DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD DAMESHA PRADANASWARA ( 4219210138)
B. SISTEM BANDARA
Bandara atau Bandar udara adalah sebuah fasilitas dimana pesawat terbang dapat
menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan
mendarat/lepas landas. Beberapa bandara di dunia memiliki banyak fasilitas yang begitu
kompleks yang saling terintegrasi dengan beberapa transportasi massal. Sebegitu
lengkapnya bandara ini disebut aerocity atau kota udara.
Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang
ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan
pesawat, baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan
penumpang. Namun, seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran
pesawat, maka tidaklah mungkin bagi bandara tempo dulu dapat menampungnya. Atas
dasar itulah suatu bandara harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. bagian-
bagian apa saja yang mutlak diperlukan agar suatu bandara dapat dikatakan bandara
modern – atau paling tidak bandara yang berstandar internasional.
Tujuan dari perencanaan sistem Bandar udara adalah untuk pengembangan
komponen-komponen pendukung utama maupun tambahan dalam bandar udara secara
terarah dan terpadu menurut konsep rencana induk bandar udara.
Rencana induk bandar udara (Airport Masterplan) merupakan pedoman jangka
panjang dalam:
1. Pengembangan fasilitas-fasilitas fisik dari suatu bandar udara.
2. Pengembangan lahan yang terletak di dalam wilayah/kawasan otoritas bandar udara.
3. Penetapan kelayakan ekonomis lapangan terbang.
4. Penetapan jadwal prioritas dan pentahapan bagi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
fisik bandar udara.
5. Penetapan kebutuhan perhubungan darat untuk akses keluar-masuk wilayah bandar
udara.
1. Terminal
Terminal adalah elemen utama (selain landas pacu) yang mutlak berada di
bandara karena di bangunan inilah calon penumpang pertama kali menginjakkan
kakinya. Di dalam terminal ini, kita dapat membeli tiket, melakukan check-in,
menunggu, dan sebagainya.
Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap terminalnya pun
dapat dibagi lagi menjadi bangunan-bangunan yang lebih kecil yang disebut concourse.
Contohnya, ada tiga buah terminal yang berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta
yaitu terminal 1, 2, dan 3. Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap
terminal.
Jenis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di beberapa bandara.
Terminal ini merupakan bagian yang terpisah dari terminal utama dan hanya
dihubungkan oleh jalan penghubung (misal: jalan bawah tanah). Sehingga pesawat
dapat parkir di setiap sisinya.
2. Apron
Apron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat parkir untuk
menaikkan/menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Pada bandara
internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong yang menghubungkan antara
pesawat dan terminal. Antara apron dan landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap
yang disebut taxiway.
Contoh : Pesawat sedang berada di apron dan terhubung ke terminal melalui garbarata
3. Taxiway
Jalan rayap (bahasa Inggris: taxiway) adalah jalan penghubung antara landas
pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hanggar), terminal, atau
fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. Sebagian besar jalan rayap mempunyai
permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara
yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput. Bandara-bandara
yang sibuk umumnya membangun jalan rayap berkecepatan tinggi sehingga pesawat
terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu
dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang
bagi pesawat lainnya untuk mendarat.
5. Landas Pacu
Tanpa yang satu ini, bisa dipastikan pesawat dapat mendarat/lepas landas dari
dan menuju bandara. Pada awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun
tanah yang dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang
lazim digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun bervariasi
mulai dari yang panjangnya 1000m hingga 5000m lebih.
Sementara ukuran landas pacu di Indonesia sendiri kurang lebih 3200m x 45m.
Dengan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti
Airbus A380. Hanya beberapa bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000m x 60m.
Namun itu cukup wajar mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat
membutuhkan bandara kecil untuk penerbangan perintis.
Ukuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin
tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landas pacu
yang diperlukan.
Contoh : Landas pacu
Dalam perencanaan bandar udara adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
▪ Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/direkomendasikan dalam
perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan
ICAO (International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
▪ Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan
tahunan, peta topografi daerah dan peta aliran angin.
▪ Studi tentang perkiraan prospek eksistensi bandar udara untuk jangka pendek (5
tahun) menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15-20 tahun) berdasarkan
kebutuhan pelayanan transportasi udara.
▪ Kebutuhan pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung pada bandar udara.
2. Processing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang melayani
pemesanan tiket, pengurusan barang-barang penumpang (baggage claim) dan
pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan (paspor, visa dsb)
3. Flight Interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur
penumpang menuju ke pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan maupun
untuk proses kedatangan penumpang. Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah
gate (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke pesawat terbang yang
dilengkapi dengan passengers nose).
Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada Bandar udara, yaitu:
A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)
1. Bentang sayap ( Wing Span), jarak antar roda pendarat utama ( wheel thread) dan
Panjang badan (fuselage) dari pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran lebar
landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung (taxiway), jarak antara landasan
pacu dan landasan penghubung
2. Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose gear)
dan wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi perencanaan ukuran
lebar landasan pacu (runway), (taxiway), jarak antara landasan pacu dan landasan
penghubung, dan ukuran segmentasi plat beton untuk perkerasaan apron
3. Berat pesawat rencana rencana mempengaruhi ukuran Panjang landasan pacu yang
diperhitungkan menurut kondisi lepas landas dan pendaratan, ketebalan struktur lapisan
perkerasan pada landasan pacu dan landasan penghubung, serta jenis perkerasan pada
apron.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/embed/v1/lapangan-terbang-5907d8c7a5d4c.html
https://old.ft.ummetro.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Bahan-Ajar_Lapangan-
Terbang-LapTer.pdf