Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG ( BANDARA)

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD DAMESHA PRADANASWARA ( 4219210138)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2021
A. DEFINISI LAPANGAN TERBANG

Bandar Udara sebagai prasarana pokok sektor transportasi udara dalam


penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara
harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandar udaraan yang
merupakan satu kesatuan dalam tatanan kebandarudaraan nasional. Penataan Bandar
udara harus mempertimbangkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional, keamanan dan
keselamatan operasi penerbangan, perkiraan jasa angkutan udara, pedoman dan standar/
kriteria perencanaan yang berlaku, pengelolaan lingkungan hidup, rencana tata ruang
wilayah, kelayakan ekonomi dan teknis serta pertahanan dan keamanan nasional sehingga
dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi penerbangan yang handal dan
berkemampuan tinggi serta memenuhi standar internasional perencanaan bandar udara
yang diberlakukan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalam rangka
menunjang pembangunan nasional di segala bidang. Bandar Udara merupakan alat
transportasi yang vital bagi hubungan antar pulau maupun antar daerah.
Definisi Lapangan Terbang menurut ilmu teknik sipil yaitu Suatu kumpulan dari
beberapa fasilitas pendukung yang saling berhubungan dan melayani aktivitas
transportasi udara seperti landasan pacu (runway), landasan penghubung (taxiway),
apron, gedung terminal, ATC-tower, dan hanggar Rutinitas dari aktivitas penerbangan
pada lapangan terbang membentuk suatu sistem bandar udara.

B. SISTEM BANDARA

Bandara atau Bandar udara adalah sebuah fasilitas dimana pesawat terbang dapat
menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan
mendarat/lepas landas. Beberapa bandara di dunia memiliki banyak fasilitas yang begitu
kompleks yang saling terintegrasi dengan beberapa transportasi massal. Sebegitu
lengkapnya bandara ini disebut aerocity atau kota udara.
Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang
ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan
pesawat, baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan
penumpang. Namun, seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran
pesawat, maka tidaklah mungkin bagi bandara tempo dulu dapat menampungnya. Atas
dasar itulah suatu bandara harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. bagian-
bagian apa saja yang mutlak diperlukan agar suatu bandara dapat dikatakan bandara
modern – atau paling tidak bandara yang berstandar internasional.
Tujuan dari perencanaan sistem Bandar udara adalah untuk pengembangan
komponen-komponen pendukung utama maupun tambahan dalam bandar udara secara
terarah dan terpadu menurut konsep rencana induk bandar udara.
Rencana induk bandar udara (Airport Masterplan) merupakan pedoman jangka
panjang dalam:
1. Pengembangan fasilitas-fasilitas fisik dari suatu bandar udara.
2. Pengembangan lahan yang terletak di dalam wilayah/kawasan otoritas bandar udara.
3. Penetapan kelayakan ekonomis lapangan terbang.
4. Penetapan jadwal prioritas dan pentahapan bagi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
fisik bandar udara.
5. Penetapan kebutuhan perhubungan darat untuk akses keluar-masuk wilayah bandar
udara.

Bagian-bagian dari bandara adalah sebagai berikut:

1. Terminal
Terminal adalah elemen utama (selain landas pacu) yang mutlak berada di
bandara karena di bangunan inilah calon penumpang pertama kali menginjakkan
kakinya. Di dalam terminal ini, kita dapat membeli tiket, melakukan check-in,
menunggu, dan sebagainya.
Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap terminalnya pun
dapat dibagi lagi menjadi bangunan-bangunan yang lebih kecil yang disebut concourse.
Contohnya, ada tiga buah terminal yang berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta
yaitu terminal 1, 2, dan 3. Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap
terminal.
Jenis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di beberapa bandara.
Terminal ini merupakan bagian yang terpisah dari terminal utama dan hanya
dihubungkan oleh jalan penghubung (misal: jalan bawah tanah). Sehingga pesawat
dapat parkir di setiap sisinya.

Contoh : Terminal Bandara Internasional Kualanamu.

2. Apron
Apron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat parkir untuk
menaikkan/menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Pada bandara
internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong yang menghubungkan antara
pesawat dan terminal. Antara apron dan landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap
yang disebut taxiway.

Contoh : Pesawat sedang berada di apron dan terhubung ke terminal melalui garbarata
3. Taxiway
Jalan rayap (bahasa Inggris: taxiway) adalah jalan penghubung antara landas
pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hanggar), terminal, atau
fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. Sebagian besar jalan rayap mempunyai
permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara
yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput. Bandara-bandara
yang sibuk umumnya membangun jalan rayap berkecepatan tinggi sehingga pesawat
terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu
dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang
bagi pesawat lainnya untuk mendarat.

Contoh gambar Taxiway

4. Air Trafic Cotroller


Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller) adalah penyedia layanan
yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat
terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic
Controller merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah
pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making
separation). Selain tugas separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus
traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan
memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi
cuaca, traffic information, navigation information, dll). ATC adalah rekan dekat seorang
Pilot di samping unit lainnya, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan
penerbangan.
Semua aktivitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat izin
terlebih dahulu melalui ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi,
instruksi, clearance/izin kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan
penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan
memenuhi aturan.

Air Traffic Cotroller

5. Landas Pacu
Tanpa yang satu ini, bisa dipastikan pesawat dapat mendarat/lepas landas dari
dan menuju bandara. Pada awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun
tanah yang dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang
lazim digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun bervariasi
mulai dari yang panjangnya 1000m hingga 5000m lebih.
Sementara ukuran landas pacu di Indonesia sendiri kurang lebih 3200m x 45m.
Dengan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti
Airbus A380. Hanya beberapa bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000m x 60m.
Namun itu cukup wajar mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat
membutuhkan bandara kecil untuk penerbangan perintis.
Ukuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin
tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landas pacu
yang diperlukan.
Contoh : Landas pacu

Yang termasuk dalam komponen pendukung tambahan dalam bandar udara:


1. Hanggar adalah tempat perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan
sesudah melakukan penerbangan.
2. Airport Security and Safety Division atau divisi keamanan dan keselamatan
otoritas bandar udara berwenang untuk menjamin keamanan dan keselamatan
pengguna jasa transportasi udara selama berada di bandar udara.
Faktor-faktor yang memperngaruhi dalam perencanaan bandar udara yaitu:
a. tingkat kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara di daerah pada suatu
negara.
b. pengembangan wilayah/daerah dalam tinjauan aspek ekonomi dan
kepentingan otonomi regional.
c. kepentingan strategis dari pemerintah daerah setempat.
d. kondisi geografis dari daerah setempat.

Dalam perencanaan bandar udara adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
▪ Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/direkomendasikan dalam
perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan
ICAO (International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
▪ Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan
tahunan, peta topografi daerah dan peta aliran angin.
▪ Studi tentang perkiraan prospek eksistensi bandar udara untuk jangka pendek (5
tahun) menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15-20 tahun) berdasarkan
kebutuhan pelayanan transportasi udara.
▪ Kebutuhan pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung pada bandar udara.

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara


Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal Keberangkatan (Departure
Terminal) dan terminal Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas pendukung
lainnya. Terminal keberangkatan (Departure Terminal) adalah Terminal yang mengatur
proses keberangkatan penumpang mulai dari pemesanan tiket penerbangan (seat
reservation), pelayanan barang-barang penumpang, dan pengiriman barang melalui jasa
transportasi udara. Terminal Kedatangan (Arrival Terminal) adalah terminal yang
mengatur proses kedatangan penumpang pesawat terbang menuju bagian pemeriksaan
administratif bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara (Airport Exit facilities)
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan terminal pada bandar
udara/lapangan terbang:
a. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara. Hal ini berpengaruh pada
kapasitas penerimaan dan pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, seperti
perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada terminal bandar udara (ruang tunggu
keberangkatan, Front-counter untuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan barang
(baggage claim) dan koridor terminal).
b. Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara dan pengembangannya.
c. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar udara seperti: kapasitas
tempat parkir kendaraan (parking area), dimensi atau ukuran dari terminal frontage,
dan fasilitas keamanan pada gedung terminal bandar udara.

Pada terminal bandar udara terdapat sistem pelayanan penumpang (passenger


handling system), yaitu sistem yang mengatur kemudahan penumpang dari mulai masuk
terminal hingga naik pesawat terbang (boarding)
.
Tujuan dari sistem pelayanan penumpang ini adalah untuk:
a. Pengaturan akses masuk penumpang ke kawasan bandar udara
b. Pengaturan penumpang dalam proses keberangkatan (departure process) dan proses
kedatangan (arrival process).

Sistem pelayanan penumpang ini terdiri dari:


1. Access interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur
kemudahan penumpang masuk kawasan bandar udara hingga menuju terminal
frontage dan passenger reception service. Fasilitas yang terdapat pada bagian ini
adalah akses keluar-masuk bandar udara dan kawasan parkir.

2. Processing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang melayani
pemesanan tiket, pengurusan barang-barang penumpang (baggage claim) dan
pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan (paspor, visa dsb)

3. Flight Interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur
penumpang menuju ke pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan maupun
untuk proses kedatangan penumpang. Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah
gate (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke pesawat terbang yang
dilengkapi dengan passengers nose).

Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada Bandar udara, yaitu:
A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)

Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan


pengaturan dan pendistribusian kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan
penumpang melalui satu tingkat terminal
Konsep distribusi ini terdiri atas:
1. Konsep Distribusi Linear

Konsep ini merupakan cara konvensional dalam pengaturan letak


pesawat terbang di terminal, yakni posisi pesawat terbang berbaris
memanjang dengan arah ke dalam (nose-in) Konsep ini digunakan untuk
pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 per tahun.
2. Konsep Distribusi Dermaga
Konsep ini mengatur letak pesawat terbang pada sepanjang jalur terminal
secara sejajar dengan arah ke dalam (nose-in). Konsep ini digunakan
untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 –
1.000.000 per tahun.

3. Konsep Distribusi Satelit


Konsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi bagian ujung
terminal (flight interface) dan memberikan kemudahan dalam
mobilitas/manuver pada apron. Konsep ini digunakan untuk pelayanan
penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per tahun.

B. Konsep Distribusi Vertikal (Multilevel Terminal)

Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan tujuan


untuk mendistribusikan aktivitas proses keberangkatan dan kedatangan
melalui beberapa tingkat fasilitas pelayanan terminal.
Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan terminal tergantung pada
jumlah penumpang yang dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat
intensitas penerbangan, dan rancangan induk terminal.
C. SKEMA SISTEM BANDAR UDARA
D. KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

1. Bentang sayap ( Wing Span), jarak antar roda pendarat utama ( wheel thread) dan
Panjang badan (fuselage) dari pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran lebar
landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung (taxiway), jarak antara landasan
pacu dan landasan penghubung
2. Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose gear)
dan wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi perencanaan ukuran
lebar landasan pacu (runway), (taxiway), jarak antara landasan pacu dan landasan
penghubung, dan ukuran segmentasi plat beton untuk perkerasaan apron
3. Berat pesawat rencana rencana mempengaruhi ukuran Panjang landasan pacu yang
diperhitungkan menurut kondisi lepas landas dan pendaratan, ketebalan struktur lapisan
perkerasan pada landasan pacu dan landasan penghubung, serta jenis perkerasan pada
apron.

DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/embed/v1/lapangan-terbang-5907d8c7a5d4c.html

https://old.ft.ummetro.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Bahan-Ajar_Lapangan-
Terbang-LapTer.pdf

Anda mungkin juga menyukai