membawa bahan peledak, lokasinya agak diletakkan
jauh dari Apron biasa ataupun dari Bandar udara dan
bangunannya.
Apron Marking.
Disesuaikan SKEP DIRJEN No. SKEP/11/1/2001 tentang
standar marka dan rambu pada daerah pergerakan pesawat
udara di Bandar udara, meliputi:
1. Apron safety line marking
2. Apron lead-in dan lead-out line marking
3. Aircraft stop line marking
4. Apron edge line marking
5. Parking stand number marking
6. Aerobridge safety marking
7. Equipment parking area marking
8. No parking area marking
9. Service road marking
Gambar 8. PAPI
1. PKP-PK
2. Menara kontrol
4. Gedung NDB
1.1. KESIMPULAN
Jadi dari uraian materi yang telah dipaparkan diatas bias kami tarik
kesimpulan bahwa banyak sekali bangunan yang terdapat di suatu
bandara, bangunan tersebut di golongkan menjadi 2 kelompok besar,
yaitu landside & airside yang keduanya memiliki peran dan tugasnya
masing-masing. Semua fasilitas tersebut membantu, mendukung, serta
memperlancar tugas suatu bandara baik secara langsung maupun tidak
langsung.