Anda di halaman 1dari 48

Stabilitas Lereng

Tim Pengajar

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Jakarta
Lereng
suatu permukaan yang menghubungkan antara permukaan
tanah yang lebih tinggi ke permukaan tanah yang lebih rendah

Pada tempat dimana terdapat dua permukaan tanah


yang berbeda ketinggiannya

akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong sehingga


tanah yang lebih tinggi kedudukannya cenderung bergerak
ke arah bawah.

disamping gaya yang mendorong ke bawah, terdapat pula


gaya-gaya dalam tanah yang bekerja menahan/ melawan
sehingga kedudukan tanah tersebut tetap stabil.
Lereng

Gaya-gaya pendorong yang berupa :


• gaya berat
menyebabkan kelongsoran
• gaya muatan

Gaya-gaya penahan berupa :


• gesekan
kekuatan geser tanah
• lekatan dari kohesi tanah
Lereng

Lereng dapat dibagi atas dua type yaitu :


• Lereng tak berhingga
• Lereng terbatas / lereng berhingga
Stabilitas Lereng

Gaya-gaya gravitasi dan rembesan cenderung menyebabkan


ketidakstabilan pada lereng.
Type keruntuhan lereng yang paling penting adalah :
Teori Analisa Stabilitas Lereng

Dalam menganalisa stabilitas lereng digunakan metode Keseimbangan Batas


( Limiting Equilibrium ).

Anggapan-anggapan yang digunakan dalam analisa stabilitas lereng antara lain :

• Kelongsorang yang terjadi di sepanjang permukaan bidang longsor


tertentu dan dapat dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi

• Masa tanah yang longsor dianggap berupa benda yang masif


• Tahanan geser dari masa tanah pada setiap titik sepanjang bidang
longsor tidak tergantung dari orientasi permukaan longsoran atau kuat
geser tanah isotropis

• Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser rata-


rata sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah
rata-rata sepanjang permukaan longsoran
Teori Analisa Stabilitas Lereng

gaya menahan
Faktor Keamanan =
gaya menggerakkan

yaitu :


FK =
d

dimana :
FK = faktor keamanan
 = tahanan geser yang dikerahkan oleh tanah
d = tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor
Teori Analisa Stabilitas Lereng

Menurut Mohr – Coulomb :

 = c +  . tan 
dimana :
c = kohesi tanah
 = tegangan normal
 = sudut geser dalam tanah

Dengan cara yang sama :

 d = cd +  . tan d
dimana :
cd = kohesi tanah yang dibutuhkan untuk keseimbangan
d = sudut geser dalam tanah yang dibutuhkan untuk keseimbangan
Teori Analisa Stabilitas Lereng

sehingga :

c +  . tan 
FK =
c d +  . tan  d

atau dapat dinyatakan :

c tan 
FK c = dan FK =
cd tan  d

dimana :
FKc = faktor keamanan komponen kohesi
FK = faktor keamanan komponen gesekan
FK  1,2
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Lereng tak terhingga ( infinite slope )


mempunyai panjang yang sangat lebih besar dibanding
dengan kedalamannya.

Pada lereng dianggap tidak


terdapat aliran air tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Lereng tak terhingga dengan sudut lereng (a) 25o , dengan tebal (H) =3 m, g tanah =
1,6 t/m3, c = 0,7 t/m2 dan q = 10o, tinjau pada bidang dengan lebar (b) = 1 m.
Menghitung berat tanah pada bidang dengan b = 1 m
W = g. H. (1 /cos 25) .1 = 1,6. 3. 1,1. 1 = 4,82 ton
Na = W cos 25 = 4,8 ton →  = Na / A = 4,8 ton/ ( 1,1. 1) m2 = 4,36 t/m2
Ta = W sin 25 = 2,03 ton
Tahanan tanah () = c +  tan q
= 0,7 + 4,36 tan 10 = 1,46 t/m2
Tr = . A = 1,46 t/m2. ( 1,1 m. 1 m)
Tr = 1,61 ton
Tr < Ta ( lereng akan longsor)
Pada lereng dianggap tidak
terdapat aliran air tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Lereng tak terhingga dengan sudut lereng (a) 25o , dengan tebal (H) =3 m, g tanah =
1,6 t/m3, c = 0,7 t/m2 dan q = 10o, tinjau pada bidang dengan lebar (b) = 1 m.
Untuk aman, lereng dicari H critis : bahwa Ta = Tr = 1,61 ton
Ta = W. sin 25 = 1,61 ton → W = Ta/ sin 25 = 3,81 ton
W = g. H. (1 /cos 25) .1 = 1,6. H. 1,1. 1 = 3,81 ton
3,81 ton = 1,76 H (ton/m)
H = 3,81 ton/ 1,76 (ton/m)
H = 2,16 m, dibuat H = 2 m ( akan aman)

Pada lereng dianggap tidak


terdapat aliran air tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Lereng pada gambar di atas akan ditentukan faktor keamanannya pada bidang
longsor AB

Berat elemen tanah PQTS adalah :


W = g.b.H.(1)

W dapat diuraikan menjadi :

Na = W. cos a = g.b.H. cos a

dan

Ta = W. sin a = g.b.H. sin a


Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Tegangan normal  pada bidang AB per satuan lebar, adalah :

Na
= = gH cos2 a
(b / cosa )(1)

Gaya geser  pada bidang AB per satuan lebar, adalah :

Ta
= = gH cosa . sin a
(b / cosa )(1)

Reaksi akibat gaya berat W adalah gaya P yang besarnya sama dengan W,
tapi arahnya berlawanan
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

P dapat diuraikan menjadi :


• Nr = P. cos a = W. cos a = g.b.H. cos a
• Tr = P. sin a = W. sin a = g.b.H. sin a

Dari substitusi persamaan-persamaan di atas, diperoleh :

c tan 
FK = +
gH . cos2 a . tan a tan a

dimana :
FK = faktor keamanan
c = kohesi tanah
 = sudut geser dalam tanah
a = sudut kemiringan lereng
g = berat isi tanah
H = ketebalan / kedalaman lereng
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Tanpa Rembesan

Untuk kondisi pada tanah granular ( c = 0 ), maka :

tan 
FK =
tan a

Untuk kondisi kritis pada pada tanah yang mempunyai kohesi c dan sudut
geser dalam , adalah :
FK = 1
sehingga :

c
H cr =
g . cos2 a (tan a − tan  )

dimana :
Hcr = kedalaman maksimal dimana lereng dalam kondisi kritis akan longsor
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan
Gambar di bawah memperlihatkan suatu lereng tak terhingga dengan kemiringan lereng
sebesar a, dimana muka air rembesan dianggap terdapat pada permukaan tanah.
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan

Dengan adanya pengaruh air, kuat geser tanah menjadi :

 = c + ( − u ) . tan  atau  = c +  ' . tan 

dimana :
 = tegangan normal
’ = tegangan normal efektif
u = tekanan air pori

Berat elemen tanah pada elemen PQTS adalah :

W = gsat.b.H.(1)

W dapat diuraikan menjadi :


• Na = W. cos a = gsat.b.H. cos a
• Ta = W. sin a = gsat.b.H. sin a
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan

Reaksi akibat gaya berat W adalah gaya P yang besarnya sama dengan W, tapi
arahnya berlawanan

P dapat diuraikan menjadi :


• Nr = P. cos a = W. cos a = gsat.b.H. cos a
• Tr = P. sin a = W. sin a = gsat.b.H. sin a

Tegangan normal total  pada bidang AB per satuan lebar, adalah :

Nr
= = g sat . H cos2 a
(b / cosa )(1)

Gaya geser  pada bidang AB per satuan lebar, adalah :


Tr
d = = g . H cosa .sin a
(b / cosa )(1) sat
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan

Untuk memelihara kondisi seimbang, gaya geser yang bekerja pada bidang AB
dapat ditulis :

 d = cd + ( − u ). tan d

dimana :

u = g w .H . cos2 a

dimana :
u = tekanan air pori
gw = berat isi air
H = ketebalan/ kedalaman lereng
a = sudut kemiringan lereng
Analisa Stabilitas Lereng Tak Terhingga Dengan Rembesan

Dan dari substitusi persamaan di atas, didapat :

dimana :
FK = faktor keamanan
c = kohesi tanah
c g '. tan 
FK = +  = sudut geser dalam tanah
g sat .H . cos2 a . tan a g sat . tan a a = sudut kemiringan lereng
H = ketebalan lereng
gsat = berat isi jenuh tanah
g’ = berat isi efektif tanah

g’ = gsat - gw

dimana :
gw = berat isi air
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Gambar di bawah memperlihatkan suatu lereng terbatas. Bila kita ingin


menganalisa suatu lereng dengan tinggi terbatas yang berada pada tanah
yang homogen.
V = Luas ABC x 1 m = ½ * H * CB * 1
CB = C’B’ = AB’ – AC’ = (H/tan a) - (H/tan b) = H ( 1/tan a - 1/tan b)
Tan a = (H/AB’) → AB’ = (H/tan a)
Tan b = (H/AC’) → AC’ = (H/tan b)
W = V. g
Na?
Ta ?
L = -→ sin a = H /L
L = H/sin a
 C’ B’
=c +  tan q
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Kita perlu mengasumsikan bentuk dari potensi bidang longsor.

Culman ( 1875 ) memperkirakan bidang longsor sebagai bidang yang


rata, walaupun ada bukti bahwa kelongsoran lereng biasanya terjadi
dengan permukaan bidang yang lengkung.

Analisa lereng terbatas didasarkan pada anggapan bahwa


kelongsoran terjadi sepanjang bidang, bila tegangan geser rata-
rata yang dapat menyebabkan kelongsoran lebih besar dari
kekuatan geser tanah
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Berat masa tanah yang akan longsor adalah W

W = 1 / 2 . H .CB.g .(1)
 H H 
=1 / 2 . H .g  − 
 tan a tan b 

 sin( b − a ) 
W = 1 / 2 .g .H 2  
 sin b . sin a 

dimana :
W = berat tanah di atas bidang longsor
a = sudut longsor terhadap horizontal
b = sudut lereng tanah
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Na = komponen yang tegak lurus bidang Ta = komponen yang sejajar bidang

 sin( b − a )   sin( b − a ) 
N a = W . cosa =1 / 2.g .H 2   cosa Ta = W .sin a =1 / 2.g .H 2   sin a
 sin b .sin a   sin b .sin a 

 = tegangan normal rata-rata  = tegangan geser rata-rata

Na
= =
Ta
AB (1) AB (1)
Na Ta
= =
 H   H 
   
 sin a   sin a 
 sin( b − a )   sin( b − a ) 
=1 / 2.g .H   cosa . sin a =1 / 2.g .H  
 sin b . sin a   sin b . sin a 
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Tegangan geser perlawanan rata-rata yang terbentuk sepanjang bidang


AB, dapat dinyatakan sebagai berikut :

 d = cd +  . tan d
 sin( b − a ) 
= cd + 1 / 2.g .H   cosa . sin a . tan d
 sin b . sin a 

Dari substitusi persamaan di atas, didapat :

 sin( b − a ).(sin a − cosa . tan  d ) 


c d = 1 / 2.g .H  
 sin b 
Analisa Stabilitas Lereng Terbatas

Untuk kondisi keseimbangan kritis, didapat tinggi maksimum dari lereng adalah :

4c  sin b . cos 
H cr =
g 1 − cos(b −  ) 

dimana :
Hcr = tinggi maksimum lereng
c = kohesi tanah
 = sudut geser dalam tanah
g = berat isi tanah
b = sudut lereng tanah
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran

Pengamatan longsor yang dilakukan Collin ( 1846 ) :

Kebanyakan peristiwa longsoran tanah terjadi dengan bentuk bidang


longsor yang berupa lengkungan

Untuk tanah kohesif : keruntuhan lereng terjadi karena bertambahnya


kadar air tanah

Kelongsoran : terjadi karena tidak tersedianya


kuat geser tanah yang cukup untuk menahan
tanah longsor ke bawah, pada bidang longsornya
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran

Bentuk-bentuk bidang longsor


Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan

Mr
FK =
Md

FK = faktor keamanan
Mr = jumlah momen yang menahan
Md = jumlah momen yang menggerakkan
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan ,  = 0

Mr = R.c.LAC
Md = W.y W = g . ( luas bidang ABC ) . ( 1 )

Mr = jumlah momen yang menahan


R = jari-jari lingkaran bidang longsor yang ditinjau
c = kohesi
LAC = panjang bagian lingkaran AC
Md = jumlah momen yang menggerakkan
W = berat masa tanah
y = jarak pusat berat W terhadap O
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan ,  = 0

Komponen berat adalah


W1 dan W2

• W1 = ( luas EFCB ) . g . ( 1 )
• W2 = ( luas AEFD ) . g . ( 1 )
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan ,  = 0

Kelongsoran lereng terjadi pada masa tanah seberat ( W1 + W2 ) ,


dengan bidang lonsor berupa bidang lingkaran dengan pusat O

Jumlah momen yang menggerakkan adalah akibat berat W1 dan W2 ,


yaitu :
Md = W1 . y1 – W2 . y2

dimana :
y1 = jarak dari pusat W1 terhadap O
y2 = jarak dari pusat W2 terhadap O
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan ,  = 0

Momen yang menahan adalah jumlah perkalian dari komponen


kohesi disepanjang bidang longsornya dengan jarak R, yaitu :

Mr = cd . LAEB . R
= c d . R2 . a

dimana :
Mr = jumlah momen yang menahan
R = jari-jari lingkaran
a = sudut di O ( seperti yang ditunjukkan gambar di atas ) ( dalam radial )
Analisa Stabilitas Lereng Bidang Longsor Lingkaran
Tanah Kohesif tanpa rembesan ,  = 0

sehingga :

c.R 2 .a
FK =
W1. y1 − W2 . y2
Menurut Terzaghi,

Cd = g.H.m atau

Besaran m tidak berdimensi, disebut angka stabilitas. Selanjutnya tinggi


kritis (yaitu Fs = 1) lereng ini dapat kita eveluasi dengan menggantikan
H = Hcr dan Cd = Cu pada persamaan di atas.

Bidang longsor kritis akan terjadi bila bidang longsor yang mempunyai rasio Cu dan Cd adalah
minimum, dengan kata lain harga Cd adalah maksimum.Untuk mendapatkan bidang gelincir
yang kritis, kita dapat membuat sejumlah percobaan dengan bidang gelincir yang berbeda-beda
sehingga mendapatkan Angka keamanan paling kecil, paling kritis.
Fellenius menyelidiki masalah lingkaran ujung dasar talud yang kritis dengan b
< 53o. Letak titik pusat lingkaran ujung dasar talud kritis dapat ditentukan
dengan menggunakan gambar dibawah ini :

Lokasi dan pusat lingkaran ujung dasar talud (toe circle)


dengan b < 53o
Metoda Irisan
Cara-cara analisis stabilitas yang telah dibahas sebelumnya hanya dapat
digunakan bila tanah homgen. Bila tanah tidak homogen dan aliran
rembesan terjadi, cara yang lebih cocok adalah dengan metoda irisan (
method of slices). Tanah yang berada di atas bidang longsor dibagi dalam
beberapa irisan tegak. Lebar dari tiap-tiap irisan boleh dibuat tidak sama.
Perhatikan satu satuan tebal tegak lurus melintang talud. Gaya-gaya pada
irisan tertentu ditunjukkan dalam gambar dibawah nya. Wn adalah berat
tanah dalam irisan, Nr dan Tr adalah komponen tegak dan sejajar dari
reaksi R. Pn dan Pn+1 adalah gaya normal yang bekerja pd sisi-sisi irisan.
Demikian juga gaya geser yang bekerja pada sisi irisan adalah Tn dan Tn+1.
Untuk memudahkan, tegangan air pori dianggap sama dengan nol. Gaya Pn,
Pn+1, Tn dan Tn+1 adalah sulit ditentukan. Tetapi kita dapat membuat
asumsi perkiraan bahwa resultan Pn dan Tn adalah sama besar dengan
resultan Pn+1 dan Tn+1 dan juga garis-garis kerjanya segaris.
Nr = Wn cos an gaya geser
perlawanan dapat dinyatakan sbb :
Tr = d. DLn

Tegangan normal  dalam


persamaan diatas sama dengan :
Untuk keseimbangan blok ABC, momen gaya dorong terhadap titik O adalah sama
dengan momen gaya perlawanan terhadap titik O atau :

Catatan : DLn diatas dapat diperkirakan sama dengan (bn / cos an) dengan bn
= lebar potongan nomor n
Penyelesaian :
Massa yang longsor dibagi menjadi tujuh irisan.
Perhitingan yang lain ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Irisan Wn an DLn Wn sin an Wn cos an
sin an cos an
N0 (KN/m) (deg) (m) (KN/m) (KN/m)

Irisan Irisan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 22,4 70 0,94 0,342 2,924 21,1 7,7

2 294,4 54 0,81 0,588 6,803 238,5 173,1

3 435,2 38 0,616 0,788 5,076 268,1 342,94

4 435,2 24 0,407 0,914 4,376 177,1 397,8

5 390,4 12 0,208 0,978 4,09 81,2 381,1

6 268,8 0 0 1 4 0 268,8

7 66,56 -8 -0,139 0,99 3,232 -9,25 65,9

30,501 776,75 1637,34

( col 6)(c ) + ( Col 8) tan 


Fs = =
 col 7
FS = 1,55
❖ Pemantapan Lereng
Apabila faktor keamanan terhadap gelinciran :

momen penahan
SF =
momen penggerak , tidak mencukupi,

Maka kita dapat meningkatkan dengan :


a) Menambah momen penahan

b) Mengurangi momen penyebab


O G G
O

sama (1)
1) Dengan mengurangi
tanah pada puncak lereng
O
O G

G
menambah momen penahan dg
sama (1) dan (2)
membenani kaki lereng dg tanah

Anda mungkin juga menyukai