Tim Pengajar
gaya menahan
Faktor Keamanan =
gaya menggerakkan
yaitu :
FK =
d
dimana :
FK = faktor keamanan
= tahanan geser yang dikerahkan oleh tanah
d = tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor
Teori Analisa Stabilitas Lereng
= c + . tan
dimana :
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah
d = cd + . tan d
dimana :
cd = kohesi tanah yang dibutuhkan untuk keseimbangan
d = sudut geser dalam tanah yang dibutuhkan untuk keseimbangan
Teori Analisa Stabilitas Lereng
sehingga :
c + . tan
FK =
c d + . tan d
c tan
FK c = dan FK =
cd tan d
dimana :
FKc = faktor keamanan komponen kohesi
FK = faktor keamanan komponen gesekan
FK 1,2
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan
Lereng tak terhingga dengan sudut lereng (a) 25o , dengan tebal (H) =3 m, g tanah =
1,6 t/m3, c = 0,7 t/m2 dan q = 10o, tinjau pada bidang dengan lebar (b) = 1 m.
Menghitung berat tanah pada bidang dengan b = 1 m
W = g. H. (1 /cos 25) .1 = 1,6. 3. 1,1. 1 = 4,82 ton
Na = W cos 25 = 4,8 ton → = Na / A = 4,8 ton/ ( 1,1. 1) m2 = 4,36 t/m2
Ta = W sin 25 = 2,03 ton
Tahanan tanah () = c + tan q
= 0,7 + 4,36 tan 10 = 1,46 t/m2
Tr = . A = 1,46 t/m2. ( 1,1 m. 1 m)
Tr = 1,61 ton
Tr < Ta ( lereng akan longsor)
Pada lereng dianggap tidak
terdapat aliran air tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan
Lereng tak terhingga dengan sudut lereng (a) 25o , dengan tebal (H) =3 m, g tanah =
1,6 t/m3, c = 0,7 t/m2 dan q = 10o, tinjau pada bidang dengan lebar (b) = 1 m.
Untuk aman, lereng dicari H critis : bahwa Ta = Tr = 1,61 ton
Ta = W. sin 25 = 1,61 ton → W = Ta/ sin 25 = 3,81 ton
W = g. H. (1 /cos 25) .1 = 1,6. H. 1,1. 1 = 3,81 ton
3,81 ton = 1,76 H (ton/m)
H = 3,81 ton/ 1,76 (ton/m)
H = 2,16 m, dibuat H = 2 m ( akan aman)
Lereng pada gambar di atas akan ditentukan faktor keamanannya pada bidang
longsor AB
dan
Na
= = gH cos2 a
(b / cosa )(1)
Ta
= = gH cosa . sin a
(b / cosa )(1)
Reaksi akibat gaya berat W adalah gaya P yang besarnya sama dengan W,
tapi arahnya berlawanan
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan
c tan
FK = +
gH . cos2 a . tan a tan a
dimana :
FK = faktor keamanan
c = kohesi tanah
= sudut geser dalam tanah
a = sudut kemiringan lereng
g = berat isi tanah
H = ketebalan / kedalaman lereng
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan
tan
FK =
tan a
Untuk kondisi kritis pada pada tanah yang mempunyai kohesi c dan sudut
geser dalam , adalah :
FK = 1
sehingga :
c
H cr =
g . cos2 a (tan a − tan )
dimana :
Hcr = kedalaman maksimal dimana lereng dalam kondisi kritis akan longsor
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan
Gambar di bawah memperlihatkan suatu lereng tak terhingga dengan kemiringan lereng
sebesar a, dimana muka air rembesan dianggap terdapat pada permukaan tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan
dimana :
= tegangan normal
’ = tegangan normal efektif
u = tekanan air pori
W = gsat.b.H.(1)
Reaksi akibat gaya berat W adalah gaya P yang besarnya sama dengan W, tapi
arahnya berlawanan
Nr
= = g sat . H cos2 a
(b / cosa )(1)
Untuk memelihara kondisi seimbang, gaya geser yang bekerja pada bidang AB
dapat ditulis :
d = cd + ( − u ). tan d
dimana :
u = g w .H . cos2 a
dimana :
u = tekanan air pori
gw = berat isi air
H = ketebalan/ kedalaman lereng
a = sudut kemiringan lereng
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan
dimana :
FK = faktor keamanan
c = kohesi tanah
c g '. tan
FK = + = sudut geser dalam tanah
g sat .H . cos2 a . tan a g sat . tan a a = sudut kemiringan lereng
H = ketebalan lereng
gsat = berat isi jenuh tanah
g’ = berat isi efektif tanah
g’ = gsat - gw
dimana :
gw = berat isi air
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas
W = 1 / 2 . H .CB.g .(1)
H H
=1 / 2 . H .g −
tan a tan b
sin( b − a )
W = 1 / 2 .g .H 2
sin b . sin a
dimana :
W = berat tanah di atas bidang longsor
a = sudut longsor terhadap horizontal
b = sudut lereng tanah
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas
sin( b − a ) sin( b − a )
N a = W . cosa =1 / 2.g .H 2 cosa Ta = W .sin a =1 / 2.g .H 2 sin a
sin b .sin a sin b .sin a
Na
= =
Ta
AB (1) AB (1)
Na Ta
= =
H H
sin a sin a
sin( b − a ) sin( b − a )
=1 / 2.g .H cosa . sin a =1 / 2.g .H
sin b . sin a sin b . sin a
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas
d = cd + . tan d
sin( b − a )
= cd + 1 / 2.g .H cosa . sin a . tan d
sin b . sin a
Untuk kondisi keseimbangan kritis, didapat tinggi maksimum dari lereng adalah :
4c sin b . cos
H cr =
g 1 − cos(b − )
dimana :
Hcr = tinggi maksimum lereng
c = kohesi tanah
= sudut geser dalam tanah
g = berat isi tanah
b = sudut lereng tanah
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Mr
FK =
Md
FK = faktor keamanan
Mr = jumlah momen yang menahan
Md = jumlah momen yang menggerakkan
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan , = 0
Mr = R.c.LAC
Md = W.y W = g . ( luas bidang ABC ) . ( 1 )
• W1 = ( luas EFCB ) . g . ( 1 )
• W2 = ( luas AEFD ) . g . ( 1 )
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan , = 0
dimana :
y1 = jarak dari pusat W1 terhadap O
y2 = jarak dari pusat W2 terhadap O
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan , = 0
Mr = cd . LAEB . R
= c d . R2 . a
dimana :
Mr = jumlah momen yang menahan
R = jari-jari lingkaran
a = sudut di O ( seperti yang ditunjukkan gambar di atas ) ( dalam radial )
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan , = 0
sehingga :
c.R 2 .a
FK =
W1. y1 − W2 . y2
Menurut Terzaghi,
Cd = g.H.m atau
Bidang longsor kritis akan terjadi bila bidang longsor yang mempunyai rasio Cu dan Cd adalah
minimum, dengan kata lain harga Cd adalah maksimum.Untuk mendapatkan bidang gelincir
yang kritis, kita dapat membuat sejumlah percobaan dengan bidang gelincir yang berbeda-beda
sehingga mendapatkan Angka keamanan paling kecil, paling kritis.
Fellenius menyelidiki masalah lingkaran ujung dasar talud yang kritis dengan b
< 53o. Letak titik pusat lingkaran ujung dasar talud kritis dapat ditentukan
dengan menggunakan gambar dibawah ini :
Catatan : DLn diatas dapat diperkirakan sama dengan (bn / cos an) dengan bn
= lebar potongan nomor n
Penyelesaian :
Massa yang longsor dibagi menjadi tujuh irisan.
Perhitingan yang lain ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Irisan Wn an DLn Wn sin an Wn cos an
sin an cos an
N0 (KN/m) (deg) (m) (KN/m) (KN/m)
Irisan Irisan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
6 268,8 0 0 1 4 0 268,8
momen penahan
SF =
momen penggerak , tidak mencukupi,
sama (1)
1) Dengan mengurangi
tanah pada puncak lereng
O
O G
G
menambah momen penahan dg
sama (1) dan (2)
membenani kaki lereng dg tanah