Anda di halaman 1dari 25

Airport System Bandara

diintegrasikan ke dalam sistem bandara. Setiap bandara tidak beroperasi secara independen,
akan tetapi merupakan bagian dari satu atau lebih jaringan yang menghubungkan bandara lainnya.
Jaringan dan sistem ini dapat didefinisikan baik secara geografis atau operasional. Secara geografis,
misalnya, kita dapat berpikir sebagai berikut: 1. Jaringan Regional yang menghubungkan bandara
yang lebih kecil dengan pusat regional atau pusat nasional sebagai pesawat komuter. 2. Sistem
Metropolitan multi-bandara melayani area metropolitan tunggal. 3. Jaringan Nasional yang
menghubungkan kota-kota besar dalam satu negara. 4. Jaringan Internasional dan Antar Benua,
menghubungkan negara satu dengan lainnya.
Rencana Induk Bandar Udara

(PM 20 Tahun 2014 dan PM 64 tahun 2018


Tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan
Lokasi Bandar Udara)

Pedoman pembangunan dan


pengembangan bandar udara untuk
kegiatan penerbangan dan kegiatan
penunjang penerbangan.

Rencana Induk mencakup: ▪ Seluruh


kebutuhan dan penggunaan tanah (lahan) ▪
Seluruh kebutuhan ruang udara

Penyusunan Rencana Induk


memperhatikan: ▪ Aspek teknis ▪
Pertahanan keamanan ▪ Sosial budaya ▪
Aspek terkait lainnya

RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR


UDARA (RINBU)

MERUPAKAN PEDOMAN DLM:

• Penetapan Lokasi • Penyusunan Rencana


Induk • Pembangunan • Pengoperasian •
Pengembangan Bandara
RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR UDARA (RINBU)

Rencana Induk Nasional Bandar Udara merupakan system perencanaan Kebandarudaraan


nasional yang menggambarkan interdepensi (antar bandar udara saling tergantung dan saling
mendukung yang cakupan pelayanannya bukan berdasar wilayah administrasi/pemerintahan),
interrelasi (antar bandar udara membentuk jaringan antar rute penerbangan yang saling
berhubungan) dan sinergi antar unsur meliputi : SDA, SDM, geografis, potensi wilayah dan hankam
dalam rangka mencapai tujuan nasional

RENCANA INDUK BANDAR UDARA

Rencana Induk (master plan) Bandara biasanya mendefinisikan fasilitas bandara yang dibutuhkan.
Perencanaan diutamakan pada fasilitas, sementara perencanaan strategis mempunyai cakupan yang
lebih luas.

Master Plan bergantung pada perencanaan strategis untuk definisi visi bandara, pelanggan dasarnya
(misalnya: operator pesawat bisnis vs pilot penerbangan umum), dan layanan yang diberikan
(misalnya: penerbangan umum atau kargo), sehingga biasanya master plan terkait dengan rencana
strategis.

RENCANA INDUK BANDAR UDARA

Tujuan umum pembuatan rencana induk bandara adalah Sebagai pedoman bagi pengembangan
bandara di masa mendatang.

Tujuan khusus pembuatan rencana induk bandara adalah Sebagai pedoman bagi: 1. Pengembangan
fisik dan land use 2. Pengembangan lahan di sekitar bandara 3. Penetapan jalan masuk 4. Penetapan
efeknya terhadap lingkungan dari segi konstruksi dan operasi bandara 5. Analisa biaya ekonomi di
masa datang
RENCANA INDUK BANDAR UDARA

Rencana kebijakan dan koordinasi ❑ Tujuan dan sasaran proyek ❑ Membuat program kerja,
jadwal, dan anggaran ❑ Mempersiapkan format evaluasi/keputusan ❑ Mengembangkan proses
koordinasi dan monitoring ❑ Mengembangkan manajemen data dan informasi sistem publik

Rencana ekonomi ❑ Mempersiapkan analisis karakteristik pasar dan random (prakiraan tentang
kegiatan penerbangan) ❑ Menetapkan keuntungan dan biaya yang representatif sehubungan
dengan alternatif pengembangan ❑ Mempersiapkan penilaian dari pengaruh bandara terhadap
areal ekonomi

Rencana fisik meliputi pengembangan: ❑ Tersedianya ruang angkasa (air space) dan air traffic
control ❑ Konfigurasi airfield (termasuk zona pendekatan terminal) ❑ Jaringan sirkulasi, utilitas, dan
komunikasi ❑ Sistem jalan masuk darat ❑ Pola penggunaan lahan keseluruhan

Rencana Lingkungan ❑ Membuat penilaian kondisi lingkungan alam yang berhubungan dengan
areal yang dipengaruhi oleh bandara (kehidupan tumbuhan, binatang, cuaca, topografi, sumber
alam) ❑ Penentuan sikap dan pendapat masyarakat

Rencana Keuangan ❑ Menentukan sumber dana dan batasan-batasannya ❑ Mempersiapkan


kelayakan biaya dari beberapa alternatif pengembangan ❑ Mempersiapkan rencana biaya awal dan
program akhir

PROSES PERENCANAAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA

❑ Mempersiapkan program kerja master plan ❑ Inventarisasi dan dokumentasi dari kondisi yang
ada ❑ Prakiraan kebutuhan lalu lintas udara di masa datang ❑ Penentuan kebutuhan fasilitas dan
pengembangannya dalam waktu yang sama ❑ Mengevaluasi batasan-batasan yang ada dan
potensial yang mungkin muncul ❑ Tujuan dari beberapa keputusan/prioritas yang menyangkut tipe
bandara dan batasannya serta nilai politisnya ❑ Pengembangan dari beberapa konsep/master
planning dengan tujuan sebagai pembanding ❑ Review dan memperlihatkan rencana konsep ❑
Menyeleksi beberapa alternatif yang dapat diterima dan paling efektif

Prakiraan kebutuhan lalu lintas udara di masa datang

Tujuan membuat forecasting: ❑ Menyediakan informasi untuk membuat bandara: rencana fisik &
rencana keuangan ❑ Bukan untuk memprediksi sesuatu yang tidak diketahui di masa mendatang
secara tepat (precise). Hal terpenting untuk perencanaan bandara: ❑ Pergerakan pesawat ❑
Pergerakan penumpang ❑ Barang yang diangkut

Hal terpenting untuk perencanaan bandara 1. Penumpang, barang, surat yang diangkut setiap
tahun dengan kategori yaitu internasional & domestik; terjadwal & tidak terjadwal; kedatangan,
keberangkatan, transit & tranfer. 2. Tipikal jam puncak gerakan pesawat, penumpang, barang, dan
surat yang diangkut dari kategori kedatangan. 3. The average day of busy month, pergerakan
pesawat penumpang, barang & surat yang diangkut 4. Jumlah pesawat penerbangan yang dilayani
bandara beserta rutenya dari kategori domestik dan internasional. 5. Tipe pesawat yang memakai
bandara, jumlah total dari masing-masing tipe utama & rasionya pada jamjam sibuk. 6. Jumlah
pesawat yang parkir di bandara, terjadwal & tidak terjadwal dan oleh penerbangan umum. 7.
Kebutuhan sistem jalan masuk bandara & daerah sekitar. 8. Jumlah pengunjung & pekerja bandara
PEMILIHAN LOKASI BANDAR UDARA 1. Tipe pengembangan lingkungan sekitar (selaras dengan
aktifitas Bandar Udara 2. Kondisi Atmosfir. SMOG dan jarak pandang 3. Kemudahan untuk mendapat
transporast darat lainnya. (fasilitas intermodal) 4. Tersedianya tanah untuk pengembangan.
(perluasan fasilitas eksisting ataupun pembangunan fasilitas baru 5. Adanya lapangan terbang lain
(untuk manuver pendaratan, dan juga dengan memenuhi jarak mionimum antar bandar udara) 6.
Halangan sekeliling. (lapangan terbang bebas halangan / obstruction di bagian approach. 7.
Pertimbangan ekonomi (pemilihan area lokasi, konsekuensi biaya dan dampak ekonomi) 8.
Tersedianya utilitas (air minum, listrik, telekomunikasi, bahan bakar, dan limbah

DEFINISI AERODROME (ANNEX-14)

Area tertentu di darat atau di perairan (termasuk bangunan, instalasi, dan peralatan) yang
disediakan untuk dipakai sebagian atau seluruhnya bagi Pesawat Udara mendarat, lepas landas dan
bergerak di darat (permukaan).

BANDAR UDARA/AIRPORT (UU.1/2009)

Kawasan di daratan dan/atau di perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

DEFINISI

Kebandarudaraan: meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara
(bandara) dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi sebagai bandara dalam menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos.
Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing
pesawat udara. Fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, dan terminal
building untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat.

Aerodrom reference point: Letak geografi suatu aerodrom.

Landing area: Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak
termasuk terminal area.

Landing strip: Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas shoulders dan
runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat terbang

Runway (r/w): Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas dan
mendarat pesawat terbang.

Taxiway (t/w): Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi)
dari runway ke apron atau sebaliknya.

Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu, mengisi
bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun
berdampingan dengan terminal building.

Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan
oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off.
Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off.

Holding bay: Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati


pesawat lainnya saat taxi, atau berhenti saat taxi.

Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat


ujung landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan
terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum
take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum
take off.

Holding bay: Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati


pesawat lainnya saat taxi, atau berhenti saat taxi.

Terminal Building: Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan
penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket, ruang
tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebaginnya.

Turning area: Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunakan oleh pesawat untuk
berputar sebelum take off.

Over run (o/r): Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan
pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) :

Stop way : bagian over run yang lebarnya sama


dengan run way dengan diberi perkerasan tertentu,
dan Clear way: bagian over run yang diperlebar dari
stop way, dan biasanya ditanami rumput.
Fillet: Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runway atau taxiway
untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada.
Shoulders: Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway, taxiway
dan apron.

Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara, terdiri dari Runway, Taxiway, Apron, Fasilitas Obstruction
Restriction, Fasilitas Drainase.

Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara, terdiri dari Terminal Penumpang, Terminal Barang (Kargo),
Bangunan Operasi, Fasilitas Penunjang Bandar Udara. T

FASILITAS SISI UDARA BANDAR UDARA

Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubungan dengan beban struktur, kemampuan


manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi lainnya. ❑ Bahu landasan (shoulder)
yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan
menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat. ❑ Bantal hembusan (blast pad)
adalah suatu daerah yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan
ujung-ujung runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang berulang. ICAO
menetapkan panjang bantal hembusan 100 feet (30 m), namun dari pengalaman untuk pesawat-
pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar panjang bantal
hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar bantal hembusan harus mencakup baik lebar
runway maupun bahu landasan (Horonjeff , 1994). ❑ Daerah aman runway (runway end safety
area) adalah daerah yang bersih tanpa benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan
mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila
disediakan. Daerah ini selain harus mampu untuk mendukung peralatan pemeliharaan dan dalam
keadaan darurat juga harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena sesuatu hal
keluar dari landasan.

Kondisi VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca yang
sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah yang aman dengan
cara-cara visual. Sedangkan kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi penerbangan
apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada dibawah yang ditentukan oleh VFR. Dalam
kondisi-kondisi IFR jarak pisah yang aman di antara pesawat merupakan tanggung jawab petugas
pengendali lalu lintas udara, sementara dalam kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab
penerbang. Jadi dalam kondisi-kondisi VFR, pengendalian lalu lintas udara adalah sangat kecil, dan
pesawat terbang diizinkan terbang atas dasar prinsip “melihat dan dilihat”.
Taxiway adalah bagian dari fasilitas sisi bandar udara yang dibangun untuk jalan keluar masuk
pesawat dari landas pacu maupun sebagai sarana penghubung antara beberapa fasilitas seperti
aircraft parking position taxiline, apron taxiway, dan rapid exit taxiway.
Apron Fasilitas Pelataran parkir pesawat udara (Apron) adalah fasilitas sisi udara yang disediakan
sebagai tempat bagi pesawat saat melakukan kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang,
muatan pos dan kargo dari pesawat, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan
Fasilitas
Obstruction Restriction Fasilitas ini dioperasikan berdasarkan jenis runway yang ada yang dibedakan
menjadi tiga klasifikasi yaitu non-instrument, nonprecision approach, dan precision approach
category. Item fasilitas yang diatur standar teknis opersionalnya meliputi kemiringan dan ketinggian
Conical surface and dimension, ketinggian dan radius inner horizontal, jarak dari threshold, panjang
dan kemiringan (slope) inner approach, panjang dari batas dalam runway, jarak dari threshold yang
dibedakan menjadi bagian pertama, bagian kedua dan bagian horisontal. Ada pula kemiringan
transisi, dan balked landing surface.

Fasilitas Drainase Fasilitas Drainase merupakan salah satu bagian dari fasilitas sisi udara yang
penting untuk memastikan keamanan daerah sisi udara saat terjadinya perubahan cuaca.
Perhitungan drainase sisi udara mengacu pada aturan perhitungan drinase pada umumnya hanya
saja dalam perencanaannya diupayakan agar saluran drainase yang dibuat dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pengoperasian fasilitas yang lain.

Terminal Penumpang adalah bangunan yang disediakan untuk melayani seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh penumpang dari mulai keberangkatan hingga kedatangan. Aspek yang diperhatikan
dalam penilaian kinerja operasional adalah jumlah dan kondisi fasilitas tersebut. Di dalam Terminal
penumpang terbagi 3 (tiga) bagian yang meliputi Keberangkatan , Kedatangan, serta Peralatan
penunjang bandar udara.

TERMINAL PENUMPANG FASILITAS KEBERANGKATAN

Check in counter adalah fasilitas pengurusan tiket pesawat terkait dengan keberangkatan.
Jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara
tersebut. Check in area adalah area yang dibutuhkan untuk menampung check in counter.
Luasannya dipengaruhi oleh jumlah penupang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
Rambu/marka terminal bandar udara adalah pesan dan papan informasi yang digunakan sebagai
penunjuk arah dan pengaturan sirkulasi penumpang di dalam terminal. Pembuatannya mengikuti
tata aturan baku yang merupakan standar internasional. Fasilitas Custom Imigration Quarantina /
CIQ (bandar udara Internasional), Ruang tunggu, Tempat duduk, dan Fasilitas umum lainnya
(toilet, mushola, ruang laktasi dsb) adalah fasilitas yang harus tersedia pada terminal
keberangkatan. Jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah penupang waktu sibuk yang dilayani oleh
bandar udara tersebut. Selain itu pada terminal keberangkatan juga terdapat fasilitas: Hall
keberangkatan dimana hall ini menampung semua kegiatan yang berhubungan dengan
keberangkatan calon penumpang dan dilengkapi dengan Kerb keberangkatan, Ruang tunggu
penumpang, Tempat duduk dan fasilitas umum lainnya sepertiToilet.

TERMINAL PENUMPANG FASILITAS KEDATANGAN

Ruang kedatangan adalah ruangan yang digunakan untuk menampung penumpang yang turun dari
pesawat setelah melakukan perjalanan. Luasannya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk
yang dilayani oleh bandar udara tersebut. Fasilitas ini dilengkapi dengan kerb kedatangan dan
baggage claim area. Baggage Conveyor Belt adalah fasilitas yang digunakan untuk melayani
pengambilan bagasi penumpang. Panjang dan jenisnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu
sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut dan banyaknya bagasi penumpang yang diperkirakan
harus dilayani. Rambu/marka terminal bandar udara, Fasilitas Custom Imigration Quarantine / CIQ
(bandar udara Internasional) dan Fasilitas umum lainnya (toilet telepon dsb) adalah kelengkapan
terminal kedatangan yang harus disediakan yang jumlah dan luasnya dipengaruhi oleh jumlah
penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.

FASILITAS BANGUNAN OPERASI ❑ Gedung Operasional antara lain ; PKP-PK, menara kontrol,
stasiun meteorologi, Gedung NDB, Gedung VOR dan gedung DME. ❑ Bangunan Teknik Penunjang
yang terdiri dari power house dan stasiun bahan bakar merupakan fasilitas yang terkait dengan
jaminan kelangsungan operasional bandar udara dari aspek kelistrikan dan pergerakan pesawat. ❑
Bangunan Administrasi dan Umum terdiri Kantor Bandara, Kantor Keamanan dan Rumah Dinas
Bandara serta bangunan Kantin dan tempat ibadah .

FASILITAS PENUNJANG BANDAR UDARA Jalan dan Parkir kendaraan pengunjung merupakan fasilitas
yang ditujukan untuk mendukung pelayanan terhadap para pengunjung baik calon penumpang
maupun pengunjung non-penumpang, juga termasuk Jembatan, Darinase, Turap dan Pagar serta
Taman. Fasilitas ini juga memberikan layanan keterkaitan intermoda sebagai salah satu upaya
integrasi bandar udara dengan sistem moda transportsi lainnya

Terminal Traffic Control (TCC) merupakan fasilitas pengatur lalu lintas udara dengan berbagai
peralatannya seperti sistem radar dan navigasi.

PERENCANAAN Rw, Tx, Ap dan Perkerasan

RUNWAY Data yang dibutuhkan : • Temperatur • Elevasi • Kemiringan melintang dan memanjang •
Karakteristik pesawat rencana (Panjang runway dan tebal perkerasan runway) • Angin (kekuatan dan
arah angin dominan)

TAXIWAY Data yang dibutuhkan : • Lebar taxiway • Kemiringan taxiway • Lebar taxiway shoulder •
Lebar taxiwat strip • Penentuan taxiwat curve • Penentuan separation distance taxiway

APRON Data yang dibutuhkan : • Gradien / kemiringan permukaan (<= 1%) • Ukuran gate
(konfigurasi pesawat • Jumlah gate (kapasitas runway dan waktu okupansi gate) • Sistem parkir
pesawat • Konsep penanganan penumpang
DRAINASE BANDAR UDARA

Tujuan drainase lapanagn udara dibuat adalah sbb : 1. Mempertahankan daya dukung tanah dgn
mengurangi masuknya air 2. Menjaga agar landasan pacu dan bahu landasan pacu tdk digenangi air
yg dpt membahayakan penerbangan. Pada tahapan perencanaan drainase perlu diperhatikan : 1.
Saluran drainase hrs dibawah muka tanah dan tdk memotong landasan pacu, krn apabila
memerlukan perawatan tdk mengganggu penerbangan 2. Air dari luar wilayah landasan terbang tdk
boleh membebani sistem drainase lapangan terbang

Beberapa syarat yang hrs dipenuhi : 1. Kemiringan runway memanjang mks 1 % 2. Kemiringan
shoulder melintang mks 2,5 – 5 % 3. Kemiringan runway melintang maks 1,5 % 4. Banjir 1 x dlm 10
thn

drainase permukaan Berfungsi untuk menangani air permukaan di sekitar lapangan terbang,
khususnya yang berasal dari hujan.

-drainase bawah permukaan Berfungsi membuang air dari base course, membuang air dari
subgrade di bawah permukaan, serta menerima, mengumpulkan, dan membuang air dari mata air
atau lapisan tembus air. Untuk saluran bawah tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan
pipa terbuat dari metal, beton, PVC,dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari keliling pipa.
Berdasarkan pengalaman, pipa dengan diameter 6 in (15 cm) sudah cukup untuk mengalirkan air
KONFIGURASI BANGUNAN
PENUMPANG

Terminal penumpang dalam bandara


sebagai pertemuan antara sisi darat dan
sisi udara Pemilihan konfigurasi ini dapat
didasari beberapa pertimbangan
diantaranya : Jarak penumpang berjalan,
ketersediaan ruang, dan kapasitas parkir
pesawat pada terminal.
KONFIGURASI BERGERAK / PENGANGKUT (Transporters Configuration)`

Merupakan konsep terminal penumpang yang antara tempat parkir pesawat (apron) dan aktivitas
fungsi pelayanan pesawat diletakkan terpisah dengan bangunan terminal penumpang. Untuk
mengangkut penumpang yang akan naik atau turun pesawat dari dan ke terminal, disediakan
kendaraan khusus (berupa bus atau mobile lounge). Pengaturan penumpang dipusatkan pada
terminal utama dan terdapat fasilitas holding area. Keuntungan: • Kemudahan manuver pesawat •
Pemisahan
aktivitas servis
pesawat (sisi
udara) dengan
aktivitas
bangunan
terminal (sisi
darat) sangat
jelas •
Mengurangi jarak
jalan kaki
penumpang yang
terlalu jauh • Biaya modal rendah karena penggunaan tata ruang efisien Kerugian • Biaya
operasional dan maintenance bus yang cukup tinggi

CENTRALIZED AND DISPERSED

Terminal penumpang dengan konsep centralized (terpusat) menyediakan satu titik akses antar
terminal dan memudahkan akses ke kereta api dan transportasi umum lainnya Contoh : Design for
the new Second Bangkok International Airport Disebut juga dengan konsep “unit terminal” Dua
atau lebih bangunan yang terpisah, masing-masing berisi maskapai tunggal atau kelompok
penerbangan yang memiliki akses langsung ke transportasi darat Contoh: New York/Newark
Kerugian • Perpindahan antar terminal yang rumit • Menghambat pertumbuhan maskapai
penerbangan di
Bandara tersebut •
Sulit untuk memiliki
stasiun kereta api
pusat yang nyaman
bagi semua
penumpang

PERSYARATAN SISTEM UNTUK BANGUNAN BANDARA

KEBUTUHAN PENUMPANG

1. Domestik atau perjalanan antar kota, dimana tidak dibutuhkan paspor atau kontrol khusus 2.
Perjalanan internasional yang membutuhkan kontrol dari pemerintahan 3. Perjalanan bisnis dan
komersial penting lainnya, secara umum lebih mudah perjalanannya, dengan bagasi yang sedikit,
namun membutuhkan fasilitas spesial seperti lounge mewah 4. Perjalanan bisnis dan komersial
penting lainnya, secara umum lebih mudah perjalanannya, dengan bagasi yang sedikit, namun
membutuhkan fasilitas spesial seperti lounge mewah 5. Transit, penumpang yang berada di bandara
hanya untuk bertransit dari penerbangan satu ke penerbangan lainnya menuju bandara tujuan

KEBUTUHAN PENUMPANG (NON TRANSIT)

1. Transportasi darat di bandara 2. Fasilitas Check-in 3. Keamanan dan jaminan ruang bebas lainnya
4. Jalur yang mudah antara landasan di daratan menuju pesawat 5. Ruang tunggu penumpang 6.
Servis komersial (ex: tempat makan, berbelanja, dll) 7. Tempat pengambilan bagasi

KEBUTUHAN OPERATOR

Umumnya, pada saat pelaksanaannya operator bandara bersikeras mengendalikan biaya dari
bangunan penumpang bandara. Secara rutin mereka merevisi kembali lingkup proyekproyek merka
atau meniadakan berbagai fungsi (sontohnya Bandara Internasional Kuala Lumpur meniadakan area
berbelanja). Operator bandara yang sudah berpengalaman yang mengharapkan untuk berada dalam
bisnis dalam jangka waktu panjang akan berpikir tentang biaya keseluruhan dari bangunan
penumpang. Operator bandara dengan visi akan menegaskan fasilitas tersebut untuk bernilai
ekonomis: - Pengembangan - Penyesuaian dengan kondisi operasi yang berbeda Perspektif pemilik
bandara dan operator bersikeras bahwa konfigurasi bangunan penumpang bandara memungkinkan
untuk dapat digunakan di masa depan

KEBUTUHAN RETAIL

Lokasi yang strategis mempengaruhi keberhasilan ritel yang mencari incaran ritel biasanya berada di
lokasi pintu masuk, pintu keluar dan di lokasi menunggu hal tersebut agar menarik perhatian
konsumen, para pelancong biasanya terburu-buru untuk sampai ke gerbang masuk, untuk melihat
apakah mereka bisa mendapatkan pada penerbangan jam berikutnya. Orang
yang menunggu sekitar, mencari hal-hal yang harus dilakukan dan siap untuk
menanggapi keinginan, yang terbaik untuk toko bandara. namun daerah ritel
tidak hanya harus dalam semacam daerah pusat, tetapi juga dapat
mengumumkan sendiri

KEBUTUHAN PEMERINTAH

Pemerintah nasional sering kali menginginkan bandara sebagai pintu gerbang yang monumental di
negara mereka. Pemilik bandara mengadakan kompetisi internasional untuk memilih arsitek dengan
desain terbaik. Contohnya : • Bandara Stansted London – Sir Norman Foster menciptakan sebuah
kotak kaca tembus pandang yang terbebani oleh jembatan udara dan dirancang hingga ke detail
bentuk loket masuk • Bandara Internasional Kuala Lumpur – Dr. Mahathir, Presiden Malaysia,
menyetujui dan membuka bandara untuk Commonwealth Games pada 1998 • Bandara Dulles
Washington – Pemerintah Amerika membangun pintu gerbang nasional berdasarkan desain yang
dibuat oleh Eero Saarinen

Lembaga pemerintah memiliki saham sangat kuat di bandara setiap kali itu adalah pelabuhan
internasional masuk, dan menyediakan perbatasan kontrol dan bea cukai layanan Pemerintah sering
mengeluarkan persyaratan kadang persyaratan ini sangat menyulitkan desainmembangun, dan
mungkin menghalangi pengaturan lebih efisien yang Bandaraoperator dapat mengembangkan
layanan domestik. Negosiasi dengan instansi pemerintah bisa sangat berbeda dari berurusan dengan
para pemangku kepentingan lain seperti perusahaan penerbangan, wisatawan, dan pengecer
STANDAR KINERJA BANDAR UDARA

KAPASITAS DARI BANGUNAN BANDARA PENUMPANG

❑ Tingkat Layanan (Levels of Service, LOS) ❑ Kualitas Pelayanan (Quality of Service) ❑ Waktu
Tinggal (Dwell Time) ❑ Arus standar (Flow Standards)

Statis: Storage Potential of Facility (Penyimpanan potensial dari Fasilitas).

Dinamis: Ability of Facility to Process Flows (Kemampuan fasilitas dari proses arus). Kapasitas
dinamis dapat berupa: ❑ Berkelanjutan: Maksimum aliran selama periode yang signifikan, yakni:
masa kedatangan pagi. ❑ Maksimum: arus maksimum untuk jangka waktu singkat.

Dari teori antrian: Ruang lebih banyak, Layanan => Penundaan berkurang

Desain untuk arus dinamis adalah: Tradeoff antara penundaan (waktu tundaan yang diestimasikan)
dan biaya layanan, ruang

TINGKAT LAYANAN (LEVELS OF SERVICE, LOS)


WAKTU TINGGAL (DWELL TIME)

Menentukan kapasitas setiap ruang atau proses Konsep dasar: sumber masalah utama Dwelll time
adalah waktu rata-rata seseorang dalam ruang atau proses Ketika seseorang meninggalkan ruang
maka dapat digantikan oleh orang lain Jika pengunjung bergerak lebih cepat : ❑ Dwell time lebih
pendek ❑ Lebih banyak pergantian, dapat menggunakan ruang di setiap periode WAKTU TINGGAL
(DWELL TIME)

Space Required, sq. meters = (Load, pers./hour) (Std, sq.m./person) (Dwell time, hours) =
(Persons/Time) (Area/Person) (Time) = Area

Example: What space is required for passport inspection of 2000 passengers per hour when
maximum wait is 20 minutes? Space Needed = 2000 (1) (1/3) = 667 sq. m.
ARUS STANDAR (FLOW STANDARDS)

CONTOH PERHITUNGAN

Two Factors

1. Space per Person e.g.: 1.9 sq. m. per person for LOS = C

2. Walking Speed e.g.: 66 meters/min = 4 km/hour = > Low Dwell Time = > High Capacity

Example: Capacity of Corridor, 5m. wide, 20m. Long, and Dwell time = 0.01 hour Recommended
Load, persons per hour = (5) (20) / (1.9) (0.01) = 5,000 persons/hour

People mover adalah istilah umum untuk alat yang digunakan dalam membantu transportasi orang
secara horizontal dalam jarak yang relatif dekat, mencapai 1,5 – 3 km (1-2 mil). People mover sering
juga sebagai elevator horizontal atau APM (automated people mover)

• People mover memiliki fungsi yang penting dalam disain bandara, karena mampu menyebarkan
aktivitas dalam dalam bandara. • People mover memungkinkan bandara di rancang dengan desain
midfield concourse (bandara dengan sub-terminal yang terpisah). • Hal yang perlu diperhatikan
ketika mendesain adalah, apakah people mover benar-benar diperlukan, karena biaya
pembangunannya cukup mahal (untuk bandara besar mencapai $845 juta pada 2001)
Karakteristik Dasar People Mover

Otomatis, dioperasikan tanpa operator seperti elevator modern pada umumnya • Di desain untuk
mengangkut orang dan koper bawaan • Memiliki jalur khusus tersendiri • Pada umumnya beroperasi
layaknya kereta yang terdiri dari 1 hingga 3 gerbong • Beroperasi secara horizontal (kecuali pada
KLIA yang beroperasi pada lorong (tunnel) yang berada di bawah taxiway)

Anda mungkin juga menyukai